PERKAWINAN ADAT JAWA DALAM PEMIKIRAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus Di Desa Ngrombo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen) SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

PERKAWINAN ADAT JAWA

DALAM PEMIKIRAN HUKUM ISLAM

(Studi Kasus Di Desa Ngrombo Kecamatan Plupuh

Kabupaten Sragen)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

SITI MUKAROMAH

NIM: 211-12-018

  

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

dengan bersyukur semua menjadi indah

  PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Bapak dan ibuku tercinta, Bapak Samudi dan Ibu Suliyem yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya, do‟anya, serta segala dukungannya dalam setiap langkah-langkahku.

  2. Kakak serta adik-adikku tersayang mbak Nur Sholikah, mas Badi Anur Achsan, dek Puji Mulyo Nugroho, dek Puji Agung Rahmawati, yang memberi dukungan & doanya tak pernah surut mengiringi perjuanganku.

  3. Dosen pembimbing skripsiku ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag yang tak pernah lelah membimbingku untuk menyelesaikan skripsiku ini.

  4. Segenap dosen Fakultas Syari‟ah yang telah membagikan ilmunya kepadaku dan teman-teman seperjuanganku angkatan 2012, khususnya jurusan Ahwal al Syakhshiyyah.

  5. Seseorang yang tak pernah bosan memberiku semangat di setiap harinya.

  6. Keluarga besar Santri putra putri PP. Edi Mancoro & keluarga besar HMI kota Salatiga yang tak pernah lelah menyemangati serta memberi warna dalam hidupku.

  7. Teman-teman seperjuangan mb Suci, mb Jamil, mb ayu peraih beasiswa BIDIKMISI YA BISMILLAH IAIN Salatiga

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim Alhamdulillahirabbil‟alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

  SWT, yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PERKAWINAN ADAT

  JAWA DALAM PEMIKIRAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus Di Desa Ngrombo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)”.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

  1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Ketua Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah Sukron Makmun, M.Si.

  3. Pembimbimbing skripsi, Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. yang dengan ikhlas membimbing, mengarahkan, serta mencurahkan waktu dan tenaganya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  4. Bapak serta Ibu dosen serta karyawan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang telah membagi ilmu-ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan jenjang pendidikan S1. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya, serta pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga, 22 September 2016 Penulis

  

ABSTRAK

  Mukaromah, Siti. 2016. PERKAWINAN ADAT JAWA DALAM PEMIKIRAN

  HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen) . Skripsi Fakultas Syariah. Jurusan Ahwal Al

  Syakhshiyyah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  Kata Kunci: Perkawinan Adat Jawa, Pemikiran, Hukum Islam.

  Penelitian yang penulis lakukan untuk mengungkap adat dan tradisi masyarakat Jawa di dalam ritual perkawinan. Di mana adat dan tradisi dalam ritual perkawinan masarakat Jawa menganut kepada adat dan tradisi zaman dahulu yang telah dilakukan oleh nenek moyang suku Jawa. Dalam prosesi hajatan dalam perkawinan terdapat runtutan yang harus dilakukan oleh kedua mempelai maupun kedua orang tau calon mempelai. Mereka percaya apabila melewatkan salah satu prosesi, maka akan terjadi sesuatu yang mengancam kehidupan berumah tangga kedua mempelai. Melihat hal itu, maka penulis melakukan penelitian dengan tiga fokus pokok pembahasan yaitu: pertama, Bagaimana prosesi perkawinan adat yang dilakukan oleh masyarakat desa Ngrombo kecamatan Plupuh kabupaten Sragen? Kedua, Alasan-alasan perkawinan adat masih dipegang teguh oleh masyarakat desa Ngrombo kecamatan Plupuh kabupaten Sragen dan bagaimana implikasinya terhadap masyarakat? Ketiga, Bagaimana perkawinan adat di desa Ngrombo kecamatan Plupuh kabupaten Sragen dalam pemikiran hukum Islam?

  Dengan penelitian kualitatif dan metode deskriftif analisis yang penulis lakukan berusaha untuk mengungkap dan menjawab pokok-pokok permasalahan di atas. Menggunakan metode penelitian tersebut penulis melakukan observasi dan wawancara di lapangan guna mengetahui secara langsung bagaimana praktik yang dilakukan oleh masyarakat di desa Ngrombo kecamatan Plupuh kabupaten Sragen dalam prosesi upacara adat yang hingga saat ini.

  Dari penelitian bahwa prosesi perkawinan adat yang dilakukan oleh masyarakat desa Ngrombo terbagi menjadi dua sesi, yang pertama yaitu prosesi sebelum pelaksanaan upacara perkawinan yang terdiri dari upacara langkahan,

  

dodol dawet, nebus kembar mayang, slametan midodareni , dan nyantri. Kedua

  prosesi pelaksanaan upacara perkawinan, yaitu terdiri upacara ngerik dan ngrias, ijab qabul, adang-adangan, sindhur binayang, kacar-kucur, dhahar kembul,

  

bupak kawah, sungkeman , acara resepsi dan hiburan, dan pengajian temanten.

  Alasan perkawinan adat Jawa masih dipegang teguh dan implikasinya pada masyarakat adalah bahwa dengan melaksanakan upacara perkawinan adat berarti telah menghormati nenek moyang karena hal itu adalah warisan dari nenek moyang, menjaga dan melestarikan budaya para leluhur, untuk meminta keselamatan kepada roh penjaga desa dan leluhur, para pelaku merasa tentram dan tidak was-was, melakukan sesuatu yang sudah umum di masyarakat. Prosesi perkawinan adat dalam pemikiran hukum Islam hukumnya mubah selama tidak bertentangan dengan nash.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL................................................................................................i HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN.......................................................iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................iv HALAMAN MOTTO..............................................................................................v HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................vi KATA PENGANTAR...........................................................................................vii ABSTRAK .............................................................................................................ix DAFTAR ISI............................................................................................................x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1 B. Rumusan Masalah.....................................................................................4 C. Tujuan Penelitian......................................................................................4 D. Kegunaan Penelitian ................................................................................5 E. Metode Penelitian.....................................................................................6 F. Tahab-tahab Penelitian.............................................................................8 G. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................9 H. Penegasan Istilah....................................................................................11 I. Tinjauan Pustaka.....................................................................................12 J. Sistematika Penulisan.............................................................................15 BAB II PERKAWINAN ADAT JAWA DALAM PEMIKIRAN ULAMA A. Pengertian Dan Dasar Hukum Perkawinan.....................................17 B. Tinjauan Umum Tentang Adat Perkawinan Dalam Ushul Fiqih ...39

  BAB III DESA NGROMBO KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN DAN KEYAKINAN TERHADAP ADAT JAWA A. Gambaran Umum dan Kondisi Sosial Kultural Desa Ngrombo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen ...........................................45 B. Keyakinan Masyarakat Desa Ngrombo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Terhadap Adat Jawa .........................................50 C. Ragam Adat Istiadat yang Hidup di Masyarakat Desa Ngrombo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen............................................53 BAB IV PERKAWINAN ADAT JAWA DALAM PEMIKIRAN HUKUM ISLAM A. Prosesi Perkawinan Adat Desa Ngrombo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen ...........................................................................58 B. Alasan-alasan Perkawinan Adat Masih di Pegang Teguh Oleh Masyarakat Dan Implikasinya Terhadap Masyarakat Desa Ngrombo..........................................................................................87 C. Pandangan Ulama Terhadap Perkawinan Adat Desa Ngrombo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen............................................91 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................97 B. Saran................................................................................................99 C. Penutup ...........................................................................................99 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................100 LAMPIRAN.........................................................................................................103

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, yang artinya bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri dan membutukan manusia lain untuk bersosialisasi. Contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan sebuah

  pernikahan atau perkawinan. Sejak lahir manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk hidup bersama dengan orang lain mengakibatkan hasrat yang kuat untuk hidup teratur (Soekanto, 1982: 9). Allah SWT menciptakan sejumlah insting dan dorongan nafsu yang mengiringi manusia kepada berbagai hal yang menjamin ksistensinyasebagai individu, juga sebagai spesies. Salah satunya adalah insting seksual, yang berfungsi untuk mempertahankan spesies manusia. Ia merupakan insting yang sangat kuat tertanam dalam diri manusia (Qardhawi, 2000: 213). Seperti halnya Allah SWT menciptakan manusia pertama kali yaitu Nabi Adam, yang dimana Allah tidak membiarkan Nabi Adam hidup seorang diri namun dihadirkanlah Hawa sebagai teman hidupnya di muka bumi. Karena Nabi Adam pertama kali manusia diciptakan tidak ada keterlibatan mahluk lain, dengan kata lain Nabi Adam tidak dilahirkan seperti manusia pada umumnya lewat rahim seorang ibu serta melibatkan malaikat dan orang tuanya (Sudarmojo, 2009: 91), maka dari itu untuk keturunan Nabi Adam yang lahir di dunia sebagai generasi penerus umat manusia dengan perantara ayah dan ibu dan haruslah melalui sebuah perkawinan.

  Pengertian perkawinan menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974

  bab 1 pasal 1 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa (Sudarsono, 2005: 288).

  “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Ruum : 21)

  Dari ayat Al- Qur‟an tersebut, bermakna anjuran untuk menikah dan bahwa Allah menciptakan manusia secara berpasang-pasang yaitu sebagai suami istri, yang dimana perkawinan harus melalui suatu akad yang telah ditentukan menurut rukun dan syarat perkawinan. Diantara manfaat dan hikmah perkawinan ialah bahwa perkawinan itu menentramkan jiwa, dapat meredam emosi, menutup dan menundukkan pandangan dari segala yang dilarang Allah dan untuk mendapat kasih sayang suami istri yang dihalalkan Allah sesuai dengan firmanya (Hamdani, 2002: 6). Sedangkan menurut Muhammad Azzam dan Sayyed Hawwas dalam bukunya yang berjudul Fiqh Munakahat: Khitbah, Nikah dan Talak, tujuan perkawinan yang tertinggi adalah memelihara regenerasi, memelihara gen manusia, dan masing-masing suami istri mendapatkan ketenangan jiwa karena rasa kecintaan dan rasa kasih sayangnya dapat disalurkan, demikian juga pasangan suami istri sebagai tempat peristirahatan di saat-saat lelah dan tegang, serta keduanya dapat melampiaskan kecintaan dan kasih sayangnya selayaknya sebagai suami istri.

  Pada prinsipnya pernikahan adalah perbuatan yang menyatukan pertalian sah: “bertujuan untuk suatu akad yang menhalalkan pergaulan dan pertolongan antara laki-laki dan wanita serta membatasi hak-hak serta kewajiban masing- masing mereka” (Azzam dan Hawwas, 2009: 37). Dari sini dapat dilihat tujuan penikahan bukan sekedar penyaluran naluri seks semata melainkan juga menghapus batasan-batasan yang awalnya haram menjadi halal. Sementara itu, aspek agama dalam pernikahan merupakan perkara yang “suci”. Dengan demikian, pernikahan menurut Islam merupakan ibadah , yaitu dalam rangka terlaksananya perintah Allah atas petunjuk rasul- Nya, yakni terpenuhi rukun dan syarat nikah (Hassan, 2008: 299).

  Pada masyarakat suku Jawa, pernikahan atau perkawinan merupakan sesuatu yang agung. Banyak sesuatu hal yang sakral dalam upacara perkawinan (Endrasswara, 2010: 194). Dalam prosesi pernikahan yang dilakukan di desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen terdapat urutan-urutan yang harus dilakukan oleh kedua mempelai. Dari hal itu maka penulis skripsi ini memberikan judul “PERKAWINAN ADAT JAWA

  

DALAM PEMIKIRAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus Di Desa

Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen)”. untuk mengetahui

  bagaimana prosesi perkawinan adat yang dilakukan oleh masyarakat tersebut di atas, dan bagai mana pandangan Islam mengenai hal tersebut.

  B. Rumusan Masalah

  Bertitik tolak dari uraian latar belakang di atas, pokok-pokok permasalahan yang merupakan sentral pembahasan dan akan penulis kaji dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana prosesi perkawinan adat yang dilakukan oleh masyarakat desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen?

  2. Alasan-alasan perkawinan adat masih dipegang teguh oleh masyarakat desa Ngrombo kecamatan Plupuh kabupaten Sragen dan bagaimana implikasinya terhadap masyarakat ?

  3. Bagaimana perkawinan adat yang dilakukan masyarakat desa Ngrombo kecamatan Plupuh kabupaten Sragen dalam pemikiran hukum Islam?

  C. Tujuan Penelitin

  Dari rumusan masalah di atas mengenai perkawinan adat Jawa, Supaya tidak menyimpang dari pokok masalah dan sesuai dengan fokus analisis yang telah penulis rumuskan di atas maka tujuan penelitian yaitu sebagai berikut: 1.

  Untuk mengetahui prosesi perkawinan yang dilakukan masyarakat desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

  2. Untuk mengetahui alasan-alasan apa saja sehingga perkawinan adat Jawa masih dipegang teguh oleh masyarakat dan bagaimana implikasinya terhadap masyarakat desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

  3. Untuk mengetahui bagaimana perkawinan adat Jawa yang dilakukan oleh masyarakat desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen dilihat dari pemikiran hukum Islam.

D. Kegunaan penelitian

  Adapun kegunaan yang diharapkan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Kegunaan Teoritis Adapun kegunaan secara teoritis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Sebagai sumber referensi bagi para peneliti dan sebagai kajian pustaka khususnya untuk mengkaji perkawinan adat khususnya di desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

  b.

  Untuk menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan yang lebih luas bagaimana prosesi perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen menurut fiqih Islam bagi siapa saja yang membaca skripsi ini.

  c.

  Sebagai bahan atau wacana bagi pemerhati permasalahan adat istiadat yang ada di Jawa, termasuk juga yang ada di desa Ngrombo kecamatan Plupuh kabupaten Sragen.

  2. Kegunaan praktis

  Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menjadi informasi dan ilmu pengetahuan bagi semua pihak yaitu sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat.

E. Metode Penelitian

  Metode dalam suatu penelitian merupakan sesuatu hal yang sangat lazim digunakan oleh peneliti setiap melakukan penelitian ilmiah. Di dalam dunia penelitian, penggunaan metode penelitian untuk mengkaji dan meneliti suatu objek penelitian telah diatur dan ditentukan dengan pesyaratan yang sangat ketat berdasarkan disiplin keilmuan yang telah diberlakukan. Hal ini dimasudkan agar hasil temuan dari penelitian tersebut diakui kebenaranya oleh komunitas ilmuan yang terkait dengan hal itu karena memiliki nilai ilmiah di bidang tersebut.

  Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan untuk dasar penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu objek penelitian, yang umumnya menggunakan strategi multi

  metode yaitu wawancara, pengamatan, serta penelaahan dokumen

  atau study documenter yang antara satu dengan lainnya saling melengkapi, memperkuat dan menyempurnakan (Sukmadinata, 2005: 108).

2. Pendekatan Penelitian Dengan menggunakan pendekatan deskriftif analisis.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara detail tentang sesuatu objek agar dapat mempelajari secara mendalam mengenai perkawinan adat Jawa yang dilakukan oleh kedua calon pengantin maupun keluarga dari keduanya.

  3. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, penulis hadir dan ikut serta dalam proses penelitian di lapangan dan pencarian informasi menganai prosesi perkawinan adat Jawa di desa ngrombo ecaatan Plupuh kabupaten Sragen.

  Adapun penelitian mulai dilakukan pada tanggal 09 Juli 2016 sampai dengan selesai penelitian dan pembuatan skripsi ini selesai.

  4. Sumber Data Data merupakan suatu fakta dan keterangan yang diperoleh saat penelitian. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a.

  Sumber Data Primer 1.

  Informan Informan merupakan orang yang menjadi sumber imformasi dan sebagai narasumber dari obyek penelitian, dan di sini yang menjadi sebagai informan adalah sesepuh dan penduduk asli desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

2. Dokumen

  Dokumen yang dimaksud adalah berupa hasil observasi dan wawancara yang dilakukan langsung terhadap masyarakat desa Ngrombo, kecamatan plupuh, kabupaten Sragen.

  b.

  Sumber Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian adalah data yang menjadi sumber pendukung dari data primer di dalam penelitian antara lain Undang- undang, hasil karya dari kalangan hukum dan lain-lain (Soekanto dkk, 1983: 13), yaitu data yang mencakup dokumen-dokumen resmi dan buku-buku yang mendukung keperluan dari penelitian yang dilakukan di desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

F. Tahap-tahap Penelitian

  Pada penelitian ini terdapat tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti membagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut: a.

  Tahap Pra-lapangan Dalam tahap pra-lapangan ini ada beberapa hal yang harus dilengkapi oleh peneliti:

  1. Menyusun rancangan penelitian.

  2. Mengurus perizinan.

  3. Menjajaki dan memprediksi penelitian.

  4. Memilih informan.

  5. Menyiapkan semua perlengkapan penelitian.

  b.

  Tahap Penelitian Lapangan Tahap kedua ini mencakup tentang poin-poin sebagai berikut: 1.

  Memahami latar penelitian.

  2. Adaptasi lapangan.

  3. Pengumpulan data lapangan.

  c.

  Tahap Analisis Data Pada tahap analisis ini membahas tentang prinsip-prinsip pokok materi yang diperoleh dari hasil penelitian tentang perawinan adat

  Jawa di desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen, namun tidak merinci cara analisis data itu dilakukan karena ada bab yang secara khusus membahas bagaimana cara menganalisis data. Analisis data ini adalah mengubah data mentah menjadi data yang bermakna yang mengarah pada kesimpulan (Arianto, 2010:53).

G. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik maupun prosedur pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti seperti observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi (Stain Salatiga, 2008: 31). Data-data yang dikumpulkan oleh penulis yang dilakukan di tempat fokus penelitian dengan menggunakan beberapa teknik sebagai berikut: 1.

  Observasi. Merupakan pengamatan secara langsung pada prosesi perkawinan di desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

  Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada objek penelitian (Surakhmad, 1994: 164). Dengan tujuan untuk memperoleh gambaran maupun data dari objek yang diteliti.

  2. Indepth Interview (wawancara mendalam). Yaitu pengumpulan data dengan menyampaikan secara langsung daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh jawaban secara langsung pula dari seorang responden (Koentjaraningrat, 1986: 138). Di karenakan penelitian ini menggunakan dasar penelitian studi kasus, oleh karena itu pengumpulan data dengan cara wawancara secara mendalam. Hal ini dianggap langkah paling tepat untuk memperoleh data serta informasi secara detail dari objek penelitian karena wawancara merupakan pertemuan dua orang atau lebih dengan tujuan untuk bertukar berbagai informasi maupun ide dengan cara tanya jawab dengan informan secara langsung, dalam hal ini adalah penduduk desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

  3. Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan data dan mengutip dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian untuk memperoleh data dari desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

4. Analisis Data

  Analisis merupakan suatu teknik dengan langkah mengidentifikasikan karakteristik-karakteristik khusus pada suatu pesan secara objek dan sistematis untuk menarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan diskriftif analisis yaitu dengan mendeskripsikan menganai perkawinan adat Jawa (Holsti, 1969: 14).

5. Triangulasi Data

  Triagulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Dalam penelitian ini, validalitas data mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian sehingga diperlukan suatu teknik untuk mendapatkan kevalidan dan keabsahan data. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut: petama, pengecekan setelah melakukan wawancara dan observasi. Kedua, wawancara yang dilakukan lebih dari sekali, maka dilakukan triangulasi saat wawancara telah selesai dan laporan penelitian telah disusun untuk informan membaca terlebih dahulu membaca isi laporan tersebut, dan yang paling utama untuk pengecekan keabsahan data ini dikarenakan kekhawatiran terdapat kesalahan maupun kekeliruan (Moleong, 1999: 330).

H. Penegasan Istilah

  Untuk membantu pemahaman pembaca dalam menelaah penelitian ini supaya tidak terjadi kerancauan dan kesalahan penafsiran istilah, maka penulis merasa perlu untuk menyampaikan penjelasan dan penegasan beberapa istilah sebagai berikut:

  1. Adat Jawa Adat Jawa merupakan sebuah kepercayaan yang dianut masyarakat di pulau Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa, yang pada hakikatnya suatu filsafat di mana keberadaanya ada sejak orang Jawa itu ada (Wikipedia).

  2. Hukum Islam Hukum Islam menurut Mukhta Yahya (1986: 121) adalah khitbah atau sabda pencipta syari‟at yang berkaitan dengan perbuatan orang- orang mukaallaf, yang mengandung suatu tuntunan atau pilihan yang menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya sesuatu yang lain.

I. Tinjauan Pustaka

  Penelitian ini bukanlah penelitian yang pertama kali yang dilakukan dalam hal pengamatan adat Jawa, meskipun demikian penelitian ini bukanlah suatu duplikat dari penelitian atau skripsi yang sama dengan lainnya. karena dalam penelitian ini penulis menfokuskan pada perkawiana adat Jawa yang ada di desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

  Sebagai pendukung penelaahan komprehensif penulis menelusuri hasil penelitian, artikel maupun buku-buku yang lain tetapi penelitian yang relevan dengan topik yang dikaji diantaranya sebagai berikut:

  Skripsi atau penelitian dari Fatkhur Rohman, pada tahun 2015 dengan judul ”Makna Filosofi Tradisi Upacara Perkawinan Adat Jawa Kraton Surakarta

  Dan Yogyakarta (Studi Komparasi)”. penelitin tersebut membahas tentang upacara pernikahan yang dimulai dari tahap perkenalan sampai terjadinya perkawinan yang dilakukan di kalangan keraton Surakarta dan kraton Yogyakarta. Terdapat perbedaan khusus antara busana pengantin kraton Surakarta dan kraton Yogyakarta, yaitu dalam pengantin Surakarta busananya dikenal dengan sebutan busana basahan, sedangkan pada pengantin kraton Yogyakarta menggunakan 5 corak busana yakni: putri, kasatrian, kasatrian ageng, paes ageng, dan paes

  

ageng jangan menir. Selain busana terdapat juga perbedaan dalam prosesi

  upacara perkawinan antara Surakarta dengan Yogyakarta diantaranya:

pondongan , posisi duduk dalam pelaminan, dahar kembul (dahar klimah).

  Selain itu ada perbedaan dalam simbol-simbol yang bersifat abstrak.

  Kemudian skripsi atau penelitian yang berjudul “Studi Deskriptif Upacara dan Musik Pada Perkawinan Adat Jawa Di Medan Selayang” oleh Sugiardi pada tahun 2014, hasil penelitiannya yaitu sebagai berikut:

  Bahwa uacara panggih pada suku Jawa adalah upacara bertemunya pengantin pria dan wanita setelah keduanya sah sebagai suami istri. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan bagi suku Jawa harus memperhitungkan hitungan hari berdasarkan tanggal lahir dari kedua mempelai yang telah dirumuskan sesuai penanggalan orang Jawa (weton). Pelaksanaannya juga terdiri dari upacara-upacara yang sangat sakral, dimulai dari nontoni,

  

lamaran, panggih, srah tinampi, pertukaran kembar mayang, ngidak

endhok (wiji dadi), sindur , sampai akhirnya ditutup dengan prosesi

  terakhir yaitu sungkeman.

  Buku yang ditulis oleh Muhammad Hariwijaya pada tahun 2004 yang berjudul “Tata Cara Penyelenggaraan Perkawinan Adat Jawa”. Buku tersebut menceritakan bagaimana prosesi upacara perkawinan yang dimulai dari seorang anak yang akan atau telah menentukan pasangan hidupnya, selajutnya menerima ataupun melaksanakan prosesi lamaran, menentukan hari perkawinan, pembentukan panitia dan pelimpahan tugas untuk jalannya upacara perkawinan, persiapan menjelang pesta perkawinan, pedoman menentukan tamu undangan dan catering, surat kelengkapan menikah, prosesi upacara srah-srahan peningset , menyelenggaraan upacara pasang tarub, menyelenggarakan upacara

  

siraman , tata cara menyelenggarakan malam midodareni dan kembar

mayang , memasuki upacara ijab kabul, prosesi upacara panggih temanten,

  prosesi upacara resepsi, upacara ngunduh mantu dan jenang sumsum, panduan manual acara pernikahan, dan yang terakhir ular-ular panggih

  temanten.

  Dari berbagai tinjauan pustaka yang penulis utarakan di atas, tentu berbeda dengan skripsi yang penulis ulas. Di dalam skripsi ini penulis menjelaskan tentang bagaimana konsep upacara perayaan perkawinan menurut Islam, dan bagaimana konsep perayaan perkawinan menurut masyarakat desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen, serta bagaimana pemikiran hukum Islam mengenai upacara perayaan perkawinan adat di desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

  J. Sistematika Penulisan

  Agar mempermudah penjelasan skripsi tentang perkawinan adat Jawa ini perlu sistematika penulisannya. Adapun sistematika dalam penulisan penelitian adalah sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan, Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian yang meliputi kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, sifat penelitian, pendekatan, pengumpulan data, langkah-langkah penelitian dan analisis data. Kemudian penegasan istilah, tinjauan pustaka dan terakhir sistematika penulissan.

  BAB Kajian pustaka yang meliputi: pengertian pernikahan/perkawinan, hukum dan syarat perkawinan, pengertian adat Jawa, perkawinan berdasarkan adat Jawa, syarat-syarat pernikahan/perkawinan berdasar adat Jawa. Perkawinan dalam agama Islam.

  BAB I Hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum dari objek penelitian yang terdiri dari: Gambaran umum tentang desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen. Upacara perkawinan adat Jawa serta tanggapan masyarakat desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen mengenai Perkawinan adat Jawa.

  BAB IV Pembahasan pokok permasalahan dari data-data hasil penelitian mengenai: Proses pelaksanaan perkawinan adat Jawa di desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen. Implikasi perkawinan adat Jawa terhadap masyarakat desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen. Alasan-alasan Perkawinan adat Jawa masih dipegang teguh oleh masyarakat desa Ngrombo, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen.

  Perkawinan adat Jawa perspektif Islam.

  BAB V Penutup, merupakan bagian terakhir penulisan Skripsi ini. Pada

  bab ini berisi kesimpulan keseluruhan isi dari skripsi mengenai penulisan hasil penelitian tentang perkawinan adat Jawa, serta rekomendasi penulis terhadap masyarakat umum.

BAB II Perkawinan Adat Jawa Dalam Pemikiran Ulama A. Pengertian Dan Dasar Hukum Perkawinan 1. Pengertian perkawinan Perkawinan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada

  semua mahluk ciptaan Allah SWT baik manusia, hewan, dan tumbuh- tumbuhan. Perkawinan haruslah mengikuti tata cara yang normatif dan legal, karena perkawinan manusia berbeda dengan binatang. Untuk binatang perkawinan hanyalah untuk memenuhi nafsu birahinya dan dilakukan dengan bebas menurut hawa nafsunya karena sudah menjadi kodrat binatang, sedangkan bagi manusia perkawinan diatur oleh syariat dan peraturan yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Perkawinan dalam literatur fiqih berbahasa Arab disebut dengan dua kata yaitu nikah ( dan

  خكَ ( zawaj ( )

  جأص . kedua kata ini kata yang terpakai dalam kehidupan sehari-

  hari orang arab dan banyak terdapat dalam al- Qur‟an dan hadits Nabi. Kata

  na-ka-ha banyak terdapat dalam al-

  Qur‟an dengan arti kawin. Secara arti

  (

  kata nikah atau zawaj berarti “bergabung” ىض) , “hubungan kelamin” ( ). Dalam arti terminologis di dalam

  ءطٔ ) dan juga berarti “akad” ( ذقػ

  kitab-kitab fiqih banyak diartikan dengan:

  ظفهث ءطٕنا خدبثا ًٍضزٚ ذقػ

  yang artinya yaitu akad atau perjanjian yang mengandung

  جٚٔضزنأا حبكَلاا

  maksud membolehkan hubungan kelamin dengan menggunakan lafaz na- ka-ha atau za-wa-ja (Abidin & Aminuddin, 1999: 125).

  Para ahli fiqih biasa menggunakan rumusan definisi sebagaimana tersebut diatas dengan penjelasan sebagai berikut: 1). Penggunaan lafaz akad ( untuk menjelaskan bahwa perkawinan itu

  ذقػ)

  adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh orang-orang atau pihak yang terlibat dalam perkawinan. Perkawinan iu dibuat dalam bentuk akad karena ia adalah peristiwa hukum , bukan peristiwa biologis atau semata hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan.

  2). Penggunaan ungkapan (yang mengandung maksud

  

ءطٕنا خد بثا ًٍضزٚ

  membolehkan hubungan kelamin), karena pada dasarnya hubungan laki- laki dan perempuan itu adalah terlarang, kecuali ada hal-hal yang membolehkannya secara hukum syara‟. Di antara hal yang membolehakan hubungan kelamin itu adalah adanya akad nikah di antara keduannya. Dengan demikian akad itu adalah suatu usaha untuk membolehkan sesuatu yang asalnya tidak boleh itu.

  3). Penggunaan kata , yang berarti menggunakan lafaz

  جٚ ٔضرٔا حبكثا ظفهث

  na-ka-ha atau za-wa-ja mengandung maksud bahwa akad yang membolehkan hubungan kelamin antara laki-laki dengan perempuan itu mesti dengan menggunakan kata na-ka-ha dan za-wa-ja, oleh karena dalam Islam di samping akad nikah itu ada lagi usaha yang membolehkan hubungan antara laki-laki dan perempuan itu, yaitu pemilikan seorang laki- laki atas seseorang perempuan atau disebut juga “perbudakan”. Bolehnya hubungan hubungan kelamin dalam bentuk ini tidak disebut perkawinan atau nikah, tetapi menggunakan kata “tasarri” (Syarifuddin, 2003: 73).

  Menurut Shiddieq mengartikan kawin secara etimologis (lughah) adalah kumpul atau bersatu, sedangkan menurut terminologisnya (istilah) “Nikah ialah suatu „Aqd (ikatan) yang menghalalkan hubungan laki-laki dan perempuan yang semula terlarang (haram) (Shiddieq, 2004: 1).

  Sedangkan dalam kamus Al- Mu‟jam Al-Wasiith dan Mu‟jam Al-

  Muhiith mendefinisikan Kata zawaaj „perkawinan‟ menurut bahasa bisa berarti bersanding, bergabung, dan bercampur. Mengawinkan berarti menyandingkan, menyatukan, dan mencampurkan. Az-zawaaj juga bisa berarti berkumpulnya suami dengan istri, atau laki-laki dengan perempuan (Ariij, 2006: 29).

  Menurut golongan Hanafiyah, mengartikan sebagai berikut: Nikah itu adalah aqad yang memberikan faedah memiliki, bersenang- senang secara sengaja.

  Dan menurut golongan Malikiyah, nikah merupakan aqad yang mengandung ketentuan hukum semata-mata untuk membolehkan ), bersenang-senang dan menikmati apa yang ada pada diri watha‟( ءطٔ seorang wanita yang boleh nikah dengannya.

  Sedangkan menurut golongan Syafi‟iyah mendefinisikan nikah merupakan aqad yang mengandung kekuasaan untuk watha‟ (bersetubuh) dengan lafadz nikah atau yang semakna dengan keduannya. Menurut golongan Hambaliyah mengartikan nikah adalah aqad yang mempergunakan lafadz nikah atau tazwij untuk membolehkan manfaat, bersenang-senang dengan wanita (Al-Jaziri, 1990: 8). Menurut Sayuti Thalib, perkawinan adalah suatu perjanjian yang suci kuat dan kokoh untuk hidup bersama secara sah antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan membentuk keluarga kekal, santun menyantuni, kasih mengasihi, tentram dan bahagia (Ramulyo, 1999: 1).

  Sedangkan menurut Pasal 2 inpres Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam pengertian perkawinan dan tujuannya adalah:

  Perkawinan menurut hukum Islam adalah akad yang sangat kuat atau mitssaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah SWT dan yang melaksanakannya merupakan ibadah. Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah

  warrahmah (IAIN, 2016: 32).

  Menurut Syarifuddin ada beberapa hal dari dirumusan tersebut di atas yang perlu diperhatian adalah sebagai berikut: a.

  Digunakan kata “seorang pria dengan seorang wanita” mengandung arti bahwa perkawinan itu hanyalah antara jenis kelamin yang berbeda. Hal ini menolak perkawinan sesama jenis yang dewasa ini telah dilegalkan oleh beberapa negara barat.

  b.

  Digunakannya ungkapan “sebagai suami istri” mengandung arti bahwa perkawinan itu adalah bertemunya dua jenis kelamin yang berbeda dalam suatu rumah tangga, bukan hanya istilah “hidup bersama”.

  c.

  Dalam definisi tersebut disebutkan pula tujuan perkawinan yaitu membentu rumah tangga yang bahagia dan kekal, yang menafikan sekaligus perkawinan temporal sebagaimana yang berlaku dalam perkawinan

  mut‟ah dan perkawinan tahlil.

  d.

  Disebutkannya berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa perkawinan itu bagi Islam adalah peristiwa agama yang dilakukan untuk memenuhi perintah agama (Syarifuddin, 2003: 75).

  Dari sekian pendapat mengenai pengertian pernikahan dapat ditarik garis besar bahwa perkawinan merupakan suatu perikatan (ikatan) dan akad yang dimaksudkan untuk menghalalkan hubungan antara laki-laki dengan perempuan (kumpul atau Al-

  Jam‟u/Al-Dhamu) yang awalnya haram dengan tujuan mewujudkan kebahagiaan dan kasih sayang hidup bersama (rumah tangga) yang diridhoi Allah AWT (Sulaiman, 2003: 5).

  2. Perkawinan Prinsip-prinsip

  Menurut Ahmad Azhar Basyir mengemukakan prinsip-prinsip perkawian menurut agama Islam adalah: a.

  Pilihan jodoh yang tepat.

  b.

  Perkawinan didahului peminangan.

  c.

  Ada ketentuan tentang larangan perkawianan antara laki-laki dengan perempuan.

  d.

  Perkawinan didasarkan pada suka rela antara pihak-pihak yang bersangkutan.

  e.

  Ada persaksian dalam aqad nikah.

  f.

  Perkawianan tidak ditentukan untuk waktu tertentu.

  g.

  Ada kewajiban membayar maskawin atas suami.

  h.

  Ada kebebasan mengajukan sembahyang dalam nikah. i.

  Tanggung jawab pimpinan keluarga ada pada suami. j.

  Ada kewajiban bergaul dengan baik dalam kehidupan rumah tangga (Basyir, 1996: 14).

  Sedangkan menurut Undang-undang Perkawinan bahwa prinsip perkawinan adalah sebagai berikut: Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 Ayat 1: “perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. Ayat 2: “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Ayat 1 Pasal 3 UU No. 1 Tahun 1994: “pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami (IAIN, 2016: 32).

  c.

  Rukun dan Syarat Perkawinan Rukun artinya unsur-unsur pokok untuk sahnya sebuah perkawinan, yaitu sebagai berikut:

  1. Sighot (akad) yaitu perataan dari pihak wali perempuankepada seorang pria yang berisi tentang tujuan menikahkan anak perempuannya.

  2. Wali 3.

  Dua orang saksi.

  Sedangkan rukun nikah ada lima, adalah sebagai berikut: a.

  Calon suami b.

  Calon istri c. Wali d.

  Dua orang saksi e. Aqad (Ijab-Qabul)

  Ijab artinya penegasan kehendak atau penyerahan anak perempuan dari walinnya kepada calon suami, sedangkan Qabul adalah penegasan penerimaan dari calon suami (Saleh, 2008: 300).

  Sedangkan syarat perkawinan menurut Pasal 6 UU No 1 Tahun 1974 adalah:

1. Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai.

  2. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua.

  3. Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin dimaksud ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya.

  4. Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan kehendaknya.

  5. Dalam hal perbedaan pendapat antara orang-orang yang disebut dalam ayat (2), (3), dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih diantara mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal orang yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut dapat memberikan izin setelah terlebih dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini (2016: 33).

  d.

  Anjuran Perkawinan dan Hikmahnya Perkawinan sangat dianjuran dalam Islam, banyak ayat-ayat al- Qur‟an maupun hadits Nabi yang digunakan sebagai dasar hukum dan rujukan untuk melaksanan perkawinan diantaranya sebagai berikut:

  Seperti halnya tersebut di atas bahwa Allah menciptakan mahluk hidup ini secara berpasang-pasang sebagaimana firman-Nya:

         

  Artinya : “dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya

  kamu mengingat kebesaran Allah ” (QS. Az Zumariyat: 49).

  

         

         

  Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara

  kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui

  ” (QS. An Nuur: 32). Penegasan bahwa berpasang-pasang tersebut antara laki-laki dan perempuan saja tidak sesama jenis laki-laki dengan laki-laki ataupun perempuan dengan perempuan sebagaimana firman Allah sebagai berikut:

       

  Artinya: “Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-

  pasangan pria dan wanita ” (QS. Al Najm: 45). Selain ayat al- Qur‟an, ada juga hadits Nabi tentang nikah, yaitu seperti hadits Nabi SAW dari Ibnu Mas‟ud RA:

  ضَغَا َعبَطَزْعا ٍَُظْدَأَٔ ،ْجََّٔضَزَْٛهَف َحَءبٰجْنا ،ِةبَجَّشنا بَٚ ََُِّّئَف ٍَْي َشَشْؼَي

  ِشَظَجْهِن ،ِجْشَفْهِن َف َُّن

  َِّْٛهَؼ ْغِطَزْغَٚ ْىَن ءبَجِٔ ََُِّّئَف ِوَّْٕظنبِث ٍَْئَ

  Artinya: "Wahai para pemuda! barang siapa di antara kalian yang

Dokumen yang terkait

PEMBAHARUAN AKAD NIKAH MASYARAKAT MUSLIM BERDASARKAN PETUNGAN JAWA (Studi Kasus Di Desa Pakis Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 120

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MITRA USAHA (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 2 135

PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA KAWIN PAKSA (Studi Analisis Putusan No.1465Pdt.G2014PA.Bi) SKRIPSI Diajukan untuk Memenui Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 82

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BARTER (Studi di Desa Benowo Kecanmatan Bener Kabupaten Purworejo) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 92

PERKAWINAN POLIANDRI (Studi Kasus Di Dusun Canggal Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 3 149

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI TEBAS POHON DURIAN (Studi Kasus di Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 116

PERLINDUNGAN ORANG TUA TERHADAP PERKAWINAN DIBAWAH UMUR (Studi Kasus di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 108

PERKAWINAN ENDOGAMI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS ANGGOTA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 89