PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KORBAN BENCANA ALAM DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
LOYALITAS KORBAN BENCANA ALAM DENGAN KEPUASAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
ARTIKEL
N. RISWANDI
NPM. 1010018212024
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2015
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Korban Bencana Alam
dengan Kepuasan sebagai Variabel Intervening
N. Riswandi, Sefnedi, Syafrizal Chan
Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta email: n_riswandi@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the intervening effect of customer
satisfaction on the relationship between service quality and customer loyalty in BPBD
Kabupaten Pesisir Selatan Regency. The research population is all victims of natural
disasters that accounted for 86 respondents. In order to test hypotheses, this study
performs simple and hierarchical regression analyses. The results of analysis
displayed that a) Service quality significantly influences customer loyalty; b) Service
quality significantly influences customer satisfaction; c) customer satisfaction was
found to have significant affect on customer loyalty; d) customer satisfaction played
as intervening variable on the relationship between service quality and customer
loyalty. The research findings provided some practical contributions that in order to
enhancing customer loyalty, it is suggested to increase customer satisfaction through
implementing service quality better.Keywords: Service Quality, Customer Satisfaction, and Customer Loyalty PENDAHULUAN
Negara Kesatuan Republik Hal ini disebabkan karena faktor letak Indonesia yang terdiri atas wilayah geografis, geologi dan demografi. kepulauan yang terletak di antara Dalam upaya penanganan bencana benua Asia dan Australia disamping yang sistematis, terpadu, dan memiliki posisi strategis dalam jalur terkoordinasi, Pemerintah telah lalu lintas perdagangan dunia juga mengesahkan dan mengundangkan memiliki kerawanan terhadap Undang-Undang Nomor 24 Tahun terjadinya bencana dengan frekuensi 2007 tentang Penanggulangan yang cukup tinggi, sehingga diperlukan Bencana, Peraturan Pemerintah Nomor penanggulangan bencana yang
21 Tahun 2008 tentang sistematis, terpadu dan terkoordinasi. Penyelenggaraan Penanggulangan Indonesia dikenal sebagai daerah Bencana, Peraturan Pemerintah Nomor rawan bencana. Bencana yang terjadi
22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan di Indonesia sangatlah beragam, baik Pengelolaan Bantuan Bencana, jenis maupun skalanya (magnitude). Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyiapan Sarana dan Prasarana Dalam Penanggulangan Bencana. Undang-Undang dan peraturan tersebut dimaksudkan untuk memberi landasan hukum yang kuat bagi penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik bencana tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun tingkat nasional. Terbentuknya peraturan perundang-undangan tersebut di atas, dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana dan menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
Salah satu organisasi yang memainkan peranan penting dalam upaya meminimalisasi dampak negatif dari bencana alam adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Bencana Daerah adalah: 1) Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara, 2) Menetapkan standarnisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan, 3) Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana, 4) Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana, 5) Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah setiap bulan sekali dalan kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana, dan 6) Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Pesisir Selatan tentang korban bencana banjir tanggal 3 November 2011 terlihat bahwa jumlah korban banjir Kabupaten Pesisir Selatan adalah 7.259 unit rumah yang terdiri dari rusak berat sebanyak 239 unit dan rusak ringan sebanyak 7.020. Korban rusak berat yang terbanyak terletak pada daerah Kecamatan Pancung Soal yaitu sebanyak 77 unit, terbanyak berada di daerak Kecamatan Linggo Sari Baganti yaitu 1.781 unit. Dari hasil Verifikasi yang dilakukan oleh Tim Verifikasi Korban Bencana Banjir Tanggal 3 November 2011 Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan diperoleh data bahwa diperlukan bantuan Hunian Tetap sebanyak 86 unit rumah.
Secara umum jumlah koban bencana banjir yang melanda Kabupaten Pesisir Selatan dapat disimpulkan sangat tinggi. Hal ini disebabkan jumlah tersebut merupakan jumlah korban bencana banjir tertinggi di Kabupaten Pesisir Selatan selama beberapa dekade. Tingginya jumlah korban tersebut barangkali disebabkan oleh rendahnya kesadaran atau pengetahuan masyarakat tentang bencana alam. BPBD Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu organisasi yang memiliki tugas penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja BPBD Kabupaten Pesisir Selatan tentunya dilihat dari kepuasan yang dirasakan oleh korban bencana alam tersebut.
Secara konseptual, kepuasan merupakan faktor penentu loyalitas ini yang dimaksud dengan konsumen adalah korban bencana alam. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa kepuasan atas penanganan korban benca alam akan menentukan tingkat loyalitas korban bencana alam.
Menurut kajian literatur manajemen pemasaran diantara tanda-tanda konsumen yang loyal adalah menyampaikan hal-hal positif kepada pihak lain dan memberikan saran dan keritikan kepada lembaga penyedia jasa. Kondisi tersebut jika dikaitkan dengan penelitian ini maka tanda-tanda korban bencana alam yang loyal adalah mereka menyampaikan hal-hal positif kepada pihak lain tentang penangan korban bencana alam yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Pesisir Selatan dan disamping itu para korban bencana alam juga memberikan saran dan kritikan terhadap BPBD Kabupaten Pesisir Selatan.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2008) loyalitas konsumen dipengaruhi diantaranya adalah kepuasan dan seterusnya kepuasan dipengaruhi oleh kualitas pelayanan (Kotler dan Keller, 2011). Dengan demikian maka variabel kepuasan dan dapat berperan sebagai intervening antara kualitas pelayanan dan loyalitas.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi yaitu korban bencana alam yang diverifikasi dan mendapat bantuan hunian tetap (86 pemilik rumah) dijadikan sebagai responden karena jumlah populasi tersebut tidak terlalu banyak dan memungkinkan untuk dijangkau dan dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dimana kuesioner tersebut berisikan pernyataan yang berhubungan dengan profil responden, variabel kualitas pelayanan, kepuasan, dan loyalitas.
Sebelum kuesioner disebarkan, terlebih dahulu peneliti menjelaskan tujuan dari penyebaran kuesioner yang dalam hal ini adalah semata-mata untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Definisi dan Operasional Variabel
Loyalitas korban bencana alam merupakan perilaku korban bencana alam yang mencerminkan sikap positif terhadap aktifitas yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan. Indikator dari loyalitas korban bencana alam adalah 1) say positive
things, 2) recommend friend, dan 3) suggestions.
Kepuasan korban bencana alam merupakan perasaan senang atau kecewa seorang kepala keluarga yang muncul setelah membandingkan harapan dan kenyataan pada pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan. Kualitas pelayanan merupakan segala upaya yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan dalam menangani korban bencana alam yang terdiri dari dimensi
tangibles, empathy, reliability, responsiveness , dan assurance Profil responden menunjukkan mayoritas responden adalah perempuan (51,2%), usia diatas 51 tahun (31,4%), pendidikan SLTA
(60,5%), dan berada pada Kecamatan Lengayang (52,3%).
3 19 0,764 Reliabel
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, dan uji heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2007) untuk mendeteksi uji normalitas dapat dilakukan melalui Analisa grafik. Analisa grafik ini dapat digunakan untuk menentukan normalitas dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berdasarkan hasil observasi terdistribusi dengan normal dimana kurvanya adalah normal, oleh karena itu uji normalitas terpenuhi.
Sumber: Data Primer yang diolah Uji Asumsi Klasik
Loyalitas 4,12 82,4 Loyal Kepuasan 3,97 79,4 Cukup Puas Kualitas Pelayanan 3,97 79,4 Cukup Baik
Tabel 2. Deskripsi Variabel Variabel Skor Rata- Rata TCR (%) Kategori Hasil
Deskripsi variabel dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik variabel penelitian yang dalam hal ini skor rata-rata dan tingkat capaian responden (TCR) dan kategori hasil.
Sumber: Data Primer yang diolah
22
Uji validitas menggunakan
Loyalitas 4 - 4 0,851 Reliabel Kepuasan 5 - 5 0,782 Reliabel Kualitas Pelayanan
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Jumlah item Tidak Valid Valid Cronbach’s Alpha Keterangan
lebih besar dari 0,70 (Sekaran, 2006). Hasil Uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat berikut.
cronbach’s alpha
besar dari 0,30 (Malhotra, 1993), dan uji reliabilitas menggunakan
corrected item-total correlation lebih
Untuk menentukan apakah fungsi persamaan regresi yang digunakan berbentuk liner, maka dapat dilihat dari P-P Plot. Apabila titik-titik terdistribusi mengikuti garis linear, maka model regresi dapat dinyatakan linier. Berdasarkan hasil grafik terlihat bahwa titik-titik bergerak menuju dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini adalah linear.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat Garfik Plott (Scatter
0,543
1
Hasil pengujian hipotesis H
adalah 0,543 yang bermakna bahwa kontribusi kualitas pelayanan terhadap loyalitas adalah 54,3%, sedangkan sisanya merupakan kontribusi variabel lainnya
2
dapat diterima. Besaran F hitung diperoleh 98,439 dengan signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model penelitian tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas adalah layak. Besaran R
1
Dari tabel diatas diketahui koefisien regresi variabel kualitas pelayanan (X) diperoleh sebesar 0,852 dengan signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian dapat simpulkan bahwa kualitas pelayanan (X) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas korban bencana alam (Y), sehingga H
Sumber: Data Primer yang diolah
2
plot ). Jika tidak terdapat pola yang
R
Loyalitas Korban Bencana Alam (Y)
Konstanta (a) 0,900 0,007 Kualitas Pelayanan (X) 0,852 0,000 F hitung 98,439 0,000
Tabel 3. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Korban Bencana Alam Variabel Terikat Konstanta dan Variabel Bebas Koefisien Regresi Signifikan
adalah kualitas pelayanan berpangaruh signifikan terhadap loyalitas korban bencana alam. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat sebagai berikut.
1 dalam penelitian ini
Hipotesis H
Uji Hipotesis dan Pembahasan
jelas, seperti titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terdapat heteroskedastisitas. Model regresi penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari Grafik Plott dimana titik- titik tidak memperlihatkan pola yang jelas dan menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y
diketahui bahwa kualitas pelayanan berpangaruh signifikan terhadap loyalitas korban bencana alam. Temuan ini memberikan makna bahwa apabila semakin baik kualitas pelayanan maka akan semakin tinggi pula loyalitas dan sebaliknya, apabila semakin tidak baik kualitas pelayanan maka semakin rendah loyalitas.Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu (Achmad, 2012; Wulan, 2013; Evi, 2012; Farida, 2002) dimana semua peneliti terdahulu tersebut menemukan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas. Temuan ini mendukung konsep teori yang dikutip oleh Tjiptono (2002) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah kualitas pelayanan. Disamping itu, Kotler dan Keller (2011) menyatakan bahwa dimensi kualitas pelayanan terdiri dari tangibles, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance
Hipotesis H
2
dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan berpangaruh signifikan terhadap kepuasan korban bencana alam. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 4. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Korban Bencana Alam Variabel Intervening Konstanta dan Variabel Bebas Koefisien Regresi Signifikan
Konstanta (a) 0,701 0,068 Kualitas Pelayanan (X) 0,893 0,000 F hitung 80,145 0,000
Kepuasan Korban Bencana Alam (I)
R
2
0,491
Sumber: Data Primer yang diolah
Dari tabel diatas diketahui koefisien regresi kualitas pelayanan (X) adalah 0,893 dan signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05), sehingga H
2 dapat diterima.
F hitung diperoleh 80,145 dan signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05), sehingga model penelitian tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan adalah layak, dan R
2
adalah 0,491 yang bermakna bahwa kontribusi kualitas pelayanan terhadap kepuasan adalah 49,1%. Temuan ini memberikan makna bahwa apabila semakin baik kualitas pelayanan maka akan semakin tinggi kepuasan dan sebaliknya, apabila semakin tidak baik kualitas pelayanan maka semakin rendah kepuasan. Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu (Achmad, 2012; Jaka, 2012; Evi, 2012; Fahmi dkk, 2012; Rachmad, 2009) dimana semua peneliti terdahulu tersebut menemukan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan. Temuan ini mendukung konsep teori yang disampaikan oleh Griffin (2003) yang menjelaskan bahwa kualitas pelayanan merupakan determinan dari kepuasan signifikan terhadap loyalitas korban pelanggan bencana alam. Hasil pengujian Hipotesis H
3 dalam penelitian ini hipotesis dapat dilihat sebagai berikut
adalah kepuasan berpangaruh
Tabel 5. Pengaruh Kepuasan terhadap Loyalitas Korban Bencana Alam Variabel Konstanta dan Variabel Koefisien Signifikan Terikat Intervening Regresi
Loyalitas Konstanta (a) 2,731 0,000 Korban
Kepuasan (I) 0,345 0,000 Bencana Alam
F hitung 14,186 0,000
2
(Y) R 0,144
Sumber: Data Primer yang diolah
Dari tabel diatas diketahui koefisien peneliti terdahulu tersebut menemukan regresi kepuasan (I) adalah 0,345 dan bahwa variabel kepuasan berpengaruh signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05), secara signifikan terhadap loyalitas. sehingga H
3 dapat diterima. F hitung Temuan ini mendukung konsep teori
diperoleh 14,186 dan signifikan 0,000 yang disampaikan oleh Griffin (2003) (lebih kecil dari 0,05), sehingga model yang menjelaskan bahwa salah satu penelitian tentang pengaruh kepuasan faktor penentu loyalitas pelanggan
2
terhadap loyalitas adalah layak, dan R adalah kepuasan pelanggan adalah 0,144 yang bermakna bahwa Hipotesis H
4 dalam penelitian ini
kontribusi kepuasan terhadap loyalitas adalah kepuasan berperan sebagai adalah 14,4%. Temuan penelitian ini variabel intervening antara kualitas sejalan dengan hasil penelitian pelayanan dan loyalitas korban terdahulu (Rinda & Nur, 2012; Luh bencana alam. Hasil pengujian Putu dkk, 2012; Alida, 2007; Lukman, hipotesis dapat dilihat sebagai berikut. 2014; Achmad, 2012) dimana semua
Tabel 6. Pengaruh Kepuasan sebagai Variabel Intervening Variabel Variabel Bebas dan Koefisien Regresi dan Signifikansi Terikat Intervening Model 1 Sig. Model 2 Sig.
Loyalitas Konstansta (a) 0,900 0,007 1,071 0,001 Korban
Kualitas Pelayanan (X) 0,852 0,000 0,707 0,000 Bencana
- Kepuasan (I) 0,243 0,009
2 Alam (Y)
R 0,543 0,579
2 Perubahan R 0,543 0,037 Sumber: Data Primer yang diolah
Model 1 menjelaskan pengaruh koefisien regresi variabel kualitas kualitas pelayanan terhadap loyalitas. pelayanan 0,852 dan signifikan 0,000 Dalam model 1 ini ditemukan (lebih kecil dari 0,05), sehingga dapat dimaknai bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas korban bencana alam. Disamping itu nilai R
2
ditemukan sebesar 0,543 yang dapat diartikan bahwa pengaruh kualitas pelayanan secara langsung terhadap loyalitas adalah 54,3%. Model 2 menjelaskan pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas melalui kepuasan (pengaruh tidak langsung). Pada model 2 ini terlihat bahwa variabel kualitas pelayanan masih berpengaruh signifikan terhadap loyalitas. Hal ini berarti bahwa kepuasan berperan sebagai partial intervening antara kualitas pelayanan dan loyalitas, sehingga H
4 dapat diterima. Dalam
Model 2 ditemukan nilai R
2
sebesar 0,579 yang dapat diartikan bahwa pengaruh kualitas pelayanan melalui kepuasan (pengaruh tidak langsung) terhadap loyalitas adalah 57,9%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh tidak langsung variabel kualitas pelayanan lebih besar dari pada pengaruh langsungnya terhadap loyalitas.
Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu (Achmad, 2012; Jaka, 2012; Evi, 2012; Fahmi dkk, 2012; Rachmad, 2009) dimana semua peneliti terdahulu tersebut menemukan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan, dan selanjutnya mendukung hasil penelitian terdahulu (Rinda & Nur, 2012; Luh Putu dkk, 2012; Alida, 2007; Lukman, 2014; Achmad, 2012) yang menemukan bahwa variabel kepuasan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas. Secara teoritis, temuan ini mendukung konsep teori yang disampaikan oleh Griffin (2003) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor penentu loyalitas pelanggan adalah kepuasan pelanggan dan konsep teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2011) yang menyatakan bahwa kepeuasan pelanggan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang diberikan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Implementasi kualitas pelayanan pada BPBD Kabupaten Pesisir Selatan masih tergolong kedalam diperspsikan oleh para korban bencana alam tegolong kedalam kategori cukup puas, sementara alam sudah tergolong kedalam kategori loyal.
2. Kualitas pelayanan merupakan variabel penting yang menjelaskan variasi kepuasan korban bencana alam di Kabupaten Pesisir Selatan.
3. Kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang berarti terhadap loyalitas korban bencana alam di Kabupaten Pesisir Selatan
4. Kepuasan memiliki pengaruh yang berarti terhadap variasi loyalitas korban bencana alam di Kabupaten Pesisir Selatan
5. Kepuasan berperan sebagai variabel intervening antara kualitas pelayanan dan loyalitas korban bencana alam di Kabupaten Pesisir
Selatan.
Saran-Saran
Untuk meningkatkan loyalitas kprban bencana alam pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan dimasa yang akan datang, disarankan agar terus meningkatkan kepuasan korban bencana alam seperti memberikan pelayanan yang mampu membuat para penerima layanan merasa senang. Hal ini disebabkan karena variabel kepuasan tersebut berpengaruh signifikan terhadap loyalitas korban bencana alam. Peningkatankepuasan korban bencana alam, disarankan terus meningkatkan kualitas pelayanan dengan lebih memperhatikan memiliki skor rata-rata butir penyataan yang masih rendah pada dimensi kualitas pelayanan yakni
tangible, empathy, reliability,
Untuk dimensi tangibles, BPBD Kabupaten Pesisir Selatan hendaknya meningkatkan peralatan kerja yang memadai agar proses pelayanan seperti evakuasi korban dapat dilaksanakan dengan baik, dan membuat informasi layanan berupa brosur yang menarik untuk dibaca. Pada dimensi empaty, para petugas BPBD Kabupaten Pesisir Selatan hendaknya lebih mengutamakan kepentingan korban bencana alam dan memberikan jam layanan yang nyaman sepeti siap melayani dalam 24 jam. Untuk dimensi
reliability , BPBD Kabupaten Pesisir
Selatan hendaknya selalu menepati janji layanan, memberikan layanan dengan tepat, dan senantiasa meminimisasi kesalahan dalam memberikan layanan. Untuk dimensi Pesisir Selatan hendaknya selalu memberikan layanan dengan cepat, dan selau bersedia membantu korban bencana alam kapan dan dimana saja. Sedangkan untuk dimensi assurance, BPBD Kabupaten Pesisir Selatan hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petugas melalui pelatihan agar masyarakat yang menjadi korban bencana alam lebih mempercayai kemampuan mereka.
Keterbatasan Penelitian
Farida, Jasfar (2002). Kualitas Jasa dan Hubungannya dengan Loyalitas serta Komitmen Konsumen: Studi pada Pelanggan Salon Kecantikan.
Jurnal Otonomi Vol 12 No.3 .
Jaka, Jamakas (2012). Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tulungagung.
Management , Mc. Graw Hill, Seventh Edition, New York.
Semarang, Indonesia. Griffin, Jall (2003). Marketing
Analisa Multivariate dengan Program SPSS . Universitas
Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi
Jurnal Siasat Bisnis No. 7 Vol.1
Administrasi Publik Vol 1. No 5 .
Penelitian ini hanya dilaksanakan pada BPBD Kabupaten Pesisir Selatan, sehingga hasil penelitian ini belum dapat berlaku sama pada BPBD daerah Kabupaten lainnya. Disamping itu, penelitian ini memberikan batasan pada variabel kualitas pelayanan, kepuasan dan loyalitas dimana variabel-variabel lain yang secara konsep teori dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas tidak termasuk kedalam penelitian ini
Fahmi, R., Siti, R., dan Siswidiyanto (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik terhadap Kepuasan Masyarakat (Studi tentang Pelayanan Perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Kota Depok). Jurnal
and Banking Vol 2 No 2
Evi, Oktaviani S (2012). Pengaruh Kualitas Layanan, Kepuasan Nasabah dan Citra Bank terhadap Loyalitas Nasabah Bank Muamalat di Surabaya. Journal of Business
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9 No 1 .
Alida, Palilati (2007). Pengaruh Nilai Pelanggan. Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Perbankan Di Sulawesi Selatan.
Manajemen Vol 10 No 1 .
Achmad, Tavip J (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Keadilan dan Kepuasan Nasabah terhadap Loyalitas Nasabah Bank Syariah (Studi pada Bank Syariah di Provinsi Riau). Jurnal Aplikasi
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, (2011), Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Luh Putu, SWS., Ni Wayan, SP., dan Ketut, N (2012). Pengaruh Manfaat Realasional terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank (Studi pada Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar). Jurnal
Manajemen, Strategi dan Kewirausahaan Vol 6 No 2 .
Lukman, Hakim (2014). Analisis Kualitas Layanan dan Kepuasan Nasabah pada Kantor Cabang Pembantu Bank Central Asia Kawasan Metro Jababeka Cikarang. Jurnal Ekonomi dan Industri No 1 Tahun Ke-XIX .
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A.
(2008). Manajemen Pemasaran Jasa . Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Maholtra, R (1993). Guidance for Validity and Reliability Test.
Journal of Marketing , Vol 7, pp 231-245.
Rachmad, Hidayat (2009). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas
Produk dan Nilai Nasabah terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vo,11 No 1.
Rinda, N dan Nur, Iriawan (2012).
Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Pelanggan Flexi Mobile Broadband di Wilayah Surabaya dengan Pendekatan SEM Bayesian. Jurnal
Sains dan Seni ITS. Vol 1 No.1
Sekaran, Uma, 2006, Research
Methoods For Business, Salemba Empat, Jakarta.
Tjiptono, Fandy (2002). Management Jasa. Penerbit Andi, Yogyakarta. Wulan, Pinontoan (2013). Pengaruh E-
Banking, Kualitas Pelayanan, Kualitas Komunikasi dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Nasabah pada Bank Mandiri Cabang Manado. Jurnal Emba Vol 1 No 4 .