EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA
commit to user
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN
ANTENATAL CARE
(ANC) DI KECAMATAN
BANJARSARI KOTA SURAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
ENDANG ROSTIATI
S 540809306
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
(2)
commit to user ii
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN
ANTENATAL CARE
(ANC) DI KECAMATAN
BANJARSARI KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh :
Endang Rostiati NIM : S 540809306
Telah disetujui pada :
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Tanggal: Tanggal :
Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK.MARS Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, SpOK NIK: 19460405 197603 1 001 NIK: 19481105 198111 1 001
Mengetahui
Kepala Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM,KK
NIP. 19480313 197610 1 001
(3)
commit to user iii
EVALUASI KINERJA BIDAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN
ANTENATAL CARE
(ANC) DI KECAMATAN
BANJARSARI KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh : Endang Rostiati NIM : S 540809306
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Dewan Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM.Mkes
NIP. 194803131976101001
Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIK. 19661108 199003 2 001
Anggota Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK. MARS
NIK. 19460405 197603 1 001
Putu Suriyasa, dr. MS, PKK, SpOk NIK. 194811051981111001
Surakarta,
Ketua Program Studi
Mengetahui Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof.Dr. Didik Tamtomo, dr,PAK,MM,M.Kes
(4)
commit to user iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Endang Rostiati
NIM : S 540809306
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam kepustakaan.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta
Yang Membuat Pernyataan
(5)
commit to user v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta”
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Magister Kesehatan pada Program Studi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Dr. P.Murdani, K. MHPed, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Pascasarjana Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
4. Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr, PAK. MARS, selaku Pembimbing I yang berkenan memberikan masukan dan bimbingan kepada peneliti.
5. Putu Suriyasa, dr, MS, PKK. SpOK, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan kepada peneliti.
6. Tim Penguji tesis yang telah membantu terlaksananya ujian sehingga dapat berjalan dengan lancar.
(6)
commit to user vi
7. Segenap dosen dan civitas akademika Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap masukan dan kritik yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan tesis yang akan datang.
Surakarta, Januari 2011
(7)
commit to user vii MOTTO
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan
dan tidak menjadi lelah. (Yeyasa 40:31)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
(8)
commit to user viii ABSTRAK
Endang Rostiati, NIM S 540809306. Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2010
Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan puskesmas salah satunya adalah pemeriksaan antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku bidan Puskesmas ditinjau dari faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong dalam melakukan Antenatal Care sesuai dengan standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan waktu penelitian bulan Oktober 2010 – Januari 2011. Sumber data menggunakan informan, peristiwa dan aktivitas serta dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, mengkaji dokumen dan Focus Group Discussion. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang pedoman penggunaan kerja dalam pelaksanaan ANC dalam kategori baik. Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC masih terdapat bidan yang belum benar atau belum tepat dalam pemberian pelayanan ANC. Hasil observasi kelengkapan peralatan di puskesmas Kecamatan Banjarsari diketahui bahwa keseluruhan Puskesmas yang ada di Kecamatan Banjarsari sudah memiliki peralatan yang lengkap dalam pelayanan ANC. Hasil penelitian tentang pelaksanaan monitoring bidan dalam pelayanan ANC sudah sesuai dengan pedoman kerja, monitoring dilakukan oleh kepala puskesmas baik secara langsung maupun tidak langsung dan pelaksanannya adalah 1 (satu) bulan sekali kemudian dilakukan evaluasi program dan kepala puskesmas juga melakukan kegiatan supervisi untuk mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan dari bidan.
(9)
commit to user ix ABSTRACT
Endang Rostiati, NIM S 540809306. Evaluation Performane of Midwives in Antenatal Care Service at Health Centre Banjarsari Surakarta. Study Programme Heath Professional Education, Post Graduate Programme, Thesis, Sebelas Maret University, 2010
Midwifery services who performed by midwives one of them is antenatal. ANC is the antenatal care that was done to check the condition of mother and fetus on a regular basis, followed by efforts to correct the deviation was found. The purpose of this research to study the behavior midwives who evaluated from the predisposing factors, the factors supporting and motivating factor in doing Antenatal Care in accordance with the standards of midwifery services in the Health Centre Banjarsari Surakarta
Research design use a descriptive qualitative. Research conducted at the District Health Center Banjarsari Surakarta with research time in October 2010 – Januari 2011. Source of data using informants, document the events and activities. Techniques of data collection using interviews, observation, document review and Focus Group Discussion. Analysis using an interactive analysis.
The results showed that knowledge about the guidelines for the use of midwives working in the implementation of ANC in both categories. The attitude of midwives in the implementation of the ANC there are midwives who have not exactly true or not yet in service delivery ANC. Results observation completeness of equipment in health centers Banjarsari District is known that the overall health centers in Sub Banjarsari already comprehensive equipment in the service of ANC. Results of research on monitoring the implementation of midwives in the service of ANC is in conformity with the guidelines which the monitoring conducted by the head of the clinic, either directly or indirectly, and its implementation is 1 month later made chief of program evaluation and supervision of health center also conducts activities to find out the results implementation work of the midwife.
(10)
commit to user x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
MOTTO ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
(11)
commit to user xi
1. Bidan ... 6
2. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan ... 7
3. Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan ... 13
4. Standar Kompetensi Kebidanan ... 15
5. Antenatal Care (ANC) ... 16
6. Perilaku ... 21
B. Penelitian yang Relevan ... 25
C. Kerangka Berpikir ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Desain Penelitian... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
C. Sumber Data ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
E. Teknik Analisis Data ... 33
F. Keakuratan Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36
B. Deskripsi Temuan Hasil Penelitian ... 37
1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) ... 37
2. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) ... 49
(12)
commit to user xii
3. Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan Antenatal
Care (ANC) ... 72
C. Pembahasan ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103
A. Kesimpulan ... 103
B. Implikasi... 105
C. Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 107
(13)
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1. Deskripsi responden berdasarkan umur ... …. 36
Tabel 4.2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja ... 37
Tabel 4.3. Penggunaan Pedoman Kerja dalam Pelaksanaan ANC ... 38
Tabel 4.4. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil ... 40
Tabel 4.5. Pengisihan asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC ... 42
Tabel 4.6. Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC ... 43
Tabel 4.7. Pelatihan bidan tentang Antenatal Care... 46
Tabel 4.8. Manfaat pelatihan tentang Antenatal Care ... 48
Tabel 4.9. Kelengkapan peralatan dalam pelaksanaan Antenatal Care ... 49
Tabel 4.10. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang ... 52
Tabel 4.11. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kehamilan sekarang ... 53
Tabel 4.12. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat kesehatan/penyakit yang Diderita sekarang dan dulu ... 54
Tabel 4.13. Pelaksanaan pemeriksaan riwayat sosial ekonomi... 55
Tabel 4.14. Pelaksanaan pemeriksaan fisik... 56
Tabel 4.15. Pelaksanaan pemeriksaan tanda-tanda vital ... 57
Tabel 4.16. Pelaksanaan pemeriksaan fisik kepala dan leher ... 58
Tabel 4.17. Pelaksanaan pemeriksaan dada ... 59
Tabel 4.18. Pedoman observasi pemeriksaan abdomen ... 61
(14)
commit to user xiv
Tabel 4.20. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold I ... 63
Tabel 4.21. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold II ... 64
Tabel 4.22. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold III ... 64
Tabel 4.23. Pelaksanaan pemeriksaan palpasi menurut Leopold IV ... 65
Tabel 4.24. Pelaksanaan pemeriksaan panggul genitalia luar ... 66
Tabel 4.25. Pelaksanaan pemeriksaan tangan dan kaki ... 68
Tabel 4.26. Pelaksanaan pemeriksaan punggung ... 69
Tabel 4.27. Pelaksanaan pembelajaran/pendidikan kesehatan ... 70
Tabel 4.28. Pelaksanaan promosi kesehatan ... 71
Tabel 4.29. Persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi ... 72
Tabel 4.30. Monitoring dari Kepala Puskesmas ... 73
Tabel 4.31. Pelaksanaan monitoring ... 74
Tabel 4.32. Evaluasi Program ... 75
(15)
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Penggunaan pedoman kerja dalam pelaksanaan ANC ... 39
Gambar 4.2. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil ... 41
Gambar 4.3. Pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC ... 42
Gambar 4.4. Pelatihan bidan tentang ANC ... 47
Gambar 4.5. Manfaat pelatihan tentang ANC ... 48
Gambar 4.6. Kelengkapan peralatan dalam pelayanan ANC... 50
Gambar 4.7. Pelaksanaan monitoring dari kepala puskesmas ... 74
Gambar 4.8. Pelaksanaan evaluasi program oleh kepala puskesmas ... 76
(16)
commit to user xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Ethical Review Committee
2. Permohonan untuk menjadi responden
3. Persetujuan Penelitian (Informed Consent)
4. Pedoman wawancara dengan bidan
5. Format penilaian ujian praktik klinik asuhan kebidanan pada ibu hamil
6. Hasil wawancara dengan kepala puskesmas
7. Hasil wawancara dengan bidan puskesmas
8. Hasil Focus Group Discussion (FGD) 9. Lampiran Foto
(17)
commit to user xvii
(18)
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2007 sebesar 248/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih
jauh dari target Millenium Development Goal’s (MDG’s) 2015 (102/100.000
KH), sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB), berdasarkan perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26,9/1000 KH. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2002 sebesar 35/1000 KH dan upayanya akan lebih ringan bila dibandingkan dengan upaya pencapaian target MDG’s untuk penurunan AKI. Adapun target AKB pada MDG’s 2015 sebesar 17/1000 KH (Supari, 2009).
Kematian ibu dan bayi disebabkan oleh faktor langsung dan tidak langsung, yaitu :
a. Faktor langsung penyebab kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia,
infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran, penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia).
b. Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena
kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, selain itu juga disebabkan oleh 3 Terlalu (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat)
(19)
commit to user
dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu rapat jarak kelahiran). (Dinkes Jateng, 2010).
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia kemungkinan terjadi pada ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini. Berdasarkan hal tersebut maka peran bidan sebgai ujung tombak pelayanan harus mampu dan terampil dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang ditetapkan. Peran serta yang proaktif dari bidan diharapkan dapat menekan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Peran bidan antara lain meningkatkan cakupan kunjungan pertama ibu
hamil (K1), kunjungan keempat ibu hamil (K4) dan semua persalinan harus
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, semua komplikasi obstetri mendapat pelayanan rujukan yang adekuat, semua perempuan dalam usia reproduksi mendapatkan akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman (Sujudi, 2001).
AKI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 adalah 114,42/100.000 angka kelahiran hidup, penyebabnya adalah saat masa nifas (45,16%), saat bersalin (31,24%), saat hamil (23,50%), perdarahan (27,87%), eklampsia (23,27%) dan lain-lain (43,18%), sementara itu AKI di Surakarta sebanyak 17/100.000 dan khususnya di Kecamatan Banjarsari AKI nya adalah 6 /100.000 angka kelahiran hidup (Dinkes Kota Surakarta, 2010).
Salah satu upaya untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta adalah dengan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dengan penempatan bidan di seluruh puskesmas. Bidan merupakan tenaga profesional yang strategis untuk ditempatkan di lapangan, karena mereka dididik dalam pelaksanaan pelayanan
(20)
commit to user
kebidanan, pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan keluarga berencana.
Pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan puskesmas salah satunya adalah pemeriksaan antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan (Pusdiknakes, 2003).
Perilaku bidan dalam pelayanan ANC inilah yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian pada bidan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor predisposisi
(pengetahuan, sikap dan pelatihan) dalam melakukan Antenatal Care
terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ?
2. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor pendukung
(21)
commit to user
terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta ?
3. Bagaimanakah kinerja bidan Puskesmas ditinjau dari faktor pendorong
(pembinaan/supervisi dari kepala puskesmas) dalam melakukan Antenatal
Care terhadap standar pelayanan kebidanan di Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku bidan dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) terhadap standar pelayanan
kebidanan serta teknis dalam pemeriksaan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor pedisposisi (pengetahuan, sikap dan pelatihan)
bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar pelayanan kebidanan.
b. Mengetahui faktor pendukung (ketersediaan sarana medis/non medis)
bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar pelayanan kebidanan.
c. Mengetahui faktor pendorong (pembinaan/supervisi dari kepala
puskesmas) bidan dalam pemeriksaan kebidanan ibu hamil terhadap standar pelayanan kebidanan.
(22)
commit to user
d. Mengetahui beban kerja bidan dalam menanggulangi masalah 3
Terlalu (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu rapat jarak kelahiran). (Dinkes Jateng, 2010).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Program
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas pelayanan kebidanan dalam antenatal care yang dilaksanakan di Kecamatan Banjarsari Surakarta.
b. Bagi Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi bidan dalam melakukan ANC dengan standar pelayanan kebidanan.
(23)
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Bidan
a. Pengertian Bidan
Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), pengertian bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik (IBI dalam Masirfan, 2007).
Menurut WHO(2005) bidan adalah seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan (WHO dalam Kepmenkes No 369/Menkes/SK/III/2007).
b. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
(24)
commit to user
c. Perilaku profesional Bidan
1) Bertindak sesuai keahliannya
2) Mempunyai moral yang tinggi
3) Bersifat jujur
4) Tidak melakukan coba-coba
5) Tidak memberikan janji yang berlebihan
6) Mengembangkan kemitraan
7) Terampil berkomunikasi
8) Mengenal batas kemampuan
9) Mengadvokasi pilihan ibu (The-Wie, 2009).
2. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Kebidanan
Dinkes (2006) menyatakan bahwa standar pelayanan kebidanan meliputi 25 standar yang dikelompokkan sebagai berikut :
a. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
Terdapat dua standar pelayanan umum sebagai berikut :
1) Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
2) Standar 2 : Pencatatan
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya, yaitu registrasi semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang
(25)
commit to user
diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Di samping itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.
b. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal antara lain :
1) Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/Infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
(26)
commit to user
3)Standar 5 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4)Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dnegan ketentuan yang berlaku.
5)Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan menenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6)Standar 8 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
c. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
Terdapat enam standar dalam standar pertolongan persalinan antara lain adalah :
(27)
commit to user
1) Standar 9 : Asuhan Saat Persalinan
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.
2) Standar 10 : Persalinan yang Aman
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
3) Standar 11 : Pengeluaran Plasenta dengan Penegangan Tali Pusat
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
4) Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada Kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
d. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
Terdapat tiga standar pelayanan dalam standar pelayanan nifas antara lain :
1) Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
2) Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan
(28)
commit to user
yang diperlukan. Di samping itu bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.
3) Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ke tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
e. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (10 standar).
Terdapat sepuluh standar penanganan kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal antara lain :
1) Standar 16 : Penanganan Perdarahan Pada Kehamilan
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
2) Standar 17 : Penanganan Kegawatan pada Eklamsia
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia mengancam, serta merujuk dan/atau memberikan pertolongan pertama
3) Standar 18 : Penanganan Keawatan pada Partus Lama/macet
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.
(29)
commit to user
4) Standar 19 : Persalinan dengan Forsep Rendah
Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi forsep rendah,
menggunakan forsep secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya.
5) Standar 20 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor
Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya.
6) Standar 21 : Penanganan Retentio Plasenta
Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan pertolongan pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan.
7) Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Primer
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.
8) Standar 23 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, dan atau merujuknya.
9) Standar 24 : Penanganan Sepsis Puerperalis
Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.
(30)
commit to user
10) Standar 25 : Penanganan Asfiksi
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.
3. Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan
Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Pengetahuan dasar yang harus diketahui bidan untuk melakukan asuhan dan konseling selama kehamilan antara lain adalah :
a. Anatomi dan fisiologis tubuh manusia
b. Siklus menstruasi dan proses konsepsi
c. Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
d. Tanda-tanda dan gejala kehamilan
e. Mendiagnosa kehamilan
f. Perkembangan norma kehamilan
g. Komponen riwayat kesehatan
h. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal
i. Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran
dan/atau tinggi fundus uteri
j. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis
gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen,
molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak serta pre eklamsia.
(31)
commit to user
k. Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemoglobin dalam
darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.
l. Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik,
ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan.
m. Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak
kehamilan terhadap keluarga.
n. Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada,
ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktivitas (senam hamil).
o. Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
p. Penata laksanaan imunisasi pada wanita hamil
q. Pertumbuhan dan perkembangan janin
r. Persiapan pesalinan, kelahiran dan menjadi orang tua
s. Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.
t. Tanda-tanda dimulainya persalinan.
u. Promosi dan dukungan pada ibu menyusui
v. Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan
dan kelahiran.
w. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan
x. Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan
y. Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi
ketidaknyamanan selama kehamilan.
z. Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol dan obat
(32)
commit to user
aa. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti
pre eklamsia, perdarahan pervaginam, kelahiran prematur, anemia berat
bb. Kesejahteraan janin termasuk DJJ danpola aktivasijanin
cc. Resusitasi kardiopulmonary (Kepmenkes, 2007).
4. Standar Kompetensi Kebidanan
Standar kompetensi kebidanan menurut Kepmenkes (2007) antara lain adalah sebagai berikut :
a. Kompetensi 1 : bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan
dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
b. Kompetensi 2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
c. Kompetensi 3 : Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatna selama kehamilan yang meliputi : deteksi diri, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
d. Kompetensi 4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi yang kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita pada bayinya yang baru lahir.
(33)
commit to user
e. Kompetensi 5: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
f. Kompetensi 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
g. Kompetensi 7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi
komprehensif pada bayi dan balita sehat 1 bulan – 5 tahun.
h. Kompetensi 8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komprehensif pda keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
i. Kompetensi 9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan
gangguan sistem reproduksi.
5. Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan yang dilakukan/diberikan kepada seorang ibu hamil sampai saat persalinan. (Siswoduarmo, 1992). Pengertian pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat (Depkes, 2002).
Antenatal Care merupakan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba,
(34)
commit to user
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2002).
Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang baik akan memberi
manfaat bagi ibu hamil antara lain menurunkan angka kematian maternal, yaitu dengan mengidentifikasi faktor resiko yang berhubungan dengan usia, paritas, riwayat obstetric buruk dan perdarahan selama kehamilan, sehingga dapat ditentukan pertolongan persalinan yang aman. Selain itu ibu hamil dapat mendapatkan konseling tentang kehamilannya, kesehatan reproduksi dan alat kontrasepsi (Winkjosastro, 1999).
Standar pelayanan minimal antenatal dan penerapan operasionalnya
dikenal dengan standar minimal “7T” itu terdiri atas :
a. Timbang berat badan, penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3 sampai 0,5 kg per minggu. Pada akhir kehamilan pertambahan berat badan total adalah 9-12,5 kg. Bila terdapat penambahan berat badan yang
(35)
commit to user
berlebihan perlu diperkirakan adanya resiko (hidramnion, janin besar,
kehamilan kembar).
b. Ukur tekanan darah, tekanan darah tinggi di dalam kehamilan merupakan resiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.
c. Ukur TinggiFundus Uteri, merupakan satu cara penentuan umur kehamilan dan berat badan janin dalam rahim.
d. Pemberian imunisasi atau tetanus toxoid. Pemberian imunisasi TT baru memberikan perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2x dengan interval kira-kira 4 minggu, kecuali bila sebelumnya sudah diberikan pada masa calon pengantin.
e. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh, kopi, susu karena mengganggu proses penyerapan.
f. Test terhadap penyakit menular seksual.
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, memberikan konseling pada
ibu hamil, suami dan keluarga agar mengerti tanda-tanda resiko kehamilan. Banyak penyebab atau faktor yang mendorong ibu hamil dalam
memutuskan untuk melakukan dan tidak melakukan pemeriksaan
kehamilannya atau antenatal care. Ada beberapa variabel yang mempengaruhi
ibu hamil mau memeriksakan kehamilan, diantaranya adalah :
a. Kerentanan yang ia rasakan (perceived susceptibility) terhadap kehamilan.
Ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya jika ia tahu bahwa setiap kehamilan itu beresiko.
(36)
commit to user
b. Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness) tentang faktor resiko dan
resiko tinggi pada kehamilan. Jika ia mengetahui bahwa ia beresiko itu akan mendorong ibu untuk melakukan ANC untuk mengatasinya.
c. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (perceived benefits an
barriers) ibu mau memeriksakan kehamilan jika mengetahui manfaat apa yang didapatkan dari melakukan ANC dan tindakan ibu memeriksakan kehamilannya juga dapat dipengaruhi oleh rintangan-rintangan yang ditemukan waktu akan melakukan ANC, seperti suami atau keluarga tidak mengijinkan, perilaku petugas kesehatan tidak memuaskan (petugas tidak melakukan asuhan sayang ibu), transportasi yang sulit.
d. Pendorong untuk bertindak (cues to action), untuk mendapatkan tingkat
penerimaan yang benar tentang kerentanan, keseriusan dan keuntungan sehingga ibu mau memeriksakan kehamilannya atau ANC maka diperlukan isyarat-isyarat berupa faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut misalnya media massa, petugas kesehatan, keluarga (Notoatmodjo, 2003)
Frekuensi pemeriksaan kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
b. Pemeriksaan ulang yakni setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7
bulan, setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan, setiap 1 minggu sejak umur hamil 8 bulan sampai terjadi persalinan (Manuaba, 2003)
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yaitu :
(37)
commit to user
a. Satu kali kunjungan trimester pertama (sebelum 14 minggu)
Kunjungan pertama bertujuan mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan, mengkaji status kesehatan untuk mengetahui masalah medis.
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
Yang dikaji dalam kunjungan ulang Trimester III antara lain : kemajuan kehamilan, tanda bahaya kehamilan, identifikasi gerakan janin
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga
Yang dikaji dalam kunjungan ulang trimester III, antara lain :
1) Meninjau kesehatan umum dan tanda bahaya trimester III, misalnya
penambahan berat badan yang berlebihan secara tiba-tiba karena oedem,
nyeri abdomen, mata kabur dan lain-lain.
2) Mengidentifikasi tanda kelahiran preterm
Pemeriksaan fisik, meliputi : tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri dan detak Jantung Janin (Walsh, 2008)
Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan terdidik dalam bidang kebidanan yaitu pembantu bidan, bidan, dokter dan perawat yang sudah dilatih. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik. Kehamilan juga mengandung resiko, dan resiko kehamilan tersebut bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko tinggi.
Faktor resiko pada ibu hamil, seperti umur terlalu muda/tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya, adalah keadaan yang langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin menjadi penyebab langsung kematian
(38)
commit to user
ibu, misalnya perdarahan melalui jalan lahir, eklampsia dan infeksi. Beberapa faktor resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilannya beresiko tinggi. Di tingkat pelayanan dasar, pemeriksaan antenatal hendaknya memenuhi tiga aspek pokok (Depkes, 2002) yaitu :
a. Aspek medik yang meliputi
1) Diagnosa kehamilan
2) Penemuan kelainan secara dini
3) Pemberian terapi sesuai diagnosa
b. Penyuluhan, komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lain megenai :
1) Penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya.
2) Pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor resiko yang dimilikinya.
3) Pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu
c. Rujuk
Ibu hamil dengan resiko tinggi harus dirujuk ke tempat pelayanan yang mempunyai fasilitas lebih lengkap.
6. Perilaku
Perilaku adalah suatu reaksi psikis (berpendapat, berpikir dan bersikap) seseorang terhadap lingkungannya, atau sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya (Notoadmodjo, 2003). Berarti perilaku baru akan terwujud bila ada seseuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni suatu rangsangan. Pada dasarnya proses perubahan perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan, tetapi dapat juga bersifat potensial yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi, persepsi.
(39)
commit to user
Menurut Green dalam Notoadmodjo (2003) perilaku itu sendiri terbentuk oleh 3 faktor sehingga dapat mempengaruhi kinerja bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC), yaitu :
a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
b. Faktor Pendukung (Enabling Factors) yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, seperti kontrasepsi dan obat-obatan.
c. Faktor Pendorong (Reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan ataupun petugas lainnya, merupakan kelompok referensi dari perilaku bidan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka berarti perilaku bidan di dalam pelayanan ANC ditenukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orangtua atau masyarakat yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas dan sikap serta perilaku para petugas kesehatan, dan saling mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Sebagai contoh dapat digambarkan rangsangan tersebut adalah pelayanan antenatal yang tepat, maka agar seorang bidan di desa dapat memberikan pelayanan tersebut harus berperilaku mendukung pelayanan antenatal. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang apa dan bagaimana pelayanan antenatal, bagaimana sikap dan tindakan apa saja yang dilakukan pada saat memberikan pelayanan tersebut.
Perbuatan perilaku (Notoatmodjo, 2003) dapat dilaksanakan melalui 3 cara yaitu :
(40)
commit to user
a. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan.
Perubahan perilaku dengan strategi ini. Akan cepat berhasil namun tidak bertahan lama, karena dipaksakan pada sasaran.
b. Pemberian informasi. Informasi secara jelas kepada sasaran tentang suatu
hal akan meningkatkan pengetahuan tentang hal tersebut. Dengan adanya pengetahuan yang memadai, akan timbul kesadaran dan akhirnya terbentuk perilaku baru sesuai pengetahaun yang telah dimiliki.
c. Diskusi dan partisipasi. Dengan cara ini sasaran akan memperoleh informasi
dua arah, sehingga dapat menimbulkan partisipasi akitf peserta dan perilaku baru dapat bertahan lama
Simon-Morton, dkk (1985) menyatakan bahwa pengetahuan,
kepercayaan, sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dapat diubah dengan stimulus pendidikan, yang mengarah pada perbuahan perilaku. Pendidikan kesehatan pada umumnya mengembangkan pengalaman belajar yang mengarah kepada perubahan perilaku. Perilaku seseorang dapat diketahui dari pengetahuan, sikap dan tindakan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang bisanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan result dan akibat proses penginderaan sebagian
(41)
commit to user
b. Sikap
Azwar (1995) mendefinisikan sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapakan pada suatu stimulan yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon Evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dari individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus. Dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan, tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap.
Sikap merupakan respon evaluatif yang banyak menentukan tindakan nyata seringkali jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyat tidak hanya ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Ketidak harmonisan sikap lebih merupakan masalah orientsi individu terhadap situasi yang ada. Pada dasarnya, sikap memang lebih bersifat pribadi sedangkan tindakan atau kelakuan lebih bersifat umum atau sosial. Bila konsistensi sikap dan perilaku dilihat dari arti korelasi antara keduanya, maka hasil studi telah memperlihatkan bahwa adanya hubungan sikap dan perilaku hanya tampak apabila pengukuran sikap itu erat berkaitan dengan macam perilaku yang bersangkutan.
Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
(42)
commit to user
Notoatmodjo (2003) menyatakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk praktek. Terwujudnya sikap menjadi perbuatan yang nyata (praktek) diperlukan faktor pendukung atau kondisi yag memungkinkan. Hasil penelitian Syah (1998) menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi bidan semakin tinggi kinerja bidan dalam pelayanan antenatal. Faktor-faktor yang mempengaruh terhadap kinerja bidan dalam pelayanan antenatal selain motivasi adalah rekan kerja. Jadi kinerja bidan dapat ditingkatkan dengan memberikan motivasi, pada bidan melalui rekan kerja Puskesmas.
B. Penelitian yang Relevan
1. Henri Peranginangin (2006) dengan judul Telaah Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pada Sarana Kesehatan: Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil dalam Upaya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Hasil penelitian pemanfaatan
pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia belum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting segera ditangani.
Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil ini berhubungan
dengan faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud
dalam pendidikan, jumlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan Ibu hamil dan sebagainya, faktor-faktor
pemungkin/pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam jarak fisik
(43)
commit to user
tunggu dan sebagainya; serta faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap
petugas pelayanan antenatal care, sikap tokoh masyarakat. Dampak dari
kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri tetapi juga berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian. Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2005 adalah 290,8 per seratus ribu kelahiran hidup. Penyebab kematian Ibu di Indonesia antara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia, anaemia, kurang energi kronis dan keadaan “4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering dan banyak).
2. Firman Hayadi Kristiani (2007) dengan judul : Analisis Kinerja Bidan
Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal di Bengkulu Selatan. Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja merupakan gambaran tingkat suatu pelaksanaan kegiatan atau program dalam usaha mencapai tujuan, misi, dan visi organisasi. Pencapaian kinerja bidan dapat dilihat dari 3 kompanen yaitu kondisi yang diharapkan, pelaksanaan program dan
indikator yang dicapai. Secara statistik ada hubungan yang signifikan
antara umpan balik dari atasan, motivasi dan insentif, serta pengetahuan
dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal, namun kemaknaan secara praktis kurang berarti dan rendah. Tidak ada hubungan yang signifikan antara harapan dalam pekerjaan, lingkungan/alat dengan kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal. Kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan antenatal dikategorikan cukup. Faktor
(44)
commit to user
dominan yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelayanan antenatal adalah pengetahuan.
C. Kerangka Berpikir
Upaya menurunkan kematian dan kesakitan ibu dan anak menuntut hubungan yang erat antar berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang dimulai dari Puskesmas. Upaya tersebut mencakup berbagai upaya pencegahan, deteksi dini komplikasi kehamilan, persalinan aman dan bersih, serta rujukan ke fasilitas rujukan yang memadai.
Standar pelayanan berguna dalam norma dan tingkat kinerja dan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi dalam menjalankan praktik kebidanan. Hasil kerja bidan di dalam pelayanan dapat diukur antar lain dari cakupan kegiatan pelayanan antenatal (Cakupan K1 dan K4) serta dari kualitas pelayanan antenatal. Beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja bidan antara lain pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan pelayanan antenatal. Berdasarakan uraian tersebut maka kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada kerangkan teori perilaku kesehatan dari Green (1980), bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor
pendorong dari bidan di dalam memberikan pelayanan Antenatal Care. Untuk
(45)
commit to user Kerangka Berpikir
Faktor Predisposisi
· Pengetahuan
· Sikap
· Pelatihan
Faktor Pendukung
· Ketersediaan sarana
medis/non medis
Faktor Pendorong
· Pembinaan/supervisi
dari Kepala Puskesmas
Kinerja
Kualitas Pelayanan
Bidan Pelayanan
(46)
commit to user
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang direncanakan berlangsung di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan harapan dapat memperoleh informasi dari bidan puskesmas untuk memperoleh
informasi mengenai pelayanan Antenatal Care (ANC). Pelaksanaan penelitian
dimulai dari peneliti datang ke bidan puskesmas untuk memohon ijin dalam pelaksanaan penelitian, setelah ijin diberikan peneliti melakukan wawnacara dengan bidan tersebut kemudian melakukan verifikasi data, reduksi data dan penarikan simpulan dari hasil wawancara.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan waktu penelitian bulan Oktober 2010 – Januari 2011.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berkeinginan untuk mengungkap data atau informasi mengenai perilaku bidan Puskemas dalam pelayanan ANC dengan pendekatan penelitian kualitatif.
C. Sumber Data
Jenis sumber data menurut Sutopo (2002) adalah sebagai berikut :
1. Narasumber (Informan)
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasi.
(47)
commit to user
Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan narasumber bukan memberikan sekedar tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang dimiliki. Kriteria inklusi dari narasumber dalam penelitian ini adalah bidan yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Banjarsari Surakarta dengan kriteria inklusi adalah bidan yang telah bekerja lebih dari 5 tahun sehingga mampu memberikan informasi yang akurat.
2. Peristiwa atau aktivitas
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti akan bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara berlebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data memang sangat beragam, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutup ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja.
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen atau arsip merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu). Dokumen dan arsip bisa dikatakan sebagai suatu rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat secara baik dimanfaatkan sebagai sumber data dalam penelitian.
(48)
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain :
1. Wawancara
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang terjadi di masa yang akan datang. Wawancara dilakukan dengan bidan puskesmas yang telah bekerja lebih dari 5 tahun, di dalam melakukan wawancara tersebut ada tahapan yang dipakai yaitu :
a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai
b. Persiapan wawancara
c. Langkah awal
d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif
e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan
Wawancara penelitian dilakukan terhadap informan yang merupakan sumber data dengan topik wawancara yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi wawancara dan foto dokumentasi wawancara yang akan dilaksanakan.
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh pengetahuan mengenai perilaku bidan dalam pelayanan ANC.
(49)
commit to user
3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (Content Analysis)
Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang berupa dokumen dan arsip dilakukan dengan melakukan pencatatan. Pencatatan yang dilakukan bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat yaitu Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dan Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
4. Focus Group Discussion (FGD)
Teknik ini digunakan untuk menggali data terutama mengenai sikap, minat dan latar belakang mengenai sesuatu kondisi dan juga untuk menggali keinginan serta kebutuhan dari suatu kelompok masyarakat. Data yang diperoleh sudah merupakan data sebagai hasil dialog antar peserta diskusi. Untuk melakukan teknik FGD peneliti menentukan fokus bahasan yang akan menjadi topik utama dalam diskusi. Pokok bahasan dalam FGD meliputi :
a. Peran bidan dalam pelayanan Antenatal Care (ANC)
b. Partisipasi masyarakat dalam pelayanan Antenatal Care (ANC)
c. Pengaruh ANC terhadap kondisi ibu hamil
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data induktif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Humberman dan
(50)
commit to user
Spradley. Miles and Humberman (1984) dalam Sutopo (2002) yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.
1. Pengumpulan data, data yang ada dicari dan dikumpulkan semua. Pada
tahap ini, peneliti juga bisa memulai proses klasifikasi awal (secara umum). Pada proses ini idealnya seorang peneliti juga melakukan pelacakan, pencatatan, pengorganisasian data yang relevan untuk memfokuskan pada masalah yang diteliti.
2. Tahap reduksi data, yaitu seleksi data, pemfokusan dan penyerderhanaan
data, dari semua data yang sudah didapat. Setelah itu data yang tidak diperluakan disisihkan dan data-data yang penting untuk penelitian dikumpulakan jadi satu, dan diklasifikasikan menjadi lebih spesifik.
3. Melaksanakan kegiatan display atan penyajian data. Yaitu data yang
diperoleh tersebut bisa disajikan dalam bentuk matrik maupun tabel-tabel yang bisa mewakili karakter yang diperlukan.
4. Membuat simpulan sementara dan menguji kembali dengan metode
triangulasi, baik menggunakan triangulasi peneliti, teori, data, maupun metode.
5. Tahap terakhir, yaitu membuat pernyataan atau simpulan mengenai apa
yang dimengerti secara bulat tentang suatu masalah yang diteliti dalam bahasa kualitatif yang diskriptif dan bersifat interpretatif.
Metode analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut :
Sajian data Pengumpulan
data
Reduksi data
Penarikan Simpulan/ verifikasi
(51)
commit to user
F. Keakuratan Data
Moleong (2007) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan cara :
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai, jika hal ini bertujuan untuk : (a) membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, (b) membatasi kekeliruan (bias) peneliti, (c) mengkompensasikan pengaruh dari kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.
2. Ketekunan / Keajegan Pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara terperinci.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber-sumber lainnya.
(52)
commit to user
4. Pemeriksaan Sejawat Melalui FGD
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keakuratan data.
5. Uraian Rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti mungkin dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan.
6. Auditing
Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal ini dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.
Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak
dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi.
Dari uraian di atas, maka keakuratan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, karena peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai memperoleh data yang sebanyak-banyaknya. Dengan perpanjangan keikutsertaan maka derajat kepercayaan data yang dikumpulkan dapat ditingkatkan.
(53)
commit to user 36 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di Puskesmas di Kecamatan Banjarsari Surakarta, yaitu Puskesmas Gambirsari, Puskesmas Manahan, Puskesmas Nusukan, Puskesmas Setabelan, Puskesmas Banyuanyar dan Puskesmas Gilingan. Responden dalam penelitian ini adalah bidan puskesmas di Kecamatan Banjarsari yang berjumlah 23 bidan dan menjadi sampel dalam penelitian ini.
1. Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur
Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur pada bidan di Kecamatan Banjarsari Surakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1. Deskripsi responden berdasarkan umur
Umur Responden
Jumlah Persentase (%)
20 – 30 th 4 17,40
31 – 40 th 6 26,10
41 – 50 th 10 43,50
51 – 60 th 3 13,00
23 100,00
Sumber : Data primer, tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa mayoritas responden berusia 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 10 responden (43,5%).
2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja
Deskripsi responden berdasarkan masa kerja bidan di Kecamatan Banjarsari Surakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
(54)
commit to user
Tabel 4.2. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja
Masa Kerja Responden
Jumlah Persentase (%)
Kurang dari 5 tahun 5 21.70
5 s/d 10 tahun 5 21.70
11 s/d 15 tahun 8 34.80
Lebih dari 15 tahun 5 21.70
23 100,00
Sumber : Data primer, tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai masa kerja 11 sampai dengan 15 tahun yaitu sebanyak 8 bidan (34,8%).
B. Diskripsi Temuan Hasil Penelitian
1. Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan Antenatal Care
(ANC)
Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Predisposing factors (faktor predisposisi) dalam penelitian ini terwujud dalam pengetahuan, sikap dan pelatihan bidan.
Pengetahuan menjadi dasar bagi ketaatan bidan dalam melaksanakan pedoman kerja dalam pelayanan Antenatal Care (ANC).
(55)
commit to user
a. Pengetahuan bidan tentang pelayanan Antenatal Care (ANC)
Salah satu faktor yang mempengaruhi bidan dalam melaksanakan pedoman kerja pelayanan ANC adalah pengetahuan dan kemampuan, motivasi dan pelatihan. Untuk melihat seberapa pengetahuan bidan tentang pelayanan ANC di Puskesmas Kecamatan Banjarsari dapat diketahui bahwa sebagian besar informan yaitu bidan pelaksana mengetahui tentang pelayanan ANC baik dari puskesmas pusat maupun Dinas Kesehatan Kota.
Pengetahuan bidan dalam pelaksanaan ANC yang diperoleh berdasarkan informasi dari beberapa informan adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Penggunaan Pedoman Kerja dalam Pelaksanaan ANC
Responden Responden
No. Jawaban No. Jawaban
1 Ya 13 Ya
2 Ya 14 Ya
3 Ya 15 Sudah
4 Ya, sudah 16 Ya
5 Ya 17 Ya
6 Ya 18 Ya
7 Ya 19 Sudah
8 Ya, sudah 20 Ya
9 Ya 21 Ya
10 Sudah 22 Ya
11 Ya 23 Ya
12 Ya
Sumber : Data primer, tahun 2010
Berdasarkan kategori penggunaan pedoman kerja dalam pelaksanaan ANC, bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :
(56)
commit to user
Gambar 4.1. Penggunaan Pedoman Kerja dalam Pelaksanaan ANC
Pengetahuan bidan tentang pedoman penggunaan kerja dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC) dalam kategori baik, terlihat bahwa keseluruhan bidan puskesmas Banjarsari sudah menggunakan pedoman kerja yang telah ditetapkan.
b. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan
kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan cara menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan ANC penting untuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Salah satu kegiatan yang berperan langsung terhadap pengembangan pemberdayaan kualitas bidan adalah pelatihan. Pelatihan yang efektif akan menghasilkan bidan yang lebih bermutu,
(57)
commit to user
sehingga mampu melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, untuk dapat mewujudkan tersedianya sumber daya manusia Indonesia yang produktif.
Pengetahuan bidan dalam pemberian penyuluhan kepada ibu hamil mengenai ANC yang diperoleh berdasarkan informasi dari beberapa informan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil
Responden Responden
No. Jawaban No. Jawaban
1 Ya 13 Ya
2 Ya 14 Ya
3 Ya 15 Ya
4 Ya 16 Ya
5 Ya 17 Ya
6 Ya 18 Ya
7 Ya 19 Ya
8 Ya 20 Ya
9 Ya 21 Ya
10 Ya 22 Ya
11 Ya 23 Ya
12 Ya
Sumber : Data primer, tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui keseluruhan responden telah melakukan pemberian penyuluhan kepada ibu hamil mengenai
Antenatal Care (ANC). Bila divisualisasikan dalam diagram batang
(58)
commit to user
Gambar 4.2. Pemberian penyuluhan kepada ibu hamil c. Pengisian asuhan kebidanan
Pelayanan ANC adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional ibu selama kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan ANC merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya yang mencakup banyak hal meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan khusus, pemeriksaan psikologis, pemerikasan laboratorium atas intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada.
Dalam pelayanan ANC maka bidan juga melakukan pengisian asuhan kebidanan. Pengetahuan bidan dalam pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC yang diperoleh berdasarkan informasi dari beberapa informan adalah sebagai berikut :
(59)
commit to user
Tabel 4.5. Pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan ANC
Responden Responden
No. Jawaban No. Jawaban
1 Ya 13 Ya
2 Ya 14 Ya
3 Ya 15 Ya
4 Ya 16 Ya
5 Ya 17 Ya
6 Ya 18 Ya
7 Ya 19 Ya
8 Ya 20 Ya
9 Ya 21 Ya
10 Ya 22 Ya
11 Ya 23 Ya
12 Ya
Sumber : Data primer, tahun 2010
Berdasarkan tabel 4.5. diketahui bahwa keseluruhan responden telah melakukan pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan Antenatal Care
(ANC). Bila divisualisasikan dalam diagram batang akan tampak seperti pada gambar di bawah ini :
(60)
commit to user
d. Sikap bidan dalam Pelaksanaan Antenatal Care (ANC)
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T, yaitu: 1. Timbang berat badan (BB). 2. Pemberian Tetanus Toksoid (TT). 3. Ukur tekanan Darah (TD). 4. Ukur tinggi Fundus Uterus (TFU). 5. Pemberian Fe. 6. Tes penyakit menular seksual (PMS). 7. Temu Wicara. Sikap bidan dalam pelaksanaan ANC dilakukan melalui observasi kepada informan atau responden dalam melayani ibu hamil saat pelaksanaan ANC, dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6. Sikap Bidan dalam Pelaksanaan ANC
No Sikap
Tidak Dilakukan Dilakukan tidak tepat Dilakukan dengan tepat Jumlah
% Jumlah % Jumlah %
1 Mengucapkan salam
dan menyambut klien dengan ramah
0 0.0 8 34.8 15 65.2
2 Memperkenalkan diri
dan berjabat tangan dengan pasien
2 8.7 14 60.9 7 30.4
3 Menjelaskan tujuan
pemeriksaan
0 0.0 0 0.0 23 100.0
4 Meminta persetujuan
dan kontrak waktu
7 30.4 14 60.9 3 13.0
5 Memberikan
kesempatan kepada
pasien untuk bertanya
0 0.0 0 0.0 23 100.0
6 Merespon terhadap
reaksi pasien dengan tepat dan komunikasi aktif dengan pasien
0 0.0 4 17.4 19 82.6
7 Sabar dan teliti, tidak tergesa-gesa, percaya diri dan tidak gugup
0 0.0 6 26.1 17 73.9
8 Memberikan perhatian
terhadap setiap
pertanyaan klien
0 0.0 9 39.1 14 60.9
(61)
commit to user
Berdasarkan tabel 4.6. diketahui bahwa masih ada sikap bidan yang belum benar atau belum tepat dalam pemberian pelayanan Antenatal Care
(ANC). Sebanyak 8 orang bidan (34,8%) belum melakukan dengan tepat dalam mengucapkan salam dan menyambut klien dengan ramah sedangkan sebanyak 15 bidan (65,2%) telah melakukan dengan tepat dalam mengucapkan salam dan menyambut klien dengan ramah.
Sebanyak 14 orang bidan (60,9%) melakukan tetapi tidak tepat dalam memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien, sebanyak 7 orang (30,4%) telah melakukan dengan tepat dan sebanyak 2 bidan (8,7%) tidak memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien. Keseluruhan bidan 23 bidan (100%) dalam menjelaskan tujuan pemeriksaan telah dilakukan secara benar. Sebanyak 14 bidan (60,9%) melakukan secara tidak tepat dalam meminta persetujuan dan kontrak waktu, sebanyak 7 bidan (30,4%) tidak melakukannya dan hanya sebanyak 3 bidan (13,0%) telah melakukan dengan tepat.
Keseluruhan bidan (100%) telah melakukan dengan benar dalam memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya. Sebanyak 19 bidan (82,6%) sudah melakukan secara tepat dalam merespon terhadap reaksi pasien dengan tepat dan komunikasi aktif dengan pasien sedangkan sebanyak 4 bidan (17,4%) tidak melakukan secara tepat. Sikap bidan untuk sabar dan teliti, tidak tergesa-gesa, percaya diri dan tidak gugup diketahui bahwa sebanyak 17 bidan (73,9%) telah melakukannya dengan tepat sedangkan sebanyak 6 bidan (26,1%) tidak melakukan secara tepat. Sedangkan sebanyak 14 bidan (60,9%)
(62)
commit to user
dalam memberikan perhatian terhadap setiap pertanyaan klien sudah dilakukan dengan tepat sedangkan 9 bidan (39,1%) dilakukan tetapi belum tepat.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan 3 orang bidan dalam mengetahui sikap bidan dalam pelaksanaan Antenatal Care (ANC)
“Saya tidak memperkenalkan diri karena saya sudah mengenal dengan ibu hamil tersebut” (bidan I)
“Tidak berjabat tangan, karena saya sudah mengenal pasien tersebut sehingga langsung saya persilahkan masuk saja” (Bidan II)
“Ya biasa ibu, kalo pasien banyak saya berpikir praktis untuk lebih fokus ke pemeriksaan saja”
Hasil dari wawancara tersebut diketahui bahwa bidan tidak memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien adalah karena bidan sudah mengenal pasien dengan baik sehingga tidak perlu mengucapkan salam dan berjabat tangan lagi. Sedangkan salah seorang bidan yang lain menyatakan bahwa karena fokus menangani pasien sehingga terkadang kurang berkomunikasi aktif dengan pasien. Sementara itu untuk hal-hal yang telah dilakukan dengan tepat oleh bidan di Puskesmas Banjarsari Surakarta antara lain adalah mengucapkan salam dan menyambut klien dengan ramah, hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan beberapa responden yang menyatakan bahwa bidan perlu mengucapkan salam dan berusaha bersikap ramah kepada pasien agar terbina hubungan yang menyenangkan antar bidan dan ibu hamil.
(1)
commit to user
Depkes (2007), menyatakan bahwa tujuan supervisi adalah 1)
peningkatan dan pemantapan pengelolaan upaya pembangunan kesehatan
puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna, 2) peningkatan dan
pemantapan pengelolaan sumber daya di semua tingkat administrasi dalam
rangka pembinaan pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas, 3) peningkatan
dan pemantapan pengelolaan program-program di semua tingkat administrasi
dalam rangka pembinaan upaya kesehatan Puskesmas.4) peningkatan dan
pemantauan pengelolaan peran serta masyarakat di semua tingkat administrasi
dalam rangka membina pelaksanaan upaya di kesehatan Puskesmas.
Monitoring yang dilaksanakan di Puskesmas Banjarsari juga
dimaksudkan agar pelaksanaan program sesuai dengan rencana, berjalan
lancar, masalah di lapangan dapat dipecahkan serta mencapai tujuan dan
sasaran dengan adanya semangat kerja, prestasi dan kerjasama para pengelola
maupun pelaksana Puskesmas Kecamatan Banjarsari Surakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya perilaku bidan
dalam pelaksanaan ANC masih perlu ditingkatkan dalam pelaksanannya
karena masih terdapat beberapa pemeriksaan yang sudah dilakukan tetapi
belum tepat. Penelitian ini mengandung kelemahan-kelemahan dalam
penelitian yang dapat disimpulkan oleh peneliti antara lain adalah bahwa
bidan pelaksana mempunyai masa kerja yang berbeda-beda sehingga tidak
dapat digeneralisasikan dalam proses pelaksanaan pekerjaan karena bidan
yang baru masih terlihat gugup dalam pemeriksaan ANC. Kelemahan yang
lain adalah tidak adanya observasi yang mengarah atas pemeriksaan bimanual
(2)
commit to user
102
atas indikasi sehingga rata-rata pelayanan ANC adalah pelayanan yang
normal.
Kelemahan lain dalam penelitian ini bahwa di Puskesmas Kecamatan
Banjarsari kurang menyediakan berbagai buku-buku tentang standar
pelayanan antenatal untuk tahun-tahun terbaru yang bisa dipakai bahan
referensi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama
pelayanan antenatal seperti buku panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal dan buku pencegahan infeksi. Hal ini membuat ibu
hamil ataupun bidan kurang memperoleh informasi terbaru mengenai
pelayanan ANC pada khususnya ataupun pengetahuan tentang ibu dan anak
pada umumnya.
(3)
commit to user
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Faktor Predisposisi Bidan Puskesmas dalam Pelayanan
Antenatal Care
(ANC)
Pengetahuan bidan tentang pedoman penggunaan kerja dalam
pelaksanaan
Antenatal Care
(ANC) dalam kategori baik hal ini dibuktikan
bahwa keseluruhan bidan puskesmas Banjarsari sudah menggunakan
pedoman kerja yang telah ditetapkan. Bidan juga sudah memperoleh
pengetahuan melalui pelatihan yang terprogram sehingga keseluruhan
responden sudah melakukan pengisian asuhan kebidanan dalam pelayanan
ANC sehingga mengetahui manfaat dalam penggunaan pedoman kerja.
Pengetahuan bidan dan pelatihan yang sudah diikuti bidan tersebut
ternyata belum membuat sikap bidan dalam pelaksanaan ANC tersebut benar,
hal ini dibuktikan masih terdapat bidan yang belum benar atau belum tepat
dalam pemberian pelayanan ANC khususnya dalam menyambut klien dengan
ramah, memperkenalkan diri dan berjabat tangan dengan pasien, meminta
persetujuan dan kontrak waktu, merespon terhadap reaksi pasien dengan tepat
dan komunikasi aktif dengan pasien, sikap bidan untuk sabar dan teliti, tidak
tergesa-gesa, percaya diri serta tidak gugup dan dalam memberikan perhatian
terhadap setiap pertanyaan klien.
(4)
commit to user
104
2.
Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan
Antenatal Care
(ANC)
Hasil observasi kelengkapan peralatan di puskesmas Kecamatan
Banjarsari diketahui bahwa keseluruhan Puskesmas yang ada di Kecamatan
Banjarsari sudah memiliki peralatan yang lengkap dalam pelayanan
Antenatal
Care
(ANC) sehingga dapat menunjang kinerja bidan dalam pelayanan ANC.
Hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan pemeriksaan
Antenatal Care
(ANC) dari keseluruhan bidan masih terdapat beberapa bidan
yang melaksanakan tindakan tetapi kurang tepat. Tindakan yang kurang tepat
tersebut diantaranya adalah dalam pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda-tanda
vital, pelaksanaan pemeriksaan fisik kepala dan leher, pelaksanaan
pemeriksaan dada, pelaksanaan pemeriksaan Palpasi menurut Leopold I, II, III
dan IV, pelaksanaan pemeriksaan tangan dan kaki, pelaksanaan pemeriksaan
punggung, pelaksanaan promosi dan pelaksanaan promosi kesehatan.
3.
Faktor Pendorong Bidan dalam Pelaksanaan
Antenatal Care
(ANC)
Hail penelitian tentang pelaksanaan monitoring bidan dalam pelayanan
Antenatal Care
(ANC) sudah sesuai dengan pedoman kerja. Monitoring
dilakukan oleh kepala puskesmas baik secara langsung maupun tidak
langsung setiap satu bulan sekali kemudian dilakukan evaluasi program untuk
mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan dari bidan.
(5)
commit to user
B.
Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan bahwa :
1.
Kontinuitas Pelatihan
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa beberapa bidan masih belum melakukan
secara tepat dalam pelaksanaan pelayanan
Antenatal Care
sehingga
kontinuitas pelatihan perlu ditingkatkan oleh bidan. Kontinuitas pelatihan ini
diharapkan dapat bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta
sehingga diharapkan pengetahuan bidan semakin meningkat dan mampu
memberikan pelayanan yang lebih baik dalam pelayanan ANC.
2.
Pelaksanaan Monitoring dari Kepala Puskesmas
Monitoring yang dilakukan oleh kepala puskesmas dilakukan satu bulan
sekali baik secara langsung maupun tidak langsung, tetapi adanya monitoring
yang dilakukan satu bulan sekali tersebut kurang maksimal, hal ini dibuktikan
bidan dalam memberikan pelayanan ANC masih ada yang belum tepat dalam
melakukan pemeriksaan, sehingga monitoring dari Kepala Puskesmas lebih
diintensifkan lagi.
C.
Saran
1.
Kepala puskesmas meningkatkan pembinaan dan pengarahan kepada tenaga
bidan secara berkala tentang permasalahan yang berhubungan dengan kinerja
bidan, kedisiplinan (jam kerja), dengan cara diskusi atau curah pendapat dan
membentuk bidan penyelia yang ada di Puskesmas guna membantu bidan
yang masih yunior.
(6)