Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

JEANNE CAROLINE T 090503264

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan ini bahwa skripsi yang berjudul “ Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat , dipublikasikan , atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga dan kutipan dari hasil orang lain telah mendapatkan izin, atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika ilmiah.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas , benar dan apa adanya dan apabila dikemudain hari pernyataan ini tidak benar , saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 9 July 2013

Yang Membuat Pernyataan

Nama : Jeanne Caroline Tambunan Nim : 090603264


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih, berkat serta anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat menerima saran serta kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, semangat dan bantuan baik secara moril maupun materil dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak di bawah ini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, SE, M,Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ,

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ,


(4)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi USU dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, 4. Ibu Dra. Naleni Indra , M.M, Ak selaku pembimbing yang dengan sabar

telah memberikan bimbingan dan bantuan serta mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs.Sucipto.MM.Ak selaku dosen pembaca nilai yang telah banyak memberikan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua saya, Ayahanda Hotma Tua Pandapotan Tambunan dan Ibunda Raulam Situmorang. Terima kasih banyak untuk kasih sayang ,didikan , dukungan moril dan materil serta nasehat dan yang selalu memberikan doa setiap langkahku,juga kepada Novia Nathasya .T dan Richard .T (adik kandung) terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Demikian skripsi ini disusun dengan segala keterbatasan penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan , 9 July 2013 Penulis,

Jeanne Caroline Tambunan NIM ; 090503264


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Manajemen ... 9

2.1.2 Pengertian Modal ... 10

2.1.3 Pengertian Modal Kerja ... 10

2.1.4 Jenis Modal Kerja ... 16

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja .. 18

2.1.6 Sumber Modal Kerja ... 19

2.1.7 Manajemen Modal Kerja ... 21

2.1.8 Kinerja Perusahaan ... 24

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 29

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 29

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37

3.5.1 Variabel Independen ... 37


(6)

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif ... 39

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.6.3 Model Analisis Regresi Berganda ... 42

3.6.3.1 Regresi Linier Berganda ... 42

3.6.3.2 Koefisien Determinasi ... 42

3.6.4 Uji hipotesis ... 43

3.6.4.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji- F) ... 43

3.6.4.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t) ... 44

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 45

4.1 Data Penelitian ... 45

4.2 Analisis Data ... 47

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif ... 47

4.2.2 Analisis Uji Klasik ... 48

4.2.3 Model Analisis Regresi Berganda ... 55

4.2.4 Uji Hipotesis ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 61

5.3 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Tabel Penelitian Terdahulu ... 28

Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 34

Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi Kriteria ... 36

Tabel 4.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif ... 47

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ... 50

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokolerasi ... 55

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 56

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 57

Tabel 4.9 Hasil UJi Signifikasi Simultan (Uji- F) ... 58


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 30

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Uji Signifikasi Simultan ... 44

Gambar 4.1 Histogram ... 51

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 52


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I ... 65 LAMPIRAN II ... 71 LAMPIRAN III ... 77


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan sebuah unit kegiatan produksi yang berorientasi pada laba/profit (profit oriented) dengan mengelola sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan / konsumen .Perusahaan dikatakan baik dan berhasil apabila perusahaan tersebut mampu melihat kesempatan dan kemungkinan di masa yang akan datang , baik jangka pendek (short term), maupun jangka panjang (long term) agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan adanya struktur organisasi dan job description

karyawan secara jelas .

Secara umum suatu perusahaan mempunyai tujuan memperoleh laba maksimal atau kemakmuran pemilik perusahaan, meningkatkan penjualan dan memaksimumkan nilai saham , Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial perusahaan dan Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern) dengan baik agar perusahaan dapat berkembang sesuai dengan kegiatan yang dijalankan pada waktu yang akan datang.


(11)

Untuk jalannya suatu perusahaan, maka perlu adanya dibutuhkan dana yang disebut Modal kerja . Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya dan dapat memenuhi pembayaran-pembayaran yang diperlukan untuk kelancaran jalannya perusahaan sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan sebagai akibat adanya krisis atau kekacauan keuangan . Modal kerja yang cukup pada perusahaan harus digunakan secara efektif dan efisien, sehingga diperlukan adanya penyesuaian antara modal kerja yang tersedia dengan kebutuhan operasi perusahaan.

Untuk menjalankan aktifitas Perusahaan tersebut. Modal tersebut diperoleh dari kekayaan yang dimiliki perusahaan . Modal kerja menurut Sawir (2005:129) ”modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Modal kerja sangat dibutuhkan dalam aktifitas perusahaan ,seperti :

a. Melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan.

b. Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan didalam jangka pendek.

c. Menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang menyeluruh.

d. Membayar atau memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo.


(12)

e. Memperoleh kredit sebagai sumber dana dan guna memperbesar pemenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar.

f. Memberikan pedoman yang baik sehingga tidak terdapat keraguan manajemen guna memperoleh efisiensi yang baik.

Efektivitas modal kerja dapat ditunjukkan dengan perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi perusahaan tersebut diharapkan dapat masuk kembali ke perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang atau hasil produksinya guna membiayai operasi perusahaan selanjutnya. Oleh sebab itu pihak manajemen harus pandai mengelola modal kerja tersebut sehingga tingkat perputarannya cepat dan pada akhirnya dapat meningkatkan laba.

Modal kerja merupakan jumlah aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga, yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari suatu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis, yaitu dari kas berputar dan akhirnya kembali lagi ke kas, yang tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu operasional normal perusahaan (aktiva jangka pendek). Pendeknya periode perputaran modal kerja ,memberi dampak profitabilitas perisahaan akan semakin meningkat. Sebaliknya , semakin lama periode perputaran modal kerja , maka profitabilitas perusahaan akan semakin menurun. Untuk itu Perusahan secara umum harus mempertahankan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan jumlah hutang lancar, sehingga perputaran modal kerja dapat


(13)

meningkat. Modal kerja dalam perusahaan perlu ditelaah karena modal kerja penting bagi setiap perusahan. Hal ini dikarenakan beberapa alasan :

1. Lebih dari separuh total aktiva merupakan bagian dari modal kerja perusahaan. 2. Investasi pada aktiva lancar sangat mudah berubah-ubah sehingga modal kerja

diperlukan untuk melindungi kemungkinan terjadinya krirsis keuangan perusahaan.

3. Kenaikan penjualan perusahaan berkaitan dengan piutang sediaan dan saldo kas , sehingga pertumbuhan penjualan sangat berhubungan dengan modal kerja perusahaan.

Manajemen modal kerja merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan pada suatu perusahaan. sehingga dibutuhkan manajemen perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas perolehan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan oleh perusahaan, sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Keadaan dimana perusahaan tidak mampu membayar kewajiban yang telah jatuh tempo dapat terjadi pada perusahaan apabila tingkat modal kerja tidak dipertahankan. Untuk itu ,kreditor jangka pendek juga perlu mengetahui tingkat perputaran modal kerja perusahaan agar kreditor mengetahui waktu kapan hutang perusahaan dapat dibayar. Maka dari itu suatu perusahaan membutuhkan aktiva lancar yang cukup besar agar dapat menutup hutang lancar sehingga tingkat keamanan perusahaan memuaskan.

Manajemen modal kerja dalam suatu perusahaan diperlukan untuk mengetahui jumlah modal kerja optimal yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Manajemen modal


(14)

kerja merupakan pengaturan total dan jumlah komponen modal kerja dan pembelanjaan untuk mendukung aktiva lancar. Manajemen modal kerja melibatkan sebagian besar jumlah asset perusahaan. Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam di dalam perusahaan (Kasmir, 2008: 88).

Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan (Sawir 2005:133). Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan. Perusahaan tentunya menginginkan manajemen modal kerja yang bermutu dan baik. Manajemen modal kerja yang baika akan membawa perusahaan mencapai tujuan perusahaan . Maka dari itu kinerja manejemen modal kerja memiliki peran penting dalam peningkatan kinerja perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai . Menurut Wibowo (2007 : 7) “Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan tersebut.Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi ,kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi”.Dengan demikian, hasil yang dicapai oleh seorang manajer menurut ukuran profesionalisme dalam pekerjaan diaplikasikan dalam prilaku ,kecerdasan dan


(15)

kemampuan sesuai dengan peranan,kegiatan dan tugas yang telah ditentukan. Mangkunegara (2000:67) mengemukakan pengertian ”Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikanya”. Kinerja perusahaan pada umumnya dapat dihitung dengan beberapa rasio yaitu penghitungan dengan rasio likuiditas , rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas.

Penelitian ini akan mengambil objek perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur di BEI meliputi sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor aneka industri barang konsumsi. Peneliti memilih perusahaan manufaktur yang ada di BEI karena perusahaan telah mencapai skala usaha tertentu atau relatif cukup besar yang menyangkut perputaran uang lebih dari ratusan miliar rupiah. Hal ini dapat dibuktikan misalnya kapasitas produksi, aktualisasi pesanan yang diterima, jumlah asset, nilai penjualan konkret, dan lain-lain. Ada banyak perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka untuk memperkecil ruang lingkup penelitian ini, peneliti menggunakan metode purposive sampling dalam menentukan sampel penelitian.

Berdasarkan latar belakang perusahaan manufaktur di atas, penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai manajemen modal kerja dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Tehadap Kinerja Perusahaan”.


(16)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah “Apakah pengaruh manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dapat memberikan tambahan pengetahuan dari bidang dan hasil penelitian.

2. Bagi perusahaan, menambah pengetahuan pihak manajemen perusahaan besarnya pengaruh manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan, sehingga diharapkan membantu pihak manajemen dalam mengelolah modal kerja untuk meningkatkan kinerja perusahaan.


(17)

3. Bagi pembaca dan pihak-pihak lainnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan diharapkan dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan dibidang keuangan khususnya menyangkut tentang modal kerja dalam suatu perusahaan.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Manajemen

Dalam pengertian bidang studi manajemen, manajemen merupakan suatu rencana mengkaji dan menerapkan guna mencapai tujuan suatu organisasi melalui pengintegrasian secara efektif aktivitas manusia”.Secara garis besar manajemen merupakan penjelasan mengenai penyelarasan manusia untuk bersama – sama mencapai suatu tujuan.

Suatu organisasi dapat berjalan secara optimal dengan mengetahui bagaimana mencapai hasil dengan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.Seorang Pakar ekonomi, Terry (2006) mendefinisikan “manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasi atau maksud yang nyata.”

Sedangkan Follet (2008) menjelaskan “Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain”. Definisi ini


(19)

menjelaskan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dilakukan dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan , pengorganisasian , dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2.1.2 Pengertian Modal

Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga jenis badan usaha, yaitu perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan memiiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Pengertian modal menurut Brigham (2006: 62) “modal ialah jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga”. Definisi modal dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007: 9) “modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”.

2.1.3Pengertian Modal Kerja

Modal kerja dapat diperoleh baik dari dalam (laba ditahan dan modal sendiri) , maupun dari luar (pinjaman). Modal kerja merupakan faktor yang


(20)

menjadi sumber utama dalam menjalankan suatu usaha, misalnya kekurangan bahan baku akan menghambat proses produksi . Jika hal ini terjadi , maka akan mengakibatkan keterlambatan penyerahan barang sehingga kemungkinan besar pelanggan akan beralih pada produk lain , yang artinya profit atau keuntungan perusahaan akan berkurang.

Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari , terutama yang memiki jangka waktu pendek.Modal kerja diartikan sebagai seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar.Sedangkan modal kerja yang diartikan seluruh aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar dinamakan modal kerja bersih.

Pengertian modal kerja Menurut Sawir dalam bukunya yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan“ memberikan menjelaskan bahwa “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.“.”Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana”( Sutrisno 2007:40). Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku,


(21)

pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya disebut modal kerja.

Dari berbagai pengertian di atas dikatakan bahwa modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek dalam bentuk kas, sekuritas, piutang dan persediaan yang digunakan untuk mengetahui kegiatan operasi perusahaan.Modal kerja merupakan sejumlah dana yang selalu tersedia dalam perusahaan yang digunakan untuk membelanjai kegiatan perusahaan. Kegiatan perusahaan ini dapat dimulai jika telah tersedia dana yang telah dikeluarkan dan dapat diterima kembali dalam jangka waktu satu tahun.

Riyanto (2001:57) dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” memberikan pengertian modal kerja dalam tiga konsep yaitu :

1. Konsep Kuantitatif 2. Konsep Kualitatif 3. Konsep Fungsional

Penjelasan dari ketiga konsep modal kerja diatas adalah sebagai berikut : 1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini menekankan pada keseluruhan aktiva lancar yang disebut modal kerja bruto (Gross Working Capital).Dikarenakan konsep ini melihat pada jumlah dana yang tersedia atau tertanam dalam aktiva lancar dimana periode perputarannya untuk kembali dalam bentuk semula relatif dilakukan dalam jangka waktu pendek. 2. Konsep Kualitatif

Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital).Dikarenakan konsep ini hanya menitik beratkan kepada kualitas modal kerja, maka pada konsep ini akan mencakup pula unsur-unsur kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan kata lain modal kerja menurut konsep ini adalah selisih antara aktiva lancar dan passiva lancar. Jadi berdasarkan konsep ini modal kerja bisa


(22)

surplus atau defisit. Modal kerja surplus apabila jumlah current asset lebih besar dari current liabilities dan defisit bila terjadi sebaliknya. Modal kerja menurut konsep ini sering disebut modal kerja netto (Net Working Capital).

3. Konsep Fungsional

Kosep ini menekankan pada fungsi dana yang ada dalam aktiva lancar untuk menghasilkan current income. Sesuai dengan pendirian perusahaan, konsep ini menjelaskan sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Namun ada pula dana yang digunakan tidak seluruhnya menghasilkan pendapatan. Termasuk modal kerja yang menghasilkan pendapatan.

Konsep di atas menjelaskan bahwa setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan.Modal kerja tidak hanya diperoleh dari aktiva lancar ,adapun modal kerja perusahaan , Darsono (2006 :35) menjelaskan modal kerja dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Modal kerja kotor ( gross working capital), adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan /jumlah harta lancar.

2. Modal kerja bersih( net working capital), jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar.

Modal kerja dalam suatu usaha tidaklah harus dalam jumlah yang besar, jumlah modal kerja disesuaikan dengan ukuran dan kebutuhan untuk dapat menjalankan usaha tersebut. Hal yang terpenting dalam modal kerja adalah pengelolaan dan seberapa cepat modal berputar. Semakin cepat modal berputar, maka kontinuitas suatu usaha lebih terjamin.Adapun alasan mengapa


(23)

manajemen modal kerja sangat penting dalam suatu perusahaan , selain bagi kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan adalah :

a. Bahwa kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam kegiatan operasional perusahaan dari waktu ke waktu.

b. Investasi dalam aktiva lancar , cepat sekali berubah,Perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal kerja perusahaan.Oleh karena itu, perlu adanya manajemen modal kerja yang baik

c. Dalam praktiknya sering kali bahwa lebih dari separuh dari total aktiva merupakan bagian dari aktiva lancar.

d. Khusus bagi perusahaan kecil manajemen modal kerja sangat penting karena investasi dalam aktiva tetap dapat ditekan dengan menyewa , tetapi investasi lancar dalam piutang tidak dapat dihindari sehingga harus terpenuhi.

e. Bagi perusahaan yang relative kecil fungsi modal kerja juga amat penting.Hal ini disebabkan perusahaan kecil,relative terbatas untuk memasuki pasar dengan modal besar dan jangka panjang.Pendanaan perusahaan lebih mengandalkan pada utang jangka pendek,yang tentunya dapat mempengaruhi modal kerja.

f. Terdapat hubungan yang erat antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan , piutang , persediaan , dan juga saldo kas.Demikian pula sebaliknya.


(24)

Tujuan dibentuknya manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Modal kerja digunakan untuk kebutuhan likuiditas perusahaan , artinya likuiditas perusahaan sangat tergantung pada manajemen modal kerja . b. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk

memenuhi kewajiban pada waktunya.Pemenuhan kewajiban yang sudah jatuh tempo dan segera harus dibayar secara tepat waktu merupakan ukuran keberhasilan manajemen modal kerja.

c. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor , apabila rasio keuanagn , memenuhi sayarat seperti likuiditas yang terjamin.

d. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.

e. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba.

f. Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.

Tujuan di atas akan dapat tercapai apabila modal kerja perusahaan dapat dikelola secara benar sesuai dengan konsep manajemen modal kerja.Dan ini merupakan tanggung jawab utama dari seorang manjer keuangan untuk mampu mengelolanya.


(25)

Dengan adanya alas an dan tujuan dari dibentuknya manajemen modal kerja,modal kerja juga dapat memberikan keuntungan-keuntungan bagi perusahaan sebagai berikut :

a. Melindungi terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan.

b. Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan di dalam jangka pendek.

c. Menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang menyeluruh. d. Membayar atau memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh

tempo.

e. Memperoleh kredit sebagai sumber dana guna memperbesar pemenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar.

f. Memberikan pedoman yang baik sehingga tidak ada keraguan manajemen guna memperoleh efesiensi yang baik.

2.1.4 Jenis Modal Kerja

Pada dasarnya kerja bersifat sangat fleksibel yang berarti bahwa modal kerja dapat dengan mudah diperbesar ataupun diperkecil,sesuai dengan kebutuhan perusahaan.Sebagai sebuah subsistem,perusahaan tidak dapat terlepas dari system perekonomian pada umumnya.Oleh karena itu konjungtur perekonomian sangat mempengaruhi jumlah kebutuhan akan modal kerja yang dioperasikan.


(26)

Disamping itu masing-masing perusahaan memiliki tipe modal kerja sendiri-sendiri sesuai dengan bidang usaha maupun levelnya masing-masing. Tipe modal kerja perusahaan dapat dipengaruhi, misalnya memiliki sifat musiman atau konstan setiap saat. Bagi perusahaan yang memiliki musiman penjualan, dengan sendirinya akan membutuhkan modal kerja relatif lebih besar dari masa tidak musim. Sehingga karena tipe-tipe tersebut juga mengakibatkan penentuan sumber-sumber dana yang akan dipergunakan atau yang akan dioperasikan.

Menurut Riyanto (2001: 61), pada umumnya tipe modal kerja digolongkan sebagai berikut :

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini terdiri dari:

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Modal Kerja Variabel adalah yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini terdiri dari :

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.

b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.

c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.


(27)

Modal kerja dapat dibiayai dengan modal sendiri, hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Sistem pembelanjaan yang akan dipilih haruslah didasarkan pada pertimbangan mengenai laba dan resiko. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan modal yang seminimal mungkin. Akan tetapi agar perputaran modal perusahaan dapat ditingkatkan seringkali perusahaan harus mencari dana dari luar guna menutup kebutuhan modal kerja. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan prinsip-prinsip pembelanjaan yaitu:

a. Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang dapat dipakai untuk modal kerja atau investasi (Aggressive Investing Variable ; CA / TA).

b. Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek hanya dapat digunakan untuk membiayai modal kerja (Aggressive Financing Variable ; CL / TA).

2.1.5Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja

Dalam peraktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja antara lain tergantung dari:

a. Jenis perusahaan dalam praktiknya meliputi perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.


(28)

b. Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dengan cara mencicil juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjulan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur.

c. Waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan makin besar modal kerja yang dibutuhkan, begitu pula sebaliknya.

d. Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaaan. Makin kecil atau rendah tingkat perputaran, maka kebutuhan modal kerja makin tinggi, begitu pula sebaliknya.

Adanya pengaruh modal kerja memberikan dampak kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan tiga faktor, yaitu:

a. Adanya kenaikan modal. Artinya, adanya tambahan modal dari pemilik atau perolehan laba dalam priode tertentu yang dimasukan ke aktiva lancar.

b. Adanya pengurangan aktiva tetap, artinya adanya penjualan aktiva tetap, terutama yang tidak produktif dimana uangnya dimasukkan ke aktiva lancar atau digunakan untuk membayar utang jangka pendek.


(29)

2.1.6Sumber Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja yang permanen sebaiknya dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebur karena akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit, dan akan semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek.

Disamping dari investasi para pemilik perusahaan, kebutuhan modal kerja yang permanen dapat pula dibiayai dari penjualan obligasi atas jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh tempo dari hutang jangka panjang ini, disamping itu juga harus mempertimbangkan beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

Adapun penjelasan menurut Djarwanto (2005:95) mengenai sumber modal kerja pada umumnya berasal dari beberapa sumber yaitu :

a. Pendapatan Bersih

Surat-surat berharga yang merupakan salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan dari penjualan tersebut akan timbul keuntungan. Penjualan surat berharga ini akan menyebabkan perubahan pos aktiva lancar dari pos-pos “surat-surat berharga” menjadi pos kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan ini merupakan sumber dari modal kerja.

b. Penjualan Aktiva Tidak Lancar

Hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan merupakan sumber lain yang menambah modal kerja. Perubahan aktiva tidak lancar tersebut menjadi kas akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar tersebut


(30)

Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta pada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya.

d. Dana Pinjaman dari Bank

Dana pinjaman jangka pendek bagi perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membiayai kebutuhan modal kerja musiman siklus, darurat dan lain-lain

e. Kredit dari supplier

Material barang-barang, supplies dapat dibeli atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu hutang dilunasi, perusahaan tersebut memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

Secara khusus ,sumber modal kerja untuk pembiayaan permanen merupakan modal yang digunakan untuk mempertahankan sirkulasi modal perusahaan agar tidak macet. Sumber utama modal kerja untuk pembiayaan permanen adalah modal sendiri namun juga masih kurang dapat ditambah dari pinjaman jangka panjang.

Adapun Penggunaan modal kerja yang dapat mengakibatkan turunnya modal kerja perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Berkurangnya modal sendiri dikarenakan terjadinya kerugian , maupun pengambilan dana pribadi oleh pemilik perusahaan

2. Pembayaran utang – utang jangka panjang

3. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.

2.1.7 Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat


(31)

mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo). Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sehingga menggambarkan tingkat keamanan (margin of safety) yang memuaskan.

Menurut Sawir (2005:133) ”manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan” sedangkan Menurut Weston (1999: 327) menegaskan “manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar dan kewajiban jangka pendek yang terdapat dalam perusahaan agar mampu membiayai pengeluaran untuk operasi sehari-hari”.

Martono dan Harjito (2004: 74) mengemukakan beberapa alasan yang mendasari pentingnya manajemen modal kerja, yaitu :

a. Aktiva lancar dari perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan jumlah aktiva secara keseluruhan.

b. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan ini tidak memiliki akses pada pasar modal untuk pendanaan jangka panjangnya.

c. Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu yang sesuai untuk pengelolaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal kerja.

d. Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat risiko, laba, dan harga saham perusahaan.

e. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan dana untuk membiayai aktiva lancar.


(32)

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja menurut Sawir (2005: 132) adalah sebagai berikut:

a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marginal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva lancar tersebut.

b. Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.

c. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.

Sasaran tersebut mengidikasikan bahwa modal kerja perusahaan harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Tersedianya modal yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan juga tidak akan mengalami kesulitan keuangan.

Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk :

a. Pengeluaran untuk gaji,upah dan biaya operasi peusahaan. b. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan. c. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.

d. Pembelian aktiva tetap (tanah,bangunan,kendaraan,mesin dan lain-lain) e. Pembayaran utang jangka pendek.

f. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi.

Penggunaan modal kerja di atas jelas akan mengakibatkan perubahan modal kerja,namun perubahan modal kerja tergantung pada penggunaan modal


(33)

kerja itu sendiri.Dalam praktiknya modal kerja suatu perusahaan tidak akn berubah apabila terjadi:

a. Pembelian barang dagang dan bahan lainnya secara tunai b. Pembelian surat berharga secara tunai

c. Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang kepiutang wasel.

Umumnya manajemen modal kerja dibentuk guna mengelola aktiva lancar dan hutang lancar agar terjamin jumlah net working capital yang layak diterima (acceptable) yang menjamin tingkat likuiditas badan usaha .

2.1.8 Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empiric suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang telah disepakati.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007: 18) pengertian kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu : “Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investement) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban.


(34)

Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002: 17). Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh Payaman (2005: 1) yang mengemukakan kinerja adalah “tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan”. Kinerja menyangkut tiga komponen penting, yaitu: tujuan, ukuran, dan penilian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu (Timpe, 1993: 7).

Performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during a specified time period. Performance on the job as a whole would be equal to the sum (or average) of performace on the critical or essential job functions. The functions have to do with the work which is performed and not with the characteristic of the person performing (Williams, 1998: 88).

Menurut Howkins (The Oxford Paperback,1979: 94), mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut : “Performance is : (1) the process or


(35)

manner of performing, (2) a notable action or achievement, (3) the performing of a play or other entertainment.”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan.

Pada umumnya kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan. Disamping menganalisis dan mengevaluasi kinerja suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan,para pakar ekonomi menjelaskan kinerja perusahaan secara umum diketahui dengan rasio likuiditas , rasio rentabilitas , dan rasio solvabilitas dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih (S.Munawir 1995:31)

2. Rasio Solvabilitas

Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Riyanto 1995:32)

3. Rasio Rentabilitas

Rasi yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto,1997:35)

Menurut Kartadinata, pada dasarnya probitabilitas dapat dibagi menj adi dua jenis, yaitu :

1. Perbandingan laba terhadap penjualan 2. Perbandingan laba terhadap aktiva


(36)

Perbandingan laba terhadap penjualan dikenal dengan profit on sales, sedangkan perbandingan laba terhadap aktiva dikenal dengan return on asset

(ROA).

Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah kinerja perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu 2.2.1 Edward Hartawan (2005)

Dengan judul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, dengan data penelitian tersebut adalah perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2005-2007. Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa CA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA perusahaan manufaktur di BEI sehingga dapat disimpulkan bahwa meskipun current asset merupakan salah satu faktor bagi investor didalam membuat keputusan investasinya namun pengaruhnya terhadap ROA tidak terlalu terpengaruh, hal ini Nampak dari presentasi pengaruh CA terhadap ROA secara parsial hanya sebesar 6,3% yang artinya


(37)

apabila terjadi perubahan variabel CA sebesar 1% hanya akan menaikan ROA sebesar 0,63 atau 6,3%.

2.2.2Melvatanti D Pardosi (2010)

Dengan judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya Yang Terdaftar di BEI”. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas ekonomis, Return Spread

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI.

2.2.3Nico Nurcahyo (2009)

Nico Nurcahyo meneliti mengenai kinerja likuiditas , aktivitas , rentabilitas , dan analisis hubungan modal kerja terhadap laba usaha pada industri otomotif di BEI periode 2006-2008.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas , aktivitas , rentabilitas , modal kerja dan laba usaha.Hasil dari penenlitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara modal kerja dengan laba usaha yang diperoleh perusahaan.

Secara ringkas penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya dapat dilihat pada table berikut :


(38)

Tabel 2.2 Tabel Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Penelitian Metode Analisis

Hasil Penelitian 1 Edward

Hartawan (2005)

Modal Kerja , ROA(Return on Asset),current asset to total asset ratio

Analisis regresi berganda Current ratio memiliki factor penting dalam pengambilan keputusan dan tidak terlalu mempengaruhi ROA 2 Melvatanti D Pardosi (2010)

Modal kerja , perputaran modal kerja , perputaran aktiva operasi , tingkat rentabilitas Analisis korelasi perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas

ekonomis, Return Spread tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas 3 Nico Nurcahyo (2009) Likuiditas Aktivitas,Rentabilitas,Modal kerja , Laba usaha

Analisis regresi linear sederhana Ada hubungan positif antara modal kerja dengan laba usaha yang diperoleh perusahaan


(39)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ektrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah.

Menurut Weston dan Copeland (1999: 327) “manajemen modal kerja adalah semua aspek pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar”. Menurut Erlina (2002), terdapat dua masalah pokok dalam working capital management

dari suatu perusahaan, yaitu:

a. Pengelolaan investasi perusahaan yang berupa aktiva lancar (Aggressive Investing Variable ; CA / TA).

b. Pengelolaan penggunaan hutang lancar atau hutang jangka pendek perusahaan

(Aggressive Financing Variable ; CL / TA).

Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Pada umumnya kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan. Untuk menilai kinerja perusahaan dilakukan dengan menganalisis seberapa


(40)

besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan yang dikenal dengan return on asset (ROA). Atas pemahaman tersebut, maka dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini, yaitu :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka di atas , maka variable di dalam penelitian ini adalah ROA (Return on Asset) yang merupakan penilaian besar tingkat pengembalian dari asset sebagai variable dependen dan Pengelolaan investasi yang berupa aktiva lancar (Aggressive Investing Variable) dan Pengelolaan penggunaan hutang lancar (Aggressive Financing Variable) sebagai variable independent .

Aggressive Financing Variable (CL / TA) (X2)

ROA (Y)

Aggressive Investing Variable (CA / TA) (X1)


(41)

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori , penelian terdahulu , dan kerangka pemiliran teoritis , maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

X1 = Pengelolaan investasi yang berupa aktiva lancar (Aggressive Investing Variable) berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian dari asset

(ROA)

X2 = Pengelolaan penggunaan hutang lancar (Aggressive Financing Variable) berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian dari asset (ROA).


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2008 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “gambaran informasi lengkap tentang hubungan antara variabel satu dengan gejala yang lain”.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008 : 115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2011 yaitu berjumlah 20 perusahaan pada tahun 2011.

Menurut Sugiyono (2008 : 116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Oleh karena itu sampel yang diambil harus benar-benar mewakili atau representative. Jika sample kurang mewakili maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya.


(43)

Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2008 : 122) “Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan yang dimaksud adalah kriteria dari sampel yang akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan beberapa pertimbangan.

Kriteria-kriteria pemilihan sampel tersebut terdiri dari :

a. perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

b. laporan keuangan perusahaan selama periode penelitian tersedia, c. data rasio keuangan selama periode penelitian tersedia.

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, berikut adalah 20 nama perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu:


(44)

Tabel 3.1

Sampel Perusahaan Manufaktur

No Nama Perusahaan Kode

Kriteria Penentuan

Sampel Sampel 1 2 3

1. PT. Alam Karya Unggul Tbk. AKKU    Sampel 1 2 PT.Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS xx

3.

PT. Surabaya Agung Industri Pulp

& Kertas Tbk. SAIP    Sampel 2

4 PT. Yanaprima Hastapersada Tbk. YPAS   x

5. PT.Indo Acidatama Tbk. SRSN x  

6 PT.Sekawan Intipratama Tbk. SIAP    Sampel 3 7. PT.Sierad Produce Tbk SIPD    Sampel 4 8. PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI    Sampel 5

9 PT.Holcim Indonesia Tbk SMCB  x x

10. PT. Indocement Tunggal Prakarsa INTP x x

11. PT.Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM    Sampel 6 12. PT.Pelangi Indah Canindo PICO    Sampel 7 13

PT. Alumindo Light Metal

Industry Tbk. ALMI   x

14 PT.Kalbe Farma Tbk KLBF    Sampel 8

15 PT.Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI    Sampel 9 16 PT. Voksel Elektrik Tbk. VOKS x x

17 PT. Astra Otoparts Tbk. AUTO  x 

18

PT. Indopoly Swakarsa Industry

Tbk. IPOL x  

19 PT.Sumber Energi Andalan Tbk ITMA    Sampel 10

20 PT.Indospring Tbk INDS    Sampel 11

21 PT.HM Sampoerna Tbk HMSP    Sampel 12

22 PT.Goodyear Indonesia Tbk GDYR    Sampel 13 23 PT. Hanson International Tbk MYRX x  


(45)

25 PT.Astra Internasional Tbk ASTRA    Sampel 14

26 PT. Tira Austenite TIRA  x x

27 PT.Indal Aluminium Industry Tbk INAI    Sampel 15 28 PT.Jembo Cable Company Tbk JECC    Sampel 16

29 PT.Roda Vivatex Tbk RDTX    Sampel 17

30 PT.Muliti Prima Sejahtera LPIN x x

31 PT.Mandom Indonesia Tbk TCID    Sampel 18 32 PT United Tractors Tbk UNTR    Sampel 19

33 PT.Jayapari Steel Tbk JPRS x x

34 PT.Gajah Tunggal Tbk GJTL    Sampel 20 35 PT.Titan Kimia Nusantara Tbk FPNI x  


(46)

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi Kriteria

NO Nama Perusahaan Kode

1. PT. Alam Karya Unggul Tbk. AKKU 2.

PT. Surabaya Agung Industri Pulp &

Kertas Tbk. SAIP

3. PT.Sekawan Intipratama Tbk. SIAP

4. PT.Sierad Produce Tbk SIPD

5. PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI 6. PT.Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 7. PT.Pelangi Indah Canindo PICO

8. PT.Kalbe Farma Tbk KLBF

9. PT.Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI 10. PT.Sumber Energi Andalan Tbk ITMA

11. PT.Indospring Tbk INDS

12. PT.HM Sampoerna Tbk HMSP

13. PT.Goodyear Indonesia Tbk GDYR 14. PT.Astra Internasional Tbk ASTRA 15. PT.Indal Aluminium Industry Tbk INAI 16. PT.Jembo Cable Company Tbk JECC

17. PT.Roda Vivatex Tbk RDTX

18. PT.Mandom Indonesia Tbk TCID 19. PT United Tractors Tbk UNTR

20. PT.Gajah Tunggal Tbk GJTL


(47)

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2008 : 402) sumber data sekunder adalah “sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu :

1. Laporan laba-rugi perusahaan periode 2008-2011. 2. Rasio keuangan perusahaan periode 2008-2011.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengunduh melalui situs www.idx.co.id.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.5.1 Variabel Independen

“Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono


(48)

2008 : 59). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel independen pertama (X1) adalah aggressive investing

variable dimana variabel ini menunjukkan modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang dapat dipakai untuk modal kerja atau investasi. Formulasi dari aggressive investing variable adalah sebagai berikut :

Aggresssive Investing Variable = Current Assets Total Assets

(Babatunde R. Yusuf, 2012) b. Variabel independen kedua (X2) adalah aggressive financing

variable dimana variabel ini menunjukan modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek hanya dapat digunakan untuk membiayai modal kerja. Formulasi dari aggressive financing variable adalah sebagai berikut :

Aggresssive Investing Variable = Current Liabilities Total Assets

(Babatunde R. Yususf, 2012)

3.5.2 Variabel Dependen

“Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas” (Sugiyono 2008 : 59). Variabel


(49)

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas) yang diukur dengan return on assets (ROA). Formulasi dari return on assets atau ROA adalah sebagai berikut:

ROA = Net Income X 100% Total Assets

(Wild 2005 : 41)

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk mendukung hasil penelitian, data penelitian yang diperoleh akan dianalisis dengan data statistik melalui bantuan program SPSS versi 17. Adapun pengujian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah :

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterepretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Agar ditemukan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujianasumsi klasik yang harus dipenuhi , yaitu :


(50)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0.05) maka jika nilai Asymp.Sig (2 – Tailed) diatas nilai signifikan 5% (0.05) yang berarti variabel residual berditribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan. Varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan bila varians tidak konstan disebut heteroskedastisitas (Narchrowi, 2006). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Hakim, 2001), jika terdapat korelasi antara variabel bebas maka datap dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnnya tidak


(51)

terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji multikolinieritas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan sebagai berikut:

Ho : VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius

Ha : VIF > 5 maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius. d. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi bila observasi yang berturut-turut sepanjang waktu memuliki korelasi antara satu dengan yang lainnya (Narchrowi, 2006). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian terhadap autokorelasi dilakukan dengan menggunakan


(52)

Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test

Sumber: Gujarati (1995) Keterangan :

dL: Batas Bawah

dU : Batas Atas

3.6.3 Model Analisis Regresi Berganda 3.6.3.1 Regresi Linier Berganda

Pengujian analisis regresi linear barganda dilakukan dengan persamaan sebagai berukut :

Y= a+b

1

x

1

+b

2

x

2

+e

Keterangan:

Y : Kinerja perusahaan a : Konstanta

X1 : Aggressive investing variable

X2 : Aggressive financing variable

e : Faktor penggangu diluar model (error term )

Hipotesis Nol Keputusan Hasil Uji

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<DW<dL Tidak ada autokorelasi positif No decision dL≤DW≤dU Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dL<DW<4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-dU≤DW≤4-dL Tidak ada autokorelasi positif

atau negatif


(53)

3.6.3.2Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤R2≤ 1 ). Hal ini berarti bila R2= 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila semakin besar mendekati satu, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.4 Uji hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis data melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

3.6.4.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji- F)

Uji- F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

HO:bi = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen (Aggressive investing variable dan Aggressive financing variable) terhadap variabel dependen (Kinerja perusahaan).


(54)

HO:bi = 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (Aggressive investing variable dan Aggressive financing variable) terhadap variabel dependen (Kinerja perusahaan).

Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika Fhitung

Gambar 3.1

Kerangka Konseptual Uji Signifikasi Simultan

3.6.4.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)

Uji- t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0:bi=0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen (Aggressive investing variable dan Aggressive financing variable) terhadap variabel dependen (Kinerja perusahaan).

Aggressive Financing Variable (CL / TA) (X2)

ROA (Y)

Aggressive Financing Variable (CL / TA) (X2)


(55)

H0:bi≠0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen (Aggressive investing variable dan Aggressive financing variable) terhadap variabel dependen (Kinerja perusahaan).

Pengujian menggunakan uji- t dengan tingkat pengujian pada α = 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n-k). Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika t-hitung < t-tabel untuk α = 5% Ha diterima jika t-hitung > t-tabel untuk α = 5%


(56)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan menggunakan metode persamaan regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai dengan mengelola data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17. Prosedur dimulai dengan memasukan semua variabel independen dan variabel dependen ke program SPSS versi 17 tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, ada 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sempel tersebut dapat dilihat dari table berikut :


(57)

Tabel 4.1

Sampel Perusahaan Manufaktur

NO Nama Perusahaan Kode

1. PT. Alam Karya Unggul Tbk. AKKU 2.

PT. Surabaya Agung Industri Pulp &

Kertas Tbk. SAIP

3. PT.Sekawan Intipratama Tbk. SIAP

4. PT.Sierad Produce Tbk SIPD

5. PT.Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI 6. PT.Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 7. PT.Pelangi Indah Canindo PICO

8. PT.Kalbe Farma Tbk KLBF

9. PT.Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI 10. PT.Sumber Energi Andalan Tbk ITMA

11. PT.Indospring Tbk INDS

12. PT.HM Sampoerna Tbk HMSP

13. PT.Goodyear Indonesia Tbk GDYR 14. PT.Astra Internasional Tbk ASTRA 15. PT.Indal Aluminium Industry Tbk INAI 16. PT.Jembo Cable Company Tbk JECC

17. PT.Roda Vivatex Tbk RDTX

18. PT.Mandom Indonesia Tbk TCID 19. PT United Tractors Tbk UNTR


(58)

4.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan adalah analisis statistik dan menggunakan software SPSS versi 18. Dalam penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standard deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :

Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

ROA 80 -,12 1,48 11,13 ,1391 ,26975

CA / TA 80 ,15 ,90 47,43 ,5929 ,18170

CL / TA 80 ,03 ,71 25,95 ,3244 ,18356

Valid N (listwise)

80

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan beberapa hal dengan rincian sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata dari return on asset adalah 0,139 dengan standard deviasi 0,269 dan jumlah data yang ada adalah 80. Nilai tertinggi


(59)

return on asset adalah 1,48 dan nilai terendah return on asset adalah -0,12.

2. Nilai rata-rata dari aggressive investing variable adalah 0,592 dengan standard deviasi 0,181 dan jumlah data yang ada adalah 80. Nilai tertinggi aggressive investing variable adalah 0,90 dan nilai terendah

aggressive investing variable adalah 0,15.

3. Nilai rata-rata dari aggressive financing variable adalah 0,324 dengan standard deviasi 0,183 dan jumlah data yang ada adalah 80. Nilai tertinggi aggressive financing variable adalah 0,71 dan nilai terendah

aggressive financing variable adalah 0,03.

4.2.2 Analisis Uji Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :

Ho : Data residual berdistribusi normal, Ha : Data residual tidak berditribusi normal.

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, sedangkan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima.


(60)

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 80

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,26922184

Most Extreme Differences Absolute ,327

Positive ,327

Negative -,236

Kolmogorov-Smirnov Z 2,925

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari hasil pengolahan data pada table 4.3 diperoleh besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 2,925 dan signifikan pada 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka Ha diterima yang berarti nilai residual tidak berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan karena adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang menyimpang dari data lainnya. Beberapa cara untuk mengatasi data

outlier yaitu :

1.lakukan transformasi data dalam bentuk lainnya, 2.lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,


(61)

3.lakukan winsorizing, yaitu mengubah data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma10 (Log10) dari persamaan Manajemen Modal Kerja = f(CA/TA, CL / TA) menjadi Log10_Manajemen Modal Kerja = f(Log10_CA/TA, CL/TA) dan Kinerja Perusahaan = f(ROA) menjadi Log10_Kinerja Perusahaan = f(Log10_ROA). Setelah dilakukan transformasi ke logaritma10, jumlah sampel (n) berkurang sebagai proses penormalan data, yakni dari 80 menjadi 75 sampel. Setelah data menjadi normal, kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,53976181

Most Extreme Differences Absolute ,103

Positive ,091

Negative -,103

Kolmogorov-Smirnov Z ,890

Asymp. Sig. (2-tailed) ,406

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(62)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,53976181

Most Extreme Differences Absolute ,103

Positive ,091

Negative -,103

Kolmogorov-Smirnov Z ,890

Asymp. Sig. (2-tailed) ,406

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,890 dan signifikan pada 0,406. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,406 > 0,05) maka Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histrogram dan grafik normal plot data.


(63)

Gambar 4.1 Histogram

Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukan pola distribusi normal karena grafik tidak melenceng kiri atau melenceng kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot.


(64)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, bahwa dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada atau tidak korelasi antara variabel independen. Analisis regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara variabel independen. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflance faktor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan


(65)

mendekati 1, dapat disimpulkan bahwa asumsi adanya multikolinearitas ditolak. Hasil analisis multikolinearitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 LOG10_CA/TA ,974 1,027

LOG10_CL/TA ,974 1,027

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai VIF dan tolerance untuk variabel aggressive investing variable (CA/TA) dan aggressive financing variable (CL/TA) berada dibawah 10 dan nilai tolerance > 0,10 yang berarti tidak ada ditemukan gejala multikolinearitas antara variabel independen.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya


(66)

heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar grafik

Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika :

1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,

Gambar 4.3


(67)

Terlihat dari gambar 4.3 diatas, titik-titik tersebar secara tidak beraturan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan gejala heterokedastisitas. d. Uji Autokolerasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan penggangguan pada periode dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk mendeteksi maasalah autokolerasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson (D-W).

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,330a ,109 ,084 ,54721 2,183

a. Predictors: (Constant), CL / TA, CA / TA b. Dependent Variable: ROA

Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 2,183 pada tingkat signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel (N) 75, dan jumlah variabel independen 2 (k = 2), memberikan niali dU (batas atas) 1,6802 dan nilai dL (batas bawah) 1,5709. Nilai DW lebih besar dari pada nilai dU dan kurang dari 4- dU (4 – 1,68), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokolerasi.


(68)

4.2.3 Model Analisis Regresi Berganda

Melalui hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian telah memenuhi estimasi yang layak untuk dilakukan analisis regresi.

a. Regresi Linier Berganda

Dalam pengelolahan data dengan regresi linier berganda, dilakukan beberapa tahap untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, melalui pengaruh Log10_X1 (CA/TA) dan Log10_X2 (CL/TA) terhadap Log10_Y (ROA). Hasil regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1,120 ,165 -6,800 ,000

LOG10_CA/TA 1,105 ,417 ,299 2,653 ,010

LOG10_CL/TA -,400 ,231 -,196 -1,737 ,087

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh regresi berganda sebagai berikut:

e X X


(69)

Keterangan:

1. Konstanta (a) sebesar -1,120 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka ROA sebesar -1,120.

2. Koefisien X1 sebesar 1,105 menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel aggressive investing variable (CA/TA) sebesar 1 satuan akan meningkatkan ROA sebesar 1,105.

3. Koefisien X2 sebesar -0,400 menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel aggressive financial variable (CL/TA) sebesar 1 satuan akan meningkatkan ROA sebesar -0,400.

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dari penelitian ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,330a ,109 ,084 ,54721 2,183

a. Predictors: (Constant), CL / TA, CA / TA b. Dependent Variable: ROA

Tabel di atas terlihat angka R sebesar 0,330 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau hubunga antara aggressive investing variable (CA/TA) dengan aggressive financing variable (CL/TA) sebesar 33,0%. Angka adjusted


(70)

R square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,084 yang menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menjelasakan variabel dependen sebesar 8,4%.

4.2.4 Uji Hipotesis

a. Uji Signifikasi Simultan (Uji- F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan manajemen modal kerja yang diukur dengan aggressive investing variabel (CA/TA) dan

aggressive financing variable (CL/TA)terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on asset pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. Tingkat signifikansi pengaruh secara simultan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9

Hasil UJi Signifikasi Simultan (Uji- F) ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2,633 2 1,317 4,397 ,016a

Residual 21,559 72 ,299

Total 24,193 74

a. Predictors: (Constant), LOG10_CL/TA, LOG10_CA/TA b. Dependent Variable: LOG10_ROA


(71)

Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung = 4,397. Nilai F tabel dengan df1= k – 1= 2 – 1= 1 dan df2= n – k= 75 – 2= 73 pada α 5% didapat sebesar 2,775543 sehingga F hitung > F tabel = 4,397 > 2,775543 H0 ditolak

dan Haditerima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan ada pengaruh manajemen modal kerja yang diukur dengan aggressive investing variable

(CA/TA) dan aggressive financing variable (CL/TA) terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on asset pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

b. Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial manajemen modal kerja dengan aggressive investing variable (CA/TA) dan aggressive financing variable (CL/TA) terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on asset pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Tingkat signifikansi pengaruh secara parsial tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(72)

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji-t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1,120 ,165 -6,800 ,000

LOG10_CA/TA 1,105 ,417 ,299 2,653 ,010

LOG10_CL/TA -,400 ,231 -,196 -1,737 ,087

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk aggressive investing variable (CA/TA) = 2,653 dan aggressive financing variable (CL/TA)

= -1,737. Nilai t tabel dengan df= n - k pada α 5% adalah 1.6659 sehingga nilai t hitung dari aggressive investing variable (CA/TA) > t tabel yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak, sedangkan t hitung dari aggressive financing variable

(CL/TA)< t tabel yang berarti bahwa Haditolak dan H0 diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hanya aggressive investing variable (CA/TA) yang secara parsial berpengaruh terhadap manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan yang di ukur dengan

return on asset, sedangkan aggressive financing variable (CL/TA) secara parsial tidak memiliki pengaruh manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on asset pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(73)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ada pengaruh secara simultan antara aggressive investing variable

(CA/TA) dan aggressive financing variable (CL/TA) terhadap Return On Assets (ROA) atau dengan kata lain terdapat pengaruh simultan antara manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 s/d 2011. 2. Ada pengaruh secara parsial antara aggressive investing variable (CA/TA)

terhadap return on asset, sedangkan aggressive financing variable (CL/TA) tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap return on asset pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 s/d 2011.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Sampel pada penelitian ini hanya melibatkan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak menggambarkan secara


(74)

umum analisa dari manajemen modal kerja terhadap kinerja bagi perusahaan lain.

2. Penelitian ini hanya menggunakan dua rasio keuangan sebagai variabel independen. Namun sebenarnya masih terdapat banyak rasio keuangan yang digunakan sehingga penelitian ini masih sangat sederhana.

5.3 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya, diusahakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian bisa digeneralisasi dan diperbanyak. Dengan berbedanya sampel dan jumlah sampel yang diteliti akan menambah variasi dari hasil penelitian.

2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar menambah variabel rasio keuangan yang akan diuji sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih akurat.


(75)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes , Sawir ,2003 . Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

_____ ,Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2000 ,Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan, PT. Rosda , Jakarta.

___________ Mangkunegara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Aulia. 2011. ”Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN yang terdaftar di BEI periode 2004-2008)”. Skripsi, Univesitas Diponegoro, Semarang.

Brigman, Houston .2006 .Fundamentals Of Financial Manajement. Edisi 10. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Bambang, Riyanto.1995. Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja.

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada .Yogyakarta.

________, Riyanto.2001.Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Darsono , 2006.Manajemen keuangan pendekatan praktis kajian pengambilan

keputusan bisnis berbasis analisis keuangan , jakarta: Diadit media

Djarwanto. 2001. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Yogyakarta, Yogyakarta.

Erlina. 2002. Manajemen Modal Kerja. Penerbit Erlangga ,Jakarta. _____ 2008. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.


(1)

Hasil Uji Normalitas Setelah Ditransformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,53976181 Most Extreme Differences Absolute ,103

Positive ,091

Negative -,103

Kolmogorov-Smirnov Z ,890

Asymp. Sig. (2-tailed) ,406

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

Gamabar Histogram Setelah Ditransformasi


(3)

Grafik Normal P-Plot Setelah Ditransformasi

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 LOG10_CA/TA ,974 1,027

LOG10_CL/TA ,974 1,027


(4)

Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,330a ,109 ,084 ,54721 2,183

a. Predictors: (Constant),LOG10_ CL / TA, LOG10_CA / TA b. Dependent Variable: LOG10_ROA


(5)

Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1,120 ,165 -6,800 ,000

LOG10_CA/TA 1,105 ,417 ,299 2,653 ,010

LOG10_CL/TA -,400 ,231 -,196 -1,737 ,087

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,330a ,109 ,084 ,54721 2,183

a. Predictors: (Constant),LOG10_ CL / TA, LOG10_CA / TA b. Dependent Variable: LOG10_ROA

Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji- F)

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2,633 2 1,317 4,397 ,016a

Residual 21,559 72 ,299

Total 24,193 74

a. Predictors: (Constant), LOG10_CL/TA, LOG10_CA/TA b. Dependent Variable: LOG10_ROA


(6)

Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1,120 ,165 -6,800 ,000

LOG10_CA/TA 1,105 ,417 ,299 2,653 ,010

LOG10_CL/TA -,400 ,231 -,196 -1,737 ,087

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

Hasil Uji Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

ROA 80 -,12 1,48 11,13 ,1391 ,26975

CA / TA 80 ,15 ,90 47,43 ,5929 ,18170

CL / TA 80 ,03 ,71 25,95 ,3244 ,18356

Valid N (listwise)