Doping berasal dari kata dope

Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika
yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris.

1.
2.
3.
4.
5.

Menurut International Congress of Sport Sciences, Olympiade Tokyo
1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba
berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau
bahan fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui
jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi olahraga
Doping : Stimulan substansi yang beraksi di otak, meningkatkan
kesiapan,kemampuan kompetitif, dan daya serang dan mengurangi
kelelahan, membuat atlet merasa lebih kuat, lebih enerjik dan tegas.
Efek sampingnya termasuk meningkatkan tekanan darah dan suhu
tubuh, meningkatkan dan membuat tidak beraturan detak jantung,
serangan dan kegelisahan, kehilangan nafsu makan dan kecanduan. Ini
dapat menyebabkan jantung berhenti, stroke dan kematian.

Stimulan ini dapat ditemukan dalam resep dan obat-obat yang dijual
di konter termasuk dalam herbal dan makanan tambahan. Contoh satu
obat perangsang yang dilarang itu termasuk:
amphetamines
bromantan,
cocaine,
ephedrines dan
salbutamol.
STEROID Anabolic steroids merangsang sel otot dan tulang untuk
membuat protein baru. Mereka meningkatkan kekuatan otot dan
mendorong pertumbuhan otot baru, meniru pengaruh dari hormon seks
laki-laki testosteron.
Atlet bisa berlatih lebih keras dalam periode yang lebih lama dan
pulih lebih cepat dari cedera. Obat-obat itu sah digunakan dalam kondisi
tertentu seperti osteoporosis, beberapa bentuk anemia dan untuk
mendukung pemulihan setelah operasi besar dan sakit yang serius. Efek
samping yang diakibatkan termasuk membangun ciri-ciri pria pada

seorang wanita, kehilangan kesuburan, impoten,jerawat dan kerusakan
ginjal. Mereka juga meningkatkan tekanan darah,memperkeras arteri

dan meningkatkan resiko sakit jantung, sakit lever, dan kanker tertentu.
Contoh dari anabolic steroids adalah androstenedione, nandrolone dan
stanozolol.
Dalam olahraga , *doping* merujuk pada penggunaan obat peningkat
performa oleh para atlet agar dapat meningkatkan performa atlet
tersebut. Akibatnya, doping dilarang oleh banyak organisasi olahraga
Menurut IOC(International Olympic Committee ) pada tahun 1990 ,
doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat
atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan
indikasi medis. Alasannya terutama mengacu pada ancaman kesehatan
atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet
dan efek olahraga "bersih" (bebas doping) yang patut dicontoh dalam
kehidupan umum.
Selain obat , bentuk lain dari doping ialah doping darah,baik melalui
transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin atau steroic
anabolik tetrahidrogestrinon.
Olahragawan yang terkenal atas penggunaan doping adalah medalis
emas dari Kanada Ben Johnson , olahragawan Rusia Anton
Galkin,pelontar peluru Irina Korzhanenko , petinju asal Kenya David
Munyasia , pemain sepak bola Diego Armando Maradona dan Claudio

dari Argentina , Rodrigo Lara ,Paulo César Chávez , Aarón Galindo
dan Salvador Carmona dari Meksiko,Clarence Acuña dan Fabián
Guevara dari Chili , Josep Guardiola dari Spanyol ,petenis Petr Korda ,
olahragawan Maroko Yunus al-'Ainawi , Bohdan Ulihrach dari Republik
Ceko , Guillermo Coria , Mariano Puerta , Juan Ignacio Chela ,
Guillermo Cañas , MartÃn RodrÃguez dan Mariano Hood dari
Argentina, Viktor Chisleann dari Moldavia serta pembalap sepeda
Roberto Heras dan Tyler Hamilton .

1. Kegunaan doping
Efek Doping Meskipun atlet sudah tahu akan bahaya doping tetapi
mereka tetap saja melakukannya tanpa berpikir panjang. Atlet yang
melakukan doping biasanya karena stres, ia tidak mencapai hasil latihan
yang maksimal. Selain itu juga dapat dikarenakan tergiur akan hadiah
pada turnamen/pertandingan.Penyesalan memang selalu datang diakhir,
setelah atlet pensiun maka ia akanberpikir dan merasa bahwa doping
berpengaruh pada tubuhnya.
*ZAT-ZAT DOPING DIKELOMPOKKAN KE DALAM 7 GOLONGAN* :
1. Stimulan (amphetamine, caffein, cocain, aphedrine, dll)


2. Narkotik-Analgesik (Methadone, Morphine, Oxycodone, dll)
3. Anabolik-Androgenuk (Testosterone, Balasterone, dll)
4. Anabolik Non Steroid (Clenbuterol, Zeranol, dll)
5. Penghalang Beta (Acebutotlol, Atrenolol, Sotalol, dll)
6. Diuretika (Acetazolamid, Amiloride, Chlormerodrin, dll)
7. Peptida hormon (growth hormon, Adrenocortico hormon, dll)
Pengaruh atau efek doping tergantung pada jenis obatnya dan
biasanya akan dirasakan setelah beberapa tahun atau setelah atlet
berusia tua. Berikut jenis obat doping dan pengaruhnya bagi tubuh :
1) Analgesic : Sebagai penghilang rasa sakit ketika haid menjelang.
Tetapi,dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit
bernapas, mual,kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan
adiksi atau kecanduan.Diuretika contoh : acetazolamide, bumetanide,
chlorthalidone. Pada beberapa jenis olah raga yang memiliki kriteria
berat badan, misalnya angkat besi,diuretika untuk mengeluarkan cairan
tubuh. Banyak dan cepatnya pengeluaran air seni ini akan cepat
menurunkan berat badan sebab 60 persen dari berat badan manusia
terdiri atas air. Sayangnya, bersama itu akan terbawa keluar
pulabeberapa jenis garam mineral. Akibatnya, timbul kejang otot, mual,
sakit kepala,dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan

menyebabkan gangguan ginjal dan jantung. selain dehidrasi, sakit
kepala, mual, dan detak jantung yang tidak normal, dehidrasi yang parah
dapat menyebabkan ginjal dan jantung berhenti bekerja.Eritropoetin dan
menyuntikkan darah ,Kedua cara ini akan meningkatkan jumlah sel
darah merah di dalam tubuh. Fungsi sel darah merah melalui
hemoglobin adalah mengangkut oksigen. Dengan jumlah oksigen yang
cukup bagi seluruh tubuh, proses pembakaran akan berjalan lancar
sehingga energi yang dihasilkan akan bertambah. Cara ini biasanya
untuk atlet yang memerlukan daya tahan lama.Misalnya, untuk lari jauh,
maraton, thriatlon, sky, berenang 800 m, dan balap sepeda jarak jauh.
Namun, efek bahaya suntikan eritropoetin darah menjadi lebih pekat
sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya
stroke(pecahnya pembuluh darah di otak).
Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi
alergi,meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin
gangguan ginjal.Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat
berakibat atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi,
pembesaran buah dada pada atlet pria,dan mudah tersinggung. Selain
sejumlah kerugian tadi, dampak kejiwaan yang diderita atlet pengguna
doping yang ketahuan adalah siksaan tersendiri. Banyakatlet pemakai

doping yang menderita depresi.
Obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid. Jenis
hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet

perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh serta
meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Khusus bagi atlet
perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat
pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak.Lalu, timbul gangguan
menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut,mengecilkan
ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja,itu
akan mengakibatkan timbulnya jerawat dan pertumbuhannya akan
berhenti.Efek samping lainnya yaitu meningkatkan tekanan darah dan
suhu tubuh,meningkatkan dan membuat tidak beraturan detak jantung,
serangan dan kegelisahan, kehilangan nafsu makan dan kecanduan. Ini
dapat menyebabkan jantung berhenti, stroke dan kematian.
Contoh anabolik steroid sebagai doping
1. Amphetamines

2. Bromantan