PERANCANGAN BRANDING DAN PROMOSI HOTEL ANUGERAH PALACE

PERANCANGAN BRANDING DAN PROMOSI HOTEL ANUGERAH PALACE

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Prasyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Seni Pada Fakultas Sastra dan Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

Disusun Oleh

FARAH NUR RAHMAWATI C0707021 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ABSTRAK

Farah Nur Rahmawati, 2011. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Branding dan Promosi Hotel Anugerah Palace. Branding merupakan rangkaian pembentukan nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang membedakan dengan kompetitorya secara terintegrasi. Branding dan promosi sangat perlu dilakukan untuk membangun sebuah perusahaan yang kuat, stabil, kokoh dan dapat bertahan lama. Branding telah banyak dilakukan dan diterapkan oleh banyak pihak di beberapa segmen perindustrian nasional dan hal tersebut tentunya memberikan efek positif serta keuntungan seperti yang diharapkan. Hotel Anugerah Palace pada mulanya merupakan hotel yang mengalami pergantian struktur manajemen yang sekaligus recovery dari hotel yang lama. Keberadaan serta nama Hotel Anugerah Palace kurang begitu terdengar oleh masyarakat Solo dan juga luar kota. Oleh karena itu diperlukan adanya perancangan branding dan promosi untuk meningkatkan awareness hotel dan juga membentuk branding hotel secara kuat, yang sebelumnya belum tergarap dengan baik. Pada perancangannya, Hotel Anugerah Palace diposisikan sebagai hotel bisnis dengan konsep hotel yang modern minimalis. Dengan target audience para karyawan dan juga pebisnis, dalam perancangannya pesan yang akan ditanamkan dalam benak calon konsumen ialah bahwa hotel tersebut nyaman untuk menginap dan juga berbisnis. Dari pesan komunikasi tersebut, maka dirancanglah bentuk visual yang kreatif dan menarik yang kemudian diaplikasikan ke dalam material promosi. Media promosi yang digunakan merupakan media promosi berbayar dan tidak berbayar pada umumnya (above the line & below the line), namun dalam beberapa aplikasinya, dibuat perancangan dengan konsep kreatif yang unik, berbeda dari umumnya yang akan meningkatkan awareness dan juga image hotel di mata masyarakat.

ABSTRACT

Farah Nur Rahmawati, 2011. This Final Project Introduction titled Branding and Promotion Design Hotel Anugerah Palace. Branding is the unity of building a name, term, sign, symbol design, or combination thereof that identifies

a product/services and differentiates from other competitors by integrity. Branding and promotion are needed, to build a company that is strong, stable, sturdy and can last a long time. Branding has been widely performed and applied by many parties in some segments of national industry and it is certainly a positive effect as well as the expected benefits.

Hotel Anugerah Palace was originally a hotel that has a change of management structure and the restoration of the old hotel. The existence and the name of Hotel Anugerah Palace were not remained by Solo people and also the outsiders. Therefore it is necessary to design the branding and promotion to increase awareness of the hotel and also forms a strong brand of hotel, which previously has not been well explored.

In the design, Hotel Anugerah Palace is positioned as a business hotel with modern minimalist concept of the hotel. With employees and business as the target audience, in designing the message that will be instilled in the minds of potential consumers is that the hotel is also convenient to stay and do business. From that communication messages, then designed the creative and exciting visual forms applied to the promotional material. The media campaign, used above the line & below the line media campaigns same as generally, but in some its applications, will be created designs with creative and unique concept, different with generally that will increase the awareness and image in the eyes of the public society.

MOTTO

“Ketika sudah ikhlas berkawan dengan kekalahan, maka Allah akan mendekatkan kemenangan. ”

“Be Passionate and find the Glory!”

“Keep spirit and fighting!”

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini kupersembahkan bagi:

1. Papi, Mami dan adik-adikku yang kusayang

2. Teman-teman yang telah banyak memberi bantuan, motivasi dan saling berbagi

3. Almamaterku

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillahirabbil ’alamiin kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Perancangan Branding dan Promosi Hotel Anugerah Palace”.

Dalam penyusunan pengantar tugas akhir ini, tentunya tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

2. M. Suharto, M.Sn, selaku ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual.

3. Drs. Bedjo Riyanto, M. Hum, selaku Pembimbing Kolokium dan Tugas Akhir I.

4. Anugrah Irfan Ismail, S.Sn, selaku Pembimbing Kolokium dan Tugas Akhir II.

5. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Penasehat Akademik dan Koordinator Kolokium dan Tugas Akhir.

6. Bapak dan Ibu dosen serta segenap staf karyawan Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Manager/Consultant Hotel Anugerah Palace Solo.

8. Segenap staf, karyawan dan pihak Hotel Anugerah Palace Solo.

9. Keluarga tercinta (Ayah, Ibu, dan Adik-adik) yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk selalu berusaha mencapai hasil yang terbaik.

10. Teman-teman di Deskomvis khususnya angkatan 2007, M. Arief Fathurochman, Dwi, Haning, Fahriza dan teman-teman lainnnya, juga seluruh warga Deskomvis dan Fakultas Seni Rupa.

11. Maria Grace yang telah menjadi model, Alan, Mas Dofir, Rizqi Larosia yang telah membantu sesi pemotretan.

12. Semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih ada kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga pengantar tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Surakarta, 29 November 2011

Farah Nur Rahmawati NIM.C0707021

2. Bauran Promosi ……………………………………………

D. Periklanan ………………………………………………….…… 15

1. Pengertian Periklanan ………………………………………

2. Penetapan Tujuan Periklanan ……………………………..

3. Penetapan Pesan Periklanan ………………………………

4. Penetapan Media Periklanan ………………………………

5. Strategi Kreatif……………………………………….…….

6. Formula AIDCA …………………………………….…….

7. SUPER ‘A’ …………………………………………………

E. Desain Grafis …………………………………………………… 27

1. Elemen Dasar Desain Grafis …………………………………

2. Prinsip Dasar Desain Grafis …………………………………2

F. Hotel ……………………………………………………….…… 3

1. Pengertian Hotel …………………………………………..

2. Jenis Hotel …………………………………………….…..

3. Front Office Hotel …………………………………….……

4. Housekeeping Hotel ………………………………….……

5. Sumber Pemesanan Kamar ………………………………… BAB III IDENTIFIKASI DATA

A. Data Perusahaan ……………………………………………….. 39

1. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan ………………….

2. Lokasi Perusahaan ……………………………….…….….

3. Profil Perusahaan ………………………………………..…

4. Struktur Organisasi Perusahaan & Job Description ….…..

B. Data Produk …………………………………………………… 45

1. Akomodasi/Penginapan ………………………………….…

2. Klub Eksekutif/Member Hotel Anugerah Palace ………….

3. Restoran …………………………………………………….

4. Fasilitas Hotel Lainnya ……………………………….……

C. Data Konsumen …………………………………..……….…… 50

D. Data Pemasaran ………………………………………………… 50

E. Data Promosi …………………………………………………… 51

39

39

40

40

40

45

45

47

48

48

50

50

14

15

15

17

18

20

22

24

25

27

28

29

31

31

33

36

37

38

BAB V VISUALISASI KARYA

A. Perancangan Branding Hotel Anugerah Palace ……………….

1. Logo beserta Graphic Standard Manual …………….………

2. Kartu Nama/Business Card ………………………………..

3. ID Card …………………………….………….….…...….

4. Letterhead ………………………………………..……….

5. Amplop …………………………………………......…….

6. Map/Clear Folder ………………………………….……..

7. Name Board ………………………….………………..….

8. Direction Board/Sign Board ………………….…….………

9. Seragam Karyawan Hotel …………………………….…..

10. Sandal Hotel ………………………………………………

11. Handuk Hotel ………………………………..……………

12. Door Hanger ………………………………………………..

B. Perancangan Promosi Hotel Anugerah Palace ……………..... 72

4. Iklan Koran …………………………………………………

5. Iklan Yellow Pages ………………………….………………

6. Amplop Tiket Kereta Api …………………………………

7. Roll Banner ……………………………………..…………

C. Merchandise ……………………………………………………..

1. Stiker ………………………………………………..………

2. Mug ……………………………………………….………

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………

B. Saran ………………………………..……………………………

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

1. Tabel Marketing Mix dan Promotion Mix ……..………………………...…. 16

2. Tabel Media Utama Periklanan …………………………………………….. 20

3. Tabel Komparasi Hotel Anugerah Palace dengan Kompetitor …….………. 66

4. Tabel Analisis SWOT Hotel Anugerah Palace …………………….…….….

5. Tabel Action plan branding Hotel Anugerah Palace …………….…….…….

6. Prediksi biaya branding dan promosi Hotel Anugerah Palace . …….…….

16

20

66

67

88

90

DAFTAR BAGAN

1. Bagan Piramida Brand Awareness ..………………………………..………. 12

2. Bagan Tahapan Proses Manajemen Periklanan ………………….……….. 17

3. Bagan Struktur Organisasi Hotel Anugerah Palace …………..…………… 40

12

17

40

DAFTAR GAMBAR

1. Foto Papan Nama Hotel Anugerah Palace .……………..…………….……. 51

2. Gambar Foto Sign Board Hotel Anugerah Palace ……….……………....... 51

3. Gambar Foto Spanduk Hotel Anugerah Palace ………….……………....... 51

4. Gambar Foto Kartu Nama Hotel Anugerah Palace ………….….…..…....... 52

5. Gambar Foto Marketing Map Hotel Anugerah Palace ………….……….… 52

6. Gambar Foto Brosur Hotel Anugerah Palace ……………………….……... 52

7. Gambar Foto Leaflet Hotel Anugerah Palace ………….……...….……..... 53

8. Gambar Foto Katalog/Daftar Harga Hotel Anugerah Palace …………........ 53

9. Gambar Screen Shot Website Agoda; Hotel Anugerah Palace ………......... 53

10. Gambar Foto Brosur dan Leaflet Hotel Riyadi Palace ……......….….…..… 59

11. Gambar Foto Brosur dan Leaflet Solo Inn ……...…….…….…..…….…… 65

12. Gambar Contoh Iklan dengan Layout Picture Window ……………………. 79

13. Gambar Contoh Iklan dengan Layout Jumble …………………………..….. 80

14. Gambar Contoh Iklan dengan Layout Multi Panel ……………………...…. 80

51

51

51

52

52

52

53

53

53

59

65

77

77

78

Farah Nur Rahmawati 1 Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum 2 Anugrah Irfan Ismail, S.Sn 3

ABSTRAK

2011. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Branding dan Promosi Hotel Anugerah Palace. Branding merupakan rangkaian pembentukan nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang membedakan dengan kompetitorya secara terintegrasi. Branding dan promosi sangat perlu dilakukan untuk membangun sebuah perusahaan yang kuat, stabil, kokoh dan dapat bertahan lama. Branding telah banyak dilakukan dan diterapkan oleh banyak pihak di beberapa segmen perindustrian nasional dan hal tersebut tentunya memberikan efek positif serta keuntungan seperti yang diharapkan. Hotel Anugerah Palace pada mulanya merupakan hotel yang mengalami pergantian struktur manajemen yang sekaligus recovery dari hotel yang lama. Keberadaan serta nama Hotel Anugerah Palace kurang begitu terdengar oleh masyarakat Solo dan juga luar kota. Oleh karena itu diperlukan adanya perancangan branding dan promosi untuk meningkatkan awareness hotel dan juga membentuk branding hotel secara kuat, yang sebelumnya belum tergarap dengan baik. Pada perancangannya, Hotel Anugerah Palace diposisikan sebagai hotel bisnis dengan konsep hotel yang modern minimalis. Dengan target audience para karyawan dan juga pebisnis, dalam perancangannya pesan yang akan ditanamkan dalam benak calon konsumen ialah bahwa hotel tersebut nyaman untuk menginap dan juga berbisnis. Dari pesan komunikasi tersebut, maka dirancanglah

1 Mahasiswa jurusan Desain komunikasi visual Dengan NIM C0707021 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II

pada umumnya (above the line & below the line), namun dalam beberapa aplikasinya, dibuat perancangan dengan konsep kreatif yang unik, berbeda dari umumnya yang akan meningkatkan awareness dan juga image hotel di mata masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia bisnis dan pemasaran, untuk dapat membuat sebuah produk atau merek agar berhasil dan sukses diperlukan strategi marketing yang matang. Sebuah bisnis yang sukses, tidak hanya fokus pada bagaimana menjual produk atau memasarkan produknya kepada konsumen, namun juga bagaimana bisnis atau merek tersebut dapat menjadi sebuah produk dengan image yang kuat di masyarakat atau bisa disebut brand.

Dalam bisnis lokal dan konvensional, pembentukan brand sebuah perusahaan memang tidak diutamakan, mereka hanya mementingkan produk dan bagaimana dapat terjual. Padahal untuk dapat membangun sebuah bisnis atau perusahaan yang kuat dan dapat sukses dalam jangka waktu yang lama, diperlukan sebuah branding atau penciptaan image merek. Konsep branding ini dapat diterapkan pada berbagai macam aspek, dimulai dari perusahaan, perseorangan, tempat atau lokasi, organisasi dan berbagai obyek lain yang memerlukan identitas dan kepentingan tertentu.

Hotel Anugerah Palace merupakan salah satu hotel yang berada di kota Solo. Hotel yang terletak di Jalan Slamet Riyadi tersebut sebenarnya sudah lama didirikan, namun pada awalnya berupa hotel kelas melati dengan nama Hotel Putri Ayu. Setelah beberapa lama, hotel tersebut mengalami pergantian kepemilikan dan manajemen. Kemudian baru pada pertengahan tahun 2010, hotel tersebut Hotel Anugerah Palace merupakan salah satu hotel yang berada di kota Solo. Hotel yang terletak di Jalan Slamet Riyadi tersebut sebenarnya sudah lama didirikan, namun pada awalnya berupa hotel kelas melati dengan nama Hotel Putri Ayu. Setelah beberapa lama, hotel tersebut mengalami pergantian kepemilikan dan manajemen. Kemudian baru pada pertengahan tahun 2010, hotel tersebut

Sebagai hotel yang mengalami pergantian manajemen dan nama baru, Hotel Anugerah Palace sudah berhasil mendapatkan pemesanan kamar atau occupancy yang memuaskan melebihi hotel-hotel lain yang sudah lama berdiri. Namun hotel tersebut masih belum dikenal masyarakat secara luas. Hotel tersebut belum memiliki image yang kuat di benak masyarakat. Sehingga penjualan yang dilakukan hanya bersifat jangka pendek. Untuk itu diperlukan strategi promosi untuk dapat menciptakan brand dari Hotel Anugerah Palace sehingga meningkatkan awareness dari masyarakat.

Untuk itu perlu dilakukan riset mengenai hotel tersebut, target yang ingin dituju, dan juga riset kepada masyarakat atau calon konsumen untuk bisa menentukan branding yang sesuai dengan hotel tersebut.

Meskipun Hotel Anugerah Palace sedang dalam proses renovasi pembangunan, namun ditargetkan Hotel Anugerah Palace akan dijadikan hotel dengan kelas bintang tiga. Jika dilihat dari desain interior, Hotel Anugerah Palace mengusung konsep desain; simpel, modern, dan minimalis. Kemudian untuk jangkauan promosi yang akan dirancang tidak hanya di wilayah Solo dan sekitarnya, namun juga menjangkau wilayah kota, bahkan provinsi lain. Branding dan promosi yang akan dilakukan meliputi seluruh wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya, tidak ada batasan pada wilayah, karena jasa hotel lebih ditujukan kepada para turis yang datang ke Kota Solo dengan berbagai kepentingan.

Untuk itu perlu dilakukan perancangan branding dan promosi yang tepat dan efektif guna membentuk sebuah brand yang kuat dari Hotel Anugerah Palace Untuk itu perlu dilakukan perancangan branding dan promosi yang tepat dan efektif guna membentuk sebuah brand yang kuat dari Hotel Anugerah Palace

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang dan batasan masalah Hotel Anugerah Palace yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan perancangan sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang branding yang tepat bagi Hotel Anugerah Palace agar bisa menciptakan awareness yang kuat bagi masyarakat terhadap Hotel Anugerah Palace?

2. Media promosi apa saja yang efektif untuk memperkuat branding Hotel Anugerah Palace?

C. Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah dari Hotel Anugerah Palace, mengenai branding dari hotel tersebut dan masalah promosinya, maka dapat diambil tujuan perancangan sebagai berikut:

1. Merancang branding yang tepat bagi Hotel Anugerah Palace agar bisa menciptakan awareness yang kuat bagi masyarakat terhadap hotel 1. Merancang branding yang tepat bagi Hotel Anugerah Palace agar bisa menciptakan awareness yang kuat bagi masyarakat terhadap hotel

2. Menemukan dan merancang media promosi yang efektif untuk memperkuat branding Hotel Anugerah Palace.

D. Target Visual

Target visual dari perancangan branding dan promosi ini adalah:

1. Corporate Identity

a. Logo

b. Kartu Nama/Business Card

c. Kop Surat/Letterhead

d. Amplop/Envelope

e. Map/Clear Folder

f. ID Card

g. Hotel Uniform/Seragam Karyawan Hotel

2. Media Cetak

a. Brosur

b. Leaflet

c. Iklan Koran

d. Iklan Yellow Pages

e. Katalog e. Katalog

h. Hanging Door

3. Merchandise

a. Mug

b. Stiker

4. Name Board

5. Direction Board/Neon Box

6. Sandal Hotel

7. Handuk Kamar Mandi Hotel

E. Target Market dan Target Audience

1. Target Market

Target market dari Hotel Anugerah Palace pada umumnya adalah seluruh masyarakat Indonesia. Segmentasinya adalah sebagai berikut:

a. Geografis

: seluruh wilayah Indonesia

b. Demografis

1) Usia

: 25 tahun ke atas

2) Jenis kelamin

: pria dan wanita

3) Pendidikan : semua latar belakang pendidikan

4) Sosial ekonomi

: menengah ke atas

2. Target Audience

Target audience dari promosi Hotel Anugerah Palace pada umumnya adalah seluruh masyarakat yang tinggal di Indonesia, khususnya yaitu masyarakat yang tinggal di Kota Solo, sekitarnya dan seluruh Pulau Jawa. Segmentasinya yaitu sebagai berikut:

a. Geografis

: wilayah Pulau Jawa

b. Demografis

1) Usia

: 25 – 55 tahun

2) Jenis kelamin

: pria dan wanita

3) Pendidikan

: menengah ke atas

4) Sosial ekonomi

: menengah ke atas

c. Psikografis: Orang yang sibuk bekerja, para pebisnis, pengusaha atau

karyawan yang sedang berada di Kota Solo yang sedang menangani urusan pekerjaannnya dan membutuhkan jasa hotel untuk menginap. Mereka berasal dari luar kota, baik dalam negeri maupun luar negeri dan lebih mengutamakan kenyamanan, kebersihan, dan berbagai akses dan fasilitas untuk memudahkan kegiatan atau pekerjaan mereka.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu antara lain:

1. Teknik Observasi Yakni teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala obyek yang diselidiki. “Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematis atas kejadian-

kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan guna mendukung penelitian yang dilakukan ” (Jonathan Sarwono, Hary Lubis, 2007: 100). Dalam hal ini penulis melakukan observasi secara umum terhadap Hotel Anugerah Palace.

2. Wawancara (In-depth Interview) Wawancara dilakukan dengan narasumber terpercaya dari Hotel

Anugerah Palace yaitu General Manager, untuk mengetahui kondisi sesungguhnya dari hotel tersebut. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan, namun hal itu hanya berfungsi sebagai pedoman. Untuk selanjutnya wawancara yang dilakukan bersifat mengalir, untuk itu maka penulis harus pandai merekonsiliasi data yang didapat.

3. Kajian Dokumen “Kajian dokumen merupakan sarana bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis atas kebijakan tertentu serta bahan-bahan tulisan yang lain ” (Jonathan Sarwono, Hary Lubis, 2007: 100).

BAB II KAJIAN TEORI

A. Perancangan

Kata perancangan berasal dari kata dasar rancang, yang kemudian mendapatkan awalan per- dan akhiran -an. Sehingga terbentuklah kata perancangan. Perancangan dapat diartikan proses, cara, perbuatan merancang, merencanakan segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 927) Sedangkan dalam Bahasa Inggris yaitu design, yang artinya memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru.

B. Brand

1. Pengertian Brand

Pengertian brand (merek) adalah sebagai berikut: “A brand is a name, term, sign, symbol or special design, or some combination of these elements, that is intended to identify the goods or services of one seller of group of seller. A brand differentiates on e seller’s products or services from those of competitors ” (Stanton, 1996: 219). Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. (Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Sitinjak, 2001: 1)

Dalam masyarakat umum, brand secara popular dianggap sama dengan logo, merek atau nama entitas yang bersifat fisik semata. Padahal sebenarnya brand lebih merupakan rangkuman pengalaman dan asosiasi terhadap sebuah entitas, jauh lebih mendalam dari sekedar fisik saja. Sedangkan yang dimaksud dengan branding adalah kegiatan membangun sebuah brand. (Surianto Rustan, 2009: 16)

2. Sekilas Mengenai Emotional Branding

Sedangkan dalam konsep Emotional Branding yang disusun oleh Marc Gobé, terdapat pengertian dari Joël Desgrippes mengenai branding sebagai berikut :

Branding (penciptaan merek) bukan hanya mengenai ubikuitas (berada di mana-mana), visibilitas, dan fungsi, namun mengenai penciptaan ikatan emosional dengan masyarakat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hanya jika sebuah produk atau jasa daspat memicu sebuah dialog emosional dengan para konsumen, barulah produk atau jasa ini memenuhi kualifikasi sebagai merek (Gobé, 2005: xvi).

Konsep emotional branding yang dikenalkan oleh Marc Gobé ini menekankan kepada hubungan antara brand dengan konsumen secara mendalam. Strategi branding tidak berkaitan dengan pangsa pasar, melainkan dengan pangsa pikiran dan emosi konsumen. (Gobé, 2005: xxvii)

3. Brand Equity

Brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. (Darmadi, Sugiarto, Tony, 2001: 4)

Brand equity pada dasarnya merupakan nilai dari brand atau merek itu sendiri, berdasarkan hal-hal tertentu. Kotler dan Armstrong menyebutkan tentang pengertian brand equity yaitu sebagai berikut:

“The value of a brand, based on the extend to which it has high brand loyalty, name awareness, perceived quality, strong brand associations, and other assets such as patents, trademarks, and channel relationships.” (Kotler, Gary Armstrong, 1997: 246)

Seperti yang telah dikemukakan Kotler dan Armstrong di atas mengenai brand equity, hal serupa juga dikemukakan David Aaker mengenai pengelompokan brand equity ke dalam lima kategori, yaitu:

a. Brand awareness

Brand awareness atau kesadaran merek, yaitu menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan suatu kategori produk tertentu.

b. Brand association

Brand association atau asosiasi merek, yaitu mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain.

c. Percieved quality

Percieved quality atau persepsi kualitas, yaitu mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenan dengan maksud yang diharapkan.

d. Brand loyalty

Loyalitas merek atau kesetiaan terhadap merek, yaitu mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu produk.

e. Other proprietary brand assets

Merupakan aset-aset merek lainnya, di mana elemen yang ke-5 ini secara langsung akan dipengaruhi oleh keempat elemen utama di atas.

(Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Sitinjak, 2001: 4)

4. Brand Awareness

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. (Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony, 2001: 54)

Peran brand awareness pada tingkatan pencapaian kesadaran di benak konsumen dibagi menjadi tingkatan tertentu. Tingkatan brand awareness ini digambarkan dalam piramida brand awareness sebagai berikut:

Bagan 1 : Bagan Piramida Brand Awareness Sumber: Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Sitinjak, 2001: 55

Dari gambar piramida di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Top of Mind

Top of Mind adalah brand awareness tertinggi yang merupakan pimpinan dari berbagai merek yang ada dalam pikiran konsumen. Yaitu merek yang pertama kali diingat oleh konsumen atau pertama kali disebut ketika disebutkan padanya tentang suatu kategori poduk.

b. Brand Recall

Brand Recall (pengingatan kembali merek) adalah tingkatan dimana merek bisa diingat kembali tanpa bantuan. Yaitu merek- merek yang dapat disebut atau diingat oleh konsumen setelah merek yang pertama kali disebut.

c. Brand recognition

Brand recognition (pengenalan merek) yaitu tingkatan dimana merek dapat diingat oleh konsumen dengan menggunakan bantuan (aided recall). Bantuan yang dimaksud misalnya adalah dengan menyebutkan salah satu dari ciri-ciri produk tersebut sebelumnya.

d. Brand Unaware

Brand Unaware yaitu tingkatan di mana merek tidak diingat oleh konsumen walau menggunakan bantuan pengingat. Konsumen tidak menyadari keberadaan dari merek tersebut.

C. Promosi

1. Pengertian Promosi

Pengertian promosi yaitu kegiatan komunikasi untuk meningkatkan volume penjualan dengan pameran, periklanan, demonstrasi, dan usaha lain yang bersifat persuasif. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 898)

Berdasarkan asal kata promosi yaitu promovera atau dalam bahasa Inggris yaitu promotion, dapat diterjemahkan menjadi to move forward or advance . Terjemahan secara fungsional adalah merangsang pembelian di tempat (immediately stimulating purchase). (Rhenald Kasali, 1995: 10)

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai

2. Bauran Promosi

Stanton menyebutkan dalam bukunya, pengertian dari bauran promosi, yaitu sebagai berikut: “Promotional mix—that is, the combination of advertising, personal selling, sales promotion, and other promotional tools used to help reach the goals of the marketing program.” Bauran promosi adalah kombinasi dari periklanan, penjualan langsung, promosi penjualan, dan alat promosi lain yang digunkan untuk membantu meraih tujuan dari program pemasaran. (Stanton, 1996: 425)

Bauran promosi (bauran komunikasi pemasaran) merupakan paduan spesifik periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan. (Kotler, Armstrong, 2008: 116)

Suatu kegiatan promosi terdiri dari lima variabel bauran promosi yang meliputi variabel sebagai berikut:

a. Periklanan (advertising)

Semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu.

b. Promosi penjualan (sales promotion)

Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa.

c. Hubungan masyarakat (public relation)

Membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan.

d. Penjualan personal (personal selling)

Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan

e. Pemasaran langsung (direct marketing)

Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respon segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng, penggunaan surat langsung, telepon, televisi respon langsung, e-mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu.

(Kotler, Armstrong, 2008: 117)

D. Periklanan

1. Pengertian Periklanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian iklan yaitu berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan; pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual. Sedangkan periklanan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan iklan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:

421) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, iklan adalah bagian dari

bauran promosi (promotion mix), dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar bagan berikut:

MARKETING MIX

PROMOTION MIX

Product

Price Place

Promotion

Advertising Personal Selling Sales Promotion

Publicity

Tabel 1 : Tabel Marketing Mix dan Promotion Mix Sumber: Rhenald Kasali, 1995: 10

Sedangkan definisi iklan secara sederhana adalah sebuah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. (Rhenald Kasali, 1995: 9-10) Manajemen periklanan merupakan proses 5 tahap yang dikenal dengan 5 M,

yaitu: Mission (penetapan tujuan), Money (penetapan anggaran), Message (keputusan pesan), Media (penetapan media), Measurement (evaluasi mengenai kampanye). Gambar bagan berikut menunjukkan tahapan proses manajemen periklanan. (Suyanto, 2004: 4)

Bagan 2: Tahapan Proses Manajemen Periklanan Sumber: Suyanto, 2004: 4

2. Penetapan Tujuan Periklanan

Tujuan periklanan (advertising objective) adalah tugas komunikasi tertentu yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu. (Kotler, Armstrong, 2008: 151) Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya, yaitu sebagai berikut:

a. Iklan informatif

Bertujuan memberitahukan pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan produk baru, memberitahukan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli, dan membangun citra perusahaan.

b. Iklan persuasif

Bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu. Membentuk preferensi merek, mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk, membujuk Bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu. Membentuk preferensi merek, mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk, membujuk

c. Iklan pengingat

Bertujuan mengingatkan pembeli pada produk yang sudah mapan dengan menunjukkan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan kemudian, mengingatkan di mana produk dapat dibeli, membuat pembeli tetap ingat produk itu walau tidak sedang musim, dan mempertahankan kesadaran puncak.

d. Iklan penambah nilai

Bertujuan menambah nilai merek pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan persepsi konsumen.

e. Iklan aktivitas lain

Bertujuan membantu memfasilitasi usaha lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran, misalnya iklan yang membantu pelepasan promosi penjualan (kupon), membantu wiraniaga (perkenalan produk), menyempurnakan hasil komunikasi pemasaran yang lain. (Suyanto, 2004: 5-8)

3. Penetapan Pesan Periklanan

Strategi periklanan terdiri dari dua elemen utama, yaitu menciptakan pesan periklanan dan memilih media periklanan. (Kotler, Armstrong, 2008: 153) Dalam menciptakan pesan iklan yang efektif, langkah pertama yang Strategi periklanan terdiri dari dua elemen utama, yaitu menciptakan pesan periklanan dan memilih media periklanan. (Kotler, Armstrong, 2008: 153) Dalam menciptakan pesan iklan yang efektif, langkah pertama yang

Strategi pesan cenderung menjadi kerangka manfaat dan titik positioning yang datar dan langsung yang ingin ditekankan pengiklan. Selanjutnya pengiklan harus mengembangkan konsep kreatif atau ide besar yang akan menghidupkan strategi pesan dalam cara yang berbeda dan mudah diingat. (Kotler, Armstrong, 2008: 156-157)

Dalam pelaksanaan pesan, ada empat hal yang diperhatikan oleh tim kreatif, yaitu gaya, nada, kata, dan format. Gaya eksekusi iklan sendiri dapat diuraikan menjadi bermacam-macam, yaitu sebagai berikut :

a. Potongan kehidupan (slice of life)

b. Fantasi (fantasy)

c. Suasana atau citra (mood or image)

d. Musik (musical)

e. Simbol kepribadian (personality symbol)

f. Keahlian teknis (technical expertise)

g. Bukti ilmiah (scientific evidence)

h. Bukti kesaksian (testimonial evidence)

i. Menjual langsung (straight sell) j. Demonstrasi (demonstration) k. Perbandingan (comparison) l. Animasi m. Dramatisasi n. Humor i. Menjual langsung (straight sell) j. Demonstrasi (demonstration) k. Perbandingan (comparison) l. Animasi m. Dramatisasi n. Humor

4. Penetapan Media Periklanan

Dalam menyeleksi media untuk beriklan, langkah-langkah utama yang harus dilakukan yaitu:

a. Memutuskan jangkauan, frekuensi, dan dampak

b. Memilih jenis media utama

c. Menyeleksi wahana media tertentu

d. Memutuskan penetapan waktu media (Kotler, Armstrong, 2008: 161) Perencanaan media harus mengetahui jangkauan, frekuensi, dan dampak masing-masing tipe media utama. Dalam perencanaan media harus mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu mengenai keefektifan dan efisiensi pesan iklan yang akan disampaikan pada sasaran. Berikut ini adalah beberapa jenis media utama besarta kelebihan dan keterbatasannya.

Media

Kelebihan

Keterbatasan Televisi

Liputan pemasaran massal yang baik; biaya rendah per paparan; menggabungkan pandangan, suara, dan gerakan; menarik terhadap indera

Biaya absolut tinggi; kerumunan tinggi; paparan hanya sekilas; selektivitas pemirsa/audience kurang

Surat Kabar/ Koran

Fleksibilitas; ketepatan waktu; liputan pasar lokal

Umur pendek; kualitas reproduksi buruk; sedikit Umur pendek; kualitas reproduksi buruk; sedikit

pembaca selain pembelinya

Surat Langsung (Direct Mail)

Selektivitas pemirsa tinggi; fleksibilitas; tidak ada kompetisi iklan dalam media yang sama; memungkinkan personalisasi

Biaya per paparan relatif tinggi; citra surat sampah

Majalah

Selektivitas geografis dan demografis tinggi; kredibilitas dan prestise; reproduksi kualitas tinggi; umur panjang dan banyak pembaca selain pembelinya

Jangka waktu pembelian iklan lama; biaya tinggi; tidak ada jaminan posisi

Radio

Penerimaan lokal baik; selektivitas geografis dan demografis tinggi; biaya rendah

Audio saja; paparan hanya sekilas; perhatian rendah; (media separuh terdengar); pemirsa terfragmentasi

Luar Ruang

Fleksibilitas; pengulangan paparan tinggi; biaya rendah; selektivitas posisi baik

Selektivitas pemirsa kecil, keterbatasan kreatif

Internet

Selektivitas tinggi; biaya rendah; segera; kemampuan interaktif

Pemirsa tercakup secara demografis; dampak relatif rendah; pemirsa Pemirsa tercakup secara demografis; dampak relatif rendah; pemirsa

Tabel 2: Media Utama Periklanan Sumber: Kotler, Armstrong, 2008: 162

5. Strategi Kreatif

Beberapa pendekatan untuk mengerjakan strategi kreatif yaitu sebagai berikut :

a. Strategi Generik

Pendekatan Generik ditemukan oleh Michael E. Porter. Pendekatan ini berorientasi pada keunggulan biaya keseluruhan dan diferensiasi. Keunggulan biaya keseluruhan menonjolkan harga lebih rendah daripada pesaing. Diferensiasi menonjolkan perbedaan yang mencolok pada mereknya dengan merek pesaing tidak secara superior. Diferensiasi terdiri dari :

1) Diferensiasi produk

2) Diferensiasi pelayanan

3) Diferensiasi saluran

4) Diferensiasi citra

b. Strategi Preemtive

Strategi preemtive serupa dengan pendekatan generik, tetapi menonjolkan superioritasnya. Strategi ini digunakan oleh perusahaan yang produknya kecil. Strategi ini merupakan strategi yang cerdik karena menonjolkan superioritasnya dan merupakan pernyataan yang unik.

c. Strategi Unique Selling Preposition

Strategi Unique Selling Preposition dikembangkan oleh Rosser Reeves. Strategi ini berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh produk saingannya.

d. Strategi Brand Image

Sebuah merek atau produk diproyeksikan pada suatu citra (image) tertentu melalui periklanan. Gagasannya adalah agar konsumen dapat menikmati keuntungan psikologis dari sebuah poduk (selain keuntungan fisik yang mungkin ada). Hal ini biasanya berorientasi pada symbol kehidupan. Pendekatan ini dipopulerkan oleh David Ogilvy dalam bukunya Confessions of an Advertising Man.

e. Strategi Inherent Drama

Strategi Inherent Drama atau strategi karakteristik produk yang membuat konsumen membeli. Inherent Drama menggunakan pendekatan yang menekankan filosofi periklanan dari Leo Burnett, yaitu iklan didasarkan pada landasan manfaat yang diperoleh konsumen dengan menekankan elemen dramatis yang diekspresikan pada manfaat tersebut.

f. Strategi Positioning

Strategi Positioning sebagai dasar strategi pemasaran dikemukakan oleh Jack Trout dan Al Ries pada awal tahun 1970-an dan menjadi dasar yang popular pengembangan strategi kreatif. Gagasan umum positioning adalah menempatkan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dalam benak konsumen.

(Suyanto, 2004: 107-119)

6. Formula AIDCA

Dalam pembuatan iklan, untuk menghasilkan iklan yang baik, selain harus memperhatikan struktur iklan secara fisik, iklan juga harus mengandung elemen atau nilai-nilai yang harus dipenuhi yang biasa disebut rumus atau formula AIDCA. Formula AIDCA merupakan formula yang sering digunakan untuk membantu perencanaan suatu iklan secara menyeluruh. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Attention (Perhatian) Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar atau pemirsa. Untuk dapat menyita perhatian dari sasarannya, iklan memerlukan bantuan antara lain berupa ukuran media cetak yang sesuai atau durasi siar untuk media elektronik, warna, layout atau tata letak, jenis huruf atau tipografi, serta berbagai efek khusus (special effect) pada radio dan televisi.

b. Interest (Ketertarikan) Setelah perhatian calon pembeli berhasil direbut, persoalan berikutnya adalah bagaimana agar mereka berminat ingin tahu lebih jauh. Perhatian harus ditingkatkan menjadi minat agar sehingga timbul rasa ingin tahu dalam diri calon pembeli.

c. Desire (Keinginan) Setelah timbul rasa tertarik, kebutuhan atau keinginan calon konsumen untuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan. Sasaran atau calon konsumen harus dibuat lebih dari sekadar c. Desire (Keinginan) Setelah timbul rasa tertarik, kebutuhan atau keinginan calon konsumen untuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu harus dibangkitkan. Sasaran atau calon konsumen harus dibuat lebih dari sekadar

d. Conviction (Keyakinan) Pada tahap ini, iklan harus bisa memberikan rasa percaya dan membuat konsumen terhadap produk atau jasa yang diiklankan tersebut. Calon pembeli yang sudah memiliki keinginan atau hasrat, dalam dirinya akan timbul keragu-raguan dan perlawanan terhadap apa yang diiklankan. Untuk itu pada tahap ini perlu ditimbulkan rasa percaya terhadap produk atau jasa yang diiklankan.

e. Action (Tindakan) Pada tahap terakhir ialah upaya untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian atau bagian dari itu. Bujukan yang diajukan berupa harapan agar calon pembeli segera pergi ke toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil contoh atau sampel, mengangkat telepon, mengisi formulir, atau setidaknya menyimpan dalam ingatan mereka sebagai catatan untuk membelinya kelak.

(Rhenald Kasali, 1995: 83-86)

7. SUPER ‘A’

Selain penjelasan formula AIDCA di atas, yaitu proses atau tahapan efektifitas iklan, maka terdapat aspek atau nilai lain yang perlu diperhatikan untuk membuat sebuah iklan yang bagus, atau bahkan brilliant. Dalam bukunya, dijelaskan oleh Budiman Hakim yaitu mengenai rumusan dasar untuk menilai sebuah iklan, yaitu SUPER „A‟, berikut adalah penjelasannya:

a. (S) Simple

Sebuah iklan haruslah simple, yang biasa diartikan sebagai sesuatu yang sederhana, dapat dimengerti dengan sekali lihat. Pengertian tersebut mungkin lebih tepat untuk digunakan pada sebuah brand yang baru, sedangkan untuk brand yang sudah mapan, pengertian simple akan lebih tepat diartikan dengan tidak banyak elemen dan komunikatif. Komunikatif berarti mempunyai kekuatan untuk mengajak konsumennya berkomunikasi, sehingga konsumen dapat menemukan makna lain di balik makna yang terdapat di permukaan.

b. (U) Unexpected Kemampuan sebuah iklan untuk menempatkan diri dalam otak konsumen atau masyarakat, dikarenakan idenya yang unik. Ide yang unik akan membuat sebuah iklan menjadi unpredictable. Ide yang unik, tidak disangka-sangka dan original, akan jauh diingat dan dihargai oleh konsumennya.

c. (P) Persuasive Persuasive sering disebut juga dengan daya bujuk, yaitu mempunyai pengaruh untuk menyihir orang untuk melakukan sesuatu. Iklan dengan daya bujuk yang kuat hampir pasti akan menggerakkan konsumen untuk mendekatkan diri dengan brand dan kemudian akan tertarik untuk mencobanya.

d. (E) Entertaining Entertaining tidak hanya berarti hiburan atau lucu, namun dalam skala luas, entertaining berarti mampu memainkan emosi konsumennya.

Entertaining adalah faktor yang penting agar iklan yang dibuat tidak mudah dilupakan konsumen, bahkan dapat diingat terus oleh konsumen.

e. (R) Relevant Ide yang unik dan kreatif bisa digunakan dalam iklan dan ide kreatif tersebut bisa saja melantur ke mana-mana, namun semelantur apapun, ide tersebut haruslah relevan. Ide kreatif harus tetap ada pertanggungjawaban, yaitu rasional dan harus menjaga korelasi dengan brand.

f. (A) Acceptable Poin acceptable sengaja ditaruh di antara tanda kutip tunggal, karena poin ini lebih ditujukan pada penerimaan masyarakat pada iklan yang kita buat. Hal ini berhubungan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat sehingga tergantung pada masyarakat atau wilayah yang dituju oleh iklan tersebut.

(Budiman Hakim, 2005: 50-63)

E. Desain Grafis

Desain grafis dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari ketrampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri (yang biasa disebut seni komersial). Desainer grafis menggunakan kata (huruf) dan gambar serta elemen- elemen grafis lain untuk berkomunikasi. Desainer grafis menjembatani antara klien dengan sebuah pesan yang dikirim kepada target sasaran secara visual. (Suyanto, 2004: 27-28)

1. Elemen Dasar Desain Grafis

Elemen-elemen dasar grafis dua dimensi terdiri dari garis, bentuk, warna, kontras nilai, tekstur, dan format.

a. Garis

Garis adalah tanda yang dibuat oleh alat untuk menggambar melewati permukaan. Garis juga didefinisikan sebagai titik-titik yang bergerak. Garis dikategorikan berdasarkan tipe, arah, dan kualitasnya.

1) Tipe garis

Berdasarkan tipenya, garis bisa berupa garis lurus, lengkung atau siku.

2) Arah garis

Arah garis dibedakan menjadi tiga yaitu: garis vertikal, garis horizontal, dan garis diagonal.

3) Kualitas garis

Menilai kualitas garis lebih menggunakan perasaan. Berdasarkan kualitasnya, garis dapat berupa garis putus- putus, garis tebal, tetap, atau berubah-ubah.

b. Bentuk

Bentuk merupakan gambaran umum sesuatu atau formasi yang tertutup atau jalur yang tertutup. Garis dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk yang datar, misalnya lingkaran, elip, persegi, atau yang lainnya.

c. Warna

Warna merupakan elemen grafik yang sangat kuat dan provokatif. Setiap warna yang ada memiliki nilai atau interpretasi tersendiri baik secara global maupun secara khusus pada budaya tertentu.

d. Kontras Nilai

Nilai digunakan untuk menggambarkan rentang kecerahan dan kegelapan sebuah elemen visual. Hubungan antara satu elemen dengan elemen lain yang berkaitan dengan kecerahan dan kegelapan disebut kontras nilai.

e. Tekstur

Tekstur merupakan kualitas permukaan atau kualitas papan atau kertas atau halaman elektronik. Dalam seni, tekstur dikategorikan menjadi dua, yaitu tekstur nyata dan tekstur visual atau semu.

f. Format

Format terdiri dari ukuran dan ilustrasi. Dan ilustrasi terdiri dari ilustrasi gambar bermakna, ilustrasi hubungan tanda, dan ilustrasi simbol.

(Suyanto, 2004: 34-54)

2. Prinsip Dasar Desain Grafis

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya yaitu periklanan, prinsip dasar desain dapat dibagi menjadi delapan prinsip atau hukum yang dapat diterapkan pada iklan. Hukum atau prinsip-prinsip desain tersebut adalah sebagai berikut: Menurut Frank Jefkins dalam bukunya yaitu periklanan, prinsip dasar desain dapat dibagi menjadi delapan prinsip atau hukum yang dapat diterapkan pada iklan. Hukum atau prinsip-prinsip desain tersebut adalah sebagai berikut:

Semua bagian dari suatu layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan layout.

b. Hukum Keberagaman

Dalam suatu layout harus ada suatu perubahan dan juga pengontrasan seperti menggunakan jenis huruf tebal (bold) dan medium, atau juga memanfaatkan ruang kosong alam keseluruhan layout . Iklan, selayaknya tidak menimbulkan kesan monoton.

c. Hukum Keseimbangan

Keseimbangan optis adalah sepertiga bagian bawah suatu ruang iklan, bukan setengahnya. Keseimbangan simetris dapat dicapai dengan pembagian, sehingga suatu rancangan (design) dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama, seperempat bagian, dan seterusnya.

d. Hukum Ritme

Meski iklan cetak bersifat statis (diam), namun masih memungkinkan untuk meninmbulkan kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa dan diarahkan ke seluruh bagian iklan.

e. Hukum Harmoni

Dalam rancangan atau layout iklan selayaknya tidak ada kekontrasan yang mencolok, membosankan, serta menyentak kecuali jika hal tersebut merupakan hal yang disengaja. Biasanya seluruh unsur iklan harus harmonis serta membantu menciptakan kesatuan.

f. Hukum Proporsi (Law of Proportion)

Hal ini khususnya berkenaan dengan jenis ukuran huruf yang digunakan untuk lebarnya naskah atau copy iklan.

g. Hukum Skala (Law of Scale)

Jarak penglihatan (visibility) tergantung pada skala nada serta warna, beberapa tampak kurang mencolok, sementara yang lain tampak terlalu mencolok.

h. Hukum Penekanan (Law of Emphasis)

Dalam hal ini aturan yang berlaku adalah “jika semua ditonjolkan, maka yang terjadi adalah tidak ada hal yang ditonjolkan”. Sebuah iklan dapat dibuat sehingga tampak menarik

jika ada penekanan seperti jenis huruf tebal atau misalnya kata-kata tertentu diberi penekanan dengan menggunakan warna lain. Ruang atau bidang yang kosong (white space) dan kecerahan juga dapat menjadi cara yang efektif untuk menghasilkan penekanan.

(Jefkins, 1996: 245-246)

F. Hotel

1. Pengertian Hotel

Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act, 1956, adalah : Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan

menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. (Agus Sulastiyono, 1999: 5)