FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

OLEH: AHMAD DHARIEF DAHLAWY

NIM: 104101003167

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2008 M / 1429 H

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI AREA PENGOLAHAN PT. ANTAM Tbk, UNIT BISNIS PERTAMBANGAN EMAS PONGKOR KABUPATEN BOGOR TAHUN 2008

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH: AHMAD DHARIEF DAHLAWY

NIM: 104101003167

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2008 M / 1429 H

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Oktober 2008

Ahmad Dharief Dahlawy

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI AREA PENGOLAHAN PT. ANTAM Tbk, UNIT BISNIS PERTAMBANGAN EMAS PONGKOR KABUPATEN BOGOR TAHUN 2008

Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 16 Oktober 2008

M. Farid Hamzens, M.Si

Pembimbing Skripsi

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 16 Oktober 2008

Ketua

M. Farid Hamzens, M.Si

Anggota I

Iting Shofwati, ST, M.KKK

Anggota II

Farida Tusafariah, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Skripsi, 16 Oktober 2008

Ahmad Dharief Dahlawy, NIM: 104101003167

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008

xi + 95 halaman + 14 tabel + 7 gambar + 4 lampiran.

ABSTRAK

Melaksanakan program K3 di tempat kerja diantaranya mempunyai tujuan untuk menjaga agar pekerja tetap sehat dan selamat selama bekerja. Lingkungan, genetik, layanan kesehatan, dan perilaku adalah empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Perilaku tidak selamat dan tidak sehat dalam bekerja dapat dicegah dengan mulai memperbaiki manajemen K3. Perilaku di bawah standar atau unsafe act dan kondisi di bawah standar atau unsafe conditions merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan dan penyebab utama dari kesalahan manajemen.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dengan mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, menggunakan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku K3 di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008.

Melihat data kecelakaan kerja akibat human error yang terjadi di PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor dari tahun 2000-2007 menunjukkan selalu adanya kejadian kecelakaan setiap tahunnya dari kategori ringan, berat, dan fatality (kematian). Kerugian yang ditanggung perusahaan dan karyawan akan meningkat jika hal ini terus dibiarkan. Oleh karenanya peneliti melakukan penelitian mengenai aspek pengetahuan, persepsi, sikap, pendidikan, jenis pekerjaan, dan tempat kerja karyawan area pengolahan guna mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku K3-nya.

Untuk penelitian univariat didapat 86% responden berperilaku K3 yang positif, 92% responden berpengetahuan K3 tinggi, 90% responden berpersepsi K3 positif, 99% responden memiliki sikap K3 positif, 63% responden berpendidikan formal lulus SLTA sementara sisanya hanya lulus SLTP (18%) dan lulus PT (19%), jenis pekerjaan terbanyak yaitu recovery (29%), sementara 52% responden bertempat kerja di luar ruangan. Sekilas angka yang didapat menunjukkan nilai yang baik namun pada kenyataannya kejadian kecelakaan akibat human error tetap terjadi sepanjang tahunnya.

Sementara penelitian bivariat didapatkan hasil tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku K3 (p value 0,158) , ada hubungan antara persepsi dengan perilaku K3 (p value 0,000), ada hubungan antara sikap dengan perilaku K3 (p value (0,000), tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku K3 (p value 0,215), tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan perilaku K3 (p value 0,429), dan tidak ada hubungan antara tempat kerja dengan perilaku K3 (p value 0,228). Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari enam variabel yang diteliti tentang hubungannya dengan perilaku K3, hanya persepsi dan sikap yang mempunyai Sementara penelitian bivariat didapatkan hasil tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku K3 (p value 0,158) , ada hubungan antara persepsi dengan perilaku K3 (p value 0,000), ada hubungan antara sikap dengan perilaku K3 (p value (0,000), tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku K3 (p value 0,215), tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan perilaku K3 (p value 0,429), dan tidak ada hubungan antara tempat kerja dengan perilaku K3 (p value 0,228). Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari enam variabel yang diteliti tentang hubungannya dengan perilaku K3, hanya persepsi dan sikap yang mempunyai

Meningkatnya angka kecelakaan kerja juga disebabkan oleh perilaku yang tidak aman dalam bekerja. Untuk itu, perusahaan harus meningkatkan perhatian terkait segi keselamatan kerja agar angka kecelakaan kerja dapat terus ditekan pada tahun-tahun yang akan datang. Perhatian ini dapat berupa perbaikan manajemen terkait kebijakan K3, serta membangun komitmen bersama seluruh karyawan dalam melaksanakan program K3.

Daftar bacaan : 30 (1980-2008)

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM PUBLIC HEALTH HEALTH AND SAFETY OCCUPATIONAL Skripsi, October 16 th 2008

Ahmad Dharief Dahlawy, NIM: 104101003167

Factors which Influence Health and Work Safety (K3) Behaviour in Manufacturing Area of PT. ANTAM Tbk, Pongkor Gold Mining Business Unit of Bogor Year 2008.

xi + 95 pages + 14 tables + 7 pictures + 4 appendixes.

ABSTRAC

Doing the K3 program in a work environment have some purposes. Some of them are to keep the safety and health of the worker during their work time. Environment, genetic, health services, and behavior are the four factors that influence health degree. Unsafe and unhealthy behavior during their work time can be prevented by fixing the management of the K3 program. Under standard behavior or unsafe act and the condition below the standard or unsafe condition are direct causes of an accident and the major cause of management mistake.

This research is a descriptive research using quantitative approach with cross sectional method in order to get description by learning the dynamic of correlation between risk factors and their effects, using an approach, observation or collecting data all at once at one time (point time approach) about the factors that influence the K3 behavior in manufacturing area of PT. ANTAM Tbk, Gold Mining Business Unit of Bogor year 2008.

According to the data of the accident caused by human error at PT. ANTAM Tbk, Gold Mining Business Unit of Bogor from 2000-2007, accidents always happen every year from minor category, major category, and fatality (death). If this situation still continues without any act to stop it, the detriment that the factory and the workers have to handle will increase more and more. That’s why the researcher has done a research about aspects of knowledge, perception, behavior, manner, education, job type, and work environment of the worker of the manufacturing area in order to know the factors that influence their K3 behavior.

For univariat research there are 86% responders have the positive K3 behavior, 93% responders have a good knowledge about K3, 90% responders have positive K3 perception, 99% responders have the positive K3 manner, 63% responders have graduated from high school, while the rest is only graduated from junior high school (18%) and graduated from universities (19%), the most job type of all is the recovery (29%), while 52% responders are work outdoor. From the data that we get, looks like that it shows a good situation, but however, in fact, accident that caused by human error still happening every year.

Meanwhile, the bivariat research show the result that there is no correlation between knowledge and K3 behavior (p value 0,158), there is correlation between perception and K3 behavior (p value 0,000), there is correlation between manner and K3 behavior (p value 0,000), there is no correlation between educational degree and K3 behavior (0, 215), there is no correlation between job type and K3 behavior (p value 0,429), and there is no correlation between work environment and K3 behavior (p value 0,228). From that explanation, we can conclude that from six variables that are researched about their correlation with the K3 behavior, only perception and manner that have correlation or there are meaning differences with the K3 behavior in manufacturing area of PT. ANTAM Tbk, Pongkor Gold Mining Business Unit of Bogor.

The increasing of the accident rate is also causes by the unsafe behavior during the working time. In order to decrease it, the factory should give more The increasing of the accident rate is also causes by the unsafe behavior during the working time. In order to decrease it, the factory should give more

Reference book: 30 (1980-2008)

KATA PENGANTAR

Diawali dengan menyebut nama Allah SWT. dan memuji kebesarannya, peneliti merangkai laporan skripsi ini. Semoga karya ini merupakan bagian dari upaya memajukan ilmu pengetahuan, pengabdian kepada bangsa, dan ibadah kepada Yang Maha Memiliki Segalanya.

Rasulillah Muhammad SAW. tak lupa peneliti sampaikan shalawat padanya sebagai hadiah terbaik atas pergerakan yang telah Ia lakukan untuk meninggalkan keadaan jahiliyah Abu Jahal.

Skripsi ini merupakan hasil dari proses penelitian panjang yang dilakukan di PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor selama 2 bulan. Begitu banyak lika-liku dalam pelaksanaan penelitian ini yang tidak dihiraukan oleh peneliti. Semoga dengan apa yang telah dilakukan menjadi tetesan berkah dari Allah kepada peneliti.

Semua gading pasti retak. Oleh karenanya peneliti dengan penuh kesadaran menyadari bahwa skripsi ini masih cacat dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun untuk kokohnya laporan ini sangat diharapkan.

Terakhir, peneliti secara ikhlas dan penuh kerendahan hati memberikan ucapan terimakasih atas terselesaikannya laporan skripsi ini kepada:

1. Satu-satunya keluargaku tersayang, Bapak H. Abdul Ghafur, Ibu Hj. Laila Anisah, Aa Kasyfi, dan Faqih yang selalu memberikan semangat untuk berubah ke arah lebih baik dalam menjalani kehidupan. Terimakasih juga atas do’a dan materiil-nya. Unforgetable all of you.

2. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS dan Ibu Iting Shofwati ST, M.KKK sebagai pimpinan Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah membuka tempurung dan memberikan pengetahuan Kesehatan Masyarakat yang luas.

3. Bapak M. Farid Hamzens, M.Si dan Ibu Fajar Ariyanti M.Kes yang telah sabar membimbing peneliti dari awal hingga akhir laporan ini.

4. Ibu Erni Herawati S.Sos selaku AM Hiperkes PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor yang secara terbuka menerima penulis untuk melakukan kegiatan penelitian di 4. Ibu Erni Herawati S.Sos selaku AM Hiperkes PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor yang secara terbuka menerima penulis untuk melakukan kegiatan penelitian di

5. Sahabat-sahabat UIN, FKIK, Kesehatan Masyarakat, dan K3, terimakasih semua. Dek Haying, untung ono sampeyan.

6. Kumbang orange-ku yang tanpa lelah ikut kemanapun penulis pergi untuk melakukan penelitian.

Ucapan terimakasih ini tidak diberikan kepada penghambat kreatifitas dan kemampuan mahasiswa se-dunia dalam mengembangkan kemurnian dan ketulusan hati dalam berkarya.

Jakarta, 16 Oktober 2008

Penulis

Aku merangkak di jalanku menuju kehormatan Dan mereka yang berjuang telah mencapainya Dengan kerja keras dan melakukan usaha-usaha yang tidak sedikit Banyak yang mencoba meraihnya, dan kebanyakan Merasa bosan dan letih selama dalam perjalanan

Tetapi mereka yang berada di jalan yang benar dan sabar Talah berhasil memeluk kehormatan Jangan bayangkan bahwa kehormatan itu Adalah apel yang bisa kamu makan Kamu tidak akan menggapai kehormatan

Sehingga kamu bisa mengalahkan kesulitan dengan kesabaranmu

Setiap orang mampu mengerjakan tugas-tugasnya sehari-hari Tak peduli seberapa pun sulitnya pekerjaan itu Setiap orang mampu hidup bahagia di hari itu sampai matahari

terbenam Dan inilah arti dari kehidupan sesungguhnya

Robert Louis Stevenson

Skripsi Ini Dipersembahkan Untuk Orang Tuaku Tersayang Bpk H. Abdul Ghafur dan Ibu Hj. Laila Anisah Serta Saudaraku Tercinta Aa Kasyfi dan Faqih

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1.

Definisi Operasional ......................................................................... 43 Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 60

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 61

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 61

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 61

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 62

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 ......................................................... 62

Tabel 5.7.

Dstribusi Frekuensi Responden Menurut Tempat Kerja Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 63

Tabel 5.8. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan dan Perilaku K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 ................................ 63

Tebel 5.9.

Distribusi Responden Menurut Persepsi dan Perilaku K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 64

Tabel 5.10. Distribusi Responden Menurut Sikap dan Perilaku K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 65

Tabel 5.11. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Perilaku K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 ................................ 66

Tabel 5.12. Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan dan Perilaku K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 67

Tabel 5.13. Distribusi Responden Menurut Tempat Kerja dan Perilaku K3 Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 .......................................................... 68

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Grafik Kecelakaan Kerja Akibat Human Error Tahun 2000-2006 .............................................................................. 6 Gambar 2.1. Teori Determinan Perilaku Menurut Green (1980) .......................... 20 Gambar 2.2. Proses Terjadinya Persepsi ............................................................... 28 Gambar 2.3. Komponen Sikap .............................................................................. 34 Gambar 2.4. Kerangka Teori Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku K3 .............. 41 Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 42 Gambar 5.1. Struktur Organisasi PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis

Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 ......... 58

DAFTAR SINGKATAN

BUMN : Badan Usaha Milik Negara Depnaker

: Depertemen Tenaga Kerja Depnakertrans : Depertemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi DO

: Definisi Operasional HAM

: Hak Asasi Manusia Hiperkes : Hygiene Perusahaan dan Kesehatan ILO

: International Labour Organization Jamsostek

: Jaminan Sosial Tenaga Kerja K3

: Kesehatan dan Keselamatan Kerja KK

: Kecelakaan Kerja OSHA

: Occupational Safety Health Administration PBB

: Perserikatan Bangsa-Bangsa PT

: Perguruan Tinggi PT. ANTAM : Perseroan Terbatas Aneka Tambang SDM

: Sumber Daya Manusia SLTA

: Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir SLTP

: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Tbk

: Terbuka UBPE

: Unit Bisnis Pertambanngan Emas WHO

: World Health Organization

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Data egawai Area Pengolahan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis

Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2008 Lampiran 3 Hasil Output Penelitian Lampiran 4 Izin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

“Sehat dan selamat bukanlah segalanya, tetapi tanpa sehat dan selamat segalanya tidak ada artinya”, demikian semboyan yang dikumandangkan oleh International Labour Organization (ILO) bersama World Health Organization (WHO) dalam rangka promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada setiap tempat kerja di seluruh dunia termasuk Indonesia (Suardi, 2005). Tenaga kerja dan penduduk Indonesia secara umum akan bertambah manusiawi apabila standar-standar yang berlaku di dunia dapat pula berlaku pada setiap tempat kerja di Indonesia.

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengisyaratkan bahwa “Setiap warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Hal ini akan terpenuhi apabila persyaratan K3 dilaksanakan secara sungguh-sungguh disetiap tempat kerja, di industri, perkantoran, tempat hiburan, dan rumah tangga. Dengan lingkungan yang sehat dan selamat maka produktivitas akan meningkat pula sesuai dengan martabat kemanusiaan Indonesia.

Kecelakaan dan sakit di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik, atau 2,2 juta orang pertahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal dua kali lebih banyak dibanding wanita, karena mereka lebih mungkin melakukan Kecelakaan dan sakit di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik, atau 2,2 juta orang pertahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal dua kali lebih banyak dibanding wanita, karena mereka lebih mungkin melakukan

Pendapat Suma’mur (2000) dalam melihat angka kecelakaan kerja mengungkapkan bahwa setiap tahun di seluruh dunia, terjadi jutaan kecelakaan dari yang teringan sampai kepada yang terberat. Kerugian-kerugian ini bukan main hebatnya. Data statistik kecelakaan di seluruh dunia termasuk Indonesia menunjukkan bahwa angka kecelakaan kerja terus meningkat sesuai dengan kemajuan dan intensitas penerapan teknologi.

Negara Amerika Serikat saja, kecelakaan kerja merugikan pekerja puluhan milyar dolar karena meningkatnya premi asuransi, kompensasi, dan menggaji staf pengganti. Angka K3 perusahaan di Indonesia secara umum ternyata masih rendah. Berdasarkan data organisasi buruh internasional di bawah PBB (ILO), Indonesia menduduki peringkat ke-26 dari 27 negara (Suardi, 2005).

Di Indonesia, kasus kecelakaan kerja (KK) menunjukkan grafik turun naik. Berdasarkan data Jamsostek tahun 2003-2006, diketahui bahwa selama tahun 2003 terjadi 105.846 KK, kemudian pada tahun 2004 turun menjadi 95.418 KK. Pada tahun 2005, angka kecelakaan kerja meningkat menjadi 99.023 KK. Angka ini tahun 2006 turun menjadi 95,624 KK (www.jamsostek.co.id, 2008). Data tersebut belum termasuk kasus kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan oleh perusahaan-perusahaan yang tidak mengikuti program Jamsostek.

Kecacatan merupakan risiko terberat bagi pekerja saat melaksanakan pekerjaannya. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) tahun

2006 menyebutkan bahwa, dari total kecelakaan kerja yang terjadi selama tahun 2006 diketahui bahwa 1,82% atau 12.016 orang mengalami kematian, menderita cacat total sebanyak 4.996 orang atau 0,76% serta yang mengalami cacat fungsi dan cacat sebagian masing-masing 6,03% atau 39.899, dan 4,93% atau 32.990 orang ( www.sinarharapan.co.id , 2008).

Untuk menjamin tempat kerja tetap menjaga keselamatan karyawan yang bekerja, pemerintah telah memberlakukan undang-undang keselamatan kerja yaitu undang-undang nomor 1 tahun 1970, dan untuk mengatur prinsip-prinsip kesehatan karyawan di tempat kerja telah termuat dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992. Jelas dikatakan pada undang-undang nomor 1 tahun 1970 bahwa keselamatan kerja merupakan suatu upaya pemberian perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain dari potensi yang dapat menimbulkan bahaya yang berasal dari mesin-mesin, pesawat, alat kerja, dan bahan, serta energi. Tidak ditinggalkan perlindungan dari bahaya lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, dan proses produksi. Kemudian undang-undang nomor 23 tahun 1992 menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.

Melaksanakan program K3 di tempat kerja diantaranya mempunyai tujuan untuk menjaga agar pekerja tetap sehat dan selamat selama bekerja. Derajat kesehatan menurut Henrik L Bloom dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan, genetik, layanan kesehatan, dan perilaku. Perilaku tidak selamat dan tidak sehat dalam bekerja dapat dicegah dengan mulai memperbaiki manajemen K3. Perilaku di Melaksanakan program K3 di tempat kerja diantaranya mempunyai tujuan untuk menjaga agar pekerja tetap sehat dan selamat selama bekerja. Derajat kesehatan menurut Henrik L Bloom dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu lingkungan, genetik, layanan kesehatan, dan perilaku. Perilaku tidak selamat dan tidak sehat dalam bekerja dapat dicegah dengan mulai memperbaiki manajemen K3. Perilaku di

1 kecelakaan berat disertai 10 kejadian kecelakaan ringan, 30 kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan harta benda dan 600 kejadian-kejadian hampir celaka. Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat kecelakaan kerja dengan membandingkan biaya langsung dan biaya tidak langsung adalah 1:5-50.

PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan. Pertambangan adalah suatu tempat kerja yang tergerak dalam bidang penggalian isi perut bumi yang padat modal dan padat karya. Dalam kegiatan penggaliannya berisiko tinggi terjadi kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, ledakan, longsoran, dan pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan oleh pekerja tidak berperilaku K3, pekerjaan yang tidak aman, sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat dan tidak dikelola dengan baik atau disebabkan oleh lingkungan yang tidak aman. Hal yang lebih buruk lagi adalah sistem pengelolaan atau manajemen yang buruk. Kerugian sebagai dampak dari kecelakaan kerja dapat berupa cidera pada karyawan, sarana dan prasarana penunjang, bahkan lingkungan secara keseluruhan.

Karyawan pertambangan merupakan aset utama dalam perusahaan pertambangan, oleh karena itu setiap karyawan harus memperhatikan aspek K3. Pelaksanaan K3 merupakan kewajiban setiap karyawan pertambangan, mulai dari level pimpinan tertinggi sampai pada pelaksana atau operator di lapangan.

Termasuk area pengolahan yang mempunyai bahaya cukup tinggi dalam penanganan pekerjaan, pelaksanaan K3 perlu diperhatikan guna meminimalisir angka kecelakaan akibat perilaku K3 yang kurang baik. Terdapatnya banyak mesin besar yang selalu berputar, lokasi pengamatan yang begitu tinggi, lingkungan kerja yang kurang nyaman, dan banyaknya tenaga kerja yang bertugas mempermudah kecelakaan untuk terjadi disana.

Komitmen bersama dapat dibangun apabila terjadi pemahaman yang relatif sama tentang K3 pertambangan pada seluruh karyawan. Pengetahuan K3 sesuai teori dan konsep akan membawa karyawan pada pemahaman dan persepsi yang benar juga utuh sehingga dalam diri karyawan akan terbentuk sikap dan perilaku yang positif terhadap K3 di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor.

Human error dalam pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi merupakan kejadian yang dilandasi oleh perilaku K3 individu yang buruk. meskipun perilaku K3 adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni determinan internal seperti tingkat kecerdasan dari pendidikan yang didapat, jenis kelamin, pengetahuan, aktivitas fisik, persepsi, dan sikap. Determinan berikutnya adalah determinan eksternal seperti lingkungan sosial, budaya, ekonomi, tempat kerja, dan lainnya (Notoatmodjo, 2007).

Data yang didapat mengenai kecelakaan tambang yang disebabkan oleh human error tentang penerapan perilaku K3 di PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor sebagai berikut:

Gambar 1.1. Grafik Kecelakaan Kerja Akibat Human Error Tahun 2000-2006

Grafik Kecelakaan Tambang tahun 2000 - 2006

Ringan Berat Mati

Sumber: Safety Dept PT. ANTAM Tbk,UBPE Pongkor (2008)

Selalu adanya kecelakaan pada setiap tahun akan mengakibatkan banyak kerugian baik bagi perusahaan maupun pekerja. Angka ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ditambah lagi di perusahaan tersebut terdapat area pengolahan yang berfungsi sebagai pengolah bebatuan mentah mengandung emas menjadi emas batangan menggunakan berbagai bahan kimia dan mesin yang bekerja sangat cepat. Di tempat inilah pada tahun 2007 pernah terjadi suatu kejadian fatality yang menyebabkan satu orang tewas karena terkena sengatan arus listrik (Data Departemen Hiperkes PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor, 2008). Untuk itulah peneliti memandang untuk melakukan penelitian di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor yang sangat mungkin menyumbang angka kecelakaan di Selalu adanya kecelakaan pada setiap tahun akan mengakibatkan banyak kerugian baik bagi perusahaan maupun pekerja. Angka ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ditambah lagi di perusahaan tersebut terdapat area pengolahan yang berfungsi sebagai pengolah bebatuan mentah mengandung emas menjadi emas batangan menggunakan berbagai bahan kimia dan mesin yang bekerja sangat cepat. Di tempat inilah pada tahun 2007 pernah terjadi suatu kejadian fatality yang menyebabkan satu orang tewas karena terkena sengatan arus listrik (Data Departemen Hiperkes PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor, 2008). Untuk itulah peneliti memandang untuk melakukan penelitian di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor yang sangat mungkin menyumbang angka kecelakaan di

Melakukan pekerjaan yang aman agar selamat merupakan harapan semua karyawan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor. Terjadinya kecelakaan akibat faktor perilaku K3 meliputi nilai pengetahuan, persepsi, sikap, pendidikan, jenis pekerjaan, dan tempat kerja yang kurang baik dapat menimbulkan kecelakaan seperti data yang diperoleh dari Safety Departement PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor. Angka kecelakaan ringan dan berat selalu ada tiap tahunnya mulai dari tahun 2000-2007.

Peneliti terdahulu tentang perilaku K3 diantaranya adalah Siagian (1998) menyebutkan ada pengaruh antara pendidikan yang telah dialami seseorang terhadap perilaku K3. Karena didapat p value sebesar 0,500 yang artinya ada perbedaan signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku K3 yang dilakukan.

Saputra (1997) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku K3 dengan p value 0,460. Artinya ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan seseorang dengan perilaku K3 yang dilakukannya.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Indriani (1997) menyatakan bahwa ada perbedaan antara tempat kerja dengan perilaku K3 dengan p value 0.490. Artinya ada perbedaan bermakna antara unit tempat kerja dengan perilaku K3.

Makhrudin (2007) dalam buku yang Ia kutip tentang perilaku pekerja terhadap pelaksanaan program K3 menyebutkan bahwa masih banyak pekerja yang belum memahami betul mengenai istilah K3. Tetapi dalam penelitiannya tentang perilaku K3, Makhrudin (2007) menunjukkan bahwa sebanyak 78,18% pekerja di Panarub Industry yang notabene memiliki kesamaan dengan keadaan di PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor memiliki perilaku K3 yang baik. Hanya 21,82% saja pekerja yang mempunyai perilaku tidak baik mengenai K3.

Lain lagi penelitian yang dilakukan oleh Za’im (2002) yang menunjukkan bahwa perilaku K3 di sebuah perusahaan yang terkait dengan pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa 65,10% pekerja mempunyai perilaku K3 yang baik. Selebihnya sebanyak 34,90% pekerja mempunyai perilaku K3 yang belum baik.

Keanekaragaman angka perilaku K3 inilah yang membuat peneliti ingin mengetahui nilai perilaku K3 di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor Kebupaten Bogor yang meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, pendidikan, jenis pekerjaan, dan tempat kerja.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dicantumkan di atas, diketahui bahwa perilaku K3 di perusahaan menempati angka yang baik. Namun demikian belum tentu PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor menempati angka Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dicantumkan di atas, diketahui bahwa perilaku K3 di perusahaan menempati angka yang baik. Namun demikian belum tentu PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor menempati angka

1.3. Pertanyaan Penelitian

(a). Bagaimana gambaran perilaku karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tentang K3 tahun 2008? (b). Bagaimana gambaran pengetahuan karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tentang K3 tahun 2008? (c). Bagaimana gambaran persepsi karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tentang K3 tahun 2008? (d). Bagaimana gambaran sikap karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tentang K3 tahun 2008? (e). Bagaimana gambaran tingkat pendidikan karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008? (f). Bagaimana gambaran jenis pekerjaan karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008? (g). Bagaimana gambaran tempat kerja karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008?

(h). Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan karyawan area pengolahan PT.

ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008? (i). Apakah ada hubungan antara persepsi karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008? (j). Apakah ada hubungan antara sikap karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008? (k). Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan karyawan area pengolahan PT.

ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008? (l). Apakah ada hubungan antara jenis pekerjaan karyawan area pengolahan PT.

ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008? (m)Apakah ada hubungan antara tempat kerja karyawan area pengolahan PT.

ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008.

1.4.2. Tujuan Khusus

(a). Diketahuinya gambaran perilaku karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tentang K3 tahun 2008.

(b). Diketahuinya gambaran pengetahuan karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tentang K3 tahun 2008. (c). Diketahuinya gambaran persepsi karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tentang K3 tahun 2008. (d). Diketahuinya gambaran sikap karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tentang K3 tahun 2008. (e). Diketahuinya gambaran tingkat pendidikan karyawan area pengolahan

PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008.

(f). Diketahuinya gambaran jenis pekerjaan karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008.

(g). Diketahuinya gambaran tempat kerja karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor tahun 2008. (h). Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008.

(i). Diketahuinya hubungan antara persepsi karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008.

(j). Diketahuinya hubungan antara sikap karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008.

(k). Diketahuinya hubungan antara tingkat pendidikan karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008.

(l). Diketahuinya hubungan antara jenis pekerjaan karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008.

(m). Diketahuinya hubungan antara tempat kerja karyawan area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor dengan perilaku K3 tahun 2008.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Perusahaan Pertambangan

Menjadi dokumen dan sumber informasi untuk mengembangkan perilaku K3 di unit-unit kerjanya. Dapat dijadikan pula bahan pertimbangan dalam menerapkan program K3 sekaligus memberi solusi terbaik bagi pekerja setelah mengetahui masalah yang ada di lapangan.

1.5.2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menjadi sumber informasi penerapan perilaku K3 di area pertambangan. Sebagai pengembangan materi mahasiswa serta sebagai referensi keilmuan mengenai K3.

1.5.3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana dalam menambah wawasan dan pengalaman khusus dalam mengungkap, mengkaji, dan menganalisis serta menjawab permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program K3. Dapat dijadikan pula sebagai aplikasi ilmu K3 yang diperoleh selama menerima pendidikan. Diharapkan dapat menambah informasi bagi peneliti lain sebagai referens dalam rangka mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor. Waktu penelitian berlangsung selama 2 bulan, yaitu bulan Juli-Agustus tahun 2008. Sasaran dari penelitian ini adalah seluruh pekerja area pengolahan yang masih bekerja di perusahaan tersebut. Penelitian dilakukan karena melihat data kecelakaan yang terjadi di PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor akibat perilaku K3 yang kurang baik, dengan tujuan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku K3 di area pengolahan PT. ANTAM Tbk, UBPE Pongkor Kabupaten Bogor yaitu faktor pengetahuan, persepsi, sikap, pendidikan, jenis pekerjaan, dan tempat kerja. Dilakukan dengan desain cross sectional dan memperoleh data dengan cara penyebaran kuesioner, penelitian ini berlangsung dengan harapan yang diinginkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

2.1.1. Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Menurut ILO/WHO (1980) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah promosi dan pemeliharaan terhadap faktor fisik, mental dan sosial pada semua pekerja yang terdapat di semua tempat kerja, mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan kondisi kerja, melindungi pekerja dan semua orang dari hasil risiko dan dari faktor yang dapat mengganggu kesehatan, menempatkan dan menjaga pekerja pada lingkungan kerja yang adaptif terhadap fisiologis dan psikologis dan dapat menyesuaikan antara pekerjaan dengan manusia dan manusia lain sesuai jenis pekerjaannya (Kondarus, 2006). Untuk itu ILO (1980) dalam resolusinya menyatakan ada tiga prinsip dasar tentang keselamatan dan kesehatan kerja:

a. Pekerjaan harus terdapat pada lingkungan kerja yang aman, sehat dan selamat.

b. Kondisi pekerjaan harus sesuai dengan pekerja.

c. Pekerjaan haruslah sesuatu yang nyata sebagai prestasi individu, pemenuhan kebutuhan secara pribadi dan untuk pelayanan masyarakat umum.

Definisi lain diungkapkan oleh OSHA, K3 merupakan aplikasi dan prinsip-prinsip keilmuan dalam pengertian dasarnya adalah risiko terhadap Definisi lain diungkapkan oleh OSHA, K3 merupakan aplikasi dan prinsip-prinsip keilmuan dalam pengertian dasarnya adalah risiko terhadap

Jadi K3 merupakan suatu profesi dari multi disiplin keilmuan yang diambil dari ilmu-ilmu dasarnya adalah fisika, kimia, biologi, dan ilmu perilaku dengan aplikasi pada manufacture, transportasi, gudang dan penanganan bahan berbahaya pada aktifitas domestik maupun pada tempat- tempat rekreasi.

Menurut undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang jelas dikatakan bahwa keselamatan kerja merupakan suatu upaya pemberian perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain dari potensi yang dapat menimbulkan bahaya, yang berasal dari mesin-mesin, pesawat, alat kerja dan bahan, beserta energi. Juga perlindungan dari bahaya lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, dan proses produksi.

Dalam undang-undang K3 tersirat pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara filosofi sebagai upaya dan pemikiran dalam menjamin kebutuhan dan kesempurnaan jasmani atau rohani manusia pada umumnya dan tenaga pada khususnya serta hasil karya dan budaya dalam rangka menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Sedang pengertian secara keilmuan adalah sebagai ilmu dan penerapan teknologi pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Yusuf, 2002).

Dari upaya perlindungan tersebut maka Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) dalam hal ini sebagai pemegang kekuasaan atas undang-undang tersebut membuat visi di bidang K3 yaitu ”Menjadi Kebutuhan Masyarakat”.

Dengan visi tersebut diharapkan pelaksanaan K3 di masyarakat baik industri maupun masyarakat umum dapat berjalan baik.

Sedang menurut Simanjuntak (1994) dalam Sahab (1997) keselamatan adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko kecelakaan atau kerusakan atau dengan risiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkat tertentu. Keselamatan kerja sebagai sarana utama untuk mencegah kecelakaan, cacat, dan kematian mencakup pencegahan kecelakaan dan perlindungan terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat kondisi kerja yang tidak aman dan tidak sehat.

Upaya untuk menjaga keselamatan pekerja maupun tempat kerja perlu dilakukan melalui program keselamatan yang disponsori oleh manajemen. Menurut Gueech (1993) dalam buku Suma’mur (1996) program dasar dalam pengendalian keselamatan meliputi Tree E’s of Safety yaitu enginering, education, dan enforcement. Dengan program dasar tersebut diharapkan pekerja dapat berperan aktif dalam menciptakan dan menjaga keselamatan di tempat kerja.

Dari beberapa uraian diatas dapat dikatakan bahwa terdapat beberapa aspek yang menjadi dasar penerapan K3 yaitu:

a. Aspek filosofi dimana hak asasi manusia merupakan dasar pemikiran pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Manusia mempunyai hak sama untuk hidup demikian juga dengan keselamatan dan kesehatan.

b. Aspek legal dimana K3 tidak dapat diterapkan secara nyata tanpa adanya aturan-aturan yang dipakai, untuk itulah adanya peraturan pada berbagai tingkat yang mengatur K3.

c. Aspek ekonomi bahwa dengan menerapkan K3 maka tingkat kecelakaan akan menurun sehingga kompensasi terhadap kecelakaan juga menurun. Selain itu dapat meningkatkan produktivitas kerja sehingga dapat meningkatkan hasil produksi.

2.1.2. Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja menurut Kondarus (2006) memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Mengamankan suatu sistem kegiatan/pekerjaan mulai dari input, proses, maupun output. Kegiatan yang dimaksud dapat berupa kegiatan produksi di dalam industri maupun di luar industri.

b. Menerapkan program keselamatan untuk meningkatkan kesejahteraan.

c. Menghilangkan risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat pekerjaan.

d. Menciptakan efisiensi dan menekan biaya.

e. Meningkatkan jumlah konsumen, meningkatkan omset penjualan, dan meningkatkan jaminan perlindungan bagi para pekerja.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan komponen- komponen berikut:

a. Karekteristik pekerja/kegiatan yang terdiri dari jenis, ruang lingkup, lamanya kegiatan yang dilakukan , dan level kegiatan.

b. Pengorganisasian dan menajemen pekerjaan.

c. Bahan dan alat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan.

d. Karakteristik manusia yang melaksanakan kegiatan. Sedangkan menurut American Medical Association K3 mempunyai tujuan:

a. Melindungi pekerja dari bahaya-bahaya keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

b. Melindungi masyarakat lainnya.

c. Menyediakan tempat yang aman, baik secara fisik, mental dan emosional pekerja dalam bekerja.

d. Mendapatkan perawatan medis yang adekuat dan rehabilitasi bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan dan kecelakaan akibat kerja.

e. Mengadakan pengukuran dan pemeliharaan perorangan termasuk memperoleh dokter pribadi dimanapun bila mungkin.

Dari uraian diatas lebih jauh dapat dikatakan bahwa sasaran utama dari K3 adalah pekerja yang meliputi upaya pencegahan, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan. Dengan demikian perlindungan atas keselamatan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya, diharapkan pekerja dapat bekerja secara aman, sehat dan produktif.

2.1.3. Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Sesuai perkembangan keilmuan dan konsep K3 yang dikutip dari Za’im (2002), saat ini program dasar diarahkan kepada: Sesuai perkembangan keilmuan dan konsep K3 yang dikutip dari Za’im (2002), saat ini program dasar diarahkan kepada:

b. Manajemen yang lebih dikenal dengan integrasi dari sistem manajemen.

c. Manusia. Sedangkan menurut Thomas (1989) dalam skripsi Zaim (2002) mengungkapkan beberapa hal tentang program K3, sebagai berikut:

a. Kebijakan K3 dan partisipasi manajemen.

b. K3 profesional antara lain adanya fungsi khusus pada profesional K3, administrasi program-program K3, hubungan kerja yang baik dan pertanggungjawaban.

c. Industri-industri kecil.

d. Pendekatan perilaku selamat.

e. Promosi K3 ditunjukkan oleh adanya konsultan dan pengawasan K3.

f. Laporan yang terdiri dari laporan penyakit, laporan investigasi kecelakaan, syarat-syarat K3, survei di semua bagian, keberadaan komite K3 serta standar- standar K3.

g. Pelatihan K3 bagi karyawan baru maupun setiap jenis pekerjaan.

h. Perencanaan inspeksi.

i. Evaluasi terhadap penyakit. j. Pengendalian lingkungan fisik.

Program K3 sering ditempatkan di tempat kerja sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan.

2.2. Perilaku

Kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat atau kelompok akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Dalam buku Notoatmodjo (2007) mengatakan, perilaku adalah salah satu aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini. Perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restining forces). Selanjutnya perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang sehingga ada kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang yakni kekuatan-kekuatan pendorong meningkat, kekuatan-kekuatan penahan menurun, atau kekuatan pendorong menurun dan kekuatan penahan meningkat (Lewin, 1970).

Gambar 2.1. Teori Determinan Perilaku Manusia Menurut Green (1980)

Keyakinan Fasilitas

Keinginan Perilaku Sosio-Budaya

Kehendak

Motivasi Niat

Sumber: Notoatmodjo (2007)

Green (1980) dalam buku Notoatmodjo (2007) mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat Green (1980) dalam buku Notoatmodjo (2007) mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat

Perilaku K3 yang diungkapkan oleh Pasiak (1999) menyatakan bahwa kegiatan keselamatan kerja pertambangan harus melengkapi unsur inisiatif, birokratif, tanggap, dan patuh dalam melakukan berbagai tindakan. Diharapkan dengan mengindahkan unsur tersebut maka perilaku K3 yang baik akan terealisasikan.

2.2.1. Pengertian Perilaku

Morgan (1986) dalam buku Widayatun (1999) mendefinisikan perilaku sebagai suatu yang dilakukan oleh manusia atau binatang dalam bentuk yang dapat diamati dengan beberapa cara. Perilaku berbeda dengan pikiran atau perasaan karena perilaku dapat diamati dan dipelajari. Tak seorangpun dapat melihat atau mendengar pikiran, tetapi seseorang dapat melihat atau mendengar perilaku. Seseorang dapat melihat dan mengukur apa yang orang lain katakan, yaitu perilaku bicara dan kita dapat menilai perilaku seseorang apakah perilaku itu positif atau perilaku itu negatif. Dari perilaku seseorang bisa mengambil kesimpulan tentang pikiran dan sikap terhadap suatu objek.

2.2.2. Konsep Perilaku

Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respons/reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar) (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Munandar (2001) dalam The Psychology of Safety Handbook, perilaku mengacu pada tindakan seseorang yang dapat diamati oleh orang lain.

Malott dalam buku Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa perilaku merupakan sesuatu yang dilakukan atau dikatakan oleh seseorang, sebagai sebuah aktivitas baik aksi maupun reaksi (Mc Sween, 2003).

2.2.3. Pengukuran Perilaku

Menurut Morgan (1986) dalam buku Widayatun (1999), pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan menggunakan checklist dan pengamatan langsung terhadap perilaku. Checklist dilakukan dengan meminta seseorang yang akan dinilai perilakunya, misalnya perilaku yang dilakukan pada saat sekarang atau pada satu tahun terakhir. Pengamatan langsung dilakukan dengan mengamati perilaku yang tampak dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu.

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku K3

Dalam bukunya, Pasiak (1999) menulis bahwa terdapat 6 unsur pokok sebuah perilaku K3 di tempat kerja yang dirumuskan oleh WHO. Pemikiran dan perasaan

(thoughts and felling), yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, pendidikan, tempat kerja, dan jenis pekerjaan.

2.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seorang pekerja memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya terkena api. Seorang dokter akan merawat pasiennya setelah melihat pasien lain dengan jenis kesakitan yang sama hingga cacat, karena pasien yang lain tersebut tidak dirawat secara intensif oleh dokter. (Notoatmodjo, 2007).

Saputra (1997) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku K3 dengan p value 0,460. Artinya ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan seseorang dengan perilaku K3 yang dilakukannya.

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Bloom (1975) yang dikutip dari Widayatun (1999), pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi dan ide yang sudah diperoleh sebelumnya. Bloom mengelompokkan pengetahuan ke dalam dominan Menurut Bloom (1975) yang dikutip dari Widayatun (1999), pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi dan ide yang sudah diperoleh sebelumnya. Bloom mengelompokkan pengetahuan ke dalam dominan