PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI MODERASI
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI MODERASI (STUDI PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007 – 2010) ARTIKEL SRI LISMAWATI NPM. 1310018212030 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2015
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DENGAN KUALITAS AUDIT
SEBAGAI MODERASI
(STUDI PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007 – 2010)
Sri Lismawati, Listiana Sri Mulatsih, Yuhelmi
Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
Email: lilislubal@gmail.com
Abstrak:
The study aimed to analyze the effect of audit committee characteristic on financial
performance of banks listed in Indonesia stock exchange therefore, audit quality is
used size, audit committee independent, and bacground of audit commitee, The
population in this study are all listed company on the stock exchange.The agency
theory are used to underpin the relationership 25 banks sample in this study using
purposive sampling technique. Analysis data techniques used Moderation in this
study in Regression Analysis (MRA) with the dta processing E-views., The
population in this study are all listed company on the stock exchange.The sample in
this study using purposive sampling technique. Analysis data techniques used
Moderation in this study in Regression Analysis (MRA) with the dta processing E-
views. Test results show 1) The size of the audit committee and significant positive
effect on the financial performance banking companies listed on the stock exchange
of the year 2007-2010. 2) Independent audit committee dost not affect the financial
performance of banking companies listed on the stock exchange of the year 2007-
2010.3) The educational background of the audit commitee is a positive significant
effect on the financial performance banking companies listed on the stock exchange
of the year 2007-2010. 4) Quality audits positive significant effect on the financial
performance banking companies listed on the stock exchange of the year 2007-
2010. 5) Quality audits strengthen the influence of the size of the audit committee of
the company’s financial performance. 6) Quality audits strengthen the influence of
the audit commitee are independent of the company’s financial performance. 7)
Quality audit strengthen the influence of the educational background of the audit
committee of the company’s financial performance.
Keywords : Financial performance, the size of the audit committee, independent
audit committee, background education audit commitee, audit quality.gambaran dari kinerja
PENDAHULUAN
Kinerja keuangan manajemen dalam mengelola perusahaan merupakan suatu sumber dayanya, yang dapat hasil yang harus disampaikan digunakan oleh pihak internal kreditor dan pemasok untuk mengambil suatu keputusan. Misalnya dari pihak internal keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Dan pihak eksternal misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka didalam perusahaan
Untuk mencapai kinerja keuangan yang baik dan berkualitas maka perusahaan perlu mengedepankan Good
Corporate Governance (GCG)
sebagai suatu konsep tata kelola perusahaan yang baik serta menyiapkan kerangka kerja tata kelola yang meliputi misi yang akan dicapai, aturan-aturan, dan konvensi yang jelas untuk pedoman pencapaian misi. Salah satu konsep menjaga kestabilan
Good Corporate Governance
(GCG) yaitu dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang benar, akurat dan tepat waktu. Selain itu juga menunjukan kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan (disclosure) semua informasi kinerja keuangan perusahaan secara akurat, tepat waktu dan transparan.
Kajian mengenai corporate governance meningkat dengan pesat seiring dengan terbukanya skandal keuangan berskala besar seperti skandal Enron, Tyco, Worldcom, Merck, Global Crossing mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat ( Cornett, Marcuss, Saunders dan Tehranian, 2006) yang melibatkan akuntan, salah
corporate governance . Beberapa
kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk, PT. Kimia Farma Tbk ( Boediono, 2005) juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Boediono, 2005). Juga kasus Bank Centuri yang memanipulasi dana nasabahnya.
Demikian juga komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya Good Corporate Governance.
Dalam penelitian ini rasio yang digunakan sebagai indikator penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Cash Flow Return On
Asset (CFROA). Rasio ini
digunakan untuk menunjukkan efisiensi perusahaan dalam penggunaan asset dan menunjukan kemampuan asset perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Hal ini sangat penting agar asset perusahaan mampu dipergunakan secara optimal dalam menghadapi persaingan bisnis.
Di Indonesia keberadaan komite audit sebagai implementasi dari penerapan
Good Corporate Goverment
didukung oleh berbagai regulasi antara lain, Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang Penerapan Praktik Good
Corporate Goverance pada
BUMN/BUMD. Bagi perusahaan publik, Badan Pengawas Pasar Modal telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: SE-03/PM/2000 dan Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A: tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa. Semua peraturan tersebut, mewajibkan hal yang sama bagi Badan Usaha Milik Negara dan Perusahaan Publik bahwa dalam rangka penyelenggaraan Good
Corporate Governance , mereka
wajib memiliki komite audit sebagai sub-komite dari fungsi Dewan Komisaris, yang diharapkan berfungsi efektif dalam hal-hal yang terkait dengan proses dan peran audit bagi perusahaan terutama dalam pelaporan hasil audit keuangan perusahaan yang dipaparkan untuk publik.
Dalam praktik perbankan Indonesia juga terdapat pedoman penerapan Good Corporate
Governance dijelaskan dalam
Peraturan Bank Indonesia No 8/4/PBI/2006 Pasal 12 tentang pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi bank umum
Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi. Namun, menurut peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam No:KEP- 339/BEJ/2001, yang sifatnya yang terdaftar di Bursa Efek hanya komite audit.
Dari tahun 2007 – 2010 perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada umumnya sudah memiliki komite audit sebagaimana yang telah diatur oleh Bapepam. Tetapi dalam pelaksanaannya masih ada beberapa perbankan yang mengalami kinerja perusahaan yang jelek, seperti tahun 2007 sekitar 7%, tahun 2008 sekitar 10% dan tahun 2009 sekitar 6% serta 4% tahun 2010.Halini sangat mempengaruhi perekonomian dan kinerja perusahaan itu sendiri, maka perlu disini kita melihat lagi apa yang menyebabkan hal ini terjadi, karena tata kelola perusahaan tersebut sudah mulai membaik apakah pihak manajemen belum optimal dalam pengelolaan perusahaan. Sehingga tidak tercapai kinerja keuangan perusahaan yang diinginkan.
Selain itu, kinerja perusahaan terlihat dari bagaimana manajemen mengelola keuangan perusahaan, seperti yang dilaporkan oleh Fama (1998) melaporkan bahwa kinerja perusahaan yang optimal merupakan tujuan perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan.
Kinerja keuangan informasi laporan keuangan yang terlihat dari Neraca, Laporan laba rugi, Laporan komitmen/kontijensi, dan Laporan arus kas, yang berguna bagi pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan yang berfungsi sebagai informasi bagi pemilik perusahaan. Sehingga, dengan adanya laporan keuangan, informasi akan tersebar secara merata antara pengelola dan pemilik dalam menganalisis suatu investasi. Kinerja keuangan juga menjadi informasi yang penting bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Kinerja keuangan suatu perusahaan akan dipengaruhi oleh kualitas audit yang para meternya ditentukan oleh ukuran komite audit, komite audit independen, dan latar belakang pendidikan komite audit. Komite Audit dibentuk untuk membantu
Board of Directors , dalam hal
integritas laporan keuangan perusahaan, ketaatan perusahaan terhadap hukum dan aturan yang berlaku, independensi, kualitas auditor independen, dan kinerja audit internal perusahaan serta kinerja auditor independen.
The Blue Ribbon Committee (BRC) on Improving the Effectiveness of Corporate Audit Committee (1999)
menyatakan bahwa Komite Audit akan meningkatkan proses pelaporan keuangan apabila anggota-anggotanya independen, paham laporan keuangan, memberikan waktu yang cukup dan mengadakan rapat secara
Penelitian mengenai karakteristik komite audit telah banyak dilakukan, diantara penelitian terdahulu berhasil membuktikan keterkaitan komite audit dengan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Manik (2011:34) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komite audit dengan kinerja perusahaan yaitu sebesar 27,7%. Efektivitas kinerja dari komite audit dapat diidentifikasi dari karakteristik-karakteristik yang dimiliki antara lain ukuran, independensi, aktivitas dari komite audit, dan kompetensi yang dimiliki oleh anggota komite audit. Ukuran komite audit berhubungan dengan jumlah anggota komite audit. Independensi komite audit berhubungan dengan seberapa besar keterlibatan anggota komite audit dengan aktivitas perusahaan. Aktivitas dari komite audit dilihat melalui frekuensi pertemuan komite audit dalam satu tahun. Sedangkan kompetensi yang dimiliki oleh anggota komite audit berhubungan dengan pengetahuan akuntansi, keuangan dan audit serta pengalaman dalam tata kelola perusahaan. Melalui karakteristik tersebut komite audit diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Bolton (2014:108) menyatakan bahwa perusahaan dengan karakteristik komite audit yang lebih baik akan memiliki kinerja yang unggul. Penelitian dengan menggunakan model regresi yang dilakukan oleh Hamdan dkk.
(2013:10) untuk menguji karakteristik komite audit yaitu ukuran komite audit, independensi komite audit, dan kompetensi komite audit juga menunjukkan bahwa karakteristik komite audit memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio Return On Equity (ROE). Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2011:94) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit yang lebih efektif tidak memperkuat pengaruh laba bersih terhadap return saham perusahaan. Tetapi menurut penelitian Arifianto.
(2013) menyatakan bahwa independensi komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan adanya fenomena ini maka perlu dilakukan penelitian lagi terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Untuk meningkatkan kepercayaan terhadap hasil kinerja keuangan perusahaan, manajemen dapat mengunakan audit eksternal yang akan menilai kinerja tersebut. Audit yang berkualitas akan berdampak pada peningkatan kepercayaan terhadap pengguna laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi, apakah kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor eksternal dapat memperkuat peran komite audit dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan .Dimana tugas dan tanggung jawab dari Komite Audit adalah memastikan prinsip-prinsip good corporate
governance yang berkaitan
dengan transparasi dan
disclousure diterapkan secara konsisten dan memadai.
Penerapan prinsip ini berkaitan dengan integritas laporan keuangan yang antara lain terlihat dari ketiadaan permasalahan dalam isi dan penyajian laporan keuangan.. Permasalahan dalam pelaporan keuangan perusahaan publik dapat dilihat dari adanya sanksi dari Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ).
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002:3). Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa adanya hubungan antara kualitas audit dengan ukuran perusahaan audit. Hubungan tersebut terjadi dalam kaitannya dengan reputasi perusahaan audit tersebut. De Angelo (1981) berargumentasi bahwa kualitas audit secara langsung berhubungan dengan ukuran dari perusahaan audit, dengan proksi untuk ukuran perusahaan audit adalah jumlah klien. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan audit yang besar akan berusaha untuk menyajikan laporan audit yang lebih berkualitas dibandingkan dengan perusahaan audit yang kecil. Lennox (2002) menyatakan bahwa perusahaan audit yang besar lebih mampu menangkap signal akan penyelewengan keuangan yang terjadi dan mengungkapkannya dalam pendapat audit mereka. Dan auditor yang mempunyai kekayaan atau aset yang lebih besar mempunyai dorongan untuk menghasilkan laporan audit yang lebih akurat dibandingkan dengan auditor dengan kekayaan yang lebih sedikit.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) Menganalisis ukuran komite audit terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan, (2) Menganalisis komite audit independen terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan, (3) Menganalisis latar belakang pendidikan komite audit terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan, (4) Menganalisis kinerja keuanga perusahaan dipengaruhi oleh kualitas audit, (5) Menganalisis kualitas audit mempengaruhi ukuran komite audit terhadap kinerja keuangan kualitas audit mempengaruhi komite audit Independen terhadap kinerja keuangan perusahaan, (7) Menganalisis kualitas audit mempengaruhi latar belakang pendidikan komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data laporan keuangan (Financial Report ) perbankan pada tahun 2007-2010. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif dan merupakan studi empiris yang dilakukan untuk membuktikan adanya Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan dengan Kualitas Audit sebagai Moderasi (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode (2007 – 2010). Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis yang terkait dengan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta moderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.
Sampel
Penarikan sampel yang dilakukan secara acak dengan teknik purposive sampling dengan kriteria: 1) Memiliki data mengenai Ukuran Komite Audit, Latar Belakang Pendidikan Komite Audit dan Komite Audit Independen serta data yang Laporan keuangan berakhir pada tanggal
31 Desember, 3) Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) selama periode pengamatan yaitu tahun 2007-2010.
5. Ukuran perusahaan (K) adalah Ukuran perusahaan diproksikan dengan besarnya nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan dan diukur dengan cara me-logkan total aset yang dimiliki perusahaan ( Lin dan Liu 2009) sebagai variabel kontrol.
normalitas diperlukan untuk melihat apakah distribusi data mengikuti pola distribusi normal atau tidak,atau untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu memiliki data normal.
jarguae - bera. Pengujian
a. Uji normalitas data menggunakan teknik probability
Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
Pengujian Persyaratan Analisis
berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen ( UKA, KAI, LBPKA) terhadap variabel dependen ( Kinerja Keuangan Perusahaan ) serta melihat moderasi kualitas audit dari pengaruh independen terhadap variabel dependen dengan bantuan Eviews.
Analisis Data Multiple regression analysis atau disebut uji analisis
dkk,2006) ROA dihitung dari laba sebelum dan pajak dibagi dengan total asset.
return on asset ( ROA) ( Cornett
6. Kinerja Keuangan Perusahaan (Y) Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
KAP Big 4 maka kualitasnya tinggi dinilai (1), sedangkan yang diaudit oleh KAP Non Big 4 maka kualitasnya rendah dinilai (0).
Definisi Operasional 1.
dummi . Perusahaan yang diaudit
4. Kualitas audit (M) adalah Ukuran yang digunakan pada variabel pemoderasi ini adalah
Komite Audit (X3) adalah seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman di bidang keuangan dan akuntansi
3. Latar Belakang Pendidikan
yang sulit dikendalikan karena berhubungan dengan integritas seseorang. Integritas seseorang ditentukan oleh apa yang sebenarnya diyakini dan dilaksanakan dalam kenyataan (in fact )
2. Komite audit Independen (X2) adalah suatu sikap mental
.
Jumlah komite audit yang memiliki sumber daya yang lebih untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan
(X1) adalah
Ukuran Komite Audit
b. Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas c. Uji Autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Watson.
d.
Uji Heteroskedastisitas, m (Ghozali 2006).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi tingkat ukuran komite audit tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran komite audit dapat mempertahankan kinerja perusahaan walaupun adanya krisis global ditahun 2008. Kinerja perusahaan tetap bertahan dengan adanya pengawasan yang ketat dari komite audit.
Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan akan dipengaruhi oleh ukuran komite audit. Apabila ukuran komite audit dalam suatu perusahaan tersebut banyak maka kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik dan meningkat pula.
Temuan penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Dalton dkk.
( dalam Rahmat dkk, 2008:25)
yang menyatakan bahwa komite jumlahnya terlalu banyak dan terlalu sedikit. Jumlah anggota komite audit yang terlalu banyak cenderung tidak fokus dan partisipasi anggota akan berkurang dibandingkan dengan jumlah komite audit yang lebih sedikit. Sebaliknya, jumlah anggota komite audit yang terlalu kecil akan mengurangi keragaman keahlian dan pengetahuan dalam bidang keuangan sehingga menjadi tidak efektif. Ukuran komite audit yang tepat akan memungkinkan anggota untuk menggunakan pengalaman dan keahlian mereka bagi kepentingan terbaik stakeholder .
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin dkk
(2006) yang menunjukan bahwa semakin banyak jumlah anggota komite audit dalam sebuah perusahaan, maka kesalahan dalam laporan keuangan akan semakin kecil . Dengan semakin
banyaknya anggota komite audit dalam suatu perusahaan, cakupan dalam aspek monitoring terhadap risiko-risiko yang dihadapi perusahaan menjadi lebih baik.Hal ini tentu akan meningkatkan kinerja dan kualitas laporan keuangan perusahaan. Begitu pula yang dikatakan Arifianto ( 2013 ) dalam penelitiannya bahwa ukuran komite audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa komite audit dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, tetapi dari hasil hipotesis penelitian ini hasil pengujian hipotesis kedua tersebut ditolak . Hal ini menunjukkan bahwa independensi pada komite audit belum dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan .
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman dkk.(2006) dan Lin dkk. (2006) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat independensi anggota komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja manajemen perusahaan dalam meningkatkan laba. Parker (2000) juga mencatat bahwa tidak terdapat hubungan antara independensi komite audit dengan pendapatan akrual tahunan. Xie dkk. (2003) juga menemukan bahwa tingkat independensi komite audit tidak terkait dengan discretionary
accruals saat ini. Hasil ini juga
sejalan dengan pendapat Vincentius Anthony dalam Media Akuntansi yang tidak yakin komite audit efektif dalam menjalankan fungsinya.
Sementara itu menurut teori agensi, pemilik dari perusahaan memberikan kepercayaan kepada komite audit untuk menjamin kualitas pelaporan keuangan. Namun pada kenyataannya independensi komite audit tidak dapat mempengaruhi kinerja manajemen dalam meningkatkan laba. Hal ini disebabkan karena semasa komite audit mendapat sulit untuk mewujudkan independensinya (Anthony, 2007).
Hal ini juga dijelaskan oleh pernyataan oleh Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dalam Executive Summary
Forum Komite Audit 14 bahwa
masih banyak terjadi variasi- variasi yang sangat tinggi di dalam praktik komite audit serta kerancuan pemahaman tentang fungsi, tugas, dan tanggung jawab komite audit. Kerancuan dan variasi pemahaman yang begitu tinggi pada komite audit ditunjukkan oleh seringkali di lapangan terjadi duplikasi dengan tugas-tugas lainnya. Selain itu komite audit banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan rutin yang bersifat operasional
sehingga mengganggu independensinya (IKAI,2008)
. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa latar belakang pendidikan komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi latar belakang pendidikan komite audit tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.
Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan akan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan komite audit. Apabila latar belakang suatu perusahaan tersebut tinggi maka kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik dan meningkat pula.
Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Felo dan Solieri (2009) komite audit yang berkeahlian dalam keuangan wajib memiliki sertifikasi professional dibidang akuntansi atau berlatar belakang dibidang keuangan. Komite audit yang berpengalaman dibidang keuangan terlebih bersertifikat
Certifies Public Accountant
memungkinkan menurunkan masalah keuangan dan kemungkinan terjadinya internal
control deficiency (Zhang, Zhou
dan Zhou, 2006). Kompetensi terhadap pemahaman standar akuntansi tersebut mampu mengurangi biaya substantive
test of control dari auditor
eksternal, terbukti sedikit bukti pelanggaran dan menguntungkan bagi perusahaan (Turel, 2010).
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudha dkk (2012) menyatakan bahwa tingkat pendidikan komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Selanjutnya penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa komite audit dengan tingkat pendidikan dan keahlian dibidang akuntansi dan keuangan akan berpengaruh positif terhadap kinerja dan kualitas informasi keuangan yang disajikan perusahaan.
New York Stock Exchange (Purwati, 2006) dalam
standarnya mensyaratkan semua membaca laporan keuangan dan sekurang-kurangnya ada satu orang yang memiliki keahlian di bidang akuntansi atau keuangan.
NYSE yakin keberadaan ahli akuntansi atau keuangan akan memberdayakan komite audit untuk melakukan penilaian secara independen atas informasi yang diterimanya, mengenali permasalahan dan mencari solusi yang tepat.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diketahui bahwa kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi tingkat kualitas audit tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa audit yang dilakukan oleh KAP
Big 4 dapat mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan audit yang dilakukan oleh KAP non-Big 4. Jasa audit yang berkualitas akan berdampak pada peningkatan kepercayaan pengguna laporan keuangan, bahwa laporan keuangan yang dihasilkan merupakan laporan keuangan yang berkualitas, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Kualitas audit yang tinggi dapat dilihat dari ukuran besarnya KAP. KAP yang lebih besar besar untuk meningkatkan kualitas audit. Apabila kualitas audit dalam suatu perusahaan tersebut baik maka kinerja keuangan perusahaan akan lebih diyakini kebenarannya dimata masyarakat atau investor.
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Watkins
dkk. (2004) bahwa seharusnya
kualitas auditor digambarkan dengan kualitas atau kekuatan pemonitoran yang dilaksanakan auditor. Auditor sebagai “mata” pemegang saham harus bisa memberikan jaminan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan yang disampaikan oleh auditor lepas dari salah-saji material. Untuk bisa memberikan jaminan tersebut, maka auditor harus menggunakan sumber daya yang dimiliki.Kantor akuntan besar sering kali diasosiasikan dengan sumber daya yang besar dan berkualitas, relatif dibandingkan dengan kantor akuntan kecil. Penelitian sebelumnya banyak yang menggunakan ukuran audit sebagai proksi dari kualitas audit. Auditor besar dianggap dapat memberikan kualitas audit yang tinggi karena kualitas sumber daya yang dimilikinya dan reputasi yang harus dijaga, seperti KAP yang memiliki afiliasi dengan KAP asing yaitu: Ernst & Young, Pricewaterhouse Cooper, Deloitte, dan KPMG.
Arens dkk , (2010) mengemukakan tentang Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh seorang yang kompeten, independen.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Krishnamoorthy dkk (2008) juga menyatakan bahwa komite audit dapat lebih efektif dalam mengkonfrontir manajemen ketika proses penyelesaian perselisihan terkait pelaporan keuangan bila didukung oleh auditor yang berkualitas karena auditor yang berkualitas akan memiliki pemahaman yang baik terhadap masalah yang dihadapi serta kemampuan komunikasi yang baik dengan manajemen maupun dengan komite audit dalam memeriksa kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima diketahui bahwa kualitas audit memperkuat pengaruh ukuran komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi ukuran komite audit dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010.
Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara ukuran komite audit dan kualitas audit akan semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan. Sebaliknya semakin ukuran komite audit dan kualitas audit, semakin rendah kinerja kinerja keuangan perusahaan. Kombinasi kesesuaian antara ukuran komite audit dan kualitas audit merupakan kesesuaian terbaik yaitu faktor kualitas audit memenuhi prasyarat kondisional atau efektif dari ukuran komite audit yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti ukuran komite audit dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan jika disertai dengan kualitas audit dari komite audit itu sendiri. Dengan demikian, kualitas audit secara signifikan mampu bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan ukuran komite audit dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010.
De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.
Temuan penelitian ini didukung oleh Krishnamoorthy dkk (2008) menyatakan bahwa komite audit dapat lebih efektif mengontrol manajemen ketika proses kinerja keuangan perusahaan didukung oleh
Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Mutmainah, Wardhani, 2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas komite audit berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan. Keahlian komite audit dibidang keuangan secara signifikan meningkatkan persistensi dan prediktabilitas dari laba. Ukuran komite audit secara signifikan berpengaruh positif terhadap persistensi kualitas laporan keuangan dan berpengaruh negatif terhadap prediktabilitas laba dan konservatisme laporan keuangan dalam kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam diketahui bahwa kualitas audit memperkuat pengaruh komite audit independen terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik komite audit independen dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010.
Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara komite audit independen dan kualitas audit akan semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesesuaian antara komite audit independen dan kualitas audit, semakin rendah kinerja Kombinasi kesesuaian antara komite audit independen dan kualitas audit merupakan kesesuaian terbaik yaitu faktor kualitas audit memenuhi prasyarat kondisional atau efektif dari komite audit independen yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti komite audit independen dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan jika disertai dengan kualitas audit dari komite audit itu sendiri. Dengan demikian, kualitas audit secara signifikan mampu bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan komite audit independen dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010.
Temuan penelitian ini didukung oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance (2001) juga
mensyaratkan bahwa Komite Audit beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris, ini berarti bahwa syarat minimal adalah dua anggota Komite Audit yang berfungsi sebagai ketua dan anggota Komite Audit. Pada Desember 1999, New York Stock
Exchange (NYSE) dan
NASDAQ memperbaharui persyaratan Komite Audit bagi perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Dalam standar yang baru, perusahaan harus memiliki Komite Audit sedikitnya
3 anggota, dimana semua anggota tidak boleh memiliki hubungan dengan perusahaan karena akan mereka dari manajemen dan perusahaan. Peraturan baru ini sebagai respon atas permintaan
Stock Exchange Committe (SEC)
untuk meningkatkan efektivitas Komite Audit dalam rangka pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate
governance ). Salah satu
parameter terlaksananya good
corporate governance yaitu
meningkatnya integritas pelaporan keuangan perusahaan. Didukung dengan kualitas audit yang besar maka integritas pelaporan keuangan perusahaan akan lebih dipercaya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Wowo, (2008). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara komposisi dewan komisaris dan komite audit independen dengan kinerja perusahaan..
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketujuh diketahui bahwa kualitas audit memperkuat pengaruh latar belakang pendidikan komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi latar belakang pendidikan komite audit dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2009.
Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara latar belakang kualitas audit akan semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesesuaian antara latar belakang pendidikan komite audit dan kualitas audit, semakin rendah kinerja keuangan perusahaan. Kombinasi kesesuaian antara latar belakang pendidikan komite audit dan kualitas audit merupakan kesesuaian terbaik yaitu faktor kualitas audit memenuhi prasyarat kondisional atau efektif dari latar belakang pendidikan komite audit yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti latar belakang pendidikan komite audit dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan jika disertai dengan kualitas audit dari komite audit itu sendiri. Dengan demikian, kualitas audit secara signifikan mampu bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan latar belakang pendidikan komite audit dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.
Temuan penelitian ini didukung oleh BAPEPAM KEP- 29/PM/2004 mensyaratkan agar anggota komite audit harus memiliki keahlian dibidang keuangan dan akuntansi, yang dilihat melalui latar belakang pendidikan serta pengalamannya dibidang tersebut. Wirsema dan Bantel (1992) dalam Qi dan Tian (2012) menjelaskan bahwa tingkat pendidikan dapat merefleksikan kemampuan dan
Eksekutif dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan kemampuan kognitif mereka yang lebih baik untuk memproses dan menganalisis informasi, serta kemampuan menganalisis permasalahan dalam perusahaan.
Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suhardjanto dan Anggitaran, (2010). Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa latar belakang pendidikan komite audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, jumlah rapat komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena meningkatnya pengawasan.
Hasil uji regresi juga menunjukan bahwa variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dari hasil interaksi antara ukuran komite audit dan latar belakang pendidikan komite audit dengan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Artinya semakin tinggi ukuran perusahaan semakin tinggi pula tingkat ukuran komite audit dan latar belakang pendidikan komite audit. Sementara untuk komite audit independen tidak mempunyai pengaruh terhadap ukuran perusahaan.
Dari hasil penelitian yang mengambil masa pengamatan dari tahun 2007 sd 2010, sesuai dimana kita akan melihat ketahanan perusahaan dalam menghadapi krisis pada tahun 2008, bisa kita lihat dalam masa pengamatan tahun 2007 sd 2010 dari 25 perusahaan yang dijadikan sampel maka 1 sampai dengan 5 yang tidak bisa bertahan dalam menghadapi krisis ini, sebihnya dapat bertahan walaupun dengan kondisi yang lemah. Dengan demikian krisis global pada tahun 2008 masih dapat dikendalikan oleh perusahaan karena pada umumnya perusahaan perbankan sudah mempunyai tata kelola yang baik. Karena komite audit merupakan mekanisme dari corporate governance yang mempunyai kewajiban untuk mengawasi kinerja perusahaan, dan bertanggung jawab kepada komisaris.
KESIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ukuran komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010. Semakin tinggi tingkat ukuran komite audit tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan, serta dapat mempertahankan kinerja keuangan perusahaan,walaupun terjadi krisis pada tahun 2008 kinerja keuangan perusahaan tetap berjalan dengan baik dan hanya beberapa perusahaan perbankan yang tidak bisa mempertahankan kinerjanya pada periode 2007-2010.
2. Komite audit independen tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Tanpa adanya komite audit independen tentunya tidak akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010.
3. Latar belakang pendidikan komite audit berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010. Semakin tinggi latar belakang pendidikan komite audit tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010.
4. Kualitas audit berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007- 2010. Semakin tinggi tingkat kualitas audit tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.
5. Kualitas audit memperkuat pengaruh ukuran komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi ukuran komite audit dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.
6. Kualitas audit memperkuat pengaruh komite audit independen terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik komite audit independen dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.
7. Kualitas audit memperkuat pengaruh latar belakang pendidikan komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi latar belakang pendidikan komite audit dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. walaupun terjadi krisis global ditahun 2008 kinerja keuangan perusahaan bisa dipertahankan dengan baik, tentunya hal ini didukung dengan adanya KAP yang melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dari pihak eksternal, dan ini merupakan perpanjangan tangan dari komite audit dan komisaris independent. Makanya dengan adanya hasil audit yang dilakukan oleh auditor independent yang berkualitas, mengakibatkan kinerja perusahaan dipandang oleh pihak ketiga atau investor sudah bernilai baik dan dapat dipercaya.
Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan implikasi penelitian sebagai berikut:
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu manajemen keuangan dan juga dapat dipakai sebagai acuan untuk riset-riset mendatang yang akan melakukan kajian-kajian tentang kinerja keuangan perusahaan.
Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan pada akhir penulisan antara lain :
a. Pihak bank mesti meningkatkan jumlah komite audit.
b. Meningkatkan kualitas komite audit independen c. Memperhatikan tingkat latar belakang pendidikan komite audit.
d. Menggunakan KAP Big 4 agar kualitas auditnya bagus.
Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian dan saran yang dapat penulis sampaikan pada bagian akhir penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya melihat pengaruh karakteristik komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang go publik dengan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan agar dapat memahami lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Ruang lingkup penelitian ini pada perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009, dimana pada saat itu terjadi krisis global (tahun 2008) penelitian ini karena mau melihat apakah dengan adanya komite audit beserta karakteristiknya dapat mempertahankan kinerja perusahaan, karena komite audit merupakan mekanisme dari
corporate governance yang
sudah dibentuk dalam perusahaan, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan objek penelitian dan membandingkan masa krisis yang terjadi ditahun 2008 dengan yang akan datang, agar dapat mengambil kesimpulan yang tepat untuk langkah peningkatan kinerja perusahaan dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik. Dan menjadikan lebih lama tahunnya agar dapat memahami lebih komprehensif tentang pengaruh karakteristik komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang go publik dengan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi
Alijoyo, Antonius, Elmar Bouma, TB M Nazmudin Sutawinangun, dan M Doddy Kusadrianto, 2004, Review of Corporate Governance in Asia : Corporate Governance in Indonesia. Forum for Corporate Governance in Indonesia.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. (2010).
Auditing and Assurance Service an Integrated Approach . New
jersey: Pearson International Edition.
Barnhart, Scott W. Dan Stuart Rosenstein, 1998, Board Composition, Managerial ownership, and firm performance: An empirical analysis. The Financial Review.33 ( November),4 : 443-
46 Bolton, Brian, 2014. “Audit committee performance: ownership vs. independence – Did SOX get it wrong?”. Journal
Economic and Finance 54 USA ,
Boediono, Gideon SB,2005, Kualitas laba : Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan menggunakan Analisis Jalur,
Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September.
Cornett M. M,J. Marcuss, Saunders dan Teranian H, 2006, Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial Performance.
Felo, Andrew J., and S.A. Solieri. 2009. Are all Audit Committee Financial Experts Created Equally. Internasional journal of disclousure of governance vol.6.2 150-166.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi
Analisis Multivariate Dengan ProgramSPSS . Semarang: Badan
Penerbitan Universitas Diponegoro. Hamdan, Mohammed, et al , 2013. ”The Impact of Audit Committee Characteristics on the Performance: Evidence from Jordan”. International
Management Review Jordan Wooten, Thomas C .2003.