PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN BHABINKAMTIBMAS PO

PENINGKATAN KEMAMPUAN BHABINKAMTIBMAS POLSEK X GUNA AKSELERASI PELAYANAN PRIMA DALAM RANGKA STABILITAS KAMTIBMAS

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hari Rabu tanggal 15 September 2012 Pukul 15.00 WIB, asap hitam keluar dari rumah Thoriq di Jalan Teratai 7, RT 02/04, Kelurahan Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Warga sekitar yang melihatnya segera mendatangi rumah itu karena takut terjadi kebakaran di dalam rumah Thoriq. Saat warga mencoba mendobrak pintu rumah, terdengar teriakan dari dalam, "Udah ditanganin, udah ditanganin!" Namun karena asap masih mengepul dari dalam, warga akhirnya tetap mendobrak pintu rumah Toriq. Setelah berada di dalam, warga keheranan mendapati Toriq yang justru terlihat santai sambil memegang tabung berisi cairan berwarna silver. Pukul 15.45 WIB warga melapor kepada Ketua RW, tetapi saat kembali ke rumah tersebut, Thoriq justru sudah melarikan diri. Pukul 16.00 WIB Polisi datang dan memastikan asap yang keluar dari di rumah Thorik berasal dari sebuah bom rakitan. Polisi juga menemukan buku pandauan merakit bom. Belakangan hari terungkap bahwa Thoriq juga terlibat dengan jaringan teroris Depok.

Meskipun diawali keteledorannya sendiri, terungkapnya Thoriq sebagai jaringan teroris adalah berkat kepedulian warga. Hal ini menunjukkan adanya peran serta aktif masyarakat dalam memelihara keamanan dan ketertiban lingkungan sekitar. Sebagai kecamatan terpadat dengan kepadatan penduduk 51.239 jiwa/km², Kecamatan Tambora terkenal kumuh dan rawan. Tanpa kepedulian dan peran serta warga masyarakat, rasanya mustahil bisa bertahan hidup secara aman dan tentram.

Tugas pemelihaan kamtibmas di Kecamatan X adalah tanggung jawab Polsek Tambora. Akan tetapi dengan sumber daya yang terbatas dihadapkan dengan tingkat ancaman kamtibmas yang cukup tinggi, Polsek Tambora menyadari bahwa berbagai ancaman kamtibmas yang muncul ke permukaan seringkali terjadi sebagai akibat tidak tuntasnya penanganan berbagai masalah sosial yang merupakan faktor-faktor Tugas pemelihaan kamtibmas di Kecamatan X adalah tanggung jawab Polsek Tambora. Akan tetapi dengan sumber daya yang terbatas dihadapkan dengan tingkat ancaman kamtibmas yang cukup tinggi, Polsek Tambora menyadari bahwa berbagai ancaman kamtibmas yang muncul ke permukaan seringkali terjadi sebagai akibat tidak tuntasnya penanganan berbagai masalah sosial yang merupakan faktor-faktor

Mengacu pada Keputusan Kapolri No. Pol : Kep / 8 / XI / 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan Kapolri No. Pol : Bujuklap / 17 / VIII / 1997 tentang bintara polri pembina kamtibmas di kelurahan / desa dan Surat Kapolri Nomor : B/3377/IX/2011 tanggal 29 September 2011 tentang Penggelaran Bhabinkamtibmas Pada Setiap Desa/Kelurahan dan kebijakan Kapolda Metro Jaya yang mengedepankan fungsi Binmas dalam penyelenggaraan tugas kepolisian, Polsek Tambora telah menugaskan 11 orang bintara untuk melaksanakan tugas sebagai Bhabinkamtibmas sesuai jumlah kelurahan se-kecamatan Tambora.

Tugas pokok Bhabinkamtibmas adalah membina masyarakat agar tercipta kondisi yang menguntungkan bagi pelaksanaan tugas Polri di desa/kelurahan binaannya. Pengangkatan Bhabinkamtibmas bertujuan untuk mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat agar berperan serta dalam pembinaan kamtibmas melalui bentuk pengamanan swakarsa dan penerapan model perpolisian masyarakat (Community Policing). Seorang Bhabinkamtibmas diharapkan mampu melakukan komunikasi timbal balik yang intensif dengan masyarakat di desa/kelurahan binaannya dalam rangka mengidentifikasi dan memfasilitasi pemecahan masalah kamtibmas serta turut berperan dalam penyelesaikan konflik melalui Alternatif Dispute Resolution (ADR).

Akan tetapi, pada saat ini kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora belum optimal karena berbagai keterbatasan berbagai sumber daya yang dimiliki. Sehingga dirasakan perlu dilakukan upaya untuk mengoptimalkan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora. Upaya ini sejalan dengan kebijakan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Putut Eko Bayuseno, yaitu Optimalisasi Bhabinkamtibmas, Polisi Peduli Pendidikan, Polisi Peduli Pengangguran, Polisi Cilik dan Polisi Siswa.

B. Permasalahan

Berdasarkan judul dan latar belakang tersebut maka permasalahan yang diangkat dalam naskah karya perorangan ini adalah kemampuan Bhabinkamtibmas

Polsek Tambora belum optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengoptimalisasikan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora guna akselerasi pelayanan prima dalam rangka stabilitas kamtibmas.

C. Persoalan

Permasalahan naskah karya perorangan ini dijabarkan dalam beberapa pokok persoalan sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora saat ini?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora?

3. Bagaimana upaya peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora?

D. Ruang Lingkup

Naskah karya perorangan ini dibatasi pada upaya kreatif untuk meningkatkan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora guna akselerasi pelayanan prima dalam rangka stabilitas kamtibmas.

E. Maksud dan Tujuan

Penulisan Naskah Strategis Perorangan ini dimaksudkan untuk menjelaskan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek X saat ini dan upaya untuk meningkatkannya. Selain itu penulisan naskah karya perorangan ini juga dimaksudkan sebagai persyaratan untuk mengikuti seleksi Pendidikan Sespimmen Polri Angkatan 53 T.A. 2013.

Adapun tujuan penulisan naskah karya perorangan ini adalah sebagai sumbang saran pemikiran bagi segenap anggota dan unsur pimpinan Polri khususnya Polsek Tambora dalam mengambil langkah-langkah yang tepat dalam meningkatkan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek X guna akselerasi pelayanan prima dalam rangka stabilitas kamtibmas.

F. Sistimatika

BAB I : PENDAHULUAN BAB II : LANDASAN TEORI BAB III : KONDISI SAAT INI

BAB IV : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAB V : KONDISI YANG DIHARAPKAN. BAB VI : OPTIMALISASI BAB VII : PENUTUP

G. Metode dan Pendekatan

1. Metode.

Penulisan NKP ini menggunakan metode deskriptif analitis yaitu metode yang menggambarkan dan menginterpretasi kondisi saat ini kemudian dikaji dengan menggunakan teori yang relevan guna menemukan solusinya.

2. Pendekatan.

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu mengumpulkan fakta, data dan informasi untuk penulisan melalui studi kepustakaan seperti, makalah, majalah, pendapat pakar maupun dari sumber-sumber kepustakaan lain yang dianggap relevan dengan kajian permasalahan.

H. Pengertian-pengertian

1. Bhabinkamtibmas

Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas membina Kamtibmas dan juga merupakan petugas Polmas di Desa/Kelurahan

2. Community Policing

Community Policing diterjemahkan sebagai pemolisian masyarakat atau perpolisian masyarakat atau disingkat Polmas.

3. Perpolisian

Perpolisian adalah segala hal ihwal tentang penyelenggaraan fungsi kepolisian, tidak hanya menyangkut operasionalisasifungsi kepolisian tetapi juga pengelolaan fungsi kepolisian secara menyeluruh mulai dari tataran manajemen puncak sampai dengan lapis bawah, termasuk pemikiran- pemikiran filsafati yang melatarbelakanginya;

4. Pemolisian

Pemolisian adalah pemberdayaan segenap komponen dan segala sumber daya yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan fungsi kepolisian agar mendapatkan hasil yang lebih optimal.

5. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang/warga yang hidup dalam suatu wilayah dalam arti yang lebih luas misalnya kecamatan, kota, kabupaten atau propinsi atau bahkan yang lebih luas, sepanjang mereka memiliki kesamaan kepentingan.

6. Polmas (Pemolisian/ Perpolisian Masyarakat)

Polmas (Pemolisian / Perpolisian Masyarakat) adalah penyelenggaraan tugas kepolisian yang didasari pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib tidak mungkin dilakukan Polri secara sepihak sebagai subjek dan masyarakat sebagai objek, melainkan harus dilakukan bersama oleh polisi dan masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat melalui kemitraan polisi dan warga masyarakat.

7. Kemitraan (partnership and networking)

Kemitraan (partnership and networking) adalah segala upaya membangun sinergi dengan potensi masyarakat yang meliputi komunikasi berbasis kepedulian, konsultasi, pemberian informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan masyarakat yang aman, tertib dan tenteram.

8. Akselerasi

Akselerasi adalah proses mempercepat, peningkatan kecepatan, percepatan atau laju perubahan kecepatan.

9. Stabilitas

Stabilitas adalah kemantapan, kestabilan atau keseimbangan.

10. Kamtibmas

Kamtibmas diartikan sebagai suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai satu persyaratan terselenggaranya proses pembangunan dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Analisa SWOT

Menurut Freddy Rangkuti (1997,18) analisa SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisa SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Sebagai sebuah konsep dalam manajemen strategik, teknik ini menekankan mengenai perlunya penilaian lingkungan eksternal dan internal, serta kecenderungan perkembangan/perubahan di masa depan sebelum menetapkan sebuah strategi.

Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Sebagai salah satu alat untuk formulasi strategi, tentunya analisa SWOT tidak dapat dipisahkan dari proses perencanaan strategik secara keseluruhan. Secara umum penyusunan rencana strategik melalui tiga tahapan, yaitu: (a) tahap pengumpulan data; (b) tahap analisis; dan (c) tahap pengambilan keputusan.

Adapun penggunaan konsep analisa SWOT pada tulisan ini dititikberatkan untuk mengidentifikasi dan mengkaji secara sistematis berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi Bhabinkamtibmas Polsek Tambora dan upaya kreatif untuk meningkatkannya.

B. Teori Manajemen

Menurut George R. Terry, manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindkan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.

Manajemen memiliki empat fungsi fundamental, yaitu : (1) perencanaan (planning) ; (2) pengorganisasian (organizing); (3) mengerakkan (actuating); dan (4) pengawasan (controlling). Keempat fungsi fundamental itu merupakan suatu proses manajemen. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perencanaan berarti tindakan Manajemen memiliki empat fungsi fundamental, yaitu : (1) perencanaan (planning) ; (2) pengorganisasian (organizing); (3) mengerakkan (actuating); dan (4) pengawasan (controlling). Keempat fungsi fundamental itu merupakan suatu proses manajemen. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perencanaan berarti tindakan

Manusia merupakan sumber daya terpenting yang tersedia bagi seorang manajer. Sumber daya lain di luar manusia yang penting bagi keberhasilan seorang manajer adalah Money (uang), Material (sarana prasarana) dan Method (metode). Money atau uang adalah alat yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Material atau sarana prasarana mencakup alat peralatan yang dipergunakan dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Method atau metode adalah tata cara kerja yang digunakan untuk memperlancar pekerjaan seorang manajer. Tantangan bagi seorang manajer adalah menetapkan pengkoordinasian sumber-sumber daya agar mencapai hubungan yang tepat dan sesuai agar tujuan organisasi tercapai.

C. Teori Manajemen Strategi

Strategi merupakan sebuah kiat, cara, dan taktik utama yang disusun secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Strategi menurut Daft (2002: 307) adalah rencana tindakan yang menjabarkan alokasi sumber daya dan aktifitas-aktifitas untuk menanggapi lingkungan dan membantu mencapai sasaran atau tujuan organisasi. Strategi dalam suatu organisasi merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan, mengatasi segala kesulitan dengan memanfaatkan sumber-sumber dan kemampuan yang dimilikinya. Jadi strategi merupakan suatu rencana yang ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Manajemen Strategi adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan di seluruh jajaran organisasi. Manajemen Strategi merupakan usaha manajerial untuk menumbuhkembangkan kekuatan organisasi dalam mengeksploitasi peluang yang muncul guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan.

Manajemen Strategi dapat dipandang sebagai perencanaan berskala besar yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsip), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (misi) dalam usaha menghasilkan sesuatu yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategi) dan berbagai sasaran organisasi (tujuan operasional).

D. Teori Pelayanan Prima

Menurut Normann (1991:14), pelayanan merupakan suatu produksi yang sifatnya tidak dapat diraba, berbeda dengan barang produksi lain (barang jadi atau barang industri yang berwujud). Pelayanan terdiri dari tindakan nyata dan pengaruh yang bersifat tindak sosial. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya terjadi secara bersamaan di tempat yang sama. Pengertian pelayanan yang lebih luas dikatakan oleh Daviddow dan Uttal (1989:19) yaitu usaha apapun yang mempertinggi kepuasan pelanggan (whatever enhances customer satisfaction).

Perkembangan tuntutan pelayanan saat ini adalah pelayanan prima yaitu pelayanan yang dapat memenuhi harapan masyarakat atau lebih baik dari standar dan asas-asas pelayanan publik. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 81/1995. Dalam keputusan itu dijelaskan bahwa di sektor publik terdapat tata laksana yang digunakan dalam pelayanan umum, dengan sendi-sendi pelayanan prima : kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan yang merata, ketepatan waktu.

E. Konsep Bhabinkamtibmas

Sesuai dengan Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : Kep/8/XI/2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan Buku Petunjuk Lapangan Kapolri No.Pol.: Bujuklap/17/VII/1997 tanggal 18 Juli 1997 tentang Bintara Polri Pembina Kamtibmas di Desa/Kelurahan, yang dimaksud dengan Bhayangkara Pembina Kamtibmas yang selanjutnya disebut Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas membina Kamtibmas dan juga merupakan petugas Polmas di Desa/Kelurahan.

Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang ditugaskan membina kamtibmas di desa/kelurahan. Desa atau kelurahan dinilai memerlukan perhatian lebih sungguh- sungguh dan perlu mendapat prioritas utama dalam pembinaan secara berlanjut. Bhabinkamtibmas merupakan perpanjangan tangan polsek sebagai ujung tombak operasional Polri yang memiliki wilayah hukum setingkat kecamatan. Sementara setiap kecamatan terdiri dari beberapa desa/kelurahan, sehingga penempatan Bhabinkamtibmas di setiap desa/kelurahan diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kepolisian terhadap masyarakat.

Seorang Bhabinkamtibmas diharapkan mampu :

1. Melakukan komunikasi timbal balik yang intensif

2. Melakukan diskusi tentang permasalahan kamtibmas di desanya

3. Memfasilitasi pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat, dan menyelesaikan konflik-konflik yang ada di masyarakat melalui Alternatif Dispute Resolution (ADR) serta menghadiri kegiatan-kegiatan masyarakat.

Tugas pokok Bhabinkamtibmas adalah membina masyarakat agar tercipta kondisi yang menguntungkan bagi pelaksanaan tugas Polri di Desa/Kelurahan. Sesuai rumusan tugas pokoknya tersebut, maka lingkup tugas Bhabinkamtibmas meliputi :

1. Membimbing masyarakat dan melaksanakan tugas Kepolisian sesuai dengan lingkup tugasnya bagi terciptanya kondisi dinamis yang menguntungkan upaya pengayoman, perlindungan, dan pelayanan masyarakat di Kelurahan / Desa serta penegakan hukum dalam memelihara kamtibmas bagi terwujudnya kamdagri.

2. Melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya untuk dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku

3. Melakukan upaya kegiatan kerjasama yang baik dan harmonis dengan aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat dan para sesepuh yang ada di desa atau kelurahan untuk memelihara ketentraman, ketertiban masyarakat.

4. Membangun komunikasi, kedekatan, kerjasama kemitraan dan membangun kepercayaan masyarakat.

5. Melakukan upaya pencegahan tumbuhnya penyakit masyarakat dan membantu penanganan rehabilitasi yang terganggu.

6. Melakukan upaya peningkatan daya tangkal dan daya cegah warga masyarakat terhadap timbulnya gangguan kamtibmas.

7. Membimbing masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam rangka pembinaan Kamtibmas secara swakarsa di kelurahan atau desa

8. Membangun kerjasama dan kemitraan dengan potensi masyarakat dan kelompok atau forum kamtibmas guna mendorong peran sertanya dalam Binkamtibmas dan dapat mencari solusi dalam penanganan permasalahan atau potensi gangguan dan ambang gangguan yang terjadi agar tidak berkembang menjadi gangguan nyata Kamtibmas.

9. Menumbuhkan kesadaran dan ketaatan dalam hukum dan perundang-undangan

10. Memberikan bantuan dalam rangka penyelesaian perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum

11. Memberikan petunjuk dan melatih mesayarakat dalam rangka pengamanan lingkungan

12. Memberikan pelayanan terhadap kepentingan warga masyarakat untuk sementara waktu sebelum ditangani pihak yang berwenang

13. Menghimpun informasi dan pendapat dari masyarakat untuk memperoleh masukan atas berbagai isu atau kisaran suara tentang peneyelenggaraan fungsi dan tugas pelayanan kepolisian serta permasalahan yang berkembang dalam masyarakat

BAB III KONDISI SAAT INI

Kecamatan Tambora merupakan salah satu kecamatan di Kotamadya Jakarta Barat. Luas wilayah Kecamatan Tambora meliputi areal : 542,09 hektar terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan, 96 (sembilan puluh enam) Rukun Warga dan 1.082 Rukun Tetangga. Penduduk Kecamatan Tambora sebanyak 277.606 Jiwa, terdiri dari : 50.169 Kepala Keluarga, 144.574 penduduk laki-laki, 133.032 penduduk perempuan, dan 91 WNA.

Kecamatan Tambora merupakan kecamatan terpadat se-Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 51.239 jiwa/km². Kelurahan paling padat adalah Kelurahan Kalianyar dengan kepadatan penduduk 77.034,38 jiwa per km persegi. Namun jumlah penduduk yang sebenarnya di lapangan bisa lebih banyak karena data diambil dari orang-orang yang sudah Kecamatan Tambora merupakan kecamatan terpadat se-Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 51.239 jiwa/km². Kelurahan paling padat adalah Kelurahan Kalianyar dengan kepadatan penduduk 77.034,38 jiwa per km persegi. Namun jumlah penduduk yang sebenarnya di lapangan bisa lebih banyak karena data diambil dari orang-orang yang sudah

Kecamatan Tambora terkenal dengan sebutan wilayah kumuh. Terdapat 7,308 keluarga miskin dengan perincian 5,194 keluarga hampir miskin, 1,423 keluarga miskin dan 691 keluarga sangat miskin. Beberapa permasalahan sosial yang ada di Kecamatan Tambora antara lain :

1. Kepadatan penduduk 51.239 jiwa/km²;

2. Menurunnya kualitas lingkungan berdampak terhadap sampah, kebersihan, penyerobotan areal publik, kesehatan lingkungan, semerawutnya jaringan utilitas, sarana dan prasarana umum;

3. Rawan kebakaran dan masalah Amdal ;

4. Masalah tata ruang di Kalianyar dan sebagian Duri Utara/Duri Selatan ;

5. Maraknya PKL di lokasi-lokasi seperti Pasar Pagi, Jl. KH Mas Mansyur, Jl. Latumenten;

6. 3 Sampah, rata-rata volume sampah per hari mencapai 1.427 m ;

7. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) mencapai 7.172 orang mulai dari anak terlantar, anak nakal, WTS, pengemis, gelandangan, waria, korban narkoba, eks-napi, lansia terlantar, fakir miskin, penyandang cacat dan anak jalanan.

Gambar 1 :

Foto Satelit Wilayah Kecamatan Tambora

Adapun kerawanan kamtibmas yang terdapat di wilayah Kecamatan Tambora antara lain :

1. Lokasi Rawan Curas/ Curat

a. Jl. Prof Dr.Latumeten (Jl. Raya Jembatan II ).

b. Jl. Layang Pasar Pagi

c. Jl. Bandengan Selatan / Utara.

2. Lokasi Rawan Perjudian :

a. Wilayah Kalijodo RW 10 Kel. Angke.

b. Wilayah Stasiun Duri RW 06 Kel. Duri Utara.

3. Lokasi Rawan Curanmor pada minimarket Indomart/Alfamart

4. Lokasi Rawan Peredaran Narkoba :

a. Lapangan Jagung RW 03 Kel. Tanah Sereal.

b. Gg. Gerindo RW 04 Kel. Duri Selatan.

c. Pasar Kampung Bebek RW 04 Kel. Angke.

5. Lokasi Rawan Premanisme di lokasi Kali jodo RW 10 Kel. Angke.

6. Rawan persembunyian teroris dan rawan penyebaran paham teroris

7. Daerah rawan kriminalitas

a. Jl. Pasar Pagi Kel. Roa Malaka

b. Jl. Layang Jembatan Lima

c. Jl. Bandengan Utara/ Selatan

d. Jl. Latumenten Raya

e. Jl. Layang PTB. Angke

8. Daerah rawan macet

a. TL Jembatan Lima, Jl. KH Mas Mansyur Kel. Jembatan Lima

b. Perlintasan Kereta Api Jl. P. Tubagus Angke

c. Perlintasan Kereta Api Jl.. Bandengan Selatan

d. Perlintasan Kereta Api Jl. Jembatan Besi Raya Adapun data kasus kejahatan yang menonjol Curanmor Roda 2, Penyalahgunaan Narkotika, Penganiayaan Berat, Curanmor Roda Roda 4, Curat, Perampasan, Kebakaran dan Perjudian. Data lengkap kasus kejahatan yang menonjol adalah sebagai berikut :

Tabel 1 : Data Kriminalitas Polsek Tambora

1 Curat 2 2 9 3 6 7 3 1 - 6 4 5 48 1 2 3 2 4 2 6 6 2 3 6 1 38 2 Curas

- - 2 1 2 7 - 2 2 2 1 2 21 1 - 1 - 3 2 1 5 - 2 2 2 19 3 Curanmor

13 2 6 6 1 11 19 10 6 3 3 2 82 4 5 4 5 4 3 - 1 2 - 1 - 29 4 Penganiayaa

1 1 2 1 4 3 5 - 1 3 3 3 27 5 5 4 1 1 3 2 3 2 1 - 2 29 n 5 Pembunuhan 1 - - - - - 1 - - - - -

2 - - - - - - - - - - - - 6 Pemerasan

- - - - - - - - - - 1 7 Curi Biasa

2 - 1 2 3 2 2 4 4 6 3 1 30 - 1 3 - - 1 - - 1 1 - 1 8 8 Penipuan

5 - - 3 6 2 3 - 2 1 2 - 24 - 2 1 1 2 2 1 1 2 2 - 1 15 9 Penggelapan 3 2 4 3 2 3 3 2 5 2 3 3 35 1 2 3 4 3 1 3 1 1 2 2 - 23 10 Penjudian

2 3 2 - 1 - 2 3 - 2 - - 15 - - - - - - - - - - - - 11 Pengeroyoka

3 2 5 6 1 5 1 1 - 5 5 5 39 - - 1 1 3 1 3 4 - - 1 4 18 n 12 Perb.tak me- - - - - - - - - - - - -

0 - - - - - 1 - - - - - - 1 nyenangkan 13 Pengerusaka - - 2 - - - - - - - - -

2 - 1 - - - - - - - - - - 1 n 14 Senjata

6 - 1 - - - 1 - - 1 2 - 3 8 tajam 15 Narkoba

10 12 8 10 11 10 10 10 10 10 9 9 119 9 11 8 8 9 8 9 8 8 8 9 6 101 16 Pembakaran 3 1 1 1 3 1 3 2 3 3 - 1 22 1 1 2 - 2 2 2 5 1 1 1 - 18 17 Curi dlm

- - - - - - - - - - - - 0 - - 1 - - - - - - - - - 1 kel.

JUMLAH 46 26 42 36 41 52 52 35 34 44 34 33 475 23 31 31 22 31 27 27 34 20 22 22 20 310

Berdasarkan data tersebut di atas, terlihat bahwa angka kejahatan di Polsek Tambora telah mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebanyak 165 kasus atau 34,74 %. Kasus yang mengalami penurunan terbesar adalah Curanmor sebesar 53 kasus atau 64,63 %. Kemudian berturut-turut pencurian biasa sebesar 22 atau 73.33%, pengeroyokan sebesar 21 atau 53.85%, penyalahgunaan narkotika sebesar 18 atau 15.13%, perjudian sebesar 15 atau 100.00%, penggelapan sebesar 12 atau 34.29%, Curat sebesar 10 atau 20.83%, dan penipuan sebesar 9 atau 37.50%.

A. Sumber Daya Manusia

Pemeliharaan kamtibmas di Kecamatan Tambora diselenggarakan Polsek Tambora beserta jajaran Polsubsektor/Polpos dengan jumlah keseluruhan personel sebanyak 144 orang anggota Polri dan PNS, dengan perincian 1 orang pamen, 13 orang pama, 128 orang bintara, 2 orang PNS. Dengan demikian perbandingan anggota Polri dengan jumlah penduduk Kecamatan Tambora adalah 1 : 1.928.

Tabel 2 : Data Distribusi Personel Polsek Tambora

BA TOTAL UNSUR UNIT

TU DA POLRI

III

ORGANISASI

L P L P L P L P L POLSEK TAMBORA

1 PIMPINAN

2 UNIT PROVOS

7 UNIT INTELKAM

8 UNIT RESKRIM

9 UNIT BINMAS

10 UNIT SABHARA

11 UNIT LANTAS 12 UNIT POLAIR

POLSUBSEKTOR / POLPOS

1 PIMPINAN

2 URMIN

3 UNIT PATROLI

4 UNIT YANMAS

64 28 JUMLAH TOTAL

Polsek sebagai organisasi Polri yang paling dekat dengan masyarakat mempunyai peran yang sangat penting sebagai basis deteksi dalam rangka Polsek sebagai organisasi Polri yang paling dekat dengan masyarakat mempunyai peran yang sangat penting sebagai basis deteksi dalam rangka

Mengacu pada Keputusan Kapolri No. Pol : Kep / 8 / XI / 2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan Kapolri No. Pol : Bujuklap / 17 / VIII / 1997 tentang bintara polri pembina kamtibmas di kelurahan / desa dan Surat Kapolri Nomor : B/3377/IX/2011 tanggal 29 September 2011 tentang Penggelaran Bhabinkamtibmas pada setiap Desa/Kelurahan, Polsek Tambora telah menugaskan 11 bintara

Pembina Kamtibmas (Bhabinkamtibmas) sesuai dengan jumlah kelurahan se-Kecamatan Tambora. Secara lengkap data Bhabinkamtibmas di Polsek Tambora adalah sebagai berikut :

Tabel 3 : Data Bhabinkamtibmas Polsek Tambora

CALL SIGN NAMA

PANGKAT /

USIA O

DS. BINAAN

NRP

NO HP 1 2 3 4 5 6

T.10.2/10.11 1 HADI SISWOYO

T.10.1 / 10.6 2 HARTONO

T.10.3 3 JOKO SARTONO

T.10.10 4 SUGENG

T.10.13 5 HASAN SURYADI

AIPTU

DURI UTARA

T.10.4 6 KUSNADI

T.10.7 7 SRIYONO

T.10.12 8 SUPARDI

46 TH GUNAEDI

T.10.9 10 WAHYUDI

T.10.8 11 TRIYATNO

AIPTU

DURI SELATAN

Berdasarkan data tersebut, maka seluruh kelurahan telah memiliki 1 Bhabinkamtibmas dan tidak ada yang merangkap jabatan. Dari segi kualitas, seluruh personel sudah memiliki pendidikan khusus Bhabinkamtibmas (Dikjur Bimmas). Dari Berdasarkan data tersebut, maka seluruh kelurahan telah memiliki 1 Bhabinkamtibmas dan tidak ada yang merangkap jabatan. Dari segi kualitas, seluruh personel sudah memiliki pendidikan khusus Bhabinkamtibmas (Dikjur Bimmas). Dari

B. Dukungan Anggaran

Pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas didukung dengan anggaran dengan nama program Pemberdayaan Potensi Keamanan sebesar Rp 76.950.000,-, yang terdiri dari dua mata anggaran, yaitu Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Pengamanan Swakarsa Polsek sebesar Rp 2.700.000,-; dan Menyelenggarakan pembinaan, pengayoman perlindungan masyarakat, pemberdayaan kemitraan dengan lembaga pendidikan, masyarakat, tokoh masyarakat, instansi, swasta, jasa pengamanan, tokoh agama dan LSM sebesar Rp 74.250.000,-

Tabel 4 : Mata Anggaran Bhabinkamtibmas Polsek X

PROGRAM / KEGIATAN / OUTPUT / INDEKS ANGGARAN KODE

SUB OUTPUT / KOMPONEN /

SUBKOMP / AKUN

060.01.09 PROGRAM

PEMBERDAYAAN

POTENSI KEAMANAN 76.950.000 5076

76.950.000 003 Dukungan

PEMBINAAN POTENSI KEAMANAN

FB PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN POK PAM SWAKARSA POLSEK

521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 2.700.000 - Bina dan Bentuk Pokdarkamtibmas

2.400.000 - Bina dan Bentuk Pokdarkamtibmas

(1 Org x 4 Giat x 12 Bln)

48 OG

(1 Org x 3 Giat x 2 Bln)

FE PEMBERDAYAAN KEMITRAAN DG LEMDIK, MASY, TOMAS, INSTS, SWASTA,

JASA

PENGAMANAN,

TOGA & LSM 74.250.000

521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 74.250.000 - Duk Giat Binkamsa

19.800.000 - Duk Giat Bintibmas

(11 Org x 3 Giat x 12 Bln)

33.000.000 - Duk Giat Bintibmas

(11 Org x 3 Giat x 12 Bln)

OG

550.000 - Duk Giat Binredawan

(1 Org x 1 Giat x 11 Bln)

19.800.000 - Duk Giat Binredawan

(11 Org x 3 Giat x 12 Bln)

OG

(11 Org x 2 Giat x 1 Bln)

22 OG

C. Dukungan Sarana dan Prasarana

Dukungan sarana prasarana berupa sepeda motor dinas tersedia 11 unit atau sesuai jumlah Bhabinkamtibmas. Dukungan sarana prasarana lain yang tersedia adalah 10 megaphone dalam kondisi baik dan disimpan di Mapolsek Tambora. Sementara dukungan alat komunikasi dinas bagi Bhabinkamtibmas (HT) tidak ada. Untuk mengatasi hal tersebut Bhabinkamtibmas menggunakan hp pribadi masing- masing. Kondisi sarana prasarana yang minim tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan keberhasilan tugas Bhabinkamtibmas

Tabel 5:

Data Kendaraan Bermotor Bhabinkamtibmas Polsek X NOMOR

KONDISI NO

JENIS

MERK

KET POLISI

Honda GL Max

Honda Kirana

Suzuki Smash

Honda Kirana

Honda Kirana

Yamaha Rx King

Yamaha Rx King

Honda GL Max

Yamaha Rx King

Yamaha Rx King

Yamaha Rk King

Motor

D. Metode yang digunakan

Personil Bina Mitra selaku ujung tombak di kewilayahan harus cermat dalam menyikapi situasi di kelurahan binaannya. Apabila mendapatkan informasi sekecil apa pun wajib dilaporkan, untuk dianalisa dan dievaluasi penanganannya demi tercapainya situasi kamtibmas yang kondusif. Adapun metode-metode yang telah dilakukan dalam upaya pembinaan potensi kamtibmas di Polsek Tambora antara lain :

1. Setiap selesai apel pagi, Bhabinkamtibmas berkumpul di ruang Kanit Binmas untuk melaporkan kegiatan sehari sebelumnya, apa yang telah dilakukan, infoemasi apa yang didapatkan. Jika ada permasalahan akan dipecahkan secara bersama-sama, secara berjenjang kepada Kapolsek. Selanjutnya Bhabinkamtibmas akan menyampaikan rencana kegiatan masing- masing yang akan dikerjakan pada hari itu. Pada kesempatan ini pula Kanit Binmas memberikan APP kepada Bhabinkamtibmas, terutama kemampuan inter personal skill, cara berkomunikasi yang baik bagaimana menjadi pendengar yang baik, bagaimana teknik memecahkan masalah dan mencari solusi.

2. Program Pengisian Kartu Warga, Program ini adalah pengembangan sambang oleh Bhabinkamtibmas ke rumah warga masyarakat, sambil membawa Kartu Warga yang akan diisi dengan data warga per-keluarga dengan cara mengunjungi rumah masing-masing warga. Target dalam 1 minggu, minimal 3 rumah disambangi oleh Bhabinkamtibmas. Program ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada warga bahwa Polisi peduli dengan cara mendata mereka.

3. Melaksanakan penyuluhan setiap minggu yang diadakan di Polsek dengan cara mengundang peserta sesuai dengan bidang permasalahan yang diangkat.

4. Melaksanakan kegiatan sambang ke sekolah-sekolah untuk menyampaikan pesan kamtibmas sebagai inspektur upacaya pada hari Senin.

5. Secara aktif membina Satpam, FPKM, pokdar kamtibmas, siskamling dan Da’I Kamtibmas. Secara keseluruhan terdapat 693 anggota satpam (435

karyawan tetap dan 258 outsourcing), 129 anggota FKPM, 537 anggota pokdar kamtibmas, 93 pos siskamling dan 11 orang Da’I Kamtibmas.

6. Menghadiri kegiatan-kegiatan masyarakat dan memanfaatkannya dengan menyelipkan pesan-pesan kamtibmas, misalnya perayaan hari raya Imlek, peringatan hari raya agama tertentu, Acara Pertemuan Paguyuban tertentu dsb.

Secara kuantitatif, data jumlah kegiatan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora adalah sebagai berikut :

Tabel 6: Data Kegiatan Bhabinkamtibmas Polsek X

1. PENERANGA 19 20 22 21 21 20 19 22 20 21 22 22 23 23 N

2. TATAP MUKA 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3. SAMBANG

- - - - 8. TIBMAS

11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 9. PARMAS

- - - - 10. LAT POLMAS

- - - - 11. KOORDINASI

LINSEK 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 12. MEWAKILI

RAPAT 2 1 - 3 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 44 44 50 50 55 59 58 60 63 61 62 65 66 67

JUMLAH

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

A. Faktor Internal

1. Kekuatan

a. Adanya Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol : Kep / 8 /XI / 2009 tanggal 24 Nopember 2009 tentang perubahan Buku Petunjuk Lapangan Kapolri No Pol : Bujuklap / 17 / VII/ 1997 tanggal 18 Juli 1997 tentang Bintara Polri Pembina Kamtibmas di desa/kelurahan; Surat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : B / 3377/ XI/2011/ Baharkam tanggal 29 sepetember 2011 tentang Penggelaran Bhabinkamtibmas di desa/kelurahan.dan adanya SOP Pelaksanaan Tugas Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan.

b. Komitmen kapolda dan kapolres untuk menjamin terpeliharanya situasi kamtbmas yang kondusif melalui pendekatan preemtif dan preventif dengan cara-cara persuasif dalam rangka mewujudkan kamtibmas.

c. Seluruh kelurahan di wilayah hukum Polsek Tambora sudah terisi 1 ( satu ) orang Bhabinkamtibmas dan hanya bertanggung jawab untuk membina kelurahannya tersebut (tidak diberikan tugas lain).

d. Seluruh Bhabinkamtibmas sudah mengikuti Dikjur Binmas.

e. Seluruh Bhabinkamtibmas sudah memperoleh tunjangan.

f. Seluruh program telah terdukung dengan anggaran.

g. Dukungan kendaraan roda dua bagi seluruh Bhabinkamtibmas

h. Setiap hari setelah apel pagi Bhabinkamtibmas, berkumpul di ruangan Unit Binmas, memaparkan hasil kegiatan sehari sebelumnya dan melaporkan rencana kegiatan hari itu. Selanjutnya Kanit Binmas akan membahas, mengarahkan dan memberikan penekanan sekaligus mengingatkan kembali teknik-teknik inter personal skill.

i. Metode pendokumentasian kegiatan Bhabinkamtibmas secara tertulis telah berjalan dengan baik.

2. Kelemahan

a. Jumlah Bhabinkamtibmas sebanyak 1 orang per kelurahan dirasakan kurang mampu melayani masyarakat dalam 1 kelurahan mengingat jumlah penduduk yang ada.

b. Rata-rata usia Bhabinkamtibmas di atas 40 tahun, 4 orang berusia 54 tahun bahkan 1 orang sudah berusia 57 tahun.

c. Kompetensi dasar berupa pengetahuan dan keterampilan inter personal skill sebagai Bhabinkamtibmas masih kurang.

d. Tidak ada dukungan anggaran sarana kontak, untuk kebutuhan komunikasi atau sekedar memberikan hadiah kecil selama berkomunikasi seperti membelikan minum atau rokok mengingat kondisi warga di kelurahan binaan lebih banyak yang berstatus keluarga miskin.

B. Faktor Eksternal

1. Peluang

a. Secara umum gangguan keamanan di tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu sebesar 165 kasus atau 34,74 %. Jenis kejahatan yang mengalami penurunan tertinggi adalah Curanmor (turun 53 kasus atau 64,63 %), Curi Biasa (turun 22 kasus atau 73,33 %), Pengeroyokan (turun 21 kasus atau 53,85 %).

b. Adanya keinginan dan harapan masyarakat untuk hidup secara aman, tertib dan terbebas dari segala bentuk gangguan kamtibmas.

c. Adanya dukungan dari instansi terkait seperti Pemda, lembaga pendidikan, masyarakat, tokoh agama, instansi, swasta, jasa pengamanan, tokoh pemuda, LSM dsb.

d. Seluruh wilayah Kecamatan Tambora telah terjangkau jaringan telekomunikasi seluler dengan baik yang memungkinkan komunikasi timbal balik antara Bhabinkamtbmas dan masyarakat di desa/kelurahan binaannya.

e. Telah terbentuk Forum Komunikasi Polisi dan Masyarakat (FKPM)

2. Kendala

a. Belum ada sinergi antara program pembinaan potensi keamanan oleh Polsek Tambora dengan program kerja pemerintah daerah.

b. 14,57% Keluarga di Kecamatan Tambora adalah keluarga miskin yang tinggal pada daerah kumuh yang sangat padat hingga mencapai 77.034,38 jiwa per km persegi.

c. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) mencapai 7.172 orang mulai dari anak terlantar, anak nakal, WTS, pengemis, gelandangan, waria, korban narkoba, eks-napi, lansia terlantar, fakir miskin, penyandang cacat dan anak jalanan.

d. Terdapat lokasi-lokasi rawan, baik rawan kriminal, rawan kebakaran, maupun rawan penyebaran paham teroris dan rawan persembunyian teroris.

e. Masih banyak penduduk yang belum terdata karena tidak memiliki KTP/Kartu keluarga yang dipicu oleh banyaknya rumah kontrakan atau kos-kosan.

BAB VI KONDISI YANG DIHARAPKAN

A. Sumber Daya Manusia

Dari segi kuantitas, jumlah Bhabinkamtibmas sudah memenuhi kebijakan Kapolri melalui Surat Nomor : B / 3377/ XI/2011/ Baharkam tanggal 29 sepetember 2011 tentang Penggelaran Bhabinkamtibmas di desa/kelurahan, yaitu sebanyak 11 orang sesuai dengan jumlah kelurahan se-Kacamatan Tambora. Akan tetapi jumlah tersebut dirasakan masih minim, mengingat kepadatan penduduk di tiap-tiap kelurahan sangat tinggi. Selain itu usia rata-rata Bhabinkamtibmas di atas 40 tahun (5 diantaranya menjelang pensiun).

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, perlu dilakukan penguatan personel Bhabinkamtibmas dengan menunjuk 1 (satu) orang pendamping Bhabinkamtibmas dengan pangkat Briptu atau Brigadir yang ber-partner/melekat dengan Bhabinkamtibmas senior. Kelebihan sistem partner adalah bertambahnya kapasitas, memungkinkan adanya pembagian tugas yang saling mendukung, yaitu salah seorang petugas melakukan tindakan sementara petugas lainnya melakukan pencatatan dan menyiapkan administrasi, saling back-up antar personel terutama jika salah satu petugas berhalangan. Selain itu sistem partner ini juga dimaksudkan untuk melatih pendamping Bhabinkamtibmas agar memiliki kemampuan yang diharapkan, merintis hubungan emosional antara pendamping Bhabinkamtibmas dengan warga binaannya, sehingga akan siap ditugaskan untuk menggantikan Bhabinkamtibmas senior ketika memasuki masa pensiun, pindah atau berhalangan lain yang sifatnya tetap (misalnya meninggal dunia, cacat karena mengalami kecelakan dsb).

Dari segi kualitas personel, idealnya seluruh Bhabinkamtibmas memenuhi kompetensi dasar sebagai berikut :

1. Pengetahuan yang perlu dimiliki Bhabinkamtibmas :

a. Karakteristik wilayah penugasan;

b. Budaya masyarakat setempat;

c. Peraturan perundang-undangan;

d. Sosiologi masyarakat desa;

e. Polmas;

f. Komunikasi sosial; f. Komunikasi sosial;

h. Kepemimpinan;

i.

Hak asasi manusia.

2. Keterampilan yang harus dimiliki bhabinkamtbmas

a. Keterampilan berkomunikasi/berbicara efektif;

b. Keterampilan memecahkan masalah (mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi

hambatan

dan

penyebab masalah dan

mengembangkan respon serta solusi yang efektif);

c. Keterampilan untuk menangani konflik dan perbedaan persepsi;

d. Keterampilan kepemimpinan (keterampilan memperkirakan resiko dan tanggung jawab, keterampilan menentukan tujuan dan keterampilan manajemen waktu);

e. Keterampilan membangun tim dan mengelola dinamika dan motivasi kelompok (keterampilan mempengaruhi kelompok, keterampilan identifikasi sumber daya dan keterampilan membangun kepercayaan);

f. Keterampilan mediasi dan negosiasi;

g. Keterampilan memahami keanekaragaman, kemajemukan dan prinsip non diskriminasi;

h. Terampil menerapkan strategi Polmas dan menghormati hak azasi manusia serta kesetaraan gender;

i. Terampil menangani dan memperlakukan kelompok rentan; j.

Inter personal skill (kemampuan berbicara, mendengarkan, bertanya, mengamati, memberi menerima umpan balik dan meringkas).

Kompetensi dasar harus senantiasa diasah dan ditingkatkan, melalui pelatihan- pelatihan yang diselenggarakan oleh Polda/Polres atau dilakukan secara mandiri oleh Polsek berpedoman pada kurikulum yang sesuai atau melalui diskusi pada saat para Bhabinkamtibmas berkumpul untuk menerima APP setelah melaksanakan apel pagi.

B. Dukungan Anggaran

Peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek Tambora memerlukan adanya dukungan anggaran operasional yang cukup. Sebagian besar mata kegiatan telah mendapatkan dukungan anggaran. Akan tetapi volume kegiatan yang ditargetkan masih sedikit. Idealnya seorang Bhabinkamtibmas melakukan kegiatan sambang setiap hari. Kegiatan ini perlu didukung dengan anggaran berupa sarana kontak.

C. Dukungan Sarana Prasarana

Standar kelengkapan sarana prasarana perorangan Bhabinkamtibmas yang ideal untuk mendukung kelancaran tugas adalah :

1. Sepeda motor;

2. Megaphone;

3. Jas hujan;

4. Senter;

5. Tas kerja;

6. Alat komunikasi;

7. Buku agenda kerja/buku pintar;

8. Rompi Polri;

9. Peta Desa/Kelurahan;

10. Kamera. Selain standar kelengkapan sarana prasarana perorangan, Bhabinkamtibmas

juga perlu didukung dengan prasarana berupa ruang kerja yang berada pada desa/kelurahan binaannya atau setidak-tidaknya dapat menempati ruang kerja staf desa/kelurahan namun memiliki prasarana berupa meja kerja sendiri.

D. Metode

Metode yang ideal dalam pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas Polsek Tambora adalah :

1. Pembinaan ketertiban masyarakat

a. membimbing dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat guna meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

b. membina remaja (pemuda/pemudi), anak-anak dan pelajar/mahasiswa agar terhindar dari pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh perubahan pranata sosial sebagai akibat dari globalisasi budaya;

c. membina dan memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba dan kenakalan remaja kepada pemuda/remaja agar generasi muda tidak menjadi korban maupun pelaku; c. membina dan memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba dan kenakalan remaja kepada pemuda/remaja agar generasi muda tidak menjadi korban maupun pelaku;

e. membina dan melatih para petugas keamanan lingkungan di Desa binaannya;

f. menghadiri setiap kegiatan/keramaian yang ada di Desa binaannya;

g. menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas kepada masyarakat yang kondusif melalui peran aktif segenap potensi yang ada dalam masyarakat.

2. Pembinaan keamanan Swakarsa

a. melakukan tatap muka, kunjungan/sambang, penyuluhan langsung, latihan-latihan, dalam rangka membimbing masyarakat melaksanakan sistim keamanan lingkungan;

b. melatih

awak

siskamling/sistim

pengamanan lingkungan

Desa/Kelurahan;

c. membimbing dan memberikan arahan tentang keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan keamanan swakarsa;

d. memberikan penyuluhan dan penyegaran kepada petugas keamanan lingkungan yang bertugas di wilayahnya;

e. membangun dan memberdayakan Siskamling yang ada di Desa/Kelurahan;

f. memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mengamankan rumah/lingkungan masing-masing;

g. mengunjungi bentuk pengamanan swakarsa, melakukan komunikasi, menerima keluhan dan informasi serta membantu penyelesaian masalah yang dihadapi sebatas kemampuannya;

h. menjalin komunikasi, membangun kerjasama dengan satpam maupun pengguna satpam yang ada diwilayahnya;

3. Pembinaan perpolisian masyarakat

a. mendorong terbentuknya forum-forum kemitraan di lingkup desanya masing-masing;

b. memberikan asistensi/pendampingan terhadap operasional FKPM; b. memberikan asistensi/pendampingan terhadap operasional FKPM;

d. memfasilitasi pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat;

e. menyelesaikan konflik-konflik yang ada dimasyarakat melalui jalur ADR (Alternative Dispute Resolution);

f. menghadiri setiap kegiatan masyarakat, mendengar dan mencatat serta berusaha mewujudkan harapan masyarakat sebatas kewenangannya;

g. menerima informasi dan keluhan serta permasalahan dari warga masyarakat;

h. menghadiri atau memfasilitasi forum diskusi/pertemuan yang diselenggarakan oleh kelompok masyarakat dan memanfaatkannya untuk membangun kemitraan antara Polri dengan masyarakat dalam rangka mencegah dan menaggulangi gangguan Kamtibmas.

4. Pembinaan potensi masyarakat

a. mendata Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda serta kelompok-kelompok masyarakat baik formal/informal yang ada diwilayahnya;

b. mengadakan tatap muka dengan tokoh-tokoh masyarakat baik individu maupun pimpinan kelompok/organisasi secara periodik maupun secara situasional dalam rangka menjalin komunikasi yang baik, memecahkan masalah-masalah sosial dilingkungan masyarakat;

c. mengadakan pendekatan secara individu baik kepada Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda maupun kepada kelompok/ komunitas yang ada diwilayah kerjanya;

d. membangun dan mewujudkan kemitraan dengan semua potensi masyarakat yang ada diwilayah kerjanya.

5. Bhabinkamtibmas sebagai anggota Polri yang berada di tengah-tengah masyarakat, pada dirinya juga melekat kewenangan kepolisian secara umum berdasarkan peraturan perundang-undangan dan prosedur yang berlaku dilingkungan Polri.

a. dalam situasi bencana, Bhabinkamtibmas bersama dengan aparat lainnya melakukan sosialisasi dan mobilisasi warga dalam rangka mencegah dampak buruk yang ditimbulkan; a. dalam situasi bencana, Bhabinkamtibmas bersama dengan aparat lainnya melakukan sosialisasi dan mobilisasi warga dalam rangka mencegah dampak buruk yang ditimbulkan;

c. Bhabinkamtibmas wajib mencatat semua kegiatan yang dilaksanakan secara detail dalam buku mutasi kegiatan sesuai dengan format yang ditetapkan.

BAB VI OPTIMALISASI KEMAMPUAN BHABINKAMTIBMAS

Peningkatan kemampuan Bhabinkamtibmas Polsek X guna akselerasi pelayanan prima dalam rangka stabilitas kamtibmas memerlukan penerapan manajemen strategis yang merupakan suatu upaya untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif organisasi dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi baik secara internal dan eksternal melalui penyusunan rencana strategis sebagai berikut :

A. Visi

Mewujudkan Bhabinkamtibmas yang mampu mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat agar berperan serta dalam pemeliharaan kamtibmas melalui bentuk pengamanan swakarsa dan penerapan model perpolisian masyarakat guna akselerasi pelayanan prima dalam rangka mewujudkan stabilitas kamtibmas di wilayah hukum Polsek Tambora.

B. Misi

1. Membangun dan meningkatkan kemampuan Bhabinkamtibmas.

2. Membangun kedekatan dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

3. Membangun dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku

4. Membangun partisipasi masyarakat untuk memberikan masukan atas berbagai isu atau kisaran suara tentang penyelenggaraan fungsi dan pelayanan kepolisian serta permasalahan yang berkembang dalam masyarakat

5. Membangun kerjasama dan kemitraan dengan potensi masyarakat guna mendorong peran sertanya dalam Pembinaan Kamtibmas dan dapat mencari solusi dalam penanganan permasalahan di masyarakat agar tidak berkembang menjadi gangguan nyata Kamtibmas

C. Tujuan

1. Terciptanya postur Bhabinkamtibmas Polsek X yang berkemampuan mumpuni sesuai standar kompetensi.

2. Terciptanya kedekatan dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

3. Terciptanya kesadaran hukum masyarakat terhadap hukum dan perundang- undangan yang berlaku

4. Terciptanya partisipasi aktif masyarakat untuk memberikan masukan atas berbagai isu atau kisaran suara tentang penyelenggaraan fungsi dan pelayanan kepolisian serta permasalahan yang berkembang dalam masyarakat.

5. Terciptanya kerjasama dan kemitraan dengan segenap potensi masyarakat di Kecamatan Tambora guna mendorong peran sertanya dalam Pembinaan Kamtibmas dan dapat mencari solusi dalam penanganan permasalahan di masyarakat agar tidak berkembang menjadi gangguan nyata Kamtibmas.

D. Sasaran

1. Menunjuk Bintara Polsek dari fungsi lain untuk merangkap sebagai pendamping Bhabinkamtibmas. Pendamping Bhabinkamtibmas dimaksudkan sebagai lapis kekuatan Bhabinkamtibmas yang senior, sekaligus menyiapkan calon pengganti Bhabinkamtibmas agar program pembinaan komponen kamtibmas berjalan efektif dan efisien karena telah terjalin komunikasi yang intens antara pengganti Bhabinkamtibmas dan warga masyarakat binaannya.

2. Mengusulkan penambahan sarana prasarana untuk melengkapi sarana prasarana perorangan Bhabinkamtibmas sesuai standar yang telah ditetapkan.