Pengantar Transportasi 3 Jenis Pergeraka

3. Pendahuluan

Transportasi adalah usaha untuk memindahkan, menggerakkan, atau mengangkut orang ataupun barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih berguna atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Transportasi dikatakan baik jika dari segi keselamatan, aksesibilitas yang tinggi, kapasitas mencukupi, teratur, lancar, tepat waktu, nyaman, ekonomis, aman, tertib, rendah polusi, dan beban masyarakat rendah.

Sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya, manusia melakukan kegiatan. Kegiatan manusia mempunyai lokasi yang terpisah-pisah, sehingga manusia perlu melakukan pergerakan yang kemudian menciptakan lalu lintas. Dalam berlalu lintas diperlukan prasarana jalan. Mengingat dalam berlalu lintas manusia maupun hewan melakukan pergerakan dari satu tempat asal ke satu tempat tujuan dengan menggunakan sarana (kendaraan), maka terjadilan perangkutan (transportasi).

Berfungsinya alat pendukung proses perpindahan ini sesuai dengan yang diinginkan, tidaklah terlepas dari kehadiran subsistem tersebut di atas secara serentak. Masing-masing unsur itu tidak bisa hadir beroperasi sendiri-sendiri, kesemuanya harus terintegrasi secara serentak. Seandainya ada salah satu saja komponen yang tidak hadir, maka alat pendukung proses perpindahan (sistem transportasi) tidak dapat bekerja dan berfungsi .

Kegiatan transportasi bukan merupakan suatu tujuan melainkan mekanisme untuk mencapai tujuan. Pergerakan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya mengikuti 3 (tiga) kondisi (Setijowarno & Frazila, 2001) yaitu :

a. Pelengkap, relatif menarik antara dua atau lebih tujuan.

b. Keinginan untuk mengatasi jarak, dimana sebagai perpindahan yang diukur dalam kerangka waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengatasi jarak dan teknologi terbaik untuk mencapainya.

c. Kesempatan intervensi berkompetisi diantara beberapa lokasi untuk memenuhi kebutuhan dan penyediaan. Untuk mencapai pergerakan yang cepat, aman, nyaman dan sesuai dengan kebutuhan akan kapasitas angkut maka diperlukan suatu fasilitas atau prasarana yang mendukung pergerakan tersebut. Penyediaan fasilitas untuk mendukung dari pergerakan tersebut menyesuaikan dengan jenis moda yang digunakan.

3.1 Kegiatan Penduduk

Kegiatan penduduk yang beragam dan multi dimensi akan menentukan bentuk (jenis) perjalanan. Pengelompokan kegiatan penduduk menurut Nasution (1990) dalam (Miro, 2012).

Pola aktivitas sosial dan ekonomi penduduk kota akan membentuk pola profil macam- macam perjalanan sehingga akan membentuk konsentrasi pembagian lahan aktivitas yang berbeda dan akan membentuk pula asal dan tujuan perjalan tertentu di wilayah kota. Bahwa aktivitas penduduk terbagi berdasar 3 hubungan (Miro, 2012) pola kegiatan penduduk seperti gambar 3.1 adalah:

1. Kegiatan penduduk yang dikaitkan dengan sumber daya (kebutuhan hidup) yang ditujukan untuk kesejahteraan manusia, meliputi:

a. Usaha Produksi

b. Usaha Distribusi

c. Usaha Konsumsi

2. Kegiatan penduduk yang dikaitkan dengan social, seperti

a. Hubungan berkeluarga (masyarakat)

b. Pendidikan

c. Kesehatan

d. Agama

e. Pemerintahan e. Pemerintahan

3. Kegiatan penduduk yang dikaitkan dengan ruang atau spasial dapat berupa:

a. Pertambahan penduduk

b. Urbanisasi, migrasi dan sejenisnya

c. Tata guna lahan, zonasiasi atau pembentukan kawasan baru

d. Perkembangan wilayah

Kegiatan penduduk yang

Usaha Produksi

berhubungan dengan sumber

daya (kebutuhan hidup) atau

Usaha Distribusi

Kegiatan Ekonomi

Usaha Konsumsi

Hubungan Berkeluarga (masyarakat) Kegiatan penduduk

Kegiatan penduduk yang

Pendidikan

(Masyarakat)

berhubungan dengan

Kesehatan

Masyarakat (Kegiatan Sosial)

Agama Pemerintahan Rekreasi, dan lainnya

Pertambahan penduduk

Kegiatan penduduk yang

Urbanisasi, migrasi dan sejenisnya

berhubungan dengan Tata

Tata guna lahan, zonasiasi atau pembentukan

Guna Lahan (Tata Ruan) kawasan baru

Perkembangan wilayah

Gambar 3.1: Pola kegiatan penduduk. ( (Miro, 2012, p. 27)

3.1.1 Kegiatan penduduk yang dikaitkan dengan sumber daya

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan-kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Dalam kehidupan masyarakat kamu tentu sering menemui orang-orang yang melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi terdiri atas (1) kegiatan produksi, (2) kegiatan distribusi, dan (3) kegiatan konsumsi.

a. Kegiatan produksi

Usaha/Kegiatan Produksi adalah usaha atau kegiatan manusia untuk menciptakan atau mempertinggi nilai guna ekonomi suatu barang atau jasa agar lebih berguna bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dalam bidang ekonomi, produksi mempunyai arti yang luas.

Pengertian Kegiatan Produksi (Sukirno, 2009) adalah kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Kegiatan produksi merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang sangat menunjang selain kegiatan konsumsi. Tanpa adanya kegiatan produksi, konsumen tidak dapat mengonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkannya. Kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi adalah satu mata rantai yang saling berkaitan dan tidak bisa saling dilepaskan (Arif & Amalia, 2010). Secara umum kegiatan produksi adalah:

1. Mendapatkan barang yang disediakan oleh alam, seperti hasil tambang, hasil laut dan hasil hutan. Kegiatan tersebut termasuk kegiatan produksi bidang ekstraktif.

2. Mengerjakan atau mengolah tanah, seperti pertanian dan perkebunan, termasuk kegiatan produksi bidang agraris.

3. Mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau barang jadi, merupakan kegiatan produksi bidang Industri.

4. Mengumpulkan, menyalurkan, serta memasarkan hasil produksi ke tempat tempat yang membutuhkan, termasuk kegiatan produksi bidang perdagangan.

5. Menghasilkan atau menyediakan jasa, seperti jasa asuransi, jasa transportasi, jasa perbakkan, dan jasa perhotelan, termasuk kegiatan produksi dibidang jasa.

b. Kegiatan Distribusi

Kegiatan distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Jika produsen langsung berhubungan langsung dengan konsumen disebut distribusi langsung. Tapi jika produsen menjual barangnya kepada pedagang disebut distribusi tidak langsung.

Pengertian Distribusi menurut (Kotler & Armstrong, 2012, p. 77), adalah aktifitas perusahaan agar produk / jasa mudah didapatkan oleh konsumen sasaranya. Distribusi adalah penyaluran barang dari suatu tempat ketempat lainnya atau dari produsen ke konsumen untuk dimanfaatkan (Sinaga, Sembiring, & Sitorus, 1991).

Dalam distribusi tidak langsung pedagang mempunyai peranan yang besar dalam menyalurkan barang ke konsumen. Contoh distribusi langsung yaitu peternak ayam menjual telur ayam langsung ke konsumen. Sedangkan contoh distribusi tidak langsung, yaitu petani menjual beras kepada pedagang.

Tujuan Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh individu atau lembaga sebagai berikut :  Kelangsungan hidup kegiatan produksi terjamin. Produsen atau perusahaan membuat

barang dengan tujuan dijual untuk memperoleh keuntungan. Dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk melakukan proses produksi kembali sehingga kelangsungan hdup perusahaan tetap terjamin.

 Barang atau jasa Hasil produksi dapat bermanfaat bagi konsumen. Barang atau jasa produksi tidak akan ada artinya bila tetap berada di tempat produsen. Barang atau jasa

tersebut akan bermanfaat bagi konsumen yang membutuhkan setelah ada kegiatan distribusi.

 Konsumen dapat memperoleh Barang dengan mudah. Tidak semua barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen dapat dibeli secara langsung dari produsen. Ada barang barang

atau jasa jasa tertentu yang memerlukan kegiatan penyaluran atau distribusi dari produsen ke konsumen agar konsumen mudah untuk mendapatkanya.

Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat konsumen. Perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan makin majunya teknologi, kebutuhan manusia makin banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan semakin besar sehingga membutuhkan alat transportasi (pengangkutan).

c. Kegiatan Konsumsi

Kegiatan konsumsi hanya mencakup kegiatan memakai, menggunakan, menghabiskan barang jasa secara langsung. Misalnya makan, minum dan memakai baju. Untuk kegiatan menggunakan atau memakai barang yang tidak ditujukan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan tidak dapat dimassukkan sebagai kegiatan konsumsi. Misalnya, petani memakai cangkul, pekerja menggunakan mesin. Atau pemilik rumah menyewakan rumahnya. Kegiatan konsumsi itu sendiri dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut: Kegiatan konsumsi barang dan Jasa.

Dalam ekonomi konvensional, konsumen diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility) dalam kegiatan konsumsinya semata. Utility secara bahasa berarti berguna, membantu atau menguntungkan (Arsyad, 2008, p. 98). Penggunaan barang dan jasa dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan manusia atau kegiatan menghabiskan utility (nilai guna) barang dan Dalam ekonomi konvensional, konsumen diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility) dalam kegiatan konsumsinya semata. Utility secara bahasa berarti berguna, membantu atau menguntungkan (Arsyad, 2008, p. 98). Penggunaan barang dan jasa dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan manusia atau kegiatan menghabiskan utility (nilai guna) barang dan

3.1.2 Kegiatan penduduk yang dikaitkan dengan kegiatan social

Kehidupan sosial, politik, ekonomi dalam melangsungkan kehidupannya, pengembangan iptek, budaya dan lain-lain. Tanpa adanya dukungan transportasi manusia tidak dapat bergerak untuk jarak dekat sekalipun. Berjalan kaki merupakan salah satu bentuk moda transportasi paling sederhana yang digunakan manusia untuk bergerak. Keperluan bergerak tersebutlah yang dinamakan dengan transportasi.

Kebanyakan orang memerlukan perjalanan untuk mencapai tempat-tempat tujuan bekerja, bersekolah atau ke tempat-tempat pendidikan yang lain, berbelanja, ke tempat-tempat pelayanan, mengambil bagian dalam berbagai kegiatan sosial dan bersantai diluar rumah, serta banyak tujuan yang lain. Hal yang utama dalam masalah perjalanan adalah adanya hubungan antara tempat asal dan tujuan, yang memperlihatkan adanya lintasan, alat angkut (kendaraan) dan kecepatan. Pola perjalanan di daerah perkotaan dipengaruhi oleh tata letak pusat-pusat kegiatan di perkotaan (permukiman, perbelanjaan, perkantoran, sekolah, rumah sakit, dan lainlain).

Kegiatan penduduk yang dikaitkan dengan social, seperti perjalanan untuk bisnis; hubungan berkeluarga (masyarakat); Pendidikan; Kesehatan; Agama; Pemerintahan; Rekreasi, dan lainnya. Perjalanan Bisnis adalah perjalanan ke suatu tempat kerja yang berbeda yang di tentukan oleh perusahaan. Perjalanan bisnis adalah perjalanan yang dilaksanakan oleh seorang pimpinan suatu perusahaan yang berkaitan dengan tugas dan pekerjaan untuk jangka waktu yang tertentu. Pelaksanaan perjalanan bisnis berbeda dengan perjalanan biasa. Seseorang yang melaksanakan perjalanan biasa, mempersiapkan sendiri segala sesuatunya, baik dalam menentukan tempat yang dituju maupun dalam menggunakan dana, dan biasanya keluarga pun ikut serta. Sedangkan pejalanan bisnis biasanya perusahaan yang memutuskan semuanya.

Kebanyakan orang memerlukan perjalanan untuk mencapai tempat-tempat tujuan bekerja, bersekolah atau ke tempat-tempat pendidikan yang lain, berbelanja, ke tempat-tempat pelayanan, mengambil bagian dalam berbagai kegiatan sosial dan bersantai diluar rumah, serta banyak tujuan yang lain. Hal yang utama dalam masalah perjalanan adalah adanya hubungan antara tempat asal dan tujuan, yang memperlihatkan adanya lintasan, alat angkut (kendaraan) dan kecepatan. Pola Kebanyakan orang memerlukan perjalanan untuk mencapai tempat-tempat tujuan bekerja, bersekolah atau ke tempat-tempat pendidikan yang lain, berbelanja, ke tempat-tempat pelayanan, mengambil bagian dalam berbagai kegiatan sosial dan bersantai diluar rumah, serta banyak tujuan yang lain. Hal yang utama dalam masalah perjalanan adalah adanya hubungan antara tempat asal dan tujuan, yang memperlihatkan adanya lintasan, alat angkut (kendaraan) dan kecepatan. Pola

adalah hubunganan silaturami seperti misalnya perjalanan mudik lebaran, mengunjungi kerabat sakit, mudik lebaran dan seterusnya.

 Kegiatan keagamaan untuk pembinaan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa dapat dibagi ke dalam empat bagian yaitu kegiatan harian, mingguan, dan tahunan.

 Pemerintah diartikan dalam beberapa definisi, antara lain ada yang mendefinisikan sebagai lembaga atau badan public yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara, ada

pula yang mendefinisikan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan.

 Kesehatan adalah pemenuhan kebutuhan manusia akan kesehatan jasmani,

perjalanan yang terjadi seperti perjalanan ke rumah sakit dan lainnya.  Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan

atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.

3.1.3 Kegiatan penduduk yang dikaitkan dengan ruang (spasial)

Perkembangan wilayah dan kota merupakan suatu gambaran perubahan proses berkembangnya suatu wilayah dan kota yang dapat dilihat dari segi sudut pandang secara kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas perkembangan wilayah dapat dilihat dari pertumbuhan wilayah dan kota tersebut yang di indikasikan oleh besaran sistem ekonomi wilayah dan kota. Jika dilihat secara kualitas perkembangan wilayah dan kota dapat dilihat melalui struktur kegiatan Perkembangan wilayah dan kota merupakan suatu gambaran perubahan proses berkembangnya suatu wilayah dan kota yang dapat dilihat dari segi sudut pandang secara kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas perkembangan wilayah dapat dilihat dari pertumbuhan wilayah dan kota tersebut yang di indikasikan oleh besaran sistem ekonomi wilayah dan kota. Jika dilihat secara kualitas perkembangan wilayah dan kota dapat dilihat melalui struktur kegiatan

Pertumbuhan penduduk merupakan bagian dinamika dari perkembangan kehidupan di muka bumi yang mendorong pertumbuhan segala aspek kehidupan manusia, sehingga mengharuskan permintaan jasa fasilitas infrastruktur perkotaan terutama ketersediaan fasilitas transportasi umum diminta untuk ikut membantu berperan sebagai upaya mendorong kinerja segala bentuk kegiatan manusia.

Meningkatnya aktivitas

penduduk perkotaan

memiliki pengaruh

terhadap meningkatnya mobilitas kota terutama pada

permasalahan pergerakan

antar kawasan

meliputi pergerakan manusia dan pergerakan kendaraan. Peningkatan permintaan

fasilitas umum merupakan suatu bentuk akibat adanya perkembangan wilayah dan kota seperti ketersediaan sarana dan prasarana umum yang penting untuk ditingkatkan sebagai pelayanan kepada masyarakat.

Berkembang kawasan pusat perkotaan, kawasan pusat pendidikan, kawasan pusat perbelanjaan, kawasan pusat pemerintahan dan kawasan tempat fasilitas umum lainnya sangat memiliki peran dalam terjadinya pergerakan penduduk kota untuk bergerak ke pusat kegiatan kota satu dengan lainnya.

Peranan sarana dan prasarana umum berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat luas yang penyediaannya dilakukan secara serentak atau massal (tidak secara per individu) sehingga berorientasi kepada kepentingan umum. Fasilitas transportasi merupakan Peranan sarana dan prasarana umum berperan sebagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat luas yang penyediaannya dilakukan secara serentak atau massal (tidak secara per individu) sehingga berorientasi kepada kepentingan umum. Fasilitas transportasi merupakan

Konsep ruang atau spasial mempunyai beberapa unsur, yaitu: (1) jarak, (2) lokasi, (3) bentuk dan (4) ukuran. Konsep ruang sangat berkaitan erat dengan waktu, karena pemanfaatan bumi dengan segala kekayaannya membutuhkan organisasi/pengaturan ruang dan waktu. Unsur-unsur tersebut secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang disebut wilayah (Nawanir, 2003).

a. Unsur Jarak dalam spasial

Unsur jarak dalam spasial dikaitkan dengan system transportasi mencakup jarak antar negara, nasional, propinsi, kabupaten/kota atau pedesaaan. Jarak yang jauh antar wilayah akan menentukan jenis pergerakan dan aktifitas kegiatan.

b. Unsur Lokasi dalam spasial

Lokasi dalam spasial menunjukan jenis kegiatan dalam wilayah dapat berupa lokasi pusat pendidikan, perbelanjaan, rekreasi dan sebagainya. Unsur ini akan menentukan zona dalam wilayah.

c. Unsur Bentuk Dataran

Kegiatan transportasi memiliki hubungan erat dengan kondisi fisik suatu daerah dan kegiatan ekonomi suatu daerah. Pada daerah dataran tinggi ongkos transportasi relative mahal karena medan yang berbukit, tanjakkan, dan banyak berbelok-belok, berpengaruh terhadap pemakaian bahan bakar. Tidak jarang pada daerah berbukit dan bergunug seperti di Irian Jaya transportasi untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain tidak lewat daratan, tetapi lebih banyak menggunakan pesawat terbang. Berbeda dengan di dataran rendah, sarana jalan yang datar dan tidak ada tanjakan, ongkos transportasi relative murah, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi penduduk. Berdasarkan bentuk, wilayah terbagi menjadi dataran tinggi, pegunungan, rendah dan pantai.

(1) Wilayah dataran tinggi: Dataran tinggi adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya di daerah yang tinggi yaitu memiliki ketinggian antara 700-800 meter di atas permukaan laut. Wilayah yang berada di dataran tinggi : Bandung, Sukabumi,

Gya dan Alas. Aktifitas penduduk karena daerah ini beriklim sejuk. Di dataran tinggi kegiatan penduduk cenderung dibidang pertanian lahan kering. Ladang pertanian yang dibudidayakan adalah hortikultura antara lain, sayur-sayuran, buah-buahan dan taman hias.

(2) Wilayah pegunungan: Pegunungan merupakan deretan atau rangkaian gunung yang tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Pegunungan memiliki ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Aktivitas penduduk di wilayah ini yaitu memafaatkan areal hutan, dibudidaya perkebunan, seperti kina, karet dan teh. Penduduk yang bermukim di daerah pegunungan sebagian ada yang bekerja sebagai buruh perkebunan.

(3) Wilayah dataran rendah: Dataran rendah adalah bentuk permukaan bumi yang relative datar dan letaknya di daerah yang rendah memiliki ketinggian dari 600 m di atas permukaan laut. Dataran rendah merupakan dataran tempat untuk kosentrasi Penduduk, karena itu daerah dataran redah sangat cocok untuk pemukiman penduduk dengan pola kosentris. Aktivitas penduduk terdiri atas berbagai jenis, mulai dari pertanian, perikanan, tambak. Dibidang pertanian, perkebunan dan perikanan bisa dikembangkan karena tersedianya air yang cukup, di samping iklimnya yang menunjang untuk pertumbuhan tanaman dataran rendah. Disamping itu bidang industri dan jasa di dataran rendah dapat berkembang secara optimal, hal ini bisa terjadi karena ditunjang oleh sarana dan prasarana berupa transportasi jalan raya dan jalan kereta api, pusat pertokoan dan perdagangan serta pendidikan.

(4) Wilayah dataran pantai: Dataran pantai adalah daerah yang letaknya ditepi laut di mana sejauh air pasang masih bisa mencapai daratan. Penduduk yang bertempat tinggal di pantai tidak selalu bermata pencaharian sebagai nelayan. Hal ini tergantung pada kondisi pantainya curam dan terjal tetentu saja akan mencari jalan lain, misalnya sebagi petani, atau pencari sarang burung walet seperti misalnya di pantai Karangbolog Gombong. Karena pada pantai yang tebingnya terjal menyulitkan dipakaii sebagai pelabuhan ikan. Tetapi jika pantainya landai justru mata pencahariannya sebagai nelayang penangkap ikan, karena pantai yang landai, gelombang laut tidak terlalu besar, baik dijadikan dermaga tempat berlabuhnya kapal- kapal motor para nelayan.

d. Unsur Ukuran Wilayah

Ukuran atau besaran wilayah merupakan luasan wilayah dalam kaitannya dengan transportasi dapat berupa wilayah kota, kabupaten, desa atau wilayah peruntukan. Besaran ukuran akan berhubungan dengan aktifitas.

Whittlessey dalam (Budiharsono, 2001, p. 13) memformulasikan pengertian tata ruang berdasarkan: (1) unit areal konkrit, (2) fungsionalitas di antara fenomena, dan (3) subyektifitas dalam penentuan kriteria. Kemudian Hartchorne mengintrodusikan unsur hubungan fungsional diantara fenomena, yang melahirkan konsep struktur fungsional tata ruang Struktur fungsional bersifat subyektif, karena dapat menentukan fungsionalitas berdasarkan kriteria subyektif.

Kehidupan sosial, politik, ekonomi dalam melangsungkan kehidupannya, pengembangan iptek, budaya dan lain-lain. Tanpa adanya dukungan transportasi manusia tidak dapat bergerak untuk jarak dekat sekalipun. Berjalan kaki merupakan salah satu bentuk moda transportasi paling sederhana yang digunakan manusia untuk bergerak. Keperluan bergerak tersebutlah yang dinamakan dengan transportasi.

Aktivitas Penduduk Berhubungan dengan Tata Guna Lahan atau Tata Ruang Kota Aktivitas ini merupakan aktivitas umum dan dianggap penduduk kota masih terkumpul dalam satu ruang wilayah kota atau terbagi-bagi tempatnya sesuai dengan kegiata masing-masing (Miro, 2012). Aktivitas penduduk yang masih bersifat umum dapat berupa:

a. Pertambahan penduduk sebagai unsur proses penduduk meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi,

b. Urbanisasi merupakan arus penduduk menuju ke kota,

c. Tata guna lahan (zoning-zoning) merupakan penduduk yang terkumpul dalam satu ruang dan membentuk satu kegiatan sehingga dalam lingkupnya perlu diatur penggunaan yang sesuai dengan bentuk kegiatan penduduk yang berbeda tersebut,

d. Perkembangan wilayah merupakan dampak aktivitas urbanisasi dan pertambahan penduduk yang berdampak pada perubahan luas kota dan perubahan fisik kota.

Interaksi antar wilayah tercermin pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah Interaksi antar wilayah tercermin pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah

Hubungan secara sederhana antara tata guna lahan dan transportasi dapat digambarkan sebagai suatu siklus seperti yang terdapat pada Gambar 3.2.

NILAI LAHAN

AKSESBILITAS TATA GUNA LAHAN

FASILITAS TRANSPORTA

PERJALANAN SI

KEBUTUHAN PERJALANAN

Gambar 3.2. Siklus Tata Guna Lahan dan Sistem Transportasi

3.2 Profil Perjalanan

Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan. Menurut Golany (1976) perencanaan transportasi (memprediksi jumlah kebutuhan perjalanan) merupakan bagian paling utama dalam perencanaan kota dan wilayah secara keseluruhan (Miro, 2012). Ada lima kegiatan penduduk dari Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan. Menurut Golany (1976) perencanaan transportasi (memprediksi jumlah kebutuhan perjalanan) merupakan bagian paling utama dalam perencanaan kota dan wilayah secara keseluruhan (Miro, 2012). Ada lima kegiatan penduduk dari

No. Jenis Kegiatan

Teknologi KEGIATAN EKONOMI 1 Usaha Produksi

Profil Perjalanan

Keperluan Perjalanan

Perjalanan Ekonomi

Ke dan dari kantor, pabrik dan Tiap profil

tempat mencari nafkah lainnya perjalanan ini 2 Usaha

Perjalanan Dinas

Distribusi Perjalanan Belanja Ke dan dari took, pasar dan dihitung jumlah (Berdagang)

kebutuhan 3 Usaha Konsumsi

lainnya

Perjalanan Bisnis

Ke

dan dari

pusat-pusat perjalannya serta

perbelanjaan

waktu kapan terjadinya jumlah perjalanan yang paling banyak.

KEGIATAN EKONOMI 1 Hubungan

Ke dan dari kegiatan social berkeluarga

Perjalanan sosial

dan bermasyarakat 2 Pendidikan

Perjalanan sekolah

Ke dan dari tempat-tempat yang berkaitan dengan pendidikan (sekolah/kampus)

3 Budaya

Perjalanan

Ke dan dari tempat-tempat yang berkaitan dengan kebudayaan

4 Kesehatan

Perjalanan berobat

Ke dan dari tempat-tempat pengobatan (rumah sakit atau balai pengobatan lainnya)

5 Agama

Perjalanan Ibadah

Ke dan dari tempat ibadah (Mesjid, gereja, pura dan lainnya)

6 Pemerintahan Politik

Perjalanan Politik

Ke dan dari gedung-gedung pemerintahan

atau

tempat

berpolitik lainnya

7 Rekreasi

Perjalanan Wisata

Ke dan dari tempat-tempat wisata

TATA RUANG 1 Pertambahan

Perjalanan antar zona, antar Ke dan dari terminal bus penduduk

kawasan dan sejenisnya

angkutan.

Urbanisasi, migrasi ,

Ke dan dari stasiun KA

penzonaan lahan, Ke dan dari pelabuhan laut atau perkembangan

sungai.

wilayah, zona dan

Ked dan dari bandara

sejenisnya Ked dan dari kawasan bisnis, komplek

perhotelan

dan

sebagainya Ked dan dari lokasi pertanian; perkebunan, perikanan dsb. Ked dan dari kawasan industry, dll.

Sumber: (Miro, 2012)

Berdasarkan pola perjalanan yang didapatkan dari survey asal-tujuan (Origin-Destination Survey) atau OD Survey, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan prediksi jumlah perjalanan dan pola pergerakan atau pola perjalanan.

Pergerakan terbentuk akibat adanya aktifitas yang dilakukan bukan di tempat tinggalnya.

Artinya keterkaitan antar wilayah ruang sangatlah berperan dalam menciptakan perjalanan dan pola sebaran tata guna lahan sangat mempengaruhi pola atau profil perjalanan orang (Tamin, 2000).

Profil perjalanan ditentukan oleh prilaku perjalanan (manusia). Kamus umum bahasa Indonesia mendefenisikan perilaku sebagai kelakuan, tabiat, tingkah laku, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia perilaku diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan. Dalam konteks kolektif perilaku diartikan sebagai kegiatan orang secara bersama-sama dengan cara tertentu dan mengikuti pola tertentu pula. Jadi perilaku perjalanan dapat diartikan tingkah laku manusia dalam melakukan perjalanan ke tempat tujuannya. Pola perjalanan atau pola pergerakan dalam wilayah zona akan menentukan profil pergerakan. Pola perjalanan dalam wilayah seperti Gambar 3.3:

Zona Perkantoran &

Pertokoan

Zona Pemerintahan

Zona Pemukiman

Zona Rekreasi

Zona Industri

Zona Pendidikan

Gambar 3.3: Pola Perjalanan/Pergerakan antar Zona Pola pergerakan di bagi dua yaitu pergerakan tidak spasial dan pergerakan spasial. Konsep mengenai pergerakan tidak spasial (tanpa batas ruang) di dalam kota, misalnya mengenai mengapa orang melakukan pergerakan, kapan orang melakukan pergerakan, dan jenis angkutan apa yang digunakan (Tamin, 2000).

3.2.1 Sebab Terjadinya pergerakan

Sebab terjadinya pergerakan dapat dikelompokan berdasarkan maksud perjalanan Sebab terjadinya pergerakan dapat dikelompokan berdasarkan maksud perjalanan

3.2.2 Waktu Terjadinya pergerakan

Waktu terjadi pergerakan sangat tergantung pada kapan seseorang melakukan aktifitasnya sehari-hari. Dengan demikian waktu pergerakan sangat tergantung pada maksud perjalanannya.

3.2.3 Jenis Sarana Angkutan Yang Digunakan

Selain berjalan kaki, dalam melakukan perjalanan orang biasanya dihadapkan pada pilihan jenis angkutan seperti sepeda motor, mobil dan angkutan umum. Dalam menentukan pilihan jenis angkutan, orang memepertimbangkan berbagai faktor, yaitu maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya, dan tingkat kenyamanan.

Sedangkan konsep mengenai ciri pergerakan spasial (dengan batas ruang) di dalam kota berkaitan dengan distribusi spasial tata guna lahan yang terdapat di dalam suatu wilayah. Dalam hal ini, konsep dasarnya adalah bahwa suatu perjalanan dilakukan untuk melakukan kegiatan tertentu di lokasi yang dituju, dan lokasi tersebut ditentukan oleh tata guna lahan kota tersebut. pergerakan spasial dibedakan menjadi pola perjalanan orang dan perjalanan barang.

a. Pola perjalanan orang

Dalam hal ini pola penyebaran spasial yang sangat berperan adalah sebaran spasial dari daerah industri, perkantoran dan pemukiman. Pola sebaran spasial dari ketiga jenis tata guna lahan ini sangat berperan dalam menentukan pola perjalanan orang, terutama perjalanan dengan maksud bekerja. Tentu saja sebaran spasial untuk pertokoan dan areal pendidikan juga berperan.

b. Pola perjalanan barang

Pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh aktifitas produksi dan konsumsi, yang sangat tergantung pada sebaran pola tata guna lahan pemukiman (konsumsi), serta industri dan pertanian (produksi). Selain itu pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh rantai distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke daerah konsumsi.

3.3 Moda Transportasi

Moda transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut yang digunakan untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Moda yang biasanya digunakan dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda yang berjalan di darat, berlayar di perairan laut Moda transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut yang digunakan untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Moda yang biasanya digunakan dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda yang berjalan di darat, berlayar di perairan laut

3.3.1 Moda Transportasi Berdasarkan Geografis

Secara global permukaan bumi terdiri dari daratan, perairan (lautan, sungai dan danau), serta udara. Bentuk geografis ini akan menentukan bentuk moda transportasi, yaitu: Transportasi darat; Transportasi laut, transportasi sungai, danau, penyeberangan (ASDP); dan Transportasi Udara

Pengolahan transportasi ketiga bentuk tersebut di Indonesia dibawah kementerian perhubungan, yang dikelompokan menjadi: sub-sektor transportasi darat; sub-sektor transportasi laut; dan sub-sektor transportasi udara.

a. Moda Transportasi Darat

Pengolahan transportasi darat di Indonesia mencakup juga transportasi sungai, danau, penyeberangan (ASDP), sesuai dengan KM 60 tahun 2010 tentang Organisasi perhubungan darat.

Gambar 3.4: Struktur Hubdat

Moda transportasi darat meliputi moda di jalan, jalan rel (kereta api) dan ASDP. Moda transportasi jalan dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar, yaitu moda kendaraan tidak bermotor dan moda kendaraan bermotor. Pembagian lain yang juga masih bisa dilakukan adalah moda kendaraan pribadi dan moda kendaraan umum. Sedang moda angkutan umum juga masih Moda transportasi darat meliputi moda di jalan, jalan rel (kereta api) dan ASDP. Moda transportasi jalan dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar, yaitu moda kendaraan tidak bermotor dan moda kendaraan bermotor. Pembagian lain yang juga masih bisa dilakukan adalah moda kendaraan pribadi dan moda kendaraan umum. Sedang moda angkutan umum juga masih

Didalam Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kendaraan bermotor didefinisikan sebagai setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.

Kendaraan Bermotor dikelompokkan berdasarkan jenis:  sepeda motor;

 mobil penumpang;  mobil bus;  mobil barang; dan  kendaraan khusus.

Moda kendaraan tak bermotor sepeda Becak Kereta Kuda Pedati

Gambar 3.4.a Jenis-Jenis Moda Transportasi

Kereta api didefinisikan sebagai sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Dengan demikian kereta api hanya dapat bergerak/berjalan pada lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukannya, hal ini menjadi keunggulannya karena tidak terganggu dengan lalu lintas lainnya, tetapi dilain pihak menjadikan kereta api menjadi angkutan yang tidak fleksibel karena jaringannya terbatas.

Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta api atau gerbong tersebut berukuran Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta api atau gerbong tersebut berukuran

Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi sehingga sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor yang padat, tetapi juga digunakan untuk angkutan penumpang jarak menengah sampai dengan 3 atau 4 jam perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dalam bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

ASDP

Angkutan penyeberangan (ferry) dan pelabuhannya berfungsi seba gai ‘jembatan’ yang penghubung antara dua pulau yang relatif berdekatan. Peranannya membuka aksesibilitas antar pulau sangat vital dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran.

b. Moda Transportasi Laut

Sebagai suatu sistem, transportasi laut yang merupakan sub sistem dari Sistem Transportasi Nasional yang didukung oleh elemen kegiatan angkutan laut, kepelabuhanan, lingkungan kemaritiman dan keselamatan pelayaran. Sistem transportasi laut juga terdiri dari kelaiklautan kapal, kenavigasian, serta penjagaan dan penyelamatan yang saling berinteraksi dalam mewujudkan penyelenggara transportasi laut yang efektif dan efisien. Efektif dimaksud adalah tercapainya suatu target terhadap pelayanan transportasi laut, sedangkan efisien adalah penggunaan sumber input transportasi laut yang secara minimum. Kedua indikator ini diharapkan memberikan output transportasi laut yang tinggi.

Kondisi penyelenggaraan transportasi laut saat ini dapat dijabarkan berdasarkan kondisi 5 (lima) elemen yaitu angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, dan sumber daya manusia yang saling berinteraksi dalam mewujudkan penyelenggaraan transportasi laut yang efektif dan efisien (Hubla, 2015). Kondisi penyelenggaraan transportasi laut nasional terlihat pada Gambar 3.5 berikut

Gambar 3.5: Kondisi Penyelenggaraan Transportasi Laut Nasional (Hubla, 2015)

Perkembangan perusahaan angkutan laut yang terdiri dari Pelayaran, Non Pelayaran dan Pelayaran Rakyat dalam periode 2007 sampai dengan 2011 seperti terlihat pada Gambar 3.6 dan Perkembangan jumlah armada nasional dalam periode 2007 sampai dengan 2011 (Gambar 3.7) serta Perkembangan produksi muatan angkutan di perairan (gambar 3.8) berikut :

Perkembangan Perusahaan 8 7

Angkutan Laut

8 aran ru e 8,000

nal la 6,000

Gambar 3.6: Grafik Perkembangan Perusahaan dan Armada Pelayaran

Perkembangan Armada Angkutan

Laut 2

d 8,000 ,1 a 7 Arma

Gambar 3.7: Grafik Perkembangan Armada Nasional dan Armada Asing

Perkembangan Muatan Angkutan di

Perairan 5

6 1 5 5 8 7 700,000 Negeri 0 t 9 7 ,8 0 0 ,8 ,2 ,4 7 0 0 1 6 8 (1000

n 500,000 ta

Gambar 3.8: Grafik Perkembangan Muatan Angkutan di Perairan

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinikan kapal sebagai kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb). Sedang didalam Undang-undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Kapal didefinisikan kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah

c. Moda Transportasi Udara

Jaringan pelayanan transportasi udara merupakan kumpulan rute penerbangan yang melayani kegiatan transportasi udara dengan jadwal dan frekuensi yang sudah tertentu. Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangan dibagi menjadi penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. Jaringan penerbangan dalam negeri dan luar negeri merupakan suatu kesatuan dan terintegrasi dengan jaringan transportasi darat dan laut.

Berdasarkan hirarki pelayanannya, rute penerbangan terdiri atas rute penerbangan utama, pengumpan dan perintis. (1) rute utama yaitu rute yang menghubungkan antar bandar udara pusat penyebaran.

(2) rute pengumpan yaitu rute yang menghubungkan antara bandar udara pusat penyebaran dengan bandar udara yang bukan pusat penyebaran, dan atau antar bandar udara bukan pusat penyebaran.

(3) rute perintis yaitu rute yang menghubungkan bandar udara bukan pusat penyebaran dengan

bandar udara bukan pusat penyebaran yang terletak pada daerah terisolasi/tertinggal.

Berdasarkan fungsi pelayanan transportasi udara sebagai ship follow the trade dan ship promote the trade, jaringan pelayanan transportasi udara dibagi menjadi pelayanan komersial dan non komersial (perintis).

Kegiatan transportasi udara terdiri atas : angkutan udara niaga yaitu angkutan udara untuk umum dengan menarik bayaran, dan angkutan udara bukan niaga yaitu kegiatan angkutan udara untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kegiatan pokoknya bukan di bidang angkutan udara. Sebagai tulang punggung transportasi adalah angkutan udara niaga berjadwal, sebagai penunjang adalah angkutan niaga tidak berjadwal, sedang pelengkap adalah angkutan udara bukan niaga.

Kegiatan angkutan udara niaga berjadwal melayani rute penerbangan dalam negeri dan atau penerbangan luar negeri secara tetap dan teratur, sedangkan kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal tidak terikat pada rute penerbangan yang tetap dan teratur.

3.3.2 Moda Transportasi Berdasarkan Prasarana

Moda transportasi berdasarkan prasarana adalah moda yang didasarkan infrastruktur baik itu di darat, laut atau udara. Berdasarkan infrastruktur terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu:

 Berdasarkan jalur gerak: jalan raya, jalan rel, laut dan udara serta khusus  Berdasarkan titik awal dan akhir pergerakan

o Terminal jalan (stasiun bus, halte dan lainnya) o Terminal jalan rel (stasiun kereta) o Terminal jalan air (pelabuhan dan dermaga) o Terminal jalan udara (Bandara o Terminal jalan khusus (gudang dan lainnya)

3.3.3 Moda Transportasi Berdasarkan Jangkauan Wilayah Pelayanan

 Darat (Jalan dan ASDP)

 Laut  Udara

3.3.4 Moda Transportasi Berdasarkan Sifat Pelayanan

Berdasarkan sifat pelayanan dikelompokan menjadi dua pribadi (privat) dan umum (public). Cirinya seperti Tabel.

 Angkutan Pribadi, yaitu angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan untuk keperluan pribadi dengan menggunakan prasarana pribadi atau umum.  Sedangkan angkutan umum merupakan angkutan yang dimiliki oleh pengusaha angkutan (operator) yang bisa digunakan untuk umum dengan persyaratan tertentu.

Angkutan Umum Waktu Penggunaan

Angkutan Pribadi

Tidak Bebas Asal – Tujuan (rute)

Bebas

Ditentukan Pemberhentian (terminal)

Tidak ditentukan

Tidak Bebas Moda

 Pejalan Kaki

 Sepeda Motor

 Truk Kecil

 Speed boat

 Kapal pesiar

 Kapal (Barang &

Udara

Penumpang)

 Pesawat pribadi

 Kapal pesiar Udara

 Pesawat (Cargo & Orang)

Tujuan dasar dari penyediaan angkutan umum, (Wells, 1975 dikitip Tamin 2000) mengatakan bahwa menyediakan pelayanan angkutan yang baik, handal, nyaman, aman, cepat dan murah untuk umum. Hal ini dapat diukur secara relatif dari kepuasan pelayanan beberapa kriteria angkutan umum ideal antara lain adalah:

 Keandalan (Setiap saat tersedia danWaktu singkat)

 Kenyamanan, meliputi a. Pelayanan yang sopan. b. Terlindung dari cuaca buruk. c.

Mudah turun naik kendaraan. d. Tersedia tempat duduk setiap saat. e. Tidak bersesak- sesak. f. Interior yang menarik. g. Tempat duduk yang enak.

 Keamanan (Terhindar dari kecelakaan dan Bebas dari kejahatan)  Waktu perjalanan (Waktu di dalam kendaraan singkat).

3.3.5 Moda Transportasi Berdasarkan Objek yang Dipindahkan

Berdasarkan objek yang dipindahkan dikelompokan menjadi dua yaitu orang (penumpang) dan barang.

Penumpang

Barang Barang

Barang Khusus

Barang Berbahaya

Umum

Jenis Manusia

Live Animal (AVI) Hewan; Exsplosive goods ( REX ) Barang

Container;

curah

Human Remain (HUM) Gasses ( RPG )

(bulk);

Mayat;

Flammable liquids ( RFL)

Cair

Perishable goods (PER)

Flammable solids ( RFS )

(liquids)

Valuable goods (VAL)

Oxidizing substances (ROX) & Organic

Strongly smelling goods

peroxide

Live Human Organ (LHO) Toxic ( RPB ) & Infectious substances (RIS) Radioactive material ( RFW ) Corrosives ( RCM ) Miscellaneous dangerous goods (RMD)

Moda Pribadi

General cargo adalah kargo atau barang yang pada umumnya memiliki sifat yang tidak membahayakan, tidak mudah rusak, busuk atau mati, barang yang tidak memerlukan penanganan khusus asalkan persyaratan pengangkutan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, serta ukuran dan beratnya dapat ditampung kedalam ruangan ( Compartment ) pesawat udara, kapal atau truk sehingga barang-barang tersebut dapat diberangkatkan seperti garmen, spare part, elektronik dll.

Special Cargo adalah kargo atau barang-barang yang memerlukan penanganan khusus baik dalam penerimaan, penyampaian, atau pengangkutan seperti:

 Live Animal (AVI) adalah hewan-hewan hidup yang dikirim melalui pesawat udara seperti

anak ayam, kuda, kambing, ikan dll.  Human Remain (HUM) adalah mayat manusia. HUM terbagi menjadi dua yaitu: (1)

Uncremated in coffin adalah mayat yang masih berbentuk jasad yang diangkut dengan Uncremated in coffin adalah mayat yang masih berbentuk jasad yang diangkut dengan

 Perishable goods (PER) adalah barang-barang yang mudah sekali rusak, hancur, atau busuk, seperti buah-buahan, sayuran, daging, bunga, ikan dan bibt tanaman.  Valuable goods (VAL) adalah barang-barang yang memiliki nilai yang tinggi atau barang- barang berharga seperti emas, intan, berlian, cek, platina, dll.  Strongly smelling goods yaitu barang yang memiliki bau yang sangat menyengat seperti durian, minyak wangi, minyak kayu putih.

 Live Human Organ (LHO) adalah barang-barang yang berupa organ tubuh manusia yang masih berfungsi seperti bola mata, ginjal, hati.

Dangerous goods (DG) adalah kargo atau barang-barang yang berbahaya yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan, dan keselamatan penerbangan. Dangerous goods terbagi menjadi sembilan kelas yaitu :

 Exsplosive goods (REX) adalah barang-barang berbahaya yang mudah meledak seperti mesiu, peluru, petasan, kembang api.  Gasses (RPG) adalah barang-barang yang mudah menguap saperti Butane, Hydrogen, Propane.  Flammable liquids (RFL) adalah barang-barang yang barsifat zat cair dan mudah terbakar seperti certain paints, Alcohols, Varnishes.  Flammable solids (RFS) adalah barang-barang zat padat dan mudah terbakar seperti Matches.  Oxidizing substances (ROX) & Organic peroxide adalah barang-barang yang mudah menguap, jika dihirup manusia mengakibatkan pusing atau mengantuk seperti Calcium

chlorate, ammonium nitrate.  Toxic (RPB) & Infectious substances (RIS) adalah barang-barang yang mengandung racun seperti sianida, pestisida, virus hidup, bakteri hidup, virus HIV.  Radioactive material (RFW) adalah zat yang bila terkena sinar akan bereaksi dan dapat membahayakan bagi manusia, hewan dan beberapa jenis kargo.  Corrosives (RCM) adalah barang-barang yang mengandung karat seperti asam baterai dan merkuri.

 Miscellaneous dangerous goods (RMD) adalah barang-barang lain yang dianggap berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan apabila diangkut dengan

menggunakan moda transportasi udara seperti magnet, biang es, kendaraan, kursi roda elektrik dll.

3.3.6 Moda Transportasi Berdasarkan Tenaga Pendorong

Berdasarkan tenaga pendorong terbagi menjadi dua bermesin (motor) dan tak bermotor, seperti table berikut:

Tak Bermesin (Bermotor)

Bermesin (Motor)

Darat sepeda

sepeda motor;

Becak

mobil penumpang;

Kereta Kuda

mobil bus;

Pedati

mobil barang; dan kendaraan khusus

Laut & Perahu getek

Kapal Ferry (Roro)

Perairan Kano Kapal Barang (Cargo) Perahu layar

Speedboat Jet-foil

Udara Parasut

Helikopter

Paralayang

Pesawat udara

3.3.7 Moda Transportasi Berdasarkan Kekhususan

Tranportasi pipa merupakan perangkat transportasi angkutan barang melalui pipa. Biasanya digunakan untuk angkutan gas dan cairan dalam jumlah yang besar, tetapi dapat juga untuk mengangkut barang[1] yang dikemas dalam kapsul yang didorong dengan tekanan udara, ataupun dalam bentuk tepung didorong dengan tekanan udara tertentu yang kemudian dipisahkan kembali.

Penggunaan angkutan pipa yang paling besar adalah untuk transportasi minyak mentah, minyak hasil pengolahan/refinery, gas alam ataupun untuk angkutan air kebutuhan industri ataupun ke perumahan.

Angkutan melalui pipa dilakukan untuk mengangkut material yang stabil, dan untuk menstabilkan material yang dapat berubah sifat bila dialirkan untuk jarak yang jauh melalui pipa Angkutan melalui pipa dilakukan untuk mengangkut material yang stabil, dan untuk menstabilkan material yang dapat berubah sifat bila dialirkan untuk jarak yang jauh melalui pipa

3.3.8 Moda Transportasi Berdasarkan Multimoda

Angkutan multimoda didalam Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda didefinikan sebagai:

 Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan

multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda.

 Angkutan multi moda (OECD, 2003) sebagai "Movement of goods (in one and the same loading unit or a vehicle) by successive modes of transport without handling of the goods

themselves when changing modes" atau kalau diterjemahkan sebagai pergerakan barang (dalam satu unit muatan atau kendaraan) dengan moda dengan berbagai moda tanpa penanganan barang itu sendiri pada saat perpindahan moda. Peran angkutan multimoda ini merupakan komponen penting dari sistem logistik. Dan dalam dekade belakangan ini berkembang sangat pesat karena pergerakan barang semakin membutuhkan angkutan yang efisien dan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang kemudian dinamakan multimoda.

Moda yang digunakan untuk angkutan multi moda yang paling banyak digunakan adalah kapal laut disusul dengan jalan raya dan kereta api. Trend angkutan barang dengan peti kemas meningkat dengan cepat karena intermodalitynya yang tinggi sehingga mempermudah bongkar- muat/handling dari barang yang mengakibatkan biaya angkutan secara keseluruhan menurun dengan drastis. Disamping itu keamanan dari barang juga lebih tinggi.

Untuk mendorong angkutan multimoda perlu didukung dengan perangkat prasarana yang tepat. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau dengan luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya yang jauh lebih besar lagi yaitu 3.257.483 km² dimana perairan laut Indonesia belum dimanfaatkan sebagai infrastruktur transportasi secara maksimal, masih banyak angkutan barang jarak jauh termasuk angkutan barang antar pulau yang menggunakan angkutan jalan raya, padahal kalau ditinjau dari sisi ilmu Untuk mendorong angkutan multimoda perlu didukung dengan perangkat prasarana yang tepat. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau dengan luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya yang jauh lebih besar lagi yaitu 3.257.483 km² dimana perairan laut Indonesia belum dimanfaatkan sebagai infrastruktur transportasi secara maksimal, masih banyak angkutan barang jarak jauh termasuk angkutan barang antar pulau yang menggunakan angkutan jalan raya, padahal kalau ditinjau dari sisi ilmu