BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Student Team Achievement Division (STAD) dengan Kerangka Kerja Scientific pada Siswa Kelas
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada kesempatan awal, hal pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan wawancara dengan pihak sekolah, dalam hal ini adalah guru kelas. Fungsinya untuk mendukung terlaksananya penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan oleh peneliti di kelas 5 SD Negeri 03 Kaloran Kabupaten Temanggung semester II tahun ajaran 2014-2015.
Dalam kegiatan wawancara dengan guru kelas, peneliti mendapatkan banyak permasalahan yang masih bersifat umum. Dari berbagai macam pertanyaan peneliti mencoba menggali apa saja yang masih menjadi kendala atau pun permasalahan yang ada di kelas 5 SD Negeri 03 Kaloran Kabupaten Temanggung. Dibawah ini adalah daftar macam-macam pertanyaan dalam kegiatan wawancara. (1) Bagaimana kondisi ruang kelas 5 untuk saat ini ?, (2) Bagaimana kondisi siswa kelas 5 dari tahun ke tahun?, (3) Apa saja yang masih menjadi kendala dalam mengajar di kelas 5?, (4) Masalah apa saja yang masih sering ditemukan oleh guru dalam mengajar di kelas 5 dalam waktu dekat ini?, (5) Bagaimana cara guru kelas dalam mengatasi permasalah yang sering muncul?, (6) Apakah pergantian kurikulum berdampak pada kondisi siswa di kelas 5?, (7) Apakah ada dampak yang besar tentang pengaruh dari kurikulum 2013 yang lalu di kelas 5?, (8) Apakah guru kelas sudah sering mencoba menggunakan teknik dan metode yang pembelajaran yang kreatif inovatif di kelas 5 pada semester 2?, (9) Bagaimana respon siswa atau pun hasil akhir setelah guru menerapkan model pembelajaran tersebut?
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, peneliti mendapatkan jawaban sebagai berikut (1) kondisi kelas untuk saat ini sudah cukup baik dengan kelengkapan administrasi, terdapat beberapa alat peraga dan ruangan tertata rapi. (2) Kondisi siswa dari segi fisik dari tahun ketahun bisa terbilang sehat dan umurnya rata- rata sudah memenuhi, untuk tahun ini jumlah siswa kelas 5 SD Negeri 03 Kaloran berjumlah 19 orang. dari segi mental kurangnya rasa tanggungjawab dan kesungguhan siswa untuk belajar terutama dalam mata pelajaran IPA. Dilihat dari kondisi orang tua siswa, tahun lalu lebih banyak didominasi oleh orang tua yang bermata pencaharian sebagai petani. Untuk tahun ini bisa dikatakan merata, ada yang petani, PNS, pedagang dan swasta. (3/4) Guru kesulitan dalam penerapan dan penggunaaan alat peraga.(6) Menurut guru kelas 5 SD Negeri 03 Kaloran Kabupaten Temanggung, pengaruh pergantian kurikulum yang terjadi belakangan ini juga sangat berdampak terhadap pembelajaran di kelas 5. Banyak siswa yang belum mengerti sistematika proses pembelajaran yang ingin di terapkan dalam kurikulum 2013 yang sempat diberlakukan sebelumnya. (8) Guru cenderung menggunakan model yang sama, guru kurang memberikan inovasi dan penyesuaian dengan karakteristik dari siswa pada model pembelajaran yang dilakukan.
Sejak berlakunya kurikulum 2013 pembelajaran pada tingkat Sekolah Dasar dilakukan secara tematik integratif, dimana sebelumnya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran dilakukan berdasarkan mata pelajaran. Tetapi dari kedua kurikulum itu memiliki harapan yang sama dalam memberikan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang bebas dan disesuaikan dengan karakteristik siswa seperti yang tertuang dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Secara keseluruhan sebuah pembelajaran harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Beberapa guru kurang memberikan inovasi dan penyesuaian dengan karakteristik dari siswa pada model pembelajaran yang dilakukan, tentu itu bertentangan dengan Permendikbud 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Seperti permasalahan yang ditemukan oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 5 SD Negeri 03 Kaloran Kabupaten Temanggung, bahwa kebanyakan siswa juga masih kesulitan dalam mata pelajaran yang didalamnya membahas tentang hal- hal pengetahuan yang luas seperti IPA dan IPS. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk mengambil dua pokok permasalahan yaitu kurangnya rasa tanggungjawab dan kesungguhan siswa untuk belajar mata pelajaran
IPA serta guru cenderung menggunakan model yang sama, beberapa guru kurang memberikan inovasi dan penyesuaian dengan karakteristik dari siswa pada model pembelajaran yang dilakukan.
Maka dari itu pada penelitian ini, peneliti akan memberikan jawaban permasalahan diatas dengan tetap mempertahankan pendekatan
Scientific yang terdapat pada kurikulum 2013, karena dengan pendekatan
tersebut siswa diharapkan dapat berpikir kritis, kreatif, dan tentunya dapat menyelesaikan masalah dengan cara ilmiah atau sistematik serta sejalan dengan tujuan dari kurikulum 2013. Kemudian untuk meningkatkan pemahaman dan pendalaman siswa terhadap mata pelajaran perlu adanya dukungan dari model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran Cooperative dengan tipe STAD (Student Team
Achievement Division) tentunya dikembangkan dengan konsep Scientific.
Peneliti sudah menetukan salah satu diantara mata pelajaran yang sudah disebutkan sebelumnya untuk diambil dalam penelitian tindakan kelas yaitu mata pelajaran IPA. Pada penelitian ini, peneliti manganggap tipe heterogen serta beberapa kelebihan dari model Cooperative tipe STAD
(Student Team Achievement Division) seperti dapat meningkatkan
motivasi dan kesungguhan untuk belajar. Jadi atas dasar pemikiran tersebut, maka pada penelitian ini mengambil judul: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Student Team Achievement
Division (STAD) dengan Kerangka Kerja Scientific Pada Siswa Kelas 5
Semester II SD Negeri 03 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2014-2015
1.2 Identifikasi Masalah
Kondisi awal pelaksanaan pembelajaran IPA pada kelas V SD Negeri 03 Kaloran Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa kurangnya rasa tanggungjawab dan kesungguhan siswa untuk belajar mata pelajaran IPA dan guru cenderung menggunakan model yang sama, beberapa guru kurang memberikan inovasi dan penyesuaian dengan karakteristik dari siswa pada model pembelajaran yang dilakukan.
1.3 Batasan Masalah
Dari masalah-masalah yang telah ditemukan tentu diperlukan batasan masalah yang akan dikerjakan dan dicari solusinya, yaitu: 1)
Menerapkan sebuah model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, yaitu STAD untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA. 2)
Perlunya penggunaan pendekatan yang dapat merangsang sikap antusias dan ketertarikan siswa di dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi IPA lebih baik lagi. 3)
Dalam penelitian ini, penulis hanya berfokus pada mata pelajaran
IPA pokok bahasan proses pembentukan tanah sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas 5 semester
II: Standar Kompetensi:
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar
7.1. Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.2. Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut : 1)
Bagaimana penerapan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dalam meningkatkan proses belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran?
2) Apakah peningkatan proses pembelajaran melalui model STAD dengan kerangka kerja Scientific dapat meningkatkan hasil belajar
IPA secara signifikan pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan penjabaran dari perumusan masalah, maka dapat dikemukakan tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu: 1)
Menerapkan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja
Scientific untuk meningkatkan proses belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran.
2) Meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan
1.6.1 Manfaat Teoretis
Mendapatkan pengetahuan tentang cara meningkatkan proses dan hasil belajar IPA melalui model STAD dengan menggunakan kerangka kerja scientific.
1.6.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan kepada pihak sekolah sebagai instansi pendidikan agar memanfaatkan hasil penelitian ini untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya, Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariatif, contohnya ialah STAD. Dengan meningkatnya mutu pendidikan akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan dari masyarakat terhadap kualitas sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. 2)
Bagi Guru Dapat dijadikan acuan oleh guru untuk sarana di dalam monitoring dan evaluasi pembelajaran yang sudah berlangsung, serta untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran, guru dapat lebih terampil dalam mendesain sebuah model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. 3)
Bagi Siswa Siswa dapat memahami konsep dalam mata pelajaran IPA dan menyelesaikan masalah pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific.