Analisis strategi pemasaran bank muamalat cabang solo dalam meningkatkan jumlah nasabah tahun 2008

Bakhtiar Rifa’i

K 7403061

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidik an

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

ABS TRAK

Bakhtiar Rifa’i K 7403061. Analisis Strategi Pemasaran Bank M uamalat cabang Solo dalam meningkatkan jumlah nasabah tahun 2008. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas M aret Surakarta, Januari. 2010.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1) M engetahui penerapan strategi pemasaran Bank M uamalat cabang Solo dalam meningkatkan jumlah nasabah tahun 2008 (2) M engetahui kendala – kendala apa yang dihadapi oleh Bank M uamalat cabang Solo dalam melaksanakan strategi pemasarannya. (3) M engetahui upaya – upaya yang dilakukan oleh Bank Muamalat cabang Solo dalam menghadapi kendala – kendala pelaksanaan strategi pemasarannya. (4) mengetahui alternatif strategi pemasaran Bank M ualamat cabang Solo dalam meningkatkan jumlah nasabah tahun 2008.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan cara snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT yang diaplikasikan dengan metode interaktif. Validitas data dengan menggunakan teknik trianggulasi metode dan trianggulasi data/sumber.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan oleh Bank M uamalat Cabang Solo tahun 2008 terangkum dalam marketing mix yang meliputi produk yang bervariasi, differensiasi nama produk dan fasilitas penunjang produk; penetapan nisbah bagi hasil yang saling menguntungkan yang telah ditentukan oleh kantor p usat; kegiatan promosi melalui iklan surat kabar, sp anduk, leaflet; proses distribusi melaui pemelihan tempat yang strategis dan kerjasama dengan Kantor Pos; keadaan fisik berupa lay out yang bagus dengan penyediaan mushola, tempat parkir; prosedur pelayanan yang mudah dan cepat; dan pelayanan pekerja yang terampil dan profesional dengan mengutamakan keramahan kepada pelanggan. Perencanaan dan penetapan strategi tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan secara eksternal dan internal. Lingkungan eksternal terbagi dalam lingkungan umum meliputi : ekonomi, sosial budaya, pemerintah, dan teknologi. Lingkungan industri meliputi : pesaing dan pelanggan. Lingkungan internal meliputi operasional perusahaan, sumber daya manusia, pemasaran, dan keuangan. Analisis lingkungan tersebut berperan dalam pembentukan strategi yang tepat melalui analisis SWOT sebagai formulasi strategi.

Kendala – kendala yang dihadapi Bank M uamalat dalam melakukan strategi pemasaran adalah biaya pemasaran yang kurang besar, jumlah tenaga dan armada pemasaran yang masih sedikit, kondisi masy arakat Kota Solo sebagian besar masih menganggap sama antara bank berprinsip sy ariah dengan bank konvesional, dan jumlah kantor kas / kantor pembantu yang belum tersebar di daerah Kota Solo. Up aya dan alternatif strategi yang dilakukan Bank M uamalat dalam mengatasi kendala – kendala adalah melakukan pemasaran yang inovatif dan kreatif, menambah jumlah tenaga dan armada, menambah jumlah Dai M uamalat untuk memberikan edukasi tentang bank berprinsip sy ariah terhadap masy arakat dan menambah jumlah kantor kas / kantor p embantu di bebarapa tempat secara bertahap.

BAB I PENDAH ULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank m erupakan salah satu bagian terpenting dalam sistem perekonom ian m odern karena m em iliki posisi strategis sebagai lem baga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan m enyalurkan kem bali dana kepada m asyarakat yang m embutuhkan serta penunjang sistem pem bayaran.

Karena fungsi tersebut bank menjadi m otor penggerak perekonomomian yang akan m endukung dan menopang aktivitas-akt ivit as ekonom i dalam masyarakat .

Kondisi perekonom ian di era globalisasi mem bawa perubahan dan perkem bangan di berbagai aspek kehidupan. Hal tersebut juga mem berikan implikasi pada perkem bangan sistem perbankan yang ada, yaitu m unculnya bank umum yang berdasarkan prinsip syariah. Bank umum berdasarkan prinsip syariah dapat diart ikan sebagai bank yang kinerjanya berdasarkan pada hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pem biayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyat akan sesuai dengan syariah. Perbedaan ant ara bank konvesional dengan bank berdasarkan prinsip syariah terletak pada prinsip, sistem operasional dan karakt eristik produknya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bank konvesional m enerapkan sistem bunga, sedangkan bank syariah tidak menggunakan bunga tetapi berdasarkan pada prinsip bagi hasil (profit sharing principles).

Perkembangan bank umum berdasarkan prinsip syariah di Indonesia merupakan suatu fenomena baru yang sedang m enjadi bintang baru dalam industri perbankan di tanah air. Pemberlakuan undang-undang Nom or 10 tahun 1998 sebagai perubahan atas undang-undang Nom or 7 tahun 1992 tent ang perbankan, bank syariah telah mendapat kesempatan yang lebih luas untuk menyelenggarakan kegiatan usaha term asuk pem berian kesem patan yang lebih luas untuk

menyelenggarakan kegiatan usaha, term asuk pemberian kesem patan kepada bank umum konvesional untuk membuka kant or cabang khusus melaksanakan kegiatan

2 berdasarkan prinsip syariah atau bahkan mengkonversi secara penuh m enjadi bank

berdasarkan prinsip syariah. Pemberian kesem patan kant or cabang syariah ini adalah sebagai upaya unt uk meningkatkan jaringan perbankan Syariah. Sampai saat ini, m arket share bank umum berdasarkan prinsip syariah di Indonesia, relatif masih kecil, belum m encapai 2 % dari total asset bank secara nasional. Menurut Siti Fajriyah (htt p://agustiant o.niriah.com ) yang m enjabat Deputi Gubernur Bank Indonesia menyatakan bahwa ”jumlah nasabah bank syariah saat ini, baru sekitar

3 juta orang. Padahal jum lah um at Islam potensial unt uk menjadi custom er bank syariah lebih dari 100 juta orang”.

Bank Mualam at merupakan salah satu bank um um di Indonesia yang berdasarkan prinsip syariah, perkembangan dan pert umbuhan bank ini relatif lebih baik dari pada bank-bank umum berdasarkan prinsip syariah yang berada di Indonesia. Hal ini terbukti dari kinerja keuangan Bank Muam alat mengalam i peningkatan yang cukup signifikan. hal ini dapat di lihat dalam gambar 1. kinerja keuangan Bank Muam alat sebagai berikut:

Gam bar1. Grafik Peningkatan Kinerja Keuangan Bank Mualamat T ahun 1998- 2008 (http://m uam alatbank.com)

3 Peningkatan kinerja keuangan yang terjadi pada Bank Muamalat juga

berbanding lurus dengan bert ambahnya jum lah nasabahnya. Hal ini dapat dilihat dalam kurun wakt u tahun 1999-2007 Bank Muam alat sudah m emiliki nasabah sejumlah 2.148.395 nasabah, peningkatan yang cukup signifikan ketika Bank Mualam at membuat produk baru yaitu Shar-e. Shar-e adalah investasi syariah yang dikem as khusus dalam bentuk paket perdana seharga Rp. 125.000.- dan dapat diperoleh di Kant or Pos On-line di seluruh Indonesia, sejak kehadiran produk ini, Bank Muam alat berhasil mengembangkan jaringan pelayanannya secara pesat dan signifikan. Sam pai dengan 31 Maret 2008 m elalui 2.861 SOPP (Sistem On-line Paym ent Point) Bank Muamalat benar-benar telah m erent angkan jangkauan pelayanan ham pir ke seluruh kecam atan di Indonesia. Setiap daerah yang terdapat kant or pos on-line dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik bank apapun, serta merchant Debit Prima di seluruh pelosok tanah air, nasabah Muamalat sem akin mudah memperoleh akses dan sem akin terlayani, yang mengakibatkan jum lah nasabahnya m eningkat pesat, hal ini dapat di lihat dari data sebagai berikut:

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Nasabah Bank Muam alat Indonesia (htt p://muamalatbank.com )

Non Shar-E 205,143 249,104 297,086 349,943 411,879 517,022 615,044 694,310

Saving Shar-E

Current Account

Mudharabah 29,228

Tim e Dep Tot al

4 Penjelasan kondisi perkembangan yang telah dijelaskan, hal ini

menunjukan Bank Muam alat saat ini perkembangan dan pert um buhannya sudah baik, dapat dilihat sem akin meningkatnya kinerja keuangan serta jum lah nasabahnya yang selalu m eningkat. Implem entasi kebijakan dan untuk m encapai hasil yang lebih baik, Bank Muam alat senant iasa m enambah kantor cabang hal ini di maksudkan supaya dapat lebih dekat dengan konsumen, dari berbagai kantor cabang yang telah ada diberbagai daerah. Bank Muamalat mem punyai kantor cabang di Kot a Solo. Kota Solo m em punyai ciri khas tersendiri yaitu: jumlah umat Islam yang m ayoritas, banyak organisasi kem asyarakatan yang berlatar belakang Islam , kota yang mem iliki banyak kegiatan ekonomi terutama pasar tradisional dan modern, selain itu kota solo m empunyai potensi perputaran uang yang sangat besar yaitu sebanyak 14 trilyun rupiah total dana yang berhasil di him pun bank-bank yang berada di Kota Solo, Bank Muamalat sendiri baru mampu m endapatkan 1,1 trilyun rupiah saja(Pemkot Solo, 2009 : 30). Selain itu market share perbankan syariah hanya 5%, terkhusus Bank Muamalat mempunyai market share sebanyak 4% saja dari tot al m arket share yang berada di kota solo (Bank Indonesia, 2009:56). Hal ini menjadi peluang untuk m enambah nasabah. Akan tetapi Kota Solo juga sudah mem punyai jum lah bank yang cukup banyak berdasarkan data Bank Indonesia semester II tahun 2008 kantor cabang bank umum berjumlah 56 bank (Bank Indonesia, 2009:40), sedangkan bank berprinsip syariah berjum lah 4 bank (Bank Indonesia, 2009:56). Bert ambahnya bank pesaing membuat nasabah mem punyai banyak pert imbangan sebelum menentukan pilihannya. Hal ini m enyebabkan Bank Muamalat tidak dapat mengandalkan pada brand posissitioning dan emotional motive nasabah untuk m empert ahankan konsum en. Pihak pengembang dan pengelola Bank Muamalat cabang Solo memerlukan sesuatu strat egi pemasaran dalam menghadapi persaingan untuk menam bah jum lah nasabahnya.

5 Bertolak dari hal tersebut, maka penulis tertarik m elakukan penelitian

dengan judul “ ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BANK MUAMALAT

CABANG SO LO DALAM MENING KATKAN JUMLAH NASABAH TAHUN 2008”.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaim ana penerapan strategi pemasaran Bank Muam alat Indonesia Cabang Solo dalam meningkatkan jum lah nasabah pada tahun 2008?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi oleh Bank Muam alat Indonesia Cabang Solo dalam melaksanakan strat egi pemasarannya?

3. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Bank Muam alat Indonesia Cabang Solo dalam menghadapi kendala–kendala pelaksanaan strategi pemasarannya?

4. Alternat if strat egi pemasaran jasa perbankan apa sajakah yang dapat di terapkan pada bank Muamalat Indonesia Cabang Solo dalam m eningkat kan jum lah nasabahnya?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana penerapan strategi pem asaran Bank Muam alat Indonesia Cabang Solo dalam meningkatkan jum lah nasabahnya.

2. Mengetahui kendala–kendala apa yag dihadapi oleh Bank Muamalat Indonesia cabang Solo dalam melaksanakan strategi pemasarannya.

3. Mengetahui upaya–upaya apa yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia cabang Solo dalam m enghadapi kendala–kendala pelaksanaan strategi pem asarannya.

4. Mengetahui alternatif strategi pem asaran jasa perbankan yang dapat di terapkan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo dalam m eningkatkan jum lah nasabahnya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis merupakan m anfaat yang berhubungan dengan perkem bangan ilm u pengetahuan secara konsep maupun teori. Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Memberikan sumbangan bagi pengem bangan ilm u pengetahuan dengan teori – teori yang relevan, khususnya teori tentang strat egi pem asaran jasa perbankan syariah.

2. Memperluas khasanah pengetahuan ilmiah mengenai perbankan syariah, khsususnya tentang Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo.

2. Manfaat Praktis

Selain m anfaat teoritis, dalam penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan m anfaat praktis. Manfaat ini m erupakan bent uk kontribusi yang diberikan bagi pihak-pihak yang terkait. Manfaat praktis yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dapat mengetahui strat egi pemasaran Bank Mualam at Indonesia Cabang Solo dalam m eningkat kan jumlah nasabah di Kota Solo tahun 2008.

2. Bagi Perusahaan Bank Muam alat Indonesia Cabang Solo, mem berikan masukan dan memberikan solusi terhadap pelaksanaan strat egi pemasaran yang telah di lakukan.

3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan m eneliti hal yang sam a.

4. Bagi FKIP selaku pihak yang memberikan ijin penelitian, hasil penelitian yang berupa data dijadikan sebagai bahan kajian kelim uan tentang perbankan syariah.

BAB II LANDASAN TEO RI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Strategi Pem asaran

a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran m em punyai peranan yang sangat penting dalam sebuah proses perusahaan unt uk mencapai tujuannya. Perusahaan tidak dapat bertahan dengan hanya menjalankan tugasnya dengan baik. Supaya sukses menghadapi dunia yang kom petitif, mereka harus mengetahui seluk beluk pasar dengan baik.

Pemasaran m erupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya m em pert ahankan hidupnya, untuk berkem bang dan m endapat kan laba. Pemasaran memainkan peran penting dalam membangkit kan era kegiatan ekonomi. Pemasaran adalah fungsi perusahaan yang ditugasi m enentukan pelanggan sasaran serta cara terbaik unt uk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsum en secara kompetitif dan m engunt ungkan.

Para ahli pemasaran m em berikan definisi pemasaran yang berbeda – beda diantarannya, Philip Kot tler (2003:10) menyatakan bahwa pemasaran adalah “proses sosial dan manajerial dim ana individu dan kelom pok m endapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan mencipt akan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain”. Sedangkan menurut William J.

Stanton (1996:7) mendefinisikan pem asaran sebagai “suatu sistem tot al dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, m enentukan harga, mempromosikan, dan m endistibusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun kepada konsumen pot ensial”.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disim pulkan pemasaran m encakup kegiatan perusahaan yang dim ulai dengan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsum en, baik yang ada saat ini maupun konsumen potensial, menent ukan produk apa yang akan di produksi, menent ukan harga, kemudian menent ukan berbagai cara untuk promosi dan mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen. Agar kegiatan pem asaran dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diinginkan maka harus dikoodinasikan dan di kelola dengan cara yang baik melalui manajemen pemasaran.

b. Strategi Pemasaran Jasa

Strategi pem asaran menurut Indriyono Gitosudarm o (1994:124) adalah : “Strategi pem asaran merupakan strategi untuk m elayani pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusaha. Oleh karena itu strategi pem asaran merupakan kom binasi dari bauran pemasaran yang akan diterapkan oleh pengusaha untuk melayani pasarnya”.

Strategi pem asaran m engandung dua fakt or yang terpisah tapi berhubungan erat, yaitu :

1) Target market , yaitu suatu kelom pok konsum en yang homogen, yang merupakan “sasaran” perusahaan.

2) Marketing Mix, yait u var ibel-variabel pemasaran yang dapat diko nt ro l, yang

akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksim al.

Kedua faktor ini berhubungan erat, target market m erupakan suatu sasaran yang akan dituju, sedangkan marketing mix merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut. Sedangkan menurut T ull dan Kahle yang di kutip oleh Fandy Tjiptono (1997:6) strategi pem asaran didefinisikan sebagai berikut: “strategi pem asaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk m encapai tujuan perusahaan dalam mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinam bungan melalui pasar sasaran tersebut”.

Berdasarkan penjelasan di atas, strategi pemasaran m enunjukkan pendekatan pemasaran yang hendak digunakan unt uk mencapai sasaran rencana Berdasarkan penjelasan di atas, strategi pemasaran m enunjukkan pendekatan pemasaran yang hendak digunakan unt uk mencapai sasaran rencana

1) Memilih Konsumen yang Dituju

Usaha-usaha pem asaran akan lebih berhasil jika hanya di tuju pada konsum en tertent u saja, dam bukannya masyarakat secara keseluruhan. Konsum en yang dituju merupakan individu-individu yang harus dilayani oleh perusahaan dengan memuaskan. Perusahaan tidak mungkin benar-benar memberikan kepuasan kepada setiap orang. Pendekatan yang paling baik adalah dengan memilih kelompok tertentu yang dituju dan m enentukan marketing mix yang dapat memuhi keinginan mereka.

2) Menentukan Keinginan Konsumen

Strategi pem asaran yang efektif m em erlukan suatu pengalam an tentang keinginan konsum en yang ditujukan terhadap m anfaat barang setelah perusahaan memperoleh data tentang keinginan apa yang pent ing bagi konsumen m aka manajemen dapat m enentukan dan m engadakan penyesuaian marketing mix terhadap keinginan-keinginan konsum en tersebut.

Riset pem asaran yang dilakukan perusahaan untuk mengetahui tentang apa yang m enjadi keinginan konsum en. Menurut Philip Kotler (2003:141) “Riset pem asaran adalah sebagai perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan data dan temuan secara sistem atis yang relevan dengan situasi pem asaran tert entu yang dihadapi perusahaan”. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa riset pem asaran m erupakan suatu proses yang sifatnya praktis, manajemen menggunakan riset pemasaran untuk m emudahkan dalam mengambil keputusan, bukannya untuk kepentingan diri sendiri. Hal tersebut dianggap bahwa kegiatan ini tidak berm anfaat bagi manajemen. T etapi masalah tersebut tidaklah menjadi persoalan. Penelitian hanya mem berikan data kepada pim pinan, yang dalam hal ini bert anggung jawab unt uk mengam bil keputusan.

Riset pemasaran ini m em punyai fungsi untuk m em peroleh data yang berkaitan dengan pangsa pasar, peluang pasar, saluran distribusi yang paling cocok untuk produk-produk mereka dan tentu saja untuk memaham i keinginan

konsum ennya. Sum ber-sumber informasi atau data yang paling akurat m engenai keinginan konsum en adalah konsum en itu sendiri, nam un bagi perusahaan untuk mencari informasi langsung dari konsumen diperlukan dana riset yang cukup besar. Oleh karena itu perusahaan dapat memanfaatkan sumber-sumber informasi yang lain seperti laporan riset terdahulu, publikasi pem erint ah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) dan lembaga-lem baga kajian serta data komersial yang diperoleh dari berbagai pihak yang bersangkutan.

3) Marketing Mix

Marketing Mix m erupakan variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai sarana unt uk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut W illiam J. Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha DH. (1996:24) “ Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel kegiatan yang m erupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi”, jadi variabel-variabel yang terdapat dalam m arketing m ix meliputi produk, struktur harga, distribusi dan promosi.

W illiam J. Stanton (1996:46) berpendapat bahwa marketing mix merupakan kegiatan pem asaran yang didasarkan pada em pat variabel yang dikombinasikan yaitu produk, harga, promosi dan distribusi. Namun dalam pem asaran jasa yang sebagian besar berhubungan langsung dengan manusia sehingga mem buat perbedaan atas hasil kepuasan pelanggan. ”Unt uk itu pem asaran jasa perlu m em perhatikan unsur lainnya yaitu people, physical

evidence dan process.” ( Ahmad Kurnia, ht tp://elqorni.wordpress.com ). Variabel- varibel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

a) P roduk

Mengelola unsur produk termasuk pem asaran dan pengem bangan produk atau jasa yang tepat unt uk dipasarkan oleh perusahaan. Strategi dibutuhkan untuk m engubah produk yang ada, menam bah yang baru, dan m engambil tindakan-tindakan lain yang memepengaruhi berm acam – m acam produk. Keputusan strat egis juga dibutuhkan untuk pengemasan, penentuan, cap dan berbagai segi produk lain.

b) Harga

Penent uan suatu harga produk dalam suatu perusahaan, pihak manajemen harus menent ukan harga dasar yang tepat bagi produknya. Manajemen harus m enentukan strategi yang m enyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut, dan berbagai variabel yang bersangkutan dengan harga.

c) P rom osi

Promosi adalah unsur yang dipergunakan memberitahukan dan m embujuk pasar tentang produk baru perusahaan, iklan, penjualan, perorangan dan prom osi penjualan merupakan kegiatan utama promosi.

d) Distribusi

Meskipun perantara pem asaran pada dasarnya merupakan faktor lingkungan yang berada di luar jangkauan perusahaan, seorang eksekutif pemasaran tetap mempunyai ruang gerak yang besar sekali pada wakt u ia berhubungan dengan m ereka. Tanggung jawab pem asaran adalah (1) m emilih dan mengelola saluran perdagangan dim ana yang dipakai m enyalurkan produk dapat mencapai pasar yang tepat dalam waktu yang tepat pula dan (2) mengembangkan sistem distribusi unt uk pengiriman dan penanganan produk secara fisik melalui saluran-saluran ini.

e) Orang (people)

Perusahaan jasa dapat m em bedakan dirinya dengan cara merekaryawant dan melatih karyawan yang lebih m ampu dan lebih cepat diandalkan dalam berhubungan dengan pelanggan, dari pada karyawan pesaingnya.

f) Lingkungan Fisik (Physical environm ent)

Perusahaan jasa dapat m engembangkan lingkungan fisik yang lebih atrakt if

g) P roses (Process)

Perusahaan jasa dapat m erancang proses penyampaian jasa yang superior, misalnya home banking yang dibentuk bank tert entu.

4) Mengelola Kualitas Jasa

Cara lain yang dapat ditem puh dalam memenangkan persaingan adalah secara konsisten m em berikan kualitas jasa yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini dapat tercapai dengan m em enuhi atau bahkan m elampaui kualitas jasa yang diharapkan oleh para pelanggan. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang diharapkan (expected service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived > expected ), maka ada kem ungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.

Leornard L. Berry, A. Parasuraman, dan Valeria A Zeithaml yang dikutip oleh Fandy T jipt ono (1997:134) mereka m engidentifikasikan 5 gap yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa, kelima gap tersebut adalah:

a. Gap ant ara harapan konsumen dan persepsi manajemen Pihak m anajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat merasakan atau m emaham i apa yang diinginkan para pelanggan secara tepat.

b. Gap ant ara persepsi manajemen terhadap harapan konsum en dan spesifikasi kualitas jasa.

Pihak manajemen m am pu memahami secara tepat apa yang diinginkan oleh pelanggan, tetapi tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu yang jelas.

c. Gap ant ara spesifikasi kualit as jasa dan penyam paian jasa Karyawan dihadapkan pada standar-standar yang kadangkala saling bertent ang satu sama lain, misalnya para juru rawat diharuskan m eluangkan waktunya unt uk m endengarkan keluhan atau masalah pasien, tetapi di sisi lain mereka juga harus m elayani para pasien dengan sangat cepat.

d. Gap ant ara penyamp aian jasa dan ko munikasi eksternal Harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Risiko yang dihadapi perusahaan apabila janji yang diberikan ternyata tidak terpenuhi.

e. Gap ant ara jasa yang dirahasiakan dan jasa yang diharapkan Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi perusahaan dengan cara yang berlainan, atau bisa juga keliru m emepersepsikan kualitas jasa tersebut.

c. Merancang Strategi Pem asaran

Perusahaan perlu m erancang strategi pem asaran yang kompetitif, yaitu strat egi yang akan m em berikan kepada perusahaan atas produk-produknya suatu keunggulan kompetitif, paling tidak dalam benak konsumennya, strat egi dan posisi kompetitif perusahaan dapat diklarifikasikan sebagai berikut:

1) Strategi Pemim pin Pasar (market leader)

Perusahan ini memiliki pangsa pasar terbesar dalam produk yang relevan. Keunggulan ini dari perusahaan lainnya, pada um um nya m encakup perubahan harga, pengenalan produk, pencakupan saluran distribusi, dan intensitas prom osi, biasanya perusahaan ini m endominasi usaha dan diakui keberadaannya oleh perusahaan lainnya sejenis.

Perusahaan yang dominan selalu ingin tetap nomor satu. Sikap ini mendorongnya unt uk mengam bil tindakan ke t iga arah. Pertam a, perusahaan harus menem ukan cara unt uk pengem bangan jumlah permintaan keseluruhan, kedua, perusahaan harus menjaga tingkat pangsa pasar yang dikuasainya dengan cara bert ahan maupun menyerang yang baik. Ketiga, perusahaan m encoba meningkatkan pangsa pasarnya m eskipun luas pasar tidak berubah.

2) Strategi Penantang Pasar (Market Chalenge)

Strategi ini digunakan oleh perusahaan mecoba meningkatkan pangsa pasar dari m arket leader dan pesaing lainnya. Dalam hal ini terdapat beberapa strat egi yang digunakan oleh penantang pasar:

a) Menet apkan Sasaran Strat egis dan L awan

Sasaran strategis dari kebanyakan penant ang di pasar ialah peningkatan pangsa pasar. Mereka menuju sasaran terssebut dengan harapan bahwa hal itu akan m enghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi.

b) Memilih St rat egi P eny erangan

Bila sudah ditetapkan lawan dan sasaran yang harus dicapai selanjutnya m enggunakan ‘prinsip masa’ yaitu daya tempur yang terbaik harus dipusatkan pada wakt u yang tepat, unt uk fungsi yang menent ukan.

3) Strategi Pengikut Pasar (Market Follower)

Strategi ini digunakan oleh perusahan nomor dua dalam industri yang memilih untuk tidak menyerang, tetapi sekedar mengikuti saja. Hal ini dilakukan karena kekhawatirannya akan kehilangan lebih banyak daripada yang diperolehnnya, bila ia menyerang. Meskipun demikian, perusahaan pengikut memiliki strategi sendiri dengan memanfaatkan kompetensi khususnya agar bisa berperan serta secara aktif dalam perutumbuhan pasar, akan tetapi dalam kenyataannya pengikut pasar banyak yang m enikmat i tingkat keuntugan yang lebih tinggi daripada yang dicapai oleh pemimpin pasar dalam industrinya.

4) Strategi Penggarap Relung Pasar (Market Nicher )

Strategi penggarap relung pasar Ialah perusahaan yang memilih untuk bergerak di beberapa bagian dalam pasar khusus dan tidak menarik m inat perusahaan-perusahaan yang lebih besar. Gagasan pokok dalam m enggarap relung pasar ini ialah “spesialisasi”. Perusahaan harus mempunyai keahlian khas dalam hal pasar, konsumen, produk atau lini-lini dalam bauran pasarnya.

d. Lingkungan Pem asaran

Fluktuasi lingkungan yang sulit diprediksi saat ini harus dicerm ati oleh perusahaan terutama oleh bagian pem asaran. Pemasaran perusahaan harus mampu memonitor dan m enyelidiki keadaan lingkungan pemasaran yang terdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan di luar kendali perusahaan dan berperan penting dalam menentukan posisi perusahaan.

Philip Kot ler (2003: 194) m engemukakan bahwa” lingkungan pemasaran secara terus menerus m em unculkan kesempat an dan ancaman baru sehingga perusahaan perlu mengenal betapa pentingnya mem onit or dan beradaptasi secara terus m enerus terhadap lingkungan yang berubah. Perusahaan harus m enggunakan kem am puannya dalam hal riset pemasaran dan penyelidikan lingkungan dengan tidak hanya m engandalkan satu aspek lingkungan saja tetapi secara keseluruhan agar keseim bangan tercapai dan terwujudnya kondisi perusahaan yang stabil dan dinamis sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam penyusunan strategi pem asaran, perusahaan perlu menganalisis fakt or-faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan int ernal.

1) Lingkungan Internal

Lingkungan ini merupakan kekuatan yang berhubungan erat dengan pelaksanaan fungsi perusahaan dan m em pengaruhi kem am puan perusahaan dalam melayani konsum en. Fakt or-fakt or lingkungan int ernal yang akan mem berikan pengaruh besar terhadap perusahan adalah:

a) Operasional Perusahaan

Kegiatan sebuah perusahaan supaya berjalan dengan lancar diperlukan kegiatan operasional yang m enjadi siklus untuk m engatur dan m embagi tugas – tugas khusus / pem bagian kerja yang jelas dan spesifik sehingga perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efesien.

b) Sumber Daya Manusia

Pimimpinan m em egang peranan penting dalam pembentukan individu – individu yang menjalankan operasi perusahaan dengan tidak hanya m engandalkan tingkat pendidikan tetapi lebih menekankan pada kecerdasan, wawasan, keteram pilan dan kepribadian agar m emiliki kom petensi terhadap pekerjaannya.

c) Pemasaran

Pemasaran berawal dan berakhir pada pelanggan. Berdasarkan konsep ini, setiap keputusan bisnis (t erm asuk keputusan pem asar) harus bersifat custom er oriented . Menurut Fandy T jipt ono dan T eguh Budiyant o (1997:2) keputusan pem asaran dikelom pokan menjadi tiga kategori yaitu : “1) Keputusan target pasar;

2) Keputusan pemasaran; 3) Keputusan pengorganisasian dan pengendalian pem asaran”. Proses pemasaran adalah proses tentang bagaim ana perusahaan dapat mempengaruhi konsumen unt uk tahu, senang dan puas terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, dan akhirnya secara terus-menerus perusahaan mendapatkan keuntungan m elalui penjualan. Bagaim ana caranya perusahaan dapat m em pengaruhi konsum ennya m erupakan hal yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang sert a perlu dilakukan tindakan konkrit dan terprogram m elalui tindakan-tindakan yang terdiri dari em pat m acam , yaitu produk (product), harga (price), promosi (prom otion), dan distibusi (placem ent). Perpaduan ant ara em pat macam hal tersebut menjadi senjata bagi perusahaan

dalam memasarkan produknya dan biasa disebut bauran pemasaran atau marketing mix. Kem udian ditambah analisis 3P dalam pem asaran jasa, yaitu melalui: orang (people), lingkungan fisik (physical environment), dan proses (process) yang akan m enentukan kualitas jasa.

d) Keuangan

Perusahaan dalam melaksanakan seluruh kegiatan opersional perusahaan, pem bent ukan sum ber daya manusia dan kegiatan pemasaran diperlukan biaya. Keuangan di sini sebagai motor penggerak dan menjadi sesuatu yang vital (harus ada) sumber keuangan diperoleh dari modal atau keuntungan penjualan.

2) Lingkungan Ekternal

Lingkungan ekternal terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kem asyarakatan yang lebih besar dan m em pengaruhi sem ua pelaku dalam lingkungan ekt ernal dalam perusahaan, yaitu:

a) Lingkungan Umum (1) Ekonomi

Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan waktu yang akan datang dapat mem pengaruhi keberhasilan strategi pem asaran perusahaan. Faktor-faktor yang perlu dianalisis oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

(a) Tahapan siklus bisnis, perekonomian dapat diklasifikasikan sepert i

dalam keadaan depresi, resesi, kebangkitan dan kem akm uran (b) Gejala inflasi dan deflasi harga barang-barang dan jasa, jika inflasi sangat tajam m aka diadakan pengedalian upah. (c) Kebijakan keuangan, t ingkat suku bunga dan devaluasi at au revaluasi

uang dalam hubungannya dengan uang asing dan valuta asing. (d) Kebijakan fiskal, berupa tingkat pajak untuk perusahaan dan perorangan. (e) Neraca pembayaran int ernasional yang mungkin surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.

(2) Sosial Budaya

Mereka m enyerap ham pir secara sadar tent ang pandangan yang merum uskan hubungan m ereka dengan tuhan, sesamanya, m asyarakat lain dan alam semesta. Masyarakat m em bent uk kepercayaan dasar, nilai-nilai dan norma. Ada beberapa ciri kebudayaan dan kecenderungan minat terhadap para pem asar yaitu :

(a) Nilai-nilai dengan pok ok bert ahan k uat

(b) Set iap budaya yang m empuny ai sub budaya

(c) Nilai-nilai budaya sekunder berubah dari waktu ke wakt u

(3) Pemerintah

Lingkungan terbentuk oleh hukum -hukum , lem baga pemerint ah, dan kelompok penantang yang m em pengaruhi sert a m em batasi gerak-gerik berbagai perusahaan dan individu dalam m asyarakat kecenderungan pemerintah akan mengeluarkan politik dan hukum dapat berupa:

(a) Jum lah perundang-undan gan pokok yang mengatur bisnis. (b) Pelaksanaan undang-un dan g oleh lem baga pemerint ah yang berubah. (c) Pert um buhan kelomp ok-kelom po k kepentingan masyarakat .

(4) Teknologi

Perubahan teknologi mempengaruhi daur hidup barang dan jasa. Setiap perubahan teknologi menimbulkan akibat-akibat jangka panjang yang besar dan tidak selalu dapat diram alkan terlebih dahulu. Para pem asar perlu mengamati perubahan teknologi, yaitu:

(a) Laju pecepat an t ekno logi.

(b) P eluang pem baharuan yang t idak t erbat as.

(c) Anggaran biaya penelit ian dan pengembangan yang besar.

(d) Konsent rasi pada penyempurnaan kecil dan bukan penemuan besar.

(e) P engat uran perubahan t ekno logi yang m eningkat.

b) Lingkungan Industri (1) Pesaing

Sistem pemasaran perusahaan di pengaruhi oleh kelompok pesaing yang perlu diidentifikasi, dim onitor dan dikalahkan untuk memperoleh dan mempertahankan kesetiaan pelanggan kepada perusahaan. Keberhasilaan pem asaran merupakan m asalah bagaim ana mencapai keterpaduan yang efektif dari pihak perusahaan dengan para pelanggan, saluran distribusi dan pesaing.

(2) Pelanggan

Pelanggan yaitu konsumen yang senant iasa m engkonsum si produk yang ditawarkan dan m enunjukan ciri khas yang perlu ditelaah secara cerm at oleh perusahaan. Analisa m engenai pelanggan di pengaruhi oleh:

(a) Demografi

Lingkungan dem ografis/kependudukan m enunjukkan keadaan dan permasalahan m engenai penduduk, sepert i distribusi penduduk secara geografis, tingkat kepadatannya, kecenderungan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, distribusi usia, kelahiran, perkawinan, ras, suku bangsa dan strukt ur keagam aan. T ernyata hal di atas dapat m empengaruhi strategi pem asaran suatu perusahaan dalam m emasarkan produknya karena publiklah yang membentuk suatu pasar.

(b) Geografi

Lingkungan geografis perlu diketahui untuk m enemukan lokasi yang sesuai bagi perusahaan, karena berhubungan dengan masalah iklim dan ekologi. Perusahaan yang bergerak dalam bidang yang berkaitan dengan m asalah iklim, keberadaannya sangat ditent ukan perubahan udara sekitarnya. Selain masalah iklim adalah masalah daerah pemasaran. Lokasi perusahaan yang terbaik adalah m udah dijangkau atau yang mendekat dengan pelanggan.

2. Tinjauan Tentang Bank

a. Pengertian Bank

Pengertian bank menurut Kashmir (2004: 11) adalah ”Lem baga keuangan yang kegiatan utam anya adalah m enghim pun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke m asyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”. Sebagai lem baga keuangan, tent unya bank akan selalu bergerak di bidang jasa keuangan. Bank selaku lembaga keuangan, menyediakan berbagai jasa di bidang keuangan.

Menurut howard D. Crosse dan George J. Hem ple yang dikutip Prof. Dr.

H. Veithzal Rivai, M.B.A (2007:321), ”bank adalah suatu organisasi yang menggabungkan

dan sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsi bank dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat dan untuk mem peroleh keunt ungan bagi pem ilik”. Definisi bank dalam juga terdapat dalam undang-undang No. 10 T ahun 1998, bank adalah usaha yang m enghim pun dana dari m asyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bent uk-bent uk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf masyarakat banyak.

usaha

m anusia

Pengertian tentang bank di atas, m enunjukkan ada tiga kegiatan utama bank, yaitu :

1) Menghimp un dana

2) Menyalurkan dana

3) Memberikan jasa bank lainnya

Menghim pun dana merupakan kegiatan mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan, giro, tabungan dan deposito. Menyalurkan dana adalah melemparkan kem bali dana yang diperoleh bank lewat penghim punan tadi dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional ataupun bank dengan prinsip syariah.

Jasa bank lainnya merupakan jasa pendukung ataupun pelengkap bagi perbankan. Contoh dari jasa bank lainnya adalah jasa transfer, clearing, inkaso, dan lain sebagainya. Jasa keuangan pendukung yang dimiliki oleh bank ini

merupakan sarana bagi kelancaran kegiatan menghimpun dana ataupun penyaluran dana.

b. Jenis Bank

Bank dalam prakt ek kegiatannya terbagi dari beberapa jenis, bank dapat dibedakan dari berbagai segi antara lain :

1) Dilihat dari segi fungsinya terdiri dari :

a) Bank Umum Pengert ian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lint as pem bayaran. Jasa yang diberikan oleh bank um um bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank komersial (com mercial bank) .

b) Bank P erkr edit an Raky at

BPR adalah bank yang m elaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lint as pem bayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

2) Dilihat dari segi kepem ilikanny a t erdiri dari :

a) Bank m ilik Pemerintah Bank pemerint ah adalah bank di mana baik akt a pendirian maupun modalnya dim iliki oleh pem erint ah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pem erint ah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank m ilik pem erintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi.

b) Bank m ilik Swast a Nasion al

Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dim iliki oleh swasta nasional serta akt a pendiriannya

pun didirikan oleh swasta, begitu pula pem bagian keuntungannya juga dipertunjukkan unt uk swasta pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain

c) Bank m ilik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik m ilik swasta asing atau pemerint ah asing. Kepemilikannya dim iliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.

d) Bank m ilik Campuran

Merupakan bank yang kepem ilikannya sahamnya campuran antara pihak asing dan pihak swasta nasional. Cont oh : BII Com monwelth, Bank Finconesia, Bank Merincorp, Mitsubishi Buana, Bank, dll.

3) Dilihat dari segi st at usnya t erdiri dari :

a) Bank Devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan m ata uang asing secara menyeluruh.

b) Bank no n Devisa

Merupakan bank yang mempunyai izin unt uk m elaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat m elaksankan transaksi sepert i halnya bank devisa.

4) Dilihat dari segi menent ukan harga t ediri dari :

a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan m etode bunga.

b) Bank berdasark an prinsip syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Islam.

3. Tinjauan Tentang Bank Umum berprinsip Syariah

a. Pengertian Bank Um um Berprinsip Syariah

Produk yang diberikan oleh perbankan Islam tidak hanya dikonsumsi terbatas pada kalangan muslim saja. Hal tersebut dikarenakan memang pada prinsipnya jasa yang diberikan perbankan Islam sama sekali tidak berkaitan dengan ritual keagamaan. Pengert ian Bank Islam m enurut Muham mad (2005: 13) adalah “Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pem biayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam”. Pengertian yang diberikan tersebut m emberikan penjelasan terkait dengan landasan perbankan Islam yaitu berlandaskan pada Al Qur’an dan hadits Nabi SAW.

Bank Islam memberikan prinsip-prinsip muamalah yang sesuai dengan syariat Islam, jauh dari praktek sistem bunga. Dengan dem ikian, Bank Islam memberikan alternatif terhadap pert ent angan antara sistem bunga bank dengan riba.

b. Ciri – ciri Bank Umum Berprinsip Syariah

Sistem operasinal antara Bank Islam berbeda dengan sistem perbankan konvensional. T elah disebutkan sebelumnya bahwa Bank Islam tidak menggunakan sistem bunga pada kegiatan operasionalnya. Bank Islam m em iliki berbagai karakt eristik yang m erupakan ciri bagi Bank Islam. menurut Warkum Sum itro (2004: 19) ada berbagai ciri dari Bank Islam :

1) Beban biaya yang disepakati bersama pada wakt u akad perjanjian diwujudkan dalam bent uk jum lah nominal, yang besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan unt uk tawar menawar dalam batas wajar

2) Penggunaan persentase dalam hal kewajiban unt uk melakukan pem bayaran selalu dihindarkan, karena persent ase melekat pada sisa utang m eskipun batas wakt u perjanjian telah berakhir

3) Di dalam kontrak-kontrak pem biayaan proyek, Bank Islam tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keunt ungan yang pasti (fixed return ) yang ditetapkan di muka

4) Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito/ tabungan, oleh penyimpan dianggap titipan (al wadiah) sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diam atkan sebagai penyert aan dana pada proyek-

proyek yang dibiayai bank.

5) Bank Islam tidak menerapkan jual beli atau sewa menyewa uang dari mata uang yang sam a yang dari transaksi itu dapat m enghasilkan keunt ungan

6) Adanya pos pendapatan berupa “Rekening Pendapatan non Halal” sebagai hasil transaksi dengan bank konvensional

7) Adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas m engawasi operasionalisasi bank dari sudut syariah

8) Produk-produk Bank Islam selalu m enggunakan sebutan-sebutan dari istilah arab, misalnya al-m urabahah, al-m udhrabah dan sebagainya

9) Adanya produk khusus yang tidak terdapat di dalam bank konvensional, yaitu kredit tanpa beban yang m urni bersifat sosial, dimana nasabah tidak ada kewajiban unt uk mengem balikannya

10) Fungsi kelembagaan Bank Islam selain m enjembatani antara pihak pem ilik m odal/ memiliki kelebihan dana dengan pihak yang mem butuhkan dana, juga mem punyai fungsi berkewajiban menjaga dan bert anggungjawab atas keam anan dana yang disim pan dan siap sewaktu-wakt u apabila dana tersebut ditarik kem bali sesuai dengan perjanjian.

c. Perbedaan Bank umum berprinsip Syariah Dengan Bank Konvensional

Menurut Dianita Kristanti, Abdul Rosyid, Ali Sadikin yang dikutip Veithzal Rivai (2007:326), perbedaan ant ara Bank Islam dengan bank konvensional dapat dilihat dari aspek :

1) Akad dan aspek legalit as

Dalam bank syari’ah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi, karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Sehingga pelanggaran kesepakatan dapat diminimalisir. Selain itu akad dalam perbankan syari’ah baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus mem enuhi ketentuan akad, baik rukun maupun syaratnya.

2) Lem baga penyelesaian sengket a

Dalam perbankan syari’ah, apabila terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah, kedua belah pihak tidak menyelesaikannya di pengadilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai dengan tata cara dan hukum m ateri syari’ah. Hukum yang mengatur ini disebut BAMUI yang didirikan bersam a antara MUI dan Kejaksaan Agung.

3) Stuktur organisasi

Dalam stuktur organisasi bank syari’ah m em iliki kesam aan dengan bank konvensional, sepert i komisaris maupun direksi. T etapi unsur yang dapat membedakan antara bank syari’ah dan konvensional adalah adanya pengawas syari’ah (DPS) yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produk agar sesuai dengan garis-garis syari’ah dan DPS biasanya diletakkan pada posisi setingkat dewan kom isaris pada setiap bank.

Perbedaan yang dim iliki pada bank konvensional dengan Bank Islam hanya terletak pada proses pengelolaan perusahaan, sedangkan untuk fungsi dari kedua banka tersebut adalah sama, m isalkan fungsi m enghim pun dana dari masyarakat.

4. Tinjauan tentang Bank Muamalat

a. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia

PT Bank Muam alat Indonesia T bk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulam a Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan mem ulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim , pendirian Bank Muam alat juga menerim a dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan kom itm en dari masyarakat Jawa Barat yang turut m enanam m odal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muam alat berhasil m enyandang predikat sebagai bank devisa. Pengakuan ini sem akin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pert ama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa m aupun produk yang terus dikembangkan.

Indonesia dilanda krisis moneter pada akhir tahun 1990 yang memporakporandakan sebagian besar perekonom ian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank