PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS X SMA NEGERI 1 KECAMATAN BINJAI T.P 2014/2015.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS X SMA NEGERI 1

KECAMATAN BINJAI T.P 2014/2015

Oleh : Ageng Prasetiawati

4112121001

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajan Penemuan Terbimbing (guided discovery) dan Keterampilan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Pokok Fluida Statis di Kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai T.P 2014/2015.” Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Dr. Karya Sinulingga M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Drs. Usler Simarmata, M.Si., ibu Dr. Sondang R Manurung, M.Pd dan ibu Rita Juliani, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Rudi Hendra Tarigan. M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 1 Kecamatan Binjai, ibu Anita Agustina, S.Pd selaku guru bidang studi Fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.


(4)

v

Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Supardi dan Ibunda tercinta Yusriatik yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, dan doa yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. Kepada adinda devi wurjani penulis mengucapkan terimakasi yang telah memberikan motivasi, doa dan dukungannya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat tersayang, terutama Emelia Rosa Purba, Ayu Syaputri, Devi Permata Sari, Erlina Dewi Gita, Puteri Lestari, Arivatussaqdiyah, Dhanis Khairunisa, Rizqi Nazlia yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Teman – teman Fisika : semua fisika dik C 2011 (Latifa, Rini, Luzy, Mailita, Yosico, Bahrani, Setri dan lain-lain yang tidak bisa di sebutkan satupersatu. Terima kasih kepada abangnda Ikhsan, Arif Hidayat, Muhammad Syahbudi dan Adera Matondang yang telah membantu dan memberi motivasi dalam pembuatan skirpsi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juli 2015

Penulis,

AGENG PRASETIAWATI NIM. 4102121001


(5)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS X SMA NEGERI 1

KECAMATAN BINJAI T.P 2014/2015 AGENG PRASETIAWATI (NIM: 4112121001)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi fluida statis di kelas X Semester II di SMAN 1 Kecamatan Binjai T.P. 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester genap SMAN 1 kecamatan binjai yang terdiri dari lima kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X-1 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X-2 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 30 siswa yang ditentukan dengan teknik Claster Random

Sampling, yaitu teknik pengambilan sample dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda dan essay, jumlah soal pilihan berganda terdiri atas 20 item dan essay 10 item yang telah divalidkan oleh validator.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 22,17 dan kelas kontrol adalah 21,67, setelah pembelajaran selesai diberikan postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 76,33 dan kelas kontrol 69,00. Dari hasil uji hipotesis ANAVA Fhiung> Ftabel =(24,24)> (4,01) maka Ho ditolak,

sehingga terdapat perbedaan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dibandingkan model konvensional. Fhitung> Ftabel =7,75 >4,01 maka Ho ditolak, sehingga terdapat

pengaruh berpikir kritis tinggi dan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar, Fhitung> Ftabel = Fhitung> Ftabel = 24,10 >4,01 maka Ho ditolak, sehingga terdapat

interaksi antara model pembelajaran dengan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis di kelas X semester II SMAN 1 kecamatan binjai.

Kata Kunci: quasi eksperimen, pembelajaran penemuan terbimbing (guided


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Penghantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Belajar dan Hasil Belajar 8

2.1.1 Ciri-Ciri Belajar 8

2.1.2 Hasil Belajar 9

2.1.3 Evaluasi Hasil Belajar 11

2.2 Berpikir Kritis 12

2.2.1 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis 16

2.3 Model Pembelajaran 17

2.3.1 Ciri Model Pembelajaran . 17

2.3.2 Model Guided Discovery 18

2.3.3 Penerapan Model Guided Discovery 19

2.3.4 Tahap Model Guided Discovery 19


(7)

vii

2.5 Materi Pembelajaran 24

2.5.1 Fluida Statis 24

2.5.2 Hukum Utama Hidrostatis 26

2.5.3 Hukum Pascall 28

2.5.4 Hukum Archimedes dan Gaya Apung 29

2.5.5 Tegangan Permukaan 31

2.5.6 Viskositas dan Hukum Stokes 32

2.6 Kerangka Konseptual 33

2.7 Hipotesis 34

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 35

3.2.1 Populasi Penelitian 35

3.2.2 Sampel Penelitian 35

3.3 Variabel Penelitian 35

3.4 Rancangan dan Prosedur Penelitian 36

3.4.1 Rancangan Penelitian 36

3.4.2 Prosedur Penelitian 37

3.5 Intrumen Penelitian 40

3.5.1 Tes Hasil Belajar 40

3.5.2 Tes Keterampilan Berpikir Kritis 41

3.6 Lembar Observasi 41

3.7 Validasi Tes 41

3.7.2 Validasi isi 41

3.8 Teknik Analisis Data 42

3.8.1 Menghitung Mean dari pretes dan postes 42

3.8.2 Uji Normalitas Data 42

3.8.3 Uji homogenitas 43

3.84 Uji Hipotesi 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 48

4.1.1 Data Hasil Penelitian 48

4.1.2 Hasil Uji Instrumen Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 50 4.1.3 Hasil Uji Instrumen Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 51


(8)

viii

4.1.4 Uji Persyaratan Analisi Data 51

4.1.5 Pengujian Hipotesis 52

4.1.6 Penilaian Sikap 56

4.1.7 Penilaian Keterampilan 58

4.2 Pembahasan 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62

5.1 Kesimpulan 62

5.2 Saran 62


(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Fluida Statis Mengikuti Bentuk Wadahnya 24

Gambar 2.2 Pipa U di Isi Lariutan Sejenis 28

Gambar 2.3 Pipa U di Isi Berbeda Massa Jenis 28 Gambar 2.4 Fluida yang di Lengkapi Pengisap dengan Permukaan Berbeda 28

Gambar 2.5 Telur Mengapung 29

Gambar 2.6 Telur Tenggelam 30

Gambar 2.7 Telur Melayang 31

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 39

Gambar 4.1 Nilai pretes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol 50

Gambar 4.2 Nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 51

Gambar 4.3 Nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 57

Gambar 4.4 Perkembangan Sikap di Kelas Eksperimen 58

Gambar 4.5 Perkembangan sikap di Kelas Kontrol 59


(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rancangan Pelaksanan Pembelajaran I 65 Lampiran 2 Rancangan Pelaksanan Pembelajaran II 93 Lampiran 3 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran III 115 Lampiran 4 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran IV 144 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I 167

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II 169

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 171

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV 173

Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Fluida Statis 175 Lampiran 10 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis Fisika Siswa 190 Lampiran 11 Instrumen Penelitian Hasil 199 Lampiran 12 Instrum Penelitian Keterampilan Berpikir kritis 206 Lampiran 13 Kunci Jawaban Hasil Belajar 209 Lampiran 14 Kunci Jawaban Berpikir Kritis 210 Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 213 Lampiran 16 Rekapitulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol 216 Lampiran 17 Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi 218

Lampiran 18 Uji Normalitas 221

Lampiran 19 Uji Homogenitas 224

Lampiran 20 Rekapitulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen 227 Lampiran 21 Rekapitulasi Nilai Postes Kelas Kontrol 229

Lampiran 22 Uji Hipotesis 231

Lampiran 23 Rekapitulasi Nilai Berpikir Kritis Kelas Kontrol 238 Lampiran 24 Analisis Varians Dua Jalur Dengan Faktorial 2 X2 240 Lampiran 25 Rekapitulasi Nilai Sikap Kelas Eksperimen 244 Lampiran 26 Rekapitulasi Nilai Sikap Kelas Kontrol 246 Lampiran 27 Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen 248 Lampiran 28 Dokumentasi


(11)

xii

Lampiran 29 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 256 Lampiran 30 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 257 Lampiran 31 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 258


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan dasar dalam memajukan suatu negara. Majunya suatu negara tercermin dari pendidikan yang maju dan mendapat perhatian secara serius. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan akhir dari pendidikan itu ialah mendidik anak agar berguna bagi dirinya sendiri serta berguna bagi masyarakat, bangsa dan negaranya (Ahmadi dan Uhbiyati, 2003).

Proses pembelajaran merupakan jantung dari keseluruhan proses pendidikan formal, karena melalui sebuah proses pembelajaran terjadi transfer ilmu dari guru ke siswa yang berisi berbagai tujuan pendidikan. Guru dalam pembelajaran baiknya memberikan bimbingan dan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan berpikir kritis.

Menurut Fisher (2009) berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil yang aktif terhadap observasi dan komuniksai, informasi dan argumentasi. Dari pernyatan fisher maka berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Manusia selalu dihadapkan pada masalah-masalah sehingga diperlukan data-data agar mampu membuat keputusan yang logis. Membuat keputusan yang tepat diperlukan kemampuan berpikir kritis hal ini dilakukan agar apabila ada sesuatu keterangan yang tidak atau belum pasti hendaknya jangan dipercaya begitu saja (Purwanto, 2012).

Fisika merupakan pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam semesta untuk berlatih berpikir dan bernalar, melalui kemampuan penalaran seseorang yang terus dilatih sehingga semakin berkembang, maka orang tersebut akan bertambah daya pikir dan pengetahuannya. Atas dasar inilah fisika mutlak wajib diajarkan pada setiap siswa. Fenomena tersebut merupakan masalah yang


(13)

2

serius dan perlu mendapatkan perhatian penuh dari semua pihak, baik pemerintah, sekolah, masyarakat/orang tua maupun siswa itu sendiri. Pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah dan belum berhasil optimal, terlebih lagi untuk pembelajaran fisika. Masalah utama dalam pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Dalam konteks pendidikan Fisika, sebagai contoh, hasil belajar dimaksud tidak hanya pada aspek kemampuan mengerti fisika sebagai Ilmu Pengetahuan Alam atau cognitive tetapi juga aspek sikap atau attitude terhadap Fisika. Rendahnya hasil belajar fisika disebabkan oleh banyak hal antara lain: kurikulum yang padat, materi pada buku pelajaran yang dirasakan terlalu sulit untuk di ikuti, media belajar yang kurang efektif, laboratorium yang tidak memadai, kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran yang dipilih oleh guru, kurang optimal dan kurangnya keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat konvesional, dimana siswa tidak banyak terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan kelas sebagian besar didominasi oleh guru (Supardi, 2010)

Berdasarkan Observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa di kelas X SMA Negeri 1 Kec Binjai, ditemukan beberapa kendala pada proses pembelajaran. Yakni, 55,5% siswa menganggap bahwa pembelajaran fisika banyak mengandung prinsip dan teori yang abstrak dan sulit dipahami oleh siswa, 66,6% siswa kurang optimal saat mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa kurang baik dan berakibat siswa hanya menghafal materi, 75% siswa menganggap pembelajaran fisika sebagai hal yang sulit untuk dipelajari sehingga pada proses pembelajaran siswa kurang antusias (Prasetiawati, 2015).

Hal lain yang dilakukan dalam studi ini adalah melakukan wawancara dengan guru bidang studi fisika kelas X yang mengatakan hasil belajar siswa masih rendah karena mereka selalu mendapatkan nilai dibawah ketuntasan minimum. Selain itu model pembelajaran yang sering digunakan adalah konvensional seperti ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal dan pembelajaran hanya berlangsung satu arah, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam belajar. Siswa sering diberi kesempatan untuk bertanya, tetapi sedikit sekali yang antusias untuk memberikan pertanyaan hal ini karena siswa masih takut atau bingung


(14)

3

mengenai apa yang akan ditanyakan. Selain itu siswa kurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya di dalam memecahkan masalah. Siswa masih pasif, belum mampu berpikir kritis dan berani mengungkapkan pendapatnya.

Berkaitan dengan uraian tersebut maka perlu dipikirkan cara dan strategi untuk mengatasi permasalahan di atas. Salah satu model yang diterapkan dalam belajar fisika adalah model penemuan terbimbing (guided discovery). Menurut Eggen dan kauchak (2012) model pembelajaran penemuan terbimbing (guided

discovery) merupakan suatu model pengajaran yang menitik beratkan pada

berpikir kritis siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep. Penggunaan model penemuan terbimbing (guided discovery) ini guru berusaha meningkatkan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran. Kelebihan dari model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) adalah siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan dan menanamkan sikap menemukan sebuah konsep pada percobaan praktikum di sekolah.

Model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) pernah diteliti sebelumnya, diantaranya : Purwanto (2012), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan pembelajaran adalah 46,18 setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata skor pos-tes meningkat menjadi 67,94 lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan cooperatif learning yaitu nilai rata-rata pre-tes 45,06 dan postes 65,06. Watyna (2013), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 43,75 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata postes meningkat menjadi 62,37. Titius (2014), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 23,10 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata postes kelas eksperimen 51,10. Rohim .dkk (2012), menunjukan bahwa nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 46 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata kelas eksperimen 62.


(15)

4

Berkaitan dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga judul penelitian ini adalah:

“Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai T.P. 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :

1. Siswa menganggap pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit kurang menarik.

2. Siswa kurang optimal saat mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa kurang baik dan berakibat siswa hanya menghafal materi. 3. Model pembelajaran yang kurang bervariasi.

4. Siswa masih pasif, belum mampu berpikir kritis dan berani mengungkapkan pendapatnya.

1.3. Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery).

2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas Xsemester genap T.P 2014/2015 di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

3. Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi fluida statis.


(16)

5

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

2. Bagaimana pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa di kelas kontrol pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

3. Adakah pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

4. Adakah interaksi antara model pembelajaran penemuan terbimbing(guidied discovery) dengan berpikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

2. Mengetahui pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar siswa di kelas kontrol pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

3. Mengetahuai adakah pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.


(17)

6

4. Mengetahui adakah interaksi antara model pembelajaran dengan berpikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar pada materi fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecematan Binjai.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk Mahasiswa

1. Sebagai bahan informasi mengenai pengaruh model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai. 2. Sebagai bahan infomasi alternatif model pembelajaran penemuan

terbimbing (guided discovery).

3. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian lanjutan.

Untuk Guru

1. Menambah kepustakawaan guru. 2. Memperbanyak model pembelajaran. 3. Membangun inovasi pembelajaran guru.

1.7. Definisi Operasional

Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah

1. Model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan suatu model pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep.

2. Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran interaksi dengan siswa tampak pasif dan menerima pengetahuan sesuai dengan yang diberikan guru dan guru cenderung lebih aktif dibanding siswa.


(18)

7

3. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

4. Kemampuan berpikir kritis, pada penelitian ini mengacu pada memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi, mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat dan menentukan hasil pertimbangan, mengidentifikasi asumsi-asumsi, berinteraksi dengan orang lain, menentukan hasil tindakan.


(19)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dan konvensional di diperoleh Fhitung> Ftabel = 24,14>4,01

maka dapat disimpulkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) lebih tinggi dibandingkan model pembelajarn konvensional.

2. Dari hasil uji hipotesi diperoleh F(hitung)>F(tabel) (7,75 > 4.01), maka dapat

diartikan bahwa hpotesis penelitian yang menyatakan bahawa kelompok siswa yang memiliki tingkat berpikir kritis tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki tingkat berpikir kritis rendah.

3. Dari hasil uji hipotesis F(hitung)>F(tabel) (24,10 > 4.01) maka menyatakan

bahwa ada interaksi antara model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dengan berpikir kritis terhadap hasil belajar.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hendaknya menguasai semua sintaks dalam Pembelajaran penemuan terbimbing ( guided discovery) dan mengatur waktu untuk melaksanakan semua sintaks tersebut dengan tepat waktu dan siswa tersebut tidak merasa kesulitan di dalam mengikuti semua sintaks tersebut.

2. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model pembelajaran ini ketika melakukan penelitian,sehingga model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) ini bisa diselesaikan tepat waktu.


(20)

63

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan Uhbiyati, N, (2003), Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2: Bumi Aksara. Dimyanti dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka

Cipta.

Djamarah, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, P..& Kauchak, D., (2012), Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar

Konten dan Keterampilan Berpikir, Jakarta: Indeks.

Fisher, A, (2009), Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Jakarta: Erlannga. Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka setia.

Hamiyah, N, dan Jauhari, N., (2014), Strategi Belajar – Mengajar di Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Hassaubah, Z. I., (2004), Developing Creative and Critical Thingking Skils Cara

Berpikir Kreatif dan Kritis, Bandung: Nuansa.

Istrani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: Media Persada. Kanginan, M, (2013), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga: Jakarta.

Kartika, S, (2014), Perbedaan Model Pembelajaran Message Berkonten

Keterampilan Proses Sains Dengan Cooperative Learning Type Group Investigation Terhadap Kemampauan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi, Yogyakarta, Universita Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Markaban, (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Penemuan Terbimbing, Yogyakarta: Depdiknas PPG Matematika.

Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto.,(2011), Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka belajar.

Purwanto, E. C., Nughoro, E. S., dan Wiyanto, (2012), Penerapan Model

Pembelajaran Guided Discovery Pada Materi Pemantulan Cahaya Untuk Meningkatkan berpikir Kritis. Jurnal Unnes Physics Education (1). Tersedia: http://JournalUnnes.ac.id/5ju/index.php/upej.


(21)

64

Riyadi, U, (2008), Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kegiatan Laboraturium

Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pokok Bahasan Fluida Statis., Tesis, Semarang.

Rohim, F., Susanto. H., dan Eilianawati, (2012), Penerapan Model Discovery

Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Jurnal Unnes Physics Education (1).

Rusman, (2012), Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesonalitas

Guru, Jakarta: Raja Grafindo.

Sagala, S, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, E. R, (2011), Psikologi Pendidikan Teori dan Pendekatan Baru, Jakarta: PT Indeks.

Sudjana, (2005), Metode Statistika Edisi 6, Bandung: Tarsito,

Supardi, dkk, 2010, Pengaruh Media Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Jurnal Formatif 2(1): 71-81 [online] Tersedia,http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/738/1/Supardi,%20 dkk%2071-81.pdf, [9 April 2013].

Prasetiawati, A, (2015), Laporan Hasil Studi, Medan: Tidak diterbitkan.

Titius, C, (2014), Penerapan Model Pembelajaran Temuan Terbimbing Untuk

Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Bandar T. A. 2013/2014., Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

Trianto, (2010), Mendesian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana.

Watyna, S, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk

Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Kuala T. A. 2012/2013., Skripsi, FMIPA,

Unimed, Medan.

Wulan. (2001). Taksonomi Bloom-Revisi [online]. Tesedia. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19740417199 9032-ANA_RATNAWULAN/taksonomi_Bloom_revisi.pdf, [14 Februari 2013].


(1)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

2. Bagaimana pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa di kelas kontrol pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

3. Adakah pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

4. Adakah interaksi antara model pembelajaran penemuan terbimbing(guidied discovery) dengan berpikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

2. Mengetahui pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar siswa di kelas kontrol pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

3. Mengetahuai adakah pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.


(2)

4. Mengetahui adakah interaksi antara model pembelajaran dengan berpikir kritis untuk meningkatkan hasil belajar pada materi fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecematan Binjai.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk Mahasiswa

1. Sebagai bahan informasi mengenai pengaruh model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai. 2. Sebagai bahan infomasi alternatif model pembelajaran penemuan

terbimbing (guided discovery).

3. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian lanjutan.

Untuk Guru

1. Menambah kepustakawaan guru. 2. Memperbanyak model pembelajaran. 3. Membangun inovasi pembelajaran guru.

1.7. Definisi Operasional

Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah

1. Model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan suatu model pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep.

2. Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran interaksi dengan siswa tampak pasif dan menerima pengetahuan sesuai dengan yang diberikan guru dan guru cenderung lebih aktif dibanding siswa.


(3)

3. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

4. Kemampuan berpikir kritis, pada penelitian ini mengacu pada memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi, mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat dan menentukan hasil pertimbangan, mengidentifikasi asumsi-asumsi, berinteraksi dengan orang lain, menentukan hasil tindakan.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dan konvensional di diperoleh Fhitung> Ftabel = 24,14>4,01

maka dapat disimpulkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) lebih tinggi dibandingkan model pembelajarn konvensional.

2. Dari hasil uji hipotesi diperoleh F(hitung)>F(tabel) (7,75 > 4.01), maka dapat

diartikan bahwa hpotesis penelitian yang menyatakan bahawa kelompok siswa yang memiliki tingkat berpikir kritis tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki tingkat berpikir kritis rendah.

3. Dari hasil uji hipotesis F(hitung)>F(tabel) (24,10 > 4.01) maka menyatakan

bahwa ada interaksi antara model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dengan berpikir kritis terhadap hasil belajar.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hendaknya menguasai semua sintaks dalam Pembelajaran penemuan terbimbing ( guided discovery) dan mengatur waktu untuk melaksanakan semua sintaks tersebut dengan tepat waktu dan siswa tersebut tidak merasa kesulitan di dalam mengikuti semua sintaks tersebut.

2. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model pembelajaran ini ketika melakukan penelitian,sehingga model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) ini bisa diselesaikan tepat waktu.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan Uhbiyati, N, (2003), Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2: Bumi Aksara.

Dimyanti dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, P..& Kauchak, D., (2012), Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar Konten dan Keterampilan Berpikir, Jakarta: Indeks.

Fisher, A, (2009), Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Jakarta: Erlannga.

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka setia.

Hamiyah, N, dan Jauhari, N., (2014), Strategi Belajar – Mengajar di Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Hassaubah, Z. I., (2004), Developing Creative and Critical Thingking Skils Cara Berpikir Kreatif dan Kritis, Bandung: Nuansa.

Istrani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: Media Persada.

Kanginan, M, (2013), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga: Jakarta.

Kartika, S, (2014), Perbedaan Model Pembelajaran Message Berkonten Keterampilan Proses Sains Dengan Cooperative Learning Type Group Investigation Terhadap Kemampauan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi, Yogyakarta, Universita Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Markaban, (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, Yogyakarta: Depdiknas PPG Matematika.

Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto.,(2011), Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka belajar.

Purwanto, E. C., Nughoro, E. S., dan Wiyanto, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Pada Materi Pemantulan Cahaya Untuk Meningkatkan berpikir Kritis. Jurnal Unnes Physics Education (1). Tersedia: http://JournalUnnes.ac.id/5ju/index.php/upej.


(6)

Riyadi, U, (2008), Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kegiatan Laboraturium Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pokok Bahasan Fluida Statis., Tesis, Semarang.

Rohim, F., Susanto. H., dan Eilianawati, (2012), Penerapan Model Discovery Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Jurnal Unnes Physics Education (1).

Rusman, (2012), Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesonalitas Guru, Jakarta: Raja Grafindo.

Sagala, S, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, E. R, (2011), Psikologi Pendidikan Teori dan Pendekatan Baru, Jakarta: PT Indeks.

Sudjana, (2005), Metode Statistika Edisi 6, Bandung: Tarsito,

Supardi, dkk, 2010, Pengaruh Media Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Jurnal Formatif 2(1): 71-81 [online] Tersedia,http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/738/1/Supardi,%20 dkk%2071-81.pdf, [9 April 2013].

Prasetiawati, A, (2015), Laporan Hasil Studi, Medan: Tidak diterbitkan.

Titius, C, (2014), Penerapan Model Pembelajaran Temuan Terbimbing Untuk Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Bandar T. A. 2013/2014., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Trianto, (2010), Mendesian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana.

Watyna, S, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Kuala T. A. 2012/2013., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Wulan. (2001). Taksonomi Bloom-Revisi [online]. Tesedia. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19740417199 9032-ANA_RATNAWULAN/taksonomi_Bloom_revisi.pdf, [14 Februari 2013].


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA (SUBKONSEP PENCEMARAN AIR KELAS X SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/ 2013 DI SMA NEGERI 1 JEMBER)

0 6 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 18 51

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

6 82 69

PENGARUH INTERAKSI SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA KELAS XII

3 57 139

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

0 7 63

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PROBLEM BASED LEARNING)TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

1 5 65

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 89

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MODEL TUTORIAL MATERI IMPULS DAN MOMENTUM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

1 1 10

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR

0 1 8