HUBUNGAN KEMAMPUAN BERBICARA (KAIWA) DENGAN KEBIASAAN MENONTON NIHONDORAMA.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan dan Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined. F. Metodologi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II LANDASAN TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. A. Berbicara ... Error! Bookmark not defined. B. Menyimak ... Error! Bookmark not defined. C. Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. D. Drama (Dorama) ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. C. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(2)

D. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. F. Hipotesis Statistik ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Laporan Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. B. Uji Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. C. Analisis Korelasi (Spearman) ... Error! Bookmark not defined. D. Analisis Regresi ... Error! Bookmark not defined. E. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. F. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(3)

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini, tidak sedikit bahasa asing yang berkembang pesat di Indonesia. Bilamana bahasa Inggris memang sudah menjadi bahasa internasional, dalam arti banyak dipelajari oleh sebagian besar Negara di dunia, maka menurut Flobamar forums (2011), bahasa Jepang menduduki peringkat ke-11 dari 30 bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Selain itu, menurut penelitian Japan Foundation minat pembelajar bahasa Jepang di Indonesia-pun terus meningkat dari tahun 2002 hingga saat ini.

Dalam mempelajari bahasa Jepang, kini terdapat berbagai macam lembaga, baik formal maupun nonformal yang dapat memberikan pengajaran berbagai aspek mengenai bahasa Jepang.

Untuk mampu berbahasa Jepang dengan baik, pembelajar harus memiliki empat keterampilan berbahasa layaknya bahasa lainnya seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (1983), yaitu : keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, diantaranya keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills).


(5)

Dalam bahasa Jepang, empat keterampilan tersebut dikenal dengan 四 技 能 (yonginou) atau empat keterampilan yang harus dimiliki oleh pembelajar, yaitu聞く技能 (kikuginou) atau keterampilan menyimak、話 す 技 能 (hanasuginou) atau keterampilan berbicara、 読 む 技 能 (yomuginou) atau keterampilan membaca dan 書く技能 (kakuginou) atau kemampuan menulis. (Lusiana, 2012 : 248)

Diantara keempat keterampilan berbahasa tersebut, berdasarkan hasil angket yang diberikan oleh peneliti pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan bahasa Jepang secara random, keterampilan berbicara memang dirasa tidak terlalu sulit, namun ada beberapa kasus yang membuktikan bahwa keterampilan berbicara terkadang tidak seimbang dengan keterampilan berbahasa yang lainnya. Salah satu contohnya adalah ada seorang mahasiswa yang keterampilan tertulisnya sudah mencapai level 2 Nouryoku Shiken (Tes Kemampuan Bahasa Jepang), tetapi keterampilan bicaranya berada dibawah keterampilan tertulisnya. Namun ada pula mahasiswa yang memiliki keterampilan berbicara melebihi kemampuan tertulisnya. Setelah dilakukan wawancara, ternyata salah satu faktor pendukung mahasiswa tersebut lebih terampil berbicara bahasa Jepang adalah memiliki hobi menonton Dorama.

Untuk melatih keterampilan berbicara, bisa dilakukan di kelas ataupun berlatih dengan teman bahkan dengan dosen. Pembelajar bahasa Jepang juga setidaknya harus mengetahui aksen, penggunaan, ekspresi,


(6)

serta situasi dan kondisi pada saat berbicara. Hal tersebut dapat diketahui dari kehidupan sehari-hari orang Jepang.

Keterampilan berbicara bahasa Jepang bisa dikuasai dengan mudah bila menguasai struktur kalimat, pengetahuan kosakata yang luas, cara penggunaan kalimat pada situasi yang tepat, dan lain-lain. Untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu caranya yaitu bisa diatasi dengan menonton drama Jepang (Dorama). Karena dengan menonton Dorama, pembelajar bahasa Jepang dapat melihat secara langsung kehidupan sehari-hari orang Jepang.

Menurut en.wikipedia.org, (2012)

'Japan drama (テレビドラマ :) terebi dorama, television drama), also called dorama (ドラマ), are a staple of Japanese television and are broadcast daily. All major TV networks in Japan produce a variety of drama series including murder romance, comedy, detective stories, horror, and many others. For special occasions, there may also be a one- or two-episode drama with a specific theme, such as a drama produced in 2007 for the 60-year anniversary of the end of World War III.

“Drama Jepang (テレビドラマ:) terebi dorama, drama televisi),

yang juga disebut dorama (ドラマ), adalah siaran pokok dari televisi jepang dan siaran harian. Semua jaringan televisi jepang memproduksi berbagai macam jenis drama, diantaranya drama pembunuhan, romantic, komedi, kisah detektif, horror, dan banyak lagi. Di saat-saat tertentu, ada juga drama yang hanya terdiri dari satu atau dua episode yang bertema khusus, contohnya drama yang diproduksi pada tahun 2007, sebagai peringatan 60 tahun berakhirnya Perang Dunia ke-2.”

Serial drama Jepang umumnya tamat dalam satu musim tayang yang panjangnya tiga bulan. Sebagian besar drama ditayangkan malam hari pada pukul 21.00, pukul 22.00 atau pukul 23.00. Jumlah episode berkisar antara 9 hingga 12 episode. Namun tidak tertutup kemungkinan


(7)

dibuat episode spesial (epilog) bila serial drama tersebut berhasil mendapatkan rating pemirsa yang tinggi.

Stasiun televisi di Jepang mengumumkan judul-judul serial drama baru sebelum awal musim tayang. Karena di Jepang terdapat 4 musim, maka penayangan dikategorikan sesuai musim yaitu: musim dingin (Januari–Maret), musim semi (April–Juni), musim panas (Juli–September), dan musim gugur (Oktober–Desember).

Saat ini film Jepang yang masuk ke Indonesia sangat mudah ditemukan. Banyak toko-toko dvd yang menyediakan drama Jepang. Hal ini bisa dimanfaatkan sebagai salah satu media pembelajaran, yang termasuk pada media audio-visual. Dengan menonton drama Jepang, pembelajar bahasa Jepang di Indonesia dapat mengamati secara langsung kehidupan sehari-hari orang Jepang. Selain itu, gaya bicara atau aksen bahasa Jepang dapat ditiru sedikit demi sedikit dengan cara dengar-ucap. Hal ini setidaknya akan mempengaruhi pengucapan serta keterampilan berbicara para pembelajar bahasa Jepang. Sehingga pembelajar akan memiliki kepercayaan diri yang cenderung lebih tinggi pada saat mata kuliah kaiwa, ataupun saat berbicara langsung dengan orang Jepang.

Menonton drama Jepang, dalam hal ini serupa dengan menyimak, memiliki keterkaitan erat dengan kemampuan berbicara. Seperti yang dikatakan oleh Brooks :


(8)

“Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap-muka atau face-to-face communication” (Brooks 1964 : 134)

Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan berbicara dengan menyimak adalah sebagai berikut :

1. Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).

2. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.

3. Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan cara pemakaian kata-kata seseorang.

( Tarigan, 1983 : 4 )

Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk meneliti korelasi antara keterampilan berbahasa dengan kebiasaan menonton dorama pada mahasiswa tingkat III jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dengan judul :

Hubungan Kemampuan Berbicara (Kaiwa) dengan Kebiasaan Menonton Nihon Dorama” (Studi Korelasi pada Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011-2012)


(9)

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, agar pembahasan penelitian ini lebih terarah, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

- Bagaimana tingkat keterampilan berbicara (kaiwa) mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

- Bagaimana frekuensi dan intensitas menonton dorama mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

- Adakah hubungan antara menonton drama Jepang dengan keterampilan Kaiwa pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus pada tujuan yang ingin dicapai, maka masalahnya dibatasi pada korelasi kebiasaan menonton dorama terhadap keterampilan kaiwa.


(10)

- Peneliti hanya akan meneliti keterampilan berbicara (kaiwa) mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

- Peneliti hanya akan meneliti frekuensi dan intensitas menonton dorama mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

- Peneliti hanya akan meneliti adakah hubungan antara menonton drama Jepang dengan keterampilan Kaiwa pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui tingkat keterampilan kaiwa mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

- Untuk mengetahui frekuensi dan intensitas menonton dorama mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

- Untuk mengetahui hubungan keterampilan berbicara (kaiwa) dengan kebiasaan menonton dorama.


(11)

2. Manfaat Penelitian

- Dapat memberi masukan kepada pembelajar bahasa jepang untuk meningkatkan keterampilan berbicara (kaiwa).

- Dapat memberi masukan bagi para staf pengajar mata kuliah kaiwa agar keberhasilan dalam mengajar dapat meningkat.

D. Hipotesis

Winarno Surakhmad (1985 : 39) yang mengemukakan bahwa : “Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang dimaksud sebagai susunan sementara dalam penelitian adalah untuk mencari jawaban-jawaban sebenarnya”

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis nol (HO)

Tidak terdapat hubungan antara keterampilan berbicara (kaiwa) dengan kebiasaan menonton dorama.

2. Hipotesis kerja (HK)

Terdapat hubungan antara keterampilan berbicara (kaiwa) dengan kebiasaan menonton dorama.


(12)

E. Definisi Operasional

1. Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, 595)

2. Berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk megekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. (Henry Guntur Tarigan:1988)

3. Keterampilan adalah “ kecakapan untuk menyelesaikan sesuatu ”. ( Kikuo. Nomoto, dkk, 1994 )

Yang dimaksud dengan keterampilan dalam penelitian ini adalah nilai mata kuliah terakhir yang telah dilalui oleh mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Drama Jepang (テ レ ビ ド ラ マ) adalah program drama yang

ditayangkan di stasiun televisi Jepang. Jaringan televisi utama di Jepang memproduksi serial drama dalam berbagai tema, misalnya kehidupan sekolah, komedi, misteri, dan kisah detektif. Ceritanya dapat berasal dari skenario asli, atau adaptasi novel dan manga. (Wikipedia, 2012)


(13)

F. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif.

Sugiyono (2012 : 14) menyebutkan bahwa “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Menurut Masyhuri dan Zainuddin didalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif menyebutkan bahwa penelitian deskriptif yaitu “Penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi. Ia juga bersifat komperatif dan korelatif. Penelitian deskriptif banyak membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetic dan klinis.

Penelitian survey biasanya termasuk dalam penelitian ini”.

Sedangkan didalam Metode Penelitian Sosial yang ditulis oleh Dr. Ulber, MA adalah

“Inti pokok deskriptif mengemukakan ciri-ciri dari sesuatu :

mungkin yang dilakukan adalah lebih dari itu, tetapi tidak bisa kurang dari itu dan masih disebut sebagai deskripsi. Semakin baik deskripsi, semakin besar peluang bahwa bagian-bagian yang diperoleh dari deskripsi akan


(14)

berguna dalam membangun teori selanjutnya. Jadi, penataan dan deskripsi sistematis dari sejumlah gejala di dalam suatu universum merupakan ciri-ciri khas dari penelitian deskriptif”.

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Peneliti mengumpulkan data dari buku-buku, literature, jurnal, internet, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian. Serta melakukan tes dan pengisian angket pada mahasiswa tingkat tiga Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengambil data kuantitatif untuk selanjutnya diolah secara statistik.

2. Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data. Teknik yang digunakan adalah teknik statistik korelasi.

Menurut Dedi Sutedi (2007:183-184), salah satu langkah yang harus ditempuh untuk mencari pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y antara lain sebagai berikut :


(15)

a. Membuat table persiapan perhitungan

N X Y XY

Jumlah

b. Mencari angka korelasi

∑ ∑ ∑

c. Memberikan interpretasi (uji hipotesis)

3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia dengan sampel penelitian mahasiswa tingkat III tahun ajaran 2011-2012. Teknik yang dilakukan untuk mengambil sampel penelitian adalah teknik random yang juga dikenal dengan teknik acak.


(16)

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes keterampilan kaiwa beserta wawancara, dan angket intensitas menonton drama Jepang.

5. Variabel Penelitian

1. Variabel X : nilai hasil tes kaiwa dan wawancara mahasiswa tingkat III.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pembahasan masalah metode penelitian erat kaitannya dengan teknik dan instrument penelitian. Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. (Sutedi, 2009 : 53)

Sudaryanto menyebutkan bahwa metode adalah cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode. ( 1993 : 9)

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2012 : 3)

Lalu Drs. Agus M. Hardjana (2010 : 12) berpendapat bahwa metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Dari pendapat para ahli yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah proses atau cara kerja yang dirancang untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Secara umum, metode


(18)

penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Peneliti bermaksud mendeskripsikan atau menjelaskan hubungan antara kemampuan berbicara (kaiwa) dengan kebiasaan menonton dorama menggunakan teknik analisis regresi dan analisis korelasi. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan keadaan dan kondisi yang sebenarnya dari kemampuan yang dimiliki mahasiswa tingkat III, sehingga metode penelitian yang dianggap sesuai adalah metode kuantitatif deskriptif.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2012 : 14)

Lalu penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memberikan (menjabarkan) suatu fenomena yang ada secara apa adanya. Objeknya berupa fenomena actual yang terjadi pada masa kini dalam suatu populasi tertentu atau berupa kasus yang actual dalam kehidupan sehari-hari. (Ali dalam Sutedi, 2009 : 20)


(19)

B. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012 : 117)

Lalu menurut Eriyanto (2011 : 109) populasi adalah anggota atau khalayak yang menjadi obyek dan ingin kita ketahui isinya yang dapat kita jadikan kesimpulan. Populasi adalah konsep yang abstrak.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III tahun ajaran 2011-2012 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2012 : 118)

Menurut Darmadi (2011 : 46) sampel adalah proses pemilihan beberapa individu untuk dijadikan sampel suatu penelitian, sehingga sampel atau individu tersebut merupakan perwakilan dari kelompok yang besar. Tujuan dari diambilnya sampel adalah menggunakan sebagian individu yang akan diteliti dan mendapatkan informasi yang kita harapkan.


(20)

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III tahun ajaran 2011-2012 yang dipilih secara random.

C. Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Angket (Kuesioner)

Angket atau Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui intensitas menonton Dorama pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011-2012. Dari hasil angket tersebut akan diperoleh data kualitatif. Setelah itu data tersebut akan dijadikan data kuantitatif dengan cara memberikan nilai pada alternatif jawaban. Karena pada alternatif jawaban tersebut menunjukkan tinggi-rendahnya intensitas menonton Dorama.

Pertanyaan berjumlah 12 soal. Terdiri dari : 1 soal Ya/Tidak (Ya =50, Tidak =0), 7 soal pilihan ganda, yang setiap alternatif jawaban diberi point a=5, b=4, c=3, d=2, e=1, dan 4 soal pernyataan yang setiap jawabannya diisi oleh skala Likert:


(21)

5=Strongly agree (Sangat setuju) 4=Agree (Setuju)

3=Neutral (Netral)

2=Disagree (Tidak setuju)

1=Strongly disagree (Sangat tidak setuju) ( Baird, 1981 : 53)

Adapun point-point yang terdapat dalam angket sebagai berikut :

a. Suka atau tidaknya menonton Dorama b. Jangka waktu menonton Dorama c. Frekuensi menonton Dorama.

d. Intensitas menonton Dorama. Yang dimaksud intensitasnya adalah menggunakan subtitle atau tidak dan bahasa apa yang dijadikan subtitle . Karena penggunaan subtitle sangat berpengaruh pada efektif atau tidaknya penangkapan kosakata, tata bahasa, ataupun aksen yang dengarkan.

e. Media menonton Dorama

2. Tes Kemampuan Kaiwa

Tes Kemampuan kaiwa ditujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kaiwa pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011-2012.


(22)

Tes tersebut berjumlah 13 soal. Terdiri dari 10 soal isian (1 nomor soal bernilai 7 point), dan 3 soal uraian (1 soal bernilai 10 point). Selain dilakukan tes tertulis, juga diadakan tes wawancara berjumlah 10 pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan, disesuaikan dengan kemampuan kaiwa sampel.

a. Uji Validitas

Valid artinya dapat mengukur apa yang hendak di ukur. Validitas terdiri dari dua macam yaitu validitas internal dan validitas eksternal. ( Sutedi, 2009 : 217-218 )

Validitas internal dilakukan dengan cara konsultasi pada pakar. Sedangkan validitas eksternal dilakukan dengan cara menyusun fakta-fakta empirik yang telah terbukti, sehingga bisa dilakukan dengan cara membandingkannya dengan perangkat tes yang sudah standar. ( Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang, 2009 )

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan secara eksternal dan internal.


(23)

Tabel 3.1

Tabel Persiapan Perhitungan Uji Validitas

Nomor Sampel X Y

Sampel 1 78 80 6084 6400

Sampel 2 74 80 5476 6400

Sampel 3 71 64 5041 4096

Sampel 4 69 70 4761 4900

Sampel 5 68 67 4624 4489

Sampel 6 68 70 4624 4900

Sampel 7 57 60 3249 3600

Sampel 8 56 54 3136 2916

Sampel 9 54 56 2916 3136

Sampel 10 52 50 2704 2500

Sampel 11 45 48 2025 2304

Sampel 12 45 50 2025 2500

Sampel 13 45 44 2025 1936

Sampel 14 44 45 1936 2025

Sampel 15 44 45 1936 2025

∑ 870 883 52562 54127

Cara mencari t hitung untuk sampel yang sama :

Keterangan :

t : nilai t hitung : mean variabel X : mean variabel Y

: standar deviasi variabel X : standar deviasi variabel Y N : jumlah sampel


(24)

1. Mencari Mean X dan Y

=

= 58 =

= 58,87

2. Mencari Standar Deviasi X dan Y

√ √


(25)

√ √

1. Mencari t hitung

Berdasarkan perhitungan yang telah diuraikan, didapat t hitung 0,039. Jika dibandingkan dengan derajat kebebasan (db) 14, diperoleh angka 2,14 untuk taraf signifikasi 5% dan nilai 2,98 untuk taraf 1%.


(26)

Artinya, t hitung lebih kecil daripada t tabel, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa instrument penelitian sudah valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabel yaitu memiliki keajegan atau keterpercayaan. Suatu alat tes kapan pun dan dimanapun digunakan akan memiliki hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau perubahan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Berikut tabel persiapan untuk perhitungan reliabilitas :

Tabel 3.2

Tabel Persiapan Perhitungan Uji Reliabilitas

Nomor

Sampel X Y XY

Sampel 1 78 80 6084 6400 6240 Sampel 2 74 80 5476 6400 5920 Sampel 3 71 64 5041 4096 4544 Sampel 4 69 70 4761 4900 4830 Sampel 5 68 67 4624 4489 4556 Sampel 6 68 70 4624 4900 4760 Sampel 7 57 60 3249 3600 3420 Sampel 8 56 54 3136 2916 3024 Sampel 9 54 56 2916 3136 3024 Sampel 10 52 50 2704 2500 2600 Sampel 11 45 48 2025 2304 2160 Sampel 12 45 50 2025 2500 2250 Sampel 13 45 44 2025 1936 1980 Sampel 14 44 45 1936 2025 1980 Sampel 15 44 45 1936 2025 1980 ∑ 870 883 52562 54127 53268


(27)

r =

0,967(Sangat kuat)

Penafsiran:

0,00-0,20 = Sangat rendah 0,21-0,40 = Rendah 0,41-0,60 = Sedang 0,61-0,80 = Kuat 0,81-1,00 = Sangat kuat

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan angka korelasi 0,967. Angka tersebut ditafsirkan sangat kuat. Hal ini menyatakan bahwa soal test kemampuan Kaiwa tersebut reliabel.


(28)

D. Variabel Penelitian

Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

( Sugiyono, 2012 : 60 )

Penulis menetapkan variabel penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Variabel X merupakan variabel bebas yaitu intensitas menonton Dorama yang mempengaruhi variabel lain.

2. Variabel Y merupakan Variabel terikat yaitu kemampuan kaiwa mahasiswa yang dipengaruhi variabel lain.

r

Keterangan :

X : intensitas menonton Dorama Y : kemampuan kaiwa mahasiswa

r : korelasi antara intensitas menonton Dorama dengan kemampuan kaiwa


(29)

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data sebagai berikut :

1. Menjumlahkan subjek penelitian dengan symbol N 2. Menjumlahkan skor variabel X dengan symbol ∑X 3. Menjumlahkan skor variabel Y dengan symbol ∑Y

4. Mengalikan skor variabel X dan skor variabel Y kemudian menjumlahkannya dengan symbol ∑XY

5. Mengkuadratkan variabel X dan variabel Y yang nantinya akan

diperoleh ∑ dan ∑

6. Mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y dengan rumus :

7. Mencari analisis regresi

F. Hipotesis Statistik Ho : rxy = 0

Hi : rxy ≠ 0

Jika tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan Y maka Ho diterima. Namun jika terdapat hubungan yang signifikan


(30)

antara kedua variabel tersebut, maka hipotesis Ho ditolak, hipotesis Hi diterima.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara kebiasaan menonton Dorama dan kemampuan Kaiwa mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan tes yang dilakukan penulis, dapat diketahui bahwa kemampuan berbicara (kaiwa) mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011-2012 termasuk dalam kategori cukup. Skor kemampuan Kaiwa mendapatkan rata-rata 69,5 dari skala 100, angka tersebut dapat dikategorikan cukup, sesuai dengan standar penilaian UPI. Rata-rata nilai tersebut didapatkan dari sampel yang memiliki kemampuan kaiwa beragam. Ada yang memiliki nilai sangat tinggi, namun ada juga yang memiliki nilai rendah. Dengan rentang kemampuan yang jauh tersebut, maka diperoleh nilai rata-rata yang tidak terlalu tinggi.

2. Berdasarkan hasil angket intensitas menonton Dorama, didapatkan skor rata-rata 67,9 dari skala 100. Berdasarkan penafsiran angket menurut Arikunto, angka tersebut terdapat pada kategori tinggi. Untuk kategori nilai angket berbeda dengan kategori kemampuan Kaiwa yang didasarkan pada kategori penilaian UPI. Angka tersebut didapatkan


(32)

dari sampel yang beragam. Ada yang memang memiliki intensitas tinggi menonton Dorama, da nada pula yang belum pernah sekalipun menonton Dorama.

3. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai korelasi antara Kemampuan Bicara (kaiwa) dengan Kebiasaan Menonton Dorama adalah sebesar 0,472. Angka tersebut ditafsirkan Sedang. Hal ini bisa disebabkan berbagai faktor. Rendahnya hubungan antara kebiasaan menonton Dorama dengan kemampuan Kaiwa salah satunya dikarenakan ke-efektifan seseorang pada saat menonton Dorama berbeda-beda. Ada yang benar-benar memperhatikan struktur kalimat yang diucapkan, ada yang hanya memperhatikan kosakata yang baru didengar, bahkan ada yang hanya memperhatikan alur cerita Dorama tersebut. Sehingga perolehan nilai yang dikorelasikan ada yang dekat, adapula yang nilainya berbeda jauh.

4. Kontribusi kebiasaan menonton Dorama terhadap kemampuan kaiwa yaitu sebesar 22,3%. Seperti yang telah dipaparkan pada poin sebelumnya, kontribusi kebiasaan menonton Dorama pada kemampuan Kaiwa tidak terlalu besar dikarenakan ke-efektifan menonton Dorama setiap sampel berbeda-beda.


(33)

B. Saran

Dikarenakan keterbatasan yang dimiliki peneliti, hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, perlu diajukan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat membantu peneliti selanjutnya. Khususnya untuk penelitian-penelitian yang bermaksud menelaah lebih dalam mengenai hubungan kebiasaan menonton Dorama dan kemampuan Kaiwa. Berikut beberapa rekomendasi yang peneliti berikan:

1. Dalam pengambilan data kebiasaan menonton Dorama, tidak hanya intensitas, tetapi efektifitas menonton Dorama pun perlu diperhatikan. Sehingga hubungan dengan kemampuan kaiwa dapat diukur lebih maksimal.

2. Peningkatan kemampuan kaiwa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk penelitian selanjutnya, factor-faktor lain tersebut dapat dijadikan variabel tambahan.

3. Selain berhubungan dengan kemampuan Kaiwa, kebiasaan menonton Dorama-pun dapat berhubungan dengan kemampuan berbahasa Jepang yang lain. Contohnya adalah kemampuan Choukai. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya dapat mencari seberapa besar hubungan antara kebiasaan menonton Dorama dengan kemampuan Choukai.

Sementara untuk meningkatkan kemampuan kaiwa, bisa dilakukan dengan cara meningkatkan efektifitas menyimak pada saat menonton Dorama. Hal tersebut bisa delakukan dengan cara memperbesar volume nya sehingga suara percakapan bisa terdengar jelas. Atau bisa juga


(34)

dilakukan dengan tidak menggunakan subtitle pada saat menonton. Bila ada percakapan yang tidak tertangkap, ulang kembali bagian tersebut.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Dadang .S dan Sumiyadi. (2009). Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan. Bandung : Jurusan Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Baird, John E. (1981). Speaking for Result. New York : Harper & Row Publisher

Brooks, N. (1964). Language and Language Learning. New York : Harcourt, Brace and World.

Butler, Christopher. 1995. Statistika dalam Linguistik. Bandung : ITB

Hermawan, Herry. 2012. Menyimak keterampilan komunikasi yang terabaikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Kindaichi, Kyousuke. 1986. 学習国語新辞典.

_____________. 1997. Shinmeikai Kokugo Jiten. Tokyo : Sanseido.

Masyhuri. Zainuddin. (2008). Metode Penelitian Praktis dan Aplikatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sember Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka.


(36)

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisa Bahasa : Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sutedi, Dedi. 2009. Bahan Kuliah. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : UPI Press.

Tanaka, Nozomi. 1988. Nihongo Kyouiku no Houhou. Tokyo: Taishukan Shoten.

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

_____________. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Jepang. 2012

http://www.flobamor.com/forum/gado-gado-informasi/22440-30-bahasa-dengan-pengguna-terbanyak-di-dunia.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Japanese_television_drama

http://ml.scribd.com/doc/58377779/9/D-Pengertian-Metode-Audio-Lingual


(37)

http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_info497.ht ml

http://dikiumbara.wordpress.com/category/drama-tv/

http://edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pok ok/view&id=340&uniq=3151


(1)

dari sampel yang beragam. Ada yang memang memiliki intensitas tinggi menonton Dorama, da nada pula yang belum pernah sekalipun menonton Dorama.

3. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai korelasi antara Kemampuan Bicara (kaiwa) dengan Kebiasaan Menonton Dorama adalah sebesar 0,472. Angka tersebut ditafsirkan Sedang. Hal ini bisa disebabkan berbagai faktor. Rendahnya hubungan antara kebiasaan menonton Dorama dengan kemampuan Kaiwa salah satunya dikarenakan ke-efektifan seseorang pada saat menonton Dorama berbeda-beda. Ada yang benar-benar memperhatikan struktur kalimat yang diucapkan, ada yang hanya memperhatikan kosakata yang baru didengar, bahkan ada yang hanya memperhatikan alur cerita Dorama tersebut. Sehingga perolehan nilai yang dikorelasikan ada yang dekat, adapula yang nilainya berbeda jauh.

4. Kontribusi kebiasaan menonton Dorama terhadap kemampuan kaiwa yaitu sebesar 22,3%. Seperti yang telah dipaparkan pada poin sebelumnya, kontribusi kebiasaan menonton Dorama pada kemampuan Kaiwa tidak terlalu besar dikarenakan ke-efektifan menonton Dorama setiap sampel berbeda-beda.


(2)

73 B. Saran

Dikarenakan keterbatasan yang dimiliki peneliti, hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, perlu diajukan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat membantu peneliti selanjutnya. Khususnya untuk penelitian-penelitian yang bermaksud menelaah lebih dalam mengenai hubungan kebiasaan menonton Dorama dan kemampuan Kaiwa. Berikut beberapa rekomendasi yang peneliti berikan:

1. Dalam pengambilan data kebiasaan menonton Dorama, tidak hanya intensitas, tetapi efektifitas menonton Dorama pun perlu diperhatikan. Sehingga hubungan dengan kemampuan kaiwa dapat diukur lebih maksimal.

2. Peningkatan kemampuan kaiwa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk penelitian selanjutnya, factor-faktor lain tersebut dapat dijadikan variabel tambahan.

3. Selain berhubungan dengan kemampuan Kaiwa, kebiasaan menonton Dorama-pun dapat berhubungan dengan kemampuan berbahasa Jepang yang lain. Contohnya adalah kemampuan Choukai. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya dapat mencari seberapa besar hubungan antara kebiasaan menonton Dorama dengan kemampuan Choukai.

Sementara untuk meningkatkan kemampuan kaiwa, bisa dilakukan dengan cara meningkatkan efektifitas menyimak pada saat menonton Dorama. Hal tersebut bisa delakukan dengan cara memperbesar volume nya sehingga suara percakapan bisa terdengar jelas. Atau bisa juga


(3)

dilakukan dengan tidak menggunakan subtitle pada saat menonton. Bila ada percakapan yang tidak tertangkap, ulang kembali bagian tersebut.


(4)

75 DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Dadang .S dan Sumiyadi. (2009). Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan. Bandung : Jurusan Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Baird, John E. (1981). Speaking for Result. New York : Harper & Row Publisher

Brooks, N. (1964). Language and Language Learning. New York : Harcourt, Brace and World.

Butler, Christopher. 1995. Statistika dalam Linguistik. Bandung : ITB

Hermawan, Herry. 2012. Menyimak keterampilan komunikasi yang terabaikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Kindaichi, Kyousuke. 1986. 学習国語新辞典.

_____________. 1997. Shinmeikai Kokugo Jiten. Tokyo : Sanseido.

Masyhuri. Zainuddin. (2008). Metode Penelitian Praktis dan Aplikatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sember Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka.


(5)

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisa Bahasa : Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sutedi, Dedi. 2009. Bahan Kuliah. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : UPI Press.

Tanaka, Nozomi. 1988. Nihongo Kyouiku no Houhou. Tokyo: Taishukan Shoten.

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

_____________. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Jepang. 2012

http://www.flobamor.com/forum/gado-gado-informasi/22440-30-bahasa-dengan-pengguna-terbanyak-di-dunia.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Japanese_television_drama

http://ml.scribd.com/doc/58377779/9/D-Pengertian-Metode-Audio-Lingual


(6)

77 http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_info497.ht

ml

http://dikiumbara.wordpress.com/category/drama-tv/

http://edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pok ok/view&id=340&uniq=3151