HUBUNGAN PANDANGAN BUDAYA DAN KEPERCAYAAN DALAM MENYUSUI DENGAN MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG PERINATOLOGI RSUD CIBABAT CIMAHI Chatarina Suryaningsih STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi E-mail: Chatarina.suryayahoo.com

  

HUBUNGAN PANDANGAN BUDAYA DAN KEPERCAYAAN DALAM

MENYUSUI DENGAN MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF DI RUANG PERINATOLOGI RSUD CIBABAT CIMAHI

Chatarina Suryaningsih

STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi

  

E-mail:

ABSTRAK

Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif disebabkan kurangnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya ASI bagi bayinya. Ibu bayi kurang termotivasi untuk

memberikan ASI pada bayinya secara eksklusif. Faktor lain yang dapat

berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif adalah budaya dan kepercayaan.

Ibu yang mempunyai pandangan budaya dan kepercayaan yang baik dalam

menyusui akan lebih termotivasi dalam memberikan ASI. Tujuan dari penelitian ini

untuk mengetahui “Bagaimanakah Hubungan Pandangan Budaya dan Kepercayaan

dalam Menyusui Dengan Motivasi Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif”. Metode

penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional, dengan jenis pendekatan

penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive

Sampling sebanyak 34 responden. Pengumpulan data menggunakan Kuesioner

berisi lembar isian yang berhubungan dengan motivasi ibu untuk memberikan ASI

Eksklusif, serta pandangan budaya dan kepercayaan dalam menyusui. Hasil

penelitian adalah sebagian responden mempunyai pandangan budaya dan

kepercayaan yang kurang baik dalam menyusui; sebagian responden mempunyai

motivasi yang kurang dalam pemberian ASI Eksklusif; Nilai p value 0,041 terdapat

hubungan antara pandangan budaya dan kepercayaan dalam menyusui dengan

motivasi ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Diharapkan pihak rumah sakit ada

peningkatan pelaksanaan program tetap dalam pemberian pendidikan kesehatan

mengenai ASI eksklusif kepada ibu-ibu post partum. Kata kunci : Pandangan budaya dan kepercayaan, motivasi, ASI eksklusif

  PENDAHULUAN Rekomendasi yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2001, yaitu mengenai makanan yang diperlukan oleh bayi adalah inisiasi menyusu dini pada awal kelahiran bayi yaitu satu jam pertama bayi lahir, kemudian memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan, selanjutnya boleh memberikan makanan pendamping ASI sesudah bayi lebih dari 6 bulan dengan tetap memberikan ASI sampai usia bayi 2 tahun atau lebih.

  Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010 Indonesia tetap mempunyai angka yang sangat memperihatinkan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi, yaitu bayi yang diberikan ASI sampai usia 6 bulan sekitar 15,3%. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI bagi bayinya, sehingga masyarakat terutama ibu bayi kurang termotivasi untuk memberikan ASI pada bayinya secara eksklusif (BPPSDMK_DEPKES, 2012). Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif adalah budaya ibu. Ludin (2008) juga menyatakan bahwa budaya yang dianut seorang ibu dalam memberikan ASI akan berpengaruh terhadap keputusannya dalam menyusui. Ibu yang mempunyai pandangan budaya dan kepercayaan yang baik dalam menyusui akan lebih termotivasi dalam memberikan ASI. Maas (2004); serta Sidi, dkk. (2010), menjelaskan bahwa kepercayaan dan budaya lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan anak. Budaya dan kepercayaan lainnya yang dianut oleh masyarakat tradisional dalam pemberian ASI adalah: pemberian bubur tepung, bubur nasi, pisang, madu, teh manis dan lain-lain pada bayi baru lahir, pembuangan colostrum (susu jolong) dipercaya sebagai air susu yang sudah rusak dan tidak baik diberikan pada bayi karena berwarna kekuning- kuningan, ada juga yang beranggapan ketika susu jolong ini diberikan maka bayi akan diare, masuk angin, muntah (Maas, 2004; serta Sidi, dkk., 2010).

  Berdasarkan hasil wawancara terhadap dua orang perawat ruang Perinatologi RSUD Cibabat Cimahi, diidentifikasi bahwa rata-rata ibu mempunyai motivasi yang kurang untuk melakukan pemberian ASI pada bayinya, hal ini disebabkan karena mereka menganggap susu formula akan lebih membuat anaknya pintar dan cepat gemuk, ibu juga tampak malas untuk menyusui anaknya dengan alasan luka post partum masih terasa sakit. Hasil wawancara kepada 10 orang ibu yang datang ke Ruang perinatologi untuk menyusui bayinya, didapatkan data bahwa 8 orang ibu berasal dari suku sunda, 2 orang dari suku Jawa. Ibu mengatakan bahwa ASI nya sedikit jadi kurang termotivasi untuk menyusui bayinya, pada saat pertama ASI keluar ASI itu harus dibuang karena ibu menganggap ASI itu kotor, ibu mengatakan tidak ada masalah ketika bayinya baru lahir diberikan air putih dan bubur.

METODE PENELITIAN

  Jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah cross sectional metode penelitian adalah deskriptif korelasional untuk mengetahui dan menjelaskan Hubungan Pandangan Budaya dan Kepercayaan dalam Menyusui Dengan Motivasi Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post partum normal, yang menyusui bayinya (bayi bugar) di Ruang Perinatologi RSUD Cibabat Cimahi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling.

  Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner berisi motivasi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif, serta pandangan budaya dan kepercayaan dalam menyusui.

  Hasil penelitian disajikan dalam bentuk analisis univariat dan bivariat.

  1. Sebagian responden mempunyai pandangan budaya dan kepercayaan yang kurang baik dalam menyusui sebanyak 16 responden (47%).

  Ketika nilai yang dianut dalam masyarakat tersebut memberi dukungan dalam pemberian ASI, maka ibu yang sedang menyusui di tempat tersebut akan tetap memberikan ASI bagi bayinya. Sebagian besar responden yang telah dilakukan penelitian menganut budaya sunda dimana terdapat pandangan budaya dan kepercayaan menyusui yang kurang baik, misalnya berdasarkan jawaban pada kuesioner tentang Air susu yang keluar pertama kali sesudah ibu melahirkan dan berwarna kekuningan (susu jolong) harus dibuang terlebih dahulu, sebagian besar responden menjawab iya, yang artinya budaya tentang menyusui kurang tepat.

  Permasalahan dalam pemberian ASI selain berhubungan dengan budaya dalam memberikan makanan pada bayi baru lahir, juga berhubungan dengan kualitas ASI yang kurang. Ibu menyusui dengan kualitas ASI yang kurang biasanya disebabkan banyaknya pantangan atau larangan dalam mengkonsumsi makan pada ibu hamil dan menyusui, misalnya tidak boleh mengkonsumsi makan makanan yang dinging, bayam, ikan, sayuran hijau, telur.

  2. Sebagian responden mempunyai motivasi yang kurang dalam pemberian ASI Eksklusif sebanyak 18 responden (53%).

  Faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi motivasi adalah pemberian informasi dan pengetahuan untuk menyusui, sedang faktor ekstrinsik adalah dukungan keluarga dan petugas kesehatan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden, bahwa informasi mengenai pemberian ASI Ekskusif sudah banyak diberikan oleh petugas kesehatan sehingga pengetahuan tentang ASI eksklusif setiap responden sudah cukup baik, faktor instrinsik yang dimiliki responden adalah baik. Faktor ekstrinsik yang dimiliki setiap responden merupakan faktor yang menyebabkan motivasi yang kurang yaitu dari faktor dukungan keluarga. Dukungan keluarga yang diberikan pada responden adalah kurang dalam pemberian ASI eksklusif, keluarga terutama suami memberikan saran supaya bayi diberikan susu formula dengan alasan ASI dari ibu tidak memenuhi kebutuhan bayi, hal tersebut membuat ibu menyusui menjadi tidak percaya diri sehingga keinginan untuk memberikan ASI secara eksklusif menjadi terhenti.

HASIL DAN BAHASAN

  3. Terdapat hubungan antara pandangan budaya dan kepercayaan dalam menyusui dengan motivasi ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

  Berdasarkan hasil penelitian ternyata terdapat hubungan yang signifikan antara budaya dan kepercayaan dalam menyusui dengan motivasi dalam pemberian ASI eksklusif. Responden dalam penelitian sebagian mempunyai pandangan budaya dan kepercayaan yang kurang baik dan baik dalam menyusui, serta mempunyai motivasi yang baik serta kurang. Responden sebagian besar mempunyai budaya sundayang dalam kehidupan masyarakat terdapat beberapa kepercayaan yang kurang baik dalam menyusui, sehingga ibu kurang termotivasi dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

  Sebagian responden dalam wawancara ketika studi pendahuluan memilih memberikan susu formula pada bayinya hal ini disebabkan karena merasa tidak ada dukungan dari keluarga, ibu juga menganggap bahwa memberikan ASI akan menyebabkan payudara akan melorot. Orang tua dari responden juga menyatakan bayi berusia 0 sampai 6 bulan sudah boleh diberikan makanan lain seperti pisang dan lain-lain.

  Sebagian responden mempunyai pandangan budaya dan kepercayaan yang kurang baik dalam menyusui.

  2. Sebagian responden mempunyai motivasi yang kurang dalam pemberian ASI Eksklusif.

  3. Sebagian besar ibu yang mempunyai pandangan budaya dan kepercayaan yang baik dalam menyusui, mempunyai motivasi yang kurang baik dalam pemberian ASI Eksklusif , dengan nilai p value 0,041.

  Pemberian ASI eksklusif merupakan salah langkah untuk mencapai target MDGs ke empat yaitu mengurangi angka kematian anak. Oleh karena itu perlu di sosialisasikan dengan lebih baik lagi mengenai teori-teori terkini tentang ASI eksklusif. Dalam mengoptimalkan pemberian informasi tersebut diperlukan penambahan buku-buku terkait ASI eksklusif yang dari segi bahasa lebih mudah di fahami dan lebih bisa di aplikasikan oleh ibu-ibu menyusui. Selain itu diperlukan adanya pelatihan- pelatihan bagi tenaga kesehatan agar bisa lebih mendalami megenai informasi yang terkait dengan ASI eksklusif

  REFERENSI Afifah, D.N. (2007). Faktor yang berperan dalam kegagalan praktik pemberian ASI Eksklusif. Februari 22, 2012. IKEL_ASI.pdf

  Balitbangkes. (2010). Riset kesehatan dasar 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. BAPPENAS. (2010). Laporan pencapaian tujuan pembangunan milenium di indonesia 2010. Jakarta: BAPPENAS. BPPSDMK_DEPKES. (2012, Februari 18). Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Februari 19, 2012. article&id= 170:banyak-sekali-manfaat-asi- bagi-bayi-dan-ibu

KESIMPULAN DAN SARAN 1.

  Similac. (August, 2011). Helpful tips for breastfeeding your baby.

  Abbot Nutrition , 24.

  Depkes. (2007). Buku saku: pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

  Depkes. (2011). Materi advokasi- BBL kematian bayi. Februari 17,

   Dewey, K. (2001, Desember 10-13 ).

  Makara Kesehatan, 12(2): 47-52.

  79056&lokasi=lokal Department of Health and Human

  

  (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik . Jakarta: EGC. Yefrida. (1996). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif, di wilayah kerja puskesmas Pancoran Mas kelurahan Depok kecamatan Pancoran Mas kotif Depok tahun 1996. Februari 20, 2012.

  Philadelphia: Elsevier. Wong, D., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz, P.

  Tomey & Aligood. (2006). Nursing theory and their work. Sixth edition.

  SUSENAS. (2001). Survey sosial ekonomi nasional. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Stalker, P. (2008). Millennium development goals . Jakarta: WHO.

  Siregar, A. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI oleh ibu yang melahirkan. USU: Digital library.

  Saleh, A., Nurachmah, E., As’ad, S., & Hadju, V. (2009). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan pendekatan modelling terhadap pengetahuan, kemampuan praktek dan percaya diri ibu dalam menstimulasi tumbuh kembang bayi 0-6 bulan di kabupaten Maros. Februari 19, 2012. pasca.unhas.ac.id/jurnal/4dfd694e7 da095c426fa76ffbdf2b3ea.pdf

  Nurmiati., & Besral. (2008). Pengaruh durasi pemberian ASI terhadap ketahanan hidup bayi di Indonesia.

  Guiding principles for complementary feeding of the breastfeed child. Washington: Pan American Health Orghanization World Health Organization.

  Clinical Nursing , 19: 2434 –2445.

  Factors influencing the practice of exclusive breastfeeding among congkong Chinese women: A questionnaire survey. Journal of

  Kramer, M., & Kakuma, R. (2002). The optimal duration of exclusive breasfeeding: A systematic review. Switzerland: WHO. Linkages. (2002). Pemberian ASI eksklusif atau ASI saja: Satu- satunya sumber cairan yang dibutuhkan bayi usia dini. Jakarta: Linkages. Man Ku, C., & Chow, S.K.Y. (2010).

  RPP-ASI Eksklusif. Jakarta: Bahan harmonisasi Kementerian Hukum dan HAM. Khairunniyah. (2004). Pemberian air susu ibu eksklusif ditinjau dari faktor motivasi, persepsi, emosi, dan sikap pada ibu yang melahirkan, Tesis. Bandung: Universitas Padjadjaran.

  Kementerian Hukum & HAM. (2012).

  Profil kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

  Kementerian Kesehatan RI. (2011).

  Academy of Pediatrics, 117: 380- 386.

  Edmond, K.M., Zandoh, C., Quigley, M.A., Amenga-Etego, S., Owusu- Agyei, S., Kirkwood, B.R. (2006, April 24). Delayed breastfeeding initiation increases risk of neonatal mortality. Journal of the American

  Services. (2011). Your guide to breastfeeding. US: Office on Women’s Health

  . Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Dogun M S, (2005). Kamus Besar Ilmu Hastono, S P., (2001). Analisa Data.

  dan Pengukurannya Edisi 2 .

  Perilaku Ibu Bekerja dan Ibu tidak Bekerja Tentang Imunisasi. Medan : Bagian

  Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

  Arikunto, S., (2006). Prosedur

  Penelitian suatu pendekatan Praktik

  . Jakarta: Rineka Cipt

  Azwar, S., ( 2000). Sikap Manusia Teori

  Yogyakarta: Pustaka pelajar Behrman, dkk, 1999. Ilmu Kesehatan

  menyusui. Jakarta: Sentra Laktasi

  Anak Edisi 15 Volume 2 .

  Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Budiarto E, Anggraeni D, (2001).

  Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: Buku

  Kedokteran EGC. Departemen Kesehatan RI, (2000).

  Pedoman Pelatihan Pengelolaan Pengerakkan Peran Serta Masyarakat Bagi Penyelenggaraan Posyandu . Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

  Tekhnis Imunisasi Tingkat Puskesmas

  Indonesia Ali M, (2003). Pengetahuan, Sikap dan

  WHO.(1993). Panduan konseling

  Chan, M. (2011). Breastfeeding: a vital emergency response. Geneva: WHO. Ahmed, A,H. (2008). Breastfeeding preterm infants: an educational program to support mothers of preterm infants in cairo, egypt.

  

  Pediatric Nursing , Vol 34, No 2.

  Hatfield, N.T. (2008).

  Broadribb’s introductory pediatric nursing .

  7 th edition. China: Wolters Kluwer- Lippincott Williams & Wilkins. WHO. (2008). Breastfeeding counselling a training course, trainer’s guide , part one: 1-9. World Health Organization CDC Programme UNICEF. The Northern Ireland Breastfeeding Strategy Group. (2012).

  Breastfeeding strategy for northern ireland. Northern Ireland: Department of Health and Social Services (DHSS).

  WHO. (2011, Januari 15). Exclusive breastfeeding for six months best for babies everywhere. 2 Maret, 2012.

  Blincoe, A.J. (Juni, 2005). The health benefits of breastfeeding for mothers. British Journal Of Midwifery , 13: 6.

  Fourth edition. Sudburry, Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.

  Clark, S.G.J., & Bungum, T.J. (2003).

  The benefits of breastfeeding: An introduction for health educators.

  • , (2004). Sistem Kesehatan Nasional . Jakarta: Departeme Kesehatan RI.
    • , (2005). Pedoman

  Californian Journal of Health Promotion , 3(1): 158-163.

  Roesli,U. (2000). Mengenal ASI

  Eksklusif. Seri I. Jakarta: Niaga Swadaya.

  Riordan, J., & Wambach, K. (2010).

  Breastfeeding and human lactation .

  Pengetahuan . Jakarta: Golo Jakarta : Universitas

  Riwu. Indonesia, Fakultass Kesehatan Masyarakat

  Entjang I, (2000). Ilmu Kesehatan Masya rakat. Bandung: Citra ---------------------, (2007). Analisa Data.

  Aditya Bakti Jakarta : Universitas Indonesia, Fakultass Kesehatan Masyarakat.

Dokumen yang terkait

View of HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PELAKSANAANNYA DI POSYANDU BUNGA TANJUNG KELUHARAN TANJUNGSARI PURWAKARTA TAHUN 2015

0 0 10

View of PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KESEHATAN MENTAL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DI JEPANG

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP UNMET NEED PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN HIV POSITIF Sophia Prodi Kebidanan (D 3), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi email: sophia.maryanayahoo.com ABSTRAK - View of HUBUNGAN PENGETA

0 0 12

PENGARUH PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI MERAH TERHADAP KADAR Hb PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DEFISEINSI BESI DI STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI Suharjiman¹, Iden Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Program Studi Ilmu Keperawatan (S.1

1 1 10

View of PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP STRES PADA LANJUT USIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY BANDUNG

0 5 17

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DAN OLAH RAGA DENGAN BERAT BADAN LEBIH PADA MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT STIKES ACHMAD YANI CIMAHI Agus Riyanto

0 0 18

Email: primanandafauziahanalis-ayani.ac.id ABSTRAK - View of ANALISIS DAN KARAKTERISTIK PROMOTER GEN ZIF23 UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENAPISAN ANTITUBERKULAR BARU

0 0 7

View of HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEBIASAAN BERMAIN GAME PADA REMAJA DI SMPN 3 CIMAHI

0 0 12

View of MOTIVASI MENJADI PERAWAT YANG TEREFLEKSI PADA INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA KEPERAWATAN

0 0 8

PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM STIMULASI, DETEKSI, DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK 1–3 TAHUN MELALUI PEMBELAJARAN MODUL DI RW-05 KELURAHAN KUJANGSARI KECAMATAN BANDUNG KIDUL Susy Hermaningsih1 , Iryanti2 Jurusan Keperawatan Bandung Poltekkes Kemenkes

0 1 13