PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENDEKATAN DIRECT INSTRUCTION DI SMK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA SUB RAYON 01 KABUPATEN KARO.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MELALUI

SUPERVISI AKADEMIK PENDEKATAN DIRECT INSTRUCTION DI SMK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

SUB RAYON 01 KABUPATEN KARO

T E S I S

Oleh

ABDINISURA PURBA NIM. 8126132043

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memeroleh

Gelar Magister Pendidikan Program Studi

Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MELALUI

SUPERVISI AKADEMIK PENDEKATAN DIRECT INSTRUCTION DI SMK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

SUB RAYON 01 KABUPATEN KARO

T E S I S

Oleh

ABDINISURA PURBA NIM. 8126132043

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memeroleh

Gelar Magister Pendidikan Program Studi

Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRACT

Purba, Abdinisura. NIM. 8126132043. THE IMPROVEMENT OF

TEACHER’S ABILITY IN IMPLEMENTING CONSTRUCTIVISM OF

LEARNING THEORY THROUGH ACADEMIC SUPERVISION OF DIRECT INSTRUCTION APPROACH IN SMK OF ELECTRONIC TECHNICS OF SUB RAYON 01 OF KABUPATEN KARO. Thesis: Educational Administration Post Graduates Program, State University of Medan, 2014.

The type of this research is to improve of teacher’s ability in implementing

constructivism of learning theory. This research subject is six Electronic teachers in SMK Sub Rayon 01 Kabupaten Karo. The method used through academic supervision approach direct instruction which held by four step, that is: review, presentation, practice guided and self-supporting practice. The hypothesis of this research is to apply academic supervision of direct instruction approach to

increase teacher’s ability in implementing constructivism of learning theory. This

research was held in SMKN 1 Merdeka for two months that is January until February 2014. This research object is the implementation academic supervision

through direct instruction to increase teacher’s ability in implementing

constructivism learning theory. The result of data analysis is the average of

teacher’s ability in cycle I: test result is 72,04; writing lesson plan is 74,89 and

implementing contructivism learning is 70,36. While the analysis result in cycle II: test result is 87,78, writing lesson plan is 89,11 and implementing constructivism

learning is 86,66. The average score of teacher’s ability increase from cycle I to

cycle II. The result of questionnaire shows that electronic teacher’s of SMK Sub

Rayon 01 Kabupaten Karo is 33,33% strongly agree and 66,67% agree that

academic supervision through direct instruction create teacher’s comprehension

about constructivism learning. The implication of this research stated that academic supervison approach direct instruction can be used in wider scope in

education stakeholder to increase teacher’s ability. Thereby suggestion to

supervisor of school to executing academic supervision approach direct instruction to construct the quality of teachers performance; to head master shall do observation approach direct instructionto gain quality of study in the class; to

Electronic teacher’s that applying constructivism learning as one of the solution

alternative to study which centering to student; the result of this action research can be a source/reference in reseacrch hereinafter.


(7)

ii

ABSTRAK

Purba, Abdinisura. NIM. 8126132043. PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENDEKATAN DIRECT

INSTRUCTION DI SMK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA SUB RAYON 01 KABUPATEN KARO. Tesis: Program Studi Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan guru menerapkan teori belajar konstruktivisme. Subyek penelitian adalah guru Elektronika SMK Sub Rayon 01 Kabupaten Karo sebanyak enam orang. Metode yang digunakan adalah melalui supervisi akademik pendekatan direct instruction yang dilaksanakan dengan empat tahapan, yaitu: review, presentasi, latihan terbimbing dan latihan mandiri. Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan supervisi akademik pendekatan direct instruction dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme. Penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Merdeka selama dua bulan yaitu bulan Januari s.d Februari 2014. Hasil analisis data kemampuan rata-rata guru pada siklus I: hasil tes sebesar 72,04; membuat RPP sebesar 74,89 dan menerapkan pembelajaran konstruktivisme sebesar 70,36. Sedangkan hasil analisis data kemampuan rata-rata guru pada siklus II: hasil tes sebesar 87,78; membuat RPP sebesar 89,11 dan menerapkan pembelajaran konstruktivisme sebesar 86,66. Nilai rata-rata kemampuan guru meningkat dari siklus I sampai siklus II. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa guru Elektronika SMK Sub Rayon 01 Kabupaten Karo 33,33% sangat setuju dan 66,67% setuju metode supervisi akademik pendekatan direct instruction dapat membangun pemahaman guru tentang pembelajaran konstruktivisme. Implikasi penelitian menyatakan bahwa supervisi akademik pendekatan direct instruction dapat diterapkan di ruang lingkup yang lebih luas dalam stakeholder pendidikan guna meningkatkan kemampuan guru. Dengan demikian disarankan kepada pengawas sekolah agar melaksanakan supervisi akademik pendekatan direct

instruction untuk membina kualitas kinerja guru; kepada kepala sekolah hendaknya

melakukan pengawasan pendekatan direct instruction untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas; kepada guru Elektronika bahwa menerapkan strategi belajar konstruktivisme sebagai salah satu alternatif solusi terhadap pembelajaran yang berpusat kepada siswa; dan hasil penelitian ini menjadi sumber/rujukan dalam penelitian selanjutnya.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Segala puji syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus atas kekuatan, harapan, kasih, dan setiaNya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah berbentuk tesis ini dengan baik. Dalam setiap proses yang dialami penulis selama menyelesaikan tesis, tuntunan dan bimbinganNya menjadi kekuatan yang begitu nyata bagi penulis. Ditinggikanlah nama Yesus!

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED) Program Studi Adminsitrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan. Secara keseluruhan tesis ini membahas tentang kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar Konstruktivisme melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub rayon 01 Kabupaten Karo.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik berupa nasehat, dukungan, maupun doa. Kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED.

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana UNIMED.

3. Dr. Arif Rahman, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

4. Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan atas motivasinya selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarajana UNIMED.


(9)

iv

5. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, M.Si., dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd., selaku narasumber sekaligus penguji bagi peneliti yang memberikan masukan dan saran dalam penulisan tesis ini.

6. Para Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Direktur P2TK Dikmen Kemdikbud Bapak Purwadi Sutanto, M.Si dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis mendapatkan beasiswa penuh program Kepengawasan di Program Pascasarjana UNIMED. 8. Bupati Karo dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo yang telah

memberi kesempatan tugas belajar kepada penulis untuk mengembangkan kemampuan profesional sebagai abdi negara.

9. Bapak Drs. Horlem Sitanggang selaku pengawas sekolah yang telah bersedia berkolaborasi dengan penulis dalam melaksanakan penelitian ini dari awal hingga akhir selesainya pelaksanaan penelitian ini.

10.Bapak Sedek Ginting, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Merdeka dan Bapak Johanis Ginting, S.Pd selaku Kepala SMKS Immanuel Kabanjahe yang telah memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian.

11.Guru-guru Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo yang telah memberikan waktu dan tenaganya untuk ikut serta dalam proses pelaksanaan penelitian ini.

12.Teristimewa kepada istriku terkasih Risni Gloria br Sembiring, SE dan anakku Bredita Hana Cheria br Purba tersayang yang menjadi motivasi dan kekuatan penulis selama mengikuti perkuliahan S-2, kepada orang tua (Alm. Ir. Posten Linus Purba dan Rata br Sitepu, S.Pd) yang sangat saya hormati dan banggakan, kepada young brother (Ezra Deardo Purba, S. Sn dan Eri Efraim Purba) yang hebat, kepada boto Anni Racyta br Purba, S. Pd dan Lae Uafribin Sianturi, S. Si., S. Pd serta bebere Gracia Ellona br Sianturi dan kepada Mertua (Kongsi Sembiring dan Lot br Bangun) untuk segala kebaikan tak terbalas yang telah diberikan kepada penulis, kiranya kasih Tuhan selalu menyertai kita senantiasa.


(10)

v

13.Kepada rekan-rekan mahasiswa seperjuangan Konsentrasi Kepengawasan yang tidak terlupakan untuk semua kebersamaan dan kerjasamanya selama mengikuti proses perkuliahan ini. Kita harus menjadi guru dan supervisor yang berkarakter!

Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini dan masa yang akan datang.

Medan, Juni 2014


(11)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 14

A. Teori Belajar Konstruktivisme ... 14

B. Tahapan Belajar Konstuktivisme dalam Pembelajaran... 19

C. Hakikat Supervisi Akademik ... 21

1. Konsep dan Makna Supervisi Akademik ... 21

2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik ... 22

3. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik ... 24

4. Ruang Lingkup Supervisi Akademik ... 26

5. Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 27

a. Menciptakan Hubungan yang Harmonis ... 27

b. Analisis Kebutuhan ... 27


(12)

vii

d. Penilaian Keberhasilan Supervisi Akademik ... 28

e. Perbaikan Program Supervisi Akademik ... 29

D. Pendekatan Direct Instruction... 29

1. Istilah dan Pengertian ... 29

2. Sintaks atau Pola Keseluruhan dan Alur Kegiatan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction ... 31

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 38

F. Kerangka Berpikir ... 39

G. Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 43

D. Definisi Operasional Variabel ... 43

E. Desain Penelitian Tindakan... 44

F. Prosedur Penelitian Tindakan ... 46

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I (Pertama) ... 46

a. Perencanaan... 46

b. Pelaksanaan ... 46

1) Pertemuan 1 (Pertama) ... 47

2) Pertemuan 2 (Kedua) ... 48

3) Pertemuan 3 (Ketiga) ... 49

4) Pertemuan 4 (Keempat) ... 49

c. Observasi ... 50

d. Refleksi ... 50

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II (Kedua) ... 51

a. Perencanaan... 51

b. Pelaksanaan ... 52

c. Observasi ... 52

d. Refleksi ... 52


(13)

viii

H. Instrumen Penelitian/Alat Pengumpulan Data ... 53

I. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 56

A. Hasil Penelitian ... 57

1. Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction... 57

a. Pertemuan Satu (Siklus I)... 57

b. Pertemuan Dua (Siklus I) ... 59

c. Pertemuan Tiga (Siklus I) ... 62

d. Hasil Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme Siklus I ... 64

1) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Ibu DN ... 67

2) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivitas Bapak FG ... 69

3) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak JI ... 71

4) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak RB ... 73

5) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak ST ... 74

6) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak TT ... 77

2. Refleksi Siklus I ... 79

a. Kemampuan Guru Menjawab Soal Tes Kognitif Teori Belajar Konstruktivisme dan Membuat RPP ... 79

b. Refleksi Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Guru .... 80

3. Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus II ... 83

a. Pertemuan Satu (Siklus II) ... 83

b. Pertemuan Dua (Siklus II) ... 86

c. Hasil Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme Siklus II ... 88

1) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Ibu DN ... 91


(14)

ix

2) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivitas

Bapak FG ... 93

3) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak JI ... 95

4) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak RB ... 98

5) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak ST ... 100

6) Analisis Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Bapak TT ... 102

4. Refleksi Siklus II ... 104

a. Kemampuan Guru Menjawab Soal Tes Kognitif Teori Belajar Konstruktivisme dan Membuat RPP ... 104

b. Aktivitas Pembelajaran Konstruktivisme Guru ... 105

5. Persentase Peningkatan Kemampuan Masing-masing Guru (Tes, Telaah RPP dan Menerapkan Pembelajaran Konstruktivisme Siklus I dengan Siklus II ... 106

6. Hasil Respon Guru terhadap Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction... 111

B. Pembahasan ... 112

1. Kemampuan Guru Menjawab Soal Tes Kognitif Teori Belajar Konstruktivisme dan Membuat RPP ... 112

2. Aktivitas Pembelajaran Konstruktivitas Guru ... 115

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 119

A. Simpulan ... 119

B. Implikasi ... 120

C. Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124


(15)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Kompetensi Inti Guru SMA/SMK ... 3

2.1 Peranan Peserta Didik dan Guru dalam Pembelajaran Konstruktivisme ... 18

2.2 Kegiatan Supervisi Akademik ... 29

2.3 Fase dalam Menerapkan Direct Instruction ... 33

2.4 Sintaks Pendekatan Direct Instruction ... 36

3.1 Daftar Nama Subyek Penelitian... 43

3.2 Tahapan Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Pertemuan 1 ... 47

3.3 Tahapan Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Pertemuan 2 ... 48

3.4 Tahapan Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Pertemuan 3 ... 49

3.5 Indikator Keberhasilan... 53

3.6 Tabel Kategori Kompetensi Guru ... 54

4.1 Data Skor Perolehan Tes Guru Bagian Satu Siklus I ... 59

4.2 Data Skor Perolehan Tes Bagian Dua Siklus I ... 61

4.3 Skor Telaah RPP Guru oleh Pengawas Sekolah ... 63

4.4 Data Skor Perolehan Guru Tes Bagian Tiga Siklus I ... 63

4.5 Rekapitulasi Data Rata-rata Skor Perolehan Guru Siklus I ... 64

4.6 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme ... 65

4.7 Data Kemampuan Guru Elektronika Sub Rayon 01 Kab. Karo Dalam Menerapkan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus I ... 81

4.8 Data Skor Perolehan Guru Tes Bagian Satu dan Dua Siklus II ... 85

4.9 Data Skor Perolehan Guru Tes Bagian Tiga dan RPP Siklus II ... 87

4.10 Rekapitulasi Data Rata-rata Perolehan Guru Siklus II ... 88

4.11 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme (Siklus II) ... 89

4.12 Data Kemampuan Guru Elektronika Sub Rayon 01 Kab. Karo Dalam Menerapkan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus II ... 106


(16)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Persentase Hasil Angket dalam Menerapkan

Teori-teori Belajar ... 5

2.1 Pembelajaran Konstruktivisme ... 20

2.2 Tujuan Supervisi Akademik ... 23

3.1 Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart ... 45

4.1 Nilai Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme (Siklus I) ... 67

4.2 Kemampuan Guru Elektronika Sub Rayon 01 Kab. Karo Dalam Menerapkan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus I ... 82

4.3 Nilai Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Konstruktivisme (Siklus II) ... 91

4.4 Kemampuan Guru Elektronika Sub Rayon 01 Kab. Karo Dalam Menerapkan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus II ... 107

4.5 Hasil Peningkatan Kemampuan Ibu DN... 108

4.6 Hasil Peningkatan Kemampuan Bapak FG ... 108

4.7 Hasil Peningkatan Kemampuan Bapak JI... 109

4.8 Hasil Peningkatan Kemampuan Bapak RB ... 109

4.9 Hasil Peningkatan Kemampuan Bapak ST ... 110


(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kegiatan Supervisi Akademik

Pendekatan Direct Instruction Siklus I ... 127

2. Kegiatan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus II ... 131

3. Kisi-kisi Instrumen Tes Teori Belajar Konstruktivisme ... 135

4. Instrumen Tes Teori Belajar Konstruktivisme Bagian 1 ... 136

5. Instrumen Tes Teori Belajar Konstruktivisme Bagian 2 ... 139

6. Instrumen Tes Teori Belajar Konstruktivisme Bagian 3 ... 142

7. Rekapitulasi Perolehan Nilai Tes Guru Siklus I ... 143

8. Rekapitulasi Perolehan Nilai Tes Guru Siklus II ... 144

9. Instrumen Telaah Kelengkapan Komponen RPP... 145

10. Rekapitulasi Penilaian RPP Guru Siklus I ... 147

11. Rekapitulasi Penilaian RPP Guru Siklus II ... 148

12. Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Konstruktivisme Siklus I ... 149

13. Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Konstruktivisme Siklus II ... 151

14. Instrumen Angket Tanggapan Guru Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction... 153

15. Data Angket Tanggapan Guru Pelaksanaan Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction... 154

16. RPP Guru ... 155

17. Daftar Hadir Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus I ... 171

18. Daftar Hadir Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction Siklus II .. 174


(18)

xiii Administrasi

 Surat Pengangkatan Komisi Pembimbing Tesis  Undangan Seminar Proposal Tesis

 Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan (Pascasarjana UNIMED)  Surat Izin Penelitian (Dinas Pendidikan Karo)

 Surat Izin Penelitian (Satuan Pendidikan)

 Surat Keterangan telah Selesai Penelitian (Satuan Pendidikan)  Surat Undangan Ujian Tesis


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada saat ini dinamika perubahannya sangatlah cepat. Berbagai info dapat dengan mudah didapatkan tanpa melihat jarak dan waktu, dimanapun dan kapan pun dapat mengakses berita atau informasi yang dikehendaki. Bersamaan hal itu, perkembangan teknologi juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang canggih dan modern selalu tercipta yang diperuntukkan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam mendukung aktivitasnya. Penggunaannya tidak akan menimbulkan sebuah gejolak permasalahan apabila digunakan untuk kebaikan umat manusia dan bukan untuk keinginan yang tidak mulia. Karena dampak positif dan negatif menggunakan TIK tersebut bagaikan dua sisi mata uang yang selalu berdampingan.

Sekolah merupakan bagian dari dunia pendidikan juga terkena dampaknya akibat dari perkembangan teknologi. Dengan berkembangnya zaman seperti sekarang ini, sekolah juga mengalami perubahan. Hal ini dapat terlihat pada tuntutan kebutuhan kemajuan pendidikan, seperti perubahan kurikulum yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan zaman, misalnya dapat dilihat melalui keberadaan laboratorium komputer. Kini sekolah berupaya dalam mengadakan laboratorium sekolah. Fenomena seperti ini biasa terjadi di sekolah-sekolah akibat dari pesatnya perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi juga menyentuh


(20)

2

peserta didik yang membutuhkan sumber referensi belajar, dengan adanya internet peserta didik dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhannya. Pada akhirnya, peserta didik harus lebih bijaksana dalam menggunakan keuntungan yang didapat dengan adanya internet. Agar peserta didik tidak menyalahgunakan kegunaan teknologi, diperlukan peran guru untuk menjaga perilaku peserta didik agar tetap pada koridornya sebagai seorang pembelajar.

Peran guru semakin strategis dalam memajukan dunia pendidikan serta dalam mengajar, mendidik dan pembentukan pengetahuan, perilaku, dan sikap peserta didik. Mutu siswa dan pendidikan bergantung pada mutu guru. Karena itu, guru harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan yang diberikan agar ia dapat menjalankan tugas dan perannya dengan baik dan berhasil.

Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, pengelolaan kelas, penggunaan metoda mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru harus mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia mau belajar karena memang peserta didiklah subjek utama dalam belajar. Guru yang mampu melaksanakan perannya sesuai dengan yang disebutkan diatas disebut sebagai seorang guru yang berkompetensi.


(21)

3

Menurut Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan

menengah”. Sehingga, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi untuk dapat melaksanakan tugasnya. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa:

“Kualifikasi akademik guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA minimun diploma

empat (D-4) atau sarjana (S-1)”. Dalam Permendiknas ini juga disebutkan bahwa:

“Guru harus menguasai empat kompetensi, yaitu: pedagogis, kepribadian, sosial,

dan profesional. Keempat kompetensi ini terintegrasi dalam kinerja guru (BSNP, 2007c: 8). Keempat kompetensi inti tersebut diuraikan lagi kedalam beberapa aspek yang jumlah setiap aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Kompetensi Inti Guru SMA/SMK

No Kompetensi Inti Aspek Kompetensi

1 Kompetensi Pedagogis 10 Aspek

2 Kompetensi Kepribadian 5 Aspek

3 Kompetensi Sosial 4 Aspek

4 Kompetensi Profesional 5 Aspek

Sumber: Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007

Pengelolaan pembelajaran tersebut mensyaratkan guru menguasai 24 kompetensi yang dikelompokkan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Empat kompetensi utama guru wajib dikembangkan guru dan sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi. Dapat dilihat juga dari tabel di atas bahwa kompetensi pedagogis memiliki lebih banyak aspek yang harus dikuasai


(22)

4

oleh seorang tenaga pendidik. Hal ini menandakan bahwa seorang guru harus memahami dan dapat menerapkan aspek-aspek kompetensi pedagogis guru untuk mencapai tujuan belajar yang dilakukan di dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru bertanggung jawab kepada status yang disandangnya untuk diberi label profesional. Kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah kreativitas guru (Mulyasa, 2013: 41). Mulyasa juga menyatakan:

“Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah karena sebagian besar guru belum siap. Ketidaksiapan guru tidak hanya terkait dengan urusan kompetensinya, tetapi berkaitan dengan dengan masalah kreativitasnya. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan guru untuk meracik pembelajaran haruslah membawa peserta didik kepada belajar yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Jadi, guru yang berkompetenlah yang dapat melakukan pengajaran tersebut.

Melihat penting dan gentingnya penguasaan kompetensi utama seorang guru dalam meningkatkan mutu pendidikan, sudah seharusnya guru cepat menyadari perlunya peningkatan kapasitas dirinya. Terlepas itu guru yang sudah berpengalaman, guru pemula, maupun seorang yang hendak mengabdikan menjadi guru haruslah dengan penuh rasa tanggung jawab untuk meningkatkan mutu dan kualitas profesionalismenya menjalankan tugas yang mulia sebagai seorang guru.

Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum mencapai hasil yang diharapkan dan perlu dikembangkan. Upaya peningkatan


(23)

5

mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas proses belajar mengajar harus diarahkan kepada peningkatan kemampuan guru yang banyak berhubungan dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Hal ini terungkap dalam hasil observasi awal melalui berdiskusi dengan guru bahwa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah proses pembelajaran sarat dengan materi, metode pembelajaran dengan ceramah, alat-alat praktek pendidikan yang masih kurang mencukupi dengan jumlah siswa yang ada di sekolah bahkan tidak ada sama sekali, dan kesiapan siswa sendiri dalam menerima materi pelajaran serta rendahnya kemampuan berpikir siswa dalam memahami konsep pelajaran.

Hal ini didukung dengan hasil angket kepada 25 guru di SMKN 1 Merdeka, Kabupaten Karo bahwa diperoleh sebanyak 58% guru jarang menerapkan teori-teori belajar untuk kegiatan proses belajar mengajar dan 14% tidak pernah mengaplikasikannya. Persentasenya dapat dilihat melalui gambar 1.1 dibawah ini.

Gambar 1.1 Persentase Hasil Angket dalam Menerapkan Teori-teori Belajar

Tidak Pernah 14%

Jarang 58% Sering

14%

Selalu 14%

Tidak Pernah Jarang Sering


(24)

6

Musfah (2011: 7) menyatakan ada empat hal yang membuat kompetensi guru rendah yaitu:

Pertama, guru tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola

peserta didik. Misalnya, banyak kasus guru memberikan hukuman yang berlebihan terhadap siswanya, bahkan sampai melukai. Kedua, keperibadian guru masih labil. Misalnya, guru menodai siswanya sendiri, sehingga guru semacam ini sulit dijadikan teladan para siswa dan masyarakat. Ketiga, kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat masih rendah. Misalnya, buruknya hubungan guru dan siswa serta masyarakat, sehingga guru tidak mengetahui problem yang dihadapi oleh muridnya, apalagi terhadap masyarakat sekitarya. Keempat, penguasaan guru terhadap materi pelajaran masih dangkal. Misalnya, guru kesulitan dalam menerapkan materi yang diajarkan dengan kehidupan siswanya sehari-hari.

Melihat fenomena yang terjadi di sekolah, perlu dilakukan sebuah upaya langkah pengembangan kemampuan guru dalam menguasai teori belajar dan penerapannya. Dalam upaya meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang optimal para praktisi pendidikan telah memperkenalkan dan menerapkan berbagai pendekatan dan metode mengajar dalam suatu model pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti hendak mengembangkan sebuah strategi pembelajaran. Strategi belajar yang diangkat ialah strategi belajar konstruktivisme karena melihat masih rendahnya hasil belajar siswa, rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, interaksi siswa dan guru cenderung satu arah, dan guru kurang melakukan inovasi pembelajaran.

Teori belajar konstruktivisme berangkat dari pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif terbentuk melalui internalisasi/penguasaan proses sosial (Sani, 2013:19). Selanjutnya Sani (2013: 19) mengatakan peserta didik berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa makna, kemudian internalisasi atau pengendapan dan pemaknaan atau konstruksi pengetahuan baru, serta perubahan


(25)

7

(transformasi) pengetahuan. Keberhasilan pembelajaran diukur sejauh mana peserta didik dapat menunjukkan bahwa mereka dapat mengungkapkan pengetahuan yang diinginkan oleh guru. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran diharapkan mengubah teknik pengajaran dengan berpusat kepada

student center yang menekankan bahwa siswa sendirilah yang aktif membangun

atau mengkonstruksi pengalaman dan pengetahuan belajarnya. Konstruktivisme juga memandang bahwa ketika siswa memasuki pembalajaran, siswa telah memiliki konsepsi awal tentang konsep yang akan atau sedang dipelajari (Sani, 2013: 19).

Untuk dapat menerapkan teori belajar konstruktivisme, keberadaan seorang guru haruslah menguasai teori belajar konstruktivisme dan bagaimana menerapkannya dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 bahwa salah satu karakteristik kompetensi pedagogis guru adalah menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Untuk dapat meningkatkan kemampuan guru perlu dilakukan sebuah upaya agar kemampuan guru dalam menguasai teori belajar khususnya teori belajar konstruktivisme adalah dengan mendapatkan pelatihan. Senada dengan yang diutarakan oleh Mahdiansyah (2010: 12) bahwa guru sebagai tenaga profesional seharusnya secara terus-menerus mengembangkan profesionalitasnya melalui keiukutsertaan dalam seminar/lokakarya kependidikan, kegiatan profesi guru-guru mata pelajaran.

Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 20, dalam melaksanakan tugas keprofesional, guru


(26)

8

berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sebelumnya, dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Pasal 40 dinyatakan bahwa Pendidik dan Tenaga Kependidikan berhak memperoleh pembinaan karier sesuai tuntutan pengembangan kualitas, kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Dari ketetapan perundangan itu salah satu altenatif pemecahan masalah yang diprogramkan oleh pemerintah adalah memberikan pelatihan kepada guru untuk melatih dan mengembangkan kemampuan pribadi untuk kompetensi profesionalnya. Bafadah (Musfah, 2011: 11) mengungkapkan peningkatan kemampuan profesional guru dapat dikelompokkan menjadi dua macam pembinaan, yaitu: pertama, pembinaan kemampuan pegawai melalui supervisi pendidikan, program sertifikasi, dan tugas belajar, kedua, pembinaan komitmen pegawai melalui pembinaan kesejahteraannya. Pelatihan (training) itu sendiri berfungsi sebagai proses pemberian pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan guru, kepala sekolah, dan staf sekolah agar mereka lebih terampil dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya (Sudjana, 2011: 6).

Pelatihan pengembangan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), dan program yang direncanakan oleh Dinas Pendidikan


(27)

9

Kabupaten/Kotamadya. Selain itu satuan pendidikan dan juga pengawas sekolah dapat memberikan pelatihan kepada guru, bahkan kelebihannya apabila pelatihan diadakan oleh sekolah/pengawas sekolah adalah mengetahui lebih detail kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan guru, sehingga pelatihan lebih efektif dan efisien.

Pengawas sekolah dalam mengembangkan kompetensi guru dan meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan melakukan supervisi akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran (Sudjana, 2012: 54). Guru yang diduga memiliki masalah atau kelemahan yang sama dikelompokkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan profesional sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi di sekolah.

Supervisi akademik yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah pendekatan direct instructional (instruksi langsung). Direct instruction adalah satu strategi yang menggunakan peragaan dan penjelasan digabungkan dengan latihan dan umpan balik untuk membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan nyata yang dibutuhkan untuk pembelajaran lebih jauh (Kuhn, 2007; Rosenshine & Stevens, 1986 dalam Eggen dan Kauchak, 2012: 363). Kegiatan dalam direct instruction dilakukan untuk membantu peserta untuk memperoleh ketrampilan dan penambahan pengetahuan deklaratif dan prosedural secara bertahap dengan bantuan penjelasan guru digabungkan dengan latihan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih. Melihat tahap-tahap atau sintaks pengajaran direct instruction yang ditujukan untuk keaktifan peserta, maka


(28)

10

pendekatan ini diprediksi dapat meningkatkan kemampuan guru menerapkan teori belajar konstruktivisme.

Untuk mengkaji hal tersebut, perlu dilakukan kajian ilmiah melalui penelitian

yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Teori Belajar Konstruktivisme Melalui Supervisi Akademik Pendekatan Direct Instruction di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo”.

Penelitian ini mengkaji bagaimana proses peningkatan kemampuan guru menerapkan teori belajar konstruktivisme melalui supervisi akademik pendekatan

direct instruction, sehingga secara bertahap guru akan mencapai level guru yang

kompeten dan profesional. Selama melakukan penelitian peneliti menemukan temuan-temuan baru yang tentunya bermanfaat untuk dikaji. Hingga akhirnya memberikan manfaat bagi perkembangan proses belajar mengajar di sekolah. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan kepada peningkatan kemampuan guru menerapkan teori belajar konstruktivisme, yakni: (1) Bagaimanakah perkembangan TIK dapat mempengaruhi keadaan kultur sekolah? (2) Bagaimanakah peran guru dalam menyikapi pesatnya perkembangan TIK terhadap peserta didik? (3) Apakah penyebabnya standar kualifikasi dan kompetensi pedagogis guru masih rendah? (4) Bagaimanakah kemampuan guru menerapkan strategi pembelajaran konstruktivisme yang tepat dalam kegiatan pembelajaran? (5) Bagaimanakah peran pemerintah dalam meningkatkan kompetensi guru? (6) Bagaimanakah proses pelatihan atau supervisi akademik


(29)

11

dapat meningkatkan kemampuan guru? (7) Apakah supervisi akademik pendekatan direct instruction dapat meningkatkan penguasaan guru terhadap penerapan teori belajar konstruktivisme secara utuh?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas menunjukkan luasnya permasalahan yang ada. Oleh karena keterbatasan penulis, maka penelitian ini diberi batasan masalah agar lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis membatasi masalah pada peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme melalui supervisi akademik pendekatan direct instruction di SMK Program Studi Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo.

D. Rumusan Masalah

Merujuk kepada pembatasan masalah, dapat ditentukan rumusan masalah penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1. Apakah penerapan supervisi akademik pendekatan direct instruction dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo?

2. Bagaimanakah implementasi aktivitas kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo?

3. Bagaimanakah respon guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik pendekatan direct instruction dalam upaya meningkatkan kemampuan guru menerapkan teori belajar konstruktivisme?


(30)

12

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah, yakni sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan supervisi akademik pendekatan direct

instruction dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori

belajar konstruktivisme di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo.

2. Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dalam penerapan supervisi akademik pendekatan direct instruction guna meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo.

3. Untuk mendeskripsikan respon guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik pendekatan direct instruction dalam upaya meningkatkan kemampuan guru menerapkan teori belajar konstruktivisme di SMK Program Studi Teknik Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo.

F. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pentingnya pengembangan teori belajar konstruktivisme, menambah khasanah bacaan ilmiah dan rujukan bagi peneliti lain dalam menerapkan supervisi akademik pendekatan direct instruction.


(31)

13

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi pengawas sekolah, tindakan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan program kepengawasan supervisi akademik dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme di sekolah binaan.

b. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk merancang program peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme untuk meningkatkan kualitas mutu proses belajar mengajar di sekolah.

c. Bagi guru, tindakan penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran konstruktivisme kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas.

d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan yang relevan di kemudian hari.


(32)

119

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan, analisis data pada reflektif setiap siklus dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Penerapan supervisi akademik pendekatan Direct Instruction (DI) dilaksanakan dengan empat tahapan/fase, yaitu: review, presentasi, latihan terbimbing dan latihan mandiri. Berdasarkan hasil penelitian terhadap aktivitas guru selama tindakan supervisi akademik pendekatan DI tentang konsep teori belajar konstruktivisme, kemampuan guru mengalami peningkatan dalam hasil tes dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk siklus I rata-rata hasil tes guru sebesar 72,04 dan membuat RPP sebesar 74,89. Tingkat pencapaian kemampuan guru pada siklus II rata-rata hasil tes guru sebesar 87,78 dan membuat RPP sebesar 89,11. Angka tersebut menggambarkan peningkatan kemampuan guru Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo dalam menguasai teori belajar konstruktivisme melalui supervisi akademik pendekatan DI.

2. Peran guru dalam pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Tugas guru dalam pembelajaran lebih menjadi mitra yang aktif bertanya, merangsang pemikiran, menciptakan persoalan dan


(33)

120

membiarkan siswa mengungkapkan gagasan dan konsepnya. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme mencapai nilai 70,36 pada siklus I dan 86,66 pada siklus II. Angka tersebut menunjukkan kemampuan guru Elektronika Sub Rayon 01 Kabupaten Karo mengalami peningkatan dalam menerapkan pembelajaran konstruktivisme.

3. Respon guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik pendekatan DI sangat positif. Sesuai dengan hasil angket yang disampaikan setelah supervisi akademik pendekatan dilaksanakan bahwa guru Elektronika SMK Sub Rayon 01 Kabupaten Karo 33,33% sangat setuju dan 66,67% setuju supervisi akademik pendekatan direct instruction membangun pemahaman guru tentang pembelajaran konstruktivisme.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian telah membuktikan bahwa supervisi akademik pendekatan DI dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar Konstruktivisme di Program Studi Elektronika SMK Sub Rayon 01 Kabupaten Karo. Supervisi akademik pendekatan DI merupakan aktivitas yang kondusif dan aktif bagi guru sehingga sangat membantu guru dalam memahami pengetahuan dan keterampilan tahapan-tahapan dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme. Dengan meningkatnya kemampuan guru dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme, diharapkan guru dapat mengaplikasinya di dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Elektronika. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam


(34)

121

meningkatkan kemampuan guru dengan menggunakan supervisi akademik pendekatan DI.

Supervisi akademik pendekatan DI dapat diterapkan di ruang lingkup yang lebih luas seperti dinas pendidikan, pengawas sekolah, kepala sekolah, tenaga pendidik, dan lembaga-lembaga lainnya yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penerapannya dapat dilaksanakan dengan membuat program supervisi akademik di kalangan stakeholder pendidikan sehingga memberikan pengalaman yang baru guna peningkatan kemampuan pengetahuan dan keterampilan.

Supervisi akademik pendekatan DI merupakan langkah efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Melalui presentasi yang jelas mengenai suatu pengetahuan dan unjuk kerja atau praktikum, maka proses supervisi dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan. Disamping itu, supervisi akademik pendekatan DI juga dapat diterapkan di rekan sekerja tenaga pendidik untuk meningkatkan kompetensi profesional (misalnya, kemampuan menerapkan pembelajaran konstruktivisme), maka dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah pelaksanaan supervisi akademik pendekatan DI yang telah teruji pada penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan dan pembanding bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan menerapkan supervisi akademik pendekatan DI untuk meningkatkan membina kompetensi guru di bidang yang lain.


(35)

122

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas dan upaya untuk menindaklanjuti supervisi akademik pendekatan DI dalam meningkatkan kemampuan guru melalui penelitian tindakan sekolah (school action research) dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Kepada pengawas sekolah sebagai salah satu alternatif solusi terhadap bentuk supervisi akademik yaitu dengan melakukan pendekatan DI untuk melatih /membina guru sebagai upaya peningkatan kualitas kinerja. Bentuk pendekatan DI merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam model pelatihan kepada guru, karena model ini menekankan pada pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara prosedural.

2. Kepada kepala sekolah sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pemantauan kinerja guru hendaknya berupaya untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas dan agar selalu memberikan pengawasan melalui kegiatan supervisi akademik pendekatan DI untuk kemajuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Kepada guru Elektronika sebagai salah satu alternatif solusi mengurangi pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher center), maka pembelajaran konstruktivisme merupakan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran karena prinsip konstruktivisme mengarah pada pembelajaran yang berpusat kepada siswa (stundent


(36)

123

center), artinya siswa sendirilah yang aktif bertanggung jawab

membangun dan mengkonstruksi pengetahuannya.

4. Sebagai sumber informasi/rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya, peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan atau memodifikasi bentuk supervisi akademik pendekatan DI ini untuk membina/melatih kompetensi guru.


(37)

124

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta

Chui Mi, Lili Ng. (2010). Meningkatkan Kemampuan Guru yang Telah Disertifikasi dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Bimbingan Berkelanjutan pada Sekolah Binaan di Sambas.

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Hal. 269 – 278

Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks

Harahap, M. B. (____). Pengimplementasian Model-Model Pembelajaran Efektif dalam Pembelajaran untuk Pencapaian Kompetensi. Artikel (Tidak diterbitkan)

Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (Model-model

Pengajaran) Edisi Delapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Lapono, N. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD 2 SKS. Jakarta: Depdiknas Mahdiansyah. (2010). Perilaku Profesional Guru Kejuruan (Hasil Penelitian di

SMKN Jakarta). Jakarta: Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Edisi Sembilan Tahun ke- 3, Puslitjaknov Kemdikbud

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

________ (2010). Penelitian Tindakan Sekolah (Meningkatkan Produktivitas

Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

________ (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya

Munawar, M., Handayani, A., Suharno, A., dan Fitriana, S.. (2011). Model Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru RA melalui Pendekatan Pembelajaran BCCT (Penelitian Tindakan pada Guru RA di Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang). Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1, Hal. 22 – 37


(38)

125

Neagley, R. L., and Evans, N., D. (1980). Handbook for Effective Supervision of

Instruction. USA: Prentice-Hall, Inc

Prasojo, L. D., dan Sudiyono. (2011). Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media

Putu, P., Nyoman D., dan Nyoman, N. (2013). Implementasi Supervisi Akademik dalam Rangka Peningkatan Kemampuan Menyusun RPP pada Guru Matematika Sekolah Dasar Anggota KKG Gugus IV Kecamatan Sukasada. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar, Volume 3 Tahun 2013

Reynolds D. dan Muijs, D. (2008). Effective Teaching (Evidence and Practice). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, S. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sahertian, P. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam

Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta

Sani, Abdullah R. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

_________ (2012). Supervisi Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya bagi

Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra-Publishing

_________ (2012). Pengawas dan Kepengawasan (Memahami Tugas Pokok,

Fungsi, Peran dan Tanggung Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi:

Binamitra-Publishing

Sukmadinata, N. Sy. (2006). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Cetakan ke-8. Bandung: Rosdakarya

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Sutrisno, W. (2012). Pembelajaran Konsep Listrik Statis dengan Menggunakan Model Belajar Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SLTP. Tesis UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep,

Landasan dan Implementasinya pada KTSP). Jakarta: Kencana


(39)

126

Undang-Undang Republik Indonesia. (2003). No. 20 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta

______________________________. (2005). No. 14 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta

Uno, H. B. dan Panjaitan, K. (2010). Membangun Profesionalismen Guru

melalui Penelitian Tindakan Kelas. Gorontalo: Nurul Jannah

Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology Active Learning Edition (Edisi


(1)

121

meningkatkan kemampuan guru dengan menggunakan supervisi akademik pendekatan DI.

Supervisi akademik pendekatan DI dapat diterapkan di ruang lingkup yang lebih luas seperti dinas pendidikan, pengawas sekolah, kepala sekolah, tenaga pendidik, dan lembaga-lembaga lainnya yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penerapannya dapat dilaksanakan dengan membuat program supervisi akademik di kalangan stakeholder pendidikan sehingga memberikan pengalaman yang baru guna peningkatan kemampuan pengetahuan dan keterampilan.

Supervisi akademik pendekatan DI merupakan langkah efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Melalui presentasi yang jelas mengenai suatu pengetahuan dan unjuk kerja atau praktikum, maka proses supervisi dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan. Disamping itu, supervisi akademik pendekatan DI juga dapat diterapkan di rekan sekerja tenaga pendidik untuk meningkatkan kompetensi profesional (misalnya, kemampuan menerapkan pembelajaran konstruktivisme), maka dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah pelaksanaan supervisi akademik pendekatan DI yang telah teruji pada penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan dan pembanding bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian dengan menerapkan supervisi akademik pendekatan DI untuk meningkatkan membina kompetensi guru di bidang yang lain.


(2)

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas dan upaya untuk menindaklanjuti supervisi akademik pendekatan DI dalam meningkatkan kemampuan guru melalui penelitian tindakan sekolah (school action research) dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Kepada pengawas sekolah sebagai salah satu alternatif solusi terhadap bentuk supervisi akademik yaitu dengan melakukan pendekatan DI untuk melatih /membina guru sebagai upaya peningkatan kualitas kinerja. Bentuk pendekatan DI merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam model pelatihan kepada guru, karena model ini menekankan pada pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara prosedural.

2. Kepada kepala sekolah sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pemantauan kinerja guru hendaknya berupaya untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas dan agar selalu memberikan pengawasan melalui kegiatan supervisi akademik pendekatan DI untuk kemajuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Kepada guru Elektronika sebagai salah satu alternatif solusi mengurangi pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher center), maka pembelajaran konstruktivisme merupakan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran karena prinsip konstruktivisme mengarah pada pembelajaran yang berpusat kepada siswa (stundent


(3)

123

center), artinya siswa sendirilah yang aktif bertanggung jawab membangun dan mengkonstruksi pengetahuannya.

4. Sebagai sumber informasi/rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya, peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan atau memodifikasi bentuk supervisi akademik pendekatan DI ini untuk membina/melatih kompetensi guru.


(4)

124

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta

Chui Mi, Lili Ng. (2010). Meningkatkan Kemampuan Guru yang Telah Disertifikasi dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Bimbingan Berkelanjutan pada Sekolah Binaan di Sambas. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Hal. 269 – 278

Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks

Harahap, M. B. (____). Pengimplementasian Model-Model Pembelajaran Efektif dalam Pembelajaran untuk Pencapaian Kompetensi. Artikel (Tidak diterbitkan)

Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (Model-model Pengajaran) Edisi Delapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Lapono, N. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD 2 SKS. Jakarta: Depdiknas Mahdiansyah. (2010). Perilaku Profesional Guru Kejuruan (Hasil Penelitian di

SMKN Jakarta). Jakarta: Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Edisi Sembilan Tahun ke- 3, Puslitjaknov Kemdikbud

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

________ (2010). Penelitian Tindakan Sekolah (Meningkatkan Produktivitas Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

________ (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya

Munawar, M., Handayani, A., Suharno, A., dan Fitriana, S.. (2011). Model Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru RA melalui Pendekatan Pembelajaran BCCT (Penelitian Tindakan pada Guru RA di Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang). Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1, Hal. 22 – 37


(5)

125

Neagley, R. L., and Evans, N., D. (1980). Handbook for Effective Supervision of Instruction. USA: Prentice-Hall, Inc

Prasojo, L. D., dan Sudiyono. (2011). Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media

Putu, P., Nyoman D., dan Nyoman, N. (2013). Implementasi Supervisi Akademik dalam Rangka Peningkatan Kemampuan Menyusun RPP pada Guru Matematika Sekolah Dasar Anggota KKG Gugus IV Kecamatan Sukasada. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar, Volume 3 Tahun 2013

Reynolds D. dan Muijs, D. (2008). Effective Teaching (Evidence and Practice). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, S. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sahertian, P. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta

Sani, Abdullah R. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

_________ (2012). Supervisi Pendidikan. Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra-Publishing

_________ (2012). Pengawas dan Kepengawasan (Memahami Tugas Pokok, Fungsi, Peran dan Tanggung Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra-Publishing

Sukmadinata, N. Sy. (2006). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Cetakan ke-8. Bandung: Rosdakarya

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Sutrisno, W. (2012). Pembelajaran Konsep Listrik Statis dengan Menggunakan Model Belajar Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SLTP. Tesis UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan Implementasinya pada KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group


(6)

Undang-Undang Republik Indonesia. (2003). No. 20 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta

______________________________. (2005). No. 14 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta

Uno, H. B. dan Panjaitan, K. (2010). Membangun Profesionalismen Guru melalui Penelitian Tindakan Kelas. Gorontalo: Nurul Jannah

Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology Active Learning Edition (Edisi Sepuluh, Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Belajar


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI SMK NEGERI 1 BERASTAGI KABUPATEN KARO.

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATERI PELAJARAN TEORI MUSIK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP DI SMA SE-KECAMATAN SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 1 28

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA MENYUSUN PROPOSAL PTK MELALUI MODEL SUPERVISI PENGEMBANGAN DI SMK NEGERI 1 MERDEKA KABUPATEN KARO.

1 6 30

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME MELALUI SUPERVISI AKADEMIK PENDEKATAN DIRECT INSTRUCTION.

0 2 16

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN AKTIF DI SMA RAYON 5 MEDAN.

0 4 31

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN KUANTUM MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK JOB INSTRUCTION TRAINING DI SMAN 1 SIMPANG KANAN ROKAN HILIR-RIAU.

0 2 27

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA MERENCANAKAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK PELATIHAN ON-THE-JOB TRAINING DI SMK KABUPATEN KARO.

0 2 34

View of MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PENDEKATAN BIMBINGAN TEHNIS DALAM PEMBELAJARAN (BINI-DAMBEL)

0 0 22

View of MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PENDEKATAN BINI-DAMBEL

0 1 12

View of Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran CBSA melalui Supervisi Akademik dengan Pendekatan Kolaboratif di SDN Klampis Barat Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 11