PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR UTILITAS GEDUNG DI SMK NEGERI 2 GARUT.

(1)

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR UTILITAS

GEDUNG DI SMK NEGERI 2 GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

RANGGA MUHAMMAD ABDUL HALIIM 0809159

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pengaruh Metode Tutor Sebaya

Terhadap Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung di SMK Negeri 2 Garut

Oleh

Rangga Muhammad Abdul Haliim

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Rangga Muhammad Abdul Haliim 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

RANGGA MUHAMMAD ABDUL HALIIM 0809159

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR UTILITAS

GEDUNG DI SMK NEGERI 2 GARUT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. H. Nanang Dalil Herman, S.T., M.Pd. NIP. 19620202 198803 1 002

Pembimbing II,

Dr. Dedy Suryadi, M.Pd. NIP. 19670726 199703 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,

Drs. Sukadi, M.Pd., MT. NIP. 19640910 199101 1 002


(4)

ABSTRAK

Pengaruh Metode Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung di SMK Negeri 2 Garut

Oleh

Rangga Muhammad Abdul Haliim (0809159)

Penelitian ini menggambarkan pengaruh metode tutor sebaya terhadap prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung di SMK Negeri 2 Garut. Tujuan penelitian ini menggambarkan penerapan metode tutor sebaya, mengetahui prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung setelah diterapkannya metode tutor sebaya, serta untuk mengetahui perbedaan yang signifikan prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung di SMK Negeri 2 Garut antara metode tutor sebaya dengan metode konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk eksperimen semu yang terdapat kelas kontrol sebagai pembanding, serta menggunakan teknik analisis data dengan uji t. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Garut sebagai responden. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan melalui tes dengan bentuk soal pilihan ganda dan soal gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung di SMK Negeri 2 Garut, dimana kelas metode tutor sebaya memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas metode konvensional.


(5)

ABSTRACT

The Influence of Peer Tutoring Method on Achievement of Drawing Utilities Building Subject

at SMK Negeri 2 Garut

By

Rangga Muhammad Abdul Haliim (0809159)

This research illustrates how the influence of peer tutoring method on achievement of drawing utilities building subject at SMK Negeri 2 Garut. The purpose of this study was to determine the description of peer tutoring method application, determine achievement of drawing utilities building subject after the implementation of peer tutoring method, and determine significant differences achievement of drawing utilities building subject at SMK Negeri 2 Garut between peer tutoring method and conventional method. The method used is an experimental method with quasi-experimental form which contained a control class as a comparison, and techniques of data analysis using the t test. The sample used was a class of XI TGB SMK Negeri 2 Garut as respondents. Instruments used in the data collection is through tests with multiple choice and drawing. The results showed that there were significant differences in achievement of drawing utilities building subject at SMK Negeri 2 Garut, which is peer tutoring method class have higher achievement than conventional method class.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Belajar ... 7

2.2 Pembelajaran ... 8

2.2.1 Pengertian pembelajaran ... 8

2.2.2 Prinsip-prinsip pembelajaran ... 9

2.3 Prestasi Belajar ... 10

2.4 Metode Tutor Sebaya ... 15

2.4.1 Pengertian tutor sebaya ... 15

2.4.2 Langkah-langkah metode tutor sebaya ... 18

2.4.3 Kelebihan dan kelemahan metode tutor sebaya ... 20

2.5 Metode Konvensional ... 21

2.5.1 Pengertian metode konvensional ... 21

2.5.2 Ciri-ciri metode konvensional ... 22

2.5.3 Kelebihan dan kelemahan metode konvensional ... 23

2.6 Tinjauan Terhadap Mata Pelajaran Menggamabar Utilitas Gedung .... 24

2.7 Asumsi ... 25

2.8 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 27

3.2 Paradigma dan Variabel Penelitian ... 29

3.2.1 Paradigma Penelitian... 29

3.2.2 Variabel Penelitian ... 31

3.3 Definisi Operasional ... 32


(7)

3.5 Data dan Sumber Data ... 36

3.6 Populasi dan Sampel ... 36

3.6.1 Populasi penelitian ... 36

3.6.2 Sampel penelitian ... 37

3.7 Prosedur Penelitian ... 37

3.8 Instrumen Penelitian ... 39

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ... 51

4.1.1 Deskripsi Indikator ... 56

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Metode Tutor Sebaya ... 62

4.2 Analisis Data ... 64

4.2.1 Analisis Data Pretest ... 64

4.2.2 Analisis Data Posttest ... 68

4.2.3 Analisis Data N-gain ... 71

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan. Sekolah adalah salah satu sarana belajar formal dimana di dalamnya terdapat kurikulum yang terdiri dari kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler. “Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan perilaku stabil belajar” (Hamalik, 2001: 18). Peningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap belajar melalui pembelajaran di sekolah yang berarti meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil dari pembelajaran tersebut akan tercermin pada prestasi belajar.

Penerapan metode yang sesuai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar dan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat berbagai macam metode, diantaranya ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, sosiodrama, karya wisata, kerja kelompok, latihan, pemberian tugas, dan eksperimen. Namun, Djamarah dan Zain (2010: 25) menyebutkan bahwa “Adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang di berikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawannya”. Hal ini memunculkan sebuah metode lain yang disebut tutor sebaya. Dalam pelaksanaanya, seorang tutor merupakan kawan dengan usia yang sama atau sebaya dengan sesamanya.

Tutor sebaya merupakan metode dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam pembelajaran, setiap siswa harus bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Tutor sebaya dilakukan atas dasar bahwa ada sekelompok siswa yang lebih mudah


(9)

bertanya, lebih terbuka dengan teman sendiri dibandingkan dengan gurunya. Selanjutnya, siswa termotivasi dalam menyelesaikan tugas dan motivasi itu diharapkan tumbuh dari terciptanya hubungan yang saling menentukan dan membutuhkan antara guru, siswa yang prestasinya tergolong tinggi, dan siswa yang prestasinya rendah.

Hal ini didukung oleh temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imanudin (2010) bahwa penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Matematika. Kemudian penelitian lain yang menunjukan hasil yang sama dilakukan oleh Solihah (2009) bahwa Metode Tutor Sebaya meningkatkan pemahaman siswa yang menghasilkan prestasi belajar siswa meningkat. Serta temuan penelitian lainnya oleh Syahputra (2011) bahwa penggunaan Metode Tutor Sebaya efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada pembelajaran menggambar utilitas gedung, aktivitas dan kreativitas dari siswa sangat diperlukan, khususnya pada pengerjaan lembar kerja (jobsheet). Maka salah satu cara yang ditempuh agar keaktivan dan kreativitas siswa tercapai adalah belajar dengan cara kelompok. Dengan cara berkelompok, siswa dapat berdiskusi satu sama lain, siswa dapat bertukar informasi, dan siswa yang pintar dapat membantu siswa yang kurang pintar.

Saat ini, pembelajaran Menggambar Utilitas Gedung di kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut dilaksanakan cenderung mengacu pada kemampuan individu tiap siswa yang sebelumnya pada kegiatan awal pembelajaran, guru menjelaskan materi yang diajarkan termasuk menjelaskan penugasan yang ada pada lembar kerja. Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan dan kurangnya aktivitas dan kreativitas dalam pengerjaan lembar kerja yang dikerjakan secara individu serta kurangnya kemampuan siswa untuk bertanya kepada guru. Jika dilihat dari prestasi belajar siswa pada materi sebelumnya, rata-rata menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Ini ditunjukan dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) yang rata-rata kelas memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).


(10)

3

Berdasarkan paparan latar belakang, maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Metode Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ada di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung.

2. Kemampuan bertanya siswa pada saat kegiatan belajar mengajar sangat kurang.

3. Siswa kurang aktif dan kreatif pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

4. Prestasi belajar siswa rata-rata menunjukkan hasil kurang memuaskan.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih dapat terfokus berdasarkan kasus di lapangan yang lebih spesifik, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Metode Tutor Sebaya dan Metode Konvensional. Metode Tutor Sebaya diterapkan pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol menerapkan Metode Konvensional.

2. Metode Tutor Sebaya diterapkan pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung pada Pokok Bahasan Menggambar Drainase Gedung. 3. Prestasi belajar pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung

dinyatakan dalam nilai yang diperoleh siswa pada Pokok Bahasan Menggambar Drainase Gedung.


(11)

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran penerapan Metode Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut? 2. Bagaimana prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung di SMK Negeri 2 Garut setelah diterapkannya Metode Tutor Sebaya?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan gambaran penerapan Metode Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut. 2. Mengetahui prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung di SMK Negeri 2 Garut setelah diterapkannya Metode Tutor Sebaya.

3. Mengetahui perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.


(12)

5

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi semua pihak yang terkait didalamnya, seperti:

1. Manfaat Teoritis

a. Memperkaya hasil penelitian tentang Metode Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian bagi peneliti selanjutnya yang menaruh perhatian besar terhadap Metode Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Bermanfaat bagi siswa karena terjadi pembelajaran yang mandiri, dewasa, dan punya rasa setia kawan yang tinggi.

b. Bagi guru

Guru dapat mengetahui metode yang bervariasi khususnya Metode Tutor Sebaya untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Guru akan terbantu baik dalam akademis terutama dalam pencapaian target waktu dan materi pembelajaran maupun dari sisi fisik yang harus terus berdiri dan membimbing siswa secara individual.

c. Bagi peneliti

Mendapat pengalaman langsung menerapkan Metode Tutor Sebaya sehingga dapat dijadikan bekal kelak ketika terjun di lapangan.


(13)

1.7 Sistematika Penulisan

Agar skripsi ini dapat dengan mudah dipahami oleh berbagai pihak, maka skripsi ini disajikan dalam lima bab yang disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Pada bagian ini penulis mengungkap pembahasanan latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah yang diteliti itu timbul, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian. Pada bagian ini dibahas tentang landasan teoritis dan empiris yang mendasari variabel-variabel dalam penelitian sebagai tolak ukur berfikir dalam penelitian ini, dan hipotesis dari penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian. Pada bagian ini dibahas mengenai metodologi penelitian yang meliputi metode penelitian, paradigma dan variabel penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, prosedur penelitian, instrumen penelitian, dan teknik pengolahan dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bagian ini menyajikan uji coba alat pengumpulan data, hasil pengolahan, analisis hasil pengolahan data, dan penafsiran data.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Pada bagian penutup, penulis mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai akhir dari penulisan skripsi ini.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan di dalam suatu penelitian untuk mencapai suatu tujuan. Dalam melakukan penelitian, diperlukan metode yang akan digunakan agar penelitian terlaksana dengan efektif dan efisien serta dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. Berbagai metode penelitian dapat dijadikan pilihan dalam melaksanakan penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian serta hipotesis penelitian.

Menurut Sugiyono (2010: 6) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2010: 72) “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk kuasi eksperimen (quasi experimental). Menurut Sugiyono (2010: 77) “Desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”.

Sementara Sukmadinata (2008: 207) menjelaskan bahwa:

Metode eksperimen semu (quasi eksperimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variable saja yang dipandang paling dominan.

Sedangkan bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent control group design. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara


(15)

nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan penafsirannya.

Pola ini menggunakan kelompok yang terdiri dari satu kelompok ekperimen (eksperimental group) dan kelompok pembanding (control group), yang secara sederhana diilustrasikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Non-equivalent Control Group Design

KELOMPOK PRETEST TREATMENT POSTTEST

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 Y O2

(Sugiyono, 2010: 323) Keterangan:

O1 = Tes Awal (Pretest) O2 = Tes akhir (Posttest)

X = Perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen dengan Metode Tutor Sebaya

Y = Perlakuan (treatment) pada kelas kontrol sebagai pembanding dengan Metode Konvensional


(16)

29

3.2 Paradigma dan Variabel Penelitian 3.2.1 Paradigma penelitian

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma penelitian merupakan cara pandang atau pola piker seseorang terhadap sesuatu. Dengan paradigma tersebut, peneliti dapat menjelaskan hal yang paling penting serta memberitahukan apa dan bagaimana yang harus dikerjakan peneliti dalam memecahkan masalah.

Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola piker yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan, (Sugiyono, 2010: 63).

Dengan demikian, paradigma penelitian menunjukan kepada kita tentang ruang lingkup penelitian yang memperlihatkan komponen, fungsi, dan aktivitas yang jelas. Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(17)

`

Keterangan:

= Proses Penelitian

= Lingkup Penelitian

= Alur Pengaruh

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Mata Pelajaran

Menggambar Utilitas Gedung

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Pretest

Konvensional Tutor Sebaya

Posttest Posttest

Analisis


(18)

31

Berdasarkan gambar paradigma penelitian, dapat dirumuskan bahwa:  Teori yang digunakan adalah tentang Metode Tutor Sebaya, Metode

Konvensional, dan Prestasi Belajar.

 Hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.

Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.

 Teknik analisis data yang digunakan adalah melalui uji t untuk mengetahui signifikansi dari perbedaan prestasi belajar.

3.2.2 Variabel penelitian

Menurut Yousda (1993: 14) “Variabel secara sederhana dapat diartikan ciri individu, objek, gejala, perisiwa yang dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 116) mengartikan “Variabel sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari suatu nilai. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) . Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Metode Tutor Sebaya (X1) dan Metode Konvensional (X2). Sementara variabel terikat (Y) nya adalah prestasi belajar.


(19)

3.3 Definisi Operasional

Untuk menghindari agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan semula dan juga tidak terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan, perlu adanya penegasan istilah-istilah yang meliputi:

1. Metode Tutor Sebaya merupakan salah satu teknik dari Model Pembelajaran Kooperatif dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa (tutor) yang dianggap telah memahami materi yang telah diajarkan untuk mengajarkannya kembali kepada teman sekelasnya agar siswa yang belum paham dapat berkomunikasi berupa bertanya atau menanggapi dengan temannya (tutor tanpa rasa canggung, takut, atau ragu).

2. “Prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu” (Harjati, 2008: 43).

3. Menggambar Utilitas Gedung adalah salah satu standar kompetensi pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan yang diberikan pada siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut, standar kompetensi ini diberikan pada semester. Pada standar kompetensi ini dibahas kompetensi dasar mengenai penjelasan tentang utilitas yang ada pada bangunan serta bagaimana cara dalam penggambarannya. 4. Metode konvensional merupakan metode pembelajaran yang biasa

digunakan oleh guru di kelas dengan kata lain pembelajarannya menekankan pada aktivitas guru yang mendominasi kelas dengan metode ceramah dan siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan


(20)

33

oleh guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang.

3.4 Model Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya

Model pembelajaran merupakan pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap kegiatan (sintaks) keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar dan siswa. Pada penelitian ini menggunakan metode tutor sebaya yang merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang pada hakikatnya model pembelajaran ini keberhasilan seseorang dikarenakan adanya pengaruh dari keberhasilan orang lain. Untuk lebih jelasnya mengenai model pembelajaran dengan metode tutor sebaya pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(21)

Tindakan yang dilakukan

Kondisi awal Kondisi akhir yang

diharapkan Guru belum melaksanakan Metode Tutor Sebaya (Metode Konvensional) Metode Tutor Sebaya meningkatkan penguasaan materi Melaksanakan Metode Tutor Sebaya Tahap penyajian materi Tahap kegiatan kelompok Tahap evaluasi Melaksanakan tes individu mengenai

materi yang telah dibahas Menentukan tutor (tutor diberi arahan dan bimbingan) terlebih dahulu kemudian memberikan lembar kerja dan tugas dari materi

yang telah disampaikan pada

tiap kelompok Menjelaskan

poin-poin penting dalam materi pembelajaran dan menginformasikan metode pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Metode Tutor Sebaya


(22)

35

Gambar 3.2 Model Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya

Pada kondisi awal, guru belum melaksanakan pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya tetapi metode pembelajaran yang dilakukan di kelas menggunakan Metode Konvensional yaitu dengan ceramah dan penugasan. Kemudian, tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya sebagai pengganti metode belajar yang biasa dilakukan di kelas. Dalam pelaksanaannya, Metode Tutor Sebaya dilaksanakan dalam berbagai tahap. Di sini hanya menjelaskan garis besar dari berbagai tahapan yang ada pada Metode Tutor Sebaya diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tahap penyajian materi. Guru menjelaskan poin-poin penting yang ada dalam materi, yaitu materi tentang menggambar drainase gedung serta menjelaskan atau menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan. Salah satunya, menginformasikan bahwa pembelajaran dilakukan secara berkelompok khususnya pada saat penugasan.

2. Tahap kegiatan kelompok. Sebelumnya guru sudah menentukan tutor untuk setiap kelompok serta melaksanakan arahan dan bimbingan pada tutor untuk menjelaskan tugas tutor tersebut. Kemudian memberikan penugasan pada tiap kelompok berupa lembar kerja dan tugas dari materi yang telah disampaikan.

3. Tahap evaluasi. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode tutor sebaya sebanyak dua pertemuan, dilaksanakan tes individu untuk mengukur tingkat penguasan materi dari tiap siswa setelah diterapkannya metode tutor sebaya.

Kondisi akhir yang diharapkan setelah semua tahapan pada pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya dilaksanakan yaitu Metode Tutor Sebaya


(23)

meningkatkan penguasaan materi sehingga prestasi belajar tiap siswa pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung meningkat.

3.5 Data dan Sumber Data

Data adalah bahan yang dibutuhkan dalam membuktikan suatu penelitian. Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah “Subjek dari mana data dapat diperoleh” (Arikunto, 2006: 129). Sumber data diambil dari rekapitulasi hasil pretest dan posttest. Data yang akan diolah adalah dalam bentuk nilai yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan teknik pengumpul data dengan metode tes. Tujuan dari penggunaan metode tes sebagai teknik pengambil data adalah untuk mengukur kemampuan siswa secara tepat serta mengetahui bagaimana dampak penerapan Metode Tutor Sebaya. Metode tes ini dilakuakan untuk mendapatkan skor kemampuan siswa sebelum dan setelah dilakukan perlakuan. Tes yang digunakan adalah pretest dan posttest yang berupa soal pilihan ganda dan soal gambar.

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut Semester Ganjil Tahun Ajaran 20012/2013 yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI TGB 1 dan kelas XI TGB 2.

Secara rincinya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan


(24)

37

XI TGB-1 26 siswa

XI TGB-2 27 siswa

Total 53 siswa

(Sumber: SMK Negeri 2 Garut)

3.6.2 Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah sampel populasi. Menurut Arikunto (Kurniawan, 2005: 30) „Sampel populasi yaitu semua populasi menjadi sampel karena jumlah populasi kurang dari 100‟. Menurut Sugiyono (2010: 125) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi kurang dari 30”.

Jadi, dalam penelitian ini yang digunakan adalah sampel populasi karena populasi kurang dari 100.

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penarikan kesimpulan.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a) Studi pustaka atau literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji. Baik dari segi pembelajaran, metodologi, maupun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian.

b) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian.


(25)

c) Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan untuk meminta kesediaannya diadakan penelitian.

d) Studi pendahuluan ke lokasi penelitian untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai populasinya, dan keadaan siswa sebagai sampelnya.

e) Menyusun proposal penelitian dan mengajukannya ke tim skripsi. f) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan

Skenario Pembelajaran sesuai dengan pembelajaran Tutor Sebaya. g) Membuat dan menyusun kisi-kisi instrumen penelitian berupa tes

bentuk soal pilihan ganda dan soal gambar.

h) Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen penelitian dan kemudian melakukan revisi terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai.

i) Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal populasi dan sampel (kelas yang akan diteliti).

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a) Memberikan tes awal (pretest) kepada siswa yang dijadikan sampel untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan (treatment), baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. b) Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan Metode

Tutor Sebaya pada kelas eksperimen dan menerapkan Metode Konvensional pada kelas kontrol dalam pembelajaran Menggambar Utilitas Gedung Pokok Bahasan Menggambar Drainase Gedung. c) Memberikan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen maupun

kelas kontrol untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.


(26)

39

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain: a) Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest.

b) Membandingkan hasil analisis data instrumen tes sebelum diberi perlakuan (prestest) dan setelah diberi perlakuan (posttest) antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk melihat dan menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari prestasi belajar yang telah diperoleh.

c) Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk

pretest dan posttest. Pretest diberikan untuk mengetahui prestasi belajar siswa

sebelum diberikannya perlakuan sedangkan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diberikannya perlakuan. Data yang diperoleh dari hasil

pretest dan posttest, yang sebelumnya terlebih dahulu melakukan uji coba tes

yang hasilnya diolah dan dianalisa dengan menggunakan uji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

1. Validitas Tes

Validitas merupakan kesesuaian antara alat evaluasi dengan segi materi yang dievaluasikan atau aspek yang diukur. Rumus untuk menghitung validitas butir soal menggunakan teknik korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson.

(Arikunto, 2012: 87) Keterangan:

= Koefisien korelasi


(27)

= Skor item test

= Skor responden

= Kuadrat skor item test

= Kuadrat skor responden

= Jumlah responden

Untuk melihat besar koefesien korelasi adalah dengan melihat tabel untuk nilai .

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi

BESAR NILAI KRITERIA

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2012: 89) Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan rumus sebagai berikut:

(Sudjana, 2005: 377)

Keterangan: t = Nilai t hitung


(28)

41

r = Koefesien korelasi n = Jumlah banyak subjek

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat bebas (dk) = n - 2. Apabila thitung > ttabel, berarti korelasi tersebut valid.

Uji instrumen dilakukan terhadap 27 orang siswa, dari 10 buah butir soal diperoleh soal yang valid sejumlah 10 butir soal yang digunakan sebagai instrumen dengan tingkat validitas seperti pada tabel 3.7 berikut ini, sedangkan data hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.4 Distribusi Butir Soal Bedasarkan Tingkat Validitas KATEGORI KRITERIA PRESENTASE

Sangat Rendah 0 0%

Rendah 1 10%

Cukup 3 30%

Tinggi 6 60%

Sangat Tinggi 0 0%

JUMLAH 10 100%

(Sumber: Hasil penelitian 2012)

2. Reliabilitas Tes

Sebagai mana dikemukakan oleh Sugiyono, (2011: 130), bahwa “Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal”. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, ekuivalen, dan gabungan keduanya. Secara internal dengan


(29)

menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan butir-butir tertentu. Dalam hal ini validitas lebih penting dan reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel.

Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan cara internal

consistency, yaitu mencobakan instrumen sekali saja kemudian data

yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R. 20):

(Arikunto, 2012: 115) Keterangan:

= Reliabilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑pq = Jumlah hasil perkalian p dan q

n = Banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) Harga r11 yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel product

moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf siginifikan 5% maka tes dinyatakan reliabel (Arikunto,2006: 188).

Interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh tabel berikut:

Tabel 3.5 Derajat Realibilitas Alat Evaluasi

DERAJAT REALIBILITAS INTERPRETASI

r11 ≤ 0,20 Derajat realibilitas sangat rendah 0,20 < r11 ≤ 0,40 Derajat realibilitas rendah 0,40 < r11 ≤ 0,70 Derajat realibilitas sedang 0,70 < r11 ≤ 0,90 Derajat realibilitas tinggi


(30)

43

0,90 < r11 ≤ 1,00 Derajat realibilitas sangat tinggi (Arikunto, 2006: 75) Hasil perhitungan reliabilitas butir soal dalam penelitian ini diperoleh sebesar 0,725. Berdasarkan tabel 3.6 diklasifikasikan instumen soal yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi. Data hasil perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.6 Realibilitas Instrumen

Σpq 2,189

S2 7,210

r11 0,774

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak teralu mudah dan tidak terlalu sukar. Suatu perangkat evaluasi yang baik akan menghasilkan skor atau nilai yang membentuk distribusi normal. Tingkat kesukaran suatu butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2012 : 223) Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi Indeks Kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran


(31)

INDEKS KESUKARAN INTERPRETASI

P = 0,00 Soal sangat sukar

0,00 < P ≤ 0,30 Soal sukar 0,30 < P ≤ 0,70 Soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Soal mudah

P = 1,00 Soal sangat mudah

(Arikunto, 2012 : 225) Distribusi tingkat kesukaran butir soal yang digunakan tersebar mulai dari mudah sampai sedang sebagaimana tercantum pada tabel 3.8 dan perhitungan tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.8 Distribusi Butir Soal berdasarkan Tingkat Kesukaran INDEKS

KESUKARAN JUMLAH PRESENTASE

Mudah 4 40%

Sedang 6 60%

Sukar 0 0%

JUMLAH 10 100%

(Sumber: Hasil Penelitian 2012) 4. Daya Pembeda

Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara siswa yang menguasai konsep dengan siswa yang tidak menguasai konsep, dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:


(32)

45

(Arikunto, 2012: 228) Keterangan:

D = Daya pembeda

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas JB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks kesukaran)

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (P sebagai indeks kesukaran)

Klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda

DAYA PEMBEDA INTERPRETASI

D ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2012: 232) Hasil perhitungan analisis daya pembeda butir soal dalam penelitian ini diperoleh berkisar antara 0,30 sampai 0,80 dengan distribusi kualifikasi indeks daya pembeda pada tabel 3.8 berikut ini, sedangkan


(33)

data hasil perhitungan analisis daya pembeda dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.10 Distribusi Butir Soal Berdasarkan Daya Pembeda INDEKS DP JUMLAH PERSENTASE

Baik Sekali 1 10%

Baik 7 70%

Cukup 2 20%

Jelek 0 0%

Jumlah 10 100%

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Uji Normalized Gain (N-Gain)

Untuk mengetahui perbedaan peningkatan prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan teknik normalized gain. Dengan mengetahui rata-rata nilai <g> (normalized gain) dari rata-rata nilai

pretest dan rata-rata nilai posttest.

Nilai <g> dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Meltzer (Solihah, 2009) Keterangan:


(34)

47

Sf = Skor posttest

Si = Skor pretest 100 = Skor maksimal

Setelah nilai <g> didapat dan dirata-ratakan, langkah selanjutnya menginterpretasikan nilai tersebut kedalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.11 Interpretasi Nilai Normalized Gain

NILAI G INTERPRETASI

G > 0,70 Tinggi

0,30 ≤ G≤ 0,70 Sedang

G < 0,30 Rendah

(Hake dalam Solihah, 2009)

2. Uji Normalitas

Uji Normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dan homogenitas merupakan pengujian awal yang digunakan sebagai persyaratan dalam pengujian berikutnya. Uji normalitas distribusi dimaksukan untuk menguji normal atau tidaknya suatu variabel dengan menggunakan Chi-kuadarat.

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut : Langkah 1: Menemukan rentang (R)

R = Skor tertinggi – skor terendah (Sudjana, 2005: 47) Langkah 2: Menentukan banyaknya kelas interval

BK= 1 + 3,3 Log n (Sudjana, 2005: 47)

Keterangan:

K = Banyak interval N = Jumlah data

Langkah 3: Menetukan rentang interval (P)


(35)

Langkah 4: Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Tabel 3.12 Tabel Distribusi Frekuensi

NO KELAS INTERVAL fi

Nilai Tengah

(Xi)

fi . xi (fi . xi)2 (Xi-M)2 fi . (Xi-M)2

Langkah 5: Membuat tabulasi dengan tabel penolong Langkah 6: Mencari rata-rata (mean) dengan rumus:

(Sudjana, 2005: 95)

Langkah 7: Mencari simpangan baku (standard deviasi) dengan rumus:

(Sudjana, 2005: 95)

Langkah 8: Membuat tabel distribusi harga yang diperlukan dalam Chi-kuadrat

a) Batas kelas interval (BK) b) Nilai baku (Z)

c) Luas dibawah kurva normal baku dari 0 ke z (L) L = Z2tabel– Z1tabel

d) Mencari harga ekspetasi (Ei) Ei = N.L

e) Menentukan harga Chi-kuadrat (X2)

(Sugiyono, 2011: 107)

Keterangan:

�2 = chi kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi diharapkan


(36)

49

dk = kelas interval - 3 g) Penentuan normalitas

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal. Bila

� 2

hitung < � 2tabel dengan derajat kebebasan (dk = kelas interval - 3). Tetapi jika � 2hitung > � 2tabel, maka data berdistribusi tidak normal.

3. Uji Homogenitas

Untuk menentukan rumus uji t mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogen atau tidak.

(Sugiyono, 2011: 276) Langkah selanjutnya menentukan nilai Fhitung dengan F (n1–1, n2–1), dengan  = 0,05. Kriteria dari uji homogenitas ini adalah jika Fhitung < Fmaka data bersifat homogen.

4. Uji T

Untuk melihat apakah hasil penelitian yang diperoleh signifikan atau tidak digunakan perhitungan uji t. Uji t ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dari hasil pretest dan posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Karena n1 ≠ n2, berdistribusi normal, dan homogen maka digunakan rumus polled varians.

(Sugiyono, 2011: 197) Keterangan :


(37)

= rata-rata nilai kelas eksperimen

= rata-rata nilai kelas control

n1 = jumlah sampel di kelas eksperimen n2 = jumlah sampel di kelas kontrol S1 = Simpangan baku kelas eksperimen S2 = Simpangan baku kelas kontrol S12 = Varian kelas eksperimen S22 = Varian kelas kontrol

Setelah dilakukan uji t, maka harga thitung yang diperoleh perlu dibandingkan dengan ttabel untuk mengetahui perbedaan itu signifikan atau tidak dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 dan taraf kepercayaan 95%.

Kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel

Rumusan hipotesis yang akan diuji dengan uji kesamaan dua rata-rata adalah sebagai berikut :

Ho : x = y Tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional. Ha : x y  Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaraan yang dilakukan dengan menggunakan Metode Tutor Sebaya telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan pelaksanaanya, yaitu pembentukan kelompok yang tiap kelompok terdapat satu tutor, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing tutor jika terdapat kesulitan dalam menyampaikan kepada temannya, tutor bersama kelompoknya bekerja sama mengerjakan soal-soal ang diberikan oleh guru. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode ini, seorang tutor menjadi peranan penting dalam kelompok masing-masing dan adanya keleluasaan siswa lain untuk bertanya kepada tutor dibandingkan bertanya pada guru. Sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi lebih aktif, karena siswa lebih leluasa untuk menanyakan hal-hal yang kurang atau belum dipahami.

2. Hasil rata-rata nilai pretest yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan Metode Tutor Sebaya adalah 43,75 dan nilai rata-rata posttest yang diperoleh adalah 76,35. Dari pretest dan posttest terdapat peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata sebesar 32,60.

3. Berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional, dimana kelas yang dikenakan Metode Tutor Sebaya memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan


(39)

kelas yang dikenakan Metode Konvensional. Kelas eksperimen mengalami peningkatan n-gain rata-rata sebesar 0,57 dan kelas kontrol sebesar 0,43.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan Metode Tutor Sebaya dapat dijadikan sebuah alternatif yang digunakan dalam pembelajaran karena siswa menjadi lebih aktif dan kreatif di dalam proses pembelajarannya sehingga siswa tidak hanya menghafal materi yang diberikan, akan tetapi memahami konsep dari materinya yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan kurikulum yang dapat digunakan dalam pembelajaran, baik itu pembelajaran pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung maupun pembelajaran lainnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai penerapan Metode Tutor Sebaya dengan pengembangan yang berbeda dan pada pokok bahasan lain dengan sampel penelitian yang berbeda pula.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aqsya. (2010). Penguasaan Matematika Siswa Mtsn Krian, [Online]. Tersedia: http://abidus-aqsya.blogspot.com/2011/04/laporan-ptk-bab-iilanjutan.html. [28 Juli 2012]

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara.

Audrey, N. (2011). Penerapan Peer Tutoring di SMPN 2 Blanakan Kabupaten

Subang, [Online]. Tersedia: http://nasyaandaudrey.blogdetik.com/2011/11/15/penerapan-peertutoring-di-smpn-2-blanakan-kaupaten-subang/. [29 Juli 2012]

Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bantala, Agung Puspita. (2010). Penerapan Pembelajaran E-Learning untuk

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Peserta Diklat Teknik Jaringan Komputer Dasar di PPPPTK BMTI Bandung. Tesis S2 Prodi Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Falah, Z. (2010). Penerapan Metode Tutor Sebaya dan Penilaian oleh Teman

Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada siswa kelas SMP, [Online].

Tersedia: http://cdhnegri.blogspot.com/. [28 Juli 2012]

Farri, S. (2010). Perbedaan Metode Pembelajaran Konvensional dan Metode

Pembelajaran Hypnoteching, [Online] Tersedia:

http://faesabila.blogspot.com/2010/07/konvensional-vs-hypnoteaching.html [16 Oktober 2012]


(41)

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martiana.

Harjati, P. (2007). Media Pembelajaran, [Online]. Tersedia: http://www.blogger.com/feeds/2754832685471863545/posts/default. [18 September 2012]

Hetika. (2008). Pembelajaran Menurut Aliran Kognitif, [Online]. Edisi 11 April

2008. Tersedia:

http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-menurut-aliran-kognitif.html. [18 September 2012]

Imanudin. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya Dalam Mata

Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman.

Tesis Magister Pendidikan pada Pengembangan Kurikulum UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kholik, Muhammad. (2011). Media Pembelajaran Konvensional. [Online] Tersedia: http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/#_ftn3 [26 Oktober 2012]

Novita, R. (2013). Macam-macam Metode Pembelajaran. [Online] Tersedia:

http://sdnegerionebojongsari.blogspot.com/2013/01/macam-macam-metodepembelajaran-oleh.html. [30 Januari 2013]

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Muda. Bandung: Alfabeta.

Rusyan, T. (1996). Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Siregar, E. dan Hartini, N. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Solihah, I. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Transaktif

Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Sma. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPMIPA UPI Bandung: tidak


(42)

80

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sugianto, A. E. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Sekolah Pasca

Sarjana UPI.

Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2007). Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanius.

Suryabrata, S. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Syahputra, Y. (2011). Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Sarijadi Bandung.

Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Winataputra, U. S. (1999). Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Yousda, A. dan Ine, I. (1993). Penelitian dan Statistik Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

50

= rata-rata nilai kelas eksperimen = rata-rata nilai kelas control

n1 = jumlah sampel di kelas eksperimen

n2 = jumlah sampel di kelas kontrol

S1 = Simpangan baku kelas eksperimen S2 = Simpangan baku kelas kontrol S12 = Varian kelas eksperimen S22 = Varian kelas kontrol

Setelah dilakukan uji t, maka harga thitung yang diperoleh perlu

dibandingkan dengan ttabel untuk mengetahui perbedaan itu signifikan

atau tidak dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 dan taraf

kepercayaan 95%.

Kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel

Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel

Rumusan hipotesis yang akan diuji dengan uji kesamaan dua rata-rata adalah sebagai berikut :

Ho : x = y Tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi

belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional. Ha : x y  Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar

Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.


(2)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaraan yang dilakukan dengan menggunakan Metode Tutor Sebaya telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan pelaksanaanya, yaitu pembentukan kelompok yang tiap kelompok terdapat satu tutor, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing tutor jika terdapat kesulitan dalam menyampaikan kepada temannya, tutor bersama kelompoknya bekerja sama mengerjakan soal-soal ang diberikan oleh guru. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode ini, seorang tutor menjadi peranan penting dalam kelompok masing-masing dan adanya keleluasaan siswa lain untuk bertanya kepada tutor dibandingkan bertanya pada guru. Sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi lebih aktif, karena siswa lebih leluasa untuk menanyakan hal-hal yang kurang atau belum dipahami.

2. Hasil rata-rata nilai pretest yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan Metode Tutor Sebaya adalah 43,75 dan nilai rata-rata posttest yang diperoleh adalah 76,35. Dari pretest dan posttest terdapat peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata sebesar 32,60.

3. Berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional, dimana kelas yang dikenakan Metode Tutor Sebaya memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan


(3)

77

kelas yang dikenakan Metode Konvensional. Kelas eksperimen mengalami peningkatan n-gain rata-rata sebesar 0,57 dan kelas kontrol sebesar 0,43.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan Metode Tutor Sebaya dapat dijadikan sebuah alternatif yang digunakan dalam pembelajaran karena siswa menjadi lebih aktif dan kreatif di dalam proses pembelajarannya sehingga siswa tidak hanya menghafal materi yang diberikan, akan tetapi memahami konsep dari materinya yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan kurikulum yang dapat digunakan dalam pembelajaran, baik itu pembelajaran pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung maupun pembelajaran lainnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai penerapan Metode Tutor Sebaya dengan pengembangan yang berbeda dan pada pokok bahasan lain dengan sampel penelitian yang berbeda pula.


(4)

78

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aqsya. (2010). Penguasaan Matematika Siswa Mtsn Krian, [Online]. Tersedia: http://abidus-aqsya.blogspot.com/2011/04/laporan-ptk-bab-iilanjutan.html. [28 Juli 2012]

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara.

Audrey, N. (2011). Penerapan Peer Tutoring di SMPN 2 Blanakan Kabupaten

Subang, [Online]. Tersedia:

http://nasyaandaudrey.blogdetik.com/2011/11/15/penerapan-peertutoring-di-smpn-2-blanakan-kaupaten-subang/. [29 Juli 2012]

Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bantala, Agung Puspita. (2010). Penerapan Pembelajaran E-Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Peserta Diklat Teknik Jaringan Komputer Dasar di PPPPTK BMTI Bandung. Tesis S2 Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Falah, Z. (2010). Penerapan Metode Tutor Sebaya dan Penilaian oleh Teman Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada siswa kelas SMP, [Online]. Tersedia: http://cdhnegri.blogspot.com/. [28 Juli 2012]

Farri, S. (2010). Perbedaan Metode Pembelajaran Konvensional dan Metode

Pembelajaran Hypnoteching, [Online] Tersedia:

http://faesabila.blogspot.com/2010/07/konvensional-vs-hypnoteaching.html [16 Oktober 2012]


(5)

79

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martiana. Harjati, P. (2007). Media Pembelajaran, [Online]. Tersedia:

http://www.blogger.com/feeds/2754832685471863545/posts/default. [18 September 2012]

Hetika. (2008). Pembelajaran Menurut Aliran Kognitif, [Online]. Edisi 11 April

2008. Tersedia:

http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-menurut-aliran-kognitif.html. [18 September 2012]

Imanudin. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman. Tesis Magister Pendidikan pada Pengembangan Kurikulum UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kholik, Muhammad. (2011). Media Pembelajaran Konvensional. [Online] Tersedia: http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/#_ftn3 [26 Oktober 2012]

Novita, R. (2013). Macam-macam Metode Pembelajaran. [Online] Tersedia:

http://sdnegerionebojongsari.blogspot.com/2013/01/macam-macam-metodepembelajaran-oleh.html. [30 Januari 2013]

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabeta.

Rusyan, T. (1996). Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Siregar, E. dan Hartini, N. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Solihah, I. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Transaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Sma. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sugianto, A. E. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI.

Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2007). Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanius.

Suryabrata, S. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Syahputra, Y. (2011). Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Sarijadi Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan. Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Winataputra, U. S. (1999). Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Yousda, A. dan Ine, I. (1993). Penelitian dan Statistik Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARASI MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA DENGAN METODE LATIHAN INDIVIDUAL PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG.

11 52 45

Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Mata Pelajaran Simulasi Digital Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMKN 2 Garut.

0 0 14

Pengaruh Metode Pengajaran Tutor Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi Di Smk Negeri 11 Bandung.

0 2 50

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TUTORIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK DI SMK NEGERI 5 BANBDUNG.

0 4 33

PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TGB PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMKN 2 GARUT: Penelitian Terhadap Siswa Di SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 40

PENGARUH TEMAN SEBAYA SEBAGAI SUMBER KOGNITIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK NEGERI 9 GARUT.

0 2 38

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SMK NEGERI 5 BANDUNG.

0 0 30

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN.

1 10 262

Pengaruh Metode Pengajaran Tutor Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi Di Smk Negeri 11 Bandung - repository UPI S PEA 1004567 Title

0 1 9

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK DASAR DI SMK NEGERI 1 KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013 2014 -

0 1 44