PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF DENGAN MEDIA TAYANG FEATURE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA: penelitian eksperimen semu pada siswa kelas X SMA laboratorium percontohan UPI bandung.

(1)

Percontohan UPI Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Adelita Treezanty Sidabutar NIM. 1103589

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

MENULIS NASKAH DRAMA

oleh

Adelita Treezanty Sidabutar NIM. 1103589 Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I,

Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd. NIP. 196601081990021001

Pembimbing II,

Nenden Lilis A., M.Pd. NIP. 197109262003122001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP. 197204031999031002


(3)

Percontohan UPI Bandung)

oleh

Adelita Treezanty Sidabutar

sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Adelita Treezanty Sidabutar 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(4)

Percontohan UPI Bandung)

Adelita Treezanty 1103589

Keterampilan berbahasa yang paling sulit yaitu menulis dan hal tersebut sejalan dengan pendapat Jauhari (2013, hlm. 14) bahwa keterampilan berbahasa yang paling sukar dan membosankan adalah menulis karena harus dipelajari secara khusus. Drama adalah salah satu genre yang digemari namun menulis naskah drama tidak semudah menggemarinya. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama sebelum dan sesudah menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature di kelas eksperimen; 2) kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama tanpa menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature di kelas kontrol; 3) perbedaan antara kemampuan siswa menulis naskah drama di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode penelitian yang dipilih adalah metode eksperimen semu dan menggunakan desain pretest-postest control group design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok subjek sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung pada kelas X IIS 4 berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 3 berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. Penggunaan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature dalam pembelajaran menulis naskah drama ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu orientasi (menyepakati langkah pembelajaran), eksplorasi (siswa melakukan eksplorasi dalam memahami naskah drama dan penayangan feature), interpretasi (hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi), re-kreasi (siswa menulis naskah drama), dan evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa kemampuan siswa sebelum menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature di kelas eksperimen memiliki nila rata-rata sebesar 53. Sesudah mendapat perlakuan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata menjadi 73. Adapun pada kelas kontrol, hasil yang diperoleh saat pretest memiliki nilai rata-rata 53. Saat posttest, nilai rata-rata menjadi 61. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis naskah drama di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Berdasarkan hasil penghitungan uji hipotesis, diperoleh = 6,48 > 1,67 = untuk dk = 58 , serta taraf signifikansi 95 %, dengan demikian Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis naskah drama di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kata lain strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama.


(5)

(Quasi Experiment Research on 10th Grade Student of Laboratorium Percontohan UPI Bandung Senior High School)

AdelitaTreezanty 1103589

The most difficult of language skills is writing and it is in line with Jauhari’s opinion (2013, P. 14) that the most difficult of language skills and monotonous to write because they must studied in particular. The drama is one of the genres that are popular but not the drama script writing as easy as fond of the drama. This is the background of this research. This research aims to describe: 1) The ability of students in learning to write a drama text before and after using the creative-productive learning strategy with media impressions feature. 2) The ability of students in learning to write without using the creative-productive learning strategy with media impressions feature. 3) The difference between student’s ability to write a drama text in experiment class and control class. This research’s method that choosen is a quasi-experiment and using pretest-postest control group design. This research is using two groups as the subject of experiment class and control class. The sample of this research is 10th grade student of Laboratorium Percontohan UPI Bandung Senior High School on X IIS 4 class totaled 30 students as a experiment class and X IIS 3 class totaled 30 students as a control class. The use of creative-productive strategy with media impressions feature in learning to write a drama text ths was done in some stage of the orientation ( agreed a step learning), exploration (student conduct exploration in understanding a drama text and impressions feature), interpretation (interpreted the result of the exploration through the activities of question and answer session and discussion), re-kreasi (students write a drama text), and evaluation. Based on the ouput of this research, obtained the ouput that student’s ability before using creative-productive strategy with media impressions feature in experiment class has average of 53. After receiving a treatment the average become 73. As for the control class, when the pretest has average of 53. When posttest the average of score is 61. It shows that there’s a significant difference between ability of writing a drama text in experiment class and control class. Based on the output of hypothesis calculation, obtained that = 6,48 < 1,67 = for dk = 58, as well as the significant level of 95%, accordingly Ha is accepted. It means, there is a significant difference between ability of writing a drama text in experiment class and control class. In the other words, the creative-productive strategy with media impressions feature is effective used in learning to write a drama text.


(6)

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... ii

ABSTRAK……….... iii

KATA PENGANTAR………...… v

UCAPAN TERIMA KASIH………...… vi

DAFTAR ISI………..… viii

DAFTAR TABEL………...……. xi DAFTAR DIAGRAM GRAFIK... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Batasan Masalah Penelitian ... 5

D. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Ihwal Menulis Naskah Drama ... 8

1. Pengertian Drama ... 8

2. Unsur-Unsur dalam Drama ... 9

a. Unsur Intrinsik ... 9

b. Struktur Drama ... 10

c. Bentuk drama ... 11

3. Pengertian Naskah Drama ... 12

a. Jenis Naskah Drama ... 13

b. Pedoman Menulis Naskah Drama ... 13


(7)

1. Strategi Pembelajaran Kreatif Produktif ... 17

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 17

b. Pengertian dan Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif ... 17

2. Media Tayang Feature ... 19

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 19

b. Pengertian dan Jenis Feature ... 20

3. Langkah-langkah Penerapan Strategi Kreatif-Produktif dengan Media Tayang Feature ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Metode dan Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 25

1. Populasi Penelitian ... 25

2. Sampel Penelitian ... 26

C. Instrumen Penelitian ... 26

1. Instrumen Perlakuan ... 26

2. Instrumen Tes ... 32

a. Instrumen soal ... 32

b. Kriteria Penilaian Menulis Naskah Drama ... 33

3. Instrumen Observasi ... 34

D. Prosedur Penelitian ... 45

1. Tahap persiapan ... 45

2. Tahap Pelaksanaan ... 45

3. Tahap Akhir ... 46

E. Analisis Data ... 46

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Deskripsi Proses Penelitian ... 51


(8)

3. Uji Homogenitas Data ... 72

4. Uji Signifikansi ... 73

5. Uji Hipotesis ... 74

a. Uji Homogenitas Posttest ... 74

b. Uji kesamaan ... 75

D. Analisis Hasil Naskah Drama ... 76

1. Analisis Hasil Pretest ... 76

a. Deskripsi Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen ... 76

b. Deskripsi Analisis Data Pretest Kelas Kontrol ... 83

2. Analisis Hasil Posttest ... 89

a. Deskripsi Analisis Data Posttest Kelas Ekperimen ... 89

b. Deskripsi Analisis Data Posttest Kelas Kontrol ... 97

E. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 104

F. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 105

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 106

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 112

A. Simpulan ... 112

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat aspek tersebut harus dapat dikuasai peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena satu sama lainnya berkaitan dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik. Dari keempat aspek tersebut penulis memilih aspek keterampilan menulis karena merupakan suatu kegiatan yang memerlukan kreativitas dan produktivitas yang harus dilatih dan dikembangkan.

Dari keempat aspek keterampilan berbahasa, keterampilan menulis adalah keterampilan yang sulit untuk diterapkan karena keterampilan ini membutuhkan kreativitas dan produktivitas. Namun pada kenyataannya pembelajaran menulis yang diterapkan di sekolah sering kali hanya terpaku pada teori dan dilakukan di kelas saja. Padahal menulis adalah suatu proses, tidak bisa terjadi begitu saja.

Sejalan dengan itu, Alwasilah (2007, hlm. 48) berasumsi bahwa siswa tidak memiliki keberanian untuk menulis karena takut berbuat salah dan ditertawakan orang. Selain itu siswa sering kali mengeluh sulitnya menuangkan ide ke dalam tulisan. Menurut Jauhari (2013, hlm. 14) juga berpendapat bahwa keterampilan berbahasa yang paling sukar dan membosankan adalah menulis karena harus dipelajari secara khusus. Sejalan dengan itu, Tarigan (1986, hlm. 186) berpendapat bahwa pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah. Kelemahannya terletak pada cara guru mengajar. Umumnya kurang dalam variasi, tidak merangsang dan kurang pula dalam frekuensi. Pembahasan karangan siswa kurang dilaksanakan oleh guru sehingga siswa menganggap mengarang tidak penting dan belum mengetahui peranan mengarang bagi kelanjutan studi mereka.


(10)

Menulis memerlukan kreativitas seperti mencari ide atau gagasan, menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan, atau sulitnya mengolah kata atau kalimat saat menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan serta produktivitas dalam melakukan latihan menulis agar kemampuan yang dimiliki terus terasah. Akibatnya menulis merupakan kegiatan yang kurang diminati peserta didik. Karena dianggap begitu panjang prosesnya dan membosankan dalam pembelajarannya.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru Bahasa Indonesia, Wiwin, S.Pd, serta pengamatan awal penulis prakegiatan program pengalaman lapangan (PPL) pada bulan Januari sampai Februari 2015, peserta didik SMA Laboratorium Percontohan UPI sering menganggap kegiatan menulis adalah kegiatan yang membosankan dan kurang diminati peserta didik.

Beranjak dari pemaparan di atas maka dengan kemampuan menulis peserta didik dapat mengembangkan dan menuangkan pengalaman, ide, atau gagasannya dalam berbagai macam bentuk, salah satunya dalam bentuk menulis naskah drama.

Menulis naskah drama adalah pembelajaran sastra yang membutuhkan keterampilan dalam menulis. Namun lagi-lagi masalah yang sama adalah kurangnya minat siswa untuk menulis karena dianggap sulit, dan membosankan. Sedangkan untuk dapat membuat karya sastra yang baik tentunya siswa membutuhkan pengalaman membaca yang memadai tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa yang merasa kesulitan ketika akan mulai menulis. Sejalan dengan itu, menurut Gibson dan Levin dalam Kurniawan (2012:23) mengungkapkan ada kesejajaran antara menulis dengan membaca. Pada umumnya, penulis yang baik adalah pembaca yang baik, begitu juga sebaliknya. Hal ini sangat berkaitan dengan kreativitas juga produktivitas siswa untuk menulis naskah drama.

Dalam masalah ini, guru sangat berperan penting untuk mengatasinya. Karena proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan maksimal apabila seorang guru tidak peduli dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Begitu banyak metode, teknik, model atau strategi pembelajaran yang bisa digunakan seorang


(11)

guru untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis agar tidak terpacu pada teori saja, termasuk dalam pembelajaran menulis naskah drama. Dengan menggunakan metode, teknik, model atau strategi, seorang guru harus bisa memacu semangat siswa dan membimbing agar siswa bisa mencari dan menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan.

N.Yuli Mutiara (2013) mengungkapkan dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Teknik Transformasi Cerpen dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Penelitian Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013, bahwa kemampuan menulis naskah drama pada siswa masih tergolong rendah, namun setelah menggunakan teknik transformasi cerpen siswa mengalami peningkatan dalam menulis naskah drama.

Selain metode, teknik, model atau strategi pembelajaran, media pembelajaran juga sangat penting dalam proses belajar peserta didik. Menurut Martin dan Briggs dalam Wena (2010, hlm. 9) media adalah semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Dengan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan maka peserta didk akan mampu merangsang dan menumbuhkan minat dalam belajar. Sejalan dengan itu, menurut Degeng dalam Wena (2010, hlm. 10) pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai macam media pembelajaran.

Drama menurut Endraswara (2011, hlm. 16) disebut sebagai interpretasi kehidupan. Drama hadir atas dasar imajinasi terhadap hidup kita. Maka dari itu drama adalah salah satu genre sastra yang cukup digemari pembaca. Namun, menulis sebuah naskah drama tidak semudah menggemarinya. Pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang merasa kesulitan ketika akan mulai menulis, mendapatkan ide, bahkan menuangkan ide menjadi sebuah naskah drama yang baik. Maka dari itu, pembelajaran menulis naskah drama harus diberikan sentuhan baru baik melalui metode, model, teknik maupun strategi pembelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran naskah drama.


(12)

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk eksperimen pembelajaran. Dalam percobaan ini, peneliti akan menggunakan strategi pembelajaran kreatif-produktif dengan media tayang feature untuk memacu siswa kreatif dari hasil menyimak feature yang ditayangkankan dan produktif untuk menulis naskah drama yang baik. Feature menurut Santana (2005, hlm. 37) adalah kisah tentang kehidupan. Hal ini sejalan dengan pengertian drama yang diartikan sebagai interpretasi kehidupan. Sehingga meida tayang feature diasumsikan dapat meningkatkan minat dan memotivasi peserta didik untuk menulis naskah drama. Peneliti berkeyakinan bahwa penggunaan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature ini, selain dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa, bisa juga menjadi variasi pembelajaran yang akan membuat siswa lebih senang dalam mempelajari sastra Indonesia dan pembelajarannya tidak akan terlalu monoton.

Susri Inarti (2014) mengungkapkan dalam tesisnya yang berjudul Pemanfaatan Media Facebook Fitur Grup dengan Strategi Kreatif-Produktif dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Studi Eksperimen Faktorial Bakat Bahasa Tinggi, Sedang dan Rendah pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Cisarua Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014), bahwa pemanfaatan media facebook dengan strategi kreatif-produktif terbukti meningkatkan hasil belajar menulis cerpen siswa.

Penelitian yang menggunakan media feature pernah dilakukan oleh Andini Eka Prastiwi (2010) tentang penggunaan media feature dalam pembelajaran menulis puisi. Dalam penelitian tersebut dibuktikan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi karena siswa lebih terbantu dalam mendapatkan ide menulis puisi setelah diberi tindakan menyimak feature.

Hal tersebutlah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif dengan Media Tayang Feature dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung)”.


(13)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut.

1. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang cenderung dianggap sulit bahkan dianggap beban oleh peserta didik.

2. Kurang bervariasinya metode, model, strategi atau teknik yang diterapkan guru ketika proses pembelajaran menulis naskah drama berlangsung.

3. Kurangnya media yang kreatif dari guru untuk pembelajaran menulis naskah drama sehingga siswa tidak merasakan variasi media dalam pembelajaran di kelas.

C. Batasan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal berikut.

1. Keterampilan menulis yang akan diteliti adalah menulis naskah drama. 2. Strategi yang digunakan dalam penelitian adalah strategi kreatif-produktif

dengan media tayang feature.

3. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan menulis naskah drama.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam menulis naskah drama sebelum dan sesudah menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature di kelas eksperimen?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam menulis naskah drama tanpa menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature di kelas kontrol?


(14)

3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis naskah drama siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Kemampuan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam menulis naskah drama sebelum dan sesudah menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature di kelas eksperimen.

2. Kemampuan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam menulis naskah drama tanpa menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature di kelas kontrol.

3. Perbedaan antara kemampuan menulis naskah drama siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat terciptanya suatu alternatif strategi pembelajaran dengan media pembelajaran yang aktif dan menyenangkan untuk Pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

2. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis bagi siswa, guru, peneliti dan pembaca.

a. Bagi Siswa

Siswa akan belajar menulis naskah drama dengan lebih menyenangkan, ditunjang oleh daya imajinasi yang terbangun, kreativitas dan produktivitas yang terasah.


(15)

b. Bagi Guru

Dengan terbuktinya penelitian ini maka diharapkan guru akan lebih mudah untuk mengajarkan keterampilan menulis naskah drama kepada siswa dan bertambahnya variasi startegi pembelajaran apresiasi dan atau sastra indonesia secara umumnya.

c. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang dapat diaplikasikan baik dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran. d. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan atau pengetahuan baru pada pembaca mengenai strategi dan pembelajaran sastra indonesia di sekolah. Khususnya pembelajaran menulis naskah drama.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini meliputi Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Temuan dan Pembahasan, Bab V Simpulan dan Saran.

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II berisi teori mengenai menulis naskah drama, dan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature. Bab III Metodologi Penelitian memuat metode dan desain penelitian, alur penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat pengolahan data dan analisis temuan penelitian. Bab V Simpulan dan Saran berisi simpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran dari peneliti.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012, hlm. 72). Pada umumnya penelitian ini menggunakan dua kelompok atau lebih untuk dijadikan sebagai objek studinya. Kelompok pertama merupakan kelompok yang diteliti sedang kelompok kedua sebagai kelompok pembanding (control group). Metode ekperimen ini digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu teknik atau metode maupun strategi pembelajaran yang digunakan pada suatu pembelajaran.

Bentuk desain ekperimen dalam penelitian ini menggunakan Quasi Ekperimental Design atau desain eksperimen kuasi dengan The Pretest – Posttest Control Group Design (rancangan tes awal-tes akhir kelompok pembanding dengan sampel acak) (Sugiyono, 2012, hlm. 76). Pada tipe ini, siswa diberikan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) serta perlakuan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Pola penelitian in dapat digambarkan sebagai berikut. Bagan 3.1

Desain Penelitian

(Sugiyono, 2012, hlm. 79) keterangan:

O1 = nilai pretest pada kelas eksperimen O2 = nilai postest pada kelas ekperimen

X = perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menulis naskah drama menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature

R

O

1

X

O

2

R

O3 Y

O4


(17)

Y = perlakuan pada kelas kontrol berupa pembelajaran menulis naskah drama tanpa menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature O3 = nilai pretest pada kelas kontrol

O4 = nilai postest pada kelas kontrol

Dalam desain ini, terdapat dua kelas yang dipilih secara random sampling. Siswa diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, kelas eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu pembelajaran menulis naskah drama menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature. Adapun kelas kontrol tanpa menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature. Setelah diberikan perlakuan, siswa diberikan posttest untuk mengetahui keefektifan dari perlakuan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI. Adapun rincian jumlah siswa pada setiap kelas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI

Kelas Jumlah Populasi

X MIA 1 33

X MIA 2 32

X MIA 3 34

X MIA 4 31

X IIS 1 31

X IIS 2 32


(18)

X IIS 4 30

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi penelitian. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik random sampling artinya memilih secara acak kelas mana yang bisa dijadikan sampel, tanpa mengacak populasi di dalam kelas tersebut.

Dengan teknik random sampling, didapatkan dua kelas sampel yaitu kelas X IIS 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 3 sebagai kelas kontrol. Berikut merupakan sebaran kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

C. Instrumen Penelitian

Salah satu langkah dalam penelitian adalah menyusun instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan atas data yang dperlukan. Instrumen penelitian adalah yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2009, hlm. 102). Instrumen pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan yang dibuat penulis berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP perlu disusun untuk dijadikan acuan ketika proses pembelajaran berlangsung. RPP yang penulis buat ditujukan untuk kegiatan

Sampel Jumlah Jumlah

Keseluruhan Perempuan Laki-laki

Kelas Eksperimen 14 16 30

Kelas Kontrol 15 15 30


(19)

belajar mengajar di kelas X IIS 4 SMA Laboratorium Percontohan UPI sebagai kelas eksperimen. RPP menulis naskah drama telah dirumuskan sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA Laboratorium Percontohan UPI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X IIS 4

Semester : 2

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi

Menulis : menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama.

B. Kompetensi Dasar

Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama.

C. Indikator

1. Memahami unsur-unsur drama.

2. Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog.

3. Membuat naskah drama dengan memerhatikan kaidah penulisan naskah drama.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu memahami unsur-unsur drama.

2. Siswa mampu mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog. 3. Siswa mampu membuat naskah drama dengan memerhatikan kaidah

penulisan naskah drama. E. Materi Pembelajaran


(20)

Drama adalah karya sastra yang menggambarkan watak dan tingkah laku manusia yang ditampilkan di atas pentas dengan menggunakan dialog dan gerak-gerik tokoh.

2. Unsur-unsur drama a. Tema

Tema adalah pokok pikiran atau gagasan utama yang mendasari sebuah cerita drama.

b. Alur

Alur adalah jalan cerita drama dari awal hingga akhir cerita. c. Penokohan

Penokohan merupakan susunan tokoh dalam sebuah drama yang memiliki karakteristik masing-masing tokoh tersebut.

d. Latar

Latar pada drama menunjukkan waktu, tempat dan suasana cerita. e. Bahasa

Bahasa merupakan sarana utama komunikasi tokoh baik monolog maupun dialog.

3. Naskah drama

Naskah drama adalah rencana tertulis dari cerita drama yang dimaksudkan untuk dipentaskan. Langkah-langkah menulis naskah drama adalah sebagai berikut.

a. Menentukan tema/ide cerita.

b. Menentukan tokoh-tokoh yang akan dimunculkan. c. Menciptakan dialog yang akan diujarkan oleh tokoh. d. Menentukan adegan.

e. Menulis naskah drama. F. Metode Pembelajaran

1. Strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1


(21)

Waktu 1. Kegiatan awal

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b. Guru mengondisikan dan mengecek kesiapan siswa.

c. Guru memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

d. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

e. Guru mengingatkan siswa mengenai materi pada pertemuan sebelumnya.

10 menit

2. Kegiatan inti

a. Guru membahas hasil naskah drama yang telah siswa buat sebelumnya.

b. Siswa diberikan materi mengenai drama. c. Siswa diberikan materi mengenai

langkah-langkah menulis naskah drama. d. Siswa dibagi 10 kelompok.

e. Siswa menyaksikan dan memahami feature yang ditayangkan.

f. Siswa dalam setiap kelompok berdiskusi untuk memahami dan menganalisis isi dari video yang ditayangkan tadi.

g. Guru memberikan lembar kerja kelompok yang telah berisi prolog. h. Masing-masing siswa dalam satu

kelompok menuliskan dialog-dialog secara bergantian (estafet) sebagai lanjutan dari prolog yang ada di lembar


(22)

kerja kelompok sehingga menjadi naskah drama yang runtut.

3. Kegiatan akhir

a. Siswa diberikan kesempatan bertanya jika ada hal yang belum dipahami.

b. Siswa menyampaikan kesan

pembelajaran hari ini.

c. Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refelksi. d. Guru memberikan penguatan terhadap

simpulan yang diberikan oleh para siswa. e. Guru menginformasikan materi untuk

pertemuan berikutnya.

f. Guru menutup pelajaran dengan salam.

10 menit

Pertemuan ke-2

No. Kegiatan Alokasi

waktu 1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b. Guru mengondisikan dan mengecek kesiapan siswa.

c. Guru memotivasi siswa sebagai kegiatan apersepsi.

d. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

e. Guru mengingatkan siswa mengenai materi pada pertemuan sebelumnya.


(23)

2. Kegiatan Inti

a. Siswa diberikan materi mengenai kelengkapan naskah drama sesuai dengan kriteria penilaian naskah drama.

b. Siswa menyaksikan dan memahami feature yang ditayangkan.

c. Secara mandiri, setiap siswa memahami dan menganalisis isi dari tayangan yang ditampilkan tadi.

d. Secara mandiri, siswa menulis naskah drama sesuai dengan materi yang disampaikan dan hal-hal yang didapat dari feature yang ditayangkan tadi.

60 menit

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa diberikan kesempatan bertanya jika ada hal yang belum dipahami.

b. Siswa menyampaikan kesan

pembelajaran hari ini.

c. Guru bersama siswa menyimpulkan mengenai pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refelksi. d. Guru memberikan penguatan terhadap

simpulan yang diberikan oleh para siswa. e. Guru menginformasikan materi untuk

pertemuan berikutnya.

f. Guru menutup pelajaran dengan salam.

10 menit

H. Sumber dan Alat Pembelajaran 1) Lembar kerja


(24)

4) Media tayang feature I. Evaluasi

a. Jenis tagihan : tugas individu

b. Bentuk instrumen : uraian bebas, format observa

2. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur dan membandingkan kemampuan siswa secara objektif. Tes dilakukan dua kali yaitu pretest dan posttest. Tes pertama (pretest) dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan. Tujuan dilakukannya tes pertama (pretest) adalah untuk mengukur kemampuan awal siswa. Tes kedua (posttest) dilakukan setelah siswa mendapatkan perlakuan. Tujuan dilakukan tes kedua ini untuk mengetahui perbandingan kemampuan awal siswa dengan kemampuan siswa setelah diberi perlakuan. Bentuk instrumen tes meliputi bentuk soal dan kriteria penilaian menulis naskah drama.

a. Instrumen soal

Bentuk soal yang digunakan yatu berupa soal berbentuk uraian. Format soal sebagai berikut.

Tabel 3.3 Bentuk soal

Soal Tes Petunjuk Umum

1. Tuliskan nama dan kelas pada lembar kerja Anda secara lengkap. 2. Tulisan harus rapih, rapih, dan dapat dibaca.

3. Waktu pengerjaan yang diberikan adalah 60 menit. Petunjuk Khusus

Buatlah sebuah naskah drama bertema sosial budaya dengan merujuk pada ketentuan sebagai berikut:

1. Beri judul yang menarik pada naskah drama Anda.

2. Penilaian naskah drama memperhatikan aspek formal drama (judul, informasi tokoh, dialog, dan kramagung), unsur intrinsik, pengembangan cerita, dan penggunaan bahasa.


(25)

b. Kriteria Penilaian Menulis Naskah Drama

Adapun kriteria penilaian penulisan naskah drama adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama

No. Aspek Skor

1 Kelengkapan aspek formal drama 10 15 20 25

2 Kelengkapan unsur intrinsik 10 15 20 25

3 Kelengkapan unsur/struktur 10 15 20 25

4 Kesesuaian penggunaan Bahasa 10 15 20 25

Keterangan:

1) Kelengkapan aspek formal drama

25 = jika terdapat judul, informasi tokoh, kramagung, dan wawancang (dialog) 20 = jika hanya terdapat judul, informasi tokoh, dan wawancang (dialog) 15 = jika hanya terdapat judul dan wawancang (dialog)

10 = jika hanya terdapat wawancang (dialog) 2) Kelengkapan unsur intrinsik

25 = jika terdapat fakta cerita (alur, tokoh, dan latar), sarana cerita (sudut pandang penceritaan, gaya Bahasa, simbolisme, dan ironi), dan pengembangan tema

20 = jika terdapat fakta cerita (alur, tokoh, dan latar) dan sarana cerita (sudut pandang penceritaan, gaya Bahasa, simbolisme, dan ironi)

15 = jika hanya memuat satu subaspek dari fakta cerita (alur, tokoh, dan latar) dan sarana cerita (sudut pandang penceritaan, gaya Bahasa, simbolisme, dan ironi) 10 = jika hanya memuat pengembangan tema

3) Kelengkapan unsur/struktur

25 = jika struktur disusun dengan kaidah dan penahapan alur, dimensi tokoh dan dimensi watak

20 = jika struktur disusun hanya berdasarkan kaidah/penahapan alur dan dimensi tokoh


(26)

15 = jika truktur disusun hanya berdasarkan kaidah/penahapan alur, dimensi tokoh atau dimensi watak saja1

10 = jika memadukan unsur intrinsik secara sepintas 4) Kesesuaian penggunaan Bahasa

25 = jika menggunakan diksi yang tepat, ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh, dan sesuai dengan kaidah EYD

20 = jika menggunakan diksi yang tepat, ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh, dan terdapat 1-5 kata yang tidak sesuai dengan kaidah EYD

15 = jika menggunakan diksi yang tepat, ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh, dan terdapat 6-10 kata yang tidak sesuai dengan kaidah EYD 10 = jika menggunakan diksi yang tepat, ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh, dan terdapat lebih dari 10 kata yang tidak sesuai dengan kaidah EYD

Adaptasi:

Kriteria penilaian menulis naskah drama, Drs. Sumiyadi, M.Hum./Jurdiksatrasia, FPBS,UPI

Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama. [Online]. Tersedia: http://www.gobookcc.net/kriteria-penilaian-drama/. [17 Januari 2015]. 3. Instrumen Observasi

Instrumen observasi digunakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen observasi yang digunakan berupa lembar observasi dan catatan observasi. Lembar observasi dan catatan observasi ini berfungsi untuk mengetahui aktivitas siswa, kesesuaian penggunaan strategi kreatif-porduktif dengan media tayang feature, dan keahlian guru dalam memaparkan materi. Hasil observasi digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian terhadap penggunaan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature dalam pembelajaran menulis naskah drama. Berikut ini lembar observasi yang digunakan oleh peneliti.


(27)

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Aspek Penilaian Hal yang Diamati

Poin Penilaian

Ket. Skala

(1-4) 1. Kemampuan membuka

pelajaran

a. menarik

perhatian siswa b. memberi

motivasi sesuai dengan materi

yang akan

disampaikan c. menyampaikan

apersepsi d. menyampaikan

tujuan

pembelajaran 2. Sikap guru dalam proses

pembelajaran

a. kejelasan suara dalam

menyampaikan materi

b. interaksi dengan siswa di dalam kelas

c. penampilan di dalam kelas

3. Penguasan materi

pembelajaran

a. kejelasan penghubungan materi ajar yang


(28)

dsampaikan dengan materi lain yang terkait b. kejelasan dalam

memberikan contoh mengenai materi

pembelajaran c. mencerminkan

penguasaan materi ajar secara proporsional 4. Implementasi

langkah-langkah pembelajaran

a. penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP

b. proses

pembelajaran mencerminkan komunikasi guru dan siswa dengan berpusat pada siswa

c. antusias dalam menanggapi respon siswa d. cermat dalam

memanfaatkan waktu, sesuai


(29)

dengan alokasi

waktu yang

direncanakan 5. Penggunaan strategi

pembelajaran dan media pembelajaran

a. memperhatian prinsip

penerapan

strategi dan jenis media

b. tepat dalam menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature

c. terampil dalam menggunakan strategi dan mengoprasikan media tayang feature

d. membantu kelancaran proses

pembelajaran

6. Evaluasi a. melakukan

evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi b. melakuak


(30)

evaluasi sesuai dengan soal yang direncanakan dalam RPP c. melakuakn

evaluasi sesuai dengan alokasi

waktu yang

direncanakan d. melakukan

evaluasi sesuai bentuk dan jenis yang dirancang 7. Kemampuan menutup

pembelajaran

a. meninjau

kembali dan menyimpulkan materi yang telah disampaikan b. memberi

kesempatan bertanya

c. menginformasika n materi ajar berikutnya d. mengucapkan

salam Skor total 104


(31)

Berikut format yang diberikan kepada masing-masing observer. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Menulis Naskah Drama Menggunakan Strategi Kreatif-Produktif dengan Media Tayang Feature

Hari, Tangal :

Pengamat :

Guru yang diamati : AdelitaTreezanty Sidabutar Kelas yang diamati : X IIS 4

Petunjuk

Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4) sesuai dengan scenario sebagai berikut.

1 = kurang baik 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik

No. Hal yang diamati Skor

1. Kemampuan membuka pembelajaran a. menarik perhatian siswa

b. memberi motivasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan

c. menyampaikan apersepsi

d. menyampaikan tujuan pembelajaran

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4

2. Sikap guru dalam proses pembelajaran a. kejelasan suara dalam menyampaikan

materi

b. interaksi dengan siswa di dalam kelas 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4


(32)

c. penampilan di dalam kelas

3. Penguasaan materi pembelajaran

a. kejelasan penghubungan materi ajar yang dsampaikan dengan materi lain yang terkait

b. kejelasan dalam memberikan contoh mengenai materi pembelajaran

c. mencerminkan penguasaan materi ajar secara proporsional 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4

4. Implementasi langkah-langkah

pembelajaran

a. penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP

b. proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru dan siswa dengan berpusat pada siswa

c. antusias dalam menanggapi respon siswa

d. cermat dalam memanfaatkan waktu, sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4

5. Penggunaan strategi pembelajaran dan media pembelajaran

a. memperhatian prinsip penerapan strategi dan jenis media

b. tepat dalam menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang

1 1 2 2 3 3 4 4


(33)

feature

c. terampil dalam menggunakan strategi dan mengoperasikan media tayang feature

d. membantu kelancaran proses pembelajaran 1 1 2 2 3 3 4 4

6. Evaluasi

a. melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

b. melakuak evaluasi sesuai dengan soal yang direncanakan dalam RPP

c. melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan d. melakukan evaluasi sesuai bentuk dan

jenis yang dirancang

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4

7. Kemampuan menutup pembelajaran

a. meninjau kembali dan menyimpulkan materi yang telah disampaikan

b. memberi kesempatan bertanya

c. menginformasikan materi ajar berikutnya

d. mengucapkan salam

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 Tabel 3.6

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek Hal yang Diamati

Poin

penilaian Ket. (skala 1-4)


(34)

1. Kondisi siswa dalam kelas a. posisi duduk telah sesuai

b. siswa siap

menerima pembelajaran 2. Siswa memperhatian

penjelasan guru

Siswa memperhatikan penjelasan guru

3. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran

a. siswa

mengemukakan hal-hal yang telah diketahui

sebelumnya

mengenai materi drama

b. siswa

mengemukakan pertanyaan

mengenai materi drama yang kurang dipahami

4. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru

Siswa mencatat materi yang disampaikan guru 5. Penggunaan strategi dan

media pembelajaran

a. siswa mampu

mengikuti langkah-langkah strategi pembelajaran

dengan baik

b. siswa dapat

mendengar,melihat dan memahami isi


(35)

tayangan video dengan baik

6. Siswa mengerjakan tugas menulis naskah drama

Siswa mengerjakan tugas menulis naskah drama 7. Siswa mengumpulkan

tugas tepat waktu

Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu

Berikut format yang diberikan kepada masing-masing observer.

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Menulis Naskah Drama Menggunakan Strategi Kreatif-Produktif dengan Media Tayang Feature

Hari, Tangal :

Pengamat :

Guru yang diamati : AdelitaTreezanty Sidabutar Kelas yang diamati : X IIS 4

Petunjuk

Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4) sesuai dengan scenario sebagai berikut.

1 = kurang baik 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik

No. Aspek yang Diamati Skor

1. Kondisi siswa dalam kelas a. posisi duduk telah sesuai

b. siswa siap menerima pembelajaran

1 1

2 2

3 3

4 4


(36)

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru 1 2 3 4 3. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran

a. siswa mengemukakan hal-hal yang telah diketahui sebelumnya mengenai materi drama

b. siswa mengemukakan pertanyaan mengenai materi drama yang kurang dipahami

1

1

2

2

3

3

4

4

4. Siswa mencatat materi yang disampaikan 1 2 3 4

5. Penggunaan strategi dan media pembelajaran a. siswa mampu mengikuti langkah-langkah

strategi pembelajaran dengan baik

b. siswa dapat mendengar,melihat dan memahami isi tayangan video dengan baik

1

1

2

2

3

3

4

4

6. Siswa mengerjakan tugas menulis naskah drama

1 2 3 4

7. Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu 1 2 3 4

Catatan Observasi Nama Pengamat :


(37)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yatu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun uraian dari tahap-tahap tersebut sebagai berikut.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, adapun rinciannya sebagai berikut.

a. Menentukan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian dengan cara melaksanakan strudi literatur dari kurikulum dan silabus.

b. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan pembelajaran, alat-alat yang berhubungan dengan pembelajaran dan lain-lain.

c. Survei ke lokasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan untuk penelitian.

d. Mengajukan perizinan untuk melaksanakan penelitian dengan surat izin penelitian yang dikeluarkan fakultas ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

e. Menyusun instrumen untuk mengumpulkan data penelitian.

f. Melakukan judgement instrumen oleh dosen dan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

g. Analisis dan revisi hasil judgement instrumen. h. Menentukan populasi dan sampel.

i. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi bersama guru mata pelajaran yang bersangkutan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dengan tahap sebagai berikut.


(38)

a. Melakukan pretest pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis naskah drama sebelum diberikan perlakuan dan sebagai pembanding dalam menentukan perubahan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

b. Pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menerapkan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature, sedangkan untuk kelas kontrol mengunakan metode konvensional (ceramah).

c. Melakukan posttest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau kemampuan siswa dalam menulis naskah drama setelah diberikan perlakuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis, untuk lebih jelasnya sebagai berikut.

a. Tahap analisis data, pada tahap ini dilakukan analisis data terhadap nilai tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis yang dilakukan meliputi uji reliabilitas antarpenimbang, uji normalitas, dan uji homogenitas. Jika data berdistibusi normal dan homogen, mka tahap uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji -t, namun jika data tidak normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik nonparametrik dengan teknik Mann-Whitney.

b. Uji hipotesis, pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. c. Tahap penarikan simpulan, pada tahap ini dilakukan penarikan simpulan

penelitian berdasarkan uji hipotesis.

E. Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data pada penelitian ini dilakukan setelah semua data nilai siswa terkumpul. Pengolahan data dilakukan untuk menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.


(39)

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengolah data dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Memeriksa dan menganalisis hasil pretest dan posttest kelas ekperimen dan kelas kontrol, selanjutnya memberi penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Menentukan skor pretest dan posttest, kemudian diolah menjadi nilai dengan rumus:

3. Menentukan nilai rata-rata dari tiga penilai untuk hasil pretest dan posttest.

4. Menghitung simpangan baku menurut Sudjana (2005, hlm.122) dengan rumus sebagai berikut :

S=

∑ ̅̅̅̅̅

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari

n = jumlah sampel

∑(x- ̅)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

5. Menguji reliabilitas antarpenimbang. Uji reliabilitas antarpenimbang digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antarpenguji. Perhitungan reliabilitas ini terdiri atas beberapa langkah yaitu:

a. Jumlah kuadrat siswa(testi)

∑ ∑ b. Jumlah kuadrat penguji


(40)

∑ ∑ c. Jumlah Kuadrat total

∑ ∑ ∑

d. Jumlah kuadrat kekeliruan

∑ ∑ ∑ ∑

Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA. Reliabilitas antar penimbang dilakukan dengan menggunakan rumus

Keterangan:

rn : Reliabilitas yang dicari Vt : Variansi dari testi Vkk : Variansi dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.7 Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi


(41)

0,40 – 0,60 Reliabilitas sedang

0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah

0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah

6. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2005, hlm. 466) sebagai berikut :

a.

Pengamatan

,

, ...

dijadikan bilangan baku

,

, ...

menurut Sudjana (2005, hlm. 466) dengan menggunakan rumus :

=

̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F( ) = P(z ).

c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung

,

, ....

. jika proporsi ini dinyatakan S( ), maka :

S(

)

=

d. Menghitung selisih F( ) – S ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hypotesis, kita bandingkan

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang

dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya nol diterima.

7. Menguji homogenitas. Menurut Sudjana (2005, hlm. 249) menggunakan rumus sebagai berikut :

F =


(42)

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F tabel distribusi dengan derajat kebebasan = ( , ) dengan taraf

nyata (α) = 0,01.

8. Pengujian signifikansi peningkatan hasil perlakuan, menggunakan uji t menurut sudjana (2005, hlm.239) menggunakan rumus sebagai berikut : Uji dua rata-rata (uji satu pihak) dengan menggunakan rumus :

t=

̅ ̅

√ ⁄ ⁄

dimana

S² =

keterangan :

t = nilai t yang dicari (t hitung) ̅ = nilai rata-rata kelompok 1 ̅ = nilai rata-rata kelompok 2 = simpangan baku gabungan

= banyaknya sampel kelompok 1 = banyaknya sampel kelompok 2 S = variansi kelompok 1

S = variansi kelompok 2

Data dinyatakan signifikan bila Sedangkan diterima jika

9. Pengujian hipotesis perbedaan antara strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature dan metode konvensional (ceramah) dengan dua langkah yaitu:

a. Uji homogenitas data posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol b. Uji kesamaan data posttest anatar kelas eksperimen dan kelas konrol 10.Mendeskripsikan beberapa hasil pretest dan posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol.


(43)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Sebelum menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature, nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa kelas eksperimen yaitu X IIS 4 SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung mencapai 53 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang antara 50 – 69. Sedangkan setelah menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature pada pembelajaran menulis naskah drama kemampuan siswa jauh lebih baik dengan perolehan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 73 yang termasuk dalam kategori baik dengan rentang skor antara 70 – 84, antara pretest dan posttest nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 20 poin. Maka, strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature dapat digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama.

2. Sementara itu, siswa di kelas kontrol memiliki nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama pada saat pretest mencapai 53 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang skor antara 50 – 69. Sedangkan pada saat posttest nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa meningkat menjadi 61 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang 50 -69, antara pretest dan posttest nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 8 poin.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis naskah drama di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini terbukti melalui pengujian hipotesis, dari hasil pengujian diperoleh data posttest adalah = 6,48 > 1,67 = untuk dk = 30 + 30 – 2 = 58 , serta taraf signifikansi 95 %, dengan demikian Ha diterima. Artinya, terdapat


(44)

perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis naskah drama di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kata lain strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature efektif digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran menulis naskah drama sehingga dapat dijadikan suatu alternatif pembelajaran bagi siswa agar siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam proses pembelajaran, utamanya pelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis naskah drama.

2. Dalam pelaksanaanya, strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap agar muncul penelitian-penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan penelitian mengenai penerapan strategi kreati-produktif dengan media feature dengan aspek kemampuan berbahasa lain seperti berbicara, membaca dan menyimak.

3. Penulis menyarankan kepada seluruh guru untuk menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature dalam pembelajaran menulis naskah drama, karena strategi pembelajaran dengan media ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.C. & Alwasilah, S.S. 2007. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajan Drama. Yogyakarta: CAPS. Fauzi, Harry D. 2007. Bagaimana Menulis Drama. Bandung: CV ARMICO. Harymawan, RMA.1988. Dramaturgi. Bandung: Rosda.

Hasanuddin. 1996. Drama Karya dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa Bandung.

Jauhari, Heri. 2013. Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia.

Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. Inarti, Suri 2014. Pemanfaatan Media Facebook Fitur Grup dengan Strategi

Kreatif-Produktif dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Studi Eksperimen Faktorial Bakat Bahasa Tinggi, Sedang dan Rendah pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Cisarua Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014). Thesis. Jurdiksastrasia UPI.

Kurniawan, K.2012. Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : CV Bangkit Citra Persada.

Luxemburg, dkk. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mulyana, Y., dkk. 1998. Sanggar Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Munandar, Utami, 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Penerbit Rineka Cipta.

Mutiara, N. Yuli. 2013. Penerapan Teknik Transformasi Cerpen dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Penelitian Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Jurdiksastrasia UPI.


(46)

Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Subana, dkk. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidkan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama. [Online]. Tersedia: http://www.gobookcc.net/kriteria-penilaian-drama/. [17 Januari 2015].

Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

0,40 – 0,60 Reliabilitas sedang

0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah

0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah

6. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2005, hlm. 466) sebagai berikut :

a.

Pengamatan

,

, ...

dijadikan bilangan baku

,

, ...

menurut Sudjana (2005, hlm. 466) dengan menggunakan rumus :

=

̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F( ) = P(z ).

c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung

,

, ....

. jika proporsi ini dinyatakan S( ), maka :

S(

)

=

d. Menghitung selisih F( ) – S ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hypotesis, kita bandingkan

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang

dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya nol diterima.

7. Menguji homogenitas. Menurut Sudjana (2005, hlm. 249) menggunakan rumus sebagai berikut :

F =


(2)

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F tabel distribusi dengan derajat kebebasan = ( , ) dengan taraf

nyata (α) = 0,01.

8. Pengujian signifikansi peningkatan hasil perlakuan, menggunakan uji t menurut sudjana (2005, hlm.239) menggunakan rumus sebagai berikut : Uji dua rata-rata (uji satu pihak) dengan menggunakan rumus :

t=

̅ ̅

√ ⁄ ⁄

dimana

S² =

keterangan :

t = nilai t yang dicari (t hitung)

̅ = nilai rata-rata kelompok 1

̅ = nilai rata-rata kelompok 2 = simpangan baku gabungan

= banyaknya sampel kelompok 1 = banyaknya sampel kelompok 2 S = variansi kelompok 1

S = variansi kelompok 2

Data dinyatakan signifikan bila Sedangkan diterima jika

9. Pengujian hipotesis perbedaan antara strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature dan metode konvensional (ceramah) dengan dua langkah yaitu:

a. Uji homogenitas data posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol b. Uji kesamaan data posttest anatar kelas eksperimen dan kelas konrol 10.Mendeskripsikan beberapa hasil pretest dan posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Sebelum menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang

feature, nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa kelas

eksperimen yaitu X IIS 4 SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung mencapai 53 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang antara 50 – 69. Sedangkan setelah menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature pada pembelajaran menulis naskah drama kemampuan siswa jauh lebih baik dengan perolehan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 73 yang termasuk dalam kategori baik dengan rentang skor antara 70 – 84, antara pretest dan posttest nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 20 poin. Maka, strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature dapat digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama.

2. Sementara itu, siswa di kelas kontrol memiliki nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama pada saat pretest mencapai 53 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang skor antara 50 – 69. Sedangkan pada saat posttest nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa meningkat menjadi 61 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang 50 -69, antara pretest dan posttest nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 8 poin.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis naskah drama di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini terbukti melalui pengujian hipotesis, dari hasil pengujian diperoleh data posttest adalah


(4)

perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis naskah drama di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kata lain strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature efektif digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran menulis naskah drama sehingga dapat dijadikan suatu alternatif pembelajaran bagi siswa agar siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam proses pembelajaran, utamanya pelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis naskah drama.

2. Dalam pelaksanaanya, strategi kreatif-produktif dengan media tayang

feature masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis

berharap agar muncul penelitian-penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan penelitian mengenai penerapan strategi kreati-produktif dengan media feature dengan aspek kemampuan berbahasa lain seperti berbicara, membaca dan menyimak.

3. Penulis menyarankan kepada seluruh guru untuk menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature dalam pembelajaran menulis naskah drama, karena strategi pembelajaran dengan media ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.C. & Alwasilah, S.S. 2007. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajan Drama. Yogyakarta: CAPS. Fauzi, Harry D. 2007. Bagaimana Menulis Drama. Bandung: CV ARMICO. Harymawan, RMA.1988. Dramaturgi. Bandung: Rosda.

Hasanuddin. 1996. Drama Karya dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa Bandung.

Jauhari, Heri. 2013. Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia.

Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. Inarti, Suri 2014. Pemanfaatan Media Facebook Fitur Grup dengan Strategi

Kreatif-Produktif dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Studi Eksperimen Faktorial Bakat Bahasa Tinggi, Sedang dan Rendah pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Cisarua Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014).

Thesis. Jurdiksastrasia UPI.

Kurniawan, K.2012. Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : CV Bangkit Citra Persada.

Luxemburg, dkk. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mulyana, Y., dkk. 1998. Sanggar Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Munandar, Utami, 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Penerbit Rineka Cipta.

Mutiara, N. Yuli. 2013. Penerapan Teknik Transformasi Cerpen dalam

Pembelajaran Menulis Naskah Drama Penelitian Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Jurdiksastrasia UPI.


(6)

Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Subana, dkk. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidkan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama. [Online]. Tersedia: http://www.gobookcc.net/kriteria-penilaian-drama/. [17 Januari 2015].

Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan


Dokumen yang terkait

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 1 59

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 67

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI ; Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMAN 3 Bandung.

4 46 50

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 7 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 33

KEEFEKTIFAN METODE BBB (BERPIKIR-BERPASANGAN-BERBAGI) BERORIENTASI MULTIKULTUR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KREATIF :Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 43

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS (AUTOBIOGRAFI) MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU DENGAN MEDIA TAYANGAN TELEVISI “HITAM PUTIH TRANS 7”: Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Aj

0 0 54

EFEKTIVITAS MEDIA INTERAKTIF FLASH MANGA TERHADAP PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JEPANG UNTUK SISWA SMA: Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas X SMA Laboratorium UPI Bandung.

0 0 48

PEMBELAJARAN TARI AYAM BERBASIS PEMBELAJARAN KREATIF PADA SISWA KELAS VI DI SD LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG.

0 0 33

PENGGUNAAN TEKNIK REMBUK SEJOLI DALAM MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI.

1 2 32

KAMAMPUH SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI DINA NULIS NASKAH BIANTARA.

0 40 28