PENELITIAN TINDAKAN KELAS (10). doc

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-3 SMP NEGERI 9 TANJUNG
BALAI TAHUN PELAJARAN 2013-2014

OLEH :
LISDA RIDAWATI SIHITE,S.Pd
NIP. 19710717 200502 2 001

SMP NEGERI 9 TANJUNGBALAI
DINAS PENDIDIKAN KOTA TANJUNG BALAI
SUMATERA UTARA
2014

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
1. Judul

Penggunaan Metode Demonstrasi
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di
Kelas VIII-3 SMP Negeri 9
Tanjungbalai Tahun Pelajaran 20132014

2. Peneliti
a. Nama lengkap dan gelar
b. Pangkat/Golongan
c. NIP
d. Bidang Diampu
e. Nama Sekolah
f. Alamat Sekolah
g. No. Telp/HP
h. Email

Lisda Ridawati Sihite,S.Pd
Penata/III C
19710717 200502 2 001
IPS
SMP Negeri 9 Tanjungbalai
Jl. Sei Agul Sei Raja Sei Tualang


Raso Tanjungbalai

3. Waktu Pelaksan
4. Biaya

Tanjungbalai
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 9 Tanjungbalai

Peneliti,

ABSTRAK
Lisda Ridawati Sihite, Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas VIII-3 SMP Negeri 9
Tanjungbalai Tahun Pelajaran 2013-2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk:
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada pelajaran IPS di kelas VIII-3 SMP Negeri
9 Tanjungbalai Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode Penelitian yang digunakan
dalam penelitian adalah, Metode Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan
2 siklus. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 9

Tanjungbalai sebanyak 30 orang, dengan rincian 12 orang siswa perempuan dan
18 orang siswa laki-laki. Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian ini adalah menggunakan test, angket dan
observasi. Rentang nilai untuk tes adalah 1-100. Teknik analisa data yang
digunakan adalah menggunakan perhitungan jumlah nilai yang diperoleh siswa
dibagi jumlah nilai total dikalikan dengan seratus kemudian perhitungan data
menggunakan pengelompokan nilai rata-rata siswa, persentase siswa yang tuntas
dan persentase jumlah siswa yang belum tuntas. Hasil penelitian ini menunjukkan
terdapat peningkatan hasi belajar dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
cara belajar siswa aktif dengan hasil sebagai berikut: (1) terdapat peningkatan ratarata hasil belajar siswa, dimana pada tes awal rata-rata hasil belajar siswa adalah
52,33, pada siklus I meningkatkan menjadi 64,67 kemudian pada siklus II
meningkat lagi menjadi 72,33, terdapat peningkatan jumlah siswa yang tuntas,
dimana pada tes awal jumlah siswa yang tuntas hanya 0%, meningkat menjadi
46,67% pada siklus I kemudian meningkat lagi menjadi 86,67% pada siklus II,
terdapat penurunan jumah siswa yang tidak tuntas mencapai 100%, Pada siklus I
menurun menjadi 53,3% kemudian pada siklus II menurun lagi mencapai 13,33%
dengan kata lain, hanya 4 siswa saja yang memperoleh nilai 60 dan selebihnya
(26) siswa memperoleh nilai 70 dan diatas 70

Kata kunci


: Hasil belajar, pendekatan pembelajaran cara belajar siswa aktif

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, laporan penelitian
Tindakan Kelas ini dengan judul Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas VIII-3 SMP
Negeri 9 Tanjungbalai Tahun Pelajaran 2013-2014 telah selesai disusun dengan
baik. Penulis menyadari pentingnya penulisan PTK ini untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan minat siswa.
Selanjutnya PTK ini merupakan salah satu indikator dari kompetensi professional
guru yang harus dimiliki oleh seorang guru
Penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada
Bapak Kepala SMP Negeri 9 Tanjungbalai sehingga saya mampu menyelesaikan
penelitian ini dengan baik serta rekan-rekan kerja yang ada dilingkungan SMP
Negeri 9 Tanjungbalai yang telah memberikan masukan bersifat positif guna
selesainya laporan ini yang bagi penulis masih tahap awal ini
Penelitian tindakan kelas ini
adalah salah satu syarat untuk kenaikan pangkat dan diperiksa oleh tim penilai.
Penulis berharap kepada Tim penilai yang terhormat yang memeriksa Penelitian

Tindakan Kelas ini, agar sudilah kiranya memberikan niai yang maksimal
sehingga penulis dapat meningkatkan karir dan memiliki kenaikan pangkat
golongan dari Golongan III-c ke Golongan III-d. Akhirnya penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan Tim Penilai untuk memeriksa
dan memberi nilai terhadap Penelitian Tindakan Kelas ini.

Tanjungbalai,
Penulis,

Lisda Ridawati Sihite,S.Pd
NIP.19710717 200502 2 001

DAFTAR ISI
Halaman judul
Lembar pengesahan ……………………………………………………………………… i
Abstrak …………………………………………………………………………………...
ii

Kata Pengantar


…………………………………………………………………………... iii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………
iv

Daftar Tabel

…………………………………………………………………………….. v
Daftar Diagram …………………………………………………………………………. vi
Daftar Lampiran …………………………………………………………………………
vii
BAB I :

PENDAHULUAN …………………………………………………........ 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 2
B. Perumusan Masalah …………………………………………………... 3
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………... 4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………......... 5

BAB II : KAJIAN TEORI ………………………………………………………… 6
A. Hakekat Hasil Belajar ……………………………………………….... 7

B. Hakekat Pendekatan Pembelajaran …………………………………… 8
C. Hakekat Pembelajaran ……………………………………………........ 9

D. Pendekatan Pembelajaran Cara Demonstrasi ………………………… 10
E. Kerangka Berpikir ……………………………………………………. 11
F. Hipotesis Tindakan ………………………………………………....... 12
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN…. 13
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ………………………………………. 14
B. Subjek Penelitian …………………………………………………….. 15
C. Metode Penelitian …………………………………………………… 16
D. Desain Prosedur Penelitian ………………………………………….. 17
E. Instrumen Penelitian ………………………………………………… 18
F. Teknik Pengumpulan data …………………………………………… 19

G.

Teknik Analisa Data ………………………………………………… 20
H. Indikator Kinerja ……………………………………………………… 21
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ………………………………… 22
A.Kemampuan Awal Siswa ……………………………………………… 23

B. Pembahasan Siklus I ………………………………………………….. 24
C. Pembahasan Siklus II ………………………………………………… 25
D. Pembahasan Penelitian ……………………………………………….. 26
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………. 27
A.Kesimpulan …………………………………………………………… 28
B.Saran ………………………………………………………………….. 29
DAFTAR PUSAKA ……………………………………………………………………..
30

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Tes Awal Siswa ……………………………………………………… 31
Tabel 4.2. Hasil Belajar Siklus I ………………………………………………………. 32
Tabel 4.3. Hasil Belajar Siklus II ……………………………………………………… 33

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Hasil Tes Awal Siswa …………………………………………………… 34
Diagram 4.2 Hasil Belajar Siklus I …………………………………………………….. 35
Diagram 4.3 Hasil Belajar Siklus II ……………………………………………………. 36

Diagram 4.4 Hasil Belajar Tes Awal, Siklus I, Siklus II ………………………………. 37

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Absensi Nama-nama Siswa Kelas VIII-3 ………………………… 38
Lampiran 2. Angket Minat Siswa ……………………………………………………… 39
Lampiran 3. Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Demonstrasi ……………. 40
Lampiran 4. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ………………………………... 41
Lampiran 5. Photo-photo Kegiatan Pembelajaran …………………………………….. 42

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh masyarakat dan
pemerintah yang bertujuan menciptakan peserta didik menjadi manusia yang
cerdas,beriman, bertaqwa, berbudi pekerti, berkarakter, dan dapat beradaptasi
dengan lingkungannya dimasa yang akan dating melalui pembelajaran, pelatihan,

dan pembimbingan. Ada empat komponen utama yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pendidikan, yakni 1) guru, 2) siswa, 3) pembiayaan dan 4)

pengelolaan
Berdasarkan penjelasan diatas, guru adalah merupakan komponen yang
sangat penting atas tercapainya tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, guru tidak
hanya diharapkan sebagai pengajar, tetapi juga menjadi seorang pendidik yang
mampu mencerdaskan peserta didik menjadi manusia yang cerdas, beriman,
bertaqwa, berbudi pekerti, berkarakter dan memiliki keprobadian yang baik agar
dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu guru memiliki
kompetensi agar dapat menciptakan peserta didik sesuai dengan apa yang
diharapkan. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru ada 4,
yakni: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi professional, (3) kompetensi
kepribadian dan (4) kompetensi sosial. Didalam kompetensi pedagogik, guru harus
mampu memahami karakteristik peserta didik, member kesempatan yangsama
kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan yang sama pada peserta didik, mengetahui penyebab
penyimpangan perilaku peserta didik. Selanjutnya didalam kompetensi
kepribadian, guru harus mampu menghargai siswa dan mempromosikan prinsip
prinsip pancasila, mengembangkan dengan teman sejawat, berkomunikasi dengan
masyarakat sekitar serta berperan dalam kegiatan sosial masyarakat.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah memahami dan
meneerapkan pendekatan pembelajaran. Namun, pada kenyataannya guru

belum mampu menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada
siswa. Selama ini guru yang di dalam hal ini sebagai penulis dan sekaligus
peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini belum menerapkan pendekatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat
meningkatkan minat serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaranr di dalam
kelas.
1
Berdasarkan angket awal tentang minat siswa didalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas yang disebar oleh penulis kepada 30 siswa VIII-3 SMP
Negeri 9 Tanjungbalai, diperoleh fakta sebagai berikut: (1) Delapan orang siswa

yang menyatakan sangat tertarik mengikuti pembelajaran, (2) tujuh belas orang
siswa menyatakan kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran, dan (3) lima
orang siswa menyatakan tidak tertarik.
Sementara itu, berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis
terhadap sisw di kelas VIII-3 pada semester sebelumnya atau semester ganjil
tahun ajaran 2013-2014 diperoleh data sebagai berikut: (1) hanya delapan
orang siswa memperoleh nilai 70 dan 80. (2) tujuh belas orang siswa
memperoleh nilai 60 dan (3) lima orang sisa memperoleh nilai 60 kebwah.
Kemudian dikemukakan juga masalah: (1) pembelajaran IPS di kelas masih
monoton, (2) metode yang dinakan guru dalam mengajar masih bersifat
konvensional, (3) belum ditemukan pendekatan pembelajaran yang tepat, (4)
rendahnya kualitas pembelajaran IPS, dan (5) rendahnya hasil belajar siswa
untuk mata pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil angket minat belajar dan observasi awal tentang nilai
siswa diatas, maka penulis berusaha untuk meningkatkan minat siswa dan hasil
belajar siswa melalui cara merubah pendekatan pembelajaranyang berpusat
pada siswa. Kemudian penulis membaca buku pendekatan pembelajaran dan
tertarik untuk menerapkan strategi pembelajaran demonstari untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh sebab itu, penulis membuat penelitian yang berjudul “Penggunaan
Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Di Kelas VIII-3 SMP Negeri 9 Tanjungbalai Tahun Pelajaran
2013-2014”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah diatas, maka masalah yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.Apakah Strategi Pembelajaran Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran IPS di kelas VIII-3 SMP Negeri 9 Tanjungbalai selama tahun
pelajaran 2013-2014

2

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditentukan tujuan
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di
kelas VIII-3 di SMP Negeri 9 Tanjungbalai melalui Strategi
Pembelajaran Demonstrasi Tahun pelajaran 2013-2014
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa dan guru. Adapun
bagi siswa penelitian ini diharapkan:
1. Keaktifan siswa didalam proses pembelajaran meningkat
2. Siswa berani mengemukakn pendapat dengan baik di depan kelas
3. Hasil belajar IPS semakin meningkat
Sementara itu bagi guru diharapkan:
1. Dapat merubah pola mengajar guru dari pendekatan pembelajaran
konvensional menjadi strategi pembelajaran demonstrasi
2. Menjadi bahan pertimbangan bagi guru lain untuk menerapkan
pembelajaran Demonstrasi.
3. Menjadi bahan rujukan bagi guru lain untuk membuat penelitian yang
lainnya yang berhubungan dengan Strategi Pembelajaran
Demonstrasi.

3

BAB II
KAJIAN TEORI
A.Hakekat Hasil Belajar
Menurut S. Nasution dalam Hamdani (2011:12) bahwa hakekat hasil
sejajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya
mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan
penghayatan dalam diri pribadi individu untuk belajar.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti
suatu materi tertentu dari mata pelajaran berupa data kuantitatif ataupun
data kualitatif . Untuk melihat hasil belajar dilakukan penilaian terhadap
siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai
suatu materi atau belum. Penilaian adalah upaya sistematis yang
dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditunjukan untuk
menjamin tercapainya kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan
tujuan yang telah di terapkan. Hasil belajar dapat dilihat dari Ulangan
Harian, Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Semester. Dalam
penelitian Tindakan kelas ini yang dimaksudnya dengan hasil belajar

siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa pada mata
pelajaran IPS. Ulangan Harian akan dilakukan setiap selesai proses
pembelajaran pada satuan bahasan atau satu kompetensi tertentu. Ulangan
Harian Minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Tujuan
Ulangan harian untuk memperbaiki program pembelajaran serta sebagai
bahan untuk memberikan nilai bagi peserta didik.
B. Hakekat Pendekatan Pembelajaran
Secara umum, pendekatan dapat diartikan sebagai suatu upaya yang
dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.
Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia pendekatan adalah rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan). Joni (1983)
dalam Hamdani (2011 : 18) berpendapat bahwa yang dimaksud pendekatan
adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang
kondusif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Adapun
ciri-ciri pendekatan menurut Stoner dan Sirait (1996 : 140) dalam Hamdani
(2011 : 18) adalah sebagai berikut:

(1)Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan, yaitu
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tesebut dan waktu
yang diperlukan untuk mengamati dampaknya
(2)Dampak walaupun hasil akhir dengan mengikuti pendekatan tertentu
tidak langsung terlihat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan segera
berarti.
(3)Pemusatan upaya, Sebuah pendekatan yang efektif biasanya
mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap rentang
sasaran yang sempit
(4)Pola keputusan, Kebanyakan pendekatan mensyaratkan bahwa sederetan
keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan
tersebut harus saling menunjang, artinya mengikuti suatu pola yang
konsisten.
(5)Peresapan, Sebuah pendekatan mencakup suatu spectrum kegiatan yang
luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi
harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatankegiatan ini mengharuskan semua tindakan organisasi bertindak secara
naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat pendekatan.

Dengan demikian, pendekatan dapat diartikan sebagai suatu susunan
pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengar
menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.
Apabila dihubungkan dengan proses belajar mengajar, pendekatan
adalah cara yang dipilih untuk mencapaikan materi pelajaran dalam
lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Pendekatan belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan
tetapi juga termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya.
Pendekatan belajar mengajar terdiri atas semua komponen materi
pembelajaran dan perosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan kata lain, pendekatan belajar
mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok
dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap tingkah laku yang dipelajari harus
dipraktekkan. Karena setiap materi dan tujuan pengajaran berbeda satu sama
lain, jenis kegiatan yang harus dipraktekkan oleh siswa memerlukan
persyaratan yang bebeda pula.
Pendekatan pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur
yang menjamin sisw mencapai tujuan. Pendekatan pengajaran lebih luas dari
pada metode atau teknik pengajaran. Dengan kata lain, metode atau teknik
pengajaran merupakan bagian dari pendekatan pengajaran.
Peranan pendekatan pengajaran lebih penting apabila guru mengajar
siswa yang berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan serta

minat. Hal tersebut karena guru harus memikirkan pendekatan pengajran
yang mampu memenuhi keperluan semua siswa. Di sini, guru tidak saja
harus menguasai

Berbagai kaidah mengajar, tetapi yang lebih penting adalah
mengintegrasikan serta menyusun kaidah-kaidah itu untuk membentuk
pendekatan pengajaran yang paling berkesan dalam pengajarannya.
Kaidah-kaidah mengajar harus diatur untuk membentuk pendekatan
pengajaran. Kaidah yang paling baik bergantung pada situasi dan kondisi
tempat proses pengajaran itu berlaku. Jelasnya, suatu kaidah pengajaran
tidak menjamin pencapaian tujuan pengajaran, tetapi yang lebih penting
adalah interaksi kaidah itu dengan kaidah-kaidah lain.

C.Hakekat Pembelajaran
Menurut aliran behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan
atau stimulus. Aliran kognitif mendeinisikan pembelajaran sebagai cara guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berifikir agar mengenal dan

memahami sesuatu yang sedang dipelajari (Darsono, 2000 : 24) dalam
Hamdani (2011 : 23). Adapun hemanistik mendeskripsikan pembelajaran
sebagai memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan
pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya
(Sugandi, 2004:9).
Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik
setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dan
sekitarnya. Pada dasarnya, semua siswa memiliki gagasan atau pengetahuan
awal yang sudah terbangun dalam wujud skemata. Dari pengetahuan awal
dan pengalaman yang ada, siswa menggunakan informasi yang berasal dari
lingkungannya dalam rangka mengkontruksi interpretasi pribadi serta
makna-

maknanya. Makna dibangun ketika guru memberikan permasalahan yang
relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya,
memberi kesempatan kepada siswa menemukan dan menerapkan idenya

sendiri. Untuk membangun makna tersebut, proses belajar mengajar
berpusat pada siswa.
D.Pendekatan Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi
Menurut Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd.,dalam bukunya Perencanaan
pembelajaran (2007) mengungkapkan bahwa strategi dan metode dalam
proses pembelajaran. Strategi adalah siasat melakukan kegiatan. Kegiatan
dalam pembelajaran yang mencakup metode dan teknik pembelajaran.
Yang dimaksud dengan Metode Demostrasi ialah metode mengajar
dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya atau bekerjanya suatu proses
atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau instrument tertentu kepada
siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat
dilakukan oleh guru untuk anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup
baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran sains dan
teknologi, misalnya : bagaimana cara kerja suatu mesin cuci atau apa yang
terjadi jika suatu balon berisi air bakar dengan api dsb
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode demostrasi :
1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di
Demonstrasikan tidak bias di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya
alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas

2. Demostrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktifitas dimana
siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktifitaas mereka
sebagai pengalaman yang berharga
3. Tidak semua hal dapat didemostrasikan di kelas karena alat-alat yang
terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh di
kelas.
4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis tetapi dapat
membangkitkan minat sifat
5. Guru harus dapat memperagakan demostrasi dengan sebaik-baiknya,
karena itu guru perlu mengulang-ulang peragaan di rumah dan memeriksa
semua alat yang akan dipakai sebelumnya sehingga sewaktu
mendemostrasikan di depan kelas semuanya berjalan dengan baik.
Kelebihan metode demostrasi adalah :
1. Perhatikan anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap
penting oleh guru dapat diamati.
2. Perhatikan anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di
demostrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
megurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar.
4. Dapat menambah pengalaman anak didik.
5. Bisa Membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di
sampikan.
6. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan
kongkrit.

7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam pikiran setiap
siswa karna ikut serta berperan secara langsung.

Keterangan metode demonstrasi adalah :
1. Memerlukan waktu yang cukup banyak.
2. Apabila terjadi kekurangan media, metode demostrasi menjadi
kurang efesian
3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli
bahan-bahanya
4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
5. Apabila siswa tidak aktif maka metode deomontran menjadi tidak
efektif
Langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:
a. Perencanaan
Dalam Perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
1). Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang diharapkan dapat tercapaisetelah metode demostrasi
berakhir
2). Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demostrasi yang
akan di laksanakan
3). Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
4). Selama demostrasi berlangsung guru harus instrospeksi diri
apakah :
(a). Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa

(b). Apakah semua media yang di gunakan telah di tempatkan pada
posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
(c). Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu
5). Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak
didik
b. Percanaannya:
1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
2. Melakukan demostrasi dengan menarik perhatian siswa
3. Mengingat pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai
sasaran
4. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demostrasi
dengan baik
5. Memberikan keserapatan kepada siswa untuk aktif
6. Menghindari keterangan
7. Evaluasi : dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan,
menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut baik di sekolah
maupun di rumah
Pendekatan Strategi Pembelajaran Demostrasi
1. Pengertanian Pendekatan Strategi Pembelajaran Demonstrasi
Pada umunya metode lebih cenderung disebut sebuah pendekata. Dalam
bahasa inggris dikenal sebagai kata “approach” yang dimaksudnya juga

“pendekatan”. Di dalam kata pendekatan ada unsur psikhis seperti halnya
yang ada pada proses belajar mengajar. Semua guru professional dituntut
terampil mengajar tidak semata-mata hanya menyajikan materi ajar. Guru
dituntut memeliki pendekatan mengajar sesuai dengan tujuan instruksional.
Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan agar dengn cara
demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan diajarkan.
Piaget dan Chomsky berbeda pendapat dalam hal hakikat manusia. Piaget
memandang anak-anaknya sebagai agen yang aktif dan konstruktif yang
secara perlahan-llahan maju dalam kegiatan usaha sendiri yang terusmenerus. Strategi Pembelajaran Demonstrasi menurut keterlibatan mental
siswa terhadap bahan yang dipelajari. Strategi Pembelajaran Demonstrasi
adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan

Dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara
maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental yang tinggi sehingga terjadi
proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif,
afektif dan pesikomotorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan
memiliki penguasaan konsep dan prinsip. Kabar aktifitas Pembelajaran
Demonstrasi para pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi di
kerjakan di kelas secara bersama-sama.
2. Dasar-Dasar Pemikiran Pendekatan Strategi Pembelajaran Demonstrasi
Usaha penerpan dan peningkatan Strategi Pembelajaran Demonstrasi
dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan usaha “proses
pembngkitan kembali” atau proses pemantapan konsep Strategi
Pembelajaran Demonstrasi yang telah ada. Untuk itu perlu dikuji alasanalasan kebangkitan kembali dan usaha peningkatan Strategi Pembelajaran
Demonstrasi dasar dan alasan usaha peningkatan Strategi Pembelajaran
Demonstrasi secara rasional adalah sebagai berikut :
Rasional atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan Strategi
Pembelajaran Demonstrasi dapat di tinjau kembali pada hakikat Strategi

Pembelajaran Demonstrasi dan tujuan pendekatan itu sendiri. Dengan cara
demikian pembelajar dapat diketahui potensi, tendensi dan terbentuknya
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya. Pada dasarnya dapat
diketahui bahwa baik pembelajar materi pelajaran, cara penyajian atau
disebut juga pendekatan-pendekatan berkembang jadi hampir semua
komponen proses
Belajar mengajar mengalami perubahan. Perubahan ini mengarahke segi-segi
positif yang harus didukung oleh tindakan secara intelektual, oleh kemauan,
belajar yang teratur, mempersenang diri pada waktu belajar S hendaknya baik di
sekolah maupun di rumah. Bukankah materi pelajaran itu banyak, dan ini akan
memotivasi pembelajar memiliki kebiasan belajar. Dalam dengan strategi
pembelajaran Demonstrasi salah satu kompetensi yang dituntut ialah memiliki
kemampuan professional, mampu memiliki dengan pendekatan yang tepat.
Belajar mengangkut apa yang harus dikerjakan murid-murid untuk
dirinya sendiri .Guru adalah pembimbing dan pengarah ,yang
mengemudikan perahu, tetapi tenaga untuk menggerakkan perahu tersebut
haruslah berasal dari murid yang belajar. Gage dan Berliner secara
sederhana mengungkapkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman yang diperolehnya. Dengan penerapan strategi
pembelajaran Demonstrasi siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal
dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara
penuh, menyadari dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang
terdapat disekitarnya. Selain itu, siswa diharapkan lebih terlati untuk
berprakarsa, berfikir secara teratur, kritis, tanggap dan dapat menyelesaikan
masalah sehari-hari,serta lebih trampil dalam menggali, menjelajah ,
mencari ,dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya ( Raka
Joni.1992:I).Guru diharapkan bekerja secara propesional ,mengajar secara

sistematis dan berdasarkan prinsip didaktif metodik yang berdaya guna
berhasil guna ( efisien dan efektif) artinya guru dapat merekayasa system

Pembelajaran yang mereka laksanakan secara sistematis, dengan pemikiran
mengapa dan bagaimana menyelenggarakan kegiatan Stategi Pembelajaran
Demonstrasi (Raka Joni, 1992 : II). Lambat laun penerapan Strategi
Pembelajaran Demonstrasi pada gigirannya akan mencetak guru-guru yang
potensial dalam menyelesaikan diri terhadap perubahan lingkungan alam dan
sosial budaya.
Implikasi mental intelektual-emosional yang semaksial mungkin dalam
kegiatan belajar mengajar akan mampumenimbulkan nilai yang berharap dan
gairah belajar menjadi makin meningkat. Komunikasi dua arah ( seperti hal nya
pada teori pusaran atau kumparan elektronik ) menantang pembelajar
komunikasi searah kurang bisamembantu meningkatkan konsentrasi . sifat melit
yang disebut juga ingin tahu ( curionsity ) pembelajar di motivasi oleh aktifitas
yang di lakukan .pengalaman belajar akan memberi kesempatan untuk
melakukan belajar berikut nya dan akan menimbulkan kreativitas sesuai dengan
isi pelajaran ( Raka Joni,1992 : 12)
Supaya memperbanyak arah komunikasi dan menerapkan banyak
metode,media secara bervariasi dapat berdampak positif. Cara seperti itu juga
akan memberi peluang memperoleh balikan untuk menilai efektivitas
pembelajaran itu . ini di maksud balikan tidak di tunggu sampai ujian akhir
tetapi dapat di peroleh pembelajar dengan segera . dengan demikian kesalahan
kesalahan dan kekeliruan dapat segera di perbaiki . jadi , strategi pembelajaran

demonstrasi member alasan untuk dilakasanankan penilaian secara efektif,
secara terus – menerus tes tatap muka, tes formatif ,sumatif.

Dilihat dari, segi pemenuhan meningkatkan mutu pendidikan di LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan) maka pendekatan dengan pendekatan
Strategi Pembelajaran Demonstrasi layak mendapat prioritas utama. Dengan
wawasan pendidikan sebagai proses belajar mengajar menggarisbawahi betapa
pentingnya proses belajar mengajar yang tanggung jawabnya diserahkan
sepenuhnya kepada pembelajar. Dalam hal ini materi pembelajar harus benarbenar dibuat sesuai dengan kemampuan berpikir mandiri, pembentukan
kemauan si pembelajar. Situasi pembelajar mampu menumbuhkan kemampuan
dalam memecahkan masalah secara abstrak, dan juga mencari pemecahan
secara praktik (Raka Juni,1992 : 13).
3. Hakikat Pendekatan Strategi Pembelajaran Demonstrasi
Siswa pada hakekatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum
terbentuk secara jelas, maka kewajiban gurulah untuk merangsang agar mereka
mampu menampilkan potensi itu. Para guru dapat menumbuhkan keterampilanketerampilan pada siswa sesuai dengan taraf perkembangannya, sehingga
mereka memperoleh konsep. Dengan mengembangan keterampilan
keterampilan memproses perolehan, siswa akan mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta mengembangkan sikap dan nilai
yang dituntut. Proses belajar-mengajar seperti inilah yang dapat menciptakan
siswa belajar aktif. Hakekat dari Strategi Pembelajaran Demonstrasi adalah

proses keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan belajar mengajar
dan memungkinkan terjadinya :
1. Proses asimilasi/pengalaman kognitif, yaitu : yang memungkinkan
terbentuknya pengetahuan.

2. Proses perbuatan/pengalaman langsung, yaitu : yang memungkinkan
terbentuknya keterampilan
3. Proses penghayatan dan internalisasi nilai, yaitu : yang memungkinkan
terbentuknya nilai dan sikap
Walaupun demikian, hakekat Strategi Pembelajaran Demontrasi tidak saja
terletak pada tingkat keterlibatan intelektual-emosional, tetapi terutama juga
terletak pada diri siswa yang memiliki potensi, tendensi atau kemungkinan
kemungkinan yang menyebabkan siswa itu selalu aktif dan dinamis. Oleh sebab
itu guru diharapkan mempunyai kemampuan professional sehingga ia dapat
menganalisis situasi intruksional kemudian mampu merencanakan system
pengajaran yang efektif dan efesien. Dalam menerapkan konsep Strategi
Pembelajaran Demonstrasi, hakekat Strategi Pembelajaran Demonstrasi perlu
dijabarkan menjadi bagian-bagian kecil yang dapat kita sebut sebagai prinsipprinsip Strategi Pembelajaran Demonstrasi sebagai suatu tingkah laku siswa
yang muncul dalam suatu kegiatan belajar mengajar (Raka Joni, 1992 :15).
4. Prinsip-Prinsip Pendekatan Strategi Pembelajaran Demonstrasi
Prinsip Strategi Pembelajaran Demonstrasi adalah tingkah laku belajar yang
mendasarkan pada kegiatan-kegiatan yang Nampak, yang menggambarkan

tingkah keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar baik intelektualemosional maupun fisik, Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran Demonstari
yang Nampak pada 4 dimensi sebagai berikut :
Dimensi subjek didik :

 Keberaian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan yang
ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar. Keberanian tersebut
terwujud karena memasang di rencanakan oleh guru
 Keberanian untuk mencari kesempatan berpartisipasi dalam persiapan
maupun tidak lanjut dan suatu proses belajar-mengajar. Hal ini terwujud
bila guru bersikap demokratis.
 Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar mengajar

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

SOAL LATIHAN UTS IPA KELAS 1 SEMESTER 1 GANJIL 2016 KUMPULANSOALULANGAN

5 199 1

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62