PERLINDUNGAN ORANG TUA TERHADAP PERKAWINAN DIBAWAH UMUR (Studi Kasus di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

PERLINDUNGAN ORANG TUA TERHADAP PERKAWINAN

DIBAWAH UMUR (Studi Kasus di Desa Giyanti Kecamatan

Candimulyo Kabupaten Magelang)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Iva Farida Rohmah

NIM : 21113008

  

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI ’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

MOTTO

َّ نِإَف َّ ََّعَم َّ َِّرْسُعْلا َّ َّ ارْسُي

  

َّ ﴿ ٥ ﴾ َّ َّ نِإ َّ

ََّعَم َّ َِّرْسُعْلا َّ َّ ارْسُي َّ ﴿ ٦ ﴾

  

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan , sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan ”

  

Q.S. Al-Insyirah : 5-6

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk: 

  BIDIKMISI IAIN Salatiga dan seluruh pengelola yang telah memberikan kesempatan untuk saya berkuliah di IAIN Salatiga.

   Kedua Orang tua yang sangat saya cintai Ibu Nurul Istiqomah dan Bapak

  Mahsun, karena selalu memberikan dukungan, bimbingan, dan doa dari mereka yang membuat saya selalu bersemangat untuk berkuliah dan menyelesaikan skripsi. 

  Adik-adik saya yang sangat saya sayangi Eliana Zahrotun Nisa, Muhammad Wildan Abdillah dan mas Ahmad Ngaziz yang tak pernah lupa memberikan dukungannya kepada saya.

   Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi dari awal sampai akhir dengan penuh perhatian dan kesabaran.

   Kawanku Bidah Sariyati, Rahil Azni Kurnia, dan seluruh teman-teman

  BIDIKMISI IAIN Salatiga angkatan tahun 2013, tempat berbagi suka cita dan duka lara selama ini.

   Tak lupa kepada Lia Wardah Nadhifah, Futmasepta Fanya Ulinnuha,

  Halimatul Sabrina dan teman-teman seperjuangan Jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN Salatiga angkatan tahun 2013 yang selalu menemani perjuanganku dari awal sampai akhir.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah yang maha Pengaasih lagi Maha Penyanyang. Karena atas ridha-Nya skripsi yang berjudul “Perlindungan Orang Tua terhadap Perkawinan di Bawah Umur (Studi Kasus Di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang)

  ” dapat diselesaikan dengan baik.

  Penulisan skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar strata satu (S1) dalam Jurusan HKI (Hukum Keluarga Islam), Fakultas

  Syari‟ah IAIN Salatiga. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Dr. Siti Zumrotun, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Islam.

  

ABSTRAK

  Rohmah, Iva Farida. 2017. Perlindungan Orang Tua Terhadap Perkawinan

  Dibawah Umur (Studi Kasus di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang)

  . Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.

  Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih saja terdapat pernikahan dibawah umur yang terjadi di masyarakat. Belum dewasanya seseorang dalam sebuah pernikahan menyebabkan orang tua harus melakukan perlindungan untuk mencegah hal-hal yang tidak diingankan terjadi. Dari hal itu pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana proses pelaksanaan perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang?, (2) Bagaimana bentuk perlindungan orang tua terhadap perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang?, (3) Bagaimana akibat dari perlindungan orang tua terhadap perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan Yuridis Normatif.

  Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat temuan yaitu pernikahan dibawah umur dilakukan dengan pernikahan siri sesuai dengan syari‟at Islam. Pernikahan dibawah umur ini menyebabkan orang tua melakukan perlindungan dalam bentuk perlindungan fisik, perlindungan ekonomi, dan perlindungan psikologi. Akibat yang ditimbulkan dari perlindungan orang tua terhadap perkawinan dibawah umur ini adalah Tidak menumbuhkan kesungguhan berusaha untuk mecari rizki, tidak terbentuk rumah tangga yang mandiri dan tidak terpenuhinya hak dan kewajiban antara suami dan isteri.

  Kesimpulan dari penelitian ini adalah perkawinan ini tidak seharusnya dilakukan karena tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan memberikan dampak pada perkawinan tersebut.

  Kata kunci: Perlindungan Orang Tua, Perkawinan Dibawah Umur

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ........................................................................................................................... i NOTA PEMBIMBING ................................................................................................... ii PENGESAHAN ............................................................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................. iv ............................................................................................................................ MOTTO v ......................................................................................................... PERSEMBAHAN vi ................................................................................................. KATA PENGANTAR vii ..................................................................................................................... ABSTRAK ix .................................................................................................................... DAFTAR ISI x

  DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 6 E. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 8 F. Penegasan Istilah .......................................................................................... 9 G. Metode Penelitian....................................................................................... 10 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan........................................................... 10 2. Kehadiran Peneliti ................................................................................ 10 3. Objek Penelitian ................................................................................... 11 4. Sumber Data ......................................................................................... 11 5. Tehnik Pengumpulan Data ................................................................... 12 6. Analisis Data ........................................................................................ 13 7. Pengecekan Keabsahan Data................................................................ 14 8. Tahap-tahap Penelitian ......................................................................... 14 H. Sistematika Penulisan................................................................................. 15

  BAB II KAJIAN TEORI A. Perkawinan ................................................................................................. 17 1. Pengertian Perkawinan ......................................................................... 17 2. Tujuan Perkawinan............................................................................... 19 3. Hukum Perkawinan .............................................................................. 20 4. Rukun dan Syarat Perkawinan ............................................................. 21 5. Asas-asas Perkawinan .......................................................................... 24 6. Usia Perkawinan................................................................................... 25 B. Perkawinan Dibawah Umur ....................................................................... 33 1. Pengertian Perkawinan Dibawah Umur ............................................... 33 2. Latar Belakang Perkawinan Dibawah Umur........................................ 35 3. Hukum Perkawinan Dibawah Umur .................................................... 36 4. Akibat Perkawinan Dibawah Umur ..................................................... 36 C. Perlindungan Orang Tua Terhadap Perkawinan Dibawah Umur .............. 41 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 47 1. Kondisi Geografis ................................................................................ 47 2. Kondisi Demografis ............................................................................. 48 B. Praktik Perkawinan Dibawah Umur di Desa Giyanti ................................ 51 1. Profil Pasangan Perkawinan Dibawh Umur di Desa Giyanti............... 51 2. Faktor Terjadinya Perkawinan Dibawh Umur di Desa Giyanti ........... 55 3. Proses Pelaksanaan Perkawinan Dibawh Umur di Desa Giyanti......... 56 C. Bentuk Perlindungan Orang Tua terhadap Perkawinan Dibawah Umur di Desa Giyanti ............................................................................................... 58 D. Akibat Perlindungan Orang Tua terhadap Perkawinan Dibawah Umur di Desa Giyanti ............................................................................................... 62 BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN ORANG TUA TERHADAP PERKAWINAN DIBAWAH UMUR A. Analisis Proses Pelaksanaan Perkawinan Dibawah Umur di Desa Giyanti dalam Tinjauan Hukum Positif dan Hukum

  ..................................................

  64

  B.

  Analisis Bentuk Perlindungan Orang Tua terhadap Perkawinan Dibawah ...........

  Umur di Desa Giyanti dalam Tinjauan Hukum Positif dan Hukum

  66 C. Analisis Akibat dari Perlindungan Orang Tua terhadap Perkawinan .....................................................................

  Dibawah Umur di Desa Giyanti

  68 BAB V PENUTUP .......................................................................................................

  A.

  72 Kesimpulan B. ..................................................................................................................

  74 Saran DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

  75 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................................

  78

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Usia Perkawinan di Negara Lain……………………………………..30Tabel 3.1. Jenis Tanah Desa/Kelurahan

  ………………………………………….47

Table 3.2. Jumlah Penduduk

  …………………………………………………......48

Table 3.3. Mata Pencaharian Pokok Penduduk

  …………………………………..48

Tabel 3.4 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Giyanti

  ………………………….49

Tabel 3.5 Pemeluk Agama Desa Giyanti

  ………………………………………...50

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN AKTA NIKAH ATIN RAHAYU DAN ERWANTO LAMPIRAN KTP ATIN RAHAYU DAN ERWANTO LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA SURAT TUGAS PEMBIMBING SURAT IJIN PENELITIAN LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS DAFTAR NILAI SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada

  semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Perkawinan merupakan suatu cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak, berkembang-biak, dan kelestarian hidupnya, setelah masing-masing pasangan siap melakukan perannya yang positip dalam mewujudkan tujuan perkawinan. (Sabiq, 1990:10)

  Wahbah Al-Zuhaili dalam bukunya Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh menerangkan pengertian perkawinan yaitu:

  َ َ ا َِعاَتْمِتْساََّلِح ََوَِة

  ََجاَوَّزلا َْرَمْلاِبَِلُجَّرلاَِعاَتْمِتْساََكْلِمََدْيِفُيِلَُعِراَّشلاَُهَعَضَوٌَدْقَعََوُهَاًعْرَش َ

  َ ا َِلُجَّرلاِبَِة َْرَمْلا

  Perkawinan menurut syara‟ yaitu akad yang ditetapkan syara‟ untuk membolehkan bersenanga-senang antara laki-laki dengan perempuan dan menghalalkan bersenang-senangnya perempuan dengan laki-laki. (Ghozali, 2012:8)

  Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

  (Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan)

  Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perkawinan merupakan suatu perbuatan mulia bagi manusia sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah. Selain itu perkawinan merupakan sarana bagi laki-laki maupun perempuan untuk mencurahkan naluri sex mereka dengan cara yang baik sehingga akan melahirkan keturunan yang baik pula. Ikatan perkawinan akan mengikat sepasang suami dan istri sehingga mereka mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang harus dilaksanakan. Hak dan kewajiban ini akan mengatur bagaimana mereka akan melangsungkan kehidupan perkawinan dan mencapai tujuan dalam perkawinan tersebut.

  Undang-undang perkawinan di Indonesia mengatur batasan umur bagi seseorang yang akan melangsungkan perkawinan, dengan kata lain seseorang harus mencapai umur tertentu sehingga ia diizinkan atau dibolehkan untuk menikah. Batas umur yang ditentukan adalah apabila pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai 16 (enam belas) tahun. ( Pasal 7 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan) Islam tidak menentukan batasan umur yang baku dalam perkawinan.

  Akan tetapi kebanyakan ulama‟ menyamakan batas umur perkawinan dengan batas umur kedewasaan.

  Batasan usia kedewasaan menurut pendapat ulama‟ pada prinsipnya tetap sama karena mengacu kepada kecakapan bertindak menurut hukum islam (taklif), dan bertanggung jawab atas tindakan atau perbuatan yang dilakukan (Hasanah, 2005:22). Imam al-Syafi

  ‟i berpendapat bahwa usia dewasa seorang perempuan adalah 15 tahun. Abu Hanifah mengatakan 17 tahun, sementara Ibnu Syubrumah berpendapat 18 tahun (Muhammad, 2016:216).

  Usia dewasa dalam kitab-kitab fiqh ditentukan dengan tanda-tanda yang bersifat jasmani; yaitu bagi wanita telah mulai haid atau mens dan para laki-laki dengan mimpi bersetubuh. Pembatasan berdasarkan jasmani ini berdasarkan pada petunjuk Al-

  Qur‟an yaitu sampai mencapai usia perkawinan atau umur yang pada waktu itu telah melangsungkan perkawinan. Tanda dewasa, yaitu haid bagi wanita dan mimpi persetubuhan untuk laki-laki adalah tanda seseorang sudah dapat melakukan perkawinan. (Syarifudin, 2008:149)

  Tidak adanya ketentuan dalam Islam mengenai batasan umur perkawinan memberikan peluang bagi masyarakat untuk melangsungkan perkawinan di bawah umur. Bahkan perkawinan di bawah umur sudah dilaksanakan oleh Rosulullah SAW. dan istrinya „Aisyah binti Abu Bakar.

  Dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

  َ ََو ،ََْيِْنِسَِّتَسِلََمَّلَسََوَِهْيَلَعَُللهاَىَّلَصَِللهاَُلوُسَرَِْنَِجَّوَزَ تَ:َْتَلاَقَاَهْ نَعَُللهاََيِضَرََةَشِئاَعَْنَع َ َ،

  ًَةَمْيَُجَُىِرْعَشَ َفََوَ فَاًرْهَشَُتْقِعُوَ فََةَنْ يِدَمْلاَاَنْمِدَقَ فَ:َْتَلاَقَ،ََْيِْنِسَِعْسِتَُتْنِبَاَنَاََوَ ِبَِ َنََ ب ُ ا ُ ٲ َفَ ا

  َاَمَيِرْد َاَمََوَاَهً تْيَ ت َِعَمََوَ،ٍَةَحْوُجْر َىَلَعَاَنَاََوََناَموُرَُّمُاَ ِنِْتَ تَاَف َ،َ ِبَِ ْتَخَرَصَفَ ِبِِحاَوَصَي َفََا

  َفََا ََا َ ِنِْتَلَخْد ََفَ،َ ِبَُِدْيِرُت ََهَ:َُتْلُقَ فَ،َ ِباَبْلاَىَلَعَ ِنِْتَفَ قْو َيِدَيِبَْتَذَخ

  َي ِسَفَ نََبَهَذَ َّتََّحَْهَهَْه ُ ا ََا ََّنِهْيَل

  ََفَ،َاًتْي َ ِنِْتَمَلْس ََفََ،ٍَرِئاَطَِْيَْخَىَلَعََوَ، ََ ب َِةِكَِبَْلاَوَِْيَْْلْاَىَلَعََنْلُقَ فَ،َِراَصْنَْلْاََنِمٌَةَوْسِنَاَذ

  ُ ا َ،َى ُ ا ًَح

  َُضََمَّلَسََوَِهْيَلَعَُللهاَىَّلَصَِللهاَُلوُسَرََوََّلْ َ ِنِْغُرَ يَْمَلَ فَ ِنََنْحَلْصَاََوَىِس ََرَِنْلَسَغَ فَ، ُ ا ََفََا َِهْيَل

  َ ِنِْمَلْس Dari Aisya r.a di be rkata “Rasulullah saw menikahi aku dikala aku berusia enam tahun, dan Rasulullah saw menjalin hubungan rumah tangga denganku ketika akau berusia sembilan tahun.” Aisyah berkata, “Kami datang ke Madinah, lalu aku menderita sakit selama sebulan (sehingga rambutku rontok). Setelah rambutku tumbuh kembali sampai setinggi pundak, aku didaatangi oleh Ummu Ruman ketika sedang bermain jungkat-jungkit bersama teman-temanku. Ummu Ruman memanggilku lalu menghampirinya, tanpa aku mengerti apa yang dia inginkan denganku. Lalu dia memegang tanganku dan menghentikanku di pintu sampai nafasku bersuara: ha ha ha. Setelah nafasku reda, tiba-tiba disitu banyak wanita Anshar. Mereka berkata „Semoga engkau mendapatkan kebaikan, keb erkahan, dan keberuntungan.‟ Ummu Ruman kemudian menyerahkanku kepada mereka, lalu mereka membasuh kepalaku dan mendandaniku. Setelah itu tidaklah aku dikejutkan kecuali oleh kedatangan Rosulullah saw pada waktu Dhuha, lalu mereka menyerahkank u kepadanya.” (Al-Abani, 2013:568)

  Pernikahaan Sayyidah „ Aisyah dengan Rosulullah SAW. memang memancing banyak ahli agama untuk bertukar pendapat dan argumentasi.

  Praktik pernikahan tersebut dapat dimasukkan kategori pernikahan dini mengingat usia Sayyidah „Aisyah saat itu masih sangat belia. Pernikahan dini semacam ini pada dasarnya bukanlah suatu permasalahan di era Nabi Muhammad dan era sebelumnya. Pernikahan dini merupakan masalah klasik yang berkembang cukup lama dalam sejarah manusia yang hidup dengan budaya patriarchal di mana dominasi selalu berada di pihak laki-laki. (Makmun-Abha, 2015:109)

  Tujuan pernikahan dini yang dilakukan oleh Rosulullah adalah untuk dakwah, berbeda dengan pernikahan dini yang dilakukan oleh masyarakat pada zaman modern ini. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan di bawah umur seperti hamil di luar nikah, mereka melakukan pernikahan di bawah umur tanpa mempertimbangkan dampaknya.

  Kemunculan Undang-undang tentang perkawinan yang memberikan batasan usia perkawinan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya perkawinan di bawah umur. Pencegahan perkawinan dibawah umur diperkuat dengan adanya ketentuan dalam Pasal 26 ayat (1) huruf c Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang menyebutkan bahwa orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak (Pasal 26 Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak).

  Ketentuan dalam dua undang-undang tersebut merupakan upaya untuk mencegah terjadinya perkawinan dibawah umur. Akan tetapi jika perkawinan dibawah umur itu harus dilangsungkan maka perlu adanya tindakan dari orangtua untuk melindungi perkawinan yang dilakukan oleh anak dibawah umur. Sehingga akibat-akibat dari perkawinan dibawah umur dapat dihindarkan.

  Peran orang tua dalam perkawinan dibawah umur sangat berpengaruh pada kelangsungan perkawinan tersebut. Hukum positif maupun Hukum Islam tidak menjelaskan adanya kewajiban untuk orang tua melakukan perlindungan pada perkawinan anaknya. Akan tetapi, usia anak yang belum matang menyebabkan orang tua belum bisa melepaskan tanggung jawab mereka.

  Pada masalah ini peneliti melakukan observasi awal di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Di desa ini terdapat dua pasangan yang melakukan perkawinan di bawah umur. Oleh karena itu, peneliti berkeinginan mengetahui informasi lebih lanjut mengenai pernikahan di bawah umur dengan skripsi yang berjudul PERLINDUNGAN ORANG TUA TERHADAP PERKAWINAN DIBAWAH UMUR (Studi Kasus di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang ).

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana proses pelaksanaan perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang? 2. Bagaimana bentuk dan dampak dari perlindungan orang tua terhadap perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo

  Kabupaten Magelang? 3. Bagaimana perspektif hukum Islam dan hukum positif terhadap perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo

  Kabupaten Magelang? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui proses pelaksanaan perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

  2. Untuk menjelaskan bentuk dan akibat dari perlindungan orang tua terhadap perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

  3. Untuk menjelaskan perspektif hukum Islam dan hukum positif terhadap perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.

D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih memperdalam dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya pada hukum Keluarga di Fakultas Syari‟ah Jurusan Hukum Keluarga Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Instansi Membantu memberikan masukan bagi para pihak yang berkompeten terhadap masalah-masalah keluarga. Instansi yang terkait adalah perangkat desa dan KUA yang bersangkutan.

  b.

  Bagi Masyarakat Memberikan penjelasan tentang pernikahan di bawah umur dalam perspektif hukum positif dan hukum Islam.

  c.

  Bagi Peneliti Digunakan sebagai bahan awal bagi penelitian selanjutnya yang memiliki pokok permasalahan yang sama.

E. Tinjauan Pustaka

  Pertama, skripsi yang berjudul PERNIKAHAN DINI (Studi Kasus di Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten 2000-2004) yang ditulis oleh Uswatun Hasanah STAIN Salatiga tahun 2005. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor dari Pernikahan dini di kecamatan Ngawen yaitu dinikahkan orang tua, atas kemauan anak, agama, adat dan budaya, ekonomi, pendidikan dan kecelakaan. Selain itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang melatarbelakangi pernikahan dini tersebut.

  Tinjuan pustaka yang kedua adalah skripsi yang berjudul PEMALSUAN UMUR DALAM PERNIKAHAN DI DESA KETAPANG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 yang dituli soleh Mauliawati Ulfah STAIN Salatiga tahun 2012. Mengetahui praktek pemalsuan umur dalam pernikahan, faktor penyebab pemalsuan umur, dampak yang ditimbulkan dari pemalsuan umur, dan mengetahui status perkawinan para pelaku yang memalsukan umur dalam pernikahan merupakan tujuan dari penelitian ini. Peneliti juga menambahkan bahwa dalam penelitian ini membuktikan adanya pengetahuan dan wawasan para pelaku terhadap hukum tentang batasan usia nikah yang sangat kurang.

  Ketiga, jurnal yang ditulis oleh Suharti salah satu dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) tahun 2014 Al-Ittihad Bima berjudul EFEKTIVITAS PERATURAN PEMBATASAN USIA PERKAWINAN.

  Dalam jurnal ini dia menjelaskan bahwa pernikahan pada usia anak menyebabkan tidak tercapainya asas dan tujuan perkawinan. Pembatasan usia perkawinan merupakan unsur baru yang ditransplantasikan dalam institusi perkawinan di masyarakat. Praktik perkawinan di bawah umur masih terjadi karena masyarakat meyakini bahwa seorang anak yang memasuki usia baligh harus segera dinikahkan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan madharat yang lebih besar, seperti melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama. Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam fiqh lebih banyak dijadikan rujukan daripada peraturan perundang-undangan yang ada.

  Perbedaan penelitian yang akan dilkukan oleh penulis adalah berada pada pokok masalahnya, penulis akan meneliti bagaimana perlindungan orang tua terhadap perkawinan dibawah umur dalam tinjuan Hukum Positif dan Hukum Islam. Sedangkan penelitian terdahulu hanya sebatas faktor-faktor yang menjadi penyebab perkawinan dibawah umur saja. Sehingga penelitian terdahulu oleh penulis dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian.

F. Penegasan Istilah 1. Perlindungan Orang tua

  Salah satu arti dari kata perlindungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal (perbuatan dan sebagainya), sedangkan orang tua adalah ayah dan ibu kandung. Sehingga dapat kita ketahui bahwa arti dari perlindungan orang tua adalah perbuatan yang dilakukan oleh ayah dan ibu dalam suatu hal.

2. Perkawinan Dibawah umur

  Perkawinan dibawah umur merupakan perkawinan yang dilaksanakan oleh seorang anak yang belum mencapai usia nikah yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Perkawinan yaitu 19 (sembilan belas) tahun untuk pria dan 16 (enam belas) tahun untuk wanita. (Pasal 7 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan)

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif Studi Kasus.

  Penelitian Studi Kasus merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui secara mendalam terhadap suatu individu, kelompok, institusi, atau masyarakat tertentu tentang latar belakang, keadaan/kondisi, faktor-faktor atau interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat. (Ali, 2009:10)

  Sedangkan pendekatan yang digunakan peneliti adalah Pendekatan Yuridis Normatif. Pendekatan yuridis normatif tersebut mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan serta norma hukum-norma hukum yang ada dalam masyarakat. (Ali, 2009:105)

2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen- dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan. (Moleong, 1999:33)

  3. Objek penelitian

  Penelitian ini dilakukan pada keluarga perkawinan di bawah umur di di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang . Lokasi ini dipilih penulis karena di desa tersebut terjadi beberapa pernikahan dibawah umur.

  4. Sumber Data

  Berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. (Ali, 2009:106) a. Data Primer

  Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya baik melalui wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti b. Data Sekunder

  Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen- dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan peraturan perundang-undangan.

5. Tehnik pengumpulan data

  a. Observasi Observasi atau pengamatan adalah perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non-partisipan yaitu observasi yang menjadikan peneliti sebagai penonton atau penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang menjadi topik penelitian (Emzir, 2011:38-40).

  b. Wawancara (interview) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan laporan diri sendiri atau self-report. (Sugiyono, 2010: 194).

  Adapun informan yang diambil dalam penelitian ini adalah keluarga pernikahan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Informan yang diperlukan oleh peneliti antara lain pasangan perkawinan dibawah umur, orang tua c. Studi Dokumentasi

  Studi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yakni berupa catatan, transkip, buku, undang-undang, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Emzir, 2011:61). Adapun dokumen yang diperlukan oleh peneliti adalah dengan mengumpulkan bahan-bahan seperi akta nikah, kartu keluarga, dan KTP.

  6. Analisis Data

  Miles dan Huberman menyatakan terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatn tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir data diambil. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Upaya penarikan kesimpulan dilakukan penulis secara terus menerus selama berada dilapangan. (Agusta, 2012:10)

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  valid dan reliable. Untuk itu, dalam penelitian kualitatif pun dilakukan upaya validasi data. Objektivitas dan keabsahan data penelitian dilakukan dengan melihat reliabilitas dan validitas yang diperoleh. Agar dapat terpenuhinya validitas data dalam penelitian kualitatif, dapat dilakukan dengan cara antara lain (Idrus, 2009:145): a.

  Memperpanjang observasi; b.

  Pengamatan yang terus-menerus; c. Triangulasi; d.

  Membicarakan hasil temuan dengan orang lain; e. Menganalisis kasus negatif; f. Menggunakan bahan referensi.

8. Tahap-tahap penelitian a.

  Peneliti menentukan tema dan masalah untuk dan menentukan obyek penelitian.

  b.

  Peneliti mencari informasi tentang perlindungan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang .

  c.

  Setelah mendapatkan informasi awal, peneliti membuat proposal penelitian yang diajukan kepada Ketua Jurusan lalu diteruskan kepada dosen pembimbing skripsi d. Setelah proposal disetujui maka peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisa data dilakukan dari awal mengumpulkan data sampai data terkumpul seluruhnya. f.

  Analisa yang dilakukan peneliti adalah dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan g.

  Peneliti menyusun laporan penelitian.

H. Sistematika penulisan

  Penelitian ini secara garis besar terdiri sari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

  Pada bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

  Bagian inti terdiri dari: Bab I: Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; keguanaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

  Bab II: Kajian Teori tentang Perkawinan Dibawah Umur yang berisi pengertian perkawinan, tujuan perkawinan, asas-asas perkawinan, dan usia perkawinan. Bab ini juga akan termuat kajian teori tentang perlindungan orang tua terhadap perkawinan dibawah umur .

  Bab III: Gambaran umum perkawinan dibawah umur di Desa Giyanti Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang meliputi gambaran umum tua terhadap perkawinan dibawah umur.

  Bab IV: Analisa terhadap perlindungan orang tua terhadap perkawinan dibawah umur dalam tinjauan hukum positif dan hukum Islam. Bab V: Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran. Dalam bagian akhir termuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.

BAB II PERLINDUNGAN ORANG TUA TERHADAP PERKAWINAN DIBAWAH UMUR A. PERKAWINAN 1. Pengertian Perkawinan Perkawinan atau pernikahan dalam literature fiqh berbahasa Arab

  disebut dengan dua kata, yaitu nikah dan zawaj . Kedua kata )

  حاكن(

  ) جاوز (

  ini yang terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam Al- Qur‟an dan hadis Nabi. Kata na-ka-ha banyak terdapat dalam Al-

  Qur‟an dengan arti kawin, seperti dalam surat an-Nisa‟ ayat 3 (Syarifuddin, 2014:35) :

  ََوََثَاَََُُوَ َٰنَْ ثَم ََماَتَيْلاَ ِفَِاْوُطِسْقُ تََّلَْاَْمُتْفِخَْنِاَو

َِءاَسِّنلاََنِمَْمُكَلََباَطَاَمَاوُحِكْناَفَى

َ ۚ ََعاَبُر

  ًَةَدِحاَوَ فَاوُلِدْعَ تََّلَْاَْمُتْفِْنِْاَف

  Dan jika kamu takut tidak akan berlaku adil terhadap anak yatim, maka kawinilah perempuan-perempuan ;ain yang kamu senangi, dua, tiga atau empat orang, dan jika kamu takut tidak akan berlaku adil, cukup satu orang (Kemenag, 2012:77)

  Demikian pula banyak terdapat kata za-wa-ja dalam Al- Qur‟an dalam arti kawin, seperti pada surat al-Ahzab ayat 37:

  َْمِهِءا ََيِعْدَاَِجاَوْزَاَ ِفٌَِجَرَحََْيِْنِمْؤُمْلاَىَلَعََنْوُكَيََلَْْيَكِلَاَهَكَاَنْجَّوَزَاًرَطَوَاَهْ نِمٌَدْيَزَىَضَقَاَّمَلَ ف ......

  Maka tatkala Zaid telah mengkhiri keperluan (menceraikan)

  istri-nya; Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin unutuk (mengawini) mantan istri-istri anak angkat mereka…(Kemenag, 2012: 423)

  Tetapi dalam Al- Qur‟an terdapat pula kata nikah dengan arti akad, seperti tersebut dalam firman Allah surat an-

  Nisa‟ ayat 22:

  ...َ َفَلَسَْدَقَاَمََّلِْاَِءاَسِّنلاََنِمَْمُكُؤاَباَءََحَك ََنَاَمَاوُحِكْنَ تََلَْو Janganlah kamu menikahi perempuan yang pernah dinikahi

oleh ayahmu kecuali apa yang sudah berlalu... (Kemenag, 2012:81)

  Dari beberapa pengertian perkawinan dalam Al- Qur‟an tersebut menimbulkan b eberapa perbedaan pendapat di kalangan Ulama‟. Ulama‟

  Syafi‟iyah, menyebutkan bahwa perkawinan adalah suatu akad dengan menggunakan lafal nikah atau zauj yang menyimpan arti memiliki wati.

  Artinya dengan pernikahan seseorang dapat memiliki atau mendapatkan kesenangan dari pasangannya. (Abidin, 1999:10) Menurut Imam Hanafi, perkawinan adalah akad yang berfaedah kepada kepemilikan untuk bersenang-senang dengan sengaja. Jadi Imam

  Hanafi menganggap bahwa nikah itu mengandung makna hakiki untuk melakukan hubungan suami isteri. Sedangkan menurut Imam Maliki, nikah adalah akad yang semata-mata untuk kenikmatan dan kesenangan seksual belaka. Berbeda dengan itu, menurut Imam Hambali perkawinan adalah akad yang dimaksudkan untuk mendapatkan kesenangan seksual dengan menggunkan lafad inkah atau tazwij. (Maskur, 2014:46)

  Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan).

  Dari beberapa pengertian perkawinan diatas dapat disimpulkan bahwa perkawinan merupakan sunnatullah yang berupa kebutuhan naluri manusia sebagai sarana untuk membentuk suatu tatanan masyarakat dari populasi terkecil yaitu keluarga dengan cara yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

2. Tujuan Perkawinan

  Menurut Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

  pasal 1 (satu) dijelaskan bahwa tujuan perkawinan ialah membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-undang Perkawinan, 2014:2). Tujuan yang telah dijelaskan dalam Undang-undang perkawinan ini tidaklah bertentangan dengan hukum Islam, Allah menjelaskannya dalam Qur‟an Surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi:

  ًَةَّدَوَمَْمُكَنْ يَ بََلَعَجََوَاَهْ يَلِاَاِْۤوُ نُكْسَتِّلَاًجاَوْزَاَْمُكِسُفْ نَاَْنِمَْمُكَلََقَلَخَْنَاَِِۤهِتٰيٰاَْنِمََو ۝ ُ ۗ ََِا ًَةَْحَْرََو

  ََنْوُرَّكَفَ تَّ يٍَمْوَقِلَ ٍتٰيَٰلََْكِلٰذَِْفََِّن Dan diantara tanda-tanda (kebesaran-Nya) ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. . (Kemenag, 2012:406)

  Ayat di atas menjelaskan bahwa sebuah pernikahan antara laki-laki dan perempuan akan menjadikan ketentraman diantara mereka dan kasih sayang yang akan selalu tumbuh diantara mereka. Ketentraman dan kasih sayang sangat perlu untuk membina sebuah keluarga yang didambakan seluruh keluarga atau yang sering disebut keluarga sakinah, mawaddah, dan warohmah.

  Tujuan Perkawinan lebih rinci dijelaskan oleh Filosof Imam Al- Ghozali, ia membagi tujuan perkawinan dalam lima hal sebagai berikut:

  a. Memperoleh keturunan yang sah, yang akan melangsungkan serta mengembangkan suku-suku bangsa manusia b. Memenuhi tuntutan naluriah hidup manusia

  c. Memelihara manusia dari kejahatan dan kerusakan

  d. Membentuk dan mengatur rumah tangga yang menjadi basis pertama yang besar diatas dasar kecintaan dan kasih sayang e. Menumbuhkan kesungguhan berusaha untuk mencari rizki yang halal dan memperbesar tanggung jawab. (Wasman, 2011:38)

3. Hukum Perkawinan

  Hukum perkawinan dibagi menjadi lima hukum taklifi yaitu sebagai berikut (Wibisana, 2016:189): a.

  Wajib bagi orang yang sudah mampu menikah, sedangkan nafsunya telah mendesak untuk melakukan persetubuhan yang dikhawatirkan akan terjerumus dalam praktek perzinahan.

  b.

  Haram bagi orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nafkah lahir dan batin kepada calon isterinya, sedangkan nafsunya belum mendesak.

  c.

  Sunnah bagi orang yang nafsunya telah mendesak dan mempunyai kemampuan untuk nikah, tetapi ia masih dapat menahan diri dari berbuat haram.

  d.

  Makruh bagi orang yang lemah syahwatnya dan tidak mampu memberi belanja calon isterinya.

  e.

  Mubah bagi orang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang mewajibkan segera nikah atau karena alasan-alasan yang mengharamkan untuk nikah.

4. Rukun dan Syarat-syarat Perkawinan

  Undang-undang Perkawinan hanya menjelaskan syarat-syarat perkawinan tanpa menjelaskan rukunnya, syarat-syarat tersebut bisa dibilang syarat formal untuk melakukan perkawinan atau pernikahan di Indonesia. Sedangkan rukun dan syarat perkawinan dijelaskan lebih rinci di dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 14 yang menyebutkan Untuk a.

  Calon suami; b.

  Calon isteri c.

  Wali nikah; d.

  Dua orang saksi dan; e. Ijab dan Kabul.

  Kemudian Kompilasi Hukum Islam dalam bab yang sama pada bagian-bagian selanjutnya menjelaskan syarat-syarat dari rukun yang sudah dijelaskan pada pasal 14 tersebut. Adapun syarat yang harus dipenuhi dari masing-masing rukun adalah sebagai berikut (Maskur, 2014:52): a.

  Syarat-syarat calon suami: 1) Beragama Islam. 2) Jelas laki-lakinya. 3) Jelas atau orangnya diketahui. 4)

  Calon laki-laki kenal dan tahu betul bahwa calon isterinya halal dinikahi baginya.

  5) Tidak dipaksa tetapi harus ikhtiar (kemauan sendiri)

  6) Tidak sedang berikhrom haji atau umroh. 7) Bukan mahromnya. 8) Tidak mempunyai istri yang haram di madu. 9) Tidak dalam keadaan beristri empat.

  b.

  Syarat-syarat calon istri: Beragama Islam.

  2) Jelas perempuannya/bukan khuntsa. 3) Wanita itu tentu orangnya.

  4) Sepertujuan dirinya/tidak dipaksa. 5) Tidak bersuami atau dalam iddah orang lain. 6) Bukan mahromnya. 7) Belum perah di li‟an. 8) Tidak sedang berikhrom haji atau umroh.

  c.

  Syarat-syarat wali: 1) Laki-laki. 2) Beragama Islam. 3) Baligh. 4) Berakal sehat. 5) Adil.

  d.

  Syarat-syarat saksi: 1) Beragama Islam. 2) Baligh. 3) Berakal sehat. 4) Merdeka/bukan budak. 5) Kedua orang saksi itu bisa mendengar/tidak tuna rungu.

  e.

  Syarat-syarat sighot (ijab dan qobul):

  Sighot dan ijab mempunyai syarat-syarat masing-masing. Syarat-

  syarat ijab adalah sebagai berikut: Dengan perikatan shorih dapat dipahami oleh mempelai laki-laki, wali dan dua orang saksi.

  2) Harus dengan shighot yang mutlak (tidak muqoyyad atau terikat) tidak ditakwilkan atau dikaitkan dengan suatu syarat atau dengan batas waktu.

  3) Shighot yang digunakan dalam akad itu mengandung pengertian relanya orang yang mencakup sejak berlangsungnya akad. Sighot yang dipakai adalah fiil madhi.

  Sedangkan syarat-syarat qobul adalah sebagai berikut: 1)

  Dengan kata-kata yang mengandung arti menerima, setuju atau dengan perkawinan tersebut.

  2) Harus dengan sighot yang mutlak

Dokumen yang terkait

PEMBAHARUAN AKAD NIKAH MASYARAKAT MUSLIM BERDASARKAN PETUNGAN JAWA (Studi Kasus Di Desa Pakis Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 120

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

PERNIKAHAN DI DEPAN JENAZAH ORANG TUA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 130

PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA KAWIN PAKSA (Studi Analisis Putusan No.1465Pdt.G2014PA.Bi) SKRIPSI Diajukan untuk Memenui Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 82

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BARTER (Studi di Desa Benowo Kecanmatan Bener Kabupaten Purworejo) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 92

PERKAWINAN POLIANDRI (Studi Kasus Di Dusun Canggal Desa Sidoharjo Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 3 149

DISPENSASI NIKAH BAGI ANAK DIBAWAH UMUR (Studi Putusan Pengadilan Agama Salatiga Tahun 2013-2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Keluarga Islam

1 1 119

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI TEBAS POHON DURIAN (Studi Kasus di Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 116

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 121

ANJELO SEBAGAI SUMBER UTAMA NAFKAH UTAMA KELUARGA (Studi Kasus di Bandungan Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 94