Potret dan Potensi Perempuan pada Komunitas Usaha Banten di Kabupaten Gianyar.

(1)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 i

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN KELUARGA BERENCANA

KABUPATEN GIANYAR

Fa

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

Laporan Kajian

POTRET DAN POTENSI PEREMPUAN

PADA KOMUNITAS USAHA BANTEN

DI KABUPATEN GIANYAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2015

POTRET DAN POTENSI PEREMPUAN

PADA KOMUNITAS USAHA BANTEN

DI KABUPATEN GIANYAR

KERJASAMA

Dengan


(2)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147


(3)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 i i

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida

Sang Hyang Widhi Wasa atas Rahmatnya, Laporan Kajian Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar dapat selesai tepat pada waktunya. Tujuan kajian ini untuk (1 Menginventarisir jumlah keterlibatan perempuan di pasar kerja (khususnya pada usaha banten); (2) Mengkaji tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar; (3) Mengkaji kondisi kesejahteraan perempuan yang terlibat pada usaha banten di Kabupaten Gianyar; (4) Mengkaji peran modal sosial dalam hubungan dengan pemberdayaan perempuan dengan kesejahtraan; (5) Mengkaji potensi usaha banten dimasa yang akan datang di Kabupaten Gianyar (6) Mengkaji Strategi pemberdayaan perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar.

Pelaksanaan studi sejak perencanaan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis, dan sampai pada pelaporan tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Analisis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang ada, diharapkan hasil kajian ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai Pengembangan Usaha Banten di Kabupaten Gianyar.

Denpasar, Desember 2015 Tim Peneliti


(4)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 ii ii

Isi

Hal

Kata Pengantar...

i

Daftar isi...

ii

Daftar Tabel...

iv

Daftar Gambar... vs

Bab 1 Pendahuluan...

1

1.1 Latar Belakang...

1

1.2 Rumusan Masalah...

3

1.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran...

3

1.4 Ruang Lingkup Kajian...

4

1.5 Sistematika Pembahasan...

5

Bab 2 Kajian Pustaka...

7

2.1 Pemberdayaan Perempuan...

7

2.2 Konseptualisasi dan Bentuk Modal Sosial...

10

2,3 Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Perempuan...

13

Bab 3 Metode Kajian...

16

3.1 Tahapan Pelaksanaan Kajian...

16

3.2 Teknik Analisis...

17

Bab 4 Hasil Analisis...

19

4.1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten

Gianyar...

19


(5)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 iii iii

4.2 Karateristik Usaha Banten Kabupaten Gianyar...

27

4.3 Partisipasi Perempuan pada Usaha Banten...

34

4.4 Tingkat Kesejahteraan Responden...

36

4.5 Kondisi Ekonomi Keluarga...

40

4.6

Peran modal social dalam Hubungan antara

Pemberdayaan Perempuan dengan Kesejahtraan...

43

4.7 Potensi Usaha Banten kedepan...

4.8 Strategi Pengembangan Usaha Banten dalam Upaya

Peningkatan Kesempatan Kerja ...

51

54

Bab 5 Penutup...

58

5.1 Simpulan...

58

5.2 Rekomendasi...

62

DAFTAR PUSTAKA...

64


(6)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 iv iv

Tabel

Hal

4.1

Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Berdasarkan Jenis Kelamin dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

24

4.2 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur 5

Tahunan

29

4.3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan

33

4.4 Frekuensi Jam Kerja Responden

34

4.5 Distribusi Penghasilan Responden

38

4.6 Persepsi Responden tentang Kecukupan Penghasilan

Keluarga

42


(7)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 v v

Gambar Hal

4.1 Angkatan Kerja Per Jenis Kelamin (Periode Ta hun 2011- 2014)

19

4.2 Perbandingan Keterlibatan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada sektor Formal dan Informal Selama Periode Tahun 2011-2014

20

4.3 Keterlibatan Perempuan pada Sektor Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

22

4.4 Keterlibatan Perempuan pada Sektor Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

23

4.5 Perbandingan Pekerja Keluarga Laki-laki dan Perempuan Periode Tahun 2011-2014

37

4.6 Perbandingan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada Sektor Buruh/ Karyawan dan Pegawai Periode Tahun 2011 – 2014.

26

4.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja per Jenis Kelamin 27

4.8 Umur Responden (Umur Produktif, dan 56+) 30

4.9 Pendidikan Responden pada Tiga Kelompok Pendidkan (SMA,SMP, dan SD)

33

4.10 Distribusi Jam Kerja Responden 35

4.11 Distribusi Penghasilan Responden 39

4.12 Kecukupan Penghasilan Keluarga 42


(8)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 vi vi

4.14 Jawaban Responden terhadap Dimensi Kepercayaan (Trust) 46


(9)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 1 1

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Gianyar adalah salah satu kabupaten dari 9 (sembilan) Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, yang memiliki Luas wilayah 368 Km² atau 36.800 ha tersebar di tujuh (7) Kecamatan, 64 Desa dan 6 (enam) Kelurahan, dengan 505 banjar Dinas/Dusun dan Lingkungan sebanyak 43 buah. Secara persentase luas wilayah Kabupaten Gianyar adalah 6,53 persen dari luas wilayah Provinsi Bali.

Berdasarkan Gianyar dalam Angka 2014 Jumlah penduduk

Kabupaten Gianyar

tahun 2013 adalah

486.000 jiwa dimana laki-laki 245.400 jiwa dan prempuan 240.600 jiwa. Mata pencaharian

penduduk kabupaten

Gianyar sebagian besar bekerja pada lapangan

usaha: Perdagangan,

Hotel , dan Restorant

sebanyak 31,12%;

Industri Pengolahan

sebanyak 20,38 %; Jasa

Kemasyarakatan sebanyak 15,80; Pertanian 14,95 %, % dan lainnya sebanyak 17,75 %. Dan bila dilihat berdasarkan jenis kelamin sebanyak 149.570 (56,17%) adalah laki-laki dan sebanyak 116.718 (43,83%) adalah pekerja perempuan. Dengan jumlah penduduk perempuan 49,50 % dari

Sumber: Gianyar Dalam Angka 2014 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 29,15% 20,09% 18,11% 14,91%

6,15% 5,46% 4,32%

1,24% 0,59%


(10)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 2 2

total penduduk Gianyar, dapat dikatakan secara persentase masih belum proporsional penduduk perempuan yang bekerja.

Berdasarkan mata pencaharian penduduk Kabupaten Gianyar, maka kontribusi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga yang berlaku menurut Lapangan Usaha tahun 2013 menunjukkan kontribusi berturut-turut : Perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,15%, Bangunan 20,09 persen, Industri Pengolahan 18,11 persen, jasa-jasa 14,91 persen, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,15 persen, Listrik Gas dan Air 5,46 persen, Pengangkutan dan komunikasi 4,32 persen, pertambangan 1,24 persen, dan Pertanian 0,59%. (Gianyar Dalam

Angka, 2014). Perdagangan, hotel dan restorant agama Hindu. Perempuan seolah memiliki porsi tersendri dalam sajian

keseluruhan masyarakat Bali, perempuan memegang peranan yang sangat penting. Dalam ritual keagamaan, perempuanlah yang bertugas membuat banten atau persembahan upacara. Namun dalam perkembangannya sejalan dengan program-program pemerintah terkait kesetaraan gender, kesadaran masyarakat bahwa perempuan juga mampu bersaing dipasar kerja, menunjukkan semakin meningkat kontribusi perempuan di pasar kerja, Bagi perempuan Bali yang bekerja mencari nafkah sudah tentu mereka akan dihadapkan pada suatu pilihan bahwa keterlibatannya di pasar kerja akan menuntut yang bersangkutan memilih terhadap konflik peran yang dialaminya.

Sebagai perempuan pada umumnya dan perempuan Bali khususnya bahwa kodrat sebagai ibu rumahtangga dan sebagai anggota masyarakat yang sarat dengan aktifitas ritual keagamaan tentu akan memunculkan pilihan sebagai konsekuensi keterlibatannya dipasar kerja. Usaha banten adalah salah satu solusi dalam mengatasi konflik peran akan dirinya ketika berhadapan dengan keharusan melangsungkan kegitan ritual keagamaan. Keterbatasan waktu karena bekerja mencari nafkah, banten yang diperlukan akan teratasi dengan membeli.

Disisi lain keterlibatan perempuan dalan usaha banten adalah aktualisasi dari modal sosial (trust, norma dan nertwork), dipercaya bahwa sesuai norma-norma yang ada dan mampu bekerjasama dalam sebuah


(11)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 3 3

komunitas, mampu menciptakan sesuatu yang bernilai guna bagi yang membutuhkan. Disamping itu usaha banten juga mampu memberikan multiflier effect bagi usaha-usaha penunjang banten seperti dagang canang, tumpeng, jejahitan dan lain-lain sarana kelengkapan bebantenan. Begitu banyak perempuan yang terlibat dalan kaitan usaha banten.

Kabupaten Gianyar sebagai salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Bali, akhir-akhir ini cukup banyak berkembang usaha banten yang terkoordinir dengan baik. Pada setiap komunitas usaha banten, mayoritas komunitas tersebut adalah perempuan. Dan secara umum dapat dikatakan rata-rata perempuan yang terlibat tidak berpendidikan tinggi, namun memiliki ketrampilan dalam kaitan bebantenan. Kajian ini dilakukan untuk dapat memberikan gambaran tentang keterlibatan perempuan pada komunitas usaha banten yang ada indikasi belum terpotret secara benar.

Bahwa sesungguhnya perempuan sudah banyak diberdayakan,

berpartisipasi dalam angkatan kerja dan secara langsung mambantu meningkatkan ekonomi keluarga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan , maka ada beberapa permasalahan yang akan dianalisis dalam kajian Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usaha Banten di Kabupaten Gianyar yaitu:

1) Bagaimana tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar?

2) Bagaimana kondisi kesejahtraan perempuan yang terlibat pada uasaha banten di Kbupaten Gianyar?

3) Bagaimana peran modal sosial dalam hubungan antara partisipasi perempuan pada usaha banten untuk meningkatkan kesejahtraan keluarga?

4) Bagaimana potensi usaha banten dimasa yang akan datang?


(12)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 4 4

1.3.1 Maksud

Kajian perempuan di Kabupaten Gianyar dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang keterlibatan perempuan di pasar kerja (khususnya pada usaha banten yang ada di kabupaten Gianyar). Disamping menunjukkan partisipasinya di pasar kerja, juga mampu meningkatkan kesejahtraan keluarga, bekerja adalah yadnya, dan perbuatan Dharma. 1.3.2 Tujuan

Usaha banten merupakan salah satu sektor yang berperan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat khususnya di Bali. Oleh karena itu kajian ini bertujuan untuk:

1) Menginventarisir jumlah keterlibatan perempuan di pasar kerja (khususnya pada usaha banten.)

2) Mengkaji tingkat partisipasi, dan kesadaran perempuan pada usaha

banten di Kabupaten Gianyar.

3) Mengkaji kondisi kesejahtraan perempuan yang terlibat pada usaha banten di Kabupaten Gianyar.

4) Mengkaji peran modal sosial dalam hubungan dengan

pemberdayaan perempuan dengan kesejahtraan

5) Mengkaji potensi usaha banten dimasa yang akan datang di Kabupaten Gianyar.

6) Mengkaji Strategi pemberdayaan perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar.

1.3.3 Sasaran Kajian

Sasaran dilaksanakan kajian ini adalah dengan teridentifikasinya keberadaan pekerja perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar, dapat menunjukkan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) perempuan secara keseluruhan terhadap angkatan kerja di Kabupaten Gianyar, sehingga diketahui potensi yang ada, dan model pemberdayaannya dimasa yang akan datang.


(13)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 5 5

1.4. Ruang Lingkup Kajian

Ruang Lingkup kajian potret perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar meliputi sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi karateristik pekerja perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar seperti: umur, pendidikan, jam kerja, penghasilan, pekerjaan suami, pendidikan suami, penghasilan suami, jumlah tanggungan keluarga. Kegiatan ini dilakukan melalui survei dengan kuisioner terstruktur dan wawancara mendalam. 2) Menganalisis tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dalam

komunitas usaha banten di Kabupaten Gianyar.

3) Menganalisis modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk 
melestarikan

kearifan lokal

4) Menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman

dari keberadaan usaha banten, untuk strategi pengembangan potensi kedepan. Kegiatan ini dilakukan melalui survei pada kelompok komunitas usaha banten dan pihak-pihak yang berkompoten (Bendesa Adat, Kelian Adat, dan Dinas Kerkait di Kabupaten Gianyar)

1.5 Sistimatika Kajian

Laporan hasil kajian ini secara menyeluruh diorganisasikan dengan sistematika sebagai beirkut:

Bab 1. Pendahuluan, meliputi:

- Latar Belakang

- Rumusan Masalah

- Maksud , Tujuan , dan Sasaran

- Ruang Lingkup Kajian Bab 2. Kajian Pustaka


(14)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 6 6 - Konseptualisasi dan Bentuk Modal Sosial

- Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Perempuan

Bab 3. Metode Kajian

- Tahapan kajian

- Teknik analisis Bab 4. Hasil Analisis

- Gambaran umum kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar

- Karateristik usaha banten Kabupaten Gianyar

- Partisipasi perempuan pada usaha banten

- Tingkat kesejahtraan responden

- Kondisi ekonomi keluarga

- Peran modal social dalam hubungan antara pemberdayaan perempuan dengan kesejahtraan

- Potensi Usaha Banten Kedepan

- Strategi Pengembanga Usaha Banten dalam Upaya Peningkatan

Kesempatan Kerja Bab 5. Penutup

- Simpulan


(15)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 7 7

2.1. Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan masyarakat secara umum dapat dipahami sebagai proses untuk memperkuat keberdayaan masyarakat lapisan bawah untuk dapat hidup lebih baik. Pemberdayaan ini dimaksudkan untuk

perubahan kondisi masyarakat dari tidak berdaya menjadi lebih

berdaya . Ketidakberdayaan masyarakat ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal seperti struktur sosial, hubungan atau interaksi diantara manusia, situasi yang terjadi dimasyarakat, situasi kerja, situasi ekonomi, pendidikan maupun kondisi politik yang terjadi di masyarakat. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.

Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat.

Mulyanto juga menambahkan bahwa pemeberdayaan adalah bukan hanya meliputi penguatan individu, tetapi juga pranata-pranatanya, menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat,

keterbukaan, kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari

pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat adalah paradigma baru dalam

pembangunan yang menekankan pada konsep bottom-up dengan

mengedepankan pelibatan dan partisipasi masyarakat. Paradigma ini tidak hanya meliputi pemberdayaan individu semata tetapi juga institusi dari individu-individu itu harus diberdayakan. Pemberdayaan sedang digunakan dalam berbagai disiplin dan muncul di berbagai tingkatan sehingga bersifat multidimensional. Hal ini didefinisikan sebagai "kemampuan individu untuk mendapatkan kontrol sosial, politik, ekonomi dan psikologis melalui akses ke informasi, pengetahuan dan


(16)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 8 8

keterampilan, pengambilan keputusan, individu self-efficacy, partisipasi masyarakat dan kontrol"(Harris dan Veinot ,2004)

Sejak tahun 1990 perempuan telah diidentifikasi sebagai pelaku utama pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan kesetaraan perempuan serta pemberdayaan ini dipandang sebagai pusat pendekatan yang lebih holistik menuju pembentukan pola baru dan proses pembangunan yang berkelanjutan (Handy dan Kassam, 2004). Bank Dunia telah merekomendasikan bahwa pemberdayaan perempuan harus menjadi kunci dari semua aspek program pembangunan (Bank Dunia, 2001).

Pemberdayaan perempuan mempunyai arti bagi perempuan itu sendiri guna memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melakukan sejumlah tugas baik secara individu maupun kelompok, sehingga selanjutnya mereka mempunyai akses dan kontrol sumber daya masyarakat. Pemberdayaan diakui sebagai strategi penting untuk

memperkuat kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat,

pemerintah dan lembaga non pemerintah (Aref, 2010). Dengan kata lain pemberdayaan adalah proses yang taat yang berlangsung dengan maksud tertentu sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki kontrol lebih besar atas sumber daya masyarakat (Rezaei, 2007).

Menurut Lennie (2002) bahwa ada empat tipe pemberdayaan perempuan, yaitu 1) Pemberdayaan Komunitas, 2) Pemberdayaan Organisasi, 3) Pemberdayaan Politik, dan 4) Pemberdayaan Psikologi. Pembedayaan Komunitas: akses ke pengetahuan baru dan kesadaran, mengembangkan keterampilan baru, kemampuan, keyakinan, dan kompetensi, mendapatkan persahabatan dan dukungan dari perempuan lain, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dengan perempuan lain. Pemberdayaan Organisasi:pengetahuan baru dan kesadaran tentang keuntungan baru dari teknologi untuk pembangunan pedesaan melalui pengembangan pariwisata pedesaan atau pembangunan koperasi pedesaan. Pemberdayaan politik: mempengaruhi kebijakan pemerinah lainnya dan keputusan yang berpengaruh pada komunitas pedesaan, mengubah kota berbasis kepercayaan masyarakat, jaringan


(17)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 9 9

dengan orang-orang di pemerintahan dan industri, dan perempuan lain untuk membahas isu-isu yang mempengaruhi perempuan pedesaan dan masyarakat pedesaan. Pemberdayaan Psikologi: peningkatan kepercayaan dan harga diri, motivasi yang lebih besar, inspirasi, semangat dan minat untuk mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan baru, untuk terus mendorong untuk pelayanan yang lebih baik pada masyarakat pedesaan, merasa memiliki ini terkait dengan partisipasi dalam kelompok online khususnya.

Allahdadi (2011) menyarankan bahwa strategi pemberdayaan perempuan harus dirancang dan diimplementasikan dengan cara yang memenuhi beragam kebutuhan perempuan, dan proses partisipasi masyarakat menjadi penting untuk memfasilitasi perberdayaan sosial, ekonomi, teknologi, politik, dan psikologis dalam hal pembangunan.

Hastuti dan Respati (2011) melakukan studi di wilayah Lereng Merapi Daerah Istimewa Yogyakarta melaporkan bahwa wilayah ini masih melekat sistem nilai budaya Jawa. Sistem nilai menempatkan perempuan cenderung pada kegiatan domestik dan non produktif, perempuan lebih berperan di rumah tangga katimbang laki-laki.

Keterjangkauan kurang menguntungkan karena ketersediaan

infrastruktur transportasi terbatas. Pemanfaatan sumberdaya perdesaan strategis banyak dikuasai laki-laki katimbang perempuan. Perempuan miskin kurang mendapat prioritas peningkatan kualitas sumberdaya manusia, pendidikan dan pendapatan relatif rendah, kurang memiliki kesempatan akses dan kontrol terhadap sumberdaya. Diperlukan model pemberdayaan perempuan dengan memperhatikan keterlibatan perempuan agar secara aktif mampu berpartisipasi dalam pemanfaatan sumberdaya perdesaan. Penguatan perempuan miskin merupakan inti pemberdayaan perempuan dan akan optimal apabila perempuan diberi kesempatan setara dengan laki-laki dalam pemanfaatan sumberdaya.

Pembangunan millennium, menempatkan pemberdayaan

perempuan menjadi salah satu dari 8 tujuan pembangunan millennium yang dicanangkan mulai tahun 2000. Ada 8 tujuan pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang telah disepakati


(18)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 10 10

oleh Negara-negara di dunia, dan Negara Indonesia telah ikut meratifikasi kesepakatan tersebut.

Deklarasi Millennium Development Goals (MDGs) telah disepakati oleh 189 negara yang menjadi anggota PBB yang diselengarakan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium pada tahun 2000 tepatnya Bulan September. Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah kerangka kerja pembangunan sosial dengan harapan dapat meningkatkan kualitas manusia. Millennium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millennium tersebut difokuskan pada delapan aspek pembangunan yaitu (1) memerangi kemiskinan dan kelaparan; (2) memberikan pendidikan dasar untuk semua; (3) mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan ibu; (6) memerangi penyebaran HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya; (7) menjaga kelestarian lingkungan; dan (8) mengembangkan kerja sama global.

Perempuan Bali yang bekerja dengan etos kerja tinggi akan diikuti oleh kontribusi pendapatan istri terhadap pendapatan keluarga juga meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan status sosialnya. Perubahan ini sebagai akibat dari meningkatnya kualitas SDM perempuan Bali dalam pembangunan yang mengambil peran sejajar dengan tenaga kerja laki-laki sesuai dengan Instruksi Presiden No.9/2000 tentang Penerapan Strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan

nasional. Instruksi presiden itu mewajibkan semua

kementerian/lembaga, provinsi, dan kabupaten/kota untuk

melaksanakan strategi PUG dalam proses perencanaan pembangunan. Program pemerintah ini sangat mendukung pemberdayaan perempuan Bali dalam meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai pelaku pembangunan yang berdampak pada peningkatan kesejahtraan. Keberhasilan program pemerintah ini dapat dilihat pada terbukanya akses untuk perempuan Bali dalam mengenyam pendidikan dan bekerja pada semua lini pembangunan.


(19)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 11 11

2.2. Konseptualisasi dan Bentuk Modal Sosial

Modal sosial dapat didefinisikan sebagai serangkaian nilai dan norma informal yang dimilki bersama diantara para anggota suatu kelompok (komunitas) masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerjasama diantara mereka ( Fukuyama, 1995). Pendapat lain Modal sosial adalah sebagai karakteristik dari hubungan antar individu dalam suatu organisasi sosial maupun dengan individu diluar organisasi yang dapat berwujud kepercayaan sosial, norma dan jaringan sosial yang memungkinkan setiap individu yang ada di dalamnya untuk melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Cox Eva (1995) memberi definisi bahwa modal social itu adalah suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma dan kepercayaan social yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama.

Hasbullah (2006), mengatakan bahwa modal social adalah sumberdaya yang dapat dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumberdaya yang lain. Seperti diketahui bahwa sesuatu dapat disebut sebagai sumberdaya (resources), adalah apabila sesuatu itu dapat

dipergunakan untuk dikonsumsi, disimpan dan diinvestasikan.

Sumberdaya yang penggunaannya untuk diinvestasikan disebut modal. Sebagai sumberdaya, modal social lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial, norma, nilai, dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok. Selanjutnya dikatakannya bahwa modal social juga sangat dekat dengan terminology social lainnya seperti yang dikenal sebagai kebajikan social (social virtues)

Tiga unsur utama dalam modal sosial adalah trust (kepercayaan), norma, dan interaksi social (jaringan social). Trust (kepercayaan) dapat mendorong seseorang untuk bekerjasama dengan orang lain untuk memunculkan aktivitas ataupun tindakan bersama yang produktif. Trust merupakan produk dari norma- norma sosial kooperation yang sangat


(20)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 12 12

penting yang kemudian menunculkan modal sosial. Fukuyama (1995), menyebutkan trust sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama anggota komunitas-komunitas itu. Trust bermanfaat bagi pencipta ekonomi tunggal karena bisa diandalkan untuk mengurangi biaya (cost), hal ini melihat dimana dengan adanya trust tercipta kesediaan seseorang untuk menempatkan kepentingan kelompok diatas kepentingan individu. Adanya high-trust akan terlahir solidaritas kuat yang mampu membuat masing-masing individu bersedia mengikuti aturan, sehingga ikut memperkuat rasa kebersamaan.

Kemunculan dan perkembangan konsep modal sosial (social capital) mengalami perdebatan yang mengarah kepada perdebatan ideologis. Perhatian masyarakat dunia terhadap keberadaan modal sosial mulai meningkat sejak 2 (dua) dekade terakhir. Orang yang pertama kali dianggap mempelajari modal sosial adalah Pierre Bourdie pada tahun 1986, Bourdie (Bourdie dalam Erani 2006)

mendefinisikan modal sosial sebagai sumber daya aktual dan

potensial yang dimiliki oleh seseorang berasal dari jaringan sosial yang terlembagakan serta berlangsung terus menerus dalam bentuk pengakuan dan perkenalan timbal balik (atau dengan kata lain: keanggotaan dalam kelompok sosial) yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk dukungan kolektif .

Modal sosial yang terbentuk di masyarakat dapat memiliki bentuk yang beraneka ragam, baik itu berupa organisasi maupun nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat. Wujud nyata dari modal sosial yang terjadi di masyarakat tidak dapat dilepaskan dari sistem budaya yang di masyarakat itu sendiri. Bentuk- bentuk modal sosial yang berkembang di masyarakat sebagai : hubungan social, adat dan nilai budaya lokal, toleransi, kesediaan untuk mendengar, kejujuran, kearifan lokal dan pengetahuan lokal, jaringan social dan kepemimpinan social, kepercayaan, kebersamaan dan kesetiaan, tanggung jawab sosial, partisipasi masyarakat, dan kemandirian.


(21)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 13 13

Berdasarkan pada konsep-konsep yang diutarakan oleh para pakar modal social, dapat ditarik suatu pemahamn bahwa dimensi dari modal social itu adalah memberikan penekanan pada kebersamaan baik itu komunitas atau masyarakat untuk mencapai tujuan dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara berkesinambungan. Dan dalam proses perubahan dan upaya mencapai tujuan tersebut, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomi sebagai aturan bersikap, bertindak dan bertingkah laku dalam menjalani hubungan dengan pihak lain baik dalam komunitas maupun diluar komunitas. Seperti disampaikan Suharto (2009), bahwa pada hakekatnya norma-norma itu terdiri dari pemahaman- pemahaman, harapan-harapan dan tujuan-tujuan yang diyakini dapat dijalankan bersama oleh sekelompok orang.

Konfigurasi nilai yang tercipta dalam suatu masyarakat mencerminkan terdapat modal social kuat dalam sustu komonitas. Biasanya jika suatu komunitas memberi bobot yang tinggi pada nilai-nilai; kompetisi, pencapaian, keterusterangan dan kejujuran maka komunitas tersebut cendrung jauh lebih cepat berkembang dan maju dibandingkan komunitas yang menghindari keterusterangan, kompetisi dan pencapaian (Hasbullah,2006).

2.3 Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Perempuan

Potensi ekonomi tidak hanya dinikmati oleh pengusaha saja yang dapat dilihat dari kenaikan aset dan jumlah omset yang diterima, tetapi juga dapat ditularkan dan dirasakan oleh semua orang termasuk perempuan.

Peluang usaha bagi perempuan secara umum dan perempuan Bali khususnya sangat banyak tergantung bisa memanfaatkan peluang yang ada dan memiliki skill dibidangnya, serta kemauan untuk berkembang. Apalagi perempuan Bali dengan etos kerja yang tinggi, adanya budaya malu bila tidak bekerja, dan sesuai ajaran agama hindu bahwa bekerja adalah perbuatan Dharma. Dimensi modal social trust (kepercayaan), sangat diyakini oleh perempuan bali sesuai norma-norma


(22)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 14 14

yang ada, dan nertwork yang baik akan mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif. Implementasi dari modal social tersebut pada komunitas perempuan Bali dalam usaha banten adalah sangat memberikan warna pada bekerja adalah perbuatan Dharma.

Berkembangnya usaha banten di Kabupaten Gianyar yang notabene mayoritas adalah keterlibatan perempuan, bukan hanya dinikmati oleh orang- orang yang terlibat dalam usaha banten, tapi juga oleh masyarakat sekitar ikut dapat menikmatinya karena masih terbuka peluang usaha baru untuk menopang usaha banten yang telah ada yaitu penyedia perlengkapan sarana banten sehingga peran net work dalam menjaga hubungan baik sangat memegang peran. Demikian juga kepercayaan akan modal kejujuran cukup dibutuhkan pada era modern seperti ini. Kepercayaan pun berwujud segala rupa dan merambah dalam segala proses transaksi pasar. Sehingga modal kepercayaan sangat diperlukan untuk bisa menjaga kelangsungan hubungan kerjasama, sehingga tujuan kesejahtraan dalam jangka panjang bisa terjaga.

Seperti yang disampaikan oleh Siregar (2011) bahwa modal sosial ini merupakan salah satu bagian dari modal manusia di samping modal-modal lainnya seperti kompetensi, motivasi, sikap kerja, dan budaya/etos kerja. Terkait dengan adanya interaksi yang terjalin antara pelaku usaha yang ada, antara pelaku usaha dengan penyedia bahan baku dan juga antara pelaku dengan pembeli. Eksistensi kepercayaan dalam transaksi ini menurut Siregar (2011) menjadi faktor kunci sebagai modal sosial, yang menyebabkan biaya transaksi dan biaya kontrol menjadi rendah.

Masyarakat (termasuk perempuan) akan lebih berdaya apabila mampu melakukan kerjasama dengan sesamanya dan mampu menggali informasi yang ia butuhkan dengan mudah. Untuk itu diperlukan pemberdayaan harus difokuskan pada penguatan hubungan dalam komunitas yang bekerjasama dan strategi yang sesuai dengan karakteristik komunitas tersebut. Melalui hubungan kekerabatan, hubungan pertemanan dan hubungan bisnis atau antar rekan kerja juga


(23)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 15 15

mampu menjadi media penyaluran informasi tentang usaha. Dengan mengantongi informasi yang cukup dan memiliki intuisi, naluri manusia mendorong untuk memanfaaatkan apa yang ia punya untuk memperoleh keuntungan. Sehingga Baker (2000) menyimpulkan bahwa modal sosial sebagai sumber daya yang diraih oleh pelakunya melalui struktur sosial yang spesifik, kemudian digunakan untuk memburu kepentingannya, dimana modal sosial tersebut diciptakan lewat perubahan-perubahan dalam hubungan antar pelakunya. Disamping itu, Burt (1997) juga memandang modal sosial sebagai teman, kolega dan lebih umum kontak lewat siapa pun yang membuka peluang bagi pemanfaatan modal ekonomi dan manusia (Burt: 1997, dalam erani 2010). Demikian juga Fukuyuma (1995), menyampaikan bahwa modal sosial (social capital) sebagai norma informal yang dapat mendorong kerjasama antar anggota masyarakat termasuk komunitas perempuan. Fredu Nega at al.(2009), juga menemukan bahwa modal social adalah penting dalam pemberdayaan masyarakat, dimana kekuatan rumahtangga sebagai masyarakat dalam mengambil keputusan akan merubah arah hidup mereka.


(24)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 16

3.1 Tahapan Pelaksanaan Kajian

Kajian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Survai Pendahuluan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan observasi lapangan dan juga survai pendahuluan untuk mengetahui kondisi, perkembangan, potensi dan permasalahan komunitas perempuan, usaha banten selama ini.

2) Pengumpulan data.

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data primer dan sekunder.

Data primer yang dikumpulkan/diperoleh secara langsung meliputi:

- Karateristik pekerja perempuan pada usaha banten

Kabupaten Gianyar

- Partisipasi pekerja pada usaha banten Kabupaten Gianyar

- Peran modal social (nertwork, kepercayaan, serta norma-norma yang ada) dalam aktivitas komunitas perempuan dalam usaha banten

- Pandangan steakholders tentang keberadaan usaha banten Kabupaten Gianyar

Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber (seperti Badan pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Perindustrian dan perdagangan, dan Biro Pusat Statistik) meliputi : Data perkembangan keterlibatan perempuan pada sektor informal sebagai gambaran partisipasi perempuan.


(25)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 17

3) Tabulasi dan Pengolahan data.

Tahap ini bertujuan untuk mempersatukan semua data yang ada ke dalam satu konsep data base yang dibutuhkan oleh peneliti agar mempermudah dalam pelaksanaan analisis hasil survai.

4) Analisis data.

Tahap ini adalah sebagai proses lebih lanjut dari data yang telah diolah sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan tepat.

5) Penyusunan Simpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan analisis data dibuat simpulan dan rekomendasi berkaitan dengan pemberdayaan perempuan pada usaha banten Kabupaten Gianyar di masa mendatang.

6) Presentasi.

Pada tahap dipresentasikan hasil kajian dalam sebuah seminar untuk memperoleh masukan-masukan guna kesempurnaan laporan kajian.

7) Pelaporan

Pada tahap disusun laporan atas kajian secara menyeluruh.

3.2 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis diskriptif untuk menjabarkan karateristik responden, analisis statistik untuk melihat peran modal sosial yang mengandung muatan lokal dalam memperkuat pemberdayaan perempuan pada usaha banten yang dapat meningkatkan kesejahtraan keluarga. Dengan model moderasi, dimana modal sosial sebagai variabel moderasi (M), partisipasi sebagai variabel independen (X) serta kesejahtraan (Y) sebagai variabel dependen.

X Y

M


(26)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 18

Disamping itu digunakan juga analisis SWOT, merupakan analisis terhadap variabel lingkungan usaha banten yang dapat menciptakan :

1) Strenght atau kekuatan 2) Weakness atau kelemahan 3) Opportunity atau peluang 4) Threat atau ancaman

Selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan usaha banten baik dari lingkungan internal maupun eksternal.


(27)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 19

4.1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Akan tetapi tenaga kerja juga dapat menjadi faktor penghambat apabila tenaga kerja yang ada mendatangkan berbagai macam masalah. Ketenegakerjaan secara umum masih kurang optimal dalam mendorong pembangunan ekonominya.

Kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Gianyar secara umum mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitas (Gianyar dalam angka, 2014). Bila dilihat perbandingan angkatan kerja per jenis kelamin (peiode 2011-2014) di Kabupaten gianyar nampak sebagai berikut:

Gambar 4.1: Angkatan Kerja Per Jenis Kelamin (Periode Tahun 2011- 2014)


(28)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 20

Bila dikaitkan denga jumlah penduduk per jenis kelamin selama periode 2011 – 2014, bahwa hamper 50% yaitu sekitar 49,5 % penduduk adalah perempuan, dan 50,5 % penduduk adalah laki-laki. Sedangkan angkatan kerja berkisar antar 56% laki-laki dengan 44% perempuan. Ini berarti bahwa belum proporsional antar jumlah penduduk dengan angkatan kerja per jenis kelamin di Kabupaten Gianyar, sehingga pemberdayaan perempuan dalam berbagai sector masih terdapat peluang untuk ditingkatkan.

Bila dilihat keterlibatan perempuan di pasar kerja (sector formal dan informal), yaitu perbandingan antara laki-laki dan perempuan selama periode tahun 2011- 2014 sebagai berikut:

Gambar 4.2: Perbandingan Keterlibatan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada Sektor Formal dan Informal Selama Periode Tahun 2011- 2014

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan disektor infomal dibandingkan dengan di sektor formal secara persentase selalu lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Secra persentase berturut-turut disektor informal keterlibatan perempuan 48,63% tahun 2011; 49,58%


(29)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 21

tahun 2012; 47,21% tahun 2013; dan 46,26% tahun 2014. Sementara di sektor formal adalah berturut-turut 36,51% tahun 2011; 39,44% tahun 2012; 41,02 tahun 2013; dan 42,43% pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan dalam kenyataannya memang memiliki akses lebih tinggi untuk masuk ke sektor informal. Disamping karena alasan pendidikan yang terkadang kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi perempuan adalah memang lebih rendah dibandingkan laki-laki, namun juga disebabkan oleh sektor informal lebih memiliki keleluasaan waktu dibandingkan sektor formal, sehingga bagi perempuan yang tidak bisa terlepas dari kegiatan rumahtangga dan ritual keagamaan dapat lebih leluasa memilih pekerjaan di sektof informal yang tidak terikat oleh aturan waktu maupun hari.

Usaha banten yang ada di Kabupaten Gianyar sesungguhnya per konsep termasuk katagori sektor formal, karena tenaga kerja yang dipekerjakan adalah bekerja setiap hari, disamping terdapat juga tenaga kerja yang bekerja sesuai kebutuhan misalnya bila musim-musim rame pekerja tersebut siap dipanggil. Namun demikian keberadaan usaha banten sungguh sangat dirasakan manfaatnya oleh pekerja karena mereka merasa mampu berbuat untuk membantu kesejahtraan rumahtangga. Disamping penciptaan lapangan kerja bagi mereka yang terlibat pada usaha banten, kesempatan kerja bagi pemasok perlengkapan usaha banten bahkan lebih besar dibandingkan yang terlibat langsung di komunitas tersebut. Bahkan effek multiflier yang ditimbulkan oleh usaha banten mampu menyerap tenaga kerja yang tidak hanya tenaga kerja perempuan namun juga tenaga kerja laki-laki.

Bila dilihat berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha (9 sektor), terlihat bahwa hanya pada 7 sektor ada keterlibatan perempuan, yang mana pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas, dan air minum tidak terdapat keterlibatan perempuan, ditunjukkan pada Gambar 4.3.


(30)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 22

Gambar 4.3:Keterlibatan Perempuan pada Sektor Berdasarkan Klasifikasi

Baku Lapangan Usaha

Bila dilhat berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha, terlihat pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi, jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini terjadi selama kurun waktu tahun 2011- 2014, ditunjukkan pada Gambar 4.4.


(31)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 23

Gambar: 4.4: Perbandingan Keterlibatan Laki-laki dan Perempuan pada Sektor Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi (Periode Tahun 2011 – 2014)

Gambar 4.4 menujukkan bahwa pada sektor Perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi dari tahun ke tahun keterlibatan perempuan adalah selalu lebih banyak dibandingkan laki-laki. Disamping sektor perdagangan, diantara 7 sektor yang lain yang terdapat juga keterlibatan perempuan, terdapat pada sekror jasa kemasyarakatan dan sektor industri bahwa keterlibatan perempuan secara persentase juga cukup tinggi walaupun masih lebih rendah dibandingkan laki-laki.(BPS Kabupaten Gianyar, 2015). Bila dilihat secara keseluruhan berdasarkan klasifikasi baku lapangan usaha dapat disajikan pada tabel berikut:


(32)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 24

Tabel 4.1: Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Berdasarkan Jenis Kelamin dan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (Tahun1990)

Keterangan

2014 2013 2012 2011

Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki

Perem-puan

Laki-laki Perem-puan

Laki-laki Perem-puan

Laki-laki Perem-puan 1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

22870 15228 21803 18829 20163 19161 22946 20231

2 Pertambangan dan

Penggalian 0 0 739 0 0 0 0 0

3 Industri

30552 28314 30992 21631 29743 22440 25669 20582

4 Listrik, Gas dan Air

Minum 0 0 978 0 680 0 582 0

5 Konstruksi

15548 3937 23587 3856 18875 2268 18582 4184

6.Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

35512 40834 33589 47486 39295 50282 39375 43198

7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi

11745 0 8928 1725 10546 1295 9252 3390

8 Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan

4267 3460 3218 3674 4663 5524 5463 3805

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan

Perorangan

27829 25691 23665 17709 24969 16843 24734 16011

148323 117464 147499 114910 148934 117813 146603 111401

Sumber: BPS Gianyar, 2015

Pada kenyataannya perempuan sebagai sumberdaya manusia yang memiliki peluang tinggi untuk berpartisipasi pada kegiatan sektor informal seperti sebagai pekerja keluarga, yang dalam kurun waktu tahun 2011 – 2014 dapat ditunjukkan pada Gambar 4.5.


(33)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 25

Gambar 4.5: Perbandingan Pekerja Keluarga Laki-laki dan Perempuan Periode Tahun 2011-2014

Menurunnya perempuan sebagai pekerja keluarga adalah indikasi meningkatnya keterlibatan perempuan pada sektor yang lain, dari tahun 2011 sebesar 22.672 perempuan sebagai pekerja keluarga turun menjadi 18.003 pada tahun 2014. Sebagai salah satu contoh peningkatan keterlibatan perempuan di sektor yang lain meningkat lebih signifikant dibandingkan peningkatan keterlibatan laki-laki adalah pada sektor

buruh/karyawan/pegawai. Data ini belum termasuk partisipasi

perempuan pada usaha banten. Hal ini dapat disampaikan berdasarkan hasil wawancara dengan pihat terkait baik dari BPS Gianyar maupun pihak pengelola usaha banten bahwa memang benar pendataan usaha banten belum pernah ada.

Peningkatan keterlibatan perempuan pada sektor

buruh/karyawan/pegawai pada kurun waktu tahun 2011- tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 4.6.


(34)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 26

Gambar 4.6: Perbandingan Pekerja Laki-laki dan Perempuan pada Sektor Buruh/ Karyawan dan Pegawai Periode Tahun 2011 – 2014.

Gambar 4.6 mencerminkan bahwa terjadi peningkatan keterlibatan perempuan disektor buruh/karyawan dan pegawai selama periode tahun 2011 – 2014 yaitu dari 40.157 pada tahun 2011 menjadi 58.293 pada tahun 2014. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada partisipasi perempuan di pasar kerja yaitu mencapat 45,16 persen selama 4 tahun, yang dapat dikatakan secara rata-rata meningkat 11,29 persen setiap tahunnya. Walupun kondisinya keterlibatan perempuan selalu lebih rendah dibandingkan keterlibatan laki-laki.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang merupakan ukuran partisipasi angkatan kerja baik laki-laki maupun perempuan, dapat dilihat pada Gambar 4.7, yang mana TPAK laki-laki secara umum terjadi penuruanan walaupun kecil, demikian juga terjadi peningkatan TPAK perempuan di Kabupaten Gianyar. Hal ini mengindikasikan bahwa


(35)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 27

persentase masih di dominasi laki-laki, karena wajar laki-laki adalah memang sudah semestinya sebagai penangung jawab keluarga. Namun patut dihargai bahwa kesetaraan gender yaitu perempuan adalah ikut sebagai yang berperan dan menikmati kue pembangunan.

Gambar 4.7: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja per Jenis Kelamin

4.2 Karateristik Usaha Banten Kabupaten Gianyar

Karakteristik penduduk suatu daerah dapat menentukan atau menjadi ciri usaha yang berkembang di daerah tersebut. Responden pada penelitian ini seluruhnya adalah pekerja perempuan yang berstatus pegawai tetap di usaha banten Kabupaten Gianyar, yang terdapat di 6 (enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Gianyar terdapat 2 usaha banten, Kecamatan Blahbatuh 3 (tiga) usaha banten, serta 4 (empat) Kecamatan yaitu Kecamatan Ubud, Tampaksiring, Tegagalalang dan Kecamatan Sukawati masing-masing terdapat 1 (satu) komunitas usaha banten. Sampai saat ini Kecamatan Payangan belum terdapat usaha banten yang memang memperkerjakan pekerja setiap hari dalam keadaan ada atau


(36)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 28

tidak ada orang yang memesan banten. Hal ini adalah menjadi batasan dalam kajian ini karena didasari atas pemikiran mencari potret pekerja perempuan yang bekerja pada usaha banten namun yang bekerja setiap hari sehingga bisa tercatat sebagai pekerja formal ekonomi kreatif usaha banten. Informasi ini berdasarkan dari key infoman pemuka adat, serta serati (tukang yang tahu tentang bebantenan) serta pihak yang dianggap berkompeten memberikan informasi tentang keberadaan usaha banten. Usaha banten yang bersifat tidak tetap artinya hanya mempekerjakan pekerja bila ada pesanan saja keberadaannya adalah sangat banyak di Kabupaten Gianyar dan bahkan lebih banyak dibandingkan dengan yang dikaji dalam tulisan ini yaitu hanya usaha banten yang memang mempekerjakan pekerja setiap hari.

Berdasarkan 9 (sembilan) usaha banten yang ada masing-masing mempunyai aturan yang berbeda dalam mengelola usaha banten, sangat tergantung pada kebijakan masing-masing pengolola, baik masalah upah, jam kerja, uang lembur, makan, kebijakan ijin (libur). Sebagai contoh tentang jam kerja, ada yang mulai jam kerja adalah jam 9 dengan asumsi biar sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumahtangga, ada juga yang mulai jam 8, demikian juga tentang upah yang berkisar dari Rp. 30.000 – Rp. 75.000 per hari yang ditentukan oleh pengelola masing - masing atas pertimbangan- pertimbangan tertentu. Dan secara lebih terperinci akan dibahas per karateristik.

Dipilihnya perempuan sebagai responden dalam penelitian ini selain berkaitan dengan tujuan pembangunan Milenium yang tujuan ketiganya menyangkut Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender, juga berkaitan dengan kenyataan bahwa penduduk perempuan juga dapat berpartisipasi di pasar kerja layaknya laki-laki dan juga bekerja pada usaha banten disamping sebagai yadnya yaitu berbuat baik, juga adalah kegiatan banten mayoritas keterlibatan perempuan. Secara rinci distribusi responden menurut karakteristik disampaikan sebagai berikut.


(37)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 29

1). Umur Responden

Umur merupakan salah satu variabel dari banyak variabel yang disebut sebagai variabel demografi, dan termasuk satu dari karakteristik responden. Umur responden berkaitan erat dengan produktivitas yang mampu dicapai, secara umum hubungan produktivitas yang dalam hal ini dapat diwakili oleh penghasilan responden dipengaruhi oleh umur. Distribusi responden menurut umur disampaikan dalam Tabel 4.2

Tabel 4.2: Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur 5 Tahunan

No Kelompok Umur jumlah %

1 20-24 2 1,6

2 25-29 2 1,6

3 30-34 10 7,7

4 35-39 8 6,2

5 40-44 24 18,6

6 45-49 30 23,,2

7 50-54 25 19,4

8 55-59 14 10,9

6 60-64 7 5,4

7 65-69 1 0,8

8 70+ 6 4,6

9 Total 129 100

Sumber: Data Primer, 2015

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa secara umum umur responden terdistribusi secara normal. Persentase responden semakin meningkat dengan naiknya umur responden dan mencapai puncaknya pada umur 45-49 tahun. Setelah kelompok umur itu persentase


(38)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 30

responden nampak mengalami penurunan. Dari data tersebut juga terlihat bahwa lebih dari 86,8 persen responden berada dalam umur produktif (sampai umur 56 tahun), yang berarti masih terdapat responden sebesar 13,2 persen yang berada pada umur diatas umur produktif yaitu umur 56+, bahkan diantaranya terdapat 4,6 persen (6 orang) responden yang berada pada umur 70+.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang berumur 83 tahun, apa alasan yang bersangkutan masih bekerja yang mana semestinya sudah beristirahat, jawapan responden disamping untuk dapat represing (mesliyahan), juga untuk dapat membantu ekonomi rumahtangga yang menurut pengakuan responden uang yang diperoleh untuk membayar uang sekolah cucu-cucu nya, ada juga responden lain yang berumur 75 tahun, mengatakan bahwa penghasilan yang diperoleh adalah untuk membantu keperluan bebantenan baik untuk sehari-hari maupun menbantu bila ada upacara agama. Betapa tidak peran perempuan sungguh luar biasa disaat mereka sudah berumur pun yang mana secara umur produktif adalah sudah bukan umurnya lagi namun dalam kenyataannya masih mampu secara ekonomis dan social bisa dikatakan masih bisa menyumbang untuk kesejahtraan keluarga.

Bila digambarkan umur responden berdasarkan umur produktif dan umur 56+ tampak sebagai berikut:


(39)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 31

Bila umur dikelompokkan menjadi umur produktif (sampai umur 56 tahun) dan umur diatas umur produktif yaitu 56+ nampak pada Gambar 4.8 yaitu sebanyak 86 persen responden adalah ada pada umur produktif, dan terdapat 14 persen responden yang masi bekerja pada umur diatas umur produktif.

2). Kabupaten Asal Responden

Di antara responden yang ada, hanya sebagian kecil yang berasal dari kabupaten/kota yang lainnya diluar kabupaten/kota tempat tinggal responden. Sebagian besar responden berasal dari kabupaten/kota dimana mereka tinggal. Dari keseluruhan responden hanya sekitar 20 persen responden yang tinggal di luar kabupaten/kota asal mereka. Jika digunakan daerah kabupaten atau kota sebagai konsep batas wilayah migrasi, maka dapat dikatakan responden pada penelitian hanya sekitar 20 persen yang berstatus migran, sedangkan sisanya sekitar 80 persen termasauk non migran. Data juga menunjukkan bahwa responden yang tergolong migran dengan masa tinggal di tempat tinggal sekarang (saat penelitian dilakukan) paling pendek 2 tahun dan paling lama sekitar 43 tahun.

3). Status Perkawinan dan jumlah Anak

Dari segi status perkawinan, sebagian besar responden yaitu sekitar 80 persen berada dalam status kawin dan sisanya sekitar 20 persen dalam status janda/cerai, dan gadis. Di antara seluruh responden terdapat sekitar 10 persen yang belum mempunyai anak, yang ditandai oleh data jumlah anak yang dimiliki adalah 0. Jumlah anak paling banyak yang dimiliki responden adalah sebanyak 4 orang, dan diantara responden, responden paling banyak yang memiliki anak 2 orang yaitu sekitar 50 persen. Hal ini berarti slogan pemerintah melalui BKKBN bahwa dua anak lebih baik sepertinya dapat diterima oleh masyarakat sehingga persentase responden yang hanya memiliki anak 2 orang paling tinggi di antara jumlah anak responden dalam


(40)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 32

katagori yang lain. Selain itu terdapat responden yang memiliki anak 4 orang atau lebih yaitu hampir mencapai 10 persen. Ada beberapa alasan umumnya mengapa sebuah keluarga sampai memiliki anak sampai 4 orang jaman sekarang ini. Alasan yang dapat dikatakan utama adalah karena keluarga belum memiliki anak dengan jenis kelamin yang diinginkan, biasanya keluarga lebih menginginkan adanya anak laki-laki sebagai penerus kewajiban keluarga dalam keluarga besar. Hal ini dikarenakan keluarga di Bali menganut sistem kekerabatan patrilineal dimana garis keturunan keluarga didasarkan atas garis keturunan ayah, sehingga anak laki-laki dalam keluarga umumnya akan selalu diharapkan dalam sebuah keluarga.

4). Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan salah satu variabel yang dipandang demikian penting dalam meningkatkan kualitas penduduk. Salah satu indikator yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), adalah

pendidikan selain 2 indikator lainnya yaitu derajat kesehatan dan ekonomi yang dilihat dari penghasilan. Pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 menunjukkan responden dengan pendidikan SMA sebanyak 40 persen. Berdasarkan distribusi tersebut sekitar 79 persen yang berpendidikan SLTP ke atas,. Dari data ini dapat dikatakan pendidikan responden cenderung sedang, yaitu hanya sekitar 21 persen yang berpendidikan SD ke bawah. Dengan kondisi pendidikan seperti ini keterlibatan mereka pada usaha banten termasuk wajar

karena pada pekerjaan-pekerjaan tertentu mempengaruhi

penghasilan mereka, seperti misalnya mereka yang menjadi kordinator adalah yang berpendidikan SMA disamping juga memahami pekerjaan.


(41)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 33

Tabel 4.3: Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Tidak pernah sekolah 1 0,8

2 Tidak tamat SD 2 1,6

3 SD 24 18,6

4 SLTP 50 39

5 SLTA 52 40

6 PT 0 0

7 Total 129 100,0

Sumber: Data Primer, 2015

Bila digambarkan komposisi pendidikan responden tampak pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9. Pendidikan Responden pada Tiga Kelompok Pendidkan (SMA,SMP, dan SD)


(42)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 34

Secara persentase pendidikan responden paling tinggi adalah berpendidikan SMA, dan kemudian SMP, yang dapat diartikan bahwa usaha banten memang menjanjikan bagi mereka untuk memperoleh manfaat baik ekonomi maupun sosial. Bahkan ada responden yang sampai berhenti bekerja swasta karena merasa lebih terjamin dan memiliki keberlangsungan bekerja pada usaha banten karena dianggap yadnya adalah suatu rutinitas yang dilakukan oleh umat Hindu sehingga dianggap memberikan kepantian akan pekerjaan.

4.3Partisipasi Perempuan pada Usaha Banten

Memberdayakan perempuan dapat diukur dari partisipasinya dalam suatu aktifitas. Partisipasi perempuan pada usaha banten di Kabupaten Gianyar dapat dilihat dari jam kerja, dimana rata-rata jam kerja responden berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuisioner serta wawancara mendalam baik dengan pengelola maupun dengan respoden diperoleh hasil keterlibatan perempuan pada usaha banten adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4: Frekuensi Jam Kerja Respondem

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

6.00 17 13.2 13.2 13.2

7.00 46 35.7 35.7 48.8

8.00 41 31.8 31.8 80.6

9.00 17 13.2 13.2 93.8

10.00 6 4.7 4.7 98.4

11.00 2 1.6 1.6 100.0

Total 129 100.0 100.0

Sumber : Data Primer 2015

Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata jam kerja responden adalah 7,6 jam per hari. Dari rata-rata ini, jam kerja paling banyak adalah 7 jam per hari (35,7%), kemudian urutan kedua adalah 8 jam per hari (31,8%).


(43)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 35

Persentase responden yang memiliki jam kerja diatas 8 jam /hari terjadi bila hari-hari penuh ada upacara yaitu sekitar 19,5 persen dari total responden yang bekerja. Berdasarkan data yang dikumpulkan juga diperoleh informasi bahwa responden paling banyak bekerja dalam jangka waktu 7-8 jam per hari yang merupakan nilai modus dari jam kerja responden per hari. Ini berarti jika digunakan batas waktu jam kerja normal per hari adalah 8 jam, maka dapat dikatakan secara rata-rata jam kerja responden termasuk katagori jam kerja normal. Bagi yang bekerja diatas 8 jam adalah termasuk jam kerja lembur bila pada kegiatan upacara tertentu yang menuntut harus mempersiapkan upacara diluar jam kerja normal yaitu dari jam 8 sampai jam 5.

Dari katagori jam kerja pada Tabel 4.1, bila dikelompokkan menjadi 4 kelompok, ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10: Distribusi Jam Kerja Responden

Tingkat partisipasi perempuan dapat dikatakan telah diberdayakan dengan baik dan dengan kesadaran perempuan berpartisipasi pada angkatan kerja yaitu ikut bekerja mencari nafkah, disamping untuk kepentingan ekonomi adalah juga bekerja merupakan YADNYA. Disamping itu pengakuan masyarakat akan keberadaan usaha banten di Kabupaten Gianyar yang mampu melayani masyarakat tidak terbatas pada masyarakat Kabupaten Gianyar saja namun juga wilayah lain dan bahkan ada beberapa dari 9 usaha banten yang diteliti mengatakan mampu melayani sampai


(44)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 36

keluar pulau Bali. Artinya bahwa pemberdayaan perempuan pada usaha banten sangat potensial kedepannya.

Di samping bekerja nafkah para responden juga menggunakan waktunya untuk pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan domestik. Dari data yang ada rata-rata waktu responden untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau domestik sekitar 3 jam per harinya, dengan jam kerja domestik yang paling rendah 2 jam per hari dan paling lama 4 jam. Jika dilihat perbandingan rata-rata jam kerja domestik dengan rata-rata jam kerja publik atau jam kerja nafkah ternyata responden dalam hal ini perempuan dalam rumah tangga memiliki rata-rata jam kerja nafkah sekitar 7,6 jam per hari jauh lebih lama dibandingkan dengan rata-rata jam kerja untuk pekerjaan domestik/rumah tangga yang hanya 2-4 jam per hari. Demikian pula jika dibandingkan antara jam kerja yang paling rendah kondisi atau polanya juga sama yaitu jam kerja nafkah paling rendah adalah 6 jam, sedangkan jam kerja untuk pekerjaan domestik yang paling rendah hanya 2 jam.

Hal ini memberikan indikasi pada rumah tangga waktu untuk bekerja nafkah menjadi demikian penting untuk memperoleh penghasilan guna menunjang kebutuhan keluarga. Indikasi lain yang dapat dipelajari atau disimpulkan dari hasil penelitian ini berdasarkan data rata-rata jam kerja nafkah dan jam kerja untuk pekerjaan domestik adalah para

responden/perempuan sudah mengalami perubahan dalam

mengalokasikan waktu yang dimiliki yaitu lebih banyak untuk pekerjaan nafkah dibandingkan untuk pekerjaan domestic, pada perempuan yang memiliki status bekerja. Dalam pengertian lainnya meskipun perempuan bekerja nafkah, mereka masih tetap harus mengambil pekerjaan domestik dengan rata-rata waktu yang juga relative panjang setiap harinya.

4.4. Tingkat Kesejahtraan Responden

Dari data yang ada responden yang bekerja memiliki penghasilan yang sangat bervariasi antar satu dengan yang lainnya. Penghasilan utama responden paling rendah sekitar Rp.1.200.000,- per bulan, dan paling tinggi sebanyak Rp. 3.000.000,-. Secara persentase 62,6% responden yang


(45)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 37

memiliki penghasilan Rp. 1.750.000,- keatas,. Yaitu diatas UMR/UMK Gianyar. Kalau dirinci penghasilan mereka adalah terdiri dari uang harian berkisar dari Rp.30.000 – Rp.75.000, per hari tergantung pada spesifikasi jenis pekerjaan dan keahlian mereka, serta tergantung kebijakan masing-masing pengelola usaha banten. Dan lembur yang diberlakukan sangat berpariasi, ada pada usaha banten yang menerapkan sistim lembur setiap kelebihan jam kerja dari 1 jam – 4 jam dihitung setengah hari, dan kelebihan 5 jam sampai jam 10 malam dihitung satu hari, dan bila sampai jam 11 malam keatas dihitung lembur 3 hari. Hal ini sudah di kros cek dengan pemilik usaha banten tentang kebenarannya, kejadian seperti ini terjadi bila musim-musim upacara seperti musim ngaben dan odalan.

Disamping itu ada juga yang menerapkan sistim lembur, Rp. 6000,- per jam, dan ada juga dengan sistim sukarela oleh pengelola dan bersifat tidak tetap. Melihat kondisi ini usaha banten sangat potensial baik bagi pekerja maupun bagi masyarakat, karena bagi mereka yang bekerja disektor public persoalan-persoalan yadnya bisa teratasi. Penghasilan juga merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selain pendidikan dan kesehatan. Peningkatan penghasilan masyarakat secara umum dan responden penelitian ini secara khusus pasti akan dapat meningkatkan IPM penduduk Kabupaten Gianyar, yang dapat menunjukkan keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan. Hal ini juga menjadi cermin peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan dari pembangunan nasional.

Tabel 4.5: Distribusi Penghasilan Responden

No Penghasilan (Ribuan) Jumlah (orang) %

1 1.000 - < 1.500 17 13,18

2 1.500 - < 2.000 70 54,26

3 2.000 + 42 32,56

4 Total 129 100,00


(46)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 38

Dan bila digambarkan dengan diagram lingkaran tampak sebagai berikut:

Gambar 4.11: Distribusi Penghasilan Responden

Namun bila dilihat secara rinci serta dibandingkan dengan

UMR Kabupaten

Gianyar Tahun 2015

sebesar Rp.

1.707.750,- terdapat

62,6 persen

responden berpenghasilan

diatas UMR.

Sedangkan Bila

dibandingkan dengan UMR Provinsi Bali Tahun Rp. 1.621.172 terdapat 67.3 persen responden memperoleh penghasilan diatas UMR Provinsi Bali. Hal ini mencerminkan penghasilan responden dengan pendidikan yang maksimal SMA dan bahkan banyak yang hanya berpendidikan SMP kebawah (61%) adalah cukup, karena bila dibandingkan dengan bekerja di sektor formal yang lain dengan hanya berbekal pendidikan rendah tidak

0 10 20 30 40 50 60

70 62,6

37,4

Gam bar 4.11: Penghasilan Responden dengan UMR

> UMR


(47)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 39

gampang untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Kondisi ini sekaligus mencerminkan bahwa kondisi ekonomi responden relatif bagus. Keadaan responden seperti ini haruslah menjadi acuan untuk melakukan usaha-usaha atau program/kebijakan guna meningkatkan pendapatan masyarakat.

Dalam penelitian juga ditanyakan kepada responden apakah penghasilan yang mereka dapatkan sudah mencukupi untuk kebutuhan hidup mereka. Pertanyaan ini dipandang sangat penting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan mereka secara tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sekitar 76,74 persen menyatakan bahwa penghasilan mereka mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sisanya hanya sekitar 23,26 persen menyatakan bahwa penghasilan mereka kurang mencukupi. Kondisi ini dapat dimengerti mengingat mereka yang mengatakan kurang mencukupi adalah dari segi umur sudah termasuk kelompok umur diatas prduktif yaitu umur diatas 56 tahun sehingga mereka sudah tidak mampu mengikuti kalau misalnya ada lembur atau harus ditugaskan keluar daerah Gianyar untuk melayani konsumen yang berasal dari luar Gianyar, sementara pengahsilan mereka dibutuhkan dalam membantu ekonomi rumahtangga. Disamping itu bagi responden yang menjawab tidak cukup terdapat juga responden yang berstatus janda, dimana mereka sendiri yang menanggung beban keluarga sehingga penghasilan mereka tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup, dan dikatakan terutama bila ada musim hari raya, yang otomatis pengeluaran menjadi meningkat.

Dalam sebuah keluarga atau rumah tangga pada umumnya suami adalah tulang punggung sebagai yang utama bekerja untuk memperoleh penghasilan, namun terdapat beberapa orang yang istrinya bekerja pada usaha banten ini malah penghasilan istrinya lebih besar, dan bahkan ada juga pekerja yang membawa pekerjaan pulang untuk bisa dikerjakan di rumah oleh anggota keluarga lain seperti anak dan suami. Sehingga penghasilan yang mereka peroleh menjadi lebih banyak. Dalam keluarga-keluarga yang seperti ini semua anggota keluarga-keluarga ikut serta dalam memberi kontribusi pada penghasilan keluarga. Dengan kata lain mereka


(48)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 40

akan ikut masuk pasar kerja untuk membantu ekonomi keluarga. Dalam penelitian ini banyak terlihat seperti itu, baik dari hasil wawancara dengan pekerja maupun dengan pemilik. Dari data yang ada sekitar 80 persen yang menyatakan bahwa pendapatan responden ditambah pendapatan anggota keluarga yang lain seperti suami dan atau anak akan mencukupi untuk kebutuhan ekonomi keluarga.

Dalam keluarga pada umumnya, selain istri (ibu rumah tangga), suami juga pasti mencari kerja nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Berdasarkan data hasil penelitian dari total responden yang ada sekitar 83,33 persen suami dari responden dalam status bekerja (dari 90 persen responden yang berstatus punya suami) dan sisanya 16,67 persen dalam status tidak bekerja. Pengertian tidak bekerja ini dapat dalam pengertian mereka tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan, dan dapat juga memang tidak mencari pekerjaan karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Data ini juga mencerminkan sampai saat ini suami dapat tetap dikatakan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, suami yang semua bertanggung jawab terhadap pengeluaran rumah tangga. Namun semua ini dapat diartikan bahwa responden juga memberi kontribusi yang cukup berarti bagi kesejahteraan keluarga mereka.

Untuk melihat bagaimana peran responden/istri dalam ekonomi rumah tangga dapat dilihat dari rata-rata penghasilan anggota keluarga.

4.5 Kondisi Ekonomi Keluarga

Penghasilan total yang diperoleh sebuah keluarga baik dari penghasilan kepala keluarga yang umumnya suami/laki-laki, istri, dan penghasilan anak akan menentukan kondisi keluarga dan lingkungan tempat tinggal yang dimiliki. Meskipun ada kemungkinan keluarga memiliki warisan dari orang tuanya sebagai bagian dari kekayaan keluarga, namun tetap yang akan dipersepsikan oleh responden adalah mengenai kondisi keluarga atau lingkungan tempat tinggal berdasarkan penghasilan yang mereka dapatkan. Persepsi responden tentang kecukupan


(49)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 41

penghasilan keluarga dalam membiayai rumah tangga juga ditanyakan dalam penelitian ini. Hasil tentang persepsi tersebut dapat disampaikan dalam Tabel 4.6. dan Gambar 4.13.

Berdasarkan data yang tercantum pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.13 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merasa penghasilan mereka mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Terdapat 30 orang (23,26 persen) responden yang merasa penghasilan keluarga mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan keluarga juga ditentukan oleh jumlah anak yang dimiliki oleh keluarga yang bersangkutan. Secara rata-rata jumlah anak masih hidup yang dimiliki oleh keluarga sekitar 2 - 4 anak per keluarga, dengan variasi ada responden yang tidak memiliki anak yaitu sekitar 5 persen. Selain itu sekitar 40 persen responden memiliki anak 3 orang atau lebih yang juga dapat mencerminkan keluarga besar, sehingga akan membutuhkan biaya yang lebih besar juga untuk kebutuhan keluarga.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa peran perempuan dalam membantu ekonomi rumahtangga adalah sangat berperan, apalagi hanya 23,26 persen yang mengatakan kurang cukup dari penghasilannya dalam membantu ekonomi rumahtangga. Mereka yang mengatakan kurang cukup adalah rata-rata mereka yang memiliki tanggungan keluarga lebih (sampai 5 orang atau lebih) sehingga sangat wajar bila mengatakan penghasilannya kurang cukup. Disamping itu bagi mereka yang mengatakan tidak cukup adalah terutama pada saat – saat ada upacara agama sehingga memerlukan pengeluran yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan harian. Namun kendatipun seperti itu secara rata-rata dapat dikatakan keterlibatan perempuan pada usaha banten adalah sangat membantu meningkatkan kesejahtraan keluarga.


(50)

DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________

Potret dan Potensi Komunitas Perempuan Usana Banten Kabupaten Gianyar - 2015 42

Tabel 4.6: Persepsi Responden tentang Kecukupan Penghasilan Keluarga

No Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Sangat tidak cukup 0 0

2 Tidak cukup 30 23,26

3 Cukup 99 76,74

4 Total 129 100,0

Sumber: Data Primer, 2015

Gambar 4.12: Kecukupan Penghasilan Keluarga

4.6. Peran modal sosial dalam Hubungan antara Pemberdayaan Perempuan dengan Kesejahtraan.


(1)

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________


(2)

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________


(3)

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________


(4)

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________


(5)

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________


(6)

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA Jalan Manik Nomor 3 Gianyar Telp(0361)943147

______________________________________________________________________________________________