ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT I KECAMATAN MEDAN TIMUR KOTA MEDAN.

(1)

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA

SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT I

KECAMATAN MEDAN TIMUR KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MENTARI PUSPITA NIM. 3113131049

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Mentari Puspita, NIM 3113131049, Analisis Tingkat Kesejahteraan Keluarga

Pekerja Sektor Informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur Kota Medan. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga pekerja sektor informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur Kota Medan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja sektor informal yang bekerja sebagai tukang becak, pedagang, supir angkot dan buruh dengan jumlah 1409 KK. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan 10% dari jumlah populasi yaitu 141 KK yang diambil secara proporsional random sampling dan responden ditetapkan secara acak sederhana. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, dan studi dokumentasi kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat kesejahteraan keluarga pekerja sektor informal 38 keluarga (26,94%) tergolong keluarga prasejahtera, 44 keluarga (31,20%) tergolong keluarga sejahtera I, 48 keluarga (34,04%) tergolong keluarga sejahtera II, 9 keluarga (6,40%) tergolong keluarga sejahtera III, serta 2 keluarga (1,42%) tergolong keluarga sejahtera III+. Jika dikaitkan dengan UMK Kota Medan tahun 2015 yaitu sebesar Rp 2.037.000 maka ada sebanyak 92,18% keluarga yang masuk dalam kategori miskin.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat dan pertolongan-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Tingkat Kesejahteraan Keluarga Pekerja Sektor

Informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur Kota Medan”. Adapun tujuan dari skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, maka untuk kesempurnaan penulisan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menerima banyak bantuan moril maupun materil yang tidak bernilai harganya, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Wakil Dekan I Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Ali Nurman, M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi. 5. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.


(6)

6. Bapak Drs. Julismin, M. Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing saya walau dengan kondisi yang tidak sehat, semoga cepat sembuh buat Bapak.

7. Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

8. Bapak Darwin P. Lubis S. Si, M. Si selaku Dosen Ahli yang telah banyak membantu, memotivasi, dan membimbing penulis meluangkan banyak waktu dalam kesibukannya untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga kebaikan Bapak dibalas oleh Allah Swt.

9. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M. Pd, selaku Dosen Seminar yang telah memberikan penulis banyak masukan untuk penulisan skripsi.

10.Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu selama di bangku perkuliahan.

11.Kepala BKKBN Sumatera Utara yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dalam pembuatan skripsi.

12.Kepada Kepala Kelurahan Pulo Brayan Darat I dan staffnya yang memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dalam pembuatan skripsi.

13.Kepada Bapak Hayat Siagian yang selalu membantu dan memberikan informasi selama ini kepada penulis. Terimakasih atas bantuanya selama ini. 14.Teristimewa saya sampaikan kepada kedua orang tua tersayang, Ayahanda

Kholik Harahap dan Ibunda Sri Isnarti yang telah membesarkan, mendidik, mengajar, membimbing, serta memberikan do’a, moril dan materiil yang begitu berarti yang mungkin tak akan pernah bisa penulis balas sampai kapanpun sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sampai penyelesaian


(7)

skripsi ini, terimakasih atas segalanya cinta dan kasih sayang kalian takkan terganti.

15.Buat kakak saya Alm. Herlina Dinata Harahap, adik-adikku Dewi Anjani Harahap dan Diaz Hangdani Harahap terimakasih atas dukungan, motivasi, cinta, kasih sayang dan doa yang diberikan kepada penulis. Terimakasih atas segalanya.

16.Buat teman-teman Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2011 khususnya B-Reguler Sajdah Laili, Handini Putri Riski, Fithrahayati, Try Ayu Wulandari, Swanni Simamora dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan semua saya mohon maaf. Terimakasih buat semangat dan bantuan kalian.

17.Kepada sahabat saya, Anggi Pradea terimakasih atas semangat, motivasi dan segala doa-doa yang telah diberikan kepada penulis pada saat senang maupun susah, terimakasih atas segalanya semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.

Terimakasih penulis ucapan kepada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kesilapan, baik dalam penulisan maupun penyajian. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya pada Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Medan, Juni 2015 Penulis

Mentari Puspita NIM. 3113131049


(8)

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN……….ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifkasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori... 8

B. Penelitian Relevan………. 20


(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Teknik Analisa Data ... 32

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik ... 33

B. Keadaan Non Fisik ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan ... 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(11)

DAFTAR TABEL

No Uraian Halaman

1. Persebaran Pekerja Sektor Informal ... 28

2. Penggunaan Lahan Di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2014 .... 38

3. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Lingkungan ... 39

4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 ... 40

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2014 ... 41

6. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 43

7. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa/Etnis ... 44

8. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 45

9. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 46

10.Sarana Pendidikan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2014 ... 48

11.Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur ... 50

12.Jumlah Responden Berdasarkan Suku ... 51

13.Jumlah Responden Kelompok Umur Berdasarkan Lama Bekerja ... 52

14.Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Kelompok Umur.. ... 54

15.Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 54

16.Jenis Pekerjaan Responden Dalam Bidang Sektor Informal... 55

17.Distribusi Pendapatan Kepala Keluarga... 56

18.Distribusi Pendapatan Anggota Keluarga ... 56

19.Status Kepemilikan Rumah Responden ... 58

20.Status Kepemilikan TempatUsaha/Barang Terkait Pekerjaan Responden... ... 58

21.Luas Lantai Rumah Paling Kurang 8m2 Untuk Setiap Penghuni Rumah ... 60

22.Keluarga Responden Jika Sakit Pergi Ke Sarana Kesehatan ... 61

23.Distribusi Jenjang Pendidikan Anak Dalam Tanggungan ... 64

24.Persentase Pemenuhan Indikator Kesejahteraan ... 66


(12)

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Halaman

1. Skema Kerangka Berfikir ... 26

2. Peta Kota Medan ... 34

3. Peta Kecamatan Medan Timur ... 35


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Halaman

1. Daftar Angket ... 76 2. Data Primer ... 81


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negara-negara berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ke- 4 dalam jumlah penduduk setelah Cina, India, dan Amerika. Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan ksesejahteraan masyarakat yang tepat pada sasarannya (Shah, 2011).

Menurut data Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta orang, terdiri dari 119,5 laki-laki dan 118 juta perempuan. Dibandingkan Sensus Penduduk tahun 2000, terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 32,5 juta atau mengalami laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun (Badan Pusat Statistik, 2010). Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat ini apabila tidak diimbangi dengan pendidikan yang berkualitas, kesehatan yang baik, serta tidak memiliki keterampilan dan kompetensi memadai dan ketersediaan lapangan pekerjaan,


(15)

maka jumlah penduduk yang berusia produktif tidak akan berguna dan justru akan menjadi beban bagi negara karena tidak dapat diserap lapangan pekerjaan. Hal inilah yang menjadi penyebab menurunnya kesejahteraan penduduk di Indonesia akibat minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia, dan pembangunan yang tidak merata, yang pada akhirnya menyebabkan banyaknya penangguran di Indonesia. Minimnya lapangan pekerja membuat masyarakat Indonesia banyak bekerja di sektor informal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun sektor informal sering dianggap sebagai respon terhadap kemiskinan di negara berkembang, karena pekerja sektor informal merupakan sebagian besar dari golongan penduduk miskin Indonesia.

Terkait kemiskinan Sukmaraga (2011) menyatakan diperlukan suatu strategi penanggulangan kemiskinan yang terpadu, terintegrasi dan sinergi sehingga dapat menyelesaikan masalah secara tuntas karena permasalahan kemiskinan merupakan lingkaran kemiskinan atau vicious cyrcle of poverty. Pada kenyataanya sampai saat ini pemerintah belum mampu menyediakan lapangan pekerjaan di sektor informal sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan kemiskinan.

Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara pada September 2014 sebanyak 1.360.600 orang (9,85%), angka ini bertambah sebanyak 73.900 orang bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin Maret 2014 yang berjumlah 1.286.700 orang (9,38%). (Berita Resmi Statistik No. 06/01/12/Th. XVIII).

Pada kurun waktu 6 bulan mulai dari maret hingga september selama tahun 2014 penduduk miskin terus bertambah sebanyak 73.900 orang


(16)

(0,47%), hal ini terjadi karena masih tingginya tingkat pengangguran. Dalam hal tersebut sektor informal sangat berperan penting dalam mengatasi pengangguran yang selalu menjadi masalah penting di Indonesia, sebab sektor informal merupakan kesempatan kerja yang persyaratan kerjanya jarang dijangkau oleh aturan-aturan hukum yang resmi artinya sektor informal bersifat terbuka. Pekerjaan merupakan salah satu cara untuk memperoleh penghasilan, oleh sebab itu pekerjaan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga yang mana untuk memenuhi kebutuhan keluarga baik kebutuhan dasar (basic need) maupun kebutuhan yang lain sesuai dengan pendapatan yang diterima oleh keluarga masing-masing.

Masalah kesejahteraan telah menjadi masalah global dimana setiap negara merasa berkepentingan untuk membahas kesejahteraan penduduknya, terlepas apakah itu negara berkembang maupun sedang berkembang. Kesejahteraan berkaitan erat dengan pembangunan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Tingkat kesejahteraan mencerminkan kualitas hidup dari sebuah keluarga, keluarga dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi berarti memiliki kualitas hidup yang lebih baik, sehingga pada akhirnya keluarga tersebut mampu untuk menciptakan kondisi kehidupannya yang lebih baik untuk bisa meningkatkan kesejahteraan mereka.

Berbagai lembaga mengukur taraf kesejahteraan hanya berupa aspek yang dapat diamati dan dapat diukur. Seperti Badan Pusat Statisik misalnya, kesejahteraan rakyat menggunakan batas garis kemiskinan didasarkan pada


(17)

data konsumsi dan pengeluaran pangan dan non pangan. Menurut Sukirman (dalam Sjafari, 2012) pada umumnya keluarga berpendapatan rendah di Indonesia membelanjakan sekitar 60-80% dari total pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sementara BKKBN yang memiliki peranan penting di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana mempunyai kriteria khusus dan telah mengklasifikasikan keluarga sejahtera ke dalam lima kategori, yaitu keluarga: (1) Pra Sejahtera; (2) Sejahtera I; (3) Sejahtera II; (4) Sejahtera III; dan (5) Sejahtera III+.

Kelurahan Pulo Brayan Darat I adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Timur. Kelurahan Pulo Brayan Darat I merupakan kelurahan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak diantara kelurahan lain yang ada di kecamatan Medan Timur yakni sebanyak 20.606 jiwa dan bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya yang seluas 0,75 km2, maka kelurahan Pulo Brayan Darat I juga merupakan kelurahan terpadat yaitu 27.475 jiwa tiap km2. Kondisi ini semakin diperparah dengan tingginya angka kelahiran yang dalam jangka panjang menyebabkan tingginya jumlah penduduk. Seperti apa yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan, hal inilah merupakan sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia.


(18)

Jumlah penduduk Pulo Brayan Darat I pada tahun 2009 sebanyak 16.168 jiwa bertambah sebanyak 4.438 jiwa di tahun 2014 menjadi 20.606 jiwa yang terdiri dari 4895 KK. Adapun dari jumlah kepala keluarga yang sebanyak 4895 KK ini ada sebanyak 3147 KK yang bekerja di sektor informal atau sebanyak 64,30%, hal ini menunjukkan bahwa cukup besar penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I yang bekerja di sektor informal. Besarnya jumlah penduduk yang bekerja di sektor informal ini juga perlu diketahui tingkat kesejahteraannya, bagaimana mereka mengelola kebutuhan hidupnya. Dari permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I yang terus bertambah dari tahun ke tahun, terbatasnya lapangan pekerjaan di sektor formal mengakibatkan sebagian besar penduduk bekerja di sektor informal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini bisa dilihat dari besarnya jumlah penduduk yang bergelut di sektor informal, dan jumlah penduduk yang bekerja di sektor informal yang cukup tinggi akan berdampak pada tingkat kesejahteraannya.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan tidak terarah dan mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti dalam penelitian baik dari segi waktu, dana, tenaga serta kemampuan peneliti, maka perhatian utama


(19)

dalam penelitian ini adalah Tingkat Kesejahteraan Keluarga Pekerja Sektor Informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur Kota Medan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Tingkat Kesejahteraan Keluarga Pekerja Sektor Informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Timur Kota Medan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Kesejahteraan Keluarga Pekerja Sektor Informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur Kota Medan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai sumber informasi dan masukan bagi Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur Kota Medan.

2. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk.

3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin membuat penelitian yang sama dengan tempat berbeda.


(20)

5. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.


(21)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menjelaskan tentang tingkat kesejahteraan yang ada di Kelurahan Pulo Brayan Darat I, maka dapat diberikan informasi sebagai berikut ini:

1. Identitas Responden

a. Responden Berdasarkan Umur

Umur responden merupakan salah satu karakteristik yang digunakan dalam pengkajian kependudukan untuk mengetahui apakah responden tergolong usia produktif atau tidak. Untuk melihat responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2015

No. Golongan Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

27 – 30 31 – 35 36 – 40 41 – 45 46 – 50 51 – 55 56 – 60 61 – 65

4 10 24 29 34 21 15 4 2,84 7,09 17,02 20,57 24,11 14,90 10,63 2,84 Jumlah 141 100,00

Sumber: Data Primer Olahan , 2015

Dari tabel 11 menunjukan bahwa kelompok umur responden yang paling banyak berada pada kelompok umur 46-50 tahun sebanyak 34 responden atau 24,11%, dan kelompok umur responden yang paling sedikit adalah 27 – 30 dan 61 -


(22)

65 sebanyak 4 responden atau 2,48%. Jika dilihat dari struktur penduduk berdasarkan usia produktif yang berkisar dari usia 15-64 tahun dan penduduk usia non produktif yaitu usia <15tahun dan >64 tahun, maka seluruh reponden yang ada di Kelurahan Pulo Brayan Darat I yang berjumlah 141 responden masuk kedalam kategori usia produktif.

b. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Perkawinan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala keluarga di Kelurahan Pulo Brayan Darat I tidak hanya laki-laki yang berjumlah 135 responden (95,74%) namun ada terdapat 6 responden (4,26%) yang keluarganya dipimpin oleh perempuan yang berstatus sebagai janda. Hal ini menunjukkan bahwa sektor informal ini juga dikerjakan oleh perempuan untuk menghidupi keluarganya

c. Responden Berdasarkan Suku

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang bekerja di sektor informal terdiri dari beragam suku, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Jumlah Responden Berdasarkan Suku di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2015

No. Suku Responden Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Jawa Batak Melayu Minang Nias Aceh

72 52 4 11 1 1

51,06 36,90 2,84 7,80 0,70 0,70 Jumlah 141 100,00


(23)

Pekerjaan di sektor informal ini tidak didominasi oleh suku tertentu, tetapi hampir seluruh suku ternyata mau bekerja disektor informal. Namun tabel ini menunjukkan bahwa suku yang paling banyak bekerja di sektor informal adalah suku jawa yakni sebanyak 72 responden atau 51,06% , kondisi ini sejalan dengan penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I yang memang lebih banyak penduduknya bersuku jawa yang bisa dilihat pada tabel 7.

d.Responden Berdasarkan Kelompok Umur dan Lama Bekerja di Sektor

Informal

Data tentang responden berdasarkan kelompok umur dan lama bekerja bisa dilihat pada tabel 13 berikut ini:

Tabel 13. Responden Berdasarkan Kelompok Umur dan Lama Bekerja

Sumber: Data Primer Olahan, 2015

Tabel 13 menunjukkan bahwa ada kaitan antara umur dan lama bekerja responden di sektor informal, karena bila dilihat dari umur dan lama bekerjanya semakin tinggi umur responden maka semakin lama responden tersebut bekerja disektor informal. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwasannya ada responden yang menggeluti pekerjaannya sudah lama sejak dari mereka masih belum berumah tangga.

Kel. Umur

Lama Bekerja (Tahun) F %

2 – 9 % 10 – 17 % 18 - 25 % 26 - 33 % 34 – 42 %

27 – 30 31 – 35 36 – 40 41 – 45 46 – 50 51 – 55 56 – 60 61 – 65

4 7 9 9 11 4 4 - 2,84 4,97 6,39 6,39 7,80 2,84 2,84 - - 2 16 15 20 10 16 - - 1,42 11,34 10,64 14,18 7,09 11,35 - - - - 3 4 2 1 2 - - - 2,13 2,84 1,42 0,7 1,42 - - - 1 - - - - - - - 0,7 - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - 0,7 4 9 25 28 35 16 21 3 2,84 6,39 17,73 19,86 24,82 11,35 14,89 2,12


(24)

e. Responden Berdasarkan Anggota Keluarga yang Ikut Bekerja di Sektor Informal yang Sama

Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh di Kelurahan Pulo Brayan Darat I bahwasannya dari 141 responden terdapat 2 responden (1,42%) yang anggota keluarganya bekerja disektor informal yang sama dan terdapat 139 responden (98,58%) yang anggota keluarganya tidak bekerja disektor informal yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan sektor informal yang digeluti oleh kepala keluarga tidak diikuti oleh anggota kelurga lainnya.

f. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kelompok Umur

Masyarakat di Kelurahan Pulo Brayan Darat I memiliki tingkat pendidikan yang bervariatif. Sebagian besar atau 51,78% responden sudah tamat sampai SMA, untuk lebih lengkapnya data tentang tingkat pendidikan responden jika dikaitkan dengan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur Tingkat Pendidikan Jumlah

Tamat SD Tamat

SMP Tamat SMA Tamat PT 1. 2. 3. 5. 6. 7. 8. 9.

27 – 30 31 – 35 36 – 40 41 – 45 46 – 50 51 – 55 56 – 60 61 – 65

- - 2 1 4 2 6 1 - 5 7 10 17 6 3 1 4 5 15 18 13 11 5 2 - - - - - 2 1 - 4 10 24 29 34 21 15 4

Jumlah 16 49 73 3 141

Persentase 11,35 34,75 51,78 2,12 100,00


(25)

Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah tamat SMA, sementara itu responden yang bersekolah sampai perguruan tinggi justru dimiliki oleh responden yang berada dikelompok umur tinggi, berdasarkan hasil wawancara kondisi ini disebabkan oleh responden tersebut sudah pensiun dari pekerjaan yang sebelumnya di sektor formal sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka bekerja disektor informal. Tabel ini juga menunjukkan bahwasannya terdapat sebagian responden yang tamat SD dan SMP, hal inilah yang membuat responden kesulitan mencari pekerjaan dan pada akhirnya memilih sektor informal sebagai mata pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

g. Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi kesejahteraan keluarga dimana semakin besar jumlah tanggungan maka akan semakin besar tingkat pengeluaran, tetapi tanggungan yang besar dapat juga membantu perekonomian keluarga, dimana sebagian anak maupun istri ada yang bekerja. Hasil penelitian tentang jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 15. Jumlah Tanggungan Keluarga Pekerja Sektor Informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I

No. Jumlah Tanggungan Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3.

1 – 3 4 – 6 7 – 8

44 95 2

31,20 67,38 1,42 Jumlah 141 100,00


(26)

Berdasarkan tabel 15 dapat dijelaskan tentang jumlah tanggungan keluarga pekerja sektor informal dengan rentang antara 1 – 8, dengan besar jumlah tanggungan ini nantinya akan berpengaruh terhadap penghasilan.

h. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dalam Bidang Sektor Informal

Hasil penelitian tentang jenis pekerjaan responden pada bidang sektor informal di kelurahan Pulo Brayan Darat I dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Jenis Pekerjaan Responden Dalam Bidang Sektor Informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2015

No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4.

Tukang Becak Pedagang Supir Angkot Buruh

23 72 13 33

16,31 51,07 9,22 23,40 Jumlah 141 100,00

Sumber: Data Primer Olahan, 2015

Dari tabel 16 menunjukkan bahwa pada umumnya keluarga pekerja sektor informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I bekerja sebagai pedagang dengan jumlah sebanyak 72 responden (51,06%) dan yang paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai supir angkot yaitu sebanyak 13 responden (9,22%)..

i. Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan dalam keluarga merupakan suatau pendapatan yang dihitung berdasarkan penghasilan keluarga diperoleh dalam bentuk uang selama satu bulan terakhir dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan, baik berupa kebutuhan


(27)

sandang, pangan, papan serta kebutuhan atau rancangan masa depan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Distribusi Pendapatan Kepala Keluarga Pekerja Sektor Informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2015

No. Pendapatan/Bulan Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5.

Rp 500.000 – Rp 1.400.000 Rp 1.500.000 – Rp 2.400.000 Rp 2.500.000 – Rp 3.400.000 Rp 3.500.000 – Rp 4.000.000 > Rp 4.500.000

72 42 12 11 4 51,06 29,79 8,51 7,80 2,84

Jumlah 141 100,00

Sumber: Data Primer Olahan, 2015

Dari tabel 17 dapat diketahui bahwa keluarga pekerja sektor informal masih memiliki pendapatan yang rendah. Jika dikaitkan dengan besarnya pendapatan menurut Upah Minimum Kota (UMK) Medan pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp 2.037.000 bahwasannya sebagian besar responden yakni sebanyak 51,06% penghasilannya masih dibawah rata-rata.

Sebagian keluarga juga memiliki anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan, namun hanya 121 responden yang anggota keluarganya bekerja untuk memperoleh penghasilan. Untuk melihat pendapatan anggota keluarga responden yang bekerja untuk memperoleh penghasilan bisa dilihat pada tabel 18.

Tabel 18. Distribusi Pendapatan Anggota Keluarga di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2015

No. Pendapatan/Bulan Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5.

Rp 600.000 – Rp 1.500.000 Rp 1.600.000 – Rp 2.500.000 Rp 2.600.000 – Rp 3.500.000 Rp 3.600.000 – Rp 4.500.000 > Rp 4.600.000

41 20 20 17 23 33,89 16,53 16,53 14,04 19,01

Jumlah 121 100,00


(28)

Apabila dilihat dari pendapatan utama bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 51,06% penghasilannya masih dibawah UMK. Dari tabel 18 dapat diketahui bahwa anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan memiliki pendapatan yang tinggi, karena hanya 34,16% anggota keluarga yang pendapatannya dibawah UMK, selebihnya sudah diatas UMK Medan yaitu sebanyak 65,84%, namun demikian karena responden memiliki tanggungan yang banyak walau penghasilan dari anggota keluarga sudah diatas UMK kebutuhan mereka masih tetap tidak terpenuhi.

j. Distribusi Responden Berdasarkan Anggota Keluarga yang Sudah Bekerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 141 responden terdapat 121 responden (85,81%) yang anggota keluarganya sudah bekerja dan 20 responden (14,19%) anggota keluarganya yang belum atau tidak bekerja. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada tingkat perekonomian keluarga, dengan adanya anggota kelurga yang bekerja diharapkan mampu membantu perekonomian keluarganya.

k. Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah

Status kepemilikan rumah merupakan salah satu indikator perumahan yang menunjukkan penguasaan rumahtangga terhadap rumah yang ditempatinya. Berikut status kepemilikan rumah keluarga pekerja sektor informal yang ada di Keluarahan Pulo Brayan Darat I:


(29)

Tabel 19. Status Kepemilikan Rumah Responden di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2015

No. Status Kepemilikan Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3.

Milik Sendiri

Menyewa/Mengontrak Warisan (Milik Orang Tua)

32 66 43 22,70 46,80 30,50

Jumlah 141 100,00

Sumber: Data Primer Olahan, 2015

Dari tabel 19 menunjukkan bahwa bahwa keluarga pekerja sektor informal dilihat dari status kepemilikan masih banyak keluarga yang mengontrak, maka kebanyakan dari keluarga pekerja sektor informal harus harus menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membayar rumah yang disewa sehingga pengeluarannya semakin tinggi.

l. Status Kepemilikan TempatUsaha/Barang Terkait Pekerjaan Responden

Adapun status kepemilikan barang/usaha pada penelitian ini hanya bagi mereka yang bekerja sebagai pedagang, tukang becak, dan supir angkutan. Berikut status kepemilikan usaha keluarga pekerja sektor informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I.

Tabel. 20 Status Kepemilikan Tempat Usaha/Barang Terkait Pekerjaan Responden

No. Jenis Pekerjaan Milik Sendiri Mengontrak/Sewa Jumlah

1. 2. 3. Pedagang Tukang Becak Supir Angkutan 61 12 11 11 11 2 72 23 13

Jumlah 84 24 108

Persentase (%) 77,78 22,22 100,00


(30)

Dari tabel 20 dapat diketahui jenis usaha yang dilakukan terkait dengan penggunaan tempat usaha/barang ada 108 responden (76,59%) dari total keseluruhan yaitu 141 responden. Ternyata bahwa ada 84 responden (77,78%) tempat usaha/barang yang dimiliki responden berstatus milik sendiri dan tidak ada yang warisan dari keluarga.

2. Indikator Tingkat Kesejahteraan

a. Mengikuti Kegiatan/Perkumpulan Agama

Hasil penelitian tentang kegiatan/perkkumpulan agama yang diikuti oleh responden dapat dilihat pada tabel 21 berikut ini:

Tabel 21. Kegiatan/Perkumpulan Agama yang Diikuti Responden

No. Jenis Kegiatan yang

diikuti

Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3.

Perwiritan Partangiangan Tidak Sama Sekali

111 29

1

78,72 20,58 0,70

Jumlah 141 100,00

Sumber: Data Primer Olahan, 2015

Tabel 21 menunjukkan bahwa 140 responden (99,30%) telah mengikuti kegiatan perkumpulan agama baik dalam bentuk perwiritan maupun partangiangan. Hal ini bisa dikatakan bahwasannya hampir keseluruhan responden menyadari betapa pentingnya kebutuhan rohani karena dalam kehidupan manusia, agama merupakan hal yang sangat vital.


(31)

b. Seluruh Anggota Keluarga Responden Memperoleh Paling Kurang Satu Stel Baju Baru dalam Setahun

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan bahwasanya seluruh responden yang berjumlah 141 KK mampu membeli paling kurang satu stel baju baru dalam setahun. Baju baru yang mereka beli sekurang-kurangnya adalah pada saat anak-anak mereka memasuki tahun ajaran baru di sekolahnya dan pada saat hari raya besar keagamaan mereka.

c. Luas Lantai Rumah Paling Kurang 8m2 Untuk Setiap Penghuni Rumah

Hasil penelitian tentang luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah, dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel. 22 Luas Rumah Responden di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2015

No. Luas Rumah (m2) Rasio Jumlah Persentase (%)

>8m 2 (Memadai) <8m2 (Tidak

Memadai) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 17,5 20 21 24 27 28 30 32 35 40 45 48 50 60 72 76 80 90 100 126 140 240 2 4 2 4 2 2 8 7 4 8 7 10 10 8 8 5 3 3 4 2 - 1 2 4 2 1 4 3 5 - 3 4 1 3 2 1 - 1 - - - - 1 - 4 8 4 5 6 5 13 7 7 12 8 13 12 9 8 6 3 3 4 2 1 1 2,84 5,68 2,84 3,54 4,25 3,54 9,22 4,96 4,96 8,51 5,68 9,22 8,51 6,40 5,68 4,25 2,13 2,13 2,84 1,42 0,70 0,70 Jumlah 104 37 141 100,00 Persentase 73,76 26,24


(32)

Pada tabel 22 dapat diketahui terdapat 37 responden (26,24%) yang luas rumahnya kurang dari 8m2 untuk setiap penghuninya, hal ini disebabkan karena luas rumah apabila dibagikan jumlah anggota keluarga tidak mencukupi untuk memenuhi 8m2 untuk setiap anggota keluarga.

d. Anggota Keluarga Sakit Dibawa Ke Sarana Kesehatan Modern

Hasil penelitian tentang keluarga pekerja sektor informal jika sakit pergi ke sarana kesehatan modern bisa dilihat pada tabel 23 berikut ini:

Tabel. 23 Keluarga Responden Jika Sakit Pergi Ke Sarana Kesehatan Modern Tahun 2015

No. Sarana Kesehatan Frekuensi Persentasi (%)

1. 2. 3.

Rumah Sakit Poliklinik Puskesmas

16 39 86

11,35 27,66 60,99

Jumlah 141 100,00

Sumber: Data Primer Olahan, 2015

Dari tabel 23 menunjukkan bahwa jenis sarana kesehatan yang dikunjungi oleh anggota keluarga sudah modern, yaitu rumah sakit, poliklinik, dan puskesmas dengan persentase terbesar yaitu 60,99%. Hal ini menunjukkan bahwasannya penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I, sudah berpikir modern dengan tidak mengunjungi dukun apabila ada anggota keluarga yang sakit.

e. Seluruh Anggota Keluarga berumur 10-60 Tahun Bisa Baca Tulis Latin

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I dengan 141 responden bahwasannya seluruh anggota keluarga yang berumur 10 – 60


(33)

tahun mampu membaca dan menulis latin, hal ini berarti seluruh anggota keluarga pekerja sektor informal tidak ada yang buta huruf.

f. Memiliki Akses Layanan Publik (Listrik, PAM, atau Telepon/ Handphone)

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I bahwasannya seluruh responden yakni sebanyak 141 KK memiliki akses layanan publik. Hal ini berarti akses layanan publik yang ada mampu dipenuhi oleh seluruh keluarga pekerja sektor informal.

g. Anggota Keluarga yang Bekerja Untuk Memperoleh Penghasilan

Berdasarkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I, dari 141 responden ada 122 responden (86,52%) yang anggota keluarganya bekerja untuk memperoleh penghasilan, dan ada 19 responden ( 13,48%) yang anggota keluarganya tidak bekerja untuk memperoleh penghasilan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang anggota keluarganya tidak bekerja adalah responden yang anggota keluarganya usianya belum memasuki usia kerja, dan alasan sulitnya mencari pekerjaan.

h. Pendidikan Tiap Anggota Keluarga Minimal SMA

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I dengan responden sebanyak 141 KK terdapat 109 responden (77,30%) yang pendidikan anggota keluarganya sudah mencapai SMA atau memiliki tabungan sekolah untuk anak yang belum memasuki usia SMA, dan terdapat 32 responden


(34)

(22,70%) yang pendidikan anggota keluarganya tidak mencapai SMA atau tidak memiliki tabungan sekolah untuk anak yang belum memasuki usia SMA. Hal ini berarti pekerja sektor informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I sangat mementingkan pendidikan anggota keluarganya dilihat dari persentase anggota keluarga yang bersekolah hingga SMA atau memiliki tabungan untuk menyekolahkan anak.

i. Keluarga Memperoleh Informasi/Berita dari Salah Satu Sumber Seperti

Surat Kabar/Majalah, Radio, TV, ataupun Internet

Kelurahan Pulo Brayan Darat I merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kota Medan, melihat kondisi Kota Medan yang merupakan kota metropolitan membuat masyarakatnya lebih mudah untuk memperoleh informasi/berita dari surat kabar/majalah, radio, tv, ataupun internet. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan seluruh responden yang berjumlah 141 KK sudah memperoleh minimal salah satu sumber informasi/berita.

j. Sebagian Penghasilan Ditabung dalam Bentuk Uang atau Barang

Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Pulo Brayan Darat I bahwasannya dari 141 responden terdapat 94 responden (66,67%) yang memiliki tabungan dalam bentuk uang ataupun barang dan 47 responden (33,33%) yang tidak memiliki tabungan dalam bentuk uang ataupun barang. Dari hasil wawancara terhadap responden yang tidak memiliki tabungan baik dalam bentuk uang ataupun barang


(35)

dikarenakan kebutuhan akan kehidupan sehari-hari yang begitu mendesak, sehingga mereka hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari dan tidak memiliki tabungan untuk kebutuhan yang tidak terencana.

k. Keluarga Aktif dalam Kegiatan Masyarakat di Lingkungan Tempat Tinggal

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terhadap 141 responden terdapat 32 responden (22,70%) yang aktif dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal, dan terdapat (77,30%) yang tidak aktif dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kurang aktif dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal, berdasarkan wawancara hal ini disebabkan oleh kesibukan mereka yang bekerja pada sektor informal yang memiliki waktu sedikit untuk bisa aktif dalam kegiatan masyarakat.

l. Anak Bersekolah Sampai Perguruan Tinggi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terhadap 141 responden bahwasannya terdapat 34 responden (24,11%) yang mampu menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi dan terdapat 107 responden (75,89%) yang tidak mampu menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi.

m. Secara Teratur dengan Sukarela Memberikan Sumbangan Materiil untuk

Kegiatan Sosial

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I dengan responden sebanyak 141 KK dapat diketahui bahwa ada sebanyak 23


(36)

responden (16,31%) yang dengan sukarela secara teratur memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial dan ada sebanyak 118 responden (83,69%) yang tidak mampu secara teratur memberikan sumbangan materiil secara sukarela untuk kegiatan sosial.

n. Anggota Keluarga yang Aktif Sebagai Pengurus Perkumpulan Sosial atau

Yayasan atau Institusi Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I dengan responden sebanyak 141 KK menunjukkan bahwa ada sebanyak 2 responden (1,42%) yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial atau yayasan atau institusi masyarakat dan 139 responden (98,58%) tidak aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial atau yayasan atau institusi masyarakat.

o. Anggota Keluarga yang Berpasrtisipasi dalam Kegiatan Politik

Adapun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I menunjukkan bahwa dari 141 responden terdapat 97 responden (68,80%) yang anggota keluarganya berpartisipasi dalam kegiatan politik dan 44 responden (31,20%) yang anggota keluarganya tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik.


(37)

3. Tingkat Kesejahteraan Responden

Tingkat kesejahteraan merupakan keserasian dalam pemenuhan kebutuhan secara seimbang dan berkelanjutan tanpa ada satupun yang terganggu, untuk melihat tingkat kesejahteraan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I, perlu diketahui persentase pemenuhan indikator kesejahteraan. Berikut informasi persentase pemenuhan indikator kesejahteraan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I:

Tabel 24. Persentase Pemenuhan Indikator Kesejahteraan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2015

No Indikator Jumlah KK Jlh Persentase Jlh

(%)

Ya Tidak Ya(%) Tidak(%)

1. Mengikuti kegiatan/perkumpulan agama seperti perwiritan

140 1 141 99,30 0,70 100

2. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel baju baru dalam setahun

141 0 141 100,00 - 100

3. Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk

setiap penghuni rumah

104 35 141 73,76 26,24 100

4. Bila ada anggota keluarga yang sakit parah dibawa ke sarana kesehatan modern

141 0 141 100,00 - 100

5. Seluruh anggota keluarga berumur 10-60 tahun bisa baca tulis latin

141 0 141 100,00 - 100

6. Memiliki akses layanan publik (listrik, PAM, atau telepon/handphone)

141 0 141 100,00 - 100

7. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan

122 19 141 86,52 13,48 100

8. Pendidikan tiap anggota keluarga minimal SMA

109 32 141 77,30 22,70 100

9. Keluarga memperoleh informasi/berita dari salah satu sumber seperti surat

kabar/majalah, radio, TV, ataupun internet.

141 0 141 100,00 - 100

10. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang

97 44 141 68,80 31,20 100

11. Keluarga aktif dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal

41 100 141 29,08 70,92 100

12. Ada satu atau lebih anak yang bersekolah sampai perguruan tinggi

34 107 141 24,11 75,89 100

13. Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial

23 118 141 16,31 83,69 100

14. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial atau yayasan atau institusi masyarakat

4 137 141 2,84 97,16 100

15. Ada anggota keluarga yang berpartisipasi dalam kegiatan politik

98 43 141 69,50 30,50 100


(38)

Dari tabel 24 menunjukkan bahwa, indikator yang dicapai hingga 100% adalah indikator kemampuan membeli baju dalam setahun, pemanfaatan fasilitas kesehatan modern, kemampuan literasi, kemampuan memanfaatkan akses layanan publik, dan kemampuan memperoleh informasi dari media massa. Indikator yang pencapaiannya cukup rendah dengan rata-rata dibawah 50% yang dicapai oleh responden dalam indikator kepedulian sosial di lingkungan tempat tinggal. Kondisi ini tentu tidak lepas dari waktu yang dimiliki oleh responden yang sangat sedikit, karena mereka lebih mementingkan bagaimana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari daripada harus mengikuti kegiatan sosial.

Berdasarkan hasil persentase indikator pemenuhan kesejahteraan pada tabel 24 maka, dapat diketahui tingkat kesejahteraan yang ada di Kelurahan Pulo Brayan Darat I . Berikut tingkat kesejahteraan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I:

Tabel 25. Tingkat Kesejahteraan Keluarga Pekerja Sektor Informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Tahun 2015

No. Tingkat Kesejahteraan Rata-Rata

Pendapatan (Rp)

Jumlah Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. Prasejahtera

Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III+

1.375.945 1.513.555 1.967.500 2.650.000 4.500.000 38 44 48 9 2 26,94 31,20 34,04 6,40 1,42

Jumlah 141 100,00

Sumber: Data Primer Olahan, 2015

Tabel 25 menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan keluarga pekerja sektor informal di Kelurahan Pulo Brayan Darat I berdasarkan indikator BKKBN


(39)

menunjukkan bahwa persentase tingkat kesejahteraan yang paling tinggi berada pada Keluarga Sejahtera II yaitu sebanyak 34,04% dengan rata-rata pendapatan Rp 1.767.500, hal ini berdasarkan dari 15 indikator tingkat pemenuhan kesejahteraan ternyata yang mampu dipenuhi hanya 9 indikator. Persentase tingkat kesejahteraan yang paling rendah berada pada Keluarga Sejahtera III+ yaitu sebanyak 1,42%, hal ini berdasarkan dari 15 indikator tingkat pemenuhan kesejahteraan ternyata responden mampu memenuhi semua indikator yang telah ditetapkan oleh BKKBN. Hal ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

B. Pembahasan

Tingkat kesejahteraan merupakan keserasian dalam pemenuhan kebutuhan secara seimbang dan berkelanjutan tanpa ada satupun yang terganggu. Keluarga Prasejahtera di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terdiri dari 38 keluarga (26,94%), berdasarkan indikator tingkat kesejahteraan yang telah ditetapkan oleh BKKBN bahwa keluarga Prasejahtera adalah keluarga yang tidak mampu memenuhi salah satu dari indikator keluarga sejahtera I, namun berdasarkan hasil penelitian merujuk pada tabel 24 dari 38 keluarga yang berada di tahapan keluarga prasejahtera ada 30 keluarga yang sudah mampu memenuhi 4 atau seluruh indikator tahapan keluarga sejahtera II, hal ini berarti ada 30 keluarga yang berada di tahapan prasejahtera yang sudah mampu menuju ke tahapan keluarga yang lebih baik.

Keluarga Sejahtera I di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terdiri dari 44 keluarga (31,20%). Keluarga Sejahtera I adalah keluarga yang sudah mampu memenuhi 5 indikator tahapan keluarga sejahtera I tetapi tidak mampu memenuhi salah satu dari 4


(40)

indikator KS II. Namun, dari 44 kelurga sejahtera I yang ada di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ini semuanya sudah mampun memenuhi minimal 3 indikator dari 4 indikator yang ada pada tahapan keluarga sejahtera II dan ada 9 keluarga yang sudah mampu memenuhi 2 dari 3 indikator tahapan keluarga sejahtera III. Hal ini berarti keluarga yang berada pada tahapan sejahtera I seluruhnya sudah mulai memasuki tahapan keluarga sejahtera II dan 9 keluarga mulai memasuki tahapan keluarga sejahtera III.

Keluarga Sejahtera II di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terdiri dari 48 keluarga (34,04%) dan merupakan tingkatan kesejahteraan keluarga yang paling tinggi di kelurahan ini. Keluarga sejahtera II adalah keluarga yang sudah mampu memenuhi 5 indikator tahapan KS I dan 4 indikator KS II tetapi tidak mampu memenuhi salah satu indikator dari 3 indikator KS III. Pada tahapan keluarga sejahtera II keluarga sudah mampu memenuhi 9 indikator pemenuhan kebutuhan yang telah dibuat oleh BKKBN, namun dari 48 keluarga yang berada pada tahapan keluarga sejahtera II ada 12 keluarga yang sudah memenuhi 2 dari 3 indikator tahapan keluarga sejahtera III. Hal ini berarti ada 12 keluarga pada tahapan keluarga sejahtera II yang akan meninggalkan tahapan keluarga sejahtera II menuju tahapan keluarga yang lebih baik.

Keluarga Sejahtera III di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terdiri dari 9 keluarga (6,40%). Sesuai dengan indikator tingkat kesejahteraan yang telah dibuat oleh BKKBN, keluarga sejahtera III adalah keluarga yang mampu memenuhi 5 indikator KS I, 4 indikator KS II, dan 3 indikator KS III tetapi tidak mampu memenuhi salah satu indikator dari 3 indikator KS III+ . Pada keluarga sejahtera III


(41)

yang terdapat di Kelurahan Pulo Brayan Darat I, ada 4 keluarga yang sudah mampu memenuhi 2 dari 3 indikator tahapan keluarga sejahtera III+ , hal ini berarti ada 4 keluarga yang berada pada tahapan sejahtera III yang sudah mulai memasuki tahapan keluarga sejahtera III+.

Keluarga Sejahtera III+ di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terdiri dari 2 keluarga (1,42%) merupakan tingkatan kesejahteraan yang paling sedikit yang ada di kelurahan ini. Tahapan Keluarga Sejahtera III+ adalah keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 5 indikator tahapan KS I, 4 indikator KS II, 3 indikator KS III, serta 3 indikator tahapan KS III+ yang mana indikator pada tahapan KS III+ , artinya pada tahapan ini keluarga sudah mampu memenuhi keseluruhan indikator yang telah ditetapkan oleh BKKBN.

Dilihat dari indikator ekonomi yang ditetapkan oleh BKKBN, tingkat kesejahteraan tidak pernah lepas dari pendapatan, karena dari 9 indikator yang dibuat untuk menetapkan tingkat kesejahteraan jika dikaji lebih lanjut tidak lepas dari penghasilan yang diperoleh besarnya pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, walaupun tingkat kesejahteraan ini tidak selalu dilihat dari tingkat penghasilan, namun penghasilan akan berpengaruh besar terhadap penetapan tingkat kesejahteraan. Penghasilan rata-rata keluarga Prasejahtera yaitu Rp 1.375.945, Keluarga Sejahtera I Rp 1.513.555 dan Keluarga Sejahtera II Rp. 1.967.500, jika dikaitkan dengan UMK Medan tahun 2015 yaitu sebesar Rp 2.037.000 maka ada sebanyak 92,18% keluarga yang masuk dalam kategori miskin, hanya ada 7,82% keluarga yang masuk dalam kategori tidak miskin.


(42)

Jika dilihat dari indikator kepedulian sosial bahwasannya pencapaian pemenuhan tingkat kesejahteraan indikator ini rata-rata dibawah 50%, hal ini disebabkan karena waktu yang mereka miliki seluruhnya tercurah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, sehingga mereka tidak sempat apalagi sampai memberikan sumbangan secara sukarela.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://www.pajak.go.id/content/ledakan-penduduk-indonesia-lima-kali- lipat-tiap-100-tahun (diakses pada 15 Januari 2015, 09:15 WIB)

Anonim. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/12/18/68548/umk-medan-rp-1851500 (diakses pada 7 Februari 2015, 10:15 WIB)

Asmita, Eppi. 2003. Analisis Kesejahteraan Keluarga Petani Bawang Di Desa Martoba. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta

Budiman, I. 2011. Analisis Kesejahteraan Petani Padi (Studi Kasus : Petani Padi Di Desa Jatirejoyoso Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang).

Skripsi. (tidak diterbitkan). Malang: Universitas Brawijaya.

BKKBN. 2014. Pedoman Tata Cara Pencatatan Dan Pelaporan Pendataan

Keluarga. Sumatera Utara: Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional.

BKKBN. 2011. Kumpulan Materi Dasar Promosi. Sumatera Utara: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

BPS Sumut. 2013. Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara.

Everst, S. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: CV. Rajawali Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama. Hart, Keith. 1971. Informal income opportunise and urban employment in Ghana.

Journal of Modern African Studies, (Online), Vol. 11, No.1,

(www.sv.uio.no/.../hart-informal-income-opportunities/ diakses 22 Januari 2015)

Hendrik. 2011. Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Pulau Besar Dan Danau Bawah Di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Provinsi Riau. Skripsi (tidak diterbitkan). Riau: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikas. Jakarta : Kencana Kurnia, Dian Rakhma. 2012. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani

Tembakau Di Desa Gaden Gandu Wetan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: FIS UNY.


(44)

Manning, Chris. 1991. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nasikun. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. PT. Tiara Wacana.Yogyakarta.

Nurachmad, Much. 2009. Cara Menghitung Upah Pokok, Uang Lembur,

Pesangon, Dan Dana Pension Untuk Pegawai Dan Perusahaan :

Transmedia Pustaka.

Prabawa, S. 1998. Sumberdaya keluarga dan tingkat kesejahteraan rumahtangga petani (studi di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Tesis (tidak diterbitkan). Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rambe, Armaini. 2011. Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga dan Tingkat Kesejahteraan (Kasus di Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara).

Tesis (tidak diterbitkan). Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sethuraman, S.V. 1996. Urban Provertyand the Informal Sector: A critical

assessment of Current Strategies, (Online),

(http://www.ilo.org/dyn/dwresources/, diakses 22 Januari 2015) Salim. 1984. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan, PT.

Jakarta.

Shah, Tansri A. 2011. Artikel BKKBN: Dinamika Penduduk dan Perencanaan Pembangunan Daerah. BKKBN Wilayah Lampung (tidak dipublikasikan). (http://lampung.bkkbn.go.id/_layouts/mobile diakses pada 23 Maret 2015).

Sinaga, Anggiat. 2012. Analisis Tenaga Kerja Sektor Informal Sebagai Katup Pengaman Masalah Tenaga Kerja Di Kota Medan. Tesis. (Tidak Diterbitkan). Medan: Universitas Negeri Medan.

Sjafari, Agus. 2012. Kemiskinan dan Pemberdayaan Kelompok. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukirno, Sadono. 2010. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta : Kencana.

Sukmaraga, Prima. 2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB per Kapita, dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Sumardi. 1982. Sumber Pendapatan, Kebutuhan Pokok dan Perilaku Meyimpang.


(45)

Suyoto, Agustinus. 2004. Konsep Keluarga Kreatif Sebagai Alternatif Perwujudan Keluarga Yang Sejahtera Dan Mandiri Di Era Globalisasi. Esai/Artikel Pemenang Harapan II Lomba Karya Tulis Keluarga Nasional XI 2004. BKKBN Wilayah DIY (tidak dipublikasikan). (https://agsuyoto.files.wordpress.com diakses pada 7 Februari 2015, 20:43 WIB).

Tri Maryono. 2011. Tingkat Kesejahteraan Penambang Minyak Tradisional di Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: FIS UNY.


(1)

indikator KS II. Namun, dari 44 kelurga sejahtera I yang ada di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ini semuanya sudah mampun memenuhi minimal 3 indikator dari 4 indikator yang ada pada tahapan keluarga sejahtera II dan ada 9 keluarga yang sudah mampu memenuhi 2 dari 3 indikator tahapan keluarga sejahtera III. Hal ini berarti keluarga yang berada pada tahapan sejahtera I seluruhnya sudah mulai memasuki tahapan keluarga sejahtera II dan 9 keluarga mulai memasuki tahapan keluarga sejahtera III.

Keluarga Sejahtera II di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terdiri dari 48 keluarga (34,04%) dan merupakan tingkatan kesejahteraan keluarga yang paling tinggi di kelurahan ini. Keluarga sejahtera II adalah keluarga yang sudah mampu memenuhi 5 indikator tahapan KS I dan 4 indikator KS II tetapi tidak mampu memenuhi salah satu indikator dari 3 indikator KS III. Pada tahapan keluarga sejahtera II keluarga sudah mampu memenuhi 9 indikator pemenuhan kebutuhan yang telah dibuat oleh BKKBN, namun dari 48 keluarga yang berada pada tahapan keluarga sejahtera II ada 12 keluarga yang sudah memenuhi 2 dari 3 indikator tahapan keluarga sejahtera III. Hal ini berarti ada 12 keluarga pada tahapan keluarga sejahtera II yang akan meninggalkan tahapan keluarga sejahtera II menuju tahapan keluarga yang lebih baik.

Keluarga Sejahtera III di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terdiri dari 9 keluarga (6,40%). Sesuai dengan indikator tingkat kesejahteraan yang telah dibuat oleh BKKBN, keluarga sejahtera III adalah keluarga yang mampu memenuhi 5 indikator KS I, 4 indikator KS II, dan 3 indikator KS III tetapi tidak mampu memenuhi salah satu indikator dari 3 indikator KS III+ . Pada keluarga sejahtera III


(2)

yang terdapat di Kelurahan Pulo Brayan Darat I, ada 4 keluarga yang sudah mampu memenuhi 2 dari 3 indikator tahapan keluarga sejahtera III+ , hal ini berarti ada 4 keluarga yang berada pada tahapan sejahtera III yang sudah mulai memasuki tahapan keluarga sejahtera III+.

Keluarga Sejahtera III+ di Kelurahan Pulo Brayan Darat I terdiri dari 2 keluarga (1,42%) merupakan tingkatan kesejahteraan yang paling sedikit yang ada di kelurahan ini. Tahapan Keluarga Sejahtera III+ adalah keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 5 indikator tahapan KS I, 4 indikator KS II, 3 indikator KS III, serta 3 indikator tahapan KS III+ yang mana indikator pada tahapan KS III+ , artinya pada tahapan ini keluarga sudah mampu memenuhi keseluruhan indikator yang telah ditetapkan oleh BKKBN.

Dilihat dari indikator ekonomi yang ditetapkan oleh BKKBN, tingkat kesejahteraan tidak pernah lepas dari pendapatan, karena dari 9 indikator yang dibuat untuk menetapkan tingkat kesejahteraan jika dikaji lebih lanjut tidak lepas dari penghasilan yang diperoleh besarnya pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, walaupun tingkat kesejahteraan ini tidak selalu dilihat dari tingkat penghasilan, namun penghasilan akan berpengaruh besar terhadap penetapan tingkat kesejahteraan. Penghasilan rata-rata keluarga Prasejahtera yaitu Rp 1.375.945, Keluarga Sejahtera I Rp 1.513.555 dan Keluarga Sejahtera II Rp. 1.967.500, jika dikaitkan dengan UMK Medan tahun 2015 yaitu sebesar Rp 2.037.000 maka ada sebanyak 92,18% keluarga yang masuk dalam kategori miskin, hanya ada 7,82% keluarga yang masuk dalam kategori tidak miskin.


(3)

Jika dilihat dari indikator kepedulian sosial bahwasannya pencapaian pemenuhan tingkat kesejahteraan indikator ini rata-rata dibawah 50%, hal ini disebabkan karena waktu yang mereka miliki seluruhnya tercurah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, sehingga mereka tidak sempat apalagi sampai memberikan sumbangan secara sukarela.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://www.pajak.go.id/content/ledakan-penduduk-indonesia-lima-kali- lipat-tiap-100-tahun (diakses pada 15 Januari 2015, 09:15 WIB)

Anonim. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/12/18/68548/umk-medan-rp-1851500 (diakses pada 7 Februari 2015, 10:15 WIB)

Asmita, Eppi. 2003. Analisis Kesejahteraan Keluarga Petani Bawang Di Desa Martoba. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Bintarto. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta

Budiman, I. 2011. Analisis Kesejahteraan Petani Padi (Studi Kasus : Petani Padi Di Desa Jatirejoyoso Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang).

Skripsi. (tidak diterbitkan). Malang: Universitas Brawijaya.

BKKBN. 2014. Pedoman Tata Cara Pencatatan Dan Pelaporan Pendataan

Keluarga. Sumatera Utara: Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional.

BKKBN. 2011. Kumpulan Materi Dasar Promosi. Sumatera Utara: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

BPS Sumut. 2013. Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sumatera Utara. Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara.

Everst, S. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: CV. Rajawali Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama. Hart, Keith. 1971. Informal income opportunise and urban employment in Ghana.

Journal of Modern African Studies, (Online), Vol. 11, No.1,

(www.sv.uio.no/.../hart-informal-income-opportunities/ diakses 22 Januari 2015)

Hendrik. 2011. Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Pulau Besar Dan Danau Bawah Di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Provinsi Riau. Skripsi (tidak diterbitkan). Riau: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikas. Jakarta : Kencana Kurnia, Dian Rakhma. 2012. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani

Tembakau Di Desa Gaden Gandu Wetan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: FIS UNY.


(5)

Manning, Chris. 1991. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nasikun. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. PT. Tiara Wacana.Yogyakarta.

Nurachmad, Much. 2009. Cara Menghitung Upah Pokok, Uang Lembur,

Pesangon, Dan Dana Pension Untuk Pegawai Dan Perusahaan :

Transmedia Pustaka.

Prabawa, S. 1998. Sumberdaya keluarga dan tingkat kesejahteraan rumahtangga petani (studi di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Tesis (tidak diterbitkan). Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rambe, Armaini. 2011. Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga dan Tingkat Kesejahteraan (Kasus di Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara).

Tesis (tidak diterbitkan). Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sethuraman, S.V. 1996. Urban Provertyand the Informal Sector: A critical

assessment of Current Strategies, (Online),

(http://www.ilo.org/dyn/dwresources/, diakses 22 Januari 2015) Salim. 1984. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan, PT.

Jakarta.

Shah, Tansri A. 2011. Artikel BKKBN: Dinamika Penduduk dan Perencanaan Pembangunan Daerah. BKKBN Wilayah Lampung (tidak dipublikasikan). (http://lampung.bkkbn.go.id/_layouts/mobile diakses pada 23 Maret 2015).

Sinaga, Anggiat. 2012. Analisis Tenaga Kerja Sektor Informal Sebagai Katup Pengaman Masalah Tenaga Kerja Di Kota Medan. Tesis. (Tidak Diterbitkan). Medan: Universitas Negeri Medan.

Sjafari, Agus. 2012. Kemiskinan dan Pemberdayaan Kelompok. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukirno, Sadono. 2010. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta : Kencana.

Sukmaraga, Prima. 2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB per Kapita, dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Sumardi. 1982. Sumber Pendapatan, Kebutuhan Pokok dan Perilaku Meyimpang.


(6)

Suyoto, Agustinus. 2004. Konsep Keluarga Kreatif Sebagai Alternatif Perwujudan Keluarga Yang Sejahtera Dan Mandiri Di Era Globalisasi. Esai/Artikel Pemenang Harapan II Lomba Karya Tulis Keluarga Nasional XI 2004. BKKBN Wilayah DIY (tidak dipublikasikan). (https://agsuyoto.files.wordpress.com diakses pada 7 Februari 2015, 20:43 WIB).

Tri Maryono. 2011. Tingkat Kesejahteraan Penambang Minyak Tradisional di Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: FIS UNY.