PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA :PTK di Kelas VSDNegeri Cilaku KecamatanCurug Kota serang.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

PESAWAT SEDERHANA

(PTK di Kelas VSDNegeri Cilaku KecamatanCurug Kota serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh IIN SULASTRI

0909126

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

PESAWAT SEDERHANA

(PTK di Kelas VSDNegeri Cilaku Kecamatan Curug Kota serang)

Oleh IIN SULASTRI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Iin Sulastri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA (PTK di Kelas V SD Negeri Cilaku Kecamatan Curug Kota Serang)”. IIN SULASTRI, 2013.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran di temukan beberapa permasalahan. Siswa kurang memahami konsep dalam pembelajaran IPA, karena pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan motivasi belajar siswa menurun.

Rumusan masalah yang dikemukakan adalah: 1) Bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada konsep pesawat sedehana?; 2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM)?; dan 3) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM)?.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada konsep pesawat sederhana; 2) Mendeskrpisikan aktivitas siswa dalam pemeblajaran IPA pada konsep pesawat. sederhana dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM); dan 3) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiaki proses dan hasil pembelajaran yang kurang maksimal. Sampel penelitian adalah kelas V (lima) dengan jumlah 33 orang. Lokasi penelitian di SDN Cilaku Kecamatan Curug Kota Serang. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi dan tes dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM), yang di lakukan selama 3 siklus. Berdasarkan penelitian, terdapat peningkatan hasil belajar siswa baik dalam aktivitas maupun hasil belajar, nilai rata-rata siswa sebagai berikut: Siklus I 62,42 dengan presentase 39,39%, siklus II 75,15 dengan presentase 69.69% dan siklus III 85,45 dengan presentase 84,84%. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) hasil tes belajar siswa mengalami peningkaan tiap siklusnya. Karena PBM merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran (Rusman, 2011: 241).

Peneliti merekomendasi kepada kepala sekolah, guru beserta jajaran-jajaran yang terkait, agar dapat mengembangkan mutu pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM).


(5)

Kata Kunci: Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Hasil belajar siswa, Konsep pesawat sederhana, PTK.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

PERSEMBAHAN

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR GRAFIK ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...5


(7)

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA KONSEP

PESAWAT SEDERHANA

A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ...7

1. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah ...9

2. Prosedur Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ...12

3. Peranan Guru DalamProses Pembelajaran Berbasis Masalah ...13

4. Keunggulan dn Hasil Belajar Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ...14

B. Hakikat Pembelajaran IPA di SD ...15

1. Pembelajaran IPA di SD ...15

2. Konsep Pesawat Sederhana ...17

C. Hasil Belajar IPA ...19

D. Rancangan Pembelajaran IPA Pada Konsep Pesawat Sederhana Melalui Model Pembelajaran Bebasis Masalah (PBM) ...20

E. Kajian Hasil Penelitian ...23

F. Kerangka Berpikir ...23

G. Hipotesis Penelitian ...24

BAB III METODE PENELITIAN A. Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...25


(8)

C. Subjek Penelitian ...42

D. Definisi Operasional ...43

E. Instrumen Penelitian ...45

F. Analisis Data ...48

BAVB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ...51

B. Pelaksanaan Penelitian ...52

1. Pra Siklus ...52

2. Siklus I ...54

3. Siklus II ...66

4. Siklus III ...78

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ...88

D. Pembahasan Penelitian ...92

E. Jawaban Hipotesis Tindakan ...95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ...96

B. Rekomendasi ...98

DAFTAR PUSTAKA ...100

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia memerlukan pengetahuan yang sangat luas, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek manusia.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dimiliki dirinya, masyarakat , bangsa dan negara (Wahyudin, dkk, 2007:12).

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kreativitas seorang guru dalam merancang suatu proses pembelajaran harus ditingkatkan karena bertujuan untuk meciptakan suatu proses pembelajaran yang bermakna dan kondusif. Salah satunya dalam penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru.

“Sains bagi anak sekolah dasar adalah suatu bentuk pembelajaran dari masalah-masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari”. Selanjutnya Barlia mengungkapkan bahwa “pembelajaran sains di sekolah dasar, merupakan dasar bagi anak didik untuk dapat menerima sains dan teknologi

selanjutnya pada jenjang yang lebih tinggi”. (Barlia, 2009: 1 & 11).

Pendidikan Sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan


(10)

2

lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil evaluasi belajar di SDN Cilaku menunjukan masih rendahnya pencapaian nilai siswa pada pembelajaran IPA. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, Salah satunya faktor guru dan siswa pada saat proses pembelajaran, dimana guru saat mengajar, guru cenderung kurang bisa merangsang keaktifan siswa pada saat belajar, sehingga ketika berlangsungnya proses pembelajaran IPA kebanyakan dari siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran terkesan membosankan. Selain itu, siswa juga sangat jarang untuk kemudian mau memfokuskan perhatiannya pada materi pelajaran saat berlangsungnya PBM di dalam kelas. Namun yang mereka lakukan justru sebaliknya yakni hanya membuat suasana kelas menjadi gaduh dan tidak kondusif. Kondisi demikian terbukti berdampak signifikan terhadap hasil belajar mereka, yakni mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan belajar.

Penyajian dan mutu materi sangat ditentukan oleh kemampuan dan usaha guru sebagai pengajarnya dalam meningkatkan kecakapan pribadi dan mengembangkan motivasi anak didiknya berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran. Penelitian tersebut harus disesuaikan dengan tujuan, materi, situasi, atau kondisi, waktu dan pergerakan guru terhadap model pembelajaran yang digunakan.


(11)

3

Berdasarkan permasalahan di atas diperlukan model pengajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan benda-benda kongkrit ataupun model artifisial dan membentuk siswa membangun sendiri pengetahuannya. Maka untuk mengatasi masalah tersebut penulis memberikan suatu cara atau teknik pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.

Tan menjelaskan pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu inovasi pembelajaran sebagaimana ditafsirkan oleh Rusman sebagai berikut:

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan (Rusman, 2011: 229).

Oleh karena itu dimungkinkan munculnya ide-ide siswa dalam menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang bermakna dan berkualitas sehingga kreativitas siswa dapat muncul dan berkembang.

Dengan mengunanakan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran sains di SD khususnya pada konsep pesawat sederhan dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan strategi belajar sains di Sekolah Dasar. Peneliti tertarik dengan metode ini karena metode ini bisa mengajak siswa berpikir secara terbuka dan kritis, dan dapat menciptakan siswa yang mandiri.


(12)

4

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Enzelina, membuktikan adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya, Maka atas dasar itu, untuk memahami secara lanjut berkenaan dengan masalah diatas peneliti mencoba mengembangkan model pembelajaran berbasis masalah dalam studi penelitian.

Penelitian yang akan dilakasanakan adalah penelitian tindakan kelas,

Nura’aini mengemukakan tentang pengertian Penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Nur’aini, 2012: 7).

Penelitian akan dilakukan di kelas V SDN Cilaku Kec. Curug Kota. Serang Dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran berbasis masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Pesawat Sederhana (PTK di Kelas V SD Negeri Cilaku Kec. Curug Kota Serang).

B.Rumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada konsep pesawat sederhana?

Secara spesifik dari rumusan masalah diatas dapat diuraikan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(13)

5

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada konsep pesawat sederhana?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM)?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM)?

C.Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM).

Secara khusus tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada konsep pesawat sederhana.

2. Mendeskrpisikan aktivitas siswa dalam pemeblajaran IPA pada konsep pesawat sedehana dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). 3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada konsep pesawat

sederhana dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM).

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, seperti guru, siswa dan peneliti lain.


(14)

6

1. Bagi Siswa

a. Memfasilitasi siswa memecahkan masalah dalam pembelajaran konsep pesawat sederhana.

b. Memberikan motivasi bagi siswa untuk memecahkan masalah pada pembelajaran konsep pesawat sederhana.

c. Siswa memperoleh pengalaman langsung dengan belajar secara berkelompok, dapat berpikir terbuka dan kritis dalam mata pelajaran IPA tentang konsep pesawat sederhana.

2. Bagi Guru

a. Menambah wawasan guru terhadap model pembelajaran berbasis masalah (PBM).

b. Menyediakan deskripsi contoh penerapan pendekatan model pembelajaran berbasisi masalah (PBM) pada pembelajaran IPA di SD, khususnya pada konsep pesawat sederhana di kelas.

3. Bagi Peneliti lain

a. Menyediakan temuan atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. b. Sebagai bahan untuk diskusi dan kajian bersama tentang metode


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) dipandang sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kinerja pembelajaran sehingga peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai secara optimal.

Wardani dalam Indihadi at al menjelaskan bahwa:

hakikat penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yangdilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagi guru sehingga hasil belajar siswa semankin meningkat (Indihadi at al, (2010: 10).

Refleksi diri adalah sebagian kegiatan merenungkan atau mengingat dan menghubung-hubungkan peristiwa yang terjadi selama pembelajarn : apa yang telah terjadi, mengapa hal itu terjadi, dan apa dampaknya bagi keefektifan pembelajaran (siswa, guru, dan suasana pembelajaran)

Bertitik tolak dari uraian diatas, penelitian tindakan kelas merupakan satu penelitian pula, yang dengan sendirinya mempunyai berbagai aturan dan langkah yang harus diikuti

Menurut Carr & Kemmis (Mc Niff, 1991, p.2) PTK didefinisikan sebagai berikut:

Action research is a from of self-reflective enquiry undertaken by participants (teachers, students or principals, for example) in social (including educational) situations in order to improve the rationality


(16)

26

and justice of (1) their own social or educational. Practices, (2) their understanding of these practices, and (3) the situations (and institutions) in which the practices are carried out. ( Wardhani, 2007: 4)

Selanjutnya menurut Wardhani dan Kuswaya (2007:4) dapat disimpulkan bahwa:

penelitian tindakan kelas merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.

Bentuk PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah PTK kolaboratif. PTK kolaboratif menurut Oja dan Smulyan (Yusnandar dan

Nur’aini 2009:13) adalah “Penelitian tindakan kelas yang melibatkan beberapa pihak baik guru, kepala sekolah, pengawas maupun dosen PGSD secara serentak melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan dan peningkatan karir guru”.

Dari penjelasan mengenai pengertian penelitian Tindakan kelas diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan perkembangan baru dibidang pendidikan. Penelitian tindakan merupakan kegiatan penelitian mengenai suatu kelompok orang yang mengorganisasi suatu kondisi, sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman tersebut, mencatat dalam suatu laporan sehingga pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain yang tertarik untuk melakukan pekerjaan yang sejenis.


(17)

27

1. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Wardhani (2007: 5) menjelaskan tentang karakteristik PTK diantaranya adalah:

a. Masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.

b. Permasalahan timbul dari diri si peneliti melalui refleksi diri, berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden

c. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi

Selanjutnya Nur’aini (2012: 7) mengemukakan karakteristik PTK sebagai berikut:

Pada dasarnya semua penelitian selalu berupaya untuk memecahkan suatu problema. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik problema yang harus dipecahkan yaitu bahwa problem yang diangkat untuk dipecaahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru, kemudian dari persoalan itu guru meyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara profesional. Karakteristik berikutnya dalam penelitian tindakan kelas yaitu adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Jika guru melakukan penelitian


(18)

28

mengenai tingkat keseringan siswa membolos, tanpa disertai tindakan-tindakan tertentu, maka tidak termasuk jenis penelitian tindakan-tindakan kelas

Dapat disimpulkan dari karakteristik-karakteristik yang dipaparkan di atas bahwa karakteristik PTK adalah problem yang dipecahkan merupakan suatu prsoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan profesi sehari-hari, dalam menghadapi suatu permasalahan harus disertai dengan tidakan-tindakan yang terencana, dan langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun kerja mandiri secara intensif. Dan yang terakhir harus adanya langkah berpikir reflektif dari peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan.

2. Alasan Mengapa Harus PTK

Sesuai dengan definisi dan karakteristik PTK yang di paparkan diatas bahawa PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk mebantu guru meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas, untuk itu ada beberapa alasan mengapa hrus PTK yang dipilih, bisa dilihat dari manfaat PTK yaitu sebgaia berikut:

a. Inovasi Pembelajaan

Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan menigktkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Penelitian tindakan kelas memiliki kepedulian


(19)

29

terhadap pemecahan persoalan-persoalan praktis yang dihadapi oleh manusia dalam pekerjaannya sehari-hari.

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelas Dalam aspek pengembangan kurikulum, guru kelas bertanggung jawab terhadap pengembangan kurikulum dalam level sekolah dan atau kelas, penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat jika digunakan salah satu sumber masukan. Penelitian tindakan kelas dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakekat secara empirik, dan buku sekedar pemahaman yang bersifat teoritik.

c. Peningkatan profesioanlisme guru

Penelitian tindakan kelas dilihat dari segi aspek profesionalisme guru dalam proses pembelajaran, memiliki manfaat yang sangat penting. Guru yang profesional tentu tidak enggan untuk melakukan perubahan-perubahan dalam praktek pembelajarannya sesuai dengan kondisi kelasnya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu media yaang dapat digunakan guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya ke arah perbaikan secara profesional. Guru ditantang untuk memiliki keterbukaan terhadap pengalaman dan proses pembelajaran, pada akhirnya guru akan mendapaat otonomi secara profesional, bukan melaksanakan intruksi atasan tentang


(20)

30

sesuai hasil penelitian orang lain, sekalipun tidak tepat/cocok untuk dilingkungan sekolah dan atau kelasnya.

Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PTK dapat memperbaiki suatu kineraja guru atau memperbaiki kualitas praktik pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut (Sukardi, 2008: 212) secara umum penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Merupakan salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam satu lembaga

b. Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan sekarang

c. Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi peneliti yang dalam ini mereka memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan, maupun pihak subjek yang diteliti dalam mendapatkan manfaat langsung dari adanya tindakan nyata. d. Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat, yaitu

peneliti dan para subjek yang diteliti (Mc Niff,1992).

e. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya.

f. Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas.


(21)

31

g. Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara profesional maupun akademik.

Dari tujuan PTK diatas dapat disimpulkan bahawa tujuan diatas harus benar-benar harus dicapai karena untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan dilaksanakannya PTK dapat mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi peneliti, serta peneliti senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya dengan merancang suatu rencana pembelajaran yang merujuk pada peningkatan kualitas belajar siswa

B.Desain Penelitian

1. Prosedur Tindakan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model pembelajaran pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Actron Research) dengan model dari Kemmis dan Mc Tanggart. (dalam Yusnandar dan Nur’aini, (2011: 67), model ini terdiri dari empat komponen: perencanaan, tindakan, observasi dan reflektif.

Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu metode penelitian yang ditawarkan oleh para ahli yang bersifat praktis dan tidak menyulitkan untuk dilaksanakan oleh para guru, dan bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang ada.


(22)

32

Penelitian tindakan ini di fokuskan kepada siswa kelas V, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam konsep pesawat sederhana, dengan siklus tindakan dari prasiklus sapai siklus berikutnya (II&III).

Dalam melaksanakan penelitian kelas ini, digunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Kemmis & Mc Taggart, 1982). Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.

a. Perencanaan

Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.dalam penelitin tindakan, rencana tindakan harus berorientasi kedepan. Disamping itu, perencana harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial pada kondisi tertentu tidak dapat diprediksi dan mempunyai resiko. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategis yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenal rintangan yang sebenarnya.

b. Tindakan

Melaksanakan apa yang direncanakan oleh guru dan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Tindakan


(23)

33

dalam penelitian tindakan harus hati-hati dan merupakan kegiatan praktis yang terncana.

c. Observasi

Mengatasi atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau dikenakan terhadap siswa. Observasi pada penelitian tindakan mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek.

b. Refleksi

Penelitian mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai criteria. Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalm observasi. PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. PTK dipandang sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kinerja pembelajaran sehingga peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai secara optimal.


(24)

34

Untuk lebih jelasnya, rangkaian langkah-langkah atau penelitian setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Prosedur pelaksanaan PTK (Kemmis dan Mc Taggart)

Sumber: (Sukardi, 2008: 215)

Sebelum melangkah ke siklus I, penelitian ini terlebih dahulu mengadakan presiklus untuk mendapatkan gambaran dan sejauh mana kemampuan dan kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran. Rencana dalam penelitian ini yaitu mulai dari pra siklus, siklus I, siklus II dan seterusnya sampai pembelajaraan dianggap berhasil. Adapun tahap-tahap kegiatan yang akan direncanakan oleh peneliti, adalah sebaga berikut

2. Prosedur Pelaksanaan Tindakan

Rangkaian kegiatan penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan (penelitian pendahuluan) tentang pola pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas. Prosedur pelaksanaan tindakan yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut:

Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pelaksanaan Perencanaan

SIKLUS II Pengamatan Refleksi


(25)

35

a. Pra Siklus

Pra siklus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah studi pendahuluan sebelum tindakan kelas dilakukan terhadap praktek pembelajaran yang dilaksanakan.

1. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan suatu observasi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pembelajaran, dan melihat kondisi obyektif (mengobservasi keadaan lapangan) yang dimaksudkan untuk memantau kegiatan belajar-mengajar (KBM) IPA yang asli berdasarkan kondisi nyata di kelas V SD Negeri Cilaku Kecamatan Curug.

2. Refleksi

Peneliti dengan guru mitra menganalisis hasil penemuan-penemuan, kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran dan merumuskan serta mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil observasi. Hasil observasi lalu dijadikan bahan refleksi dan dikonfirmasikan dengan hasil kajian teoritis yang relevan, dan menentukan perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk pelaksanaan siklus I.


(26)

36

b. Siklus I

1. Perencanaan

Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan dari hasil observasi dan refleksi kegiatan prasiklus sebagai wujud revisi dari kelemahan yang terjadi pada kegiatan prasiklus, menyusun perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) konsep pesawat sederhana di kelas V dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, membuat pedoman observasi dan lembar observasi teradap aktivitas siswa dan menyiapkan alat evaluasi berupa tes tulis untuk mengetahui hasil kognitif siswa dan lembar observasi untuk penilaian aktivitas siswa.

2. Tindakan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan Proses pembelajaran menggunakan medel pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA Pada konsep pesawat seerhana, yakni sebagai berikut:

a. Bagian awal pembelajaran guru melakukan apersepsi untuk menggali konsep awal siswa dengan melakukan tanya jawab yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

b. Guru melakukan percobaan dan menyajikan masalah tentang

“Bagaimana cara kita mudah melakukan sesuatu?”.

c. Siswa dibentuk kelompok menjadi lima kelompok, dan setiap kelompoknya diberikan lembar kerja kelompok.


(27)

37

d. Perwakilan dari masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan yang telah disediakna oleh guru.

e. Dengan bimbingan guru siswa melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.

f. Siswa bersama guru membahas tentang permasalahan yang diungkap, lalu perwakilan siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. g. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang proses pemecahan

masalah dan menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini. 3. Observasi

Pada tahap ini, peneliti berkoloborsi dengan guru mitra mengamati pelaksanaan tindakan kegiatan pembelajaran pada konsep pesawat sederhana dengan mengunakan model pembelajaran berbasis masalah dan melakukan penilaian terhadap aktivitas pembelajaran belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana.

4. Refleksi

Kegiatan ini dimaksudkan bahwa peneliti dan guru mengadakan suatu diskusi dan evaluasi mengenai temuan-temuan atau kelemahan-kelemahan yang muncul dari hasil pengamatan, yaitu berupa perkembangan aktifitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Selanjutnya merumuskan perencanaan dan merevisi rencana tindakan untuk ditindaklanjuti pada siklus II.


(28)

38

c. Siklus II

Berdasarkan Refleksi pada siklus I, maka Peneliti dan guru mitra akan merencanakan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti bersama guru merencanakan pembelajaran dari hasil observasi dan refleksi dari kegiatan siklus I sebagai wujud revisi dari kelemahan yang terjadi pada kegiatan siklus I. Adapun kegiatan pada tahap perencanaan pada siklus I diantaranya: Mendata masalah dan temuan-temuan pada siklus I, membuat rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) untuk siklus II, mempersiapkan lembar pedoman observasi dan menentukan jadwal untuk pelaksanaan siklus II. 2. Tindakan

Berdasarkan dari pelaksanaan, maka tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, dan guru mitra sebagai observer. Adapaun langkah-langkah pembelajaran pada proses tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

a. Diawal pembelajaran guru melakukan apersepsi: Memberikan cerita tentang jenis-jenis pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari b. Guru menjelaskan peta konsep tentang jenis-jenis pesawat sederhana. c. Siswa diberikan masalah tentang “Apa sajakah jenis-jenis pesawat


(29)

39

d. Siswa dibentuk kelompok lima atau enam kelompok dan setiap kelompok diberikan kertas yang berisi tabel kegiatan

e. Bersama kelompok, siswa berdiskusi tentang masalah yang disajikan, dan mencocokan gambar-gambar pesawat sederhana dan memberikan tanda centang pada kolom yang sesuai pada tabel kegiatan yang di berikan oleh guru, siswa dibimbing oleh guru untuk memecahkan

masalah “Apa sajakah jenis-jenis pesawat sederhana?”

f. Siswa bersama guru membahas tentang permasalahan yang diungkap, lalu perwakilan siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya g. Siswa melakukan refleksi tentang proses pemecahan masalah dan

menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini 3. Observasi

Tahap observasi ini dilakukan bersmaan dengan pelaksanaan tindakan, dimana observasi merupakan semua kegiatan untuk mengenal, merekam, dan mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari tindakan yang direncanakan. Selain itu, penulis sebagai peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas siswa saat proses pembelajaran

4. Refleksi

Pada tahap refleksi ini merefleksi proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada konsep pesawat sederhana. Dan peneliti mengkaji atau mengevaluasi hasil keterampilan proses pembelajaran, mengenai proses pembelajaran


(30)

40

yang telah dilaksanakan maupun tentang kelemahan dan kelebihannya, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus selanjutnya.

d. Siklus III

Berdasarkan refleksi pada siklus II, maka Peneliti dan guru mitra akan merencanakan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti bersama guru merencanakan pembelajaran dari hasil observasi dan refleksi dari kegiatan siklus II sebagai wujud revisi dari hasil temuan dan kelemahan-kelamahan yang terjadi pada kegiatan siklus II.

a. Mendata masalah dan temuan-temuan pada siklus II, lalu dievaluasi dan didiskusikan untuk mencari upaya perbaikan dan diterapkan pada pembelajaran di siklus III,

b. Merancang rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus II. c. Mempersiapkan lembar pedoman observasi.

d. Menentukan jadwal untuk pelaksanaan siklus II. 2. Tindakan

Berdasarkan dari perencanaan, maka tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, dan guru mitra sebagai observer. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus III adalah sebagi berikut:


(31)

41

a. Diawal pembelajaran guru melakukan apersepsi: bercerita membandingkan suatu pekerjaan yang menggunakan pesawat sederhana dengan yang tidak menggunakan pesawat sederhana serta melakukan tanya jawab yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari

b. Siswa diberikan masalah tentang “ Apa manfaat pesawat sederhana bagi kita?”.

c. Siswa dibagi kelompok lima kelompok dalam satu kelas dengan nama kelompok buah-buahan

d. Bersama kelompok, siswa berdiskusi tentang masalah yang disajikan, dan mengambar salah satu jenis pesawat sederhana serta menuliskan manfaat-manfaat pesawat sederhana, siswa dibimbing oleh guru untuk memecahkan masalah “Apa manfaat pesawat sederhana?”.

e. Siswa bersama guru membahas tentang permasalahan yang diungkap, lalu perwakilan siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. f. Siswa melakukan refleksi tentang proses pemecahan masalah dan

menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini. 3. Observasi

Dalam kegiatan observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada konsep pesawat sederhana. Dan mencatat perubahan aktivitas siswa pada saat pembelajaran pada lembar pedoman observasi.


(32)

42

4. Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti merefleksi proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada konsep pesawat sederhana dan merefleksi hasil perubahan aktifitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada konsep pesawat sederhana.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa yakni keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan mpodel pembelajaran berbasis masalah) dikelas V SD Negri Cilaku dengan jumlah 33siswa

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di Sekolah Dasar Negeri Cilaku Kecamatan Curug Kota Serang dengan alasan dan pertimbangan karena lokasi penelitian cukup strategis, tidak jauh dari tempat tinggal peneliti. Alasan memilih lokasi SD Negeri Cilaku, karena minat siswa kelas V terhadap pembelajaran IPA masih cukup baik serta guru kelas V belum pernah menggunakan teknik/metode mengajar dengan model pembelajarn berbasis masalah (PBM).


(33)

43

D.Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model yang mengajarkan siswa untuk saling bekerja sama dalam suatu kelompok dalam memecahkan masalah dan siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya. Pada proses pembelajaran ini siswa pertama-tama diberikan suatu masalah oleh guru. Masalah yang disajikan adalah masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata, misalnya pnggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Dari masalah yang diberikan ini, siswa bekerja sama dalam kelompok, mencoba memecahkannya dengan kemampuan yang mereka miliki, dan sekaligus mencari informasi-informasi baru yang relevan untuk solusinya. Sehingga mereka dapat mengahasilkan suatu produk, seperti laporan percobaan pesawat sederhana, dan terakhir setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan teman-teman kelasnya. Disini guru bertugas membimbing dan mengarahkan dalam menemukan solusi yang diperlukan. Dan kegiatan akhir guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan

Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbasis masalah ini dibutuhkan perangkat penunjang yaitu berupa lembar kerja siswa, RPP, serta menggunakan media yang tepat.


(34)

44

2. Pesawat Sederhana

Materi dalam penelitian ini difokuskan kepada konsep pesawat sederhana, dengan beberpa sub topik yaitu mengenal pesawat sederhana, macam-macam pesawat sederhana dan manfaat pesawat sederhana. Pesawat sederhana meupakan alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Adapun macam-macam pesawat sederhana adalah sebagai berikut: pengungkit atau tuas, bidang miring, katrol dan roda. Sedangkan manfaat pesawat sederhana secara garis besar ialah untuk melipat gandakan gaya untuk mengubah arah gaya sehingga gaya yang kita keluarkan lebih kecil dan waktu yang digunkan menjadi hemat sehingga dapat mempermudah pekerjaan.

Pesawat sederhana diatas adalah merupakan materi pelajaran yang diajarkan di kelas V SD dan dijelaskan dalam buku sains kelas V sesuai dengan kurikulum IPA SD.

3. Hasil Belajar

Suprijono menjelaskan tentang pengertian hasil belajar sebagai berikut:

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikatagorisasi oleh para pakar pendidikansebagimana tersebut diatas tidak terlihat secara fragmantaris atau terpisah, melainkan komprehensif (suprijono, 2009: 7).

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah berupa nilai tes hasil belajar siswa, dan tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diambil pada lembar observasi.


(35)

45

E.Instrumen Penelitian

Trianto mengemukakan penegrtian istrumen bahawa:

Instrumen merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kecapain kompetensi apabila penilaian menggunakan tehnik tes tertulis uraian, tes untuk kerja dan tugas rumah yang berupa proyek, harus disertai rubrik penilaian (Trianto, 2007: 93).

Jenis-jenis instrumen ada dua, yaitu tes dan non tes. Instrumen dengan bentuk tes secara umum dibagi menjadi dua yaitu bentuk obyektif dan bentuk subyektif.

Jenis instrumen yng digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.

1. Observasi

“Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data ) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”

(Kunandar, 2011: 143).

Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini daat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan, catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas (mills, 2004 dalam Kunandar, 2011: 143).

Berikut ini merupakan pedoman observasi yang akan digunakan oleh observer untuk proses pengamatan pada saat proses pembelajaran


(36)

46

berlangsung. Yakni berupa pedoman observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran berbasisi masalah (PBM).

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) No

.

Aspek Yang

Diobservasi Deskriptor

1. Apersepsi: perhatian siswa pada awal pembelajaran

a. keberanian siswa dalam bertanya.

b. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.

c. Antusiasme/semangat dalam mengikuti pembelajaran

2. Siswa diberikan suatu

permasalahan

a. Antusiasme terhadap masalah yang diberikan b. Pemahaman siswa terhadap masalah

yangdiberikan

c. Inisiatif yang timbul saat diberikan permasalahan (proses berfikir terbuka) 3. Siswa membentuk

kelompok,

keterlibatan siswa saat proses

pembelajaran

a. Antusiasme dalam membentuk kelompok. b. Hubungan siswa dengan teman kelompoknya

dalam pembelajaran.

c. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok dengan mengikuti petunjuk dari guru.

4. Partisispasi siswa dalam

pembelajaran proses

pemecahan masalah

a. Dalam kegiatan kelompok, setiap siswa mengemukakan ide atau jawaban masing-masing

b. Interaksi siswa dalam mengikuti pembelajaran kelompok

c. Proses pemecahan masalah dengan cara berfikir divergen-konvergen

5. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja dan mempersentasika n

a. Mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. b. Menghubungkan pengetahuan awal dengan

konsep yang telah dipelajari c. menyimpulkan hasil pembelajaran.


(37)

47

Tabel di atas merupakan pedoman observasi yang pada pelaksanaanya observer akan menuliskan hasil temuan pada lembar observasi yang disediakan oleh peneliti dan disesuaikan dengan deskriptor pada pedoman observasi di atas.

2. tes

“Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang

atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembanhgan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam

dirinya” (Kunandar, 2011: 186).

Tes hasil belajar yang diambil dalam penelitian ini adalah Tes tertulis. Pada dasarnya tes tertulis dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tes uraian (essay test) dan tes objektif (objektive test). Dalam penelitian peneliti menggunakan tes hasil belajar dengan menggunakan jenis tes isian singkat yang terdiri dari lima butir soal.

Adapun kisi-kisi soalnya adalah sebagai berikut :

Standar Kompetensi: memahami hubungan antara gaya, gerak,

dan energi serta fungsinya.

Kompetensi Dasar: Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat


(38)

48

Kisi- kisi Soal

Siklus Pokok/ sub pokok bahasan

Tingkat Kesukaran

Tingkat kognitif Jumlah

C1 C2 C3

I Definisi pesawat sederhan Mudah *1,2 5 Sedang *3,4

Sukar *5

Jumlah 5

II Jenis-jenis pesawat sederhana

Mudah *1,2 5

Sedang *3,4

Sukar *5

Jumlah 5

III Manfaat pesawat sederhana

Mudah *1,2 *3,4 5

Sedang *5

Sukar

Jumlah 5

* nomor soal F.Analisis Data

a. Persiapan

Pada tahap ini peneliti mengecek kelengkapan data, maksudnya memeriksa lembar observasi hasil temuan observer, dan mengecek data nama siswa sampai kelengkapan identitas pengisi instrumen, dan juga hasil tes siswa.

b. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul menjadi acuan dalam melaksanakan analisis data yang diperoleh dari pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis masalah pada bidang studi sains.

Teknik pengolahan data yang berkaitan dengan keaktifan siswa dan peningkatan hasil belajar adalah sebagai berikut:


(39)

49

1) Lembar Pedoman Observasi

Untuk memperoleh data yang relevan dalam bentuk kualitatif, yang disesuaikan dengan format lembar observasi yang telah disediakan, maka untuk mengetahui peningkatan aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan proses pembelajaran IPA dalam konsep pesawat sederhana dengan penerapan model pembelajaran berbasis maslah (PBM) yang dilakukan oleh guru model (peneliti), observer menuliskan hasil temuan dari pengamatannya pada lembar pedoman observasi yang disediakan. Selaanjutnya peneliti menafsirkan catatan pengamatan.

2) Tes Hasil Belajar Siswa

Untuk mendapatkan hasil pengolahan skor akhir tes siswa dengaan tes yang diberikan yaitu berupa tes isian singkat, sebanyak lima buah soal. Yaitu dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S= Skor yang di cari.

∑B= Jumlah jawaban yang benar.

Tabel 3.3 Format Pengolahan Skor Akhir Tes Siswa

No. Soal Bobot Skor BxS

1 1

2 1

3 1

4 1

5 1

Jumlah

� = ∑

∑ � =∑


(40)

50

Maka dengan demikian peneliti menentukan skor hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus:

Adapun penskoran tes hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, yaitu:

 Sekor maksimal adalah 100

 Untuk menentukan nilai hasil siswa adalah

Dan nilai rata-rata kelasnya ditentukan dengan rumus:

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:

Kriteria Penilaian sebagai berikut :

- Skor nilai 90 – 100 = A (baik sekali)

- Skor nilai 80 – 89 = B (baik)

- Skor nilai 65 – 79 = C (cukup)

- Skor nilai 55 – 64 = D (kurang)

- Skor nilai  55 = E (buruk)

(Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin 2006 : 67)

� = �� � ( � )

Skor Akhir Siswa

=

� − � =∑ �

P =

∑ � �


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Cilaku Serang Banten, dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Pada Konsep Pesawat sederhana, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari pelaksanaan siklus I, II dan III sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada konsep pesawat sederhana sangat berpengaruh sekali terhadap aktivitas siswa maupun hasil tes belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dengan melalui tahapan persiapan pembelajaran serta proses pembelajaran model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil tes belajar siswa. karena dalam pelaksanakaannya siswa sudah terlihat aktif dan kreatif serta dalam kelompoknya siswa-siswa sudah bisa saling bertukar ide yang dimilikinya, Selain itu guru sudah bisa menciptakan pembelajaran yang kolaboratif, sehingga interaksi siswa dengan siswa dalam pembelajaran sudah terlihat.

2. Berdasrkan hasil pengamatan observer (guru mitra) terhadap aktivitas pada proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I sampai siklus III. Dapat peneliti simpulkan bahwa aktivitas siswa pada setiap siklusnya


(42)

97

semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang sudah aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri, siswa bersama kelompoknya antusias untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, peningkatan terlihat pada setiap deskriptor yang ada pada lembar observasi. Guru sudah bisa menciptakan pembelajaran yang kolaboratif, sehingga interaksi siswa dengan siswa dalam pembelajaran sudah terlihat.

3. Hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) mengalami peningkatan yang sangat baik pada setiap siklusnya, hal ini bisa dilihat dari skor rata-rata siklus I mencapai 64,42 dengan presentase 39,39% dengan kategori cukup, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,15 dengan presentasi 69,69% masih dalam kategori cukup, kemudian pada siklus III mencapai 84,45 dengan presentase 84,84 termasuk dalam klategori baik. Hal ini membuktikan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada konsep pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas tidak dapat dipungkiri bahwa Penenerapan Model pembelajaran Bebasis Masalah (PBM) pada konsep pesawat sederhana telah berhasil dan dapat memperoleh nilai sangat baik, dengan meningkatnya skor hasil belajar siswa.


(43)

98

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dliakukan di SDN Cilaku tepatnya di kelas VB dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka peneliti menyampaikan rekomendasi kepada:

1. Guru

Dalam proses mengajar hendaknya guru bisa kreatif sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenanagkan. Mengembangkan pengetahuan dalam pembelajaran sangatlah penting bagi guru yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam kelangsungan proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Penegetahuan Alam (IPA) khususnya. Dan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan jalan alternatif untuk menciptakan susana pembelajaran yang efektif, karena model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa mengenbangkan potensi yang dimilikinya.

2. Kepala Sekolah

Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka kepada kepala sekolah selaku penanggung jawab pemimpin tertinggi disekolah, hendakanya memfasilitasi sarana dan prasaran yang menunjang untuk menciptakan pemebelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan, serta memotivasi semua guru-guru agar dapat menerapkan model Pembelajaran


(44)

99

Berbasis Masalah (PBM) yang disesuaikan dengan perkembangan potensi yang dimiliki siswa.

3. Peneliti selanjutnya

Dikarenakan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, maka dari itu saya sebagai penulis merekomendasi kepada peneliti lainnya agar hasil penlitian ini di jadikan bahan diskusi dan refisi untuk melakukan penelitian selanjutnya, yang bertujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahua Alam (IPA) untuk masa yang akan datang.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, (2007). Learning To Teach (belajar untuk mengajar). New York: Mc Graw Hill Companies

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Subang:

Royyan Press

Enzelina, E. (2012). Penerapan Metode Based Learning (PBL) Pada Konsep Daur Air Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas V SD (PTK di Kelas V SDN Serang 7 Kec. Serang Kota. Serang). Skripsi S1 PGSD Serang: [tidak diterbitkan]

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press

Normasari, L. (2010). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Konsep Sifat- sifat Bangun Datar Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PTK di Kelas V SDN Cgadung 5 Kec. Karang Tanjung Kab. Pandeglang). Skripsi S1 PGSD Serang: [tidak diterbitkan]

Nuraeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press

Rahmat C & Solehudin M. 2006. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Andira

Riyanto, Yatim. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran (mengembangkan profesionalisme Guru). Jakarta:Rajawali Press

Sajarudin, N.dkk. (2010). Uji- Tindak Teknik Lacak Situs Sebagai Sumber Belajar Tentang Usaha Kecil Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendiikan Dasar. 13, 9-12

Sujana Atep. (2009). Peta Konsep (Concept Maps) Dalam Pembelajaran Sains: Studi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (SD). Jurnal Pendidikan Dasar. 12, 3-5


(46)

101

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sukardi .(2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek.

Jakarta: Rajawali Perss

Wahyudin, Dinn Dkk. (2007). Pengantar Peendidikan, jakarta: Universitas Terbuka

Wardhani. Igak dkk.(2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Widodo, dkk. (2004). Alamku Sains 5 Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Bumi Aksara

Yusnandaar, E. Dan Nur’aini. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Upi Serang [tidak diterbitkan]

Yusnandar. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. Upi Serang. [tidak diterbitkan]


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Cilaku Serang Banten, dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Pada Konsep Pesawat sederhana, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari pelaksanaan siklus I, II dan III sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada konsep pesawat sederhana sangat berpengaruh sekali terhadap aktivitas siswa maupun hasil tes belajar siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dengan melalui tahapan persiapan pembelajaran serta proses pembelajaran model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil tes belajar siswa. karena dalam pelaksanakaannya siswa sudah terlihat aktif dan kreatif serta dalam kelompoknya siswa-siswa sudah bisa saling bertukar ide yang dimilikinya, Selain itu guru sudah bisa menciptakan pembelajaran yang kolaboratif, sehingga interaksi siswa dengan siswa dalam pembelajaran sudah terlihat.


(2)

97

semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang sudah aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri, siswa bersama kelompoknya antusias untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, peningkatan terlihat pada setiap deskriptor yang ada pada lembar observasi. Guru sudah bisa menciptakan pembelajaran yang kolaboratif, sehingga interaksi siswa dengan siswa dalam pembelajaran sudah terlihat.

3. Hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) mengalami peningkatan yang sangat baik pada setiap siklusnya, hal ini bisa dilihat dari skor rata-rata siklus I mencapai 64,42 dengan presentase 39,39% dengan kategori cukup, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,15 dengan presentasi 69,69% masih dalam kategori cukup, kemudian pada siklus III mencapai 84,45 dengan presentase 84,84 termasuk dalam klategori baik. Hal ini membuktikan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada konsep pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas tidak dapat dipungkiri bahwa Penenerapan Model pembelajaran Bebasis Masalah (PBM) pada konsep pesawat sederhana telah berhasil dan dapat memperoleh nilai sangat baik, dengan meningkatnya skor hasil belajar siswa.


(3)

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dliakukan di SDN Cilaku tepatnya di kelas VB dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka peneliti menyampaikan rekomendasi kepada:

1. Guru

Dalam proses mengajar hendaknya guru bisa kreatif sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenanagkan. Mengembangkan pengetahuan dalam pembelajaran sangatlah penting bagi guru yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam kelangsungan proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Penegetahuan Alam (IPA) khususnya. Dan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan jalan alternatif untuk menciptakan susana pembelajaran yang efektif, karena model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa mengenbangkan potensi yang dimilikinya.

2. Kepala Sekolah

Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka kepada kepala sekolah selaku penanggung jawab pemimpin tertinggi disekolah,


(4)

99

Berbasis Masalah (PBM) yang disesuaikan dengan perkembangan potensi yang dimiliki siswa.

3. Peneliti selanjutnya

Dikarenakan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, maka dari itu saya sebagai penulis merekomendasi kepada peneliti lainnya agar hasil penlitian ini di jadikan bahan diskusi dan refisi untuk melakukan penelitian selanjutnya, yang bertujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahua Alam (IPA) untuk masa yang akan datang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, (2007). Learning To Teach (belajar untuk mengajar). New York: Mc Graw Hill Companies

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Subang:

Royyan Press

Enzelina, E. (2012). Penerapan Metode Based Learning (PBL) Pada Konsep

Daur Air Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas V SD (PTK di Kelas V SDN Serang 7 Kec. Serang Kota. Serang). Skripsi S1 PGSD

Serang: [tidak diterbitkan]

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembang Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press

Normasari, L. (2010). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada

Konsep Sifat- sifat Bangun Datar Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PTK di Kelas V SDN Cgadung 5 Kec. Karang Tanjung Kab. Pandeglang). Skripsi S1 PGSD Serang: [tidak

diterbitkan]

Nuraeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press

Rahmat C & Solehudin M. 2006. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Andira

Riyanto, Yatim. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran (mengembangkan

profesionalisme Guru). Jakarta:Rajawali Press

Sajarudin, N.dkk. (2010). Uji- Tindak Teknik Lacak Situs Sebagai Sumber Belajar Tentang Usaha Kecil Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal


(6)

101

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sukardi .(2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek.

Jakarta: Rajawali Perss

Wahyudin, Dinn Dkk. (2007). Pengantar Peendidikan, jakarta: Universitas Terbuka

Wardhani. Igak dkk.(2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Widodo, dkk. (2004). Alamku Sains 5 Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Bumi Aksara

Yusnandaar, E. Dan Nur’aini. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Upi Serang

[tidak diterbitkan]

Yusnandar. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. Upi Serang. [tidak diterbitkan]