Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas 5 SDN Ngablak 02 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian dan karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Setting
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Ngablak 02 yang terletak di Kelurahan Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang merupakan salah satu SD Negeri di gugus merbabu di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. SDN Ngablak 02 juga termasuk SD inti di gugus merbabu Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Jumlah tenaga kependidikan di SDN Ngablak 02 adalah sebanyak 19 orang, perinciannya adalah sebagai berikut 1 Kepala Sekolah, 12 guru kelas, 1 guru karawitan, 1 operator sekolah, 1 guru pendidikan agama islam, 1 guru agama Kristen, 1 guru olah raga, dan 1 penjaga sekolah. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Va SDN Ngablak 02 sebanyak 22 siswa.
3.1.2 Karakteristik
Siswa SDN Ngablak 02 berjumlah 235 anak yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI dengan masing-masing kelas terdiri 2 kelas. Masing- masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 12 guru kelas. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.15 sampai dengan 12.30 siang, kecuali pada hari Jum’at dan Sabtu yang berlangsung mulai dari pukul 07.15 sampai dengan pukul 10.40 siang.
Kondisi sosial ekonomi orang tua murid SDN Ngablak 02 sangat rendah, yakni sebagian besar bekerja sebagai petani, perhatian dan kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya juga sangat rendah bahkan kurang, serta sarana dan prasarana sekolah yang minim. Meskipun demikian, para guru tetap bersemangat dalam pengabdiannya demi kemajuan anak didiknya. Masing-masing kelas di sekolah ini telah memiliki jadwal pelajaran yang baik, dan selalu dilaksanakan dengan sistem guru kelas.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Salam subbab 3.2 ini akan di uraikan variabel penelitian dan devinisi operasional. Variabel penelitian akan disajikan pada subbab 3.2.1, sedangkan definisi operasional akan disajikan pada subbab 3.2.2.
3.2.1 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang digunakan, yaitu variabel bebas atau variabel independent (x) dan variabel terikat (y). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan model Cooperative Learning tipe
Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPA. Variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas/independent. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Ngablak 02 semester II tahun pelajaran 2014/2015. Hasil belajar diukur dengan hasil tes evaluasi siswa kelas V setelah diberikan treatmen.
3.2.2 Definisi Operasional
Definisi operasional untuk menjabarkan variabel bebas dan terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPA. Model pembelajaran kooperatif adalah model yang memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dalam kelompok kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah dan mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan didepan kelas.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar, Hasil belajar didefinisikan secara operasional sebagai ketercapaian pembelajaran
IPA meliputi ranah kognitif pada siswa kelas V SDN Ngablak 02 dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Numbered Heads Together (NHT).
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang direncanakan dua siklus berjalan. Apabila dalam pelaksanaan dengan 2 siklus belum terlihat hasil pencapaian KKM yang diharapkan, maka akan dilaksanakan dengan siklus tambahan sebagai pengayaan.
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan untuk mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan guru dan prestasi belajar siswa. Merupakan penelitian tindakan kolaboratif atau collaborative action research (Oja & Sumarjan, Stinger, 1996 dalam Aunurrahman, dkk; 25). Dikatakan kolaboratif karena guru dan peneliti bekerjasama dalam memecakan masalah. Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas V. Kehadiran guru dan peneliti dilaksanakan seperti biasanya. Sehingga siswa tidak tahu kalau kelas mereka sedang diteliti, dengan cara ini akan diperoleh data yang seobjektif mungkin.
3.4 Desain Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan 2 siklus menggunakan model dari Kemmis dan McTaggart dalam Endang Mulyatiningsih (2011;70) yang setiap siklus atau penelitiannya terdiri atas tiga langkah, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Secara rinci ditunjukkan dalam gambar berikut ini.
Gambar 1 Skema siklus Pembelajaran
3.5 Rencana Tindakan
Berdasarkan prosedur penelitian PTK model Mc. Taggart, maka pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model Cooperative learning tipe Numbered
heads Together pada siswa kelas V SDN Ngablak 02 akan dilaksanakan dalam 2
siklus kegiatan dalam semester II Tahun Pelajaran 2014/2015, dimana pada akhir masing-masing siklus guru dan peneliti melakukan refleksi untuk menilai atau mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran menggunakan model Cooperative
learning tipe Numbered heads Together dalam peningkatan hasil belajar siswa
kelas V tersebut.3.5.1 Pelaksanaan siklus I
Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (pra siklus). Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi, dengan rincian prosedur tindakan sebagai berikut:
3.5.1.1 Perencanaan
a)
Identifikasi masalah dan perumusan masalah. Merancang program pembelajaran (RPP), dengan model pembelajaran NHT.
b) Menyiapkan media ( alat peraga) untuk kegiatan pembelajaran pada kegiatan pemberian tugas pekerjaan rumah dalam pembelajaran kontekstual.
c) Merencanakan kegiatan yang akan dilibatkan dalam penelitian yaitu dengan
guru kelas yang mengajar pada tempat penelitian dilakukan.d) Merancang tes formatif
e) Menyiapkan lembar observasi
3.5.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya. Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual, diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran.
Observasi dilakukan oleh guru yang sudah senior. Observasi dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan observasi terhadap siswa dalam aktivitas belajarnya dilakukan oleh peneliti. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas tersebut, maka digunakan lembar observasi.
3.5.1.3 Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II. Siklus II akan dilaksanakan untuk memantapkan model pembelajaran yang digunakan.
3.5.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sama dengan siklus I yaitu sebanyak 3 kali pertemuan dimana dengan perincian 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi yang terdiri dari:
3.5.2.1 Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan hampir sama dengan siklus I, yaitu guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa: penyusunan RPP lembar observasi implementasi RPP, dan lembar penilaian.
Namun dalam siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus I atau dapat meningkatkan keterampilan yang diinginkan.
3.5.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya. Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual, diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran.
Observasi dilakukan oleh guru yang sudah senior. Observasi dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan observasi terhadap siswa dalam aktivitas belajarnya dilakukan oleh peneliti. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas tersebut, maka digunakan lembar observasi.
3.5.2.3 Refleksi
Kegiatan refleksi dalam siklus II ini dilakukan sama seperti tahap refleksi pada siklus I yaitu pada saat setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada Siklus II dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan pada proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative learning tipe Numbered Head Together terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tes Tes digunakan untuk mengatahui hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II.
b. Observasi Kegiatan observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang rencana pelaksanaan pembelajaran, nilai, dan foto-foto selama kegiatan pembelajaran.
3.6.2 Instrument Pengumpulan data
3.6.2.1 Lembar Observasi
Observasi yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berupa lembar observasi pada praktik pembelajaran menggunakan model Cooperative
Learning tipe Numbered Head Together pada setiap kegiatan pembelajaran.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas GuruAspek Indikator No Item Pra Pembelajaran Melakukan persiapan 1,2 Kegiatan Awal Pembelajaran Menyampaikan apersepsi 3,4 Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penguasaan materi 5,6,7,8
B. Pendekatan/strategi pembelajaran 9,10,11,12,
C. Pemanfaatan media 13, 14, 15, pembelajaran/sumber belajar
16 D. Pembelajaran yang menantang dan 17, 18, 19, memacu keterlibatan siswa 20, 21, 22, E. Penilaian proses dan hasil belajar 23, 24,
F. Penggunaan bahasa 25, 26, 27 Melakukan kegiatan penutup Kegiatan penutup 28, 29, 30,
31 Jumlah
31 Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Oservasi Aktifitas siswa
Aspek Indikator No Item Pra Pembelajaran Persiapan perlengkapan belajar 1,2 Kegiatan Awal Memperhatikan apersepsi 3, 4 Kegiatan Inti
A. Penjelasan materi pelajaran 5, 6, 7, 8
B. Pendekatan/strategi pembelajaran 9, 10, 11, 12,
C. Pemanfaatan media pembelajaran 13, 14, 15
D. Penilaian proses dan hasil belajar 16, 17
E. Penggunaan bahasa 18, 19 Penutup Kegiatan penutup 20, 21, 22
Jumlah
22
3.6.2.2 Lembar Tes Hasil Belajar
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berisi nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar IPA. Tes diadakan setiap akhir pertemuan disetiap pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2.
Penelitian ini menggunakan teknik tes tertulis yang berbentuk Pilihan ganda. Kisi – kisi butir soal tes tertulis siklus 1 dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kisi – kisi Soal Evaluasi Siklus 1Tabel 3.4 Kisi – kisi Soal Evaluasi Siklus 2Kompetensi dasar Indicator Bentuk soal Nomor soal
Mendeskripsika n proses pembentukan tanah karena pelapukan
Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
Pilihan ganda 2,4,6,8,1 0,12,14, 15,16
Mengidentifikasikan susunan tanah Pilihan ganda
1,3,5,7,9 ,11,13,1 7,18,19,
20
Uji validitas dilakukan dengan SPSS 16. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat. Kriteria intrumen menurut Sugiyono (2010) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,30. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak. Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrument tersebut dalam mengukur kemampuan siswa.
Kompetensi dasar Indicator Bentuk soal Nomor soal
Mendeskripsika n proses pembentukan tanah karena pelapukan
Menyebutkan jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya.
Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9,10,11 ,12,13,14 ,15
3.7 Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Uji Validitas
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrument Tes Siklus I Butir Hasil Uji Validitas No Indikator Soal Valid Tidak ValidMenyebutkan jenis- 1, 2, 3, 1, 2, 3, 4, 13, 19, 23, 25, 26 1 jenis batuan 4, 5, 6, 5, 6, 7, 8, berdasarkan proses 7, 8, 9, 9, 10, 11, terbentuknya 10, 11, 12, 14,
12, 13, 15, 16, 14, 15, 17, 18, 16, 17, 19, 20, 18, 19, 21, 22, 24 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26 Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrument Tes Siklus II Hasil Uji Validitas No Indikator Butir Soal Tidak Valid Valid
Menjelaskan proses 2,4,6,8,10,12,14,15,16, 23, 2, 4, 6, 23, 24, pembentukan tanah 24, 30 8, 10,
30
1 karena pelapukan 12, 14, 15, 16
Mengidentifikasikan 1,3,5,7,9,11,13,17,18,19,20, 1, 3, 5, 22, 25, susunan tanah 21, 22, 25, 26, 27, 28, 29 7, 9, 26, 27,
2 11, 13, 28, 29 17, 18,
19, 20,
21
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
: reliabilitas baik 0,8 < α ≤ 0,9
Hasil Reliabilitas Instrumen dalam penelitian ini akan disajikan pada Tabel
Tabel 3.7 Hasil Uji reliabilitas Instrument Siklus ICronbach's Alpha N of Items
.890
26 Tabel 3.8 Hasil Uji reliabilitas Instrument Siklus II
Cronbach's Alpha N of Items
.868
34 Berdasarkan Tabel tersebut cronbach’s alpha sebesar 0.890 untuk siklus I dan
0.868 untuk siklus II, sehingga menandakan bahwa reliabilitas data pada penelitian ini baik.
3.8 Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator hasil dari penelitian ini adalah ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa. yaitu memberi patokan nilai ≥68 sebanyak 100% dari jumlah siswa.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data kuantitatif yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif, selain itu juga menggunakan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata- kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi. Data kuantitatif adalah data yang bisa diselidiki secara langsung dan bisa dihitung menggunakan alat ukur sederhana. Data kuantitatif dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisa deskriptif menurut Sugiyono (2010), analisa deskriptif digunakan untuk menganalisa data yang dikumpulkan dalam penelitian sehingga memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu subjek yang telah diteliti. Analisis deskriptif dengan menentukan nilai (skor) yang dicapai siswa saat melakukan evaluasi, menentukan ketuntasan belajar, dan menentukan mean (rata-rata kelas). Data hasil belajar diperoleh dengan cara: a. Nilai tes diperoleh dengan menggunakan rumus berikut.
N
X = x 100
n
Keterangan : X : Nilai tes N : Jumlah soal yang dijawab benar n : Jumlah seluruh soal b. Menentukan ketuntasan belajar secara individual yaitu siswa telah mencapai nilai ≥68.
c. Menentukan ketuntasan belajar secara klasikal menggunakan rumus berikut.
n 1
P x 100 % n
Keterangan :
P : Nilai ketuntasan belajar secara klasikal ∑ n1: Jumlah siswa yang tuntas belajar secara individual ∑ n : Jumlah total siswa