Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas 5 SDN Ngablak 02 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

  4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

  Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Ngablak 02 yang terletak di Kelurahan Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Siswa SDN Ngablak 02 berjumlah 235 anak yang terdiri dari kelas I sampai dengan kelas VI dengan masing-masing kelas terdiri dari 2 kelas kecuali kelas 6 hanya terdapat 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 12 guru kelas, 1 guru karawitan, 1 guru agama islam, 1 guru agama kristen, 1 guru olahraga.

  SDN Ngablak 02 terdiri dari 12 kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 rumah dinas, dan 2 toilet. Suasana didalam kelas cukup baik, terdapat penerangan yang memadai dan jendela yang cukup untuk pertukaran udara. Pembelajaran di SDN Ngablak 02 dilaksanakan pada hari Senin sampai hari Sabtu. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.15 sampai dengan 12.30 siang, kecuali hari Jumat dan Sabtu yang berlangsung dari pukul 07.15 sampai dengan pukul 10.40 siang.

4.1.2 Deskripsi Kondisi Awal

  Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDN Ngablak 02 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang sebelum diadakan penelitian belum mencapai kriteria ketuntasan 100%. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga siswa sendiri menjadi tidak aktif karena hanya duduk diam mendengarkan ceramah dari guru. Sehingga hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa rendah, yang dapat dilihat dari tabel 11 sebagai berikut:

  Tabel 4.1

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SDN Ngablak 02

  No Ketuntasan Frekuensi Persentase

  1. Tuntas* 11 50%

  2. Tidak tuntas 11 50% Jumlah 22 100% Nilai Maksimum

  75 Nilai Minimum

  60 Nilai rata-rata 67,4 KKM*

  68 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan siswa yang nilainya diatas KKM atau yang tuntas hasil belajarnya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ada 11 siswa atau 50% siswa dalam kelas, sedangkan siswa yang belum tuntas 11 siswa atau 50%. Nilai tertinggi siswa adalah 75, sedangkan nilai terendah siswa adalah 60.

  Ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa dapat disajikan pada gambar 2 sebagai berikut:

  

Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa Tuntas siswa tidak tuntas 50%

  50% siswa tuntas 50%

  Sumber: Data Sekunder

  

Gambar 2

Gambar Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Berdasarkan data yang diperoleh, perlu upaya untuk menindak lanjutinya melalui penelitian tindakan kelas. Dari hasil diskusi observer dan guru memberikan kesimpulan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif dan memberdayakan siswa dalam pembelajaran IPA dengan engembangkan keterampilan siswa untuk berpikir kritis selain itu pendidikan karakter seperti kerjasama dan tanggung jawab harus diajarkan agar siswa menjadi siswa yang berpikir kritis dan berkarakter. Dengan kondisi seperti ini peneliti melakukan penelitian tindakan kelas sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head Together.

4.1.3 Pelaksanaan siklus 1

  4.1.3.1 Perencanaan

  Setelah peneliti melakukan observasi dan mengkaji hasil observasi, peneliti kemudian melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran serta alat penunjang lainnya yang akan digunakan.

  Sebelum melaksanakan proses pembelajaran peneliti menyusun perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Proses pembentukan tanah, pengelolaan pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head Together. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa rangkuman materi beserta lembar kerja siswa.

  4.1.3.2 Pelaksanaan Observasi

4.1.3.2.1 Pelaksanaan

a. Pertemuan pertama

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 13 April 2015. Pada pertemuan pertama ini guru menyampaiakn materi pelajaran IPA mengenai proses pembentukan tanah. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama meliputi:

  Kegiatan Awal

  Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu guru memberikan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

  Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti setelah siswa megetahui tujuan pembelajaran yang akan ditempuh pada pertemuan pertama. Guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang dipilih secara acak oleh guru. Setelah dibagi dalam kelompok, siswa diberi kepala bernomor dalam setiap kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok diberi soal yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok materi tentang jenis-jenis batuan beku (magma/vulkanik). Siswa dalam kelompok menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru dengan bekerja sama. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama kelompok. Saat berlangsungnya diskusi, peneliti dan guru mengeamati jalannya kerjasama dalam kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru menyebutkan salah satu kepela nomor dalam setiap kelompok secara acak untuk membacakan hasil kerja kelompok masing-masing. Siswa yang lain menyimak dan menanggapi atas jawaban dari siswa dalam kelompok yang berbeda. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua. Kemudian guru memberikan penghargaan keppada siswa yang mendapat skor terbanyak. Setelah itu guru menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan sekaligus menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar siswa sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan tepat sehingga guru menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami pelajaran pada pertemuan 1.

  Kegiatan akhir

  Kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya tentang batuan endapan / sedimen.

b. Pertemuan kedua

  Pertemuan kedua dilakasanakan pada hari Rabu, 15 April 2015. Pada pertemuan kedua ini guru menyampaikan materi pelajaran IPA mengenai batuan endapan / sedimen. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua meliputi:

  Kegiatan Awal

  Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu guru memberikan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

  Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti setelah siswa megetahui tujuan pembelajaran yang akan ditempuh pada pertemuan kedua. Guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang dipilih secara acak oleh guru. Setelah dibagi dalam kelompok, siswa diberi kepala bernomor dalam setiap kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok diberi soal yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok materi tentang jenis-jenis batuan endapan / sedimen. Siswa dalam kelompok menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru dengan bekerja sama. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama kelompok. Saat berlangsungnya diskusi, peneliti dan guru mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru menyebutkan salah satu kepela nomor dalam setiap kelompok secara acak untuk membacakan hasil kerja kelompok masing-masing. Siswa yang lain menyimak dan menanggapi atas jawaban dari siswa dalam kelompok yang berbeda. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru yang telah dipresentasikan sekaligus menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar siswa sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan tepat sehingga guru menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami pelajaran pada pertemuan 2.

  Kegiatan Akhir

  Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya tentang batuan malihan / metamorf.

c. Pertemuan Ketiga

  Pertemuan kedua dilakasanakan pada hari Sabtu, 18 April 2015. Pada pertemuan kedua ini guru menyampaikan materi pelajaran IPA mengenai batuan malihan / metamorf. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua meliputi:

  Kegiatan Awal

  Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu guru memberikan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

  Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti setelah siswa megetahui tujuan pembelajaran yang akan ditempuh pada pertemuan kedua. Guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang dipilih secara acak oleh guru. Setelah dibagi dalam kelompok, siswa diberi kepala bernomor dalam setiap kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok diberi soal yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok materi tentang jenis-jenis batuan malihan / metamorf. Siswa dalam kelompok menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru dengan kerjasama dalam kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru menyebutkan salah satu kepela nomor dalam setiap kelompok secara acak untuk membacakan hasil kerja kelompok masing-masing. Siswa yang lain menyimak dan menanggapi atas jawaban dari siswa dalam kelompok yang berbeda. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak. Setelah itu guru menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan sekaligus menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar siswa sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan tepat sehingga guru menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami pelajaran pada pertemuan 3.

  Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan.

  Kemudian guru memberikan refleksi tentang materi yang telah dipelajari yaitu jenis-jenis batuan.

4.1.3.2.2 Observasi

  Hasil observasi aktifitas guru pada siklus I, pada pra pembelajaran yang menggambarkan kesiapan ruang dan siswa, pada kegiatan awal pembelajaran guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, pada kegiatan awal pembelajaran guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, pada kegiatan inti pemelajaran menggambarkan pembelajaran menggunakan langlah- langkah (NHT). Kegiatan penutup guru

  Numbered Heads Together menyimpulkan kesimpulan, melakukan refleksi dan melaksanakan evaluasi.

  Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel:

  • 1

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 1 pertemuan 2

  44 101

  11

  4

  28, 30

  51 9, 10, 11, 12, 18, 20, 21, 22, 23,

  17

  3

  25, 26, 27, 29, 31

  6 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 16, 17, 19, 24,

  3

  2

  13, 14, 15

  Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

  93 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa aktivitas guru mengajar diperoleh jumlah skor 93 atau masuk kualifikasi B. Aktivitas guru mengajar masih terdapat kekurangan seperti, menyampaikan kompetensi atau tujuan pembelajaran belum dilakukan, menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media, menyampaikan dengan gaya yang sesuai, belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu dan belum memberikan tindak lanjut.

  24

  6

  4

  57 2, 5, 9, 10, 11, 12

  19

  3

  20,21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 30

  12 1, 3, 6, 7, 8, 14, 16, 17, 18, 19,

  6

  2

  4, 13, 15, 27, 29, 31

  Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 1 pertemuan 1

  • 1

  Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam mengajar diperoleh skor 101 atau masuk dalam kualifikasi B. Aktivitas guru masih terdapat belum menghasilkan pesan yang menarik, belum menggunakan media secara efektif dan efisien.

4.1.3.3 Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, diskusi dilakukan oleh peneliti, guru kelas, dan guru yang melakukan observasi. Diskusi ini guna mencari kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran siklus 1 dalam rangka perbaikan pada siklus 2. Adapun hasilnya sebagai berikut :

  1. Kelebihan

  a. Rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru dan peneliti dengan baik

  b. Mulai tumbuh keberanian siswa untuk bertanya dan mengungkapkan penndapat c. Rasa percaya diri mulai tumbuh dari diri siswa

  d. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran

  2. Kekurangan

  a. Pada pertemuan pertama siswa masih bingung dengan model pembelajaran yang diterapkan b. Waktu belum efisien

  c. Masih ramai saat diskusi berlangsung Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan peneliti beserta guru menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan selanjutnya, yaitu : a. Guru lebih meningkatkan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa b. Lebih memberikan kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapatnya

4.1.4 Pelaksanaan Siklus II

  4.1.4.1 Perencanaan

  Setelah peneliti melakukan proses pembelajaran pada siklus 1 dan memperoleh data yang valid, kemudian menganalisis dan merefleksi proses pembelajaran siklus 1. Peneliti kemudian melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai langkah perbaikan dan materi pembelajaran serta alat penunjang lain yang akan digunakan.

  Sebelum melaksanakan proses pembelajaran peneliti menyusun perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Proses pembentukan tanah, pengelolaan pembelajaran guru menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar penilaian proses dan perangkat pembelajaran yang berupa rangkuman materi beserta lembar kerja siswa.

  4.1.4.2 Pelaksanaan Observasi

4.1.4.2.1 Pelaksanaan

a. Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 20 April 2015. Pada pertemuan pertama ini guru menyampaikan materi IPA mengenai Proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama meliputi :

  Kegiatan Awal

  Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan dan mengkaitkan dengan materi pembelajaran yang akan berlangsung serta menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan

  Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti setelah siswa megetahui tujuan pembelajaran yang akan ditempuh pada pertemuan pertama. Guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang dipilih secara acak oleh guru. Setelah dibagi dalam kelompok, siswa diberi kepala bernomor dalam setiap kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok diberi soal yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok materi tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Siswa dalam kelompok menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru dengan bekerja sama. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama kelompok. Saat berlangsungnya diskusi, peneliti dan guru mengeamati jalannya kerjasama dalam kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru menyebutkan salah satu kepela nomor dalam setiap kelompok secara acak untuk membacakan hasil kerja kelompok masing-masing. Siswa yang lain menyimak dan menanggapi atas jawaban dari siswa dalam kelompok yang berbeda. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak. Setelah itu guru menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan sekaligus menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai.

  Kegiatan akhir

  Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya tentang susunan tanah

b. Pertemuan kedua

  Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 22 April 2015. Pada pertemuan kedua ini guru menyampaikan materi pelajaran IPA mengenai Susunan

  Kegiatan Awal

  Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu guru menunjukkan gambar susunan tanah dan memberikan sedikit penjelasan. Kemudian guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

  Kegiatan inti

  Pada kegiatan inti setelah siswa megetahui tujuan pembelajaran yang akan ditempuh pada pertemuan pertama. Guru membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang dipilih secara acak oleh guru. Setelah dibagi dalam kelompok, siswa diberi kepala bernomor dalam setiap kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diberi lembar diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok diberi soal yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok materi tentang susunan tanah. Siswa dalam kelompok menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru dengan bekerja sama. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama kelompok. Saat berlangsungnya diskusi, peneliti dan guru mengeamati jalannya kerjasama dalam kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru menyebutkan salah satu kepela nomor dalam setiap kelompok secara acak untuk membacakan hasil kerja kelompok masing-masing. Siswa yang lain menyimak dan menanggapi atas jawaban dari siswa dalam kelompok yang berbeda. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak. Setelah itu guru menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan sekaligus menjelaskan materi sesuai tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar siswa sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan tepat sehingga guru menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami

  Kegiatan Akhir

  Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Kemudian guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Pertemuan ketiga

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 April 2015. Pada pertemuan ini guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan 1 dan 2. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga meliputi :

  Kegiatan Awal

  Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Kemudian guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

  Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti guru bertanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan materi yang sudah dibahas pada pertemuan 1 dan 2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti. Kemudian guru memberikan soal evaluasi pada siswa untuk dikerjakan secara mandiri.

  Kegiatan Akhir

  Pada kegiatan akhir ini guru memberikan penekanan tentang konsep yang harus dikuasai siswa. Kemudian Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari keseluruhan materi yang telah dipelajari pada pokok bahasan “Proses Pembentukan tanah”.

4.1.4.2.2 Observasi

  Lembar yang digunakan untuk observasi aktivitas guru pada siklus II masih sama seperti pada pembelajaran siklus I yang telah digunakan, berikut adalah hasil observasi guru yang diperoleh pada kegiatan pertemuan 1 dan pertemuan 2 dalam pembelajaran siklus II.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 2 pertemuan 1

  Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah 1 - 2 -

  7, 8, 13, 14, 24, 25, 26, 27

  3

  8

  24 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 15,

  4

  23

  92 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 28,

  29, 30, 31 116

  Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam mengajar diperoleh jumlah skor 116 atau masuk dalam kualifikasi A. Aktivitas guru dalam mengajar secara keseluruhan juga telah dilaksanakan dengan baik, karena guru sudah melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada siklus 2 pertemuan 2

  Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah 1 -

  • 2

  14, 15, 25, 26, 27, 28

  3

  6

  18 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

  4 25 100 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

  24, 29, 30, 31 118 Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam mengajar diperoleh jumlah skor 118 atau masuk dalam kualifikasi A. Aktivitas guru dalam mengajar secara keseluruhan meningkat menjadi lebih baik dari proses belajar mengajar sebelum nya, karena guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapa. Setelah kegiatan pembelajaran guru di pertemuan ketiga memberikan rangkuman yang melibatkan siswa, guru juga melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan. Hal tersebut sejalan dengan teori Spencer Kagen dan Russ Frank untuk melibatakan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

  Setelah dilakukan refleksi pada pembelajaran siklus 1, pembelajaran siklus 2 ini sudah jauh lebih baik. Dalam pembelajaran guru melakukan kegiatan sesuai dengan model pembelajaran yang dipakai dan tidak ada yang terlewatkan. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Setelah kegiatan pembelajaran guru di pertemuan ketiga memberikan rangkuman yang melibatkan siswa, guru juga memberikan evaluasi dan mengamati siswa secara teliti ketika siswa mengerjakan agar tidak terjadi kecurangan.

  Hasil Observasi aktivitas siswa terhadap pembelajaran pada siklus II antara lain pra pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang berupa memperhatikan pembelajaran, diskusi kelompok dan penyampaian hasil diskusi. Selain itu juga kegiatan penutup, semuanya dapat dilihat pada tabel 4.6 dan 4.7 berikut ini.

  • 1
  • 2

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2 pertemuan 2

  56

  14

  4

  18, 20, 22

  24 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 16,

  8

  3

  5, 8, 13, 14, 15, 17, 19, 21

  Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

  IPA dengan baik dan jarang sekali siswa ngobrol dengan teman nya, siswa sudah terlihat semakin aktif.

  75 Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar diperoleh jumlah skor 75 atau masuk dalam kualifikasi A. Aktivitas siswa dalam belajar secara keseluruhan sudah dilaksanakan dengan baik. Siswa sudah mempersiapkan alat belajar dan menempati tempat duduk dengan rapi tanpa ditugaskan guru. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mata pelajaran

  36

  9

  4

  39 1, 2, 3, 4, 9, 11, 12, 20, 22

  13

  3

  5, 6,7, 8, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21

  Aktivitas Skor Frekuensi Jumlah

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2 pertemuan 1

  • 1
  • 2

  80 Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar diperoleh jumlah skor 80 atau masuk dalam kualifikasi A. Aktivitas siswa dalam Dalam pembelajaran siklus II siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, siswa sudah mempersiapkan alat belajar dan menempati tempat duduk dengan rapi tanpa ditugaskan guru. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mata pelajaran IPA dengan baik dan jarang sekali siswa mengobrol dengan temannya, siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Siswa antusias dalam berdiskusi kelompok dengan memberikan usulan tentang tugas yang dikerjakan. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan jelas serta terjadi kegiatan tanya jawab dan saling menanggapi. Siswa juga membuat rangkuman materi tentang pelajaran yang telah dilakukan dengan bantuan guru dan mengerjakan lembar evaluasi pada pertemuan ketiga. Hal ini sejalan dengan teori Hamsa (2009) tentang kelebihan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT bahwa model ini dapat menambah rasa tanggung jawab perorangan siswa untuk meningkatkan kerja sama dan memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagi-bagi ide dan pertimbangan jawaban yang tepat.

4.2 Hasil Penelitian

  Setelah melakukan pembelajaran siklus I dan siklus II diperoleh hasil yang disajikan dalam deskripsi data dan analisis data dengan uraian sebagai berikut :

4.2.1 Deskripsi Data

4.2.1.1 Data Siklus I

  Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan, selanjutnya guru melakukan kegiatan evaluasi hasil belajar yang disajikan dalam tabel distribusi frekwensi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam sebagai berikut :

Tabel 4.8 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA

  

Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

Semester II tahun 2014/2015

No Interval Frekwensi Persentase

  4 50-54 2 9% 5 55-59 0% 6 60-64

  2 9% 7 65-69 2 9% 8 70-74 5 23% 9 75-79 1 4% 10 80-84 5 23% 11 85-89 2 9% 12 90-94 3 14%

  Jumlah 22 100%

4.2.1.2 Data Siklus II

  Dari kegiatan evaluasi yang telah dilakukan pada pembelajaran siklus II diperoleh hasil belajar sebagai berikut :

Tabel 4.9 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA

  

Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

Semester II tahun 2014/2015

No Interval Frekwensi Persentase

  4 50-55 0% 5 56-60 0% 6 60-64 0% 7 65-69 0% 8 70-74

  4 18% 9 75-79 2 9% 10 80-84 5 23% 11 85-89 3 14% 12 90-94 5 23% 13 95-99 1 4%

4.2.2 Analisis Data

  Analisis data dilakukan melalui dua tahap yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif, untuk lebih jelasnya berikut uraiannya.

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

  Pada analisis ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I disajikan tabel sebagai berikut :

Tabel 4.10 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

  

Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

Semester II tahun 2014/2015

  No Ketuntasan Frekuensi Persentase

  1. Tuntas* 16 73%

  2. Tidak tuntas 6 27% Jumlah 22 100% Nilai Maksimum

  93 Nilai Minimum

  53 Nilai rata-rata

  75 KKM*

  68 Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat hasil belajar IPA terdapat 6 siswa yang belum mencapai KKM dan 16 siswa telah mencapai KKM dengan nilai maksimum 93 dan nilai terendah 53. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Tidak

  Tuntas Tuntas

  Tidak Tuntas

Gambar 3

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

  

Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

  Setelah mengetahui ketuntasan hasil belajar IPA pada pembelajaran siklus 1, berikut ini juga disajikan tabel analisis ketuntasan siklus 2 untuk mengetahui peningkatan ketuntasan pada hasil belajar IPA

Tabel 4.11 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

  

Siswa kelas V SDN Ngablak 02

Semester II Tahun 2014/2015

  No Ketuntasan Frekuensi Persentase

  1. Tuntas* 22 100%

  2. Tidak tuntas 0%

  Jumlah 22 100% Nilai Maksimum 100 Nilai Minimum

  70 Nilai rata-rata

  83 KKM*

  68 Berdasarkan tabel 4.11 setelah pembelajaran siklus 2 dilaksanakan yakni, 100% siswa kelas V mencapai KKM yang telah ditentukan guru pada mata pelajaran IPA.

  Tuntas Tidak tuntas Tuntas

  

Gambar 4

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

4.2.2.2 Analisis Komparatif

  Hasil belajar siswa kelas V SDN Ngablak 02 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih rendah. Pembelajaran yang cenderung terpusat pada guru yang menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebelum dilakukan tindakan masih terdapat 11 anak yang belum mencapai KKM yang di tentukan guru yaitu 68. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 ada 6 anak yang masih belum mencapai KKM. Setelah melakukan refleksi dilakukan perbaikan pada pembelajaran siklus 2. Pada siklus 2 semua siswa sudah memenuhi KKM. Perbandingan ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 23 dibawah ini.

Tabel 4.12 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA

  53

  120% kondisi awal siklus I siklus II prosentase ketuntasan

  0% 20% 40% 60% 80% 100%

  50% 73% 100%

  Hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif diketahui sangat rendah. Berdasarkan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan, dalam pembelajaran IPA dengan

  

Gambar 5 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar IPA kelas V

SDN Ngablak 02 Semester II Tahun 2014/2015

  70 Adapun hasil belajar IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) telah mencapai 100% siswa tuntas dalam mencapai KKM yang telah ditentukan oleh guru. Kondisi tersebut dapat ditunjukkan pada grafik dibawah ini.

  60

  

Siswa Kelas V SDN Ngablak 02

Semester II Tahun 2014/2015

No Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II F % F % F %

  75 93 100 Minimum

  83 Maksimum

  75

  6 27% 0% Rerata 67,4

  2 Tidak Tuntas 11 50%

  1 Tuntas 11 50 % 16 73% 22 100%

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

  ternyata mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

  Setelah dilakukan tindakan kelas dengan 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 dengan pendekatan kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), didapatkan perubahan positif terhadap siswa.

  1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA meningkat.

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat yang ditandai dengan nilai ketuntasan siswa dalam belajar.

  Analisa data menjelaskan bahwa ketuntasan belajar pada setiap siklus terlihat meningkat. Berdasarkan analisa data tingkat ketuntasan dan hasil belajar siswa siklus 1 mencapai 73% dengan nilai rata-rata 75. Pada siklus II mencapai 100% dengan rata-rata 83.

  Berdasarkan pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti pelaksanaan pembelajaran IPA yang dilakukan di kelas V SDN Ngablak 02, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang tahun Ajaran 2014/2015.

  Berdasarkan siklus 1 dan siklus II tindakan kelas mata pelajaran IPA sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan, ternyata ada peningkatan nilai pada siswa. Hal ini terbukti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), dapat meningkatkan hasil belajar. Perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kondisi siklus I jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar 16 siswa atau 73%. Adapun kelemahan pada siklus I, terdapat 6 siswa yang belum tuntas belajar dan terdapat beberapa siswa yang masih kuran aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT pada siklus II terdapat peningkatan yang ditunjukkan dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 22 siswa atau 100%. Hal itu ditunjukkan dengan siswa yang semakin aktif dalam mengikuti pelajaran dan sudah berani memberikan pendapat, dapat menambah rasa tanggung jawab perorangan siswa untuk meningkatkan kerja sama, dan memberi kesempatan pada siswa untuk saling membagi ide-ide dan pertimbangan jawaban yang tepat. Guru juga sudah melakukan perbaikan terhadap hasil refleksi dalam pembelajaran, guru sudah memberikan perhatian lebih ketika siswa melakukan kegiatan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dapat menunjang dalam meningkatkan prestasi belajar IPA. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat penguasaan materi. Disamping data prestasi siswa, temuan lainnya adalah adanya peningkatan kualitas pembelajaran selama dua siklus.

  Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rima Chandra Novitasari (2011) “Upaya meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menggunakan

  

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan

Perubahan Lingkungan Pada Siswa Kelas IV SDN Tegalrejo 05 Kecamatan

Argomulyo Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2010/2011.” Dan penelitian

  yang dilakukan oleh Alustina Isyuniarsih, berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil

  

Belajar Kognitif dan afektif pada mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa kelas V SD Negeri

  

03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2011/2012

“. Kedua penelitian itu mempunyai hasil bahwa model pembelajaran Kooperatif

  tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar.

  Uraian tersebut menjelaskan bahwa kualitas pembelajaran dalam pelajaran

  IPA mengalami peningkatan yang signifikan, dimana keterampilan guru dalam mengajar pada siklus I meningkat pada siklus II yang ditandai munculnya semua komponen keterampilan mengajar guru.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe TGT terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD N Ngrombo 3 Kecamatan Tangen Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 67

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Teknologi Augmented Reality untuk Promosi Tempat Wisata di Pulau Ambon pada Platform Android

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Berprestasi Menggunakan Metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique): Studi Kasus SMA Negeri 3 Salatiga

0 6 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPS di SD - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Pringapus Kecamatan N

0 0 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Pringapus Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Pringapus Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 31

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS 4 SDN PRINGAPUS KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SDN Pringapus Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 75

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas 5 SDN Ngablak 02 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas 5 SDN Ngablak 02 Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Semester

0 0 13