PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA.
i
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidkian
Program Studi Pendidkan IPA
Oleh
SYARIFAH YASIEROH 1204750
PROGRAM PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
ii
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
SYARIFAH YASIEROH 1204750
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd Dr. Any Fitriani, M.Si NIP . 19510726197803 2 001 NIP. 19650202 1991032 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan IPA
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Prof.Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si. NIP. 19580712 198303 2 002
(3)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN
PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, April 2014
SYARIFAH YASIEROH
(4)
iv
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem pencernaan manusia melalui pembelajaran berbasis konteks metode diskusi dan metode praktikum. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the matching-only pretest-postest
control group design. Sampel penelitan adalah siswa kelas VIII di salah satu SMP kota
Tangerang Selatan, Banten pada tahun 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara
random sampling. Data hasil penelitian berupa data hasil tes keterampilan proses
sains, tes penguasaan konsep, lembar observasi pelaksanaan keterampilan proses sains siswa, lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar guru dan siswa, serta angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses sains dan peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi (kelas eksperimen 1) dan metode praktikum (kelas eksperimen 2). Peningkatan ketermpilan proses sains untuk kelas eksperimen 1 dengan rata-rata N_gain sebesar 0,64 dengan kategori sedang, sedangkan untuk kelas eksperimen 2 sebesar 0,53 dengan kategori sedang. Terdapat perbedaan signifikan pada keterampilan proses sains siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen 1 sebesar 0,71 dengan kategori tinggi, dan pada kelas eksperimen 2sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi pada materi sistem pencernaan manusia lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep.
Kata kunci : Pendekatan berbasis konteks, metode diskusi, metode praktikum, keterampilan proses sains, penguasaan konsep dan sistem pencernaan manusia
(5)
v
STUDY BASE ON THE CONTEXT WITH THE METHOD OF DISCUSSION AND PRACTICE TO INCREASE SKILL PROCESS THE SCIENCE AND
DOMINATION CONCEPTION IN ITEMS DIGESTIVE SYSTEM OF HUMAN BEING
ABSTRACT
This research aim to analyze the science process skills and mastery of concepts students on material of human digestive system through study base on the context of method of discussion and method of practice. This research method is a quasi-experimental research design with the matching-only cluster sampling pretest-posttest control group design. Research sample is a class VIII student in one of the junior South Tangerang city, Banten in 2013. Sampling was done by random sampling.The research data is data science process skills test results, test mastery of concepts, observation sheet implementation process skills of science students, observation sheets learning activities of teachers and students, as well as students' questionnaire responses. The results showed an increase in science process skills and the improvement of students' mastery of concepts after participating in learning with method of discussion (experimental 1 class) and method of praktice (class(experimental 2). Improved science process skillsexperiments 1 to the class with an average of 0.64 N_gain with moderate category, while the (experimental 2 class of 0.53 with the category moderate. There is a significant difference in the science process skills of students between classes experiment 1 with the (experimental 2 class. Increased mastery of concepts for students in the experimental 1class with a 0.71 high category, and the (experimental 2 class is 0.43 with a medium category. There no significant differences between the students' mastery of concepts in class experiments1 with the (experimental 2 class. With method of discussion in the human digestive system material is more effective in improving science process skills and mastery of concepts.
Keywords: Study base on the context, disscussion, method practice, science process skills, concepts and mastery. the human digestive system
(6)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur hanya kepada sang Khalik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga tesis yang berjudul “Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep dalam Materi Sistem Pencernaan Manusia” dapat selesai dengan
baik. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari tesis ini dapat tersusun dan selesai karena bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd., selaku pembimbing I yang selalu menyempatkan diri di tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, saran dan pemikirannya dalam penulisan tesis ini.
2. Ibu Any Fitriani, M.Si., selaku pembimbing II yang juga tak bosan memberikan arahan, bimbingan, saran dan pemikirannya dalam penulisan tesis ini.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si., selaku Pengujui, Pembimbing Akademik dan ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan bimbingan, selalu memberi masukkan, motivasi dan arahan dalam penyelesaian tesis ini.
4. Ibu Dr. Diana Rochintaniawaty, M.Ed selaku penguji yang telah memberikan koreksi, masukkan dan arahan dalam penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Dr. Riandi, selaku pengkaji instrumen tes yang telah memberikan saran dan masukkan berharganya.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia atas bimbingannya.
(7)
vii
7. Bapak Kepala sekolah SMPN 12 Tangerang Selatan serta rekan-rekan guru yang senantiasa memberikan dukungan, doa, bantuan serta kemudahan selama menjalani masa perkuliahan dan selama saya melakukan penelitian di sekolah. 8. Rekan-rekan IPA progam kerjasama angkatan 2012, atas segala bantuannya dan
atas tali silaturahmi yang selalu terjaga.
9. Ayahku Alm Ir. Syuaib Hamid, ibuku Salmah, suamikui Nugroho Widi,P, anak-anakku Fathoni Zikri, Daffara Abiyyu, dan Zakiyya Asha Fathika, kakakku Qomariah Syarifah, adik-adikku: Qostallany (alm), Abe, Aka, Odi, Oza, Mai dan Ishak
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga amal baik yang Bapak, Ibu dan rekan-rekan berikan kepada penulis mendapat balasan karunia nikmat dari Allah SWT, Amin YRA.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan mata pelajaran IPA di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandung, April 2014 Penulis
(8)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah serta Pertanyaan Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Tesis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11
A. Kajian Pustaka ... 11
1. Keterampilan Proses Sains ... 11
2. Penguasaan Konsep Belajar ... 17
3. Pendekatan Berbasis Kontekstual ... 20
4. Metode Diskusi ... 24
5. Metode Praktikum ... 24
6. Kaitan antara metode diskusi dan metode Praktikum dengan Keterampilan Proses Sains ... 26
B. Sistem Pencernaan Manusia ... 29
1. Penyusun Sistem Pencernaan Manusia ... 29
2. Makanan dan Fungsinya ... 34
3. Pentingnya Sarapan bagi Anak Usia Sekolah ... 37 4. Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi alat-alat
(9)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada sistem pencernaan ... 38
C. Penelitian yang Relevan ... 38
E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 41
A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
1. Lokasi Penelitian ... 41
2. Populasi ... 41
3. Sampel ... 41
B. Metode Penelitian ... 42
C. Desain Penelitian ... 42
D. Definisi Operasional ... 43
E. Instrumen Penelitian ... 45
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 47
G. Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 50
H. Analisis Data ... 52
I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 57.
J. Alur Penelitian ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Hasl Penelitian ... 59
1. Peningkatan Setiap Aspek KPS ... 60
2. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 66
3. Keterampilan Proses Sains Siswa yang Teramati Selama Pembelajaran ... 69
4. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep ... 73
(10)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kontekstual
pada Pelajaran IPA Materi Sistem Pencernaan Manusia ... 80
B. Pembahasan ... 88
1. Perbedaan Peningkatan Keterampilan Proses Sains ... 88
2. Perbedaan Peningkatan Penguasaan Konsep ... 95
3. Keterampilan Proses Siswa yang Teramati Selama Pembelajaran Berlangsung ... 98
4. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep ... 99
5. Pelaksanaan Pembelajaran ... 99
6. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106
A. Kesimpulan ... 106
B. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 108
(11)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Metode Praktikum ... 26
Tabel 2.2 . Hubungan Pendekatan berbasis kontekstual Metode Diskusi dengan Keterampilan Proses Siswa... 26
Tabel 2.3 . Hubungan dengan Pendekatan berbasis kontekstual Metode Praktikum Keterampilan Proses Siswa ... 27
Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 42
Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian ... 45
Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal ... 48
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 48
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran ... 49
Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda ... 49
Tabel 3.7. Kriteria N_Gain ... 53
Tabel 3.8. Intepretasi Koefisien Korelasi ... 54
Tabel 3.9. Kriteria Rata-rata Skor Hasil Observasi ... 56
Tabel 3.10. Kriteria Tanggapan Siswa ... 56
Tabel 3.11. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran ... 57
Tabel 4.1. Rekapitulasi Perbandingan N_Gain antara Pembelajaran Kelas Diskusi dengan Pembelajaran Metode Praktikum ... 63
Tabel 4.2. Uji Normalitas, Homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_gain Keterampilan Proses Sains untuk Kelas Diskusi ... 64
Tabel 4.3. Uji Normalitas, Homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_gain Keterampilan Proses Sains untuk Kelas Praktikum ... 64
Tabel 4.4. Uji Mann-Whitney U Pretest Keterampilan Proses Sains ... 65
Tabel 4.5. Uji Perbedaan Rata-rata Posttest Keterampilan proses Sains ... 65
Tabel 4.6. Uji Normalitas, Homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_Gain Penguasaan Konsep untuk Kelas Diskusi ... 67
(12)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.7. Uji Normalitas, homogenitas Skor Pretest, Posttest dan N_Gain
Penguasaan Konsep untuk Kelas Praktikum ... 67
Tabel 4.8. Uji Perbedaan Rata-rata Pretest Penguasaan Konsep ... 68
Tabel 4.9. Uji Mann-Whitney U Postest Penguasaan Konsep ... 68
Tabel 4.10. Persentase Rata-rata Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa yang Teramati pada Kelas Diskusi ... 69
Tabel 4.11. Persentase Rata-rata Ketercapaian Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa yang Teramati Kelas Praktikum ... 71
Tabel 4.12. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Kelas Diskusi ... 73
Tabel 4.13. Hubungan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Kelas Praktikum ... 74
Tabel 4.14. Aktivitas Keterlaksanaan Rencana Pembelajaran Berbasis Konteks Kelas Diskusi dan Kelas Praktikum ... 75
Tabel 4.15. Aktivitas Siswa Kelas Diskusi ... 78
Tabel 4.16 Aktivitas Siswa Kelas Praktikum ... 79
Tabel 4.17. Hasil Skala Sikap Tanggapan Siswa Kelas Diskusi ... 81
(13)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Sistem pencernaan manusia ... 30
Gambar 2.2. Proses menelan makanan ... 31
Gambar 2.3. Bagian-bagian usus halus ... 32
Gambar 2.4. Bagian-bagian usus besar ... 32
Gambar 2.5. Kelenjar pencernaan manusia ... 33
Gambar.3.1. Diagram alur prosedur penelitian ... 58
Gambar 4.1. Perbandingan persentase rata-rata nilai keterampilan proses sains siswa pada kelas diskusi dan kelas praktikum ... 59
Gambar 4.2. Hasil keterampilan proses sains untuk setiap indikator kelas diskusi dan kelas praktikum soal nomor 1 sampai nomor 5 ... 60
Gambar 4.3. Hasil keterampilan proses sains untuk setiap indikator kelas diskusi dan kelas praktikum soal nomor 6 sampai 10 ... 61
Gambar 4.4. Hasil keterampilan proses sains untuk setiap indikator kelas diskusi dan kelas praktikum soal nomor 11 sampai 15 ... 62
Gambar 4.5. Perbandingan persentase rata-rata nilai penguasaan konsep siswa pada kelas diskusi dan kelas praktikum ... 66
Gambar 4.6. Persentase rata-rata skor ketercapaian kegiatan siswa pada kelas diskusi ... 70
Gambar 4.7. Persentase rata-rata skor ketercapaian kegiatan siswa kelas praktikum ... 72
(14)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(15)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN A : Perangkat Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Diskusi ... 113
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Praktikum ... 126
3. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Diskusi ... 139
4. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Praktikum... 150
LAMPIRAN B : Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains ... 163
2. Soal Keterampilan Proses Sains ... 174
3. Kisi-kisi Soal Penguasaan ... 178
4. Soal Penguasaan Konsep ... 186
5. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa ... 192
6. Lembar Observasi KPS Siswa Kelas Diskusi ... 194
7. Lembar Observasi KPS Siswa Kelas Praktikum ... 196
8. Rubrik Pedoman Penskor Lembar Observasi Kelas Diskusi ... 198
9. Rubrik Pedoman Penskor Lembar Observasi Kelas Praktikum ... 200
10. Lembar Wawancara Siswa ... 203
LAMPIRAN C : Hasil Uji Coba Instrumen 1. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Ketrampilan Proses Sains ... 204
2. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Penguasaan Konsep ... 205
LAMPIRAN D : Data Hasil Pretest, Posttest, N_Gain 1. Skor Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Diskusi ... 206 2. Skor Pretest dan Postest Keterampilan Proses Sains
(16)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelas Praktikum ... 208
3. Skor Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Diskusi ... 210
4. Skor Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Praktikum... 212
5. Perhitungan N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelas Kelas Diskusi ... 214
6. Perhitungan N-Gain Keterampilan Proses Sains Kelas Praktikum ... 215
7. Perhitungan N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Kelas Diskusi ... 216
8. Perhitungan N-Gain Penguasaan Konsep Kelas Praktikum... 217
9. Skor Aspek KPS Kelas Kelas Diskusi ... 218
10. Skor Aspek KPS Kelas Praktikum .. ... 225
Lampiran E : Pengolahan Data 1. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Pretest KPS Kelas Diskusi dan Praktikum ... 233
2. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Pretest Penguasaan Konsep Kelas Diskusi dan Praktikum ... 234
3. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Posttest KPS Kelas Kelas Diskusi dan Praktikum ... 235
4. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata Posttes Penguasaan Konsep Kelas Diskusi dan Praktikum ... 236
5. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata N_Gain KPS Kelas Diskusi dan Praktikum ... 237
6. Uji Normalitas, Homogenitas, Dua Rata-rata N_Gain Konsep Kelas Diskusi dan Praktikum ... 238
7. Uji Korelasi Nilai Posttest KPS Konsep Kelas Diskusi ... 239
(17)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9. Uji Regresi antara Keterampilan Proses sains dengan Penguasaan
Konsep Kelas Diskusi ... 241 10. Uji Regresi antara Keterampilan Proses sains dengan Penguasaan Konsep
Kelas Praktikum ... 243
Lampiran F : Dokumen Pendukung
1. Lembar Hasil Kegiatan I Siswa Kelas Diskusi
dan Kelas Praktikum ... 245 2. Lembar Hasil Kegiatan II Siswa Kelas Diskusi
dan Kelas Praktikum ... 252 3. Lembar Hasil Kegiatan Siswa III Kelas Diskusi dan
Kelas Praktikum ... 258 4. Lembar Hasil Penilaian Observasi KPS Diskusi
dan Kelas Praktikum ... 269 5. Lembar Hasil Wawancara Siswa Kelas Diskusi ... 273 6. Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar ... 279
7. Dokumentasi Kegiatan Siswa Sedang presentasi Tentang Poster ... 280
8. Dokumentasi Kegiatan Siswa Presentasi Tentang Menu Makanan ... 281
9. Dokumentasi Kegiatan Siswa Sedang Uji Makanan ... 282
10. Dokumentasi Kegiatan Siswa Kelas Diskusi sedang Posttest ... 283 11. Lembar Judgement Penguasaan Konsep ... 284
(18)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(19)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS DENGAN METODE DISKUSI DAN PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem pencernaan manusia melalui pembelajaran berbasis konteks metode diskusi dan metode praktikum. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the
matching-only pretest-postest control group design. Sampel penelitan adalah siswa kelas
VIII di salah satu SMP kota Tangerang Selatan, Banten pada tahun 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Data hasil penelitian berupa data hasil tes keterampilan proses sains, tes penguasaan konsep, lembar observasi pelaksanaan keterampilan proses sains siswa, lembar observasi pelaksanaan kegiatan belajar guru dan siswa, serta angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses sains dan peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi (kelas eksperimen 1) dan metode praktikum (kelas eksperimen 2). Peningkatan ketermpilan proses sains untuk kelas eksperimen 1 dengan rata-rata
N_gain sebesar 0,64 dengan kategori sedang, sedangkan untuk kelas eksperimen
2 sebesar 0,53 dengan kategori sedang. Terdapat perbedaan signifikan pada keterampilan proses sains siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen 1 sebesar 0,71 dengan kategori tinggi, dan pada kelas eksperimen 2sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi pada materi sistem pencernaan manusia lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep.
Kata kunci : Pendekatan berbasis konteks, metode diskusi, metode praktikum, keterampilan proses sains, penguasaan konsep dan sistem pencernaan manusia
(20)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
STUDY BASE ON THE CONTEXT WITH THE METHOD OF DISCUSSION AND PRACTICE TO INCREASE SKILL PROCESS THE
SCIENCE AND DOMINATION CONCEPTION IN ITEMS DIGESTIVE SYSTEM OF HUMAN BEING
ABSTRACT
This research aim to analyze the science process skills and mastery of concepts students on material of human digestive system through study base on the context of method of discussion and method of practice. This research method is a quasi-experimental research design with the matching-only cluster sampling pretest-posttest control group design. Research sample is a class VIII student in one of the junior South Tangerang city, Banten in 2013. Sampling was done by random
sampling.The research data is data science process skills test results, test mastery
of concepts, observation sheet implementation process skills of science students, observation sheets learning activities of teachers and students, as well as students' questionnaire responses. The results showed an increase in science process skills and the improvement of students' mastery of concepts after participating in learning with method of discussion (experimental 1 class) and method of praktice (class(experimental 2). Improved science process skillsexperiments 1 to the class with an average of 0.64 N_gain with moderate category, while the (experimental 2 class of 0.53 with the category moderate. There is a significant difference in the science process skills of students between classes experiment 1 with the (experimental 2 class. Increased mastery of concepts for students in the experimental 1class with a 0.71 high category, and the (experimental 2 class is 0.43 with a medium category. There no significant differences between the students' mastery of concepts in class experiments1 with the (experimental 2 class. With method of discussion in the human digestive system material is more effective in improving science process skills and mastery of concepts.
Keywords: Study base on the context, disscussion, method practice, science process skills, concepts and mastery. the human digestive system
(21)
1
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sains (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, selain penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip dan termasuk juga proses-proses penemuan. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidkan sains di sekolah menengah pertama diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Berdasarkan tingkat perkembangan mental siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada pada fase transisi dari konkrit ke formal, maka akan sangat memudahkan siswa untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasar fakta-fakta empiris di lapangan (Kemendikbud, 2013: 1-2). Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam dan lingkungan. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran sains adalah memadukan antara pengalaman, proses sains, kinerja ilmiah dan pemahaman produk sains.
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang dilakukan guru dengan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian. Sehingga interaksi antara guru, siswa, bahan ajar, teknik penyampaian, dan pengalaman belajar merupakan variabel dan sumber yang saling menentukan sehingga proses belajar dapat mencapai tujuan (Poedjiadi, 2010: 75). Menurut Kemendikbud (2013: 2 ) pembelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan, ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
(22)
2
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Keadaan pembelajaran di sekolah secara konkrit cenderung tertuju pada produk/konsep saja, sehingga fokus pada hasil belajar, dan kurang memperhatikan pada proses pembelajaran. Pengamatan di sekolah dan sharing dengan guru mata pelajaran menunjukkan bahwa keterampilan proses sains selama ini kurang dikembangkan dalam pembelajaran, karena penyampaian materi pelajaran yang padat dan dominan satu arah dari guru dengan ceramah, karena guru dituntut untuk menuntaskan materi pelajaran memaksa guru untuk menyampingkan proses pembelajarannya. Hal tersebut menyebabkan sedikit sekali kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan obyek atau lingkungan. Kondisi tersebut mengakibatkan rata-rata nilai mata pelajaran sains cenderung rendah. Sehingga retensi/penguatan sains rendah, nilai penguasaan konsep juga masih rendah, serta makna sains kurang terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan tujuan pembelajaran tidak sekedar memahami konsep dan prinsip saja, akan tetapi menjadikan siswa memiliki kemampuan untuk menerapkan konsep dan prinsip yang telah dipahami tersebut dalam tindakan dan perbuatan sehari-hari.
Pembelajaran sains sesuai hakekat sains itu sendiri, selain mengembangkan pengetahuan, harus pula mengembangkan Keterampilan Proses Sains (KPS). Menurut Poejiadi (2010: 78) KPS berarti terampil memproses perolehan menggunakan proses-proses mental, termasuk keterampilan psikomotorik yang sebenarnya didasari oleh kegiatan mental seseorang. Keterampilan-keterampilan dasar yang dimaksud antara lain: mengobservasi,
(23)
3
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghitung, mengukur, mengklasifikasi, menafsirkan data, membuat hipotesis dan lain-lain. Pendapat Rustaman (2007: 15) bahwa pengembangan keterampilan proses sains sangat ideal dikembangkan apabila guru telah memahami hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai produk dan proses. Belajar dengan keterampilan proses memungkinkan siswa mempelajari konsep yang menjadi tujuan belajar sains dan sekaligus mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar sains, sikap ilmiah dan sikap kritis, pengalaman belajar, dan disadari ketika kegiatannya sedang berlangsung. Pembelajaran KPS akan mendorong siswa untuk aktif selama pembelajaran. KPS dapat dibangun melalui pendekatan yang aktif, kreatif dan inovatif, salah satunya adalah dengan pendekatan berbasis konteks, karena pendekatan berbasiskonteks merupakan pendekatan yang menghasilkan perbaikan sikap siswa terhadap ilmu pengetahuan, pemahaman ide-ide ilmiah yang dikembangkan secara baik, meningkatkan respon, sikap, lebih terampil dan kreatif dalam memahami masalah atau lebih positif terhadap ilmu pengetahuan (Bennet et al. 2006: 362).
Pendekatan berbasis konteks merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat, sehingga pembelajaran lebih bermakna (Jumadi, 2003:1 dan Kemendiknas, 2010: 4). National Science Teachers Association( Poejiadi, 2010:
98) berpendapat bahwa guru sains harus dapat menggunakan sumber-sumber dari luar sekolah, melalui pengenalan tentang keluarga dan lingkungan peserta didik, sehingga sekolah merencanakan kurikulum dan kegiatan belajar di kelas melalui pendekatan berbasis konteks dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa, partisipasi orangtua mereka dan masyarakat di lingkungan. Sedangkan menurut Aikenhead (Bennett, 2006: 2) Pembelajaran berbasis konteks adalah pendekatan yang diadopsi dalam pengajaran sains di mana konteks dan aplikasi sains digunakan sebagai startingpoint dalam pengembangan ide-ide ilmiah. Selanjutnya menurut Hasruddin (2009: 55) siswa yang berperan aktif
(24)
4
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam kelas, akan terampil dalam mengobservasi, mengenali, mengklasifikasikan, memecahkan masalah, mengumpulkan data, menguji data, verifikasi data, dan menarik kesimpulan. Pendapat tersebut juga didukung oleh Johnson (2010: 33) bahwa setelah melakukan pemantapan dalam pembelajaran, siswa akan aktif dalam belajar karena mereka sendirilah yang akan menemukan makna dari materi yang dipelajari.
Metode diskusi adalah salah satu metode pembelajaran berbasis konteks yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan metode diskusi pengalaman pribadi siswa diikuti oleh observasi, refleksi, dan dari pengalaman siswa tersebut menyebabkan perumusan konsep yang abstrak dapat menjadi hipotesa yang akan dibahas dan dapat diujikan (Cooper & Simonds,1995: 2). Pendapat Fellenz (Majid, 2013;11) bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir.
Demikian juga dengan metode praktikum yang dapat juga digunakan sebagai wahana untuk membangun KPS, dengan mendorong siswa untuk belajar mengerjakan sesuatu, mandiri, mengobservasi serta berinvestigasi. Berdasarkan terminologinya, praktikum dapat diartikan sebagai suatu rangkaiankegiatan yang memungkinkan seseorang (siswa) menerapkan keterampilan atau mempraktikkan sesuatu. Dalam pembelajaran IPA, sesuatu ini adalah proses-proses sains. Dengan kata lain, di dalam kegiatan praktikum sangat dimungkinkan adanya penerapan beragam keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang mendukung proses perolehan pengetahuan(produk keilmuan) dalam diri siswa (Subiantoro, 2009:7).
SMP Negeri 12 Tangerang Selatan adalah sekolah di daerah perbatasan antara kota Tangerang Selatan dengan Jakarta Selatan, karena daerah perbatasan maka gaya hidup siswa-siswa SMP dipengaruhi oleh kedua kota tersebut, termasuk juga banyaknya iklan di berbagai media, yang dapat mempengaruhi kehidupan para siswa. Berbagai produk iklan makanan olahan, banyak sekali
(25)
5
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
promosinya di berbagai media massa, termasuk televisi. Hampir semua makanan tersebut tersedia di kantin atau warung dekat sekolah yang tidak semuanya terjamin kebersihan dan keamanannya buat kesehatan mereka, namun mereka tetap mengkomsumsinya dengan berbagai alasan dikemukakan mengapa mereka harus makan di kantin sekolah. Salah satunya bahwa mereka harus makan, agar kenyang, tidak pusing saat belajar dan saat ada kegiatan upacara bendera.Apalagi jika guru di sekolah hanya mengajarkan tentang makanan dan fungsinya melalui teori saja, tapi tidak memberi contoh nyata tentang makanan yang baik buat kesehatan mereka dan yang kurang baik, atau mengapa siswa perlu sarapan pagi yang memenuhi syarat kesehatan,waktu makanpun tidak terjadwal, hal ini dibuktikan melalui penelitian Soekirno ( 2013: 52) menyatakan alasan siswa tidak sarapan dan tidak tepat waktu untuk sarapan pagi, karena mereka terburu-buru berangkat sekolah, tidak biasa makan terlalu pagi, atau ada yang hanya minum air putih, teh, makan sepotong kue kecil saja. Kadang mereka baru sarapan pukul 10.00 pagi saat istirahat di s ekolah.
Sarapan tidak bisa diartikan makan pagi atau minum pagi saja. Menurut Pinatih (2013: 1) setidaknya sarapan harus makanan yang sehat, makanan sehat adalah makanan yang mengandung gizi yang seimbang, mengandung serat dan zat-zat yang diperlukan tubuh untuk proses tumbuh kembang, atau lebih tepatnya disingkat dengan nama menu 4 sehat 5 sempurna. Menurut kepala BPOM RI Sparringa (Susilawaty, 2014:1-2) untuk memilih makanan/pangan yang aman maka harus membeli di tempat yang bersih, terlindung dari sinar matahari, debu, hujan dan angin, makanan yang dijual diletakkan di atas meja, yang penyajiannya selalu bersih dan ditutup rapat. di sekelilingnya bersih tidak ada serangga dan hewan peliharaan, peralatan makan selalu bersih, memiliki fasilitas cuci, air pencuci peralatan bersih, dan selalu diganti. Penjual makanan sehat dan bersih mulai dari kuku tangan, bila ada luka tertutup dengan plester, menggunakan celemek dan tutup kepala harus bersih, alat bantu yang bersih, tidak merokok, meludah. Pilih makanan yang telah dimasak, jika berkuah pilih yang disajikan panas, jika memilih makanan gunakan alat seperti sendok atau penjepit, jika
(26)
6
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipilih dengan tangan jangan dibeli, Sementara, untuk membeli pangan yang aman dari bahaya kimia, belilah pangan yang dijual ditempat yang bersih. Pilih buah-buahan terutama buah potong yang sudah dicuci bersih. Jangan membeli pangan yang dibungkus kertas bekas atau kertas koran. Jangan membeli makanan dan minuman yang warnanya terlalu mencolok atau terlalu cerah, jangan membeli makanan yang terlalu keras, gurih, kenyal, atau gosong. Memiliki pengetahuan keamanan pangan/makanan yang baik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari maka dapat terhindar dari bahaya mengkonsumsi makanan yang tidak aman. Pewarna makanan, penambah rasa gurih, dan pengawet banyak digunakan di kalangan pedagang untuk menarik perhatian pembeli, yang belum tentu terjamin keamanannya bagi tubuh.
Sesuai dengan Kurikulum 2013 pada kelas VIII semester I dalam Kompetensi Inti: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata, dan berdasarkan Kompetensi Dasar: 3.8 Mendeskripsikan sistem pencernaan serta keterkaitannya dengan sistem pernapasan, sistem peredaran darah, dan penggunaan energi makanan. Dengan harapan, setelah belajar materi makanan dan fungsinya, selain dapat menguasai konsep, siswa juga mengetahui peran makanan tersebut bagi dirinya sendiri atau dapat mengimplementasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mengingat arti penting makanan bagi kesehatan dan kebutuhan untuk aktifitas siswa belajar, guru perlu mengembangkan suatu model pembelajaran sains yang utamanya dapat membangun sikap positif siswa dalam menumbuhkan atau menanamkan kesadaran pentingnya sarapan pagi demi kesehatan dan pertumbuhan mereka. Diharapkan muncul dari kesadaran siswa itu sendiri setelah mereka belajar secara aktif, terlibat langsung dalam mencari informasi yang berhubungan dengan alasan tentang pentingnya belajar sistem pencernaan manusia termasuk sarapan pagi dengan makanan sehat bagi mereka, karena siswa sendiri yang mencari serta mengumpulkan informasi sendiri dari berbagai sumber termasuk dari buku
(27)
7
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelajaran, dan mengolah informasi menjadi pengetahuan tambahan atau malahan sebagai pengetahuan baru bagi mereka, sehingga termasuk dapat diimplementasikan pada materi pelajaran makanan dan fungsinya.
Melalui pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan metode praktikum siswa diharapkan dapat membangun sikap positif (kesadaran pentingnya mengkonsumsi makanan berkualitas untuk aktifitas belajar) siswa terhadap sains. Siswa akan memiliki keterampilan proses sains, jika melakukan kegiatan pembelajaran sendiri dan pengajar berperan hanya dalam membimbing agar mereka mampu mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan membangun kerjasama dengan teman-teman kelompoknya.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, perlu adanya
penelitian tentang judul “Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan metode praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi sistem pencernaan”. Dengan tujuan khusus untuk meningkatkan kesadaran anak usia sekolah untuk sarapan pagi yang berkualitas, demi kesehatan di masa pertumbuhan mereka.
B. Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah sertaPertanyaan Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Variabel dalam penelitian keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan proses yang berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan dan pelaksanaannya terdapat perbedaan. KPS menuntut pengembangan pendekatan proses secara utuh yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, diukur melalui tes, dengan soal uraian, variabel selanjutnya penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami konsep sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran, variabel penguasaan konsep diukur melalui tes soal multiple choice/ pilihan ganda.
(28)
8
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Batasan Masalah
Agar penelitian ini fokus dan tidak keluar dari tujuan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada masalah berikut ini :
1). Materi pelajaran pada penelitian ini adalah Sistem pencernaan manusia dan sub babmakanan dan fungsinya.
2). Penguasaan konsep dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk memahami, menerapkan, dan menganalis konsep-konsep fungsi makanan, baik secara teori dan aplikasinya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Aspek kognitif diatas menurut Bloom yang telahdirevisi (Anderson dan Krathwohl, 2001).
3). Keterampilan proses sains yang digunakan menggunakan indikator mengamati, mengelompokkan, menafsirkan/ interpretasi, meramalkan/ prediksi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, menerapkan konsep, dan berkomunikasi (Rustaman, 2007).
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi sistem pencernaan manusia?”. Untuk memfokuskan permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan permasalahan tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1). Bagaimanakah perbedaan peningkatan keterampilan proses sains sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode diskusi ?
2). Bagaimanakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode diskusi ?
3). Bagaimanakah perbedaan peningkatan keterampilan proses sains sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode praktikum?
(29)
9
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4). Bagaimanakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode praktikum?
5). Adakah hubungan antara KPS dengan penguasaan konsep pada pembelajaran dengan metode diskusi dan metode praktikum ?
6). Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap metode diskusi dan metode praktikum pada materi sistem pencernaan manusia ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis/memperoleh hasil melalui pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan metode praktikum sebagai alternatif kegiatan pembelajaran sistem pencernaan manusia pada sub materi makanan dan fungsinya untuk meningkatkan keterampilan proses sains pada siswa SMP dan penguasaan konsep pada materi makanan dan fungsinya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, dan juga sebagai salah satu alternatifdalam upaya perbaikan cara pembelajaran, diantaranya:
1. Bagi siswa: mendapat kesempatan untuk lebih aktif terlibat kegiatan pembelajaran serta diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan dapat lebih meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) terhadap proses pembelajaran, dan produk/hasil pembelajaran secara aktif akan mengimplementasikan sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi guru: melalui pembelajaran kontekstual dan pembelajaran berbasis praktikum sebagai model pembelajaran alternatif atau pilihan untuk menyampaikan materi sistem pencernaan makanan, sub bab makanan dan fungsinya secara lebih konteks dalam proses ke dalam kehidupan sehari-hari siswa, dan memberikan motivasi untuk melakukan inovasi pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan suasana belajar lebih menyenangkan.
(30)
10
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi peneliti lain: sebagai ide, bahan masukan dan pertimbangan untuk melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan pendekatan pembelajaran atau model pembelajaran yang berbeda.
E. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dari tesis, mulai dari bab I hingga V.
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian dari awal dari tesis, terdiri dari:
1. Latar Belakang Penelitian
2. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Strukutr Organisasi Penelitian.
Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting, karena berfungsi sebagai landasaan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis.
Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metodologi penelitian yang terdiri dari:
1. Lokasi Penelitian, subyek dan sampel penelitian. 2. Metode dan desain penelitian.
3. Definisi operasional 4. Instrumen penelitian
5. Pengembangan instrumen antara lain: pengujian Validitas, Reliabilitas dan hasil uji Validitas dan Realibilitas.
6. Teknik Pengumpulan Data (angket).
7. Teknik Analisis; rincina tahap-tahap analisisi data, teknik yang dipakai dalam analisis data.
(31)
11
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk penelitian kuantitatif pengujian validitas dan reliabilitas instrumen analisis data dilakukan dengan beberapa tahap, pada penelitian ini menggunakan SPSS 16
for Windows dan Microsoft Excel.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari: 1. Pengolahan atau analisis data
2. Pemaparan data kualitatif (angket) 3. Pembahasan data penelitian.
Bab V menyajikan penafsiran dan pemahaman penelitian terhadaap kesimpulan dan hasil analisis temuan penelitian. Bab ini terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
(32)
41
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Tangerang Selatanberada di kelurahan Jurangmangu Barat kecamatan Pondok Aren yang berada pada wilayah kota Tangerang Selatan, provinsi Banten. Sekolah ini memiliki 27 rombongan belajar (Rombel) terdiri dari kelas IX ada 9 Rombel, kelas VIII ada 9 Rombel dan kelas VII ada 9 Rombel.
2. Populasi
Populasi menurut Sugiono (2013 : 117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimilki subyek atau obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester I (satu) SMP Negeri 12 Tangerang Selatan Propinsi Banten yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014, tersebar dalam sembilan kelas.
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili (representatif) seluruh populasi (Arikunto, 2012 : 78). Menurut Sugiono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Dalam penelitian inipeneliti menentukan sampel dengan menggunakan teknik random sampling. Pertimbangan peneliti, teknik ini diambil karena menurut Arikunto (2010: 95) bahwa teknik random sampling adalah sampel dari
(33)
42
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi yang homogen, sehingga sampel dapat dipilih secara acak. Sampel dipilih secara random dengan mengundi seluruh kelas populasi (semua kelas VIII), mempunyai kemampuan setara tanpa mengacak siswa tiap kelasnya. Sampel penelitian diambil kelas VIII dari 9 rombel kelas, dipilih satu kelas eksperimen 1 (kelas metode diskusi) yaitu kelas VIII. 2 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, dan satu kelas lagi sebagai kelas eksperimen 2 (kelas metode praktikum) yaitu kelas VIII.8 sebanyak 36 orang.
B. Metode penelitian
Metode penelitian ini menggunakan quasi experiment, yaitu metode penelitian berupa pemberian perlakuan pada subyek yang dipilih tidak secara acak sebagaimana pada eksperimen sesungguhnya ((Fraenkel dan Wallen, 2006; 277).
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Matching-Only
Pretest-Postest Design yang ditunjukkan pada tabel berikut ini (Fraenkel dan
Wallen, 2006; 278). Pada desain ini subyek penelitian adalah dua kelompok subyek penelitian, yaitu kelompok yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode diskusi disebut kelas eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 akan diberi perlakuan berupa metode praktikum. Dimana dalam pelaksanaannya siswa belajar dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 6-7 orang. Kedua kelompok belajar ini akan diberikan bahan ajar yang sama mengenai sistem pencernaan, dan dalam pembelajaran menggunakan proses keterampilan proses sains dan penguasaan konsep. Masing-masing kelompok akan diberi pretest (tes awal),
treatment (perlakukan) dan posttest (tes akhir). Adapun desain penelitian yang
dimaksud, dapat dilihat seperti pada tabel 3.1 The Matching-only Pretest-Posttest
Design.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
The Matching-only Pretest-Posttest Design.
(34)
43
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode Praktikum M 01 X2 02
Keterangan:
O1 = tes awal (pretest) KPS dan penguasaan konsep
O2= tes akhir (postest) KPS dan penguasaan konsep
X1= perlakuan dengan menggunakan metode diskusi
X2= perlakuan dengan menggunakan metode praktikum
Agar penelitian ini berjalan lancar, efektif serta objektif selama proses pembelajaran pengajar dibantu oleh guru biologi,fisikadanmatematika di kelas sebagai observer.
D. Definisi Operasional
1. Pembelajaran berbasis konteks dalam penelitian ini digunakan sebagai pedekatan pembelajaran. Penilaian yang digunakan untuk menganalisis pelaksanaan metode diskusi ini menggunakan lembar observasi, melalui langkah-langkah pembelajaran yang dibagi lima tahap. Observasi pembelajaran dimulai dari tahap pertama; relating dimana guru menugaskan siswa untuk menjawab mendata jenis makanan pada sarapan pagi siswa di lingkungan kelasnya, dan mendata penyakit yang pernah dialami siswa, menghubungkan masalah, mencari solusi penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan,tahapan kedua;experiencing, siswa mengalami pengalaman langsung dalam menggali pemahaman melalui penemuan atau mencari informasi melalui sumber buku, internet, ahli, dan bekerjasama dalam kelompok dalam penugasan, menjawab pertanyaan/masalahdalam LKS, tahap ketiga; applying adalah belajar untuk menerapkan konsep-konsep saat melakukan kegiatan menjawab pertanyaan/memecahkan masalah dari guru melalui LKS, penugasan atau kegiatan lain. Tahap keempat; cooperating, pada tahap ini siswa bekerjasama dalam kelompok,bertukar pikiran agar dapat menganalisis, membahas dan menjawab/memecahkan hal-hal yang berkaitan dengan sistem pencernaan mulai penyakit; dari gejala,faktor
(35)
44
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penyebab, akibat yang ditimbulkan dan solusi dalam mencegah penyakit tersebut, lalu kegiatan menyusun menu makanan sehat, menganalisis jenis makanan, komposisi serta fungsinya bagi tubuh, dan, terakhir siswa dapat membuat poster tentang ajakan untuk sarapan pagi yang sehat dengan menu sederhana. Tahap kelima; transferring, yaitu siswa menggunakan pengetahuan mereka dalam konteks baru atau situasi baru siswa dan mengkomunikasikan hasil diskusi dari tiap kegiatan mulai dari menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
2. Penilaian yang digunakan untuk menganalisis pelaksanaan pembelajaran berbasis konteks melalui metode praktikum. Penilaian denganmenggunakan lembar observasi. Observasi melalui langkah-langkah pembelajaran yang dibagi enam tahap. Tahap (1) observasi yaitu siswa melakukan observasi dan mencatatnya dalam LKS berupa pada gangguan atau penyakit yang pernah dialami, mendata makanan yang sering dijadikan sebagai makanan untuk sarapan, data berasal dari teman sekelompok mereka, teman sekelas, teman kelas lain atau teman bermain. Tahap (2) investigasi yaitu siswa mendata tentang makanan, fungsi, komposisi makanan, mendata gejala penyakit, penyebab dan solusi yang bisa dilakukan dan mencari teknik uji makanan yang umum dilakukan melalui buku, internet dan mendata penyakit, melalui sumber buku, internet, dan ahli. Tahap (3) mempersiapkan kegiatan untuk praktikum dengan memilih alat dan bahan untuk uji makanan. Tahap (4) melaksanakan praktikum, Tahap (5) mengkomunikasikan hasil (presentasi) . Tahap (6) evaluasi yaitu penilaian hasil praktikum dan membuat laporan. 3. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan kognitif yang
berorientasi kepada proses Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Indikator untuk mengukur keterlaksanaan KPS dalam kelas eksperimen 1 : mengamati, menginterpretasi data, mengklasifikasi, menerapkan konsep dan berkomunikasi. Sedangkan kelas eksperimen 2 indikatornya adalah mengamati, melakukan percobaan, menginterpretasi data, menerapkan
(36)
45
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep, dan berkomunikasi. Penilaian keterampilan proses sains juga diukur dari dan hasil tes pada awalpembelajaran/pretestdan tes akhir setelah pembelajaran/posttest. Indikator yang digunakan untuk mengukur KPS siswa adalah kemampuan: klasifikasi, memprediksi, intepretasi data, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, dan menerapkan konsep.
4. Penguasaan konsep dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk menguasai dan memahami, menerapkan, dan menganalis konsep-konsep sistem pencernaan manusia dan fungsi makanan, baik secara teori dan aplikasinya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Aspek kognitifmeliputi pertanyaan tes berdasarkan level berpikir dari domain kognitif Bloom (revisi) yang dibatasi pada tingkatan domain C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasi), C4 (Menganalisis) menurut Bloom yang telah direvisi.
5. Materi pelajaran pada penelitian ini adalah memfokuskan pada sistem pencernaan manusia, dimulai dari pembelajaran mengenai organ pencernaan manusia melalui observasi video dan torso manusia, dilanjutkan pada penugasan untuk menjawab pertanyaan/permasalahan pada LKS, dalammateri makanan siswa diajak untuk observasi pada teman di sekitarnya tenatang menu makanan yang dijadikan sarapan pagi mereka, mengkaitkan dengan jenis makanan, komposisi makanan serta fungsinya bagi tubuh, serta materi kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia. Siswa mewawancarai beberapa siswa di lingkungannya untuk mengetahui penyakit yang pernah dialami mereka yang terkait dengan sistem pencernaan, lalumenganalisis gejala penyakit, faktor penyebab dan solusi untuk mencegahnya. Sehingga siswa dapat memahami materi sistem pencernaan secara utuh dan mengimplementasikannya dalam kebiasaan hidup yang lebih berkualitas.
(37)
46
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen merupakan alat untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Fenomena alam yang dimaksud adalah variabel penelitan (Sugiono, 2013: 148). Jadi instrumen digunakan untuk mengumpulkan data-data hasil penelitian. Rancangan instrumen untuk penelitian disajikan pada tabel.3.2
Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian
Target Jenis Instrumen Kegunaan instrumen Subyek Waktu Pembelajaran Keterampilan
Proses Sains
Soal uraian KPS (essai 15 soal)
Mengukur keterampilan proses sains pada
masing-masing indikator Siswa
Awal dan akhir
pembelajaran Penguasaan
konsep
Soal obyektif (pilihan ganda 20 soal)
Mengukur kemampuan penguasaan konsep pada masing –masing
indikator Siswa Awal dan akhir pembelajaran Kinerja KPS siswa Lembar observasi keterampilan proses sains (KPS)
Menilai KPS selama pembelajaran
Siswa kelas diskusi dan praktikum Proses pembelajaran Kinerja guru Lembar observasi kegiatan pembelajaran Menilai kemampuan kinerja guru saat proses pelaksanaan pembelajaran Guru pengajar Proses pembelajaran Kinerja siswa Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Menilai kemampuan menyelesaikan tugas dalam LKS dan presentasi laporan kegiatan Siswa kelas diskusi dan praktikum Proses pembelajaran Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran Angket tanggapan pembelajaran (checklist) Mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran
Siswa Setelah akhir pembelajaran
Berikut penjelasan ini langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes keterampilan proses sains
Tes keterampilan proses sains menggunakan indikator mengamati mengelompokkan, menafsirkan/interprestasi, mengajukan pertanyaan,
(38)
47
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berhipotesis, menerapkan konsep (Rustaman, 2007) pada sistem pencernaan manusia termasuk materi makanan dan fungsinya. Bentuk soal uraian ( essay
test). Soal berjumlah 15, memiliki rentang skor antara 1 s.d. 4.
2. Tes Penguasaan Konsep
Tes penguasaan konsep digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa terhadap materi makanan dan fungsinya. Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Soal berjumlah 20, masing-masing soal memiliki skor 1 jika jawaban tepat, dan nilai 0 jika jawaban salah. Pertanyaan tes berdasarkan level berpikir dari domain kognitif Bloom (Revisi) yang dibatasi pada tingkatan domain C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasi), C4 (Menganalisis).
3. Lembar Observasi dan Rubrik Penilaian Kinerja Keterampilan Proses Sains Siswa (KPS)
Untuk mengukur keterlaksanaan KPS dalam pembelajaran digunakan lembar observasi, dengan indikator: pengamatan, menafsirkan pengamatan, melakukan percobaan, menginterpretasi data dan berkomunikasi.
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Guru
Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas guru selama proses kegiatan belajar mengajar. Instrumen berisi aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan oleh guru sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
5. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran siswa
Lembar observasi keterlaksanaan siswa ini memuat daftar aktifitas yang harus dilakukan siswa, digunakan untuk mengobservasi dan melihat sejauh mana pembelajaran berbasis konteks pada kelas eksperimen 1 dengan metode diskusi terlaksana selama proses pembelajaran berlangsung.Observer mengamati kegiatan pembelajaran dan mengisi lembar observasi dengan daftar cocok (checklist) dengan pilihan ya atau tidak.
(39)
48
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Angket tanggapan siswa yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai proses dan hasil penugasan, tanggapan yang dapat diberikan dalam bentuk daftar cocok (checklist) dimana siswa diminta memberikan pernyataan dalam bentuk memberikan tanda cek (√ ). (Arikunto, 2010: 104; Riduwan, 2013: 55). Dalam penelitian ini daftar cocok dipergunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis konteks metode diskusi (kelas eksperimen 1).
E. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen dengan tujuan untuk memberikan hasil dengan langkah-langkah yang benar, mengurangi kekeliruan seminimal mungkin. Untuk melakukan proses pengembangan instrumen peneliti menggunakan penilaian judjement ahli dan pengujian validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran terhadap variabel penelitian.
1. Melalui judjement ahli bertujuan untuk mengetahui validitas isi, yakni mengukur keabsahan isi materi dan tujuan pembelajaran. Tujuan kedua dari
judjement ahli adalah validasi konstruk, tes dikatakan validasi konstruk apabila
butir-butir soal dapat mengukur aspek berpikir siswa
2. Uji coba instrumen pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas empiris atau validitas pengalaman. Tes memiliki validitas empiris jika secara pengalaman, sudah pernah diujikan (Arikunto, 2012: 81) menghasilkan soal yang baik, dengan menganalisis kelayakannya. Uji instrumen meliputi: uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Untuk Perhitungan uji instrumen soal ini menggunakan program Anates V 4 untuk Windows.
a. Validitas Butir Soal
Besarnya koofisien korelasi setiap butir soal di interpretasikan sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal
Koefisien Kategori
0,80 < r xy≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r xy≤ 0,80 Tinggi
(40)
49
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,40 < r xy ≤0,60 Cukup 0,20 < r xy ≤ 0,40 Rendah
0,00 ≤ r xy ≤ 0,20 Sangat rendah
( Arikunto, 2012: 89)
b. Uji Reliabilitas Soal
Pada Tabel 3.4. menunjukkan kategori reliabilitas butir soal di bawah ini. Tabel 3.4. Kategori Reliabilitas Butir Soal
(Arikunto, 2012: 89) c. Tingkat Kesukaran
Pada Tabel 3.4. di bawah ini menunjukkan kategori tingkat kesukaran dari setiap butir soal.
Tabel 3.5. Kategori Tingkat Kesukaran
(Arikunto, 2012: 224)
d. Daya Beda Soal
Kategori daya pembeda tiap butir soal ditampilkan pada Tabel 3.5 di bawah ini
Tabel 3.6.. Kategori Daya Pembeda
Koefisien Kategori
0,80 < r 11 ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < r11 ≤0,60 Cukup 0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah
r 11 ≤ 0,20 Sangat rendah
Batasan Kategori
0.00 < TK≤ 0.30 Sukar 0,31< TK ≤ 0,70 Sedang
0,71< TK≤0,40 Mudah
(41)
50
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2012: 232) Hasil analisis uji instrumen tersebut kemudian dipertimbangkan mana yang layak dipakai dan patut dibuang, berikut adalah data hasil analisis dari 25 soalpenguasaan konsep bentuk pilihan ganda yang telah diuji coba:
1. Reliabilitas instrumen sebesar 0,869 dengan kategori sangat tinggi.
2. Validitas soal: terdapat 20,00 % soal memiliki validitas rendah, 80,00 % soal memiliki validitas cukup.
3. Daya pembeda; terdapat 4,00 % soal memiliki daya pembeda yang jelek, 60 % soal memiliki daya pembeda cukup, dan 36 % soal memiliki daya pembeda yang baik.
4. Tingkat kesukaran soal: terdapat 16 % termasuk ke dalam soal yang sukar, dan 84 % termasuk ke dalam soal yang sedang.
Dengan mempertimbangkan hasil uji coba tersebut, maka dari 25 soal, hanya 20 soal yang dipakai.
Data hasil analisis dari 15 soal keterampilan proses sains (KPS) bentuk esai yang telah diuji coba:
1. Reliabilitas instrumen sebesar 0,883 termasuk kategori soal sangat tinggi. 2. Validitas soal: terdapat 46,67 % termasuk kategori soal validitas cukup, 53,30
% termasuk kategori soal validitas tinggi.
3. Daya pembeda; terdapat 60 % termasuk daya pembeda cukup, dan 40 % termasuk daya pembeda baik.
4. Tingkat kesukaran soal: terdapat 100 % termasuk ke dalam soal yang sedang. Dengan mempertimbangkan hasil uji coba tersebut, maka 15 soal KPS dipakai semua. Rekapitulasi analisis butir soal KPS dengan bentuk asoal esai dan untuk
0.00 < DP≤ 0.20 Jelek
0,21<DP≤ 0,40 Cukup
0,40 <DP≤0,70 Baik
(1)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
A’in, K. (2012). Pembelajaran Respirokal dan Pembelajaran Kontekstual, Keterampilan Menulis dan Berpikir Kritis pada Konsep Ekskresi. Tesis Magister Program Studi Pendidikan IPA SPS UPI: Tidak diterbitkan.
Aktamis, H,. And Ergin, O,. (2008). The effect of scientific process skills education onstudents’ scientific creativity, science attitudes and academic achievements. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 9, Issue 1, Article 4, p.1.
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Arikunto, S. (2012 ). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Anneahira. (2012). Sistem Pencernaan dan Makanan. [Online].Tersedia; http: //www.anneahira.com/sistem-pencernaan-makanan.com.
[26 September 2013]
Bennet, J,. Lubben, F,. Hogarth, S. (2006). Life: A Synthesis of the Research Evidence on the Effects of Context-Based and STS Approaches to Science Teaching. Department of Educational Studies, University of York, York, YO10 5DD, UK. Bringing Science to Published [Online] 18 October 2006 in Wiley InterScience
(www.interscience.wiley.com) DOI 10.1002/sce.20186.
Campbell, N. A., Jane B. R, Lawrence G. M. (2008) Biologi, Jilid III Edisi Kedelapan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
CORD. (2012). Contextual Teaching and Learning. Waco, Texas. CORD communications, Inc. [Online] Tersedia; http://www. Cord.org/ curriculum - developmnet-. [22 JAN 2013].
Cooper, P.J., & Simonds, C. (1995). Communication for the Classroom Teacher. 6th d.). Massachusetts: Allyn & Bacon.UNCG University Speaking Center, (336)256-1346,speakingcenter.uncg.edu.[Online] Tersedia; http:// speakingcenter. uncg.edu/resources/tipsheets/facilitating classdiscussion/ characteristicsofthediscussionmethod.pdf (diakses 5 jun 2014).
(2)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dahar, R. W, (1985). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Departement Of Health And Human Services. US. (2010). What is the digestive
system?. [Online]Tersedia;http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/ pubs/yrdd/. [26 September 2013].
Depdiknas. (2008). Strategi Pembelajaran MIPA. Direktorat tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan, Departemen pendidikan nasional.
Hake, R. (1999). Analyzing Change/ Gain Score. [Online]. Tersedia:http://www. physics.indiana.edu/hake [11 Maret 2012].
Hasruddin. (2009). Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pendekatan Kontekstual. . Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. Vol.6 No.1, Juni 2009.
Hirota, H, E., Lantelme, M.V. E., and Formoso, T. C. (1999) “Clearing Learning How to Learn to learn lean Construction Concepts and Principles”. Makalah pada University of California, Berkeley, CA, USA 26-28 July 1999.
Howe, C. (2014). Optimizing small group discourse in classrooms: Effective practices and theoretical constraints. International Journal of Educational Research, 63 107-115.
Johnson, E. B. (2010). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.
Jumadi. (2003), “Pembelajaran Kontekstual dan implementasinya”. Makalah pada Workshop Sosialisasi dan Iplementasi Kurikulum 2004, Madrayah Aliyah DIY, Jateng, Kalsel di FMIPA UNY.
Judarwanto, W. Perilaku Makan Anak Sekolah. [Online]. Tersedia: http:// gizi.depkes.go.id/makalah/download/ perilaku%20anak% 20 sekolah. pdf [11 Maret 2013]
Kasanda, C., Lubben, F., Gaoseb, N., Marenga, K. U., Kapenda, H., Campbell, B.
(2005). “The Role of Everyday Contexts in Learner-centred 108
(3)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teaching: The practice in Namibian secondary schools”. International Journal of Science Education. Vol. 27, No. 15, 16 December 2005, pp. 1805–1823.
Kartika, U. (2013). Jangan Salah Memaknai Sarapan. Kompas.Com. [On line]. Tersedia:http://health.kompas.com/read/2013/01/09/10120112/Jangan Salah Memaknai Sarapan. [Kamis, 18 April 2013).
Kemendikbud. (2013). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Kemendiknas. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Materi Pelatihan Penguatan Pengawas Sekolah. Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Krathwohl, D. R., dan Anderson, W. L. (2001). A revision of Bloom’s Taxonomy of
Educational Objectives. Addison Wesley Longman, Inc.
Lester, B., Ma, Li., Lee, O., Lambert, J. (2006). “Social Activism in Elementary Science: A science, technology, and society approach to teach global warming”. International Journal of Science Education Vol. 28, No. 4, 18 March 2006, pp. 315–339.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. P.T. Remaja Rosda. Bandung
Mallen, R, I,. Barraza, La,P,M,. Bodenhorn, B,. Adamceja, P, M,. Garcia, R, V. (2010). Contextualising Learning through the Participatory Construction of an Environmental Education Programme. International Journal of Science Education Vol. 32, No. 13, 1 September 2010, pp. 1755–1770. National Research Council/NRC. (1996). Assesment in Science Education. In
National Science Education Standard. Wasington D.C. National Academy Press, National Research Council/NRC.
[Online] Tersedia:http:/www.nap edu/openbook;php?. read id=496 28 pase. [Kamis, 11 Juli 2012]
Nurhadi., dan Senduk, A. G. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
(4)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ongowo, O, R,. and Indoshi,C, F. (2013). Science Process Skills in the Kenya Certificate of Secondary Education Biology Practical Examinations. Department of Educational Communication, Technology and Curriculum Studies, Maseno University, Maseno, Kenya. Creative Education 2013. Vol.4, No.11, 713-717. Published Online November 2013 in SciRes (http://www.scirp.org/journal/ce)
Pinatih, S, A (2013). Makanan Sehat Seimbang. [Online].Tersedia; http://agung swastika. wordpress.com/kesehatan/makanan-sehat-seimbang/. [31 Oktober 2013]
Poedjiadi, A. (2010). Sains Teknlogi Masyarakat. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Panggabean, L, P. (2001). Statistika Dasar. Bandung. Jurusan Fisika Fak. Pend. MIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.
Ramdani, D.(2012). Perbandingan Peningkatan Keterampilan Proses Sains Terintegrasi Dengan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Dan Salingtemas. Tesis Magister Program Studi Pendidikan IPA SPS UPI: Tidak diterbitkan.
Rampersaud., Pereira., Girard., J, Adams., Metzl. (2005). “Breakfast habits, nutritional status, body weight, and academic performance in children and adolescents”. Journal of the american dietetic association about breakfast. Mei, No. 105(5):743-60; quiz 761-2.
Riduwan dan Sunarto. (2013). Dasar-dasar Statistika, Bandung: Alfabeta
Ripandelli M, A. (2003). Contextual Teaching. Contextual Teaching of Social Skills/Journal Writing. Emerson Elementary School Special Education Department.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).
Rustaman, N. (2007). Keterampilan Proses Sains. Makalah Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
(5)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rustaman, N. (2003). Kemampuan Proses Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.
Shamsid, I, D,. & Smith, P. B. (2006). Contextual Teaching And Learning Practices In The Family And Consumer Sciences Curriculum. Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, Spring/Summer, 2006
Shimseek, P., Kababpinar, F. (2010). The Effects of Inquiry-Based Learning on Elementary Students’ Conceptual Understanding of Matter, Scientific Process Skills and Science Attitudes. Procedia Social and Behavioral Sciences 2 (2010) 1190–1194
Soekirno,S. (2013). “Wajib Sarapan demi Tubuh dan Otak Prima, Kompas (24 Mei 2013).
Stewart, S. K., Gyles, T. D. P., Shore. M. B. (2012). Student Outcomes in Inquiry Instruction: A Literature-Derived Inventory. Journal of Advanced Academics 23(1) 5– 31. McGill University, Montreal, Quebec, Canada Subiantoro, A. W. (2009). Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA.
[Online].Tersedia: http//vahonov.files.wordpress.com/2009/07/pentingnya praktikum-dalam-pembelajaran-IPA.pdf [2 November 2012].
Sudargo, F, T,. Soesilawaty, A, S,. Rochintaniawaty, D. (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan berpikir kritis Siswa SMA. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Susilawati, D. (2014). Cara Memilih Jajanan Anak Yang Sehat. [Online]. Tersedia;http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/4/02/21 / n19v82-cara-memilih-jajanan-anak-yang-sehat. [12 Juni 2014].
Trefit, J., and Hazen. R. M. (2010). Sciences an Integrated Approach (Sixth Edition). George Manson University: John Willey and Sons, Inc.
(6)
Syarifah Yasieroh, 2014
Pembelajaran berbasis konteks dengan metode diskusi dan praktikum untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep dalam materi
Sistem pencernaan manusia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wahyudi, T. Sarapan bekal Penting meraih masa depan. [On line] Tersedia:http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2013/03/ 7/937/Sarapan Bekal-Penting Meraih Masa Depan [22 April 2013]
Widodo, A. (2006). “Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal”. Buletin Puspendik. 3(2), 18-29.
Wiharyanti. R. (2006). Anak Yang Sarapan Daya Ingatnya Lebih Baik [On line] Tersedia;http://www.bernas.co.id [22 April 2013]