PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI METRO TV : Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI
METRO TV
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
NADHIRA DESTIANA 0902410
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI
METRO TV
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh Nadhira Destiana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Nadhira Destiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI
METRO TV
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Nadhira Destiana NIM 0902410
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001
Pembimbing II,
Drs. Encep Kusumah, M.Pd. NIP 196502101991121001
diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia,
(4)
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI METRO TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
NADHIRA DESTIANA (0902410)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan menulis siswa, khususnya menulis karangan argumentasi, seperti yang diungkapkan oleh Septriyanti dan kawan-kawan (2012). Ini disebabkan kurangnya pengalaman yang menarik ketika pembelajaran menulis di sekolah. Padahal, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang cukup penting. Pemilihan media tayangan televisi dapat dijadikan alternatif agar siswa lebih tertarik dan termotivasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, dirumuskan permasalahan 1) bagaimana kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas X-A SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas eksperimen yang menggunakan tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV?; 2) bagaimana kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas X-C SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas kontrol yang menggunakan media teks berita?; 3) apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi para siswa di kelas X-A SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas eksperimen dan kemampuan menulis karangan argumentasi para siswa di kelas X-A SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas kontrol?. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan menulis karangan argumentasi siswa menggunakan tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain pemasangan subjek melalui pretest-posttest dan kelas kontrol dengan random sampling. Populasi dalam penelitian ini kelas X SMAN 2 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan sampel kelas X-A sebagai kelas eksperimen dan kelas X-C sebagai kelas kontrol. Kelompok siswa tersebut melaksanakan pretest, tiga kali perlakuan, dan posttest. Hasil penelitian diperoleh kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi sebelum mendapatkan perlakuan di kelas eksperimen memiliki rata-rata skor sebesar 60,6 dan sesudah mendapatkan perlakuan skor rata-rata menjadi sebesar 72,5. Untuk kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata prates 57,5 dan pascates 63,1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikan (α) sebesar 0,05, diperoleh taraf signifikan sebesar 0,004 yang berarti kurang dari 0,05, maka Ho ditolak. Hal itu berarti hipotesis yang penulis ajukan yaitu “Adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan
kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol”, dapat
(5)
LEARNING WRITING ESSAY ARGUMENTATION THROUGH UTILIZATION OF IMPRESSIONS EDITORIAL MEDIA INDONESIA ON
METRO TV
( research experiment all allegations against a student x sman 2 bandung the academic year 2012 / 2013 )
NADHIRA DESTIANA (0902410) ABSTRACT
The research was distributed by low student writing skills, particularly writing essays arguing, as revealed by Septriyanti and his friends (2012). This is due to the lack of an interesting experience when learning to write in school. writing skills is one of the important language skills. Selection of media TV footage can be an alternative for students more interested and motivated. Based on the background, formulated the problem 1) how writing skills by arguing students in class X-A SMA Negeri 3 Bandung as class experiments using the Editorial Media impressions of Indonesia's Metro TV?; 2) how writing skills by arguing students in class X-C SMA Negeri 2 Bandung as a class text using the media control news?; 3) whether there is a significant difference between the argument essay writing skills of students in class X-A SMA Negeri 3 Bandung as class experiments and writing skills by arguing the students in class X-A SMA Negeri 3 Bandung as a class of control?. This research aims to know the ability of writing essays arguing students use Editorial Media impressions of Indonesia's Metro TV. The method of research used quasi experimental design was the fitting of a subject through a pretest-posttest control class and by random sampling. The population in this research grade X SMAN 2 Bandung school year 2012/2013 with sample class X-A class of experiments and class as the X-class C as control. The students carry out group pretest, three times the treatment, and posttest. The research results obtained ability of students in writing essays arguing before getting treatment in the classroom experiment has an average score of delightful 150-and after treatment average score be of 72,5. The control class to obtain the average value of 63.2 and 63,1 pascates prates. Based on the results of calculation by using the t-test with significant level of 0.05 significant level, obtained by 0,004 which means less than 0.05, then Ho denied. It means the author's hypothesis proposing that “there is a significant difference between writing ability by arguing students in class experiments and writing skills by arguing the students in the class control”, acceptable.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK……….. i
KATA PENGANTAR……… ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii
DAFTAR ISI………... iv
DAFTAR TABEL………... viii
DAFTAR BAGAN……….. x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………. 1
1.2 Identifikasi Masalah………... 5
1.3 Batasan Masalah………. 5
1.4 Rumusan Masalah………... 5
1.5 Tujuan Penelitian………. 6
1.5.1 Tujuan Umum………... 6
1.5.2 Tujuan Khusus……….. 6
1.6 Manfaat Penelitian………... 6
1.7 Anggapan Dasar………... 7
1.8 Hipotesis……….. 8
1.9 Metode dan Teknik Penelitian………. 8
1.10 Definisi Operasional……….. 10
BAB 2 IHWAL MEDIA TAYANGAN EDITORIAL, KETERAMPILAN MENULIS, DAN KARANGAN ARGUMENTASI 2.1 Media Tayangan Editorial 2.11 Kedudukan Media Tayangan Editorial dalam Media Pembelajaran………...11
2.1.2 Hakikat Media Tayangan Editorial………... 13
2.1.3 Tujuan Editorial……… 14
2.1.4 Prinsip Editorial……… 15
2.1.5 Karakteristik Editorial………... 16
(7)
2.2.1 Pengertian Menulis………... 16
2.2.2 Tujuan Menulis………. 17
2.2.3 Manfaat Menulis………... 19
2.3 Karangan Argumentasi 2.3.1 Pengertian Karangan Argumentasi………... 20
2.3.2 Pertimbangan-pertimbangan dalam Argumentasi…… 21
2.3.3 Ciri-ciri Karangan Argumentasi………... 21
2.3.4 Struktur Karangan Argumentasi………... 22
2.3.5 Langkah-langkah Menulis Karangan Argumentasi….. 22
2.3.6 Teknik Pengembangan Karangan Argumentasi……… 23
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian………. 24
3.2 Teknik Pengumpulan Data………... 25
3.3 Instrumen Penelitian……… 28
3.4 Teknik Pengolahan Data……….. 53
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian………... 55
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data……… 56
4.1.1 Analisis Data Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi PretestKelas Eksperimen………... 56
4.1.2 Analisis Data Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi PosttestKelas Eksperimen……….. 64
4.1.3 Analisis Data Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi PretestKelas Kontrol……….. 75
4.1.4 Analisis Data Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi PosttestKelas Kontrol………. 85
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data………... 94 4.2.1 Pengujian Persyaratan Analisis Data Kemampuan
Menulis Karangan Argumentasi Siswa Pada Kelas Eksperimen
(8)
Argumentasi Kelas Eksperimen………. 95 4.2.1.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA)
Data Kemampuan Menulis Karangan
Argumentasi Kelas Eksperimen………. 96
a) Uji Reliabilitas Antarpenimbang
(ANAVA) PretestKelas Eksperimen….. 97 b) Uji Reliabilitas Antarpenimbang
(ANAVA) PosttestKelas Eksperimen….99 4.2.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data Kemampuan
Menulis Karangan Argumentasi pada Kelas Kontrol 4.2.2.1 Data Kemampuan Menulis Karangan
Argumentasi Kelas Kontrol………... 102
4.2.2.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Kemampuan Menulis Karangan
Argumentasi Kelas Kontrol………... 103
a) Uji Reliabilitas Antarpenimbang
(ANAVA) Pretest Kelas Kontrol……….104 b) Uji Reliabilitas Antarpenimbang
(ANAVA) PosttestKelas Kontrol……... 106 4.2.3 Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis
Karangan Argumentasi
4.2.3.1 Uji Normalitas Data Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol……….. 108
4.2.3.2 Uji Normalitas Data Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol……….. 110
4.2.4 Uji Homogenitas Varian Data Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi
4.2.4.1 Uji Homogenitas Varian Data Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………111 4.2.4.2 Uji Homogenitas Varian Data Posttest
(9)
4.3 Pengujian Hipotesis………. 113
4.4 Pembahasan………. 115
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan... 116
5.2 Saran………... 117
DAFTAR PUSTAKA ……….. 118
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(10)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam ruang lingkup kebahasaan secara umum terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Sesuai dengan urutan pemerolehannya, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling akhir untuk dikuasai. Namun, keterampilan menulis memiliki peranan yang tidak kalah penting dibandingkan keterampilan berbahasa lainnya. Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi yang begitu pesat, saat ini kecendekiaan dan kedewasaan seseorang dapat dilihat dari keterampilan ia dalam hal menulis. Tarigan (2008:4) berpendapat bahwa dalam kehidupan modern ini, jelas keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Keterampilan menulis dapat dikatakan sebagai salah satu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Tolok ukur kecendekiaan seseorang dapat dilihat dari kualitas tulisan-tulisan yang ia hasilkan.
Meskipun telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan modern, pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum menguasai keterampilan menulis. Hal tersebut juga ditulis oleh Nunuy Nurjanah (2005) dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Model Belajar Konstruktivisme
dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia”. Ia mengatakan bahwa,
keterampilan menulis siswa Indonesia masih tergolong rendah di Asia, budaya menulis merupakan budaya intelektual yang memprihatinkan.
Masih banyaknya siswa yang belum menguasai keterampilan menulis disebabkan oleh beberapa masalah yang berkaitan dengan rendahnya mutu pembelajaran keterampilan menulis. Lebih spesifik lagi, rendahnya kualitas keterampilan menulis siswa datang dari faktor internal siswa itu sendiri, seperti adanya anggapan yang salah dari diri siswa mengenai keterampilan menulis. Keterampilan menulis dinilai menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang sulit bagi siswa. Tidak adanya latar belakang bakat menulis yang dimiliki siswa
(11)
menjadikan pembelajaran menulis di dalam kelas seringkali dirasa tidak menarik dan hanya dijadikan sebagai beban tugas semata. Akhadiah (1998:1) menyebutkan, pembelajaran menulis seringkali dianggap sebagai beban berat oleh siswa. Anggapan tersebut muncul karena kegiatan menulis membutuhkan banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh. Di samping itu, ia menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh semua orang. Ada pula yang meragukan kegunaan atau manfaat dari keterampilan menulis tersebut.
Salah satu bentuk keterampilan menulis adalah menulis karangan argumentasi. Menurut Keraf (2001:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Pembelajaran menulis karangan argumentasi masih dianggap sulit oleh siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam menemukan ide untuk dijadikan topik yang kemudian dituangkan dan dikembangkan ke dalam sebuah tulisan yang teratur. Hal tersebut yang menyebabkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa dinilai masih belum memuaskan. Kesulitan siswa dalam menulis karangan argumentasi juga diungkapkan oleh Septriyanti, Arief, dan Ratna (2012) dalam jurnalnya yang berjudul “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Argumentasi”
pada kenyataannya, keterampilan menulis karangan argumentasi siswa masih rendah. Siswa kurang mampu dalam menuangkan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Penyebab rendahnya keterampilan menulis karangan argumentasi siswa diidentifikasi karena siswa kurang memahami tulisan argumentasi itu sendiri dan penguasaan kosakata siswa. Dalam mengatasi hal tersebut, seorang guru yang memiliki kedudukan dan fungsi yang masih sangat dominan dalam kegiatan belajar mengajar wajib menciptakan proses pembelajaran menulis yang menarik untuk siswa. Sudah bukan zamannya lagi guru menyampaikan materi secara oral dari awal hingga akhir pembelajaran. Selain melelahkan, juga membosankan siswa. Penggunaan media pembelajaran dapat difungsikan sebagai alat bantu agar kegiatan pembelajaran berlangsung lebih komunikatif dan menyegarkan. Khaerudin
(12)
merupakan alat bantu yang dimanfaatkan guru dalam rangka mempermudah pembelajaran. Media dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat digunakan untuk melatih siswa dalam menggunakan bahasa. Dengan latihan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi tertentu dalam berbahasa dan bersastra dengan berbagai variasinya. Pemilihan media tersebut tidak hanya tepat, tetapi juga dapat menarik minat siswa sehingga siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses berlangsungnya pembelajaran. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, media dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa guna meningkatkan empat kompetensi berbahasa Indonesia, yakni kompetensi menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.
Salah satu Kompetensi Dasar (KD) di SMA kelas X semester 2, yang berkaitan dengan menulis karangan argumentasi yaitu, “mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato”. Adapun yang menjadi kompetensi dasarnya adalah “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentative”. Menulis karangan argumentasi merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa dengan menyajikan pemikiran terhadap fakta yang ada.
Sejauh pengamatan penulis, penelitian dengan memanfaatkan media pernah dilakukan oleh Dadi (2007) berjudul “Keefektifan Media Trailer Film Asing dalam Pembelajaran Menulis Cerpen”. Pada hasil penelitian tersebut penggunaan media trailer film asing dalam pembelajaran menulis cerpen berhasil menarik perhatian siswa dengan antusiasme yang tinggi.
Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengujicobakan sebuah media dalam pembelajaran menulis. Media yang penulis pilih adalah media tayangan dari sebuah acara di televisi. Memanfaatkan media tayangan acara televisi merupakan salah satu alternatif yang baik dan dengan mudah dapat dijangkau oleh guru. Acara televisi tidak hanya tepat, tetapi juga menarik antusiasme siswa untuk belajar. Sukiman (2012:198) berpendapat, apabila anak-anak belajar melalui televisi, mereka tidak hanya mengamati acaranya dengan tenang, melainkan mereka juga memerhatikan perubahan-perubahan gambar yang terjadi. Demikian
(13)
pula mereka memerhatikan susunan kata-kata dan teks yang ada. Ketika belajar melalui media tayangan televisi, anak-anak dituntut mampu berkonsentrasi dengan penuh selama acara berlangsung. Hal ini sesuai dengan sifat media itu sendiri, dan daya kemampuan berkonsentrasi ini erat hubungannya dengan kemampuan untuk mengerti dan kemampuan untuk mereproduksi apa yang telah diamatinya. Ini berarti bahwa anak-anak dituntut untuk mampu mengantisipasi isi pesan yang ada dalam acara tersebut.
Penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran menulis melalui media tayangan televisi, yaitu skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Tayangan Televisi „Jika Aku Menjadi‟ TRANS TV dalam Meningkatkan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2008-2009)” oleh Antika. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa penggunaan media tayangan televisi dalam pembelajaran menulis karangan narasi efektif dan praktis digunakan.
Sementara itu, penelitian terkait pembelajaran menulis karangan argumentasi sebelumnya telah dilakukan, di antaranya oleh Setia (2010) berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Media
Editorial Surat Kabar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2008/2009)”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa media editorial surat kabar cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Akan tetapi, tidak dimungkiri media editorial surat kabar yang digunakan akan lebih menarik lagi jika disajikan dalam bentuk rekaman audio-visual dibandingkan hanya selebaran kertas editorial.
Berkaca dari pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk memanfaatkan sebuah media yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Media yang penulis pilih tersebut adalah salah satu tayangan televisi yang berjudul Editorial Media Indonesia yang diproduksi oleh Metro TV. Penggunaan media ini merupakan sebuah upaya inovatif untuk membantu siswa mendapatkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang kemudian dituangkan ke dalam sebuah tulisan argumentasi setelah siswa melakukan kegiatan menyimak secara
(14)
program berita di televisi yang mengangkat secara khusus kolom editorial dalam sebuah surat kabar. Sejauh pengamatan penulis, pembelajaran menulis karangan argumentasi melalui tayangan editorial belum pernah diujicobakan. Atas dasar pemikiran tersebut, penulis memilih judul penelitian “Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).”
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan gambaran mengenai pembelajaran menulis karangan argumentasi di kelas, masalah yang terjadi yang menjadi sasaran untuk ditingkatkan adalah sebagai berikut.
1) Siswa masih mendapatkan kesulitan dalam menulis karangan argumentasi. 2) Siswa kurang berani dan percaya diri dalam menuliskan ide-ide atau
gagasan-gagasan yang dimiliki.
3) Pembelajaran menulis di dalam kelas tidak menyenangkan.
4) Penggunaan media dalam pembelajaran menulis belum maksimal sehingga kurang memotivasi siswa dalam menulis karangan argumentasi.
1.3Batasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada pembelajaran menulis karangan argumentasi dan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi ini adalah tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diidentifikasi, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
1) Bagaimanakah kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas X-A SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas eksperimen yang menggunakan tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV?
(15)
2) Bagaimanakah kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas X-C SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas kontrol yang menggunakan media teks berita?
3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi para siswa di kelas X-A SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas eksperimen dan kemampuan menulis karangan argumentasi para siswa di kelas X-C SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas kontrol?
1.5Tujuan Penelitian 1.5.1Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pembelajaran guna menambah dan mengembangkan inovasi pembelajaran yang telah ada sebelumnya khususnya dalam segi media pembelajaran agar dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
1.5.2Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut.
1)kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen yang menggunakan tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV;
2)kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol yang menggunakan media teks berita;
3)perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol.
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh antara lain dapat memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis bagi banyak pihak terutama yang terkait dalam penelitian ini.
(16)
1) Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teori media pembelajaran dalam proses pembelajaran menulis, khususnya karangan argumentasi.
2) Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang dapat langsung diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini antara lain. a) Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat
dijadikan alternatif dalam memilih dan mengembangkan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
b) Siswa dapat memperoleh wawasan dan daya pikir yang lebih luas sehingga mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.
c) Peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai keefektifan tayangan Editorial Media Indonesia dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa, serta memperoleh wawasan dan pengetahuan baru mengenai media-media yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
1.7Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik (Arikunto, 2010:65). Dalam melakukan penelitian ini penulis berpedoman pada anggapan dasar sebagai berikut.
1) Keterampilan menulis karangan argumentasi merupakan salah satu bahan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang ada di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2) Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan sebuah pembelajaran.
3) Tayangan Editorial Media Indonesia memiliki teori yang kuat sehingga media ini dapat dipergunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
(17)
1.8Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2010:224). Terdapat dua hipotesis yang penulis ajukan.
H1 : Adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis
karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol.
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan kemampuan menulis argumentasi siswa di kelas kontrol.
1.9Metode dan Teknik Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian menggunakan pemasangan subjek melalui
pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas pembanding. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Sedangkan untuk desain dapat divisualisasikan sebagai berikut.
Tabel 1.1 Desain Penelitian
Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
A (KE) O1 X O2
(18)
Keterangan:
A : kelas eksperimen B : kelas pembanding
O1 : tes awal pada kelas eksperimen
O2 : tes akhir pada kelas eksperimen
O3 : tes awal pada kelas pembanding
O4 : tes akhir pada kelas pembanding
X : pemberian subjek pada kelas eksperimen Y : pemberian subjek pada kelas pembanding
(Syamsuddin A. R dan Damaianti, 2009:163).
Kelompok A maupun B memiliki karakteristik yang sama atau homogen, karena diambil atau dibentuk dari populasi yang homogen pula. Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dengan tes yang sama. Kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, sedang kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya. Setelah beberapa saat kedua kelompok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (posttest). Hasil kedua tes akhir diperbandingkan (diuji perbedaannya), demikian juga antara hasil tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir, dan antara tes awal dan akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan (Syaodih, 2009:204).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan tes secara tertulis. Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini dilakukan melalui perhitungan kuantitatif. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui silsilah rata-rata nilai prates dan pascates untuk masing-masing aspek yang dinilai sebagai indikator efektivitas pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV.
(19)
1.10 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah tafsir dari pihak pembaca terhadap judul penelitian yang penulis lakukan, penulis mendefinisikan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Tayangan Editorial Media Indonesia dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi adalah suatu bentuk media yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Tayangan Editorial Media Indonesia dengan pembelajaran menulis karangan argumentasi terdapat hubungan yang erat karena mendorong siswa aktif dalam mencari informasi mengenai suatu hal dan menemukan pernyataan-pernyataan untuk mendukung argumen yang akan ditulis dari suatu informasi tersebut.
2) Karangan argumentasi pada penelitian ini adalah jenis karangan yang berisi paparan mengenai pendapat suatu hal disertai dengan bukti-bukti kuat yang mendukung serta keyakinan gagasan yang ditulis agar pembaca dapat membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis.
3) Kemampuan menulis karangan argumentasi adalah kemampuan siswa dalam menemukan gagasan, pendapat, maupun pikirannya dengan disertai bukti-bukti relevan yang mendukung untuk kemudian dituangkan ke dalam sebuah tulisan yang teratur dan sistematis.
(20)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Metode dan Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti mengujicobakan perlakuan atau
treatment khusus dalam sebuah pembelajaran guna melihat adanya pengaruh dari perlakuan atau treatment tersebut terhadap kualitas hasil belajar.
Penelitian eskperimen ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yakni adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen (dengan perlakuan khusus) dan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol (dengan perlakuan biasa). Hal tersebut mengacu pada pendapat Syamsudin dan Vismaia (2009:150) yang menjelaskan bahwa : penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab
pertanyaan: “Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?” Dalam hal ini peneliti memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain dengan pemasangan subjek melalui tes awal - tes akhir kelas eksperimen dan kelas pembanding (Syamsuddin A. R dan Damaianti, 2009:163).
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
A (KE) O1 X O2
(21)
Keterangan:
A : kelas eksperimen B : kelas pembanding
O1 : tes awal pada kelas eksperimen
O2 : tes akhir pada kelas eksperimen
O3 : tes awal pada kelas pembanding
O4 : tes akhir pada kelas pembanding
X : pemberian subjek pada kelas eksperimen Y : pemberian subjek pada kelas pembanding
Desain tersebut digunakan dalam melaksanakan perlakuan untuk melihat kemampuan menulis karangan argumentasi siswa melalui pemanfaatan tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1) Mengadakan pretest untuk mengetahui kemampuan sampel sebelum diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2) Memberikan perlakuan berupa pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan tayangan editorial Media Indonesia pada kelas eksperimen dengan penggunaan media teks berita pada kelas kontrol.
3) Mengadakan posttest untuk mengetahui perkembangan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa sesudah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.2Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini peneliti menggunakan teknik tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir). Tes awal dilakukan pada awal proses pembelajaran dengan tanpa diberi materi dan perlakuan yang khusus sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal menulis karangan argumentasi siswa sebelum diberi perlakuan.
(22)
Sedangkan, tes akhir dilakukan setelah siswa diberikan materi dan perlakuan sebelumnya. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis karangan argumentasi siswa setelah diberi perlakuan.
Kedua tes ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas pembanding atau kontrol. Tes ini dilakukan untuk memeroleh data berupa hasil penelitian karangan argumentasi sebelum serta setelah menggunakan tayangan Editorial Media Indonesia yang diproduksi Metro TV pada kelas eksperimen. Adapun proses pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen digambarkan dalam diagram berikut ini.
Bagan 3.1
Proses Pelaksanaan Perlakuan
Pretest
atau Tes Awal
Perlakuan
Treatment
1
Treatment
2
Treatment
3
dan seterusnya
Posttest
atau Tes
Akhir
(23)
Diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Pada tahap awal penelitian, peneliti melaksanakan pretest. Siswa diminta
menulis sebuah karangan argumentasi dengan tema “Lestarikan Warisan Leluhur”. Siswa menulis sesuai kemampuan mereka tanpa diberi materi
maupun perlakuan. Hasil dari pelaksanaan pretest ini digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam menulis karangan argumentasi. 2) Pada tahap kedua penelitian, peneliti mulai memberikan perlakuan yang
pertama kepada siswa yaitu menguji cobakan suatu perlakuan yang berupa media, tayangan editorial Media Indonesia, dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Setelah diberi materi dan perlakuan, kemudian siswa
menulis karangan argumentasi dengan tema “Mengatasi Banjir”. Hasil
tayangan editorial dapat dijadikan sebagai contoh argumentasi yang dikemukakan oleh sebuah harian surat kabar besar tanah air, Media Indonesia. 3) Pada tahap ketiga penelitian, peneliti memberikan perlakuan yang kedua
kepada siswa dengan menggunakan tayangan editorial Media Indonesia dengan tema yang berbeda dengan tayangan sebelumnya, siswa kembali menulis karangan argumentasi lagi. Tema karangan argumentasi pada
perlakuan yang kedua adalah “Negeri Anak Bawang”.
4) Pada tahap keempat penelitian, peneliti kembali memberikan perlakuan berupa tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV, sebagai perlakuan akhir yang diberikan kepada siswa. Setelah diberikan materi dan perlakuan tayangan tersebut, siswa kembali menulis karangan argumentasi lagi. Tema karangan argumentasi pada perlakuan yang ketiga adalah “Pro dan Kontra Ujian Nasional”.
5) Pada tahap kelima penelitian, peneliti melaksanakan posttest. Pada posttest ini siswa kembali diminta untuk menulis kembali sebuah karangan argumentasi. Hasil karangan argumentasi siswa pada tahap ini dijadikan sebagai tes akhir untuk mengukur kemampuan menulis karangan argumentasi siswa setelah siswa diberikan beberapa perlakuan. Tema karangan argumentasi pada
(24)
3.3Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan berupa rambu-rambu pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV dan perencanaan pelaksanaan pembelajarannya menggunakan media tersebut ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok pembelajaran menulis karangan argumentasi.
a. Rambu-rambu Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV
Rambu-rambu ini dibuat sebagai acuan peneliti dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis karangan argumentasi dengan menggunakan tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV di kelas eksperimen.
1) Rasional
Tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV merupakan sebuah tayangan tajuk rencana yang mampu meningkatkan daya kritis serta membantu mengasah daya penalaran. Pemanfaatan tayangan ini diduga dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran yang mampu membantu siswa berpikir kritis dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, mendorong siswa agar aktif dalam mencari informasi berupa kalimat-kalimat fakta maupun pendapat dari narasumber yang terkait untuk mendukung argumen yang akan ditulis.
2) Tujuan
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk melatih siswa berpikir kritis melalui pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV.
3) Prinsip Dasar
Pemilihan tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV oleh peneliti didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
(25)
a) Tema/topik :
Aktual.
Masalah yang berbobot.
Mencerminkan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat. b) Gaya sajian :
Menghindari pemaparan yang bersifat menggurui, sok tahu, dan menganggap pembaca tidak memahami isu yang bergulir.
Memiliki tradisi penulisan yang jernih serta ketajaman berpikir. c) Bahasa :
Menggunakan kalimat yang ringkas, padat, jelas, lugas, dan langsung ke persoalan.
d) Pandangan Editor :
Berpijak pada kebenaran. 4) Sintak Pembelajaran
Sintak pembelajaran merupakan langkah-langkah pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV bercermin pada prinsip-prisip di atas. Sintak media tayangan editorial tersebut diterapkan melalui metode pembelajaran, yaitu metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, di mana keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak guru (Ibrahim & Syaodih, 2010:107). Adapun sintak pembelajaran media tayangan editorial melalui metode demonstrasi adalah sebagai berikut.
a) Siswa diberi penjelasan mengenai tujuan pembelajaran menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV.
b) Siswa diberi gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
c) Guru menetapkan langkah-langkah pokok menulis karangan argumentasi d) Guru menyiapkan alat-alat yang diperlukan seperti laptop, infokus, dan
speaker.
(26)
f) Guru menumbuhkan sikap kritis pada siswa sehingga terjadi tanya jawab, dan diskusi tentang masalah pada tema yang diangkat dalam tayangan editorial. g) Siswa diberi kesempatan untuk mencoba menulis sebuah karangan
argumentasi.
h) Guru membuat penilaian dari kegiatan siswa dalam demonstrasi menggunakan tayangan editorial Media Indonesia.
i) Siswa diberi tugas untuk menulis karangan argumentasi menggunakan tayangan editorial Media Indonesia.
j) Siswa menuliskan pendapatnya sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
k) Siswa menulis dengan menghindari penggunaan bahasa yang cenderung bersifat subjektif.
l) Siswa menulis karangan argumentasi dengan menggunakan kalimat yang ringkas, padat, jelas, lugas, dan langsung ke persoalan.
m) Siswa menulis karangan argumentasi dengan memperhatikan kelogisan dalam berpikir, pengolahan pendapat yang disertai dengan pembenaran bukti yang tepat, serta menghindari penulisan dengan sikap emosi.
n) Siswa diberi penilaian terhadap hasil menulis karangan argumentasi menggunakan tayangan editorial Media Indonesia.
5) Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan pada penelitian ini berupa tes menulis karangan argumentasi. Evaluasi dilaksanakan pada saat pretest (tes awal), proses perlakuan, dan posttest (tes akhir). Evaluasi pada saat pretest dan posttest
menggunakan tes yang sama agar terlihat perbedaan yang signifikan pada hasil karangan argumentasi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Sedangkan pada proses perlakuan, evaluasi menggunakan tes dengan mengerjakan lembar kerja dan LP yang terdapat pada RPP.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dibuat oleh peneliti sebagai panduan peneliti dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
(27)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Semester : 2
Alokasi waktu : 10 x 45 ( 5 x pertemuan )
A.STANDAR KOMPETENSI
12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.
B. KOMPETENSI DASAR:
12. 1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Definisi karangan argumentasi, seperti :
Suatu bentuk karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti.
Ciri-ciri karangan argumentasi, seperti :
- Berisi argumen-argumen sebagai upaya pembuktian dalam mempertahankan atau menyanggah suatu pendapat atau sikap.
- Bertujuan meyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang dikemukakan oleh penulis.
- Menggunakan logika atau penalaran sebagai landasan berpikir. - Bertolak pada fakta.
- Bersikap mendesak pendapat atau sikap kepada pembaca.
(28)
- Pendahuluan, untuk menarik perhatian pembaca serta memusatkan perhatian pembaca kepada argumen-argumen yang akan disampaikan. - Tubuh Argumen, bagian yang berisi tentang kebenaran-kebenaran yang
dikemukakan oleh penulis untuk meyakinkan pembaca.
- Kesimpulan dan ringkasan, bagian yang ditulis untuk menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai.
Langkah-langkah menulis karangan argumentasi, seperti : - Menentukan topik/tema.
- Menetapkan tujuan.
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
- Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih. - Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.
D. INDIKATOR
1. Kognitif a. Produk
Menemukan karakteristik paragraf argumentatif b. Proses
Mengidentifikasi karakteristik paragraf argumentatif
Menyusun kerangka paragraf argumentatif 2. Psikomotor
Mendaftar topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentatif
Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf argumentatif
3. Afektif a. Karakter
(29)
Jujur (dapat dilihat di skenario pembelajaran pada pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 kegiatan inti)
Tanggung Jawab (dapat dilihat di skenario pembelajaran pada pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 kegiatan inti)
Apresiatif (dapat dilihat di skenario pembelajaran pada pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 kegiatan inti)
b. Keterampilan Sosial
Berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar (dapat dilihat di skenario pembelajaran pada pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 kegiatan inti)
Menyumbang ide/saran (dapat dilihat di skenario pembelajaran pada pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 kegiatan inti)
Menjadi pendengar yang baik (dapat dilihat di skenario pembelajaran pada pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 kegiatan inti)
Saling membantu antarteman (dapat dilihat di skenario pembelajaran pada pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 kegiatan inti)
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif a. Produk
Secara mandiri siswa dapat menemukan karakteristik paragraf argumentatif dengan mengerjakan tugas di LP 1 : produk.
b. Proses
1) Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi karakteristik paragraf argumentatif yang terdapat dalam LP 2 : proses.
2) Secara mandiri siswa dapat menyusun kerangka paragraf argumentatif dengan mengerjakan tugas di LP 2 : proses.
(30)
Secara mandiri siswa dapat mendaftar topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentatif dalam LP 3 : psikomotor.
Secara mandiri siswa dapat mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf argumentatif dalam LP 3 : psikomotor.
3. Afektif a. Karakter
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku, seperti kerja sama, jujur, bertanggung jawab, dan apresiatif.
b. Keterampilan Sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam keterampilan bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, menyumbang ide, menjadi pendengar yang baik, dan membantu teman yang mengalami kesulitan.
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : konstruktivisme
Metode pembelajaran : demonstrasi, tanya jawab, penugasan
G. BAHAN
1) Buku Paket Bahasa Indonesia SMA Kelas X
2) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah
3) Argumentasi dan Narasi karangan Gorys Keraf
H. ALAT
1) Infokus 2) Laptop
3) Speaker
(31)
Kelas Eksperimen
NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU METODE
1. Pertemuan Kedua (Perlakuan Pertama)
Pendahuluan
1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian mempresensi siswa.
2. Mengkondisikan siswa agar siap dan bersemangat dalam
menerima materi pelajaran. 3. Memberi kaitan antara materi
yang akan dipelajari dengan materi yang telah diberikan sebelumnya.
4. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia.
10 menit Ceramah
Kegiatan Inti
Penggalan 1
1. Siswa duduk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas
empat orang kemudian
menyimak penjelasan guru mengenai karangan argumentasi.
70 menit Tanya jawab, pemodelan,
(32)
karangan argumentasi. 3. Siswa mengidentifikasi
karakteristik karangan argumentasi.
4. Siswa menyimak pembahasan hasil penelitian karangan argumentasi pada pertemuan sebelumnya yang diberikan oleh guru..
5. Siswa menjadi pendengar yang baik terhadap semua penjelasan guru dan memiliki sikap
apresiatif terhadap penjelasan guru.
6. Siswa bertanya kepada guru dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Penggalan 2
7. Siswa menyimak tayangan editorial Media Indonesia dengan tema Mengatasi Banjir.
8. Siswa bersama-sama dengan guru membedah tayangan tersebut ke dalam kalimat-kalimat yang merupakan argumen dari penulis editorial, kalimat-kalimat yang berupa fakta dan opini/pendapat dari narasumber yang akurat. 9. Siswa bersama-sama dengan
(33)
guru mengaitkan kalimat-kalimat hasil bedahan tayangan tersebut ke dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
10.Siswa diberikan penjelasan mengenai struktur karangan argumentasi.
11.Siswa diberikan penjelasan mengenai langkah-langkah menulis karangan argumentasi. 12.Siswa diberikan penjelasan
mengenai kerangka karangan argumentasi beserta contoh dari karangan argumentasi.
Penggalan 3
13.Siswa di dalam kelompoknya berdiskusi mengenai tema yang diberikan oleh guru berdasarkan tayangan tadi.
14.Siswa menyusun kerangka karangan argumentasi berdasarkan tema secara bersama-sama untuk menunjukkan kerja sama.
15.Siswa mengembangkan hasil diskusi dan simakannya menjadi sebuah karangan argumentasi dengan tema yang sesuai yaitu Mengatasi Banjir secara utuh dan
(34)
pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
16.Siswa bertanggung jawab menulis karangan argumentasi. 17.Siswa apresiatif dalam menulis
karangan argumentasi. 18.Siswa menyumbangkan ide
dalam pembuatan karangan argumentasi.
19.Siswa bertanya kepada guru dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
20.Siswa membantu teman yang kesulitan dalam menulis karangan argumentasi.
21.Siswa menunjukkan sikap jujur dalam menulis karangan
argumentasi. Penutup
1. Mengadakan refleksi terhadap hasil belajar.
2. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang baru saja diajarkan. 3. Memberitahu materi ajar yang
akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. 4. Menutup pelajaran dengan
ucapan salam.
(35)
2. Pertemuan Ketiga (Perlakuan Kedua)
Pendahuluan
1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudain mempresensi siswa.
2. Mengkondisikan siswa agar siap dan bersemangat dalam
menerima materi pelajaran. 3. Memberi kaitan antara materi
yang akan dipelajari dengan materi yang telah diberikan sebelumnya.
4. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia.
10 menit Ceramah
Kegiatan Inti
Penggalan 1
1. Siswa duduk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua orang dan menyimak pembahasan guru mengenai karangan argumentasi.
2. Siswa mengidentifikasi definisi dan karakteristik karangan argumentasi untuk mengingat
70 menit Tanya jawab, pemodelan,
(36)
kembali pembelajaran yang lalu. 3. Siswa menyimak pembahasan
hasil penelitian karangan argumentasi pada pertemuan sebelumnya yang diberikan oleh guru.
4. Siswa menjadi pendengar yang baik terhadap semua penjelasan guru dan memiliki sikap
apresiatif terhadap penjelasan guru.
5. Siswa bertanya kepada guru dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Penggalan 2
6. Siswa menyimak tayangan editorial Media Indonesia dengan tema Negeri Anak Bawang. 7. Siswa bersama-sama dengan
guru membedah tayangan tersebut ke dalam kalimat-kalimat yang merupakan argumen dari penulis editorial, kalimat-kalimat yang berupa fakta dan opini/pendapat dari narasumber yang akurat. 8. Siswa bersama-sama dengan
guru mengaitkan kalimat-kalimat hasil bedahan tayangan tersebut
(37)
ke dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
9. Siswa diberikan penjelasan mengenai struktur dan langkah-langkah menulis karangan argumentasi untuk mengingat pembelajaran yang lalu. 10.Siswa diberikan penjelasan
mengenai kerangka karangan argumentasi beserta contoh dari karangan argumentasi untuk mengingat pembelajaran yang lalu.
Penggalan 3
11.Siswa di dalam kelompoknya berdiskusi mengenai tema yang diberikan oleh guru berdasarkan tayangan tadi.
12.Siswa menyusun kerangka karangan argumentasi berdasarkan tema secara bersama-sama untuk menunjukkan kerja sama. 13.Siswa mengembangkan hasil
diskusi dan simakannya menjadi sebuah karangan argumentasi dengan tema yang sesuai yaitu Negeri Anak Bawang secara utuh
(38)
memperhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. 14.Siswa bertanggung jawab
menulis karangan argumentasi. 15.Siswa apresiatif dalam menulis
karangan argumentasi. 16.Siswa menyumbangkan ide
dalam pembuatan karangan argumentasi.
17.Siswa bertanya kepada guru dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
18.Siswa membantu teman yang kesulitan dalam menulis karangan argumentasi.
19.Siswa menunjukkan sikap jujur dalam menulis karangan
argumentasi. Penutup
1. Mengadakan refleksi terhadap hasil belajar.
2. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang baru saja diajarkan. 3. Memberitahu materi ajar yang
akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. 4. Menutup pelajaran dengan
ucapan salam.
(39)
3. Pertemuan Keempat (Perlakuan Ketiga)
Pendahuluan
1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudain mempresensi siswa.
2. Mengkondisikan siswa agar siap dan bersemangat dalam
menerima materi pelajaran. 3. Memberi kaitan antara materi
yang akan dipelajari dengan materi yang telah diberikan sebelumnya.
4. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia.
10 menit Ceramah
Kegiatan Inti
Penggalan 1
1. Siswa menyimak pembahasan guru mengenai karangan argumentasi.
2. Siswa mengidentifikasi definisi dan karakteristik karangan argumentasi untuk mengingat kembali pembelajaran yang lalu. 3. Siswa menyimak pembahasan
70 menit Tanya jawab, pemodelan,
(40)
hasil penelitian karangan argumentasi pada pertemuan sebelumnya yang diberikan oleh guru.
4. Siswa menjadi pendengar yang baik terhadap semua penjelasan guru.
5. Siswa memiliki sikap apresiatif terhadap penjelasan guru. 6. Siswa bertanya kepada guru
dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Penggalan 2
7. Siswa menyimak tayangan editorial Media Indonesia dengan tema Pro Kontra Ujian Nasional. 8. Siswa bersama-sama dengan
guru membedah tayangan tersebut ke dalam kalimat-kalimat yang merupakan argumen dari penulis editorial, kalimat-kalimat yang berupa fakta dan opini/pendapat dari narasumber yang akurat. 9. Siswa bersama-sama dengan
guru mengaitkan kalimat-kalimat hasil bedahan tayangan tersebut ke dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
(41)
10.Siswa diberikan penjelasan mengenai struktur dan langkah-langkah menulis karangan argumentasi untuk mengingat pembelajaran yang lalu. 11.Siswa diberikan penjelasan
mengenai kerangka karangan argumentasi beserta contoh dari karangan argumentasi untuk mengingat pembelajaran yang lalu.
Penggalan 3
12.Secara mandiri siswa menyusun kerangka karangan argumentasi berdasarkan tema yang
ditetapkan.
13.Siswa mengembangkan hasil diskusi dan simakannya menjadi sebuah karangan argumentasi dengan tema yang sesuai yaitu Pro dan Kontra Ujian Nasional secara utuh dan runtut dengan memperhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. 14.Siswa bertanggung jawab
menulis karangan argumentasi. 15.Siswa apresiatif dalam menulis
(42)
dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
17.Siswa menunjukkan sikap jujur dalam menulis karangan
argumentasi. Penutup
1. Mengadakan refleksi terhadap hasil belajar.
2. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang baru saja diajarkan. 3. Memberitahu materi ajar yang
akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. 4. Menutup pelajaran dengan
ucapan salam.
10 menit Tanya jawab
J. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Lembar Kerja
2. LP 1 = kognitif : produk 3. LP 2 = kognitif : proses 4. LP 3 = psikomotor
5. LP 4 = afektif : perilaku berkarakter 6. LP 5 = afektif : keterampilan sosial 7. Tabel spesifikasi lembar penilaian 8. Silabus
K. PENILAIAN
Jenis Tagihan :
Tugas individu : menggunakan LP 1, LP 2, LP 3, LP 4, LP 5, dan Lembar Kerja
(43)
Bentuk Instrumen :
Uraian bebas
Jawaban singkat
Lembar pengamatan
Adapun proses pembelajaran di kelas kontrol menggunakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) konvensional, yakni RPP yang biasa dipakai sehari-hari oleh guru di sekolah yang bersangkutan. Secara keseluruhan, langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan awal dan kegiatan akhir sama dengan langkah-langkah pembelajaran pada pembelajaran di kelas eksperimen, perbedaan hanya terdapat pada kegiatan inti. Adapun kegiatan ini pada kelas kontrol adalah sebagai berikut.
1) Siswa menyimak eksplanasi pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media teks berita.
2) Siswa membaca dan memahami teks berita yang diberikan oleh guru kemudian membuat sebuah karangan argumentasi berdasarkan teks berita tersebut.
3) Siswa mengembangkan karangan argumentasi dengan memerhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
4) Siswa mengumpulkan karangan argumentasi.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa perlengkapan tes. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (pretest) dan kemampuan akhir (posttest) siswa dalam keterampilan menulis karangan argumentasi setelah proses belajar mengajar berlangsung. Bentuk tes secara tertulis. Pengukuran ini dilakukan kepada para siswa. Tes awal digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata siswa dalam menulis karangan argumentasi sebelum dipengaruhi oleh penggunaan tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV.
(44)
dipengaruhi oleh penggunaan tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV. Tes ini dilakukan untuk mengetahui perubahan dan perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV. Berikut instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal (pretest) dan kemampuan akhir (posttest) siswa dalam keterampilan menulis karangan argumentasi.
Instrumen Tes
Instrumen Tes
I. LEMBAR TES AWAL KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Tema : Lestarikan Warisan Leluhur
Tragedi selalu terulang bagi bangsa yang tidak bisa membaca dan memaknai sejarah. Itu yang terjadi dengan Indonesia, dalam seluruh hampir lakon eksistensi dengan tetangga serumpun, Malaysia. Pencurian-pencurian terhadap kekayaan intelektual maupun kultural terus saja terjadi. Ketidakpedulian Indonesia menjadi pemicunya. Akibatnya, dalam hubungan dengan Malaysia, kita lebih banyak tercuri daripada memperoleh.
Susunlah karangan argumentasi berdasarkan tema dan ilustrasi di atas dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Tuliskan nama dan kelas pada kertas pekerjaan Anda secara lengkap! 2. Tulis tema di atas karangan.
3. Panjang karangan minimal tiga paragraf.
4. Penilaian ditekankan pada aspek sebagai berikut: a. Kesesuaian tema dengan isi karangan.
b. Karangan berisi ciri-ciri dari argumentasi. c. Kelogisan urutan dan peristiwa.
d. Penggunaan Bahasa Indonesia yang efektif, baik dan benar. e. Penulisan dan tanda baca
(45)
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian
Aspek Skor Bobot Keterangan 1 2 3 4
A.Isi
1. Kesesuaian isi dengan tema atau judul.
4 : sangat baik 3 : baik
2 : cukup baik 1 : kurang baik
Diberi nilai 4 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa memenuhi ketiga aspek isi.
II. LEMBAR TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Tema : Lestarikan Warisan Leluhur
Tragedi selalu terulang bagi bangsa yang tidak bisa membaca dan memaknai sejarah. Itu yang terjadi dengan Indonesia, dalam seluruh hampir lakon eksistensi dengan tetangga serumpun, Malaysia. Pencurian-pencurian terhadap kekayaan intelektual maupun kultural terus saja terjadi. Ketidakpedulian Indonesia menjadi pemicunya. Akibatnya, dalam hubungan dengan Malaysia, kita lebih banyak tercuri daripada memperoleh.
Susunlah karangan argumentasi berdasarkan tema dan ilustrasi di atas dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Tuliskan nama dan kelas pada kertas pekerjaan Anda secara lengkap! 2. Tulis tema di atas karangan.
3. Panjang karangan minimal tiga paragraf.
4. Penilaian ditekankan pada aspek sebagai berikut: a. Kesesuaian tema dengan isi karangan.
b. Karangan berisi ciri-ciri dari argumentasi. c. Kelogisan urutan dan peristiwa.
d. Penggunaan Bahasa Indonesia yang efektif, baik dan benar. e. Penulisan dan tanda baca
(46)
2. Keaslian dan kelogisan pendapat.
3. Kelengkapan data atau fakta yang mendukung pendapat.
Diberi nilai 3 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa memenuhi dua dari tiga aspek isi.
Diberi nilai 2 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa memenuhi satu dari tiga aspek isi.
Diberi nilai 1 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa tidak memenuhi ketiga aspek isi. B.Organisasi Tulisan
1. Kelengkapan struktur karangan berupa
pendahuluan, isi, dan kesimpulan. 2. Keruntutan kalimat
dalam karangan.
4 : sangat baik 3 : baik
2 : cukup baik 1 : kurang baik
Diberi nilai 4 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa memenuhi kedua aspek organisasi tulisan. Diberi nilai 3 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa memenuhi dua dari tiga kelengkapan unsur karangan dan keruntutan kalimat dalam karangan. Diberi nilai 2 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa memenuhi satu dari tiga kelengkapan unsur karangan dan keruntutan kalimat dalam karangan. Diberi nilai 1 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa tidak memenuhi
(47)
kedua aspek organisasi tulisan.
C.Tata Bahasa 1. Keefektifan
kalimat.
2. Penggunaan diksi.
4 : sangat baik 3 : baik
2 : cukup baik 1 : kurang baik
Diberi nilai 4 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa memenuhi kedua aspek tata bahasa. Diberi nilai 3 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa memenuhi syarat keefektifan kalimat namun penggunaan diksi tidak baku.
Diberi nilai 2 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa menggunakan diksi yang baku namun tidak memenuhi syarat keefektifan kalimat. Diberi nilai 1 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa tidak memenuhi kedua aspek tata bahasa. D.Tata Tulis
1. Ejaan di antaranya penggunaan tanda baca, penggunaan huruf kapital.
4 : sangat baik 3 : baik
2 : cukup baik 1 : kurang baik
Diberi nilai 4 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa memenuhi aspek tata tulis.
Diberi nilai 3 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa terdapat kesalahan ejaan dan tampaknya hanya
(48)
karena ketidak hati-hatian. Diberi nilai 2 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa terdapat kesalahan ejaan dan bersifat konsisten. Diberi nilai 1 apabila isi karangan yang dibuat oleh siswa tidak memenuhi aspek tata tulis.
Tabel 3.3
Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi No. Kategori Rentang Nilai
1. Sangat baik 85-100
2. Baik 70-84
3. Cukup baik 55-69
4. Kurang baik 0-54
(Diadaptasi dari Nurgiyantoro, 2010: 307)
Penilaian tes dilakukan oleh tiga orang penimbang. Hal ini dilakukan untuk memenuhi derajat validitas dan reliabilitas yang baik. Penimbang penilaian tes haruslah mengetahui dan paham kriteria penilaian menulis karangan argumentasi, serta mampu melakukan penilaian secara profesional. Adapun ketiga orang penilai sebagai berikut.
1. Drs. Ilyas (Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Bandung).
2. Hj. Rahayu, S. Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Bandung). 3. Nadhira destiana (Peneliti).
(49)
3.4Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data pada penelitian ini dilakukan melalui perhitungan kuantitatif. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui silsilah rata-rata nilai
pretest dan posttest untuk masing-masing aspek yang dinilai sebagai indikator efektivitas pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV. Hasil perhitungan tentu lebih lanjut harus diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang komprehensif, benar, dan akurat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut.
1) Memberikan skor terhadap hasil menulis karangan argumentasi yang dikerjakan siswa, pretest dan posttest yang telah dilaksanakan.
2) Hasil pretest dan posttest karangan argumentasi masing-masing siswa dianalisis berdasarkan nilai yang didapatkan, kemudian diubah menjadi nilai sebagai berikut:
Nilai Siswa =
x 100 %
3) Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh siswa untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas pembanding.
4) Membandingkan hasil rata-rata nilai pretest dan posttest dari setiap masing-masing kelas.
5) Hasil tes awal dan tes akhir diperiksa untuk mendapatkan skor tes awal dan tes akhir.
6) Mendeskripsikan skor hasil tes awal dan tes akhir siswa menjadi nilai. 7) Menguji reliabilitas antar penimbang dengan menggunakan rumus
rn= (Vt– Vkk)
Vt
(Arikunto, 2010:234)
(50)
Tabel 3.4 Tabel Guilford
Rentang Kriteria
0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60 – 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40 -0,60 Reliabilitas sedang
0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah
0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah
8) Melakukan Uji normalitas data, uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorof-smirnov dengan taraf signifikan (α) sebesar 0.05.
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika nilai signifikasi > 0.05, dan H0 ditolak jika signifikasi < 0.05. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan
software SPSS versi 18.0.
9) Melakukan Uji homogenitas varian data, uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Lavane Statistic Test dengan taraf signifikan (α) sebesar 0.05.
Pengujian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 18.0. kriteria pengujian hipotesisnya sebagai berikut.
1) Jika nilai signifikan lebih dari 0.05 maka H0 diterima. 2) Jika nilai signifikan kurang dari 0.05 maka H0 ditolak 10)Melakukan Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. uji yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji t’Levene Test Statistic dengan rumusan hipotesis pengujiannya sebagai berikut.
H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(51)
Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik dengan mengambil taraf
signifikan (α) = 0.05 . Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai signifikan
(2-tailed) > (α) = 0.05, maka H0
diterima atau jika nilai signifikan (2-tailed) < (α) = 0.05, maka H0 ditolak. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan software
SPSS versi 18.0.
3.5Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandung tahun pelajaran 2012/2013. Populasi terdiri dari 12 kelas yang masing-masing kelas berjumlah kurang dari 35 orang siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Sampel pada penelitian ini untuk kelas eksperimen, yaitu siswa-siswi kelas X-A tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 30 orang siswa yang terdiri atas 12 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Sedangkan sampel untuk kelas kontrol, yaitu siswa-siswi kelas X-C tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang siswa yang terdiri atas 14 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Pemilihan populasi dan sampel pada penelitian ini didasarkan pada pertimbangan sekolah ini merupakan tempat penulis melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan).
(52)
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan yang penulis peroleh setelah melaksanakan penelitian mengenai pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 2 Bandung adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV, berdasarkan tolok ukur kriteria penilaian dikategorikan cukup. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata prates yang diperoleh siswa sebesar 60,6. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV, berdasarkan tolok ukur kriteria penilaian dikategorikan baik. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata pascates yang diperoleh siswa sebesar 72,5. Hal ini membuktikan adanya peningkatan yang lebih baik. 2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas kontrol
sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan media teks berita, berdasarkan tolok ukur kriteria penilaian dikategorikan cukup. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata prates yang diperoleh siswa sebesar 57,5. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas kontrol sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan media teks berita, berdasarkan tolok ukur kriteria penilaian dikategorikan cukup. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata pascates yang diperoleh siswa sebesar 63,1.
3. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara data kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi, hipotesis positif (H1) yang berbunyi “adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan
(53)
kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol.” dapat diterima. Adapun hipotesis negatif (H0) yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan kemampuan menulis argumentasi siswa di kelas kontrol.” ditolak.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan tersebut, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.
1. Media televisi dapat menjadi motivator dalam setiap pembelajaran.
2. Guru bahasa Indonesia dapat menggunakan media pembelajaran tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV ini sebagai alternatif suasana baru untuk meningkatkan daya kreasi siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
3. Tayangan editorial yang terdapat dalam acara atau stasiun televisi lain dapat diaplikasikan untuk pembelajaran menulis diantaranya menulis karangan deskripsi, narasi, eksposisi, dan persuasi.
(54)
DAFTAR PUSTAKA
Agraemanuela. 2012. Mengenal Editorial, [online] tersedia dalam
[http://humaniora.kompasiana.com/edukasi/2012/05/23/mengenal-editorial-464321.html] [16 Juli 2013]
Akhadiah, Sabarti, dkk 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Antika. 2009. Penggunaan Media Tayangan Televisi “Jika Aku Menjadi” TRANS TV dalam Meningkatkan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2008-2009). Skripsi: tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Dadi. 2007. “Keefektifan Media Trailer Film Asing dalam Pembelajaran Menulis
Cerpen”. Skripsi: tidak diterbitkan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA. Jakarta: Depdiknas.
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan. Bandung: Yrama Widya.
Kurnia, R. S. 2012. “Editorial: Sekadar Pengantar”, [online] tersedia: pelitaku.sabda.org/editorial_sekadar_pengantar_o [13 Juni 2013].
Kurnia, Septiawan Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kurniawan, Khaerudin 2012. Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.
Muhyidin. 2009. “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Media Editorial Surat Kabar (Penelitian Tindakan Kelas
(55)
pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2008/2009)”. Skripsi: tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta. BPFE.
Nurjanah, Nunuy. 2005. “Bahasa & Sastra Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan
Pengajarannya” Penerapan Model Belajar Konstruktivisme dalam
Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia. Volume 5. 1 April 2005. 58-68 Septriyanti, Arief dan Ratna. 2012. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan
Keterampilan Argumentasi. [online] tersedia:
ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/429 [3 Juli 2013].
Setia. 2010. “Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4
Cimahi Tahun Ajaran 2008/2009”. Skripsi: tidak diterbitkan.
Simbolon, Elfreda. 2012. “Sekilas Mengenai Editorial”, [online] tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/23/sekilas-mengenai-editorial-459278.html [16 Juli 2013]
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedajogja. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sumadiria, AS Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Syamsudin dan Vismaia. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. 2008. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tim Redaksi LP3ES. 2002. Politik Editorial Media Indonesia Analisis Tajuk Rencana 1998-2001. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, anggota IKAPI.
(56)
Triyanto, Aris. 2012. “Koran Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia”, [online] tersedia: yuniarisfm.wordpress.com/category/artikel-pendidikan/ [26 Juli 2013].
Unwanullah, Arif. 2010. “Arti Pentingnya Motivasi dalam Belajar”, [online] terdapat: ejournal.unirow.ac.id/ojs/index.php/unirow/article/view/49 [16 Agustus 2013].
(1)
55
Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik dengan mengambil taraf signifikan (α) = 0.05 . Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai signifikan (2-tailed) > (α) = 0.05, maka H0
diterima atau jika nilai signifikan (2-tailed) < (α) = 0.05, maka H0 ditolak. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 18.0.
3.5Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandung tahun pelajaran 2012/2013. Populasi terdiri dari 12 kelas yang masing-masing kelas berjumlah kurang dari 35 orang siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Sampel pada penelitian ini untuk kelas eksperimen, yaitu siswa-siswi kelas X-A tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 30 orang siswa yang terdiri atas 12 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Sedangkan sampel untuk kelas kontrol, yaitu siswa-siswi kelas X-C tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang siswa yang terdiri atas 14 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Pemilihan populasi dan sampel pada penelitian ini didasarkan pada pertimbangan sekolah ini merupakan tempat penulis melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan).
(2)
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan yang penulis peroleh setelah melaksanakan penelitian mengenai pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 2 Bandung adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV, berdasarkan tolok ukur kriteria penilaian dikategorikan cukup. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata prates yang diperoleh siswa sebesar 60,6. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas eksperimen sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan media tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV, berdasarkan tolok ukur kriteria penilaian dikategorikan baik. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata pascates yang diperoleh siswa sebesar 72,5. Hal ini membuktikan adanya peningkatan yang lebih baik. 2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas kontrol
sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan media teks berita, berdasarkan tolok ukur kriteria penilaian dikategorikan cukup. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata prates yang diperoleh siswa sebesar 57,5. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi di kelas kontrol sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan media teks berita, berdasarkan tolok ukur kriteria penilaian dikategorikan cukup. Hal ini berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata pascates yang diperoleh siswa sebesar 63,1.
3. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara data kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi, hipotesis
(3)
117
kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol.” dapat diterima. Adapun hipotesis negatif (H0) yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan kemampuan menulis argumentasi siswa di kelas kontrol.” ditolak.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan tersebut, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.
1. Media televisi dapat menjadi motivator dalam setiap pembelajaran.
2. Guru bahasa Indonesia dapat menggunakan media pembelajaran tayangan editorial Media Indonesia di Metro TV ini sebagai alternatif suasana baru untuk meningkatkan daya kreasi siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
3. Tayangan editorial yang terdapat dalam acara atau stasiun televisi lain dapat diaplikasikan untuk pembelajaran menulis diantaranya menulis karangan deskripsi, narasi, eksposisi, dan persuasi.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Agraemanuela. 2012. Mengenal Editorial, [online] tersedia dalam
[http://humaniora.kompasiana.com/edukasi/2012/05/23/mengenal-editorial-464321.html] [16 Juli 2013]
Akhadiah, Sabarti, dkk 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Antika. 2009. Penggunaan Media Tayangan Televisi “Jika Aku Menjadi” TRANS TV dalam Meningkatkan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2008-2009). Skripsi: tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Dadi. 2007. “Keefektifan Media Trailer Film Asing dalam Pembelajaran Menulis Cerpen”. Skripsi: tidak diterbitkan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA. Jakarta: Depdiknas.
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan. Bandung: Yrama Widya.
Kurnia, R. S. 2012. “Editorial: Sekadar Pengantar”, [online] tersedia: pelitaku.sabda.org/editorial_sekadar_pengantar_o [13 Juni 2013].
Kurnia, Septiawan Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kurniawan, Khaerudin 2012. Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.
(5)
120
pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2008/2009)”. Skripsi: tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta. BPFE.
Nurjanah, Nunuy. 2005. “Bahasa & Sastra Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan
Pengajarannya” Penerapan Model Belajar Konstruktivisme dalam
Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia. Volume 5. 1 April 2005. 58-68 Septriyanti, Arief dan Ratna. 2012. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan
Keterampilan Argumentasi. [online] tersedia:
ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/429 [3 Juli 2013].
Setia. 2010. “Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2008/2009”. Skripsi: tidak diterbitkan.
Simbolon, Elfreda. 2012. “Sekilas Mengenai Editorial”, [online] tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/23/sekilas-mengenai-editorial-459278.html [16 Juli 2013]
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedajogja. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sumadiria, AS Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Syamsudin dan Vismaia. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. 2008. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tim Redaksi LP3ES. 2002. Politik Editorial Media Indonesia Analisis Tajuk Rencana 1998-2001. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, anggota IKAPI.
(6)
Triyanto, Aris. 2012. “Koran Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia”, [online] tersedia: yuniarisfm.wordpress.com/category/artikel-pendidikan/ [26 Juli 2013].
Unwanullah, Arif. 2010. “Arti Pentingnya Motivasi dalam Belajar”, [online] terdapat: ejournal.unirow.ac.id/ojs/index.php/unirow/article/view/49 [16 Agustus 2013].