PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI) MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”: Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Aj
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI)
MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU
DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7” (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII
SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Widya Cahyaningrum 0902525
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI)
MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU
DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7” (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII
SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
oleh
Widya Cahyaningrum
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Widya Cahyaningrum 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI)
MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU
DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”
(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII
SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI oleh
Widya Cahyaningrum NIM 0902525
disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I,
Dr. Hj. Vismaia Sabariah D., M.Pd. NIP 196704151992032001
Pembimbing II,
Dr. Hj. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd NIP 196707151991032001
diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia,
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002
(4)
ABSTRAK
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI)
MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU
DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”
(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII
SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2013/2014) Widya Cahyaningrum
(0902525)
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan teknik Tari Bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung, proses pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris dengan teknik pembelajaran Tari Bambu, dan perbedaan yang signfikan antara kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebelum dan sesudah menerapkan teknik pembelajaran Tari Bambu. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan tes awal-tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja berupa tes dan nontes. Kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris menurut guru bahasa Indonesia kelas VII masih rendah, tetapi setelah menerapkan teknik Tari Bambu kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa meningkat. Teknik bambu diajarkan sesaat setelah siswa menyimak tayangan televisi “Hitam Putih Trans7”. Siswa berdiri berjajar berpasangan untuk saling berbagi informasi mengenai unsur-unsur karangan narasi ekspositoris berdasarkan tayangan televisi “Hitam Putih Trans7”. Sebelum menerapkan teknik Tari Bambu, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 61,36 dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 65,67. Setelah menerapakan teknik Tari Bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris di kelas eksperimen, nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 83,96 dan di kelas kontrol yang menggunakan teknik yang berbeda juga mengalami peningkatan menjadi 72,28. Pembelajaran menggunakan teknik tari bambu juga membuat siswa lebih antusias dalam belajar menulis, khususnya menulis karangan narasi ekspositoris. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, teknik Tari Bambu efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris untuk siswa SMP kelas VII.
(5)
ii
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract
This thesis is motivated by the narrative expository essay writing skills. In this study, researchers applied the technique in the Bamboo Dance teaching writing narrative expository essay. The purpose of this study was to determine the profile of the students' ability in writing narrative expository essay on class VII SMP Percontohan Laboratorium UPI Bandung, learning writing narrative expository essay with Bamboo Dance learning techniques, and the differences were significant between the ability to write a narrative essay on class VII SMP Percontohan Laboratorium UPI Bandung, before and after implementing the learning techniques Bamboo Dance. The study design used was a quasi-experiment with the design of the initial test - post-test in the quasi-experimental class and the control class. Test instrument used in this study is in the form of worksheets and tests nontes. Students' ability in writing narrative expository essay in class VII Indonesian teachers is still low, but after applying the Bamboo Dance technique narrative expository essay writing skills of students increased . Bamboo techniques taught shortly after students listened television show "Hitam Putih
Trans 7”. Students lined up in pairs to share information about the elements of narrative expository essay based on the television show " Black White Trans7 ". Before applying the Bamboo Dance technique, the average value obtained experimental class at 61,36 and the average value of control class is 65,67. After applying the Bamboo Dance techniques in teaching writing narrative expository essay in class experiment , the average value increased to 83,96 and in control classes using different techniques also increased to 72,28. Learning to use bamboo dance techniques also make students more enthusiastic in learning writing, especially writing narrative expository essay. Based on the research that has been done, Bamboo dance technique effectively applied in teaching writing narrative expository essay for school students of class VII.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Perumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Anggapan Dasar ... 6
G. Hipotesis ... 7
BAB II IHWAL MENULIS KARANGAN NARASI, TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU, DAN PENGGUNAAN TAYANGAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN A.Menulis ... 8
1. Definisi Menulis ... 8
2. Tujuan Menulis ... 9
3. Manfaat Menulis ... 10
B. Karangan Narasi ... 10
1. Definisi Karangan ... 10
2. Ciri-ciri Karangan Narasi ... 11
(7)
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Jenis-jenis Karangan Narasi Ekspositoris ... 13
C. Teknik Pembelajaran Tari Bambu... ... 15
D. Media Pembelajaran ... 16
1. Definisi Media ... 16
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 17
E. Tayangan Televisi ... 18
1. Pengertian Televisi ... 18
F. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Teknik Pembelajaran Tari Bambu ... 19
G. Kriteria Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26
B. Teknik Pengumpulan Data... 27
1. Tes ... 27
2. Observasi ... 27
3. Wawancara ... 28
C. Teknik Pengolahan Data ... 28
D. Populasi dan Sampel ... 31
a. Populasi ... 32
b. Sampel ... 32
E. Instrumen Penelitian ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
1. Hasil Studi Pendahuluan ... 57
B. Pembahasan Hasil Observasi ... 59
C. Deskripsi Analisis Data ... 62
(8)
1. Deskripsi Analisis Data Pascates Kelas Eksperimen ... 63
D. Deskripsi Pengolahan Data ... 104
1. Analisis Data Nilai Prates ... 104
2. Analisis Data Nilai Pascates ... 106
3. Analisis Statistik Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 107
a. Uji Reliabilitas ... 107
1) Uji Reliabilitas Prates Kelas Eksperimen... 108
2) Uji Reliabilitas Prates Kelas Kontrol ... 110
3) Uji Reliabilitas Pascates Kelas Eksperimen ... 113
4) Uji Reliabilitas Pascates Kelas Kontrol ... 116
b. Uji Normalitas Data ... 119
1) Uji Normalitas Data Prates Kelas Eksperimen ... 119
2) Uji Normalitas Data Prates Kelas Kontrol ... 121
3) Uji Normalitas Data Pascates Kelas Eksperimen ... 123
4) Uji Normalitas Nilai Pascates Kelas Kontrol ... 126
c. Uji Homogenitas ... 128
1) Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen... 128
2) Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates Kelas Kontrol ... 128
3) Uji T ... 129
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 132
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 136
5.2 Saran ... 137
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(9)
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Pokok antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif ... 13
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) ... 20
Tabel 3.1 Koefisiensi Korelasi Guilford ... 30
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) ... 34
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru ... 58
Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 61
Tabel 4.3 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Adinda ... 65
Tabel 4.4 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Ainun ... 67
Tabel 4.5 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Aisyah ... 68
Tabel 4.6 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Alicia ... 70
Tabel 4.7 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Andi ... 71
Tabel 4.8 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Ariaduta ... 73
Tabel 4.9 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Bintan ... 75
Tabel 4.10 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Cielo ... 76
Tabel 4.11 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Delia ... 78
Tabel 4.12 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Dhiya ... 79
Tabel 4.13 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Enrico ... 81
Tabel 4.14 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Fabian ... 82
Tabel 4.15 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Fatimah ... 84
Tabel 4.16 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Hajar ... 85
Tabel 4.17 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Hastry ... 87
Tabel 4.18 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Julian ... 89
Tabel 4.19 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Khansa Haya ... 90
(10)
Tabel 4.21 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Laila ... 93
Tabel 4.22 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Reyhan ... 95
Tabel 4.23 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Nur ... 97
Tabel 4.24 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Romulus ... 98
Tabel 4.25 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Salsabila ... 100
Tabel 4.26 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Shaynandra ... 101
Tabel 4.27 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Syifa ... 103
Tabel 4.28 Format Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris Tariza ... 104
Tabel 4.29 Data Rata-Rata Penilaian Prates Kelas Eksperimen ... 105
Tabel 4.30 Data Rata-Rata Penilaian Prates Kelas Kontrol ... 106
Tabel 4.31 Data Rata-Rata Penilaian Pascates Kelas Eksperimen ... 107
Tabel 4.32 Data Rata-Rata Penilaian Pascates Kelas Kontrol ... 107
Tabel 4.33 Tabel Guilford ... 108
Tabel 4.34 Uji Reliabilitas Prates Kelas Eksperimen ... 109
Tabel 4.35 Format ANAVA Prates ... 111
Tabel 4.36 Uji Reliabilitas Prates Kelas Kontrol ... 111
Tabel 4.37 Format ANAVA Prates ... 114
Tabel 4.38 Uji Reliabilitas Pascates Kelas Eksperimen ... 114
Tabel 4.39 Format ANAVA Pascates ... 116
Tabel 4.40 Uji Reliabilitas Pascates Kelas Kontrol ... 117
Tabel 4.41 Format ANAVA Pascates ... 119
Tabel 4.42 Distribusi Frekuensi Data Prates Kelas Eksperimen ... 120
Tabel 4.43 Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Prates ... 121
Tabel 4.44 Distribusi Frekuensi Data Prates Kelas Kontrol ... 123
Tabel 4.45 Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Prates ... 123
(11)
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.47 Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pascates ... 126 Tabel 4.48 Distribusi Frekuensi Data Pascates Kelas Kontrol ... 127 Tabel 4.49 Nilai Disrtibusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pascates ... 128 Tabel 4.50 Perbedaan Data Prates-Pascates Kelas Ekspermen dan Kelas Kontrol131
(12)
DAFTAR GRAFIK
(13)
1
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan menulis merupakan kemampuan berbahasa sangat penting karena menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan berbahasa tersebut sangat berkaitan dengan keterampilan lainnya serta pemerolehannya didapat secara berurutan. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang diperoleh paling akhir dalam proses berbahasa seseorang. Selain itu, menulis juga merupakan keterampilan yang hasil pembelajarannya terlihat secara nyata yaitu berupa tulisan. Maka dari itu dalam hasil pemerolehannya, menulis banyak mengeluarkan produk berupa tulisan. Selain itu, dalam pemanfaatannya menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan pelajar berpikir, serta dapat menstimulus pikiran untuk berpikir kritis. Tidak hanya itu, menulis sudah menjadi suatu nilai penting dalam kehidupan bermasyarakat karena dalam kehidupan bermasyarakat menulis dapat digunakan untuk berkomunikasi.
Keahlian menulis seseorang perlu melewati proses. Oleh karena itu, proses yang harus dilakukan bukanlah proses yang instan, melainkan proses yang berupa pelatihan. Pelatihan menulis dapat dilakukan sejak dini, misalnya pada saat duduk di bangku sekolah. Proses pembelajaran di sekolah bisa jadi dimanfaatkan siswa untuk belajar menulis. Mulai dari fase taman kanak-kanak hingga ke jenjang perguruan tinggi, keterampilan menulis menjadi suatu keterampilan yang menjadi salah satu aspek kebahasaan yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu keterampilan menulis yang dipelajari peserta didik saat di bangku sekolah adalah menulis karangan narasi. Karangan narasi sendiri memliki definisi sebagai suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Melihat
(14)
dari definisinya, karangan narasi merupakan karangan yang cukup mudah untuk dipelajari siswa. Namun, bukan berarti karangan ini mudah, kemudian dalam prosesnya tidak memerlukan teknik pembelajaran yang tepat untuk menunjang kegiatan pembelajarannya. Selain teknik pembejalaran yang tepat, tentunya peran guru di dalam kelas dalam mengelola siswa sangat berperan pula pada pembelajaran menulis karangan narasi siswanya. Tak jarang siswa merasa jenuh dan kesulitan saat belajar tanpa menggunakan variasi dalam proses pembelajaran. Hal ini diutarakan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia tempat peneliti melakukan penelitian. Beliau mengatakan jika siswa merasa kesulitan dan merasa bosan ketika harus belajar menulis, khususnya menulis karangan narasi.
Untuk itu, penerapan teknik pembelajaran dirasa penting dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi. Selain dirasa penting dan dirasa menunjang untuk proses pembelajaran siswa, penggunaan teknik pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar dan dapat meminimalisasi kejenuhan saat belajar. Penggunaan teknik pembelajaran tidak boleh sembarangan diterapkan, tetapi teknik pembelajarannya harus tepat digunakan dalam materi yang sedang diajarkan dan dapat dibutuhkan oleh siswa serta dapat berguna untuk pembelajaran karangan narasi. Salah satu teknik pembelajaaran yang dirasa tepat dalam pembelajaran menulis karangan narasi adalah penggunaan teknik pembelajaran Tari Bambu. Teknik pembelajaran ini memiliki tujuan agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur. Strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antarsiswa. Materi yang diambil pada penelitian ini adalah menulis karangan narasi untuk siswa kelas VII SMP. Sesuai kompetensi dasar yang tertera pada silabus Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII yaitu menuliskan informasi dalam sebuah peristiwa melalui karangan narasi.
Penggunaan teknik pembelajaran Tari Bambu ini diharapkan mampu menjadi teknik pembelajaran yang menarik bagi siswa dalam menulis karangan narasi dan
(15)
3
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa. Selain diharapkan menjadi teknik pembelajaran yang menarik, juga dapat menjadi teknik pembelajaran yang dapat memberikan stimulus dan kepekaan dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi. Mengingat pembelajaran menulis tidak bisa didapatkan secara instan, maka dalam proses pembelajarannya perlu dilakukan latihan yang intensif agar pembelajaran menulis menjadi menarik dan mendapatkan hasil yang optimal. Peran guru yang aktif dan kreatif sangat diperlukan agar dalam proses pembelajaran bisa menstimulus dan memotivasi siswa dalam belajar. Melihat dari kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia pada tingkat SMP/MTS kelas VII semester 2, pembelajaran menulis karangan narasi termasuk dalam kemampuan menulis untuk siswa SMP kelas VII. Karangan narasi merupakan jenis karangan yang menceritakan suatu peristiwa kehidupan manusia baik fiksi maupun nonfiksi yang di dalamnya terdapat pelaku, waktu kejadian serta tempat kejadian. Bagi siswa SMP kelas VII nampaknya tidak asing lagi dengan karangan narasi karena pada saat mereka masih duduk di bangku sekolah dasar, mereka sudah pernah belajar tentang karangan narasi.
Siswa kelas VII merupakan tingkatan awal pada sekolah menengah pertama, maka dalam belajar mereka masih memerlukan bantuan, dalam hal ini adalah media. Oleh karena itu, penerapan teknik pembelajaran yang akan digunakan harus tepat. Penggunaan teknik pembelajaran tari bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi ini dilakukan dalam beberapa tahapan atau perlakuan. Jadi, tidak hanya satu kali diberi perlakuan, tetapi diberikan dua kali perlakuan pada siswa kelas eksperimen. Hal ini bertujuan agar dalam hasil pembelajarannya dapat ditemukan perbedaan yang siginfikan, seperti hipotesis yang akan diajukan oleh peneliti.
Berdasarkan pemaparan penulis di atas, penulis berniat untuk memaparkan beberapa hasil kajian pustaka dari penelitian sebelumnya. Menurut penelitian Fatonah (2009) yang berjudul “Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris dengan Menggunakan Teknik Meniru Model (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas
(16)
VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009).” Penelitian tersebut mengajukan hipotesis penelitian, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis narasi elspositoris saat sebelum dan sesudah menggunakan perlakuan dengan menggunakan teknik pemodelan. Hal ini terllihat dari pengingkatan rata-rata prates ke pascates. Nilai prates yang dihasilkan yaitu 46,5 dan nilai prates 70,45. Hal itu membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan menunjukan perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis narasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan perlakuan dengan menggunakan teknik pemodelan dapat diterima. Penelitian ini membuktikan bahwa teknik pemodelan efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa.
Penelitian lainnya yang terdahulu tentang teknik Tari Bambu yaitu berasal dari salah satu skripsi jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Penelitian tersebut berjudul “Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Tari Bambu (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009)”. Pada penelitian tersebut, teknik yang digunakan adalah Tari Bambu yang diterapkan kepada siswa kelas VIII SMP. Berdasarkan beberapa hasil belajar yang dipaparkan dalam skripsinya, para siswa di sekolah tersebut menerima dengan baik penggunaan teknik Tari Bambu tersebut. Dalam proses pembelajarannya, kelas dibagi dua, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa teknik Tari Bambu dan kelas kontrol menggunakan teknik konvensional. Hal ini berpengaruh pada perbedaan yang signifikan saat pembelajaran menulis puisi yang menggunakan teknik Tari Bambu dan yang dengan menggunakan teknik konvensional. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan bisa diterima.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis memutuskan untuk memilih judul penelitian “Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu dengan Media Tayangan Televisi “Hitam Putih Trans 7” (Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Laboratorium
(17)
5
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)”. Penulis mengharapkan agar penerapan
teknik pembelajaran tersebut dapat menjadi inovasi dalam proses pembelajaran dan efektif dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diutarakan oleh penulis, identifikasi masalah yang akan menjadi bahan penelitian ini adalah keterampilan menulis tidak bisa didapatkan secara instan, tetapi perlu adanya proses latihan secara intensif. Kemudian guru masih kurang menerapkan teknik pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran menulis karangan narasi, dan yang terakhir adalah penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris dirasa efektif dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung?
2) Bagaimana proses pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris pada siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik pembelajaran Tari Bambu?
3) Apakah terdapat perbedaan yang signfikan antara kemampuan menulis karangan
narasi ekspositoris pada siswa kelas eksperimen di kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebelum dan sesudah menerapkan teknik pembelajaran Tari Bambu?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut ini:
(18)
1) kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung;
2) proses pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik pembelajaran Tari Bambu;
3) perbedaan yang signfikan antara kemampuan menulis karangan narasi
ekspositoris pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebelum dan sesudah menerapkan teknik pembelajaran Tari Bambu.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis. Adapun uraiannya sebagai berikut.
1) Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk guru, peneliti, dan siswa. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.
a) Bagi guru, penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu diharapkan dapat menjadi inovasi baru dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. b) Bagi peneliti, peneliti sebagai calon tenaga pendidik diharapkan mampu
memanfaatkan dan menerapkan berbagai teknik pembejaran yang inovatif, variatif, dan kreatif, guna menghadapi berbagai persoalan di kelas dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi. c) Bagi siswa, penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis, khususnya menulis karangan narasi.
F. Anggapan Dasar
Pembelajaran menulis merupakan suatu proses pelatihan untuk mengasah kemampuan menulis seseorang. Akan tetapi, terkadang siswa merasa kesulitan dalam menulis. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi baru dalam pembelajaran
(19)
7
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menulis yang dalam penelitian ini difokuskan pada konteks pembelajaran menulis karangan narasi. Agar pembelajaran karangan narasi tidak terkesan monoton, diperlukan teknik pembelajaran yang inovatif, variatif dan menarik. Penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu diharapkan dapat digunakan sebagai teknik pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Oleh karena itu, teknik pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dan meningkatkan imajinasi serta kreatifitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
G. Hipotesis
Peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.
1) H0 = Tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebelum dengan sesudah diberi perlakuan berupa penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu.
2) H1 = Terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebelum dengan sesudah diberi perlakuan berupa penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu.
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu. Tujuan pengambilan eksperimen ini adalah untuk menguji hipotesis penulis terhadap penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu terhadap kemampuan siswa SMP kelas VII dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang disusun, yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu pada pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas eksperimen yaitu kelas yang diberikan perlakuan berupa teknik pembelajaran Tari Bambu dan kelas kontrol yaitu kelas yang diberikan perlakuan teknik bercerita berpasangan. Pola penelitiannya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
A : Kelas Eksperimen
B : Kelas Kontrol
O1 : Uji awal pada kelompok eksperimen (prates)
O2 : Uji akhir pada kelompok eksperimen (postes)
X1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran menulis
karangan narasi dengan menggunakan teknik pembelajaran Tari Bambu
E O1 X1 O2
(21)
27
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X2 : kelompok kontrol diberi perlakuan teknik bercerita berpasangan
O3 : Uji awal pada kelompok kontrol (prates)
O4 : Uji akhir pada kelompok kontrol (postes)
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis meliputi dua jenis, yaitu teknik tes dan observasi. Di bawah ini akan dibahas mengenai teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian.
a. Tes
Tes merupakan sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Hasan, 2010: 16). Dalam penelitian ini, tes yang diberikan adalah yaitu prates dan pascates. Penggunaan prates ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam hubungannya dengan materi yang akan diajarkan. Hasil dari prates nantinya akan menjadi pembanding dari nilai pascates. Bentuk tesnya yaitu berupa tes tertulis yang ditujukan untuk menguji kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.
b. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Jika wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada objek-objek alam yang lain. Hadi (Sugiyono, 2007: 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Kegiatan observasi ini akan dilakukan terhadap siswa yang sedang mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik pembelajaran
(22)
Tari Bambu pada kelas eksperimen dan tidak menggunakan teknik Tari Bambu pada pembelajaran di kelas kontrol. Tujuan dari dilakukannya kegiatan observasi tersebut adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dan perbedaan yang signifikan yang timbul setelah pembelajaran tersebut. Peneliti menggunakan dua jenis penilaian dalam observasi ini, yaitu penilaian terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan penilaian terhadap proses pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, peneliti juga mengobservasi keaktifan siswa di dalam kelas.
c. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Melalui wawancara tidak terstruktur ini, peneliti mewawancarai hal-hal yang berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
C. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data selesai. Data selesai yang masih berupa data mentah belum memiliki makna berarti. Agar data tersebut bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti, maka perlu adanya proses pengolahan data untuk memberikan arahan agar dapat menganalisis lebih lanjut.
Untuk hasil tes, pengolahan data dilakukan terhadap skor tes awal dan skor tes akhir kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi). Pengukuran tes awal adalah untuk mengukur sejauh mana kemampuan awal siswa dalam menulis
(23)
29
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karangan narasi ekspositoris (autobiografi), sedangkan pengukuran tes akhir adalah untuk mengukur sejauh mana keefektifan teknik tari bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut. a. Menganalisis hasil uji awal dan uji akhir siswa
楬
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat penilaian antar penguji dalam setiap tes. Sebagai tolak ukur tentang berapa besar koefisien reliabiitas uji antar penimbang, dapat dilihat dari tabel Guilford berikut.
Tabel 3.1
Koefisiensi Korelasi Guilford
< dari 0,2 Tidak ada korelasi
0,20 – 0,40 Korelasi rendah
0,40 – 0,60 Korelasi sedang
0,60 – 0,80 Korelasi tinggi
0,80 – 0,90 Korelasi tinggi sekali
1,00 Korelasi sempurna
(Subana, dkk, 2005 : 104) Menghitung uji reliabilitas:
R =
c. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk meyakinkan kemampuan siswa yang mempunyai distribusi normal, sebagai syarat yang harus diberikan untuk menguji kemampuan dua rata-rata. Untuk menentukan bahwa data mempunyai sifat yang normal atau tidak, bisa menggunakan rumus chi kuadrat (X2).
(24)
∑ Keterangan
X2 = nilai chi-kuadrat
Oi = frekuensi yang di observasi (frekuensi empiris)
Ei = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)
Menemukan normal atau tidaknya distribusi data dengan kriteria: X2itung≤ X2 tabel artinya distribusi data normal
X2itung≥ X2 tabel artinya distribusi data tidak normal
d. Uji homogenitas
Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria:
F hitung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen F itung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen Uji homogenitas menggunakan uji F:
e. Uji T
Uji Hipotesis digunakan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan antarvariabel, dalam penelitian ini kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi) siswa kelas eksperimen menggunakan teknik Tari Bambu dengan kelas kontrol tidak menggunakan teknik Tari Bambu, sehingga diperoleh kesimpulan apakah perbedaan keduanya cukup berarti. Uji hipotesis pun menjawab apakah teknik Tari Bambu efektif digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama
(25)
31
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Perumusan hipotesis
Terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebelum dengan sesudah diberi perlakuan berupa penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu.
Tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebelum dengan sesudah diberi perlakuan berupa penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu.
µE≠ µK
µE=µK
Menentukan standar deviasi gabungan
Menghitung nilai t hitung
to =
-
√(n - ) (n - )
n n - n n
Mencari derajat kebebasan db = n1+n2- 2
Berdasarkan nilai db dengan mencari harga t dari tabel dengan taraf signifikan 1% dan 5% dengan ketentuan:
a) jika t hitung t tabel maka hipotesis nol ditolak. b) jika t hitung t tabel maka hipotesis nol diterima.
(26)
D. Populasi dan Sampel
Penelitian ini memiliki populasi dan sampel yang akan dijelaskan dalam uraian berikut ini.
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Sugiyono, 2007: 80). Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi haruslah representatif (Sugiyono, 2007: 81).
Berdasarkan penjelasan di atas, peneilti menggunakan teknik sampling
purposive. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Hal ini karena pertimbangan dari saran guru bahasa Indonesia kelas VII di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Data
(27)
33
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian adalah sejumlah informasi penting yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian melalui prosedur pengelolaannya (Sutedi, 2011: 155).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Instrumen berupa pengumpulan data, yaitu: (a) lembar observasi dan (b) lembar evaluasi tes menulis karangan narasi.
(a) Lembar Obsevasi
Lembar observasi ini digunakan untuk proses pengambilan data penelitian saat proses pembelajaran menggunakan teknik Tari Bambu di kelas eksperimen. Dalam hal ini adalah penelitian penerapan teknik pembelajaran Tari Bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Proses observasi dilakukan oleh observer. Pada penelitian ini, yang berlaku sebagai observer adalah guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.
(b) Lembar Evaluasi Tes Menulis Karangan Narasi
Lembar tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Dalam penelitian ini, tes dilakukan dalam dua tahapan yaitu pada saat sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Perlakuan yang dimaksudkan di sini adalah penerapan teknik Tari Bambu dalam pembelajaran menulis narasi.
Berikut ini adalah soal untuk prates.
Berikut ini adalah soal untuk pascates.
Lembar Format Penilaian
Buatlah karangan narasi eskpositoris berupa autobiografi atau riwayat hidup diri sendiri minimal dua paragraf! (40 menit)
Buatlah karangan narasi eskpositoris berupa autobiografi atau riwayat hidup diri sendiri minimal dua paragraf! (40 menit)
(28)
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi)
No Aspek yang Dinilai Skor Kriteria
1. Kebahasaan
a.Paragraf 12 12 = Baik: peralihan paragraf baik,
paragraf kohesif
8 = Cukup: perlaihan paragraf cukup
lancar, terjadi sedikit lompatan ide
4 = Kurang: peralihan paragraf tidak lancar, ide meloncat-loncat
b.Kalimat 9 9 = Baik: konstruksi kalimat
sederhana, efektif, tidak terjadi
kesalahan pada kontruksi kalimat
6 = Cukup: konstruksi kalimat
sederhana, sering terjadi kesalahan, tapi makna tidak kabur
3 = Kurang: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat sehingga makna membingungkan
c.Diksi 6 6 = Baik: pilihan kata tepat, ketepatan
kata yang membangun kalimat sudah efektif, perbendaharaan katanya luas (71%-100%)
4 = Cukup: pilihan kata cukup tepat, ketepatan kata yang membangun
kalimat kurang efektif,
perbendaharaan kata cukup luas (41%-70%)
(29)
35
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 = Kurang: pilihan kata kurang
tepat, ketepatan kata yang
membangun kalimat kurang efektif, perbendaharaan kata terbatas (10%-40%)
d.Ejaan dan tanda baca 3 3 = Baik: penggunaan ejaan dan
tanda baca sudah baik sesuai dengan EYD yang yang telah ditetapkan
2 = Cukup: penggunaan ejaan dan tanda baca cukup baik, masih adanya ketidaksesuaian dengan EYD yang telah ditetapkan
1 = Kurang: penggunaan ejaan dan tanda baca banyak yang tidak sesuai dengan EYD yang telah ditetapkan 2. Riwayat hidup tokoh
a.Asal-usul tokoh (kelahiran,
daerah asal, dan asal
keluarga)
3 3 = Baik: asal-usul tokoh
digambarkan dengan jelas mulai dari kelahiran, daerah asal dan keluarga tokoh yang bersangkutan
2 = Cukup: asal-usul tokoh
digambarkan cukup jelas hanya
memuat kelahiran dan keluarga tokoh saja
1 = Kurang: asal-usul tokoh
digambarkan kurang lengkap, hanya terdapat salah satu saja baik itu
(30)
keluarga tokoh
b.Pendidikan tokoh 6 6 = Baik: pendidikan tokoh
digambarkan lengkap dari pendidikan dasar, menengah, maupun atas
4 = Cukup: penggambaran
pendidikan hanya menengah dan atas saja
2 = Kurang: penggambaran
pendidikan tokoh hanya salah satu saja baik dasar, menengah, maupun atas
c.Prestasi-prestasi tokoh 9 9 = Baik: prestasi tokoh digambarkan
dengan lengkap sesuai dengan
kenyataannya
6 = Cukup: prestasi tokoh
digambarkan cukup lengkap sesuai dengan kenyataannya
3 = Kurang: prestasi tokoh
digambarkan kurang lengkap dan tidak sesuai dengan kenyataannya d.Hal-hal yang menarik dari
tokoh
12 12 = Baik: terdapat hal menarik yang digambarkan dengan lengkap
8 = Cukup: terdapat hal menarik yang
digambarkan cukup lengkap
4 = Kurang: hal menarik hanya
digambarkan sepintas saja
e.Hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh
15 15 = Baik: terdapat hal yang dapat
(31)
37
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lengkap dari tokoh tersebut
10 = Cukup: terdapat hal yang dapat diteladani dan cukup lengkap dari tokoh tersebut
5 = Kurang: terdapat sedikit hal yang dapat diteladani dan digambarkan tidak lengkap dari tokoh tersebut 3. Unsur-unsur intrinsik narasi
a.Tema 5 5 = Baik: jika isi karangan
narasi sudah sesuai dengan tema yang ditentukan
4 = Cukup: jika isi karangan narasi hampir sesuai dengan tema yang ditentukan
2 = Kurang: jika isi karangan narasi kurang sesuai dengan tema yang ditentukan
b.Alur 9 9 = Baik: memuat awal, isi, dan akhir
cerita tersusun logis, mengudang minat pembaca
6 = Cukup: memuat awal, isi, dan akhir cerita tersusun, namun kurang logis, kurang mengundang minat pembaca
3 = Kurang: memuat awal, isi, dan akhir cerita, tidak tersusun secara logis, tidak mengundang minat baca
(32)
pendukung, penokohan digambarkan secara jelas
2 = Cukup: terdapat tokoh utama,
tidak ada tokoh pendukung,
penokohan digambarkan cukup jelas
1 = Kurang: tidak terdapat tokoh
utama, hanya tokoh pendukung saja, penokohan digambarkan kurang jelas
d.Latar 5 5 = Baik: latar digambarkan
secara jelas dan rinci
4 = Cukup: latar digambarkan cukup jelas, namun tidak rinci
2 = Kurang: latar digambarkan secara
tidak jelas dan tidak rinci
e.Sudut pandang 3 3 = Baik: penggunaan sudut pandang
konsisten
2 = Cukup: penggunaan sudut
pandang kurang konsisten
1 = Kurang: penggunaan sudut
pandang tidak konsisten
Jumlah 100
2) Instrumen perlakuan, yaitu penilaian terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang menjadi alat bantu peneliti dalam menerapkan treatment berupa teknik Tari Bambu. Instrumen penelitian yang dimaksud adalah RPP.
Di bawah ini adalah RPP yang digunakan sebagai instrumen perlakuan dalam pelaksanaan teknik pembelajaran Tari Bambu dalam pembelajaran
(33)
39
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menuli karangan nara i menggunakan media ta angan televi i “Hitam Putih”
Trans 7 terhadap siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : SMP Lab. Percontohan UPI Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
KKM : 70
A. Standar Kompetensi :
Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
B. Kompetensi Dasar:
Menuliskan informasi dalam sebuah peristiwa melalui karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
C. Indikator:
1. Mampu memahami karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
2. Mampu memahami unsur-unsur karangan narasi ekspositoris.
3. Mampu memahami macam-macam autobiografi.
4. Mampu menggunakan teknik Tari Bambu dalam menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu memahami karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
2. Siswa mampu memahami unsur-unsur karangan narasi ekspositoris.
(34)
4. Siswa mampu menggunakan teknik Tari Bambu dalam menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
E. Materi Pembelajaran:
1. Pengertian karangan narasi
Karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.
2. Ciri-ciri karangan narasi
Berdasarkan pengertian karangan narasi, maka yang menjadi ciri tulisan narasi adalah sebagai berikut.
a. Tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia.
b. Peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh gabungan keduanya.
c. Cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun penyajiannya.
d. Di dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan kepentingan, kemelut, atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik, cerita tidak menarik.
e. Di dalamnya seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita. f. Tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.
3. Jenis-jenis karangan narasi
Karangan narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu karangan narasi sugestif dan karangan narasi ekspositoris. Narasi sugestif yaitu narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibaca, seperti karya novel atau ceita pendek. Narasi ekspositoris adalah narasi yang menceritakan tentang kehidupan seseorang yang penuh dengan suka dan duka.
4. Unsur-unsur karangan narasi
(35)
41
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Alur atau jalan cerita merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
c. Tokoh dan penokohan merupakan gambaran tokoh beserta wataknya atau
karakternya.
d. Latar (setting) merupakan tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa yang diceritakan
e. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita. 5. Karangan narasi ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah narasi yang mengisahkan peristiwa faktual, sesuatu yang benar-benar terjadi, berfungsi memperluas pengetahuan seseorang. Contohnya adalah biografi dan autobiografi.
6. Unsur-unsur karangan narasi ekspositoris (autobiografi)
Secara umum, berikut ini merupakan unsur yang terdapat dalam karangan narasi ekspositoris:
a. asal usul tokoh merupakan tempat kelahiran, daerah asal, dan asal keluarga dari tokoh yang diceritakan.
b. pendidikan tokoh adalah pendidikan yang ditempuh dari seorang tokoh mulai dari pendidikan dasar (TK dan SD), menengah (SMP dan SMA), dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).
c. narasi perjalanan kehidupan tokoh merupakan kisah hidup yang dialami oleh seorang tokoh dari lahir hingga akhir hayatnya.
d. deskripsi kegiatan dan prestasi-prestasi tokoh yang fenomenal dan monumental merupakan gambaran kegiatan yang dilakukan dalam mencapai prestasi yang membanggakan serta dapat menjadi teladan bagi orang lain.
e. hal-hal menarik tentang tokoh merupakan keunikan yang dimiliki seorang tokoh yang berbeda dari orang lain.
(36)
7. Macam-macam Karangan Autobiografi a. Autobiografi Terstruktur
Autobiografi terstruktur biasanya terbatas pada topik-topik tertentu. Autobiografi terstruktur menguraikan aneka topik yang luas dalam urutan tertentu atau hanya menanggapi singkat topik yang ditunjuk.
b. Autobiografi Tidak Terstruktur
Autobiografi tidak terstruktur biasanya disebut komprehensif (luas dan lengkap serta memperlihatkan wawasan). Autobiografi tidak terstruktur biasanya menyajikan riwayat hidup tanpa berpegang pada suatu kerangka yang diikuti secara ketat, dengan memasukkan segala sesuatu yang dianggap penting.
F. Alat/Bahan/Media/Sumber Belajar
- Power point
- Infokus
- Video ta angan televi i “Hitam Putih Tran 7”
- Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII
G. Metode Pembelajaran
- Tanya jawab
- Inkuiri
- Diskusi
- Penugasan
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemu
an ke-
Langkah-langkah Pembelajaran Karakter Bangsa
Waktu
1
1. Kegiatan Awal
Peserta didik bersama guru
mengondisikan kelas untuk persiapan belajar mengajar.
(37)
43
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peserta didik dimotivasi mengenai
pentingnya pembelajaran ini sebagai kegiatan apersepsi.
Peserta didik diberikan penjelasan
tentang kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
konsentrasi
tertib
komunikatif konsentrasi
produktif
cermat
2. Kegiatan Inti EKSPLORASI
Peserta didik diingatkan kembali
mengenai materi sebelumnya tentang karangan narasi.
Peserta didik bertanya jawab mengenai
materi yang sudah diajarkan
sebelumnya.
Peserta didik menyimak penjelasan
mengenai materi karangan narasi
ekspositoris.
Peserta didik menyimak penjelasan
mengenai macam-macam karangan
narasi ekspositoris.
Peserta didik menyimak penjelasan
mengenai unsur-unsur karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
Peserta didik menyimak penjelasan
guru mengenai materi macam-macam autobiografi.
Peserta didik menyimak materi tentang autobiografi terstruktur.
(38)
Peserta didik diajarkan materi
mengenai cara menulis karangan
menggunakan EYD.
Peserta didik diberikan video tayangan
televi i “Hitam Putih Tran 7 epi ode
Peraih Nilai UN SMU Tertinggi
Se-Indone ia”.
Peserta didik kemudian diberi
penjelasan mengenai teknik
pembelajaran Tari Bambu.
ELABORASI
Separuh kelas berdiri berjajar. Mereka bisa berjajar di depan kelas. Sebagian siswa berjajar di sela-sela deretan bangku.
Separuh kelas yang lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.
Dua siswa yang berpasangan dari kedua
jajaran saling berbagi informasi
mengenai video tayangan televisi
“Hitam Putih Tran 7 epi ode Peraih
Nilai UN SMU Tertinggi Se-Indone ia”
yang telah ditayangkan di depan kelas.
Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajaran yang lain sehingga jajaran ini akan bergeser. Dengan cara ini, masing-masing siswa
(39)
45
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi informasi. Pergeseran bisa
dilakukan terus sesuai dengan
kebutuhan.
Peserta didik ditugaskan untuk
membuat salah satu karangan narasi
ekspositoris (autobiografi) yaitu
autobiografi terstruktur.
KONFIRMASI
Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja masing-masing.
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.
Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya mengenai kesulitan selama kegiatan pembelajaran.
Guru menutup pembelajaran.
10’
2 1. Kegiatan Awal
Peserta didik bersama guru
mengondisikan kelas untuk persiapan belajar mengajar.
Peserta didik dimotivasi mengenai
pentingnya pembelajaran ini sebagai kegiatan apersepsi.
Peserta didik diberikan penjelasan
tentang kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
(40)
2. Kegiatan Inti EKSPLORASI
Peserta didik diingatkan kembali
mengenai materi sebelumnya tentang karangan narasi.
Peserta didik bertanya jawab mengenai
materi yang sudah diajarkan
sebelumnya.
Peserta didik menyimak materi tentang autobiografi tidak terstruktur.
Peserta didik diajarkan materi
mengenai cara menulis karangan
menggunakan EYD.
Peserta didik diberikan video tayangan
televi i “Hitam Putih Tran 7 epi ode Ki ah Hidup Dede OVJ”.
Peserta didik kemudian diberikan
kembali penjelasan mengenai teknik pembelajaran Tari Bambu.
ELABORASI
Separuh kelas berdiri berjajar. Mereka bisa berjajar di depan kelas. Sebagian siswa berjajar di sela-sela deretan bangku.
Separuh kelas yang lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama.
Dua siswa yang berpasangan dari kedua
jajaran saling berbagi informasi
(41)
47
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai video tayangan televisi
“Hitam Putih Trans 7 episode Kisah
Hidup Dede OVJ” ang telah
ditayangkan di depan kelas.
Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajaran yang lain sehingga jajaran ini akan bergeser. Dengan cara ini, masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi informasi. Pergeseran bisa
dilakukan terus sesuai dengan
kebutuhan.
Peserta didik ditugaskan untuk
membuat salah satu karangan narasi
ekspositoris (autobiografi) yaitu
autobiografi tidak terstruktur.
KONFIRMASI
Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja masing-masing.
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.
Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya mengenai kesulitan selama kegiatan pembelajaran.
Guru menutup pembelajaran.
(42)
I. Penilaian
a. Prosedur : tes
b. Jenis : tes mengarang
c. Bentuk : uraian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS PEMBANDING)
Satuan Pendidikan : SMP Lab. Percontohan UPI Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
KKM : 70
A. Standar Kompetensi :
Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
B. Kompetensi Dasar:
Menuliskan informasi dalam sebuah peristiwa melalui karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
C. Indikator:
1. Mampu memahami karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
2. Mampu memahami unsur-unsur karangan narasi ekspositoris.
3. Mampu memahami macam-macam autobiografi.
4. Mampu menuliskan informasi ke dalam karangan narasi ekspositoris
(autobiografi).
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu memahami karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
(43)
49
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Siswa mampu memahami macam-macam autobiografi.
4. Siswa mampu menuliskan informasi ke dalam karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
E. Materi Pembelajaran:
1. Pengertian karangan narasi
Karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.
2. Ciri-ciri karangan narasi
Berdasarkan pengertian karangan narasi, maka yang menjadi ciri tulisan narasi adalah sebagai berikut.
g. Tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia.
h. Peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh gabungan keduanya.
i. Cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun penyajiannya.
j. Di dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan kepentingan, kemelut, atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik, cerita tidak menarik.
k. Di dalamnya seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita. l. Tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.
3. Jenis-jenis karangan narasi
Karangan narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu karangan narasi sugestif dan karangan narasi ekspositoris. Narasi sugestif yaitu narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibaca, seperti karya novel atau ceita pendek. Narasi ekspositoris adalah narasi yang menceritakan tentang kehidupan seseorang yang penuh dengan suka dan duka.
(44)
f. Tema merupakan hal yang dibicarakan dalam cerita.
g. Alur atau jalan cerita merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
h. Tokoh dan penokohan merupakan gambaran tokoh beserta wataknya atau
karakternya.
i. Latar (setting) merupakan tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa yang diceritakan
j. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita. 5. Karangan narasi ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah narasi yang mengisahkan peristiwa faktual, sesuatu yang benar-benar terjadi, berfungsi memperluas pengetahuan seseorang. Contohnya adalah biografi dan autobiografi.
6. Unsur-unsur karangan narasi ekspositoris (autobiografi)
Secara umum, berikut ini merupakan unsur yang terdapat dalam karangan narasi ekspositoris:
f. asal usul tokoh merupakan tempat kelahiran, daerah asal, dan asal keluarga dari tokoh yang diceritakan.
g. pendidikan tokoh adalah pendidikan yang ditempuh dari seorang tokoh mulai dari pendidikan dasar (TK dan SD), menengah (SMP dan SMA), dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).
h. narasi perjalanan kehidupan tokoh merupakan kisah hidup yang dialami oleh seorang tokoh dari lahir hingga akhir hayatnya.
i. deskripsi kegiatan dan prestasi-prestasi tokoh yang fenomenal dan monumental merupakan gambaran kegiatan yang dilakukan dalam mencapai prestasi yang membanggakan serta dapat menjadi teladan bagi orang lain.
(45)
51
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
j. hal-hal menarik tentang tokoh merupakan keunikan yang dimiliki seorang tokoh yang berbeda dari orang lain.
7. Macam-macam Karangan Autobiografi
a. Autobiografi Terstruktur
Autobiografi terstruktur biasanya terbatas pada topik-topik tertentu. Autobiografi terstruktur menguraikan aneka topik yang luas dalam urutan tertentu atau hanya menanggapi singkat topik yang ditunjuk.
b. Autobiografi Tidak Terstruktur
Autobiografi tidak terstruktur biasanya disebut komprehensif (luas dan lengkap serta memperlihatkan wawasan). Autobiografi tidak terstruktur biasanya menyajikan riwayat hidup tanpa berpegang pada suatu kerangka yang diikuti secara ketat, dengan memasukkan segala sesuatu yang dianggap penting.
Contoh Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi Terstruktur)
Nama saya Ruri Ayuningtyas, biasa dipanggil Ruri. Saya merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Ridwan dan Ibu Indah. Saya lahir 25 tahun yang lalu di Kota Sukabumi, tetapi saat ini saya tinggal di Bandung. Saya baru saja mengalami peristiwa yang sangat mengagumkan. Peristiwa ini terjadi saat saya hendak pulang dari tempat saya bekerja. Kebetulan saya sudah lulus kuliah dan saat ini saya bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kota Bandung, tepatnya di jalan Merdeka. Saya sudah bekerja selama empat tahun di perusahaan tersebut. Sewaktu saya hendak pulang dari tempat kerja, saya dipanggil oleh atasan saya ke ruangannya. Atasan saya memang terkenal cukup tegas terhadap para karyawannya.
Ketika saya dipanggil ke ruangannya, perasaan saya bisa dibilang sangat gugup dan takut. Saya dari tadi hanya berkata-kata dalam hati mudah-mudahan saya tidak dimarahi. Namun, bukan itu yang saya dapatkan. Ini benar-benar di laur dugaan saya. Atasan saya malah memberikan kabar yang sangat menggembirakan. Ia mengatakan kalau saya naik jabatan dan mendapat tambahan gaji. Seketika saat itu
(46)
juga saya langsung tersenyum dan menangis bahagia. Beliau mengatakan kepada saya bahwa saya memang berhak mendapatkan hadiah ini sebagai bayaran atas kerja keras saya selama empat tahun bekerja di perusahaan yang pimpinnya. Saya menjadi semakin semangat bekerja dan akan terus berusaha memberikan yang terbaik bagi perusahaan tempat saya bekerja.
F. Alat/Bahan/Sumber Belajar
- Power point
- Infokus
- Contoh karangan narasi
- Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII
G. Metode Pembelajaran
- Tanya jawab
- Inkuiri
- Diskusi
- Penugasan
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemu
an ke-
Langkah-langkah Pembelajaran Karakter Bangsa
Waktu
1
1. Kegiatan Awal
Peserta didik bersama guru
mengondisikan kelas untuk persiapan belajar mengajar.
Peserta didik dimotivasi mengenai
pentingnya pembelajaran ini sebagai kegiatan apersepsi.
Peserta didik diberikan penjelasan
tentang kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
tertib
konsentrasi
(47)
53
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kegiatan Inti EKSPLORASI
Peserta didik diingatkan kembali
mengenai materi sebelumnya tentang karangan narasi.
Peserta didik bertanya jawab mengenai
materi yang sudah diajarkan
sebelumnya.
Peserta didik menyimak penjelasan
mengenai materi karangan narasi
ekspositoris.
Peserta didik menyimak penjelasan
mengenai macam-macam karangan
narasi ekspositoris.
Peserta didik menyimak penjelasan
mengenai unsur-unsur karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
Peserta didik menyimak penjelasan
guru mengenai materi macam-macam autobiografi.
Peserta didik menyimak materi tentang autobiografi terstruktur.
Peserta didik diajarkan materi
mengenai cara menulis karangan
menggunakan EYD.
Peserta didik diberikan teks
autobiografi terstruktur.
Peserta didik berkelompok secara
tertib
komunikatif konsentrasi
produktif
cermat
(48)
berpasangan.
ELABORASI
Siswa secara berrpasangan mencari
unsur-unsur yang terdapat dalam
autobiografi tertsruktur.
Peserta didik ditugaskan untuk
membuat salah satu karangan narasi
ekspositoris (autobiografi) yaitu
autobiografi terstruktur.
KONFIRMASI
Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja masing-masing.
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.
Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya mengenai kesulitan selama kegiatan pembelajaran.
Guru menutup pembelajaran.
10’
2 1. Kegiatan Awal
Peserta didik bersama guru
mengondisikan kelas untuk persiapan belajar mengajar.
Peserta didik dimotivasi mengenai
pentingnya pembelajaran ini sebagai kegiatan apersepsi.
Peserta didik diberikan penjelasan
tentang kompetensi dan tujuan
(49)
55
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti EKSPLORASI
Peserta didik diingatkan kembali
mengenai materi sebelumnya tentang karangan narasi.
Peserta didik bertanya jawab mengenai
materi yang sudah diajarkan
sebelumnya.
Peserta didik menyimak materi tentang autobiografi tidak terstruktur.
Peserta didik diajarkan materi
mengenai cara menulis karangan
menggunakan EYD.
Peserta didik teks autobiografi tidak terstruktur.
Peserta didik berkelompok secara
berpasangan.
ELABORASI
Peserta didik secara berpasangan
menganalisis EYD dari contoh
autobiografi tidak terstruktur yang sudah dibagikan.
Peserta didik ditugaskan untuk
membuat salah satu karangan narasi
ekspositoris (autobiografi) yaitu
autobiografi tidak terstruktur.
KONFIRMASI
(50)
Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja masing-masing.
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.
Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya mengenai kesulitan selama kegiatan pembelajaran.
Guru menutup pembelajaran.
10’
I. Penilaian
a. Prosedur : tes
b. Jenis : tes mengarang
(51)
136
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Mengacu kepada hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dan sejalan dengan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan penerapan teknik tari bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi) siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung maka pada bagian ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1) kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Laboratorium Percontohan UPI bahwa siswa terkesan jenuh pada pada saat pembelajaran menulis tanpa menggunakan teknik atau variasi dalam pembelajaran. Siswa cenderung akan lebih merespon positif ketika dalam proses pembelajarannya menggunakan teknik yang baru mereka kenal.
2) proses pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik pembelajaran Tari Bambu
Berdasarkan data hasil observasi yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik Tari Bambu, didapatkan hasil 3,75 yang berarti berkategori baik.
3) perbedaan yang signfikan antara kemampuan menulis karangan narasi
ekspositoris pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebelum dan sesudah menerapkan teknik pembelajaran Tari Bambu
Penelitian yang diperoleh berupa hasil karangan narasi ekspositoris (autobiografi) siswa dapat disimpulkan bahwa hasil karangan narasi ekspositoris
(1)
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti
EKSPLORASI
Peserta didik diingatkan kembali mengenai materi sebelumnya tentang karangan narasi.
Peserta didik bertanya jawab mengenai materi yang sudah diajarkan sebelumnya.
Peserta didik menyimak materi tentang autobiografi tidak terstruktur.
Peserta didik diajarkan materi mengenai cara menulis karangan menggunakan EYD.
Peserta didik teks autobiografi tidak terstruktur.
Peserta didik berkelompok secara berpasangan.
ELABORASI
Peserta didik secara berpasangan menganalisis EYD dari contoh autobiografi tidak terstruktur yang sudah dibagikan.
Peserta didik ditugaskan untuk membuat salah satu karangan narasi ekspositoris (autobiografi) yaitu autobiografi tidak terstruktur.
KONFIRMASI
(2)
56
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peserta didik dan guru mengevaluasi hasil kerja masing-masing.
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai kesulitan selama kegiatan pembelajaran.
Guru menutup pembelajaran.
10’
I. Penilaian
a. Prosedur : tes
b. Jenis : tes mengarang c. Bentuk : uraian
(3)
136 Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Mengacu kepada hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dan sejalan dengan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan penerapan teknik tari bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi) siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung maka pada bagian ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1) kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Laboratorium Percontohan UPI bahwa siswa terkesan jenuh pada pada saat pembelajaran menulis tanpa menggunakan teknik atau variasi dalam pembelajaran. Siswa cenderung akan lebih merespon positif ketika dalam proses pembelajarannya menggunakan teknik yang baru mereka kenal.
2) proses pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik pembelajaran Tari Bambu
Berdasarkan data hasil observasi yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik Tari Bambu, didapatkan hasil 3,75 yang berarti berkategori baik.
3) perbedaan yang signfikan antara kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris pada siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebelum dan sesudah menerapkan teknik pembelajaran Tari Bambu
Penelitian yang diperoleh berupa hasil karangan narasi ekspositoris (autobiografi) siswa dapat disimpulkan bahwa hasil karangan narasi ekspositoris
(4)
137
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa mengalami peningkatan sebelum menggunakan teknik Tari Bambu. Hal ini dapat dilihat dari hasil skor rata-rata siswa pada saat pretest dan posttest yaitu nilai tertinggi menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi) pada prates. Nilai rata-rata total prates kelas eksperimen sebesar 61,36, sedangkan nilai rata-rata prates kelas kontrol sebesar 65,67. Nilai rata-rata total pascates kelas eksperimen sebesar 83,96, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 72,28.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan teknik Tari Bambu dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi), penulis memberikan saran yang ditujukan kepada pihak yang berkepentingan, terutama guru bahasa Indonesia. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:
1) pada pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi) hendaknya memahami pentingnya penggunaan teknik pembelajaran bahasa Indonesia yang kreatif, inovatif, edukatif, dan efektif sehingga proses pembelajaran lebih inovatif, efektif, dan tidak membosankan
2) peserta didik hendaknya lebih mendapatkan pelatihan menulis karangan narasi ekspositoris secara intensif karena dengan adanya berlatih dapat mengasah kreativitas siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi)
3) dalam pembelajarannya perlu adanya dukungan fasilitas dalam pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris yang nantinya dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, dalam penggunaan teknik ini guru harus memerhatikan situasi dan kondisi kelas agar teknik ini dapat digunakan secara maksimal dan berjalan dengan baik.
Demikian kesimpulan dan saran ini dibuat. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang positif terutama terhadap keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris (autobiografi).
(5)
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka
Alwasilah, A. Chaedar dan Alwasilah, Senny Suzanna. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual Inovatif. Bandung: Yrama Widya.
Asmani, Jamal M. (2011). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva Press. Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Darwanto. (2007). Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Djojosuroto dan Sumaryati. (2010). Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa.
Fadhillah, Harris. (2012). Autobiografi dalam Pemahaman Individu [Online]. Tersedia: http://gibraltar-blog.blogspot.com/2012/02/otobiografi-dalam-pemahaman-individu.html. [27 Agustus 2013].
Fatimah, Umi. (2009). Pembelajaran Menulis Puisi Menggunakan Teknik Tari Bambu (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMPN 29 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI: tidak diterbitkan.
Fatonah. (2009). Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris dengan Menggunakan Teknik Meniru Model (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMPN 29 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI: tidak diterbitkan.
Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keraf, Gorys. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama. Kusrini, Ida Ayu. (2008). Bahasa Indonesia 1 SMP Kelas VII. Bandung: Quadra. Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di
(6)
Widya Cahyaningrum, 2013
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Autobiografi) Melalui Teknik Pembelajaran Tari Bambu Dengan Media Tayangan Televisi "Hitam Putih Trans7"
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mulyatiningsih, Endang. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Nurgiyantoro, B. (2001). Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman, dkk. (1986). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Semi, Atar. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Subana H.M. dan Sudrajat. (2005). Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Alfabeta.
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.
Sugiono. (2012). Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.
Syamsudin dan Damaianti, Vismaia. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Waridah, Ernawati. (2008). EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jagakarsa: Kawah Media.
Wonderful Indonesia. (2013). Bambu Gila: Tarian Mistis Dari Maluku [Online]. Tersedia: http://www.indonesia.travel/id/destination/484/ambon-manise/article/33/bambu-gila-tarian-mistis-dari-mal. [10 Agustus 2013].
Youtube. (2013). HITAM PUTIH 30 Mei 2013 [INI LHO] Peraih Nilai UN SMU
Tertinggi [TRANS7 - TERBARU] [online]. Tersedia:
http://youtu.be/WGxXPfL9Iyc. [26 Juni 2013].
Youtube. (2013). HITAM PUTIH eps. Kisah Hidup Dede OVJ [Online]. Tersedia: http://youtu.be/VdNQkD9kiP4. [26 Juni 2013].