EVALUASI PERESEPAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KEBUMEN, JAWA TENGAH PERIODE 2007-2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program S

EVALUASI PERESEPAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE

  

2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP

RSUD KEBUMEN, JAWA TENGAH PERIODE 2007-2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Anita Ruth Dewiana

  

NIM : 078114015

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

  

EVALUASI PERESEPAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP

RSUD KEBUMEN, JAWA TENGAH PERIODE 2007-2009

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

  

Oleh :

Anita Ruth Dewiana

NIM : 078114015

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  

Pengesahan Skripsi Berjudul

EVALUASI PERESEPAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE

2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP

RSUD KEBUMEN, JAWA TENGAH PERIODE 2007-2009

  

Oleh :

Anita Ruth Dewiana

NIM : 078114015

  

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal : ……………………

  Mengetahui Fakultas Farmasi

  Universitas Sanata Dharma Dekan Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.

  Panitia Penguji : 1. Yunita Linawati, M.Sc., Apt. ...........................................

  2. dr. Fenty, M.Kes., SpPK. ...........................................

  3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt ..........................................

  Skr i psi i n i kuper sembahkan un t uk : Tuhan Yesus Kr i st us at as kasi h dan pen y er t aan -Ny a...

  Ay ah, Ibu dan adi kku at as ci n t a, seman gat dan doa...

  Kel uar ga besar ku at as dukun gan dan seman gat ...

  Par a sahabat ku dan al mamat er ku.....

  

PRAKATA

  Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Peresepan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007- 2009”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mengalami permasalahan, kesulitan, suka dan duka. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik karena adanya dukungan, perhatian dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Gubernur DIY Yogyakarta, Gubernur Jawa Tengah, Kepala POLINMAS Propinsi Jawa Tengah, Kepala Badan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, Kepala POLINMAS Kabupaten Kebumen, Kepala Badan Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen (BAPPEDA) yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian di RSUD Kebumen, Jawa Tengah.

  2. Bapak Tri Tunggal Eko Sapto, MPH. selaku Direktur RSUD Kebumen, Jawa Tengah yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian di RSUD Kebumen, Jawa Tengah.

  3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini.

  4. Yunita Linawati, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi dukungan, perhatian, semangat dan bimbingan dalam mengarahkan penulis dari awal hingga selesai pembuatan skripsi ini.

  5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam proses penyusunan skripsi.

  6. dr. Fenty, M.Kes., SpPK. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam proses penyusunan skripsi.

  7. Seluruh dosen pengajar dan staf di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan dan ilmu pengetahuan melalui materi kuliah kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.

  8. Bpk Wisnu Nugroho, Bpk Sabdono, Bpk Lutfi, Bpk Wawan, Bpk Mariman yang telah memberikan dukungan dan kerja sama selama penelitian berlangsung.

  9. Orang tuaku tercinta Ayah Misran Daniel dan Ibu Rowiyah yang telah memberikan kasih sayang, cinta, dukungan, perhatian dan doa yang tak kunjung henti hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

  10. Adikku Emiliana Setyowardhani tercinta yang telah memberikan dukungan, perhatian dan doa bagi penulis.

  11. dr. Y. S. Rivan Wijaya, yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, inspirasi, dukungan dan selalu menemaniku selama penelitian dan penulisan skripsi serta menyadarkan penulis untuk selalu tegar, sabar dan tekun.

  12. Teman - teman SMP dan SMA Pius Bakti Utama : Tian, Ellen, Nina, Bobby, Ian, David, Kaka, Deshie, Philipus, Endah, Rara, kak Berta, kak Eni yang terus memberikan semangat bagi penulis selama menyelesaikan skripsi.

  13. Bapak dan ibu kost serta teman-teman kosku, Reny, mbak Siska, mbak Deshie, Defie, Hetty, Diana yang memberikan bantuan, saran, perhatian dan semangat selama penelitian.

  14. Teman – temanku, Mbak Rere, Ayu “Amink”, Ayu “Tegal”, Mega, Icha, Chandra, Lina, Afni, Mika, Dwi, Yeyen, Eyik, Dhea, Indy, atas bantuan dan semangat bagi penulis saat penelitian.

  15. Teman- teman Co-Fasilitator dan Fasilitator PPKM 2009, atas inspirasi, pengalaman, pembelajaran, kebersamaaan dan kedewasaan yang diperoleh penulis selama ini.

  16. Teman-teman di kelas FKK A 2007 dan angkatan 2007, yang telah memberikan saran dan semangat untuk skripsi ini.

  17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan doa, dukungan dan perhatian bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terjadi kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.

  Penulis

  

INTISARI

  Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin maupun resistensi insulin. Hipertensi sering dijumpai pada pasien DM tipe 2 dimana diperkirakan prevalensinya mencapai 50-70%. Pengobatan yang diterima pasien DM tipe 2 dengan hipertensi sangat kompleks, maka diperlukan ketepatan terapi terutama dalam penggunaan obat sehingga dapat mengendalikan risiko penyakit komplikasi lain yang menyertai.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola peresepan terkait drug

  

theraphy problems (DTPs) pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi

di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah periode 2007-2009.

  Penelitian ini merupakan rancangan penelitian non eksperimental yaitu deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif, menggunakan rekam medik pasien periode 2007-2009.

  Hasil penelitian menunjukkan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi paling banyak pada kelompok usia 55-64 tahun (27,5%), jenis kelamin wanita (65%). Terdapat 9 kelas terapi, terbanyak adalah penggunaan obat gizi dan darah (97,5%), obat antidiabetika hormonal (90%) yaitu reguler insulin (RI) (47,5%), obat kardiovaskular (87,5%) yaitu ACE inhibitors (52,5%), lalu diikuti ARBs dan Calsium Channel Blokers. Pola peresepan dilihat dari kejadian DTPs dimana terdapat indikasi tanpa obat (30 %), ADR (10%), tidak ditemukan kejadian DTPs terapi obat tanpa indikasi, obat yang tidak efektif, dosis yang terlalu rendah, dosis yang terlalu tinggi.

  Kata kunci : DM Tipe 2, hipertensi, pola peresepan, drug therapy problems (DTPs)

  

ABSTRACT

  Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease with hyperglycemia characteristic that occurs due to impaired insulin secretion and insulin resistance. Hypertension is common in patients with type 2 diabetes where the prevalence is estimated to reach 50-70%. Received medical therapy of type 2 DM patients with hypertension are complex, the necessary accuracy, especially in the use of drug therapy should be adjusted so as to control the risk of other complications that accompany the disease.

  This study aims to evaluate drug problems Therapy (DTPs) in patients with type 2 diabetes mellitus with complications of hypertension at the Installation of Hospital Inpatient Kebumen, Central Java, period 2007-2009. This research is a non-experimental research design with descriptive evaluative design is retrospective, using medical records of patients the period 2007-2009.

  The results showed patients with type 2 diabetes mellitus with complications of hypertension at most in the age group 55-64 years (27,5%), female gender (65%). There are 9 classes of therapy, most therapeutic classes of drugs is the use of nutrition and blood (100%), hormonal antidiabetika drugs (97,5%) of regular insulin (RI) (47.5%), cardiovascular drugs (90%), ie ACE inhibitors (52.5%), followed by ARBs and calcium channel Blokers. Prescribing patterns can be seen from the incident DTPs which indicated that without the drug (25%), IUD (10%), no incident found no indication DTPs drug therapy, drugs that are ineffective, the dosage is too low, too high doses .

  Key words : type 2 DM, hypertension, prescribing patterns, drug therapy problems (DTPs)

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................... v PRAKATA....................................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................... x

  INTISARI......................................................................................................... xi

  

ABSTRACT....................................................................................................... xii

  DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xx

  Bab I. PENDAHULUAN................................................................................. 1 A.Latar Belakang ............................................................................................. 1

  1. Perumusan masalah.............................................................................. 3

  2. Keaslian penelitian ............................................................................... 3

  3. Manfaat penelitian................................................................................ 5

  a. Manfaat praktis................................................................................ 5

  b. Manfaat teoritis ............................................................................... 5

  B. Tujuan penelitian ......................................................................................... 6

  1. Tujuan umum ....................................................................................... 6

  2. Tujuan khusus ...................................................................................... 6

  Bab II. PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................... 7 A. Diabetes Mellitus ....................................................................................... 7

  1. Definisi................................................................................................. 7

  2. Klasifikasi ............................................................................................ 7

  B. Diabetes Mellitus Tipe 2 ............................................................................ 8

  1. Definisi................................................................................................. 8

  2. Etiologi................................................................................................. 8

  3. Epidemiologi ........................................................................................ 8

  4. Patofisiologi ......................................................................................... 9

  5. Diagnosis.............................................................................................. 11

  6. Gejala dan Tanda.................................................................................. 12

  C. Hipertensi ................................................................................................... 13

  1. Definisi................................................................................................. 13

  2. Etiologi................................................................................................. 13

  3. Epidemiologi ........................................................................................ 14

  4. Klasifikasi ............................................................................................ 15

  5. Patofisiologi ......................................................................................... 16

  D. Diabetes Mellitus Komplikasi Hipertensi .................................................. 18

  1. Hubungan antara DM Tipe 2 dengan Hipertensi ................................. 18

  2. Patofisiologi ......................................................................................... 18

  3. Penatalaksanaan Terapi DM Tipe 2 Komplikasi Hipertensi................ 19

  a. Tujuan terapi .................................................................................. 19

  b. Sasaran terapi ................................................................................. 20

  c. Strategi terapi ................................................................................. 20

  d. Informasi kelas obat ....................................................................... 21

  E. Drug Therapy Problems(DTPs)................................................................. 32

  1. Peresepan yang tidak rasional .............................................................. 32

  2. Terminologi DTPs................................................................................ 32

  3. Kategori DTPs...................................................................................... 33

  F. KETERANGAN EMPIRIS..................................................................... 34

  Bab III. METODE PENELITIAN ................................................................... 35 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 35 B. Definisi Operasional................................................................................... 36 C. Subjek Penelitian........................................................................................ 38 D. Bahan Penelitian......................................................................................... 38 E. Lokasi Penelitian........................................................................................ 39 F. Tata Cara Penelitian ................................................................................... 39 G. Tata Cara Analisis Hasil............................................................................. 39 H. Kesulitan Penulis........................................................................................ 45 Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 46 A. Karakteristik Pasien DM Tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi.............. 46

  1. Berdasarkan kelompok usia ................................................................. 46

  2. Berdasarkan kelompok jenis kelamin .................................................. 48

  B. Pola Pengobatan Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi .......... 49

  1. Kelas terapi........................................................................................... 49

  2. Golongan obat ...................................................................................... 51

  C. Kajian DTPs .............................................................................................. 66

  D. Rangkuman ................................................................................................ 73

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 76 A. Kesimpulan ................................................................................................ 76 B. Saran........................................................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 78 LAMPIRAN..................................................................................................... 81 BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 129

  DAFTAR TABEL

  Tabel I. Klasifikasi Diabates Mellitus ...................................................... 7 Tabel II. Kriteria DM Tipe 2...................................................................... 12 Tabel III. Klasifikasi Hipertensi.................................................................. 15 Tabel IV. Patogenesis Hipertensi ................................................................ 15 Tabel V. Kategori Drug Theraphy Problems............................................. 33 Tabel VI. Karakteristik Pasien DM tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen

  Periode 2007-2009 Berdasarkan Kelompok Usia ....................... 51 Tabel VII. Karakteristik Pasien DM tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen

  Periode 2007-2009 Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin........ 53 Tabel VIII. Obat Golongan Antidiabetika pada Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

  RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007 ............................ 54 Tabel VII. Obat Golongan Kardiovaskular pada Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

  RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 57 Tabel IX. Obat Sistem Saraf pada Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

  RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 59

  Tabel X. Obat Saluran Cerna pada Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 60

  Tabel XI. Obat saluran nafas pada pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 61

  Tabel XII. Obat Golongan Antibiotika pada Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 62

  Tabel XIII. Obat Skelet dan Sendi pada Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 63

  Tabel XIV. Obat Ginjal dan Saluran Kemih pada Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 64

  Tabel XV. Obat Gizi dan Darah pada Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 67

  Tabel XVI Kejadian DTP Ada Indikasi Tanpa Obat pada Pasien DM Tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 71

  Tabel XVII Kejadian DTPs ADR dan Interaksi Obat pada Pasien DM Tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Patofisiologi DM tipe 2............................................................... 9 Gambar 2. Bagan Tahap Pengambilan Data ................................................. 42 Gambar 4. Diagram Karakteristik Pasien DM tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD

  Kebumen Periode 2007-2009 Berdasarkan Kelompok Usia ..... 47 Gambar 4. Diagram Karakteristik Pasien DM tipe 2 dengan

  Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen Periode 2007-2009 Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 48

  Gambar 5. Diagram Persentase Kelas Terapi Pasien DM Tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................... 50

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Kajian DRPs Kasus 1 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 82

  Lampiran 2. Kajian DRPs Kasus 2 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 83

  Lampiran 3. Kajian DRPs Kasus 3 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 84

  Lampiran 4. Kajian DRPs Kasus 4 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 85

  Lampiran 5. Kajian DRPs Kasus 5 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 86

  Lampiran 6. Kajian DRPs Kasus 6 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 87

  Lampiran 7. Kajian DRPs Kasus 7 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 88

  Lampiran 8. Kajian DRPs Kasus 8 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 89

  Lampiran 9. Kajian DRPs Kasus 9 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 90

  Lampiran 10. Kajian DRPs Kasus 10 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 91

  Lampiran 11. Kajian DRPs Kasus 11 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 92

  Lampiran 12. Kajian DRPs Kasus 12 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 93

  Lampiran 13. Kajian DRPs Kasus 13 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 94

  Lampiran 14. Kajian DRPs Kasus 14 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 95

  Lampiran 15. Kajian DRPs Kasus 15 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

  Lampiran 16. Kajian DRPs Kasus 16 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 97

  Lampiran 17. Kajian DRPs Kasus 17 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 98

  Lampiran 18. Kajian DRPs Kasus 18 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 99

  Lampiran 19. Kajian DRPs Kasus 19 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 100

  Lampiran 20. Kajian DRPs Kasus 20 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 101

  Lampiran 21. Kajian DRPs Kasus 21 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 102

  Lampiran 22. Kajian DRPs Kasus 22 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 103

  Lampiran 23. Kajian DRPs Kasus 23 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

  Lampiran 24. Kajian DRPs Kasus 24 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 105

  Lampiran 25. Kajian DRPs Kasus 25 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 106

  Lampiran 26. Kajian DRPs Kasus 26 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 107

  Lampiran 27. Kajian DRPs Kasus 27 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 108

  Lampiran 28. Kajian DRPs Kasus 28 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 109

  Lampiran 29. Kajian DRPs Kasus 29 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 110

  Lampiran 30. Kajian DRPs Kasus 30 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 111

  Lampiran 31. Kajian DRPs Kasus 31 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

  Lampiran 32. Kajian DRPs Kasus 32 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 113

  Lampiran 33. Kajian DRPs Kasus 33 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 114

  Lampiran 34. Kajian DRPs Kasus 34 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 115

  Lampiran 35. Kajian DRPs Kasus 35 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 116

  Lampiran 36. Kajian DRPs Kasus 36 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 117

  Lampiran 37. Kajian DRPs Kasus 37 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 118

  Lampiran 38. Kajian DRPs Kasus 38 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 119

  Lampiran 39. Kajian DRPs Kasus 39 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap

  Lampiran 40. Kajian DRPs Kasus 40 Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009 ................ 121

  Lampiran 41 Surat Ijin Penelitian POLINMAS Kebumen, Jawa Tengah..... 122 Lampiran 42 Surat Perijinan Provinsi DIY ................................................... 123 Lampiran 43 Surat Perijinan RSUD Kebumen, Jawa Tengah....................... 124 Lampiran 44 Surat Perijinan BAPEDA Kebumen, Jawa Tengah ................. 125 Lampiran 45 Surat Perijinan Provinsi Jawa Tengah ..................................... 126 Lampiran 46 Surat Perijinan Fakultas Farmasi

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta .................................. 128

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang tidak

  ditularkan (Non-Communicable Disease ) namun sering ditemukan dalam masyarakat di seluruh dunia. Adapun di negara-negara berkembang, penyakit DM dianggap sebagai penyebab kematian dengan perbandingan 4 sampai 5 kali dibandingkan dengan penyakit lain. Insidensi penyakit DM terus meningkat secara tajam, berdasarkan penelitian pada tahun 2007 tercatat sebanyak 177 juta penderita DM di seluruh dunia, dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita DM sebanyak 300 juta orang (Permana, 2007). Hipertensi banyak dijumpai pada pasien DM tipe 2 dimana diperkirakan prevalensinya mencapai 50-70% (Amiruddin, 2007). Penyakit degeneratif tersebut timbul karena berbagai faktor risiko seperti pola hidup, kebiasaan merokok, dislipidemia, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga (Amiruddin, 2007).

  Komplikasi DM dengan hipertensi ini mempunyai faktor risiko yang tinggi mengingat bahwa hipertensi merupakan awal proses terjadinya penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, stroke dan komplikasi DM meliputi komplikasi makrovaskuler dan komplikasi mikrovaskuler seperti nefropati, neuropati dan retinopati. Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada DM dan penyumbang 86% kematian pada penderita DM (Pacheco, Parrot and Raskin, 2002). Pada umumnya terapi pengobatan yang diterima pasien DM tipe 2 dengan hipertensi sangat kompleks, maka perlu penatalaksanaan terapi yang tepat terutama dalam penggunaan obat harus disesuaikan sehingga dapat mengendalikan risiko penyakit komplikasi lain yang menyertai.

  Evaluasi penggunaan obat merupakan proses jaminan mutu resmi dan terstruktur yang dilaksanakan terus-menerus, yang ditujukan untuk menjamin obat yang tepat, aman, dan efektif (BPOM, 2008). Menurut Cipolle dan Strand (2004) evaluasi ini meliputi ada indikasi penyakit yang tidak diberikan obat, ada indikasi tanpa obat, obat yang tidak efektif, dosis yang terlalu rendah, dosis yang terlalu tinggi, adverse drug reaction . Penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama seperti pada penderita DM tipe 2 dengan hipertensi dapat meningkatkan reaksi obat yang merugikan. Oleh karena itu penggunaan obat pada pasien dengan kondisi tersebut baik pasien rawat inap maupun rawat jalan perlu dipantau dan dievaluasi untuk menjamin penggunaan obat yang aman, tepat dan rasional sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler yang terjadi pada gejala lanjutan DM.

  Penelitian mengenai evaluasi peresepan pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi dilakukan pada pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kebumen karena dalam tahap pra survai terdapat prevalensi penyakit DM tipe 2 sebanyak 250 kasus per tahun.

  RSUD Kebumen merupakan satu-satunya rumah sakit rujukan bagi puskesmas

  1. Perumusan masalah

  a. bagaimana karakteristik pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah pada periode 2007-2009 meliputi kelompok usia dan kelompok jenis kelamin? b. bagaimana pola peresepan pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah periode 2007-2009?

  c. bagaimana kajian Drug Therapy Problems yang terjadi pada kasus DM tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah periode 2007-2009, yang meliputi :

  1) apakah ada indikasi penyakit tanpa obat? 2) apakah ada terapi obat tanpa indikasi? 3) adakah pemakaian obat yang tidak efektif? 4) apakah terjadi adverse drug reaction dan interaksi obat? 5) apakah dosis yang diterima pasien terlalu rendah? 6) apakah dosis yang diterima pasien terlalu tinggi?

  2. Keaslian penelitian

  Penelusuran yang dilakukan penulis terkait penelitian berjudul “ Evaluasi Peresepan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah Periode 2007-2009” belum pernah dilakukan. Berdasarkan penelusuran penulis, penelitian mengenai penyakit DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut : a. Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi

  Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Periode Mei 2008 – Mei 2009 oleh Aprilistyawati tahun 2010.

  Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah subjek penelitian,

  perbedaan drug

  lokasi dan tahun penelitian, penentuan jumlah sampel, related problems (DRPs) yang ditemukan.

  b. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Penderita Hipertensi Dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Ashari Pemalang Tahun 2008 oleh Renatasari tahun 2009. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah subjek penelitian, lokasi dan tahun penelitian.

  c. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 Komplikasi Hipertensi di Rumah Sakit Umum Dr.

  Sardjito Yogyakarta Periode 2007-2008 oleh Herlinawati tahun 2008. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah subjek penelitian, lokasi dan tahun penelitian, penentuan jumlah sampel,

  perbedaan drug related problems (DRPs) yang ditemukan.

  .

  d. Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Diabetes Mellitus Komplikasi Hipertensi Rawat Inap Periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta oleh Meirinawati tahun 2006. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah profil karakteristik yang diteliti pada penelitian ini tidak diamati karakteristik penyakit penyerta dan komplikasi penyerta pasien, subjek penelitian, lokasi dan tahun penelitian, acuan pustaka yang digunakan penulis menggunakan MIMS Indonesia edisi 9 tahun 2009/2010, Drug Information

  Handbook ( DIH) edisi 17, dan Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) 2008.

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kerasionalan peresepan melalui evaluasi DTPs yang dilakukan pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah pada periode 2007-2009.

  b. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan bahan masukan untuk mengembangkan konsep pelayanan farmasi klinik di RSUD

  Kebumen, Jawa Tengah dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan kerasionalan peresepan pada pasien DM tipe 2 di RSUD Kebumen, Jawa Tengah.

B. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum

  Untuk mengetahui kerasionalan peresepan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah periode 2007-2009.

  2. Tujuan khusus

  a. mengetahui karakteristik pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah periode 2007-2009 meliputi usia, jenis kelamin.

  b. mengetahui pola peresepan pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di instalasi rawat inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah periode 2007-2009.

  c. mengkaji Drug Therapy Problems yang terjadi pada kasus DM tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kebumen, Jawa Tengah periode 2007-2009, yang meliputi : 1) ada indikasi penyakit tanpa obat.

  2) adanya terapi obat tanpa indikasi. 3) pemakaian obat yang tidak efektif. 4) terjadi adverse drug reaction dan interaksi obat. 5) dosis yang diterima pasien terlalu rendah. 6) dosis yang diterima pasien terlalu tinggi.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus

1. Definisi

  Menurut American Diabetes Association / ADA (cit., DiPiro, 2008), DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

  2. Klasifikasi Tabel I. Klasifikasi Penyakit DM (Triplitt et al., 2005). Jenis DM Etiologi

  DM tipe 1 Diakibatkan karena defisiensi insulin secara absolut yang diakibatkan oleh rusaknya sel β pankreas dengan proses yang tidak diketahui yang berakibat sekresi insulin tidak memenuhi atau bahkan tidak sama sekali.

  DM tipe 2 Karena adanya resistensi insulin sehingga glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam jaringan akibatnya glukosa menumpuk dalam darah dan terjadi hiperglikemia. Memiliki karakteristik antara lain berkurangnya sekresi insulin, resistensi insulin dalam otot, hati dan adipose.

  DM gestasional Karena intoleransi glukosa pada masa kehamilan pada wanita hamil. Beberapa wanita akan kembali normal setelah melahirkan, tetapi 30-50% akan berkembang menjadi DM tipe 2 atau kemudian menjadi intoleransi glukosa. DM tipe lain Dapat terjadi oleh beberapa faktor yaitu karena konsumsi obat, adanya infeksi bakteri, penyakit eksokrin pankreas dan kelainan genetik yang berkaitan dengan diabetes lainnya.

B. Diabetes Mellitus Tipe 2

  1. Definisi

  Menurut ADA (cit., DiPiro, 2008), DM tipe 2 adalah DM yang tidak tergantung insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus), terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.

  2. Etiologi

  DM tipe 2 berhubungan dengan insulin, yaitu pada resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan dapat menghambat produksi glukosa oleh hati. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Ketidakmampuan reseptor dalam mengikat insulin, maka terjadi resistensi pada sel pada DM tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intra sel.

  Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan (DiPiro, 2008).

  Faktor genetik juga sangat berperan dalam DM tipe 2. Adanya ketidaknormalan postreseptor dapat mengganggu kerja insulin, yang dapat menyebabkan resistensi pada insulin pada sel β-pankreas (DiPiro, 2008).

  3. Epidemiologi Dari keseluruhan jumlah kasus DM terdapat 90% kasus DM tipe 2. sebesar 70%. Prevalensi penyakit DM tipe 2 semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pada umumnya, penyakit DM tipe 2 akan meningkat pada usia remaja disebabkan karena kesalahan gaya hidup. Penyakit yang bersifat menahun (kronis) dapat menyerang pria maupun wanita, namun kasus tersebut meningkat pada wanita (PERKENI, 2008).

  4. Patofisiologi Gambar 1. Patofisiologi DM tipe 2 (Patrick, 2010)

  Pada kondisi insulin normal dalam keadaan puasa, 75% dari total pembuangan glukosa tubuh terjadi di jaringan yang tidak tergantung insulin, sisanya 25% berlangsung di otot yang bergantung pada insulin. Dalam keadaan puasa, glukagon dihasilkan oleh sel pankreas untuk melawan insulin yang merangsang produksi glukosa hepatik. Glukagon berfungsi mencegah hipoglikemia. Dalam keadaan makan, karbohidrat yang tercerna dapat meningkatkan konsentrasi glukosa plasma yang merangsang pelepasan insulin dari sel β pankreas. Proses ini dapat mengakibatkan hiperinsulinemia melalui:

  1) Menekan produksi glukosa hepatik, 2) Menstimulasi pengambilan glukosa oleh mayoritas jaringan perifer

  (80% -85%) dari glukosa yang diambil oleh jaringan perifer dari dalam otot, dengan sejumlah kecil (4% -5%) terjadi metabolisme oleh sel adiposa. Jadi dalam keadaan makan, glukagon ditekan. Sel

  β pankreas yang berfungsi normal dapat menyesuaikan sekresi insulin untuk menjaga toleransi glukosa normal. Pada orang non-diabetik, insulin meningkat sebanding dengan tingkat keparahan resistensi insulin, dan toleransi glukosa tetap normal (DiPiro, 2008).

  Pada pasien DM tipe 2, penurunan sekresi insulin postprandial disebabkan oleh gangguan fungsi sel β pankreas dan rangsangan untuk menurunkan sekresi insulin dari hormon usus. Pasien DM tipe 2 juga mengalami hiperglikemia puasa (140-200 mg / dl, 7,8-11,1 mmol / L), karena produksi glukosa hepatik meningkat sebesar 0,5 mg / kg per menit.

  Akibatnya, orang DM berbobot 80 kg selama tidur malam terjadi penambahan 35 g glukosa ke sirkulasi sistemik. Peningkatan produksi glukosa hepatik puasa menyebabkan hiperglikemia puasa (DiPiro, 2008).

  Setelah proses menelan glukosa, insulin yang disekresi ke vena porta dibawa ke hati, dimana ia menekan sekresi glukagon dan mengurangi pengeluaran glukosa hepatik. Pada pasien DM tipe 2 gagal untuk menekan glukagon sebagai respons terhadap makanan bahkan memiliki kecenderungan peningkatan kenaikan glukagon. Sehingga resistensi insulin hepatik mengakibatkan hiperglukagonemia. Oleh karena itu, pasien DM tipe 2 memiliki dua sumber postprandial glukosa, satu dari makanan dan satu dari produksi glukosa dari hati (DiPiro, 2008).

  DM tipe 2 dicirikan dengan defisiensi sekresi insulin dan resistensi insulin pada otot, hati dan jaringan adipose. Resistensi insulin ini disebabkan oleh obesitas, sindrom metabolik, dan juga terjadi pada pasien DM tipe 2 yang berbadan kurus. Pada jaringan lemak di rongga abdominal, terjadi peningkatan lipolisis, yang berakibat pada peningkatan produksi asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini akan dilepaskan ke dalam sirkulasi portal menuju hepar, di mana hal ini akan menstimulasi produksi VLDL dan menurunkan sensitifitas insulin pada jaringan perifer. Selain itu, jaringan lemak dirongga abdominal ini juga akan memproduksi sitokin yang akan menyebabkan resisensi insulin. Sitokin ini akan dilepaskan ke dalam sirkulasi portal dan mengurangi sensitifas insulin pada jaringan perifer. Sel lemak juga memiliki kemampuan untuk memproduksi salah satu hormon yang dapat meningkatkan sensitifitas insulin. Hormon ini akan mengalami penurunan produksi seiring dengan pertambahan berat badan (DiPiro, 2008).

5. Diagnosis

  Penyakit DM tipe 2 dapat didiagnosis dengan mengetahui kadar gula setelah makan atau glukosa darah sewaktu (postprandial plasma glucose). Selain itu HbA C (Hemoglobin A

  C) digunakan untuk mengetahui kadar

  1

  

1

  glukosa darah, dimana dalam keadaan hipoglikemia dapat menyebabkan menurunnya kadar HbA

1 C (DiPiro, 2008). Hemoglobin A

  1 C adalah suatu

  produk non enzim yang dapat menggambarkan level glukosa dalam darah (Genauth, 2003).

  ADA dan American College of Endocrinologist (ACE) serta

  American Association of Clinical Endochrinologist (AACE) memiliki

  kriteria mengenai kadar gula darah puasa (preprandial plasma glucose) dan kadar gula darah 2 jam setelah makan atau glukosa darah sewaktu (postprandial plasma glucose) serta HbA

  1 C (Hemoglobin A

  1 C) untuk mendiagnosis penyakit DM tipe 2 (DiPiro, 2008).

  Tabel II. Kriteria Diabetes Mellitus Tipe 2 (DepKes, 2008) Bukan DM Belum Pasti DM DM

  Kadar glukosa darah Sewaktu

  • Plasma vena < 110 110 – 199 > 200
  • Darah kapiler < 90 90 – 199 > 200 Kadar glukosa darah Puasa - Plasma vena < 110 110 – 125 >
  • Darah kapiler < 90 90 --109 > 110

6. Gejala dan Tanda

  Manifestasi klinik diabetes dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defiensi insulin. Pada pasien penderita DM tipe 1 sering memperlihatkan timbulnya gejala-gejala yang eksplosif disertai polidipsia, poliuria, turunnya berat badan, polifagia, lemah dan somnolen (mengantuk) yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Untuk DM tipe 2 terdapat keluhan khas diabetes (poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya) disertai dengan satu nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu

  ≥ 200 mg/dl dan/atau glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl yang diperiksa pada hari yang sama atau pada hari yang berbeda). Sebagian besar diantara pasien- pasien ini gemuk, diduga bahwa pemasukkan karbohidrat yang tinggi, sel- sel adipose yang besar dan gangguan metabolisme glukosa intrasel merupakan penyebab penurunan kepekaan terhadap insulin (Soegondo, 2005).

C. Hipertensi

  1. Definisi

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Far

0 0 114

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PENGOBATAN PASIEN STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 125

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi

0 0 105

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 83

KAJIAN PROFIL PERESEPAN PASIEN ASMA BRONKIAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGLI-BALI TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 116

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 115

PERBEDAAN POLA PERESEPAN OBAT DIABETES MELLITUS PADA PASIEN GAKIN ANTARA SEMESTER I DAN SEMESTER II DI PUSKESMAS INDUK TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Stu

0 0 127

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 105

EVALUASI PERESEPAN ANTIMIKROBA GENERIK PADA PASIEN GERIATRI ISK DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

0 0 109