Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia. pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang positif sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang cerdas, terampil, dan bertaqwa. Sumberdaya manusia tersebut yang nantinya dapat membangun dan memperbaiki seluruh aspek kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional (SIDIKNAS) pasal I dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Pelaksanaan pendidikan di Indonesia pada jenjang SD/MI mulai tahun 2013 telah menerapkan kurikulum terbaru kurikulum 2013 yang didalamnya mengusung pembelajaran tematik terpadu. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No.

  67 Tahun 2013 menegaskan bahwa kurikulum 2013 untuk sekolah dasar didesain dengan menggunakan pembelajaran tematik yang diberlakukan mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Siswa mempelajari berbagai mata pelajaran secara terpadu melalui tema-tema kehidupan yang dijumpai siswa sehari-hari. Proses pembelajarannya kurikulum 2013 menggunakan pendekatan sciantific. Pendekatan sciantific dilakukan melalui proses kegiatan mengamati,menanya,mengumpulkan informasi/eksperimen,mengasosiasi/mengolahinformasi, dan mengkomunikasikan.

  Pendekatan sciantific diimplementasikan dalam pembelajaran bertujuan untuk melatih siswa berfikir tingakat tinggi. Karakteristik pendekatan sciantific yang dikemukakan oleh Kosasih (2014: 72) adalah (1) materi pembelajaran dipahami dengan standar logika yang setara dengantaraf kedewasaan siswa, tetapi memungkinkan bagi siswa untuk mengkritisi, dan mengetahui prosedur berlangsung secara terbuka dan objektif. Siswa memiliki kesempatan seluas- luasnya untuk mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap dan pengalamannya. Namun siswa tetap meperhatikan sikap ilmiah dan tanggung jawab, dan (3) siswa didorong untuk selalu berpikir analitis dan kritis, tepat dalam memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi pembelajaran.

  Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sciantific adalah upaya seorang guru dalam pembelajaran siswa melalui proses pembelajaran yang bersifat ilmiah. Pembelajaran bukanlah suatu proses yang didominasi oleh guru melainkan pembelajaran lebih menuntut kepada siswa aktif untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Pada Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) pendidikan matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Pendidikan matematika mengutamakan agar siswa mengenal, memahami, dan mahir mempergunakan ilmu dengan objek abstrak dan dengan pengembangan melalui penalaran telah mampu mengembangkan model yang menerapkan suatu contoh dari sistem itu sendiri yang pada akhirnya telah digunakan untuk memecahkan persoalan demi persoalan dalam kehidupan sehari- hari.

  Guru sebagai tenaga pendidik dapat menerapkan berbagai model, pendekatan, metode, teknik pembelajaran, seperti bagaimana bermain sambil belajar matematika, memanfaatkan alat peraga yang menarik atau memanipulasi alat peraga, dan memberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa sehingga muncul pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan pembelajaran yang mengimplementasikan berbagai hal tersebut, diharapkan berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat. Hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang, masih rendah yaitu dari jumlah nilai KKM yang ditentukan sebesar 70 hanya 15 siswa yang tuntas dan 24 siswa sisanya tidak tuntas. Rendahnya hasil belajar tersebut dikarenakan variasi model pembelajaran, guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, guru belum menerapkan model Problem Based Learning di dalam pembelajaran matematika. Proses pembelajaran ditemukan beberapa masalah siswa antara lain: kurangnya perhatian siswa ketika guru menjelaskan pelajaran, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

  Penelitian sebelumya yang telah dilakukakan oleh Dwi Ayu Wulandari tahun 2015 Universitas Muhammadyah Surakarta dengan judul Peningkatan Pemahaman Konsep dan Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based

  

Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika dan hasil belajar

  siswa. Hal ini dapat ditunjukkan melalui indikator pemahaman konsep matematika yang meliputi 1) menyatakan ulang suatu konsep sebelum tindakan (12.12%) dan diakhir tindakan (61.30%); 2) mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sebelum tindakan (9.09%) dan diakhir tindakan (58.06%); 3) memberi contoh dan non contoh dari konsep sebelum tindakan (18.18%) dan diakhir tindakan (64.52%); 4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika sebelum tindakan (6.06%) dan diakhir tindakan (54.83%). Sedangkan hasil belajar siswa yang hasil belajarnya memenuhi KKM yaitu sebelum tindakan (6.06%) dan diakhir tindakan (58.06%). Sehingga dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar matematika. Oleh karena itu, model ini dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa matematika bukanlah merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami, hal ini dikarenakan siswa dapat mengembangkan suatu kreativitas dalam pembelajaran. Pada kenyataannya sebagian guru belum dapat mengajak siswa untuk menentukan atau membuat kreativitas dalam pembelajaran matematika. Sehingga siswa kesulitan memahami materi dalam pembelajaran.

  Pada dasarnya bukan matematika yang sulit dipelajari, melainkan penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang kurang tepat, sehingga dibutuhkan adanya inovasi dalam proses pembelajaran. Melalui pendekatan dan model yang tepat maka pembelajaran dengan baik juga. Dalam dunia pendidikan ada banyak pendekatan, model dan teknik pembelajaran, namun seorang guru belum tentu memilih salah satu dari banyak pendekatan, metode, dan teknik dengan tepat untuk diaplikasikan pada kelas yang diampunya. Adanya kegiatan pembelajaran matematika yang kurang efektiv dan efisien salah satunya dapat digunakan metode Problem Based

  

Learning. Metode pembelajaran ini memiliki keunggulan untuk menjawab

  permasalahan yang dialami siswa ketimbang metode atau model-model yang lain yaitu metode ini membiasakan siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dapat siswa temui dikehidupan sehari-hari. Konsep matematika sendiri merupakan hal penting yang sering digunakan oleh manusia dikehidupan nyata, sehingga cocok apabila digunakan pada pembelajaran matematika. Motode PBL apabila digunakan denagn maksimal pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Adanya suatu masalah akan menjadi menarik untuk dipecahkan oleh siswa melalui fasilitas yang diberikan oleh guru.

  Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti mencoba mencari solusi dengan berdiskusi bersama guru kelas dan mencari model-model yang mendukung untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang dapat ditempuh yaitu dengan menggunakan model Problem Based Learning. Menurut kosasih (2014: 88) menyatakan bahwa Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang berdasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi siswa terkait dengan kopetensi dasar yang sedang dipelajari siswa. Masalah yang dimaksud bersifat nyata atau sesuatu yang menjadi pertanyaan-pertanyaan pelik bagi siswa. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan oleh peneliti, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul:

  “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sub Tema Keberagaman Budaya Bangsaku Melalui Model Problem

  

Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 Kabupaten

  Semarang Semester I Tahun Pembelajaran 2017/2018"

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang disebutkan di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

  1. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kurang, khususnya pada pembelajaran Matematika, siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru, dikarenakan siswa tidak aktif bertanya dan mencari informasi sendiri.

  3. Tingkat keseriusan siswa hanya dapat bertahan 15-25 menit, setelah itu siswa merasa bosan, berbicara dengan temannya, bermain sendiri dikelas dan tidak lagi fokus pada kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

  4. Siswa kurang menyerap materi pada saat pembelajaran dengan baik sehingga mengakibatkan hasil belajar sebagian besar siswa masih jauh dibawah KKM. Jika hal ini tidak dapat diatasi maka hasil belajar siswa akan kurang maksimal dan kualitas pendidikan bukannya meningkat seperti yang diharapkan tetapi akan sebaliknya. Model pembelajaran yang memenuhi karakter pada pendekatan

  

sciantific satunya adalah Problem Based Learning (PBL), model pembelajaran ini

  memberikan kesempatan pada semua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga berpotensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik.

  1.3 Rumusan Masalah

  Dari uraian latar belakang di atas peneliti dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. pada pembelajaran Matematika di kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang Tahun Pembelajaran 2017/2018.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah model pembelajaran

  

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

  kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang Tahun Pembelajaran 2017/2018.

1.5 Manfaat Peneliti

  1.5.1 Manfaat Teoritis

  Secara teoritis, model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Serta dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya.

  1.5.2 Manfaat Praktis 1.

  Bagi Guru Penerapan model Problem Based Learning dapat memberikan inovasi bagi pendidik agar selalu menerapkan model pembelajaran yang aktif serta menggunakan multimedia dalam pembelajaran.

  2. Manfaat Bagi Siswa Penerapan model Problem Based Learning dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ikut secara aktif dalam pembelajaran serta dengan media multimedia presentasi peserta didik dapat mengingat materi yang diterimahnya dalam jangka waktu lama.

  3. Bagi Sekolah

  Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di sekolah. Sehingga membawa nama baik sekolah serta menciptakan peserta didik yang siap untuk bersaing di tingkat selanjutnya.

  4. Bagi Peneliti Memberi bekal peneliti, sebagai calon guru untuk meningkatkan penggunaan pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang lebih bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga peneliti dapat menerapkannya dalam dunia nyata pada saat sudah memasuki dunia kerja.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Kalinanas 01

0 0 85

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Kelas 5

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2 Salatiga

0 0 14

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Character Building Apple Kids Preschool Salatiga

0 0 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Character Building Apple Kids Preschool Salatiga

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Character Building Apple Kids Preschool Salatiga

0 0 16