Peraturan Perundangan RAWA PP NO 27 TH 1991

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 7 TAHUN 1 9 9 1
TENTANG
RAWA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: a. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang
Pengairan dinyat akan, rawa merupakan salah sat u sumber air yang
perlu dilindungi dan dimanf aat kan dalam rangka meningkat kan
kesej aht eraan rakyat ;
b. bahwa rawa sebagai sumber air yang dapat dimanf aat kan unt uk
berbagai keperluan perlu dij aga kelest ariannya agar t ercapai
kemanf aat an seopt imal mungkin;
c. bahwa berdasarkan hal-hal t ersebut di at as, maka unt uk menj aga
ekosist em rawa sebagai sumber air perlu diat ur dengan Perat uran
Pemerint ah;


Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar
Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan
Pokok Kehut anan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2823);
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok
Pemerint ahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan (Lembaran
Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3046);

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

2

-

6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);
7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayat i dan Ekosist emnya (Lembaran Negara Tahun 1990
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);
8. Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1982 t ent ang Tat a
Pengat uran Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3225);
9. Perat uran Pemerint ah Nomor 23 Tahun 1982 t ent ang Irigasi
(Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3226);
10. Perat uran Pemerint ah Nomor 6 Tahun 1988 t ent ang Koordinasi

Kegiat an Inst ansi Vert ikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);
11. Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendalian
Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409);

MEMUTUSKAN :
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG RAWA.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3

-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Pert ama
Pengert ian
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1.

Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang t erj adi
t erus menerus at au musiman akibat drainase alamiah yang
t erhambat sert a mempunyai ciri-ciri khusus secara phisik,
kimiawi, dan biologis.

2.

Konservasi rawa adalah pengelolaan rawa sebagai sumber air
yang berdasarkan pert imbangan t eknis, sosial ekonomis dan
lingkungan, bert uj uan menj amin dan memelihara kelest arian
keberadaan rawa sebagai sumber air dan/ at au meningkat kan
f ungsi dan pemanf aat annya.

3.


Reklamasi rawa adalah upaya meningkat kan f ungsi
pemanf aat an rawa unt uk kepent ingan masyarakat luas.

4.

Jaringan reklamasi rawa adalah keseluruhan saluran baik primer,
sekunder, maupun t ersier dan bangunan yang merupakan sat u
kesat uan, besert a bangunan pelengkapnya, yang diperlukan
unt uk pengat uran, pembuangan, pemberian, pembagian dan
penggunaan air.

5.

Saluran primer adalah saluran ut ama dari j aringan reklamasi
rawa yang berf ungsi baik unt uk pembuangan maupun pemberian
air.

6.


Saluran sekunder adalah cabang ut ama dari saluran primer rawa
yang berf ungsi unt uk pembuangan maupun pemberian air.

dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4

-

7.

Saluran t ersier adalah cabang saluran sekunder yang berf ungsi
baik sebagai pembuangan maupun pemberian air.

8.


Garis sempadan adalah garis bat as kiri kanan saluran yang
menet apkan
daerah
yang dibut uhkan
unt uk
keperluan
pengamanan saluran.

9.

Limbah adalah semua bahan buangan baik berupa benda
dan/ at au bahan padat maupun cair yang dapat menimbulkan
pencemaran.

10.

Eksploit asi dan pemeliharaan j aringan reklamasi rawa adalah
serangkaian kegiat an yang mengarah kepada upaya pemanf aat an
air secara opt imal dan pelest arian f ungsi j aringan reklamasi

rawa.

11.

Ment eri adalah Ment eri yang bert anggung j awab dalam bidang
Pengairan.

12.

Pemerint ah Daerah adalah Pemerint ah Daerah Tingkat I.

Bagian Kedua
Lingkup Pengat uran
Pasal 2
Lingkup pengat uran rawa dalam Perat uran Pemerint ah ini adalah
penyelenggaraan konservasi rawa yang meliput i perlindungan,
pengawet an secara lest ari dan pemanf aat an rawa sebagai ekosist em
sumber air.

PRESIDEN

REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-

BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 3
Penyelenggaraan konservasi rawa dilaksanakan berdasarkan asas
kemanf aat an umum, keseimbangan, dan kelest arian unt uk melindungi
dan mengamankan f ungsi dan manf aat rawa.
Pasal 4
Penyelenggaraan konservasi rawa bert uj uan unt uk :
a. mempert ahankan keseimbangan ekosist em rawa sebagai sumber air;
b. mengat ur perlindungan dan pengawet an rawa sebagai sumber air;
c. mengat ur pemanf aat an rawa sebagai sumber air;
d. mengat ur pengembangan rawa sebagai sumber daya lainnya.


BAB III
PENGUASAAN RAWA
Pasal 5
(1)

Rawa dikuasai oleh Negara, yang pelaksanaannya dilakukan oleh
Pemerint ah.

(2) Pelaksanaan wewenang dan t anggung j awab penguasaan rawa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-


BAB IV
FUNGSI RAWA
Pasal 6
(1)

Rawa sebagai sumber air merupakan salah sat u sumber daya
alam yang mempunyai f ungsi serba guna bagi kehidupan dan
penghidupan manusia.

(2) Rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilindungi dan dij aga
kelest ariannya sert a dit ingkat kan f ungsi dan kemanf aat annya.
BAB V
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN
Pasal 7
(1)

Wewenang dan t anggung j awab pembinaan rawa ada pada
Pemerint ah.

(2) Pelaksanaan wewenang dan t anggung j awab pembinaan rawa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Ment eri.
(3) Wewenang dan t anggung j awab pembinaan rawa sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dapat diserahkan kepada Pemerint ah
Daerah sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

BAB VI
INVENTARISASI RAWA
Pasal 8
(1)

Unt uk menget ahui f ormasi rawa sebagai lahan dalam pelaksanaan
pembinaan rawa dilaksanakan invent arisasi rawa.

(2) Ment eri menyelenggarakan invent ari rawa sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1).
BAB VII
KONSERVASI RAWA
Bagian Pert ama
Umum
Pasal 9
Konservasi rawa dit uj ukan unt uk mempert ahankan dan melindungi
ekosist em rawa sebagai sumber air, sert a meningkat kan f ungsi dan
manf aat nya, dengan memperhat ikan :
a. kemampuan meningkat kan rawa sebagai ekosist em sumber air;
b. kelest arian rawa;
c. kemampuan meningkat kan perekonomian masyarakat ;
d. kelest arian lingkungan hidup.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

Pasal 10
Konservasi
rawa meliput i
usaha perlindungan,
pengawet an,
peningkat an f ungsi dan manf aat rawa melalui t ahapan perencanaan,
pelaksanaan, eksploit asi dan pemeliharaan sert a pengendalian.
Bagian Kedua
Perlindungan dan Pengawet an
Paragraf 1
Perlindungan
Pasal 11
Perlindungan rawa dimaksudkan unt uk melindungi sist em penyangga
kehidupan pada wilayah konservasi rawa.
Paragraf 2
Pengawet an
Pasal 12
Pengawet an rawa dimaksudkan unt uk memelihara kelest arian
keanekaragaman j enis t umbuhan dan sat wa sert a ekosist emnya pada
wilayah konservasi rawa.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

Paragraf 3
Rencana Perlindungan dan Pengawet an
Pasal 13
(1)

Perlindungan dan pengawet an rawa dilaksanakan berdasarkan
rencana j angka panj ang, j angka menengah, j angka pendek dan
rencana t eknis.

(2) Rencana j angka panj ang, j angka menengah, dan j angka pendek
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun oleh Ment eri
bersama-sama Ment eri lain yang t erkait .
(3) Rencana t eknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun
oleh Ment eri dan Ment eri lain yang t erkait , sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
Paragraf 4
Pelaksanaan
Pasal 14
(1)

Perlindungan dan pengawet an rawa menj adi t ugas, wewenang,
dan t anggungj awab Ment eri.

(2) Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan pada rencana dan rencana t eknis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

Paragraf 5
Pengendalian
Pasal 15
(1)

Dalam rangka pelaksanaan perlindungan di wilayah konservasi
rawa set iap orang dilarang unt uk :

a. merusak ekosist em kehidupan dan sumber air yang berada di
wilayah konservasi rawa;
b. membuang benda dan/ at au bahan padat maupun cair yang
berupa limbah ke dalam wilayah konservasi rawa.
(2) Set iap pemegang hak at as t anah di dalam wilayah konservasi
rawa waj ib menj aga kelangsungan f ungsi wilayah t ersebut .
Pasal 16
(1)

Ment eri melakukan pemeliharaan dan penert iban di wilayah
konservasi rawa.

(2) Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diat ur oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

Bagian Ket iga
Pemanf aat an
Paragraf 1
Pengambilan dan Penggunaan Air
Pasal 17
(1)

Pengambilan dan penggunaan air dari wilayah konservasi rawa
unt uk keperluan pokok kehidupan sehari-hari dapat dilakukan
t anpa ij in.

(2) Pengambilan dan penggunaan air dari wilayah konservasi rawa
selain unt uk keperluan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
bersif at komersial hanya dapat dilakukan berdasarkan ij in.
(3) Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
Pasal 18
Pemanf aat an t umbuhan dan sat wa sert a sumber daya alam lainnya
dari wilayah konservasi rawa waj ib memperoleh ij in t erlebih dahulu
dari Ment eri lain yang t erkait sesuai dengan bidangnya masing-masing.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

Paragraf 2
Reklamasi
Pasal 19
(1)

Unt uk meningkat kan f ungsi dan manf aat rawa dilakukan kegiat an
reklamasi rawa.

(2) Wewenang pelaksanaan reklamasi rawa berada pada Ment eri.
(3) Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dapat dilakukan oleh Pemerint ah Daerah.
(4) Dalam hal t ert ent u reklamasi rawa dapat dilakukan oleh badan
hukum, badan sosial dan/ at au perorangan dengan ij in Ment eri.
(5) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4)
diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
Paragraf 3
Penyusunan Rencana Reklamasi
Pasal 20
(1)

Penyusunan rencana reklamasi rawa, baik yang berupa rencana
j angka panj ang, j angka menengah, maupun j angka pendek
dilakukan oleh Ment eri.

(2) Penyusunan rencana sebagaimana dimaksud dalam ayat
didasarkan at as rencana pengembangan wilayah sungai.

(1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

Paragraf 4
Penyusunan Rencana Teknis Reklamasi
Pasal 21
(1)

Penyusunan rencana t eknis reklamasi rawa menj adi
wewenang, dan t anggung j awab Ment eri.

t ugas,

(2) Dengan memperhat ikan ket ent uan Pasal 19 ayat (4), badan
hukum, badan sosial, dan/ at au perorangan dapat melaksanakan
pembuat an rencana t eknis reklamasi.
(3) Rencana t eknis yang dibuat badan hukum, badan sosial dan/ at au
perorangan harus, memperoleh pengesahan dari Ment eri.
Paragraf 5
Pembangunan Jaringan Reklamasi
Pasal 22
(1)

Pembangunan j aringan reklamasi
rawa
wewenang, dan t anggungj awab Ment eri.

menj adi

t ugas,

(2) Pembangunan j aringan reklamasi rawa didasarkan pada rencana
dan rencana t eknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan
Pasal 21.
(3) Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mencakup
kegiat an unt uk mewuj udkan, merehabilit asi dan meningkat kan
j aringan reklamasi rawa.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

Pasal 23
(1)

Tugas dan t anggung j awab pembangunan saluran t ersier besert a
bangunan pelengkapnya, dapat diserahkan kepada masyarakat
pemakai air yang bersangkut an.

(2) Pembangunan saluran pada pet ak t ersier besert a bangunan
pelengkapnya. menj adi t ugas dan t anggung j awab masyarakat
pemakai air yang bersangkut an.
(3) Dengan memperhat ikan keadaan sosial ekonomi masyarakat
pemakai air yang bersangkut an, Pemerint ah dapat memberikan
bant uan
pembiayaan
bagi
t erlaksananya
pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2).
(4) Tat a cara pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) akan diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
Pasal 24
Badan hukum, badan sosial dan/ at au perorangan dapat melaksanakan
pembangunan j aringan reklamasi rawa set elah mendapat ij in dari
Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

Paragraf 6
Eksploit asi dan Pemeliharaan
Jaringan Reklamasi
Pasal 25
Eksploit asi dan pemeliharaan saluran primer dan saluran sekunder
besert a bangunan pelengkapnya menj adi t ugas dan t anggung j awab
Pemerint ah.
Pasal 26
Eksploit asi dan pemeliharaan saluran t ersier dan saluran lainnya dalam
pet ak t ersier besert a bangunan pelengkapnya menj adi t ugas dan
t anggung j awab masyarakat pemakai air yang bersangkut an.
Pasal 27
Eksploit asi dan pemeliharaan j aringan reklamasi rawa yang dikelola
oleh badan hukum, badan sosial dan/ at au perorangan dilakukan oleh
yang bersangkut an dengan memperhat ikan ket ent uan dalam Perat uran
Pemerint ah ini.
Pasal 28
(1)

Ment eri menet apkan adanya iuran pembiayaan eksploit asi dan
pemeliharaan j aringan reklamasi rawa kepada masyarakat
pemakai air at as dasar pengambilan dan penggunaan air, sert a
penggunaan j aringan reklamasi rawa t ert ent u.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

(2) Pemerint ah Daerah menet apkan besarnya iuran dan t at a cara
pemungut annya, dengan memperhat ikan keadaan sosial ekonomi
masyarakat pemakai air, yang pelaksanaannya dilakukan secara
bert ahap dan selekt if .
(3) Iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menj adi penerimaan
Pemerint ah Daerah, dipergunakan unt uk membiayai eksploit asi
dan
pemeliharaan
j aringan
reklamasi
rawa
sepanj ang
penguasaannya berada pada Pemerint ah Daerah.
Paragraf 7
Pengambilan Air, Penggunaan dan
Perlindungan Jaringan Reklamasi
Pasal 29
(1)

Pengambilan air dari j aringan reklamasi rawa unt uk keperluan
pokok kehidupan sehari-hari dapat dilakukan t anpa ij in.

(2) Pengambilan air dari j aringan reklamasi rawa unt uk keperluan
selain yang dit ent ukan dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan
berdasarkan ij in.
(3) Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
diat ur
lebih
lanj ut
oleh
Pemerint ah
Daerah
dengan
memperhat ikan t at a cara dan persyarat an pemberian ij in yang
dit et apkan oleh Ment eri.

Pasal 30
Pelaksanaan penggunaan j aringan reklamasi rawa unt uk keperluan lalu
lint as dan angkut an air diat ur oleh Ment eri yang bert anggung j awab di
bidang perhubungan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

Pasal 31
(1)

Lahan yang t erlet ak disepanj ang j aringan reklamasi rawa yang
dibat asi garis sempadan diperunt ukkan bagi pengamanan j aringan
reklamasi rawa.

(2) Penggunaan lahan dan lebar lahan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 32
Set iap orang dilarang membuang benda dan/ at au bahan padat maupun
cair, yang berupa limbah ke dalam maupun sekit ar j aringan reklamasi
rawa yang diperkirakan at au pat ut diduga akan menimbulkan
pencemaran at au penurunan f ungsi pelayanan j aringan reklamasi
rawa.
BAB VIII
TUGAS PEMBANTUAN
Pasal 33
Urusan pembinaan rawa yang belum diserahkan kepada Pemerint ah
Daerah sebagai urusan Daerah, pelaksanaannya dapat dilakukan dalam
rangka pelaksanaan t ugas pembant uan.
BAB IX
PENGAWASAN
Pasal 34
(1)

Pengawasan at as penyelenggaraan konservasi rawa dilakukan
oleh Ment eri dan dilaksanakan oleh pej abat pengairan yang

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

dit unj uk oleh Ment eri at au Pemerint ah Daerah dalam rangka
t ugas pembant uan.
(2) Dalam melaksanakan t ugasnya, pej abat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) berwenang melakukan pengamat an dan penelit ian
yang diperlukan.
(3) Pej abat
sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1)
menyampaikan laporan kepada Ment eri, mengenai
pengamat an dan penelit ian yang t elah dilakukan.

harus
hasil

(4) Apabila dari hasil pengamat an dan penelit ian t erdapat at au
diduga t erdapat unsur-unsur pidana yang diat ur dalam perat uran
perundang-undangan yang berlaku, pengusut annya diserahkan
kepada pej abat penyidik yang berwenang.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 35
Dipidana berdasarkan ket ent uan Pasal 15 Undang-undang Nomor 11
Tahun 1974 dan perat uran perundang-undangan lain yang berlaku :
a. barang siapa unt uk keperluan usahanya melakukan pengambilan/
penggunaan air, t umbuhan dan sat wa, sert a sumber daya alam
lainnya dari wilayah konservasi rawa t anpa ij in, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) dan Pasal 18;
b. barang siapa unt uk keperluan usahanya melaksanakan reklamasi
rawa dan pembangunan j aringan reklamasi rawa t anpa ij in
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4) dan Pasal 24;
c. barang
siapa
unt uk
keperluan
usahanya
melakukan
pengambilan/ penggunaan air dari/ dan j aringan reklamasi rawa
t anpa ij in sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) dan Pasal
30 ayat (2).

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

d. barang siapa melakukan perbuat an yang berakibat rusaknya
ekosist em kehidupan dan sumber air yang berada di wilayah
konservasi rawa at au membuang benda dan/ at au bahan padat
maupun cair yang berupa limbah ke wilayah konservasi rawa at au
membuang benda dan/ at au bahan padat maupun cair yang berupa
limbah ke dalam maupun sekit ar j aringan reklamasi rawa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 32.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
Dengan
berlakunya
Perat uran
Pemerint ah
ini,
perat uran
perundang-undangan mengenai rawa yang t elah ada dinyat akan t et ap
berlaku sepanj ang t idak bert ent angan at au belum digant i dengan yang
baru berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal 3 Desember
1991.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 2 Mei 1991
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 2 Mei 1991
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 27 TAHUN 1991
TENTANG
RAWA
UMUM

1.

Wilayah negara kit a memiliki beberapa daerah rawa yang sangat
luas, t erut ama t erdapat di pulau-pulau Sumat era, Kalimant an,
Sulawesi dan Irian Jaya. Berdasarkan Undang-undang Nomor 11
Tahun 1974 t ent ang Pengairan yang merupakan landasan pokok
unt uk menyelenggarakan pengat uran mengenai air dan sumber
air, dit et apkan rawa merupakan salah sat u sumber air. Karena
rawa merupakan sumber daya alam yang pot ensial bagi
kesej aht eraan masyarakat , maka pot ensi rawa perlu dilest arikan
dan dikembangkan agar dapat dipergunakan unt uk sebesar-besar
kemakmuran rakyat secara adil dan merat a sesuai dengan
ket ent uan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

2.

Sehubungan dengan hal t ersebut di at as, dalam rangka
pemanf aat an rawa seopt imal mungkin, Pemerint ah perlu
mengadakan pengat uran at as rawa. Pengat uran t ersebut
dit it ikberat kan pada penyelenggaraan konservasi rawa yang
mencakup kegiat an perlindungan, pengawet an secara lest ari, dan
peningkat an f ungsi sert a pemanf aat an rawa sebagai ekosist em
sumber air. Hal ini sej alan dengan asas kemanf aat an umum,
keseimbangan, dan kelest arian yang digunakan dalam pengat uran
air dan sumber air.

3.

Mengingat rawa mempunyai f ungsi serbaguna bagi kehidupan dan
penghidupan manusia, maka sesuai dengan j iwa Undang-undang

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

Nomor 11 Tahun 1974 rawa dikuasai oleh Negara, dalam hal ini
dilaksanakan oleh Pemerint ah, yang selanj ut nya melimpahkan
pelaksanaan penguasaan rawa ini kepada Ment eri yang
bert anggungj awab di bidang pengairan.
4.

Dalam melaksanakan penguasaan rawa t ersebut Ment eri diberi
wewenang dan t anggung j awab pembinaan rawa. Pembinaan rawa
dimaksud meliput i kegiat an perlindungan, pengawet an secara
lest ari, sert a peningkat an f ungsi dan manf aat rawa, yang
pelaksanaannya melalui t ahapan perencanaan, pembangunan,
eksploit asi dan pemeliharaan, sert a pengendalian.

Ment eri selanj ut nya dapat menyerahkan dan/ at au melimpahkan
(menugas-pembant uankan) wewenang dan t anggung j awab
pembinaan rawa kepada Pemerint ah Daerah. Sedangkan sebagian
t ahapan dalam rangka peningkat an f ungsi dan manf aat rawa dapat
dilaksanakan oleh badan hukum, badan sosial dan/ at au
perorangan set elah memperoleh izin Ment eri.
5.

Pelaksanaan konservasi rawa sej auh menyangkut perlindungan dan
pengawet an secara lest ari, karena t erkait dengan kepent ingan
berbagai Depart emen/ Inst ansi sert a merupakan t ugas lint as
sekt oral, maka penyusunan rencana pembinaannya dilakukan oleh
Ment eri bersama Ment eri lain yang t erkait . Adapun pelaksanaan
kegiat an konservasi rawa yang menyangkut peningkat an f ungsi dan
pemanf aat annya, penyusunan rencana pembinaannya dilakukan
oleh Ment eri.

6.

Pelaksanaan kegiat an perlindungan dan pengawet an secara lest ari
at as rawa sebagai ekosist em sumber air menj adi wewenang dan
t anggung j awab Pemerint ah Pusat , sedangkan pengawasannya
dilakukan oleh Ment eri kecuali yang t elah diserahkan kepada
Pemerint ah Daerah. Dalam hal ini masyarakat diwaj ibkan ikut
berperan sert a dengan memat uhi ket ent uan yang dit et apkan
unt uk mendukung pelaksanaan kegiat an t ersebut .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

7.

Mengingat perkembangan j umlah penduduk dan perkembangan
t eknologi dewasa ini sert a dalam rangka mewuj udkan
kesej aht eraan masyarakat , peningkat an f ungsi dan pemanf aat an
rawa yang dilakukan melalui upaya reklamasi sangat diperlukan.
Upaya reklamasi t ersebut dapat dimanf aat kan unt uk pert anian,
indust ri, pert ambangan, penyediaan pemukiman dan lain-lain.
Pelaksanaan reklamasi rawa dimaksud menj adi wewenang Ment eri
yang bert anggung j awab di bidang pengairan, yang selanj ut nya
dapat menyerahkan dan menugas-pembant uankan wewenang
t ersebut kepada Pemerint ah Daerah. Dengan pert imbangan unt uk
memberikan kesempat an kepada masyarakat guna berperan sert a
dalam pembangunan Nasional, maka dalam hal-hal t ert ent u yang
dit et apkan Ment eri, badan hukum, badan sosial, dan/ at au
perorangan dapat
melaksanakan reklamasi rawa set elah
memperoleh izin dari Ment eri.

8.

Jaringan reklamasi rawa yang dibangun dalam rangka
pengembangan
daerah
rawa,
kegiat an
eksploit asi
dan
pemeliharaan sert a perbaikan sangat diperlukan unt uk menj aga
dan mempert ahankan f ungsi j aringan reklamasi rawa. Eksploit asi
dan pemeliharaan j aringan ut ama menj adi wewenang dan
t anggung j awab Pemerint ah.
Sedangkan eksploit asi
dan
pemeliharaan j aringan j aringan dit ingkat usaha t ani menj adi
wewenang dan t anggung j awab masyarakat yang memperoleh
manf aat adanya j aringan t ersebut . Hal ini dimaksudkan unt uk
menumbuhkan peran sert a masyarakat sekaligus menanamkan
rasa ikut memiliki dan rasa t anggung j awab.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Ist ilah-ist ilah yang dirumuskan dalam pasal ini dimaksudkan agar
supaya t erdapat keseragaman pengert ian at as isi Perat uran
Pemerint ah ini, sehingga dapat menghindarkan kesalahpahaman
dalam penaf sirannya.
Angka 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini t ermasuk rawa adalah :
a. rawa pant ai yait u rawa yang t erlet ak di pant ai at au dekat
pant ai, di muara at au dekat muara sungai sehingga
dipengaruhi oleh pasang surut nya air laut .
b. rawa pedalaman yait u rawa yang let aknya sedemikian j auh
j araknya dari pant ai sehingga t idak dipengaruhi oleh pasang
surut nya air laut .
Adapun ciri-ciri khas rawa adalah :
-

ciri phisik, t erut ama keadaan t anahnya cekung;

-

ciri kimiawi, t erut ama deraj at
umumnya rendah;

-

ciri biologis, t erut ama t erdapat ikan-ikan rawa, t umbuhan
rawa, dan hut an rawa.

keasaman airnya pada

Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Reklamasi rawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 3
dilakukan ant ara lain dengan cara membuat j aringan reklamasi
rawa.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

Angka 4
Jaringan reklamasi rawa dapat dimanf aat kan unt uk keperluan
lalu lint as dan angkut an air.
Angka 5
Cukup j elas
Angka 6
Cukup j elas
Angka 7
Cukup j elas
Angka 8
Cukup j elas
Angka 9
Limbah sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dapat berasal dari
indust ri, pert anian, rumah t angga, dan sebagainya.
Angka 10
Cukup j elas
Angka 11
Cukup j elas
Angka 12
Cukup j elas
Pasal 2
Cukup j elas
Pasal 3
Azas kemanf aat an umum,
keseimbangan,
dan kelest arian
dimaksudkan unt uk memberikan manf aat yang sebesar-besarnya
bagi kepent ingan masyarakat di segala bidang kehidupan dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

26

-

penghidupan, mencakup pula keharusan unt uk melindungi sert a
mengamankan rawa guna menj aga kelest arian f ungsinya sebagai
sumber air.
Pasal 4
Cukup j elas
Pasal 5
Ayat (1)
Penguasaan ini meliput i rawa baik yang belum maupun yang
sudah direklamasi.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Ket ent uan dalam ayat ini selain memenuhi ket ent uan di dalam
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan yang
menet apkan perlunya dilakukan perlindungan dan pengembangan
at as sumber air, sekaligus memenuhi ket ent uan di dalam
Undang-undang
Nomor
4
Tahun
1982
t ent ang
Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
menet apkan perlunya dilakukan usaha pelest arian kemampuan
daya dukung lingkungan hidup secara serasi dan seimbang.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

27

-

Karena pembinaan rawa menyangkut t ugas lint as sekt oral maka
dalam pelaksanaannya perlu dikoordinasikan agar kepent ingan
Depart emen dan Inst ansi yang t erkait dapat berj alan selaras dan
t erpadu.
Sehubungan dengan hal t ersebut , sesuai dengan ket ent uan yang
t ercant um pada Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun
1974, kepada Ment eri yang bert anggung j awab dalam bidang
pengairan diberi pelimpahan wewenang dan t anggung j awab
Pemerint ah unt uk melaksanakan pembinaan rawa dengan
memperhat ikan kepent ingan Depart emen at au Inst ansi lain yang
bersangkut an dengan rawa.
Sebagai pedoman unt uk melaksanakan kegiat an yang t ercakup
dalam ruang lingkup pembinaan rawa, Ment eri akan menet apkan
pola dasar pembinaan rawa.
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 8
Ayat (1)
Dengan menggunakan dat a dan inf ormasi hasil invent arisasi sert a
didasarkan pada rencana pengembangan wilayah sungai, rencana
t at a guna hut an dan rencana t at a guna t anah, Ment eri
menet apkan
rawa-rawa
yang
perlu
perlindungan
dan
pengawet an, dan rawa-rawa yang perlu dit ingkat kan f ungsi dan
manf aat nya set elah t erlebih dahulu dikonsult asikan dengan
Ment eri-Ment eri yang t erkait . Invent arisasi t ersebut dilakukan
Ment eri secara berkala dengan mengingat keadaan keuangan
negara.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

28

-

Ayat (2)
Termasuk dalam pengert ian ini ant ara lain pengat uran dan
penent uan t at a cara invent arisasi dan klasif ikasi yang mungkin
diperlukan.
Pasal 9
Cukup j elas
Pasal 10
Kegiat an yang t ermasuk dalam t ahapan perencanaan dalam pasal
ini meliput i survai, invest igasi, pembuat an rencana dan rencana
t eknis.
Kegiat an yang t ercakup dalam t ahapan pelaksanaan meliput i
pengamanan, pemulihan pada keadaan semula, pelest arian, dan
pembangunan dalam rangka meningkat kan f ungsi dan manf aat
rawa.
Kegiat an yang t ercakup dalam
t ahapan eksploit asi
dan
pemeliharaan meliput i kegiat an pengoperasian rut in secara opt imal
dan pemeliharaan baik secara berkala maupun sewakt u-wakt u
diperlukan.
Kegiat an yang t ercakup dalam t ahap pengendalian adalah kegiat an
pemant auan dan pengawasan, evaluasi, dan t indak t urun t angan.
Pasal 11
Cukup j elas
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat (1)
Pada ayat ini yang dimaksud dengan:

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

29

-

- Rencana j angka panj ang yait u gambaran sasaran Nasional yang
ingin dicapai unt uk j angka wakt u duapuluh lima t ahun dalam
rangka melaksanakan konservasi rawa.
- Rencana j angka menengah yait u kumpulan rencana regional
yang merupakan penj abaran dari sasaran nasional konservasi
rawa yang ingin dicapai dalam j angka wakt u lima t ahun.
- Rencana j angka pendek yait u kumpulan rencana proyek yang
merupakan penj abaran dari sasaran regional konservasi rawa
yang ingin dicapai dalam wakt u sat u t ahun.
- Rencana t eknis yait u dokumen yang memberikan gambaran
t eknis yang ingin diwuj udkan, t erdiri dari gambar-gambar
t eknis, syarat -syarat dan spesif ikasi t eknis.
Ayat (2)
Ment eri lain yang t erkait ant ara lain Ment eri yang bert anggung
j awab dalam bidang pemerint ahan, t at a guna t anah, t at a guna
hut an, konservasi sumber daya alam
hayat i
dan
ekosist emnya, pert ambangan dan energi, sert a kebudayaan.
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

30

-

Cukup j elas
Pasal 16
Ayat (1)
Tindakan penert iban yang dimaksud dalam ayat ini berupa
pengat uran pemanf aat an dan penet apan larangan dan kewaj iban.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 17
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan keperluan pokok kehidupan sehari-hari
ant ara lain keperluan rumah t angga, air minum, peribadat an,
dan lalu lint as air t radisional.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan keperluan yang bersif at komersial adalah
pemanf aat an at as air unt uk keperluan selain yang t ersebut pada
ayat (1) yang dit uj ukan unt uk memperoleh keunt ungan ekonomis,
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 18
Pemanf aat an t ersebut dapat meliput i misalnya unt uk usaha
perikanan,
pert ambangan,
penangkapan at au penangkapan
t umbuhan dan sat wa yang dilindungi dengan undang-undang, dan
lain-lainnya.
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (27)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

31

-

Cukup j elas
Ayat (3)
Dalam
melaksanakan
ket ent uan
ini
Ment eri
perlu
mempert imbangkan kemampuan Daerah yang pelaksanaannya
dilakukan dalam rangka penyerahan urusan at aupun t ugas
pembant uan.
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Pasal 20
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan rencana j angka panj ang, rencana j angka
menengah dan rencana j angka pendek dalam ayat ini adalah
sama dengan yang t ercant um dalam Penj elasan Pasal 13 ayat (1).
Yang dimaksud dengan sasaran nasional adalah j umlah luas rawa
yang direklamasi keseluruhan yang dapat dikembangkan.
Yang dimaksud dengan sasaran regional adalah j umlah luas rawa
yang direklamasi yang dapat dikembangkan di masing-masing
Propinsi yang bersangkut an.
Ment eri dalam melakukan penyusunan perencanaan reklamasi
rawa mengkonsult asikan dengan Ment eri yang t erkait ant ara lain
Ment eri Dalam Negeri, Ment eri Kehut anan, Ment eri Pert anian,
Ment eri Transmigrasi, Ment eri Perhubungan dan Ment eri
Pert ambangan dan Energi.
Hal yang dikonsult asikan ant ara lain mengenai st at us lahan pada
lokasi yang akan direklamasi, yang penyelesaiannya harus sesuai
dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

32

-

Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk t ercapainya ket erpaduan
secara menyeluruh dalam rangka pembinaan reklamasi rawa.
Pasal 22
Ayat (1)
Unt uk menet apkan apakah pembangunan j aringan reklamasi rawa
yang berada pada sat u Propinsi akan dit angani oleh Pemerint ah
Pusat at au dilaksanakan Pemerint ah Daerah dalam rangka t ugas
pembant uan, maka Ment eri perlu menet apkan krit eria kualit at if
dan kuant it at if at as proyek-proyek t ersebut .
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan rehabilit asi adalah mengembalikan
kemampuan pelayanan j aringan reklamasi rawa sepert i keadaan
semula. Yang dimaksud dengan peningkat an j aringan reklamasi
rawa adalah meningkat kan kemampuan pelayanan dari t ingkat
pelayanan yang t elah dicapai sebelumnya.
Pasal 23
Ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

33

-

Yang dimaksud dengan masyarakat
masyarakat yang mendapat manf aat
j aringan reklamasi rawa.

pemakai air
langsung dari

adalah
adanya

Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Dana bant uan Pemerint ah sepert i yang t ercant um dalam ayat ini
dialokasikan melalui Inst ansi yang bersangkut an.
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 24
Ket ent uan dalam Pasal ini dimaksudkan agar badan hukum, badan
sosial dan/ at au perorangan dalam melaksanakan pembangunan
j aringan reklamasi rawa selain memenuhi persyarat an t eknis yang
t elah dit et apkan j uga mengikut i perat uran perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 25
Kegiat an-kegiat an eksploit asi dan pemeliharaan j aringan reklamasi
rawa mencakup invent arisasi j aringan reklamasi rawa, pemant auan
dan evaluasi dat a, pengoperasian dan pemeliharaan j aringan
reklamasi rawa (t ermasuk perbaikan bangunan dan pengerukan
saluran) dan pemeliharaan peralat an eksploit asi.

Pasal 26
Cukup j elas
Pasal 27
Cukup j elas
Pasal 28

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

34

-

Ayat (1)
Penet apan iuran pembayaran eksploit asi dan pemeliharaan
j aringan reklamasi rawa perlu mendapat perset uj uan t erlebih
dahulu dari Ment eri lain yang t erkait ant ara lain Ment eri
Keuangan dan Ment eri Dalam Negeri.
Ayat (2)
Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk t idak memberat kan masyarakat
pemakai air.
Ayat (3)
Dengan adanya ket ent uan mengenai iuran pembiayaan eksploit asi
dan pemeliharaan j aringan reklamasi rawa yang dikenakan
kepada masyarakat , maka dit unt ut adanya kewaj iban t imbal
balik dari Pemerint ah Daerah unt uk memelihara saluran-saluran
agar t et ap bisa berf ungsi dengan baik.
Pasal 29
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan keperluan pokok kehidupan sehari-hari
ant ara lain unt uk keperluan rumah t angga, air minum,
peribadat an dan lalu-lint as air t radisional.
Ayat (2)
Fungsi pokok j aringan reklamasi rawa adalah unt uk mengat ur
pembuangan dan pemberian air pada lahan pemanf aat an.
Selain it u j aringan reklamasi rawa dapat dimanf aat kan unt uk
keperluan lain baik at as pengambilan airnya, maupun
penggunaan j aringannya. Sedangkan pengambilan air unt uk
keperluan usaha yang bersif at komersial harus mendapat ij in.
Ayat (3)
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

35

-

Pasal 30
Lalu lint as air adalah salah sat u f ungsi di dalam penggunaan
j aringan reklamasi rawa dan seringkali merupakan sat u-sat unya
j alan unt uk memudahkan keluar masuk daerah pengembangan
rawa.
Pengat uran yang menyangkut urusan lalu lint as air baik yang
komersial
maupun
t radisional
mengikut i
perat uran
perundang-undangan dibidang perhubungan.
Namun demikian, mengingat perlindungan j aringan reklamasi rawa
harus diselenggarakan secara menyeluruh, t erkoordinasi, dan
t erpadu, maka dalam menggunakan j aringan ini unt uk keperluan
lalu lint as air, Ment eri yang bert anggung j awab di bidang
perhubungan harus senant iasa berkonsult asi t erlebih dahulu dengan
Ment eri misalnya dalam pembangunan dermaga dan sebagainya.
Demikian pula dalam hal pengerukan j aringan reklamasi rawa unt uk
keperluan lalu lint as air harus dilakukan secara t erpadu dengan
rencana pemeliharaan rawa dan j aringan reklamasi rawa secara
menyeluruh.
Adapun penggunaan j aringan reklamasi rawa unt uk pengapungan,
Ment eri yang bert anggung j awab di bidang perhubungan harus
senant iasa berkonsult asi t erlebih dahulu dengan Ment eri, mengingat
t idak semua saluran dapat digunakan unt uk pengapungan.
Pasal 31
Ayat (1)
Lahan yang dibat asi garis sempadan dalam ayat ini merupakan j alur
bebas, yang dimaksudkan unt uk melindungi saluran-saluran,
sekaligus unt uk memberikan kemudahan bagi pet ugas-pet ugas
dalam melaksanakan t ugas eksploit asi dan pemeliharaan, sert a
penyediaan lahan unt uk penimbunan hasil pengerukan at au
pelebaran saluran.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

36

-

Dalam hal st at us lahan pada j alur bebas t ersebut merupakan hak
milik seseorang, maka perlu dilakukan pembebasan t anah sesuai
dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
St at us j alur bebas t ersebut selanj ut nya dikuasai Negara.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 32
Yang dimaksud diperkirakan at au pat ut diduga sebagaimana
t ercant um dalam pasal ini adalah apabila kualit as at au kuant it as
limbah yang bersangkut an melewat i ambang bat as t ert ent u. Bat as
t ersebut dit et apkan oleh pihak yang berwenang at as dasar
pert imbangan khusus t ent ang sif at hidrologi daripada j aringan
reklamasi rawa yang bersangkut an.
Pasal 33
Cukup j elas
Pasal 34
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 35
Yang dimaksud dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku
ant ara lain Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

37

-

Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i dan
Ekosist emnya.
Pasal 36
Cukup j elas
Pasal 37
Diberlakukannya
Desember 1991,
kepada aparat
masyarakat unt uk

Perat uran Pemerint ah ini mulai t anggal 3
dimaksudkan unt uk memberikan kesempat an
Pemerint ah memberikan penyuluhan kepada
menget ahuinya.