Kemampuan mahasiswa program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2010 yang sedang menulis skripsi dalam mengelola emosinya dan implikasinya terhadap usulan upaya-upaya mempercepat penyelesaian skripsi - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KEMAMPUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN 2010
YANG SEDANG MENULIS SKRIPSI DALAM MENGELOLA
EMOSINYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN UPAYAUPAYA MEMPERCEPAT PENYELESAIAN SKRIPSI
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
Elisabeth Pethrisia Purnomo
NIM: 101114078


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ORA ET LABORA

Tuhan membuat segala sesuatu
Indah pada waktunya

Pengkotbah 3:11

(ThomaMs Alva Edison)
Everyday may not be good, but there is something good

Skripsi ini saya persembahkan
kepada:
Tuhan Yesus Kristus
Orangtuaku tercinta
Program Studi Bimbingan dan Konseling USD
Orang-orang yang ku cinta
Teman-teman BK Angkatan 2010

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ABSTRAK
KEMAMPUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN 2010
YANG SEDANG MENULIS SKRIPSI DALAM MENGELOLA
EMOSINYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN UPAYAUPAYA MEMPERCEPAT PENYELESAIAN SKRIPSI
Elisabeth Pethrisia Purnomo
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan
mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010 yang sedang menulis skripsi dalam
mengelola emosinya dan membuat usulan upaya-upaya mempercepat
penyelesaian skripsi.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek
penelitian adalah seluruh mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010 yang sedang
menulis skripsi yang berjumlah 72 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner
yang mengungkap kemampuan mahasiswa dalam mengelola emosinya yang
terbagi dalam lima aspek, yaitu menyadari emosi, mengungkapkan emosi dengan
tepat, menunjukkan adaptabilitas, menunjukkan sifat bersungguh-sungguh, dan
menunjukkan sifat dapat dipercaya. Teknik analisis data yang digunakan adalah
pengkategorisasian kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010 yang

sedang menulis skripsi dalam mengelola emosinya berdasarkan kriteria Azwar.
Terdapat tiga tingkat kemampuan mahasiswa mengelola emosi yaitu, rendah/
kurang mampu, sedang/ cukup mampu, dan tinggi/ sangat mampu.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 30 (41,6%) mahasiswa tergolong
sangat mampu (tinggi) mengelola emosinya, 42 (58,3%) mahasiswa tergolong
cukup mampu (sedang) mengelola emosinya, dan tidak ada (0%) mahasiswa yang
tergolong kurang mampu (rendah) mengelola emosinya. Usul-usul mahasiswa BK
USD angkatan 2010 untuk mempercepat penyelesaian skripsi dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu usul-usul yang diharapkan dari pihak dosen pembimbing, usulusul yang diharapkan dari pihak prodi BK USD, dan usul-usul yang diharapkan
dari pihak mahasiswa.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mempercepat
penyelesaian skripsi antara lain proaktif dalam mengerjakan skripsi. Sedangkan
upaya-upaya yang dapat dilakukan pihak prodi BK USD antara lain menilik ulang
kurikulum yang ada untuk mempersiapkan mahasiswa mempercepat penyelesaian
skripsinya.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
THE ABILITY OF THE STUDENTS OF GUIDANCE AND COUNSELING
STUDY PROGRAM AT SANATA DHARMA UNIVERSITY BATCH 2010
WHO ARE WRITING THE UNDERGRADUATE THESIS IN MANAGING
THEIR EMOTIONS AND ITS IMPLICATIONS TO THE SUGGESTED
EFFORTS IN EXPEDITING THE COMPLETION OF THEIR
UNDERGRADUATE THESIS
By:
Elisabeth Pethrisia Purnomo
Sanata Dharma University
2014
This research aims to obtain a description of the ability of the students of
guidance and counseling study program at Sanata Dharma University batch 2010
who are writing the undergraduate thesis in managing their emotions and to make
recommendations of the suggested efforts in expediting the completion of their

undergraduate thesis.
This study belongs to a descriptive research with survey method. The
subject of this research is all students of guidance and counseling study program
at Sanata Dharma University batch 2010 who are writing undergraduate thesis,
consisting of 72 students. The research instrument used is in the form of a
questionnaire that describes the ability of students in managing their emotions
which was divided into five aspects, namely recognizing emotions, expressing
emotions appropriately, demonstrating adaptability, indicating the nature of doing
something seriously, and demonstrating trustworthiness. The technique of data
analysis used is categorization of the ability of the students of guidance and
counseling study program at Sanata Dharma University batch 2010 who are
writing the undergraduate thesis in managing their emotions based on Azwar’s
criteria. There are three levels of students’ ability in managing emotions, namely
low, moderate, and high.
The result shows that: 30 students (41.6%) have high ability in managing
their emotions, 42 students (58.3%) have moderate ability in managing their
emotions, and no students (0%) have low ability in managing their emotions. The
suggested efforts for the students of guidance and counseling study program at
Sanata Dharma University batch 2010 is divided into three groups, namely the
suggestion from the thesis advisor, the suggestion from the guidance and

counseling study program, and the suggestion from the students.
One of the efforts that students could do in expediting the thesis
completion is proactive in thesis arrangement. Then the effort from BK USD side
is to review the current curriculum in order to prepare the student to complete the
thesis.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
pertolongan, hikmat, dan penyertaanNya dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi
ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M. A., selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan, dan banyak
pembelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis
dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
4. Mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010, atas kesediaannya mengisi
kuesioner dan kebersamaan selama empat tahun.
5. Orangtuaku tercinta Bapak Pdt. Titus Hadi Purnomo dan Ibu Pdt. Elja,
serta kakak Sem Agustino Purnomo dan keluarga besar atas doa,

ix


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………..….........

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….…... .

ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………….………………….. .

iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………….….. .

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………..…...

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...…...

vi

ABSTRAK…………………………………………………………………. .

vii

ABSTRACT…………………………………………………………………

viii

KATA PENGANTAR………………………………………………….…...

ix

DAFTAR ISI………………………………………………………………...

xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..

xv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..

1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..

1

B. Rumusan Masalah……………………………………………............

4

C. Tujuan Penelitian……………………………………………….…....

5

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………...

5

E. Batasan Istilah……………………………………….……................

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................

8

A. Mengelola Emosi.................................................................................

8

1. Definisi Emosi dan Perasaan..........................................................

8

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Emosi...................

10

3. Macam-macam Emosi...................................................................

13

4. Kegunaan Emosi............................................................................

15

5. Definisi Kemampuan Mengelola Emosi........................................

17

6. Cara Mengelola Emosi...................................................................

19

7. Aspek-aspek Kemampuan Mengelola Emosi.................................

27

B. Mahasiswa Sebagai Individu Pada Masa Dewasa Awal.....................

29

1. Definisi Masa Dewasa Awal.........................................................

29

2. Emosi Pada Masa Dewasa Awal...................................................

30

C. Hasil Peneltian Lain.............................................................................

31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................

33

A. Jenis Penelitian....................................................................................

33

B. Subjek Penelitian.................................................................................

33

C. Kuesioner Penelitian............................................................................

34

D. Validitas dan Reliabilitas.....................................................................

35

E. Prosedur Pengumpulan Data................................................................

39

F. Teknik Analisis Data............................................................................

39

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN UPAYAUPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN MAHASISWA DAN PIHAK PRODI
BK USD UNTUK MEMPERCEPAT PENYELESAIAN SKRIPSI..............

42

A. Hasil Penelitian.....................................................................................

42

B. Pembahasan Peneltiian..........................................................................

45

C. Upaya-upaya yang Dapat Dilakukan Mahasiswa dan Pihak Prodi BK USD
52
untuk Mempercepat Penyelesaian Skripsi............................................

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

D. Keterbatasan Penelitian.........................................................................

53

BAB V PENUTUP...........................................................................................

54

A. Kesimpulan..........................................................................................

54

B. Saran....................................................................................................

54

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

56

LAMPIRAN....................................................................................................

58

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Mengelola Emosi...........

35

Tabel 2.

Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid..................

37

Tabel 3.

Kriteria Guilford.................................................................

38

Tabel 4.

Norma Kategorisasi.............................................................

40

Tabel 5.

Kategori Kemampuan Mahasiswa Prodi BK USD
Angkatan 2010 yang Sedang Menulis Skripsi dalam
Mengelola Emosinya..........................................................
Usul-usul Mahasiswa Prodi BK USD Angkatan 2010 Untuk
Mempercepat Penyelesaian Skripsi....................................

43

Tabel 6.

xiv

44

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Kuesioner Mengelola Emosi.............................................

58

Lampiran 2.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...................................

63

Lampiran 3.

Tabulasi Data Penelitian....................................................

65

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat kelulusan bagi
mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di jenjang S1. Skripsi
merupakan karya ilmiah yang memaparkan hasil penelitian dengan mengikuti
kaidah dan etika keilmuan. Penulisan skripsi menantang mahasiswa untuk
mampu memadukan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami,
menganalisis, dan menjelaskan masalah yang terkait dengan bidang keilmuan
yang diambilnya di perguruan tinggi. Penulisan skripsi akan membutuhkan
waktu yang lama jika ketekunan, minat, serta motivasi penulis skripsi
terhadap skripsinya rendah.
Berdasarkan kurikulum 2006, penyelenggaraan pendidikan di prodi
BK USD dengan beban 152 SKS dapat diselesaikan dalam waktu 8 sampai
paling lama 14 semester, maka masa studi yang ideal adalah empat tahun.
Data yang diperoleh dari sekretariat prodi BK USD menunjukkan bahwa pada
tahun 2008 hingga tahun 2013, mahasiswa BK yang lulus empat tahun
berjumlah 7 orang dari 308 jumlah keseluruhan mahasiswa yang ada di Prodi
BK USD angkatan 2004-2009. Data di atas menunjukkan angka kelulusan
yang rendah.

1

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Penulisan skripsi kerap kali menjadi hal yang menakutkan bagi
sebagian besar mahasiswa. Ada faktor yang dapat menyebabkannya, antara
lain: adanya persepsi bahwa menulis skripsi adalah hal yang sulit, adanya
pandangan bahwa skripsi adalah penentu masa depan, timbulnya kecemasan
jika mendapatkan dosen pembimbing skripsi yang terkenal menyusahkan
mahasiswa saat menyusun skripsinya, adanya kecemasan sewaktu tidak dapat
menyelesaikan skripsinya tepat waktu, dan kurang mampunya mahasiswa
dalam mengelola emosinya. Menyusun kerangka berpikir, melakukan kajian
teori, dan melaksanakan penelitian merupakan hal-hal yang sering dipandang
sulit oleh para mahasiswa. Pandangan ini akan sangat menghambat
mahasiswa menyelesaikan skripsinya.
Menurut Darmono dan Hasan (dalam Januarti, 2009) permasalahan
yang biasanya dihadapi mahasiswa dalam proses penulisan skripsi antara lain
adalah kesulitan mencari literatur, dana terbatas, tidak terbiasa menulis dalam
arti menulis karya ilmiah, kurang terbiasa dengan sistem kerja terjadwal
dengan pengaturan waktu sedemikian ketat dan masalah dengan dosen
pembimbing skripsi. Selain itu, Slamet (Januarti, 2009) berpendapat bahwa
banyak mahasiswa tidak mempunyai kemampuan dalam tulis menulis,
kemampuan akademis kurang memadai, serta kurang adanya ketertarikan
mahasiswa dalam penelitian. Kesulitan–kesulitan tersebut pada akhirnya
dapat menyebabkan stres, rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi,
menunda penyusunan skripsi dan bahkan ada yang memutuskan untuk tidak
menyelesaikan skripsinya.

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan untuk menyadari
dan mengungkapkan emosi-emosi yang dialami, serta menunjukkan
adaptabilitas yang baik, kesungguhan, dan sifat dapat dipercaya. Orang yang
memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik dapat mengelola rasa
marah, rasa kecewa, dan frustrasi dengan baik (Safaria dan Saputra, 2012: 9).
Kemampuan mengelola emosi membantu seseorang menyelesaikan tugas
dengan maksimal. Pencapaian kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh sejauh
mana orang tersebut memiliki kemampuan mengelola emosi dengan baik.
Seseorang yang gagal mengelola emosi, akan mengalami banyak kesulitan
untuk menempuh karier dan mencapai cita-cita, karena produktivitasnya tidak
optimal (Hariwijaya, 2005: 1).
Menurut Ghom dan Clore (Safaria dan Saputra, 2012: 13) ada dua
macam emosi yang sering dialami oleh manusia, yaitu emosi positif dan
emosi negatif. Emosi positif akan membawa individu berpikiran dan
berperilaku positif. Begitu juga sebaliknya, emosi negatif akan mengarahkan
pikiran dan perilakunya pada hal-hal yang negatif. Jika mahasiswa senang
mengerjakan skripsinya, maka skripsinya akan cepat selesai. Mahasiswa yang
merasa takut, cemas, gelisah, bahkan depresi karena penulisan skripsi
biasanya akan cenderung menunda-nunda, sehingga penulisan skripsi akan
terhambat dan kelulusannya pun akan terlambat.
Dari wawancara peneliti terhadap sekitar 10 mahasiswa BK USD
yang telah dan sedang menulis skripsi terungkap bahwa faktor yang
mempengaruhi mereka tidak dapat menyelesaikan skripsinya tepat waktu

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

antara lain kurikulum masih sangat padat sampai di semester akhir, ada
berbagai perasaan negatif yang dialami ketika menulis skripsi seperti rasa
malas, bingung, jenuh terhadap pengerjaan skripsi, dan rasa kecewa terhadap
dosen pembimbing skripsi yang tidak dapat mereka kelola dengan baik.
Peneliti menduga bahwa banyak mahasiswa BK USD yang sedang menulis
skripsi kurang mampu mengelola emosinya dengan baik. Kemampuan
menglola emosi yang kurang baik inilah menjadi salah satu faktor utama yang
membuat penyelesaian skripsi menjadi lambat.
Hal inilah yang ingin diteliti. Kalau ternyata kemampuan mahasiswa
BK dalam mengelola emosinya rendah, dapatlah diusulkan upaya-upaya yang
perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
mengelola emosinya. Peneliti juga ingin mengetahui usul-usul mahasiswa
prodi BK USD angkatan 2010 untuk mempercepat penyelesaian penulisan
skripsi.
B. Rumusan Masalah
Penelitian

ini

dimaksudkan

untuk

mengetahui

kemampuan

mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010 yang sedang menulis skripsi dalam
mengelola emosinya, untuk memperoleh usulan dari mahasiswa prodi BK
USD tentang upaya-upaya mempercepat penyelesaian skripsi, dan untuk
membuat usulan tentang upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
mempercepat penyelesaian skripsi. Pertanyaan yang dicoba dijawab dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

1.

Seberapa tinggi kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010
yang sedang menulis skripsi dalam mengelola emosinya?

2.

Apa usul mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010 yang sedang menulis
skripsi untuk mempercepat penyelesaian skripsi?

3.

Upaya-upaya mana yang dapat dilakukan mahasiswa dan pihak prodi BK
USD untuk mempercepat penyelesaian skripsi?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.

Mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa prodi BK USD angkatan
2010 yang sedang menulis skripsi dalam mengelola emosinya.

2.

Mengetahui usul mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010 yang sedang
menulis skripsi untuk mempercepat penyelesaian skripsi.

3.

Mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dan pihak
prodi BK USD untuk mempercepat penyelesaian skripsi.

D. Manfaat Penelitian
1.

Manfaat teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan informasi dan
sumbangan bagi pengembangan pengetahuan di bidang BK, khususnya
tentang kemampuan mahasiswa BK yang sedang menulis skripsi dalam
mengelola emosinya. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi refrensi
untuk penelitian selanjutnya.

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

2.

Manfaat praktis
a.

Bagi dosen Prodi BK USD
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan berupa
informasi mengenai keadaan emosi mahasiswa prodi BK USD 2010
yang sedang menulis skripsi, yang kiranya memberikan inspirasi
mengenai hal yang perlu dilakukan dosen prodi BK USD untuk
membantu mahasiswa BK mempercepat penyelesaian skripsinya.

b. Bagi mahasiswa prodi BK USD
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
mengenai keadaan emosi mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010
yang sedang menulis skripsi dan mengenai upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk mempercepat penyelesaian skripsi.
c.

Bagi penulis
Dengan melakukan penelitian ini, peneliti:
1) Memperoleh

pengalaman

melakukan

penelitian

dalam

mengungkap kemampuan mahasiswa BK yang sedang menulis
skripsi dalam mengelola emosi.
2) Memperdalam

pengetahuan

tentang

emosi,

khususnya

mengelola emosi.
3) Mengetahui usul-usul mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010
untuk mempercepat penyelesaian penulisan skripsi.

xxi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

E. Batasan Istilah
1.

Mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010 yang sedang menulis
skripsi
Mahasiswa prodi BK USD angkatan 2010 yang sedang menulis
skripsi adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di
Universitas Sanata Dharma pada jenjang S1, yang berada di program
studi BK angkatan 2010 dan sedang menyusun skripsi.

2.

Kemampuan mengelola emosi
Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan mahasiswa
prodi BK USD angkatan 2010 yang sedang menulis skripsi untuk
menyadari dan mengungkapkan emosi-emosi yang dialaminya, serta
menunjukkan adaptabilitas yang baik, kesungguhan, dan sifat dapat
dipercaya sewaktu menulis skripsi, seperti yang dimaksudkan dalam
butir-butir kuesioner yang digunakan.

3.

Upaya mempercepat penyelesaian skripsi
Upaya mempercepat penyelesaian skripsi adalah tindakan-tindakan
yang dapat dilakukan oleh dosen pembimbing, pihak prodi BK USD, dan
mahasiswa yang sedang menulis skripsi untuk dapat menyelesaikan
skripsi tepat waktu.

xxii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian tentang kemampuan mengelola emosi, mahasiswa
sebagai individu pada masa dewasa awal, dan hasil penelitian lain.

A. Mengelola Emosi
1.

Emosi
a. Definisi emosi dan perasaan
Akar kata emosi ialah movere, kata kerja Bahasa Latin yang
berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk
memberi arti “bergerak menjauh” (Goleman, 2007:7). Selain itu, Chia
(1985, dalam Safaria dan Saputra, 2012: 12) mengemukakan bahwa
emosi berasal dari kata “e” yang berarti energi dan motion yang berarti
getaran. Jadi emosi bisa dikatakan sebagai sebuah energi yang terus
bergerak dan bergetar. Menurut Oxford English Dictionary (Goleman,
2007: 411) emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap.
Berbagai definisi emosi dikemukakan oleh banyak ahli,
antara lain: Jahja (2011: 59) berpendapat bahwa emosi merupakan
suatu keadaan pada diri organisme ataupun individu pada suatu waktu
tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi mulai dari tingkatan
yang lemah sampai tingkatan yang kuat (mendalam), seperti tidak
terlalu kecewa dan sangat kecewa. Emosi adalah keadaan yang

8

xxiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

ditimbulkan oleh situasi tertentu; emosi cenderung menimbulkan
perilaku yang mengarahkan atau menyingkir terhadap sesuatu.
Menurut Goleman (1997, dalam Safaria dan Saputra, 2012: 12) emosi
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu
keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan
bertindak. William James (dalam Sobur, 2009: 399) berpendapat
bahwa emosi ialah kecenderungan untuk memiliki perasaan yang khas
bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya. Albin
(1986: 18) mengemukakan bahwa “emosi dapat merangsang pikiran
baru, khayalan baru dan tingkah laku baru”. Emosi yang timbul akan
mendorong orang untuk bertingkah laku tertentu.
Jahja (2011: 58) mengemukakan bahwa “perasaan dan
emosi adalah suatu keadaan kejiwaan pada individu sebagai akibat
adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh individu”. Menurut
Chaplin (dalam Jahja, 2011: 61) perasaan adalah keadaan individu
sebagai akibat dari persepsi akibat stimulus baik internal maupun
eksternal. Sedangkan emosi merupakan reaksi yang kompleks yang
mengandung aktivitas dengan derajat tinggi dan adanya perubahan
dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang lebih kuat.
Koentjaraningrat (dalam Sobur, 2009: 426) berpendapat
bahwa perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang
karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan
negatif. Menurut Sinurat (1999: 26) perasaan dapat dirumuskan

xxiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

sebagai fungsi manusia untuk menghayati nilai suatu objek. Dapat
juga diartikan sebagai suatu jenis aktivitas psikhis dengan mana
manusia langsung mengalami atau menghayati nilai. Dirgagunarsa
(dalam Sobur, 2009: 427) berpendapat bahwa perasaan (feel)
mempunyai dua arti. Pertama, ditinjau secara fisiologis, perasaan
berarti pengindraan sehingga merupakan salah satu fungsi tubuh untuk
mengadakan kontak dengan dunia luar. Kedua, secara psikologis,
perasaan yaitu penilaian terhadap suatu hal. Contoh ungkapan
penilaian yang dimaksud seperti: “Saya rasa orang itu sedang
membicarakan saya”.
Dari berbagai definisi mengenai emosi dan perasaan,
terlihat jelas perbedaan antara emosi dan perasaan. Dalam emosi
terkandung perasaan. Emosi adalah perasaan yang sebegitu intens
sehingga terjadi perubahan fisiologis, seperti denyut jantung
bertambah cepat bila terkejut, buluroma berdiri kalau takut, bernafas
panjang kalau kecewa.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya emosi
Ada beberapa faktor yang memperngaruhi timbulnya
emosi, antara lain:
1) Faktor belajar
Hurlock (1978: 214) mengungkap bahwa hal yang
mempengaruhi emosi pada anak adalah faktor belajar. Emosi yang
terbentuk akibat faktor belajar akan mempengaruhi perkembangan

xxv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

emosi individu sampai masa dewasanya. Faktor belajar yang
dimaksudkan yaitu:
(a) Belajar secara coba dan ralat: anak belajar dengan coba-coba
untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku yang
memberikan pemuasan terbesar kepadanya, dan menolak
prilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali
tidak memberikan kepuasan. Cara belajar ini lebih umum
digunakan pada masa anak-anak awal.
(b) Belajar dengan cara meniru: anak menunjukkan emosi dan
ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati yaitu
dengan cara mengamati hal-hal yang menjadi penyebab
munculnya emosi tertentu pada orang lain.
(c) Belajar dengan cara mempersamakan diri: anak menirukan
reaksi emosional orang lain yang timbul oleh rangsangan yang
sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi
orang yang ditiru. Belajar dengan cara mempersamakan diri
memiliki dua perbedaan dengan metode menirukan, yaitu anak
hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan
emosional yang kuat dengannya, serta motivasi untuk
menirukan orang yang dikagumi lebih kuat dibandingkan
dengan motivasi untuk menirukan sembarang orang.
(d) Belajar melalui pengkondisian: pengkondisian dapat merubah
reaksi emosi anak terhadap sesuatu. Reaksi awal pada anak

xxvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

dapat berbeda dengan reaksi setelah terjadi pengkondisian.
Pengkondisian terjadi dengan mudah dan cepat pada tahuntahun awal kehidupan karena anak kecil kurang mampu
manalar, kurang pengalaman untuk menilai situasi secara
kritis, dan kurang mengenal betapa tidak rasionalnya reaksi
mereka.
(e) Pelatihan: belajar di bawah bimbingan dan pengawasan. Anak
diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika sesuatu emosi
terangsang. Dengan pelatihan, anak dicegah agar tidak
bereaksi

secara

emosional

terhadap

rangsangan

yang

membangkitkan emosi yang tidak menyenangkan.
2) Distorsi kognitif
Menurut Burns (1998, dalam Safaria dan Saputra,
2012: 126) distorsi kognitif atau kekacauan kognitif dapat
menimbulkan emosi negatif. Ada sepuluh pikiran yang merupakan
distorsi kognitif, yaitu:
(a) Pemikiran “segalanya atau tidak sama sekali”. Contoh: seorang
ketua yang mengatakan “karena saya tidak bisa mengurus
anggota saya, maka saya adalah nol besar”.
(b) Terlalu mengeneralisasi, yaitu memandang peristiwa yang
negatif sebagai sebuah kekalahan tanpa akhir.

xxvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

(c) Filter mental, yaitu menemukan sebuah hal kecil yang negatif
dan terus memikirkannya sehingga pandangan dalam diri
individu menjadi gelap.
(d) Mendiskualifikasikan yang positif, yaitu menolak pengalamanpengalaman positif.
(e) Loncatan kesimpulan, yaitu membuat sebuah penafsiran
negatif walau tidak ada fakta yang jelas.
(f) Pembesaran, yaitu melebih-lebihkan segala sesuatu.
(g) Penalaran emosional, yaitu menganggap bahwa emosi-emosi
negatif adalah cerminan realita atau berfokus pada hal-hal yang
negatif.
(h) Pernyataan harus, yaitu mencoba menggerakkan diri sendiri
dengan kata “harus”.
(i) Memberi cap salah atau salah memberi cap, yaitu suatu bentuk
ekstrem dari overgeneralisasi, selain mengurangi kesalahan
dalam diri individu, individu memberi sebuah cap negatif pada
diri sendiri.
(j) Personalisasi, yaitu memandang diri sebagai penyebab dari
suatu peristiwa eksternal yang negatif.
c. Macam-macam emosi
Pada dasarnya, emosi bisa digolongkan menjadi dua
macam, yaitu emosi positif yang memberikan dampak yang
menyenangkan dan menenangkan, seperti: tenang, gembira, santai,

xxviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

senang, dll dan emosi negatif yang dapat membawa dampak tidak
menyenangkan dan menyusahkan seperti: sedih kecewa, putus asa,
depresi, tidak berdaya, frustrasi, marah, dendam, dll. Menurut
Goleman (2007:141) ada beberapa golongan emosi yaitu:
1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal
hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan,
tindak kekerasan, benci.
2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani
diri, kesepian, ditolak, dan putus asa.
3) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, waspada,
sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali.
4) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, terhibur,
bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, dll.
5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
6) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
7) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati
yang hancur lebur.
Winkel dan Hastuti (2004: 384) mengelompokkan emosi/
perasaan ke dalam dua golongan, yaitu perasaan senang dan perasaan
tidak senang. Perasaan senang meliputi: merasa akrab, antusias,
bahagia, bebas, bergairah atau bersemangat, bangga, bersukacita,

xxix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

cocok, cinta, diakui, damai, enak, geli, kagum, betah, lega, mantap,
nyaman, nikmat, optimis, pantas, puas, penuh harapan, penuh harga
diri, riang, rindu, syukur, santai, simpati, sabar, terlindung, terhibur,
tenang, tertarik, terharu, tabah, terpukau, terpesona, tergugah, dan
suka. Sedangkan perasaan tidak senang meliputi: apatis, antipati,
asing, benci, bingung, bosan, berat hati, berdukacita, bersalah, curiga,
cemburu, canggung, diabaikan, dihina, dendam, dingin, dikerjai,
gugup, heran, hampa, hancur, iri hati, jengkel, jera, jauh, khawatir,
kecewa, kesepian, kehilangan, iba, kecil hati, lesu, lemah, malu,
marah, malas, merana, muak, jijik, pesimis, putus asa, pasrah, panik,
patah hati, panas hati, ragu-ragu, prihatin, risih, rendah, sedih, sakit
hati, segan, masgul, terancam, tertipu, takut, terkejut, terpukul,
tertekan, terpaksa, tidak tega, tidak mampu, tersinggung,tersiksa,
terganggu, tersayat, terpojok, tersesat, tercekam, tak berdaya, tegang,
goyah, terasing, dan duka.
d. Kegunaan emosi
Goleman (2007: 4) mengemukakan bahwa emosi berperan
dalam pengambilan keputusan seseorang walau emosi bukan
merupakan satu-satunya unsur dalam pengambilan keputusan. Selain
itu, emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak (Goleman,
2007: 7). Sebagai contoh, rasa takut dapat membuat seseorang
bertindak hati-hati atau malah betindak untuk lari. Coleman dan

xxx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

Hammen (dalam Sobur, 2009: 400) menyebutkan empat kegunaan
emosi, yaitu:
1) Emosi adalah pembangkit energi: tanpa emosi, kita adalah mati.
Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak. Emosi
membangkitkan energi kita; marah menggerakkan kita untuk
menyerang; takut menggerakkan kita untuk lari, dll.
2) Emosi adalah pembawa informasi: bagaimana keadaan diri kita
dapat diketahui dari emosi kita. Jika marah, kita mengetahui
bahwa kita dihambat atau diserang orang lain; sedih berarti kita
kehilangan sesuatu yang kita senangi; bahagia berarti memperoleh
sesuatu yang disenangi.
3) Emosi adalah pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal:
berbagai penelitian membuktikan bahwa ungkapan emosi dapat
dipahami secara universal. Pembicaraan yang menyertakan
seluruh emosi, seperti dalam berpidato, dipandang lebih dinamis
dan lebih meyakinkan.
4) Emosi merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita:
kita mendambakan kesehatan dan mengetahuinya ketika kita
merasa sehat walafiat. Kita mencari keindahan dan mengetahui
bahwa kita memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan
estetis dalam diri kita.
Safaria dan Saputra (2012: 16) menyatakan dua kegunaan
emosi, yaitu:

xxxi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

1) Emosi adalah bentuk komunikasi: guratan ekspresi yang terlihat
pada raut muka dapat menunjukkan emosi seseorang. Guratan
ekspresi merupakan bentuk komunikasi yang lebih cepat dari
kata-kata.
2) Emosi dapat mengorganisasi dan memotivasi tindakan: secara
teoritis, emosi dapat memotivasi perilaku. Pada situasi tertentu,
emosi dapat merangsang reaksi untuk menghadapi situasi
tersebut.
2.

Kemampuan Mengelola Emosi
a.

Definisi kemampuan mengelola emosi
Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan
individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan
tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
individu. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur
diri

sendiri,

melepaskan

kecemasan,

kemurungan

atau

ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta
kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan
(Goleman, 2007: 58). Kata Yunani kuno untuk menyebut
kemampuan seseorang dalam mengelola emosi adalah sophrosyne,
yang berarti hati-hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan
sehingga terjadi keseimbangan dan kebijaksanaan yang terkendali.
Sedangkan orang-orang Romawi dan gereja-gereja kristen kuno
menyebut kemampuan seseorang dalam mengelola emosi adalah

xxxii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

temperantia, yang dapat berarti kendali diri atau pengendalian
tindakan

emosional

yang

berlebihan

yang

tujuannya

ialah

keseimbangan emosi dan bukan menekan emosi (Goleman, 2007:
77). Goleman (1999: 127) berpendapat bahwa “mengelola emosi
oleh diri sendiri tidak hanya berarti meredam rasa tertekan atau
menahan gejolak emosi; ini juga bisa berarti dengan sengaja
menghayati suatu emosi, termasuk yang tidak menyenangkan”.
Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan untuk
melepaskan suasana hati yang tidak mengenakkan (Goleman, 2007:
76). Menurut Stone dan Dillehunt (Goleman, 2007: 428)
kemampuan mengelola emosi adalah memantau “omongan sendiri”
untuk

menangkap pesan-pesan negatif seperti

ejekan-ejekan

tersembunyi; menyadari apa yang ada dibalik suatu perasaan;
menemukan cara-cara untuk menangani rasa takut dan cemas,
amarah, dan kesedihan. Goleman (Sunar, 2010: 161) berpendapat
bahwa mengelola emosi ialah mengolah emosi sedemikian rupa
sehingga dapat bermanfaat terhadap pelaksanaan tugas; peka tetapi
bukan perasa, sanggup menahan gejolak keinginan hati sebelum
tercapainya suatu sasaran; mampu bangkit dari kegagalan dan
bertahan dari tekanan emosi.
Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan mengelola emosi ialah kemampuan
untuk

menyadari

dan

mengungkapkan

xxxiii

emosi-emosi

yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

dialaminya,

serta

menunjukkan

adaptabilitas

yang

baik,

kesungguhan, dan sifat dapat dipercaya. Shapiro (1997, dalam
Safaria dan Saputra, 2012: 8) menegaskan bahwa “individu yang
memiliki kemampuan mengelola emosi akan lebih cakap menangani
ketegangan emosi”. Goleman (1999: 129) mengemukakan bahwa
“kecakapan mengelola emosi menyiratkan bahwa kita memiliki
pilihan bagaimana kita mengungkapkan perasaan“. Seseorang yang
gagal mengelola emosi, akan mengalami banyak kesulitan untuk
menempuh karier dan mencapai cita-cita, karena prodiktivitasnya
tidak optimal (Hariwijaya, 2005: 1).
b. Cara mengelola emosi
Ada banyak cara yang dikemukakan oleh beberapa ahli
untuk mengelola emosi, di antaranya ialah:
1) Mengungkapkan emosi dengan tepat.
Johnson (dalam Sinurat, 1999: 47) mengungkap bahwa
ada dua cara mengungkapkan emosi, yaitu secara verbal dan
nonverbal. Yang dimaksud secara verbal adalah dengan
menggunakan

kata-kata,

baik

yang

secara

langsung

mendeskripsikan emosi yang kita alami maupun tidak.
Sedangkan yang dimaksud secara nonverbal adalah dengan
menggunakan isyarat lain, selain kata-kata, misalnya sorot mata,
raut muka, dll. Ada empat cara mendeskripsikan emosi, yaitu:

xxxiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

(a) Mengidentifikasi atau menyebut nama emosi itu; sebagai
contoh, untuk mengungkap emosi kecewa bisa dengan
berkata: “saya merasa kecewa”.
(b) Kiasan emosi; sebagai contoh “hati saya seperti disayat
sembilu”

untuk

mengungkap

emosi

pedih

karena

tersinggung.
(c) Menunjukkan bentuk tindakan yang ingin dilakukan;
sebagai contoh untuk ungkapan emosi marah dapat
mengatakan:

“saya

merasa

seperti

ingin

menjotos

hidungmu”.
(d) Kiasan kata-kata; sebagai contoh “saya merasa seperti
menari di atas awan” untuk menunjukkan emosi gembira.
Jadi, ada dua hal pokok dalam mengungkap emosi
secara verbal dan deskriptif yaitu dengan berisikan pernyataan
pribadi (saya, aku, dll) dan salah satu dari keempat hal berikut,
yakni nama emosi, kiasan emosi, bentuk tindakan yang
ditimbulkan oleh emosi, dan kiasan kata-kata.
Pengungkapan emosi secara tidak langsung terjadi
dalam bentuk:
(a) Mencap atau memberi label, contoh: kita tidak menyukai
seorang teman, lalu mencap teman itu “Tukang gosip”.

xxxv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

(b) Memerintah, contoh: kita merasa sangat marah pada
seseorang, untuk mengungkapkannya kita berkata “Pergi
kau!”.
(c) Bertanya, contoh: kita jengkel ketika berbicara pada
seseorang, maka ungkapannya “Kamu mengerti yang saya
bicarakan atau tidak?”
(d) Menuduh, contoh: kita sangat kecewa ketika menemukan
benda yang kita butuhkan, ungkapan kita “Kau yang
mengambil dan menyembunyikannya, ya”.
(e) Menyendiri, contoh: seorang gadis iri pada temannya yang
banyak memiliki teman lelaki, maka ungkapannya “Kalau
mau tahu kiat untuk memikat teman pria silahkan datang ke
kamar saya, lho”.
(f) Memuji, contoh: seorang pemuda yang tertarik pada
seorang gadis, ungkapannya “Wah, baju ini sangat pantas
untukmu, kamu terlihat cantik sekali”.
(g) Mencela, contoh: seorang sekretaris senior tidak suka pada
rekannya yang masih muda, ungkapannya “Ketikan anda
ceroboh sekali”.
(h) Memberikan sebutan, contoh: mahasiswa sering menyebut
seorang dosennya “Killer” untuk mengungkap rasa kesal
karena berulang kali gagal menempuh ujian mata kuliahnya.

xxxvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

Pengungkapan secara nonverbal dapat dilakukan
dengan menunjukkan perilaku tertentu yang sesuai dengan
emosi yang sedang dialami, sebagai contoh emosi senang; wajah
tersenyum, dll. Pengungkapan emosi secara verbal dan
nonverbal harus sejalan.
Adams dan Lenz (1995: 25-29) terdapat tiga macam
pengungkapan emosi, yaitu:
(a) Non asertif: tidak menyatakan emosi, perkiraan, kebutuhan,
keinginan, pendapat kita pada orang lain. Orang yang non
asertif selalu berusaha dengan kesadaran penuh untuk
menghindari konflik. Mereka lebih banyak bereaksi dari
pada beraksi; mereka menggunakan lebih banyak waktu
dan energi untuk menanggapi apa yang dikatakan dan
dilakukan orang lain dari pada mengambil inisiatif untuk
berkomunikasi dan bertindak atas kemauan sendiri. Maka
banyak orang lain mengambil keuntungan dari mereka;
membuat keputusan bagi mereka, meremehkan masukanmasukan mereka, bahkan memberi mereka lebih banyak
pekerjaan.
(b) Agresif: memenuhi keperluan sendiri tetapi bertindak
demikian dengan mengorbankan orang lain. Orang-orang
agresif

terbuka

menyatakan

emosi,

pendapat,

dan

kebutuhannya tetapi dengan cara menghina, mengabaikan,

xxxvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

atau menyakiti orang lain. Agresif yang ekstrim dapat
membuat hubungan dengan orang lain menjadi rusak. Ada
juga agresif pasif, biasanya dilakukan dengan cara
memanipulasi orang lain, membohongi mereka, atau dengan
diam-diam melawan mereka.
(c) Asertif: mengerti apa yang kita perlukan dan inginkan,
menjelaskan hal tersebut pada orang lain, bekerja dengan
cara kita sendiri untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri
sambil tetap menunjukkan hormat kepada orang lain.
Bersikap asertif sangat membutuhkan keterbukaan diri
secara jujur tanpa melanggar hak dan kebutuhan orang lain.
Bersedia menyelesaikan konflik jika timbul konflik. Ini
merupakan cara yang terbaik dibandingkan kedua cara
sebelumnya.
2) Mengelola emosi dengan Model A-B-C
Burns (1998, dalam Safaria dan Saputra 2012: 132)
mengemukakan model ABC yang termasuk dalam bagian terapi
kognitif sebagai salah satu cara untuk mengelola emosi. Teknik
ini bisa dikatakan efektif karena emosi dan pikiran sangat
berhubungan erat. Jika kita memiliki pikiran-pikiran positif,
emosi kitapun menjadi positif dan begitu juga sebaliknya. Model
A-B-C dapat dipahami melalui bagan berikut ini:

xxxviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

C
B
Interpretasi Negatif

Kecemasan, takut,
menyalahkan diri,
dll.

A
Perisitiwa Pencetus
B
Interpretasi Positif

C
Optimis, tidak
putus asa, dll.

Langkah-langkah mengelola emosi dengan model A-B-C
ialah sebagai berikut:
(a) Pencatatan pikiran negatif: digunakan untuk melatih diri
dalam mengenali dan mencatat pikiran-pikiran yang
sifatnya mencela atau mengkritik diri sendiri. adapun
langkah-langkah menulis catatan harian pikiran negatif:
buat tabel yang berisi enam kolom dan pada masing-masing
kolom isikan judul kolom yaitu situasi, emosi, pemikiranpemikiran otomatis, distorsi kognitif, tanggapan rasional,
dan hasil akhir emosi. Pada kolom situasi, tuliskan kejadian
aktual yang menimbulkan emosi negatif, kemudian,
tentukan nama emosi yang sedang anda rasakan dan berikan
presentase emosi. Tuliskan pemikiran otomatis yang ada,
kemudian pilih tipe distorsi kognitif yang terjadi (seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya). Buatlah tanggapan

xxxix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

rasionalnya dan identifikasi kembali persentase emosi yang
dialami.
(b) Membuat lembar kesenangan: setelah membuat catatan
kognitif, buatlah daftar kegiatan yang menimbulkan rasa
senang dan rasa puas dengan membuat kolom yang berisi
judul-judul pada tiap kolom yaitu: kegiatan untuk kepuasan,
dengan siapa melakukan, kepuasan yang diramalkan, dan
kepuasan aktual.
(c) Memvisualisasikan

keberhasilan:

membuat

daftar

keuntungan dari suatu yang akan dihadapi dan cenderung
bersifat tidak menyenangkan. Langkah-langkahnya yaitu
dengan membuat daftar pikiran positif terhadap semua yang
akan dihadapi, tuliskan sebanyak-banyaknya pikiran positif
tesebut. Khayalkanlah hal-hal tersebut sebelum tidur dan
usahakanlah dengan kondisi yang rileks.
(d) Teknik self control dan self management: teknik ini terdiri
atas pencatatan diri, evaluasi diri, dan pengukuhan diri.
Pencatatan diri dilakukan dengan cara mencatat segala
perilaku baik yang positif maupun negatif dengan tujuan
agar individu sadar terhadap perilakunya dan memaknai
proses terjadinya perilaku tersebut. Evaluasi diri ialah
memberikan nilai kepada diri sendiri antara 50-100 pada
setiap perilaku. Penilaian ini bertujuan agar individu dapat

xl

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

menilai

perilakunya

sendiri.

Yang

terakhir

ialah

pengukuhan diri. Pengukuhan diri ini bertujuan untuk
mempertahankan perilaku yang sudah baik.
(e) Teknik problem solving: ada tujuh tahap dalam proses
pemecahan masalah, yaitu:
(1) Indentifikasi

masalah:

memahami

permasalahan

secara jelas dan obyektif.
(2) Menetapkan tujuan pemecahan masalah: tentukan
tujuan

dalam

memecahkan

masalah,

termasuk

merumuskan harapan-harapan.
(3) Mengembangkan berbagai alternatif solusi sebanyak
mungkin: cari alternatif solusi yang benar-benar bisa
dilakukan.
(4) Mengevaluasi alternatif solusi yang ada: evaluasilah
alternatif solusi yang paling mungkin untuk mencapai
tujuan.
(5) Memilih alternatif solusi terbaik: pilih satu alternatif
yang terbaik.
(6) Menerapkan solusi tersebut: terapkan dan motivasilah
diri sendiri agar dapat menerapkan solusi yang ada
dengan menyeluruh.
(7) Evaluasi penerapan solusi: menimbang kelemahan
dan kelebihan dari solusi yang telah diterapkan.

xli

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

c.

Aspek-aspek kemampuan mengelola emosi
Kemampuan mengelola emosi merupakan salah satu dari
kelima aspek kecerdasan emosi (menyadari emosi, mengelola
emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan
membina hubungan) yang pada hakikatnya saling berkaitan
antara aspek yang satu dengan aspek yang lain (Goleman, 1999:
41). Penelitian ini berfokus pada salah satu aspek kecerdasan
emosi yaitu aspek mengelola emosi. Menurut Goleman (1999:
42, 115-166) aspek-aspek mengelola emosi meliputi:
1) Pengendalian diri: menjaga agar emosi dan impuls yang
merusak tetap terkendali.
2) Sifat dapat dipercaya: memelihara norma kejujuran dan
menunjukkan integritas.
3) Sifat bersungguh-sungguh: menunjukkan integritas dan
sikap bertanggung jawab dalam mengelola diri sendiri.
4) Adaptabilitas: keluwesan dalam menghadapi perubahan.
5) Inovasi: mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan,
pendekatan, dan informasi-informasi baru.
Secara hierarkis, menyadari emosi merupakan salah satu
bagian dari mengelola emosi (Goleman, 1999: 41). Jika ditinjau
dari definisi mengelola emosi yang dikemukakan oleh Goleman
(2007: 58) terdapat satu unsur yang sangat penting dalam
mengelola emosi yaitu mengungkapkan emosi secara tepat.

xlii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

28

Dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan aspekaspek kemampuan mengelola emosi sebagai berikut:
1) Menyadari

emosi:

Mengenali

emosi

sendiri

dan

pengaruhnya.
Orang dengan kecakapan ini mampu:
(a) Mengetahui emosi mana yang sedang dirasakan
berserta alasannya.
(b) Mengetahui

bagaimana

perasaan

mempengaruhi

kinerja.
2) Mengungkapkan emosi dengan tepat.
Orang dengan kecakapan ini mampu:
(a) Mengungkapkan emosi secara verbal
(b) Mengungkapkan emosi secara nonverbal.
3) Menunjukkan adaptabilitas: keluwesan dalam menghadapi
perubahan.
Orang dengan kecakapan ini mampu:
(a) Terampil menangani pesatnya perubahan situasi.
(b) Siap mengubah tanggapan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan.
4) Menunjukkan sifat bersungguh-sungguh: menunjukkan
integritas dan sikap bertanggung jawab dalam mengelola
diri sendiri.
Orang dengan kecakapan ini mampu:

xliii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

29

(a) Mematuhi komitmen.
(b) Bertanggung jawab untuk memperjuangkan tujuan
mereka.
(c) Cermat dalam bekerja.
5) Menunjukkan sifat dapat dipercaya: memelihara norma
kejujuran dan menunjukkan integritas.
orang dengan kecakapan ini mampu:
(a) Bertindak menurut etika.
(b) Membangun kepercayaan lewat keandalan diri.
(c) Berpegang pada prinsip secara teguh.
B. Mahasiswa Sebagai Individu Pada Masa Dewasa Awal
1.

Definisi masa dewasa awal
Hurlock (1990: 246) mengemukakan bahwa istilah adult berasal
dari kata kerja Latin yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan

Dokumen yang terkait

Tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya terhadap usulan topik-topik kegiatan pengembangan diri.

0 0 92

Kesalahan ejaan dalam skripsi mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi, angkatan 2010, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 2

Persefsi mahasiswa terhadap perilaku asertifnya : studi deskriftif pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial.

0 2 99

Konsep diri mahasiswa : studi deskriptif pada mahasiawa angkatan 2015/2016 program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

0 3 120

Kemampuan mengelola emosi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi : studi deskriptif pada mahasiswa Prodi BK USD angkatan tahun 2012.

0 0 91

Deskripsi kecerdasan intrapersonal mahasiswa semester tiga program studi bimbingan dan konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2006/2007 dan implikasinya terhadap usulan kegiatan bimbingan untuk meningkatkan

0 0 190

Minat mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2005 dalam kegiatan pendidikan di program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 119

Efikasi diri pada mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang mengerjakan skripsi - USD Repository

0 0 103

Deskripsi tingkat prokrastinasi akademik dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar : studi deskriptif pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2013, semester 2 - USD Reposito

0 0 109

Deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 112