View of EVALUASI PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DOSEN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S-1 DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

  

EVALUASI PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DOSEN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S-1 DALAM PROSES

BELAJAR MENGAJAR

  

Asep Badrujamaludin¹ *), Rini Mulyati²

¹ Program Studi Keperawatan S-1, STIKES Jend. A Yani- Cimahi

  Email: dru.stikesayani@gmail.com ²Program Studi Keperawatan S-1, STIKES Jend. A Yani- Cimahi

  Email: tesarafkhani@yahoo.com

  

ABSTRAK

  Proses pembelajaran merupakan inti proses pendidikan secara keseluruhan, dengan dosen sebagai pemegang peran terdepan. Proses pembelajaran adalah suatu proses yang berisi serangkaian tindakan pengajaran kepada mahasiswa berdasarkan hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi pendidikan guna mencapai tujuan tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui ikhtisar penerapan keterampilan dasar pengajar dalam proses pembelajaran di Program Ilmu Keperawatan (S- 1). Metodenya adalah Deskriptif; desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi evaluasi. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa ketrampilan dasar dosen STIKES A Yani telah terbukti dengan baik oleh ketrampilan dosen dalam mengajar lebih dari 75%, sedangkan keterampilan yang dibutuhkan perbaikan meliputi: memberikan penguatan pada kalimat dan menuntut tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran dengan persentase kurang dari 75% .Adapun yang di rekomendasikan dari penelitian ini adalah Keterampilan dasar dosen dalam mengajar, meski bagus, dosen diharapkan terus mengembangkan kompetensi pedagogis sehingga dosen mampu mengembangkan proses pembelajaran kreatif dan inovatif sesuai dengan karakteristiknya. Pelajar dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Kata kunci: Dosen, mengajar, keperawatan

  

ABSTRACT

The process of learning is at the core of the educational process as a whole, with the lecturer as the

holder of a leading role. Also, the process of learning is a process that contains a series of acts of

faculty and students on the basis of reciprocal relationships that take place in an educational situation

in order to achieve certain goals.The aim of this study is To determine the implementation overview of

basic skills teaching in the learning process in the Bachelor of Nursing Science Program (S-1). The

Method is Descriptive; design will be done in this study is Evaluation Study.The result found that the

basic skills of lecturers STIKES A Yani has been well proven by the skills of lecturers in teaching more

than 75%, while the skills that need improvement includes: provide reinforcement to the sentence and

demanded the responsibility of the students in the learning process with a percentage less than 75%.The

Implementation of this study recommended that The basic skills of lecturers in teaching, despite being

good, lecturers are expected to keep developing the pedagogical competencies that the lecturers were

able to develop a creative learning process and innovative accordance with the characteristics of

learners and by the development of science and technology. Keywords: Lecturer, learning, nursing

A. PENDAHULUAN

  Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dengan dosen sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan dosen dan mahasiswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Usman Uzer, 2000). Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan belajar, sehingga terjadi interaksi edukatif dengan penanaman sikap dan nilai pada diri mahasiswa yang sedang belajar. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar mahasiswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan . Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar ( Sanjaya .W, 2008).

  Prinsip belajar yang harus dibudayakan oleh peserta didik dalam rangka menjadi pembelajar sepanjang hayat menurut UNESCO yaitu ; 1). learning to know ( learning to learn) yang mengandung makna bahwa belajar tidak hanya berorentasi kepada produk atau hasil belajar, akan tetapi harus berorentasi kepada proses belajar, 2). Learning to do, mengandung makna bahwa belajar bukan hanya sekedar mendengarkan dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk berbuat atau proses pembelajaran yang berorentasi kepada pengalaman ( learning by

  experiences ), 3). Learning to be, mengandung

  makna bahwa belajar adalah membentuk manusia yang “menjadi diri sendiri” dan 4). Learning to

  live together yaitu belajar untuk bekerja sama ( Sanjaya .W,2008).

  Undang-Undang Guru dan Dosen No.14

  pasal 10 ayat 1 (2005) menjelaskan bahwa seorang dosen harus memiliki kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dosen yang kompeten mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga hasil belajar mahasiswa berada pada tingkat optimal. Dosen tidak akan dapat melaksanakan tugas dan perannya dengan baik, jika dosen tidak mempunyai keterampilan dasar dalam mengajar. Beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang dosen adalah keterampilan bertanya, keterampilan memberikan reinforcement, keterampilan dalam memberikan variasi stimulus, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, dan keterampilan mengelola kelas ( Usman Uzer, 2000).

  Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahcmad Yani Cimahi, merupakan institusi pendidikan dibawah Yayasan Kartika Eka Paksi, dengan salah satu pendidkan keperawatan yang dikelola adalah Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1). Untuk meningkatkan profesionalisme dan proses pembelajaran, maka minimal dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1) berpendidikan Magister Keperawatan atau Kesehatan yang berjumlah 21 dosen.Hal ini memerlukan keterampilan setiap dosen dalam proses pengajaran dan profesionalisme.

  Akibat dosen yang tidak memiliki kompetensi dalam pengajaran akan memberikan dampak terhadap kemampuan dosen dalam mengimplementasikan keterampilan dasar mengajar, salah satu contoh keterampilan bertanya. Dosen dalam memberikan pertanyaan pada mahasiswa, bukan sekedar mengajukan pertanyaan kemudian dijawab oleh mahasiswa, Dengan melihat hal di atas, maka perlu tetapi bagaimana pertanyaan yang diajukan oleh dilakukan penelitian yang bukan hanya sebatas dosen mampu mendorong kemampuan berpikir teoritikal tapi bisa di cek kebenarannya secara mahasiswa. Oleh sebab itu bertanya didalam ilmiah, dalam penelitian ini akan melihat secara proses belajar mengajar memainkan peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun dengan langsung bagaimana penerapan proses belajar baik dan teknik pelontaran yang tepat akan mengajar yang spesifik di program studi memberikan dampak positif, sehingga dapat keperawatan (S-1), sehingga dalam hal ini meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam belajar (Majid Abul, 2014). Disamping itu pada hasilnya bisa di aplikasikan bukan hanya di saat menerapkan keterampilan bertanya, dosen program studi keperawatan tapi juga dalam harus menunjukkan sikap yang baik pada waktu program studi lainnya. mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban mahasiswa. suatu prosedur yang terencana (Notoatmodjo.S,

B. METODE

  2005).Penilaian yang dilakukan yaitu memberian

  Tahapan Penelitian:

  questioner kepada seluruh mahasiwa TK. II, 1) Penyusunan proposal penelitian, ijin penelitian, persetujuan komite etik kemudian diisi oleh mahasiswa dan di berikan

  2) Rekruitmen responden penelitian dengan waktu untuk memberikan gambaran dan di metode Deskriptis dengan desain lakukan dalam waktu yang sama. Setelah itu penelitian Evaluation Study

  3) Responden yang bersedia terlibat dalam mereka mengumpulkan questioner yang telah di isi. penelitian ini diberikan informasi tentang penelitian ini. Responden menandatangani

  C. Hasil dan Pembahasan informed consent dan mengisi format

  Keterampilan Bertanya kesediaan untuk menjadi responden.

  Tabel I :Distribusi frekuensi implementasi 4) Melakukan pengumpulan data secara observasi keterampilan bertanya dosen Program Studi

  5) Analisis hasil penelitian dan penyusunan Ilmu Keperawatan (S-1) Cimahi dalam laporan penelitian proses pembelajaran.

  Rancangan penelitian akan dilakukan

  Keterampilan Bertanya f % f %

  dalam penelitian ini adalah Evaluation Study.P

  Ya Ti

  opulasi pada penelitian ini adalah seluruh

  da k

  mahasiswa TK. II program studi Ilmu

  96

  4

   Jelas dan singkat dalam 105

  4 Keperawatan (S-1) STIKes Jend. Achmad Yani, mengungkapkan pertanyaan

  Cimahi. Teknik pengambilan sampel dalam

  96

  4

  4 Memberikan acuan sebelum memberikan pertanyaan yang

   105

  penelitan ini adalah Total sampling, dimana

  berisi informasi yang relevan

  semua mahasiswa TK. II dijadikan sebagai

  dengan jawaban yang diharapkan dari mahasiswa

  responden dalam penelitian ini. Alat

  91

  83

  18

  17

   Melakukan pemindahan giliran

  pengumpulan data dalam penelitian dilakukan

  terhadap satu pertanyaan untuk

  dengan memberikan questioner yaitu memberikan

  menyempurkan jawaban dari mahasiswa

   Memberikan penyebaran pertanyaan dan jawaban yang berbeda kepada beberapa mahasiswa yang berbedaMemberikan penyebaran pertanyaan dan jawaban yang berbeda kepada beberapa mahasiswa yang berbeda

  85

  Hasil penelitian Hidayanti.H (2013) juga memperkuat yang di lakukan pada siswa SDN Sirnagalih kelas V menjelaskan bahwa ketrampilan guru dalam mengimplementasikan bertanya dasar sudah baik, dimana ketercapaian komponen tujuan, prosedur dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar. Hambatan dalam penggunaan keterampilan bertanya dasar adalah belum terpenuhinya semua tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar yang meliputi, belum semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran , belum tercapainya pemindahan dan penyebaran giliran menjawab , terkadang guru mengajukan pertanyaan ganda dan menjawab pertanyaan yang diajukan sendiri. Ketrampilan bertanya baik pertanyaan dasar maupun pertanyaan lanjut harus terus diasah oleh dosen agar kualitas pembelajaran lebih hidup. Oleh karena itu penggunaan unsur-unsur keterampilan dasar mengajar harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang akrab dan menyenangkan bagi mahasiswa.

  Keterampilan bertanya dosen STIKes A.Yani memperlihatkan bahwa secara kualitas dosen sudah memberikan pertanyaan yang mengarah pada penggalian konsep dengan baik serta respon dan jawaban mahasiswa cukup antusias, pengungkapan pertanyaan sudah secara singkat dan jelas, sebelum mengajukan pertanyaan dosen telah memberikan acuan dan tuntunan serta dosen menyebut nama mahasiswa pada saat menunjuk untuk menjawab maupun bertanya/mengemukakan pendapat.Namun secara kuantitas atau frekuensi pertanyaan masih perlu ditambah agar distribusinya merata, prinsip pemindahan giliran pertanyaan dapat berjalan sesuai porsinya. Selain itu, tenggang waktu antara giliran penunjukan mahasiswa satu dan kedua atau berikutnya terlalu singkat, sehingga mahasiswa belum sempat memahami pertanyaan dan berpikir untuk menjawabnya.

  Menurut Daryanto (2009), “keterampilan bertanya adalah usaha dosen untuk mengoptimalkan kemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepada mahasiswa”. Dosen yang mempunyai keterampilan bertanya yang baik dapat meningkatkan partisipasi, kemampuan berpikir, membangkit rasa ingin tahu dan memusatkan mahasiswa terhadap masalah yang sedang diskusikan Sanjaya Wina (2008).

  keterampilan dasar dosen dalam mengaplikasi keterampilan bertanya sudah termasuk dalam kategori baik (>75%). Keterampilan bertanya merupakan kegiatan yang terdapat dalam pembelajaran. Bertanya merupakan suatu hal yang penting dilakukan oleh dosen, untuk membantu siswa berpikir mengenai materi yang sedang diajarkan (Hasibuan & Moedjiono ,2006). Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efekti f yang mendorong kemampuan berfikir.”

  24

  78

   Memberikan tuntunan terhadap jawaban mahasiswa yang salah atau tidak dapat menjawab untuk dapat menemukan sendiri jawaban yang benar

  88

  12

  13

  88

  96

  19  Memberikan waktu berpikir pada mahasiswa terhadap pertanyaan yang diberikan

  21

  81

22 Berdasarkan tabel I tergambar bahwa

  Keterampilan Memberikan Penguatan

  7  Mengungkapkan penguatan dengan kalimat seperti : pekerjaanmu baik sekali, saya senang dengan pekerjaanmu, pekerjaanmu makin lama makin baik

  20

  82

  89

   Melakukan penguatan secara nonverbal seperti: mimik/gerak tubuh, mendekati, sentuhan

  36

  39

  64

  70

  8

  Tabel II: Distribusi frekuensi implementasi keterampilan memberikan penguatan dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1) Cimahi dalam proses pembelajaran.

  93

  Keterampilan Memberikan Penguatan F % f % Ya Tidak  Mengungkapkan penguatan secara verbal menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan seperti: bagus sekali, betul, pintal, ya, dll 101

  c) membangkitkan dan mempertahankan motivasi, d) mengontrol atau mengubah sikap suka mengganggu dan menimbulkan tingkah laku

  Hal ini juga ditunjukan juga oleh dosen STIKes A.Yani, bahwa secara keseluruhan keterampilan dosen dalam mengaplikasikan keterampilan memberikan penguatan sudah baik, tetapi perlu ditingkatkan dalam memberikan penguatan dengan kalimat yang masih kurang optimalyaitu 64%, agar mahasiswa semakin yakin atas potensi yang dimilikinya. Tujuan memberikan penguatan (Reinforcement) menurut Mulyasa (2011) adalah untuk a) meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, b) merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, dan c) meningkatkan kegiatan belajar, dan membina perilaku yang produktif. Buchari A lma (2008) menguraikan tujuan penguatan adalah: a) meningkatkan perhatian siswa, b) memperlancar atau memudahkan proses belajar,

  dalam proses pembelajaran adalah bentuk penghargaan terhadap peserta didik yang aktif dan menunjukkan kesungguhan didalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran. Hasil penelitian yang dilakukan Sukma Wijayanto (2013) menjelaskan bahwa keterampilan guru mengajar dalam memberikan penguatan pada siswa selama kegiatan pembelajaran sudah sangat baik dengan rata-rata keseluruhan 3,58, aktivitas siswa yang paling dominan selama mengikuti pembelajaran dengan menerapkan pemberian penguatan adalah siswa menunjukkan sikap dengan giat dalam mengerjakan soal/kuis, hasil belajar siswa setelah menerapkan pemberian penguatan dalam pembelajaran mencapai ketuntasan sebesar 61,29%, dan siswa memberikan respon sangat positif terhadap pembelajaran dengan menerapkan pemberian penguatan dengan persentase 92,63%.

  Reinforcement yang dilakukan pendidik

  dilakukan dosen atas perilaku positif yang dicapai anak dalam proses belajarnya, dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut. Buchari Alma (2008) menjelaskan bahwa penguatan (reinforcement) adalah respon positif terhadap tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.

  Reinforcement adalah respon positif yang

  Berdasarkan tabel IIdiatas tergambar bahwa keterampilan dasar dosen dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran sudah dalam kategori baik (>75%), dan masih ada dalam memberikan penguatan dalam kategori kurang baik (<75%) yaitu penguatan dengan kalimat sebesar 64%. Ketrampilan memberikan Reinforcement merupakan keterampilan yang harus dikembangan dosen dalam proses pengembangan.

  18 belajar yang produktif, e) mengembangkan dan Hal ini jelas bahwa memberikan reinforcement mengatur diri sendiri dalam belajar, dan f) oleh pengajar selama proses pembelajaran sangat mengarahkan kepada cara berpikir yang divergen penting untuk meningkatkan aktualisasi diri dan inisiatif pribadi. peserta didik.

  Keterampilan Mengadakan Variasi

  menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap Tabel III : Distribusi frekuensi implementasi langkah kegiatan pembelajaran terbangun. keterampilan mengadakan variasi dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1)

  Dosen STIKes A.Yani dalam Cimahi dalam proses pembelajaran. menerapkan variasi dalam pembelajaran sudah baik hal ini dilihat dari hasil pengumpulan data

  Keterampilan Mengadakan F % f %

  yang dikumpulkan bahwa mulai dari suara,

  Variasi Ya Ti da

  gerakan tubuh, kontak mata, dosen sudah dapat

  k

  menempati dengan baik. Dosen juga melakukan

  94

  7

  6 Suara, nada suara, volume suara,

   102

  pemusatan perhatian terhadap mahasiswa

  kecepatan suara  Mimik dan gerak :angan dan 100

  92

  9

  8

  terhadap materi-materi yang dianggap

  badan, untuk memperjelas yang

  penting.Penggunaan media pembelajaran dalam

  disampaikan dosen

  proses pembelajaran dosen sudah menyesuaikan

  83

  19

  17 Kesenyapan : memberikan waktu senyap/hening dalam pembicaraan

   90

  dengan domain yang akan dicapai, diantaranya

  96

  4

  4

   Kontak pandang : melayangkan 105

  untuk aspek psikomotor, dosen sudah

  pandangan/kontak pandang

  mengunakan phantom, video, DVD, dll sesuai

  dengan mahasiswa

  86

  15

  14 Perubahan posisi gerak dengan target kompetensi yang akan dicapai.

   94

  89

  12

  11 Memusatkan : tekanan pada butir

   97

  Untuk aspek pengetahuan dosen juga sudah

  yang penting

  menyiapkan power point secara menarik

  89

  12

  11 Variasi visual : dengan alat pembelajaran sehingga mahasiswa tidak merasa bosan.

   97

  88

  81

  21

   Variasi oral : suara/rekaman

  19 Komunikasi dalam proses pembelajaran sudah

  91

  10

  9 Variasa AVA

   99

  berjalan dua arah, sehingga ada umpan balik dari dosen dan mahasiswa. Berdasarkan tabel III,bahwa keterampilan

  Hal ini juga diperkuat oleh hasil dasar dosen dalam mengaplikasi keterampilan penelitian Artikawati Rinta (2016) bahwa ada pengaruh positif dan signifikan keterampilan guru mengadakan variasi sudah termasuk dalam mengadakan variasi terhadap prestasi belajar kategori baik (>75%) dan dari sembilan indikator siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hal ini dibuktikan keterampilan mengadakan variasi dosen dengan hasil uji regresi linear sederhana yaitu t hitung sebesar 3,005 dan t tabel pada taraf semuanya sudah baik. Keterampilan dosen dalam signifikansi 5% didapat ttabel sebesar 1,960. T mengaplikasikan variasi dalam pembelajaran, hitung sebesar 3,005 > t tabel sebesar 1,960. menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik

  Sumbangan variabel keterampilan guru mengadakan variasi terhadap prestasi belajar

  tidak membosankan sehingga mahasiswa

  perhatian, , siswa adalah sebesar 4,1%.

  Penerapan variasi dalam pembelajaran pembelajaran sehingga Tujuan pembelajaran membuat suasana pembelajaran lebih akan tercapai secara efektif dan efisien. menyenagkan, mahasiswa lebih semangat, penuh perhatian serta berpartisipasi dalam kegiatan

  Keterampilan Menjelaskan

  Penjelasan yang baik, pengajar harus dapat menjelaskannya dengan bahasa yang jelas, Tabel IV. Distribusi frekuensi implementasi lancar, dan selalu memperhatikan respon peserta keterampilan menjelaskan dosen Program didik, serta dapat menggunakan contoh dan Studi Ilmu Keperawatan (S-1) Cimahi dalam ilustrasi agar penjelasan yang diberikan dapat proses pembelajaran. dipahami sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

  Keterampilan f % f %

  Pada saat menjelaskan pengajar juga memberikan

  Menjelaskan Ya Ti

  penekanan pada bagian-bagian yang penting

  da k

  dengan cara penekanan pada suara atau

  85

  16

  

15

Menggunakan kalimat yang tidak

   93

  mengemukakan tujuan sehingga peserta didik

  berbelit-belit dan berlebihan pada saat menjadi lebih paham (Buchari Alma, 2008). menjelaskan

  94

  6

  

6

Menggunakan contoh/ilustrasi yang

   103

  Dosen STIKes A.Yani dalam

  relevan pada saat menjelaskan dan sesuai dengan kemampuan mahasiswa

  menerapkan keterampilan menjelaskan sudah

  92

  9

  

8

   Melakukan Perorganisasian pada saat 100

  baik, hal ini ditunjukan dimana pada saat

  menjelaskan

  mengajar dosen tidak mengunakan bahasa yang

  93

  8

  

7

Penekanan pada hal yang penting pada saat menjelaskan

   101

  berbelit-belit, terorganisasi dengan baik,

  94

  6

  

6

Melakukan umpan balik setelah

   103

  memberikan contoh-contoh yang nyata seperti

  menjelaskan

  pada saat mendalami tentang konsep peran perawat, dosen mengaplikasikan secara nyata Berdasarkan tabel IVdiatas tergambar diantaranya peran sebagai care giver yaitu peran dalam memberikan asuhan keperawatan dengan bahwa keterampilan dasar dosen dalam pendekatan proses keperawatan, serta mengaplikasi keterampilan menjelaskan sudah memberikan feed back terhadap proses termasuk dalam kategori baik (>75%). pembelajaran yang dilakukan, sehingga membuat mahasiswa semakin antusias didalam

  Keterampilan menjelaskan merupakan aspek yang pembelajaran. sangat penting bagi dosen karena sebagian besar

  Hal ini juga diperkuat oleh penelitian penjelasan dalam pembelajaran mempunyai Mustakim Erni, Wahab Nazaruddin & Dara pengaruh besar terhadap pemahaman mahasiswa Widya (2015) bahwa hubungan yang positif terhadap konsep, fakta, dalil, dll. Penguasaan antara keterampilan menjelaskan dengan prestasi belajar IPS dengan koefisien korelasi r sebesar keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan

  0,739. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan dosen akan memberikan dampak terhadap dosen dalam mengaplikasi keterampilan mahasiswa memahami tentang masalah yang menjelaskan akan berpengaruh besar terhadap motivasi peserta didik didalam mendalami suatu dijelaskan, serta dapat meningkatnya keterlibatan materi. Keberhasilan ini juga didukung oleh mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. kreatifitas dan inovasi dari pengajar di dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.

  Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran

  Namun dari tabel distribusi kita melihat Tabel V.Distribusi frekuensi implementasi keterampilan evaluasi 23 % jarang di lakukan oleh keterampilan membuka dan menutup dosen. Ini bisa di ambil agar evaluasi ini perlu pembelajaran dosen Program Studi Ilmu lebih di tingkatkan lagi. Menurut Sanjaya Wina Keperawatan (S-1) Cimahi dalam proses (2008) , keterampilan mengevaluasi sangat di pembelajaran. perlukan dalam pengajaran untuk melihat kemampuan mahasiswa dalam meyerap apa yang

  Keterampilan f % f %

  telah di sampaiakan dan juga Merangkum atau

  Membuka dan Menutup Ya Ti Pembelajaran da

  membuat garis-garis besar persoalan yang baru di

  k

  bahas.Mengonsolidasikan perhatian siswa

   Menarik perhatian mahasiswa

  92

  84

  17

  16 terhadap hal- hal yang pokok. pada saat membuka pembelajaran

  93

  85

  16

  15 Dosen STIKes A. Yani secara umum  Menimbulkan motivasi

  96

  88

  13

  12

   Memberikan acuan pada saat

  keterampilan membuka dan menutup pelajaran

  membuka pembelajaran

  sudah cukup baik, hanya sedikit perlu di

  88

  13

  12 Membuat kaitan antara

   96

  tingkatkan dalam melakukan evaluasi. Walaupun

  pengtahuan baru dengan yang lama dan menjelaskan konsep

  melakukan evaluasi sudah cukup bagus lebih dari

  sebelum bahan dirinci

  75 %, namun bila di bandingkan dengan

  89

  82

  20

  18

   Meringkas materi sebelum

  persentase lainnya poin ini di bawah 80 %,

  pembelajaran ditutup

  84

  77

  25

  23

   Melakukan evaluasi

  padahal poin lainnya lebih dari 80%. Sehingga, perlu peningkatan lagi dalam hal evalusi. Berdasarkan tabel V diatas tergambar

  Selain itu Manfaat dilaksanakannya bahwa keterampilan dasar dosen dalam evaluasi proses dan hasil pembelajaran menurut mengaplikasi keterampilan membuka dan Sukardi (2011), ada beberapa hal, diantaranya menutup pembelajaran sudah termasuk dalam yang penting adalah: (1) Memperoleh kategori baik (>75%). pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah berlangsung/dilaksanakan pendidik,

  Keterampilan Membuka dan Menutup (2) Membuat keputusan berkenaan dengan

  Pembelajaran merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan (3) proses pengajaran. Berdasarkan tabel V, Secara

  Meningkatkan kualitas proses dan hasil umum hasilnya menunjukan lebih dari 75 %, ini pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan berarti secara umum keterampilan membuka dan kualitas keluaran. menutup cukup baik.

  Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Tabel VI.

  kelompok dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1) Cimahi dalam proses

  Distribusi frekuensi implementasi keterampilan membimbing diskusi pembelajaran.

  Keterampilan Membimbing diskusi kelompok f % f % Ya T i

d

a

k

   Memusatkan perhatikan mahasiswa dalam merumuskan tujuan, masalah dan membuat rangkuman 95 87 1

  

4

  13  Memperjelas masalah dan urut pendapat 97 89 1

  

2

  11  Menganalisis pandangan mahasiswa 96 88 1

  

3

  12  Meningkatkan urunan pikiran mahasiswa 100 92 9 8  Menyebarkan kesempatan berpartisipasi 85 78 2

  

4

  22

   Menutup diskusi dengan merangkum dan menilai 91 83 1

  Secara umum Dosen STIKes A. Yani telah melakukan keterampilan membimbing diskusi kelompok cukup baik dilihat dari hasil lebih dari 75 %, namun untuk kesempatan partisipasi baiknya lebih di tingkatkan lagi. Partisifasi mahasiswa perlu di dorong dan di tingkatkan agar proses diskusi bisa berjalan dengan baik. Ini ditekankan oleh Usman Uzer (2000) agar para dosen mengetahui tujuan membimbing diskusi kelompok yaitu Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkansertaSiswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi.

  secara umum hasil dari penelitian menunjukan lebih dari 75 %, sehingga secara umum keterampilan para dosen dalam membimbing diskusi cukup baik. Namun, ada sedikit angka yang ada di item Menyebarkan kesempatan berpartisipasi masih sekitar 22 % tidak di lakukan. Ini bisa disebabkan berbagai faktor mungkin karena mahasiswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran atau juga kesempatan yang kurang di berikan oleh para Dosen.

17 Berdasarkan tabel VI diatas tergambar

  Tabel VII . Distribusi frekuensi implementasi keterampilan mengelola kelas dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1) Cimahi dalam proses pembelajaran.

   Keterampilan Mengelola Kelas F % f % Ya Tidak  Bersikap tanggap 95 87 14

  13  Membagi perhatian 98 90 11

  10  Memusatkan perhatian kelompok 100 92 9

  

8

 Menuntut tanggung jawab mahasiswa 80 73 29

  27

   Petunjuk yang jelas 98 90 11

  10

  bahwa keterampilan dasar dosen dalam mengaplikasi keterampilan membimbing diskusi kelompok sudah termasuk dalam kategori baik (>75%).

  

8

  Dari tabel VII, keterampilan mengelola kelas telah di lakukan cukup baik oleh para Dosen, indikator ini bisa dilihat dari hasil distribusi lebih dari 75 %. Hanya ada satu Item yang kurang dari 75 % yaitu tepatnya 73 % pada item menuntut tanggung jawab mahasiswa. Pada item ini masih bersifat general sehingga mungkin item ini masih agak sulit untuk di aplikasikan. Dalam pengelolaan kelas Dosen di tuntut untuk selalu memperhatikan mahasiswa dalam setiap proses pengajarannya. Menuntut tanggung jawab mahasiswa ini bisa di lakukan seperti ada mahasiswa yang berbicara/ mengobrol saat dosen

  Keterampilan Mengelola Kelas menerangkan sesuatu, maka seorang dosen bisa menuntut tanggung jawab mahasiswa dengan menegur atau menanyakan apa yang telah di jelaskan tersebut.

  Dosen STIKes A. Yani secara umum cukup baik dalam keterampilan mengelola kelas. Ada yang perlu di tingkatkan oleh dosen dalam menuntut tanggung jawab mahasiswa, yang di tunjukan hasil yang kurang dari 75 %, sehingga menuntut tanggung jawab mahasiswa perlu ditingkatkan lagi oleh para dosen. Menurut Sanjaya Wina (2008), menuntut tanggung jawab ini bertujuan agar suasana kelas bisa kondusif dalam proses belajar dan mengajar. Apabila ini bisa di laksanakan maka item lainnya bisa berkembang dengan baik dimana proses diskusi atau partisifasi mahasiswa di arahkan dalam diskusi bukan saat dosen mereka tidak memperhatikan.

  Poin penting lainnya menurut Usman Uzer (2000) Teguran diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menegur diantaranya:

  1) Menegur di arahkan kepada siswa yang benar-benar mengganggu kondisi kelas dengan perilaku yang menyimpang

  2) Menegur dilakukan secara verbal dengan menghindari peringatan- peringatan yang kasar atau bertendensi menghina atau mengejek.

  Simpulan

  Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :Keterampilan dasar dosen dalam mengaplikasi keterampilan bertanya sudah termasuk dalam kategori baik (> 75%) dan dari enam indikator keterampilan bertanya dosen sudah baik dalam mengimplementasikannya. Keterampilan dasar dosen dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran sudah dalam kategori baik (>75%), dan masih ada dalam memberikan penguatan dalam kategori kurang baik (<75%) yaitu penguatan dengan kalimat sebesar 64%.

  Keterampilan dasar dosen dalam mengaplikasi keterampilan mengadakan variasi sudah termasuk dalam kategori baik (>75%) dan dari sembilan indikator keterampilan mengadakan variasi dosen semuanya sudah baik.Keterampilan dasar dosen dalam mengaplikasi keterampilan menjelaskan sudah termasuk dalam kategori baik (>75%).

  Keterampilan dasar dosen dalam mengaplikasi keterampilan membuka dan menutup pembelajaran sudah termasuk dalam kategori baik (>75%).Keterampilan dasar dosen dalam mengaplikasi keterampilan membimbing diskusi kelompok sudah termasuk dalam kategori baik (>75%).Keterampilan dasar dosen dalam mengaplikasi keterampilan mengelola kelas empat indikator sudah termasuk dalam kategori baik (>75%) dan masih ada dalam mengelola kelas yang kategori masih (<75%) yaitu indkator menuntut tanggung jawab mahasiswa (73%).

  Saran

  Dalam penelitian ini masih ada tekhnik yang lebih mendalam bukan hanya kekurangan, untuk penelitian selanjutnya questioner tapi dengan wawancara dengan para disarankan untuk meneliti dengan jumlah mahasiswa secara langsung. Sehingga di harapkan responden yang lebih banyak lagi. Juga lebih baik hasil penelitian berikutnya bisa lebih baik dan bisa dilakukan mix/ campuran dengan program studi di aplikasikan secara lebih luas lagi.

  dilakukan

  lainnya. Dan mungkin bisa dengan

  DaftarPustaka

  Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran; berorientasi standar proses pendidikan .

  Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1 ,

  Zulfanidar., Alfiati, S. & Yamin, M. 2016. Jurnal

  Mengajar . Yogyakarta: Ar Ruzz Media

  Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Wahid.,M., dkk. 2010. Keterampilan Dasar

  Sukardi, M. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, U. M. 2000. Menjadi Guru Profesional .

  dasar mengajar mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta , Volume VIII. No.2

  Siswanto. 2010. Tingkat pengusaan keterampilan

  2005 tentang Guru dan Dosen

  Sisdiknas. 2005. Undang-Undang No. 14 tahun

  Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

  Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sisdiknas. 2003. Undang-Undang Republik

  Williams & Wilkins.

  Buchari A. 2008. Guru Profesional, Menguasai

  Generating and assessing evidence for nursing practice, 9th edn, Lippincott

  Polit, DF & Beck, CT. 2012.Nursing research:

  Hubungan antara keterampilan menjelaskan dan bertanya guru dengan prestasi belajar siswa. Skripsi . Universitas Lampung

  Rosdakarya Mustakim, E., Wahab, N. & Dara,W. R. 2015.

  Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan menyenangkan . Bandung : Remaja

  Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional,

  Mengajar Mahasiswa Calon Guru Kimia, Walisongo, Volumen 4 No.1

  Mulyatun. 2014. Analisis Keterampilan Dasar

  Aditama Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

  Pembelajaran . Bandung : PT Refika

  Alfabeta Hanafiah, N.& Suhana, C . 2012. Konsep Strategi

  Metode dan Terampil Mengajar . Bandung:

  175-184.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA GANGGUAN MAKAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM RIYADOL MAHIRIN CIMAHI Setiawati Stikes Jenderal A. Yani Cimahi ABSTRAK - View of HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA GANGGUAN MAKAN PA

0 1 5

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA PRODI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI TAHUN 2016 Flora Honey Darmawan ABSTRAK - View of HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRE

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RSUD CIBABAT KOTA CIMAHI TAHUN 2015 Wisdyana Saridewi PWP ABSTRAK - View of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD) DI RSUD CIBABAT

1 3 9

HUBUNGAN MOTIVASI PADA SAAT SELEKSI MAHASISWA BARU DAN PADA SAAT PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR THE CORRELATION BETWEEN MOTIVATION AT THE TIME OF SELECTION OF NEW STUDENTS AND DURING LEARNING WITH LEARNING ACHIEVEMENT Hanny Yuli Andini e-mail : hann

0 0 10

IMPLEMENTASI PERMENKES NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS RAWABOGO KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 Asep Dian Abdilah1 , Rosmariana Sihombing

0 22 17

KAJIAN PELAKSANAAN KEGIATAN COOKING CENTER DAN OJEK MAKANAN BALITA (OMABA) DALAM PENANGGULANGAN GIZI BURUK BAGI BALITA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMASRIUNG BANDUNG Dini Marlina

0 0 20

View of LAJU PERTUMBUHAN PROBIOTIK Lactobacillus bulgaricus ATCC 11842 PADA MEDIA MRSB

0 0 8

View of GAMBARAN ABNORMALITAS ORGAN HATI DAN GINJAL PASIEN TUBERKULOSIS YANG MENDAPATKAN PENGOBATAN

0 0 11

View of PENGARUH DELAY CORD CLAMPING TERHADAP KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI KOTA CIMAHI

1 1 14

View of HUBUNGAN PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PERILAKU K3 PADA KARYAWAN SUB DEPARTEMEN PRODUKSI

0 2 12