PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERMUATAN BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA: Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERMUATAN BUDAYA

LOKAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh MARFUAH NIM 1101122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERMUATAN BUDAYA

LOKAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII

SMP Negeri 15 Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh Marfuah

S.Pd. UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

© Marfuah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Iskandarwassid, M.Pd. NIDN 0002073902

Pembimbing II,

Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 196603201991031004


(4)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Keterampilan berbicara merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa Indonesia yang perlu mendapat perhatian agar para siswa memiliki kompetensi dalam berbicara. Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran berbicara terdapat beberapa kendala yang dihadapi, baik oleh siswa maupun guru, seperti kesulitan siswa dalam menentukan topik pembicaraan dan mengkonstruksi cerita untuk disampaikan, dan sebagainya. Maka, salah satu alternatif yang bisa dilakukan guru, yakni dengan menggunakan multimedia dalam pembelajaran berbicara.

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) profil kemampuan berbicara siswa di kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal; (2) profil kemampuan berbicara siswa di kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan media visual bermuatan budaya lokal; (3) pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal; (4) respons siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal; dan (5) efektivitas multimedia bermuatan budaya lokal dengan media visual bermuatan budaya lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi, wawancara, dan angket.

Secara keseluruhan, penelitian ini telah mencapai tujuan dan membuktikan hipotesis. Profil kemampuan berbicara siswa, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol digambarkan dari hasil pretest dan posttest. Pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Secara keseluruhan dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil pengolahan angket respons siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dapat disimpulkan bahwa siswa merasa senang terhadap multimedia tersebut. Dengan multimedia yang diterapkan dapat menumbuhkan motivasi dan membantu siswa dalam berbicara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif, diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah 74,69, sedangkan nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah 62,69. Setelah dilakukan uji beda rata-rata antara posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai

lebih besar dari (5,972 > 1,995). Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dapat diterima, yakni terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dengan kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal.


(5)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Speaking skill is part of Indonesian language subject which need to get attention in order that students have competency in speaking. Related with implementation of speaking learning, there are some obstacles which is faced both by student as well as teacher, such as student difficulty in determining learning topic and construct the story to be conveyed, etc. Therefore, one alternative which can be done by teacher is by using multimedia in speaking learning.

In general, this study aim to test the effectiveness of multimedia usage which contain local culture in speaking learning. In particular, this study aim to describe (1) the profile of speaking ability of students in experiment class whose learning use multimedia which contain local culture; (2) the profile of speaking ability of students in control class whose learning use visual media which contain local culture; (3) the implementation of speaking learning by using multimedia which contain local culture; (4) students’ response toward speaking learning by using multimedia which contain local culture; and (5) the effectiveness of multimedia which contain local culture with visual media which contain local culture with visual media which contain local culture. The method which is used in this study is quasi experiment of randomly design with pre test and post test with control group. As for research instrument which is used are test, observation, interview and questionnaire.

In a whole, this study had achieved the aim and prove the hypothesis.

The profile of students’ speaking ability, both in experiment class as well as in

control class is described from pretest and posttest. The implementation of speaking learning by using multimedia which contain local culture is conducted as

much as three meeting. In a whole it can be run well. Based on result of students’

response questionnaire processing toward speaking learning by using multimedia which contain local culture, it can be concluded that student feel content toward that multimedia. By multimedia which is applied it can grow the motivation and

help student in speaking. The result of study show that students’ speaking ability,

that is tell the most impressive experiment with local culture theme by using word choice and effective sentence, it is obtain the average posttest grade of experiment class is 74. 69, whereas average posttest grade of control class is 62.69. After average difference test is done between experiment class and control class, it is obtain the value of t count is bigger than t table (5.972 > 1.995). Therefore, the hypothesis which is proposed can be accepted, that is there is significant difference between speaking ability of students who obtain learning by using multimedia which contain local culture and speaking ability of students who obtain learning by using visual media which contain local culture.


(6)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

PERSEMBAHAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GRAFIK... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Batasan Penelitian... 8

1.3 Rumusan Masalah Penelitian... 9

1.4 Tujuan Penelitian... 9

1.5 Manfaat Penelitian... 10

1.6 Anggapan Dasar... 11

1.7 Hipotesis Penelitian... 12

1.8 Metode dan Teknik Penelitian... 12

1.9 Definisi Operasional... 13


(7)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II IHWAL MULTIMEDIA, BUDAYA LOKAL, DAN PEMBELAJARAN BERBICARA

2.1 Multimedia... 14

2.1.1 Pengertian Multimedia... 14

2.1.2 Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran... 15

2.1.3 Klasifikasi Multimedia Pembelajaran... 18

2.1.4 Manfaat Multimedia Pembelajaran... 19

2.1.5 Multimedia Bermuatan Budaya Lokal... 20

2.2 Budaya Lokal... 21

2.2.1 Pengertian Budaya Lokal... 21

2.2.2 Cirebon... 23

2.2.2.1 Sejarah Cirebon... 23

2.2.2.2 Budaya Lokal Cirebon... 28

2.3 Pembelajaran Berbicara... 30

2.3.1 Pengertian Berbicara... 30

2.3.2 Tujuan Berbicara... 31

2.3.3 Jenis-jenis Berbicara... 32

2.3.4 Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara... 32

2.3.5 Hakikat Kemampuan Berbicara... 33

2.3.6 Penilaian Kemampuan Berbicara... 34

2.3.7 Pembelajaran Berbicara Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP... 35


(8)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian... 36

3.1.1 Desain Penelitian... 36

3.1.2 Prosedur Penelitian... 38

3.2 Variabel Penelitian... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 41

3.4 Instrumen Penelitian... 42

3.4.1 Tes... 44

3.4.2 Observasi... 51

3.4.3 Wawancara... 53

3.4.4 Angket... 54

3.5 Uji Instrumen Penelitian... 54

3.6 Teknik Analisis Data... 55

3.7 Populasi dan Sampel Penelitian... 55

3.7.1 Populasi Penelitian... 55

3.7.2 Sampel Penelitian... 55

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL 4.1 Profil Kemampuan Berbicara Siswa di Kelas Eksperimen... 56

4.1.1 Analisis Kualitatif Pretest Siswa Kelas Eksperimen... 56

4.1.2 Analisis Kualitatif Posttest Siswa Kelas Eksperimen... 68

4.2 Profil Kemampuan Berbicara Siswa di Kelas Kontrol... 82

4.2.1 Analisis Kualitatif Pretest Siswa Kelas Kontrol... 83


(9)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.3 Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan

Multimedia Bermuatan Budaya Lokal... 100

4.3.1 Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Pertemuan Pertama... 101

4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Pertemuan Kedua... 104 4.3.3 Pelaksanaan Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Pertemuan Ketiga... 106 4.4 Analisis Data Hasil Penelitian... 107

4.4.1 Analisis Kuantitatif Pretest Kelas Ekperimen... 107

4.4.2 Analisis Kuantitatif Posttest Kelas Ekperimen ... 110

4.4.3 Analisis Kuantitatif Pretest Kelas Kontrol... 114

4.4.4 Analisis Kuantitatif Posttest Kelas Kontrol... 117

4.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data... 121

4.5.1 Uji Normalitas... 123

4.5.1.1 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 123

4.5.1.2Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 126

4.5.2 Uji Homogenitas... 129

4.5.3 Uji Beda Rata-rata... 131

4.5.4 Uji Hipotesis... 132


(10)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.6.1 Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal...

133

4.6.1.1 Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran Berbicara

dengan Menggunakan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Pertemuan Pertama...

133

4.6.1.2 Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran Berbicara

dengan Menggunakan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Pertemuan Kedua...

138

4.6.1.3 Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran Berbicara

dengan Menggunakan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Pertemuan Ketiga...

143

4.6.2 Hasil Wawancara... 148

4.6.3 Hasil Angket... 150

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 152

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 155

5.2 Saran... 159

DAFTAR PUSTAKA... 160

LAMPIRAN ... 163 RIWAYAT HIDUP


(11)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas VII, Semester 1 ··· 35

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara ··· 45

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian ··· 46

Tabel 3.3 Format Penilaian ··· 50

Tabel 3.4 Contoh Penentuan Kriteria dengan penghitungan Persentase untuk Skala Empat ··· 51

Tabel 4.1 Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen ··· 108

Tabel 4.2 Nilai Posttest Siswa Kelas Eksperimen ··· 111

Tabel 4.3 Nilai Pretest, Posttest, dan Gain Kelas Eksperimen ··· 113

Tabel 4.4 Nilai Pretest Siswa Kelas Kontrol ··· 115

Tabel 4.5 Nilai Posttest Siswa Kelas Kontrol ··· 118

Tabel 4.6 Nilai Pretest, Posttest, dan Gain Kelas Kontrol ··· 120

Tabel 4.7 Hasil Nilai Kemampuan Berbicara Siswa ··· 121

Tabel 4.8 Nilai Sig.hitung Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ··· 123

Tabel 4.9 Nilai Sig.hitung Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ··· 127

Tabel 4.10 Uji Homogenitas dengan Sig > 0,05 ··· 130

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Data Nilai Pretest dan Posttest pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ··· 131


(12)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Penilaian

terhadap Aktivitas Guru Pertemuan Pertama ... 134 Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Penilaian

terhadap Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama ... 136 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Penilaian

terhadap Aktivitas Guru Pertemuan Kedua ... 139 Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Penilaian

terhadap Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua ... 141 Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Penilaian

terhadap Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga ... 144 Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Penilaian

terhadap Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga ... 146 Tabel 4.19 Persentase Sikap Siswa untuk Setiap Pernyataan ... 150


(13)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Kategori Nilai Pretest Kelas Eksperimen ··· 109

Grafik 4.2 Kategori Nilai Posttest Kelas Eksperimen ··· 112

Grafik 4.3 Kategori Nilai Pretest Kelas Kontrol ··· 116

Grafik 4.4 Kategori Nilai Posttest Kelas Kontrol ··· 119

Grafik 4.5 Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ··· 122

Grafik 4.6 Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ··· 122

Grafik 4.7 Kurva Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen ··· 124

Grafik 4.8 Normal P-Plot Nilai Pretest Kelas Eksperimen ··· 125

Grafik 4.9 Kurva Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol ··· 125

Grafik 4.10 Normal P-Plot Nilai Pretest Kelas Kontrol ··· 126

Grafik 4.11 Kurva Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen ··· 127

Grafik 4.12 Normal P-Plot Nilai Posttest Kelas Eksperimen ··· 128

Grafik 4.13 Kurva Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol ··· 128


(14)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman ··· 16 Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen ··· 37

Gambar 3.2 Pola Penelitian Eksperimen Tes Awal dan Tes Akhir

yang Dimodifikasi ··· 38 Gambar 3.3 Hubungan Antarvariabel ··· 41


(15)

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia ··· 163

Lampiran 2 Surat Permohonan ··· 165

Lampiran 3 Surat Keterangan ··· 167

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ··· 172

Lampiran 5 Data Nilai Uji Antarpenimbang Hasil Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ··· 177

Lampiran 6 Data Statistika ··· 185

Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Guru ··· 195

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ··· 197

Lampiran 9 Pedoman Wawancara Guru ··· 199

Lampiran 10 Angket Siswa ··· 201


(16)

1

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan bentuk interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Dengan demikian, bahasa sebagai alat komunikasi memegang peran sangat penting bagi manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang tercantum di dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama (SMP), yakni bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Selain itu, pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya pembelajaran bahasa Indonesia harus mendapat perhatian yang tinggi dan dilaksanakan dengan tepat.

Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Tarigan (2008: 1) keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan, merupakan

catur tunggal. Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa keempatnya berhubungan

dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Adapun Dawson dalam Tarigan (2008: 1) menyatakan bahwa semakin terampil seseorang berbahasa,


(17)

2

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan.

Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. Dengan demikian, peserta didik diharapkan menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Oleh karena itu, dalam pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah, siswa diharapkan tidak hanya mampu menguasai teori, tetapi juga memiliki kemampuan menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya.

Berbicara sebagai salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa berperan penting dalam kegiatan berkomunikasi. Hal itu senada dengan apa yang dikemukakan oleh Tarigan (2008: 16) bahwa tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu, sedangkan keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain. (http://staff.uny.ac.id).

Berkaitan dengan keefektifan berbicara, Arsjad dan Mukti U.S. dalam Sriwidianingsih (2008: 29) menyatakan bahwa keefektifan berbicara dipengaruhi oleh faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Yang dimaksud dengan faktor kebahasaan adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah bahasa, yang seharusnya dipenuhi pada waktu seseorang menjadi pembicara. Faktor-faktor yang dimaksud, meliputi (1) ketepatan pengucapan/lafal; (2) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi/intonasi; (3) pilihan kata/diksi; dan (4) pemakaian kalimat. Adapun yang dimaksud dengan faktor nonkebahasaan, yaitu aspek yang menentukan keberhasilan seseorang dalam berbicara yang tidak berkaitan dengan masalah bahasa. Faktor-faktor tersebut antara lain (1) sikap yang tenang, wajar, dan tidak kaku; (2) pandangan/penguasaan medan; (3) kesediaan menghargai


(18)

3

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pendapat orang lain; (4) gerak-gerik dan mimik; (5) kenyaringan suara; (6) kelancaran; (7) relevansi atau penalaran; dan (8) penguasaan topik. Selain itu, menurut Djiwandono (2011: 119) sasaran tes berbicara meliputi (a) relevansi dan kejelasan isi pesan, masalah, atau topik, (b) kejelasan dan kerapian pengorganisasian isi, dan (c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta sesuai dengan isi, tujuan wacana, keadaan nyata termasuk pendengar.

Adapun pedoman penilaian berbicara pada penelitian ini merupakan pengembangan dari pendapat para ahli di atas. Aspek-aspek yang dinilai dalam berbicara siswa, yakni terdiri atas (1) isi, meliputi kesesuaian isi dengan tema, keorisinalan ide, dan penguasaan materi, (2) organisasi, meliputi sistematika, kelogisan, kohesi dan koherensi, (3) bahasa, meliputi pilihan kata atau diksi, kalimat, dan gaya verbal, dan (4) performa, meliputi pelafalan dan intonasi, gerak-gerik dan mimik, sikap, serta penguasaan medan.

Selain memperhatikan hal di atas, agar tujuan pembelajaran berbicara dapat tercapai, maka sudah sepatutnya apabila proses pembelajaran didukung oleh semua komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran yang dimaksud, meliputi guru, media pembelajaran, dan sebagainya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa peran guru di dalam dunia pendidikan sangat besar. Kualitas pendidikan tidak lepas dari peran guru. Rusman (2011: 58) menyatakan bahwa peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator. Dengan demikian, guru diharapkan memiliki kemampuan dalam mewujudkan proses pembelajaran dengan suasana belajar yang kondusif, dinamis, menarik, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi kemampuannya.

Berkaitan dengan pembelajara berbicara, Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011: 242) mengemukakan bahwa program pengajaran keterampilan berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan yang dicita-citakan. Selanjutnya, dikemukakan pula bahwa peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka


(19)

4

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar, dan menyenangkan, baik di dalam kelompok kecil maupun di hadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya.

Akan tetapi, tidak jarang proses pembelajaran berbicara yang berlangsung tidak selamanya sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebagaimana diungkapkan oleh para peneliti terdahulu salah satunya, yakni Rokhman (2011: 3) menyatakan bahwa pemilihan metode yang kurang tepat, pengelolaan pembelajaran yang kurang optimal, rendahnya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk berlatih dalam mengutarakan pendapatnya merupakan penyebab lain dari kegagalan siswa dalam berbicara. Selain itu, diungkapkannya pula bahwa faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya keterampilan berbicara adalah rendahnya pengetahuan tentang kaidah bahasa yang berlaku, minimnya penguasaan kosakata siswa, dan terbatasnya pengetahuan atau pengalaman yang akan disampaikan kepada lawan bicara atau pendengar.

Adapun berdasarkan hasil wawancara penulis dengan seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Cirebon, yakni Hj. Maemunah, S.Pd. diperoleh keterangan bahwa metode yang selama ini digunakan dalam pembelajaran berbicara, yakni ceramah. Diungkapkannya pula bahwa pada saat pembelajaran berbicara, tidak semua siswa bersedia berbicara di depan kelas padahal guru sudah berupaya dan memberikan kesempatan kepada semua siswa agar dapat berbicara di depan kelas. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor antara lain, siswa tidak memiliki keberanian, sehingga hanya beberapa siswa yang berani saja yang bersedia berbicara di depan kelas, siswa bingung dalam menentukan topik pembicaraan yang akan disampaikan, dan siswa kesulitan dalam mengkonstruksi baik cerita maupun hal lainnya berkaitan dengan berbicara. Selain itu, beliau menuturkan bahwa belum menemukan metode atau media yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.


(20)

5

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan kondisi tersebut, maka banyak upaya yang harus dilakukan guru dalam mempersiapkan pembelajaran berbicara. Di samping menyusun rencana pembelajaran, guru juga harus memiliki kreativitas dan mampu menggunakan baik metode maupun media yang tepat dan bervariasi pada saat pembelajaran. Maka, salah satu alternatif yang bisa dilakukan guru, yakni dengan menggunakan multimedia dalam pembelajaran berbicara. Munir (2012: 150) menyatakan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran oleh pendidik dalam pembelajaran meskipun tidak mutlak, sebaiknya dilakukan. Selanjutnya, dikemukakannya pula bahwa akan lebih baik jika digunakan multimedia pembelajaran karena multimedia pembelajaran tentu mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keberhasilan pembelajaran.

Adapun pengertian tentang multimedia dapat berbeda dari sudut pandang orang yang berbeda. Munir (2012: 2) kembali menyatakan bahwa secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk menyajikan informasi. Selain itu, Geyeski dalam Munir (2012: 2) memberi pengertian multimedia sebagai kumpulan media berbasis komputer dan sistem komunikasi yang memiliki peran untuk membangun, menyimpan, menghantarkan dan menerima informasi dalam bentuk teks, grafik, audio, video, dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat tersebut, multimedia yang digunakan akan lebih baik apabila berkaitan dengan pengalaman siswa, sehingga itu berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan pembelajaran dalam pokok bahasan tertentu. Dengan digunakannya multimedia diharapkan dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya yang akan disampaikannya pada saat berbicara.

Maka, pada penelitian ini penulis bermaksud menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. Yang dimaksud dengan budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikiran, atau hukum adat. Adapun bentuk budaya lokal yang lain, seperti tarian tradisional, bahasa daerah, mitos, pakaian tradisional, folklor, musik tradisional, olah raga tradisional,


(21)

6

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

permainan anak tradisional, kerajinan tangan, dan lain-lain (http://perpustakaancyber.blogspot.com).

Sebagaimana telah dikemukakan di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama (SMP), yakni pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, dan sebagainya. Maka, senada dengan hal itu, pentingnya budaya dalam dunia pendidikan dikemukakan oleh Alwasilah, dkk. (2009: 53) yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan bukan hanya sebagai pusat belajar dan mengajar, tetapi juga sebagai pusat penghayatan dan pengembangan budaya, baik budaya lokal, nasional, bahkan budaya global. Selain itu, Tilaar dalam Alwasilah, dkk. (2009: 53) juga menyatakan bahwa pengenalan terhadap budaya lokal kepada peserta didik sangat diperlukan sehingga mereka dapat mengahayati budayanya dan dirinya sendiri.

Mengingat betapa pentingnya budaya di dalam pendidikan dan pendapat para ahli mengenai hal tersebut, maka penulis bermaksud mengintegrasikan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara, khususnya pada kompetensi dasar menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Hal itu dilakukan, yakni dengan penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal. Jenis multimedia yang digunakan dalam penelitian ini adalah multimedia audiovisual berupa video yang bermuatan budaya lokal Cirebon. Penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dimaksudkan untuk meningkatkan keaktifan dan keefektifan proses pembelajaran berbicara, serta meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Selain itu, dengan digunakannya multimedia bermuatan budaya lokal diharapkan dapat memudahkan siswa dalam menkonstruksi cerita, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dalam pembelajaran berbicara.


(22)

7

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Budaya lokal dipilih penulis sebagai tema dalam pembelajaran berbicara pada penelitian ini karena budaya tersebut sangat relevan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Ranjabar (2006: 20), yakni masyarakat adalah orang atau manusia yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan, keduanya tak dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwitunggal.

Adapun penelitian tentang pembelajaran berbasis budaya pernah diterapkan pada pembelajaran menulis oleh Hernawan (2009), dalam tesisnya yang berjudul “Peningkatan Kompetensi Menulis Melalui Model Pembelajaran Berbasis Budaya (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung).” Secara keseluruhan penelitiannya dapat mencapai hasil yang diinginkan, yaitu perbedaan yang signifikan antara pembelajaran menulis sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis budaya. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis budaya lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung dibandingkan dengan model konvensional.

Selain itu, penelitian tentang pembelajaran berbicara cukup banyak dilakukan. Hal itu menunjukkan bahwa pembelajaran berbicara belum memenuhi tujuan yang diharapkan, sehingga banyak peneliti yang telah menerapkan baik metode, model, media, dan sebagainya untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Salah satunya adalah Zaenur Rokhman dengan judul tesisnya,

yakni “Peningkatan Keterampilan Berbicara Dialog Bahasa Indonesia melalui Penerapan Model Respons Verbal Dilengkapi dengan Gambar (Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas X SMA Darussalam Blokagung Tegalsari Kabupaten Banyuwangi Tagun Ajaran 2010/2011).” Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan model respons verbal dilengkapi dengan gambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Bertolak dari keberhasilan kedua penelitian tersebut dan ketertarikan penulis mengintegrasikan budaya lokal dalam kegiatan pembelajaran berbicara untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa, maka penulis bermaksud menerapkan penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dan menguji


(23)

8

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keefektifannya dalam proses pembelajaran berbicara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen.

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan kedua penelitian terdahulu, yaitu pada penelitian pertama pada aspek pembelajaran menulis dan metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada penelitian kedua menggunakan model respons verbal dilengkapi dengan gambar. Dengan demikian, penulis menuangkan penelitian ini dalam bentuk tesis dengan judul “Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal dalam Pembelajaran Berbicara (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Cirebon Tahun Ajaran 2012/2013).”

1.2 Batasan Penelitian

Sebelum dikemukakan rumusan masalah penelitian, terlebih dahulu disampaikan ruang lingkup atau batasan masalah dalam penelitian ini. Penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran berbicara melalui penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal, khususnya diterapkan pada kompetensi dasar

menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan kata dan kalimat efektif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Cirebon kelas VII tahun ajaran 2012/2013. Selanjutnya, jenis multimedia yang digunakan dalam penelitian ini adalah multimedia audiovisual berupa video yang bermuatan budaya lokal Cirebon.

Pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Dengan perkataan lain, melalui multimedia tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam menyampaikan pikiran secara efektif pada saat berbicara di depan kelas, memotivasi siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan mempersepsikan keterkaitan antara yang dipelajari dengan budaya lokal yang berada di sekitarnya.


(24)

9

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah profil kemampuan berbicara siswa di kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal?

2. Bagaimanakah profil kemampuan berbicara siswa di kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan media visual bermuatan budaya lokal?

3. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal?

4. Bagaimanakah respons siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal?

5. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dengan kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1) profil kemampuan berbicara siswa di kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

2) profil kemampuan berbicara siswa di kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan media visual bermuatan budaya lokal.

3) pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

4) respons siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.


(25)

10

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5) efektivitas multimedia bermuatan budaya lokal dengan media visual bermuatan budaya lokal.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya, khususnya bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan siswa. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Manfaat bagi penulis, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai pembelajaran berbicara, serta mampu menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara.

2. Manfaat bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif media dalam pembelajaran berbicara dan menjadi masukan bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih bervariasi.

3. Manfaat bagi siswa, siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara, khususnya dalam menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif.

4. Manfaat bagi bidang keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk melengkapi pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah umumnya, dan untuk pembelajaran berbicara khususnya, yaitu menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif melalui penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal.


(26)

11

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.6 Anggapan Dasar

Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa anggapan dasar sebagai berikut.

1. Setiap siswa memiliki kemampuan berbicara dan kemampuan berpikir dengan tingkat yang berbeda-beda. Adapun budaya lokal dijadikan tema dalam menceritakan pengalaman yang paling mengesankan berkaitan dengan budaya tersebut dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif, maka akan diketahui bagaimana kualitas dan kuantitas berbicara siswa. Hal itu dapat dilihat dari kedalaman isi atau penguasaan materi yang disampaikan, yakni tercermin pada pengalaman dan pengetahuan siswa terhadap budaya, sedikit banyaknya pembicaraan, dan sebagainya. Dengan demikian, untuk mengukur kemampuan berbicara siswa di dalam penelitian ini terdiri atas empat aspek, yakni (1) isi, meliputi kesesuaian isi dengan tema, keorisinalan ide, dan penguasaan materi, (2) organisasi, meliputi sistematika, kelogisan, kohesi dan koherensi, (3) bahasa, meliputi pilihan kata atau diksi, kalimat, dan gaya verbal, dan (4) performa, meliputi pelafalan dan intonasi, gerak-gerik dan mimik, sikap, serta penguasaan medan.

2. Keterampilan berbicara merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa Indonesia yang perlu mendapat perhatian agar para siswa memiliki kompetensi dalam berbicara. Hal ini sejalan dengan apa yang dijelaskan di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama, yakni pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Maka, setiap siswa harus diberi kesempatan yang sama dalam berlatih berbicara agar dapat mengembangkan kemampuan atau keterampilan berbicaranya.

3. Tujuan pembelajaran tercapai apabila didukung oleh semua komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran terdiri atas guru, siswa, media pembelajaran, dan sebagainya, sehingga apabila semuanya bersinergi dengan baik, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(27)

12

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Penggunaan media yang efektif dan efisien dengan materi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasilnya. Berkaitan dengan penggunaan multimedia, akan lebih baik apabila multimedia yang digunakan berkaitan dengan pengalaman siswa, sehingga multimedia berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan pembelajaran dalam pokok bahasan tertentu. Maka, multimedia bermuatan budaya lokal dinilai efektif apabila digunakan dalam pembelajaran berbicara.

1.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ha : terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dengan kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal.

Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dengan kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal.

1.8 Metode dan Teknik Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol, The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Menurut Syamsuddin dan Vismaia Damaianti (2006: 169) penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk melihat kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, dengan memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh


(28)

13

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi. Subjek penelitian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal.

1.9 Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Multimedia bermuatan budaya lokal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah multimedia audiovisual berupa video yang bermuatan budaya lokal Cirebon.

2. Pembelajaran berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah belajar menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif.

3. Kemampuan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Kemampuan siswa tersebut dinilai berdasarkan empat aspek, yakni (1) isi, meliputi kesesuaian isi dengan tema, keorisinalan ide, dan penguasaan materi, (2) organisasi, meliputi sistematika, kelogisan, kohesi dan koherensi, (3) bahasa, meliputi pilihan kata atau diksi, kalimat, dan gaya verbal, dan (4) performa, meliputi pelafalan dan intonasi, gerak-gerik dan mimik, sikap, serta penguasaan medan.


(29)

36

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab tiga ini akan diuraikan tentang metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, teknik analisis data, populasi, dan sampel penelitian. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol, The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Menurut Syamsuddin dan Vismaia Damaianti (2006: 169) penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk melihat kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, dengan memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi. Subjek penelitian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal.

3.1.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan pretest dan posttest di setiap kelompok yang akan diteliti, yaitu dengan memberikan perlakuan pada suatu sampel yang telah diberikan prates sebelumnya. Untuk menguji keberhasilan perlakuan yang diberikan, dilakukan posttest terhadap kelompok tersebut. Desain yang digunakan adalah “The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design.” (Fraenkel & Wallen, 2008: 268). Untuk lebih jelasnya rancangan desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut.


(30)

37

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1

Rancangan Penelitian Eksperimen

Treatment Group Control Group

R O X O

R O C O

(Fraenkel & Wallen, 2008: 268). Keterangan:

R = Random assignment untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. O = Pengukuran pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

X = Perlakuan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

C = Perlakuan pembelajaran berbicara dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal.

Langkah-langkah rancangan kelas eksperimen tes awal dan tes akhir sampel ekuivalen adalah sebagai berikut.

1. Memilih sampel secara random (acak);

2. Memberikan tes awal kepada kelas eksperimen untuk memperoleh hasil O1 dan tes awal kepada kelas kontrol untuk memperoleh hasil O3;

3. Memberikan eksperimen kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol;

4. Memberikan tes akhir kepada kelas eksperimen untuk memperoleh hasil O2 dan tes akhir kepada kelas kontrol untuk memperoleh hasil O4;

5. Menghitung rata-rata (mean) kelas eksperimen dan kelas kontrol; 6. Menghitung standar deviasi (sd) kelas eksperimen dan kelas kontrol; 7. Menghitung rata-rata (uji t) kelas eksperimen O2 dan kelas kontrol O4; 8. Menentukan dasar taraf signifikan (α), yaitu 5% atau 0,05;

9. Memeriksa t dari tabel pada taraf signifikan (α) = 0,05 dan dk = n-1 10. Menentukan beda rata-rata, apakah t hitung signifikan atau tidak.


(31)

38

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari langkah-langkah di atas dapat digambarkan seperti pada pola penelitian di bawah ini.

Gambar 3.2

Pola penelitian eksperimen tes awal dan tes akhir sampel ekuivalen yang dimodifikasi Syamsuddin dan Vismaia dalam Rokhman (2011: 91).

Keterangan:

R = Penentuan atau pemilihan sampel secara random

A = Sampel kelas eksperimen dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal

B = Sampel kelas kontrol dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal

O1= Tes awal kelas eksperimen O2= Tes akhir kelas eksperimen O3= Tes awal kelas kontrol O4= Tes akhir kelas kontrol

X = Pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal C = Pembelajaran dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal

3.1.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1. Melakukan observasi pendahuluan melalui wawancara dengan guru bahasa Indonesia untuk memperoleh informasi tentang (a) pelaksanaan pembelajaran berbicara bahasa Indonesia, (b) hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran berbicara serta cara mengatasinya, dan (c) kajian data sebagai studi literatur;

B O3 C O4 A O1 X O2


(32)

39

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Menyepakati pelaksanaan pembelajaran dengan guru, yakni pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal pada kelas eksperimen. Di dalam penelitian ini, guru melaksanakan proses pembelajarannya, sedangkan penulis bertindak sebagai observer dan partner guru. Selanjutnya, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan;

3. Merencanakan (planning), yakni menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan yang hendak dicapai sesuai dengan penelitian tersebut, dan desain atau langkah-langkah penelitian;

4. Melakukan uji instrumen, yaitu dengan cara meminta pertimbangan instrumen yang digunakan dikonsultasikan kepada dosen ahli (expert judgement) untuk menimbang intrumen tersebut apakah layak digunakan atau tidak.

5. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol;

6. Memperkenalkan media pembelajaran berbicara, yakni multimedia bermuatan budaya lokal dengan memberikan pelatihan atau penjelasan tentang langkah-langkah dan cara penggunaannya kepada guru;

7. Pemberian perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara;

8. Memberikan posttest kepada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan berbicara setelah diberi perlakuan;

9. Menggunakan uji beda setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas variabel data yang ada untuk menguji apakah perbedaan kemampuan berbicara antara hasil pretest dan posttest signifikan atau hanya terjadi secara kebetulan saja;

10. Melakukan analisis data dari hasil observasi; dan 11. Menarik simpulan dari hasil penelitian.


(33)

40

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bagan 3.1 Paradigma Penelitian

Simpulan Hasil Pembelajaran

Berbicara dengan Menggunakan

Media Visual Bermuatan Budaya

Lokal Tes Awal Kelas Kontrol

Tes Akhir

Kelas Eksperimen

Tes Awal

Pembelajaran Berbicara dengan

Menggunakan Multimedia Bermuatan Budaya

Lokal

Tes Akhir

Analisis Data Menyusun Instrumen

Judgement Instrumen Kajian Kurikulum

Studi Pendahuluan

Menentukan Media

Bermuatan Budaya Lokal Kajian Literatur


(34)

41

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.2 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yakni variabel bebas (independent variable) diberi simbol (X), dan variabel terikat (dependent

variable) diberi simbol (Y). Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah

multimedia bermuatan budaya lokal diberikan kepada kelompok eksperimen, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berbicara siswa. Hubungan antarvariabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.3

Hubungan Antarvariabel Penelitian

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni (1) pemberian tes awal; (2) pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal; dan (3) pemberian tes akhir. Berikut ini tahap-tahap yang dimaksud.

Pertama, memberikan tes awal (pretest) terhadap subjek penelitian

dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai kemampuan berbicara siswa.

Kedua, pengukuran awal siswa tentang berbicara. Hasil pengukuran ini

digunakan sebagai kemampuan awal siswa dalam berbicara sebelum diperlakukan dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. Kemampuan awal siswa ini dibandingkan dengan hasil pengukuran akhir setelah proses belajar mengajar dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

Y

Kemampuan Berbicara Siswa

X

Mutimedia Bermuatan Budaya Lokal


(35)

42

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ketiga, melaksanakan pembelajaran berbicara dengan menggunakan

multimedia bermuatan budaya lokal. Kegiatan ini dilakukan oleh satu orang guru, yaitu Hj. Maemunah, S.Pd. untuk menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu, Tukiran, S.Pd., Deden Sutrisna, S.Pd., dan penulis masing-masing memberikan penilaian terhadap siswa pada waktu tes untuk setiap pertemuan dan melakukan observasi terhadap kualitas proses belajar mengajar berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal.

Keempat, memberikan tes akhir (posttest) setelah proses belajar.

Kelima, menyebarkan angket kepada siswa dan wawancara dengan guru

untuk mengetahui respons siswa dan pendapat guru terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yakni skala penilaian dan observasi. Skala penilaian digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbicara, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif melalui penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara. Skala penilaian ini berisi kriteria-kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya skor yang dicapai siswa dalam berbicara.

Penilaian yang dilakukan merujuk kepada pendapat Arsjad dan Mukti U.S. dalam Sriwidianingsih (2008: 29) ditinjau dari keefektifan berbicara, yakni meliputi aspek kebahasaan dan nonkebahasaan dan tes berbicara oleh Djiwandono. Arsjad dan Mukti U.S. dalam Sriwidianingsih (2008: 29) menyatakan bahwa keefektifan berbicara dipengaruhi oleh faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Adapun yang dimaksud dengan faktor kebahasaan adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah bahasa, yang seharusnya dipenuhi pada waktu seseorang menjadi pembicara. Faktor-faktor yang dimaksud, meliputi (1) ketepatan pengucapan/lafal; (2) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi/intonasi; (3) pilihan kata/diksi; dan (4) pemakaian kalimat. Selanjutnya, yang dimaksud dengan faktor nonkebahasaan, yaitu aspek yang menentukan


(36)

43

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keberhasilan seseorang dalam berbicara yang tidak berkaitan dengan masalah bahasa. Faktor-faktor tersebut antara lain (1) sikap yang tenang, wajar, dan tidak kaku; (2) pandangan/penguasaan medan; (3) kesediaan menghargai pendapat orang lain; (4) gerak-gerik dan mimik; (5) kenyaringan suara; (6) kelancaran; (7) relevansi atau penalaran; dan (8) penguasaan topik. Selain itu, menurut Djiwandono (2011: 119) sasaran tes berbicara meliputi (a) relevansi dan kejelasan isi pesan, masalah, atau topik, (b) kejelasan dan kerapian pengorganisasian isi, dan (c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta sesuai dengan isi, tujuan wacana, keadaan nyata termasuk pendengar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka pedoman penilaian berbicara pada penelitian ini merupakan pengembangan dari pendapat para ahli tersebut. Aspek-aspek kemampuan berbicara siswa yang dinilai dalam penelitian ini terdiri atas (1) isi, meliputi kesesuaian isi dengan tema, keorisinalan ide, dan penguasaan materi, (2) organisasi, meliputi sistematika, kelogisan, kohesi dan koherensi, (3) bahasa, meliputi pilihan kata atau diksi, kalimat, dan gaya verbal, dan (4) performa, meliputi pelafalan dan intonasi, gerak-gerik dan mimik, sikap, serta penguasaan medan.

Selanjutnya, disusunlah pedoman skoring dan deskripsi kriteria penilaian dengan beberapa hal yang disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Adapun pedoman skoring dalam bentuk yang sudah ditetapkan dalam matriks perencanaan, yakni skala penilaian. Skala penilaian dapat dilihat pada tabel. Deskripsi masing-masing komponen berbicara (kemampuan menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif) dalam skala 4. Di dalam penskoran ini digunakan empat kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang dengan dilengkapi bobot masing-masing komponen. Sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.


(37)

44

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.4.1 Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (pretest) dan kemampuan akhir (posttest) siswa dalam kemampuan berbicara setelah proses belajar mengajar berlangsung. Bentuk tes secara lisan, pengukuran ini dilakukan kepada para siswa. Aspek-aspek yang diukur meliputi isi, organisasi, bahasa, dan performa. Berikut ini pedoman penilaian kemampuan berbicara dan kriteria penilaiannya.


(38)

45

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Kemampuan Berbicara

Aspek yang Dinilai Bobot

Skala Nilai

Skor

1 2 3 4

A.Isi

1) kesesuaian isi dengan

tema 3

2) keorisinalan ide 2 3) penguasaan materi 2

B.Organisasi

1) sistematika 2 2) kelogisan 2 3) kohesi dan koherensi 1

C.Bahasa

1) pilihan kata/diksi 3 2) kalimat 3 3) gaya verbal 1

D.Performa

1) pelafalan dan intonasi 2 2) gerak-gerik dan mimik 2

3) sikap 1

4) penguasaan medan 1

Skor Maksimal 25

Keterangan:

1 = kurang, 2 = cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat baik Nilai akhir =


(39)

46

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perbedaan pembobotan pada tiap subaspek dari keempat aspek tersebut menunjukkan bahwa subaspek yang memiliki bobot tinggi dibandingkan sub aspek lainnya adalah dititikberatkan berdasarkan kompetensi dasarnya, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Oleh karena itu, subaspek pilihan kata dan kalimat memiliki bobot tinggi. Demikian juga pada subaspek kesesuaian isi dengan tema memiliki bobot tinggi karena pengalaman yang diceritakan dikehendaki sesuai dengan temanya, yakni budaya lokal.

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian

Aspek Subaspek Skor dan Kriteria

(1) (2) (3)

Isi 1) kesesuaian isi dengan tema

4 = Isi cerita menunjukkan empat kriteria, yakni sesuai dengan pokok-pokok cerita yang disusun, sesuai topik, gagasan/ide yang dikemukakan sesuai topik, dan mengandung wujud/unsur budaya lokal.

3 = Isi cerita menunjukkan tiga kriteria. 2 = Isi cerita menunjukkan dua kriteria. 1 = Isi cerita menunjukkan satu kriteria. 2) keorisinalan ide 4 = Pengalaman yang diceritakan

menunjukkan empat kriteria, yakni berbeda dengan teman, faktual, aktual, dan kreatif.

3 = Isi cerita menunjukkan tiga kriteria. 2 = Isi cerita menunjukkan dua kriteria. 1 = Isi cerita menunjukkan satu kriteria. 3) penguasaan

materi

4 = Cerita yang disampaikan pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni disampaikan dengan lancar,

sistematis, berdasarkan pengalaman, dan mencerminkan pemahaman terhadap budaya lokal.

3 = Isi cerita menunjukkan tiga kriteria. 2 = Isi cerita menunjukkan dua kriteria. 1 = Isi cerita menunjukkan satu kriteria.


(40)

47

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) (2) (3)

Organisasi 1) sistematika 4 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan empat kriteria, yakni sistematis, terdapat pendahuluan, isi, dan penutup.

3 = Cerita yang disampaikan menunjukkan tiga kriteria. 2 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan dua kriteria. 1 = Cerita yang disampaikan

menunjukkan satu kriteria.

2) kelogisan 4 = Cerita pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni dapat diterima nalar, relevan, faktual, dan aktual.

3 = Cerita pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Cerita pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Cerita pembicara menunjukkan satu kriteria.

3) kohesi dan koherensi

4 = Cerita pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni penggunaan konjungsi tepat, utuh, padu, dan sistematis. 3 = Cerita pembicara menunjukkan tiga

kriteria.

2 = Cerita pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Cerita pembicara menunjukkan satu kriteria.


(41)

48

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) (2) (3)

Bahasa 1) pilihan kata/diksi 4 = Pilihan kata/diksi pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni tepat, jelas, bervariasi, dan konkret. 3 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan tiga kriteria. 2 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan dua kriteria. 1 = Pilihan kata/diksi pembicara

menunjukkan satu kriteria.

2) kalimat 4 = Kalimat pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni keutuhan, perpautan, kehematan, dan hubungan yang logis.

3 = Kalimat pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Kalimat pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Kalimat pembicara menunjukkan satu kriteria.

3) gaya verbal 4 = Gaya verbal pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni percaya diri, tegas, lugas, dan tanpa banyak basa-basi.

3 = Pembicara menunjukkan tiga kriteria. 2 = Pembicara menunjukkan dua kriteria. 1 = Pembicara menunjukkan satu kriteria.


(42)

49

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) (2) (3)

Performa 1) pelafalan dan intonasi

4 = Pelafalan dan intonasi pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni jelas, tepat, tinggi-rendah nada tepat, dan keras-lemah suara pun tepat. 3 = Pelafalan dan intonasi pembicara

menunjukkan tiga kriteria.

2 = Pelafalan dan intonasi pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Pelafalan dan intonasi pembicara menunjukkan satu kriteria. 2) gerak-gerik dan

mimik

4 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni mendukung cerita, sesuai, wajar, dan ekspresif.

3 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Gerak-gerik dan mimik pembicara menunjukkan satu kriteria.

3) sikap 4 = Sikap pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni wajar, tenang, tidak kaku, dan tidak gugup.

3 = Sikap pembicara menunjukkan tiga kriteria.

2 = Sikap pembicara menunjukkan dua kriteria.

1 = Sikap pembicara menunjukkan satu kriteria.

4) penguasaan medan

4 = Pembicara menunjukkan empat kriteria, yakni pandangan tidak menunduk/tertuju pada satu arah, pandangan menyebar, menarik perhatian, dan menguasai situasi. 3 = Pembicara menunjukkan tiga kriteria. 2 = Pembicara menunjukkan dua kriteria. 1 = Pembicara menunjukkan satu kriteria.


(43)

50

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Format Penilaian Kemampuan Berbicara

Tema : Budaya Lokal Cirebon Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan) Pengajar : Ibu Hj. Memunah, S.Pd. Kelas : VII

Evaluator : Bapak Tukiran, S.Pd.

Bapak Deden Sutrisna, S.Pd. Marfuah, S.Pd.

Tabel 3.3

Nomor Subjek

Aspek yang Dinilai

Isi Organisasi Bahasa Performa Nilai

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata Keterangan:

Isi Organisasi Bahasa Performa

1 = kesesuaian isi dengan tema (bobot = 3) 2 = keorisinalan ide

(bobot = 2) 3 = penguasaan

materi (bobot = 2)

1 = sistematika (bobot = 2) 2 = kelogisan

(bobot = 2) 3 = kohesi dan koherensi (bobot = 1)

1 = pilihan kata/diksi (bobot = 3) 2 = kalimat

(bobot = 3) 3 = gaya verbal

(bobot = 1)

1 = pelafalan dan intonasi (bobot = 2) 2 = gerak-gerik dan

mimik (bobot = 2) 3 = sikap (bobot = 1) 4 = penguasaan

medan (bobot = 1)


(44)

51

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4

Contoh Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Empat

Interval Persentase Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan 1 – 4 D – A

86 – 100 4 A Baik Sekali 76 – 85 3 B Baik 56 – 75 2 C Cukup 10 – 55 1 D Kurang

Sumber: Nurgiyantoro (2012: 253)

3.4.2 Observasi

Observasi berupa pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berbicara, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Pengamatan dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran dengan memberikan tanda cek list (√) pada kolom yang sesuai dengan butir pernyataan di lembar observasi.

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dengan saksama selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh tiga orang, yakni Tukiran, S.Pd., seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Cirebon, Deden Sutrisna, S.Pd., seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK Kartika Cirebon, dan penulis, yang selanjutnya disebut observer. Adapun yang berperan sebagai guru pelaksana pembelajaran, yakni guru mata pelajaran bahasa Indonesia lainnya yang bernama Hj. Maemunah, S.Pd. Aspek-aspek yang perlu diamati baik terhadap guru maupun siswa adalah sebagai berikut.


(45)

52

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Aktivitas Guru

1) kemampuan membuka pelajaran, meliputi menarik perhatian siswa, menumbuhkan motivasi siswa, melakukan apersepsi, dan menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran;

2) performa guru dalam pembelajaran, meliputi penampilan, kejelasan suara, dan ekspresi serta gerak-gerik anggota tubuh;

3) penguasaan bahan pembelajaran, meliputi relevansi dengan tujuan pembelajaran, pengaitan dengan pengalaman siswa, dan menunjukkan kedalaman pokok bahasan;

4) proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, meliputi relevansi penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dengan tujuan pembelajaran, keterampilan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, kejelasan dalam menerangkan/memberi contoh dan instruksi, menggali pengetahuan dan pengalaman siswa berkaitan dengan budaya lokal, memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih budaya lokal yang berkaitan dengan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan dari multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan untuk dijadikan sebagai materi bercerita, dan efisiensi dalam penggunaan waktu;

5) penerapan strategi, meliputi membantu siswa yang mengalami kesulitan, memotivasi dan mendorong siswa untuk berpikir dan berbicara, melatih siswa dalam berbicara, dan kesesuaian pelaksanaan dengan rencana pembelajaran. 6) kemampuan menilai proses dan hasil belajar siswa, meliputi relevansi

pertanyaan-pertanyaan lisan dengan tujuan pembelajaran dan relevansi penilaian dengan yang telah direncanakan; dan

7) kemampuan dalam mengakhiri proses pembelajaran, meliputi peninjauan kembali materi pelajaran secara menyeluruh, melakukan penilaian akhir pembelajaran (posttest), dan penyampaian informasi tentang pelajaran selanjutnya.


(46)

53

Marfuah, 2013

Penggunaan Multimedia Bermuatan Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Aktivitas Siswa

1) interaksi dengan guru selama proses pembelajaran, meliputi menghormati dan menghargai guru, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan saksama, dan melaksanakan instruksi/perintah guru;

2) interaksi antarsesama siswa selama proses pembelajaran, meliputi menghargai pendapat teman dan berinteraksi dengan teman secara baik;

3) partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, meliputi memperhatikan multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan guru, mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan/menjawab pertanyaan yang diberikan guru berkaitan dengan multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan, memilih budaya lokal yang berkaitan dengan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan dari multimedia bermuatan budaya lokal yang ditayangkan untuk dijadikan sebagai materi bercerita, mengidentifikasi dan menyusun pokok-pokok pengalaman pribadinya berkaitan dengan budaya lokal, menceritakan pengalaman pribadinya yang paling mengesankan berkaitan dengan budaya lokal, dan memberi penilaian berupa komentar, tanggapan, dan sebagainya terhadap penampilan siswa lain; dan

4) motivasi dan keantusiasan siswa dalam belajar, meliputi semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, menunjukkan rasa senang dan kegembiraan dalam belajar, tertib dan tidak ribut selama kegiatan pembelajaran, dan efisiensi dalam penggunaan waktu.

3.4.3 Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara untuk mengetahui pendapatnya terhadap mutimedia yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbicara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan meliputi, penggunaan media atau model seperti apa yang biasa digunakan dalam pembelajaran berbicara, tanggapan terhadap penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal yang diterapkan dalam pembelajaran


(1)

157

budaya lokal terdiri atas dua kategori, yakni cukup dan kurang. Dari 35 siswa, sebanyak enam belas siswa berkategori cukup dan sembilan belas siswa berkategori kurang. Adapun nilai tertinggi adalah 73 dan nilai terendah 41.

Selanjutnya, kemampuan berbicara siswa di kelas kontrol setelah adanya perlakuan rata-rata mengalami kemajuan pada aspek-aspek penilaian, seperti pada aspek isi, bahasa, organisasi, dan performa. Pada umumnya para siswa pada saat menceritakan pengalaman sesuai dengan tema, dan sebagainya. Dari hasil posttest, kemampuan berbicara siswa di kelas kontrol ada yang mengalami peningkatan, ada yang tidak mengalami perubahan/tetap, dan ada yang mengalami penurunan. Sebanyak tiga puluh orang siswa mengalami peningkatan, sebanyak dua orang siswa tidak mengalami perubahan/tetap, dan sebanyak tiga orang siswa mengalami penurunan. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan berbicara siswa di kelas kontrol mengalami peningkatan. Adapun nilai posttest siswa kelas kontrol terdiri atas tiga kategori, yakni baik, cukup, dan kurang. Dari 35 siswa, sebanyak satu orang siswa berkategori baik, sebanyak tiga puluh orang siswa berkategori cukup, dan sebanyak empat orang siswa berkategori kurang. Nilai tertinggi adalah 76, sedangkan nilai terendah, yaitu 50. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari perlakuan yang diterapkan pada kelas kontrol, yakni penggunaan media visual bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara.

Ketiga, pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. Pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal diterapkan di kelas eksperimen dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Secara keseluruhan, pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan lancar. Selama tiga pertemuan tersebut, di tayangkan video Visit Cirebon, dan Video Interaktif Pariwisata Kota Cirebon.

Keempat, respons siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal. Berdasarkan hasil pengolahan angket respons siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal diketahui antara lain, pada butir pernyataan, saya senang belajar berbicara dengan menggunakan multimedia bermuatan


(2)

budaya lokal, yakni sebanyak 23 orang siswa dengan nilai persentase 65,7% menyatakan sangat setuju dan sebanyak 12 orang siswa dengan nilai persentase 34,3% menyatakan setuju. Pada butir pernyataan, multimedia bermuatan budaya lokal yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran berbicara sangat menarik, yakni sebanyak 25 orang siswa dengan nilai persentase 71,4% menyatakan sangat setuju dan sebanyak 10 orang siswa dengan nilai persentase 28,6% menyatakan setuju. Pada butir pernyataan, belajar dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal menumbuhkan motivasi saya dalam berbicara, yakni sebanyak 14 orang siswa dengan nilai persentase 40% menyatakan sangat setuju dan sebanyak 21 orang siswa dengan nilai persentase 60% menyatakan setuju. Pada butir pernyataan, pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal membantu saya dalam berbicara, yakni sebanyak 22 orang siswa dengan nilai persentase 62,9% menyatakan sangat setuju dan sebanyak 13 orang siswa dengan nilai persentase 37,1% menyatakan setuju. Selanjutnya, pada butir pernyataan, kemampuan berbicara saya meningkat setelah menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal, yakni sebanyak 22 orang siswa dengan nilai persentase 62,9% menyatakan sangat setuju dan sebanyak 13 orang siswa dengan nilai persentase 37,1% menyatakan setuju. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merasa senang terhadap multimedia bermuatan budaya lokal yang digunakan dalam pembelajaran berbicara. Selain itu, dengan penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal yang diterapkan dapat menumbuhkan motivasi dan membantu siswa dalam berbicara, dan sebagainya.

Kelima, yakni efektivitas multimedia bermuatan budaya lokal dengan media visual bermuatan budaya lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa, yakni menceritakan pengalaman yang paling mengesankan bertema budaya lokal dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu 74,69 dan 62,69. Setelah dilakukan uji beda rata-rata antara posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai lebih besar dari


(3)

159

kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan multimedia bermuatan budaya lokal dengan kemampuan berbicara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media visual bermuatan budaya lokal. Hal itu menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima atau terbukti.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis perlu menyampaikan beberapa saran berkaitan dengan penggunaan multimedia bermuatan budaya lokal dalam pembelajaran berbicara.

1. Penggunaan waktu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran berbicara selama penelitian kurang kontrol karena alokasi waktu yang kurang memadai. Hal itu perlu dicermati mengingat pembelajaran berbicara diupayakan dapat memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa untuk berlatih berbicara agar dapat mengembangkan kompetensinya. Dengan demikian, diperlukan kecermatan dalam pengaturan waktu.

2. Guru diupayakan lebih terampil dalam mengoperasikan multimedia karena dalam beberapa hal pada saat mengoperasikannya dibantu oleh observer. Oleh karena itu, sebelum menggunakan multimedia diperlukan pengarahan yang memadai.

3. Multimedia bermuatan budaya lokal yang digunakan dalam pembelajaran berbicara memudahkan siswa dalam mengingat pengalaman dan mengkonstruksi cerita pengalaman mereka berkaitan dengan budaya. Maka, multimedia bermuatan budaya lokal layak dipertimbangkan sebagai alternatif media dalam pembelajaran berbicara karena terbukti secara efektif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasilnya.

4. Untuk mengetahui keefektifan multimedia bermuatan budaya lokal yang lebih komprehensif disarankan agar multimedia tersebut diujicobakan pada kelas-kelas yang lebih luas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.C., dkk. (2006). Etnopedagogi: landasan praktek dan pendidikan guru. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Depdiknas. (2005). Kamus besar bahasa indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Djiwandono, S. (2011). Tes bahasa: pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: Indeks.

Fraenkel, J.R. dan Norman E.W. (2008). How to design and evaluate reseach in education. New York: McGraw-Hill Higher Education.

Hadidjah, dkk. (2006). Potensi wisata budaya kota cirebon. Cirebon: Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon.

Hardjasapoetra, dkk. (2011). Cirebon dalam lima zaman (abad ke-15 hingga abad ke-20). Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Hernawan, W. (2009). “Peningkatan kompetensi menulis melalui model

pembelajaran menulis berbasis budaya (penelitian tindakan kelas di kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung).” Tesis. UPI Bandung.

Iskandarwassid dan Dadang S. (2011). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Kurikulum SMP Tahun 2006. Jakarta: Kemendiknas.

Martini, S. (2010). “Penggunaan asesmen terpadu pada multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa tentang proses perolehan nutrisi dalam dunia mikro.” Tesis. UPI Bandung.

Mulyana, D. (2008). Komunikasi efektif: suatu pendekatan lintasbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munir. (2012). Multimedia konsep dan aplikasi dalam pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(5)

161

Noer, N.M. (2009). Menusa cerbon: sebuah pengantar budaya. Cirebon: Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon.

Nurgiyantoro, B. (2012). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Prasetyo, B. dan Lina M.J. (2012). Metode penelitian kuantitatif: teori dan aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Raharjo, J.B. (2009). “Pengembangan silabus mata pelajaran seni budaya (seni rupa) berbasis budaya lokal dalam KTSP SMA di Kabupaten Cirebon.” Tesis. UPI Bandung.

Ranjabar, J. (2006). Sistem sosial budaya (suatu pengantar). Bogor: Ghalia Indonesia.

Rochani, A.H. (2008). Babad cirebon. Cirebon: Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon.

Rokhman, Z. (2011). “Peningkatan keterampilan berbicara dialog bahasa indonesia melalui penerapan model respons verbal dilengkapi dengan gambar (studi kuasi eksperimen pada kelas X SMA Darussalam Blokagung Tegalsari Kabupaten Banyuwangi tahun ajaran 2010/2011).” Tesis. UPI Bandung.

Rusman. (2011). Model-model pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, W. (2012). Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sriwidianingsih, N. (2008). “Pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan model advokasi (studi eksperimen semu di kelas XI IPA SMA negeri 1 Jatiwangi tahun pelajaran 2007/2008).” Tesis. UPI Bandung. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Syamsuddin dan Vismaia S.D. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Remaja Rosda Karya.


(6)

Tarigan, H.G. (2008). Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

___________. 2013. Budaya lokal, pengertian, macam-macam, contoh, dan

ciri-ciri. [Online]. Tersedia:

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/budaya-lokal-pengertian-macam-macam-contoh-ciri-ciri.html [25 April 2013]

___________. Artikel berbicara pendekatan pengalaman berbahasa. [Online]. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ARTIKEL%20BERBICARA%20PE NDKTAN%20PNGLMAN%20BERBAHASA.pdf [25April 2013]

___________. Letak geografis. [Online]. Tersedia: http://www.cirebonkota.go.id/index.php/profil/cirebon-dalam-angka/1-letak-geografis/ [23 Juli 2013]


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

0 6 47

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA (Studi Quasi Eksperimen Kelas VII SMP Negeri 2 Tegineneng Tahun Ajaran 2012/2013 )

0 9 38

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 27 61

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

0 10 62

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Ajaran

1 20 140

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 53

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

3 19 59

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 8 56

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 3 53

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Memprediksi Pengaruh Kepadatan P

1 13 62