PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN FIRE UP T

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up terhadap Hasil Belajar Siswa

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN FIRE-UP
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

MITERIANIFA*, MELIZA**
*Dosen Prodi Pendidikan Kimia UIN Suska Riau
**Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia
ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian kuasieksperimen, yang
dilatarbelakangi oleh hasil belajar kimia siswa yang rendah. Untuk itu
peneliti menerapkan strategi pembelajaran FIRE-UP. Strategi pembelajaran
FIRE-UP ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan hasil
belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam dan basa kelas XI IPA
SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Desain penelitian yang digunakan
adalah pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan strategi
pembelajaran FIRE-UP dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol dengan
metode ceramah. Teknik pengumpulan datadalam penelitian ini

menggunakan tes, dokumentasi, dan observasi. Dalam penelitian ini,
pertemuan dilaksanakan sebanyak enam kali, yaitu lima kali pertemuan
dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dan satu pertemuan
untuk postes. Untuk melihat peningkatan hasil belajar kimia siswa dilakukan
uji t-test. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung 5, 40 dan pada taraf
signifikan 5% diperoleh ttabel 1,67, maka thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diambil kesimpulan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan larutan
asam dan basa dengan penerapan strategi pembelajaran FIRE-UP kelas XI
IPA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Dimana peningkatan hasil belajar
siswa dengan gain ternormalisasi didapat 0,79 dengan kategori tinggi pada
kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol didapat gain ternormalisasi
sebesar 0,56 pada kategori sedang.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran FIRE-UP, Larutan Asam
dan Basa

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

|285


Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up Terhadap Hasil Belajar Siswa

A. Pendahuluan
Kimia merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam dan salah satu
ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam seluruh aspek kehidupan. Tujuan
pembelajaran kimia adalah memperoleh pemahaman yang telah lama perihal fakta,
kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, mempunyai keterampilan dalam
penggunaan laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat dikembangkan
dalam kehidupan sehari-hari.1 Menyadari akan pentingnya ilmu kimia, diperlukan
pemahaman yang tinggi dalam memahami konsep yang terdapat dalam pelajaran kimia.
Larutan asam dan basa adalah salah satu pokok bahasan yang diajarkan di kelas
XI IPA sekolah menengah atas. Larutan asam dan basa merupakan suatu materi yang
memerlukan pemahaman, maka untuk menguasai pembahasan larutan asam dan basa ini
diperlukan strategi tertentu supaya siswa dapat menguasai materi pelajaran yang sedang
dipelajari. Berdasarkan informasi dari salah satu guru kimia di SMA Muhammadiyah 1
Pekanbaru tahun ajaran 2014/2015, hambatan yang ditemui dalam pembelajaran antara
lain adalah siswa yang pasif, motivasi siswa untuk belajar yang rendah, sulit
menimbulkan interaksi baik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa,
acuh terhadap tugas-tugas yang diberikan guru. Bila dilihat rata-rata nilai ulangan siswa,
maka hanya sebagian siswa (±60%) yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimum

(KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 75.
Untuk dapat mengatasi masalah di atas diperlukan suatu srategi pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi
pembelajaran FIRE-UP, yaitu strategi pembelajaran kelompok yang dirancang untuk
memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam belajar dalam
kelompoknya. Strategi pembelajaran FIRE-UP merupakan salah satu strategi yang dapat
mengembangkan daya pikir siswa sehingga pada akhir pembelajaran diharapkan dapat
memberikan hasil yang menakjubkan.2 Keunggulan dari strategi pembelajaran FIRE-UP
adalah adanya pemberian tugas-tugas pada siswa, yaitu tugas pengetahuan awal, tugas
mengaitkan informasi, lembar kerja siswa dan evaluasi. Sehingga siswa lebih banyak
dituntut untuk belajar, dan siswa akan semakin terlatih dalam mengerjakan soal-soal.

1
2

286 |

Xonjie. 2009. Pembelajaran Kimia, Http://Gethukinfo.Com/?P=46, 10 Maret 2012.
MaddenThomas, FIRE-UP Your Learning, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2002, hlm. 11
Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015


Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up terhadap Hasil Belajar Siswa

Hal ini diperkuat oleh Madden yang mengatakan bahwa otak kita memiliki
rangkaian kejadian yang hampir sama. Ketika kita menyerap informasi, terciptalah
sebuah jalan. Ketika kita menciptakan suatu arti, jalan itu menjadi semakin jelas. Jalan
paling lebar terbentuk ketika kita melakukan tugas baru, menyesuaikan diri untuk
mempermudah tugas itu, dan berlatih melakukan tugas itu beberapa kali sehingga
sebuah jalan permanen akan terbentuk.3
Strategi pembelajaran FIRE-UP ini dibuktikan oleh Necis Vera yang melakukan
penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran FIRE-UP

untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa pada pokok bahasan perhitungan kimia di SMA N 1 Kampar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran FIRE-UP
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 13,57%. 4
Memahami tuntunan strategi pembelajaran FIRE-UP maka di anggap strategi
pembelajaran ini dapat meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab siswa yang pada
akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan yang di

temukan di atas penulis tertarik untuk menerapkan strategi pembelajaran FIRE-UP
dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran FIRE-UP
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bahasan Larutan Asam dan Basa di
Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru”.

B. Strategi Pembelajaran FIRE-UP
Strategi pembelajaran FIRE-UP merupakan strategi pembelajaran yang menitik
beratkan pada usaha pengembangan keterampilan berfikir untuk memproses informasi
yang berguna. Penerapan strategi pembelajaran

FIRE-UP ini dilakukan dalam

kelompok. Dimana dalam pembagian kelompok siswa dalam kelas di ranking sesuai
kepandaian. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu 25% kelompok atas, 50%
kelompok menengah, dan 25% kelompok bawah.5 Strategi pembelajaran ini mewakili
enam langkah proses belajar yang sebaiknya dilakukan siswa. Setiap huruf dari F-I-R-EU-P mewakili masing-masing keenam langkah tersebut yaitu sebagai berikut:
3

Ibid., hlm. 29.
Necis Vera, Penerapan Strategi Pembelajaran FIRE-UP Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Pada Pokok Bahasan Perhitungan Kimia Kelas X SMA N I Kampar, Skripsi S-1 tidak diterbitkan,
Universitas Riau (UR), 2009, hlm. 32
5
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta, 2009, hlm. 69

4

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

|287

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up Terhadap Hasil Belajar Siswa

a. Foundation (fondasi )
Menurut Madden hal-hal yang diketahui membuat orang senang atau nyaman
sedangkan hal-hal yang tidak diketahui dapat menyakitkan. Cara terbaik untuk
mengatasi hal-hal yang tidak diketahui adalah dengan persiapan. Persiapan memaksa
hal-hal yang tidak diketahui digantikan dengan hal-hal yang diketahui. Pada akhirnya
persiapan menjadi fondasi yang memberikan rasa percaya diri yang lebih besar saat
menerima informasi. Dengan adanya tugas awal ini maka daya ingat terhadap informasi

yang diterima akan menjadi jauh lebih kuat.
Fondasi memudahkan siswa untuk menyerap informasi yang dipelajari dan
dapat diingat kembali jika diperlukan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa fondasi merupakan persiapan yang memberikan rasa percaya diri saat menerima
informasi yang dapat dilakukan dengan mengerjakan tugas baru sebelum menerima
informasi.
b. Intake Information (menyerap informasi)
Pada tahap menyerap informasi, guru menjelaskan materi pelajaran sedangkan
siswa menyerap informasi yang diberikan oleh guru melalui indera yaitu penglihatan,
pendengaran, tangan, penciuman, dan pengecap. Dimana di dalam menyerap informasi
ini siswa dapat menambah pengetahuan awal siswa.
c. Real Meaning (makna sebenarnya)
Menciptakan makna yang sebenarnya untuk informasi baru yang baru saja
diserap dilakukan melalui proses asimilasi, yaitu menggabungkan informasi baru yang
diterima pada saat menyerap informasi dengan pengetahuan dasar yang dimiliki siswa.
Dalam proses asimilasi informasi ini, guru membagikan tugas mengaitkan informasi,
dimana siswa menggunakan preferensi yaitu:
1) Kesamaan, yaitu mencari kesamaan antara informasi yang baru diterimanya
dengan pengetahuan awal yang dimilikinya yang saling berkaitan.
2) Berlawanan, yaitu siswa mempertanyakan apabila terdapat perbedaan antara

pengetahuan awal siswa dengan informasi yang baru diserapnya
3) Sistematis, yaitu siswa menyusun informasi secara teratur dan berurutan
sehingga mudah dimengerti.6
6

288 |

MaddenThomas,Op. cit. hlm.193
Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up terhadap Hasil Belajar Siswa

d. Express Your Knowledge (ungkapkan pengetahuan)
Siswa mengungkapkan pengetahuannya kepada teman kelompok yang telah
ditetapkan sebelumnya sesuai dengan informasi yang diserap yang telah dikaitkan
dengan pengetahuan awal siswa. Disini akan terlihat keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
e. Use Available Resources (memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia)
Siswa dalam kelompoknya berdiskusi tentang materi yang kurang dimengerti.
Siswa akan memamfaatkan sumber-sumber daya yang ada seperti teman yang lebih

mengerti dan memahami pelajaran, buku pelajaran sebagai sumber acuan, guru sebagai
fasilitator. Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.7
f. Plant of Action (perencanaan tindakan)
Perencanaan tindakan didasarkan pada semua yang telah diterapkan siswa.
Perencanaan tindakan merupakan suatu proses menetapkan cara mencapai suatu tujuan
yang diinginkan yaitu bagaimana tindakan siswa mengerjakan LKS.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam pandangan
Hitzman perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan
belajar apabila mempengaruhi organisme.8Sejalan dengan itu, menurut Ahmad Sabri
belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.9
Menurut Benyamin Bloomsecara garis besar klasifikasi hasil belajar menjadi
tiga ranah yakni kognitif, afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi tingkat, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif
berkenaan dengan siskap yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,
dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan

7

Wina Sanjaya, Op. cit. hlm. 3
Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, Rosda Karya, Bandung,
2006,hlm.90
9
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Quantum Teaching,Bandung,
2007,hlm.31
8

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

|289

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up Terhadap Hasil Belajar Siswa

bertindak.10 Sedangkan menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk
pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :
a. Informasi verbal yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang.Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan analitis-sintesis,
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan serangkaian gerak jasmani dalam
jurusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi
dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilainilai sebagai prilaku.11
Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti materi
tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif dan kualitatif baik dari aspek
kognitif, psikomotor, dan afektif.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu :
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni yang berkaitan dengan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa, baik aspek psiologi seperti kondisi
fisik maupun aspek psikologi seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan disekolah,
latar belakang keluarga, sosial budaya dan ekonomi.
10

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2009, hlm. 22-23
11
Agus Suprijono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Belajar, Bandung,
2009, hlm.5-6

290 |

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up terhadap Hasil Belajar Siswa

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning ) yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran.12
Sedangkan pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah memiliki indikator
sebagai berikut :
a.

Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individual maupun kelompok

b. Prilaku yang diharapkan dalan tujuan pembelajaran/ instruksional khusus telah
dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.13
Dengan melihat data terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran
dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai intruksional khusus, dapatlah
diketahui keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan siswa pada tingkat yang
mana daya serap siswa terhadap bahan pengajaran dan sejauh mana instruksional
khusus telah dicapai menjadi indikator utama dalam menentukan tingkat keberhasilan
siswa.
D. Larutan Asam dan Basa
a. Teori asam basa menurut Arrhenius
Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai zat-zat yang dapat memberikan
ion hidrogen (H+)atau ion hidronium (H3O+) bila dilarutkan dalam air, atau zat yang
dapat memperbesar konsentrasi ion H+ dalam air. Basa menurut Arrhenius didefinisikan
sebagai zat-zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksil (OH-), atau zat yang dapat
memperbesar konsentrasi ion OH- dalam air.14

b. Teori asam basa menurut Bronsted-Lowry
Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton
(donor ion H+), sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton (akseptor
ion H+). Dengan menggunakan konsep asam dan basa menurut Bronsted-Lowry, dapat
ditentukan suatu zat bersifat asam atau bersifat basa dengan melihat kemampuan zat

12

Muhibbin Syah, Op, Cit,hlm.123
Ibid.,hlm.121-122
14
Sri Rahayu Ningsih, Op. cit. hlm. 169
13

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

|291

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up Terhadap Hasil Belajar Siswa

tersebut dalam larutan.Dalam hal ini pelarut tidak terbatas oleh pelarut air saja. Tapi
dapat berupa pelarut lain yang sering di jumpai di laboratorium misalnya alkohol,
amoniak cair, dan eter.
Contoh:
HCl(g) + H2O(l)

H3O+(aq)+ Cl-(aq)

Suatu asam akan membentuk basa konjugasi setelah melepaskan ion H+-nya.
Asam HCl membentuk basa konjugasi Cl -.Basa membentuk asam konjugasi setelah
menerima ion H+.Basa H2O membentuk asam konjugasi setelah menerima ion H+.Basa
H2O membentuk asam konjugasi H3O+.Pasangan HCl dan Cl- dan pasangan H3O+ dan
H2O disebut pasangan asam basa konjugasi.
c. Teori asam basa menurut Lewis
Pada tahun 1923, Gilbert Newton Lewis mengemukakan konsep tentang asam
dan basa. Asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan electron dari senyawa
lain sehingga membentuk ikatan kovalen koordinat. Basa adalah senyawa yang dapat
memberikan pasangan elektron. Contohnya BF3yang menunjukan asam dan NH3yang
menunujukkan sifat basa dalam reaksi.
d. Sifat larutan asam dan basa
Untuk mengetahui suatu zat besifat asam, basa dan netral dapat salah satunya
menggunakan indikator. Indikator asam basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika
berada dalam lingkungan asam atau lingkungan basa. 15Ada beberapa jenis indikator
yang dapat digunakan untuk membedakan antara larutan yang bersifat asam dengan
larutan yang bersifat basa, yaitu kertas lakmus, larutan indikator.Larutan indikator
adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan tertentu. Karena
sifatnya yang dapat berubah warna inilah, larutan indikator dapat digunakan sebagai alat
identifikasi larutan asam dan basa.
Selain menggunakan indikator menentukan asam, basa

dan netral dapat

menggunakan kertas lakmus. Ada dua kertas lakmus yaitu:
1. Kertas lakmus biru.
Didalam larutan asam, warna kertas berubah menjadi merah sedangkan di larutan
basa atau netral warna kertas tidak berubah (tetap biru).
15

292 |

Ibid., hlm. 172.

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up terhadap Hasil Belajar Siswa

2. Kertas lakmus merah.
Didalam larutan basa warna kertas berubah menjadi biru sedangkan didalam larutan
basa atau netral warna ketas tidak berubah (tetap merah).

E. Analisis Data
1. Hasil analisis
a. Analisis data awal
Analisis data awal dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlet
dan di lanjutkan dengan uji F. Dari uji Bartlet di dapatkan nilai χ2hitung 1,13 dengan χ2tabel
untuk α 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1= 4-1= 3 didapat χ2tabel= 7,82. χ2hitung< χ2
hitung,

maka varians-varians kelas homogen. Karena varians homogen maka dapat

diambil kesimpulan bahwa keempat kelas tersebut adalah homogen. Sehingga dalam
pengambilan sampel dapat menggunakan teknik simple random sampling dan didapat
kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 4 sebagai kontrol.
Data yang telah terangkum pada tabel IV.6 dan tabel IV.7 kemudian dilakukan
analisis untuk mengetahui kesamaan dua varians dan kehomogenan antara dua kelas.
Dari uji F didapat nilai Fhitung = 1,26 (lampiran N) dan nilai Ftabel = 1,69 dan didapat
bahwa Fhitung < Ftabel. Hal ini berarti kedua kelas mempunyai varians yang sama
(homogen).
b. Analisis instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pretes dan postes
dengan soal berbentuk objektif. Sebelum digunakan sebagai instrumen dalam penelitian
ini, soal tersebut diuji cobakan terlebih dahulu terhadap kelas yang telah mempelajari
materi larutan asam dan basa. Uji coba soal di lakukan di kelas XII IPA3 dengan jumlah
siswa sebanyak 46 orang. Hasil uji coba soal kemudian dianalisis untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Untuk validitas soal di
analisis oleh guru mata pelajaran kimia sedangkan untuk reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda di analisis dengan menggunakan anates versi 4.0.2 yang
dikembangkan oleh Drs. Karno to, M. Pd dan Yudi wibisono, ST.

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

|293

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up Terhadap Hasil Belajar Siswa

1) Validitas soal
Hasil uji coba tes soal pada pokok bahasan larutan asam dan basa dengan jumlah
soal sebanyak 24 soal. Hasil analisis yang telah dilakukan didapat 24 soal yang valid
karena soal tersebut sesuai dengan indikator pembelajaran (lampiran O) yang terangkum
pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Rangkuman analisa uji validitas soal
No
1

Kriteria
Valid

2

Tidak valid
Jumlah
2) Reliabilitas soal

Jumlah
24

24

Butir soal
Persentase
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
100%
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24
24
100%

Berdasarkan hasil analisis uji coba soal pada pokok bahasan larutan asam dan
basa yang telah dilakukan dengan menggunakan program komputer yaitu Anates versi
4.0.2 yang dikembangkan oleh Drs. Karno to, M. Pd dan Yudi wibisono, ST diperoleh
reliabilitas tes sebesar 0,56 dengan kriteria sedang (lampiran P).
3) Tingkat kesukaran soal
Hasil analisis uji coba soal pada pokok bahasan larutan asam dan basa, diketahui
soal dengan kriteria sangat sukar persentasenya 4%, kriteria sukar persentasenya 17%,
dengan kriteria sedang persentasenya 42%, kriteria mudah persentasenya 37%, dan
dengan kriteria sangat mudah persentasenya 0% (lampiran Q) yang terangkum dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 2. Rangkuman Analisa tingkat kesukaran soal
No
Kriteria
1
Sangat sukar
2
Sukar
3
Sedang

294 |

4

Mudah

5

Sangat mudah
Jumlah

Jumlah
No butir soal
1
20
4
11, 13, 22, 23
10
2, 3, 4, 5, 14, 15,
17, 18, 19, 21
9
1, 6, 7, 8, 9, 10,
12, 16, 24
24
24

Persentase
4%
17%
42%
37%
0%
100%

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up terhadap Hasil Belajar Siswa

4) Daya pembeda soal
Berdasarkan hasil analisis uji soal pada pokok bahasan larutan asam dan basa
diketahui soal dengan kriteria daya pembeda sangat jelek sebesar 8%, dengan kriteria
daya pembeda jelek sebesar 8%, dengan kriteria daya pembeda cukup sebesar 54%,
dengan kriteria daya pembeda baik sebesar 25%, dengan kriteria daya pembeda sangat
baik sebesar 4% (lampiran R) dan terangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3. Rangkuman daya pembeda soal
No
1
2
3

Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup

Jumlah
2
2
13

4
5

Baik
Sangat baik
Jumlah

6
1
24

No butir soal
10, 16
7, 20
3, 6, 8, 9. 11, 12,
13, 17, 18, 19,
22, 23, 24
1, 2, 4, 5, 15, 21
14
24

Persentase
8%
8%
55%

25%
4%
100%

2. Analisis data akhir
1) Hasil uji normalitas dan homogenitas (postest)
Kemampuan akhir siswa dilihat berdasarkan skor postes dari kedua kelas
penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya skor postes di olah
dengan menggunakan chi kuadrat untuk menguji normalitas. Hasil pengujian normalitas
bagi skor postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4. Hasil analisis uji normalitas
Kelas
Eksperimen
Kontrol

χ2hitung
6,11
1,68

χ2tabel
11,07

Keterangan
Normal
Normal

Dari tabel kritik Chi kuadrat diketahui pada kelas eksperimen dengan db= k-1=
6-1= 5, nilai χ2tabel dalam tabel taraf signifikan 5% adalah 11,07, sedangkan dari hasil
perhitungan di dapat χ2 adalah 6,11. Karena χ2hitung< χ2tabel, maka data kelas eksperimen
berdistribusi normal.
Dari tabel nilai kritik Chi-kuadrat diketahui pada kelas kontrol bahwa dengan
db= k-1= 5, harga χ2 tabel dalam taraf signifikansi 5% adalah 11,07, sedangkan dari
Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

|295

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up Terhadap Hasil Belajar Siswa

hasil perhitungan nilai yang didapat adalah 1,68. Karena χ 2hitung< χ2tabel, maka data kelas
kontrol berdistribusi normal.
Selanjutnya untuk hipotesis yang akan diuji berdasarkan n yang tidak sama,
yaitu n1 = 43 dan n2 = 41, maka perlu dilakukan uji homogenitas untuk melihat dua
sampel memilki varian yang homogen dengan uji F.
Tabel 5. Data uji homogenitas postes-pretes
̅

Kelas

n

∑X

Eksperimen

43

2193

Kontrol

41

1422 34,68

51

∑X2

(∑X)2

119121

4809249

57046

2022084

F hitung

F tabel

1,12

1,68

Dengan menggunakan uji F didapatka nilai Fhitung 1,12 dan harga Ftabel dengan dk
pembilang (41-1= 40) dan dk penyebut (43-1= 42). Berdasarkan dk tersebut dan untuk
kesalahan 5% maka harga Ftabel 1,68. Ternyata harga Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel
(1,12 < 1,68). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kedua varians ke dua
kelompok data tersebut homogen. Karena n1 dan n2 tidak sama tetapi varian homogen,
maka pengujian hipotesis dengan rumus t-test.
2) Uji hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan t-test dapat dilihat pada
lampiran AC. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai
thitung dengan ttabel, dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Jika t hitung ≥ t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hasil analisis data akhir (lampiran AC) terangkum dalam tabel IV.27.
Tabel 6. Hasil Analisis Data Uji Hipotesis (postes-pretes)
Kelas

N

ΣX

X

Fhitung

F tabel

thitung

ttabel

Eksperimen
Kontrol

43
41

2193
1422

51
34,68

1,12

1,68

5,40

1,67

Karena n1 ≠ n2 dan varians homogen dapat digunakan rumus t-test, dengan
derajat kebebasannya (dk) = n1+n2-2. Sehingga didapat nilai thitung = 5,40 berarti lebih
besar dari ttabel dengan taraf signifikan 5% dengan dk= n1 + n2 - 2 = 82. Dalam tabel
tidak terdapat dk 82, maka dari itu digunakan dk yang mendekati 82 yaitu 60. Dengan
296 |

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up terhadap Hasil Belajar Siswa

uji satu pihak diperoleh ttabel pada taraf signifikan 5% sebesar 1,67. Ini berarti 5,40 >
1,67, thitung> ttabel, maka diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka hipotesis “
Penerapan Strategi Pembelajaran FIRE-UP untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru” dapat diterima dengan peningkatan
hasil belajar indeks gain 0,79 yang berarti berada pada peningkatan tinggi.

F. Pembahasan
a) Uji homogenitas
Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dalam penelitian eksperimen
ini dibutuhkan dua sampel yang memiliki kemampuan homogen. Oleh karena itu perlu
dilakukan uji homogenitas dengan memberikan soal pokok bahasan sebelum materi
penelitian yaitu kesetimbangan kimia kepada kelas XI IPA yang terdiri dari 4 kelas.
Karena kelompok-kelompok yang dibandingkan mempunyai jumlah sampel yang tidak
sama besar dan maka menurut sudjana dalam Purwanto homogenitas varian dilakukan
dengan uji Bartlet.16 Dari uji Bartlet didapatkan nilai χ2hitung 1,13 dengan χ2tabel untuk α
0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1= 4-1= 3, maka didapat χ2tabel= 7,82. χ2hitungttabel

maka

maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini menunjukan bahwa adanya perbedaaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa menggunakan strategi pembelajaran aktif FIRE-UP dengan hasil belajar
siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajaran aktif FIRE-UP. Uraian di atas
23

Suharsimi Arikunto, Op. cit. hlm. 311

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

|305

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up Terhadap Hasil Belajar Siswa

menggambarkan bahwa strategi pembelajaran FIRE-UP ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Jika dilihat berdasarkan peningkatan yang terjadi setelah pemberian perlakuan,
maka terdapat perbedaan yang sangat signifikan, pada kelompok eksperimen mengalami
peningkatan hasil belajar dengan gain ternormalisasi 0,79 dengan kategori tinggi dan
pada kelas kontrol 0,56 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan penggunaan
strategi/ metode yang berbeda. Dimana dengan penggunaan strategi pembelajaran
FIRE-UP dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan kategori tinggi. Strategi
pembelajaran FIRE-UP menunjukkan peran yang berarti dalam meningkatkan hasil
belajar kimia siswa. Hal ini dapat dipahami karena siswa pada kelompok eksperimen
dengan strategi pembelajaran FIRE-UP terbiasa dengan menyelesaikan soal-soal yakni
tugas pengetahuan awal, tugas mengaitkan informasi, LKS, dan evaluasi. Dengan
mengerjakan tugas-tugas tersebut akan memicu ke aktifan siswa dengan menggunakan
kemampuan dan segenap keterampilannya secara maksimal.

G. Kesimpulan
Dari uji Bartlet didapatkan nilai χ2hitung 1,13 dengan χ2tabel untuk α 0,05 dan
derajat kebebasan (dk) = k-1= 4-1= 3, maka didapat χ2tabel= 7,82. χ2hitung< χ2 hitung, maka
varians-varians homogen. Karena varians homogen maka dapat diambil kesimpulan
bahwa keempat kelas tersebut adalah homogen. Sehingga dalam pengambilan sampel
dapat menggunakan teknik simplerandom sampling dan dipilih kelas XI IPA 3 sebagai
kelas eksperimen dan XI IPA 4 sebagai kelas kontrol.
Dari data akhir diperoleh thitung 5,40 dan ttabel 1,67 hal ini menunjukakan thitung>
ttabel maka diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka hipotesis “ Penerapan
Strategi Pembelajaran FIRE-UP untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA
SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru” dapat diterima dengan peningkatan hasil belajar
menggunakan rumus gain ternormalisasi 0,79 pada kategori tinggi.

306 |

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up terhadap Hasil Belajar Siswa

H. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran yang berhubungan
dengan strategi pembelajaran FIRE-UP, yaitu sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru kimia untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran ini
sebagai salah satu strategi pembelajaran kimia, karena berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan terbukti bahwa penerapan strategi pembelajaran FIRE-UP ini dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Sebaiknya ketika menerapkan strategi pembelajaran FIRE-Up ini, guru membuat
sebuah perencanaan yang matang, sehingga pembelajaran dapat terjadi sesuai
rencana dan pemanfaatan waktu menjadi lebih efektif.
3. Berhubung penelitian ini hanya dilakukan pada materi larutan asam dan basa,
peneliti menyarankan supaya dilakukan pada materi kimia yang lain.

I. Daftar Pustaka
Agus Suprijono.2009.Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka
Belajar: Bandung.
Ahmad Sabri. 2007.Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Quantum
Teaching:Bandung.
MaddenThomas.2002. FIRE-UP Your Learning.PT. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta.
Necis Vera. 2009.Penerapan Strategi Pembelajaran FIRE-UP Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Perhitungan Kimia Kelas X SMA
N I Kampar, Skripsi S-1 tidak diterbitkan, Universitas Riau (UR).
Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Rosda Karya:
Bandung.
Nana Sudjana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
MaddenThomas. 2002. FIRE-UP Your Learning.PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Purwanto. 2011.Statistika Untuk Penelitian, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Sri Rahayu Ningsih. 2007. Sains Kimia 2. Bumi Aksara: Jakarta.
Suharsimi Arikunto. 2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran inovatif-Progresif. Kencana: Jakarta.

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015

|307

Miterianifa, Meliza - Pengaruh Strategi Pembelajaran Fire-Up Terhadap Hasil Belajar Siswa

Wina Sanjaya. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan .
Jakarta: Kencana.
Xonjie. 2009. Pembelajaran Kimia, Http://Gethukinfo.Com/?P=46, 10 Maret 2014.

308 |

Jurnal Potensia vol.14 Edisi 2Juli - Desember 2015