VILLAGE RESORT DI KAWASAN CANDI RATU BOKO

VILLAGE RESORT DI KAWASAN CANDI RATU BOKO DENGAN KONSEP CULTURAL HERITAGE TOURISM TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh : KURNIA DWI PRAWESTI NIM. I.0206013 PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Gambar 3. 24 Tata Guna Lahan Kawasan Candi Ratuboko I ....................... III -18 Gambar 3. 25 View ke Gunung Merapi ......................................................... III -20 Gambar 3. 26 Potensi View Candi Ratu boko ............................................... III -21 Gambar 3. 27 Hamparan Sawah di Sekeliling Kawasan Candi ratu Boko ..... III -21 Gambar 3. 28 Tampak Kawasan Ratu Boko dari atas .................................. III -21 Gambar 3. 29 Kegiatan warga bergotong royong di dapur menyiapkan sajian untuk acara wetonan ...................................................... III -22 Gambar 3. 30 Rumah yang ada di Desa Bokoharjo ...................................... III -22 Gambar 4. 1 Analisis Kegiatan Pengunjung dengan Tujuan Wisata Budaya Sosial ...................................................................... IV - 10 Gambar 4. 2 Kegiatan Pengunjung dengan Tujuan Wisata Budaya Sejarah IV - 10 Gambar 4. 3 Kegiatan Pengunjung dengan Tujuan Wisata Budaya Ritual .. IV - 11 Gambar 4. 4 Kegiatan Pengunjung dengan Tujuan Wisata dan Beristirahat IV - 11 Gambar 4. 5 Kegiatan Pengunjung Tidak Menginap ................................... IV - 12 Gambar 4. 6 Kegiatan Pengeola dan administrasi ...................................... IV - 12 Gambar 4. 7 Kegiatan Karyawan Resort ..................................................... IV - 13 Gambar 4. 8 Kegiatan Penduduk desa ........................................................ IV - 13 Gambar 5. 1 Matrik Hubungan Ruang Makro ................................................. V - 9 Gambar 5. 2 Pola Hubungan Ruang makro .................................................... V - 9 Gambar 5. 3 Matrik Hubungan Ruang Penerimaan ...................................... V - 10 Gambar 5. 5 Matrik Hubungan Ruang Akomodasi Privat .............................. V - 10 Gambar 5. 4 Pola hubungan Ruang Penerimaan ......................................... V - 10 Gambar 5. 7 Matrik Hubungan Ruang Akomodasi dalam Kampung ............. V - 11 Gambar 5. 6 Pola Hubungan Ruang Akomodasi Villa Privat ......................... V - 11 Gambar 5. 8 Pola Hubungan Ruang Akomodasi dalam Kampung................ V - 11 Gambar 5. 9 Matriks Hubungan Ruang Camping Ground ............................ V - 12 Gambar 5. 11 Matriks Hubungan Ruang Spa & Massage ............................ V - 12 Gambar 5. 10 Pola Hubungan Ruang Camping Ground ............................... V - 12 Gambar 5. 13 Matriks Hubungan Ruang Wisata Budaya Sosial ................... V -13 Gambar 5. 12 Pola Hubungan Ruang Spa & Massage ................................. V - 13 Gambar 5. 14 Pola Hubungan Ruang Wisata Budaya Sosial ....................... V - 13

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Faktor sejarah yang memepengaruhi warisan budaya ................. II - 15 Tabel 2. 2 Faktor Sosial yang mempengaruhi warisan budaya ..................... II - 16 Tabel 3. 1 pekerjaan Penduduk Desa Bokoharjo …………………........…. III - 12 Tabel 3. 2 Agama Penduduk Desa Bokoharjo ................................. ……... III - 13 Tabel 3. 3 Kunjungan Wisata ke museum …………………………………….III - 19 Tabel 4. 1 Analisis Kegiatan dalam Resort .................................................... IV - 6 Tabel 5. 1 Kebutuhan Ruang pada Area Penerimaan ..................................... V - 2 Tabel 5. 2 Kebutuhan Ruang pada Kegiatan Akomodasi villa privat 1 ............ V - 2 Tabel 5. 3 Kebutuhan Ruang pada Kegiatan Akomodasi villa Privat 2 ............ V - 3 Tabel 5. 4 Kebutuhan Ruang pada kegiatan Akomodasi di Camping Ground . V - 3 Tabel 5. 5 Kebutuhan Ruang pada Kegiatan relaksasi ................................... V - 4 Tabel 5. 6 Kebutuhan Ruang pada Kegiatan Wisata Budaya Sosial ............... V - 4 Tabel 5. 7 Kebutuhan Ruang pada Kegiatan Wisata Budaya Sejarah ............ V - 5 Tabel 5. 8 Kebutuhan ruang pada Kegiatan Seni Pertunjukan ........................ V - 5 Tabel 5. 9 Kebutuhan Ruang Pada Kegiatan Wisata Budaya Ritual ............... V - 6 Tabel 5. 10 Kebutuhan Ruang pada Kegiatan Servis ..................................... V - 6 Tabel 5. 11 Kebutuhan Ruang pada Kegiatan Servis ..................................... V - 7 Tabel 5. 12 Kebutuhan Ruang pada Kegiatan Servis ..................................... V - 8 Tabel 5. 13 Besaran Ruang Penerimaan ...................................................... V - 18 Tabel 5. 14 Besaran Ruang Villa Privat 2 Kamar .......................................... V - 18 Tabel 5. 15 Beasaran Ruang Villa Privat 1 Kamar ........................................ V - 18 Tabel 5. 16 Beasaran Ruang Villa dalam Kampung ..................................... V - 19 Tabel 5. 17 Besaran Ruang Camping Ground .............................................. V - 19 Tabel 5. 18 Besaran Ruang Relaksasi ......................................................... V - 19 Tabel 5. 19 Besaran Ruang wisata Budaya Sosial ....................................... V - 20 Tabel 5. 20 Besaran Ruang Wisata Budaya sejarah..................................... V- 20 Tabel 5. 21 besaran Ruang Pertunjukan ...................................................... V - 21 Tabel 5. 22 Besaran Ruang Fasilitas Wisata ................................................ V - 22

Tabel 5. 23 Besaran Ruang Servis ............................................................ ...V - 22 Tabel 5. 24 Jumlah Total Besaran Ruang ...…………………………………….V- 23 Tabel 6. 1 Jumlah Total Besaran Ruang ........................................................ VI - 3

Dengan Konsep Cultural Heritage Tourism

Kurnia Dwi Prawesti – I0206013

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAKSI

Kata Kunci: Resort, Ratu Boko, Budaya, Kontekstual

Candi Ratu Boko merupakan suatu kawasan arkeologi yang berdampingan dengan kehidupan masyarakat lokal. Kawasan ini memiliki potensi budaya sejarah dan budaya sosial yang keduanya menjadi faktor penting untuk menarik minat pengunjung untuk datang. Di kawasan ini, pengunjung dapat menkmati pengalaman sejarah dengan berkunjung ke kawasan Candi serta dapat merasakan pengalaman budaya sosial dengan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Untuk menggabungkan kedua potensi budaya tersebut, salah satunya dengn konsep Resort.

Pengunjung yang datang dapat menginap selama beberapa hari untuk mendapat dan mempelajari sejarah dan sosial masyarakat yang ada di Kawasan candi Ratu Boko ini. Resort dengan konsep budaya warisan sejarah ini direncanakan agar pengunjung yang menginap dapat menikmati sejarah Candi Ratu boko dengan berkegiatan konservasi Candi serta berinteraksi dengan masyarakat setempat. Selain itu pengunjung juga dapat menjalani kehidupan sehari-hari penduduk setempat, seperti menggembala, bertani, dan lainnya.

Selain wujud konsep berupa rencana kegiatan tersebut, pengunjung juga dapat menikmati suasana budaya melalui arsitektural resort. Seperti bentuk dan pola bangunan di Kawasan resort serta material bangunan yang dipakai pada bangunan resort yang kontekstual dengan Kawasan candi Ratu Boko dan lingkungan sekitarnya

With the concept of Cultural Heritage Tourism

Kurnia Dwi Prawesti - I0206013

Department of Architecture Faculty of Engineering Eleven University of Surakarta March

ABSTRACT

Keyword : Resort, Ratu Boko, Cultural, Contextual

Ratu Boko temple is an archaeological area adjoining the life of local communities. This region has the potential of cultural history and social culture that they become an important factor to attract visitors to come. In this area, visitors can enjoy historical experience with a visit to the Temple area and can feel

the experience of social culture by interacting with the local community. To combine

both cultural

potential,

one

of them with lessconcepts Resort.

Visitors who come to stay for several days to receive and study the history and socialcommunities in this area Ratu Boko temple. Resort to the concept of cultural heritage is planned so that visitors who stay can enjoy the history of the Temple of Queen Boko Temple with conservation activism and interact with local communities. In addition visitors can also undergo daily life of local residents, such as herding, farming, and others.

Apart form the concept of the plan these activities, visitors can also enjoy the atmosphere of culture through architectural resorts. As the shape and pattern of buildings in the resort area and the building materials used in building a contextual resort with Ratu Boko temple area and the surrounding

environment

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

1. Umum

Yogyakarta banyak dikunjungi, karena potensi wisata yang beragam, seperti wisata alam, wisata budaya, maupun wisata belanja dan potensi potensi wisata ini banyak menarik wisatawan dari berbagai kalangan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Dan untuk memenuhi kebutuhan akomodasi kegiatan wisata bagi wisatawan tersebut, dibutuhkan fasilitas penginapan yang beragam jenis, harga, dan fasilitas penginapan, seperti losmen, homestay, hotel berbintang sampai dengan yang memiliki tema khusus seperti village resort. Tingkat angka kunjungan dan pemesanan pada berbagai jenis penginapan di Yogyakarta menunjukan bahwa pariwisata di Yogyakarta sangat diminati oleh wisatawan terutama dari luar kota dan mancanegera.

Pada tahun 2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Yogyakarta mencatat sebanyak 1,25 juta wisatawan yang datang mengunjungi Yogyakarta dan pada tahun 2011 Dinas pariwisata menargetkan jumlah kunjungan akan meningkat menjadi 2,5 juta wisatawan. Dengan peningkatan pengunjung yang datang ke Yogyakarta, bisnis jasa perhotelan juga akan meningkat. Belum lagi wisatawan yang datang dengan tujuan wisata ke daerah di sekitar Yogyakarta, namun memilih menginap di Yogyakarta. Hal ini sangat mempengaruhi okupansi hotel yang berada di Yogyakarta, sehingga bisnis perhotelan juga akan meningkat.

Fasilitas jasa penginapan yang ada di Yogyakarta sangatlah beragam.

dalam hal fasilitas yang disediakan, Sedangkan wisatawan yang datang (terutama wisatawan mancanegara) lebih tertarik dengan resort jenis khusus, seperti mountain resort, beach resort, ataupun themed resort. Jika dilihat dari potensi kearifan lokal masyarakat yang banyak ditemukan di Yogyakarta, salah satu tema resort yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah village resort, yaitu resort yang mengahadirkan nuansa pedesaan dan memungkinkan pengunjung untuk dapat berinteraksi dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Sehingga selain memiliki zona privasi yang tinggi, village resort juga memiliki zona interaksi agar pengunjungnya dapat berbaur dengan lingkungan pendukung resort tersebut.

2. Khusus

Candi Ratu Boko yang terletak 5 km ke arah selatan dari Candi Prambanan merupakan salah satu tujuan wisata yang sangat potensial bagi Yogyakarta dan daerah sekitar. Candi ini merupakan salah satu Candi tertua dari peradaban Hindu-Budha yang tergolong besar. Sejak ditemukan pada tahun 1700-an sampai saat ini, keadaan candi Ratu Boko masih banyak yang berupa puing-puing bangunan dan belum direstorasi karena berbagai petimbangan.

Kawasan Candi Ratu Boko memiliki banyak potensi yang dapat mendukung pariwisata kawasan ini. Potensi tersebut berupa potensi nilai-nilai budaya dan sejarah serta tekonologi pembuatan candi yang sangat canggih pada masa lalu dan masih menjadi misteri ilmu pengetahuan sampai sekarang. Posisi candi Ratu Boko yang berdekatan dengan pemukiman penduduk juga merupakan potensi yang dapat dinikmati wisatawan yang memilih wisata di Kawasan Candi Ratu Boko. Kultur masyarakat yang hidup di sekitar Candi, Kawasan Candi Ratu Boko memiliki banyak potensi yang dapat mendukung pariwisata kawasan ini. Potensi tersebut berupa potensi nilai-nilai budaya dan sejarah serta tekonologi pembuatan candi yang sangat canggih pada masa lalu dan masih menjadi misteri ilmu pengetahuan sampai sekarang. Posisi candi Ratu Boko yang berdekatan dengan pemukiman penduduk juga merupakan potensi yang dapat dinikmati wisatawan yang memilih wisata di Kawasan Candi Ratu Boko. Kultur masyarakat yang hidup di sekitar Candi,

Potensi yang tidak kalah penting yang ada di Kawasan Candi Ratu Boko dan dapat mendukung pariwisata kawasan ini adalah potensi pemandangan alam, berupa bentangan lansekap alami, panorama pegunungan, hamparan sawah penduduk yang luas, serta panorama sunset dan sunrise yang menjadi latar belakang kawasan ini menambah nilai jual yang potensial dari pariwisata Kawasan Candi Ratu Boko.

Ketiga potensi yang ada di kawasan Candi Ratu Boko, bila dimanfaatkan idealnya dapat mendukung peningkatan pariwisata di kawasan ini. Dan dengan mengimplementasikan potensi budaya, sejarah serta kearifan lokal masyarakat dalam suatu konsep wisata yang berkesinambungan diharapkan mampu menyerap minat wisataan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi dan menikmati Kawasan Candi Ratu Boko ini.

Selain potensi-potensi yang sangat mendukung, pariwisata Kawasan Candi Ratu Boko masih perlu didukung dengan penyediaan dan pengadaan failitas-fasilitas penunjang kegiatan wisata, seperti akomodasi penginapan yang merupakan fasilitas vital bagi pengunjung dari luar kota maupun mancanegara. Saat ini di kawasan Candi Ratu Boko fasilitas akomodasi penginapan yang tersedia hanya berupa camping ground, dan homestay di desa wisata namun berada agak jauh dari wisata candi. Sedangkan akomodasi hotel berbintang

yang berada 5 km dari Candi Ratu Boko. Potensi yang sangat besar di Kawasan Candi Ratu Boko yang dapat menambah kunjungan pariwisata, namun masih minim fasilitas akomodasi penginapan yang tersedia di kawasan ini, maka kawasan Candi Ratu Boko masih membutuhkan tambahan fasilitas penunjang dalam hal akomodasi penginapan. Salah satu bentuk dan jenis akomodasi penginapan yang diperkirakan sesuai untuk mendukung pariwisata di Kawasan ini adalah jenis village resort, karena village resort adalah jenis resort yang dapat mengakomodir keinginan wisatawan yang membutuhkan suatu suasana yang berbeda dengan penginapan lainnya, yang juga dapat memberikan pengalaman baru bagi pengunjung mengenai wisata warisan kebudayaan yang ada di wilayah yang dikunjungi, dan dapat mengintegrasikan semua potensi yang ada di kawasan candi Ratu Boko menjadi satu kesatuan konsep wisata yang berkesinambungan.

B. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1. Permasalahan

Bagaimana cultural heritage tourism dapat di wujudkan dalan suatu konsep Village Resort di Kawasan Candi Ratu Boko yang kontekstual dengan lingkungannya, berupa nilai sejarah Kawasan Candi Ratu Boko beserta kearifan lokal masyarakat yang tinggal di sekitar Kawasan Candi, yang mengakomodir kebutuhan dan keinginan pengunjung?

2. Persoalan

· Apa sajakah fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan jenis kegiatan yang akan

berlangsung pada village Resort di Kawasan Candi Ratu Boko?

· Bagaimanakah pola hubungan ruang dalam kawasan Site yang direncanakan?

· Seberapakah besaran ruang yang dibutuhkan dalam kawasan Site yang direncanakan?

· Bagaimanakah tata letak bangunan-bangunan pada program ruang kawasan (siteplan/ konsep landscape) berikut sirkulasi kawasan sesuai dengan penzoningan hasil dari analisis site berdasarkan pada nosie,

matahari dan angin, serta view ke dalam dan view ke luar? · Bagaimanakah suasana kawasan fisik bangunan eksterior dan interior

yang memperhatikan aspek kenyamanan bagi pengunjung, dan sesuai dengan konsep perancangan kawasan Resort Ratu Boko yang sesuai dengan alam dan budaya setempat termasuk bentuk bangunan, bentuk atap, pengisi dinding, serta material yang digunakan?

· Bagaimanakah konsep sistem struktur berupa pondasi, dinding dan atap yang sesuai dengan konsep budaya setempat?

· Bagaimanakah sistem utilitas yang mampu mendukung keberadaan kawasan Resort Ratu Boko dan sistem maintenance khusus terhadap seluruh sarana pada kawasan wisata tersebut?

C. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Menyusun Konsep dan Desain Perencanaan dan Perancangan sebuah village Resort di kawasan Candi Ratu Boko yang menekankan kepada konsep cultural heritage tourism, yang melibatkan kegiatan masyarakat dan kegiatan arkeologi sebagai atraksi konsep kebudayaan. Untuk dipergunakan sebagai

Konsep Cultural Heritage Tourism.

2. Sasaran

Mengaplikasikan konsep cultural heritage tourism terhadap lokasi kawasan wisata Resort Ratu Boko sebagai kawasan resort dengan konsep budaya yang melibatkan dan memberikan kontribusi kepada masyarakat di sekitar Kawasan Candi Ratu Boko dan Kawasan Candi Ratu Boko sendiri dalam bentuk

· Konsep kegiatan di dalam resort · Konsep Peruangan bangunan · Konsep tampilan bangunan · Konsep struktur bangunan di dalam kawasan · Konsep lansekap kawasan

D. LINGKUP PEMBAHASAN

1. Lingkup Pembahasan

Pembahasan diorientasikan untuk menjawab permasalahan arsitektural yang sesuai dengan tujuan dan sasaran kawasan Village Resort Ratu Boko, Sleman, Yogyakarta.

2. Batasan

Pembahasan dibatasi pada: · Pembahasan konsep perencanaan dan perancangan kawasan Resort di

area Candi Ratu Boko, Sleman, Yogjakarta sebagai area perencanaan. · Pembahasan aspek culture heritage tourism menyangkut budaya sejarah

dan arkeologi Kawasan Candi Ratu Boko berupa pendidikan konservasi Candi Ratu Boko, jelajah Candi Ratu Boko, dan budaya sosial berupa

Boko.

E. METODE PEMBAHASAN

1. Strategi desain

Membuat desain resort dengan konsep cultural tourism dengan tujuan dapat menjadikan suatu objek wisata dengan memanfaatkan potensi wisata Candi Ratu Boko yang ada akan berhasil dilakukan secara maksimal apabila telah dapat menjawab sasaran yang telah dibuat, antara lain dengan cara:

a. Eksplorasi kondisi kawasan baik secara makro maupun mikro mengenai Area Taman Candi Ratu Boko sehingga dapat menentukan batas kawasan yang sesuai digunakan sebagai kawasan resort tanpa merusak area cagar budaya pada Candi Ratu Boko.

b. Eksplorasi kebudayaan yang dimiliki oleh area Taman Candi Ratu Boko dan sekitar, termasuk kesenian, sejarah, maupun cara hidup masyarakat pada Kawasan Candi Ratu Boko yang dapat diambil dan dihadirkan pada konsep kawasan resort yang direncanakan.

c. Menganalisis aktivitas yang terjadi dalam sebuah resort serta Kawasan Taman Candi Ratu Boko, sehingga didiapat penjabaran kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang dan tipe – tipe bangunan.

d. Menentukan zona kawasan Wisata Candi, zona permukiman, Zona Pengelola, Zona Penginapan, Zona Camping, Zona Pendidikan, Zona Pertunjukan, dan zona fasilitas lain yang sesuai, serta menentukan sirkulasi, desain lansekap, material bangunan.

kebudayaan, dan wisata/rekreasi sehingga dapat menetukan sirkulasi yang sesuai.

f. Mengkaji teori arsitektur kontekstual, dan arsitektur pelestarian yang kemudian dapat diterapkan dalam desain fisik fasilitas – fasilitas pengelola, penginapan, maupun wisata.

g. Menganalisis mengenai peraturan tentang Pelestarian Cagar Budaya, sehingga kawasan resort dalam kawasan Taman Candi Rat Boko tidak merusak cagar Budaya Candi Ratu Boko, dan dapat memberikan kontribusi bagi preservasi dan konservasi Candi Ratu Boko.

2. Metode Pencarian Data

Metode pencarian data yang digunakan dalam melakukan konsep perencanaan dan perancangan Village Resort di Kawasan Candi Ratu Boko dengan konsep Cultural Heritage Tourism adalah:

a. Primer

1) Observasi § Kondisi eksisting lingkungan di sekitar daerah Bokoharjo, Sleman, Yogyakarta dan kemungkinan lokasi dan tapak yang akan dibangun resort Ratu Boko dengan konsep cultural tourism

§ Mengamati kondisi sosial ekonomi, kebiasaan dan potensi yang dimiliki warga daerah Ratu Boko(Bokoharjo, Sleman)

§ Mengamati potensi sejarah kawasan Candi Ratu Boko.

2) Wawancara § Kebiasaan dan perilaku dari penduduk setempat dan kemungkinan

adanya hal-hal yang negatif dari beberapa penduduk setempat.

1) Studi Literatur § Teori-teori

dan artikel yang berhubungan dengan masalah pengembangan kawasan wisata di Indonesia. § Teori dan artikel yang berhubungan dengan masalah culture tourism. § Artikel yang berisi tentang resort dengan konsep culture tourism yang

akan digunakan sebagai studi banding.

2) Internet § Artikel-artikel yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan kawasan wisata di daerah cagar budaya. § Artikel-artikel mengenai culture tourism di dunia.

3) Dokumen pemerintah § Data Kependudukan dan perkembangannya serta jumlah sarana pariwisata di Sleman dari BPS Yogyakarta. § Undang-undang dan peraturan pemerintahan lainnya

4) Tugas Akhir yang sesuai § Referensi pola pikir dan metode pengerjaannya § Bahan studi perbandingan

Dari hasil pengumpulan data tersebut kemudian disusun konsep perencanaan dan perancangan Resort Ratu Boko, sebagai Fasilitas Akomodasi di Kawasan Candi Ratu Boko dengan konsep Culture tourism.

1) Analisis Programatik Merupakan anlisis untuk menentukan kegiatan yang direncanakan.

2) Analisis Kebutuhan Ruang Merupakan analisis untuk menentukan Ruang yang akan dihadirkan dalam Resort berdasarkan kegiatan yang akan direncanakan pada Resort.

3) Analisis hubungan ruang Merupakan analisis untuk menentukan kedekatan hubungan antara ruang yang satu dengan ruangan lain, berdasarkan kelompok kegiatan dengan - Matriks Hubungan Ruang - Diagram Pola Hubungan Ruang

4) Analisis Besaran Ruang Merupakan analisi untuk menghitug besar ruang yang dibutuhkan dengan menggunakan standar pada Referensi mengenai Perancangan resort dengan mempertimbangkan jumlah pengguna yang direncanakan, sirkulasi, dan jumlah ruangan yang dibutuhkan.

5) Analisis Kawasan - Analisis pemilihan site

Merupakan analisis untuk menentukan site berdasarkan tata guna lahan, melalui pencitraan dari google earth yang disesuaikan dengan kondisi eksisting. Kemudian ditindaklanjuti dengan survey secara langsung ke site terpilih, untuk menentukan rencana perletakan kelompok bangunan.

Merupakan analisis pengaruh sinar matahari dan angin terhadap site dan rencana untuk mengantisipasi pengaruh negatif bagi site.

- Analisis View Merupakan analisis view yang tampak dari dalam site untuk menentukan potensi bagian site yang dimanfaatkan untuk bukaan (pemandangan) serta view dari luar site untuk menentukan tampilan bangunan yang perlu di ekspos, melalui survey secara langsung.

- Analisis Noise Merupakan analisis pengaruh noise (kebisingan) terhadap site karena alam dan lingkungan sekitar untuk menentukan perletakan bangunan berdasarkan ruang yang akan dipengaruhi oleh kebisingan, melalui survey dan pengamatan.

- Analisis Perletakan bangunan Hasil analisis berdasarkan tata guna lahan, pengaruh matahari dan angin, view ke dalam dan ke luar, serta noise untuk mendapatkan rencana perletakan bangunan pada site.

6) Analisis Tampilan bangunan Merupakan analisis tampilan bangunan yang direncanakan berdasarkan bentuk dasar bangunan, bentuk atap, material atap, jenis atap, pengisi dinding, struktur bangunan candi, dan jenis rumah Jawa yang sesuai dengan kondisi site.

Merupakan Analisis struktur yang akan digunakan pada Bangunan Resort termasuk atap, dinding, dan pondasi yang sesuai dengan kondisi site.

8) Analisis Utilitas Merupakan Analisis utilitas yang akan diterapkan pada resort meliputi jaringan air bersih, jaringan air kotor, drainase, jaringan listrik, dan system keamanan yang sesuai dengan kondisi site.

4. Kerangka Perencanaan dan Perancangan

Gambar 1. 1 Skema Kerangka Perencanaan dan Perancangan Sumber : Analisi Penulis, 2011

Latar Belakang Permasalahan dan

Persoalan Tujuan dan sasaran Batasan dan

Lingkup Pembahasan

Kajian pustaka Village resort Cultural Herritage

Tourism Teori Arsitektur yang

berhubungan

Tinjauan Kawasan Garis besar

gambaran geografis kawasana

Potensi Kawasan berupa potensi wisata candi Ratu Boko

Potensi masyarakat

Analisis Kebutuhan Ruang Pola Hubungan

Ruang Besaran Ruang Pemilihan site Zonifikasi

berdasarkan kondisi Kawasan

Bentuk Struktur Utilitas

Ide dan Rencana Ide Perencanaan

Village Resort Kegiatan yang

diprogramkan di dalam Resort

Konsep Kebutuhan Ruang Besaran Ruang Pemilihan site Zonifikasi

berdasarkan kondisi Kawasan

Bentuk Struktur Utilitas

· Bab I berupa Pendahuluan yang menjabarkan mengenai latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, metode pencarian data, metode pembahasan, sistematika pembahasan dan pola pikir pembahasan.

· Bab II berisi Tinjauan Pustaka yang menjabarkan tinjauan teori tentang konsep cultural tourism dalam perencanaan resort dan melakukan tinjauan

teoritis terhadap fungsi resort, standar cultural heritage tourism pada sebuah kawasan dan preseden terkait dengan konsep cultural heritage tourism.

· Bab III berisi Tinjauan Lokasi yang menjabarkan tinjauan lokasi kawasan wisata dalam konteks Sleman dan Candi Ratu Boko serta tinjauan kawasan

Bokoharjo sebagai lokasi perencanaan dan perancangan kawasan wisata dengan konsep cultural heritage tourism, serta potensi kondisi masyarakat sekitar kawasan tersebut, dan tinjauan site kawasan wisata itu sendiri.

· Bab IV berisi tentang Villa Resort dengan Konsep Cultural Heritage Tourism yang direncanakan berupa gagasan mengenai konsep resort yang direncanakan beserta kegiatan-kegiatan yang akan terjadi dalam Resort.

· Bab V berisi Pendekatan Konsep Perancangan yang menjabarkan analisis pendekatan konsep melalui dasar-dasar pertimbangan, serta alternatif-

alternatif yang muncul dalam proses analisis dalam perencanaan dan perancangan Resort Ratu Boko, sebagai fasilitas akomodasi di Kawasan Candi Ratu Boko dengan konsep Culture Heritage Tourism.

· Bab VI berisi Konsep Perencanaan dan Perancangan yang menjabarkan kesimpulan penyusunan konsep dasar perencanaan dan perancangan Resort di kawasan Candi Ratu Boko berdasarkan analisis-analisis tahap sebelumnya sebagai dasar untuk dituangkan ke dalam desain.

TUGAS AKHIR

VILLAGE RESORT DI KAWASAN CANDI RATU BOKO DENGAN KONSEP CULTURAL HERITAGE TOURISM

KURNIA DWI PRAWESTI

I 0206013

PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam Bab ini akan menjabarkan mengenai teori village Resort, budaya dan wisata, serta wisata budaya dalam suatu konteks yang berkaitan, pendekatan arsitektur yang berhubungan dengan wisata budaya, serta preseden-preseden yang berkaitan dengan wisata budaya.

A. VILLAGE RESORT

Village Resort merupakan suatu resort (tempat rekreasi dan wisata) yang mengakomodir wisatawan untuk menikmati suasana pedesaan dan menjadi salah satu layanan dari suatu resort. Village resort merupakan penggabungan dari suatu desa wisata dengan resort yang digabungkan fungsinya dan disajikan kepada pengunjung dalam bentuk suatu fasilitas wisata. Village resort terdiri atas

2 unsur utama yairu village (desa) dan Resort. Dan penjabaran dari masing- masing unsur tersebut adalah sebagai berikut.

1. Resort

Resort merupakan salah satu akomodasi menginap yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi yang lainnya. resort biasanya identik dengan hotel berbintang, villa, ataupun bungalow. Namun berdasarkan beberapa referensi, pengertian resort yang yang baku antara lain

Resort adalah suatu perubahan tempat tingga untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. (Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988) Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi. (John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Resort adalah suatu perubahan tempat tingga untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya. (Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988) Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi. (John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia,

Secara umum, resort berada di area-area tertentu yang tidak sebegitu ramai dengan memiliki panorama yang indah, seperti pantai dan pegunungan. Namun tidak menutup kemungkinan untuk keberadaan suatu resort di wilayah khusus, seperti perkampungan/pedesaaan ataupun situs bersejarah tertentu.

2. Desa Suatu kelompok masyarakat membutuhkan suatu ruang untuk hidup dalam kelompok untuk mewujudkan suatu kultur hidup yang khas. Ruang tersebut berupa pemukiman yang disebut sebagai desa. Perkembangan dari desa yang mengalami perubahan sesuai globalisasi menjadi kota,namun tetap ada ruang yang tetap bertahan dengan kultur tertentu dan tetap menjadi desa seperti pada masa kini. Menurut Prof.Drs.Bintato,

Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografis, social, ekonomi, politik dan kultural yng terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain .

Pola peruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau keseluruhan terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim, tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat penyesuaian penduduk desa terhadap lingkungan alam bergantung faktor ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan. Ciri-ciri masyarakat desa antara lain sebagai berikut :

1) Sistem kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar kekeluargaan (paguyuban).

dan adat istiadat.

3) Diantara warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar batas wilayah.

4) Mata pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.

5) Faktor geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat.

6) Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Indonesia memilik area pedesaaan yang luas yang sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan. Dengan keadaaan itulah yang membuat Indonesia khas dengan kehidupan pedesaan.

3. Resort Village

Resort Village merupakan penggabungan desa wisata dengan resort. Bisa diartikan sebagai sebuah kawasan desa yang di dalamnya terdapat resort sehingga pengunjung resort bisa berinteraksi dengan penduduk desa.

Kegiatan di dalam resort dan kegiatan di dalam desa saling berhubungan dan dengan tujuan adanya resort di dalam desa mampu memberikan kontribusi secara ekonomi terhadap penduduk desa.

4. Prinsip desain

Penekanan perencanaan resort dengan tujuan pleasure dan rekreasi adalah adanya kesatuan antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat diciptakan harmonisasi yang selaras.

Disamping itu perlu diperhatikan pula bahwa suatu tempat yang sifatnya rekreatif akan banyak dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada hari libur. Oleh karena itu untuk mempertahankan occupancy rate tetap Disamping itu perlu diperhatikan pula bahwa suatu tempat yang sifatnya rekreatif akan banyak dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada hari libur. Oleh karena itu untuk mempertahankan occupancy rate tetap

Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu tempat wisata memiliki karakter yang berbeda, yang memerlukan pemecahan yang khusus. Dalam merencanakan sebuah hotel resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain sebagai berikut.(Anonim 2)

1) Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata. - Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas olah

raga dan hiburan. - Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga terdapat kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, berpartisipasi dalam aktivitas kelompok. - Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan negara baru dengan standar kenyamanan rumah sendiri.

2) Pengalaman unik bagi wisatawan. - Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk relaksasi. - Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau, dan

sebagainya. - Memiliki skala yang manusiawi. - Dapat melakukan aktivitas yang berbeda seperti olah raga dan rekreasi. - Keakraban dalam hubungan dengan orang lain di luar lingkungan kerja. - Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda.

3) Menciptakan suatu citra wisata yang menarik - Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik

mungkin. - Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter lingkungan setempat.

setempat. Dengan penerapan prinsip desain resort, resort yang direncanakan akan dikatakan berhasil jika sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengunjung sebagai sasaran didirikannya suatu resort.

B. CULTURAL TOURISM

Cultural tourism yang berarti juga wisata budaya terdiri dari kata wisata dan budaya yang unsur dari kedua kata tersebut saling mendukung. Untuk menciptakan suatu kegiatan wisata yang memiliki unsur budaya ataupun kebudayaan yang dapat dimanfaatkan sebagai sebuah kegiatan pariwisata

Secara umum kegiatan pariwisata dan kebudayaan memiliki hubungan yang penting. Berdasarkan studi yang dilakukan pada program “Culture, Tourism and Development” oleh UNESCO disebutkan bahwa :

“Pariwisata berpusat pada prinsip-prinsip dasar pertukaran antara masyarakat, baik ekspresi dan pengalaman budaya (Appadurai 2002). Pariwisata adalah budaya, dan praktek-paktek dan struktur yang sangat banyak merupakan perluasan dari bingkai budaya normatif yang muncul.”

Dalam sub-bab Teori Pariwisata, menjabarkan tentang pengertian Budaya, Pariwisata, Pelaku pariwisata, Fasilitas Wisata, serta Kegiatan Wisata Budaya.

1. Budaya

Budaya sering dikaitkan dengan sesuatu yang bersifat lama,turun menurun dan khas dari suatu kehidupan masyarakat. Namun, budaya tidak hanya bermakna kuno dan khas namun, memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Berdasarkan undang-undang, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, perilaku, dan hasil karya manusia dan/atau kelompok manusia baik bersifat fisik Berdasarkan undang-undang, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, perilaku, dan hasil karya manusia dan/atau kelompok manusia baik bersifat fisik

Menurut Koentjaraningrat setiap unsur kebudayaan itu dapat mempunyai tiga wujud, yaitu:

1) Wujud kebudayaan sebagai kompleks gagasan, konsep, dan pemikiran manusia.

2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas.

3) Wujud kebudayaan sebagai benda. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

1) Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide- ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,

mengadakan

kontak,

serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3) Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda- benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Berdasarkan pengertian dan penjabaran dari para ahli budaya, budaya menacakup segala gagasan, tingkah laku, dan benda yang dihasilkan oleh manusia. Kekhasan dari sebuah kebudayaan merupakan suatu hasil dari gagasan, tingkah laku, dan benda yang diturunkan oleh leluhur dari suatu kelompok masyarakat tertentu kepada keturunannya dalam kelompok yang sama dan tidak dimiliki oleh kelompok lain.

Pariwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting. Ketika seseorang merasa penat dengan aktivitas sehari-hari, pariwisata merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi kepenatan tersebut. Pariwisata biasanya identik dengan bepergian ke suatu tempat yang berbeda dengan tempat tinggal seseorang. Pariwisata dapat dilakukan perseorangan ataupun berkelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Pengertian pariwisata berdasarkan sumber adalah sebagai berikut.

Pariwisata adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan manusia baik dilakukan perorangan ataupun berkelompok di dalam wilayah negara sendiri atau negara lain. Kegiatan tersebut dapat menggunakan kemudahan jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau swasta agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan. (Karyono,1997)

Namun, kegiatan pariwisata tidak harus dilakukan dengan bepergian ke tempat yang jauh. Pariwisata dapat dilakukan di tempat yang dekat namun bisa memberikan hiburan dan kesegaran jiwa bagi pelaku pariwisata.

a. Konsep Pariwisata

Dalam suatu kegiatan pariwisata, diharapkan pengunjung mampu mendapatkan keinginan dan kebutuhannya dalam mendapatkan hiburan dan beristirahat. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan selayaknya mampu memberi manfaat terhadap tiga sasaran, yaitu(Anonim 3):

1) Memenuhi harapan wisatawan dari sisi kualitas pengalaman (quality of experience)

2) Pengembangan kualitas hidup masyarakat setempat (quality of life)

3) Menjaga lingkunagn hidup 3) Menjaga lingkunagn hidup

1) artefak sebagi peninggalan sejarah

2) Lingkungan alam

3) Nilai budaya setempat Dengan menjawab ketiga sasaran serta meperhatikan hal-hal yang perlu dilestarikan tersebut, maka kegiatan pariwisata berkelanjutan akan terlaksana.

b. Jenis-Jenis Pariwisata

Pariwisata dapat dilakukan dimana saja. Berdasarkan atraksi wisata yang ditawarkan macam-macam jenis pariwisata yang saat ini ada antara lain:

1) Wisata Alam Merupakan suatu perjalanan wisata yang bertujuan untuk menikmati pemandangan dan kehidupan liar atau daerah alami yang belum dikembangkan.

2) Wisata Tirta Atau Air Wisata tirta adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan di perairan laut, pantai, sungai, danau dan waduk. Aktivitas-aktivitas wisata air berupa santai di pasir menikmati lingkungan yang alami, berenang dan bermain air, tur keliling, dan surfing menggunakan papan seluncur , diving, dan ski air

3) Rekreasi Air · Menikmati keindahan baik darat maupun air dan juga sarana untuk

beristirahat.

· Berjalan-jalan mengelilingi tempat wisata untuk menikmati pemandangan alam.

· Bermain : melakukan kegiatan rekreasi alam pada playground, bermain air.

4) Wisata Olahraga Rekreatif · Berenang : biasa dilakukan di kolam renang maupun di perairan terbuka · Memancing : kegiatan mencari ikan diperairan · Sepeda air : merupakan olah raga yang bersifat rekreatif / kesenangan

5) Wisata seni dan budaya Merupakan suatu perjalanan wisata dengan tujuan untuk mempelajari adat- istiadat, budaya, kesenian, tata cara kehidupan masyarakat dan kebiasaan yang terdapat pada suatu tempat, daerah tertentu. Wisata seni dan budaya dapat dijewantahkan dengan memberikan sajian wisata berupa

· Pentas seni tradisional : merupakan kegiatan rekreasi yang menampilkan potensi kesenian daerah

· Air craft: kegiatan memperjual belikan hasil karya kerajinan penduduk setempat untuk dijual sebagai souvenir.

· Pameran kesenian tradisional, berupa pameran alat-alat musik tradisional Dari berbagai jenis pariwisata yang ada, tujuan utama dari pengunjung adalah mendapatkan pengalaman baru dan pleasure.

c. Pelaku Pariwisata

Dalam kegiatan pariwisata, pelaku kegiatan wisata paling utama yaitu pengunjung/ wisatawan. Pelaku wisata atau biasa disebut sebagai wisatawan dapat didefiniskan antara lain sebagai berikut: Dalam kegiatan pariwisata, pelaku kegiatan wisata paling utama yaitu pengunjung/ wisatawan. Pelaku wisata atau biasa disebut sebagai wisatawan dapat didefiniskan antara lain sebagai berikut:

Berdasarkan sifat perjalanan, lokasi dimana perjalan dilakukan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.:

1) Wisatawan Asing ( Foreign Tourist ) Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain dan bukan merupakan merupakan negara dimana ia tinggal.

2) Wisatawan Asing ( Domestic Foreign Tourist ) Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal disuatu negara karena tugas dan melakukan perjalanan wisata diwilayah negara dimana ia tinggal.

3) Wisatawan Lokal ( Domestic Tourist ) Seorang warga negara yang melakukan perjalanan wisatadalam wilayah negaranya sendiri tanpa melawati perbatasan negaranya.

4) Indigenous Foreign Tourist Warga negara tertentu yang karena tugas atau jabatannya, berada diluar negeri, dan pulang kenegaranya sendiri. Jenis ini merupakan kebalikan dari Domestic Foreign Tourist.

Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan kesuatu negara tertentu yang terpaksa mampiratau singgah pada suatu pelabuhan, airport, station, bukan atas kemauannya sendiri.

6) Bussines Tourist Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan untuk wisata, tetapi ia melakukan perjalanan wisata setelah urusan bisnisnya selesai. Sedangkan wisatawan menurut tujuan dan lama tinggalnya dapat dibedakan menjadi 3 jenis:

1) Visitor Seseorang yang mengunjungi suatu daerah yang berbeda dengan tempat tinggalnya dengan tujuan tidak untuk mencari uang / bekerja di tempat yang di kunjunginya.

2) Tourist Pengunjung sementara yang tinggal minimum 24 jam di daerah yang dikunjungi dengan tujuan mencari kesenangan, berlibur, rekreasi, berolahraga, ataupun juga untuk melakukan kegiatan keagamaan

3) Exursionist Pengunjung yang tinggal kurang dari 24 jam di daerah yang dikunjunginya. Macam–macam jenis wisatawan berpengaruh terhadap fasilitas wisata yang disediakan. Dengan memperhatikan tujuan wisatawan yang berkunjung, akan memaksimalkan fasilitas-fasilitas yang sesuai.

Motivasi wisatawan dalam mengunjungi sebuah objek wisata ternyata penting diketahui untuk menentukan jenis wisata, fasilitas yang diperlukan, dan kebutuhannya. Pada hakikatnya tujuan seseorang melakukan kegiatan wisata antara lain

· Untuk bersantai baik jasmani ataupun rohani. · Menikmati keindahan alam serta menambah pengetahuan tentang

budaya setempat. · Demi kesehatan dan kesegaran, seperti mendapat cahaya matahari,

udara segar, mandi air panas dan perjalanan khusus. · Mencari kesenangan, kenyamanan, kegembiraaan serta hal-hal lucu.

· Melakukan kegiatan aktif dalam bidang olah raga terutama olah raga air, seperti arung jeram, memancing, berenang.

· Mencari hal yang bersifat spiritual dan perenungan.

3. Cultural Tourism (Wisata Budaya)

Wisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang fokus kegiatan wisatanya mengacu pada kebudayaan. Pengertian wisata budaya menurut Sillerberg (2001), wisata budaya didefinisikan sebagai

Kunjungan berbagai individu dari luar komunitas asli yang termotivasi oleh daya tarik sejarah, seni, pengetahuan, gaya hidup atau warisan yang ditawarkan oleh suatu komunitas, daerah, kelompok atau institusi. Sedangkan menurut The Cultural Tourism Industry Group (2000), Wisata budaya merupakan suatu hiburan dan pengalaman yang mendidik dan yang menggabungkan kesenian dengan warisan alam, sosial, sejarah. Ini merupakan suatu pilihan pariwisata yang mendidik orang-orang mengenai aspek- aspek tampilan, kesenian, arsitektur, dan sejarah suatu tempat tertentu.

Keragaman pendekatan hubungan antara pariwisata dan budaya menggaris bawahi masalah definisi dalam bidang ini. Karena budaya Keragaman pendekatan hubungan antara pariwisata dan budaya menggaris bawahi masalah definisi dalam bidang ini. Karena budaya

Richards (1996) mengemukakan bahwa Pendekatan awal untuk hubungan antara pariwisata dan budaya cenderung

didasarkan pada pendekatan "situs dan monumen", di mana atraksi budaya suatu negara atau wilayah pada dasarnya dilihat sebagai situs budaya fisik yang penting bagi pariwisata .

Dalam studi kasus Australia , definisi "budaya" tidak terbatas pada · Sejarah dan warisan

· Gastronomy dan produk-produk pertanian · Pertanian dan anggur (termasuk daerah · Budaya peristiwa (misalnya festival) · industri Kreatif · Arsitektur · Kerajinan tangan

Berdasarkan A.G Khrisna Menon dalam Studi yang diterbitkan UNESCO mengenai kebudayaan yang dapat dijadikan aset wisata dalam Case Study on The Effects of Tourism on Culture and The Environment, menjelaskan mengenai kebudayan yang dipengaruhi faktor sosial dan sejarah, yaitu:

Tabel 2. 1 Faktor sejarah yang memepengaruhi warisan budaya

Faktor Sejarah

Site sejarah arkeologi

Reruntuhan kuno Benteng,Istana

Event sejarah

Legenda Event yang lain

Sumber : UNESCO, 2002

· Faktor Sosial

Tabel 2. 2 Faktor Sosial yang mempengaruhi warisan budaya

Faktor sosial

Fitur khas lokal

Masyarakat etnik, lingkungan, gaya

hidup, pakaian, perhiasan Tari

tradisional, music tradisional, cerita rakyat

Arsitektur local, sculpture Kerajinan lokal

Kepercayaan setempat

Tempat berziarah Ritual

Festival dan pasar malam

Pasar malam religi Festival

Sumber : UNESCO, 2002

Kedua faktor tersebut merupakan faktor yang dominan yang mempengaruhi kebudayaan yang ada di kawasan Candi Ratu Boko. Penjabaran mengenai Cultural Herritage Tourism adalah sebagai berikut

a. Cultural Herritage Tourism

Cultural Herritage tourism adalah salah satu wisata budaya yang berkonsentrasi pada warisan budaya. Pengertian Cultural Herritage Tourism menurut Silberberg (1995) adalah

Budaya dan Warisan Pariwisata adalah alat pembangunan ekonomi yang mencapai pertumbuhan ekonomi melalui menarik pengunjung dari luar komunitas tuan rumah, yang termotivasi seluruhnya atau sebagian dalam kepentingan, sejarah seni, ilmiah atau gaya hidup / warisan penawaran dari, Budaya dan Warisan Pariwisata adalah alat pembangunan ekonomi yang mencapai pertumbuhan ekonomi melalui menarik pengunjung dari luar komunitas tuan rumah, yang termotivasi seluruhnya atau sebagian dalam kepentingan, sejarah seni, ilmiah atau gaya hidup / warisan penawaran dari,

Wisata Warisan Budaya merupakan salah satu pariwisata yang mengangkat warisan sejarah dan gaya hidup masyarakat pada suatu wilayah dan akan berpengaruh bagi perekonomian dari wilayah tersebut. Menurut Richard (1996)