Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong Kabupaten Boyolali - Test Repository

  

MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MA AL-AZHAR KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SITI NURJANAH

  

NIM: 111-14-256

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  

MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MA AL-AZHAR KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SITI NURJANAH

  

NIM: 111-14-256

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  

MOTTO

اوُتوُأ َنيِذَّلا َنِم اًبِعَلَو اًوُزُه ْمُكَنيِد اوُذََّتَّا َنيِذَّلا اوُذِخَّتَ ت لا اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي ٧٥ َينِنِمْؤُم ْمُتْنُك ْنِإ َهَّللا اوُقَّ تاَو َءاَيِلْوَأ َراَّفُكْلاَو ْمُكِلْبَ ق ْنِم َباَتِكْلا

  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir

  (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang- orang yang beriman.” (Q.S. At-Taubah: 57) (Depag RI. 2005)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta kariniaNya skripsi ini dipersembahkan untuk:

  1. Ibu tercinta Mulyati, yang do‟anya selalu menyertai saya, senantiasa membimbing, menasehati, mendo‟akan dan mencurahkan segala kasih sayangnya.

  2. Keluarga besar saya, Mbahyi, Mbahko, bulek Siti Khoiriyah, Paklek Supriyo, serta saudara-saudara saya, dek Khotib, mbak Tini, mas Panut, dek Arif, dek Tatak, dek Arum, dek Ta‟ul, dan dek Keisya atas do‟a dukungannya sehingga skripsi ini dapat selesai.

  3. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. yang telah meluangkan waktu dan membimbing saya hingga skripsi ini selesai.

  4. Sahabat-sahasabatku kost ALFA-AFA, alpek, kembar, Atika, Ika, Mendes dan seluruh teman-teman seangkatan PAI 2014 yang selalu menyemangati dan mendo‟akan saya.

  5. Seseorang yang selalu ada dalam do‟a saya, yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

  6. Bapak C Kusnan S.Ag. sebagai kepala sekolah di MA AL AZHAR Andong Boyolali, serta guru dan siswa MA AL-AZHAR yang telah membantu melancarkan penelitian skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  dengan menyebut Nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji Syukur kehadirat Allah AWT. Yang telah memberikan hidayah dan karuniaNya, sehingga penulias dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

  “Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan Agama Islam Di MA AL-AZHAR Andong Kabupaten

Boyolali.”

  Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang selalu setia dan menjadikan suri tauladan dalam bentuk yang sebaik-baik pada kehidupan kita di zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang.

  Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang telah berkenan membantu dan memberikan dorongan baik baik moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati,M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Rovi‟in. M.Ag. selaku dosen Pembimbing Akademik.

  5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi.

6. Bapak C Kusnan, S.Ag. selaku kepala sekolah MA AL-AZHAR Andong Boyolali.

  7. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbakai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga saya dapat menyelesaikan jenjang pendidikan SI. Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuannya yang tela diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri. Demikian kritik dan saran selalu penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.

  Salatiga,10 Juli 2018

SITI NURJANAH 111-14-256

  

ABSTRAK

Nurjanah, Siti. 2018. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong

Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Ilmu

  Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M. Pd.

  

Kata Kunci : Model Kepemimpinan Kepala Sekolah, Mutu Pendidikan

Agama Islam.

  Madrasah Aliyah AL-AZHAR Andong kabupaten Boyolali merupakan salah satu Madrasah Aliyah yang cukup berhasil dalam membina para guru dan siswanya dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, dalam suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah memiliki peran yang sangat menentukan maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan, dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidikan agama Islam, kepala sekolah harus mengetahui segala perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam lembaganya. Kepala sekolah harus mampu menghasilkan peserta didik yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta beriman dan takwa kepada Allah SWT.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimanakah model kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di MA AL-AZHAR Andong kabupaten Boyolali? Apa faktor yang menunjang dan menghambat keberhasilan untuk meningkatkan mutu pendidikan agama islam di MA AL-AZHAR Andong kabupaten Boyolali? Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dilapangan kemudian disusun dengan memilih dan menyederhanakan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk ditarik kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Model kepemimpinan kepala sekolah di MA AL-AZHAR saat ini lebih cenderung lebih menggunakan model kepemimpinan demokratis, karena kepala sekolah bersedia membagi persolalan dengan bawahannya dan sebaliknya persoalan bawahan juga didengarkan serta memberi nasehat dan solusi, kepala sekolah juga memberikan kesempatan kepada bawahannya supaya lebih berkembang dan bertanggung jawab serta memberikan dukungan kepada guru, pegawai, serta siswa untuk berkembang. Sedangkan faktor penunjang keberhasilan mutu pendidikan agama Islam di MA AL-AZHAR Andong yaitu selain dari tenaga pendidik yang profesional, juga karena adanya partisipasi dari guru yang mengontrol jalannya kegiatan di luar jam pembelajaran serta kedisiplinan dalam berbagai kegiatan yang menjadikan terlaksananya semua kegiatan dengan maksimal, Serta faktor Penghambat dalam meningkatkan mutu pendidikan MA AL-AZHAR Andong adalah kurangnya pengetahuan siswa tentang agama serta kurangnya kepedulian peserta didik dengan kegiatan yang ada.

  DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...............................................................................

  I LEMBAR BERLOGO................................................................................ Ii JUDUL........................................................................................................ iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................... Iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... V PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. vi MOTTO...................................................................................................... vii PERSEMBAHAN...................................................................................... viii KATA PENGANTAR............................................................................... Ix ABSTRAK...….......................................................................................... xi DAFTAR ISI.............................................................................................. xii DAFTAR TABEL DAN BAGAN............................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvi

  BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Fokus Penelitian .............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6 E. Penegasan istilah ............................................................................. 7 F. Sistematika Penulisan...................................................................... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori................................................................................. 11

  1. Kepemimpinan Kepala Sekolah................................................. 11 a.

  Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah......................... 11 b. Model Kepemimpinan dalam Pendidikan............................ 14 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Kepala Sekolah.................................................................................

  19 2. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam............................. 27 a.

  Pengertian Mutu Pendidikan Agama Islam.......................... 27 b. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam....................... 29 3. Faktor Penunjang dan Penghambat Keberhasilan Mutu Pendidikan Agama Islam...........................................................

  34 a. Faktor Penunjang Peningkatan Mutu Pendidikan Islam di Sekolah.................................................................................

  34 b. Faktor Penghambat Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah.................................................................................

  35 B. Penelitian Terdahulu......................................................................... 38

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian................................................................................. 41 B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 41 C. Sumber Data.................................................................................... 42 D. Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 42 E. Analisis Data..................................................................................... 44 F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................ 46

  BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Latar Belakang Obyek Penelitian..................................................... 47 1. Sejarah Perkembangan MA AL-AZHAR Andong.................... 47 2. Keadaan Guru, Pegawai Kantor dan Siswa............................... 49 3. Sarana Prasarana......................................................................... 55 4. Prestasi Siswa MA AL-AZHAR Andong................................. 57 5. Visi dan Misi.............................................................................. 58 B. Analisis Data 1. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong, Kabupaten Boyolali....................................................................

  61 2. Faktor Penunjang dan Penghambat Keberhasilan dalam

  Meningkatan Mutu Pendidikan Adama Islam di MA AL- AZHAR Andong Kabupaten Boyolali.......................................

  66 BAB VPENUTUP A.

  Kesimpulan ..................................................................................... 68 B. Saran ................................................................................................ 70

  Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

  Daftar Bagan dan Tabel

Bagan 3.1 Model Teknik Analisis Data........................................................ 45Tabel 4.1 Daftar Nama-Nama Pendidik MA AL-AZHAR Andong............ 50Tabel 4.2 Daftar Nama-Nama Pegawai Kantor MA AL-AZHAR Andong. 53Tabel 4.3 Daftar Jumlah Siswa-siswi MA AL-AZHAR Andong................ 54Tabel 4.4 Daftar Jumlah Sarana Prasarana MA AL-AZHAR Andong........ 56Tabel 4.5 Struktur Organisasi MA AL-AZHAR Andong............................ 59

  Daftar Lampiran 1.

  Daftar Riwayat Hidup Penulis 2. Surat Ijin Penelitian 3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 4. Surat Pengajuan Dosen Pembimbing 5. Lembar Konsultasi 6. Laporan SKK 7. Pedoman Wawancara 8. TranskipWawancara 9. RPP 10.

  Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya dari pemerintah dalam

  membangun bangsa yang berkualitas. Dengan adanya pendidikan dapat membentuk watak, sikap, maupun pengetahuan siswa. Pendidikan akan semakin berkembang pesat apabila orang-orang disekitar kita peduli dengan pendidikan, terutama orang tua dan keluarga dalam mendidik anaknya itu sangatlah berpengaruh dan masyarakat sebagai motivasi untuk cita-cita dalam mewujudkan perubahan terhadap kemajuan zaman yang semakin modern, terutama peran tenaga pendidik yang selalu sabar dan ikhlas dalam membimbing peserta didiknya untuk memperoleh pendidikan.

  Salah satu keberhasilan dalam pendidikan pasti adanya campur tangan dengan para tenaga pendidik contohnya dilembaga pendidikan sekolah merupakan sarana yang penting untuk menunjang proses belajar mengajar bagi peserta didik untuk mendapat pendidikan.

  Sulistiyorini (2009: 167) dalam bukunya menyebutkan bagaimanapun, kepala sekolah merupakan unsur vital bagi efektivitas lembaga pendidikan. Tidak akan pernah kita jumpai sekolah yang baik dengan kepala sekolah yang buruk atau sekolah yang buruk dengan kepala sekolah yang baik. Kepala sekolah yang baik akan bersikap dinamis untuk menyiapkan berbagai macam rogram pendidikan. Bahkan, tinggi rendahnya mutu suatu sekolah akan dibedakan oleh kepemimpinan di sekolah.

  Upaya sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan pasti ada peran kepala sekolah demi mewujudkan pendidikan. Menurut Mulyasa (2010: 4) menyebutkan bahwa secara khusus kepemimpinan di sekolah mempunyai penekanan pada pentingnya posisi kepemimpinan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas sekolah. Kepemimpinan berlangsung interaksi individu atau kelompok (siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, masyarakat dan karyawan). Muara besar dari interaksi tersebut adalah terbentuknya budaya organisasi sekolah yang kuat sehingga pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efesien.

  Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidikan agama Islam, kepala sekolah harus mengetahui segala perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam lembaganya. Adanya tenaga mengajar yang profesional dan tidak profesional dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan akan mempengaruhi proses belajar mengajar, karena mereka harus mampu mewujudkan tujuan pendidikan dan juga menghasilkan peserta didik yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

  Mulyasa (2005: 85) juga menyebutkan dalam bukunya, adapun kriteria mutu pendidikan yang baik bagi sekolahan diharapkan memiliki beberapa indikator yang menunjukkan bahwa sekolahan tersebut sudah bisa dibilang bermutu. Indikatornya adalah lingkungan sekolah yang aman dan tertib, seolah yang memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai, sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, adanya pengembangan staff sekolah yang terus menerus sesuai dengan tuntutan iptek dan adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administratif serta memanfaatkan hasilnya untuk penyempurnaan atau perbaikan mutu pendidikan.

  Sesuai dengan pembahasan diatas, mengenai pentingnya meningkatkan mutu pedidikan di sekolah, maka yang mempunyai peranan penting adalah kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam di sekolah, dan mengingat titik berat pendidikan untuk masa yang akan datang adalah meningkatkan mutu dan perluasan kesempatan belajar, maka proses kegiatan belajar dan mengajar perlu mendapat perhatian yang serius, untuk itu dalam membina profesionalisme guru, terutama keilmuan dan kedisplinan, maka yang dibutuhkan peran kepala sekolah.

  Adapun hal-hal yang mendorong peneliti mengangkat penelitian tentang model kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama islam di MA AL-AZHAR andong kabupaten boyolali, karena menurut pengetahuan penulis dari observasi awal yang dilakukan, Madrasah Aliyah AL-AZHAR andong terlihat cukup berhasil membina para guru dan siswanya dalam proses pembelajaran disekolah serta prestasi akademiknya yang terus meningkat, indikasi yang cukup baik yang menunjukkan hal tesebut dapat penulis ketahui salah satunya yaitu dari para siswa-siswinya memperoleh nilai UAMBN (ujian akhir madrasah berstandar nasional) cukup baik. Begitu juga di MA AL-AZHAR andong untuk mengembangkan minat dan bakat siswa-siswi upaya kepala sekolah banyak menambahkan beberapa kegiatan ekstrakurikuler dari bidang keagamaan maupun di luar keagamaan. Contohnya dari segi keagamaan seperti diadakannya kajian putri setiap hari jum‟at bagi perempuan. Kajian putri yaitu dimana semua siswi dan guru yang tidak menjalankan ibadah sholat jum‟at berkumpul dalam satu gedung yang sama. Kegiatan yang dilakukan dalam kajian putri yaitu seperti kajian islami yang mana tersusun runtutan acara seperti MC, qiro‟ah, sholawat, inti (pengisi kajian), dan do‟a. Yang dibawakan secara bergilir disetiap kelas setiap minggunya.

  Dengan adanya kajian putri di sekolah banyak memberikan manfaat bagi siswinya baik di sekolah maupun di masyarakat. Contohnya seperti melatih keampuan siswa untuk berbicara di depan umum, melatih siswa bagaimana bekerjasama dalam kelompok, menambah wawasan siswa lain dengan adanya pengisi kajian, dan masih banyak lainnya. Untuk kegiatan lain yaitu diadakannya DAKLING (dakwah keliling) yang di laksanakan setiap bulan ramadhan bagi siswa laki-laki. Adapun kegiatan yang dilakukan ketika dakling yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih mental siswa dengan berbicara didepan umum yang langsung diterjunkan kedalam masyarakat dengan adanya ijin dari pihak takmir masjid dan warga setempat.

  Banyak juga kegiatan yang dilakukan oleh sekolahan di luar keagamaan, seperti, kepramukaan yang meraih banyak prestasi, dan juga menjahit yang dapat disalurkan di berbagai konfeksi, dan beberapa cabang olahraga lainnya serta beberapa ekstrakulikuler lainnya di luar bidang keagamaan

  Terkait dengan gambaran tentang prestasi mutu di MA AL- AZHAR andong kabupaten boyolali ini peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang

  “Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL- AZHAR Andong Kabupaten Boyolali”.

B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimanakah model kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong, kabupaten Boyolali? 2. Apa faktor yang menunjang dan menghambat keberhasilan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR

  Andong, kabupaten Boyolali? C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan latarbelakang masalah dan rumusan tersebut di atas maka pembahasan ini bertujuan untuk:

  1. Untuk mengetahui model kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL- AZHAR Andong, kabupaten Boyolali.

  2. Untuk mengetahui faktor yang menunjang dan menghambat dan keberhasilan untuk meningaktkan mutu Pendidikan Agama Islam di MA AL-AZHAR Andong, kabupaten Boyolali.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai smbangan pikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam aspek program kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama islam di sekolah.

2. Secara Praktis a.

  Bagi sekolah Diharapkan dapat menjadi maksukkan bagi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dalam menentukan kebijakan-kebijakan guna meningkatkan mutu pendidikan agama islam di MA AL- AZHAR andong, boyolali.

  b.

  Bagi peneliti Sebagai media pembelajaran yang sangat berharga dalam rangka memperoleh pengalaman dan penerapan ilmu pengetahuan yang peneliti peroleh.

  c.

  Bagi Umum Untuk menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan pembaca dalam memahami judul skripsi ini peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

  Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengarui orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi (Sulistiyorini,2009: 168-169). Kepemimpinan pendidikan juga berarti sebagai bentuk kemampuan dalam proses mempengaruhi, menggerakkan, memotivasi, mengkoordinir orang lain yang ada hubungannya dengan ilmu penidikan dan pengajaran agar supaya kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan penidikan dan pengajaran (Wahjosumijo, 2002: 33).

  Sedangkan kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi disekolah. Pola kepemimpinan sangat berpengaruh, bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Pada saat menjadi guru, tugas pokoknya adalah mengajar dan membimbing siswa untuk mempelajari mata pelajaran tertentu. Adapun kepala sekolah tugas pokoknya adalah “memimpin” dan “mengelola” guru beserta stafnya untuk bekerja sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah (Deni dan Halimah, 2008: 67).

  Dengan demikian kepala sekolah adalah kemampuan seseorang dalam mempimpin dan mengambil keputusan, mempengaruhi, memotivasi, membimbing, memerintah, mengawasi, melarang, menghukum, dan bekerja sama serta membina bawahannya untuk bekerja dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Mutu Pendidikan agama Islam

  Mulyasa, dalam Umiarso & Imam Gojali (2010: 27) mengemukakan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan dibidang pendidikan nasional dan merupakan

  bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama an meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membigungkan dan sulit untuk diukur. Mutu dalam pandangan seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain, sehingga tidak aneh jika ada dua pakar yang tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang bagaimana cara menciptakan institusi yang baik (sallis, 2006: 29).

  Sedangkan pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Ialam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Zakiah Darajat, 2011: 86).

  Jadi mutu peniikan agama Islam adalah kemampuan lembaga penidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin agar memmpunyai lulusan menjadi muslim yang berkualitas.

F. Sistematika Penulisan

  Pembahasan skripsi ini diuraikan dalam bentuk bab-bab yang berdiri sendiri-sendiri namun saking berhubungan antara satu bab dengan yang lainnya karena keseluruhan bab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dari masing-masing bab tersebut terdiri dari masing-masing sub bab yang saling behubungan. Dengan diharapkan terbentuk sistem penulisan dan pembahasan yang sistematis.

  BAB I : PENDAHULUAN Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Peneltian, Penegasan Istilah, Sistematika Penulisan Skripsi.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang landasan teori dan kajian penelitian terdahulu yang menjelaskan tentang model kepemimpinan kepala sekolah dan mutu pendidikan Agama Islam.

  BAB III : METODE PENELITIAN Berisi tentang, jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data analisis data, dan mengecekan keabsahan data.

  BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA Berisi tentang paparan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasi analisis data.

  BAB V : PENUTUP Menjelaskan tetntang kesimpulan hasil penelitian, saran- saran dalam penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Sutrisno sebagaimana yang dikutip Mulyasa

  (2002: 107) pengertian kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok alam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Pendapat ini didukung oleh Robbins (2001: 39) bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.

  Sulistiyorini (2009: 168-169) menyebutkan dalam bukunya bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara soepardi (1998) mendifinisikan kepemimpinan sebagai “kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, megajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminitrasi secara efektif dan efesien”.

  Abdul Munir (2008: 32) juga mengemukakan dalam bukunya bahwa Kim dan Maubourgne mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu kemampuan untuk menginspirasi kepercayaan dan dukungan kepada orang-orang yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan dari lembaga.

  Menurut Sudarwan Danim (2010: 145) mendefinisikan kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan menjadi kepala sekolah. sedangkan menurut Daryanto (2011: 136) kepala sekolah ialah pemimpin yang proses kehadirannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah.

  Menurut Abdur Rouf (2016: 67) pemimpin haruslah memiliki semangat, daya dorong, atau energi besar untuk mencapai visinya. Spirit seorang pemimpin dapat digambarkan sebagai nyala api, yang dapat dibagikan kepada pengikutnya tanpa mengurangi energi di dalam diri sang pemimpin

  Adapun istilah kepala sekolah berasal dari dua kata kepala dan sekolah. Kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin.

  Sedangkan sekolah diarikan sebuah lembaga yang didalamnya terdapat aktivitas belajar mengajar. Sekolah juga merupakan lingkungan hidup sesudah rumah, di mana anak tinggal beberapa jam, tempat tinggal anak yang pada umumnya pada masa perkembangan, dan lembaga pendidikan dan tempat yang berfungsi mempersiapkan anak untuk menghadapi hidup (Vaitzal, 2004: 253).

  Deni dan Halimah (2008: 67) juga menyebutkan dalam bukunya bahwa kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi disekolah. Pola kepemimpinan sangat berpengaruh, bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Pada saat menjadi guru, tugas pokoknya adalah mengajar dan membimbing siswa untuk mempelajari mata pelajaran tertentu.

  Beberapa pendapat tersebut, secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah jabatan fungsional yang yang diberikan oleh lembaga yang menaungi sekolah, bisa yayasan, kementrian pendidikan nasional, kementrian agama, atau lainnya, baik melalui mekanisme pemilihan, penunjukkan, maupun yang lainnya kepada seseorang. Penetapan kepala sekolah oleh lembaga-lembaga ini tentu dengan pertimbangan matang, khususnya berkaitan dengan kualifikasi yang dibutuhkan agar mampu menjalakan tugas dan tanggung jawab besarnya dalam memimpin sekolah ( Jamal Makmur Asmani: 2012: 18).

  Menurut Made Pidarta yang dikutip oleh mulyasa (2002: 126) ada tiga macam ketrampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untui mensukseskan kepemimpinannya. Ketiga ketrampilan tersebut adalah ketrampilan konseptual, yaitu ketrampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi, ketrampilan manusiawi, yaitu ketrampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin, ketrampilan teknik yaitu ketrampilan alam menggunakan pengetahuan, metoe, teknik serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.

  Dengan demikian kepala sekolah adalah kemampuan seseorang dalam mempimpin dan mengambil keputusan, mempengaruhi, memotivasi, membimbing, memerintah, mengawasi, melarang, menghukum, dan bekerja sama serta membina bawahannya untuk bekerja dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Model Kepemimpinan dalam pendidikan

  Tipe-tipe atau model kepemimpinan yang akan diuraikan dibawah ini adalah tipe-tipe yang berkaitan dengan sifat dan watak pribadi seorang pemimpin. Di dalam praktik ternyata tipe-tipe itu bervariasi adanyan. Tergantung pada situasi kematangan bawahan (terpimpin) yang akan dibinanya. Karena kepemimpinan sangat berpengaruh sekali pada mutu pendidikan, menurut beberapa ahli model atau tipe kepemimpinan dibagi menjadi beberapa macam: 1)

  Kepemimpinan otokratik Kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau kelompok kecil yang di antara mereka tetap ada seseorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertinak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keutusan, perintah dan bahkan kehendak pemimpin. Pemimpin ini memanang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Perintah pemimpin tidak boleh di bantah, karena i pandang sebagai satu-satunya yang paling benar (Kartono, 2003: 80).

  2) Kepemiminan Pseudo-demokratis

  Seorang pemimpin yang bersifat Pseudo-demokratis sering memakai “topeng”. Ia pura-pura memperlihatkan sifat demokratis dalam kepemimpinan. Ia memberi hak dan kuasa kepada guru-guru untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Ia mengatur siasat agar kemauannya terwujud kelak.

  Ia ingin memberi kesan, bahwa ia sungguh-sungguh memperhatikan pendapat dan saran itu, tetapi sebenarnya dia licik sekali dan bermanipulasi sedemikian rupa sehingga pendapatnyalah yang harus disetujui dan diterima rapat. Jika ada guru-guru, yang tidak dapat menyetujui pendapat, mereka tidak berani bereaksi dan menentangnya. Sebagai akibatnya, setiap tahun ada guru yang meminta pindah kesekolah lain.

  Demikianlah sifat seorang pemimpin yang “Pseudo- demokratis” (pseudo berarti palsu). Ia sebenarnya bersifat otokratis, tetapi dalam kepemimpinannya ia memberi kesan demokratis.

  3) Kepemimpinan Laissez-Faire

  Pemimpin ini perpandangan bahwa umumya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. 4)

  Kepemimpinan Demokratis Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demoktratis, dan bukan karena dipilihnya sipemimpin secara demokratis. Tipe kepemimpinan dimana pemimpin bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat dan nasehat dari staf dan bawahan melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan- kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan tanggung jawab. Pembagian tugas disertai perlimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap anggota berpartisipasi secara aktif (Sutikno 2014: 35).

  5) Kepemimpinan Karismatik

  Dalam kepemimpinan karismatik memiliki energi, daya tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia memiliki pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal- pengawal yang bisa dipercaya.

  Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar sebab- sebabnya mengapa seseorang itu memiliki karisma besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib dan kemampuan- kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.

  Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan pengaruh daya tarik yang teramat besar.

  6) Kepemimpinan Peternalistis

  Tipe kepimpinan Peternalistis yaitu tipe kepimpinan kebapakan dengan memiliki sifat menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak-anak sendiri yang erlu dikembangkan, bersikap terlalu melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuuk mengambil keputusan sendiri, hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.

  7) Kepemimpinan Militeristis

  Tipe ini bersifat kemiliteran, namun hanya gaya iuran saja yang mencontoh militeran. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan kepemimpinan otoriter. Sifat-sifat pemimpin mileteristis antara lain ialah: a) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, terhadap bawahannya sangat keras, otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana.

  b) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.

  c) Sangat menyayangi formlitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran berlebihan.

  d) Tidak mengehendaki saran, usulan, sugesti, dan kritikan- kritikan dari bawahnya.

  e) Komunikasi yang berlangsung satu arah. 8)

  Kepemimpinan Populistis Kepemimpinan populis berpegang teguh pada niai-nilai masyarakat yang tradisional, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembai sikap nasionalisme.

  9) Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

  Kepemimpinan tipe administratif ialah tipe kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efsien dalam pemerintahan.

  10) Kepemimpinan Task Oriented

  Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task

  oriented) adalah gaya kepemimpinan yang lebih menaruh

  perhatian pada struktur tugas, penyusunan rencana kerja, penetapan pola organisasi, metode kerja dan prosedur mencapai tujuan. 11)

  Kepemimpinan People Oriented Kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian pada sejawatan, kepercayaan, penghargaan, kehangatan, dan hubungan antara pemimpin dan anggota (Sulistiyorini, 2009: 192).

  c.

  

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi kepemimpinan Kepala

Sekolah

  Sebagai orang yang diberi kepercayaan lembaga untuk memimpin sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan yang tidak dapat dilepaskan dari beberapa aspek yaitu kualitas dan perilaku kepala sekolah, serta syarat menjadi pemimpin sekolah itu sendiri. Melihat dari beratnya tanggung jawab kepala sekolah, banyak syarat yang diajukan para pakar jika seseorang ingin menjadi kepala sekolah.

  Menurut Khusnudlo (2000: 3) kualitas dan perilaku kepala sekolah mencakup hal-hal berikut: 1)

  Visi yang kuat tentang masa depan sekolah, dan dorongan terhadap semua staf untuk berkarya menuju berwujudan visi tersebut.

2) Harapan yang tinggi terhadap perestasi murid dan kinerja staf.

  3) Pengamatan terhadap guru di kelas dan pemberian balikan positif dan konstruktif dalam rangka pemecahan masalah dan peningkatan pembelajaran.

  4) Dorongan untuk memanfaatkan waktu pembelajaran secara efesien dan merancang prosedur untuk mengurangi kekacauan.

  5) Memanfaatkan sumber-sumber material dan personil secara kreatif.

  6) Pemantauan terhadap prestasi murid secara individual dan kolektif dan memanfaatkan informasi untuk membimbing perencanaan instruksional.

  Anehnya, kebanyakan guru, orang tua, dan ihak-pihak terkait lain tidak menyadari peranan sangat penting yang harus dimainkan oleh kepala sekolah tersebut dalam rangka menciptakan sekolah yang efektif, sekolah dimana setiap orang peduli dengan belajar dan prestasi, harapan tinggi, dan peningkatan pendidikan setiap hari. Lebih-lebih pada saat pemerintahan orde baru berkuasa, kebijakan sentralisasi semakin melegitimasi para kepala sekolah sebagai sosok yang kebal kritik, sehingga menutup kreativitas, produktivitas, dan inovasi pendidikan di sekolah. Sampai saat inipun, budaya konservatif ini tidak dijamin hilang deri lingkungan pendidikan islam, jika tidak ada upaya dari para sarjana tarbiyah.

  Sedangkan menurut Sulistiyorini (2009: 171) dalam bukunya mengemukakan tentang peran dan tanggung jawab kepala sekolah sebagaimana menyebutkan dalam bukunya bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai tugas dalam menjalakan fungsi-sungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengawasan dan evaluasi (Robins, 1984: Wagner dan Hollenbeck, 1992). Perencanaan fungsi-fungsi pokok manajemen tersebut memerlukan adanya komunikasi dan kerjasama yang efektif antara kepala sekola dan seluruh stafnya. Dengan demikian kepala sekolah mempunyai peran yng sangat penting dan menjadi kunci atas keberhasilan sekolah yang dipimpinnya. Oleh karna itu seorang kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang mempunyai kemampuan manajerial yang handal dan visioner, yaitu yang mampu mengelola sekolah dengan baik dan mempunyai gambaran mental tentang masa depan yang diacu bagi sekolah dan pimpinannya.

  Adapun Blumerg (1980) menekankan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah berkaitan erat dengan kompetensi manajerial dan kepemimpinan pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut maka bisa diambil suatu kesmpulan bahwa peran dan tanggung jawab kepala sekolah pada hakekatnya erat dengan administrasi atau manajemen pendidikan, kepemimpinan pendidikan, dan supervisi pendidikan.

  Knootz menyebutkan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu: 1)

  Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing. 2)

  Memberikan bimbingan dan pengarahan pada guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.

  Menurut Stoner dala m bukunya “management”, ada delapan fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi yaitu bahwa para manajer: 1) Bekerja dengan atau melalui orang lain. 2) Bertanggung jawab dan bisa mempertanggung jawabkan. 3)

  Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan.

  4) Berfikir secara leaistik dan konseptual. 5) Adalah juru penengah. 6) Adalah seorang politisi. 7) Adalah seorang diplomat. 8) Mengambil keputusan yang sulit.

  Kedelapan fungsi manajer yang di kemukakan oleh Stoner tersebut tentu saja berlaku bagi setiap manajer dan organisasi apapun, termasuk kepala sekolah. Sehingga kepala sekolah yang berperan mengelola kegiatan sekolah harus mampu mewujudkan kedelapan fungsi dalam perilaku sehari-hari walaupun pada pelaksanaannya sangat dipegaruhi oleh faktor-faktor sumber daya manusia, seperti para guru, staf, siswa, dan orangtua siswa, dana, sarana sera suasana dan faktor lingkungan dimana sekolah itu berada.

  Selanjutnya B. Suryabroto (2004:188) menjelaskan implikasi tugas supervisor tersebut beberapa hal yang per dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin adalah: 1)

  Mengetahui keadaan/kondisi guru dalam latar belakang kehidupan lingkungan dan sosial ekonominya, hal ini penting untuk tindakan kepemimpinannya. 2) Merangsang semangat kerja guru dengan berbagai cara. 3)

  Mengusahakan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan guru.

4) Meningkatkan partisipasi guru dalam kehidupan sekolah.

  5) Membina rasa kekeluargaan dilingkungan sekolah antar kepala sekolah, guru, dan pegawai.

  6) Mempercepat hubungan sekolah dengan masyarakat khususnya orang tua murud.

  Daryanto (2011: 136) mengajukan tiga syarat menjadi kepala sekolah: 1)

  Akseptabilitas. Yaitu dukungan yang riil dari komunitas yang dipimpinnya. Artinya, keberadaanya diterima dan didukung secara bulat. Yakni kelayakan seorang pemimpin untuk diakui dan diterima keberadaanya oleh mereka yang dipimpin.

  2) Kapabilitas. Kapabiltas menyangkut aspek kompetensi

  (kemampuan) untuk mmenjalankan kepemimpinan. Kepala sekola harus mampu mengelola sumber daya dari orang-orang yang dipimpinnya agar tidak menimbulkan konflik. 3)

  Integritas. Yakni komitmen moral dan rinsip berpegang teguh pada aturan main yang telah di sepakati sesuai peraturan dan norma yang semestinya berlaku. Integritas juga menyangkut konsistensi dalam memegang teguh aturan main atau norma- norma yang berlaku di dalam dunia pendidikan.

  Model kepemimpinan diatas adalah gambaran dari model kepemimpinan yang selama ini banyak orang ketahui. Berbeda lagi dengan model kepemimpinan yang muncul dengan perubahan perkembangan teknologi dan juga inovasi digital yang bergerak semakitn pesat, maka muncullah model kepemimpinan dengan istilah kepemimpinan Visioner sebagaimana yang dituliskan oleh Mulyono(2009: 122-123) kepala sekolah visioner adalah kepala sekolah yang mempunyai jangkauan masa depan yang jauh, penuh ide, gagasan dan pemikiran besar untuk mengembangkan kualitas pendidikan.

  Barbara Brown, seperti yang dikutip mulyono (2009: 122- 123) mengajukan 10 kompetensi pemimpin Visioner, yaitu: 1)

  Visualizing Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan kapan hal itu dicapai.

  2) Futuristic thinking

  Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan dimana posisi bisnis saat ini, tetapi lebih memikirkan dimana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. 3)

Dokumen yang terkait

Email : Jiddymasyfuymail.com Abstrak - View of Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu Pendidik Pendidikan Agama Islam

0 0 20

Perbaikan Iklim Kelas/Sekolah untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 12

Model Pendidikan Akhlak Tasawuf di Pondok Pesantren Darussalam Bandung Wonosegoro Boyolali Tahun 2015. - Test Repository

0 0 140

Pendidikan Agama Islam Pada Remaja Putus Sekolah di Dusun Ampelgading Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang - Test Repository

0 0 113

Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural di SMK N 3 Salatiga Tahun 2016 - Test Repository

0 0 130

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Autis di Sekolah Dasar Luar Biasa Talenta Kids Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. - Test Repository

0 0 129

Judul : Pengaruh Supervisi Manajerial Dan Intensitas Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Di Sub Rayon 07 Karanganyar Kabupaten Kebumen - Test Repository

0 0 168

Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Agama Islam di MTs Sudirman Jambu Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

0 0 120

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Pembentukan Karakter Anak Tunagrahita di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) Wantuwirawan Salatiga 2016/2017 - Test Repository

0 1 129

Pengaruh Kepemimpinan Direktif dan Reinforcement Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru PAI SMP di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo Tahun 2017 - Test Repository

0 0 107