PENINGKATAN PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH GAMPING TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN
(K3L) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW SISWA KELAS X
JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF
SMK MUHAMMADIYAH GAMPING
TAHUN AJARAN 2014/2015
Arif Darmawan*
e-mail: [email protected]

Tarto Sentono**
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk: (1) Meningkatkan proses belajar mata pelajaran
Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L), dan (2) Meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) siswa kelas X SMK
Muhammadiyah Gamping. Penelitian tindakan kelas (classroom action research). Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Instrumen penelitian adalah peneliti,
lembar observasi, dan tes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Indikator keberhasilan
adalah meningkatnya proses belajar dan hasil belajar mata pelajaran K3L. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: (1) Persentase proses belajar siswa tiap aspek pada prasiklus sebesar 13,33%
dengan kualifikasi kurang, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 54,81% dengan
kualifikasi baik, dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 78% dengan kualifikasi sangat

baik; (2) Berdasarkan analisis data perolehan nilai siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus II
menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai siswa. Nilai rata-rata hasil belajar pada
pratindakan sebesar 69 menjadi 77,6 pada siklus I dengan peningkatan sebesar 8,6%, dan nilai ratarata siklus II mengalami peningkatan menjadi 88,7 pada siklus II dengan peningkatan sebesar 11%.
Peningkatan terjadi karena metode pembelajaran Jigsaw pada siklus II dilaksanakan lebih baik dan
sesuai dengan rencana dari pada siklus I. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode
Jigsaw dapat meningkatkan proses belajar dan hasil belajar K3L.
Kata Kunci:

proses, hasil, belajar, Jigsaw, K3L

*Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
**Dosen Pendidikan Teknik Mesin UST Yogyakarta

Jurnal Taman Vokasi 3 Nomor 32 Tahun 2015

435

IMPROVEMENT OF LEARNING PROCESS AND LEARNING ACHIEVEMENT
OF K3L SUBKECT BY TUSING JIGSAW LEARNING MODEL AMONG THE
TENTH GRAFE STUDENTS OF

SMK MUHAMMADIYAH GAMPING
ACADEMIC YEAR 2014/2015
ABSTRACT
The research objectives were to improve: (1) The learning process by using the learning
model of Jigsaw in learning K3L, and (2) The learning outcomes by using learning model of
Jigsaw in learning K3L among students of Class X SMK Muhammadiyah Gamping. This study was
classroom action research. Data collection techniques used observation and tests. Research
instruments were a researcher, observation sheets, and test. The data analysis used descriptive
analysis. Indicators of learning was increasing the learning and learning outcomes K3L subjects.
The results showed that: (1) The average percentage of students‟ learning in pre-cycle was 13.33%
with less qualification. The improvement in the first cycle was 54.81% with good qualification.
While on the second cycle increased up to 78% with excellent qualifications. (2) Based on data
acquisition value of students from pre-action, the first cycle and the second cycle showed that there
was improvement of students‟ ability. The ability of students‟ initial value data obtained through
daily tests with an average of 69 to 77.6 in the first cycle with a success rate of value rose by 8.6%.
The average value of the second cycle increased from 77.6 in the first cycle to 88.7 in the second
cycle with a success rate of value rose by 11%. The increase was due Jigsaw learning method in
the second cycle executed better and in accordance with the plan of the cycle I. Thus, it can be
concluded that the Jigsaw method can enhance the learning process and learning outcomes K3L.
Keywords:


A.

Process, outcomes, learning, Jigsaw, K3L

PENDAHULUAN

yang terjadi apabila tidak menerapkan K3L.

Salah satu

Siswa

mata pelajaran yang

harus

ditekankan

lagi


untuk

dipelajari di SMK adalah Keselamatan,

memahami mata pelajaran K3L agar siswa

Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L).

tidak melakukan tindakan.

Berdasarkan

hasil

observasi,

kegiatan

Dalam


mengatasi

permasalahan

pembelajaran K3L di SMK Muhammadiyah

tentang pembelajaran mata pelajaran K3L

Gamping masih kurang efektif. Hal ini

diperlukan suatu metode pembelajaran.

dapat dilihat dari siswa saat melakukan

Berdasarkan observasi awal di lapangan

pembelajaran praktik, yaitu banyak siswa

pada 3 Januari 2015, proses belajar siswa


yang

perlengkapan

SMK Muhammadiyah Gamping kelas X

keamanan seperti kaca mata dan kaos

teknik otomotif pada mata pelajaran K3L

tangan. Dalam pelaksaan praktik siswa

masih

hanya mementingkan hasil dari benda kerja

ditemukannya

yang dibuatnya tanpa memperhatikan resiko


yaitu: (1) Siswa belum mengoptimalkan

436

tidak

memakai

rendah.

Hal

ini

beberapa

terlihat

dari


permasalahan,

Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata

potensi diri mereka saat mengerjakan tugas,

anggota tim yang memberikan informasi

tetapi

yang diperlukan.

mereka

cenderung

menyontek

temannya saat mengerjakan tugas. (2) Saat


Menurut Djajadisastra (2002: 12)

guru memberi sebuah pertanyaan kepada

“model pengajaran adalah suatu ilmu

siswa, hanya ada beberapa siswa yang

mengenai prinsip-prinsip suatu prosedur

antusias menjawab pertanyaan tersebut. (3)

mengajar”.

Saat guru menjelaskan materi, siswa yang

mengartikan model pengajaran sebagai

ikut


mengikuti

“perangkat teknik yang mendukung suatu

pembelajaran hanya beberapa saja. (4) Dan

pola yang digunakan untuk mencapai

saat

tujuan”.

berpartisipasi

siswa

dalam

dievaluasi


prestasi

belajar

Kusmana

Menurut

(2005:

Surakhmad
2002:148),

12)

(dalam

mereka masih rendah, yaitu dari 27 siswa

Suryosubroto,

model

yang mencapai skor nilai KKM 75 hanya 8

pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan

siswa yang nilainya mencapai KKM, yaitu

dari proses pengajaran, atau soal bagaimana

sekitar 30% siswa.

teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan
untuk

kepada murid-murid di sekolah. Menurut

mengatasi masalah pembelajaran siswa

Hamalik (2008: 26), model pembelajaran

SMK Muhammadiyah Gamping kelas X

adalah

otomotif,

model

menyampaikan materi pelajaran dalam

pembelajaran yang dapat meningkatkan

upaya mencapai tujuan kurikulum. Slavin

keaktifan siswa dan dapat memaksimalkan

(2005: 4) mengemukakan bahwa pembela-

potensi yang dimiliki siswa, sehingga

jaran kooperatif tipe Jigsaw adalah berbagai

prestasi belajar siswa dapat meningkat.

macam metode pembelajaran di mana para

Salah satunya adalah dengan menerapkan

siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

kecil untuk saling membantu satu sama

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe

lainnya

Jigsaw, guru membagi satuan informasi

pelajaran.

Berdasarkan

hal

perlu

tersebut

adanya

suatu

cara

yang

dalam

digunakan

mempelajari

untuk

materi

yang besar menjadi komponen-komponen

Siswa-siswa ini bekerja sama untuk

lebih kecil. David Johnson dalam Lie

menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam:

(2002: 30) mengatakan bahwa tidak semua

(a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik

kerja kelompok dianggap pembelajaran

bagiannya:

kooperatif. Kunci dari model Jigsaw ini

mengajarkan subtopik bagiannya kepada

seperti

anggota kelompok semula. Setelah itu,

Doantara

pendapat

yang

Yasa

interdependence

setiap

dikemukakan

(2008)
siswa

adalah
terhadap

siswa

(b)

tersebut

merencanakan

kembali

lagi

cara

kepada

kelompok masing-masing sehingga “ahli”

Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata

437

dalam

subtopiknya

dan

mengajarkan

C.

HASIL

PENELITIAN

informasi yang penting dalam subtopik

PEMBAHASAN

kepada temannya. Ahli dalam subtopik

Penelitian

tindakan

kelas

DAN

ini

lainnya juga bertindak serupa. Dengan

dilaksanakan di SMK Muhammadiyah

demikian, seluruh siswa bertanggung jawab

Gamping. Sebelum pelaksanaan tindakan,

untuk

peneliti

menunjukkan

penguasaannya

menyusun

instrumen

serta

kepada

guru

terhadap seluruh materi yang ditugaskan

melakukan

oleh guru. Oleh karena itu, setiap siswa

mengenai materi dan RPP yang akan

dalam kelompok harus menguasai topik

digunakan. Selanjutnya, peneliti menyam-

secara keseluruhan (Hamdani, 2011: 92).

paikan kepada siswa
pembelajaran

konsultasi

yang

bahwa kegiatan

akan

dilaksanakan

METODE PENELITIAN

adalah menggunakan model pembelajaran

Penelitian tindakan kelas (classroom

tipe Jigsaw. Dalam persiapan sebelum

action research). Prosedur penelitian ini

pelaksanaan tindakan, peneliti mengamati

menggunakan

keikutsertaan siswa saat kegiatan proses

B.

model

Kemmis

&

Mc

Taggart (1998) dalam Kunandar (2007: 70)

pembelajaran

yaitu penelitian tindakan kelas dilakukan

mengetahui proses belajar siswa. Adapun

melalui

hasil observasi proses belajartiap aspek

proses

yang

dinamis

dan

komplementari, yang terdiri dari empat

berlangsung

untuk

dapat dilihat pada tabel berikut.

”momentum” esensial. Subjek penelitian
adalah siswa kelas X Jurusan Teknik
Otomotif SMK Muhammadiyah. Dengan
jumlah siswa ada 27 siswa, sedangkan
objek peneliti ini adalah peningkatan proses
belajar dan hasil belajar K3L dengan model
pembelajaran tipe Jigsaw.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Instrumen
penelitian adalah peneliti, lembar observasi,
dan tes. Analisis data menggunakan analisis
deskriptif. Indikator keberhasilan adalah
meningkatnya proses belajar dan hasil
belajar mata pelajaran K3L

438

Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata

Tabel 1. Hasil Observasi Proses Belajar pada Prasiklus
No
1
2
3
4
5

27
27

Jumlah Siswa
yang
Melakukan
3
5

27
27
27

2
4
4

Jumlah
siswa

Indikator
Membaca buku materi
Memperhatikan siswa lain
yang sedang berpendapat
Bertanya
Memberikan pendapat
Berdiskusi
Rata-rata

Persentase

Kategori

11,11%
18,51%

Kurang
Kurang

7,40%
14,81%
14,81%
13,33%

Kurang
Kurang
Kurang
Kurang

Berdasarkan tabel proses belajar pada

Nilai rata-rata 69 masih di bawah KKM 75,

prasiklus yang terdiri dari lima aspek proses

sehingga perlu dilakukan tindakan penga-

belajar diperoleh rata-rata persentase proses

jaran yang lebih baik. Untuk meningkatkan

belajar siswa sebesar 13,33%. Proses

hasil belajar, pada tindakan siklus I dan

belajar sebesar 13,33% berada pada interval

siklus II menggunakan model pembelajaran

25% sampai dengan 50% dalam kategori

tipe Jigsaw.

kurang.

1.

Berdasarkan hasil proses belajar tiap
siswa

tersebut

maka

peneliti

Pelaksanaan
dengan

dapat

Pembelajaran

Metode

K3L

Pembelajaran

Jigsaw

mengetahui tingkat proses belajar untuk

Pembelajaran K3L dengan metode

setiap siswa. Guru dan peneliti sepakat

pembelajaran Jigsaw telah dilaksanakan

untuk

sesuai

melakukan

peningkatan

proses

dengan

langkah-langkah

belajar siswa dalam proses pembelajaran.

pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi

Selain mengamati proses belajar siswa,

pelaksanaan

peneliti meminta data berupa hasil ulangan

mengorientasi siswa pada masalah sudah

kepada guru kelas X untuk dijadikan skor

dilakukan

kemampuan awal. Nilai kemampuan awal

penelitian ini, guru membagi siswa menjadi

siswa

beberapa kelompok kecil sesuai dengan

kelas

X

digunakan

sebagai

pembelajaran,

pada

setiap

materi.

kegiatan

siklus.

Dalam

Dalam

perbandingan dalam melakukan pembela-

segmen/bagian

model

jaran pada siklus I.

Jigsaw ini terdapat kelompok asal dan
awal

kelompok ahli. Kelompok asal adalah

diperoleh nilai rata-rata sebesar 69. Siswa

kelompok awal siswa terdiri dari beberapa

yang dinyatakan tuntas belajar sebanyak 14

anggota kelompok ahli yang dibentuk

(52%) dan siswa yang dinyatakan belum

dengan memperhatikan keragaman dan

tuntas belajar sebanyak 13 siswa (48%).

latar

Berdasarkan

kemampuan

belakang.

Kelompok

Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata

ahli,

yaitu

439

kelompok siswa yang terdiri dari anggota

sehingga tidak dapat mengerjakan soal

kelompok

yang

dengan sungguh-sungguh. Pada saat siklus

subtopik

II siswa sudah mulai berkonsentrasi dan

tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada

mengikuti pembelajaran dengan tertib. Hal

anggota kelompok asal.

ini terbukti dari hasil proses belajar yang

lain (kelompok

ditugaskan

untuk

asal)

mendalami

Setiap kelompok mendapat tugas
membaca dan memahami materi atau

mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I
naik dari 64% menjadi 93% pada siklus II.

Setiap

Pembelajaran mata pelajaran K3L

kelompok asal mengirimkan anggotanya ke

dengan menggunakan metode pembelajaran

kelompok lain atau kelompok ahli. Di

Jigsaw

dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan

pembelajaran mengalami peningkatan, hal

bagian materi pembelajaran yang sama.

tersebut terlihat dari hasil analisis data

Kemudian setiap anggota merencanakan

observasi proses belajar siswa. Rata-rata

bagaimana mengajarkan subtopik yang

persentase proses belajar siswa pra tindakan

menjadi bagian anggota kelompoknya asal.

13,33% dengan kualifikasi kurang, proses

Setelah pembahasan selesai para anggota

belajar siswa pada siklus I meningkat dari

kelompok

54,81% dengan kualifikasi baik, naik

subtopik

yang

berbeda-beda.

kemudian

kembali

pada

proses

belajar

siswa

kelompok asal dan mengajarkan pada

menjadi 78% pada siklus II

teman sekelompoknya pengetahuan apa

kualifikasi sangat baik.

dalam

dengan

yang telah mereka dapatkan saat pertemuan
di kelompok ahli. Selanjutnya dilakukan
presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu untuk
menyajikan hasil diskusi kelompok yang
telah

dilakukan

menyamakan

agar

persepsi

guru
pada

dapat
materi

pembelajaran yang telah didiskusikan.
2.

Proses Belajar Siswa
Pada

pembelajaran

siklus
belum

I,

pelaksanaan

optimal

karena

sebagian besar siswa belum fokus pada
tugas-tugas yang diberikan oleh guru di
kelas karena ada beberapa siswa yang ramai
sendiri dan mencari perhatian teman lain
440

Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata

Tabel 1. Rata-rata Proses Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No

Rata-rata Persentase
Pra
Siklus I
Siklus II
Tindakan
11,11%
37,70%
85,18%
18,51%
55,55%
92,59%

Aspek

1

Membaca buku materi
Memperhatikan siswa lain yang sedang
2
berpendapat
3 Bertanya
4 Memberikan pendapat
5 Berdiskusi
Rata-rata Persentase Tiap Siklus

7,40%
14,81%
14,81%
13,33%

51,85%
37,70%
92,59%
54,81%

66,66%
55,55%
100%
78%

Dari hasil observasi tampak bahwa

dengan kualifikasi sangat baik, sedangkan

persentase tiap apsek proses belajar siswa

pada siklus II mengalami peningkatan 93%

mengalami

aspek

dengan kualifikasi sangat baik. Pada aspek

membaca buku materi persentase proses

mempresentasikan hasil diskusi kelompok,

belajar

sebesar

persentase

kurang,

prasiklus adalah 43% dengan kualifikasi

kemudian mengalami peningkatan pada

kurang, Kemudian mengalami peningkatan

siklus I sebesar 37,70% dengan kualifikasi

pada siklus I adalah 50% dengan kualifikasi

kurang,

baik, pada siklus II sebesar 93% dengan

peningkatan.

siswa

11,11%

pada

dengan

Pada

prasiklus

kualifikasi

sedangkan

pada

siklus

II

mengalami peningkatan rata-rata proses
belajar dengan persentase 85,18% dengan

proses

belajar

siswa

pada

kualifikasi sangat baik.
Aspek

bertanya

pada

prasiklus

Aspek

sebesar 7,40% dengan kualifikasi kurang

memperhatikan siswa lain yang sedang

baik, kemudian mengalami peningkatan

berpendapat

pada siklus I sebesar 51,85% dengan

kualifikasi

sangat

pada

baik.

prasiklus

dengan

persentase 18,51% dengan kualifikasi baik,

kualifikasi

baik,

dan

pada

siklus

II

kemudian mengalami peningkatan pada

mengalami peningkatan sebesar 66,66%

siklus I sebesar 55,55% dengan kualifikasi

dengan kualifikasi baik. Aspek memberikan

sangat baik, sedangkan pada siklus II

pendapat pada prasiklus sebesar 14,81%

mengalami peningkatan rata-rata persentase

dengan kualifikasi kurang baik, mengalami

92,59% dengan kualifikasi sangat baik.

peningkatan pada siklus I adalah 37,70%

dengan

dengan kualifikasi kurang baik, sedangkan

kelompok, persentase proses belajar siswa

pada siklus II mengalami peningkatan

pada

dengan

sebesar 55,55% dengan kualifikasi baik.

mengalami

Aspek berdiskusi pada prasiklus sebesar

peningkatan pada siklus I sebesar 86%

14,81% dengan kualifikasi kurang baik,

Pada

aspek

prasiklus

kualifikasi

baik,

berdiskusi

adalah

50%

kemudian

Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata

441

kemudian mengalami peningkatan pada

mengalami penurunan skor pada tes siklus

siklus I adalah 95,59% dengan kualifikasi

II dari skor tes siklus I. Penurunan skor

sangat baik, sedangkan pada siklus II

mungkin disebabkan karena siswa kurang

mengalami

berkonsentrasi dalam mengerjakan soal tes

peningkatan

sebesar

100%

atau kurang persiapan mengikuti tes.

dengan kualifikasi sangat baik.
Berdasarkan hasil persentase pada

Berdasarkan analisis yang diperoleh

masing-masing aspek, peneliti menyimpul-

dari data hasil observasi dan hasil tes,

kan

peneliti

bahwa

proses

siswa

dalam

menyimpulkan

bahwa

pembelajaran K3L di kelas mengalami

pembelajaran

menggunakan

metode

peningkatan yang sangat baik. Dengan

pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan

menggunakan pendekatan ini siswa merasa

proses dan hasil belajar mata pelajaran K3L

lebih akrab, mudah dalam memahami

siswa kelas X Jurusan Teknik Otomotif

materi, tidak malu untuk bertanya, dan

SMK Muhammadiyah Gamping.

siswa merasa senang serta termotivasi
dalam kegiatan pembelajaran.
3.

D.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis pada bab

Hasil Belajar K3L Siswa
Berdasarkan analisis data perolehan

nilai siswa dari pratindakan, siklus I dan
siklus II menunjukkan bahwa adanya

sebelumnya,

dapat

ditarik

kesimpulan

sebagai berikut:
1.

Proses belajar pada mata pelajaran

peningkatan rata-rata nilai siswa. Hasil

K3L

belajar siswa yang didapatkan melalui data

Pembelajaran dengan menggunakan

nilai ulangan harian dengan rata-rata 69

metode pembelajaran Jigsaw proses belajar

menjadi 77,6 dengan tingkat keberhasilan

siswa

nilai naik sebesar 8,6%, naik pada siklus I

peningkatan. Hal tersebut terlihat dari hasil

sebesar 77,6 menjadi 88,7 pada siklus II

analisis data observasi proses belajar siswa.

dengan tingkat keberhasilan nilai naik

Rata-rata persentase proses belajar siswa

sebesar 11%.

pratindakan 13,33% dengan kualifikasi

Peningkatan terjadi karena metode
pembelajaran

Jigsaw

pada

siklus

II

dalam

pembelajaran

mengalami

kurang, proses belajar siswa pada siklus I
meningkat

yaitu dari 54,81%

dengan

dilaksanakan lebih baik dan sesuai dengan

kualifikasi baik menjadi 78% pada siklus II

rencana dari pada siklus I. Skor yang

dengan kualifikasi sangat baik.

diperoleh siswa pada tes siklus II banyak
yang mengalami peningkatan dari skor tes

2.

Hasil belajar pada mata pelajaran
K3L

siklus I. Namun, ada beberapa siswa yang
442

Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata

Berdasarkan data perolehan nilai

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning.
Jakarta: PT Grasindo.

siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus II
menunjukkan bahwa adanya peningkatan

Slavin,

rata-rata nilai siswa. Hasil belajar siswa

Robert

E.

2005.

Cooperative

Learning. Bandung: Nusa Media.

yang didapatkan melalui data nilai ulangan
harian dengan rata-rata 69 menjadi 77,6

Suryosubroto.
Mengajar

dengan tingkat keberhasilan nilai naik

keberhasilan

naik

sebesar

Peningkatan

terjadi

karena

pembelajaran

Jigsaw

pada

11%.
metode

siklus

di

Proses

Belajar

Sekolah.

Jakarta:

Rineka Cipta.

sebesar 8,6%, naik pada siklus I menjadi
77,6 dan 88,7 pada siklus II dengan tingkat

2002.

Yasa,

Doantara.
Prestasi

2008.

Aktivitas

Belajar.

dan

Jakarta:

Depdiknas.

II

dilaksanakan lebih baik dan sesuai dengan
rencana dari pada siklus I. Berdasarkan
analisis yang diperoleh dari data hasil tes,
peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakn metode pembelajaran
Jigsaw dapat meningkatkan proses dan
hasil belajar mata pelajaran K3L siswa
kelas X Jurusan Teknik Otomotif SMK
Muhammadiyah Gamping.

E.

DAFTAR PUSTAKA

Djajadisastra, Jusuf. 2002. Metode-Metode
Mengajar 1. Bandung: Angkasa.
Hamalik, Oemar. 2008. Psikologi Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Kusmana.

2005.

Model

Pembelajaran

Siswa Aktif. Jakarta: Multi Kreasi.

Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Pada Mata

443