Era Baru Integrasi Transportasi Perkotaan
TRANS DARAT
20 MENATA BISNIS ANGKUTAN UMUM SUMBER DAYA MANUSIA
38 PEMANFAATAN PROGRAM PADAT KARYA TUNAI
Era Baru Integrasi
Transportasi Perkotaan
www.dephub.go.id
MENATA TRANSPORTASI PERKOTAAN
Pembaca Budiman..
U paya mengintegrasikan sistem transportasi perkotaan terus dilakukan pemerintah. Tidak hanya Ibukota
Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek)), pengembangan transportasi perkotaan juga dilakukan di Surabaya dan sekitarnya, Medan, Semarang, Bandung, Jogja, Solo, Makassar dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Tantangan pengembangan tidaklah mudah. Sistem transportasi yang mengintegrasikan antarmoda dan antarwilayah sering terkendala oleh kebijakan yang berbeda di masing-masing daerah. Ini mengakibatkan upaya mengatasi kemacetan sulit teratasi.
Persoalan transportasi membutuhkan penanganan khusus. Lalu lintas perjalanan orang yang melewati satu kota ke kota lain dan dari daerah ke daerah lainnya, tidak dapat diatur hanya oleh satu pemerintahan administratif
tertentu. Kebijakan bidang transportasi mesti melihat kawasan aglomerasi sebagai satu kesatuan kota yang utuh.
Dalam kerangka itulah, pengembangan sistem transportasi yang terpadu di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, Medan dan lainnya, mutlak dilakukan.
Dalam edisi keenam Transmedia 2018 ini, redaksi sengaja mengangkat persoalan transportasi perkotaan sebagai tema utama pembahasan. Melalui rancangan pengembangan transit oriented development (TOD) yang menunjang konsep smart city, layanan angkutan umum yang terkoneksi satu sama lain baik antarmoda dan antarwilayah diharapkan dapat diwujudkan.
Pemerintah menargetkan semua moda transportasi di Jakarta akan terintegrasi pada 2019. Integrasi tersebut menjadi salah satu target kebijakan pemerintah di kawasan aglomerasi. Pengembangan sistem transportasi perkotaan dengan konsep smart city menjadi salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan layanan yang memudahkan orang menggunakan angkutan umum massal perkotaan.
Kemudahan layanan meliputi sistem pembayaran non tunai (e-ticketing), ERP (Electronic Road Pricing), dan sistem manajemen lalu lintas yang terpadu serta penerapan teknologi digital, serta pengembangan TOD. Diharapkan dengan cara itu, kemacetan dapat teratasi dan peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum dapat terjadi.
Gencarnya pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah perkotaan, --baik moda angkutan umum berbasis rel (MRT (mass rapid transit), LRT (light rail transit), KRL (kereta rel listrik), skytrain, dan KA Bandara) dan berbasis bus BRT (bus rapid transit) – juga menandai era baru sistem transportasi nasional yang memudahkan perjalanan secara cepat, murah, dan nyaman.
Demikian pembaca, pada edisi ini kami juga mengetengahkan topik angkutan online, industri wisata bahari, progres pembangunan jalur KA Sumatera dan selatan Jawa, serta keselamatan penerbangan. Semua dirangkum dalam rubrik Trans Darat, Trans Laut, Trans Perkeretaapian dan Trans Udara. Rubrik lainnya tentang kesehatan, teknologi, senggang, internasional, dan wisata, tetap menarik untuk dibaca. Semoga bermanfaat. o
editorial
EDISI 06 / 2018
EDISI 06 I 2
018
www.dephub.go.id
TRANS DARAT 20 MENATA BISNIS ANGKUTAN UMUM
SUMBER DAYA MANUSIA 38 PEMANFAATAN PROGRAM PADAT KARYA TUNAI
Era Baru Integrasi
Transportasi
Perkotaan
Cover : Kereta Bandar Udara Internasional
PEMBINA: Soekarno-Hatta, Banten.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia,
PENASEHAT:
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Kepala Badan Litbang Perhubungan, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek
PENANGGUNG JAWAB:
Baitul Ihwan
PEMIMPIN REDAKSI:
Bambang Wijonarko
REDAKTUR PELAKSANA:
Tinitah S. Amrantasi, Muhammad Pamungkas
REDAKSI:
Anna Nurjanah, Arifatmi, Christanto Agung, Daniel Pietersz, Deni Hendra M, Destrirani, Dona Devianti, Dwi Wisnu, Gatut Aribowo S, Hari Buyung, Hari Supriyono, Oktavian, R. Achmad Herdin, Revi Yohana, Romauli Fransiska, Wisnu Kuncoro
TIM REDAKSI:
Andesrianta Rakhmad, Andung Bayumurti, Prayogie, Syarifah Noor Hidayati,
REDAKSI FOTO:
Abdullah Baraja, Chairudi Bharata Dharma, Dyota Laksmi Tenerezza, Muhamad Nurcholis, Okto Berbudi, Ria Efriani Pratiwi, Laila Rezvina Baswedan, Afrilia Mayasari, Arya Manggala
ALAMAT REDAKSI:
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat, Telp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419 Fax (021) 3504631, 3511809
E-MAIL:
transmedia@dephub.go.id
PENERBIT:
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Majalah Kementerian Perhubungan No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976
ISSN : 0853179X
DAFTAR ISI
EDISI 06 / 2018
10 TRANS UTAMA
Era Baru Integrasi Transportasi Perkotaan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan semua moda transportasi di Jakarta akan terintegrasi pada 2019. Integrasi tersebut menjadi salah satu bentuk implementasi konsep Smart City. Smart City merupakan konsep penataan kota secara terintegrasi yang ditunjang dengan konektivitas antarmoda angkutan umum massal perkotaan baik berbasis BRT, berbasis rel, dan angkutan umum lainnya serta adanya integrasi dalam layanan ticketing.
TRANS SEJARAH 60 Stasiun Manchester- Liverpool Stasiun Kereta Aktif Tertua di Dunia
50 TRANS POTRET
Wisata Perbatasan di Pulau Sebatik Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki beberapa wilayah
yang berbatasan laut secara langsung dengan negara lain. Salah TRANS HIJAU satunya adalah Pulau Sebatik, Kalimantan Utara yang berbatasan
62 Double Bubble D8, langsung dengan Kota Tawau, Malaysia. Di pulau terluar Indonesia
Embrio Pesawat “Hijau” ini, ternyata ada banyak objek wisata yang dapat dikunjungi untuk
menghabiskan waktu liburan bersama keluarga ataupun teman. Masa Depan TRANS INTERNASIONAL
64 Lysebotn Road, Eksotis & Penuh Tantangan
3 EDITORIAL
43 Harhubnas 2018,
Bersinergi Membangun
6 TRANS INFOGRAFIS
Konektivitas Transportasi Nasional
8 TRANS MATA
44 Ciptakan Digital
TRANS DARAT
Transportasi Melalui
20 Menata Bisnis Angkutan
Transhub Challenge 2018
Umum
45 Sebanyak 2.472 Perwira
TRANS LAUT
Transportasi BPSDM
24 Mendorong Industri
Perhubungan Resmi
Wisata Bahari
Dilantik
TRANS UDARA
TRANS SEHAT 28 Implementasi PBN &
TRANS POTRET
66 Plus Minus Realisasi OTP:
46 Menjangkau Nunukan
Penggunaan AC Tingkatkan Keselamatan
Dan Sebatik Via Udara
Dan Laut
Layanan Angkutan Udara
52 Pilihan Moda Laut
TRANS PERKERETAAPIAN
Menuju Tapal Batas
32 Menengok Capaian Pembangunan Jalur Rel
54 Mencicipi Hidangan
Jawa Lintas Selatan Dan
Seafood Khas Tarakan
Ka Trans Sumatera
TRANS PERSPEKTIF
SUMBER DAYA MANUSIA
56 Layanan Angkutan
38 Pemanfaatan Program
Umum di Kaltara
Padat Karya Tunai
TRANS TEKNOLOGI
KILAS BERITA
TRANS SENGGANG 42 Digitalisasi Tol Laut untuk
58 Pop Up, Taksi Masa
68 Terpetualang ke Daerah Cegah Monopoli Barang
Depan Buatan Italdesign
dan Airbus
Perbatasan Indonesia Perbatasan Indonesia
PENINGKATAN PELAYANAN TRANSPORTASI JABODETABEK TAHUN 2018
PELAYANAN TRANSPORTASI
KONEKTIVITAS PERKOTAAN JABODETABEK
KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
DAN KAPASITAS
1. Transjabodetabek Premium
1. Pembangunan Area Traffic Control
1. Transit Oriented
(Tahun 2017 - Mei 2018 sebanyak 70 Armada melayani 15 Rute).
Development (TOD) 2. Pengembangan Angkutan Pemukiman JR Connexion
System (ATCS) Tahap Il
(Di 2 Kawasan, (Tahun 2017 - Mei 2018 sebanyak 226 Armada melayani 59
(Di 2 Koridor Lanjutan, yaitu koridor Jalan
yaitu; Poris Plawad Rute).
Raya Bogor dan Jalan Raya Bekasi. Masih
dalam proses konstruksi)
Tanggerang dan
Baranangsiang Bogor) (2 Rute; Jakarta-Cikampek dan Jakarta-Jagorawi).
3. Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU)
2. Pembangunan Pusat Kendali BPTJ Tahap Il
2. Pengembangan 4. Perizinan Angkutan di Jabodetabek
(Masih dalam proses konstruksi).
3. Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas
Angkutan Premium
(Sebanyak 2000 Unit).
Keselamatan Jalan Nasional Jabodetabek Bandara JA 5. Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Tipe A Jabodetabek
(Di 7 Ruas, yaitu: Jalan Ciledug-Jasinga;
Connexion
(Serah terima P3D masih dalam proses. Di 4 Terminal, yaitu;
(Tahun 2017 - Mei Terminal Poris Plawad Tanggerang, Terminal Pondok Cabe,
Batas Jasinga-Leuwiliang; Leuwiliang-
2018 sebanyak 130 Terminal Jatijajar Depok,Terminal Baranangsiang Bogor).
Bin Nuh; Tajur-Pajajaran-Kedung Halang;
Ciawi-Benda; Ciawi-Puncak; Transyogi.
armada melayani 55
Masih dalam proses konstruksi).
rute).
HASIL IMPLEMENTASI GANJIL GENAP DI RUAS JALAN ARTERI DKI JAKARTA
Kecepatan Kendaraan di ruas Jalan Arteri VC Ratio di Ruas Jalan Arteri (Km/jam)
SEBELUM MINGGU 9
SEBELUM
25.18 MINGGU 1
0.77 MINGGU 1
MINGGU 9
MINGGU 8
MINGGU 8
37.33 MINGGU 2
31.51 MINGGU 7
MINGGU 7 MINGGU 2
36.29 MINGGU 3
MINGGU 6
MINGGU 6
0.61 MINGGU 3
Akibat penerapan Perluasan Kawasan Ganjil Akibat penerapan Perluasan Kawasan Ganjil Genap, hingga Minggu ke-9 pada jalan arteri
yang diberlakukan sistem Ganjil Genap terjadi 48,56% yang diberlakukan sistem Ganjil Genap terjadi 20,19%
Genap, hingga Minggu ke-9 pada jalan arteri
rata-rata kenaikan kecepatan mencapai rata-rata penurunan VC Ratio mencapai
Keterangan:
Sebelum: 25 – 29 Juni 2018, Minggu 1: 2 – 6 Juli 2018, Minggu 2: 9 – 13 Juli 2018,, Minggu 3: 16 – 20 Juli 2018, Minggu 4: 23 – 27 Juli 2018 Minggu 5: 30 Juli – 3 Agustus 2018, Minggu 6: 6 – 10 Agustus 2018 Minggu 7: 13 – 16 Agustus 2018, Minggu 8: 20 – 24 Agustus 2018, Minggu 9: 27 – 31 Agustus 2018 Sebelum: 25 – 29 Juni 2018, Minggu 1: 2 – 6 Juli 2018, Minggu 2: 9 – 13 Juli 2018,, Minggu 3: 16 – 20 Juli 2018, Minggu 4: 23 – 27 Juli 2018 Minggu 5: 30 Juli – 3 Agustus 2018, Minggu 6: 6 – 10 Agustus 2018 Minggu 7: 13 – 16 Agustus 2018, Minggu 8: 20 – 24 Agustus 2018, Minggu 9: 27 – 31 Agustus 2018
HASIL IMPLEMENTASI GANJIL GENAP DI RUAS JALAN ARTERI DKI JAKARTA
RATA-RATA DI RUAS JALAN
EMISI CO2
RATA-RATA
JUMLAH
JUMLAH ARTERI
TRANSJABODETABEK
PEUMPANG
PREMIUM
TRANSJAKARTA
PENUMPANG KRL
(Penumpang/Minggu)
(Penumpang/Minggu)
Akibat penerapan Perluasan Kawasan Ganjil Genap, hingga
SEBELUM Minggu ke-9 pada jalan arteri yang
SEBELUM
SEBELUM
diberlakukan sistem Ganjil Genap terjadi rata-rata penurunan Emisi
CO2 mencapai
SEBELUM : JUNI 2018
SEBELUM : JUNI 2018
SEBELUM : JUNI 2018
SETELAH : JULI - AGUSTUS 2018
SETELAH : AGUSTUS 2018
SETELAH : JULI - AGUSTUS 2018
RESPON MEDIA TERKAIT MRLL DI JALAN TOL JABODETABEK
RESPON WARGA GANJIL-GENAP DI TOL
RESPON WARGA
RESPON WARGA
GANJIL-GENAP DI TOL JAKARTA-CIKAMPEK
GANJIL-GENAP DI TOL
TANGERANG
JAGORAWI
TEMPO.CO, Bekasi - Erik Hamzah, 35 tahun,
PT Jasa Marga mencatat adanya terjadi peningkatan mengaku sepakat dengan pemberlakuan sistem
Uji coba kebijakan nomor polisi ganjil genap di
kecepatan kendaraan di dalam tol pasca penerapan ganjil genap di jalan tol Jakarta-Cikampek. Sebab,
jalan tol Tangerang menurunkan angka kepadatan
kebijakan jalan tol tersebut. Peningkatan kecepatan kebijakan itu dapat mengurangi beban jalan
lalu lintas. Data Dinas Perhubungan Kota
kendaraan terjadi pada Ruas Jalan Tol Jagorawi bebas hambatan tersebut. "Sebab, jalan tol saat
menunjukkan kepadatan lalu lintas berkurang dari
segmen Cibubur-Pasar Rebo arah Jakarta selama ini macetnya sangat parah," kata warga Babelan,
6.194 kendaraan menjadi 4.459 kendaraan di Tol
lima hari, pada periode tanggal 16-20 April 2018 Tambun Utara, Senin, 26 Februari 2018.
Tangerang 2 dan Kunciran 2 selama uji coba yang
berlangsung pukul 06.00 - 09.00 WIB.
pukul 06.00-09.00, dari sebelumnya 49,22 kilometer perjam naik sebesar 36,15 persen, menjadi 67 kilometer perjam.
Berdasarkan voting dari detik.com, dari 73 komentar yang masuk, 96% voter (70 komentar) mengaku setuju dengan kebijakan tersebut dan hanya 4% voter (3 komentar) yang mengaku tidak setuju.
96% voter 4% voter
(70 komentar)
(3 komentar)
SETUJU TIDAK SETUJU
Sumber : Hasil Analisis BPTJ, 2018 Sumber : Hasil Analisis BPTJ, 2018
Bandar Udara Nunukan di Kalimantan Utara
Pelabuhan Bambangan merupakan ini, memiliki ukuran landasan pacu
Jembatan sepanjang 2,4 Km yang terletak
pelabuhan tradisional sebagai salah satu 1.800 m x 30 m. Bandara ini memberikan
di Pelabuhan Sungai Nyamu, Sebatik,
pintu masuk ke Sebatik dari Nunukan dan kemudahan jalur transportasi udara antar
Kalimantan Utara.
pulau lainnya. daerah di Kalimantan.
(Foto : Abdullah)
(Foto : Afrilia) (Foto : Abdullah) (Foto : Afrilia) (Foto : Abdullah)
Speed boat besar di Pelabuhan Lintas Batas Laut (PLBL) Tunon Taka, Nunukan sebagai angkutan
transportasi masyarakat dari Nunukan ke Tawau (Malaysia) maupun sebaliknya. (Foto : Afrilia) transportasi masyarakat dari Nunukan ke Tawau (Malaysia) maupun sebaliknya. (Foto : Afrilia)
1 Bus TransJakarta Vintage Series
Era Baru Integrasi
Transportasi Perkotaan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan semua moda transportasi di Jakarta akan terintegrasi pada 2019. Kota yang terintegrasi merupakan konsep penataan kota yang ditunjang dengan konektivitas antarmoda angkutan umum massal perkotaan baik berbasis BRT, berbasis rel dan angkutan umum lainnya serta adanya integrasi dalam layanan ticketing.
U juga dikembangkan di Medan, Palembang, Bandung, Solo,
paya mewujudkan kota yang terintegrasi terus dilakukan tidak hanya di kota Jabodetabek saja. Pengembangan sistem transportasi massal perkotaan yang terintegrasi
Surabaya, Semarang, Makassar, Denpasar, dan kota-kota besar lainnya.
Pengoperasian sejumlah sarana angkutan umum massal yang terintegrasi di Jabodetabek, Solo, dan Palembang, turut menunjang terwujudnya kota yang terintegrasi yang diharapkan mampu memberi layanan dengan beragam kemudahan fasilitas transportasi yang praktis, murah dan nyaman.
2 Stasiun Light Rail Transit Velodrome Rawamangun, Jakarta.
3 Pintu masuk Stasiun Manggarai, Jakarta 4 Suasana disaat penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta
Selain pembangunan jalur rel MRT (mass rapid transit) dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, terjadi juga pembangunan jalur LRT (light rail transit) Jakpro rute Kelapa Gading hingga Velodrome, pembangunan jalur LRT Jabodetabek, layanan KA Bandara, elektrifikasi jalur KRL hingga Rangkasbitung, penambahan armada dan koridor BRT (bus rapid transit) TransJakarta, layanan angkutan bus
TransJabodetabek, pengoperasian bus JRConnexion, JAConnexion dan infrastruktur lainnya.
Beragam pembangunan infrastruktur transportasi tersebut menunjang pengembangan kota yang terintegrasi yang didukung dengan penerapan teknologi Intelligent Transportation System (ITS). ITS merupakan salah satu konsep pemanfaatan teknologi informasi untuk mewujudkan sistem transportasi perkotaan dengan dukungan sistem pembayaran non tunai (e-ticketing), ERP (Electronic Road Pricing), dan sistem manajemen lalu lintas yang terpadu serta penerapan teknologi digital untuk memudahkan pelayanan.
Pemutakhiran proses pembayaran dapat mempercepat proses transaksi sehingga mengurangi kemacetan. Dalam jangka panjang, pemerintah akan membuat satu kartu untuk transaksi semua moda transportasi publik di Jakarta. “Kita akan buat
sehingga mempelancar mobilitas pembayaran pakai satu kartu, one
ITS menunjang penerapan integrasi
sarana dan prasarana antarmoda baik
masyarakat.
card untuk meningkatkan pelayanan.
melalui transit oriented development
Dengan satu kartu berfungsi untuk
Melalui konsep tersebut, kota diharapkan semua moda transportasi yang ada di
(TOD) maupun Transfer Point (TP).
mampu mewujudkan penyediaan Jakarta,” jelas Budi Karya Sumadi di
infrastruktur dan sistem layanan Jakarta, beberapa waktu lalu.
Implementasi aplikasi ITS lainnya
adalah Advanced Traffic Signal
transportasi yang aman, nyaman,
serta inovatif, yang mendukung proses Pengembangan layanan one
Control System (ATSCS) yang
mobilitas masyarakat. ITS merupakan card menurutnya, membutuhkan
sudah diterapkan lebih dari 20
salah satu konsep pemanfaatan penggabungan beberapa layanan
kota di Indonesia, seperti Jakarta,
teknologi informasi untuk mewujudkan sistem IT (information technology)
Surabaya, Denpasar dan kota
smart mobility pada bidang transportasi. dengan kolaborasi dari beberapa
lainnya. Sistem ATSCS ini digunakan
untuk pengaturan lalu lintas.
sistem yang menjadi satu sistem
Pengembangan sistem transportasi bersama untuk menunjang smart city.
Lampu lalu lintas terintegrasikan
antarpersimpangan secara real time,
perkotaan serupa akan diterapkan untuk
LRT, KA Bandara dan angkutan kota lainnya di titik simpul Dukuh Atas. Selain itu, pengintegrasian antarmoda akan dilakukan di simpul- simpul terpadu di Terminal Kampung Rambutan yang mengintegrasikan terminal dengan stasiun Light Rail Transit (LRT).
Pengintegrasian antarmoda ini akan memberi kemudahan masyarakat dalam bertransportasi. Ada harapan peningkatan pelayanan transportasi memiliki korelasi positif bagi penggunaan angkutan massal yang ditargetkan mencapai 60 persen dari semua jenis angkutan di ibukota dan sekitarnya. Selama ini pemanfaatan angkutan massal perkotaan BRT
baru mencapai 2-3 persen, dan KRL Jabodetabek hanya sekitar 3-4 persen. Persentase terbesar alat transportasi di perkotaan pada 2017
SUDIRMAN/DUKUH ATAS
lalu adalah pengguna sepeda motor Stasiun MRT Dukuh Atas
MANGGARAI
yang mencapai 18,4 juta unit (75%), Stasiun KA Bandara Sudirman
Terminal Tipe B Manggarai
dan pengguna kendaraan pribadi Halte Dukuh Atas 2
Stasiun CL Manggarai
Stasiun CL Sudirman
Stasiun KA Bandara Manggarai
(mobil) sekitar 5,8 juta unit (23%).
CAWANG
Halte Bus Cawang BNN Halte Bus Cawang Otista
“Kita akan buat
KAMPUNG RAMBUTAN
Halte Bus Cawang Cilieung
pembayaran pakai
Terminal Kampung Rambutan
Stasiun KA Bandara Cawang
Stasiun LRT Kampung
Stasiun LRT Cawang
satu kartu, one card untuk meningkatkan
Rambutan
Stasiun CL Cawang
pelayanan. Dengan
Kawasan perkotaan di Surabaya,
Pengintegrasian Antarmoda di
Semarang, Bandung, Denpasar,
Jabodetabek
satu kartu berfungsi
Medan, Palembang, Jogjakarta,
Hingga kini moda angkutan umum
Makassar, maupun kota-kota besar
yang sudah terintegrasi di wilayah
untuk semua moda
lainnya di Indonesia. Gencarnya
Jabodetabek cukup banyak
pembangunan infrastruktur
transportasi yang
khususnya yang menghubungkan
transportasi yang sedang berjalan
antara moda BRT TransJakarta
ada di Jakarta,”
di sejumlah wilayah menandai
dengan moda kereta rel listrik
datangnya era baru sistem
(KRL). Selain di stasiun Manggarai,
jelas Budi Karya
transportasi perkotaan di Indonesia.
konektivitas antarmoda dilakukan
“Jabodetabek menjadi barometer
di Stasiun Tebet, Palmerah, Cawang,
Sumadi.
pengembangan sistem transportasi
Gondangdia, dan Stasiun Juanda.
perkotaan secara nasional,” papar Menteri Perhubungan Budi Karya
Rencananya, kedua moda juga akan
Sumadi.
terkoneksi dengan stasiun MRT,
Persentase pengguna angkutan umum ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan pemanfaatan angkutan umum di kota-kota besar Eropa dan kota-kota maju lainnya di Asia. Sebagai perbandingan, penggunaan angkutan umum di kota Paris mencapai 62% dan Tokyo Jepang (51%).
Rendahnya penggunaan angkutan massal menyebabkan tingkat kemacetan perkotaan semakin tinggi, khususnya disebabkan penggunaan sepeda motor. Pemerintah terus bertekad meningkatkan kapasitas angkutan bis dan KA untuk memenuhi kebutuhan perjalanan (travel demand) masyarakat.
Bagi daerah, keberadaan sarana dan prasarana transportasi yang terintegrasi menjadi harapan semua pihak. Umumnya daerah di luar Jakarta menghadapi tantangan minimnya alokasi anggaran untuk pengembangan sistem transportasi yang baik. Anggaran untuk transportasi di daerah-daerah itu jauh dibawah alokasi anggaran pembangunan transportasi Provinsi Jakarta. Tanpa ada perhatian dan koordinasi lintas wilayah, maka potensi terjadinya kemacetan parah di daerah-daerah penyangga ibukota bakal semakin sulit teratasi.
Integrasi TOD
Selain pengintegrasian berupa transfer point (TP), pemerintah kini tengah mengembangkan infrastruktur transportasi berbasis transit oriented development (TOD) di beberapa titik simpul di Jabodetabek. Langkah ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari percepatan pembangunan MRT maupun LRT, serta perluasan koridor BRT TransJakarta di beberapa area.
Konsep pengembangan properti yang terintegrasi dengan stasiun maupun terminal itu akan dibangun di beberapa titik simpul di Jakarta, Bogor, dan Tangerang. Hingga kini, BPTJ telah menerbitkan
Commuter Line sebagai salah satu transportasi massal.
Transjakarta sebagai salah satu transportasi massal di ibukota.
sejumlah rekomendasi kepada pihak pengembang swasta (investor) untuk pembangunan TOD yang diusulkan.
Salah satunya, rekomendasi kepada investor swasta untuk pengembangan TOD LRT yang diusulkan di titik simpul Cibubur, Bogor. Konsep TOD yang ditawarkan telah sesuai dengan ketentuan adanya akses jalan bagi masyarakat yang ingin menuju stasiun LRT. Akses TOD dapat dilakukan melalui jalur pedestrian, jalur bersepeda dan akses masuk dengan angkutan umum yang mudah. “TOD dibangun harus memenuhi semua persyaratan terkait pengadaan fasilitas yang memenuhi unsur connect, compact, transit, density, shift, mix, cycle, dan walk,” ujar Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono, di Jakarta.
Fasilitas Integrasi berupa bangunan dengan konsep TOD tidak hanya menghubungkan simpul angkutan umum massal saja, tetapi juga menghubungkan gedung-gedung perkantoran dan ruang komersial yang terdapat di sekitarnya. Pada TOD
terdapat kawasan komersial (pusat perbelanjaan, restoran, hiburan, dan lain-lain), kawasan terbuka hijau, dan kawasan perkantoran.
Selain Cibubur, BPTJ juga telah menerbitkan rekomendasi untuk pembangunan TOD di Poris Plawad. Pengembangan TOD di Terminal Poris plawad akan terintegrasi dengan Stasiun Batuceper. Simpul baru yang berpotensi untuk dikembangkan TOD adalah Dukuh Atas, Bundaran HI, Cawang, Kampung Rambutan, Cibubur, Bekasi Timur, Gading Nias, Lebak Bulus, Blok M, dan di titik simpul stasiun maupun terminal lainnya. TOD Dukuh Atas rencananya mengintegrasikan moda BRT TransJakarta, MRT, LRT, KRL, dan KA Bandara. Begitu pula dengan Kawasan TOD Stasiun KRL Bogor, Pondok Cina, Tanjung Barat, Manggarai, dan stasiun Cawang.
Rancangan pembangunan infrastruktur TOD, menurut Bambang, diarahkan pada skema kerja sama dengan pihak swasta maupun BUMN. Pengembangan kawasan TOD di Poris Plawad sebagai misal, menggunakan
skema kerja sama KPBU (Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha) yang difasilitasi oleh BPTJ. Melalui kerja sama ini, pembangunan dilakukan oleh pihak swasta dan sesuai perjanjian, infrastruktur tersebut pada akhirnya tetap menjadi milik negara (BMN/Barang Milik Negara).
Pada 2018 ini, BPTJ telah menetapkan program pengembangan TOD di beberapa titik simpul yang menyebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi mengikuti pembangunan infrastruktur angkutan umum massal berbasis rel di 47 stasiun KRL, Empat stasiun LRT Jakpro, 12 stasiun LRT Jabodebek, Empat stasiun MRT, dan Empat stasiun APMS (Automatic People Mover system).
Melalui TOD, masyarakat mendapat kemudahan dalam mengakses pelayanan angkutan massal yang mudah, cepat, dan nyaman termasuk dengan pelayanan yang prima bagi pejalan kaki maupun pengguna sepeda.
Bagi kota sebesar Jakarta, konektivitas antarmoda perkotaan
menjadi keniscayaan. Integrasi moda angkutan massal berbasis rel,-- MRT, LRT maupun KRL,-- dengan moda angkutan massal berbasis BRT maupun angkutan kota lainnya menjadi pilihan kebijakan pembangunan yang ideal. Integrasi angkutan umum,-- termasuk penyatuan tarif semua angkutan -- akan memudahkan orang memanfaatkan angkutan umum dengan pelayanan yang cepat, mudah, praktis, dan terjangkau.
Mobilitas masyarakat di wilayah Jabodetabek yang masif setiap hari, memerlukan layanan transportasi yang terintegrasi. Dalam rangka peningkatan layanan transportasi yang lebih baik, maka langkah lainnya terkait sinkronisasi kebijakan antardaerah salah satunya dengan pengintegrasian jalan antarkota antarkabupaten dan mengoptimalkan peran terminal.
Optimalisasi jalan nasional yang terkoneksi dengan kota-kota di luar Jakarta diharapkan mampu menciptakan sistem transportasi Jabodetabek yang terintegrasi
Pada 2018 ini, BPTJ telah menetapkan program pengembangan TOD di beberapa titik simpul yang menyebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
mengikuti pembangunan infrastruktur angkutan umum massal berbasis rel
di 47 stasiun KRL,
melalui akses jalan nasional dan mewujudkan Jabodetabek menjadi satu kesatuan kota yang terpadu dan saling terkoneksi. Selain optimalisasi fungsi jalan nasional, pengembangan terminal tipe A yang dikelola pemerintah pusat menjadi salah satu prasarana penunjang keterpaduan trayek angkutan umum yang ada di Jabodetabek.
Terminal menjadi salah satu titik simpul dari program pengintegrasian antarmoda, yang melibatkan angkutan umum berbasis rel dan BRT serta dengan angkutan kota lainnya. BPTJ akan mengembangkan Terminal Jatijajar Depok, Baranangsiang Bogor, Pondok Cabe di Tangerang Selatan, Poris Plawad Tangerang, Bekasi, dan Rawamangun. Pengembangan dilakukan dengan mengintegrasikannya dengan moda angkutan lain baik BRT, LRT maupun angkutan kota dan bus AKAP serta BRT TransJakarta. Pengintegrasian antarmoda ini akan memberi kemudahan masyarakat dalam bertransportasi. Ada harapan peningkatan pelayanan transportasi memiliki korelasi positif bagi penggunaan angkutan massal yang ditargetkan mencapai 60 persen dari semua jenis angkutan di ibukota dan sekitarnya.
Upaya menciptakan layanan angkutan umum massal perkotaan yang mudah, murah, cepat dan nyaman menjadi salah satu kebijakan andalan di bidang transportasi. Selain menciptakan kemudahan, konektivitas antarmoda angkutan di kawasan perkotaan akan menekan biaya transportasi jauh lebih murah. Dengan adanya sistem transportasi yang baik, diharapkan terjadi peralihan yang signifikan dari pengguna kendaraan pribadi ke moda angkutan umum dan pada akhirnya tingkat kepadatan lalu lintas di jalan semakin berkurang.
Selain Jabodetabek, kota-kota aglomerasi lain di Indonesia, kini juga mengembangkan sistem transportasi yang terintegrasi. Konektivitas antarmoda memudahkan pergerakan penduduk kota berlangsung cepat, lancar, dan nyaman. Kota Palembang, Surakarta atau Solo dan Surabaya serta Medan adalah beberapa contoh yang terus mengembangkan sistem transportasi yang terintegrasi. Pembangunan integrasi multimoda melibatkan angkutan kota, bis kota, kereta api dan maupun kereta bandara.
Integrasi Transportasi Kota Palembang
Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu kota yang telah mengintegrasikan angkutan umum light rail transit (LRT) dengan
trans utama
Selain Jabodetabek, kota-kota aglomerasi lain di Indonesia, kini juga sedang mengembangkan sistem transportasi yang terintegrasi.
bus kota dan bus air (angkutan penyeberangan). Angkutan umum kereta api dan LRT juga terkoneksi di titik simpul Stasiun Kertapati.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan, Nelson Firdaus, setidaknya ada beberapa moda transportasi yang sudah terintegrasi satu sama lain. Selain LRT, ada Bus TransMusi (BRT), angkutan penyeberangan bus air, dan bus bandara serta kereta api penumpang yang melayani rute Kertapati – Prabumulih. Moda angkutan umum massal Light Rail Transit (LRT) atau angkutan kereta ringan menghadirkan sarana transportasi massal dengan harga terjangkau, aman dan nyaman yang melayani rute sejauh 23,5 km dengan 13 stasiun pemberhentian dan terdiri dari 2 koridor. Koridor pertama dari Bandara ke Jembatan Ampera dan koridor kedua dari Jembatan Ampera ke Ogan Permata Indah (OPI). Dari 13 stasiun, ada 3 stasiun yang menjadi titik persinggahan utama yaitu, Sultan Mahmud Badaruddin II, Stasiun Terpadu Jembatan Ampera dan Stasiun Stadion Jakabaring telah terintegrasi dengan angkutan bus TransMusi dan angkutan kota. LRT juga terintegrasi ke bandara, disamping ada stasiun terpadu jembatan ampera yang terintegrasi dengan bus air, angkutan kota, dan
angkutan penyeberangan lainnya. BRT Transmusi juga menjadi alternatif moda transportasi masyarakat Kota Palembang yang memiliki layanan AC yang nyaman dan dengan harga yang terjangkau. Rute BRT di Kota Palembang menghubungkan pusat-pusat perbelanjaan, perhotelan, dan lokasi wisata lokal. Tersedianya angkutan LRT, angkutan penyeberangan, bus air dan angkutan kota, yang terintegrasi menjadikan Palembang sebagai salah satu kota dengan infrastruktur transportasi perkotaan yang cukup lengkap di Tanah Air.
Pemerintah Kota Palembang juga melakukan pengintegrasian layanan transportasi antarmoda LRT dengan Transmusi, Bus Air, Angkutan Perkotaan. Keterpaduan antarmoda angkutan umum meningkatkan pelayanan kepada masyarakat baik untuk kegiatan perekonomian mereka maupun sebagai akses transportasi para wisatawan.
Integrasi Transportasi Kota Solo
Kota Surakarta atau Solo merupakan salah satu contoh pengembangan sistem transportasi perkotaan dengan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Khususnya pengintegrasian multimoda yang melibatkan angkutan kota (angkot),
kota dalam wadah PT BST dan Koperasi BST, maka pengelolaan operasional sistem transportasi antarmoda di Solo berjalan baik. Melalui badan hukum, pengelola BST bisa menerapkan pembayaran operator angkutan umum dengan gaji bulanan dan tidak lagi dengan sistem setoran. Pembayaran tiket juga memudahkan penumpang, yakni dengan sistem smart card di bus (on bus). Melalui cara ini, penumpang merasa dimudahkan karena tidak harus antri di loket atau halte yang disediakan. Pelayanan yang nyaman juga dilakukan dengan adanya fasilitas penyejuk udara (Air Conditioner/AC) di semua bis dan dengan jadwal yang tetap setiap 10 menit. Disamping itu BST memiliki rute trayek yang saling terintegrasi.
Integrasi antarmoda dan kemudahan
8 akses halte BST ke sejumah stasiun dan terminal Tirtonadi semakin
memudahkan masyarakat yang akan
KETERPADUAN LRT DENGAN TRANSPORTASI KOTA PALEMBANG berpergian keluar kota. Di sisi lain,
angkutan tradisional seperti becak dan bendi tetap dipertahankan karena pertimbangan untuk menunjang
9 sektor pariwisata.
Integrasi Antarmoda Kota Surabaya
Pengembangan integrasi antarmoda merupakan kebijakan pilihan semua kota besar termasuk di Surabaya. Model pengintegrasian antara jalur bis kota dan angkutan massal berbasis rel di Surabaya dilakukan dengan membuat master plan yang menghubungkan antara jalur barat dan timur kota serta selatan dan utara yang menggunakan trem dan monorel. Seperti halnya Jakarta dan Solo, rencana pembangunan BRT melibatkan pelaku usaha angkutan lokal, sehingga mereka tidak tersisihkan.
Sementara untuk pengembangan bis kota, kereta api dan angkutan bus
jalur rel, Pemkot Surabaya bandara serta rancangan KA Bandara.
Untuk mewadahi para pelaku
menyiapkan dua jalur yang Strategi pengintegrasian semua moda
transportasi swasta tersebut,
akan dilewati monorel dan trem. angkutan umum telah dilakukan sejak
dibentuklah Konsorsium pengusaha
bus kota yang menjadi PT Bengawan
lama. Tantangan pengembangannya
Solo Trans (BST) dan Koperasi
pun cukup beragam. Salah satunya
Bersama Satu Tujuan (BST) yang
7 Bus Rapid Transit (BRT) Jabodetabek
perlunya melibatkan peran swasta
merupakan konsorsium pengusaha
khususnya pelaku usaha angkutan bus
angkot.
8 LRT Palembang.
lokal ke dalam sistem pengoperasian
9 Peta rute LRT Palembang.
bus rapid transit (BRT) Batik Solo
Dengan mengumpulkan para
Trans (BST).
pengusaha bis kota dan angkutan
Pembangunan trem yang melintasi pusat kota pahlawan itu, merupakan bagian dari program untuk menghidupkan kembali jalur trem peninggalan Belanda. Jika terwujud, maka Surabaya adalah satu-satunya kota yang akan memiliki moda angkutan trem di Indonesia.
Pengintegrasian jalur trem, monorail dengan angkutan bis dilakukan di beberapa titik pertemuan. Diantaranya, di Terminal Purabaya (Bungurasih), Stasiun Wonokromo dengan Terminal Joyoboyo dan Stasiun Pasar Turi di Utara serta Terminal Bratang di Timur. Beberapa ruas jalur BRT dihubungkan dengan halte-halte khusus yang juga terhubung dengan jalur trem, monorel dan angkutan kota. Konsep pengembangan lebih mengutamakan angkutan massal berbasis rel. Ini karena karakteristik Kota Surabaya lebih sesuai dengan moda angkutan ini disamping BRT.
Tak beda dengan Kota Solo dan Jakarta, jaringan transportasi berbasis rel akan diintegrasikan dengan jalur kereta api jarak jauh. Ada dua jalur kereta api jarak jauh di Surabaya, yakni angkutan kereta api lewat jalur selatan, yang menghubungkan jalur Surabaya- Jakarta. Jalur ini berangkat dari Stasiun Gubeng. Dan kedua, jalur kereta api Surabaya-Jakarta dan Surabaya-Banyuwangi yang berangkat dari Stasiun Pasar Turi.
Salah satu strategi kota Surabaya mengatasi kemacetan dilakukan dengan membuka dua jalur bis BRT dari Surabaya bagian Barat ke Timur dan sebaliknya. Keduanya tersambung dengan dua jalur rel kereta yakni monorel dari arah selatan bagian barat dan jalur trem dari arah selatan bagian timur kota. Sementara untuk jalur kereta jarak jauh terhubung dengan stasiun Gubeng maupun Stasiun Wonokromo. Di dua stasiun itu, BRT juga tersambung dengan
pembangunan halte dan terminal yang lokasinya berdekatan.
Dengan begitu, masyarakat dapat memiliki kemudahan untuk akses transportasi kemanapun arahnya, dan terlayani dengan semua moda angkutan, mulai angkutan feeder yang berasal dari pinggiran kota kemudian BRT di jalur tengah kota dan kedua jalur rel yang bertemu pada titik-titik tertentu. Semua akan memangkas biaya transportasi menjadi sangat murah..
Integrasi Angkutan Massal Perkotaan Kota Medan
Pengintegrasian transportasi Kota Medan rencananya mengintegrasikan jalur BRT dengan LRT. Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Renward Parapat mengatakan, rencana
pembangunan LRT dan BRT untuk mengurai kemacetan yang selama ini terjadi dan bertujuan mewujudkan Kota Medan dengan layanan transportasi yang modern.
Rencana pembangunan layanan angkutan masal diselenggarakan di koridor 1 dari Terminal Pinang Baris hingga Terminal Amplas sejauh
18 Km, khusus untuk jalur BRT. Sedangkan di koridor 2 dari Pasar Lau Chi hingga Aksara, akan dibuat khusus untuk LRT sejauh 17,3 Km dengan jalur layang LRT. “Pemkot Medan akan melaksanakan proyek ini dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU),” ujar Renward kepada Transmedia di Medan.
Diharapkan, proyek ini diharapkan dapat memperbaiki layanan angkutan umum, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan menghindari kemacetan total (gridlock). Gridlock ini diprediksi akan terjadi pada tahun 2024. Dengan adanya pengembangan sistem transportasi massal kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) dan BRT tersebut, maka potensi kemacetan dapat diatasi. LRT Kota Medan akan memiliki kecepatan rata-rata 80 km/jam, dan melewati 16 stasiun di dalam kota. Proyek LRT Medan ditargetkan mulai dikerjakan pada tahun 2019 dengan perkiraan anggaran sekitar Rp 20 triliun.
Pemerintah juga telah membangun jalur ganda KA relasi Stasiun Medan– Bandar Khalipah sepanjang delapan kilometer yang merupakan bagian dari pembangunan jalur ganda KA rute Stasiun Medan–Bandara Kualanamu sepanjang 27 kilometer. Pembangunan jalur ganda KA yang dibangun secara elevated (layang) tersebut, dilakukan dalam rangka mendukung pengoperasian KA Bandara Kualanamu yang akan menghilangkan sembilan perlintasan sebidang eksisting. Layanan KA Bandara menjadi salah satu moda transportasi pilihan masyarakat, di samping moda angkutan BRT.
Layanan KA bandara juga dikembangkan di Kota Padang Sumatera Barat. Kereta Bandara Minangkabau Ekspres telah beroperasi sejak Mei 2018 lalu dengan layanan perjalanan lima kali sehari dari Stasiun Padang menuju Stasiun Bandara Internasional
trans utama
Bus Rapid Transit (BRT) Surabaya Bus Rapid Transit (BRT) Medan Peta Rute LRT dan BRT Medan (IST) Kereta Bandara Minangkabau Ekspres
Minangkabau (BIM) dan sebaliknya. Kereta bandara ini melewati empat Stasiun di Kota Padang, Tabing, Duku, dan Stasiun BIM dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dari Padang ke BIM. Satu trainset Kereta Minangkabau Ekspres terdiri dari empat kereta berkapasitas 393 penumpang baik duduk maupun berdiri.
Kereta memiliki fasilitas pendingin udara, TV, rak/keranjang untuk bagasi penumpang dan stop kontak listrik. Tarif kereta yang mengakomodasi penumpang berkebutuhan khusus tersebut antara Rp 5000 untuk relasi perjalanan jarak dekat (Padang-Tabing,
11 Padang-Duku, dan Tabing-Duku) dan Rp 10.000 untuk relasi jarak jauh (Padang-
BIM, Tabing-BIM, dan Duku-BIM). Dengan beroperasinya KA bandara, masyarakat Kota Padang memiliki alternatif moda transportasi yang lebih cepat, tepat
12 waktu, dan nyaman, disamping layanan moda transportasi perkotaan lainnya.
Gencarnya pembangunan infrastruktur yang menunjang konektivitas transportasi di Jabodetabek, dan kota-kota besar lain di Indonesia, menunjukkan adanya peningkatan layanan angkutan umum massal perkotaan yang lebih baik dari sebelumnya. Integrasi layanan e-ticketing dan penerapan teknologi digital lainnya, turut menandai datangnya era baru transportasi perkotaan. o
13
Salah satu strategi kota Surabaya mengatasi kemacetan dilakukan dengan membuka dua jalur bis BRT dari Surabaya bagian Barat ke Timur dan sebaliknya.
19
B anyaknya operator individu
dan bukan manajamen yang berbadan hukum, juga
menyebabkan penerapan standar pelayanan minimum (SPM) angkutan umum di daerah, sering terabaikan. Pemerintah terus mengevaluasi kelembagaan pengelolaan angkutan umum, agar berupa badan hukum dan pengawasan terkait keselamatan kendaraan dapat dilakukan secara optimal.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menetapkan ketentuan terkait manajemen angkutan umum. Kelembagaan angkutan umum sesuai amanat Undang – Undang Nomor
22 tahun 2009 harus dikelola oleh sebuah badan hukum yang jelas. Badan hukum kelembagaan bisnis operator transportasi bisa berupa sebuah PT (perseroan terbatas) atau Koperasi. Melalui lembaga seperti itu, maka upaya mengontrol, membina, dan mengembangkan pelayanan angkutan umum dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Ini berbeda
MENATA BISNIS ANGKUTAN UMUM
Secara kelembagaan, sebagian besar operator angkutan umum di Tanah Air adalah milik perseorangan. Kondisi kelembagaan operator angkutan umum reguler saat ini menyulitkan pemerintah melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengembangan pelayanan angkutan umum secara lebih memadai.
trans darat
jika para operator angkutan bersifat perseorangan (individual). Selain sulit diatur, persaingan yang tidak sehat antar operator, berpotensi merugikan pertumbuhan bisnis angkutan umum dan pelayanan kepada masyarakat sering terabaikan.
Pelembagaan angkutan umum tidak hanya untuk angkutan kota (angkot) di kawasan perkotaan tapi juga untuk angkutan umum tidak dalam trayek. Angkutan umum tidak dalam trayek meliputi angkutan sewa seperti bus pariwisata maupun angkutan sewa online atau lebih dikenal taksi online. Taksi online masuk kategori angkutan orang
dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam
trayek. Direktur
Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdat) Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi mengharapkan pelaku usaha angkutan sewa taksi online tetap mematuhi ketentuan Peraturan Menteri (PM) Nomor 108 tahun 2017 khususnya pasal-pasal yang tidak dicabut oleh MA. Sejumlah pasal yang tidak dipersoalkan oleh MA diantaranya persyaratan adanya tanda kendaraan, kewajiban uji kir, dan penetapan kuota.
Pencabutan beberapa butir pasal di dalam PM 108/2017 oleh MA tidak berarti peraturan tersebut dicabut secara keseluruhan. Ia menjelaskan bahwa yang dicabut atau dihilangkan hanya beberapa pasal yang terkena gugatan saja sehingga tidak ada kekosongan hukum dalam mengatur angkutan umum tidak dalam trayek seperti bus pariwisata, termasuk taksi online ini.
Sebelumnya, pencabutan beberapa pasal PM No 108/2017 disampaikan oleh Mahkamah Agung pada 12 September 2018 lalu. Ada sejumlah pasal yang ditolak MA karena dinilai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Saat ini, Kementerian Perhubungan kata Budi, sedang menyusun aturan
Pelembagaan angkutan umum tidak hanya untuk
angkutan kota (angkot) di kawasan perkotaan tapi juga untuk angkutan
umum tidak dalam trayek.
baru yang melibatkan semua instansi terkait pengoperasian taksi online. “Dengan dilibatkannya sejumlah asosiasi maupun organisasi dalam penyusunan Permenhub baru tersebut maka setidaknya, segala kepentingan terkait taksi online dapat terwakili dan harapan kita representasi dari perwakilan mereka dapat terakomodasi dengan baik,” ungkapnya.
Di dalam aturan baru tersebut sejumlah aturan yang tidak dicabut oleh MA akan dimasukkan kembali sedangkan yang ditolak akan diganti dengan aturan-aturan baru. Pemerintah menargetkan sebelum akhir tahun 2018, peraturan baru tersebut sudah diterbitkan. Ini untuk menghindari terjadinya kekosongan regulasi setelah masa tiga bulan dari keputusan MA. “Payung hukum bagi angkutan sewa khusus dan taksi online tetap harus dibuat agar masyarakat juga memperoleh perlindungan keselamatan dan keamanan yang dijamin dalam hukum,” ujar Budi.
Selama tiga bulan pasca putusan MA, pemerintah tetap memberlakukan aturan PM 108 tahun 2017 termasuk ketentuan terkait kelembagaan angkutan umum. Ketentuan tersebut berlaku bagi angkutan sewa khusus seperti taksi online. Melalui penerapan PM Nomor 108 Tahun 2017, pengoperasian semua angkutan umum yang termasuk kategori angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek juga harus melakukan uji KIR.
Beberapa jenis angkutan yang termasuk dalam kategori kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek yaitu taksi, angkutan pariwisata, angkutan karyawan, angkutan sewa, angkutan permukiman, dan angkutan sewa khusus dengan penggunaan aplikasi berbasis teknologi informasi atau taksi online.
Aplikasi taksi berbasia online
Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pitra Setiawan menambahkan, kemungkinan Kemenhub akan mengeluarkan dua peraturan baru yang berbeda pada akhir 2018 ini. Dua aturan tersebut akan mengatur angkutan sewa khusus tidak dalam trayek seperti bus pariwisata dan aturan untuk taksi online. “Jika dalam PM 108, kedua jenis angkutan umum itu dimasukkan ke dalam satu kategori yakni angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek, maka pada aturan baru nanti kemungkinan ada pemisahan kategori,” ujar Pitra Setiawan kepada Transmedia di Jakarta, akhir Oktober 2018.
Pertimbangan MA mencabut beberapa pasal dalam PM 108 tersebut karena PM 108 bertentangan dengan Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 7 UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Ini karena beberapa pasal di PM 108 dinilai tidak menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan dan prinsip pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah.
PM 108 juga dinilai bertentangan dengan Pasal 183 ayat (2) UU Nomor
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Jalan Raya, karena penentuan tarif dilakukan bukan didasarkan pada kesepakatan antara pengguna jasa (konsumen) dengan perusahaan angkutan sewa khusus. Dalam PM 108 tahun 2017, ketetapan tarif berdasarkan tarif batas atas dan batas bawah, yang diusulkan Gubernur/ Kepala Badan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri.
Terkait keputusan MA tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan pemerintah akan terus mencari solusi agar regulasi baru yang akan dikeluarkan
Petugas Dinas Lalu Lintas Jalan Raya saat menempelkan stiker uji KIR pada taksi berbasis online.
Jejeran taksi online
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Melalui aturan baru sebagai pengganti PM No 108 tahun 2017 nanti, pemerintah tetap berkepentingan agar ada kepastian hukum terhadap aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan, kesetaraan, keterjangkauan, dan keteraturan penyelengaraan angkutan umum. Selain itu, aturan baru nanti juga akan memberi perlindungan dan penegakan hukum bagi masyarakat dalam bertransportasi.
Dalam pembahasan aturan baru, pemerintah memilih untuk lebih berhati-hati dan merumuskan dengan cermat agar pengaturan kegiatan bisnis angkutan umum khususnya antara angkutan umum taksi reguler dan taksi online tidak saling bertentangan. “Semuanya tidak harus dikalahkan, karena online itu suatu keniscayaan dan kemajuan, tapi yang reguler juga jangan hilang,” tandas Menhub Budi Karya Sumadi di Jakarta.
Jaminan Keselamatan Angkutan Umum
Pemerintah tetap akan memberlakukan pasal-pasal dari PM Nomor 108 tahun 2017 yang tidak dicabut oleh keputusan MA. Beberapa pasal yang masih dipertahankan di dalam PM tersebut adalah ketentuan adanya tanda pada kendaraan umum yang dapat diterapkan pada plat nomor, keharusan uji kir, dan ketetapan kuota.
Dirjen Hubdat, Budi Setiyadi, mengingatkan ketentuan terkait kewajiban uji KIR mutlak diterapkan khususnya bagi kendaraan untuk mengangkut penumpang dan berbayar (angkutan umum). Hal ini juga diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Karena angkutan sewa tidak dalam trayek dan taksi online mengangkut penumpang umum dan berbayar, maka peraturan uji KIR juga berlaku atasnya.
Demi kesetaraan dengan angkutan umum lainnya maka pemberlakuan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan pemerintah akan terus mencari solusi agar regulasi baru yang akan dikeluarkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Perhubungan Darat, Kepala BPTJ Kemenhub, dan Gubernur sesuai dengan kewenanganya.
Kementerian Perhubungan terus berupaya mewujudkan pelayanan dan menjamin ketersediaan pelayanan angkutan umum tidak dalam trayek yang memenuhi unsur keselamatan, keamanan, dan kenyamanan serta dengan harga yang terjangkau. Salah satunya mengharapkan taksi online untuk melakukan kolaborasi dengan taksi reguler.
Pelayanan angkutan umum tidak dalam trayek semakin meningkat seiring dengan penerapan sistem IT, oleh karena itu kolaborasi yang baik antara pengusaha taksi reguler dan online diharapkan dapat memberi layanan tranportasi kepada masyarakat yang lebih cepat, mudah, praktis dan efisien. Melalui regulasi yang tepat, pemerintah dapat melakukan penataan bisnis angkutan umum secara adil yang mengakomodasi beragam kepentingan di masyarakat. o
kewajiban uji KIR diharapkan dapat menjamin keadilan dalam berusaha. Selain untuk mengakomodasi kemudahan aksesibilitas bagi masyarakat, pemerintah harus memastikan pelayanan angkutan yang ada saat ini memenuhi aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan.
Begitu pula dengan ketentuan terkait wilayah operasi dan rencana kebutuhan kendaraan angkutan sewa online yang beroperasi dilakukan agar ada keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan (supply and demand) dalam dunia usaha transportasi. Yang dijaga bukan hanya kepentingan konsumen, tetapi juga penyedia jasa termasuk pengemudi. Bila wilayah operasi dan jumlah kendaraan yang beroperasi tidak dibatasi, yang terjadi adalah over supply. Selain menambah beban jalan, penghasilan pengemudi juga akan menurun apabila terlalu banyak angkutan umum yang beroperasi. Wilayah operasi dan rencana kebutuhan kendaraan angkutan sewa online ditetapkan oleh Direktur Jenderal
K etentuan ini diatur dalam
Peraturan Menteri Nomor PM 121 Tahun 2015 tentang
Pemberian Kemudahan Bagi Wisatawan Dengan Menggunakan Kapal Pesiar (Cruisership) Berbendera Asing. Melalui kemudahan ini, para wisatawan memiliki kebebasan mengunjungi tempat-tempat wisata dari Medan hingga Bali dan NTT.
Kapal pesiar (cruisership) berbendera asing juga dapat mengangkut wisatawan di pelabuhan dalam negeri dalam jumlah besar. Pemberian kemudahan perizinan ini diharapkan meningkatkan pemasukan devisa dari sektor pariwisata. Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang besar.
Kapal Pesiar merapat di Pelabuhan Teluk Benoa, Bali
MENDORONG
INDUSTRI WISATA BAHARI
Pemerintah terus mendorong industri wisata bahari melalui beragam kebijakan. Salah satunya, kemudahan bagi wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Indonesia menggunakan kapal pesiar.
Dengan peraturan itu pula, wisatawan dalam negeri (domestik) tidak perlu lagi naik cruiseship dari Pelabuhan Singapura atau Thailand. Mereka dapat mendaftar dan naik kapal pesiar dari pelabuhan-pelabuhan di dalam negeri. “Ada lima pelabuhan nasional yang jadi embarkasi atau debarkasi cruisership asing itu,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Purnomo di Jakarta.
Dalam PM Nomor 121 Tahun 2015, Pemerintah telah menetapkan lima pelabuhan nasional sebagai embarkasi dan/atau debarkasi untuk cruisership berbendera asing. Ke lima pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Soekarno - Hatta Makassar dan Pelabuhan Benoa Bali.
Sejak adanya kemudahan perizinan tersebut, jumlah kunjungan wisatawan dengan kapal pesiar mengalami kenaikan. Data PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mencatatkan peningkatan arus kunjungan kapal pesiar ke pelabuhan-pelabuhan di Jawa Tengah hingga NTT yang dikelolanya. Menurut Vice President Corporate Communication Pelindo III Widyaswendra, pada kuartal pertama 2017 tercatat sebanyak 70 kunjungan kapal pesiar. Jumlah ini meningkat 34 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya di periode yang sama.
Kenaikan jumlah kunjungan kapal
Dari semua pelabuhan yang dikelola
pesiar dengan ukuran besar, diikuti
PT Pelindo III, jumlah kunjungan kapal
dengan kunjungan kapal pesiar
pesiar di Pelabuhan Benoa Bali adalah
ukuran kecil yang ikut naik. Semakin
yang terbanyak. Reputasi Pulau Bali
populernya kapal pesiar dari kelas
berdampak pada tingginya intensitas
kapal kecil memengaruhi jumlah
kunjungan kapal pesiar ke Pelabuhan
penumpang yang diangkut kapal
Benoa dibandingkan pelabuhan
pesiar besar. Umumnya kapal pesiar