PELATIHAN PROGRAM APLIKASI GEOGEBRA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEPROFESIONALAN GURU SMP DI KECAMATAN BULELENG

  

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN PROGRAM APLIKASI GEOGEBRA SEBAGAI

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEPROFESIONALAN

GURU SMP DI KECAMATAN BULELENG

Dr. Gede Suweken, M.Sc./196111111987021001

Dra. I Gusti Ayu Mahayukti, M.Si./ 196008231986012001

  

I Made Suarsana, S.Pd., M.Si./ 198302172006041003

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor:

  

023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 Mei 2013

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

  

2013

  • Nama -
  • NIDN
  • Pangkat/Gol
  • Alamat Kantor -

  • Nama -
  • Alamat Kantor -
  • Nama -
  • Alamat Kantor -

  Mengetahui: Dekan Fakultas MIPA, Ketua Pelaksana, Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. Dr. Gede Suweken, M.Sc.

  NIP. 195901011984031003 Singaraja, 6 November 2013

  Ketua LPM Undiksha, Prof. Dr. Ketut Suma, M.S.

  f. Lama kegiatan : 8 bulan Mengetahui

  e. Biaya yang diperlukan : Rp. 7.500.000,00 (lima juta rupiah)

  Penata Muda Tk. I/IIIb Jl. Udayana, Singaraja Perumahan Kartika Kencana IV/15, Panji, Singaraja

  Alamat Rumah : : : I Made Suarsana, S.Pd., M.Si.

  Pangkat/Gol

  Pembina Utama Madya/IVc Jl. Udayana, Singaraja Jl. Laksamana, Gang Arjuna, Singaraja 3. Anggota II

  Alamat Rumah : : : Dra. I Gusti Ayu Mahayukti, M.Si.

  Pangkat/Gol

  2. Anggota I

  196111111987021001 0011116106 Penata Tk. I/IIId Jl. Udayana, Singaraja Jl. Mayor Metra, Kel. Liligundi, 34a, Singaraja

  Alamat Rumah : : : : : : Dr. Gede Suweken, M.Sc.

  NIP

  Ketua

  d. Identitas Pelaksana 1.

  c. Bidang Kegiatan : Pelatihan

  b. Jenis Program : Pengabdian Pada Masyarakat

  a. Judul Program : Pelatihan Program Aplikasi GeoGebra sebagai Upaya untuk Meningkatkan Keprofesionalan Guru SMP di Kecamatan Buleleng

  HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

  NIP. 195812311986011005 NIP. 196111111987021001

  RINGKASAN

  Dari tanggal 5 sampai dengan tanggal 13 Juli 2013 telah dilakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dalam bentuk pelatihan penggunaan GeoGebra untuk membuat media pembelajaran eksploratif (mathlet) untuk pembelajaran matematika. Peserta dari kegiatan P2M tersebut adalah guru-guru matematika SMP di Kecamatan Buleleng. Kegiatan ini dipandang penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

  Kegiatan pelatihan dibagi menjadi dua bagian.Bagian pertama berupa teori yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2013.Pembekalan teori pembelajaran dan pentingnya media dalam pembelajaran tersebut selanjutnya diikuti dengan kegiatan pelatihan/praktek penggunaan GeoGebra sebagi alat untuk membuat media pembelajaran. Informasi tentang cara penggunaan GeoGebra diselenggarakan pada tanggal 6 Juli 2013 yang selanjutnya diikuti dengan pembuatan media (mathlet) selama seminggu. Pada tanggal 13 Juli 2013 para guru berkumpul lagi untuk mempresentasikan mathlet yang telah mereka buat untuk mendapatkan masukan baik dari instruktur maupun dari teman sejawat mereka. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan kesadaran guru akan pentingnya media dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan guru dalam membuat media pembelajaran (mathlet). Hal ini terbukti dari diskusi yang intens selama kegiatan teori, keterlibatan guru selama kegiatan praktek, maupun dari produk-produk (mathlet) yang dihasilkan.

  

Kata kunci: kualitas pembelajaran, media pembelajaran, mathlet, GeoGebra, pengetahuan,

keterampilan.

  SUMMARY

  From 5th to 13rd July 2013, Social Service Activity (P2M) has been carried out. The activity is in the form of training, namely training in using GeoGebra to produce Mathematics Learning Media, popularly called mathlet. The activity is attended by Secondary School mathematics teachers of in Buleleng Regency. The activity is divided into two main parts,

  th

  namely theoretical and practice. The theoretical part is carried out on July, 5 . It is about the learning of mathematics and the importance of learning media on the learning process. Then, on

  th th

  July 6 , the activity is continued by training teachers about using GeoGebra. From July 7 to

  th

  July 12 , teachers were doing their individual task of building a mathlet using GeoGebra. Finally

  th

  on July 13 teachers presents their mathleths to have comments whether from the instructor as weel as from their colleagues. It seems that the activity has been successful in improving teachers‟ awareness of the importance of media in learning and in improving their skill in bulding mathlets using GeoGebra. These are clear from the intense discussion during the theoretical activity and the intense engagement during the practice of building mathlets.

  Keywords:learning quality, learning media, mathlet, GeoGebra, knowledge, skill.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas rahmat Beliaulah kegiatan P2M yang berjudul “Pelatihan Program Aplikasi

  

GeoGebra sebagai Upaya untuk Meningkatkan Keprofesionalan Guru SMP di Kecamatan

Buleleng

  ” ini dapat terlaksana dengan baik. Selama perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemulisan laporan hasil kegiatan P2M ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan rendah hati, ijinkan kami mengucapkan terima kasih kepada:

  1) Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha yang telah berkenan menyediakan dana untuk kegiatan ini,

  2) Bapak dan Ibu Guru Matematika SMP Kecamatan Buleleng yang telah aktif terlibat dalam kegiatan ini,

  3) MGMP Matematika Kabupaten Buleleng yang telah memfasilitasi baik guru maupun tempat untuk terselenggaranya kegiatan ini,

  4) Teman-tema dosen yang terlibat dalam kegiatan ini,

  5) Semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu demi satu.

  Akhirnya penulis berharap semoga laporan kegatan P2M ini bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

  Singaraja, November 2013, Penulis.

DAFTAR ISI

  Halaman Kulit i Lembar Pengesahan ii Ringkasan iii Kata Pengantar iv Daftar Isi v

BAB I PENDAHULUAN

  1

  1.1 Analisis Situasi

  1

  1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

  4

  1.3 Tujuan Kegiatan

  4

  1.4 Manfaat Kegiatan

  5

  1.5 Khalayak Sasaran

  5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  6

  2.1 Peranan Media dalam Pembelajaran

  6

  2.2 Mathlet dalam Pembelajaran Matematika

  9

  2.3 GeoGebra sebagai Software Pembelajaran Matematika

  11

  2.4 Contoh Aplikasi GeoGebra dalam Pembelajaran Matematika

  12 BAB III METODE PELAKSANAAN

  16

  3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

  16

  3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

  17

  3.3 Keterkaitan

  18

  3.4 Rancangan Evaluasi

  18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

  20

  4.1 Hasil Pelaksanaan

  20

  4.2 Pembahasan

  22 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

  24

  5.1 Simpulan

  24

  5.2 Saran-saran

  24

BAB I PENDAHULUAN Teknologi Informasi dan Komunikasi, khususnya komputer, dewasa ini memiliki peran

  yang semakin besar dalam proses pendidikan. Kualitas pendidikan dewasa ini sangat membutuhkan peran sentral komputer.Menurut Menteri Pendidikan Nasional, M. Nuh, ada beberapa peran yang dimainkan oleh komputer. Pertama sebagai pendukung dari proses pendidikan, kedua sebagai penggerak, dan ketiga sebagai pemungkin (seperti dikutip pada www.dikti.go.id). Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Pendidikan Nasional, tak henti- hentinya mengkampanyekan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.Pembaharuan dalam pendidikan telah dilakukan di berbagai Negara.Pembaharuan itu selalu melibatkan pemanfaatan teknologi yang menjadi bagian integral dari pembaharuan pembelajaran. Perubahan sangat derasyang terjadi adalah perubahan dalam hal pemanfaatan komputer untuk menggerakkan dan memungkinkan apa yang sebelumnya tidak mungkin terjadi dalam pembelajaran. Jika dirancang dengan baik, komputer bisa diprogram sedemikian rupa sehingga menghasilkan media pembelajaran virtual untuk menggerakkan pembelajaran ke kualitas, khususnya eksplorasi, yang sangat tinggi. Pemanfaatan komputer juga memungkinkan pembelajaran untuk membahas hal- hal yang sebelumnya tidak mungkin, seperti kalkulasi yang intensif, simulasi proses berskala mikro maupun makro, dan penelusuran keterkaitan antar parameter dalam suatu persamaan matematika.

1.1 Analisis Situasi

  Bagaimana dengan pembelajaran matematika di SMP di Kecamatan Buleleng?Di Kecamatan Buleleng terdapat 12 sekolah menengah pertama yang terdiri dari 7 SMP Negeri dan 5 SMP Swasta.Sekolah-sekolah ini relatif dekat dengan kota, sehingga komputer dan sarana- sarana pendukungnya tersedia secara cukup memadai. Apalagi dengan adanya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, komputer sudah bukan merupakan barang mewah lagi.Namun demikian, pemanfaatan komputer dalam pembelajaran matematika masih sangat minim.

  Berdasarkan diskusi dengan beberapa guru matematika SMP terkait pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran matematika, diperolehdata bahwa pemanfaatan komputer dalam pembelajaran baru pada sebatas penggunaan powerpoint, termasuk di sekolah-sekolah RSBI.Penggunaan ini pun masih sangat minim kuantitasnya, khususnya pada pelajaran matematika.Mereka terkadang lebih nyaman mengajar hanya dengan menggunakan spidol dan papan tulis.Mereka merasa pembelajaran matematika dengan powerpointmenjadikan pembelajaran menjadi kaku dan siswa tidak mengetahui/mengalami proses untuk mendapatkan apa yang tertera pada layar. Terkait dengan pembelajaran yang memerlukan ilustrasi grafik, baik dalam pembelajaran aljabar maupun geometri, guru jarang menggunakan komputer, sebagian besar penjelasan materi dipresentasikan dengan spidol dan papan tulis.Representasi grafik di papan tulis tentu saja bersifat statis, sehingga peranan sebuah parameter (koefisien) dari sebuah persamaan matematika tidak bisa dieksplorasi dengan bebas.Akibatnya pengaruh koefisien tersebut terhadap grafik dari persamaan tadi sulit dipahami siswa.Tidak demikian halnya dengan grafik yang direpresentasikan dengan bantuan komputer. Grafik sajian komputer bisa sangat dinamik, perubahan pada suatu parameter dari suatu persamaan akan secara instant mengubah tampilan grafik dari persamaan tersebut. Dengan cara ini, keterkaitan antara persamaan dan grafiknya dengan sangat jelas bisa terlihat. Namun sayangnya, tidak banyak guru yang memiliki kemampuan membuat visualisasi grafik dinamik dengan bantuan komputer seperti ini.

  Dalam pemilihan sumber belajar, guru biasanya menggunakan buku teks dan LKS yang sudah jadi.Jarang sekali guru membuat sendiri buku atau LKS yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dari segi isi, sebenarnya para guru telah memiliki pemahaman konsep matematika yang baik untuk mengembangkan materi ajar yang baik, namun ketika mereka akan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan, sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan, terutama dalam membuat representasi visual berupa grafik. Solusi yang mereka tempuh biasanya menggambar grafik atau bangun-bangun geometri tersebut secara manual.Andai pun mereka menggunakan komputer, maka program yang mereka gunakan dalam membuat grafi atau gambar-gambar tersebut hanyalah MS Word.Program pengolah kata MS Word memiliki kemampuan membuat grafik atau gambar bangun geometri yang sangat terbatas.Akibatnya grafik atau gambar geometri yang mereka hasilkan kelihatan tidak akurat, dan tidakprofessional. Jika grafik atau gambar geometri ini digunakan untuk keperluan asesmen atau tes, maka tentu akan sangat menyulitkan atau bahkan menyesatkan siswa. Tentu akan sangat memprihatinkan jika siswa jawaban salah siswa karena grafik atau gambarnya yang tidak akurat dan menyesatkan.

  Berdasarkan hasil di atas, tampak bahwa guru-guru matematika SMP masih menghadapi kesulitan terkait dengan pembuatan media pembelajaran matematika, bahan ajar, LKS maupun instrument penilaian hasil belajar matematika yang baik dan benar. Program aplikasi yang mereka kuasai selama ini belum mampu menjawab permasalahan yang mereka hadapi.Oleh karenanya perlu suatu kegiatan pelatihan program aplikasi yang dapat memecahkan permasalahan di atas.GeoGebra adalah salah satu program aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah di atas. Mengapa GeoGebra?

  GeoGebra adalah software pembelajaran matematika dinamik yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter untuk pembelajaran matematika di sekolah-sekolah (Sudrajat, 2008).GeoGebra tersedia secara gratis dan luas di internet untuk berbagai jenis sistem operasi.

  Sesuai dengan namanya, software matematika dinamis (dynamic mathematics software), software ini bisa dimanfaatkan untuk membuat konsep-konsep matematika menjadi dinamik.Konstruksi dan eksplorasi dari bangun-bangun geometri dan grafik suatu persamaan semuanya dapat dilakukan secara dinamik, sehingga pembelajaran matematika menjadi eksploratif dimana siswa bisa melihat secara langsung dan instant keterkaitan antara representasi analitik dan visual suatu konsep maupun keterkaitan antar konsep-konsep matematika.Bukan itu saja, GeoGebra memang dirancang untuk memenuhi kaidah-kaidah pembelajaran matematika yang berkualitas. Ini tampak dari tampilannya (interface-nya) yang terdiri dari 3 jendela: jendela analitik (aljabar), jendela grafis (visual), dan jendela numerik (spreadsheet). Menurut teori, matematika seharusnya dibelajarkan dengan menggunakan sedikitnya 3 pendekatan, yaitu analitik, visual, dan numerik.Ini dengan sangat baik terakomodasi dalam GeoGebra.Tidak mengherankan bila sejak dirilis, mulai tahun 2002 hingga 2010 software ini telah mendapat sekitar 12 perhargaan internasional yang kesemuanya memposisikan GeoGebra sebagai software pendidikan terbaik, diantaranya National Technology Leader Award, Laureat in the Education Category, best project for educator dan lain-lain (wikipedia.com).

  Ketika penulis sampaikan fitur-fitur GeoGebra di atas kepada para guru dalam berbagai kesempatan, baik itu saat GSM (Gema Seminar Matematika) yang diselenggarakan oleh HMJ Matematika, dalam suatu pertemuan terbatas ketika pelaksanaan penelitian HB, maupun pada suatu pertemuan singkat yang diselenggarakan MGMP Buleleng di SMPN 2 Singaraja tahun lalu, tampak para guru sangat berminat untuk menindaklanjutinya. Bahkan ketika pertemuan di SMPN 2 tahun lalu, para guru sebenarnya sudah sepakat untuk melanjutkan pertemuan awal tersebut dengan workshop yang hanya membahas GeoGebra secara lebih detail (Surat Permohonan Terlampir). Namun sampai saat ini workshop yang dimaksud tidak pernah terwujud, karena berbagai kendala di MGMP Buleleng.Karena itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan pendanaan dari P2M Dipa Undiksha.Melalui kegiatan ini diharapkan permasalahan yang dihadapi guru terpecahkan dan pembelajaran matematika menjadi lebih berkualitas. Juga, melalui kegiatan ini implementasi TIK ke dalam pembelajaran matematika tidak lagi hanya sekedar tontonan powerpoint dimana siswa hanya bersifat pasif menonton tayangan tanpa terlibat dalam suatu proses yang menantang.

  Secara spesifik, melalui kegiatan ini para guru diharapkan bisa membuat sendiri media pembelajaran virtual berbantua GeoGebra dan bahan ajar matematika yang sesuai dengan kondisi kelasnya, sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih berkualitas.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

  Dari analisis situasi di atas, jelas bahwa guru-guru SMP di Kabupaten Buleleng menghadapi permasalahan dalam membuat media virtual, bahan ajar maupun instrumen penilaian matematika yang melibatkan gambar geometri maupun grafik suatu persamaan karena keterbatasan penguasaan software yang relevan. Oleh karenanya, perlu diselenggarakan suatu kegiatan pelatihan (workshop) sehingga mereka dapat membuat media pembelajaran virtual, membuat gambar geometri atau grafik persamaan dengan baik dan benar untuk keperluan bahan ajar yang mereka susun. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi para guru dalam pembelajaran matematika dapat dirumuskan sebagai berikut : ”Kemampuan guru-guru matematika SMP di Kabupaten Buleleng dalam membuat media pembelajaran virtual, membuat gambar-gambar geometrik, dan grafik dari suatu persamaan matematika untuk keperluan pembelajaran mereka masih belum optimal”.

  1.

3 Tujuan Kegiatan

  Secara umum tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk meningkatkan keprofesionalan guru- guru SMP Kecamatan Buleleng dalam pembuatan media pembelajaran virtual (Mathlet) yang

  1. Meningkatkan pemahaman guru tentang peranan media pembelajaran pada umumnya dalam pembelajaran matematika,

  2. Meningkatkan pengetahuan guru tentang media pembelajaran virtual (mathlet) yang baik, 3.

  Meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan GeoGebra untuk membuat media pembelajaran matematika virtual,

  4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam membuat mathlet yang eksploratif.

1.4 Manfaat Kegiatan

  Kegiat kegiatanan P2M ini akan memberikan kontribusi positif pada keprofesionalan guru dalam melaksanakan tugas-tugas keguruannya. Secara eksplisit, manfaat P2M ini adalah:

  1. Guru yang terlibat dalam kegiatan ini akan memperoleh tambahan pengetahuan tentang pentingnya media pembelajaran dalam pembelajaran matematika,

2. Guru-guru yang terlibat akan mendapatkan tambahan keterampilan dalam menggunakan

  GeoGebra, 3. Guru-guru akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat mathlet yang siap digunakan dalam pembelajaran.

1.5 Khalayak Sasaran

  Secara umum kegiatan P2M ini bertujuan untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya melalui peningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam merancang dan membuat media pembelajaran virtual (mathlet) yang eksploratif.Sehubungan dengan hal ini, maka khalayak sasaran yang strategis adalah guru-guru, terutama guru-guru matematika yang masih sangat terbatas kemampuannya dalam merancang dan membuat mathlet.

  Berdasarkan atas pertimbangan biaya dan ketresediaan sarana-prasarana maka pada saat ini diputuskan untuk menyelenggarakan P2M ini untuk guru-guru SMP di kota, yakni di Kecamatan Buleleng.

  Rendahnya pemahaman guru tentang media pembelajaran baik konvensional maupun dan bagaimana membuat media pembelajaran virtual yang baik. Sementara ketiadan informasi dan rendahnya keterampilan mereka dalam menggunakan komputer di luar MS Office, menyebabkan mereka tidak mampu membuat media pembelajaran virtual (mathlet) yang sesuai kebutuhan dan eksploratif.

  Pada kegiatan P2M ini, para guru akan 1. Mendapatkan penyegaran tentang peranan media dalam pembelajaran matematika, 2.

  Tambahan pengetahuan tentang media pembelajaran virtual yang baik, 3. Mendapatkan pelatihan tentang penggunaan GeoGebra, 4. Mendapatkan pelatihan tentang pembuatan mathlet eksploratif dengan menggunakan GeoGebra.

  Muara dari kegiatan ini adalah para guru mampu membuat mathlet yang baik dan eksploratif sesuai pokok bahasan atau sub-pokok bahasan yang akan mereka ajarkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan Media dalam Pembelajaran

  Konsep dalam matematika didefinisikan sebagai ide-ide abstrak yang bisa dipakai untuk mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Dengan konsep-konsep tersebut orang bisa menentukan apakah suatu objek atau peristiwa adalah contoh atau bukan contoh dari konsep tersebut. Dengan konsep bilangan prima, misalnya, orang akan bisa menentukan apakah sembarang bilangan yang disodorkan kepadanya merupakan bilangan prima atau bukan (Hudoyo, Herman, 2003).

  Dalam matematika konsep-konsep bersifat hierarkis. Dengan demikian, jika konsep A mendasari konsep B, maka konsep B akan sulit dipahami siswa jika ia belum memahami konsep A. Dalam kaitan inilah prior knowledge siswa harus diperhatikan dalam pembelajaran matematika. Belajar matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan- hubungannya yang diatur menurut urutan logis. Penguasaan konsep sebelumnya adalah syarat pelu bagi pemahaman konsep matematika berikutnya.

  Pemahaman terhadap suatu konsep adalah salah satu aspek kognitif dalam taksonomi Bloom.Siswa memahami sesuatu konsep, dicirikan oleh kemampuannya untuk mentranslasi (mengubah) konsep tersebut, menginterpretasikan konsep tersebut, dan mengekstrapolasi konsep tersebut (Ruseffendi, 1988). Secara lebih operasional, siswa dikatakan memahami suatu konsep matematika jika ia mampu

  (1) memberikan interpretasi (interpreting) terhadap konsep tersebut, (2) memberikan contoh (exemplify-ing) konsep, (3) Mengklasifikasikan (classifying) objek atau fenomena sebagai anggota atau bukan dari suatu konsep, (4) Merangkum (summarizing), (5) Menduga (inferring), (6) Membandingkan (comparing), dan (7) Menjelaskan (explaining) (Anderson, et.al, 2001).

  Seperti telah disebutkan di atas belajar matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak (konsep), struktur-struktur, serta hubungan-hubungannya yang diatur dalam urutan logis. Karena melakukan aktivitas tertentu secara aktif agar ia bisa mengenali mahluk tersebut untuk pada akhirnya mengkonstruksi kembali pola, struktur dan hubungan-hubungan yang ada diantara konsep-konsep abstrak tersebut.

  “Knowledge must be constructed by the learner; it can not be

  supplied by the teacher. We are all responsible for our own learnin g; no one can learn for us”

  (Sigfried M. Holzer dan Raul H. Andruet, 2000). Apalagi siswa SMP yang masih berada pada tahap peralihan dari tahap operasi konkrit ke tahap operasi formal maka kesempatan bermain- main dengan konsep yang abstrak tersebut harus diberikan. Bahkan Ausubel (dalam Herman Hudoyo, 2003) menekankan bahwa seorang mahasiswa pun (sudah berada pada tahap operasi formal) bila dihadapkan pada suatu suatu konsep yang benar-benar baru, pertama-tama ia akan mendekatinya secara konkrit.

  Berkaitan dengan hal ini, Depdiknas (2004) menyatakan bahwa Matematika Sekolah dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan. Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran matematika adalah

  (1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan pola-pola atau hubungan, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan, (3) mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan, perbedaan, perbandingan, pengelompokan, dan sebagainya, (4) mendorong siswa untuk menarik kesimpulan umum, dan (5) membantu siswa memahami dan menemukan hubungan antara konsep satu dengan lainnya. (Depdiknas, 2004).

  Yang menjadi masalah sekarang adalah, bagaimanakah caranya agar siswa mendapat kesempatan bereksperimen dan mengeksplorasi konsep?Untuk materi-materi yang sangat mendasar, penjumlahan dan pengurangan, misalnya, siswa bisa menggunakan benda-benda konkrit.Tetapi untuk materi-materi yang sudah agak lanjut, penggunaan benda-benda konkrit kadangkala tidak mungkin lagi. Konsep tentang gradien (kemiringan) garis lurus, posisi dua garis pada bidang datar (kesejajaran, ketegak-lurusan, keterpotongan), apa peranan a, b dan c dalam

  2

  2

  fungsi kuadrat y = ax + bx + c, dan bagaimana hubungan antara diskriminan b

  • – 4ac dan grafik fungsi kuadrat, adalah beberapa contoh konsep matematika yang tidak mungkin dicarikan benda konkritnya. Dalam hal inilah komputer bisa sangat membantu. Dengan program-program sederhana yang terfokus pada suatu konsep (mathlet), siswa akan bisa dibantu untuk „merasakan” atau “memaknai” suatu konsep yang dipelajari sebelum konsep tersebut diabstraksi. “By helping people visualize and experiment with mathematical phenomena, modern computing

  

technology have changed the way all people learn and work. In school they can influence how

  mathemtics is learnt and taught.

  ” (Albert. A Cuoco, et.al, 1995).Jadi, dengan bantuan mathlet siswa dimungkinkan untuk melakukan eksperimen, eksplorasi terhadap konsep-konsep yang sedang dipelajari.Eksperimen dan eksplorasi konsep ini bisa dilakukan secara numerik maupun visual dalam bentuk grafik atau animasi. Semua interaksi ini terjadi secara „live‟ di layar monitor, sehingga siswa tidak perlu menunggu lama untuk mengetahui apakah respon yang diberikannya benar atau salah. Perolehan balikan yang segera juga akan merupakan motivasi yang kuat bagi siswa untuk belajar. Melalui mathlet, teori belajar tingkah laku bisa direalisasikan dengan sangat sempurna, karena

  1.Learners will be told the explicit outcomes of the learning so that they can set expectations and can judge for themselves whether or not they haveachieved the outcome of the online lesson,

  2. Learners will be tested to determine whether or not they have achieved the learning outcome. Online testing or other forms of testing and assessment should

be integrated into the learning sequence to check the learners‟ level

of achievement and to provide appropriate feedback.

  3. Materials will be sequenced appropriately to promote learning. The sequen- cing could take the form of simple to complex, known to unknown, and knowledge to application.

  4. Learners will be provided with feedback so that they can monitor how they are doing and take corrective action if required. (Anderson, Terry &Fathi Elloumi, 2004)

2.2 Mathlet dalam Pembelajaran Matematika

  Komputer kini benar-benar telah memainkan peranan yang sangat luas dalam pembelajaran. Disamping sebagai alat bantu dalam pengolahan data siswa, komputer juga digunakan sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi ajar, mengevaluasi ketuntasan belajar siswa, dan memonitor kemajuan siswa dalam pembelajaran. Menurut Ahmad Kamaludin, pembelajaran berbantuan komputer bisa sangat berkesan karena:

  1. Children who use a computer at home are more enthusiastic and confident when using one in school.

  2. IT can provide a safe and non-threatening environment for learning.

  3. IT has the flexibility to meet the individual needs and abilities,

  4. Students who have not enjoyed learning can be encouraged by its use,

  5. Computers give students the chance to achieve where they have failed, 6. Computers can reduce the risk of failure at school.

  7. IT allows students to reflect on what they have written & change it easily,

  8. IT gives students immediate access to richer source materials

  9. IT can present information in new ways which help students to understand, assimilate and use it more readily.

  10. IT removes the chore of processing data manually and frees students to concentrate on its interpretation and use.

  11. Difficult ideas are made more understandable when information technology makes them visible.

  12. Interactive technology motivates and stimulates learning.

  13. IT gives students the power to try out different ideas and to take risk.

  14. Computer simulations encourage analytical and divergent thinking.

  15. IT is particularly successful in holding the attention of pupils with emotional and behavioural difficulties.

16 IT can often compensate for the communication and learning difficulties of students with physical and sensory impairments.

  17. Pupils with profound and multiple learning difficulties can be encouraged to purposeful activity and self-awareness by IT.

  18. IT offers potential for effective group working. Dalam sebuah tulisannya, Magdy F. Iskander, dkk. menyatakan bahwa:

  Recent studies show that computer-aided instruction (CAI) provides a significant opportunity to improve the quality of teaching profoundly and cost-effectively. It has been reported that CAI may present a 50 percent increase in retention, a significant improvement in the learning rate, an increase in course completion, and a decrease in the overall cost of education, particularly when distance learning is involved. Based on these statistics and as the computer technology, simulation tools, and graphics software continue to grow, expand, and improve, the development of technology-based educational tools-interactive multimedia software-is not only justifiable but also commendable.

  Banyak sekali software komputer yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika; Matlab, Maple, Mathematica, Cabri, Logo, dan DSTools, adalah beberapa diantaranya. Namun software-software ini tentu saja harus dibeli secara terpisah dari Sistem Operasi Windows dan kadang susah memperolehnya. Disamping software-software yang harus dibeli di atas, di internet sekarang juga banyak sekali software pembelajaran yang gratis.Software-software jenis ini di internet dikenal sebagai FOSS (Free Open Source Software

  

for Education Purposes ).Beberapa contoh FOSS ini adalah DG (Dynamic Geometry, Geonext,

  Geogebra, Geometer Sketchpad, Cabri Java dan lain-lain).Disamping software-software yang yang sudah sangat dikenal guru, yaitu Microsoft Office.Salah satu program dalam Microsoft

  

Office yang terkait erat dengan mathlet adalah Microsoft Excel atau secara singkat disebut

Excel. Kebanyakan orang mengenal Excel hanya sebagai software yang sifatnya

  numeric.Sebagian kecil mungkin tahu bahwa Excel juga bisa dipakai untuk menggambar grafik.Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa Excel ternyata juga memiliki kemampuan animasi yang sangat bagus dan sangat mudah diprogram.Dengan dua kemampuan ini, yaitu numeric dan grafik, dan ketersediaannya yang luas, Excel menjadi satu pilihan yang sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.

2.3GeoGebra Sebagai Software Pembelajaran Matematika

  GeoGebra adalah software matematika dinamik untuk pembelajaran matematika di sekolah.GeoGebra dapat digunakan baik untuk mennyelesaikan masalah-masalah matematika maupun untuk membuat media pembelajaran virtual atau menggambar bangun-bangun geometrik dan grafik fungsi.Berikut adalah tampilan dari GeoGebra.

  Jendela Spreadsheet Jendela Aljabar Jendela Grafik Jendela Input Jendela Perintah Gambar 1: Tampilan GeoGebra

  Sebagai alat untuk menyelesaikan masalah matematika, GeoGebra dengan mudah dipakai untuk menyelesaikan baik masalah aritmatika, aljabar, geometri, statistik maupun kalkulus. Spreadsheet. Masalah Aljabar dan Kalkulus bisa diselesaikan dengan memanfaatkan perintah- perintah yang disediakan dalam software ini.Masalah geometri diselesaikan dengan memanfaat- kan berbagai tool yang tersedia atau dengan menggunakan perintah-perintah yang tersedia.

  Namun, selain untuk menyelesaikan berbagai masalah matematika, keunggulan lain dari GeoGebra adalah kemampuannya untuk memvisualisasikan konsep-konsep matematika secara dinamik. Keunggulan inilah yang membuat GeoGebra menjadi software yang sangat ampuh untuk membuat media pembelajaran virtual baik untuk matematika maupun pelajaran lain, seperti misalnya fisika. Media pembelajaran ini bisa dibuat dengan menggunakan berbagai tool mapun perintah yang tersedia, atau dengan mengkombinasikannya dengan bahasa pemrograman Javascript.Dengan kemampuan ini GeoGebra bisa diubah menjadi media pembelajaran virtual yang sangat ampuh untuk mengeksplorasi konsep-konsep matematika.Guru dapat memanfaatkan GeoGebra untuk membantu pembuatan konjektur dan pembuktian teorema.

  Akhirnya yang tak kalah pentingnya (the last but not the least) adalah kemampuan GeoGebra untuk mengeksport file yang dibuatnya menjadi file berekstensi .html yang dinamik. Dengan kemampuan terakhir ini, semua hal yang dikerjakan di GeoGebra bisa ditampilkan di web dengan tanpa kehilangan fitur dinamiknya. Tampilan web tentu saja bisa diakses siswa dimanapun dan kapanpun di dunia ini dengan hanya menggunakan web brouwser. Konsekuensi lebih lanjut dari hal ini adalah, siswa bisa belajar dimanapun dan kapanpun dengan mengakses media pembelajaran virtual yang sudah dibuat dengan menggunakan GeoGebra.

  Selain fitur-fitur yang sudah disebutkan di atas, fitur lain yang sangat penting dari GeoGebra adalah kemudahan dalam menggunakannya. Selain memenuhi persyaratan pedagogic yang baik bagi pembelajaran matematika, GeoGebra juga dirancang sedemikian rupa sehingga mudah digunakan guru yang umumnya tidak menguasai pengetahuan pemrograman computer yang memadai. Dengan fitur ini, GeoGebra akan sangat mudah digunakan guru. Guru tidak perlu khawatir sulit beradaptasi dengan software satu ini.

2.4 Contoh Aplikasi GeoGebra dalam Matematika

a. Menggambar vs. Mengkonstruksi

  ,

  Jika diinginkan gambar-gambar diinginkan dalam matematika bisa dikonstruksi dengan GeoGebra, bukan digambar. Pengkonstruksian suatu bangun geometri akan menghasilkan

  Sebagai contoh, misalkan kita menginginkan sebuah persegi. Persegi yang dihasilkan dengan cara menggambar, kelihatannya saja persegi. Tetapi begitu titik-titik sudutnya di drag ke tempat lain, maka persegi tersebut tidak akan persegi lagi, mungkin hanya sekedar segiempat. Tidak demikian halnya dengan persegi yang dikonstruksi. Persegi yang dikonstruksi tidak akan

  

Gambar 2: Beberapa tool dalam GeoGebra

  Untuk membuat grafik suatu fungsi atau persamaan aljabar, maka persamaan tersebut diketikkan ke dalam Input Bar (Jendela Input) di bagian bawah dari GeoGebra.

  Seperti yang telah dinyatakan di atas, fitur lain yang sangat mengesankan adalah, bahwa GeoGebra memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai alat untuk membuat media pembelajaran. Tentu saja untuk bisa membuat media pembelajaran yang baik, seseorang terlebih dahulu harus mengetahui syarat media pembelajaran yang baik.Kemampuan selanjutnya dari seorang guru adalah bagaimana memanfaatkan pengetahuan matematika dan pengetahuan pedagogiknya untuk mendisain sebuah media pembelajaran yang baik.Berikut adalah beberapa

  Tool untuk memindahkan objek (gambar) di jendela grafik. Tool untuk membuat titik. Tool untuk membuat garis. Tool untuk mengukur besar sudut. Tool untuk memindahkan layar gambar. Tool untuk membuat garis tegak Lurus dengan garis lain Tool untuk membuat poligon Tool untuk membuat lingkaran

b. GeoGebra untuk Membuat Media Pembelajaran

  contoh dari media pembelajaran matematika yang eksploratif yang dibuat dengan menggunakan GeoGebra.

  

Gambar 3: Beberapa Media Pembelajaran Dibuat dengan GeoGebra

  Dengan media-media pembelajaran tadi, pembelajaran matematika akan menjadi sangat eksploratif, dimana siswa terlebih dahulu melakukan eksplorasi atau eksperimentasi sebelum akhirnya konsep yang dipelajari dibuat formal. Dengan cara seperti ini, pemaknaan terhadap konsep-konsep matematika berjalan secara alami, dan pembelajaran menjadi bukan sekedar hapalan.

  c . Hasil Penelitian Yang Relevan

  Beberapa penelitian tindakan kelas (PTK) tentang pemanfaatan media pembelajaran virtual dalam pembelajaran matematika telah sempat penulis lakukan, baik itu di tingkat SMP, SMA, maupun perguruan tinggi (Suweken; 2008, 2007, 2006). Berdasarkan pada hasil-hasil yang dicapai, pemanfaatan media pembelajaran virtual dalam pembelajaran matematika memang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil utama yang paling mengesankan dari PTK yang telah dilakukan tersebut adalah bahwa keterlibatan siswa/mahasiswa dalam pembelajaran benar-benar sangat positif, atmosfir kelas ketika itu benar-benar atmosfir belajar, diskusi siswa di depan komputer dengan media pembelajaran virtualnya benar-benar diskusi tentang matematika.

  Karena hasil-hasil positif yang telah diperoleh ini, maka pada tahun 2010 dan 2011, penelitian ditingkatkan menjadi Hibah Bersaing. Hasilnya pun sangat mengesankan. Komentar para reviewer saat seminar hasil-hasil penelitian di Jakarta tahun 2011 sangat memuaskan, sampai-sampai mereka meminta media yang telah penulis hasilkan.

  Berdasarkan pada hasil-hasil tersebut di atas, penulis merasa alangkah baiknya jika pengetahuan tentang pembuatan media pembelajaran virtual, khususnya yang berbasis Geo- Gebra, bisa disebarluaskan ke lingkungan yang lebih luas yaitu para guru matematika. Harapan dari semua aktivitas ini adalah meningkatknya kualitas pembelajaran matematika, yang pada akhirnya nanti akan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

BAB III Metoda Pelaksanaan

3.1 Kerangka pemecahan masalah

  Berangkat dari masalah yang dihadapi guru, maka alternative pemecahan masalah dalam kegiatan P2M ini dapat digambarkan sebagai berikut:

  Identifikasi Berbagai Alternatif Masalah Pemecahan yang Feasible Pemecahan Masalah Pelaksanaan

  Terpilih Gambar 1: Diagram Kerangka Pemecahan Masalah

  Tiga personil dilibatkan dalam kegiatan P2M ini. Gede Suweken, sebagai ketua pengabdian,sudah memiliki pengetahuan yang sangat memadaitentang pembelajaran matematika dan medianya. Selain itu, juga memiliki pengalaman yang cukup dalam pembuatan media pembelajaran virtual berbasis GeoGebra.Karena itulah penyaji utama dalam kegiatan ini adalah Pak Suweken.Adapun materi yang akan diberikan adalah: a.

  Media Pembelajaran Matematika dan peranannya dalam pembelajaran. b.

  Syarat-syarat media pembelajaran virtual berkualitas, c. Cara menggunakan Software GeoGebra dan contoh penggunaan GeoGebra dalam pembuatan media pembelajaran, d.

  Latihan pembuatan media pembelajaran sesuai materi yang diajarkan di SMP.

  Media ini diharapkan bervariasi sehingga akan terkumpul banyak media yang siap digunakan dalam pembelajaran yang sesungguhnya.

  I Made Suarsana juga memiliki pengalaman dalam memanfaatkan komputer untuk pembelajaran matematika.Ia juga memiliki pengetahuan yang memadai tentang GeoGebra, karena itu Suarsana akan difungsikan sebagai pendamping dalam kegiatan pelatihan penggunaan GeoGebra.

  Sedangkan I Gusti Ayu Mahayukti akan difungsikan sebagai pendamping dalam pelaksanaan pelatihan GeoGebra dan sebagai seksi perlengkapan.

3.2 Metoda Pelaksanaan Kegiatan

  Secara umum, kerangka pemecahan masalah yang diajukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi digambarkan pada Gambar 1.Berangkat dari permasalahan yang dihadapi, disusun berbagai alternative pemecahan yang feasible.Selanjutnya dari berbagai alternative yang mungkin tersebut, dipilih alternative yang paling mungkin dilaksanakan.Alternatif yang paling tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi guru tersebut adalah kombinasi diskusi dan pelatihan pembutan media pembelajaran virtual berbantuan GeoGebra.

  Secara garis besar kegiatan P2M ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian besar.

a. Ceramah dan Diskusi

  Kegiatan ini berisi ceramah dan diskusi tentang pentingnya media pembelajaran dalam pembelajaran matematika. Kegiatan akan diisi oleh pakar dari Undiksha yang memahami dan mendalami media pembelajaran matematika, terutama yang virtual. Materi dari bagian ini akan meliputi: (1) peranan media secara umum dalam pembelajaran matematika, (2) syarat-syarat media pembelajaran matematika virtual, dan (3) GeoGebra dan berbagai keunggulannya yang potensial untuk penyelenggaraan pembelajaran matematika yang berkualitas.

  b. Praktek

  Kegiatan praktek akan diisi dengan pelatihan penggunaan GeoGebra, bagaimana memanfaatkannya dalam pembuatan media pembelajaran matematika yang baik. Topik-topik yang akan dibahas meliputi: 1.

  Tiga jendela utama GeoGebra, 2. Berbagai menu dan tools dalam GeoGebra, 3. Perbedaan antara mengkonstruksi dan menggambar dalam matematika dan

  GeoGebra, 4. Penggunaan GeoGebra dalam Geometri, 5.

  Penggunaan GeoGebra dalam Aljabar, 6. Mengaitkan Aljabar dan Geometri dengan GeoGebra, 7. Interaktifitas dalam GeoGebra, 8. Contoh-contoh 9. Mengunggah GeoGebra ke internet, dan 10.

  Menempelkan GeoGebra ke Powerpoint.

  c. Presentasi

  Kegiatan ini akan berisi presentasi berbagai media pembelajaran yang dihasilkan guru selama pelatihan ini dan bagaimana mengintegrasikannya dalam pembelajaran matematika.

3.3 Keterkaitan

  Selain dengan guru-guru matematika SMP, kegiatan ini terkait dengan beberapa institusi antara lain :

  1. MGMP Matematika SMP Kabupaten Buleleng dalam memanggil guru-guru matematika di Kecamatan Buleleng,

  2. Para pengawas 3.

  Undiksha khususnya LPM selaku penyandang dana.

  4. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Undiksha.

3.4 Rancangan Evaluasi

  1. Evaluasi proses, dilakukan pada saat kegiatan dilaksanakan. Aspek yang di evaluasi adalah aktivitas peserta dalam mengikuti pelatihan. Keberhasilan dapat dilihat dari aktivitasnya selama kegiatan baik bertanya, menjawab pertanyaan dan diskusi.

  2. Evaluasi Hasil, berupa media pembelajaran virtual berbasis GeoGebra. Evaluasi ini dilakukan setelah produk selesai yang diharapkan diserahkan 1 minggu setelah kegiatan.

3. Pada akhir kegiatan peserta juga diberi angket untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan pelatihan yang telah dilaksanakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelaksanaan

  Pelaksanaan P2M ini dilakukan di ruang multimedia SMP Negeri 1 Singaraja. Kegiatan dilaksanakan dalam 10 hari dari tanggal 5 sampai dengan 13 Juli 2013.Hari pertama diisi dengan teori tentang pembelajaran, pentingnya media pembelajaran, media pembelajaran virtual (mathlet), dan pemanfaatan GeoGebra dalam pembuatan mathlet.Hari kedua diisi dengan pengenalan GeoGebra dan pelatihan tentang penggunaan GeoGebra.Kemudian selama 7 hari para guru membuat mathlet dengan menggunakan GeoGebra.Materi atau konsep yang dipilih diserahkan kepada para guru sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Terakhir, pada tanggal 13 Juli 2013, media yang telah dihasilkan serta bagaimana menggunakannya dalam pembelajaran dipresentasikan guna mendapatkan masukan dari guru lain dan dosen.

  Pada hari pertama, berbagai teori perkembangan manusia, terutama Teori Perkembangan Piaget dibahas secara cukup mendalam.Juga dibahas tentang berbagai tipe belajar manusia, khususnya yang terkait dengan tipe belajar matematika, seperti (1) tipe analitik dan simbolik, (2) tipe visual-spasial, dan (3) tipe belajar kinestetik.Teori