Dividend payout dalam kaitannya dengan

Pengaruh arus kas operasi terhadap Dividend payout dalam kaitannya dengan

siklus hidup perusahaan

Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

Merinda Naraswari Ayuningtyas NIM.F.0306051 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

MOTTO

With God all things possible

PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan kepada:

- Allah Bapa, Tuhanku Yesus Kristus sumber kekuatan, pengharapan dan pertolonganku - Papah dan mamah tercinta - My lovely brother, Lambert - Sepupuku, Ria - Sahabat-sahabatku - Almamaterku

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke-Hadirat Allah Bapa Surgawi, Tuhan Yesus Kristus, karena berkat, kasih, anugrah, pertolongan dan perlindungan-Nya penulis dapat menyusun dan meyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividend Payout Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup Perusahaan”, disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si, Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Ibu Dra. Y. Anni Aryani, M. Prof. Acc, Ph.D, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Segenap dosen dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, yang telah berkenan membantu dan memberikan pelayanan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Papah dan mamah tercinta yang selalu memberi dorongan semangat, kasih

6. My lovely brother, Lambert atas pengertian dan kesabarannya yang sudah merelakan kamarnya yang nyaman sebagai markas penyusunan skripsi ini (xexeeee... =D)

7. Sepupuku, Maria Christna, teman bicaraku dengan segala topik-topik pembicaraannya yang konyol dan cukup menghibur.

8. Sahabat-sahabatku yang terkasih, Manda, QQ, Danik, Tryaz atas persahabatan yang telah diberikan dari awal perkuliahan sampai saat ini, yang telah memberikan warna tersendiri di Kampus Hijau Ekonomi UNS (Manda dengan warna pink-nya,,QQ n Tryaz putih,, n Danik dengan biru-nya,,,xexeee... sesuai baju geto... Senang bertemu kalian guyzzzz,,,=D)

9. Temen-temen seperjuangan yang tergabung dalam HMJA angkatan 2006,, Who is d’bezt? Accounting Society .... =D

10. Sahabat-sahabat lamaku dengan persahabatan yang selalu baru, monic, mite, nova, temen-temen TK, SD, SMP n SMA, atas dukungan semangat, dan doa yang diberikan.

11. Temand2 PKMB Phileaaa + Warga GBI Penumping yang selalu setia mendukungku dalam doa (Ayoooo Camping.... Xexeeee... =D)

12. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 23 Maret 2010 Penulis

Merinda Naraswari Ayuningtyas NIM. F0306051

Tahap Start-up ......................................................................................66

11. Hasil Uji

Glejser

Tahap Growth .......................................................................................67

12. Hasil Uji

Glejser

Tahap Mature .......................................................................................68

13. Hasil Uji

Glejser

Tahap Decline ......................................................................................69

14. Hasil Uji

Tahap Start-up ................................................70

16. Hasil Analisis

Tahap Growth .................................................71

17. Hasil Analisis

Tahap Mature .................................................72

18. Hasil Analisis

Tahap Decline .................................................72

19. Hasil Analisis

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Daftar Sampel Observasi Tahun Perusahaan Berdasarkan Tahapan Siklus Hidup ..........87

2. Descriptive Statistics

4. Hasil Uji Multikolinieritas dan Regresi Linear Sederhana

6. Hasil Uji Autokorelasi Dan Koefisien Determinasi .......................................................106

ABSTRAK

Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah apakah arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividend payout apabila dikaitkan dengan siklus hidup perusahaan. Sehubungan dengan masalah tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut, terdapat pengaruh signifikan arus kas dari aktivitas operasi terhadap dividend payout pada tahap start-up; terdapat pengaruh signifikan arus kas dari aktivitas operasi terhadap dividend payout pada tahap growth; terdapat pengaruh signifikan arus kas dari aktivitas operasi terhadap dividend payout pada tahap mature; terdapat pengaruh signifikan arus kas dari aktivitas operasi terhadap dividend payout pada tahap decline.

Sejalan dengan masalah tersebut dan hipotesis penelitian maka penelitian ini dilaksanakan dengan metode analisis regresi linear sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan arus kas dari aktivitas operasi terhadap dividend payout pada tahap growth dan mature, sedangkan pada tahap start-up dan decline arus kas dari aktivitas operasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap dividend payout.

Dari bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa H 2 dan H 3 penelitian ini diterima dan hasil penelitian ini juga memberikan bukti bahwa tiap tahapan siklus hidup memiliki kandungan nilai informasi laporan keuangan (karakteristik keuangan) yang berbeda.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka diajukan saran-saran, penelitian selanjutnya sebaiknya mengambil sampel penelitian yang lebih luas lagi cakupannya, dan memasukkan firm specific factor lainnya, seperti asset base, earnings , arus kas dari kegiatan investasi maupun pendanaan yang mungkin lebih memiliki pengaruh terhadap dividen di setiap tahap siklus hidup perusahaan, serta sebaiknya juga mempertimbangkan metode-metode pengelompokkan siklus hidup

Kata kunci: dividend payout, arus kas operasi, siklus hidup perusahaan.

ABSTRACT

Merinda Naraswari Ayuningtyas NIM. F0306051

THE EFFECT OF OPERATING CASH FLOW ON THE DIVIDEND PAYOUT IN RELATION TO THE FIRM’S LIFE CYCLE

The problem that will be addressed in this study is whether or not the cash flow of operating activity affects significantly the dividend payout in relation to the firm’s life cycle. In line with such a problem, the following hypotheses are proposed: there is significant effect of operating activity cash flow on the dividend payout in the start-up stage; there is significant effect of operating activity cash flow on the dividend payout in the growth stage; there is significant effect of operating activity cash flow on the dividend payout in the mature stage; and there is significant effect of operating activity cash flow on the dividend payout in the decline stage.

Considering the research problem and hypothesis, the study was done using a simple linear regression analysis method. The result of analysis shows that there is significant effect of operating activity cash flow on the dividend payout in the growth and mature stages, while in the start-up and decline stages, the operating activity cash flow does not affect significantly the dividend payout.

From those evidences, it can be concluded that H 2 and H 3 in this research can be supported and the result of research also gives evidence that each stage of life cycle contains different financial report information (financial characteristic) value.

Based on these findings, the following recommendations are given: the next research should take a wide-range sample and include other firm-specific factors such as asset base, earnings, and cash flow of investment activity or funding that may have the more effect on the dividend in each life cycle of firm, and should also consider the other categorization methods of life cycle.

Keywords: dividend payout, operating cash flow, firm’s life cycle.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menganalisis kinerja perusahaan, pengguna external seperti investor dan kreditor memiliki cara-cara tersendiri dalam menganalisis, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dikemukakan di dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang telah dipublikasikan merupakan sumber informasi yang sangat penting dan berguna bagi pengguna laporan keuangan serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, baik pengguna internal maupun external dalam mendukung pengambilan keputusan. Oleh karena itu, investor dan kreditor dapat menggunakan laporan keuangan tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, baik dalam berinvestasi bagi investor maupun untuk keputusan pemberian pinjaman oleh kreditor.

Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi mempunyai tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditor dan para pemakai external lainnya, untuk pengambilan keputusan investasi dan keputusan lainnya. Tujuan kedua berkaitan dengan keharusan pelaporan keuangan menyediakan informasi mengenai arus kas untuk membantu investor dan kreditor menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kapasitas perolehannya. Laporan arus kas ini diharapkan memiliki kandungan informasi tambahan yang berguna bagi pengambilan keputusan investasi. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menguji dan menyelidiki kandungan informasi arus kas ini, misalnya Black (1998), Charitou (1999), Garrod, Ginner, dan Larran (2004), Juniarti dan Limanjaya (2005), dan Susanto dan Ekawati (2006).

Pada tahun 1998, Black menguji value-relevant antara earnings dan arus kas dalam siklus hidup perusahaan, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa cash flow, khususnya investing cash flow pada tahap start-up dan operating cash flow pada tahap growth, memiliki value-relevant yang lebih besar daripada earnings. Penelitian lain mengenai informasi arus kas dilakukan oleh Charitou, Clubb, dan Andreou (2000:1) menunjukkan bahwa:

“Cash flow have information content beyond earnings and cash flow play a more important role in the market place when earnings are transitory.”

Penelitian Garrod, Giner, dan Larran (2004) juga menyatakan bahwa cash flow dapat memberikan informasi yang lebih daripada earnings (dengan menggunakan valuation models) dan hasil akhir dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa operating cash flow lebih memiliki value-relevant daripada earnings, untuk perusahaan yang berada pada tahap growth.

Juniarti dan Limanjaya (2005) menyatakan bahwa value-relevant laba dan arus kas sangat bergantung pada siklus hidup perusahaan, dimana dalam hal ini dibuktikan bahwa pada tahap growth, cash flow lebih memiliki value- relevant dibanding net income, walaupun dalam penelitian yang telah dilakukan tidak dapat membuktikan adanya value-relevant antara laba dan arus kas pada tahap start-up dan decline karena adanya keterbatasan data. Penelitian Susanto dan Ekawati (2006) juga menyatakan bahwa siklus hidup perusahaan mempengaruhi relevansi laba dan arus kas. Aliran kas investasi dan aliran kas pendanaan memiliki value-relevant pada tahap start-up, sedangkan laba, aliran kas operasi dan aliran kas pendanaan memiliki value- relevant pada tahap growth. Pada tahap mature laba dan komponen aliran kas memiliki value-relevant, tetapi pada tahap decline hanya aliran kas operasi dan aliran kas pendanaan yang memiliki value-relevant.

Karakteristik keuangan yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angka-angka akuntansi juga tidak akan sama pada semua perusahaan. Ukuran perusahaan, tingkat hutang dan siklus hidup perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan (Soepratikno dan Hartono, 2005). Hal ini sejalan dengan temuan Black (1998) yang menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam tahap siklus hidup yang berbeda (start-up, growth, mature, decline) memiliki karakteristik yang berbeda, seperti laba dan arus kas. Myers (1976) menyatakan bahwa kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai perusahaan tersebut (value of firm), yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Value of Firm = Value of Assets in Place + Value of Future Growth Opportunities

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan (value of firm ) terdiri dari dua komponen, yaitu aktiva (assets in place) dan kesempatan untuk tumbuh di masa depan (future growth opportunities).

Juniarti dan Limanjaya (2005) menyatakan bahwa proporsi komponen nilai perusahaan, yaitu aktiva dan kesempatan untuk tumbuh di masa depan akan berbeda di tiap tahap siklus hidup perusahaan. Perusahaan yang berada pada tahap siklus hidup start-up cenderung memiliki sedikit aktiva (assets in place ), sehingga nilai perusahaan sebagian besar berasal dari komponen nilai kesempatan untuk tumbuh di masa depan (future growth opportunities). Berbeda dengan perusahaan di tahap mature, nilai perusahaan yang berada di tahap mature sebagian besar ditentukan oleh aktiva yang dimiliki (assets in place ), hal ini karena kesempatan untuk tumbuh di masa depan (future growth opportunities ) cenderung berkurang bagi perusahaan yang berada pada tahap mature .

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa proporsi kedua komponen tersebut berbeda antar tahap siklus hidup perusahaan, sehingga informasi ukuran kinerja akuntansi yang disediakan pada masing-masing tahap siklus untuk masing-masing komponen juga berbeda.

Selain nilai perusahaan, dividen juga digunakan oleh investor untuk melakukan penilaian terhadap sebuah perusahaan sebagai indikator atau sinyal prospek pertumbuhan suatu perusahaan. Apabila perusahaan mengumumkan tingkat dividen yang lebih besar dari perkiraan pasar, hal ini Selain nilai perusahaan, dividen juga digunakan oleh investor untuk melakukan penilaian terhadap sebuah perusahaan sebagai indikator atau sinyal prospek pertumbuhan suatu perusahaan. Apabila perusahaan mengumumkan tingkat dividen yang lebih besar dari perkiraan pasar, hal ini

Crutchley dan Hansen (1989) menyatakan bahwa pembayaran dividen akan menjadi alat monitoring sekaligus bonding bagi manajemen. Brief dan Zarowin (1999:2) menyatakan bahwa “for firms with transitory earnings, dividends have greater explanatory power than earnings. ” Oleh karena itu, adalah penting bagi seorang investor atau investor potensial untuk mampu memprediksi kebijakan dividen perusahaan. Kebijakan dividen oleh pihak manajemen merupakan tingkat pengembalian investasi pada sisi investor, sehingga akan mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, dan struktur finansial. Dengan kata lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan.

Kebijakan dividen tersebut tercermin dalam dividend payout ratio. Dividen payout ratio adalah persentase dari laba yang dibayarkan kepada pemegang saham. Setiap perusahaan memiliki keputusan dan pertimbangan yang berbeda dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Oleh karena itu, faktor kerangka ekonomis yang dihadapi perusahaan harus dipertimbangkan dengan memasukkan siklus Kebijakan dividen tersebut tercermin dalam dividend payout ratio. Dividen payout ratio adalah persentase dari laba yang dibayarkan kepada pemegang saham. Setiap perusahaan memiliki keputusan dan pertimbangan yang berbeda dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Oleh karena itu, faktor kerangka ekonomis yang dihadapi perusahaan harus dipertimbangkan dengan memasukkan siklus

Penelitian tentang hubungan arus kas terhadap pembayaran dividen diantaranya dilakukan oleh Suadi (1998) dalam Daniati dan Suhairi (2006), Charitou (1999), Prihantoro (2003), Anil dan Kapoor (2008), Rosdini (2009), Oprea (2008), DeAngelo, DeAngelo, dan Stulz (2006), Manurung (2009), Georgen, Renneboog, dan Silva (2006), Khan (2006), Betty (2006) dalam Ronosulistyo (2008).

Suadi (1998) dalam Daniati dan Suhairi (2006) menemukan bahwa laporan arus kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun setelah terbitnya laporan arus kas. Dengan demikian laporan arus kas dapat digunakan sebagai alat prediksi jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun setelah terbitnya laporan arus kas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa laporan arus kas mempunyai kandungan informasi dan bermanfaat bagi investor.

Charitou (1999) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara cash flows (operating cash flow) dengan dividend (Anil dan Kapoor, 2008; Manurung, 2009; Georgen, Renneboog, dan Silva, 2006). Prihantoro (2003) menemukan bahwa posisi kas berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio . Free cash flow juga ditemukan berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (Oprea, 2008; Rosdini, 2009).

DeAngelo, DeAngelo, dan Stulz (2006) meneliti hubungan antara earned/contributed capital mix terhadap kemungkinan perusahaan untuk membayar dividen, penelitian tersebut menyatakan bahwa earned/contributed

capital mix memiliki pengaruh terhadap kemungkinan perusahaan dalam membayar dividen. Betty (2006) dalam Ronosulistyo (2008) menemukan bahwa earnings per share memiliki pengaruh dalam memprediksi dividen, sedangkan arus kas tidak berpengaruh dalam memprediksi dividen. Hal ini senada dengan Khan (2006) yang menyatakan bahwa cash flows tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan. Ronosulistyo (2008) yang menindaklanjuti penelitian Betty (2006) juga menyatakan bahwa arus kas secara keseluruhan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio , dan hanya arus kas dari aktivitas pendanaan saja yang memiliki pengaruh dominan terhadap dividend payout ratio walaupun tidak berpengaruh besar.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan pengujian lebih lanjut mengenai pengaruh arus kas khususnya arus kas dari kegiatan operasi terhadap dividend payout dengan menambahkan faktor siklus hidup perusahaan, dengan harapan pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap dividend payout dapat terlihat lebih jelas dan signifikan dalam setiap tahap siklus hidup perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Apakah arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividend payout apabila dikaitkan dengan siklus hidup perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividend payout apabila dikaitkan dengan siklus hidup perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap agar hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai analisis laporan arus kas, khususnya arus kas dari kegiatan operasi dan sebagai pembuktian ada tidaknya pengaruh arus kas dari kegiatan operasi terhadap dividend payout .

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam merumuskan kebijakan dividen serta tindakan-tindakan selanjutnya sehubungan dengan penggunaan analisis laporan keuangan, khususnya laporan arus kas.

3. Pihak lain, sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian selanjutnya dalam bidang yang serupa.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menyajikan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan kerangka teori yang digunakan sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang dibahas dan perumusan hipotesis dalam penyusunan skripsi ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai landasan metodologi penelitian, yang merupakan acuan analisis ilmiah dalam mewujudkan hasil penelitian, yang mencakup pemilihan sampel, sumber data, variabel penelitian, metode analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat analisis data yang telah terkumpul beserta pembahasan masalah berdasarkan hasil analisis yang dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh bahasan penulisan beserta keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya.

BAB II TELAAH PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Baridwan (1984) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai

Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Munawir (2004) pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2009), tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Sejalan dengan hal tersebut, Financial Accounting Standar Board (FASB) mengeluarkan SFAC No. 1 ”Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises” yang secara garis besar berisi tujuan dan keterbatasan laporan keuangan dalam Giri (2008), yaitu:

1) Pelaporan keuangan bukan merupakan tujuan akhir, tetapi bermaksud memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dan bisnis.

2) Tujuan dari pelaporan keuangan tidak bersifat pasti atau tetap, namun dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi, politik, dan sosial dimana laporan keuangan tersebut dibuat.

3) Tujuan pelaporan keuangan juga dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan macam (jenis informasi yang dapat disediakan), yaitu:

a) Informasi keuangan berkaitan dengan bisnis perusahaan, bukan industri atau ekonomi secara keseluruhan.

b) Informasi keuangan sering merupakan suatu perkiraan bukan merupakan sesuatu yang pasti dan terukur

c) Sebagian besar informasi keuangan merefleksikan pengaruh yang bersifat keuangan dari transaksi dan kejadian yang telah terjadi (recorded fact).

Tujuan umum laporan keuangan menurut Baridwan (1984:3-4):

1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.

3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.

5) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.

Sedangkan tujuan kualitatif Laporan Keuangan menurut Baridwan (1984:4-5):

1) Relevant, yaitu memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pengguna laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan.

2) Understandability, yaitu informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pengguna laporan keuangan.

3) Verifiability, yaitu hasil akuntansi harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.

4) Neutrality, yaitu laporan akuntansi netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dan informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan untuk pihak-pihak tertentu saja.

5) Timelines, yaitu laporan akuntansi yang diserahkan pada saat yang tepat akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan

6) Comparability, yaitu informasi yang tersaji dalam laporan keuangan dapat dibandingkan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Disamping itu, informasi tersebut juga harus dapat diperbandingkan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

7) Completeness, yaitu informasi akuntansi yang dilaporkan harus

mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pengguna. Standar Akuntansi Keuangan (2009) menyatakan empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu:

1) Dapat dipahami, yaitu laporan keuangan mudah untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

2) Relevan, yaitu dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

3) Keandalan, yaitu informasi harus reliable, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4) Dapat

pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan serta harus dapat memperbandingkan laporan keuangan

diperbandingkan,

yaitu yaitu

3. Pemakai Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009) meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:

1) Investor Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

2) Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,

3) Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4) Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

5) Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada, perusahaan.

6) Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7) Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

B. Laporan Arus Kas

1. Pengertian Laporan Arus Kas

Telah dipaparkan pada subbab sebelumnya bahwa salah satu bagian laporan keuangan adalah laporan arus kas. Pada awalnya laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan keuangan, karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang direkomendasikan oleh Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) hanya neraca dan laporan rugi/laba. Tetapi karena keinginan investor, kreditor dan pemakai lainnya muncul fund statement sebagai bagian dari laporan keuangan yang masih bersifat sukarela dan posisinya dalam laporan keuangan masih sebagai suplemen. Penyajian laporan arus kas baru diwajibkan pada tahun 1987 dengan dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) No.

95 oleh FASB tentang Statement of Cash Flow yang ditetapkan sebagai bagian dari laporan keuangan tahunan dan berlaku efektif setelah tanggal

15 Juli 1988. Tujuan rekomendasi laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan adalah untuk menaksir likuiditas perusahaan, fleksibilitas perusahaan dan keuangan, profitabilitas dan risiko (Fitra, 2007).

Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 (2009) dinyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian pelaporan keuangan.

Pengertian laporan arus kas menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 2 (2009:2.2-2.3) adalah: "Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama

periode tertentu dan dikasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas".

Sedangkan tujuan dan manfaat laporan arus kas menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 2 (2009:2.1) adalah: "Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna

bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk

perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang"

menilai

kemampuan

Pengguna laporan keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas yang terdapat dalam informasi arus kas guna pengambilan keputusan ekonomi. Penyajian laporan arus kas akan memungkinkan para investor untuk memprediksi jumlah kas yang mungkin didistribusikan sebagai dividen pada masa yang akan datang serta menilai risiko potensial atas investasi yang ditanamkan.

Laporan arus kas juga meningkatkan daya banding kinerja operasi berbagai perusahaan karena meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap peristiwa dan transaksi yang sama (Bandi, 2000).

Arus kas yang sehat merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan, karena dalam menjalankan aktivitasnya membutuhkan kas. Laporan arus kas menyajikan gambaran menyeluruh mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Penelitian Linda dan Syam (2005) menyatakan bahwa nilai pasar (market value) dari perusahaan, merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Sehingga, arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan.

Black (1998) menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan menyediakan informasi yang relevan tentang kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana dari luar (external) untuk membiayai pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Arus kas dari aktivitas investasi menyajikan informasi yang relevan tentang investasi dalam aset jangka Black (1998) menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan menyediakan informasi yang relevan tentang kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana dari luar (external) untuk membiayai pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Arus kas dari aktivitas investasi menyajikan informasi yang relevan tentang investasi dalam aset jangka

2. Komponen Laporan Arus Kas

Di dalam laporan arus kas, arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke dalam tiga kategori menurut sumber dan penggunannya terkait dengan aktivitas perusahaan, yakni: aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Pengklasifikasian arus kas memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi dan kondisi keuangan perusahaan, ketersediaan kas, serta evaluasi hubungan diantara aktivitas itu sendiri (Standar Akuntansi Keuangan No. 2, 2009). Adapun bagian aktivitas atau klasifikasi dari laporan arus kas, yaitu:

1) Operating activities, aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Dapat digunakan untuk mengetahui kecukupan arus kas dari aktivitas operasi dalam memenuhi kebutuhan perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi, meliputi: kas yang diterima dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok (Kieso, Weygandt dan Warfield, 2006). Arus kas dari aktivitas operasi menyediakan informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk mendanai

2) Investing activities, aktivitas perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang. Dapat digunakan sebagai indikasi atau tolak ukur investasi yang dilakukan oleh perusahaan dan atau untuk mengetahui berapa banyak aset perusahaan yang dijual. Peningkatan jumlah fixed asset menunjukkan adanya capital expansion dan pertumbuhan di masa depan. Arus kas dari aktivitas investasi meliputi: pemberian serta penagihan pinjaman, perolehan serta pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang (Kieso, Weygandt dan Warfield, 2006). Menurut Black (1998) arus kas dari aktivitas investasi menyediakan informasi mengenai investasi jangka panjang untuk meningkatkan growth opportunities .

3) Financing activities, aktivitas yang melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang saham serta mencakup perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman, serta perolehan modal dari pemilik (Kieso, Weygandt dan Warfield, 2006). Arus kas dari aktivitas pendanaan juga menyediakan informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana dari pihak eksternal guna membiayai pertumbuhannya (Black, 1998).

3. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Munawir (2004:244) menyatakan bahwa: "Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi

didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan kas didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan kas

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan dasar untuk menentukan apakah perusahaan dari kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, serta memelihara kemampuan operasi perusahaan (internally fund growth) tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Black, 1998). Berikut ini adalah contoh format arus kas dari aktivitas operasi:

TABEL II.1 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Arus kas dari aktivitas operasi:

Metode Langsung ( Direct Method)

Penerimaan dari pelanggan xxx Pelunasan hutang jangka pendek

xxx Penghasilan atas bunga dan dividen

xxx Pembayaran kepada pemasok

(xxx) Pembayaran beban gaji karyawan (xxx) Pembayaran pajak

(xxx) Pembayaran beban bunga

(xxx) Pembayaran beban operasional lainnya

(xxx) Arus kas bersih dari aktivitas operasi

xxx

Metode Tidak Langsung ( Indirect Method)

Laba bersih xxx

Penyesuaian untuk:

Beban penyusutan dan amortisasi ( + / - ) xxx Perubahan pada piutang ( + / - ) xxx Perubahan pada persediaan ( + / - ) xxx Perubahan pada beban akrual ( + / - ) xxx Perubahan pada pajak dibayar di muka ( + / - ) xxx Perubahan pada uang muka pelanggan ( + / - ) xxx Perubahan pada hutang jangka pendek ( + / - ) xxx Perubahan pada hutang pajak ( + / - ) xxx xxx

Arus kas bersih dari aktivitas operasi xxx

Sumber: Ronosulistyo (2008)

C. Dividen

1. Pengertian Dividen

Ross (1977) mendefinisikan dividen sebagai suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemiliknya, baik dalam bentuk kas maupun saham. Gitman (2003) menyatakan bahwa dividen kas yang dibayarkan merupakan penilaian investor atas suatu saham. Dividen kas mencerminkan arus kas kepada pemegang saham dan menginformasikan kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang.

Dividen dianggap sebagai penghargaan atau imbalan yang diberikan kepada para pemegang saham atas laba yang diperoleh perusahaan sesuai dengan proporsi lembar saham yang dimilikinya. Dividend payout ratio merupakan indikasi atas persentase jumlah pendapatan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam bentuk kas (Gitman, 2003). Perusahaan menentukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham setiap tahun, penentuan dividend payout ini berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak (Faisal, 2004).

Harapan dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return sebesar-besarnya, dapat berupa capital gain ataupun dividen dengan risiko tertentu. Para investor yang tidak bersedia mengambil risiko tinggi akan memilih dividen daripada capital gain. Mereka akan lebih berorientasi kepada tingginya tingkat dividen saat ini yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian. Karena dividen Harapan dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return sebesar-besarnya, dapat berupa capital gain ataupun dividen dengan risiko tertentu. Para investor yang tidak bersedia mengambil risiko tinggi akan memilih dividen daripada capital gain. Mereka akan lebih berorientasi kepada tingginya tingkat dividen saat ini yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian. Karena dividen

Hal tersebut sesuai dengan the bird in the hand theory yang dinyatakan oleh Gallagher dan Andrew (2003). Teori ini menyatakan bahwa para pemegang saham lebih tertarik pada pembagian dividen daripada capital gains. Meskipun berharap memperoleh capital gains yang tinggi di masa depan, keuntungan tersebut tidak pasti dapat terealisasi. Investor lebih menyukai kepastian tentang return investasinya serta mengantisipasi risiko tentang ketidakpastian kebangkrutan perusahaan (Gordon, 1986 dalam Brigham, Gapenski, dan Daves, 1999). Dan investor institusional mungkin akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada saham dengan dividen yang tinggi dan mekanisme monitoring yang ketat, agar manajemen tidak melakukan investasi yang berlebihan pada proyek- proyek yang tidak bernilai. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham (Suharli dan Oktorina, 2005).

Dividen membuat pemegang saham mempunyai kepastian pendapatan dan mengurangi agency cost of equity karena tindakan perquisites (misalnya biaya perjalanan dinas dan akomodasi kelas satu, mobil dinas mewah, dan lainnya atau dengan kata lain biaya yang dikeluarkan tidak untuk kepentingan perusahaan) yang dilakukan manajemen terhadap cash flow seiring dengan menurunnya biaya Dividen membuat pemegang saham mempunyai kepastian pendapatan dan mengurangi agency cost of equity karena tindakan perquisites (misalnya biaya perjalanan dinas dan akomodasi kelas satu, mobil dinas mewah, dan lainnya atau dengan kata lain biaya yang dikeluarkan tidak untuk kepentingan perusahaan) yang dilakukan manajemen terhadap cash flow seiring dengan menurunnya biaya

Standar Akuntansi Keuangan No. 23 (2009:23.2) mendefinisikan dividen sebagai "Distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu" . Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dividen adalah proporsi keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham dengan jumlah sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Rasio dividen terhadap laba bersih dikenal dengan istilah dividend payout ratio. Bagi investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimilikinya dan dividen didapatkan dari perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan di operasi perusahaan. Dividen merupakan aliran kas yang dibagikan kepada pemegang saham.

Kale dan Noe (1990) dalam Faisal (2004) menyatakan bahwa dividen merupakan sinyal stabilitas aliran kas di masa mendatang. Semakin tinggi resiko yang dihadapi perusahaan, maka semakin besar adanya aliran kas yang dibutuhkan perusahaan, yang menyebabkan pembayaran dividen menjadi rendah. Dividen juga memiliki nilai informasi atau sinyal yang kredibel, bahkan dividen dinilai lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki asimetri informasi yang tinggi (Abukari, Jog and McConomy, 2000). Sumber pendanaan yang tepat akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan sehingga perusahaan akan dapat memberikan dividen kepada pemilik saham dan akan menarik minat investor baru (Gumantri dan Puspitasari, 2005).

Perusahaan yang membayar dividen secara ekstrim cenderung enggan untuk mengurangi atau mengeliminasi dividennya, karena memiliki kepercayaan bahwa tindakan tersebut akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas. Oleh karena itu, perusahaan yang telah membayar dividen tunai akan melakukan upaya-upaya untuk dapat melanjutkan pembayaran tersebut di masa depan (Kieso, Weygandt dan Warfield, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Denis dan Osobov (2007) menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang berasal dari enam negara maju, yang terdiri dari USA, Inggris, Kanada, Jerman, Perancis, dan Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan besar memiliki kecenderungan untuk memberikan dividen yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berskala kecil. Denis dan Osobov (2007) berargumen bahwa ukuran perusahaan ini konsisten dengan teori siklus hidup dari kebijakan dividen (life cycle-based theory of dividend policy ).

Berdasarkan teori tersebut, semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin matang perusahaan tersebut. Perusahaan yang berada dalam tahap awal pertumbuhan cenderung akan mengalokasikan labanya ke dalam perusahaan sendiri. Hal tersebut dilakukan guna menunjang pertumbuhan perusahaan. Sedangkan perusahaan yang telah memasuki tahap kematangan cenderung memilih membayarkan dividen daripada menginvestasikan labanya kembali.

Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen (Denis dan Osobov, 2007). Hal ini juga dibuktikan oleh Suharli dan Oktorina (2005) semakin tinggi profitabilitas investee maka semakin besar tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen. Itu artinya perusahaan yang memperoleh laba yang tinggi akan membayar dividen dalam jumlah yang lebih besar, sedangkan perusahaan yang memperoleh laba yang rendah akan membayar dividen yang lebih kecil.

Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen (Denis dan Osobov, 2007), yang berarti apabila perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi maka cenderung akan menginvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhannya, maka semakin tinggi dana yang diinvestasikan, dengan demikian perusahaan akan menggunakan laba yang diperoleh untuk membiayai investasinya daripada membagikan dividen.