t pkn 0907623 chapter3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Metode dan Alur Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif memiliki tujuan mengembangkan hubungan antara dua variabel terukur, dan proses penelitiannya berurut dikembangkan sebelum studi dimulai (Schumacher dan Millan, 2001:22). Pendekatan kuantitatif konsep adanya perubahan. Selanjutnya digunakan statistika sebagai bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisis, dan penafsiran data. Tahapan dan tujuan analisisnya dimulai dari statiska deskriptif, statistika inferensial atau statiska induktif. Dilihat asumsi mengenai distribusi populasi data yang dianalisis, penelitian ini menggunakan statistik inferensial parametrik. Data kuantitatif yang diperoleh, diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) ver
19.0 for windows agar diperoleh informasi statistik tentang keterandalan instrument, analisa korelasional, analisis regresi, dan analisis jalur.
Metode merupakan salah satu bagian penting dalam melakukan penelitian, karena berfungsi sebagai strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan quasi experiment.
Menurut Creswell (2010:238) menjelaskan bahwa dalam quasi experiment,
peneliti menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun tidak secara acak memasukkan (non random assignment) para partisipan kedalam dua
(2)
kelompok tersebut Selanjutnya Creswell (2010:242) dalam kuasi eksperimen menggunakan pre-test-dan post-test. Dimana kelompok eksperimen (A) dan
kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (without random
assignment). Pada dua kelompok tersebut sama-sama dilakukan pre-test dan
post-test. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di treatment.
Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh project citizen
untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa SMP. Penelitian bermaksud melihat hubungan sebab akibat. Variabel bebasnya adalah project
citizen dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat, sedangkan varibel
terikatnya adalah keterampilan kewarganegaraan meliputi keterampilan intelektual dan keterampilan partisitoris. Untuk mendapatkan gambaran pengaruh project citizen untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa SMP
dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat digunakan metode quasi
experiment dengan desain “randomized control group pre-test-post-test design” (Fraenkel, 1993). Dengan desain ini sampel dibagi dalam 2 kelompok yaitu satu kelompok kelas VII A dengan eksperimen dan satu kelompok kelas VII B dengan kelompok kontrol. Kelompok eksparimen mendapatkan pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen sedangkan
kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional. Terhadap dua kelompok dilakukan pre-test. Post-test untuk melihat pengeruh
pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen untuk
mengingkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa seperti yang digambarkan dibawah ini:
(3)
Tabel 3.1 Pre-Test dan Post-Test
Kelompok Random Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen
Kelas VII A R O1 v O2
Kontrol
Kelas VII B R O1 0 O2
Keterangan
R : Pemilihan kelas secara acak
O1 : Pre test
O2 : Post tes
V : Perlakuan pembelajaran Project Citizen
0 : Perlakukan pembelajaran konvensional
Pada bagan diatas terlihat bahwa kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, kedua-duanya diuji baik
pre-test maupun post-test. Tujuan dilakukan pre-test untuk melihat baik kelas kontrol
maupun kelas eksperimen memiliki tingkat homogenitas yang sama terutama tingkat aspek akademis siswa sehari-hari dalam pembelajaran PKn. Sedangkan pengujian post-test dipergunakan untuk membuktikan bahwa kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan dengan pembelajaran project citizen
(4)
Adapun alur penelitian dapat pada gambar berikut:
Studi Pendahuluan tentang Pembelajaran PKn di SMP Kahirupan Lembang Bandung
Merumuskan masalah dan menentukan tujuan penelitian
Studi literatur tentang:
Buku pelajaran PKn Kelas VII
Kurikulum PKn 2006 dan kompetensi siswa
Project Citizen
Penyusun pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen
Pengaruh project citizen
Validasi, Uji coba, revisi
Kelompok Kontrol
Media Pembelajaran konvensional
Tes awal (Pre-test)
Kelompok Eksperimen
Tes akhir (Post-test)
Analisis data
Project citizen
Angket dan Semantic Deferensial Osgood Temuan
Kesimpulan
(5)
Alur penelitian diawali dengan studi literatur, mengkaji kurikulum Pendidikan kewarganegaraan SMP, Buku Paket Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII dan beberapa buku Pendidikan Kewarganegaraan yang relevan dengan materi pokok Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat yang dijadikan sumber dalam penyusunan instrumen berupa tes, LKS, bahan ajar, angket dan pedoman wawancara. Kemudian dilakukan validasi tes pada siswa SMP Kahuripan Lembang Bandung mempelajari materi pokok Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat. Validasi tes dilakukan untuk menganalisis tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas tes.
Penerapan project citizen dilakukan pada satu kelas yang telah ditentukan
sebelumnya. Tahap ini dimulai dengan pre-test untuk mengetahui kemampuan
awal siswa, kemudian diberikan perlakuan berupa penerapan project citizen dan
diakhiri dengan post-test. Sejanjutnya siswa untuk mengetahui minat, motivasi
dan tanggapan terhadap project citizen yang diterapkan dalam pembelajaran.
Langkah terakhir diadakan analisis data dan temuan yang diperoleh berupa data untuk menyusun laporan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Secara umum penegrtian populasi ditemukan oleh Rohcman N (1973:19) sebagai berikut:
Populasi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah riset yang berupa manusia, ialah suatu ruang lingkup yang akan diketahui kesimpulan
(6)
dalam riset yang bersangkutan. Sedangkan sampel diartikan sebagai kesatuan yang langsung dijadikan sumber data.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Kahuripan Lembang Bandung, yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 97 orang. Sampel penelitian diambil dua kelas yang ditentukan secara random kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil secara acak didapat kelas VII A sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 34 orang dan siswa kelas VII B sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 35 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2010/2011
C.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam penelitian meliputi:
a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang materi kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen.
b. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. c. Melakukan validasi instrumen.
d. Melakukan uji coba dan analisis tes. 2. Pelaksanaan
a. Memperkenalkan pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen pada guru bidang studi.
(7)
b. Melakukan uji coba tes, mengadakan pre-test pada kelompok eksperimen dan
kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep awal siswa tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat.
c. Menerapkan pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen pada kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol.
d. Memberikan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui pemahaman materi kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen.
3. Pengolahan dan Analisis data
Menghitung Gain ternormalisasi pemahaman materi untuk kelas eksperiment dan kontrol, melakukan uji normalitas data gain ternorrmalisasi, melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji kesamaan dua rata-rata, serta melakukan analisis data angket dan obeservasi.
D.Definisi Operasional Variabel Penelitian
Setiap termonologi memiliki makna yang berbeda dalam konteks dan dalam lapangan studi yang berbeda. Untuk memperjelas konsep dari variabel yang diteliti maka dirumuskan definisi opersional atas varibel penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran Project Citizen
Pembelajaran project citizen secara adaptif merupakan konsep dan prinsip
(8)
citizenship transmission (Barr, Barth, dan Shermis:1978), social involment
(Newmann:1977), yang bersifat fasilitatif, empirik, dan simulative. (Budimansyah dan Suryadi, 2008:24-25). Merupakan kerangka operasional pembelajaran nilai yang berfungsi sebagai wahana psiko-pedagogis untuk memfasilitasi peserta didik mengenal. Memahami, menyakinkan, dan menjalankan nilai-nilai yang terkandung sebagai hak, kewajiban dan tanggung jawab warganegara. Pembelajaran project citizen yang dikemas dalam quasi eksperiment serta fokus
penelaahan yaitu terdiri dari enam langkah strategi pembelajaran yang terdiri dari:
1) mengidentifikasi masalah untuk kebijakan publik dalam masyarakat, 2) memilih suatu masalah untuk dikaji kelas, 3) mengumpulkan informasi yang
berkaitan pada masalah itu, 4) mengembangkan portofolio kelas, 5) menyajikan portofolio (Showcase), 6) pengalaman belajar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan secara rinci langkah-langkah pembelajaran dariproject citizen sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah
Para siswa membuat daftar masalah yang ditemukan dalam masyarakat. Daftar ini mewakili masalah-masalah yang ada disekitar siswa.
b. Memilih masalah sebagai bahan kajian kelas
Kelas hendaknya mendiskusikan semua informasi yang telah didapat berkenaan dengan daftar masalah yang ditemukan dalam masyarakat, kemudian memilih masalah sebagai bahan kajian kelas.
(9)
c. Mengumpulkan informasi
Para siswa harus bias memutuskan tempat-tempat atau sumber-sumber dimana bias mendapatkan informasi.
d. Mengembangkan portofolio kelas.
Pada tahap ini siswa mulai mengembangkan portofolio kelas. Kelas dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok akan bertanggung jawab untuk mengembangkan satu bagian dari portofolio kelas. Bahan-bahan yang dimaksud dalam portofolio hendaknya mencakup dokumentasi-dokumentasi yang telah dikumpulkan dalam tahapan penelitian masalah.
e. Menyajikan portofolio
Jika portofolio kelas sudah selesai, para siswa dapat menyajikan hasil pekerjaannya dihadapan para hadirin. Presentasi itu atau yang dikenal pula dengan sebutan showcase yang dilakukan dihadapan dewan juri, dengan kegiatan ini para
siswa akan dibekali dengan pengalaman belajar bagaimana cara mempresentasikan ide-ide dan pemikiran kepada orang lain.
f. Merefleksikan pengalaman belajar
Refleksi pengalaman belajar ini merupakan salah satu cara untuk belajar, untuk menghindari agar jangan sampai melakukan suatu kesalahan, dan untuk meningkatkan kemampuan yang sudah siswa miliki.
2. Keterampilan Kewarganegaraan
Keterampilan kewarganegaraan merupakan suatu kemampuan untuk menerapkan atau mengimplementasikan pengetahuan kewarganegaraan yang telah dikuasai warganegara. Dalam masyarakat demokratis warganegara hendaknya
(10)
mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban, serta bertanggung jawab atas segala tindakan-tindakanya, disamping hak-hak yang diperolehnya. Dengan demikian terdapat adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Keterampilan kewarganegaraan terdiri atas keterampilan intelektual dan keterampilan partisipatoris, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Keterampilan Intelektual
Keterampilan-keterampilan intelektual dalam bidang kewargenegaraan dan pemerintahan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterampilan berpikir kritis tentang isu politik tertentu.
b. Keterampilan Partisipatoris
Keterampilan partisipatoris yang bertangngung jawab, efektif, dan ilmiah, dalam proses politik dan dalam civil society. Keterampilan-keterampilan tadi itu,
dapat dikatagorikan sebagai interaksi (interacting), memonitor (monitoring), dan
mempengaruhi (influencing).
Untuk mempermudah uraian di atas berikut ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel untuk definisi operasional tersebut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Intrumen Penelitian Variabel
Penelitian
Sub Variabel Penelitian
Indikator Sub Indikator Alat Ukur No
Option
1 2 3 4 5 6
Pembelajaran kemerdekaan mengemuka-kan pendapat melalui Project Citizen (X) 1.Identifikasi masalah-masalah kemerdekaan mengemukakan pendapat ( X 1)
1.Mengidentifik asi masalah yang dianggap penting oleh masyarakat 1.1 menceritakan/men gemukakan ide-ide/ masalah-masalah dalam kehidupan 1.2 mewawancarai narasumber Semantic Deferential Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban
(11)
2. Pemilihan suatu masalah kemerdekaan mengemukaka n pendapat sebagai bahan kajian kelas (X 2) 3. Mengumpulka n informasi kemerdekaan mengemukaka n pendapat (X3) 2.Menentukan lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab dalam menangani masalah tersebut 1. Mendiskusika n informasi yang didapat 2. Memilih masalah untuk materi kajian kelas 1. Memutuskan tempat atau sumber informasi tambahan 2. Mengumpul kan informasi yang berhubunga n dengan masalah tersebut dari berbagai sumber
2.1 aktivitas diskusi dalam kelompok kecil
2.2bermusyawarah tentang masalah yang akan jadi bahan kajian di kelas
1.1 menjelaskan pentingnya masalah tersebut
1.2 memiliki informasi yang cukup 2.1 Mempromosikan
masalah dipilih oleh kelas
2.2 Musyawarah untuk memilih masalah
1.1mencari informasi tambahan dari nara sumber
1.2menggunakan informasi untuk materi kajian kelas
2.1 pembagian tugas untuk
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi kajian kelas 2.2 mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan materi kajian kelas
sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
7-11
(12)
4. Mengembang kan portofolio kelas (X4) 5. Menyajikan portofolio (X5) 6. Merefleksikan pengalaman belajar (X6) 1. Mengembang kan rencana kerja 2. Menyusun kegiatan siswa yang dapat pempengaruhi lembaga pemerintahan 1. Memprestasik an ide-ide dan pemikiran 2. Menunjukan cara untuk menyakinkan orang lain terhadap rencana kerja 1. Refleksi pengalaman pembelajaran 2. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan
1.1 menyusun langkah-langkah sebagai usulan agar dapat diterima pemerintah dan melaksanakan usulan kebijakan tersebut
1.2 menyusun pokok-pokok rencana kerja 2.1 langkah-langkah
kelompok tanyangan portofolio
2.2 langkah-langkah kelompok dokumentasi
1.1 memberikan informasi kepada hadirin
1.2 mendiskusikan dengan hadirin bahwa pilihan kebijakan adalah yang paling tepat 2.1 memberikan informasi yang akurat 2.2 memberikan pemecahan dan solusi masalah yang tepat 1.1 mengetahui kontek/isi materi pembelajaran 1.2 menyebutkan
cara-cara untuk mengembangkan portofolio yang lain 2.1 menunjukan pentingnya mengembangkan keterampilan Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat
18-26
27-31
(13)
Keterampilan kewarganegar aan (Y) Keterampilan Intelektual (Y1) yang siswa miliki 1. Mengidentifik asi masalah 2. Medeskripsi kan masalah kewarganegaraan dalam mempengaruhi pemerintah dalam usulan kebijakan 2.2 menyakinkan usulan kebijakan kelas merupakan tanggung jawab sebagai WNI yang baik
1.1 membedakan masalah satu dengan yang lainnya 1.2 berpikir secara
ktiris tentang isu kebebasan press yang terjadi di masyaraka 1.3 menjelaskan permasalahan mengenai kemerdekaan mengemukakan pendapat 1.4 contoh-contoh yang berkaitan dengan kemerdekaan mengemukakan pendapat 1.5 mengenalisis masalah social secara kritis dengan menggunakan berbagai sumber yang ada 2.1 menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam mengemukakan berbagai sumber yang ada
negatif diberi bobot 1
Tes pilihan ganda dengan pilihan jawaban : A, B, C, D, E
1-10
(14)
3. Mengambil sikap/posisi
2.2 mengambil keputusan individual atau kelompok secara terampil dan bertanggung jawab 2.3memberikan contoh-contoh mengenai kemerdekaan mengemukakan pendapat 2.4 memberikan
penjelasan mengenai konsep yang dibahas dengan cakupan kajian yang luas 2.5 menberikan
gambaran mengenai fungsi dan tujuan permasalahan 3.1 memberikan
penghargaan kepada orang lain ketika mereka mengemukakan pendapatnya. 3.2 menjelaskan
kekuatan-kekuatan mengenai sebuah isu/permasalahan tertentu
3.3 menjelaskan kelemaha-kelemahan mengenai sebuah isu/permasalahan tertentu
3.4 mempertahankan pendapat yang telah dikemukakan 3.5 menyarankan apa
yang akan ditimbulkan dari suatu peristiwa atau perbuatan.
(15)
Keterampilan partisipatoris (Y2) 1. Kemampuan partisipasi umum 2. Keahlian pemecahan masalah
1.1 mengemukakan ide
1.2 mendengarkan ide 1.3 mengambil dan
melaksanakan keputusan 1.4 mempertimbangka
n pro dan kontra 1.5 berorientasi ke
depan dalam berpikir sebelum bertindak
2.2 mempengaruhi orang lain 2.3 mengatasi konflik 2.4 cara yang beda
dalam pemecahan masalah Skala kemampuan partisipasi umum 5=sangat baik 4=baik 3=cukup 2=kurang 1=tidak baik Skala sikap Lickert A=sangat setuju B=setuju C=ragu-ragu D=tidak setuju E=sangat tidak setuju skor : 5=jawaban sangat setuju 4= setuju 3=ragu-ragu 2=tidak setuju 1= sangat
tidak setuju
1-20
21-30
E.Instrumen Penelitian
Untuk menjawab permasalahan penelitian dibuat instrumen penelitian sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data. Instrument yang digunakan berupa: tes pemahaman materi, angket tanggapan siswa dan wawancara terhadap guru dan siswa mengenal pengaruh project citizen untuk meningkatkan keterampilan
(16)
1. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel (x) Project Citizen
dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat meliputi: a. Tes Pemahaman Konsep Tentang Mengidentifikasi Masalah (X1)
Tes pemahaman konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini dalam bentuk pernyataan 5 alternatif jawaban sebanyak 6 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan mengidentifiaksi masalah. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = aktif, 4 = sedikit
aktif, 3 = kadang-kadang aktif, 2 = sedikit pasif, 1 = pasif
Instrumen dibuat sendiri oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan pembimbing. Uji coba alat pengumpul data dilakukan pada sampel yang karakteristik populasinya sama. Konsultasi item-item instrumen pada pembimbing dari segi kecocokan, kalimat dan pilihan jawaban.
Instrumen tersebut digunakan pada pre-test. Dengan membandingkan
kedua hasil tes tersebut, maka akan diketahui peningkatan pemahaman konsep setelah pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil uji coba, maka soal tidak ada yang harus dibuang. Pengolahan data validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal hasil uji coba terdapat dalam lampiran.
(17)
b. Tes Pemahaman Konsep Tentang Memilih Masalah (X2)
Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban dengan 5 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetisi yang berhubungan dengan memiliki masalah. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic
Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan, 4 = sering
dilakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan. c. Tes Pemahaman Konsep Tentang Mengumpulkan Informasi (X3)
Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 6 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran:
5 = dilakukan, 4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan.
d. Tes Pemahaman Konsep Tentang Mengembangkan Project Citizen Kelas (X4)
Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 9 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan mengembangkan portofolio kelas. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan,
4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang , 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan.
(18)
e. Tes Pemahaman Konsep Tentang Menyajikan Project Citizen Kelas (X5)
Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 5 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan mengembangkan portofolio kelas. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan,
4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan.
f. Tes Pemahaman Konsep Tentang Merefleksikan Pengalaman Belajar (X6) Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 5 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan merefleksikan pengalaman belajar. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan,
4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang , 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan.
2. Instrumen yang Digunakan Untuk Mengukur Variabel (Y) Yaitu Keterampilan Kewarganegaraan Siswa SMP Meliputi:
a. Angket Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill)
Angket tentang keterampilan intelektual (Intellectual Skill) dari nomor soal
(19)
A, B, C, D, dan E (Merujuk Pada Civics Assessment Database dari National
Center for Learning and Citizenship)
b. Angket Keterampilan Partisipatori (Participatory Skill)
Angket keterampilan partisipatori (Participatory Skill) diukur dengan
kemampuan partisipatori umum dari nomor soal 1 sampai dengan 20, (Merujuk Pada Civics Assessment Database dari National Center for Learning and
Citizenship) dengan skor jawaban: 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = biasa-biasa,
2 = kurang, 1 = kurang baik.
Kemudian angket keterampilan partisipatori (participatory skill) diukur
dengan skala Lickert dari nomor soal 21 sampai dengan 30 dengan skor jawaban: 5 = sangat setuju, 4 = setuju , 3 = ragu-ragu, 2 = tidak setuju , 1 = sangat tidak setuju.
F. Analisa Tes
Uji coba tes pemahaman konsep dilakukan dikelas VII untuk mendapatkan tes yang dipercaya, maka soal-soal yang telah diujicoba perlu diketahui dulu tinggkat validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal sebelum digunakan dalam pengumpulan data.
1. Validitas Butir Soal
Sebuah alat tes disebut valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sehingga perlu diuji validitasnya untuk mengetahui kesahihan alat tes tersebut. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir saol terhadap skor total. Untuk menguji setiap butir soal, skor-skor yang ada pada
(20)
r
xy =�� − � (� ) [�� 2− (� )2][ �� 2−( � )2]
butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal yang memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.
Rumus yang digunakan menghitung validitas keseluruhan soal tes adalah korelasi product moment. (Arikunto, 2008:72)
Keterangan :
r
xy : Koefisien korelasi antaravariabel X dan YΝ : Jumlah siswa X : Skor tiap, butir soal Y : Skor total
Kriteria validitas berdasarkan besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut:
0,80 sampai dengan 1,00 : Sangat tinggi 0,60 samapai dengan 0,79 : Tinggi 0,40 sampai dengan 0,59 : Cukup 0,20 sampai dengan 0,39 : Rendah 0,00 sampai dengan 0, 19 : Sangat rendah (Arikunto 2008:75)
(21)
Nilai ryang diperoleh menggunakan rumus product moment dati Karl’s Pearson, harus diuji keberartiannya. Uji keberartian nilai r dilakukan dengan menggunakan
statistik uji-t sebagai berikut:
Keterangan,
R = Koefisien korelasi (validitas) n = Jumlah responden
t = Harga t hitung
Menurut Sudjana (1986:377), jika t-hitung > t-tabel maka item dianggap berarti atau dalam hal ini soal tersebut dapat dikatakan valid. Dan sebaliknya apabila. T-hitung<t-tabel maka butir item tersebut dianggap tidak valid. Dimana t tabel, adalah nilai peluang distribusi t dengan taraf signifikansi 1-
α
dan dk= n-2.2. Reliabilitasi Tes
Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh responden. Adapun alat analisisnya menggunakan metode rumus Alpa. Nilai reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Alpa sebagai berikut:
Keterangan t= −2
1− 2
(Sudjana, 1986:377)
r
11= [
−1
][
1
-
��2
(22)
Keterangan,
r11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item Σαn2 =Jumlah varian butir
αt2 = Varian total Dengan:
αn2
= Varians butir tiap item
n = Jumlah responden uji coba instrumen
(ΣX)2 = Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item ΣX2
= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item Varians total dihitung dengan rumus:
Keterangan
αn2
= Varians butir tiap item
n = Jumlah responden uji coba instrument
(ΣY) 2 = Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item ΣY2
= Jumlah kuadrat jawaban responden
α
n2
=
�2−
(� )2
α
t 2=
�2−
(� )2
(23)
Pedoman dari Sugiono (2000:109), pemberian interpretasi terhadap reliabilitas (r1) pada umumnya patokan sebagai berikut: 1) reliabilitas (r1) uji coba sama dengan atau lebih dari 0,70 berarti hasil coba tesnya memiliki reliabilitas tinggi: 20 reliabilitas (r1) uji coba kurang dari 0,70 berarti hasil uji coba tesnya memilki reliabilitas kurang (un-reliable)
Kriteria besarnya reliabilitas adalah sebagai berikut:
0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi 0,60 sampai dengan 0,79 : tinggi
0,40 sampai dengan 0,59 : cukup 0,20 sampai dengan 0,39 : rendah 0,00 sampai dengan 0,19 : tidak reliabel
Hasil uji reliabilitas untuk soal pilihan ganda, diperoleh 0,615. Berdasarkan kriteria besarnya nilai reliabilitas, nilai tersebut adalah tinggi. Sedangkan, untuk hasil uji reliabilitas untuk angket, diperoleh sebesar 0,802. Berdasarkan kriteria besarnya nilai reliabilitas, nilai tersebut adalah sangat tinggi
3. Analisis Butir Soal
Yaitu bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal. Berdasarkan indeks kemudahan soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus (Arikunto, 2005:208):
P = �
(24)
Keterangan:
P = Indeks kemudahan soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab saol dengan betul Js = Jumlah peserta tes
Sedangkan untuk soal uraian terbatas dengan rumus: (Munaf,2001:20)
Keterangan
P = Indeks kemudahan soal
X = Skor rata-rata siswa pada satu nomor soal tertentu
Xmaks = Skor tertinggi yang telah ditetapkan untuk satu nomor soal tersebut
Kriteria indeks kemudahan soal adalah
Tabel 3.3
Klasifikasi Kemudahan Soal
P Klasifiaksi Soal
00,0 < 0,3 0,3 < P < 0,70 0,70 < P < 1,00
Sukar Sedang
Mudah
Sumber (Arikunto, 2008:210)
Setelah dilakukan perhitungan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pilihan ganda, hasilnya diperoleh sebagai berikut:
(25)
Tabel 3.4 Indeks Kesukaran
No soal Banyaknya siswa benar
Indeks
kesukaran Kriteria
1 32 0.941 Mudah
2 30 0.882 Mudah
3 31 0.912 Mudah
4 7 0.206 Sukar
5 23 0.676 Sedang
6 31 0.912 Mudah
7 32 0.941 Mudah
8 26 0.765 Mudah
9 29 0.853 Mudah
10 30 0.882 Mudah
11 25 0.735 Mudah
12 23 0.676 Sedang
13 33 0.971 Mudah
14 22 0.647 Sedang
15 31 0.912 Mudah
16 30 0.882 Mudah
17 28 0.824 Mudah
18 31 0.912 Mudah
19 29 0.853 Mudah
20 32 0.941 Mudah
21 33 0.971 Mudah
22 32 0.941 Mudah
23 31 0.912 Mudah
24 21 0.618 Sedang
25 31 0.912 Mudah
26 30 0.882 Mudah
27 28 0.824 Mudah
28 32 0.941 Mudah
29 28 0.824 Mudah
(26)
Keterangan
G.Teknik Analisis data
Setelah penelitian diperoleh data. Data tersebut merupakan data mentah yang harus diolah agar dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti dan memberikan arah untuk mengkaji lebih lanjut. Adapun untuk mengetahui peningkatan keterampilan kewarganegaraan siswa tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat terdiri atas data pre-tes dan
post-test menggunakan skor gain yang dinormalisasi. Gain yang dinormalisasi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Gain skor ternormalisasi dengan rumusan Meltzer (Dewi, 2004) sebagai berikut:
H. Pengolahan Data
Pengolahan data analisa data menggunakan uji Statistic Inferensial
Parametric sebagai berikut:
1. Menyeleksi Data
Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Mudah Sedang Sukar
0.7 < IK < 1 0.3 < IK < 0.7 0 < IK < 0.3
Normalisasi Gain = − − −
(27)
2. Menentukan Bobot Nilai
Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.
3. Pemberian Koding
Untuk setiap jawaban pada angket selanjutnya skor tersebut dijumlahkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden secara umum terhadap satiap variabel penelitian.
Rumus
keterangan
P = prosentase skor rata-rata yang dicari X = skor rata-rata setiap variabel
Xid = skor rata-rata ideal setiap variabel
Selanjutnya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa berdasarkan kriteria tingkat kemampuan oleh Arikunto (1990) seperti berikut :
P =
(28)
Tabel 3.5
Tafsiran Prosentase Pemahaman Tafsiran Prosentase Kriteria Kemampuan
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang
Menganalisis hasil penafsiran presentasi peningkatan pemahaman konsep siswa secara keseluruhan dengan tafsiran pengikatan hasil belajar yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990).
Tabel 3.6
Tafsiran Presentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tafsiran Prosentase Tafsiran kualitatif
0 Tidak ada
1-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir separuhnya
50 Separuhnya
51-75 Sebagian besar
76-99 Hampir seluruhnya
1000 Seluruhnya
4. Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data. Dari anlisis ini dapat diketahui rata-rata median, standar deviasi, dan varians data dari masing-masing variabel.
5. Pemeriksaan distribusi populasi data sampel
Pengujian distribusi populasi dari data sampel bertujuan untuk mengetahui sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh, apakah data sampel berasal populasi yang berdistribusi normal atau distribusi teoritis lainya. Hal ini sangat
(29)
berpengaruh terhadap pemilihan uji statistik yang dipergunakan apakah prametik atau nonparametrik. Dalam penelitian ini, data sampel yang diperoleh diasumsikan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian atas asumsi tersebut dilakukan denagn uji kecocokan atau lebih sebagai kolmogorov-smirnov. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistic SPSS vers 19.0
6. Menghitung skor Gain ternormalisasi
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang peningaktan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara sebelumnya dan sesudah pembelajaran, dilakukan berdasarkan petimbangan hasil perhitungan skor gain yang dinormalisasi dengan rumus : (Gall, 2002)
Keterangan :
Spost = skor tes akhir Spre = skor tes awal
Smaks = skor maksimum
Kriteria tingkat gain ternormalisasi adalah:
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Gain Tingkat gain Kriteria
g > 0.7 Tinggi
0.3 < g < 0.7 Sedang
g < 0.3 Rendah
g=
� −�(30)
7. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji variansi data gain yang dinormalisasi dua kelompok dengan rumus : (Sudjana, 1996)
Pada taraf signifiakansi α, variansi sampel dikatakan homogen jika: F (Ftab dengan Ftabel = F1/2α, (v1, v2).
8. Uji kesamaan dua rata-rata (bebas) jika sebaran data berdistribusi normal dan homogen, dilakukan menggunakan uji statistik paramentrik, yaitu uji-t (t-test)
satu pihak (pihak kanan). Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mencari gain yang lebih besar antara peningkatan (gain) kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan adalah uji-t. (Sudjana, 1996)
F= � 2 �2 �
t =
��−�( 1�
�
(1)
Tabel 3.4 Indeks Kesukaran
No soal Banyaknya
siswa benar
Indeks
kesukaran Kriteria
1 32 0.941 Mudah
2 30 0.882 Mudah
3 31 0.912 Mudah
4 7 0.206 Sukar
5 23 0.676 Sedang
6 31 0.912 Mudah
7 32 0.941 Mudah
8 26 0.765 Mudah
9 29 0.853 Mudah
10 30 0.882 Mudah
11 25 0.735 Mudah
12 23 0.676 Sedang
13 33 0.971 Mudah
14 22 0.647 Sedang
15 31 0.912 Mudah
16 30 0.882 Mudah
17 28 0.824 Mudah
18 31 0.912 Mudah
19 29 0.853 Mudah
20 32 0.941 Mudah
21 33 0.971 Mudah
22 32 0.941 Mudah
23 31 0.912 Mudah
24 21 0.618 Sedang
25 31 0.912 Mudah
26 30 0.882 Mudah
27 28 0.824 Mudah
28 32 0.941 Mudah
29 28 0.824 Mudah
(2)
Keterangan
G.Teknik Analisis data
Setelah penelitian diperoleh data. Data tersebut merupakan data mentah yang harus diolah agar dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti dan memberikan arah untuk mengkaji lebih lanjut. Adapun untuk mengetahui peningkatan keterampilan kewarganegaraan siswa
tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat terdiri atas data pre-tes dan
post-test menggunakan skor gain yang dinormalisasi. Gain yang dinormalisasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Gain skor ternormalisasi dengan rumusan Meltzer (Dewi, 2004) sebagai berikut:
H. Pengolahan Data
Pengolahan data analisa data menggunakan uji Statistic Inferensial
Parametric sebagai berikut:
1. Menyeleksi Data
Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Mudah Sedang Sukar
0.7 < IK < 1 0.3 < IK < 0.7 0 < IK < 0.3
Normalisasi Gain = − − −
(3)
2. Menentukan Bobot Nilai
Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.
3. Pemberian Koding
Untuk setiap jawaban pada angket selanjutnya skor tersebut dijumlahkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden secara umum terhadap satiap variabel penelitian.
Rumus
keterangan
P = prosentase skor rata-rata yang dicari
X = skor rata-rata setiap variabel Xid = skor rata-rata ideal setiap variabel
Selanjutnya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa berdasarkan kriteria tingkat kemampuan oleh Arikunto (1990) seperti berikut :
P =
(4)
Tabel 3.5
Tafsiran Prosentase Pemahaman
Tafsiran Prosentase Kriteria Kemampuan
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang
Menganalisis hasil penafsiran presentasi peningkatan pemahaman konsep siswa secara keseluruhan dengan tafsiran pengikatan hasil belajar yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990).
Tabel 3.6
Tafsiran Presentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Tafsiran Prosentase Tafsiran kualitatif
0 Tidak ada
1-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir separuhnya
50 Separuhnya
51-75 Sebagian besar
76-99 Hampir seluruhnya
1000 Seluruhnya
4. Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data.
Dari anlisis ini dapat diketahui rata-rata median, standar deviasi, dan varians data dari masing-masing variabel.
5. Pemeriksaan distribusi populasi data sampel
Pengujian distribusi populasi dari data sampel bertujuan untuk mengetahui sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh, apakah data sampel berasal populasi yang berdistribusi normal atau distribusi teoritis lainya. Hal ini sangat
(5)
berpengaruh terhadap pemilihan uji statistik yang dipergunakan apakah prametik atau nonparametrik. Dalam penelitian ini, data sampel yang diperoleh diasumsikan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian atas asumsi tersebut dilakukan denagn uji kecocokan atau lebih sebagai kolmogorov-smirnov. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan
software statistic SPSS vers 19.0
6. Menghitung skor Gain ternormalisasi
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang peningaktan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara sebelumnya dan sesudah pembelajaran, dilakukan berdasarkan petimbangan hasil perhitungan skor gain yang dinormalisasi dengan rumus : (Gall, 2002)
Keterangan :
Spost = skor tes akhir
Spre = skor tes awal
Smaks = skor maksimum
Kriteria tingkat gain ternormalisasi adalah:
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Gain
Tingkat gain Kriteria
g > 0.7 Tinggi
0.3 < g < 0.7 Sedang
g < 0.3 Rendah
g=
� −�(6)
7. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji variansi data gain yang dinormalisasi dua kelompok dengan rumus : (Sudjana, 1996)
Pada taraf signifiakansi α, variansi sampel dikatakan homogen jika: F (Ftab dengan
Ftabel = F1/2α, (v1, v2).
8. Uji kesamaan dua rata-rata (bebas) jika sebaran data berdistribusi normal dan homogen, dilakukan menggunakan uji statistik paramentrik, yaitu uji-t (t-test) satu pihak (pihak kanan). Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mencari gain yang lebih besar antara peningkatan (gain) kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan adalah uji-t. (Sudjana, 1996)
F= � 2
�2 �
t =
��−� ( 1��