MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA MERENCANAKAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK PELATIHAN ON-THE-JOB TRAINING DI SMK KABUPATEN KARO.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BAHASA
INDONESIA MERENCANAKAN PEMBELAJARAN
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN
TEKNIK PELATIHAN ON-THE-JOB TRAINING
DI SMK KABUPATEN KARO
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan
Oleh :
DERMI SAMOSIR
NIM: 8126132046
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
(2)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BAHASA
INDONESIA MERENCANAKAN PEMBELAJARAN
MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN
TEKNIK PELATIHAN ON-THE-JOB TRAINING
DI SMK KABUPATEN KARO
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan
Oleh :
DERMI SAMOSIR
NIM: 8126132046
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
(3)
(4)
(5)
ABSTRACT
Dermi Samosir. Improving Indonesian Teacher’s professional ability in arranging lesson plan through academic supervision by applying on the job training technique at SMK Karo. Thesis : Educational Administration Graduate Program , State University of Medan , 2014.
The research aims to determine whether take academic supervision by applying on-the-job training techniques improve the ability of teachers to designing lesson plan at SMK Karo.The research subjects were the Indonesian teachers at SMK .Karo. The techniques of data collecting techniques use the sheets of syllabus assessment instrument, the sheets of lesson plan assessment instrument. Based on the research results obtained the results : ( 1 ) In pre cycle, the data showed that
the teachers’ ability in arranging syllabus was 33,33 % or 10 teachers were fair enough category, and 66.66% or 20 teachers have score in the category of sufficient. The teachers’ ability in arranging lesson plan 73% or 22 teachers were good enough, and 27% or 8 teachers have score in the category of sufficient; (2) in cycle one, the data described that the teachers’ ability in arranging syllabus was 100% or 30 teachers had fair enough category, in arranging lesson plan 13,33% or 4 teachers good category and 86,67% or 26 teachers had good enough category; (3) in cycle two, the data described that the teachers’ ability in arranging syllabus was 100% or 30 teachers had good category, in arranging lesson plan 80% or 26 teachers had good category and 20% or 4 teachers had good enough category. This research finds that through the academic supervision by using on-the-job training techniques was able to improve teacher’s ability to plan the learning
(6)
ABSTRAK
Dermi Samosir. Meningkatkan Kemampuan Guru Bahasa Indonesia Merencanakan Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Dengan Teknik
Pelatihan On-The-Job Training di SMK Kabupaten Karo. Tesis. Medan: Program Pendidikan Administrasi Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah supervisi akademik dengan teknik pelatihan on-the-job training dapat meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia merencanakan pembelajaran di SMK Kabupaten Karo. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen telaah silabus dan instrumen telaah RPP. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Prasiklus, data menunjukkan bahwa kemampuan guru menyusun silabus 33,33% atau 10 orang guru dalam kategori cukup baik dan dan 66,66% atau 20 orang guru kategori kurang baik. Kemampuan guru menyusun RPP, 73% atau 22 orang guru cukup baik dan 27% atau 8 orang guru kategori kurang baik. (2) Siklus pertama kemampuan menyusun silabus 100% guru atau 30 orang guru memiliki skor cukup baik, skor penilaian RPP 13,33% atau 4 orang guru memiliki skor kategori baik, 86,67% atau 26 guru memiliki skor cukup baik. (3) Siklus kedua, kemampuan menyusun silabus 100% atau 30 orang guru memiliki skor kategori baik, kemampuan menyusun RPP 80% guru atau 24 guru memiliki skor kategori baik dan 20% guru atau 4 orang guru memiliki skor kategori cukup baik. Penelitian ini menemukan bahwa melalui supervisi akademik teknik on-the-job
(7)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kemurahanNya dan anugerahNya , sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini merupakan kewajiban mahasiswa pascasarjana Unimed dalam menyelesaikan perkuliahan program pascasarjana. Tesis ini berjudul
“Meningkatkan Kemampuan Guru Bahasa Indonesia Merencanakn Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Dengan Teknik Pelatihan On-The- Job Training di
SMK Kabupaten Karo”.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada semua pihak, yaitu:
1. Prof. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana UNIMED. 3. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd.selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr.
Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan arahan-arahan dan petunjuk dalam penyelesaian tesis ini.
4. Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan. 5. Prof. Dr.Sumarno, M.Pd, Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, M.Si dan Dr.
Yasaratodo Wau, M.Pd, selaku narasumber yang sangat banyak memberikan masukan dan saran dalam penulisan tesis ini.
6. Para Dosen di Program Pascasarjana UNIMED yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
7. Bapak Drs. Purwadi Sutanto, M.Si, selaku Direktur P2TK Dikmen Jakarta. 8. Bupati Kabupaten Karo yang telah memberikan kesempatan tugas belajar di
UNIMED.
9. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo, yang telah memberikan izin melakukan penelitian di SMK Kabupaten Karo.
10.Bapak Laksana Ketaren, MP.d, Drs. Horlen Sitanggang, dan Risma Sembiring selaku pengawas di Kabupaten Karo yang banyak membantu penyelesaian tesis ini.
(8)
11.Bapak dan Ibu Kepala Sekolah SMK Kabupaten Karo dan guru bidang studi bahasa Indonesia yang banyak membantu saya dalam penelitian ini.
12.Bapak Sedek Ginting, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Merdeka yang memberi izin dan motivasi dalam penyelesaian studi saya.
13.Orangtua tercinta Piter Samosir, Alm. Menna Sianturi, dan Purida Manurung dan Mertua tercinta Pdt. Rajiun Sinaga dan Denni Rajagukguk telah memberikan dukungan selama perkuliahan.
14.Suamiku terkasih Rimson E.M Sinaga, SH. dan anak-anakku tersayang Rachel Yulieta Sinaga, Ruth Vina Avrilia Sinaga, dan Rafael Timothy Sinaga yang terus memberikan doa, semangat dan motivasi dalam penyelesaian perkuliahan.
15.Teman-teman mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan angkatan pertama yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual selama perkuliahan dan penyelesaian tesis ini. 16.Serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata penulis sampaikan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan. Terima kasih.
Medan, 03 Juni 2014
Penulis,
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT……….. i
ABSTRAK ………... ii
KATA PENGANTAR ……….. iii DAFTAR ISI ………... v
DAFTAR TABEL……….viii
DAFTAR GAMBAR……….. x
DAFTAR LAMPIRAN………...xi
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang ………. 1
B. Identifikasi Masalah………. 9
C. Pembatasan Masalah ………. 10
D. Perumusan Masalah ……… 11
E. Tujuan Penelitian ……… 11
F. Manfaat Penelitian………. 11
BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN………. 13
A. Kajian Teoretis……….. 13
1. Hakikat Kemampuan Guru Bahasa Indonesia ……… 13
2. Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran……….. 16
3. Hakikat Supervisi Akademik Teknik Pelatihan On-The-Job Training………. 29
(10)
C. Kerangka Berpikir ……… 40
D. Hipotesis Tindakan……….. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 43
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 43
B. Subjek dan Objek Penelitian ……….. 43
C. Desain Penelitian Tindakan ……… 44
D. Prosedur Penelitian ……… 45
E. Defenisi Operasional Penelitian……… 50
F. Indikator Keberhasilan……… 52
G. Instrumen Penelitian /Alat Pengumpulan Data……….. 54
H. Teknik Analisis Data……….. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 57 A. Hasil Penelitian……….. 57 1. Prasiklus………. 57
2. Siklus I ……… 62
a. Perencanaan Tindakan Siklus I………. 62
b. Kegiatan Tindakan Siklus I………... 62
c. Tahap Observasi Siklus I ……….. 65
d. Refleksi Siklus I………. 66
3. Siklus II……… 72
a. Perencanaan Tindakan Siklus II……… 72
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II……… 72
c. Tahap Observasi Siklus II………. 74 d. Refleksi Siklus II………... 76
(11)
B. Pembahasan………. 84
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN……… 88
A. Simpulan ………. 88
B. Implikasi………. 89
C. Saran………... 90
Daftar Pustaka………. ………. 91
(12)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Merencanakan Pembelajaran………7
Tabel 3.1 Skor Penilaian Penyusunan Silabus ... ………... 51
Tabel 3.2 Penilaian Penyusunan RPP………52
Tabel 3.3 Skor Pencapaian Keberhasilan Menyusun Silabus………53
Tabel 3.4 Skor Pencapaian Keberhasilan Menyusun RPP………54
Tabel 3.5 Rentang Sor dan Kriteria………55
Tabel 3.6 Rentang Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif ……….55
Tabel 3.7 Rentang Skor Kuantitatif Kualitatif Penyusunaan Silabus……..56
Tabel 3.8 Rentang Skor Kuantitatif Kualitatif Penyusunan RPP………….. 56
Tabel 4.1 Skor Penilaian Silabus pada Prasiklus………58
Tabel 4.2 Tingkat Kecenderungan Skor Penilaian Silabus pada Prasiklus….59 Tabel 4.3 Skor Penilaian RPP pada Prasiklus...………... 60
Tabel 4.4 Tingkat Kecenderungan Skor Penilaian RPP Prasiklus...61
Tabel 4.5 Skor Rata-rata Silabus Per Aspek pada Siklus 1………65
Tabei 4.6 Skor Rata-rata RPP Per Aspek pada Siklus I……….66
Tabel 4.7 Skor Penyusunan Penilaian Silabus pada Siklus I………..68
Tabel 4.8 Tingkat Kecenderungan Skor Penilaian Silabus pada Siklus I…..69
Tabel 4.9 Skor Penilaian RPP pada Siklus I………...70
Tabel 4.10 Tingkat Kecenderungan Skor Penilaian RPP pada Siklus I……..71
Tabel 4.11 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Siklus II………...75
(13)
Tabel 4.13 Skor Penilaian Silabus pada Siklus II……… 77 Tabel 4.14 Tingkat Kecenderungan Skor Penilaian Silabus pada Siklus II….78 Tabel 4.15 Skor Penilaian RPP pada Siklus II…….……….. 79 Tabel 4.16 Tingkat Kecenderungan Skor Penilaian RPP pada Siklus II…… 80 Tabel 4.17 Persentase Kemampuan Guru Bahasa Indonesia Merencanakan
(14)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan………44 Gambar 4.1 Diagram Batang Skor Penilaian Silabus pada Prasiklus ….…59 Gambar 4.2 Diagram Batang Penilaian RPP pada Siklus…………...…… 61 Gambar 4.3 Diagram Batang Penilaian Silabus pada Siklus I………..69 Gambar 4.4 Diagram Batang Skor Penilaian RPP pada Siklus I………..…71 Gambar 4.5 Diagram Batang Skor Penilaian Silabus pada Siklus II…..…. 78 Gambar 4.6 Diagram Batang Penilaian RPP pada Siklus II………..…… 81 Gambar 4.7 Diagram Batang Penilaian Silabus (responden 1-15) pada
Prasiklus, Siklus I, Siklus II……… 85 Gambar 4.8 Diagram Batang Penilaian Silabus (responden 16-30) pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II……… 85 Gambar 4.9 Diagram Batang Skor Penilaian RPP (responden 1-15)
pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II……… 86 Gambar 4.10 Diagram Batang Skor Penilaian RPP ( responden 16-30) pada
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penilaian Silabus……… 95 Lampiran 2 Instrumen Penilaian RPP………. 97 Lampiran 3 Jadwal Pelatihan On-The-Job Training Meningkatkan
Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajran di SMK
Kabupaten Karo………...100 Lampiran 4 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Prasiklus Penilai 1…101 Lampiran 5 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Prasiklus Penilai 2…102 Lampiran 6 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Prasiklus Penilai 3…103 Lampiran 7 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Siklus 1 Penilai 1..…104 Lampiran 8 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Siklus 1 Penilai 2…..105 Lampiran 9 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Siklus 1 Penilai 3…...106 Lampiran 10 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Siklus 2 Penilai 1…..107 Lampiran 11 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Siklus 2 Penilai 2….108 Lampiran 12 Skor Penilaian Silabus Per Aspek pada Siklus 2 Penilai 3….109 Lampiran 13 Skor Penilaian RPP Per Aspek pada Prasiklus Penilai 1……110 Lampiran 14 Skor Penilaian RPP Per Aspek pada Prasiklus Penilai 2……111 Lampiran 15 Skor Penilaian RPP Per Aspek pada Prasiklus Penilai 3…….112 Lampiran 16 Skor Penilaian RPP Per Aspek pada Siklus 1 Penilai1……...113 Lampiran 17 Skor Penilaian RPP Per Aspek pada Siklus 1 Penilai 2……..114 Lampiran 18 Skor Penilaian RPP Per Aspek pada Siklus 1 Penilai 3 ..…...115 Lampiran 19 Skor Penilaian RPP Per Aspek pada Siklus 2 Penilai 1…...116 Lampiran 20 Skor Penilaian RPP Per Aspek pada Siklus 2 Penilai 2...…...117
(16)
Lampiran 21 Skor Penilaian RPP Per Aspek pada Siklus 2 Penilai 3……...118
Lampiran 22 Instrumen Pelaksanaan Pelatihan ………119
Lampiran 23 Notulen Pelaksanaan Pelatihan ………121
Lampiran 24 Foto-foto Pelaksanaan Pelatihan ..……….….…125
Lampiran 25 Rencana Kegiatan Penelitian (RKP) ………129
Lampiran 26 Silabus Siklus 1 ………...…………137
Lampiran 27 Silabus Siklus 2 ………...……141
Lampiran 28 RPP Siklus 1……….………144
Lampiran 29 RPP Siklus 2………...….………148
(17)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru adalah salah satu unsur terpenting pada komponen pendidikan.
Sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa.
Keberhasilan pendidikan terletak pada kemampuan guru mengajar di dalam kelas..
Keberhasilan suatu pembelajaran di kelas ditentukan oleh kompetensi guru yang
terdiri dari: kompetensi professional, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial. Seorang guru diharapkan mampu
mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat
(2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang
profesional secara akademis adalah guru (1) memiliki keahlian atau kecakapan
akademis dalam bidang ilmu tertentu; (2) cakap mempersiapkan penyajian materi
(pembuatan silabus, program tahunan, program semester) yang akan menjadi
acuan penyajian; (3) cakap melaksanakan penyajian materi, melaksanakan
evaluasi atas pelaksanaan yang dilakukan; (4) kecakapan sosial, spiritual,sehingga
bisa membawa murid kearah perkembangan yang benar; dan (5) mampu
(18)
2
(2013:181) mengatakan salah satu tugas profesional guru adalah menyusun sendiri
perangkat pembelajaran, yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). UU N0. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
hasil pembelajaran. Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan seorang guru
profesional harus mampu merencanakan pembelajaran yaitu menyusun sendiri
silabus program tahunan, program semester dan RPP.
Selanjutnya Ambarita (2010:10) mengatakan merencanakan adalah proses
penataan tujuan-tujuan dan menetapkan sejak awal secara tepat bagaimana tujuan
itu akan diperoleh. Pendapat di atas dapat diambil kesimpulan didalam
perencanaan tercantum tujuan yang akan dicapai dan bagaimana cara untuk
mencapai tujuan tersebut.
Sanjaya (2011:3) mengatakan bahwa bagaimanapun bagus dan idealnya
kurikulum pendidikan, bagaimana lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan,
tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam menerapkannya, maka semuanya
kurang bermakna. Artinya kemampuan guru merencanakan pembelajaran sangat
dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Menurut Usman (1990: 1), proses belajar mengajar adalah suatu proses
yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Suryobroto (2002: 19) proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang
(19)
3
dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran.
Pengajaran yang baik memerlukan perencanaan yang baik, melalui
penyusunan perangkat pembelajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas
Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses pembelajaran untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah yang menyebutkan bahwa setiap guru wajib menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menggunakannya sebagai
pedoman pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan RPP yang baik akan sangat
memengaruhi terhadap perilaku pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran merupakan bagian dari kompetensi pedagogik guru yang harus
dimiliki oleh guru untuk bisa melakukan pembelajaran yang mendidik sebagai
persyaratan guru profesional.
Perencanaan program sistem pengajaran berfungsi untuk memberikan
arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien.
Kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan diantaranya meliputi
memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus
kegiatan pembelajaran, menentukan topik-topik yang akan dipelajari,
mengalokasikan waktu, serta menentukan sumber-sumber yang diperlukan.
Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting
dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah Silabus dan RPP. RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar mengajar peserta
didik untuk mencapai kompetensi dasar. Selain itu silabus juga memuat teknik
(20)
4
RPP adalah instrumen perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. RPP ini
dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari
tujuan pembelajaran. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. RPP disusun secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan untuk memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
Keberhasilan tujuan pendidikan ditentukan bagaimana kurikulum (Silabus
dan RPP) diimplementasikan pada satuan pendidikan, dalam bentuk kegiatan
pembelajaran serta pada desain atau rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pada pelaksanaannya seringkali tidak sesuai dengan desain pembelajaran sehingga
mengakibatkan ketidak tercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
disebabkan guru tidak mampu menyusun sendiri Silabus dan RPP yang baik,
sebagian besar dari guru langsung mengambil dari internet atau mengcopy paste
dari teman guru yang serumpun. Guru tidak mampu membuat RPPnya sudah
tentu, tidak mampu juga melaksanakan pembelajaran.
Belum baiknya RPP yang disusun oleh para guru tersebut adalah
disebabkan oleh dua hal, yaitu: (1) pemahaman guru terhadap cara penyusunan
RPP yang masih sangat kurang di antaranya adalah belum mampu merumuskan
kesesuaian indikator dengan Kompetensi Dasar, ketidaksesuaian merumuskan
indikator dengan tujuan, ketidaksesuaian indikator dengan materi, ketidaksesuaian
indikator dengan langkah pembelajaran, ketidaksesuaian indikator dengan alokasi
waktu, ketidaksesuaian indikator dengan metode dan media, ketidaksesuaian
indikator dengan instrumen penilaian; dan (2) proses penyusunan perencanaan dan
(21)
5
observasi ke sekolah masih banyak ditemukan bahwa guru-guru dalam
merencanakan pembelajaran utamanya dalam menyusun RPP hanya mengadopsi
yang sudah ada tanpa mengadaptasi disesuaikan dengan kondisi peserta didik
sehingga terlihat jelas sekali bahwa dokumen perencanaan pembelajaran
disiapkan hanya untuk memenuhi kepentingan administrasi tanpa diketahui makna
dan manfaatnya.
Kegiatan melaksanakan pembelajaran yang seharusnya merupakan
implementasi dari perencanaan yang sudah disusun juga masih belum
menunjukkan kemampuan melaksanakan yang maksimal dikarenakan guru hanya
mengejar jumlah jam mengajar tanpa memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
seharusnya dilaksanakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti
yang tercantum dalam Standar Proses Pembelajaran untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah. Ketidakmampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran
menyebabkan ketidakberhasilan guru dalam memaksimalkan situasi belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran akan mengalami kegagalan kalau tidak menghasilkan
kegiatan belajar siswa yang akan berimplikasi lebih lanjut yang dapat berdampak
pada kegagalan pendidikan. Permasalahan ketidakmampuan guru dalam
memaksimalkan aktivitas belajar siswa juga terlihat dari ketidakmampuan guru
dalam pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diampu mengakibatkan kegagalan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain itu permasalahan ketidakmampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran, guru belum paham berbagai pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran yang mendidik dalam mata pelajaran yang diampu menjadi
(22)
6
yang maksimal terlihat dari keberhasilan dalam persentasi ketuntasan belajar
tiap-tiap sekolah. Imron, (2000:5) mengatakan bahwa (1) guru sering mengeluh
kurikulum yang berubah-ubah, (2) guru sering mengeluhkan kurikulum yang
syarat dengan beban, (3) seringnya siswa mengeluh dengan cara mengajar guru
yang kurang menarik, (4) masih belum dapat dijaminnya kualitas pendidikan
sebagai mana mestinya.
Mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi oleh
komponen-komponen belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara
mengorganisasi materi, metode yang diterapkan media yang digunakan, dan
lain-lain.
Guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan dalam
pembelajaran karena fungsi guru memiliki fungsi utama mulai dari merancang,
mengelola dan mengevaluasi pembelajaran dalam suatu sekolah. Keberhasilan
suatu pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang.
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan dengan baik, ini merupakan setengah
dari suatu keberhasilan sudah dapat tercapai, tinggal setengahnya lagi yang
terletak pada pelaksanaan pembelajaran.
Secara umum pada saat ini ada gejala atau fenomena dalam proses
pembelajaran seringkali tanpa didukung dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang baik, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tanpa
persiapan dari guru menjadikan proses pembelajaran yang tidak dapat diterima
dan tidak menarik bahkan tidak menyenangkan bagi siswa, kedatangan guru
tidak tepat waktu, meninggalkan kelas sebelum waktunya, kegiatan penilaian
(23)
7
Kunci keberhasilan pengajaran sebenarnya terletak pada perencanaan yang
sudah dibuat oleh guru melalui perangkat pembelajaran yang disusunnya.
Hasil telaah RPP dengan menggunakan APKG 1 pada observasi awal yang
dilakukan peneliti terhadap 15 orang guru di SMK Negeri 1 Merdeka pada tanggal
31 Oktober sampai dengan 2 Nopember 2013, ditemukan antara lain: (1) guru
belum membuat bahan belajar/ materi pelajaran ( guru tergantung pada buku
teks); (2) tidak membuat jenis evaluasi; (3) guru tidak membuat media yang
sesuai dengan topik pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, dan
belum menggunakan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran
Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran
No Indikator Persentase
Perolehan %
1 Kemampuan guru merumuskan tujuan pembelajaran 82,33% 2 Kemampuan menyusun bahan belajar/materi pembelajaran 46,67% 3 Kemampuan guru memilih metode/strategi pembelajaran 46,33% 4 Kemampuan guru memilih media pembelajaran/sumber
belajar
48,33%
5 Kemampuan guru menyusun evaluasi 45,00%
Sumber: Hasil telaah instrumen observasi awal terhadap 15 orang guru di SMK Negeri 1 Merdeka Brastagi tanggal 31 Oktober s/d 2 Nopember 2013.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan guru dalam
merencanakan pembelajaran masih jauh dari yang diharapkan. Persentase dari 5
aspek yang dinilai hanya satu aspek dalam kategori baik yaitu kemampuan guru
merumuskan tujuan pembelajaran. Pada 4 aspek yang lain persentase perolehan
(24)
8
Apabila situasi perencanaan pembelajaran yang demikian dibiarkan dalam
waktu yang berlangsung lama dapat menyebabkan penurunan minat belajar siswa
dalam mengikuti pembelajaran sehingga aktivitas belajar siswa menjadi rendah
yang dimungkinkan akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah pula.
Oleh sebab itu untuk mengatasinya perlu diupayakan tindakan antisipatif untuk
mengatasi permasalahan tersebut dengan cara mengadakan pembinaan oleh
pengawas sekolah. Pembinaan ini dilakukan melalui kegiatan supervisi akademik
sesuai dengan salah satu Standar Kompetensi Pengawas Sekolah dalam
Permendiknas nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas
Sekolah yaitu kompetensi supervisi akademik. Pembinaan yang dilakukan
menggunakan teknik pelatihan metode on-the-job training, pendekatan dan
metode yang tepat akan berdampak positif terhadap hasil yang diharapkan.
Menurut Lantip dan Sudiyono (2011:94) Supervisi akademik adalah
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui kegiatan supervisi,
guru sebagai ujung tombak dalam kegiatan pendidikan diharapkan dapat memiliki
kinerja yang baik dalam mewujudkan pembelajaran berbasis karakter yang
bermutu, sehingga dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dengan supervisi akademik diharapkan, supervisor
memengaruhi perilaku guru agar semakin baik dalam merencanakan
pembelajaran. Selanjutnya perilaku guru memengaruhi perilaku peserta didik
(25)
9
hasil belajar yang dicapainya. Salah satu teknik supervisi akademik kelompok
adalah pelatihan yang dapat dilakukan kepada guru-guru yang mempunyai
permasalahan yang sama.
Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas dalam rangka meningkatkan
kompetensi guru merencanakan pembelajaran dengan bantuan pengawas
(supervisor) melalui supervisi akademik dengan teknik pelatihan OJT
(On-The-Job Training).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diidentifikasi guru kurang mampu
merencanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan pelaksanaan supervisi akademik
kurang maksimal oleh pengawas sekolah. Selama ini kehadiran pengawas di sekolah
hanya sekedar bertamu dan sesekali bertanya dan melihat-lihat administrasi sekolah
kemudian pulang setelah mengisi daftar kunjungan, kehadirannya sangat tidak
diharapkan.
Faktor yang memengaruhi kemampuan guru sekaligus solusi terhadap
permasalahan adalah motivasi internal, watak, konsep diri, pendidikan, pengalaman
mengajar, lama mengajar lingkungan, workshop, magang , kepemimpinan, bakat,
latihan dan supervisi akademik. Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru
mengembangkan kemampuan professionalnya dalam melaksanakan tugas pokok dan
tanggung jawabnya yakni melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Jenis bantuan
yang diberikan adalah aspek-aspek yang terkait dengan pembelajaran antara lain
penyusunan kurikulum, silabus dan RPP strategi pembelajaran, penggunaan media,
(26)
10
perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan teknik individual dan kelompok.
Teknik individual yang terdiri dari kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan
pribadi, intervisitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, dan
menilai diri sendiri. Sedangkan teknik bersifat kelompok terdiri dari pertemuan
orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, studi kelompok antar
guru, diskusi, tukar menukar pengalaman, lokakarya, pelatihan, diskusi panel,
seminar, simposium, demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, buletin
supervisi, membaca langsung, organisasi jabatan, laboratorium kurikulum,
perjalanan sekolah untuk anggota staf.
Supervisi akademik teknik pelatihan on-the-job training merupakan salah
satu teknik yang digunakan pengawas untuk membina guru untuk meningkatkan
kemampuannya merencanakan pembelajaran sehingga tercapai pembelajaran yang
berkualitas di dalam kelas. Pembinaan dapat dilakukan pada saat guru
melaksanakan tugasnya sehingga tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Melalui
supervisi akademik teknik pelatihan diharapkan guru lebih terampil merencanakan
pembelajaran yang diampunya
C. Pembatasan Masalah
Terdapat beberapa masalah yang dihadapi guru pada saat melaksanakan
tugasnya salah satunya pada saat merencanakan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran mencakup penyusunan silabus dan RPP yang merupakan salah satu
aspek yang terkait dengan pembelajaran. Supervisor memberikan bantuan kepada
guru yang mempunyai masalah yang sama yakni dalam menyusun silabus dan RPP.
(27)
11
untuk meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia merencanakan
pembelajaran di SMK Kabupaten Karo.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah
penelitian adalah apakah dengan supervisi akademik dengan teknik pelatihan
on-the-job training dapat meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia
merencanakan pembelajaran di SMK Kabupaten Karo?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah supervisi akademik dengan teknik pelatihan On-The-Job
Training dapat meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia merencanakan
pembelajaran di SMK Kabupaten Karo.
F. Manfaat Penelitian Tindakan
Hasil penelitian peningkatan kompetensi guru merencanakan pembelajaran
melalui supervisi akademik melalui On-The-Job Training diharapkan memberikan
manfaat, antara lain:
1. Manfaat teoretis
Manfaat teoretis berguna berguna untuk pengembangan teori kompetensi
guru dan teori supervisi. Teknik supervisi yang dikembangkan dalam
penelitian ini dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan
kompetensi guru.
(28)
12
Hasil penelitian ini dapat digunakan berbagai pihak, untuk pengawas
sekolah, kiranya hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membimbing
guru baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan
kompetensinya, untuk kepala sekolah pelatihan on-the-job training dapat
digunakan membimbing guru baik individual maupun kelompok, untuk
guru sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuannya dalam
menyusun perangkat pembelajaran, untuk peneliti lain sebagai bahan
rujukan dalam penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kompetensi
(29)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Pada Prasiklus, tidak ada guru yang memiliki skor penilaian silabus dalam kategori
baik, 33,33% guru memiliki skor cukup baik dan 66,66% guru memiliki kategori
kurang baik. Pada skor penilaian RPP tidak ada guru yang memiliki nilai dalam
kategori baik, 73% dalam kategori cukup baik dan 27% dalam kategori kurang
baik.
2. Pada siklus pertama tidak ada guru yang memiliki skor penilaian silabus dalam
kategori baik, 100% guru memiliki skor cukup baik. Pada skor penilaian RPP
13,33% guru memiliki kategori baik, 86,67% guru memiliki skor cukup baik.
3. Pada siklus kedua 100% guru memiliki skor penilaian silabus dalam kategori
baik, 80% guru memiliki skor penilaian RPP dalam kategori baik dan 20% guru
memiliki skor penilaian dalam kategori cukup baik.
4. Hasil temuan dari penelitian ini menemukan bahwa supervisi akademik dengan
teknik pelatihan on-the-job training dapat meningkatkan kemampuan guru
(30)
89
B.Implikasi
Telah teruji melalui penelitian bahwa kemampuan guru bahasa Indonesia dalam
merencanakan pembelajaran dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik dengan
teknik on-the-job training. Pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik on-the-job
training dapat memberikan suasana menyenangkan dan penuh keakraban pada saat
pelatihan. Pelaksanaan supervisi akademik secara secara terus menerus untuk
membantu guru meningkatkan kualitasnya. Supervisor dan kepala sekolah berperan
sangat penting untuk membantu dan membina guru untuk perbaikan mutu sekolah.
Berdasarkan temuan bahwa kemampuan guru merencanakan pembelajaran
meningkat, sehingga teknik pelatihan on-the- job training dapat dilaksanakan di
lingkungan sekolah oleh pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas
perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan supervisi akademik pelatihan teknik
on-the-job training juga perlu mendapat perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Karo agar dapat diterapkan oleh seluruh pengawas yang berada di lingkungan
Kabupaten Karo. Selain itu, kajian penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan rujukan dan pembanding bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih
lanjut dengan menerapkan supervisi akademik dengan teknik pelatihan untuk
(31)
90
C.Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan
kemampuan guru bahasa Indonesia merencanakan pembelajaran diajukan saran
sebagai berikut:
1. Kepala sekolah sebagai supervisor dapat menggunakan teknik pelatihan on-the-job
training sebagai salah satu alternatif dalam melakukan supervisi akademik.
2. Pengawas sekolah bidang studi bahasa Indonesia dapat mengunakan teknik
pelatihan on-the-job training sebagai salah satu alternatif dalam melakukan
supervisi akademik.
3. Kepala Dinas Pendidikan Karo dapat mengunakan teknik pelatihan on-the-job
training sebagai salah satu alternatif pada saat mengadakan pelatihan kepada
pengawas dan kepala sekolah.
4. Pengawas dan kepala sekolah pada saat melakukan supervisi akademik perlu
memfokuskan pembinaan pada aspek yang belum tuntas yaitu; menentukan materi
pokok dan menentukan penilaian pada indikator silabus. Kemudian menentukan
metode pembelajaran dan sistem penilaian hasil belajar pada indicator RPP.
(32)
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, B. 2010. Manajemen dalam Gamitan Pendidikan.Medan: USU Press.
___________. 2012. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: PT Alfabeta.
Bangun, W. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga
Danim, S. 1994. Transformasi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2007. Buku Saku Kurikulum satuan Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta: Depdiknas.
Dessler, 2006. Management Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Indeks.
Fred C. Lunenburg dan Allan C. Ornstein. Educational Administration. Wadworth: a division of Thomson Learning.
Hamalik, O. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerja Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, M. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan 7). Jakarta: Bumi Aksara.
Hernawan, H A dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Upi Press.
Imron, A. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.
Jamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rineka Cipta.
Jerris, W. 1999. Qualityin Higher Education.
[hhtp://docs.google.com/view.petra.ac.id]. diakses 22 Februari 2013
Jonhson,T.1988.Vocational Educational.[hhtp://docs.google.com/view.petra.ac.id]. diakses 22 Februari 2013.
Jumhana, Nana & Sukirman. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.
Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah Materi Pelatihan Penguatan
kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta: Dirjen PMPTK.
(33)
Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mangkuprawira, S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Ghalia – Indonesia.
Manulang, 2005. Dasar-dasar Manajemen. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Mullins, L.J. 2005. Management and Organizational Behaviour. Great Britain. Pitman Publishing.
Mulyasa. 2012. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Bandung.
Parturromah, Pupuh dan Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Permendiknas RI Nomor 12 Tahun 2007, tentang. Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Desak, Purwanti, dkk. 2013. Implementasi Supervisi Akademik dalam Rangka
Peningkatan Kemampuan Guru Menyusun RPP pada Guru Matematika SD Anggota KKG Gugus IV Kecamatan Sukasada. Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
Rivai V. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2012. Seri Manajamen Sekolah bermutu Model-model Pembelajaran
mengembangkan Professinalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: PT Alfabeta.
_______. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(34)
_______. 2013. Etika & Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group.
Sergiovanni, T. 1983. Supervision: A Redefenition, Boston: Higher Education
Siagian, S. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (cetakan 15). Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, N. 2012. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas
Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.
_________, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiarti TitieK. 2000. Upaya PeningkatanKemampuan Guru Menyusun Silabus dan
RPP Melalui Supervisi Akademik Berkelanjutan di SMA 1 Tenjo Kabupaten Bogor. (diakses tanggal 12 April 2014)
Suryabrata, 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Rasil Group.
Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktek. Yogyakarta: Nuka Litera.
(1)
88 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Pada Prasiklus, tidak ada guru yang memiliki skor penilaian silabus dalam kategori
baik, 33,33% guru memiliki skor cukup baik dan 66,66% guru memiliki kategori kurang baik. Pada skor penilaian RPP tidak ada guru yang memiliki nilai dalam kategori baik, 73% dalam kategori cukup baik dan 27% dalam kategori kurang baik.
2. Pada siklus pertama tidak ada guru yang memiliki skor penilaian silabus dalam kategori baik, 100% guru memiliki skor cukup baik. Pada skor penilaian RPP 13,33% guru memiliki kategori baik, 86,67% guru memiliki skor cukup baik. 3. Pada siklus kedua 100% guru memiliki skor penilaian silabus dalam kategori
baik, 80% guru memiliki skor penilaian RPP dalam kategori baik dan 20% guru memiliki skor penilaian dalam kategori cukup baik.
4. Hasil temuan dari penelitian ini menemukan bahwa supervisi akademik dengan teknik pelatihan on-the-job training dapat meningkatkan kemampuan guru merencanakan pembelajaran.
(2)
89
B.Implikasi
Telah teruji melalui penelitian bahwa kemampuan guru bahasa Indonesia dalam merencanakan pembelajaran dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik dengan teknik on-the-job training. Pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik on-the-job training dapat memberikan suasana menyenangkan dan penuh keakraban pada saat pelatihan. Pelaksanaan supervisi akademik secara secara terus menerus untuk membantu guru meningkatkan kualitasnya. Supervisor dan kepala sekolah berperan sangat penting untuk membantu dan membina guru untuk perbaikan mutu sekolah.
Berdasarkan temuan bahwa kemampuan guru merencanakan pembelajaran meningkat, sehingga teknik pelatihan on-the- job training dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah oleh pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan supervisi akademik pelatihan teknik on-the-job training juga perlu mendapat perhatian khusus dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karo agar dapat diterapkan oleh seluruh pengawas yang berada di lingkungan Kabupaten Karo. Selain itu, kajian penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan dan pembanding bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut dengan menerapkan supervisi akademik dengan teknik pelatihan untuk membina/melatih kemampuan guru dalam bidang yang berbeda.
(3)
90
C.Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia merencanakan pembelajaran diajukan saran sebagai berikut:
1. Kepala sekolah sebagai supervisor dapat menggunakan teknik pelatihan on-the-job training sebagai salah satu alternatif dalam melakukan supervisi akademik. 2. Pengawas sekolah bidang studi bahasa Indonesia dapat mengunakan teknik
pelatihan on-the-job training sebagai salah satu alternatif dalam melakukan supervisi akademik.
3. Kepala Dinas Pendidikan Karo dapat mengunakan teknik pelatihan on-the-job training sebagai salah satu alternatif pada saat mengadakan pelatihan kepada pengawas dan kepala sekolah.
4. Pengawas dan kepala sekolah pada saat melakukan supervisi akademik perlu memfokuskan pembinaan pada aspek yang belum tuntas yaitu; menentukan materi pokok dan menentukan penilaian pada indikator silabus. Kemudian menentukan metode pembelajaran dan sistem penilaian hasil belajar pada indicator RPP.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, B. 2010. Manajemen dalam Gamitan Pendidikan.Medan: USU Press. ___________. 2012. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: PT Alfabeta. Bangun, W. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga
Danim, S. 1994. Transformasi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2007. Buku Saku Kurikulum satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas.
Dessler, 2006. Management Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Indeks.
Fred C. Lunenburg dan Allan C. Ornstein. Educational Administration. Wadworth: a division of Thomson Learning.
Hamalik, O. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerja Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, M. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan 7). Jakarta: Bumi Aksara.
Hernawan, H A dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Upi Press. Imron, A. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.
Jamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rineka Cipta.
Jerris, W. 1999. Qualityin Higher Education.
[hhtp://docs.google.com/view.petra.ac.id]. diakses 22 Februari 2013
Jonhson,T.1988.Vocational Educational.[hhtp://docs.google.com/view.petra.ac.id]. diakses 22 Februari 2013.
Jumhana, Nana & Sukirman. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.
Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah Materi Pelatihan Penguatan kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta: Dirjen PMPTK.
(5)
Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mangkuprawira, S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta:
Ghalia – Indonesia.
Manulang, 2005. Dasar-dasar Manajemen. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Mullins, L.J. 2005. Management and Organizational Behaviour. Great Britain. Pitman Publishing.
Mulyasa. 2012. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Bandung.
Parturromah, Pupuh dan Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas RI Nomor 12 Tahun 2007, tentang. Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Desak, Purwanti, dkk. 2013. Implementasi Supervisi Akademik dalam Rangka Peningkatan Kemampuan Guru Menyusun RPP pada Guru Matematika SD
Anggota KKG Gugus IV Kecamatan Sukasada. Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) Rivai V. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2012. Seri Manajamen Sekolah bermutu Model-model Pembelajaran mengembangkan Professinalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: PT Alfabeta.
_______. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(6)
_______. 2013. Etika & Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group.
Sergiovanni, T. 1983. Supervision: A Redefenition, Boston: Higher Education Siagian, S. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (cetakan 15). Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, N. 2012. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.
_________, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiarti TitieK. 2000. Upaya PeningkatanKemampuan Guru Menyusun Silabus dan RPP Melalui Supervisi Akademik Berkelanjutan di SMA 1 Tenjo Kabupaten Bogor. (diakses tanggal 12 April 2014)
Suryabrata, 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Rasil Group.
Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktek. Yogyakarta: Nuka Litera.