PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA MELALUI E-LEARNING PADA FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK SMA Skripsi

PADA FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK SMA

Skripsi

Skripsi Oleh : Laila Agustina K 2307035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

PADA FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK SMA

Oleh : Laila Agustina K 2307035

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada hari

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari

commit to user

Laila Agustina. K2307035. PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA MELALUI E-LEARNING PADA FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK SMA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2012.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui prosedur pengembangan tes yang sesuai dengan karakteristik tes Fisika yang baik dan menghasilkan produk berupa tes pilihan ganda materi Suhu dan Kalor untuk SMA.

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yaitu mengembangkan instrument tes, sehingga diperoleh hasil yang baik. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa instrumen tes. Data diperoleh melalui daftar cek dan wawancara.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Prosedur pengembangan alat tes yang telah dilakukan yaitu: a) menyusun spesifikasi tes yang terdiri dari tujuan tes, kisi-kisi tes, bentuk tes, dan panjang tes, b) menulis soal tes,

c) menganalisis soal secara kualitatif yang dilakukan oleh ahli, d) uji coba tes,

e) menganalisis secara kuantitatif dilihat dari daya beda, tingkat kesukaran, keefektifan pengecoh, dan reliabilitas soal, f) melakukan revisi/perbaikan alat tes,

g) merakit tes, h) memasukkan tes ke dalam media (MOODLE),

i) melaksanakan tes, j) menafsirkan hasil tes. 2) Produk yang dihasilkan yaitu berupa tes Fisika Materi Suhu dan Kalor yang diujikan melalui e-learning. Karakteristik dari alat tes ini adalah sebagai berikut: a) Berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban, b) Berjumlah 30 butir soal dan dapat dilihat di www.smaonlineict.orgfree.com, c) Nama paket dari tes ini adalah “TES FISIKA SUHU DAN KALOR”, d) Waktu pelaksanaan tes yaitu 60 menit, e)

Tes dilengkapi dengan prosedur kerja dan kunci jawaban

commit to user

CHOICE TEST DEVELOPMENT THROUGH E-LEARNING IN PHYSICS CHAPTER TEMPERATURE AND HEAT FOR SENIOR HIGH SCHOOL. Thesis, Surakarta: The Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, January 2012.

The purpose of this research are to know the development of test procedures in accordance with the characteristics of a good physics tests and produce a multiple-choice test chapter Temperature and Heat for Senior High School.

This research includes the development of research that develop test instrument, so obtain the good result. Development model used in this research is the procedural model descriptive model that shows the steps to be followed to produce a test instrument. Data obtained through the check list and interview. Data analysis technique used is qualitative analysis and quantitative analysis.

Based on this research results, we can conclude that: 1) test development procedures that have been made, namely: a) arranging a test specification that consists of test purpose, test grating, form of the test, and length of the test, b) write test, c) analyze the test in qualitative that conducted by experts, d) tryout the test, e) analyze the test in quantitative consist of different views of power, the level of difficulty, effectiveness detractors, and reliability, f) revised / repair the tests, g) arranging the test, h) insert test into the media (Moodle), i) doing tests, j) know result of the tests. 2) The product is a physics test chapter Temperature and Heat tested through e-learning. Characteristics of the test are: a) multiple choice with five answer choices, b) consist of 30 number of test and the test can be seen in www.smaonlineict.orgfree.com, c) The name of the package of the test is "PHYSICS TEST TEMPERATURE AND HEAT ", d) The timing of the test is 60 minutes, e) Test is equipped with work procedures and answer key.

commit to user

“Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?” Jadilah hamba yang selalu bersyukur dan berserah diri pada-Nya. (QS. Ar-Rahman : 13)

“Orang-orang besar akan senantiasa menganggap perkara dan masalah yang besar menjadi hal yang biasa dan sering dihadapi,tetapi orang kerdil akan menganggap

sekecil apapun masalahnya menjadi suatu beban terberat yang diterimanya”. ( Anis Matta )

Segala sesuatu yang terjadi tak akan pernah sia-sia. Maka menangislah bila kau merasa sakit karena jatuh, kemudian berdirilah! Karena sesungguhnya ketika kau

terjatuh kau akan belajar untuk bangun dan menjadi lebih baik lagi. ”Jika tidak ada elang, Akulah elang”, kata belalang. (Penulis)

commit to user

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Ibu dan Ayahku yang telah memberikan do ’a dan nasehat yang belum bisa terbalas.

2. Kakak dan adik-adikku tercinta.

commit to user

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.

3. Bapak Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Y. Radiyono Selaku Dosen Pembimbing I Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ibu Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Drs. Sardiyo, M.Pd Selaku Kepala SMA Negeri Jumapolo yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak Drs. Sri Wardoo, BSc, MT Selaku Kepala SMA Negeri Kebakkramat yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

8. Bapak Hasto Tyas Harjadi, S.Pd, M.Pd.. Selaku guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri Jumapolo yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

commit to user

Kebakkramat yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

10. Siswa-siswi kelas X.1 dan X.2. SMA Negeri Jumapolo. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

11. Siswa-siswi kelas X SMA Negeri Kebakkramat. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya

12. Ibu dan Bapak yang telah memberikan do’a restu dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

13. Kakak, adik-adikku, dan keponakanku tercinta yang senantiasa menjadi motivator.

14. Penyemangat terbaikku Aditya Syaifudin. Terima kasih atas semangat dan dorongan demi selesainya Skripsi ini.

15. Sahabat-sahabatku Dwi Nuryani, Lina Wahyuningrum, Ninik Agustin, dan Surani. Terima kasih atas persahabatan yang begitu indah

16. Sahabat-sahabatku di Prodi Fisika 2007 untuk segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya.

17. Teman-teman kos PIB (mb andina, tika, erin, phia, aning, mb feny, lyli, lita, evi, reka, tia) yang selalu memberi warna tersendiri untuk segala dukungan dan kekeluargaannya.

18. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya Skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

commit to user

Hal

HALAMAN JUDUL…………………………………………................ HALAMAN PENGAJUAN ………………………………………......... HALAMAN PERSETUJUAN ……………………….………………… HALAMAN PENGESAHAN………………………….….……………. HALAMAN ABSTRAK ……………………………………..……........ HALAMAN MOTTO ……………………………..………..…………. HALAMAN PERSEMBAHAN …………………….…………………. KATA PENGANTAR ……………………………………………..…… DAFTAR ISI ………………………………..………………………….. DAFTAR TABEL ………………………..…………………………….. DAFTAR GAMBAR …………….....………………………………….. DAFTAR LAMPIRAN ………………………….……………………... BAB I PENDAHULUAN……….…………………………………...

A. Latar Belakang Masalah………….……………………….

B. Identifikasi Masalah……….………………………………

C. Pembatasan Masalah ……………….……………………..

D. Perumusan Masalah……….…………………….…………

E. Tujuan Penelitian ……………….…………………………

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan…………………..

G. Manfaat Penelitian…….…………………………….……..

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………….………..

A. Tinjuan Pustaka …………………………………….……..

1. Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi ……..…………..

a. Pengukuran………………………………………….

b. Penilaian…………………………………………….

c. Evaluasi……………………………………………..

2. Tes……………………………...………………………

a. Pengertian Tes………………………………………

b. Tujuan Tes…………………………………………..

I ii iii iv

v vii viii ix xi

xiv xv xvi

commit to user

3. Syarat-Syarat Tes yang Baik ………… ………………..

a. Validitas……………………………………….........

b. Reliabilitas…………………………………….........

c. Objektivitas…………………………………………

d. Kepraktisan…………………………………………

e. Ekonomis…………………………………………...

4. Pengembangan Tes ……….……………………………

5. E-Learning……...........................................................

a. Fungsi E-Learning……………………………...

b. MOODLE………………………………………

c. Pembuatan Kuis dengan MOODLE……………

B. Penelitian yang Relevan…………………………………..

C. Kerangka Berfikir …………………………………………

D. Pertanyaan Penelitian……………………………………

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….……………………...

A. Model Pengembangan…………………………………….

B. Prosedur Pengembangan…………………………………..

1. Menyusun Spesifikasi Tes …………………………...

2. Menulis Soal Tes……………………………………..

3. Menganalisis Secara Kualitatif……………………….

4. Melakukan Ujicoba…………………………………..

5. Menganalisis Secara Kuantitatif……………………...

6. Memperbaiki Tes……………………………………..

7. Merakit Tes…………………………………………...

8. Melaksanakan tes……………………………………..

9. Menafsirkan Hasil Tes………………………………..

C. Uji Coba Produk….........………………….….…...………

1. Desain Uji Coba……………………………………...

2. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian ……………...

3. Jenis Data ……..……………………………………..

commit to user

D. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ……………

1. Teknik Pengumpulan Data…………………………...

2. Teknik Analisis Data…………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN………….……………………………..

A. Deskripsi Hasil ………………….………………………..

1. Spesifikasi Tes………………………………………..

a. Tujuan Tes……………………………………….

b. Kisi-Kisi Soal……………………………………

c. Bentuk Tes……………………………………….

d. Panjang Tes……………………………………...

2. Alat Tes………………………………………………

B. Analisis Data …………………...………………………...

1. Analisis Kualitatif…………………………………….

2. Analisis Kualitatif…………………………………….

C. Data Uji Coba …………………………………………….

D. Revisi Produk……………………………………………..

E. Kajian Produk Akhir……………………………………...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………….........................

A. Simpulan ………………………………………………….

B. Keterbatasan Penelitiani ………………...……………....

C. Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Lebih Lanjut……

1. Saran Pemanfaatan……………………………………..

2. Pengembangan Produk Lebih Lanjut…………………..

DAFTAR PUSTAKA ……………….………………………………….. LAMPIRAN …………………………………………………………….

commit to user

Hal

Tabel 4.1 Tabel Hasil Telaah Kualitatif ......................................................

Tabel 4.2 Tabel Hasil Telaah Kuantitatif ....................................................

commit to user

Hal

Gambar 2.1 Membuat Course Baru ............................................................

Gambar 2.2 Pengisian Formulir Course .....................................................

Gambar 2.3 Icon Edit Sumary ....................................................................

Gambar 2.4 Formulir Edit Sumary .............................................................

Gambar 2.5 Tambah Aktivitas ...................................................................

Gambar 2.6 Formulir Kuis .........................................................................

Gambar 2.7 Editing Quiz............................................................................

Gambar 2.8 Pemilihan Jenis Kuis ..............................................................

Gambar 2.9 Jenis Pilihan Ganda ................................................................

Gambar 2.10 Tampilan Daftar Soal .............................................................

Gambar 2.11 Soal yang Telah Dipilih Untuk Kuis ......................................

Gambar 2.12 Kerangka Berfikir ...................................................................

Gambar 3.1 Alur Pengembangan Tes.........................................................

commit to user

Lampiran 1 Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi ..

untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah .....................

Lampiran 2 Silabus ....................................................................................

Lampiran 3 Kisi-kisi Soal ..........................................................................

Lampiran 4 Hasil Penelaahan Ahli ............................................................

Lampiran 5 Hasil Validitas Isi Oleh Ahli ..................................................

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Telaah Kuantitatif .....................................

Lampiran 7 Data Uji Coba .........................................................................

Lampiran 8 Soal Uji Coba .........................................................................

Lampiran 9 Kunci Jawaban........................................................................

Lampiran 10 Alat Tes ..................................................................................

Lampiran 11 Surat-surat...............................................................................

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah, aspek-aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat penilaian, penyusunan soal, pengolahan dan interpretasi data hasil penilaian, analisis butir soal untuk memperoleh kualitas soal yang memadai, serta pemanfaatan data hasil penilaian sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan. Oleh sebab itu, kemampuan para guru dan calon guru dalam aspek-aspek tersebut mutlak diperlukan.

Evaluasi sebagai upaya mengukur dan menilai keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan menduduki posisi yang tidak kalah penting dari kegiatan atau pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Berbagai keputusan pendidikan yang berupa keputusan diagnostik, bimbingan dan konseling, tes penempatan serta kelulusan siswa diperoleh melalui kegiatan evaluasi hasil belajar berupa ulangan harian, Ulangan Semester (US) dan Ujian Akhir Nasional (UAN).

Keberhasilan kegiatan evaluasi hasil belajar di sekolah sangat tergantung pada kemampuan guru dalam membuat soal, melaksanakan ujian, serta mengolah hasil ujian tersebut. Dengan demikian, kemampuan guru dalam membuat soal yang baik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan evaluasi di sekolah.

Dari hasil observasi awal di beberapa sekolah di Kabupaten Karanganyar ditemukan beberapa fakta antara lain: 1) soal banyak yang dianulir. 2) soal yang tidak memiliki kunci jawaban, 3) soal banyak direvisi di depan kelas saat pelaksanaan tes, 4) pencetakan yang kurang baik sehingga tulisan susah di baca. Dari kasus-kasus di atas dapat dilihat bahwa persiapan dalam melakukan tes kurang. Masih jarang guru yang memperhatikan prosedur pembuatan tes yang baik. Soal terkesan dibuat mendadak dan terburu-buru sehingga menghasilkan soal yang kurang baik. Padahal soal ini akan menentukan keberhasilan siswa

commit to user commit to user

Persaingan dunia pendidikan semakin hari semakin ketat. Masing-masing lembaga menawarkan fasilitas belajar yang eksklusif. Program pembelajaran juga sering dibuat seolah-olah disesuaikan dengan kebutuhan calon peserta didiknya walaupun kenyataannya jauh dari harapan. Tidak jarang sekolah mempromosikan diri sebagai sekolah dengan pembelajaran berbasis IT. Pembelajaran berbasis IT telah merambah di berbagai tingkatan sekolah. Permasalahan yang muncul adalah ketika lembaga atau institusi memproklamirkan diri sebagai sekolah yang berbasis IT (e-learning), tetapi banyak guru justru belum memahami pemanfaatan dari IT itu sendiri. Salah satunya dalam hal evaluasi.

Masih jarang sekali guru yang memanfaatkan kecanggihan IT dalam evaluasi. Kebanyakan tes sekarang masih dalam bentuk cetak. Padahal jika guru mau menilik tes dengan menggunakan e-learning jauh lebih mudah dan praktis. Proses pengkoreksian cepat dan lebih hemat kertas sehingga tidak menambah masalah lingkungan.

Salah satu software e-learning yang biasa digunakan dalam evaluasi yaitu MOODLE. MOODLE sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek. Software ini memiliki banyak kelebihan terutama dalam evaluasi, misalnya dapat digunakan untuk membuat berbagai macam bentuk tes seperti uraian, pilihan ganda, menyocokkan, dan lain-lain.

Uraian di atas memberikan gambaran betapa pentingnya melakukan pengembangan tes Fisika untuk evaluasi hasil belajar siswa, sehingga informasi yang didapatkan melalui evaluasi hasil belajar dapat mencerminkan hal yang sebenarnya.

Berdasarkan dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ” PENGEMBANGAN TES PILIHAN GANDA

commit to user

MELALUI E-LEARNING PADA FISIKA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK SMA ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, ada beberapa permasalahan yang dapat terindetifikasi. Permasalahan tersebut antara lain:

1. Ada beberapa guru dan calon guru yang memperhatikan pembuatan soal dan mengolah hasil evaluasi, sesuai dengan ketentuan langkah-langkah dalam pembuatan perangkat tes yang baik.

2. Belum dikembangkannya oleh guru langkah-langkah dalam pembuatan perangkat tes dan pemilihan butir tes Fisika yang baik untuk siswa, agar sesuai dengan kurikulum sekolah dan kemampuan peserta tes.

3. Masih ditemukan soal-soal yang belum memenuhi kriteria baik.

4. IT belum dimanfaatkan secara optimal untuk melakukan evaluasi hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Evaluasi dilakukan melalui e-learning berbasis MOODLE di kelas ICT/laboratorium komputer di mana ada fasilitas komputer dan akses internet

2. Tes yang dikembangkan adalah berupa tes pilihan ganda (multiple choice)

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri Jumapolo dan SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2010-2011

4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suhu dan Kalor.

commit to user

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan tes yang sesuai dengan karakteristik tes Fisika yang baik?

2. Bagaimana hasil pengembangan tes pilihan ganda melalui e-learning (berbasis MOODLE) pada Fisika SMA materi Suhu dan Kalor

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Mengetahui prosedur pengembangan tes yang sesuai dengan karakteristik tes Fisika yang baik

2. Menghasilkan produk berupa tes pilihan ganda untuk SMA materi Suhu dan Kalor

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Penelitian ini mengembangkan produk berupa soal tes yang digunakan untuk evaluasi pembelajaran pada bab Suhu dan Kalor kelas X. Tes yang dikembangkan berupa tes pilihan ganda (multiple choice). Pengujian tes dilakukan melalui e-learning berbasis MOODLE.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Menghasilkan butir soal Fisika suhu dan kalor yang baik

2. Dapat memberikan informasi mengenai perangkat pembuatan tes yang mudah dan praktis

3. Dapat memberikan informasi yang berharga terutama bagi guru Fisika mengenai kualitas soal bab suhu dan kalor

4. Dapat dijadikan acuan bagi yang berkompeten, khususnya guru-guru dalam membuat perangkat tes yang baik

commit to user commit to user

6. Dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas lulusan sekolah SMA jurusan IPA terutama mata pelajaran Fisika. Hal ini dikarenakan dalam mengukur kemampuan siswa betul-betul sudah mengunakan alat ukur yang baik

commit to user

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi

Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu pengukuran, asesmen, dan evaluasi. Pendapat Allen & Yen yang dikutip oleh Djemari Mardapi (2004:13) mengatakan bahwa ”pengukuran adalah penetapan angka dengan cara sistematik untuk menyatakan keadaan individu .” Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu, akhir-akhir ini dikembangkan kemampuan emosi, yaitu kemampuan mengendalikan emosi. Kemampuan ini ikut menentukan kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.

Pendapat TGAT yang dikutip oleh Djemari Mardapi (2004:13) mengatakan: ”asesmen mencakup semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok. ” Proses asesmen meliputi pengumpulan bukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta didik. Bukti ini tidak selalu diperoleh melalui tes saja, tetapi juga bisa dikumpulkan melalui pengamatan atau laporan diri. Definisi asesmen berkaitan dengan semua proses pendidikan, seperti karakteristik peserta didik, karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi.

Pendapat Griffin dan Nix yang dikutip oleh Djemari Mardapi (2004:13) menyatakan bahwa ”pengukuran, asesmen, dan evaluasi adalah hirarki. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dan kriteria, asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedang evaluasi adalah penetapan nilai implikasi atau perilaku. Bisa perilaku individu atau lembaga. ” Sifat yang hirarkis ini menunjukan bahwa setiap kegiatan evaluasi melibatkan pengukuran dan asesmen

a. Pengukuran

Pendapat Guilford yang dikutip oleh Tim Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian (2004:8) menyatakan bahwa ”pengukuran adalah proses

commit to user commit to user

Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Tes adalah seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Non-tes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan yang kualitatif hasilnya bukan angka tetapi pernyataan kualitatif, yaitu yang berupa pernyataan sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang, dan sebagainya.

b. Penilaian

Penilaian atau asesmen adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian menurut Griffin & Nix yang dikutip oleh Tim Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian (2004:8): ”suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. ” Definisi penilaian berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup semua proses mengajar dan belajar. Kegiatan penilaian oleh karenanya tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian bisa berupa metode atau prosedur formal atau informal, untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik, yaitu: tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.

c. Evaluasi

”Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya ” (Djemari Mardapi, 2004:19). Fokus evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau kelas. Melalui evaluasi akan

commit to user commit to user

Menurut pendapat Tyler yang dikutip oleh Djemari Mardapi (2004:19): ”evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.”

Masih banyak lagi definisi tentang evaluasi, namun semuanya selalu memuat masalah informasi dan kebijakan, yaitu informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya.

2. Tes

a. Pengertian Tes

Me nurut Djemari Mardapi (2004:71) ”tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah ”. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Hasil tes merupakan informasi tentang karakteristik seseorang atau sekelompok orang. Karakteristik ini bisa berupa kemampuan atau ketrampilan seseorang. Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap sejumlah stimulus atau pertanyaan. Oleh karena itu, agar diperoleh informasi yang akurat dibutuhkan tes yang handal.

Menurut Suharsimi Arikunto (1995:51) , ”tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan ”. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan, misalnya: mencoret jawaban yang betul, menjelaskan, menjodohkan dan sebagainya.

commit to user

pendidikan. Hasil tes untuk tujuan ini harus baik, yaitu memiliki kesalahan pengukuran yang sekecil mungkin. Kesalahan pengukuran ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu kesalahan acak dan sistematik. Kesalahan acak disebabkan karena kesalahan dalam menentukan sampel isi tes, variasi emosi seseorang, termasuk variasi emosi pemeriksa lembar jawaban jika lembar jawaban peserta tes diperiksa secara manual. Sedangkan kesalahan sistematik adalah kesalahan yang disebabkan karena soal terlalu mudah atau terlalu sukar. Ada pendidik yang cenderung membuat tes yang terlalu sulit, tetapi ada juga yang cenderung selalu membuat tes yang mudah. Selain itu ada pula pendidik yang pemurah, dan ada yang mahal dalam memberi skor. Hal-hal ini merupakan sumber kesalahan yang sistematik.

”Ada beberapa istilah yang perlu kita ketahui dalam tes, yaitu testing, testee, dan tester .” (Djemari Mardapi, 2004: 71). Testing adalah waktu dimana tes

dilaksanakan, atau waktu pelaksanaan tes. Testee adalah orang yang dikenai tes, atau orang yang mengerjakan tes. Sedangkan tester adalah orang melaksanakan tes, atau pelaksana tes.

b. Tujuan Tes

Menurut Djemari Mardapi (2004:72) tujuan tes yang penting antara lain untuk:

1) mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, 2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, 3) mendiagnosos kesulitan belajar peserta didik, 4) mengetahui hasil pengajaran, 5) mengetahui hasil belajar, 6) mengetahui pencapaian kurikulum, 7) mendorong peserta didik belajar, dan

8) mendorong pendidik mengajar yamg lebih baik dan peserta didik belajar lebih baik.

Seringkali tes digunakan untuk beberapa tujuan, namun tidak akan memiliki keefektifan yang sama untuk semua tujuan.

”Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu: (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik, (c) tes

formatif, dan (d) tes sumatif .” (Djemari Mardapi, 2004:72). Pengujian berbasis

commit to user commit to user

Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes ini dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran pelajarn tertentu. Hasil tes ini memberikan informasi tenyang konsep-konsep yang belum dipahami dan yuang telah dipahami. Oleh karena itu, tes ini mengandung materi yang dirasa sulit oleh peserta didik, namun tingkat kesulitan tes ini cenderung rendah.

Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Masukan ini berguna untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang semester. Materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan. Jadi tes ini sebenarnya bukan untuk menentukan keberhasilan belajar semata, tetapi untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.

Tes sumatif diberikan di akhir suatu pelajaran, atau akhir semester. Hasilnya untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik untuk pelajaran tertentu. Tingkat keberhasilan ini dinyatakan dengan skor atau nilai, pemberian sertifikat, dan sejenisnya. Tingkat kesukaran soal pada tes sumatif bervariasi, sedang materinya harus mewakili bahan yang telah diajarkan. Hasil tes bisa ditafsirkan sebagai keberhasilan belajar dan atau keberhasilan mengajar.

Tujuan tes dari tes yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tes sumatif karena tes ini dilakukan di akhir pelajaran. Tes ini berfungsi untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam penguasaan materi Suhu dan Kalor.

commit to user

”Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes non objektif ” (Djemari Mardapi, 2004:73).

Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes yang non objektif adalah yang penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes yang objektif adalah yang penskorannya objektif, tidak dipengaruhi oleh pemberi skor. Sedang yang non objektif sistem penskorannya dipengaruhi subjektivitas pemberi skor.

”Bentuk tes objektif yang sering digunakan adalah bentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, dan uraian objektif ” (Djemari Mardapi, 2004:73). Tes

uraian dapat dibedakan uraian objektif dan uraian non objektif. Tes uraian yang objektif sering digunakan pada bidang sains dan teknologi atau bidang soaial yang jawabannya sudah pasti, dan hanya satu jawaban benar. Tes uraian non objektif sering digunakan pada bidang ilmu-ilmu sosial, yaitu yang jawabannya luas dan tidak hanya satu jawaban yang benar, tergantung argumentasi peserta tes.

”Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan

materi tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan ” (Djemari Mardapi, 2004:73). Bentuk tes objektif pilihan ganda dan bentuk tes benar salah sangat tepat jika peserta tes banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak. Kelebihan tes objektif bentuk pilihan ganda adalah lembar jawaban dapat diperiksa dengan komputer, sehingga objektivitas penskoran dapat dijamin. Namun membuat tes objektif yang baik tidaklah mudah. Sedangkan untuk bentuk tes uraian subjektif tepat digunakan untuk tes yang menuntut pengetahuan dan penguraian dari peserta tes. Sehingga biasanya bentuk tes ini digunakan pada bidang sosial.

Bentuk tes uraian objektif sering digunakan pada mata pelajaran yang batasnya jelas, misalnya mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, dan sebagainya. Soal pada tes ini jawabannya hanya stu, mulai dari memilih rumus yang tepat, memasukkan angka dalam rumus, menghitung hasil, dan menafsirkan hasilnya.

commit to user commit to user

1) Tes Lisan di Kelas Pertanyaan lisan dapat digunakan untuk mengetahui taraf serap peserta didik untuk masalah yang berkaitan dengan kognitif. Pertanyaan lisan yang diajukan di kelas harus jelas, dan semua peserta didik harus diberi kesempatan yang sama. Dalam melakukan pertanyaan di kelas prinsipnya adalah: mengajukan pertanyaan, memberi waktu untuk berfikir, kemudian menunjuk peserta didik untuk menjawabnya. Baik benar atau salah jawaban peserta didik, jawaban tersebut ditawarkan lagi ke kelas untuk menghidupkan kelas. (Disarikan dari Djemari Mardapi, 2004:74)

2) Bentuk benar salah ”Tes benar salah adalah bentuk tes yang terdiri atas sejumlah pertanyaan

yang bernilai benar atau salah ” (Djemari Mardapi, 2004:74). Tugas testee adalah menentukan pernyataan-pernyataan tersebut benar atau salah. Biasanya testee diminta untuk memilih huruf B atau S yang telah disiapkan. Memilih B jika testee menganggap pernyataan itu benar, dan memilih S jika testee menganggap pernyataan itu salah.

3) Bentuk Pilihan Ganda ”Tes bentuk pilihan ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh

dengan memilih alternatif jawaban yang telah disediakan ” (Djemari Mardapi, 2004:74). Dalam tes pilihan ganda ini, bentuk tes terdiri atas: pernyataan (pokok soal), alternatif jawaban yang mencakup kunci jawaban dan pengecoh. Pernyataan (pokok soal) adalah kalimat yang berisi keterangan atau pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang belum lengkap dan harus dilengkapi dengan memilih alternatif jawaban yang tersedia. Kunci jawaban adalah salah satu alternatif jawaban yang merupakan pilihan benar yang diharapkan. Sedangkan pengecoh adalah alternatif yang bukan merupakan kunci jawaban.

4) Bentuk Uraian Objektif Bentuk soal uraian objektif sangat tepat digunakan umtuk bidang matematika dan sains, karena kunci jawabannya hanya satu. Pengerjaan soal ini

commit to user

Objektif disini dalam arti tidak dipengaruhi oleh subjek tertentu. Jadi hasil penskorannya apabila diperiksa oleh beberapa pendidik dalam bidang studi tersebut hasilnya akan sama. Pertanyaan pada bentuk soal ini diantaranya adalah: hitunglah, tafsirkan, buat kesimpulan dan sebagainya. (Disarikan dari Djemari Mardapi, 2004:75)

5) Bentuk uraian Non-objektif Bentuk tes ini dikatakan non-objektif karena penilaian yang dilakukan cenderung dipengaruhi subjektivitas dari penilai. (Djemari Mardapi, 2004:75). Pada tes uraian non-objektif ini siswa dituntut untuk menguraikan apa yang ada dipikirnnya dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Kelebihan tes ini yaitu dapat mengetahui sejauh mana tingkat berfikir siswa. Namun dibalik kelebihan yang dimiliki, bentuk ini juga mempunyai kelemahan yaitu sifat kesubjektifitasan itu sendiri. Selain itu diperlukan waktu yng lama dan ketelitian yang tinggi dalam mengoreksinya.

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bentuk tes objektif pilihan ganda. Ada beberapa alasan mengapa menggunakan bentuk ini seperti yang dinyatakan oleh Saifuddin Azwar (1996:75) yang dirangkum sebagai berikut:

1. Komprehensif, dalam waktu tes yang singkat dapat memuat lebih banyak item.

2. Pemeriksaan jawaban dan pemeriksaan skornya mudah dan cepat.

3. Kualitas item dapat dianalisis secara empirik.

4. Objektifitasnya tinggi

5. Umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan

6. Objektif. Tes pilihan ganda bersifat objektif sehingga siapapun yang menilainya akan menghasilkan skor yang sama

Walaupun demikian tes pilihan ganda juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Pembuatan soal yang sulit dan memakan banyak waktu dan tenaga

commit to user

3. Ada kemungkinan siswa menjawab dengan cara menebak.

3. Syarat-Syarat Tes yang Baik

Untuk mengukur hasil belajar siswa, maka digunakan alat pengukuran yang benar-benar dapat mengukur kemampuan belajar siswa. Alat untuk mengukur dalam evaluasi belajar harus sebuah tes yang baik. Tes yang baik sebagai alat pengukur hasil belajar apabila memenuhi prasyaratan tes yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektifitas, kepraktisan, dan ekonamis (Suharsimi Arikunto,1995:56)

a. Validitas

Validitas berasal dari kata valid, sedangkan untuk menggantinya sering digunakan ”sahih” atau ”tepat”, sehingga validitas sama dengan kesahihan

(Suharsimi Arikunto, 1995:57). Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurannya. Tes hanya dapat melakukan

fungsinya dengan cermat kalau ada ”sesuatu” yang diukurnya. Jadi, untuk dikatakan valid, test harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat. (Djemari Mardapi, 2004:25)

Menurut Suharsimi Arikunto (1995:64-66), validitas dibagi menjadi empat bagian yaitu :

1) Validitas isi Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas ini sering juga disebut validitas kurikuler.

2) Validitas Kontruksi Validitas kontruksi adalah validitas yang digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil pengukuran dianggap mencerminkan suatu konsep dalam teori psikologi. Kontruksi psikologi adalah kualitas psikologis yang kita asumsikan ada, supaya dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku. Kontruksi psikologis ini tidak dapat diukur langsung. Misalnya pengukuran kreativitas. Tes yang

commit to user commit to user

3) Validitas empiris Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Maksudnya dalam hal ini hasil tes dibandingkan dengan hasil tes yang telah lalu.

4) Validitas prediksi Memprediksikan artinya meramal, dengan meramal selalu mengenai hal yang akan datang dan sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan meramalkan apa yang akan pada masa yang datang (Suharsimi Arikunto, 1995: 66)

Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi. Alasan penggunaan validitas isi ini karena validitas ini mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan

b. Reliabilitas

Reliabilitas sering diterjemahkan sebagai dapat dipercaya/kepercayaan. Suatu tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. ”Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan ” (Suharsimi Arikunto, 1995:58). Reliabilitas merupakan kriteria untuk menetapkan taraf ketelitian teknik atau alat penelitian; bila digunakan untuk mengukur hasil belajar seorang siswa. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas jika digunakan berulang-ulang untuk mengulang objek yang dilakukan oleh orang yang sama maupun berlainan maka akan menghasilkan hasil yang sama.

Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reliabilitas dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal formula Kudher-Richardson 20.

commit to user

”Objektivitas berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi” (Suharsimi Arikunto, 1995:59). Tes atau alat evaluasi dikatakan objektif bila

dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhinya. Sifat subjektifitas timbul karena bentuk tes dan penilai. Tes yang berbentuk uraian akan memberi banyak kemungkinan penilai untuk bertindak subjektif untuk menghindari itu maka tes yang dikembangkan adalah berbentuk objektif.

d. Kepraktisan

Betapapun baiknya (valid dan reliabel) suatu tes untuk mengukur prestasi siswa, tidak akan ada gunanya bila dalam pelaksanaannya dan pemberian skor diperlukan waktu yang banyak, harga mahal atau menganggu kegiatan dan kenyamanan siswa. Untuk itu tes harus dapat dilaksanakan artinya tes tersebut bersifat praktis, mudah dalam administrasinya, tidak mahal, singkat, mudah dilaksanakan, mudah diberi skor, dan tidak mengganggu kegiatan lain.

e. Ekonomis

”Suatu tes dikatakan ekonomis bila pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga banyak, dan waktu yang lama .”

(Suharsimi Arikunto, 1995:61)

4. Pengembangan Tes

Menyusun dan mengembangkan tes objektif yang baik sangat sulit, karena tes yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Pengembangan tes objektif harus memenuhi kaidah-kaidah, berupa langkah langkah yang perlu diikuti.

Ada sembilan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi belajar, yaitu:

a. Menyusun spesifikasi tes

b. Menulis soal tes

c. Menelaah soal tes atau menganalisis secara kualitatif

d. Melakukan ujicoba tes

e. Menganalisis butir soal atau menganalisis secara kuantitatif

f. Memperbaiki tes

commit to user commit to user

i. Menafsirkan hasil tes (Djemari Mardapi, 2004:88)

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menyusun spesifikasi tes yang meliputi tujuan tes, menyusun kisi-kisi tes, memilih bentuk tes, dan menentukan panjang tes. Tujuan tes disini apakah itu untuk tes sumatif, formatif, diagnostik atau penempatan. Tujuan harus ditentukan paling awal karena akan mempengaruhi pada tahap-tahap selanjutnya. Setelah tujuan ditetapkan langkah selanjutnya yaitu menyusun kisi-kisi tes. Kisi-kisi disini mencakup materi yang akan diteskan, SK, KD, dan indikator-indikator yang ingin dicapai. Langkah selanjutnya yaitu menentukan bentuk tes. Apakah nantinya tes tersebut bentuknya objektif atau subjektif. Objektif disini bisa berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah dan sebagainya. Bentuk tes subjektif disini berupa uraian singkat. Setelah semua ditentukan maka langkah selanjutnya adalah menentukan panjang tes. Panjang tes disini dipertimbangkan dari waktu yang diperlukan dalam pelaksaan tes dan waktu pengerjaan tiap soal.

Tahapan selanjutnya adalah penulisan soal. Setiap soal dalam tes akan menghasilkan unit informasi tertentu mengenai orang yang akan mengerjakan tes. Keseluruhan tes tidak akan menghasilkan informasi yang baik dari jumlah informasi yang dihasilkan oleh soal-soalnya, maka tes yang baik harus terdiri dari soal-soal yang ditulis dengan baik.

Langkah setelah soal ditulis adalah pengujian kualitas secara teoritis yang sering disebut dengan telaah soal. Telaah ini pada dasarnya menekankan pada penilaian segi materi, kontruksi dan bahasa dari butir soal yang dibuat Depdikbud (1995)

Setelah soal dianalisis maka langkah selanjutnya adalah ujicoba soal di lapangan. Setelah dilakukan ujicoba dilakukan penelaahan lagi. Penelaahan soal berdasarkan data empiris dengan jalan ujicoba di lapangan. Telaah ini meliputi taraf kesukaran, daya pembeda soal, reliabilitas, dan keefektifan pengecoh.

Setelah soal ditelaah secara kuantitatif, maka nantinya akan ada beberapa soal yang baik, soal yang direvisi, dan soal yang tidak baik dan harus dibuang.

commit to user commit to user

5. E-learning

“Definisi e-learning adalah merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain .” (Muhammad Adri, 2008).

Penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan terselenggaranya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD interkatif dan lain-lain.

a. Fungsi e-learning

“Ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di kelas (classroom instruction), yaitu sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi). ” (Fajar Trihantoro, 2009:11).

1) Tambahan (suplemen) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

2) Pelengkap (komplemen) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima

commit to user commit to user

Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.

3) Pengganti (substitusi) Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswa-nya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.

“Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka atau konvensional, (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet .” (Fajar Trihantoro, 2009:13).

Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih peserta didik tidak menjadi masalah dalam penilaian, karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang

commit to user commit to user

b. MOODLE