PERKEMBANGAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI KOTA MEDAN SKRIPSI SARJANA

PERKEMBANGAN MUSIK PROGRESSIVE METAL DI KOTA MEDAN SKRIPSI SARJANA

Dikerjakan Oleh NAMA

: SYAIF PUTRA NIM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2007

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan kurnia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan pada Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul Perkembangan Musik Progressive Metal

di Kota Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi dan masa studi, penulis tentu dibantu dan diarahkan oleh orang lain. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Teristimewa Kedua orang tua yakni Ayahanda Drs.Syaiful Munar dan Ibunda Nur Aini serta abangku Ray Franandes dan adik-adik tercinta Afria Akbar, Herdi Kurnia, dan Ilham Satria atas segala pengorbanan, dorongan, semangat dan do’a yang telah kalian diberikan.

2. Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A. dan Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Fridan Deliana, M.Si selaku Ketua Departemen Etnomusikologi, Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Sekretaris Departemen Etnomusikologi dan 3. Ibu Dra. Fridan Deliana, M.Si selaku Ketua Departemen Etnomusikologi, Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Sekretaris Departemen Etnomusikologi dan

4. Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., P.h. D atas segala saran yang sangat membantu bagi penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini.

5. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan : Taufan, Hanna, Rihem, Ichi, Indra Jaya Purba beserta keluarga, Deny, Rio dan kawan-kawan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dan kerja sama kita selama ini.

Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan yang telah diberikan dengan melimpahkan kemudahan, rahmat, serta kurnia-Nya kepada kita semua. Penulis sadar bahwa tiada sesuatu yang dapat dikerjakan dengan hasil yang sempurna. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan penelitian di bidang Etnomusikologi, dan dapat menambah wawasan bagi yang membacanya. Semoga Allah SWT memlimpahkan rahmatnya bagi kita semua. Amin.

Medan, 19 Desember 2007

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Aliran musik progressive metal merupakan sebuah inovasi dari beberapa aliran musik-musik metal yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock. Hal ini bisa memberi arti bahwa musik adalah elemen budaya yang juga selalu berkembang diluar kebudayaan itu sendiri. Dari kutipan yang di ambil dari terjemahan buku “The Music-Culture as a World of Music” dalam World of Music: An Introduction to the Music of the Word’s Peoples, oleh: Jeff Tinton, James T.Koetting, David Mc Alester, David B. Reck dan Marrk Slobin , bahwa musik adalah suatu hal yang mengalir, ia merupakan elemen kebudayaan yang dinamis, dan ia dapat berubah dan beradaptasi terhadap ekspresi dan emosi manusia. Ide atau gagasan tentang musik, organisasi sosial musik, reportoar, serta kebudayaan material musik berbeda dari satu kebudayaan musik ke kebudayaan musik yang lain”. Dapat di simpulkan bahwa musik dapat berkembang dan melahirkan genre-genre baru yang saling berkaitan. Seperti halnya yang terjadi pada musik rock yang sudah berjaya di era 60-an dan kemudian berkembang. Hal ini terbukti dengan lahirnya genre-genre baru dari musik rock, mulai dari pop rock, hard rock, psycadelic rock, classic rock, new classic rock, modern rock dan progressive rock. Lahirnya musik rock memiliki peranan penting terhadap munculnya aliran-aliran musik yang berkarakter keras seperti pada karakter musik rock bahkan lebih keras dari musik rock itu sendiri, yaitu musik metal yang juga Aliran musik progressive metal merupakan sebuah inovasi dari beberapa aliran musik-musik metal yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock. Hal ini bisa memberi arti bahwa musik adalah elemen budaya yang juga selalu berkembang diluar kebudayaan itu sendiri. Dari kutipan yang di ambil dari terjemahan buku “The Music-Culture as a World of Music” dalam World of Music: An Introduction to the Music of the Word’s Peoples, oleh: Jeff Tinton, James T.Koetting, David Mc Alester, David B. Reck dan Marrk Slobin , bahwa musik adalah suatu hal yang mengalir, ia merupakan elemen kebudayaan yang dinamis, dan ia dapat berubah dan beradaptasi terhadap ekspresi dan emosi manusia. Ide atau gagasan tentang musik, organisasi sosial musik, reportoar, serta kebudayaan material musik berbeda dari satu kebudayaan musik ke kebudayaan musik yang lain”. Dapat di simpulkan bahwa musik dapat berkembang dan melahirkan genre-genre baru yang saling berkaitan. Seperti halnya yang terjadi pada musik rock yang sudah berjaya di era 60-an dan kemudian berkembang. Hal ini terbukti dengan lahirnya genre-genre baru dari musik rock, mulai dari pop rock, hard rock, psycadelic rock, classic rock, new classic rock, modern rock dan progressive rock. Lahirnya musik rock memiliki peranan penting terhadap munculnya aliran-aliran musik yang berkarakter keras seperti pada karakter musik rock bahkan lebih keras dari musik rock itu sendiri, yaitu musik metal yang juga

Musik progressive metal adalah musik metal yang memiliki stuktur komposisi musik yang lebih kompleks dari struktur komposisi musik yang ada pada musik metal lainya. Seperti halnya aliran-aliran musik yang lain, adalah sangat sulit untuk mendefinisikan musik progressive metal ini secara tepat. Namun ada beberapa ciri khas dari musik ini yang biasanya dapat ditemui dalam sebuah aransemen musik progressive metal pada umumnya. Di antaranya adalah sering dimainkan ritme yang asimetris dan sinkopasi, penguasaan alat musik yang mahir serta permainan solo yang rumit dengan tempo cepat dan rapat. Yang kemusian disuguhkan dengan karakter sound distorsi gitar yang megah.

Musik progressive metal sangat erat hubungannya dengan musik progressive rock yang merupakan cikal bakal dari musik progressive metal itu sendiri. Yang mana didalam perkembangannya sering mengalami lonjakan- lonjakan yang mengakibatkan musik ini sering timbul dan tenggelam. Disisi lain, timbul juga anggapan bahwa aliran musik ini tidak layak untuk dianggap sebagai musik, karena sangat tidak lazim untuk didengarkan. Tanggapan tersebut muncul Musik progressive metal sangat erat hubungannya dengan musik progressive rock yang merupakan cikal bakal dari musik progressive metal itu sendiri. Yang mana didalam perkembangannya sering mengalami lonjakan- lonjakan yang mengakibatkan musik ini sering timbul dan tenggelam. Disisi lain, timbul juga anggapan bahwa aliran musik ini tidak layak untuk dianggap sebagai musik, karena sangat tidak lazim untuk didengarkan. Tanggapan tersebut muncul

Meski demikian, pada era 90-an aliran musik progressive rock kembali bangkit dengan bermunculannya grup-grup musik yang memainkan musik progressive rock , diantaranya yang memiliki peranan yang sangat besar bagi bangkitnya aliran musik progressive rock adalah grup musik Dream Theater. Tanpa disadari, hal tersebut memberi pengaruh kepada musisi-musisi yang memainkan musik metal pada masa itu. Seiring berjalannya waktu, bermunculanlah grup musik-grup musik metal yang menggabungkan nuansa progressive rock didalam aransemen musiknya, dan terus berkembang sampai sekarang.

Yang menjadi perbedaan mendasar antara aliran musik progressive rock dengan aliran musik progressive metal adalah pada harmonisasi nada, karakter vokal dan karakter sound pada musiknya. karakter sound pada musik progressive rock secara keseluruhan terdengar lebih soft dibandingkan dengan musik progressive metal yang lebih menonjolkan karakter sound yang keras, berat, kacau dengan tingkat distorsi yang tinggi. Pada musik progressive rock, susunan nada yang harmonis sangat ditonjolkan. Sedangkan pada musik progressive metal, keharmonisan nada kadang tidak bisa kita rasakan saat mendengarkannya, malahan yang akan lebih terasa saat didengar adalah hentakan rithmyc musiknya yang sangat rapat dan karakter sound yang sangat keras.

Munculnya musik progressive metal ternyata mampu menarik perhatian para metal heads didunia hingga sampai ke Indonesia. Tentunya dalam hal ini Munculnya musik progressive metal ternyata mampu menarik perhatian para metal heads didunia hingga sampai ke Indonesia. Tentunya dalam hal ini

Sedangkan perkembangan musik progressive metal di Medan dimulai dari munculnya kelompok musik metal yang sudah mengalami perubahan-perubahan konsep bermusik dan dengan proses yang panjang hingga mereka mulai memainkan musik progressive metal kedalam aransemen musiknya sendiri. Kelompok musik dengan aliran progressive metal mulai sering dijumpai di acara- acara musik underground sejak tahun 2002. Dengan inovasi yang mereka lakukan dan perkembangan mereka sangat pesat ternyata mampu memacu kreatifitas masyarakat dan remaja khusunya kearah hal-hal yang positif dan produktif.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana perkembangan musik progressive metal dikota Medan khususnya. Yang kemudian akan penulis tuliskan kedalam sebuah skripsi dengan judul

“Perkembangan Musik Progressive Metal di Kota Medan”.

1.2. Pokok Permasalahan

Untuk menghindari kesimpangsiuran didalam pembahasan nantinya dan juga agar lebih mendapatkan kejelasan yang lebih akurat tentang pokok permasalahan, penulis menetapkan beberapa pokok permasalahan antara lain:

1. Bagaimana perkembangan grup musik progressive metal di Medan.

2. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan musik progressive metal di Medan.

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Mantle Hood dalam Music, the unknown mengatakan bahwa salah satu tujuan studi Etnomusikologi adalah “mempelajari musik semua bangsa-bangsa non-Eropa dan meliputi musik-musik suku bangsa, musik rakyat, dan musik popular dari dunia Barat, dan hasil cagkokan dari musik-musik tersebut” (1963:217).

Berdasarkan alasan diatas, penelitaian yang penulis lakukan merupakan salah satu bagian dari kajian dalam bidang Etnomusikologi. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam tulisan ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan musik progressive metal dari segi musikal dan pertunjukanya.

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan grup musik beraliran progressive metal di Medan.

1.3.2 Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai dari tulisan ini adalah:

1. Sebagai bahan dokumentasi untuk menambah referensi di jurusan etnomusikologi, tentang salah satu musik populer yang berkembang di kota Medan.

2. Dapat dijadikan data untuk bahan penulisan selanjutnya tentang musik metal.

3. Melalui hasil penelitian ini penulis dan pembaca akan mengetahui apa itu musik progressive metal dan bagaimana perkembangan grup musik progressive metal di Medan.

1.4. Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Menurut Mely G.Tan (1990:21), konsep merupakan defenisi dari apa yang akan kita amati, konsep menentukan antara variable-variabel mana yang kita inginkan, untuk menentukan hubungan empiris. Untuk itu penulis memberikan konsep dari beberapa kata yang ada didalam tulisan ini.

Dalam The Concise Oxford Dictionary of Music (1995:325), rock adalah jenis musik popular asli Amerika (rock and roll) yang berkembang pada awal tahun 1950-an dan menyebar diseluruh dunia. Ditampilkan oleh kelompok- kelompok musik yang terdiri dari penyanyi, pemain gitar, dan drum, yang biasanya dikontrol secara elektronik. Musik rock biasanya dipentaskan dipanggung.

Mengenai perkembangan (sejarah) musik progressive metal di kota Medan, penulis menggunakan konsep yang ditawarkan oleh Garraghan yaitu :“the term history stands for three related but sharply differentiated concepts: (a) past human events; past actually; (b) the record of the same; (c) processor technique of making record”(1957:3). Menurutnya, istilah sejarah memiliki tiga pengertian yang saling berhubungan yaitu: (1) peristiwa-peristiwa dimasa lampau; aktivitas yang telah lalu; (2) rekaman masalah yang sama pada butir (1); dan (3) proses atau teknik membuat rekaman.

M. Soeharto (1992:86) menyatakan bahwa musik seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat dan warna bunyi. Namun dalam penyajiannya, sering masih berpadu dengan unsur-unsur lain seperti bahasa, gerak ataupun warna.

Menurut Sutton (2000:35), musik popular dapat diartikan sebagai sebuah musik yang dikemas, dipromosikan, dan disebarluaskan sebagai bahan dagangan melalui media massa, dengan maksud utama sebagai alat hiburan.

Rock menurut Sadily (1992:489), berarti “batu”, yaitu suatu benda keras. Dari sini dapat diartikan bahwa rock adalah musik keras. Menurut Mack (1995:35), rock berarti “mengayukan” yang berarti juga “mengayunkan keras sampai membahayakan sesuatu”. Secara sosiologi menurut Mack (1995:35) juga, rock merupakan sebuah jenis musik yang kebanyakan menggunakan vokal dan alat musik elektronik.

Jenis aliran musik sangat beragam terutama pada musik popular. Musik rock, dangdut, alternative, hardcore, hip hop, metal, punk dan sebagainya, termasuk dalam kategori musik popular. Perkembangan pada musik juga bisa terjadi, hal ini dapat dilihat dari munculnya jenis musik baru seperti punk rock, yaitu gabungan dari musik rock dan punk. Hip metal, perpaduan dari musik hip hop dan metal. Termasuk musik progresif metal, yang merupakan gabungan dari dua jenis musik yang berbeda yaitu musik metal dan musik progressive.

Arti kata metal menurut M John dalam Kamus Inggris Indonesia terbitan PT. Gramedia 2004, berati logam keras; padat. Bisa diartikan metal lebih keras Arti kata metal menurut M John dalam Kamus Inggris Indonesia terbitan PT. Gramedia 2004, berati logam keras; padat. Bisa diartikan metal lebih keras

Aliran musik metal atau sering disebut heavy metal adalah sub genre dari musik rock yang muncul di era 60-an di Amerika yang dimotori oleh grup musik Black Sabbath dengan album perdana klasik mereka yang berjudul ‘Paranoid’, dimana Black Sabbath menjadi icon bagi aliran musik metal saat itu.

Pengertian progresif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka adalah menuju ke peningkatan atau kearah kemajuan, secara rinci dengan pengembangan dan inovasi teknologi.

Pengertian musik progressive dari artikel yang ditulis oleh Anah Numus dalam situs internet http://en.wikipedia.org tanggal 22 januari 2005 adalah musik yang menjadikan kemajuan yang evolusioner sebagai gaya musiknya, yang banayak menampilkan hal-hal baru dalam bermusik.

Pengertian progressive rock yang penulis terjemahkan dari atikel yang juga didapat dari situs internet http://en.wikipedia.org adalah sub genre dari musik rock yang berkembang pada tahun pertengahan dan akhir 1960an mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1970 an, dan terus berkembang menjadi musik popular hingga saat ini. Biasanya prog rock di hubungkan dengan Art Rock dan Simponi Rock, walaupun nuansa prog rock saat ini lebih mencerminkan spectrum musik yang lebih luas. Prog rock pada umumnya mengkombinasdikan format rock dengan elemen dari musik klasik atau kadang-kadang dengan jenis yang lain seperti Jazz, biasanya dengan cara yang berbeda dengan aslinya, dan malah menghadirkan stuktur musik dan ide yang tidak lazim.

Aliran musik progressive metal adalah subgenre dari musik heavy metal yang mana memilliki kesamaan dengan musik progressive rock yang juga memiliki komposisi yang compleks, birama ganjil yang khas, dan tekhnik permainan instrument musik dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Kepiawaian sang musisi sering dikombinasikan dengan lirik yang lepas sehingga menghasilkan durasi lagu yang cukup panjang dan album yang berkonsep(http://en.wikipedia.org).

Medan adalah salah satu kota di Indonesia yang penduduknya terdiri dari beraneka suku dan ras, hal tersebut memberi pengaruh yang sangat besar terhadap tingkat kemajuan kota Medan yang merupakan kota besar ke 3 di Indonesia. Dimana masyarakat kotanya memiliki apresiasi yang cukup tinggi terhadap hal- hal baru yang berkembang dikotanya, dan itu sangat penulis rasakan sendiri. Banyak anak-anak muda di Medan yang memiliki kreatifitas dan inisiatif tinggi yang cenderung selalau inovatif. Didukung pula maraknya teknologi informasi dari internet yang setiap detik selalu berkembang dan secara tidak langsung memberikan pengaruh besar terhadap pola pikir masyarakat dalam hal ini anak muda khususnya.

1.4.2 Teori

Berbagai teori dan metode keilmuan serta pendekatan etnomusikologis dengan didukung dengan pendekatan ilmu-ilmu lainnya sangatlah diperlukan uantuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan musik sebagai produksi dari tingkah laku manusia.

Teori yang penulis gunakan untuk menganalisis setiap penyajian pertunjukan dalam hal ini adalah yang diajukan oleh Alan P. Merriam dan Andrienne L. Keappler.

Merriam (1964) mengatakan bahwa untuk menganalisis suatu penyajian petunjukan musikal penting diperhatikan mengenai elemen-elemen; bunyi musikal, konsep-konsep mengenai musik, dan tingkah laku manusia berhubungan dengan bunyi musikal yang mempengaruhi terhadap konsep-konsep musik.

Disisi lain Keappler (1972) menekankan pada etnologi pertunjukan yang menggabungkan analisis emik dan analisis etik. Analisis emik adalah penggambaran suatu peristiwa pertunjukan menurut cara pandang masyarakat pendukung itu sendiri. Analisis etik adalah penggambaran pertunjukan dengan cara pandang teoritis dari penelitian peristiwa pertunjukan tersebut.

Teori etnosains adalah teori yang mengaplikasikan pandangan dan konsep- konsep masyarakat pendukung kebudayaan yang diteliti. Secara prinsip, teori ini mencoba merumuskan aturan-aturan mengenai cara berpikir yang mungkin melatarbelakangi suatu kebudayaan, kendatipun atura-aturan tersebut hanya dikemukakan secara intuisi. Dengan demikian aturan-aturan hanya dicoba dirumuskan berdasarkan analisis logis terhadap data-data etnografis, dan kemungkinan bahwa analisis itu diwarnai penelitian sepihak dari peneliti , sejauh mungkin akan dihindari (Ihromi 1987:67).

Untuk melihat sejauh mana perkembangan musik progresif metal sebagai salah satu musik popular yang berkembang di Medan. Penulia akan ngunakan teori ditawarkan oleh Nettl dalam Eight Urban Musical Cultures: Traditional and

Change (1978:171) menawarkan dua pola proses kebudayaan, yaitu modernisasi dan westernisasi. Modernisasi adalah suatu proses pengadaptasian yang menonjolkan tampilan dari barat dengan tujuan untuk memperluas, dengan tidak menggantikan elemen-elemen utamanya. Westernisasi adalah suatu proses pembaratan, dimana budaya barat telah menjadi budaya tempatan atau asli yang menggantikan elemen-elemen budaya tempatan atau asli tersebut. Perkaitan dengan perkembangan musik progressive metal di Medan, kedua pola peroses perubahan kebudayaan inilah yang diadopsi oleh pemusik dan penikmat musik progressive metal di Medan. Pengaruh modernisasi tercermin dari pola pikir mereka yang menyukai musik progressive metal yang secara nyata bukan berasal dari budaya Indonesia, pengaruh westernisasi tercermin dari perwujudan prilaku sosial dan musikal, serta gaya berpakaian yang mereka tiru.

Manuel (1988:2) mengatakan bahwa “kata musik populer telah digunakan secara umum dalam tulisan-tulisa berbahasa inggris untuk mengartikan musik rakyat dari seni musik yang di asosiasikan dengan kaum elit. Kata musik populer ini bisa juga dideskripsikan sebagai sebagai bentuk dari musik yang berkembang di abad ini yang mempunyai hubungan erat dengan media massa”. Hal ini semakin memperkuat anggapan penulis bahwa salah satu musik populer yaitu musik progressive metal, memang berkembang melaliu media massa ketika suatu masyarakat mengalami proses industrialisasi (dimana musisi sebagai produsen, masyarakat sebagai konsumennya dan sebagai medianya adalah media massa). Dan akibatnya, tercipta produk budaya yang diproduksi oleh produser untuk kemudian dijual di pasar luas dan di prodiksi ulang oleh media massa yang akhirnya di konsumsi oleh konsumen.

Untuk memperkuat teori bahwa musik progressive metal berkembang dikota-kota besar dan menjadi bagian dari kajian Etnomusikologi, Nettle dalam Recent Directions in Etnomusicology (1992:380,384) mengemukakan tentang fenomena Etnomusikologi Urban, yang merupakan suatu studi terhadap budaya kaum minoritas dan musik para imigran. Dalam hal ini dapat dianalisis adalah bahwa gejala urbanisasi memunculkan istilah Etnomusikologi Urban dengan melihat bagaimana telah terjadi transformasi kota dalam konteks budaya individu yang melahirkan budaya sentramultikultural di pusat kota tersebut. Dikaitkan dengan sejarah awal musik progressive metal yang berasal dari musik rock di Barat, hal inilah yang terjadi hingga akhirnya musik rock dan perkembangannya terus berkembang luas termasuk ke Medan sebagai salah satu kota besar di Sumatera.

Untuk membahas bahwa musik progreassive metal sebagai salah satu musik populer yang selalu berhubungan dengan pertunjukan, media massa dan industri rekaman, Nettle mengatakan dalam popular Music of The Non-Western World (Manuel, 1988:2) bahwa mudik populer selalu dikaitkan dengan wilayah perkotaan yang diorientasika kepada penonton, ditampilkan oleh para profesional yang menghargai hasil karya musiknya, mempunyai statistika sendiri tentang musik seni dari suatu budaya yang mulai pada abad ke-20, persebarannya meluas melalui media massa, radio, dan industri rekaman. Jadi jelas bahwa konser-konser musik progressive metal dalam hal ini sebagai salah satu sub genre dari musik rock yang sering diadakan, kaset-kaset industri rekaman yang beredar, dan media massa, yang juga ikut berpartisipasi adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan musik progressive metal.

Selanjutnya untuk membahas bahwa dalam bidang musik populer menganut prinsip “sistem bintang” begitu pula yang terjadi pada musik progressive metal, Manuel (1988:3) mengatakan bahwa “musik populer sering menjadi musik hiburan sekuler/duniawi yang produksi dan penggunaannya tidak di asosiasikan secara intrinsik dengan fungsi-fungsi perputaran kehidupan tradisional yang khusus atau memiliki satu “sistem bintang”, dimana media mempromosikan pengaguman terhadap suatu kepribadian yang populer disekitar gaya hidup para musisi, fshion atau kehidupan pribadi”. Hal ini bertujuan agar antara musisi dan penggemar memiliki jarak dan batas, dimana nantinya akan mengakibatkan rasa ingin tahu yang berlebihan dari pengemar terhadap musisi idoanya itu. Akhirnya media massa pun akan sangat berperan untuk mendekatkan penggemar secara terus menerus tentang semua hal yang dirasa glamour dalam berita-berita terbaru dari “bintang” tersebut dan tentu akan membuat para penggemar akan selalu berfantasi akan kehidupan “bintang”nya itu.

Yang lebih relevan lagi, mengenai “sistem bintang” pada musik populer terhadap sejarah munculnya musik progressive metal adalah yang seperti dijelaskan dalam buku yang berjuduk “Musik Populer”, yaitu suatu cara untuk mencari kebaruan dengan adanya kebiasaan-kebiasaan dalam musik populer yang diabaikan seperti: ada lagu instrumental, tanpa vokal sama sekali; ada penyayi atau pemain yang dengan sengaja memilih pakaian jelek atau aksesoris dan rambut yang aneh seolah mengancam; ada lagu yang diambil dari musik klasik atau sumber lain yang tidak “akrab” dengan kebanyakan pendengar musik populer; ada akor atau ritme yang aneh. Tetapi bisanya keanehan-kenehan ini hanya berfungsi sebagai variasi, dan musiknya tetap jalan sebagaimana biasanya.

(Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu, 2006:8). Begitu pula halnya yang terjadi pada musik progressive metal, banyak hal-hal baru dalam musik dan penampilan atau fashion para pemusik progressive metal yang menjadi faktor penarik bagi yang melihat atau penikmat musiknya dalam hal ini adalah “penggemar”. Dimana yang sangat berpernan penting sebagai media penghubung adalah media massa, yang mendekatkan penggemar dan “bintang”nya.

Dari bebrapa teori yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa penggemar dari musik progressive metal di Medan kebanyakan adalah kaum remaja. Hal ini dikarenakan yang menjadi target bagi media massa dalam hal ini musik sebagai hiburan, adalah kaula muda yang selalu memiliki rasa keingin tahuan yang sangat besar, yang beranggapan bahwa musik progressive metal memiliki banyak hal-hal baru dalam segi musikal maupun dari segi penampilan dan pertunjukan musiknya. Hal ini tentunya juga menjadi daya tarik bagi para musisi untuk memainkannya.

1.5. Metode Penelitian

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Moeliono, 2005:649).

Sedangkan penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk Sedangkan penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh Bogdan dan Taylor (1975:5), yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penulis juga menggunakan metode pengukuran alat-alat, misalnya dengan membuat angket, teknik sampling, table atau wawancara berstruktur (Tan 1990:251). Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyan untuk diisi sendiri oleh responden (Soehartono 1995:65). Daftar pertanyan yang penulis buat ada yang bersifat pertanyaan bebas ( jawaban terbuka) dan pertanyaan tertutup (jawaban tersedia/pilihan).

Deskriptif menyangkut data yang di kumpulkan adalah berupa kata-kata dan gambar-gambar. Data tersebut antara lain berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video dan dokumen lainnya.

Untuk mendukung pada pengumpulan data dalam mengambil segala permasalahan serta untuk mengaplikasikan metode yang bersifat kualitatif, penulis akan berpedoman pada disiplin ilmu etnomusikologi seperti apa yang telah dingkapkan oleh Nettl (1964:63), bahwa ada 2 cara kerja etnomusikologi yaitu kerja lapangan dan kerja labotarium. Demikian juga yang dikatakan Merriam, dimana data dikumpulkan dari lapangan, oleh penyidik pada akhirnya dianalisis di labotariumdan hasil dari kedua metode akan dipusatkan kedalam suatu studi akhir (1964:39).

1.5.1 Studi kepustakaan

Untuk mencari teori, konsep dan juga informasi yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian penulis terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literatu atau sumber bacaan yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan.

Sumber bacaan yang dilakukan dapat berasal dari penelitian luar maupun peneliti dari Indonesia sendiri. Selain bacaan yang dapat berupa majalah atau Koran, bulletin, buku ilmiah, jurnal, skripsi sarjan, tesis, berita dan lain-lain penulis juga menggunakan artikel-artikel yang penulis dapat dari beberapa situs internet dan buku-buku yang dianggap cukup relevan dengan topik permasalahan dalam penelitian ini, teruatama yang menyangkut pada analisis deskriptif musikal dan kebudayaan. Buku-buku tersebut antara lain adalah, Musik Populer, terbitan Lembaga Pendidikan Musik Nusantara (LPSN) yang ditulis oleh Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu, 2006; The Anthropology of Music, tulisan Alan P. Merriam, 1964; Pokok-pokok Antropologi Budaya, karya T.O Ihromi, 1987; serta buku- buku lain yang dianggap relevan dengan topik penelitian ini.

1.5.2 Kerja Lapangan

Penulis melakukan observasi dan wawancara, dilakukan pula perekaman terhadap informasi utama, seperti perekaman terhadap pertunjukan musik progrsif metal dan wawancara terhadap pemusik dan penonton yang didalamnya banyak menggunakan istilah-istilah atau terminologi setempat dengan menggunakan teknik pendekatan elisitasi (bertanya langsung ke informan).

1.5.2.1 Observasi

Observasi atau pengamatan dapat berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan indra penglihatan yang juga berati tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Soehartono, 1995:69). Untuk melakukan pengamatan terlibat, penulis berusaha untuk selalu ikut serta dalam kegiatan- kegiatan yang dilakukan loleh subjek yang diteliti.

Penulis melakukan penelitian selama empat bulan lebih, dari bulan juni sampai akhir September. Selain ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh grup musik Foredoom sebagai grup musik progressive metal, penulis juga dengan mengunjungi beberapa event underground yang di gelar yang menjadi tempat tampilnya grup-grup musik progressive metal. Dan kebetulan pula penulis juga terlibat sebagai panitia acara disalah satu acara yang diselenggarakan. Hal ini sangat membantu penulis dalam mengumpulkan data yang berupa rekaman pertunjukan dan wawancara terhadap musisi dan audiensnya. Serta wawancara terhadap pengamat-pengamat musik yang kebetulan juga hadir diacara tersebut.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara menurut Soeharto (1995:67) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden (informan) dan jawaban-jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam. Wawancara adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang tidak dapat Wawancara menurut Soeharto (1995:67) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden (informan) dan jawaban-jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam. Wawancara adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang tidak dapat

1.5.2.2.1 Alat bantu dokumentasi

Sebagai alat bantu perekam audio dan video penulis menggunakan kamera digital OLYMPUS FE160/X735 6.0 Megapixel, dengan dengan kapasitas memori 512MB yang memiliki kemampuan merekam dengan durasi 1 jam lebih. Yang digunakan untuk merekam bunyi musik serta wawancra langsung dengan informan. Dan juga terdapat beberapa hal yang dianggap sangat penting juga akan dilakukan pemotretan untuk memberi gambaran secara visual kepada pembaca tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan musik progressive metal dari segi pertunjukan.

1.5.3 Lokasi Penelitian

Seperti yang dikemukakan oleh Gomloh dalam artikel “musik rock, sumber brutalitas?” bahwa keberadaan musik oleh masyarakat penggemarnya harus dibuktikan melalui pertunjuakan secara live. Penulis akan melakukan observasi diberbagai tempat pertunjukan musik underground di Medan. Sebagai sample kajian penulis memilih lokasi penelitian di gedung perjunjukan Aek Mual Medan yang berada dijalan Setia Budi. Gedung pertunjukan Aek Mual adalah tempat dimana acara musik underground rutin diadakan di Medan satu kali sebulan bahkan lebih.

Penulis juga akan melakukan penelitian langsung kebeberapa pertunjukan musik dimana kelompok musik yang beraliran progressive metal akan tampil.

Dan kemudian penulis akan melakukan wawancara dengan penonton serta grup musik yang tampil diacara itu. Hal ini bertujuan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Dari sana penulis dapat dengan jelas melihat bagaimana perkembangan musik progressive metal di Medan sehingga pada akhirnya penulis penulis memilih lokasi-lokasi diatas sebagai tempat penelitian penulis.

BAB II GENRE MUSIK BARAT

2.1 Asal Usul dan Genre Musik Rock

Untuk mengetahui asal lusul musik progressive metal, penulis akan terlebih dahulu menjelaskan mengenai perkembangan musik rock sebagai cikalbakal munculnya musik progressive metal di dunia. Di dalam The Dictionary of Music and Musicians (Sadie 1979:111), perjalanan sejarah perkembangan musik rock di dunia dimulai sejak Perang Dunia II usai, yaitu sejak tahun 1940-an di Amerika. Ketika itu jutaan penduduk dari daerah-derah terpencil di Amerika melakukan urbanisasi ke kota-kota besa dengan tujuan mencari pekerjaan untuk meneruskan hidup mereka. Mereka yang datang ke kota-kota besar ini terdiri dari berbagai macam suku dengan membawa kebudayaan musik mereka masing- masing. Orang kulit putih dengan musik country-nya dan orang kulit hitam membawa “black music”-nya (rhythm and blues).

Musik mereka terus berkembang dengan ciri khas masing-masing. Kedua aliran musik ini akhirnya melahirkan “bintang-bintang” dengan gaya musik masing-masing. Selanjutnya muncul pula aliran-aliran baru akibat perpaduan dari kedua jenis musik mereka tadi, seperti folk rock, rock and roll, blues country, jazz rock, dan sebagainya (Chase 1982:619:638). Musik para musisi ini dapat didengarkan di radio-radio, juke-boxes, dan kaset-kaset rekaman mereka yang beredar dipasaran. Musik ternyata telah menjadi bagian hidup para imigran tersebut dalam menjalani hidup sehari-hari ketika bekerja dan istirahat.

Musik rock yang berkembang dikota-kota besar di Amerika ini akhirnya telah menjadi budaya baru yanitu budaya urban bagi masyarakat kota yang sangat heterogen seperti yang di atakan Nettl tentang lahirnya budaya sentramultikultural akibat dari transformasi kota di pusat-pusat kota besar.

Menurut Chase (1992:631), peda tahun 1955 ada kelompok musik kulit putih yang mulai diperhitungkan keberadaannya yaitu Bill Hekey (The Comets), juga muncul musisi rock kulit putih seperti T-Bone Walker, Cduck Berry, dan Richard yang akhirnya mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap munculnya kelompok-kelompok musik rock baru yang berasal dari Inggris seperti The Beatles dan Rolling Stones. Pada tahun 1960-an muncul nama-nama baru dalam dunia musik rock, diantaranya dari Amerika adalah Jnis Joplin dengan kelimpok Big Brother-nya, Jeferson Airplane, The Grateful Dead, The Byrds, The Who, The Doors, Pink Floyd, Bob Dylan, Rod Stewart, Eric Clapton, dan lainnya. Pada masa 1970-an ada Kiss, Deep Purple, Black Sabbath, judas priest, Sex Pistols, David Bowie, Bruce Spingsteen, dan lain segbagainya.

Memasuki era 1980-an, semakin banyak musisi baru yang muncul dengan berbagai macam sub aliran lagi sebagai pecahan dari aliran musik rock, diantaranya Metallica, The Ramones, The Misfis, The Damned, Motley Crue, Social Distrotions, Twisted Sister, Pantera, The Clash, Black Flag, Guns ‘n Roses, U2, Bon Jovi dan sebaginya. Ketika di era 1990-an semakin banyak lagi sub-sub aliran baru di musik rock seperti metal, hardcore, grunge, grind core , death metal, metal core, progressive metal dan sebagainya yang melahirkan “bintang-bintang” baru pula, mulai dari Nirvana, Rage Against The Machine, Pantera, Slipknot, Misery Index, Dream Theater dan sebagainya. Dan diawal tahun 2000-an muncul Memasuki era 1980-an, semakin banyak musisi baru yang muncul dengan berbagai macam sub aliran lagi sebagai pecahan dari aliran musik rock, diantaranya Metallica, The Ramones, The Misfis, The Damned, Motley Crue, Social Distrotions, Twisted Sister, Pantera, The Clash, Black Flag, Guns ‘n Roses, U2, Bon Jovi dan sebaginya. Ketika di era 1990-an semakin banyak lagi sub-sub aliran baru di musik rock seperti metal, hardcore, grunge, grind core , death metal, metal core, progressive metal dan sebagainya yang melahirkan “bintang-bintang” baru pula, mulai dari Nirvana, Rage Against The Machine, Pantera, Slipknot, Misery Index, Dream Theater dan sebagainya. Dan diawal tahun 2000-an muncul

Asal usul dan perkembangan dari musik rock ini tentunya tidak terlepas dari media-media populer yang sagat besar peranannya dalam menyebarluaskan informasi mengenai musik rock sebagai salah satu musik populer yang sedang berkembang di dunia. Hingga musik rock tersebut dapat diterima dan berkembang pada masyarakat diluar tempat musik rock tersebut berasal.

2.2 Asal Musik Progressive Metal dan Gambaran Umum Musik Progressive Metal

Seperti yang sudah penulis jelaskan secara singkat pada bab I, bahwa musik progressive metal adalah sebuah inovasi dari musik rock yang sudah ada sebelumnya ditahun 1980-an. Yang mana erat kaitannya dengan musik progressive rock dan musik metal yang juga sama-sama berasal dari musik rock.

Munculnya aliran musik progressive metal diawali dengan lahirnya aliran musik progressive rock di era 1960-an dan era 1970-an seperti kelompok musik Yes, Pink Ployd, Jetro Tull, King Crimson, Genesis dan Rush. Akan tetapi progressive metal tidak dapat berkembang dijalurnya sendiri hingga di pertengahan 1980-an. Pada saat itu muncul sebuah kelompok musik dengan nama “Rainbow” dimana mereka telah memiliki banyak unsur-unsur musik progressive metal pada musiknya dan telah bereksperimen dengan menggabungkan fushion metal dengan sentuhan klasik, walau begitu jenis musik ini belum diakui pada masa itu.

Akan tetapi kelompok-kelompok musik seperti Rainbow pada umumnya masih dikatagorikan sebagai kelompok musik heavy metal, seperti juga halnya Qween Styce, dan Dream Theater yang pada umumnya mengambil elemen dari aliran musik progressive rock yang bersifat instrumental secara struktur komposisi lagu dan kemudian menggabungkannya dengan karakter aliran musik heavy metal seperti Metalicca, Deep Purple, Black Sabbath, Megadeath dan Iron Maiden. Hasilnya dapat kita gambarkan progressive rock dengan sound heavy metal .

Walaupun mereka memainkan musik blues dengan warna atau karakter metal elemen progresif yang mereka ciptakan telah memberikan dampak kepada kelompok musik yang sudah dikenal lainnya. Judas Pricee, walaupun bukanlah kelompok musik progressive metal, tapi mereka memberikan kontribusi yang cukup besar pada album mereka ”The Essential Judas Priest Compilation” yang menciptakan contoh pertama musik progressive metal dengan lagu mereka “ Victim Of Changes “. Genre ini mendapat perhatian dari media diawal 90-an ketika Queensryces dengan lagunya “ Silent Insidity “ menjadi hits di radio dan MTV. Walau lagu tersebut tidak memiliki karakteristik dari musik progressive metal tapi tetap saja hal tersebut menjadikan musik kelompok musik ini sebagai kebanggaan bagi para fans-nya.

Pada tahun 1993, Dream Theater dengan lagu Full Me Under ( album images dan words 1992 ) menjadi popular di radio-radio dan MTV. Lagu tersebut lebih menunjukkan karakter progressive metal-nya dibandingkan dengan lagu Queensryches “Silent Insidity “, akan tetapi lebih tepat dideskripsikan sebagai musik heavy metal.

Kelompok musik yang muncul di era 1990 an seperti Paint Of Salvation, Opeth fool and Sympony X, masing-masing mereka mencoba memberikan warna baru dari musik mereka dengan menggali sound yang khas dari kelompok musik Watch Tower, Atheist and Cynie, dimana dari ketiga mereka ini menggambarkan struktur lagu yang sangat kompleks dan suatu yang luar biasa didalam instrumentasinya.

Musik progressive metal memiliki komposisi musik yang compleks, birama ganjil yang khas, dan tekhnik permainan instrument musik dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Musik ini dimainkan dengan tempo berkisar 180 sampai 220ms. Dengan karakter sound musik yang sama dengan karakter sound pada musik metal/heavy metal, seperti sound distorsi gitar elektrik yang tebal dan berat (low gain). Para gitaris metal biasanya lebih memilih menggunakan ampli tabung sebagai ampli gitarnya, hal ini dikarenakan ampila tabung memiliki tendangan gain yang sangat tinggi, seperti ampli-ampli gitar dengan merek Marshall, Mesa Bogie, Randal dan sebagainya. Diimbangi pula dengan karakter sound drum yang bright ( karakter bass dan treble lebih terasa), sehingga bila dipadukan akan

menghasilkan sound musik yang sangat megah. 1 Walaupun memiliki karakter sound yang sama, musik metal dan

progressive metal memiliki perbedaan pada struktur komposisi musiknya, dimana musik metal sebelumnya masih menggunakan struktur komposisi musik yang umum digunakan dalam komposisi musik populer, seperti pola birama yang umumnya 3/4, atau 4/4 yang terus digunakan dalam satu komposisi lagu. Peletakan intro, song, bridge, chorus dan outro yang masih lazim digunakan

1 Majalah Audio Pro Edisi 07/Thn.VI/Juli 2005 1 Majalah Audio Pro Edisi 07/Thn.VI/Juli 2005

Begitu pula pada lirik-lirik lagu pada musik progressive metal, liriknya terkadang sangat lepas dan lugas. Tanpa harus memikirkan norma dan sopan santun dalam bahasa, bisa berisi cacian dan makian atau hal-hal lain sebagainya. Hal ini pula yang menyebabkan musik ini tidak dapat kita jumpai di acara televisi. Lirik-liriknya bisa menceritakan tentang apa saja, salah satu contoh pada grup musik progressive metal asal Kanada yang bernama Psyopus dalam lagunya yang berjudu ”Insect” pada labumnya yang berjudul ”Imogenis Puzzle” yang dirilis pada tahun 2002, liriknya menceritakan tentang proses reproduksi pada serangga, hal tersebut membuat kelompok musik ini menjadi sangat unik.

Perkembangan yang sangat pesat terjadi di tahun 2000-an. Dimana bermunculan kelompok-kelompok musik progressive metal baru yang sudah memiliki ciri dan karakter musiknya masing-masing, baik itu dari karakter sound ataupun dari aransemen musiknya. Tidak hanya dari Amerika, tetapi juga dari Asia bahkan Indonesia. Mereka sangat mudah dijumpai disitus-situs internet seperti www.myspace.com, dimana situs ini adalah situs nomor dua terbesar peminatnya di Amerika. Situs ini memberikan sarana untuk menyebar luaskan Perkembangan yang sangat pesat terjadi di tahun 2000-an. Dimana bermunculan kelompok-kelompok musik progressive metal baru yang sudah memiliki ciri dan karakter musiknya masing-masing, baik itu dari karakter sound ataupun dari aransemen musiknya. Tidak hanya dari Amerika, tetapi juga dari Asia bahkan Indonesia. Mereka sangat mudah dijumpai disitus-situs internet seperti www.myspace.com, dimana situs ini adalah situs nomor dua terbesar peminatnya di Amerika. Situs ini memberikan sarana untuk menyebar luaskan

2.3 Masuknya Musik Progressive Metal di Medan dalam Konteks Indonesia

Memasuki era globalisasi, hampir seluruh dunia mengalami pengaruh ekspansi budaya. Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi objek pengaruh ekspansi budaya yang berasal dari barat. Hampir seluruh kegiatan hidup manusia sehari-hari di Indonesia telah menerima pengaruh tersebut, tidak terkecuali dalam selera musik.

Akibatnya musncul satu trend bahawa ada kecenderungan pada kalangan remaja Indnesia lebih menyukai hal-hal yang datang dari luar, termasuk juga selera musik. Seperti yang di kemukakan oleh Manuel (1988:8) diantaranya, benarkah produk-produk musik dianggap sebagi ekspresi yang tumbuh dan mengakar secara murni dari kesadaran estetika, ideologi, maupun aspirasi individu, kelompok etnis, ataupun kelas sosial.

Sebelum penulis menjelaskan tentang masuknya musik progressve metal ke Medan, terlebihdahulu penulis akan menjelaskan sedikit sejarah tentang musik rock sebagai pionir musik ’keras’ di Indonesia secara umum.

2.3.1 Masuknya Musik Rock Sebagai Cikal Bakal Musik Progressive Metal di Indonesia

Secara umum masuknya musik progressive metal di Indonesia tidak bisa terlepas dari lahirnya rock undrground di Indonesia., dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gypsy (Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Trencem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang), hingga Rawa Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil Sejak Awal era 70-an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasikan kelompok-kelompok musik yang memainkan musik ’keras’ dengan gaya yang lebih ’liar’ dan ’ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Pada masa itu mereka kebanyakan masih meng-cover lagu-lagu dari band-band luar negeri seperti Deep Purple, Led Zeppeline, Black Sabbath, Genessis hingga Rolling Stones. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah hanya sedikit saja album rekaman yang terlahir dari band-band rock generasi 70-an ini.

Dekade 80-an tercatat sebagai masa perkembangan rock n’ roll dam mulai bergerak subkultur kearah industri. Tokoh sentral yang dominan mewarnai perkembangan musik rock di era 80-an tentu saja Log Zhelebour asal Surabaya. Mantan pengusaha rental lampun disko yang nekat mengkapitalisasi musik rock

berkat dukungan perusahaan rokok ternama ini secara berkala sukses mengorganisir Festival Rock Se-Indonesia yang babak finalnya selalu digelar dikota Surabaya. Gara-gara festival inilah media massa nasional kemudian mengklaim Surabaya sebagai barometer musi rock Indonesia. Ajang kompetisi band-band rock nasional yang di gelar sejak tahun 1984 ini di kemudian hari banyak melahirkan alumni-alumni kelompok musik rock yang namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Menjelang era 80-an, diseluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem dari musik heavy meta. Band-band yang menjadi panutannya antara lain adalah Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Antrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogyakarta, Surabaya, Malang, Bali hingga Medan pengikut musik undergroundnya berasal dari musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil didepan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini sering hang out di Pid Pud, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Band yang ada disana antara lain Roxx (Metallica & Antrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GNR), Jenazah hingga Mortus (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal dari band beraliran berkat dukungan perusahaan rokok ternama ini secara berkala sukses mengorganisir Festival Rock Se-Indonesia yang babak finalnya selalu digelar dikota Surabaya. Gara-gara festival inilah media massa nasional kemudian mengklaim Surabaya sebagai barometer musi rock Indonesia. Ajang kompetisi band-band rock nasional yang di gelar sejak tahun 1984 ini di kemudian hari banyak melahirkan alumni-alumni kelompok musik rock yang namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Menjelang era 80-an, diseluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem dari musik heavy meta. Band-band yang menjadi panutannya antara lain adalah Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Antrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogyakarta, Surabaya, Malang, Bali hingga Medan pengikut musik undergroundnya berasal dari musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil didepan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini sering hang out di Pid Pud, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Band yang ada disana antara lain Roxx (Metallica & Antrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GNR), Jenazah hingga Mortus (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal dari band beraliran

Di tahun 90-an, di Indonesia mulai berkembang kelompok-kelompok musik yang beraliran hip metal, modern rock dan nu metal. Aliran musik ini sempat merambah belantika musik dan industri musik ditanah air, dengan munculnya band-band tanah air yang sangat pesat merebak industri musik Indonesia, seperti Scoop (hip metal), Purgatory (nu metal), Alakazam (nu metal), Keripik Pedeus (rep metal), hingga Jamrud (modern rock). Hal ini tentunya memberi warna baru bagi belantika musik Indonesia.

Lain halnya yang terjadi di tahun 2000-an, beraneka macam jenis baru dari musik rock mulai muncul ke permukaan, dimana saat itu ada banyak sekali band- band dengan mengusung musik rock sudah diramu sedemikian rupa sehingga menghasilkan genre baru dalam musik rock di Indonesia khususnya, seperti Saint Loco (memadukan hip metal dengan pop), Taboo (british rock), Rocket Rokers (punk rock dengan pop) dan lain sebagainya.

Sedangkan musik progressive metal sendiri mulai masuk ke Indonesia dari tahun 1990-an bersamaan dengan masuknya musik-musik populer lain yang juga lagi in di Eropa. Akan tetapi pada masa itu musik progressive metal belum banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia. Hingga pada tahun 1993, kelompok musik Dream Theater dengan lagu “Full Me Under” (album “Images And Words”

1992) menjadi popular di radio-radio dan MTV. 2 Hal memberi pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan musik progressive metal di Indonesia.

Antusias masyarakat terhadap kelompok musik Dream Theater ini dibuktikan

2 http://www.wikipedia.org/metalprog 2 http://www.wikipedia.org/metalprog

musik progressive metal. 3 Grup musik yang beraliran progressive metal di Indonesia baru muncul di