6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu

2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru, “tematik” diartikan sebagai “berkenaan dengan tema”; dan “tema” sendiri berarti “pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan sebagainya).

Sedangkan menurut Hendro Darmawan (dalam Prastowo : 2013, 122) tematik diartikan sebaga i “mengenai tema; yang pokok; mengenai lagu pokok”. Sedangkan terpadu berarti “sudah padu (disatukan, dilebur menjadi satu, dan sebagainya)”.

Dari uraian tersebut, istilah “tematik” dan “terpadu”, meskipun tampak berbeda tetapi memiliki orientasi yang sama pada proses penyatuan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajara terpadu yang di dasarkan pada tema-tema tertentu yang kontekstual dengan dunia anak.

Pembelajaran tematik terpadu berbeda dari pembelajaran berbasis unit pelajaran. Salah satu perbedaanya terletak pada peran guru. Dalam pembelajaran tematik terpadu, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam mendorong siswa untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan tema berdasarkan minat dan pengetahuan yang dimiliki.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik terpadu menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Siwa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam memcahkan masalah, sehingga hal ini menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan lainnya. Sekaligus dengan diterapkannya pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi.

Menurut Mamat (dalam prastowo : 2013, 126) dalam pembelajaran tematik terpadu, belajar tidak semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui (learning to know), tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do) , untuk menjadi (learning to be), dan untuk hidup bersama (learning to live together). Model pembelajaran tematik terpadu juga lebih mengutamakan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu melalui belajar yang menyenangkan (joyful learning) tanpa tekanan dan ketakutan, tetapi tetap bermakna bagi siswa.

2.1.2 Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Trianto (dalam Prastowo: 2013, 133) prinsip-prinsip pembelajaran tematik terpadu dapat diklasifikasifikasikan sebagai berikut:

a. Prinsip Penggalian Tema Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran tematik terpadu. Artinya tema-tema yang saling tumpang-tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian, dalam penggalian tema hendaklah memerhatikan beberapa persyaratan, antara lain:

1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.

2. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.

3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.

4. Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak.

5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa- peristiwa autentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.

6. Tema yang dpilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).

7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

b. Prinsip Pengelolaaan Pembelajaran Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Menurut Prabowo dalam Trianto (2011: 155), bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru berlaku sebagai berikut:

1. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran.

2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam detiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.

3. Guru perlu mengakomodasikan terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.

c. Prinsip Evaluasi Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Maka dalam melaksanakan evaluasi di pembelajaran tematik, maka dibutuhkan beberapa langkah positif, antara lain:

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self-evaluation/ self-assesment) disamping bentuk evaluasi lainnya.

2. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

d. Prinsip Reaksi Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sdar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna.

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Majid & Rochman (2014: 111), sebagai model pembelajaran sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa diharapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebgai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisah antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalamkehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel), di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

2.1.4 Rambu-rambu Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Majid & Rochman (2014: 112), rambu-rambu pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

a. Tidak semua mata pelajaran harus disatukan.

b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester.

c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus dipadukan.

d. Kompetensi yang tidak dapat diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.

e. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.

f. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, serta pemahaman nilai-nilai moral.

g. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan kerakteristik siswa, lingkungan dan daerah setempat.

2.1.5 Tahapan Pembelajaran Tematik Terpadu

a) Rasional Keberhasilan pembelajaran tematik integratif sangat ditentukan oleh seberapa jauh pembelajaran terpadu direncanakan dan dikemas sesuai dengan kondisi peserta didik: minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan. Karena topik dan konsep yang ada adalam silbaus sudah ditata atas pertimbangan ini, guru cukup mengkaji topik/konsep dalam satu tema pemersatu, kemudian memilih tema yang aktual dan dalam wilayah pengalaman siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus, dan penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b) Pemetaan Kompetensi Dasar Kegiatan pemetaan ini dilaukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.

Dalam melakukan pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:

1) Mempelajarai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan 1) Mempelajarai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan

2) Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan dilanjutkan dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang cocok dengan tema yang ada.

c) Menentukan Tema Menurut Forganty & Hesty dalam (Majid: 2014: 99), pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menetukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral. Setelah tema ditetapkan, selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub – sub tema dari bidang studi lain yang terkait.

Menurut Depdiknas dalam Majid (2014: 99), tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Selanjutnya menurut Kunandar dalam Majid (2014: 99), tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.

1) Cara penentuan tema Penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui tema konseptual yang umum tetapi produktif, dapat pula ditetapkan dengan mengasosiasi antara guru dengan siswa, atau dengan cara berdiskusi sesama siswa. Menurut Alwasilah dalam Majid (2014: 100), menyebutkan bahwa tema dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada di sekitar lingkungan siswa. Oleh karena itu, tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa, kemudian beranjak ke lingkungan terjauh siswa. Berikut ini ilustrasi yang diberikan dalam penentuan tema.

Lingkungan Luar sekolah Lingkungan Sekolah Lingkungan Rumah

Lingkungan terdekat siswa (jati diri siswa)

Gambar 2.1 Ilustrasi Dalam Penentuan Tema

Sumber: Majid (2014) Pengembangan Tema

Berikut ini beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan tema yang akan dijadikan payung, yaitu:

a) Bersifat “fertil”, artinya tema tersebut memiliki kemungkinan keterkaitan yang kaya dengan konsep lain. Tema bersifat “fertil” ini biasanya berupa pola atau siklus.

b) Tema sebaiknya dikenal oleh siswa atau bersifat familier, sehingga siswa dapat dengan mudah menemukan kebermaknaan dari hubungan antar – konsepnya.

c) Tema memungkinkan untuk dilakukannya eksplorasi dari objek atau kejadian nyata dan dekat dengan lingkungan keseharian siswa sehingga pengembangan pengetahuan dana keterampilan dapat dilakukan. Selain itu juga, tema yang diambil dari dunia nyata memungkinkan siswa melakukan penerapan konsep serta memperoleh pengalaman nyata. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub – sub

tema dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang – bidang setudi. Menurut BSNP dalam Majid (2014: 101), setelah ditemukan tema yang berfungsi sebagai pemersatu atau payung antar bidang studi yang dipadukan, dilakukan pemetaan dengan membagi habis semua kompetensi dasar dan indikator tema dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang – bidang setudi. Menurut BSNP dalam Majid (2014: 101), setelah ditemukan tema yang berfungsi sebagai pemersatu atau payung antar bidang studi yang dipadukan, dilakukan pemetaan dengan membagi habis semua kompetensi dasar dan indikator

Dalam menetukan tema yang bermakna, kita harus memperhatikan dan mempertimbangkan pemikiran konseptual, pengembangan keterampilan dan sikap, sumber belajar, hasil belajar yang terukur dan terbukti, kesinambungan tema, kebutuhan siswa, keseimbangan pemilihan tema, serta aksi nyata, antara lain:

a) Pemikiran konseptual, tema yang baik tidak hanya memberikan fakta-fakta kepada siswa. Tema yang baik bisa mengajak siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir yang lebih tinggi.

b) Pengembangan keterampilan dan sikap, apakah tema yang sudah disepakati bisa mengembangkan keterampilan siswa.

c) Kesinambungan tema. Kath Murdock (1998) dalam bukunya Classroom Connection-Strategies for Integrated Learning menjelaskan bahwa tema yang baik bisa mengakomodasi pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum belajar tentang sesuatu yang baru.

d) Materi Belajar Utama dan Tambahan. Materi dan sumber pembelajaran tematik biasa kita bagi menjadi dua sumber dan materi, yaitu utama dan tambahan.

e) Terukur dan Terbukti. Guru juga perlu memperhatikan hasil pembelajaran apa yang akan siswa capai dalam pembelajaran temarik.

f) Kebutuhan Siswa. Dalam memilih tema, guru perlu memperhatikan kebutuhan siswa apakah tema yang kita pilih bisa menjawab kebutuhan siswa.

g) Keseimbangan Pemilihan Tema. Pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran terpadu adalah pembelajaran tematik. Dalam satu tahun pembelajaran biasanya siswa bisa mempelajari 5-6 tema. Para guru hendaknya bisa memilih tema yang bisa mengakomodasi mata pelajaran bahasa, ilmu sosial, lingkungan, kesehatan, dan sains saja, tetapi tema-tema lain bervariasi.

h) Aksi Nyata. Pembelajaran tematik hendaknya tidak hanya mengembangkan pengetahuan dan sikap siswa, tetapi juga bisa membimbing siswa untuk melakukan aksi yang bermanfaat.

2) Prinsip Penentuan Tema Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

a) Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa

b) Dari mana yang termudah menuju yang sulit

c) Dari yang sederhana menuju ke yang kompleks

d) Dari yang konkret menuju ke yang abstrak

e) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya

proses berpikir pada diri siswa

f) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.

3) Daftar Tema Tema-tema pada kelas 3 SD meliputi:(1)Perkembangbiakan hewan dan tumbuhan, (2) Perkembangan teknologi, (3) Perubahan di alam, (4) Peduli lingkungan, (5) Permainan 3) Daftar Tema Tema-tema pada kelas 3 SD meliputi:(1)Perkembangbiakan hewan dan tumbuhan, (2) Perkembangan teknologi, (3) Perubahan di alam, (4) Peduli lingkungan, (5) Permainan

d) Analisis SKL, KI, KD dan indikator Berikut ini adalah tabel analisis SKL, KI dan KD tema Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan subtema Perkembangan Tumbuhan.

Tabel 2.1 Analisis SKL, KI dan KD

Tema : Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas

: 3 Sekolah Dasar Subtema

: Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Aspek Kognitif

Aspek Standar

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik dan Kompetensi

Kompetensi Inti

Kompetensi

Lingkup

Bentuk Instrumen Lulusan

Dasar

Materi

Penilaian Sikap

Pribadi yang

1. Menerima dan

ajaran agama

mulia, percaya

yang

diri, dan

Teknik Penilaian:

Non tes berinteraksi

jawab dalam

perilaku jujur,

Memiliki

sikap :

(pengamatan) secara efektif

disiplin,

kedisiplinan dan

Rasa ingin tahu,

tanggung

tanggung jawab

peduli dan

dengan

jawab, santun, untuk hidup sehat tanggung jawab

Bentuk Instrumen:

Lingkungan

Lembar sosial, alam

peduli, dan

serta merawat

pengamatan sekitar, serta

percaya diri

hewan dan

perkembangan dunia dan

dalam

tumbuhan melalui

sikap peradabannya.

bahasa Indonesia

(ketelitian dan rasa

keluarga,

dan/atau bahasa

ingin tahu)

teman, guru

daerah

dan tetangga.

Pengeta-

Pribadi yang

3. Memahami

4.3  Teks tentang

huan

menguasai

Lisan : pengetahuan

pengetahuan

Menyajikan suatu

cara

 hasil kreativitas dan teknologi,

faktual dengan bilangan sebagai

perkembang

anak dalam seni,

cara

jumlah, selisih,

biakan

menciptakan Budaya dan

mengamati

hasil kali, atau

tumbuhan

berbagai jenis berwawasan

(mendengar,

hasil bagi dua

 Operasi

pertanyaan dari kemanusiaan,

melihat,

bilangan cacah

hitung

mengobservasi kebangsaan,

membaca) dan

bilangan asli

objek tertentu Kenegaraan,

menanya

 Cara

 menjawabpertany dan peradaban.

berdasarkan

merawat

rasa ingin tahu

tumbuhan

aan yang

tentang

diajukan guru

ciptaan Tuhan

dan benda-

an

benda yang

 Performance:

dijumpainya di

- bercerita,

rumah dan di

membaca

sekolah.

cerita dan teks

sesuai tema

Keteram-

Pribadi yang

4. Pribadi yang

 Menulis Kalimat pikir dan

tentang tindakan yang

an pikir dan

makna bersatu

pengamatan

tumbuhan efektif

tindakan yang

dalam

perkembang-

dengan bahasa Dan kreatif

efektif dan

keberagaman di

biakan

yang benar dalam ranah

kreatif dalam

lingkungan

tumbuhan

ranah abstrak

sekitar

 Kolase

abstrak dan

dan konkret.

konkret.

Membuat karya dekoratif

4.4 Menyajikan

laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif

1. Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai pengikat keterpaduan berbagai mata pelajaran.

2. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas. Karena pembelajaran tematik aalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat dengan tema, dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang diajarka dikelas.

3. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan

4. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam indikator

5. Menganalisis keterhubungan tema-tema dengan KD dan indikator dari semua mata pelajaran yang diajarkan. Berikut ini adalah tabel analisis keterhubungan tema-tema dengan KD dan indikator kelas 3 Sekolah Dasar

Tabel 2.2 Pemetaan Keterhubungan KD dan indikator ke dalam tema

Tema

Perkembangbiakan

Mata Pelajaran

Kompetensi Dasar

Indikator

Hewan dan Tumbuhan

Bahasa Indonesia 3.4 Mengidentifikasi Sub tema 4 Mencermati dalam

Pertumbuhan dan teks tentang konsep

pertumbuhan

Perkembangan ciri-ciri, kebutuhan

dan

Tumbuhan (makanan dan tempat

perkembangan

tumbuhan

hidup), pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan visual

4.4 Menyusun

Menyajikan laporan

laporan cara

tentang konsep ciri-

merawat merawat

tumbuhan

(makanan dan tempat hidup), pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif

Pendidikan

3.4 Mengidentifikasi

Pancasila dan Mengemukakan

kegiatan kerja

Kewarganegaraan makna bersatu dalam

sama di sekolah.

keberagaman di lingkungan sekitar

SBdP

4.1 Mengidentifikasi

Membuat karya

cara membuat

dekoratif

karya kolase hasil rancangan sendiri.

Matematika

4.3 Menyelesaikan

Menyajikan suatu

soal pembagian.

bilangan sebagai jumlah, selisih, hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah

f) Menetapkan Jaringan Tema KD/Indikator Membuat jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema. Berikut ini adalah jarring tema kelas 3 sekolah dasar.

Bahasa Indonesia

1. Menuliskan cara perkembang- biakan tumbuhan

2. Menyusun laporan cara merawat tumbuhan

Pendidikan Pancasila dan

Perkembangbiakan Hewan dan

1. Mengidentifikasi cara

membuat karya kolase hasil kerja sama di sekolah.

1. Mengidentifikasi kegiatan

Sub tema 4 Pertumbuhan dan

Perkembangan Tumbuhan

rancangan sendiri.

Matematika

1. Menyelesaikan soal pembagian.

Gambar 2.2 Jaringan Tema Perkembangbiakan Hewan dan

Tumbuhan

g) Penyusunan Silbus

1. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang didalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Materi Pokok/Pembelajaran, Kegiatan

Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar.

2. Prinsip Pengembangan Silabus

a. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam

benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

silabus

harus

b. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

c. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam pencapaian kompetensi.

d. Konsisten Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indicator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

e. Memadai

Cakupan indicator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

f. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indicator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan system penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

g. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan g. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan

h. Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

3. Pengembangan Silabus Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru mata pelajaran secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah (MGMPS) atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), di bawah koor dinasi

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi.

dan

supervise

a. Sekolah dan Komite Sekolah Pengembangan silabus adalah sekolah bersama komite sekolah. Untuk menghasilkan silabus yang bermutu, sekolah bersama komite sekolah dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, dan lembaga terkait seperti Balitbang Depdiknas.

b. Kelompok Sekolah Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan di pergunakan oleh sekolah tersebut.

c. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Beberapa sekolah atau sekolah-sekolah dalam sebuah yayasan bergabung untuk menyusun silabus. Hal ini dimungkinkan karena sekolah dan komite sekolah karena c. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Beberapa sekolah atau sekolah-sekolah dalam sebuah yayasan bergabung untuk menyusun silabus. Hal ini dimungkinkan karena sekolah dan komite sekolah karena

d. Dinas Pendidikan Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para gur berpengalaman di bidangnya masing-masing. Dalam pengembangan silabus ini, sekolah, kelompok kerja guru, atau dinas pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LMPM, atau unit utama terkait yang ada di Departemen Pendidikan Nasional.

4. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

a. Mengisi Identitas Silabus Identitas terdiri dari nama sekolah, mata pelajaran, kelas, dan semester. Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.

b. Menuliskan Kompetensi Inti Kompetensi

terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran

inti

merupakan

kompetensi utama yang dikelompokkan dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. KI dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti

mengenai

1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).

c. Menuliskan Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. KD adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran/tema. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Urutan berdasarkan hierarkis konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar.

2) Keterkaitan antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran, dan

3) Keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar antarmata pelajaran.

d. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran harus dipertimbangkan:

1) Potensi peserta didik

2) Relevansi materi pokok dengan KI dan KD

3) Tingkat perkembangan

fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik

4) Kebermanfaatan bagi peserta didik

5) Struktur keilmuan

6) Kedalaman dan keluasaan materi

7) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan

tuntutan lingkungan

8) Alokasi waktu Selain itu juga harus diperhatikan hal-hal berikut ini.

1) Kesahihan (validity): materi memang benar-benar teruji kebenaran dan kesahihannya.

2) Tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan oleh siswa.

3) Kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan pada jenjang berikutnya

4) Layak dipelajari (learnability): materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.

5) Menarik minat (interest): materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.

e. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka

dasar. Kegiatan pembelajaran dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Berikut ini adalah kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran antara lain:

pencapaian

kompetensi

1) Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru agar mereka dapat bekerja dan 1) Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru agar mereka dapat bekerja dan

2) Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.

3) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

4) Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered). Guru harus selalu berpikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.

5) Materi kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan sikap (termasuk karakter yang sesuai), dan ketrampilan yang sesuai dengan KD.

6) Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus dikuasai untuk mencapai Kompetensi Dasar.

7) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep mata pelajaran.

8) Pembelajaran bersifat spiral (terjadi pengulangan- pengulangan pembelajaran materi tertentu).

9) Rumusan

dalam Kegiatan Pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan dan objek belajar.

pernyataan

Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan kal- hal sebagai berikut:

1) Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru

2) Mencerminkan ciri khas dalam pengembangan kemampuan mata pelajaran/tema

3) Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana yang tersedia

4) Bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/peroangan, berpasangan, kelompok, dan klasikal, dan

5) Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan

individual

siswa seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial- ekonomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.

f. Merumuskan Indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup ranah atau dimensi pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Ranah kognitif meliputi pemahaman dan pengembangan ketrampilan intelektual, dengan tingkatan: ingatan, pemahaman, penerapan/aplikasi, analisis, evaluasi dan kreasi. Indikator kognitif dapat dipilah menjadi indikator produk dan proses. Ranah psikomotorik berhubungan dengan gerakan sengaja yang dikendalikan oleh aktivitas otak, umumnya berupa ketrampilan yang memerlukan koordinasi otak dengan beberapa otot. Ranah afektif meliputi aspek-aspek yang berkaitan dengan hal-hal emosional seperti perasaan, nilai, apresiasi, antusiasme, motivasi, dan sikap. Ranah afektif terentang mulai dari penerimaan terhadap fenomena, tanggapan terhadap fenomena, penilaian, organisasi, dan internalisasi atau karakterisasi. Berkaitan dengan hal ini, karakter merupakan bagian dari indikator pada ranah afektif.

Dalam penentuan indikator diperlukan kriteria-kriteria berikut ini.

1) Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa

indicator (lebih dari dua).

2) Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi.

3) Tingkatan kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD maupun SK.

4) Prinsip pengembangan indikator sesuai dengan

kepentingan

kesinambungan (Kontinuitas), kesesuaian (Relevansi) dan Kontekstual.

(Urgensi),

5) Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian

kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten.

6) Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa.

7) Berkaitan dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

8) Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan

sehari-hari (life skills).

9) Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotor).

10) Memperhatikan sumber-sumber belajar yang

relevan.

11) Dapat

diukur/dapat

dikuantifikasikan/dapat

diamati.

12) Menggunakan kata kerja operasional.

g. Penilaian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan mencakup tiga ranah (kognitif, psikomotor, dan afektif). Perkembangan karakter peserta didik dapat dilihat pada saat melakukan penilaian ranah afektif. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yang meliputi: a) teknik penilaian b) bentuk instrument dan c) contoh instrument.

1) Teknik Penilaian

Teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkann pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Ada beberapa teknik yang dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik non-tes. Penggunaan tes dan non-tes dalam bentuk tulisan maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, pengguaan portofolio, dan penilaian diri.

Dalam melaksanakan penilain, penyusun silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.

a) Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan

aspek-aspek

dinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan soal.

yang

akan akan

indikator.

c) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

d) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisasi untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kualitas siswa.

e) Hasil penilaian dinalisis untuk menentukan tindak lanjut. Pada bagian indikator yang belum tuntas perlu dilakukan kegiatan remedial.

f) Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian, baik formal maupun nonformal secara berkesinambungan.

g) Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti- bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

h) Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.

i) Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator. Dengan demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.

j) Penilaian

secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi siswa, baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran.

dilakukan

k) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran.

2) Bentuk Instrumen

Bentuk instrument yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya. Berikut ini disajikan ragam teknik penilaian beserta bentuk instrumen yang didapat.

Tabel 2.3 Teknik Penilaian Beserta Bentuk Instrumen

Teknik

Bentuk Instrumen

Tes Tulis

Tes isian

 Tes uraian  Tes pilihan ganda  Tes menjodohkan  Dan lain-lain

Tes Lisan

Daftar pertanyaan

Unjuk Kerja

 Tes identifikasi  Tes simulasi  Uji petik kerja produk  Uji petik prosedur  Uji petik prosedur dan produk

Penugasan

Tugas proyek

1. Tugas rumah

Observasi

Lembar observasi

Wawancara

Pedoman wawancara

Portofolio

Dokumen pekerjaan, karya, dan/atau prestasi siswa

Penilaian Diri

Lembar penilaian diri Sumber: Majid (2014)

3) Contoh Instrumen

Setelah dibuat bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat contohnya. Contoh instrumen dapat dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia. Namun, apabila dipandang hal itu menyulitkan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, selanjutnya contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran.

h. Menentukan Alokasi Waktu Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu Kompetensi Dasar tertentu dengan memperhatikan:

1. Minggu efektif per semester

2. Alokasi waktu mata pelajaran per minggu

3. Jumlah kompetensi per semester Alokasi waktu yang dicamtumkan di silabus merupakan perkiraan waktu rata-rata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

i. Menentukan Sumber Belajar Menurut Modul PLPG dalam Majid (2014), sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran yang dapat berupa: buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya.

h) Penyusunan Rencana Pembelajaran

1) Pengertian RPP Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah srencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

Khusus untuk RPP tematik, pengertian satu KD asalah satu KD untuk setiap mata pelajaran. Maksudnya, dalam penyusun RPP Tematik, guru harus mengembangkan tema berdasarkan satu KD yang terdapat dalam setiap mata pelajaran yang di anggap relevan.

2) Prinsip-prinsip Pengembangan RPP Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b) Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

c) Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

d) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remidial.

e) Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan e) Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan

f) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan ssituasi dan kondisi.

3) Komponen dan Langkah-Langkah Pengembangan RPP

a) Mencantumkan identitas Identiras meliputi: Sekolah, Kelas/Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indokator, Alokasi Waktu.

b) Mencantumkan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran memuat penguasaaan kompetensi yang bersifat operasional yang ditargetkan/dicapai dalam RPP. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terdapat dalam indikator, dalam bentuk pernytaan yang operasional. Dengan demikian, jumlah rumusan tujuan pembelajaran dapat sama atau lebih banyak daripada indikator.

c) Mencantumkan Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah materi yang digunkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal yang harus diketahui adalah bahwa materi dlama RPP merupakan pengembangan dari matri pokok yang terapat dalam silabus. Oleh karena itu, materi pembelajaran dalma RPP harus dikembangkan secara terinci bahkan jika perlu guru dapat mengembangkannya menjadi Buku Siswa.

d) Mencantumkan Model/Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran. Penetapan ini diambil bergantung pada karakterisitik pendekatan dan atau strategi yang dipilih. Selain itu, pemilihan metode/pendekatan bergantung pada Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran. Penetapan ini diambil bergantung pada karakterisitik pendekatan dan atau strategi yang dipilih. Selain itu, pemilihan metode/pendekatan bergantung pada

e) Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran. Untuk mencapai satu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat pendahuluan/kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan masing- masing disertai alokasi waktu yang dibtuuhkan. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan sintaks yang sesuai dengan modelnya. Selain itu, apabila kegiatan disiapkan untuk lebih dari satu kali pertemuan, hendaknya diperjelas pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 atau seterusnya.

f) Mencantumkan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar. Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang terdapat dalam silabus. Jika memungkinkan, dalam satu perencanaan disiapkan media, alat/bahan, dan sumber belajar. Apabila ketiga aspek ini dipenuhi, penyusun harus mengeksplitkan secara jelas: a) media, b) alat/bahan, dan c) sumber belajar yang digunakan. Oleh karena itu, guru harus memahami secara benar pengertian media, alat, bahan, dan sumber belajar.

g) Mencantumkan Penilaian Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matriks horizontal maupun

penilaian henakdanya dicantumkan: teknik/jenis, bentuk instrumen dan insrumen,

vertikal.

Dalam Dalam

2.1.6 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Secara procedural langkah-langkah kegiatan yang ditempuh diterapkan ke dalam tiga langkah sebafai berikut.

a) Kegiatan awal/pembuka (opening) Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah untuk menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya, melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, melakukan interaksi yang menyenangkan. Selain itu kegiatan pembuka juga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan, menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan, mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Menurut Sanjaya dalam Majid (2014), kegiatan pembuka juga bertujuan memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan cara seperti mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.

b) Kegiatan inti Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multimetode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Alwasih dalam Majid (2014) mengungkapkan bahwa pada waktu penyajian dan b) Kegiatan inti Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multimetode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Alwasih dalam Majid (2014) mengungkapkan bahwa pada waktu penyajian dan

Dengan demikian pada langkah kegiatan inti guru menggunakan strategi pembelajaran dengan upaya menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa agar siswa aktif mempelajari permasalahan berkenaan dengan tema atau subtema. Pembelajaran dalam hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan agar siswa mengalami, mengerjakan, memahami, atau disebut dengan belajar melalui proses (Wijaya, dkk: 1988: 188) dalam Majid (2014). Untuk itu maka selama proses pembelajaran siswa mengamati obyek nyata berupa benda nyata atau lingkungan sekitar, melaporkan hasil pengamatan, melakukan permainan, berdialog, bercerita, mengarang, membaca sumber-sumber bacaan, bertanya dan menjawab pertanyaan, serta bermain peran. Selama proses pembelajaran hendaknya guru selalu memberikan umpan agar anak berusaha mencari jawaban dari permasalahan yang dipelajari. Umpan dapat diberkan guru melalui pertanyaan-pertanyaan menantang yang membangkitkan anak untuk berpikir dan mencari solusi melalui kegiatan belajar.

c) Kegiatan akhir Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilah siswa serta c) Kegiatan akhir Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilah siswa serta

Berkaitan dalam evaluasi Vogt (2001:7) dalam Majid (2014) menyebutkan bahwa assessment dapat dilakukan secara kolaboratif dan sportif antara siswa dan guru. Assessment dapat dilakukan secara formal dan informal. Formal assessment dapat berupa tes khusus seperti membaca, menulis dan penggunaan bahasa, sedangkan informal assessment berkaitan dengan kemajuan siswa yang dapat dilakukan melalui catatan anekdot, observasi, diskusi kelompok, refleksi dan diskusi kelompok belajar. Self assesmen bagi siswa akan membantu untuk dapat mengukur kemajuan diri. Mereka juga dapat mengetahui apa yang telah mereka pelajari. Caranya dapat menggunakan checklist, refleksi tertulis, atau jurnal.

2.1.7 Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Majid dan Rochman (2014: 113) manfaat penerapan pembelajaran tematik terpadu dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

a. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. Suasana kelas memungkinkan semua orang yang ada di dalamnya memiliki rasa mau menanggung risiko bersama. Misalnya, menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang tidak semestinya atau tidak benar tanpa harus menyinggung perasaan peserta didik. Prosedur- a. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. Suasana kelas memungkinkan semua orang yang ada di dalamnya memiliki rasa mau menanggung risiko bersama. Misalnya, menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang tidak semestinya atau tidak benar tanpa harus menyinggung perasaan peserta didik. Prosedur-

b. Menggunakan kelompok untuk bekerja sama, berkolaborasi, belajar berkelompok, dan memecahkan konflik, sehingga mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah sosial dengan saling menghargai.

c. Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci dalam menciptakan kelas yang ramah otak (brain friendly classroom). Aktivitas belajar melibatkan subjek belajar secara langsung, mengoptimalkan semua sumber belajar, dan memberi peluang peserta didik untuk mengeksplorasi materi secara lebih luas.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 39

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Character Building Apple Kids Preschool Salatiga

0 0 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Character Building Apple Kids Preschool Salatiga

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Penbelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 12

42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

0 0 70

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DENGAN JARIMATIKA PADA MATERI PERKALIAN SISWA KELAS II DI SD GUGUS MUWARDI KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20162017 TUGAS AKHIR - Institutional Rep

1 1 18