Hubungan antara motivasi belajar, disilpin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa: studi kasus SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

Studi kasus SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Suciningrum Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: (1) motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa, (2) disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa, (3) lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta pada bulan Oktober-November Tahun 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta yang berjumlah 184 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan Akuntansi sebanyak 22 siswa diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dan dokumentasi.

Untuk menjawab permasalahan pertama, kedua dan yang ketiga digunakan teknik analisis product moment, pada taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx1y =

0,593 dan probabilitas 0,004 < 0,05), 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx2y = 0,530 dan

probabilitas 0,011 < 0,05), dan ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx3y = 0,439 dan


(2)

ix ABSTRACT

THE RELASIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENT AND LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDENTS IN STUDYING ACCOUNTING

A Case Study of BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta Suciningrum

Sanata Dharma University Yogyakarta

2011

This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) learning motivation and learning achievement of students in studying accounting; (2) learning discipline and learning achievement of students in studying accounting; (3) learning environment and learning achievement of students in studying accounting.

This research was conducted at BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta in October-November 2010. The population of this study was 184 students of BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta. Samples of the study were 22 students of the eleventh grade majoring in Accounting, samples were taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires, and documentation.

To answer the first, second and the third problem, product moment analysis technique were applied. The significance level was 5%

The result shows that: 1) there is a positive and significant relationship between learning motivation and academic achievement of accounting students (rxiy = 0.593 and 0.004 probability < 0.05); 2) there is a positive and significant

relationship between the discipline of learning and students learning achievement in studying accounting (rx2y = 0.530 and 0.011 probability < 0.05); 3) there is a

positive and significant relationship between learning environment and academic achievement of accounting students (rx3y = 0.439 and 0.041 probability < 0.05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN

BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

Studi Kasus SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: SUCININGRUM

NIM: 061334041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011


(4)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya ini untuk:

Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus Bapak dan Ibu ku

tercinta

Kakak2ku Mba’ Laras, Mba’ Arum, dan Mas’ Nunu, Mas’

Tito,dan Mas’Darsono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(7)

v

MOTTO

Setidaknya ada satu hal yang kita ketahui dari pengalaman selama bertahun-tahun, yakni bahwa belajar sambil tidur

tidak akan berhasil.

Janganlah sekali-kali menyombongkan diri. Sebab kesombongan diri adalah kuman yang mematikan: dengan perlahan ia akan menggerogoti kebijaksanaan dan menjauhkan

orang dari perbuatan baik.

Kesulitan-kesulitan akan membuat kita menjadi lebih kuat dan menghantarkan kita pada kemenangan-kemenangan yang

lebih besar lagi. Pegunungan memang tidak mudah didaki, namun panorama dari puncaknya biasanya paling indah.

Untuk segala sesuatu ada waktunya, tetapi tidak ada waktu untuk berhenti (berputus asa)


(8)

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(9)

(10)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

Studi kasus SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Suciningrum Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: (1) motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa, (2) disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa, (3) lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta pada bulan Oktober-November Tahun 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta yang berjumlah 184 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan Akuntansi sebanyak 22 siswa diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dan dokumentasi.

Untuk menjawab permasalahan pertama, kedua dan yang ketiga digunakan teknik analisis product moment, pada taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx1y =

0,593 dan probabilitas 0,004 < 0,05), 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx2y = 0,530 dan

probabilitas 0,011 < 0,05), dan ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa (rx3y = 0,439 dan

probabilitas 0,041 < 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(11)

ix ABSTRACT

THE RELASIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION, LEARNING DISCIPLINE, LEARNING ENVIRONMENT AND LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDENTS IN STUDYING ACCOUNTING

A Case Study of BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta Suciningrum

Sanata Dharma University Yogyakarta

2011

This study aims to determine whether there is a relationship between: (1) learning motivation and learning achievement of students in studying accounting; (2) learning discipline and learning achievement of students in studying accounting; (3) learning environment and learning achievement of students in studying accounting.

This research was conducted at BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta in October-November 2010. The population of this study was 184 students of BOPKRI 1 Vocational School Yogyakarta. Samples of the study were 22 students of the eleventh grade majoring in Accounting, samples were taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires, and documentation.

To answer the first, second and the third problem, product moment analysis technique were applied. The significance level was 5%

The result shows that: 1) there is a positive and significant relationship between learning motivation and academic achievement of accounting students (rxiy = 0.593 and 0.004 probability < 0.05); 2) there is a positive and significant

relationship between the discipline of learning and students learning achievement in studying accounting (rx2y = 0.530 and 0.011 probability < 0.05); 3) there is a

positive and significant relationship between learning environment and academic achievement of accounting students (rx3y = 0.439 and 0.041 probability < 0.05).


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihNya yang besar, sehingga penulis dapar menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di Universitas Sanata Dharma;

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

5. Bapak Bambang Purnomo, S.E.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran, dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(13)

xi

6. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;

7. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran dan bantuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;

8. Dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, terimakasih untuk ilmu dan pengetahuan serta bantuan yang telah penulis dapatkan selama belajar di Universitas Sanata Dharma;

9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

10. Seluruh Staf Pengajar di SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dan SMK Koperasi Yogyakarta yang telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian; 11. Bapak dan Ibu, Mb’Laras, Mb’Arum, Mas’Wisnu dan serta seluruh

keluargaku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, dan dukungan baik berupa doa maupun materi selama kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

12. Cael makasi ya dah pinjemin laptopnya, aku punya tapi gak bias buat ngolah data,,,,hehehe

13. Teman-temanku: Sr. Mia, Mb Empint, Berti, Agil, Siska, Nia, Erlina, Detha, Retno, Arni, Eris, Pristi, Mb Ovy, Galih, Dwi, Inggit, Yoseph, Tyo, Wahyu, dan semua teman-teman Pendidikan Akuntansi 2006 yang tidak dapat penulis


(14)

xii

sebutkan satu persatu terimakasih untuk kebersamaannya selama ini, seneng banget bisa kenal kalian semua.

14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

Suciningrum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 7

1. Pengertian Belajar ... 7

2. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

3. Pengertian Motivasi Belajar ... 11

4. Pengertian Disiplin Belajar ... 18

5. Pengertian Lingkungan Belajar ... 24


(16)

xiv

C. Kerangka Berpikir ... 31

1. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 31

2. Hubungan Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 31

3. Hubungan Antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi ... 32

D. Perumusan Hipotesis ... 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 34

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 35

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... ... 36

1. Variabel Penelitian ... 36

2. Pengukuran Variabel ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Teknik Kuesioner ... 41

2. Teknik Dokumentasi ... 41

G. Uji Instrumen Penelitian ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM SMK BOPKRI 1 A. Sejarah SMK BOPKRI I Yogyakarta ... 53

B. Visi, Misi dan Tujuan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta ... 55

C. Sistem Pendidikan SMK ... 57

D. Kurikulum SMK ... 59

E. Organisasi SMK BOPKRI I ... 67

F. Sumber Daya Manusia SMK BOPKRI 1 ... 75

G. Siswa SMK I Yogyakarta ... 76

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah ... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(17)

xv

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 78

B. Analisis Data ... 81

1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 81

2. Pengujian Hipotesis ... 85

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

1. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ... 89

2. Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ... 91

3. Hubungan antara Lingkungan Belejar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ... 92

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 95

B. Keterbatasan Penelitian ... 96

C. Saran- saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA


(18)

xvi  

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 3.1 Pengembangan Variabel Motivasi Belajar Kedalam Indikator 37 Tabel 3.2 Skor item-item Pertanyaan Kuesioner 38 Tabel 3.3 Pengembangan Variabel Disiplin Belajar Kedalam Indikator 38 Tabel 3.4 Skor item-item Pertanyaan Kuesioner 39 Tabel 3.5 Pengembangan Variabel Lingkungan Belajar Kedalam Indikator 40 Tabel 3.6 Skor item-item Pertanyaan Kuesioner 40 Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Belajar 42 Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Disiplin Belajar 43 Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Lingkungan Belajar 44 Tabel 5.1Interpretasi Penilaian Motivasi Belajar 78 Tabel 5.2 Interpretasi Penilaian Disiplin Belajar 79 Tabel 5.3 Interpretasi Penilaian Lingkungan Belajar 80 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar 81

Tabel 5.5 Ringkasan Uji Normalitas 83

Tabel 5.6 Ringkasan Uji Linearitas 84

Tabel 5.7 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi 85 Tabel 5.8Hasil Korelasi antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(19)

xvii  

DAFTAR LAMPIRAN

HAL

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 98

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas 108

Lampiran 3 Data Induk Penelitian 119

Lampiran 4 Perhitungan Mean, Median, Modus dan PAP Tipe II 124 Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Lenearitas 131

Lampiran 6 Perhitungan Hipotesis 136


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar karena penyelenggaraan pendidikan bukan suatu yang sederhana tetapi bersifat komplek. Banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik dari faktor peserta didik maupun dari pihak sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari diri peserta didik yaitu disiplin belajar yang rendah. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya yaitu dengan meningkatkan disiplin belajar pada peserta didik. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang tinggi. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian perilaku yang nenunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau keterikatan terhadap suatu peraturan tata tertib.

Dalam pendidikan seseorang belajar dengan berusaha mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri, dan mandiri dalam berbagai pengalaman. Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah bagaimana cara mencapai suatu prestasi yang tinggi. Melalui laporan hasil belajar dapat dilihat atau diketahui prestasi siswa, apakah siswa itu berhasil atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(21)

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Roestiyah, 1982:159). Faktor internal misalnya kesehatan, rasa aman, minat. Faktor eksternal misalnya kebersihan rumah, sekolah, udara..

Dalam kegiatan belajar, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995:144). Sedangkan motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2006: 75). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.

Kesulitan untuk berpartisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar karena kurangnya motivasi dan disiplin di sekolah tersebut terlihat jelas di kelas XII jurusan akuntansi di SMK BOPKRI I Yogyakarta sebagai subyek penelitian penulis. Berdasarkan hasil observasi penulis pada tanggal 10 September 2009 pada umumnya siswa kurang aktif dan kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, walaupun dalam proses pembelajaran guru berusaha untuk mengajak siswa untuk lebih aktif lagi, namun ada beberapa siswa yang memperhatikan tetapi juga sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, ada yang berbicara dengan teman semeja, mainan handphone, sehingga yang telihat adalah kurang adanya inisiatif dari siswa untuk mendengarkan


(22)

3

penjelasan dari guru atau pun bertanya tentang materi yang diberikan oleh guru, hal inilah yang akan menjadi perhatian guru. sebagai seorang guru harus mengetahui keadaan setiap siswanya, karena ini akan sangat berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar memberikan dampak atau pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang mereka dapatkan. Dengan motivasi dan disipilin belajar yang tinggi, maka prestasi yang mereka dapatkan akan tinggi pula, begitu juga dengan lingkungan belajar sangat mempengaruhi proses belajar mengajar sekolah supaya dapat berjalan dengan efektif. Kenyataannya, dari hasil penelitian yang dilakukan prestasi belajar yang didapatkan siswa cukup tinggi, hal ini dipengaruhi oleh motivasi belajar dan disiplin belajar yang dimiliki siswa yang cukup tinggi pula serta lingkungan belajar yang mendukung proses belajar mengajar.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka yang perlu diperhatikan adalah siswa itu sendiri. Dari faktor internal yaitu dari diri siswa itu sendiri apakah pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Disiplin belajar, ini juga penting bagi lembaga sekolah, selain sebagai peraturan tetapi juga untuk mendidik para siswa untuk menaati peraturan yang ada sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu dari lingkungan belajar. Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan berjalan dengan lancar jika didukung oleh lingkungan yang kondusif pihak sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(23)

juga harus memerhatikan keadaan lingkungan belajarnya apakah letaknya mendukung atau tidak, lingkungan keluarga juga sangat memengaruhi proses belajar siswa dirumah, karena dengan lingkungan yang sangat mendukung akan memotivasi dan mendisiplinkan siswa itu sendiri untuk belajar.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengangkat topik ”Hubungan Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa”. Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk meyelidiki prestasi belajar siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta karena peneliti melihat menurunnya prestasi belajar siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta.

B. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan membahas mengenai motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi balajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi balajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta?


(24)

5

3. Apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan belajar dengan prestasi balajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan dari penelitian ini memberikan tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya dan memberi masukan dalam pemecahan masalah terutama yang berkaitan dengan motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar dan bagi rekan-rekan mahasiswa Universitas Sanata Dharma diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan bisa digunakan sebagai tambahan referensi jika hendak melakukan penelitian yang serupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(25)

2. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bagi pihak sekolah penelitian ini sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas peserta didik, dengan memperhatikan motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar. Dan dari hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk lebih meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

3. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini, guru sebagai fasilitator dapat memberikan masukan yang positif terhadap peserta didik sehingga dapat membangkitkan motivasi, disiplin siswa.

4. Bagi Penulis

Dari penelitian ini memberikan tambahan wawasan mengenai kependidikan, dan bisa menjadi bekal untuk terjun ke dunia pendidikan khususnya berkaitan dengan obyek penelitian ini.


(26)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORITIK

1. Pengertian Belajar

Belajar dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam arti luas belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1988:2).

Selanjutnya Muhibbin Syah (1995:91), mengemukakan bahwa belajar merupakan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif. Relevan dengan pendapat tersebut, Imron (1996:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Roestiyah (1982:149) belajar itu adalah suatu proses di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai sesuatu tujuan.

Menurut Ratna Wilis Dahar (1988: 25-26), belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman. Depdiknas (2003), mendefinisikan belajar sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(27)

bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa.

Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa belajar dalam arti luas adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dalam lingkungan. Sedangkan belajar dalam arti sempit yaitu suatu usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang diperoleh dari guru.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Dewa Ketut (1988:51), Prestasi adalah merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi (achievement test) yang dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (learning).

Menurut Muhibbin Syah (1997:141), Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.


(28)

9

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Suryabrata (1989:142), Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu

1) Faktor dari dalam

Kondisi psikologi yaitu beberapa faktor psikologi yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :

a) Kecerdasan

Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat.sebaliknya bila individu itu mempunyai kecerdasan yang rendah maka belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar.

b) Bakat

Bakat individu satu dengan yang lain itu tidak sama, sehingga menimbulkan belajarnyapun berbeda. Bakat merupakan kemampuan anak yang dibawa sejak lahir.

c) Minat

Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(29)

d) Motivasi belajar

Motivasi belajar antar siswa satu dengan yang lainnya akan berbeda.

e) Emosi

Merupakan kondisi psikologi individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah belajar. Kondisi psikologi siswa yang mempengaruhi belajar antara lain perasaan senang, kemarahan, kecemasan,dll

2) Faktor dari luar

a) Lingkungan alam, yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, misalnya :

(1)Keadaan udara itu mempengaruhi proses belajar siswa. Apabila udara terlalu lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar.

(2)Waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa, misalnya pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari.

(3)Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.


(30)

11

b) Lingkungan sosial

Kehadiran orang lain pada saat sedang belajar akan menganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibagi menjadi 3 yaitu : (1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga, (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah, serta karyawan lainnya, (3) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.

b. Menurut Roestiyah N (1982:159), Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yaitu :

1) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, krmampuan, minat, dan sebagainya.

2) Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya.

3. Pengertian Motivasi

Belajar dan motivasi tidak dapat saling dipisahkan artinya seseorang melakukan aktivitas belajar tentu didukung oleh suatu keinginan yang ada pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini karena motivasi sangat menentukan keberhasilan belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(31)

Menurut Filmore Sanford (Un Effendi dan Juhaya SP, 1993:60), motivasi akar katanya adalah motif. Motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku sesorang agar dia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan Mc. Donald (Sardiman, 2001:71) berpendapat bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “Feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ada tiga elemen penting yaitu:

a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan

W.S Winkel (1996:151), mengatakan bahwa motivasi adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivias tertentu demi mencapi tujuan tertentu.


(32)

13

Maslow (1942 – 1970) mengemukakan bahwa : “Tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan – kebutuhan tertentu, seperti: kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan juga kebutuhan estetik”

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa apabila siswa memilki motivasi yang tinggi maka dengan sendirinya ia juga akan memilki sikap disiplin belajar yang tinggi pula, sehingga dapat mendukung atau meningkatkan keberhasilan dalam belajarnya. Namun apabila seorang siswa kurang memiliki motivasi belajar atau motivasi belajarnya rendah, maka sikap disiplin belajar juga akan rendah bahkan sama sekali tidak ada. Ini semua dikarenakan adanya interaksi antara motivasi belajar dan sikap disiplin belajar yang berhubungan antara keduanya yang dapat meningkatkan cara siswa dalam belajar yang lebih aktif.

Upaya untuk menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi belajar tidak terlepas dari peran aktif guru dan lembaga di sekolah yang didukung dengan adanya tata tertib sekolah serta peran serta orang tua dan keluarga di rumah agar selalu menanamkan dan menumbuhkembangkan sikap kepada anak didiknya yakni dengan senantiasa menerapkan sikap disiplin dalam belajar dan memotivasi siswa agar rajin belajar sehingga mendapakan hasil belajar yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(33)

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Serangkaiam kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak, sebenarnya sudah dilatar belakangi oleh motivasi dan motivasi telah bertalian dengan tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada empat fungsi motivasi antara lain:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

2) Menentukan perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni mementukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4) Sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. (Sudirman, 2001:83).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa fungsi motivasi adalam belajar adalah mendorong manusia untuk melakukan suatu tugas atau perbuatan yang serasi guna mencapai tujuan yang dikehendaki dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.


(34)

15

b. Ciri-ciri untuk Meningkatkan Belajar

1) Memberi Nilai

Angka dimaksudkan sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik yang diberikan hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru yang biasanya terdapat didalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.

2) Hadiah

Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada anak didik yang berprestasi berupa uang beasiswa, buku tulis, alat tulis, atau buku bacaan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memotivasi anak didik agar senantiasa mempertahankan prestasi belajarnya selama berstudi.

3) Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan yang digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar, baik dalam bentuk individu maupun kelompok untuk menjadikan proses belajar mengajar yang kondusif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(35)

4) Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan alat motivasi. Dengan pujian yang diberikan akan membesarkan jiwa anak didik dan akan lebih bergairah belajar bila hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan, tetapi pujian itu diberikan secara semata kepada peserta didik sebagai individu bukan kepada yang cantik atau yang pintar. Dengan begitu anak didik tidak antipati kepada guru, tetapi merupakam figure yang disenangi dan dikagumi.

5) Hukuman

Meskipun hukuman sebagai reinforment yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak, dapat dikatakan sebagai alat motivasi yang baik dan efektif. Hukuman mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah dapat berupa sanksi yang diberikan kepada anak didik sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan sehingga anak didik tidak akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran di hari datang.

Selain itu ada fungsi lain dari motivasi belajar menurut M. Ngalim Purwanto, (1992:72), bahwa fungsi motivasi adalah menggerakkan, mengarahkan dan meneropong tingkah laku manusia. Menurut Sudiraman, (1996:85), bahwa fungsi motivasi adalah sebagai


(36)

17

pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya prestasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Berdasarkan dari beberapa pendapat, pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai tenaga penggerak bagi seseorang atau peserta didik yang menimbulkan upaya keras untuk melakukan aktivitas mereka sehingga dapat mencapai tujuan belajar.

c. Indikator-indikator Motivasi Belajar Siswa

Menurut Martin Handoko (1992:59), untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat

2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar 3) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain 4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas

Sedangkan menurut Sudirman,(2001:81) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa) 3) Lebih senang bekerja mandiri

4) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(37)

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas berarti seseorang tersebut memiliki motivasi yang tinggi. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri , siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada suatu yang rutinitas.

Indikator-indikator perilaku motivasi belajar yang akan diungkap adalah:

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat

2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar 3) Keralaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain 4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas

5) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa) 6) Lebih senang bekerja mandiri

7) Dapat mempertahankan pendapatnya

4. Displin Belajar

a. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian disiplin menurut Hurluck (1999:82) yaitu suatu cara masyarakat untuk mengajar anak perilaku moral yang disetujui


(38)

19

kelompok. Tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran – peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasi. Siswa yang belajar, baik dirumah maupun disekolah akan berperilaku sesuai dengan peraturan yang ada dan akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan dalam kegiatan belajarnya.

Disilpin belajar dalam penelitian ini dirinci menjadi dua sub-variabel yaitu disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar dirumah. Dari masing-masing sub-variabel dibuat indikator yang selanjutnya dari indikator tersebut dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan.

Menurut Hurlock, (1999:82) indikator disiplin belajar adalah sebagai berikut:

1) Disiplin belajar di sekolah memiliki indikator sebagai berikut:

a) Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah b) Persiapan belajar

c) Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran d) Menyelesaikan tugas pada waktunya

2) Disiplin belajar di rumah memiliki indikator sebagai berikut:

a) Mempunyai rencana atau jadwal belajar

b) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung c) Ketaatan dan keteraturan dalam belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(39)

d) Perhatian terhadap materi pelajaran

Disiplin memiliki makna yang luas dan berbeda-beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian tentang disiplin telah banyak didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Ahli yang satu memiliki batasan lain, apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

Definisi pertama yang berhubungan dengan disiplin diantaranya, seperti yang dikemukakan oleh Andi rasdiyanah (1995:28) yaitu kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang harus tunduk pada suatu keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah kepatuhan menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan Depdiknas (1992:3) Disiplin adalah: “ Tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan”

Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas, dapat diketahui bahwa disiplin merupakan suatu sikap moral siswa yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral. Siswa yang memiliki disiplin


(40)

21

akan menunjukkan ketaatan, dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar secara terarah dan teratur. Dengan demikian siswa yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama siswa dalam hal belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan teratur.

b. Fungsi Disiplin.

Disiplin memang sangat perlu bukan saja di sekolah, tetapi dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar, yaitu belajar mematuhi aturan yang ditetapkan. Karena terbiasa melatih diri berdisiplin, akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang selalu melekat pada diri pribadi siswa itu sendiri, yang akhirnya dapat berkembang dan dapat dipergunakan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Menurut Ansabel seperti dikutip Arysa (1991:22-37), disiplin mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting tehadap perkembangan kepribadian anak. Disebutkan bahwa ada empat fungsi pokok yang terdapat dalam disiplin yaitu: 1) Sebagai fungsi dari internalisasi, 2) Sebagai fungsi dari sosialisasi, 3) Sebagai fungsi kemasakan kepribadian, dan 4) Sebagai fungsi terhadap perasaan aman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(41)

Dari fungsi-fungsi disiplin yang sudah disebutkan diatas dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar

Dengan berdisiplin anak merasa aman dan tidak merasa terganggu oleh teman, dan ini berarti mereka menyadari bahwa berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.

2) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat/ sosialisasi.

Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan melaksanakan norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat. 3) Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu

sebaik-baiknya untuk belajar maupun kegiatan lainnya.

Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antar yang satu dengan yang lainnya akan timbul perasaan aman dalam kehidupannya.

c. Unsur Disiplin

Menurut The Liang Gie (1982:82) bahwa dalam usaha apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.


(42)

23

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin belajar.

Pada umumnya ternyata tidak semua pelajar mampu menjalankan disiplin yang baik meskipun pelajar itu sendiri sudah berusaha dengan membuat jadwal atau rencana sendiri. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a) Faktor Intern (Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri) yang meliputi:

(1) Sifat malas

Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya pelajar yang menunda pekerjaan sehingga pekerjaanya menumpuk dan semakin banyak.

(2) Kesehatan.

Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan. Orang yang tidak sehat akan sulit mentaati apa yang sudah direncanakan, sebaiknya orang yang sehat akan lebih mudah menepati segala sesuatu yang direncanakan.

(3) Minat.

Seseorang yang mempunyai segala kegiatan, maka kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai apa yang dilakukannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(43)

b) Faktor Ekstern meliputi: (1) Peralatan

Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang, sebagai contoh pelajar yang memiliki peralatan lengkap dalam belajar, lebih memiliki jiwa disiplin dibandingkan dengan pelajar yang mempunyai peralatan yang kurang lengkap.

(2) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam membantu meningkatkan disiplin belajar. Dalam lingkungan keluarga peranan orang tua sangat membantu sedangkan dalam lingkungan sekolah adalah guru dan teman sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah guru dan teman sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah peran dari teman-temannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar, tetapi jika temannya tidak mendukung maka disiplin yang ditawarkan belum tentu berhasil.

5. Lingkungan Belajar

a. Definisi lingkungan

Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah- olah lingkungan hanyalah alam sekitar di luar dari manusia/individu.


(44)

25

Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulasi di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial kultural.

Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem syaraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelanjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.

Secara psikologis, lingkungan mencakup seganap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai mati, stimulasi itu misalnya berupa keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasitas intelektual.

Secara sosial kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain.

b. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di dalam dan di luar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Nana Sudjana (1990:212), menggolongkan jenis-jenis lingkungan belajar:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(45)

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenan dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga.

2) Lingkungan Alam

Lingkungan alam berkanan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna, sumber daya alam ( air, hutan, tanah, batu-batuan, dan lain-lain).

3) Lingkungan Buatan

Disamping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni, lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.


(46)

27

c. Lingkungan Belajar Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Siswa

1) Lingkungan Keluarga

Patterson dan Loeber (1984 seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah 1995:138), mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat–sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi atau letak rumah, semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih buruk terhadap kegiatan belajar dan hasilnya yang dicapai anak. Contoh pengelolaan keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu, kelalaian orang tua dalam memonitor anak, dapat menimbulkan akibat buruk. Hal demikian dapat menimbulkan anak tidak mau belajar dan dapat mengakibatkan anak berperilaku menyimpang. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

2) Lingkungan Sekolah

Pendidikan di sekolah sebagai akibat pemenuhan pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja, melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(47)

mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah, 0995:137).

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu, masalah kebersihan. Kebersihan lingkungan sekolah pada umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut mempengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan sekolah yang bersih akan menimbilkan rasa aman bagi siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar mengajar.

3) Lingkungan Masyarakat

Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang


(48)

29

yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda. Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat membari pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa akan tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar. Hal demikian ditegaskan oleh Muhibbin Syah (1995:138), yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat anak-anak penganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dalam pergaulannya, anak dapat melupakan tugas sebagai pelajar.

Sementara itu di dalam masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah (1982:163), yang mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya mendapat prestasi belajar yang tinggi,. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(49)

bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaram di kelas dapat diatasi.

B. KAJIAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian sebelumnya, yamg meneliti tentang beberapa variabel (Motivasi Belajar, Disiplin Belajar,dan Lingkungan Belajar) yang berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa antara lain:

Hasil penelitian Indrawati (2004) yang yang dilakukan di Universitas Sanata Dharma menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Hasil penelitian fransiska Dian Wasitaningsih (2003) yang berjudul Hubungan antara disiplin belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa menunjukan hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar, motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar ddengan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti yang telah diuraikan diatas.


(50)

31

C. KERANGKA BERPIKIR

1) Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa

akuntansi

Motivasi belajar adalah suatu yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar itu mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Winkel (1987:93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan tertentu. Seorang siswa mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendalami materi pelajaran yang dipelajari sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal.

2) Hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa

akuntansi

Disiplin merupakan suatu yang digunakan oleh guru untuk mendidik dan membentuk perilaku siswa agar menjadi orang yang berguna dan berprestasi tinggi dalam bidang pelajaran. Ini dapat dilihat dari pengertian disiplin menurut Prijodarminto (1994:23) yaitu Disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Disiplin belajar pada siswa diperlukan tingkat konsistensi dan kebiasaan yang teratur dalam proses belajar mengajar karena dalam belajar membutuhkan beberapa faktor salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(51)

satunya adalah kebiasaan dalam disiplin belajar. Sedangkan Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Dengan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan dengan menerapkan disiplin dalam belajar siswa, maka diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam belajar siswa dan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

3) Hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa

akuntansi

Dari uaraian tentang lingkungan belajar diatas, dapat dipahami bahwa faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam proses belajar siswa. Dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial, lingkungan non sosial dan lingkungan fisiologis. Lingkungan sosial yang merupakan hubungan dengan sesama manusia seperti dengan paru guru, teman kelas, masyarakat dan orang tua sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Hubungan baik antara siswa dengan orang-orang yang ada di lingkungannya akan menguntumgkan bagi siswa itu sendiri, dalam arti bisa mendukung situasi belajar siswa. Lingkungan yang mendukung akan meningkatkan prestasi belajar sisiwa.

Dengan demikian, lingkungan belajar yang mendukung akan menjadikan prestasi belajar tinggi dan sebaliknya lingkungan yang kurang mendukung akan menjadikan prestasi belajar siswa akan rendah.


(52)

33

D. PERUMUSAN HIPOTESIS

Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam pengertian ini merupakan perumusan jawaban atas dugaan sementara terhadap pernyataan yang diajukan dalam Rumusan Masalah, sehingga hipotesis ini harus di uji atau dibuktikan kebenarannya berdasarkan kerangka berpikir diatas melalui pengumpulan data dan analisa data. Berdasarkan data-data diatas penulis merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Ha1 :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa

Ha2 :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar

siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa

Ha3 :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar

dengan prestasi belajar akuntansi siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(53)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Penelitian deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata pada saat penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang hubungan antara motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

B. TEMPAT DAN WAKTU

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK BOPKRI I YOGYAKARTA 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2010

C. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang terkait dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa SMK BOPKRI I Yogyakarta


(54)

35

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar.

D. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1991;108), populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta yang berjumlah 184 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Dalam penentuan jumlah sampel ini, penulis mempertimbangkan pernyataan Sudjana (1996:168) sebagai berikut: pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta yang berjumlah 22 siswa. 3. Teknik Penarikan Sampel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(55)

Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah purposive sampling

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999:78). Dalam teknik ini anggota populasi yang diambil sebagai sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mengabaikan peluang anggota lain dari populasi yang tidak dipilih. Pertimbangannya siswa kelas XII sudah beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya dalam waktu yang cukup lama dan mereka sudah dapat menyesuaikan kondisi di lingkungan belajar tersebut dalam cara dan strategi belajarnya.

E. VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURAN

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Variabel juga adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai.

Sesuai dengan perumusan masalah yang ada dalam penelitian, maka yang menjadi variabel-variabel penelitian adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang mewakili berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi, 1994:50).

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1) Variabel motivasi belajar


(56)

37

2) Variabel disiplin belajar 3) Variabel lingkungan belajar b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa di SMK BOPKRI I Yogyakarta.

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel bebas (independent variable)

Pada penelititan ini semua variabel bebas akan diukur dengan menggunakan skala sikap dari Likert, yaitu suatu cara yang sistematis untuk memberi skor dalam suatu kuesioner yang telah dibagikan. Ada dua kategori pernyataan yang digunakan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam skala ini digunakan pengukuran sebagai berikut:

1) Variabel Motivasi Belajar

Tabel 3.1

Pengembangan Variabel Motivasi Belajar Ke dalam Indikator-indikator Variabel Sub Variabel Indikator Item Positif Item Negatif Motivasi Belajar Motivasi Belajar Siswa

a. Kuatnya kemauan untuk berbuat

b. Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar c. Kerelaan meninggalkan 1,2 8,9 3 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(57)

kewajiban atau tugas lain

d. Ketekunan dalam mengerjakan tugas

e. Tekun menghadapi tugas

f. Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)

g. Lebih senang bekerja mandiri

h. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 10 6 5 7 11 Tabel 3.2

Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner Jawaban Pernyataan Positif (skor) Pernyataan Negatif (Skor)

Selalu (S) 4 1

Sering (S) 3 2

Jarang (J) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

2) Variabel Disiplin Belajar

Tabel 3.3

Pengembangan Variabel Disiplin Belajar Ke dalam Indikator-indikator Variabe l Sub Variabel Indikator Item Positif Item Negatif Disiplin Belajar 1. Disiplin Belajar di Sekolah

a. Patuh dan taat terhadap tata tertib belajar di sekolah b. Persiapan belajar

c. Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran

d. Menyelesaikan tugas pada waktunya

e. Belajar dalam tempat dan suasana mendukung 2,5,8 1 7,12 4 11 10


(58)

39

2. Disiplin Belajar di Rumah

a. Mempunyai rencana atau jadwal belajar

b. Ketaatan dan keteraturan dalam belajar

3

6 9

Tabel 3.4

Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner

Jawaban Pernyataan Positif (skor) Pernyataan Negatif (Skor)

Selalu (S) 4 1

Sering (S) 3 2

Jarang (J) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

3) Variabel Lingkungan Belajar

Tabel 3.5

Pengembangan Variabel Lingkungan Belajar Ke dalam Indikator-indikator

Variabel Sub Variabel Indikator Item

Positif Item Negatif Lingkungan Belajar 1. Lingkungan Keluarga a. Fisik

b. Non Fisik

a. Fasilitas yang disediakan dirumah a. Dukungan dari

keluarga b. Tata tertib yang

dibuat dalam keluarga c. Perhatian orang

tua 5,6,7,8 1,2 9,10 3,4 2. Lingkungan Sekolah

a. Fisik a. Fasilitas yang disediakan di sekolah

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(59)

b. Non Fisik

b. Kondisi lingkungan sekolah a. Tata tertib

sekolah b. Perhatian guru

1,2,9 4,7 5,6,8 3. Lingkungan Masyarakat a. Fisik

b. Non Fisik

a. Sarana dan prasarana b. Kondisi

lingkungan masyarakat a. Jam belajar

masyarakat b. Tata tertib yang

dibuat oleh masyarakat 5,6 3,4 1 2 Tabel 3.6

Skor Item-item Pertanyaan Kuesioner Jawaban Pernyataan Positif (skor) Pernyataan Negatif (Skor)

A 4 1

B 3 2

C 2 3

D 1 4

b. Variabel terikat (dependent variable)

Pada Variabel terikat Prestasi belajar Akuntansi akan diukur berdasarkan nilai raport semester ganjil tahun ajaran 2010-2011


(60)

41

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Teknik Kuesioner

Teknik kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden sebagai sampel untuk mendap;atkan informasi dari responden.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai variabel yang berupa, surat kabar, majalah, catatan dan sebagainya.

G. UJI INSTRUMEN PENELITIAN

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 1993:136), yaitu sebagai berikut:

r =

(

) (

)

(

)

(

)

∑ ∑

− − − 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item

X = skor item

n = jumlah responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(61)

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid. Dari hasil perhitungan SPSS adalah sebagai berikut:

a. Untuk Variabel Motivasi

Tabel 3. 7

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Belajar No

Item

Validitas Keterangan rhitung

(taraf signifikansi 5%)

rtabel

1 0.620 0,282 VALID

2 0.527 0,282 VALID

3 0.738 0,282 VALID

4 0.356 0,282 VALID

5 0.527 0,282 VALID

6 0.643 0,282 VALID

7 0.620 0,282 VALID

8 0.738 0,282 VALID

9 0.481 0,282 VALID

10 0.620 0,282 VALID

11 0.643 0,282 VALID

Butir pertanyaan pertama dari variabel motivasi belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,620 (seperti pada lampiran 2).

Jika dibandingkan dengan rtabel 0,282 (taraf signifikan 5% dan n = 49)

maka r hitung lebih besar daripada r tabel, pada pertanyaan kedua sampai

kesebelas nilai r hitung juga lebih besar daripada rtabel yaitu 0,282.


(62)

43

variabel motivasi belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap motivasi belajar. b. Untuk Variabel Disiplin

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Disiplin Belajar No

Item

Validitas Keterangan rhitung

(taraf signifikansi 5%)

rtabel

1 0.549 0,282 VALID 2 0.546 0,282 VALID 3 0.422 0,282 VALID 4 0.546 0,282 VALID 5 0.566 0,282 VALID 6 0.624 0,282 VALID 7 0.549 0,282 VALID 8 0.443 0,282 VALID 9 0.285 0,282 VALID 11 0.546 0,282 VALID 12 0.515 0,282 VALID

Butir pertanyaan pertama dari variabel disiplin belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,549 (seperti pada lampiran 2). Jika

dibandingkan dengan rtabel 0,282 (taraf signifikan 5% dan n = 49)

maka r hitung lebih besar daripada r tabel, pada pertanyaan kedua sampai

12 nilai r hitung juga lebih besar daripada rtabel yaitu 0,282. Kecuali item

soal nomor 10 yang nilai rhitung sebesar 0,261 lebih kecil dari rtabel. sebesar 0,282. Berarti butir pertanyaan pertama sampai dengan kesembilan dan butir 11 dan butir 12 dari variabel motivasi belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap disiplin belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(63)

c. Untuk Variabel Lingkungan Belajar Tabel 3.9

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Lingkungan Belajar No

Item

Validitas Keterangan rhitung

(taraf signifikansi 5%)

rtabel

2 0.331 0,282 VALID

3 0.396 0,282 VALID

4 0.460 0,282 VALID

5 0.411 0,282 VALID

6 0.331 0,282 VALID

7 0.460 0,282 VALID

8 0.447 0,282 VALID

9 0.396 0,282 VALID

10 0.505 0,282 VALID

11 0.636 0,282 VALID

12 0.511 0,282 VALID

13 0.522 0,282 VALID

14 0.588 0,282 VALID

15 0.505 0,282 VALID

16 0.411 0,282 VALID

17 0.459 0,282 VALID

18 0.382 0,282 VALID

19 0.679 0,282 VALID

20 0.447 0,282 VALID

21 0.511 0,282 VALID

22 0.598 0,282 VALID

23 0.459 0,282 VALID

24 0.357 0,282 VALID

25 0.588 0,282 VALID

Butir pertanyaan pertama dari variabel lingkungan belajar ternyata mempunyai rhitung sebesar 0,205 (seperti pada lampiran 2).

Jika dibandingkan dengan rtabel 0,282 (taraf signifikan 5% dan n = 49)

maka r hitung lebih kecil daripada r tabel, hal ini menunjukkan bahwa


(64)

45

ukur yang tepat terhadap lingkungan belajar. Pertanyaan kedua mempunyai r hitung sebesar 0,331 lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel 0,282. Begitu juga pertanyaa ketiga sampai ke 25 nilai r hitung

lebih besar daripada rtabel yaitu 0,282. Berarti butir pertanyaan kedua

sampai dengan ke 25 dari variabel motivasi belajar dinyatakan sahih atau valid sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat terhadap lingkungan belajar.

Setelah koefisien korelasi diperoleh, perlu dilakukan uji signifikansi dengan taraf signifikansi 5%. Korelasi antara jumlah skor item dengan jumlah total tiap variabel bebas, dinyatakan valid jika r

hitunglebih besar rtabelsebaliknya jika r hitunglebih kecil dari rtabel maka butir soal yang disajikan dikatakan tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi, 1993:142), yaitu sebagai berikut dimasukkan ke rumus Alpha :

11

r =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2

2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2

t

σ = varian total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(65)

2

b

σ = jumlah varian butir

Dengan taraf signifikan sebesar ( α ) = 5%, jika nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel, begitu juga sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka soal tersebut tidak reliabel.

Untuk proses perhitungan reliabilitas, penulis menggunakan bantuan komputer SPSS edisi Duwi Priyatno. Hasil dari perhitungan tersebut sebagai berikut:

a. Untuk Variabel Motivasi Belajar.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program

Special Program For Statistic Solution (SPSS) 17 for windows. Dari 11

butir pernyataan pada variabel motivasi belajar siswa diperoleh nilai koefisien alpha (r11) sebesar 0,877. Pengambilan kesimpulan dilakukan

dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil

perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar

0,877 lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen motivasi belajar siswa dapat dikatakan reliabel.

b. Untuk Variabel Disiplin Belajar

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program

Special Program For Statistic Solution (SPSS) 17 for windows. Dari 11


(66)

47

koefisien alpha (r11) sebesar 0,823. Pengambilan kesimpulan dilakukan

dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil

perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar

0,823 lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen disiplin belajar siswa dapat dikatakan reliabel.

c. Untuk Variabel Lingkungan Belajar

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan program

Special Program For Statistic Solution (SPSS) 17 for windows. Dari 24

butir pernyataan pada variabel lingkungan belajar siswa diperoleh nilai koefisien alpha (r11) sebesar 0,877. Pengambilan kesimpulan dilakukan

dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. Hasil

perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien alpha sebesar

0,877 lebih besar dari 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen lingkungan belajar siswa dapat dikatakan reliabel. Hasil olahan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2.

H. TEKNIK ANALISI DATA

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus F. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji linearitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(67)

1. Uji Persyaratan Analisis Korelasi a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu

tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi)

dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes

Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk

normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

( )

i n

( )

i

o X S X

F maksimum

D= −

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo (Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn ( X i) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal. Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih


(68)

49

kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.

b. Pengujian Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan rumus F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2 2 Se

Tc S F =

Keterangan:

F = Harga bilangan F untuk garis regresi

S2 TC = Varians tuna cocok yang dicari dengan cara

( )

2 −

k TC JK

Se2 = Varians kekeliruan yang dicari dengan persamaan:

( )

k n

E JK

− Signifikansi ditetapkan 5% sehingga jika Fhitung < Ftabel

dianggap hubungan masing-masing perubahan bebas dengan perubahan terikat adalah linear dan jika sebaliknya akan disebut tidak linear.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(69)

2. Deskripsi Data

Untuk mendeskripsikan variabel motivasi belajar, disiplin belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa akan dilakukan perhitungan mean, median, modus dan standar deviasi.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga 1). Perumusan hipotesis Ho dan Ha

H01 : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi Ha1 : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi 2). Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yaitu hubungan positif dan signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi, hubungan positif dan signifikan disiplin belajar terhadap prestasi belajar akuntansi, hubungan positif dan signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi digunakan analisis “Product Moment” oleh pearson (Arikunto,

2002:243):

( )( )

( )

{

N x2 x 2

}

{

N y2

( )

y 2

}

,

y x xy N rxy ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =


(70)

51

Keterangan:

r = Koefisian korelasi

x = Variabel bebas

y = variable terikat

xy =jumlah hasil kali x dengan y

N = jumlah sampel.

Untuk menguji signikansi dari korelasi (r) antara variabel bebas dengan variabel terikat pada signifikansi 5% digunakan rumus uji-t, dengan derajat kebebasan atau db = (n-2), Sudjana, 1996:275) yaitu:

2

1 2

r n r t

− − = Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = jumlah anggota sampel

t = harga test yang akan dicari.

3). Pengambilan Keputusan

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah:

Ho = diterima bila thitung lebih kecil ttabel.

Ha = diterima bila t hitung lebih besar ttabel

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(71)

H0 = diterima jika dignifikansi > 0,05

H0 = ditolak jika signifikansi < 0,05

4). Penarikan Kesimpulan

a) Jika H0 diterima berarti bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa

b) Jika Ha diterima berarti bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa

Catatan: langkah seperti di atas juga dilakukan untuk pengujian hipotesis yang kedua dan ketiga.


(72)

53

 

BAB IV

GAMBARAN UMUM SMK BOPKRI

A. Sejarah SMK BOPKRI I Yogyakarta

1. Tahun-tahun penting:

a. Pada tanggal 19 Januari 1967 SMEA BOPKRI Yogyakarta didirikan oleh Pengurus Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Semula menempati gedung di Jl. Jendral Sudirman No. 57 Yogyakarta, juga ditempati SMPS BOPKRI Yogyakarta (sekarang sudah tutup). b. Pada tahun 1968 pindah di Jl. Jendral Sudirman No. 24 Yogyakarta

(sekarang unruk SD BOPKRI Gondolayu). c. Pada tahun 1974 mendapat status Berbantuan.

d. Pada yanggal 1 Maret 1974 SMEA BOPKRI Yogyakarta pindah tempat di Jl. Wardani No. 2 Kotabaru Yogayakarta (masuk siang) e. Pada tanggal 28 Desember 1977 mendapat status Bersubsidi.

f. Pada tahun 1986 status atau jenjang Akreditasinya Disamakan, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah tertanggal 6 Januari 1986 Nomor : 01/C/Kep/1.86

g. Mulai bulan Juli 1997 pindah di Jl. Cik Di Tiro No. 37 Yogyakarta, namanya diganti menjadi SMK BOPKRI I Yogyakarta.

h. Pada tahun 1991 Akreditasi yang kedua berstatus tetap sama yaitu disamakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(73)

   

i. Pada tahun 1998 akreditasi yang ketiga statusnya tetap sama yaitu disamakan.

j. Pada tahun 2006 akreditasi untuk jurusan Akuntansi dengan peringkat Gol. A dan Administrasi Perkantoran tahun 2007 dengan peringkat Gol. A.

2. Lokasi Sekolah

SMK BOPKRI I Yogyakarta menempati gedung milik Yayasan BOPKRI yang terletak di Jl. Cik Di Tiro No. 37 Yogyakarta. Adapun gedung yang ditempati SMSK BOPKRI I ini mempunyai sejarah tersendiri yaitu:

a. Gedung yang didirikan pada tahun 1933 dan digunakan untuk Sekolah Dasar jaman penjajah.

b. Mulai tahun 1945 setelah berdiri Yayasan BOPKRI, gedung ini digunakan untuk SD BOPKRI Terban Taman.

c. Mulai bulan Juli 1997 SMK BOPKRI 1 menempati gedung ini, karena ruangannya terbatas maka sebagian masuk pagi dan sebagian masuk siang.

3. Kepala Sekolah di SMEA BOPKRI Yogyakarta

Kepala Sekolah yang pernah memimpin sekolah ini sejak berdirinya sampai sekarang adalah sebagai berikut:

a. Drs. Waspodo : tahun 1967 b. Drs. Soemarno : tahun 1968 c. Dra.Dwi Sunu Widjajani : tahun 1969-1978


(74)

55

 

   

d. Jn. Sunaryo, BA : tahun 1978-1981 e. Drs. Y. Surip Hidayat : tahun 1981- 2007 f. Dra. Indri Pamiyarti : tahun 2007-sekarang

B. Visi, Misi dan Tujuan SMK BOPKRI Yogyakarta

1. Visi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

Menjadi SMK unggul yang menghasilkan lulusan cerdas, berani berkompetensi, dan berdasarkan kasih.

2. Misi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

a. Melaksanakan proses belajar mengajar secara optimal dalam iklim yang kondusif berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi.

b. Mengembangkan etos kerja yang produktif dan efisien. c. Mengembangkan sekolah dengan instansi lain.

d. Mengembangkan sarana dan prasarana sekolah.

3. Tujuan SMK BOPKRI 1 Yogyakarta

a. Menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik mandiri atau sebagai tenaga kerja di dunia usaha/Industri, ulet dan gigih berkompetensi serta mampu mengembangkan sikap profesional sesuai bidang dan program keahliannya.

b. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang akuntansi, multimedia dan administrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(75)

   

perkantoran agar mampu mengembangkan diri melalui tingkat satuan pendidikan yang lebih tinggi.

c. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik sehingga memiliki kepribadian dan aklak mulia.

d. Mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa melalui perluasan dan pemerataan layanan pendidikan di bidang akuntansi, multimedia, dan administrasi perkantoran yang berbasis budaya daerah.

a. Tujuan Program Keahlian Akuntansi

1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik, sehingga memiliki kepribadian dan aklak mulai.

2) Memberi layanan pendidikan kepada peserta didik dengan kompetensi keahlian bidang akuntansi agar dapat bekerja, baik mandiri atau sebagai tenaga kerja dan di dunia usaha/industri, ulet dan gigih berkompetensi serta mampu mengembangkan sikap profesional di bidang keahlian akuntansi.

3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang akuntansi agar mampu mengembangkan diri melalui tingkat satuan pendidikan yang lebih tinggi.

4) Mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa melalui perluasan dan pemerataan layanan pendidikan di bidang akuntansi yang berdasarkan budaya daerah.


(1)

133

 

c.

Output Variabel Disiplin Belajar

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Prestasi *

Skor_lingk

Between Groups (Combined) 262.818 15 17.521 1.365 .369 Linearity 65.364 1 65.364 5.093 .065 Deviation from Linearity 197.454 14 14.104 1.099 .484 Within Groups 77.000 6 12.833

Total 339.818 21

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

 

 

 

 

 

Lampiran 6:

Perhitungan

Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

137

 

Uji Hipotesis

Output Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, dan Lingkungan Belajar

Correlations

Skor_motivasi Skor_disiplin Skor_lingkungan Prestasi Skor_motivasi Pearson Correlation 1 .855** .623** .593**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .004 N 22 22 22 22 Skor_disiplin Pearson Correlation .855** 1 .737** .530* Sig. (2-tailed) .000 .000 .011 N 22 22 22 22 Skor_lingkungan Pearson Correlation .623** .737** 1 .439* Sig. (2-tailed) .002 .000 .041 N 22 22 22 22 Prestasi Pearson Correlation .593** .530* .439* 1

Sig. (2-tailed) .004 .011 .041

N 22 22 22 22 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

 

 

 

 

 

Lampiran 7:

Surat Ijin

Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI