View of MOTIVASI MENJADI PERAWAT YANG TEREFLEKSI PADA INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA KEPERAWATAN
MOTIVASI MENJADI PERAWAT YANG TEREFLEKSI PADA INDEKS PRESTASI
KUMULATIF (IPK) MAHASISWA KEPERAWATAN
1) 2) 1 Arfatul Makiyah , Ria AndrianiProdi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
2 Email :Prodi Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Email :
ABSTRAK
Bila melihat prospek ke depan, seorang lulusan Program Studi DIII Keperawatan mempunyai prospek
yang cukup menjanjikan yaitu bisa menjadi perawat profesional yang bisa diandalkan kemampuan,
ketrampilan dan sikap yang profesional. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
motivasi menjadi perawat yang terefleksi pada indeks prestasi kumulatif mahasiswa Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI). Penelitian dilakukan dengan metode
deskriptif. subjek penelitian adalah mahasiswa calon perawat di semester 2, 4 dan 6 di Program Studi
Keperawatan UMMI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dilaksanakan di UMMI.
Sampel diambil dengan teknik Stratified Random Sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
nilai persentase motivasi semester 2, 4 dan 6 yang paling besar diperoleh oleh hampir separuh
mahasiswa dengan kategori motivasinya sangat tinggi dan IPK sangat memuaskan. Selain itu, hanya
sebagian kecil mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dengan IPK cumlaude dan memuaskan, fakta
yang mengejutkan ditemukan tidak adanya mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dengan IPK
kategori cumlaude dan sebagian kecil mahasiswa yang memiliki motivasi sangat tinggi dengan IPK
kategori kurang memuaskan. Hasil uji korelasi Spearman rho dapat dilihat bahwa terdapat hubungan
positif sebesar 0,759 yang artinya semakin tinggi motivasi menjadi perawat maka semakin tinggi pula
nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa.Kata kunci : Motivasi, indeks prestasi kumulatif, keperawatan
ABSTRACK
When you’ll see the prospects for the future, a graduate of the Nursing Diploma Program has a
promising prospect that could become professional nurses who can be relied upon abilities, skills and
professional attitude. This study aimed to obtain an overview of the motivation to become a nurse is
reflected in the cumulative grade students of Diploma of Nursing, University of Muhammadiyah
Sukabumi (UMMI). The study was conducted by descriptive method. subject of study is prospective
nursing students in semesters 2, 4 and 6 in Nursing Studies Program UMMI. This research used
descriptive method and implemented in UMMI. Samples were taken with Stratified Random Sampling
technique. These results indicated that the percentage of motivation semesters 2, 4 and 6 the most
earned by nearly half the students with the motivation category is very high and very satisfactory GPA.
In addition, only a small proportion of students who had high motivation with GPA cum laude and
satisfying, the surprising fact discovered the absence of students who have high motivation to the GPA
category cum laude and a small portion of students who have a very high motivation with a GPA less
than satisfactory category. Spearman rho correlation test results can be seen that there is a positive
correlation of 0.759, which means the higher the motivation to become a nurse, the higher the grade
point average (GPA) students.Keywords : Motivation, grade point average, nursing
Meskipun sekarang ini banyak terdapat perguruan-perguruan tinggi negeri maupun swasta, baik di tingkat propinsi maupun kabupaten, namun setelah menyelesaikan pendidikan SMA atau SMK, seringkali siswa dihadapkan pada pilihan yang sulit untuk menentukan harus kemana jalur pendidikan yang dipilih. Namun dengan cita-cita saja belum menjamin untuk meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi, akan tetapi harus memiliki kemampuan intelektual yang memadai dan didukung oleh kemampuan finansial yang memadai pula.
Bagi para lulusan sekolah menengah atas (SMA) yang mempunyai minat dan motivasi ingin secepatnya mendapatkan pekerjaan maka pilihan yang tepat adalah melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi Diploma III sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Salah satu pendidikan jalur profesional di bidang kesehatan adalah pendidikan program Diploma III Keperawatan yang pada era 1980 sampai 2000 peminatnya cukup besar, tetapi pada akhir-akhir ini minat untuk masuk pendidikan Diploma III keperawatan dari tahun ke tahun cenderung menurun, hal ini dapat dilihat dari data UMMI (Universitas Muhammadiyah Sukabumi) jumlah pendaftar tahun 2013/2012 sebanyak 61 orang, tahun 2014/2015 sebanyak 46 orang dan tahun 2015/2016 sebanyak 40 orang (Laporan Pelaksanaan Ujian Tulis Penerimaan Mahasiswa Baru UMMI) tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan peminat calon mahasiswa, menurunnya pendaftar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu diantaranya adalah rendahnya minat dan motivasi untuk memilih pendidikan Diploma
III Keperawatan.
Mereka yang masuk pendidikan Diploma
A. PENDAHULUAN
III Keperawatan tersebut umumnya sangat bervariasi yaitu karena dipaksa orang tua, ikut-ikutan teman dari pada tidak sekolah, tidak diterima di perguruan tinggi negeri, ingin secepatnya mendapatkan suatu pekerjaan dan ada pula yang memang merupakan cita-citanya sejak kecil. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan keperawatan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi Program Studi DIII Keperawatan mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kemampuan profesional. Universitas Muhammadiyah Sukabumi Program Studi DIII Keperawatan merupakan institusi pendidikan formal yang mendidik peserta didik agar menjadi tenaga profesional di bidang keperawatan atau merupakan pintu gerbang yang mengantar seorang perawat yang nantinya siap untuk menjadi tenaga profesional dalam memasuki dunia kerja keperawatan. Universitas Muhammadiyah Sukabumi merupakan institusi pendidikan yang mempunyai sejarah cukup panjang diantaranya dimulai pendidikan DIII Keperawatan yang berdiri mulai tahun 1986, Untuk mengetahui keberhasilan, UMMI sebagai institusi pendidikan profesional maka diantaranya perlu dilakukan penilaian prestasi akademik mahasiswa selama menempuh masa pendidikan. Pada tingkat perguruan tinggi, penilaian prestasi akademik dinyatakan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Indeks Prestasi Kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh. Adapun predikat kelulusan program DIII Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Sukabumi, ditetapkan sebagai berikut: (1) IPK 2,75-3,00 dengan predikat memuaskan, (2) IPK 3,01-3,50 dengan predikat sangat memuaskan, (3)
IPK 3,51-4,00 dengan predikat pujian (cumlaude). Minat dan motivasi menjadi suatu hal yang sangat penting dalam menentukan sikap seseorang untuk meraih sesuatu yang diinginkan. Apabila mahasiswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat, tentunya akan didorong oleh prestasi belajar yang giat pula. Tetapi kenyataannya, bila melihat fenomena sekarang, banyak mahasiswa yang tidak begitu berminat untuk menjadi perawat. Oleh karena itu akan sangat berpengaruh terhadap minat dan motivasi untuk meraih prestasi. Padahal bila melihat prospek ke depan, seorang lulusan Program Studi DIII Keperawatan mempunyai prospek yang cukup menjanjikan yaitu bisa menjadi perawat profesional yang bisa diandalkan kemampuan, ketrampilan dan sikap yang profesional.
Dari uraian diatas dapat dilihat apabila minat dan motivasi menjadi perawat rendah maka keinginan belajar akan berkurang, dan bisa menurunkan prestasi belajar, sehingga menjadikan lulusan perawat yang kurang profesional. Untuk mencapai Indeks Prestasi Kumulatif yang tinggi dengan kategori pujian maka dibutuhkan motivasi yang tinggi untuk menjadi perawat. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengidentifikasi adanya ”Motivasi Menjadi Perawat yang Terefleksi pada Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Sukabumi”.
Dari latar belakang masalah tersebut diatas, peneliti mengambil perumusan masalah “Bagaimana Motivasi Menjadi Perawat yang Terefleksi pada Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Sukabumi?” Tujuan umum kegiatan penelitian ini adalah: Memperoleh gambaran mengenai motivasi menjadi perawat yang terefleksi pada indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa keperawatan, memaparkan prestasi belajar mahasiswa keperawatan dan menganalisis motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar B.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala ataupun keadaan (Arikunto, 2002). Adapun yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini meliputi semua mahasiswa program studi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi, yang berjumlah 145 orang.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007). Adapun rumus tersebut adalah: n =____N_____
(N.d²+1) n = 147
= 107,49 (147 x 0,05²+1)
Jumlah sampel yang diperoleh dari perhitungan sebanyak 107 mahasiswa. Kemudian sampel diambil dengan teknik Stratified Random Sampling.
Sumber: Pedoman buku akademik Program Studi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi 2015
Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data yaitu berupa: Lembar angket motivasi, lembar dokumen IPK mahasiswa, dan format wawancara. Analisis data terhadap hasil yang diperoleh dilakukan sebagai berikut: Data hasil analisis angket motivasi motivasi yang berbeda-beda untuk setiap mahasiswa berupa skor dan nilai tingkatannya. persentase. Skor motivasi diperoleh dengan Adapun untuk hubungan antara cara menjumlahkan hasil ketercapaian motivasi mahasiswa dengan IPK yang jawaban siswa pada angket motivasi. Nilai diperoleh dapat dilihat pada Tabel berikut. skor tersebut selanjutnya dikategorisasi menurut Widyoko (2009). Untuk nilai persentase dalam mengetahui banyaknya frekuensi mahasiswa yang memiliki motivasi berdasarkan skor yang diperoleh pada hasil angket motivasi selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus Koentjaraningrat (1997) dalam Pariani (2001). Lembar dokumentasi ini dianalisis dengan menggunakan rujukan kategorisasi
Lebih lanjut secara lebih jelas gambaran berdasarkan buku panduan akademik motivasi terhadap IPK tersebut dapat terkait IPK yang diterbitkan oleh UMMI disajikan dalam grafik berikut ini. (2015). Untuk hasil wawancara terhadap mahasiswa diolah dengan cara merekap data hasil wawancara. Perekapan data hasil wawancara dilakukan dengan cara mengubah jawaban mahasiswa dari setiap pertanyaan ke dalam bentuk pernyataan untuk mengetahui tanggapan mahasiswa mengenai motivasi menjadi perawat yang terefleksi pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa tersebut. Wawancara dibagi menjadi 3 kelompok dengan teknik
Berdasarkan gambar 4.1 ditunjukan
cluster sampling (kelompok IPK upper,
bahwa nilai persentase motivasi yang
middle dan lower). Hasil data wawancara
paling besar diperoleh oleh hampir separuh mahasiswa selanjutnya digunakan untuk mahasiswa dengan kategori motivasinya mendukung temuan-temuan terkait dengan sangat tinggi dan IPK sangat memuaskan. penelitian yang dilakukan. selain itu, hanya sebagian kecil mahasiswa C. yang memiliki motivasi tinggi dengan IPK
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari penelitian cumlaude dan memuaskan. ini dikemukakan dalam satu data utama Pada mahasiswa semester 4, nilai berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu persentase motivasi yang dimiliki mengenai motivasi menjadi perawat yang mahasiswa adalah sebagai berikut. terefleksi pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa keperawatan UMMI.
Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa keperawatan UMMI memiliki
Lebih lanjut secara lebih jelas gambaran motivasi terhadap IPK tersebut dapat disajikan dalam grafik berikut ini.
Lebih lanjut secara lebih jelas gambaran motivasi terhadap IPK tersebut dapat disajikan dalam grafik berikut ini.
Berdasarkan gambar 4.3 ditunjukan bahwa nilai persentase motivasi yang paling besar diperoleh oleh sebagian besar mahasiswa dengan kategori motivasinya sangat tinggi dan IPK sangat memuaskan. Sementara itu, fakta yang mengejutkan ditemukan sebagian kecil mahasiswa yang memiliki motivasi sangat tinggi dengan IPK kategori kurang memuaskan.
Data tersebut dikorelasikan dengan analisis bivariate, yaitu distribusi analisis Berdasarkan gambar 4.2 ditunjukan hubungan tingkat motivasi menjadi perawat bahwa nilai persentase motivasi yang dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling besar diperoleh oleh hampir mahasiswa. Analisis bivariat dengan separuhnya mahasiswa dengan kategori menggunakan Spearman’s rho. Hasil uji motivasinya sangat tinggi dan IPK sangat korelasi Spearman rho dapat dilihat bahwa memuaskan. Sementara itu, fakta yang terdapat hubungan positif sebesar 0,759 dan mengejutkan ditemukan tidak adanya menurut interpretasi angka korelasi mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi sugiyono (2007) maka hubungan ini dengan IPK kategori cumlaude. termasuk dalam kategori hubungan yang
Pada mahasiswa semester 6, nilai sedang, pada taraf signifikan p=0,000 ( p< persentase motivasi yang dimiliki
0,05) yang artinya semakin tinggi mahasiswa adalah sebagai berikut. motivasi menjadi perawat maka semakin tinggi pula nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa. Faktor yang mempengaruhi mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dengan
IPK cumlaude disebabkan mahasiswa tersebut memperoleh nilai IPK bukan hanya dari nilai mata kuliah saja, tetapi dari faktor lain yang merupakan salah satu penilaian yaitu kehadiran dan partisipasi pada saat proses mata kuliah berlangsung. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi yaitu berupa minat dari mahasiswa tersebut untuk belajar. sehingga seseorang yang memiliki motivasi tinggi jika disertai dengan minat yang tinggi serta didukung oleh faktor-faktor lain seperti persentase kehadiran, nilai mata kuliah yang bagus, maka hasil IPK dapat mencapai Cumlaude.
Sedangkan mahasiswa yang memiliki motivasi menjadi perawat tinggi dan IPK sangat memuaskan disebabkan walaupun motivasinya tinggi tetapi dalam beberapa hal mahasiswa tersebut masih kurang atau rendah seperti nilai dari salah satu mata kuliah, dan kurangnya minat dari mahasiswa, serta persentase kehadiran yang kurang baik dan adanya faktor lingkungan yang menjadikan mereka tidak mengulangi matakuliah yang telah didapatkan. Sesuai dengan teori Sardiman (2007) bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa berupa minat, motivasi, dan kondisi fisik.
Menurut Purwanto (2004) faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: 1.
Faktor dalam, yaitu fisiologis seperti kondisi fisika dan panca indra serta psikologis yang menyangkut minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif,
2. Faktor luar yaitu kurikulum, guru, sarana dan fasilitas serta manajemen yang berlaku di sekolah (tempat belajar) yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan faktor penting yang perlu dikembangkan oleh mahasiswa itu sendiri dengan meningkatkan kemampuan yang ada didalam dirinya baik pengetahuan, sikap maupun perilaku, yang akan meningkatkan hasil belajar yang baik sehingga akan berdampak pula pada peningkatan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Dengan demikian maka diperlukan pula upaya untuk membangkitkan motivasi dengan berbagai macam cara seperti memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang memiliki nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang berada pada kategori
Cumlaude , agar mahasiswa yang memiliki
motivasi tinggi bisa mempertahankan perolehan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang dimiliki, dan juga untuk mahasiswa yang memiliki motivasi yang sedang walaupun nilai yang diperoleh berada pada kategori sangat memuaskan.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Alimuddin pada Universitas Muhammadiyah Semarang yang mengatakan bahwa ada hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar. Dari segi usia para lulusan sudah berada dalam usia dewasa. Hal ini terbukti bahwa responden 62 mahasiswa berusia (< 20 tahun) dan 45 mahasiswa berusia (> 20 tahun) hampir setengahnya adalah berumur diatas 20 tahun (Lampiran
D). Menurut Poerwadarminta (2001) usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan) semakin cukup umur, maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Umur merupakan tingkat kedewasaan seseorang. Kedewasaan ialah keadaan atau kondisi 3.
Nilai persentase motivasi yang paling bentuk struktur, dan fungsi yang lengkap besar diperoleh oleh sebagian besar pada suatu organisme, baik terhadap satu mahasiswa Semester 6 Prodi D3 sifat, bahkan seringkali semua sifat Keperawatan Universitas (Hamid, 2008). Melalui kedewasaan ini Muhammadiyah Sukabumi dengan akan dapat mengantarkan mahasiswa dalam kategori motivasinya sangat tinggi dan dalam menimbulkan sebuah minat
IPK sangat memuaskan. Sementara itu, (keinginan), untuk menimbulkan motivasi fakta yang mengejutkan ditemukan yang baik. sebagian kecil mahasiswa yang
Dari uraian di atas membuktikan memiliki motivasi sangat tinggi dengan teori Stabford 1970 dalam Nursalam 2002
IPK kategori kurang memuaskan. bahwa 3 point penting pengertian motivasi 4.
Terdapat hubungan antara Tingkat yang hubungan kebutuhan, dorongan dan Motivasi Menjadi Perawat dengan tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sesuatu yang kurang dirasakan oleh Mahasiswa D3 Keperawatan seseorang baik fisiologi maupun psikologi. Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Dorongan merupakan arahan yang memenuhi kebutuhan tadi. Sedangkan tujuan akhir dari satu siklus motivasi, Karena itu Mahasiswa diharapkan bahwa DAFTAR PUSTAKA motivasi yang tinggi diharapkan akan berpeluang bekerja ke luar negeri dengan
Abdullah, Idi. 2010. Pengembangan baik pula karena adanya keseimbangan
Kurikulum Teori dan Praktik .
antara kebutuhan, dorongan dan tujuan Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. yang dicapai.
Arikunto S, 2002. Prosedur Penelitian D.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Rineka Cipta.
1. Nilai persentase motivasi yang paling besar diperoleh oleh hampir separuh Anonim. 2015. Buku Pedoman Akademik mahasiswa Semester 2 Prodi D3
Universitas Muhammadiyah
Keperawatan Universitas Sukabumi. Sukabumi. Muhammadiyah Sukabumi dengan kategori motivasinya sangat tinggi dan
IPK sangat memuaskan. Selain itu, Burhanuddin, Salam. 2004. Cara Belajar hanya sebagian kecil mahasiswa yang
Yang Sukses di Perguruan Tinggi .
memiliki motivasi tinggi dengan IPK Jakarta: Rineka Cipta. cumlaude dan memuaskan.
2. Nilai persentase motivasi yang paling Dalyono, M. 2005. Psikologi pendidikan.
besar diperoleh oleh hampir separuhnya Jakarta: Rineka Cipta. mahasiswa Semester 4 Prodi D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi dengan
Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 tahun 2003 kategori motivasinya sangat tinggi dan
tentang sistem pendidikan nasional .
IPK sangat memuaskan. Sementara itu, Jakarta: Biro hukum dan Organisasi fakta yang mengejutkan ditemukan sekretariat jenderal departemen tidak adanya mahasiswa yang memiliki pendidikan nasional. motivasi tinggi dengan IPK kategori cumlaude . Dimyati. 1994. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hamalik. 2008. Psikologi Belajar dan Mengajar . Bandung: Sinar Baru. Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhalindo. Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja SDM . Bandung: Refika Aditama. Mudjiman H. 2006. Belajar Mandiri (Self-
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi
Widyoko, E. P. (2009). Evaluasi Program
Pengukurannya . Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Balai Pustaka Uno H.B. 2007. Teori Motivasi dan
Besar Bahasa Indonesia . Jakarta:
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2015. Kamus
Bandung: CV Alfabeta. Swansburg. 2001. Pengembangan Staff Keperawatan . Jakarta: EGC.
Surabaya: CV Sagung Seto. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian.
Metodologi Riset Keperawatan.
Keperawatan. Jakarta: FIK. UY. Siti Pariani dan Nursalam. 2001.
Kemampuan Kerja dan budaya Kerja. Pelatihan Manajemen
Setyowati. 1997. Peningkatan Motivasi
Belajar Mengajar . Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Motivation Learning). cetakan
Riwidikdo Handoko. 2008. Statistik
Pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya.
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Psikologi
Jakarta: EGC.
Purwanto S. 1999. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan.
Salemba. Pius, Partanto A. 2001. Kamus Ilmiah Popular . Surabaya: Arkola.
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta: Medika
Medika. Nursalam. 2002. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Surabaya: Salemba
Nursalam. 2001. Konsep dan Penerapan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
pertama. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Notoadmodjo S. 2005. Metodologi
Pembelajaran . Yogyakarta: Pustaka Belajar.