Penerapan musik instrumental gamelan campursari terhadap minat dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika kelas X SMK Negeri 1 Kasihan Bantul.

(1)

PENERAPAN MUSIK INSTRUMENTAL GAMELAN

CAMPURSARI TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMK

NEGERI 1 KASIHAN BANTUL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh :

Novian Dwi Antoro

111414107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

2. Santo Yohanes, Malaiakat Rafael dan para leluhurku yang damai Di Surga 3. Orang tua saya Ibu Yuhana Marsiyem dan Bapak Winarto

4. Kakak saya Veronika Sriyana Jumiasih, S.Pd 5. Semua saudara dan keluarga Trah Wonoradjiyo 6. Teman-teman Hantu Tjeret Mama 313 dan semuanya 7. Ibu Ignasia Sutari di Sawangan beserta keluarga 8. “Sahabat” Veronika Trisna Wardhani


(5)

(6)

(7)

vii DAFTAR ISI

Judul ... i

Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Pernyataan Keaslian Karya ... v

Pernyataan Persetujuan Publikasi ... vi

DAFTAR ISI ... vii

Abstrak ... xi

Abstract ... xii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi masalah ... 3

C. Pembatasan masalah ... 4

D. Rumusan masalah ... 4

E. Tujuan penelitian ... 4

F. Manfaat penelitian ... 4

G. Batasan Istilah ... 5

BAB II ... 7

KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Pembelajaran Matematika ... 7

2. Minat Belajar ... 9

3. Pengertian Prestasi Belajar ... 11

4. Media Pembelajaran Audio ... 14


(8)

viii

6. Musik Instrumental ... 24

7. Gamelan ... 26

B. Kerangka Berfikir ... 28

BAB III ... 30

METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis penelitian ... 30

B. Subjek Penelitian ... 30

C. Objek Penelitian ... 30

D. Bentuk Data ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 31

G. Metode Pengumpulan Data ... 31

H. Analisis Data ... 32

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 36

J. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 37

BAB IV ... 38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Pelaksanaan Penelitian ... 38

B. Analisis Data ... 39

C. Keterbatasan Penelitian ... 44

BAB V ... 46

PENUTUP ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

Daftar Pustaka ... 48


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kriteria prestasi belajar siswa...34

Tabel 3.2. Penilaian angket minat belajar siswa...35

Tabel 3.3. Kriteria minat belajar siswa...36

Tabel 4.1. Kuesioner minat belajar siswa...40

Tabel 4.2. Kuesioner minat belajar dengan penerapan musk instrumental gamelan campursari...41

Tabel 4.3. Hasil tes pertama...42


(10)

x Daftar Lampiran

Lampiran A

A.1. Lembar observasi...Lampiran:52 Lampiran B

B.1. Kuesioner minat belajar belum valid ...Lampiran:54 B.2. Kuesioner minat belajar sudah valid...Lampiran:58 B.3. Contoh pengisian kuesioner minat...Lampiran:61 Lampiran C

C.1. Validitas minat siswa terhadap

pembelajaran matematika...Lampiran:80 C.2. Validitas minat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

adanya penerapan musik instrumental

gamelan campursari...Lampiran:81 Lampiran D

D.1. Soal tes pertama...Lampiran:83 D.2. Soal tes kedua...Lampiran:84 D.3. Jawaban soal tes pertama...Lampiran:85 D.4. Jawaban soal tes kedua...Lampiran:87 D.5. Daftar nilai tes pertama...Lampiran:88 D.6. Daftar nilai tes kedua...Lampiran:89 Lampiran E

E.1. Kisi-kisi pembelajaran...Lampiran:91 E.2. Silabus...Lampiran:97 E.3. RPP...Lampiran:103 Lampiran F

F.1. Surat ijin BAPEDA Bantul...Lampiran:122 F.2. Surat ijin observasi dan penelitian untuk sekolah...Lampiran:123


(11)

xi Abstrak

Novian Dwi Antoro (NIM: 111414107). 2016. Penerapan Musik Instrumental Gamelan Campursari : Studi Kasus Siswa Kelas X Teater Perdalangan SMK

Negeri 1 Kasihan Bantul. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar. Minat siswa dalam pembelajaran matematika di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul kelas X Teater Perdalangan sangat kurang, hasil observasi menunjukan bahwa siswa hanya bermalas-malasan ketika pembelajaran berlangsung dan bermain-main dengan teman sebangkunya. Dari permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode dengan penerapan musik instrumental gamelan campursari untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika. Selain itu peneliti juga melakukan tes prestasi belajar untuk mengetahui kemampuan siswa.

Penelitian ini dilakukan dalam 4 pertemuan. sebelum melakukan pembelajaran matematika dengan penerapan musik instrumental gamelan campursari. peneliti melakukan observasi dan tes prestasi belajar dengan pembelajaran yang dilakukan sehari-hari, pembelajaran tersebut dilakukan dengan 2 pertemuan, pertemuan pertama pembelajaran biasa dan pertemuan kedua tes prestasi belajar, untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran matematika sekaligus mengetahui prestasi belajar siswa, peneliti memberikan metode pembelajaran matematika dengan penerapan musik instrumental gamelan campursari dengan 2 pertemuan pula. Pertemuan ketiga pembelajaran dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari pembelajaran matematika dilakukan, pertemuan keempat tes prestasi belajar siswa dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari. Untuk melihat hasil minat siswa dalam pembelajaran, peneliti menggunakan lembar kuesioner yang sudah divalidasi terlebih dahulu, lembar kuesioner diberikan pada pertemuan terakhir (keempat) dalam penelitian. Sedangkan untuk prestasi belajar, tes diberikan pada pertemuan kedua dan keempat.

Hasil dari lembar kuesioner dan prestasi belajar dihitung rata-rata dari skor yang didapat setiap siswa. Minat siswa terhadap pembelajaran matematika mendapatkan hasil rata-rata kuesioner, yaitu: dari minat pembelajaran matematika yang tanpa penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 65,75 dan dari minat pembelajaran siswa dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 72,25. Untuk prestasi belajar siswa mendapatkan hasil rata-rata kelas, yaitu: dari hasil prestasi belajar siswa yang tanpa penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 68,59 dan dari hasil prestasi belajar siswa dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 66,19.Nilai rata-rata dari kuesioner dan tes, adalah mulai dari 0 sampai dengan 100.


(12)

xii Abstract

Novian Dwi Antoro (Student Number: 111 414 107). 2016. The Application of Instrumental Music Gamelan of Campursari Genre: A Case Study of Class X Theatre Perdalangan SMK Negeri 1 Kasihan Bantul. Thesis, Department of Mathematics and Natural Sciences, the Faculty of Education, University of

Sanata Dharma, Yogyakarta.

The aim of this research is to determine the students' interest in learning mathematics and learning achievement. The students’ interest in mathematics learning in SMK Negeri 1 Kaihan Bantul class X Theatre Perdalangan is very less.The observation shows that the students are just lazing when learning take place and just playing with their friends. According to that problem, researcher applies a method with the application of instrumental music gamelan of campursari genre to attract students’ interest in learning mathematic. In addition, researcher also conducts tests to determine the abilities of the students.

This research is conducted in four meetings. Before doing mathematics with the application of instrumental music gamelan of campursari genre, researcherobserves and gives learning achievement test with the daily learning activities.The learning is done intwo meetings.The first meeting is regular learning activities and the second meeting is learning achievement test. In order to

attract students’ interests towards mathematics also recognize their achievement,

the researcher provides a mathematical learning methods with the application of instrumental music gamelan of campursari genre also intwo meetings. The third meeting is the application of instrumental music gamelan campursari genre to mathematics learning.The fourth meeting is the test for the students’ achievements in the application of instrumental music gamelan of campursari genre. Researcherapplies a questionnaire which has been validated to see the results of students' interest in learning. The questionnaire is given in the last meeting (4th) in the study. As for the learning achievement, the test is given at the second and fourth meeting.

The results of the questionnaire and the learning achievement are calculated by the average of the scores obtained from each student. The interest of the students towards learning mathematics in average results of questionnaires, namely: from the interest in learning mathematics without the application of instrumental music gamelan of campursari genre is amounted to 65.75 and from the interest in learning mathematic with the application of instrumental music for gamelan of campursari genre is 72.25. For the students achievements in the class in average, namely: the results of students learning achievement without the application of instrumental music gamelan of campursari genre is 68.59, and the results of students achievement with the application of instrumental music for gamelan of campursari genre is 66.19. In overall, the scores of questionnaire and test is from 0-100.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah ilmu dasar untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia. Suherman (1992: 134) mengatakan bahwa matematika bermanfaat untuk mempersiapkan seseorang untuk sanggup menghadapi kehidupan yang senantiasa berubah, melalui latihan berpikir logis dan rasional, kritis, cermat, objektif, kreatif, efektif, dan diperhitungkan secara analitis sintesis. Untuk anak Sekolah Menengah Pertama, matematika penting untuk diberikan karena merupakan tingkat lanjut anak dalam menguasai konsep-konsep matematika.

Mengingat matematika adalah materi yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maka perlu untuk menumbuhkan minat dan motivasi anak belajar matematika agar menghasilkan nilai akademis yang baik. Pada kenyataanya, rata-rata anak tidak tidak menyukai matematika hal ini ditegaskan dalam sebuah penelitian oleh Harwell (1982:184) mengatakan bahwa sepertujuh atau 14,3% siswa mengalami masalah dalam bidang studi matematika.

Sejak 1993 tiga ahli neurobiologi Amerika Serikat melakukan penelitian terhadap musik Mozart dan pengaruhnya terhadap kecerdasan. Penelitian ini membuktikan bahwa IQ sekelompok mahasiswa meningkat 8 sampai 9 tingkat dalam kemampuan spasial setelah mendengar musik mozart selama 15 menit (Kompas.1993:9). Kemampuan spasial merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk matematika. Campbell (2002: 218), seorang pendidik terkemuka di dunia dalam bidang musik dan penyembuhan, mengeluarkan buku yang membahas hubungan musik dengan kecerdasan. Hasil penelitian ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia terutama bagi pendidikan. Dari penelitian tersebut mulai banyak sekolah dan rumah sakit menggunakan musik sebagai musik latar dalam mengiringi setiap aktivitas.


(14)

2

Ada hubungan yang sangat erat antara musik dan matematika (Gunawan, 1998: 34). Jika musik terdiri dari ketukan, irama dan nada, maka matematika adalah sebuah angka. Dalam menciptakan musik, komponen yang harus ada adalah ketukan, irama dan nada. Dalam matematika, angka adalah matematika dan matematika adalah angka. Jika musik dapat melatih otak untuk melakukan pemikiran yang rumit, meningkatkan konsentrasi, dan menciptakan ketenangan, maka matematika memerlukan konsentrasi yang penuh untuk memecahkan persoalan yang rumit. Hal ini berarti musik dapat membantu anak meningkatkan konsentrasi dan kondisi tubuh yang lebih baik dalam mengerjakan matematika.

Untuk menciptakan suatu karya musik perlu kemampuan kognitif. Matematika juga berhubungan dengan fungsi kognitif. Hal ini berarti bahwa proses mencipta musik dan matematika sama-sama membutuhkan dan menggunakan kemampuan kognitif. Musik dapat meningkatkan keadaan tubuh seseorang menjadi santai. Matematika membutuhkan tubuh yang santai untuk dapat menyelesaikan matematika. Dengan demikian, untuk dapat bermatematika salah satu caranya adalah dengan kondisi tubuh yang santai sehingga otak mampu mencerna dengan baik. Mendengarkan musik dapat mencapai kondisi yang demikian.

Menurut Salim (2010) dalam penelitian dengan judul Pengaruh Musik Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 2 SMUK 1 Salatiga, dijelaskan bahwa beberapa jenis musik memiliki pengaruh terhadap konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran. Pengaruh dapat bersifat positif atau negatif. Pengaruh positif berasal dari musik degung sunda sedangkan pengaruh negatif berasal dari musik heavy metal. Dari jurnal tersebut dijelaskan bahwa musik degung sunda memiliki pengaruh negatif pada tes matematika, kemungkinan karena waktu pemutarannya dilakukan saat tes berlangsung dan karena model tes yang kurang membutuhkan kreatifitas dalam menganalisis (hanya keterampilan mekanistik dalam berhitung.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul kelas X Teater Perdalangan terdapat masalah yang ditemukan peneliti


(15)

3

terhadap minat siswa yang kurang terhadap pembelajaran matematika, terdapat siswa yang hanya bercanda dengan temannya saat pembelajaran, ada juga yang tidak mengeluarkan buku apapun di meja, dan siswa yang tidur di belakang kelas. Dari minat siswa terhadap pembelajaran yang seperti itu, peneliti ingin tahu juga bagaimana prestasi belajar siswa dengan minat yang terjadi diatas dan bagaimana pula prestasi belajar siswa dengan penerapan musik instrumental gamelan campursari.

Berdasarkan dari jurnal Salim (2010) yang menyimpulkan bahwa beberapa jenis musik memiliki pengaruh terhadap konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran, peneliti mencoba menerapkan jenis musik yang berbeda untuk mendeskripsikan minat siswa terhadap pembelajaran matematika. Dengan adanya hal tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan memberikan musik instrumental gamelan campursari sebagai media pengiring, dan menjadikan siswa kelas X SMK negeri 1 Kasihan Bantul Yogyakarta sebagai subyek dalam penelitian.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan pada latar belakang dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya masalah kurangnya motivasi dan hasil belajar yang dimiliki siswa pada mata pelajaran matematika, antara lain:

1. Minat siswa dalam belajar sangat kurang 2. Motivasi siswa dalam belajar sangat kurang

3. Model pembelajaran yang monoton mengakibatkan siswa mudah jenuh selama proses pembelajaran


(16)

4 C. Pembatasan masalah

Penelitian ini dibatasi permasalahan seputar penerapan dari Musik Instrumental Gamelan Campursari terhadap minat dan prestasi belajar siswa kelas X dalam proses pembelajaran matematika.

D. Rumusan masalah

1. Bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran matematika denganadanya Musik Instrumental Gamelan Campursari di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul ?

2. Bagaimana prestasi hasil belajar siswa dari proses pembelajaran matematika dengan adanya Musik Instrumental Gamelan Campursari di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul ?

E. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian yang dilakukan, yakni ;

1. Mendeskripsikanminat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari.

2. Mendeskripsikan prestasi belajar siswa dari hasil pembelajaran matematika dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari.

F. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi penulis:Penulis semakin mengerti apa peranan dari musik instrumental gamelan campursari terhadap minat dan prestasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Manfaat bagi sekolah:Dengan adanya penelitian ini, pihak sekolah dapat memahami kesulitan siswa dalam menjalankan proses pembelajaran


(17)

5

matematika, dan tahu beberapa metode mengajar dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari.

G. Batasan Istilah

1. Minat belajar : Sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu atau kepada aktifitas tertentu.

2. Prestasi belajar : Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila

memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut (S. Nasution 1996:17). 3. Pembelajaran matematika adalah : pembelajaran matematika bagi para

siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya

4. Campursari :Campursari adalah salah satu bentuk kesenian di Jawa yang merupakan perkawinan antara musik modern dengan musik etnik. Campursari itu sendiri sebenarnya berangkat dari seni tradisi Jawa, dimana dipadukannya seni gending dengan berbagai alat musik, baik alat musik tradisional maupun modern, konvensional dan elektrik.


(18)

6

5. Gamelan adalah : bentuk musik yang melibatkan beberapa pemain dengan alat musik campuran dan biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya/alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul/menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda.

6. Musik Instrumental adalah : jenis musik yang hanya terdiri dari alunan alat-alat musik, yang umumnya digunakan untuk instrumental adalah gitar, piaono, saxofon, dan sebagainya. Musik instrumental tidak diisi dengan nyanyain/lagu seperti pada musik-musik lain umumnya. Meski hanya terdiri dari alunan musik, musik instrumen memiliki kekuatan yang membuatnya khas dan memberi pengaruh tersendiri terhadap emosi dan suasana hati manusia.


(19)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya

NCTM (National Coucil of Teachers of Mathematics) merekomendasikan 4 (empat) prinsip pembelajaran matematika, yaitu : a. Matematika sebagai pemecahan masalah.

b. Matematika sebagai penalaran. c. Matematika sebagai komunikasi, dan

d. Matematika sebagai hubungan (Erman Suherman, 2003:298).

Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan 16

(Depdiknas, 2006:346) menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.


(20)

8

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasi konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan/masalah.

e. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu: memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pelajaran matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan umum pertama, pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah memberikan penekanan pada penataan latar dan pembentukan sikap siswa. Tujuan umum adalah memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan (Erman Suherman, 2003:56). Pembelajaran matematika di sekolah menjadikan guru sadar akan perannya sebagai motivator dan pembimbing siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalahpembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki


(21)

9

dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi) dan memiliki 4 prinsip yaitu : sebagai pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, dan hubungan, yang bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan pemahaman tentang konsep matematika, penalaran pada pola dan sifat, pemecahan masalah, pengkomunikasian dengan media pada matematika (simbol, tabel, diagram, dll), dan memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

2. Minat Belajar

Sebenarnya dalam penegasan istilah telah dijelaskan pengertian minat belajar, namun perlu penulis tegaskan lagi. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi mengenai minat, diantaranya :

a. Menurut Mahfudh Salahudin, minat adalah “Perhatian yang mengandung

unsur-unsur perasaan”.

b. Menurut Crow dan Crow, minat adalah “Sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu atau kepada aktifitas tertentu.

c. Menurut Bimo Walgito menyatakan bahwa minat yaitu “Suatu keadaan

dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membutuhkan lebih lanjut”.

Dan beberapa pengertian tersebut di atas, disini penulis dapat menyimpulkan bahwa minat adalah perasaan keingintahuan dan tertarik pada suatu obyek, dan dengan rasa keingintahuan itu lalu cenderung untuk memperhatikan dan akhirnya aktif berkecimpung dalam obyek tersebut. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikannya secara konsisten dengan rasa keingintahuan dan ketertarikan.


(22)

10

Setelah menjelaskan pengertian minat, berikut ini dikemukakan pengertian belajar, dengan maksud untuk mempermudah dalam memahami pengertian minat belajar.

Di bawah ini di temukan beberapa definisi mengenai pengertian belajar, diantaranya :

a. Menurut Morgan, sebagaimana dikutip oleh Wgalim Purwanto (1990:45), dalam buku Introduction to psychology, mengemukakan :“Belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman”.

b. Menurut Witherington, sebagaimana dikutip oleh Chariyah Hasan dalam

Educational Psychology mengemukakan :

"Belajar adalah Suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.

c. Menurut Cronbach, sebagaimana dikutip oleh Sumardi Surya Brata, yaitu:

Learning is shown by a change in behavior as are surf or experience”5

Artinya: Belajar ditunjukan dengan perubahan tingkah laku seperti kegiatan berselancar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si Pelajar menggunakan panca inderanya.

Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang disebut sebagai hasil dari suatu proses belajar dari interaksi dengan lingkungan yang tertentu, ketrampilan, sikap dan konsep.

Definisi yang lain sebagaimana dikemukakan oleh W.S Winkel (1996:53), bahwa "Belajar adalah suatu proses mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang


(23)

11

menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai sikap yang bersifat konstan / menetap.

Sementara itu Abu Ahmadi (1991:121) menjelaskan, belajar adalah “Suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang harus secara keseluruhan sebagai hasil pengetahuan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Dari penjelasan pengertian minat dan belajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu hal yang abstrak (Tidak bisa dilihat secara langsung dengan mata kepala) yang memiliki kecenderungan perhatian dan kesenangan dalam beraktivitas, yang meliputi jiwa dan raga untuk menuju perkembangan manusia seutuhnya, yang menyangkut cipta, rasa, karsa, kognitif, afektif dan psikomotor lahir batin., namun dengan memperhatikan dari aktivitas serta hal-hal lain yang dilakukan oleh seseorang, minat belajar tersebut bisa diketahui dengan cara menyimpulkan dan menafsirkannya melalui kecenderungan dan perhatian dalam belajar.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar, maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan.

Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong


(24)

12

pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.

Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap (Winkel, 1991).

Sedangkan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dikerjakan).Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “Prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:

“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Dalam proses belajar, kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar, maka perlu dilakukan suatu evaluasi,


(25)

13

tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar.

Mengenai definisi prestasi belajar ini, pakar pendidikan Dra. Sutratina Tirtonegoro mengemukakan pendapatnya:

a. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar.

b. Prestasi belajar merupakan penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau symbol yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

c. Prestasi belajar merupakan penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan dan keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha belajar yang dicapai dan dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau simbol yang mencerminkan hasil pencapiannya. Prestasi dapat diketahui setelah adanya usaha evaluasi dan penilaian dari seseorang.Mengenai penilaian ini, terdapat tiga jenis aspek yang dapat dilakukan sebuah penilaian sebagai prestasi belajar anak, yakni aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.Dan berikut ini penjelasannya:

a. Aspek kognitif

Merupakan penguasaan pengetahuan yang menekankan pada mengenal dan mengingat kembali bahan yang telah diajar, antara lain: pengetahuan, komprehensif, analisis dan evaluasi.


(26)

14

Yakni askpek yang bersangkutan dengan sikap mental, perasaan dan kesadaran siswa yang meliputi penerimaan, memberikan respon atau jawaban dan penilaian.

c. Aspek psikomotor

Aspek psikomotor bersangkutan dengan keterampilan yang bersifat konkret. Walaupun demikian hal itu pun tidak terlepas dari kegiatan belajar yang bersifat mental (pengetahuan dan sikap). Hasil belajar aspek ini merupakan tingkah laku nyata atau keterampilan sebagai hasil belajar.

4. Media Pembelajaran Audio

Media pembelajaran audio adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan verbal maupun non verbal, dimana fokus pada aspek pendengaran sebagai penangkap informasi. Kegiatannya meliputi beberapa unsur, diantaranya:

a. Mendengarkan: merupakan proses fisiologis otomatik penerimaan rangsangan pendengaran.

b. Memperhatikan: memusatkan kesadaran kita pada rangsangan khusus tertentu.

c. Memahami: sebagai proses pemberian makna pada kata yang kita dengar. d. Mengingat: menyimpan informasi untuk diperoleh kembali.

Media audio disamping dapat menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, juga dapat digunakan untuk:

a. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar.


(27)

15

b. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi.

c. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.

d. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah. Media ini dapat membantu siswa agar dapat berfikir dengan baik, menumbuhkan daya ingat serta mempertajam pendengaran. Pemanfaatan fungsi media audio dalam pengajaran terutama digunakan untuk:

a. Pengajaran musik literasi dan kegiatan dokumentasi. b. Pengajaran bahasa asing

c. Pengajaran melalui radio

d. Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.

Keterampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi:

a. pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian b. mengikuti pengarahan

c. melatih daya analisis

d. menentukan arti dan konteks

e. memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan


(28)

16

Ciri utama dari media ini adalah pesan yang disalurkan melalui media audio dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Bersifat fleksibel, portable, dan relatif terjangkau. Media audio memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihannya sebagai berikut: a. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan memungkinkan

menjangkau sasaran luas.

b. Mampu membangkitkan sistem dalam imajinasi.

c. Mampu memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata-kata, bunyi, dan arti dari kata itu.

d. Mampu mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui musik latar dan efek suara.

e. Sangat tepat dan cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa. f. Harga relatif lebih murah dan sifatnya mudah untuk dipindahkan.

g. Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang aktual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.

Adapun kelemahannya: secara umum komunikasinya hanya satu arah (one way comunication), menuntut perhatian penuh karena bersifat abstrak, memerlukan kemampuan dan ketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.

Program audio mempunyai hubungan dengan tujuan pembelajaran kognitif, psikomotorik dan afektif.

a. Tujuan kognitif, audio dapat digunakan untuk mengajar pengenalan kembali dan pembedaan rangsang audio yang relevan.

b. Tujuan psikomotor, program audio dapat digunakan untuk mengajar keterampilan verbal.


(29)

17

c. Tujuan afektif, suara mungkin dapat diciptakan oleh musik latar, efek suara, suara narator.

5. Musik Campursari

Sejak zaman prasejarah, masyarakat Jawa telah mengenal seni. Kurang lebih 2000-1000 tahun sebelum Masehi, yaitu pada akhir zaman mesolitikum telah dikenal barang-barang seni yang dibuat dari batu berupa perhiasan seperti cincin, kalung, gelang, patung-patung kecil, dan lain-lain. Barang-barang yang mereka ciptakan, digunakan untuk peralatan upacara persembahan kepada yang gaib.

Pada awalnya orang tidak sengaja menciptakan seni, hanya sekedar membuat sesuatu sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa bakti, rasa takut, rasa hormat, rasa senang, rasa haru, dan sebagainya yang tertuju kepada yang gaib. Dahulu pada waktu diselenggarakan upacara-upacara ritual, misalnya upacara menebang pohon besar, peserta upacara adalah orang-orang yang akan bekerja menebang pohon besar itu.

Mereka melakukan berbagai gerakan sambil mengelilingi pohon yang akan ditebang. Penonton pun mengiringi gerakan orang-orang tadi, sehingga semua orang berpartisipasi aktif dan menghasilkan perpaduan yang unik. Akhirnya terciptalah tata pentas yang tersaji secara teratur. Pada saat itulah muncul kehidupan estetis dan seni dengan segala variasinya. Kesenian Jawa mengalami perkembangan pesat setelah mendapat pengaruh kesenian Hindu. Dilihat dari segi kelompok penganutnya, tampak bahwa agama Hindu telah dianut oleh kalangan elite Jawa sejak abad ke 8 Masehi.

Seni merupakan salah satu bentuk norma hidup, Mangunpranoto berpendapat bahwa budaya manusia terwujud karena adanya perhubungan norma hidup atau lingkungannya. Norma hidup terwujud dalam bentuk :


(30)

18 b. alam budi

c. alam karya d. alam tata susila

e. alam seni yang meliputi : 1) seni rupa

2) seni sastra 3) seni musik 4) seni tari

5) seni dramadan lain-lain.

Kesenian tidak hanya terpaku pada satu jenis, begitupun halnya dengan kesenian Jawa. Kesenian Jawa itu sendiri terbagi ke dalam beberapa kategori, antara lain seni tari, seni musik, dan lainnya. Jaap Kunst, seorang musikologis Belanda yang terkenal, mengumpulkan bahan untuk karyanya yang mendalam tentang musik Jawa selama akhir tahun 1910-an dan 1920-an. Pada tahun 1934 ia meninggalkan Hindia Belanda dan pulang ke negeri Belanda. Pada tahun yang sama, terbit dua jilid bukunya mengenati teori dan tekhnik musik Jawa, Kunst pesimis terhadap masa depan musik Indonesia.

Musik Indonesia terdiri dari berbagai jenis, salah satu jenis musik yang berasal dari daerah Jawa adalah Campursari. Genre musik campursari merupakan salah satu bentuk hasil kreasi anak bangsa terhadap gamelan. Campursari telah melalui masa kejayaannya, namun kini harus mengalami stagnasi. Pada awal kemunculannya, campursari sempat mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan. Satu pihak berpendapat bahwa campursari dapat merusak tradisi, namun pihak lain menyatakan bahwa inovasi dalam campursari mutlak diperlukan agar musik ini bisa diterima di berbagai


(31)

19

kalangan, tidak hanya warga negara Indonesia namun juga dalam tingkat mancanegara.

RIWAYAT MUSIK CAMPURSARI TRADISI DAN INOVASI

Istilah campursari di dunia musik nasional mengacu pada campuran beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Istilah campursari dikenal pada awal tahun 1970-an ketika RRI Stasiun Surabaya memperkenalkan acara baru, yaitu lagu-lagu yang diiringi musik paduan alat musik berskala nada pentatonis dan diatonis. Campursari adalah salah satu bentuk kesenian di Jawa yang merupakan perkawinan antara musik modern dengan musik etnik. Campursari itu sendiri sebenarnya berangkat dari seni tradisi Jawa, dimana dipadukannya seni gending dengan berbagai alat musik, baik alat musik tradisional maupun modern, konvensional dan elektrik.

Tapi sesungguhnya, paduan antara musik tradisional Indonesia dengan musik Barat bukanlah sesuatu yang baru. Jauh sebelum campursari ada banyak musisi kelas dunia yang sudah melakukannya, antara lain Claude Achille Debussy dari Perancis, Bella Bartok komponis Hungaria, Lalu Collin Mc Phee komponis Amerika, Wheeler Backet. Dari Indonesia ada F.A Warsono, Guruh Soekarno Putra bersama grup Guruh Gipsy memperkenalkan paduan musik Bali dan musik Barat.

Campursari berasal dari dua kata yaitu campur dan sari. Campur berarti berbaurnya instrumen musik baik yang tradisional maupun modern. Sari berarti eksperimen yang menghasilkan jenis irama lain dari yang lain. Para seniman memadukan dua unsur musik yang berbeda yaitu instrumen musik etnik yaitu gamelan dan instrumen musik modern seperti gitar elektrik, bass, drum serta keyboard, sehingga dapat dikatakan bahwa campursari adalah musik hybrida hasil perkawinan silang antara musik barat dan tradisional.


(32)

20

Kesenian ini memerlukan beberapa pemain musik, tak kurang dari hampir sepuluh orang untuk menghasilkan irama yang sangat merdu.

Munculnya musik campursari pada awalnya berangkat dari musik keroncong asli langgam, campursari tetap menggunakan dasar-dasar keroncong. Ada yang cenderung ke musik karawitan, ada yang cenderung ke keroncong. Campursari diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan jenis musik Jawa modern, lirik-lirik lagunya masih mengadopsi lirik gending Jawa tradisional walaupun tidak semua, karena sebagian besar dari senimannya berusaha menciptakan lagu campursari itu menyesuaikan dengan keadaan zaman yang sedang berlangsung.

Campursari awalnya dipopulerkan oleh Ki Nartosabdho melalui setiap pertunjukkan wayang kulit yang dimainkannya. Ki Nartosabdho nama aslinya adalah Sunarto. Ia lahir di Wedi, Klaten, Jawa Tengah, tanggal 25 Agustus 1925 dari keluarga kurang mampu. Ayahnya Partinojo seorang pembuat sarung keris. Sunarto kecil tidak dapat melanjutkan sekolah karena keterbatasan biaya. Beranjak remaja, Sunarto hijrah ke Jakarta untuk menopang ekonomi keluarganya dengan mencari uang melalui kemampuannya dalam bidang seni lukis. Ia juga turut memperkuat orkes

keroncong “Sinar Purnama” sebagai pemain biola.

Pada tahun 1945, Sunarto berkenalan dengan Ki Sastrosabdho. Sunarto benar-benar ditempa kemampuannya dalam mengenali dan mendalami instrumen gendang. Lewat Ki Sastrosabdho pula, Sunarto mengenal dunia pewayangan. Antara Ki Sastrosabdho dan Sunarto adalah ibarat satu kesatuan sebagai bapak dan anak, oleh karena itu kemudian Ki Sastrosabdho menganugerahi nama belakangnya kepada murid kesayangannya ini menjadi Nartosabdho. Ki Nartosabdho merupakan pembaharu dunia pedalangan tahun 80-an, menggabungkan musik modern dengan musik gamelan sehingga menghasilkan harmoni dengan nuansa tradisi Jawa, namun hal tersebut memunculkan kontroversi.


(33)

21

Sementara campursari zaman modern dipelopori oleh Anto Sugiyarto atau yang lebih dikenal dengan nama Manthous beserta saudara-saudaranya di awal tahun 1993 . Manthous dilahirkan di desa Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta Ketika berusia enam belas tahun ia hijrah ke Jakarta untuk ngamen, malang melintang di dunia musik, ikut bergabung dengan Kroncong Bintang Jakarta. Tahun 1993 Matnhous mendirikan grup musik campursari

“Maju Lancar”. Manthous dengan kepekaan musikalitasnya mengadakan

inovasi besar-besaran terhadap campursari lama. Ia mencoba menggabungkan alat-alat musik tradisional Jawa klasik, seperti kendang, gong dan gender, dipadu dengan alat musik keroncong seperti ukulele, cak dan cuk, seruling, bass betot, serta instrumen lainnya.

Manthous juga mencoba bereksperimen dengan memasukkan instrumen pengganti bass betot dan gitar klasik, yaitu dengan memasukkan bass dan gitar elektrik serta keyboard untuk menggantikan seruling dan ukulele. Kehadiran keyboard ini semakin menghidupkan musikalitas campursari. Selain itu Manthous juga memasukkan seperangkat drum untuk menambah kesempurnaan musik campursari. Musik campursari yang diciptakan, biasanya bernuansa segar dan penuh dengan keriangan.

Munculnya album Campursari Gunung Kidul (CSGK) mengawali kesuksesan Manthous. Berkat penemuan kreatifnya itu, Manthous

mendapatkan penghargaan sebagai “Seniman Inovatif” pada tahun 1996 dari

PWI Cabang Yogyakarta. Manthous juga menyabet beberapa penghargaan dalam ajang Panasonic Award maupun Ami Sharp Award. Penghargaan terkahir diperolehnya pada tahun 2001 untuk kategori Artis Tradisional Kontemporer terbaik serta Album Tradisional Kontemporer terlaris. Sejak tahun 2000-an muncullah bentuk campursari yang merupakan campursari gamelan dan keroncong, serta campuran keroncong dan dangdut dari Didi Kempot.


(34)

22

Kapasitas Manthous sebagai seorang seniman tidak diragukan lagi. Manthous telah malang melintang di belantika pemusikan Indonesia. Hasil lagu ciptannya juga sudah sangat banyak, misalnya lagu Kangen yang sempat hits lewat alunan vokal Evitamala, Gethuk yang dibawakan oleh Nur Afni Oktavia, atau lagu Mbah Dukun yang dinyanyikan oleh Nomo Koeswoyo. Kesuksesan Manthous tersebut juga mengorbitkan beberapa nama penyanyi atau pesinden yang telah ada, antara lain Anik Sunyahni, Minul, Lilis Diana, hingga Yati Pesek, lewat lagu Nyidam Sari, Tahu opo tempe, Rondho Kempling, loro bronto dan sebagainya yang masih merupakan lagu ciptaan Manthous.

Sayangnya, dikarenakan sedang mengalami sakit sampai dinyatakan terkena stroke, Manthous sekarang tidak bisa lagi menciptakan mahakarya seni yang pernah digagasnya sendiri ini. Walaupun demikian, alunan gending-gending campursari masih sering terdengar di setiap pojok tempat, baik di rumah makan, bus-bus antar kota atau propinsi, radio-radio lokal, dan di acara-acara hajatan.

Salah satu maestro lawas yang memiliki lagu-lagu diakui oleh dunia dalam album karya emasnya yang diluncurkan pada 19 Oktober 2008 adalah Gesang Martohartono lahir pada 1 Oktober 1917 di Surakarta, dan meninggal pada 20 Mei 2010. Salah satu karyanya adalah lagu yang berjudul Caping Gunung


(35)

23

Caping Gunung

Vokal: Nurhana Ciptaan: Gesang

Dek jaman berjuang, njur kelingan anak lanang Biyen tak openi, gek saiki ono ngendi.. Jarene wis menang, keturutan sing digadang

Biyen ninggal janji, gek saiki opo lali Neng nggunung, tak cadhongi sego jagung Yen mendhung, tak silihi caping nggunung Sukur biso nyawang, gunung ndeso dadi rejo

Bene ora ilang, nggone podho loro lopo

Lagu ini memiliki makna sangat mendalam. Sebagai anak kampung yang terlahir di kaki gunung Lawu, saya merasakan pesan yang sangat kuat dari lagu ini. Jangan pernah melupakan kampung halaman. Jangan pernah melupakan orang-orang kampung yang ikut berjasa menghantarkan keberhasilan kita.

Setelah sukses dan tinggal di kota, jangan menjadi orang yang lupa diri, tidak mengingat lagi masyarakat yang sangat berharap peran anak-anak kampung yang telah sukses bekerja di kota. Ayolah membangun desa, jangan lupa tengok desa asalmu. Bangun kemakmuran warga, bangun kesejahteraan mereka

Lagu dari Gesang Martohartono dimofikasi oleh Dhimas Tedjo menjadi musik instrumental gamelan campursari yang digunakan peneliti dalam penelitian yang dilakukan. Musik yang digunakan peneliti, yaitu:


(36)

24 b. Caping gunung

c. Andeng-andeng d. Ali-ali

e. Luntur

f. Jembatan merah g. Nusul

h. Bengawan solo i. Sandang pangan j. Ora menangi k. Payungan l. Ngimpi m. Rahayu

Yang merupakan karya dari Gesang Martohartono.

Dari sejarah dan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa campursari adalah salah satu kesenian Jawa yang merupakan campuran antara musik modern dengan musik etnik tradisi jawa dengan lagu-lagu yg diiringi menggunakan paduan alat musik berskala nada pentatonis dan diatonis. 6. Musik Instrumental

Mendengarkan musik adalah salah satu cara untuk menyegarkan otak yang mempengaruhi pikiran. Lantunan musik instrumen yang merdu dipercaya dapat membantu memberikan ion-ion positif sehingga otak dapat tersegarkan dan mengurangi stress pekerjaan yang kita alami. Beberapa


(37)

25

tempat pijat relaksasi memutarkan musik-musik instrumen untuk memberikan rasa lega dan tenang kepada setiap tamu yang datang.

Banyak sekali jenis musik yang biasa kita kenal, namun tahukah kamu jika musik instrumental mampu menciptakan inspirasi dalam berkarya seni. Banyak orang yang mengaku sering mendengarkan musik sebagai teman menulis, membaca, atau bahkan sedang memasak sekalipun. Musik yang didengarkan tentu bukan jenis yang bergenre keras, jenis musik instrumental lah yang sanggup memberikan perasaan tenang dan senang kepada setiap orang yang mendengarkannya.

Musik Instrumental adalah jenis musik yang hanya terdiri dari alunan alat-alat musik, yang umumnya digunakan untuk instrumental adalah gitar, piaono, saxofon, dan sebagainya. Musik instrumental tidak diisi dengan nyanyain/lagu seperti pada musik-musik lain umumnya. Meski hanya terdiri dari alunan musik, musik instrumen memiliki kekuatan yang membuatnya khas dan memberi pengaruh tersendiri terhadap emosi dan suasana hati manusia.

Menurut saya pribadi, mendengarkan music instrumental memiliki banyak sekali nilai lebih daripada mendegarkan music bergenre lain, seperti pop, rock, dan sebagainya. Mendegarkan music instrumental bisa meningkatkan daya konsentrasi pada otak manusia.

Untuk kamu yang memiliki kebiasaan susah tidur pada malam hari(insomnia), mendengarkan musik instrumental juga dapat dijadikan pilihan terbaik untuk membantu memejamkan mata. Selain itu, mendengarkan musik instrumen juga dapat meningkatkan mood. Perasaan-perasaan jengkel, sedih, dan negatif lainnya bisa dikurangi dengan cara mendengarkan musik instrumen. Beberapa penyakit seperti rasa mual, sakit kepala bahkan penyakit jantung bisa di terasa hilang saat mendegarkan musik instrumen (Andre, 2013).


(38)

26

Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa musik instrumental adalah jenis musik yang hanya terdiri dari alunan alat-alat musik tanpa vokal yang mampu memberi pengaruh tersendiri terhadap emosi dan suasana hati manusia, selain itu juga dapat meningkatkan daya konsentrasi pada otak manusia, dan mampu menciptakan inspirasi dalam berkarya.

7. Gamelan

Gamelan adalah bentuk musik yang melibatkan beberapa pemain dengan alat musik campuran dan biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya/alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul/menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanyikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.


(39)

27

Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog,

“Degung” (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan “madenda” (juga

dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.

Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.

Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Adapun nilai dalam Gamelan yang berrpengaruh pada pembelajaran adalah :

a. Nilai Psikologi

Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan biasanya tumbuh rasa kesetiakawanan, tegur sapa halus, dan tingkah laku sopan. Semua itu


(40)

28

karena jiwa seseorang menjadi halus seperti gendhing – gendhing.Lewat nada-nada musik tersebut manusia melakukan pemujaan dan perenungan spiritual. Nada-nada musik bukan sekedar seni, tetapi merupakan bahasa jiwa, spirit kehidupan, musik Sang Maha Pencipta, bahasa pertama yang menjadi asal muasal kehidupan. Melalui media musik tersebut orang bisa melakukan penjernihan fikir, penjernihan hati dan pemurnian jiwa yang berujung pada penyembuhan psikologis. Dr. Masaru Emoto membuktikan bahwa musik dapat mempengaruhi air, sehingga musik yang indah akan membuat air membentuk kristal hexagonal yang indah. Memahami bahwa baik manusia, hewan dan tanaman mengandung air, maka suara musik akan mempengaruhi semua makhluk hidup. Organ-organ manusia mempunyai getaran dengan berbagai frekuensi. Walau frekuensi yang dapat didengar manusia berkisar 20 Hz-20 KHz, frekuensi suara berbagai alat gamelan sangat bervariasi dan memungkinkan terjadinya frekuensi yang sama dengan organ tubuh. Bila getaran suara Gamelan mempunyai frekuensi yang sama dengan suatu organ tubuh yang lemah, maka resonansi yang terjadi dapat memperkuat dan menyembuhkan organ yang bersangkutan.Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa gamelan adalah bentuk musik yang melibatkan beberapa pemain dengan alat musik campuran dan merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama menggunakan alat musik yang dibunyikan dengan cara menabuh/memukul dalam bahasa jawa disebut gamel (Tifiacerdikia, Nilai Tersembunyi dalam Gamelan).

B. Kerangka Berfikir

Matematika merupakan mata pelajaran yang menggunakan konsep berhitung dengan angka, rumus, dan logika, karenanya membutuhkan ketenangan dan fokus dalam melakukan penghitungan yang dilakukan. Banyak siswa SMK Negeri 1 Kasihan Bantul yang merasa kesulitan dan memiliki minat yang kurang dalam pembelajaran matematika.


(41)

29

Dengan adanya minat yang kurang terhadap pembelajaran matematika, peneliti mencoba memberikan pembelajaran yang berbeda dari yang biasa dilakukan oleh guru disekolahan, peneliti menerapkan pembelajaran matematika dengan adanya musik instrumental gamelan campursari untuk menarik minat belajar siswa terhadap matematika, dan dari minat tersebut peniliti juga ingin mengetahui prestasi hasil belajar siswa yang dilakukan dengan penerapan musik instrumental gamelan campursari tersebut.

Peneliti berharap, dengan pembelajaran matematika yang menerapkan musik instrumental gamelan campursari siswa dapat lebih berminat dalam pembelajaran matematika, dan menghasilkan prestasi hasil belajar yang memuaskan baik bagi guru, sekolah, maupun keluarga.


(42)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan cara melakukan observasi proses belajar siswa di kelas, memberikan kuesioner kepada siswa, serta melakukan wawancara siswa.

B. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta angkatan 2013/2014.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah Penerapan Musik Instrumental Gamelan Campursari Dalam Proses Pembelajaran Matematika Terhadap Minat dan Prestasi Belajar Siswa.

D. Bentuk Data

Bentuk data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu untuk menilai minat siswa dan menilai prestasi hasil belajar siswa

1. Data minat siswa

Data untuk menilai minat belajar siswa diperoleh dari hasil observasi selama pembelajaran dan kuesioner yang diisi oleh siswa kelas X Teater Perdalangan setelah mengikuti pembelajaran dengan adanya musik instrumental gamelan campursari.


(43)

31 2. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa berupa skor yang diperoleh dari tes berupa latihan mandiri

E. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik yang dilakukan peneliti untuk pengumpulan data, yaitu :

1. Observasi : Data diperoleh dari hasil observasi siswa di kelas selama pembelajaran untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran di kelas saat penelitian berlangsung

2. Penyebaran Kuesioner : Data untuk menilai minat belajar siswa diperoeh dengan mengisi kuesioner minat setelah pembelajaran

3. Tes : Data untuk menilai hasil belajar siswa diperoleh dengan mengerjakan soal-soal tes

F. Instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar hasil observasi : Berupa catatan hasil pengamatan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran ketika penelitian berlangsung 2. Kuesioner : Kuesioner minat yang diberikan untuk mengetahui minat

belajar siswa

3. Soal tes : Soal-soal dari materi ajar untuk melihat hasil belajar siswa sebagai tolak ukur prestasi siswa selama penelitian

G. Metode Pengumpulan Data

Analisis data dilakukan secara bertahap seperti melakukan observasi proses belajar dan aktifitas siswa di kelas, memberikan kuesioner kepada siswa.


(44)

32 1. Observasi proses belajar siswa di kelas

Tahapan ini dilakukan pertama kali dengan tujuan untuk memperoleh data berupa hasil pengamatan selama proses belajar dan hasil pengamatan terkait aktifitas di kelas selama penelitian berlangsung. Hasil pengamatan akan disesuaikan dengan lembar observasi yang sudah dibuat peneliti. Isi dari lembar observasi berupa RPP yang dibuat oleh guru, kesiapan guru dalam memberikan pembelajaran matematika kepada siswa, cara dan pembawaan guru dalam pembelajaran dengan adanya media musik instrumental gamelan campursari dalam proses pembelajaran matematika, dan respon siswa terkait tahapan dalam penerapan media musik instrumen gamelan campursari yang sudah dipersiapkan guru.

2. Soal tes

Soal tes diberikan setelah beberapa pertemuan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang dilakukan dalam 2 pertemuan, pertemuan pertama pemberian soal tes seperti biasa tanpa penerapan musik instrumental gamelan campursari, pertemuan kedua pemberian soal tes dengan penerapan musik instrumental gamelan campursari.

3. Lembar kuesioner siswa

Pemberian kuesioner kepada siswa ini bertujuan untuk menggali informasi terkait minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, serta kesulitan siswa dalam pembelajaran dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari .

H. Analisis Data

1. Validitas lembar kuesioner minat siswa

Sebelum lembar kuesioner disebarkan kepada subyek penelitian, peneliti melakukan validasi dengan meggunakan rumus korelasi product


(45)

33

moment atau dikenal dengan sebutan korelasi pearson. Adapun rumusnya sebagai berikut:

= � ∙ ∑ ∙ − ∑ ∙ ∑

√ � ∙ ∑ − ∑ ∙ � ∙ ∑ − ∑

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y � = Banyaknya peserta tes

= Nilai hasil uji coba = Nilai rata-rata harian

Tentukan t hitung:

ℎ � =√� − × √ − t tabel = 1,73

t tabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus excel yaitu dengan menuliskan perintah =tinv(2*α;n-2) dengan nilai α=0,05.

Pernyataan dikatakan valid apabila t hitung > t tabel. 2. Analisis Data Tes Prestasi Belajar Siswa

Hasil prestasi belajar siswa yang didapat dianalisis sebagai data penelitian. Berikut ini beberapa analisis hasil belajar siswa yang digunakan peneliti.

Nilai tes prestasi belajar siswa didapatkan dengan perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh siswa dengan jumlah skor maksimum.


(46)

34

= ℎ � ℎ×

Selanjutnya, nilai prestasi belajar siswa dirubah ke dalam data kualitatif untuk menentukan kriteria hasil prestasi belajar dari setiap siswa. Berikut ini adalah kriteria hasil belajar siswa:

Tabel 3.1

Kriteria prestasi belajar siswa

Interval Nilai Hasil Belajar KriteriaHasil Belajar

S ≤ 40 Sangat Kurang

40 < S ≤ 55 Kurang

55< S ≤65 Cukup

65 < S ≤80 Baik

80 < S ≤100 Sangat Baik

S : Skor siswa Sumber: Suharsimi (2009: 245) dengan modifikasi 3. Analisis Data Kuesioner Minat Belajar Siswa

Dalam penelitian ini, untuk mengukur minat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari yaitu dengan menggunakan 2 kuesioner minat. Kuesioner pertama merupakan minat pembelajaran matematika dengan ceramah berisikan 30 pernyataan dengan 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Setiap pernyataan terdapat 5 pilihan jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kuesioner kedua merupakan minat pembelajaran matematika dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari berisikan 30 pernyataan dengan 17 pernyataan positif dan 13 pernyataan negatif.


(47)

35

Dalam pemberian skor, terdapat perbedaan antara pernyataan positif dengan pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif, sangat setuju mempunyai skor 5, setuju mempunyai skor 4, netral mempunyai skor 3, tidak setuju mempunyai skor 2, dan sangat tidak setuju mempunyai skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif, berkebalikan dengan pernyataan positif, yaitu sangat setuju mempunyai skor 1, setuju mempunyai skor 2, netral mempunyai skor 3, tidak setuju mempunyai skor 4, dan sangat tidak setuju mempunyai skor 5. Sehingga dengan 30 pernyataan tersebut pada tiap kuesioner, maka skor terendah yang mungkin terjadi adalah 30 dan skor tertinggi adalah 150.

Tabel 3.2

Penilaian Angket Minat Belajar Siswa

Pernyataan Skor

SS S N TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Nilai dari kuesioner minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika didapatkan dengan perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh siswa dengan jumlah skor maksimum (150).

Selanjutnya, nilai dari kuesioner minat belajar siswa terhadap matematika dirubah ke dalam data kualitatif untuk menentukan kriteria minat belajar dari setiap siswa, dengan menggunakan tabel kriteria


(48)

36

peneliti merubah data kuantitatif menjadi data kualitatif. Berikut ini adalah kriteria minat belajar siswa:

Tabel 3.3

Kriteria Minat Belajar Siswa

Interval Nilai Minat Belajar KriteriaMinat Belajar

S ≤ 40 Sangat Kurang

40 < S ≤ 55 Kurang

55< S ≤65 Cukup

65 < S ≤80 Baik

80 < S ≤100 Sangat Baik

S : Skor siswa Sumber: Suharsimi (2009: 245) dengan modifikasi 4. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan penelitian ini dapat dilihat melalui indikatornya yang ditinjau dari tes prestasi belajar siswa dan kuesioner minat belajar siswa. Penelitian ini akan berhasil jika pada BAB IV menunjukan bahwa rata-rata tes prestasi belajar dan kuesioner minat akhir berada diatas rata-rata-rata-rata dari tes dan minat awal.

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan prosedur penelitian. Adapun tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi penyusunan dan pengajuan proposal, mengajukan ijin penelitian, serta penyusunan instrumen dan perangkat penelitian.


(49)

37 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan penelitian dengan metode yang sudah direncanakan

3. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini terdiri dari proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian.

J. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan dengan prosedur pelaksanaan penelitian yang telah dibuat. Penelitian dilakukan antara bulan April-Mei.


(50)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan ini dilaksanakan di kelas teater dan perdalangan SMK Negeri 1 Kasihan Bantul dengan jumlah siswa 31 siswa.

Penelitian ini menggunakan 4 pertemuan dengan 2 pertemuan awal guru mengajar seperti biasa dan 2 pertemuan akhir menggunakan penerapan musik instrumental gamelan campursari yang diakhiri tes dan pengisian angket minat belajar di kelas dengan pokok bahasan persamaan garis dan pertidaksamaan garis.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan media yang digunakan dan instrumen-instrumen penelitian yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu speaker, soal-soal tes, kuisioner minat belajar siswa.

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin 9 Mei 2016 pukul 09:40 jam ke5-6 dengan jumlah siswa yang masuk 26 siswa. Dalam pembelajaran guru menjelaskan materi ajar mengenai himpunan penyelesaian dari suatu pertidaksamaan, guru memberikan penjelasan singkat tentang materi lalu memberikan soal latihan dipapan tulis dan siswa diminta maju untuk mengerjakan dan menjelaskan jawabannya kepada siswa lain.

2. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis 12 Mei 2016 pukul 12:30 jam ke8-9. Pemeberian soal tes dari materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru, soal tes ditulis di papan tulis dan siswa mengerjakan di buku masing-masing dan dikumpulkan.


(51)

39 3. Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari senin 16 mei pukul 09:40 jam ke5-6 dengan jumlah siswa yang masuk 24 siswa, materi yang diberikan adalah menentukan daerah hasil dari pertidaksamaan dan mencari bentuk fungsi pertidaksamaan yang diketahui himpunan penyelesaiannya, pada pertemuan ini guru menjelaskan materi dan memberikan soal latihan dengan diiringi musik instrumental gamelan campursari.

4. Pertemuan keempat

Pertemuan keempat pada hari kamis 19 mei pukul 12:30 pada jam ke8-9 dengan jumlah siswa yang masuk 21, pemberian soal tes dari materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru, soal tes ditulis di papan tulis dan siswa mengerjakan di buku masing-masing dan dikumpulkan, pada saat mengerjakan siswa diiringi dengan musik instrumental gamelan campursari.

Pada akhir pembelajaran peneliti meminta siswa untuk mengisi kuesioner minat.

B. Analisis Data

1. Minat belajar

Minat siswa terhadap proses pembelajaran matematika ditentukan dengan lembar kuisioner. Lembar kuisioner diberikan pada akhir pertemuan dalam penelitian,yaitu pada pertemuan keempat, kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dengan sangat stuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Ada 2 macam kuesioner yang peneliti gunakan untuk perbandingan minat siswa terhadap proses pembelajara matematika, kuesioner 1 minat siswa terhadap proses pembelajaran matematika secara keseharian dengan pola mengajar yang biasa dilakukan oleh guru, kuesioner 2 adalah


(52)

40

kuesioner minat siswa terhadap proses pembelajaran matematika dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari.

Tabel 4.1

Kuesioner minat belajar siswa secara keseharian

No Nama jumlah score Ket

1 Siswa 1 94 62,67 C

2 Siswa 2 94 62,67 C

3 Siswa 3 117 78 B

5 Siswa 4 88 58,67 C

6 Siswa 5 98 65,33 B

8 Siswa 6 90 60 C

9 Siswa 7 94 62,67 C

11 Siswa 8 94 62,67 C

12 Siswa 9 94 62,67 C

13 Siswa 10 97 64,67 C

15 Siswa 11 110 73,33 B

17 Siswa 12 112 74,67 B

18 Siswa 13 110 73,33 B

19 Siswa 14 101 67,33 B

21 Siswa 15 109 72,67 B

24 Siswa 16 100 66,67 B

25 Siswa 17 93 62 C

27 Siswa 18 86 57,33 C

28 Siswa 19 109 72,67 B

29 Siswa 20 85 56,67 C

30 Siswa 21 96 64 C

Dari hasil kuesioner 1 tentang minat siswa terhadap pembelajaran matematika tanpa adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari dengan pola mengajar yang biasa dilakukan oleh guru, didapat nilai rata-rata dari kuisioner sebesar 65,75.


(53)

41 Tabel 4.2

Kuesioner minat belajar dengan adanya musik instrumental gamelan campursari

No Nama Jumlah Score Ket

1 Siswa 1 87 58 C

2 Siswa 2 90 60 C

3 Siswa 3 110 73,33 B

5 Siswa 4 129 86 SB

6 Siswa 5 99 66 B

8 Siswa 6 103 68,67 B

9 Siswa 7 145 96,67 SB

11 Siswa 8 81 54 K

12 Siswa 9 88 58,67 C

13 Siswa 10 97 64,67 C

15 Siswa 11 104 69,67 B

17 Siswa 12 118 78,67 B

18 Siswa 13 111 74 B

19 Siswa 14 96 64 C

21 Siswa 15 119 79,33 B

24 Siswa 16 111 74 B

25 Siswa 17 109 72,67 B

27 Siswa 18 90 60 C

28 Siswa 19 133 88,67 SB

29 Siswa 20 125 83,33 SB

30 Siswa 21 131 87,33 SB

Sementara dari hasil kuesioner 2 tentang minat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari, didapat nilai rata-rata dari kuisioner sebesar 72,25.


(54)

42 2. Hasil prestasi belajar

Tabel 4.3

Hasil tes pertama

No absen Nama Nilai

1 Siswa 1 70

2 Siswa 2 60

3 Siswa 3 65

4 Siswa 4 55

5 Siswa 5 0

6 Siswa 6 85

7 Siswa 7 60

8 Siswa 8 73

9 Siswa 9 75

10 Siswa 10 75

11 Siswa 11 78

12 Siswa 12 63

13 Siswa 13 -

14 Siswa 14 -

15 Siswa 15 -

16 Siswa 16 70

17 Siswa 17 60

18 Siswa 18 100

19 Siswa 19 77

20 Siswa 20 -

21 Siswa 21 90

22 Siswa 22 50

23 Siswa 23 86

24 Siswa 24 80

25 Siswa 25 -

26 Siswa 26 60

27 Siswa 27 84

28 Siswa 28 50

29 Siswa 29 -

30 Siswa 30 80


(55)

43

Prestasi belajar siswa terhadap proses pembelajaran matematika ditentukan dengan diberikanya soal tes pada siswa,soal tes diberikan pada pertemuan kedua dan keempat, soal tes berisi soal-soal tentang materi yang diberikan pada pertemuan pertama. Pada hasil prestasi belajar yang pertama diperoleh rata-rata kelas 68,59, dengan 11 siswa yang mencapai KKM dan 13 siswa yang belum mencapai KKM dengan total siswa yang masuk 24. Nilai tertinggi yang didapat siswa pada tes pertama sebesar 100, sedangkan nilai terendah sebesar 50.

Tabel 4.4

Hasil tes kedua

No absen Nama Nilai

1 Siswa 1 30

2 Siswa 2 80

3 Siswa 3 60

4 Siswa 4 -

5 Siswa 5 0

6 Siswa 6 30

7 Siswa 7 -

8 Siswa 8 80

9 Siswa 9 80

10 Siswa 10 -

11 Siswa 11 90

12 Siswa 12 40

13 Siswa 13 50

14 Siswa 14 -

15 Siswa 15 70

16 Siswa 16 -

17 Siswa 17 90

18 Siswa 18 100

19 Siswa 19 50

20 Siswa 20 -

21 Siswa 21 90


(56)

44

23 Siswa 23 -

24 Siswa 24 70

25 Siswa 25 90

26 Siswa 26 -

27 Siswa 27 90

28 Siswa 28 70

29 Siswa 29 60

30 Siswa 30 70

31 Siswa 31 -

Sedangkan pada tes kedua yang dilaksanakan pada pertemuan keempat diperoleh rata-rata kelas 66,19, dengan 9 siswa yang mencapai KKM dan 12 siswa yang belum mencapai KKM dengan total siswa yang masuk 21. Nilai tertinggi yang didapat siswa pada tes pertama sebesar 100, sedangkan nilai terendah sebesar 30.

C. Keterbatasan Penelitian

Selama penelitian yang dilakukan, peneliti memiliki beberapa keterbatasan penelitian yaitu terdapat 2 siswi yang tidak dapat mengikuti pelajaran selama penelitian yang saya lakukan dari awal sampai selesai penwlitian.

Hal tersebut dikarenakan siswa bernama N dan M memiliki masalah dimana peneliti kurang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Masalah yang dialami oleh N dan M sangat berbeda, yaitu:

1. Masalah yang dialami N merupakan masalah yang dialami oleh orang berkebutihan khusus.N ini memiliki masalah dalam hal menulis, terkadang temannya membantu untuk menuliskan materi yang disampaikan oleh guru.

2. Masalah yg dialami M adalah masalah keluarga yang membuatnya tidak masuk sekolah selama 1 minggu.Dari pihak keluarga M sempat kesekolah untuk memberitahukan bahwa anaknya tidak pulang kerumah


(57)

45

dan meminta tolong untuk membantu dalam pencarian M dan penyelesaian permasalahannya.


(58)

46 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas X Teater Perdalangan SMK Negeri 1 Kasihan Bantul, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Minat siswa terhadap pembelajaran matematika di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul mendapatkan hasil rata-rata kuesioner minat, yaitu ; dari minat pembelajaran matematika yang tanpa penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 65,75 dan kriteria diatas cukup(C) sebesar 45% dan dari minat pembelajaran siswa dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 72,25 dan kriteria diatas cukup(C) sebesar 70% dengan selang nilai rata-rata dari kuesioner minat antara 0 sampai 100.

2. Prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul mendapatkan hasil rata-rata kelas, yaitu; dari hasil prestasi belajar siswa yang tanpa penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 68,59 dengan kriteria diatas cukup(C) sebesar 58,3% dan dari hasil prestasi belajar siswa dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 66,19dengan kriteria diatas cukup(C) sebesar 57,1% dengan selang nilai rata-rata dari tes antara 0 sampai 100.

B. Saran

Saran kepada guru, ketika siswa mengalami kejenuhan dalam melakukan pembelajaran, cobalah untuk membuat suatu metode baru dalam pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar, penelitian ini dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah.


(59)

47

Saran kepada sekolah, sekolah dapat menggunakan metode yang dipakai peneliti untuk semua kelas di sekolah tersebut dalam pembelajaran di kelas, karena dapat meningkatkan minat belajar siswa dikelas. Dan juga apabila ada siswa yang mengalami permasalahan dan menghambat kegiatan di dalam siswa tersebut menuntut ilmu sudah seharusnya untuk ikut serta dalam menyelesaikan masalah yang dialami oleh siswa tersebut, sehingga siswa tersebut tetap dapat menuntut ilmu dengan baik.

Saran untuk peneliti selanjutnya, peneliti selanjutnya dapat menggunakan beberapa jenis musik lain untuk melakukan penelitian, karena jenis musik yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda pula terhadap konsentrasi dan minat belajar siswa.


(60)

48

Daftar Pustaka

Abu Ahmadi. , (1991). Widodo Supriyono, Psikologi Belajar(Jakarta : Rineka Cipta).

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:PT. Bumi Aksara)

Budiono. (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung.

Bukhari M. (1983). Teknik-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan. Bandung: Jemmars

Cahya, Nurul, Nuni. (2009). Riwayat Musik Campursari – Tradisi dan Inovasi (Depok : UI)

Danny Salim. (2010)Pengaruh Musik Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 2 SMUK 1 Salatiga, Salatiga

Erman Suherman.(2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Khalijah Hasan. , (1994). Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan(Surabaya : Al-Ikhlas).

Mahfudh Salahudin. (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan(Surabaya : Bina Ilmu).


(61)

49

Nana Sudjana.(2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosadakarya

Petrus Andre. (2013).Kumpulan Musik Instrumental Untuk Kamu yang Susah Tidur

Siti Pratini. (2005). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Studing

Suharsimi Arikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Sumardi Surya Brata. (1984). Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rajawali Pers).

Sumadi Surya Brata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Tifiacerdikia, Nilai Tersembunyi dalam Gamelan

(https://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-3/pendidikan-nilai/nilai-tersembunyi-dalam-gamelan/ Diakses tanggal 20 Maret 2016)

Wgalim Purwanto. (1990). Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Rasya Karya).

Winkel WS. (1989). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia


(62)

50 LAMPIRAN


(63)

51

LAMPIRAN A

A.1. Lembar observasi


(64)

52 A1.1 Lembar observasi

Lembar Observasi

Dari observasi yang dilakukan peneliti melakukan 2 kali observasi, yaitu pada pertemuan ke-1 dan ke-3 dalam penelitian. Pada observasi pertemuan ke-1 ditemukan bahwa terdapat siswa di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul kelas X Teater Perdalangan yang kurang memiliki minat terhadap pembelajaran matematika. Kegiatan yang dilakukan siswa tidak menunjukan minat dalam pembelajaran, terdapat siswa yang hanya bermain dikelas dengan teman sebangkunya, ada juga yang tidur waktu pembelajaran berlangsung, dan ada yang ketika pembelajaan tidak mengeluarkan buku satu pun.

Pada observasi ke-2 di pertemuan ke-3 pembelajaran dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari di kelas, siswa yang biasanya bermain dengan temannya di kelas bisa mengikuti pembelajaran lebih baik dari sebelumnya, yang biasanya tidur bisa jadi memperhatikan sambil menggoyangkan kepala seirama dengan musik instrumental gamelan campursari yang di dengarnya. Siswa yang tadinya tidak mengeluarkan buku dalam pembelajaran sebelumnya mulai mencatat materi yang disampaikan oleh guru.


(65)

53

LAMPIRAN B

B.1. Kuesioner minat belajar belum valid

B.2. Kuesioner minat belajar sudah valid


(1)

(2)

121

LAMPIRAN F

F.1. Surat ijin BAPEDA Bantul


(3)

122 F.1. Surat ijin BAPEDA Bantul


(4)

123


(5)

Campursari : Studi Kasus Siswa Kelas X Teater Perdalangan SMK Negeri 1 Kasihan Bantul.

Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar. Minat siswa dalam pembelajaran matematika di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul kelas X Teater Perdalangan sangat kurang, hasil observasi menunjukan bahwa siswa hanya bermalas-malasan ketika pembelajaran berlangsung dan bermain-main dengan teman sebangkunya. Dari permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode dengan penerapan musik instrumental gamelan campursari untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika. Selain itu peneliti juga melakukan tes prestasi belajar untuk mengetahui kemampuan siswa.

Penelitian ini dilakukan dalam 4 pertemuan. sebelum melakukan pembelajaran matematika dengan penerapan musik instrumental gamelan campursari. peneliti melakukan observasi dan tes prestasi belajar dengan pembelajaran yang dilakukan sehari-hari, pembelajaran tersebut dilakukan dengan 2 pertemuan, pertemuan pertama pembelajaran biasa dan pertemuan kedua tes prestasi belajar, untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran matematika sekaligus mengetahui prestasi belajar siswa, peneliti memberikan metode pembelajaran matematika dengan penerapan musik instrumental gamelan campursari dengan 2 pertemuan pula. Pertemuan ketiga pembelajaran dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari pembelajaran matematika dilakukan, pertemuan keempat tes prestasi belajar siswa dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari. Untuk melihat hasil minat siswa dalam pembelajaran, peneliti menggunakan lembar kuesioner yang sudah divalidasi terlebih dahulu, lembar kuesioner diberikan pada pertemuan terakhir (keempat) dalam penelitian. Sedangkan untuk prestasi belajar, tes diberikan pada pertemuan kedua dan keempat.

Hasil dari lembar kuesioner dan prestasi belajar dihitung rata-rata dari skor yang didapat setiap siswa. Minat siswa terhadap pembelajaran matematika mendapatkan hasil rata-rata kuesioner, yaitu: dari minat pembelajaran matematika yang tanpa penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 65,75 dan dari minat pembelajaran siswa dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 72,25. Untuk prestasi belajar siswa mendapatkan hasil rata-rata kelas, yaitu: dari hasil prestasi belajar siswa yang tanpa penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 68,59 dan dari hasil prestasi belajar siswa dengan adanya penerapan musik instrumental gamelan campursari sebesar 66,19.Nilai rata-rata dari kuesioner dan tes, adalah mulai dari 0 sampai dengan 100.


(6)

Abstract

Novian Dwi Antoro (Student Number: 111 414 107). 2016. The Application of Instrumental

Music Gamelan of Campursari Genre: A Case Study of Class X Theatre Perdalangan SMK Negeri 1 Kasihan Bantul. Thesis, Department of Mathematics and Natural Sciences, the

Faculty of Education, University of Sanata Dharma, Yogyakarta.

The aim of this research is to determine the students' interest in learning mathematics and

learning achievement. The students’ interest in mathematics learning in SMK Negeri 1 Kaihan Bantul class X Theatre Perdalangan is very less.The observation shows that the students are just lazing when learning take place and just playing with their friends. According to that problem, researcher applies a method with the application of instrumental music gamelan of campursari genre to attract students’ interest in learning mathematic. In addition, researcher also conducts tests to determine the abilities of the students.

This research is conducted in four meetings. Before doing mathematics with the application of instrumental music gamelan of campursari genre, researcherobserves and gives learning achievement test with the daily learning activities.The learning is done intwo meetings.The first meeting is regular learning activities and the second meeting is learning

achievement test. In order to attract students’ interests towards mathematics also recognize their

achievement, the researcher provides a mathematical learning methods with the application of instrumental music gamelan of campursari genre also intwo meetings. The third meeting is the application of instrumental music gamelan campursari genre to mathematics learning.The fourth

meeting is the test for the students’ achievements in the application of instrumental music gamelan of campursari genre. Researcherapplies a questionnaire which has been validated to see the results of students' interest in learning. The questionnaire is given in the last meeting (4th) in the study. As for the learning achievement, the test is given at the second and fourth meeting.

The results of the questionnaire and the learning achievement are calculated by the average of the scores obtained from each student. The interest of the students towards learning mathematics in average results of questionnaires, namely: from the interest in learning mathematics without the application of instrumental music gamelan of campursari genre is amounted to 65.75 and from the interest in learning mathematic with the application of instrumental music for gamelan of campursari genre is 72.25. For the students achievements in the class in average, namely: the results of students learning achievement without the application of instrumental music gamelan of campursari genre is 68.59, and the results of students achievement with the application of instrumental music for gamelan of campursari genre is 66.19. In overall, the scores of questionnaire and test is from 0-100.


Dokumen yang terkait

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN INTENSITAS Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Dan Intensitas Belajar Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 6 Suraka

0 0 14

“PENGARUH MINAT BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X Pengaruh Minat Belajar Dan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sambung Macan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 19

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X Pengaruh Minat Belajar Dan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sambung Macan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 16

Pengaruh musik klasik terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa : studi eksperimen pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Godean.

3 12 212

Penerapan musik instrumental gamelan campursari terhadap minat dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika kelas X SMK Negeri 1 Kasihan Bantul

0 0 135

EFEKTIVITAS TERAPI FILM TERHADAP PENGELOLAAN EMOSI MARAH PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KASIHAN, BANTUL.

1 6 110

strategi guru musik dalam pembelajaran musik romantik di smk negeri 2 kasihan bantul

0 0 21

TINGKAT KEBUGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS X TARI SMK N 1 KASIHAN BANTUL.

0 5 103

METODE PEMBELAJARAN REBAB PADA KELAS X DAN XI DI SMK N 1 KASIHAN BANTUL.

0 0 120

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI WANGON

0 3 8