Deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESKRIPSI TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ANGKATAN 2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK – TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
Anna Dyah Rystukharina
091114028


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ANGKATAN 2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK – TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
Anna Dyah Rystukharina
091114028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin
diberi kelimpahan. (Amsal 13:4)”
“Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa
keengganan”
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya
(Pengkhotbah 3:11)”

Karya ini saya persembahkan kepada:
Bapak Dwi Prijanto dan Ibu M. Mundi Lestari
Saudara dan Sahabatku
Keluarga besar program studi BK USD

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juni 2014
Penulis

Anna Dyah Rystukharina

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Anna Dyah Rystukharina

Nomor Mahasiswa

: 091114028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
DESKRIPSI TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN ANGKATAN 2013 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK – TOPIK BIMBINGAN
KLASIKAL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 18 Juni 1014
Yang menyatakan

Anna Dyah Rystukharina

vi

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
ANGKATAN 2013
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK – TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Anna Dyah Rystukharina
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tingkat kemandirian
belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Angkatan 2013 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan klasikal.
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode
survei.Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013. Jumlah
subjek penelitian adalah 74 mahasiswa.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner kemandirian
belajar mahasiswa yang disusun berdasarkan 3 aspek kemandirian belajar menurut
Davis (dalam Nurhayati, 2011), yaitu (1) kemandirian belajar dalam aspek
pengetahuan, (2) kemandirian dalam aspek sikap, (3) kemandirian dalam aspek
ketrampilan. Pengukuran validitas dan reliabilitas menggunakan program SPSS16.0
for Window. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
Azwar (2007: 108). Tingkat kemandirian belajar digolongkan menjadi 5 kualifikasi,
yaitu: “sangat tinggi”, “tinggi”, “sedang”, “rendah”, dan “sangat rendah”.
Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa: 22 mahasiswa (29,7%)
memiliki tingkat kemandirian belajar “sangat tinggi”, 48 mahasiswa (64,9%)
memiliki tingkat kemandirian belajar “tinggi”, dan 4 mahasiswa (5,4%) memiliki
tingkat kemandirian belajar “sedang”. Tidak ada mahasiswa yang memiliki tingkat
kemandirian belajar mahasiswa yang rendah dan sangat rendah. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, disusunlah topik-topik bimbingan klasikal untuk mengembangkan
serta meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013. Topik-topik
bimbingan yang dipilih lebih bersifat pengembangan.
vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
DESCRIPTION OF INDEPENDENT LEARNING
LEVEL AMONG YEAR 2013
STUDENTS OF GUIDANCE AND COUNSELING STUDY PROGRAM
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA AND THE
IMPLICATION TOWARDS PROPOSED CLASSICAL COUNSELING
TOPIC
Anna Dyah Rystukharina
Sanata Dharma University

Yogyakarta
2014
This research is intended to describe the level of independent learning level
among year 2013 students of Guidance and Counseling Study Program Sanata
Dharma University Yogyakarta and the implications towards proposed classical
counseling topic. This research used descriptive survey method. The subjects of this
research are 74 students from second semester of Guidance and Counseling Study
Program Sanata Dharma University Yogyakarta.
The data is collected using independent learning questionnaire based on three
aspects of Davis classification (Nurhayati, 2011), aimed at 3 aspects of independent
learning; (1) independence in knowledge, (2) independence in behavior, (3)
independence in skill. The validity and reliability is measured using SPSS16.0
program fro Windows. The data is analyzed based on Anwar (2007:108). The level of
classifications are “Very High”, “High”, “Medium”, “Low”, and “Very Low”.
The result showed that 22 students (29,7%) have a very high degree of
independent learning, 48 students (64,9%) have a high degree of independent
learning, and 4 students (5,4%) have a medium degree of independent learning, while
no students (0%) have a low and very low degree of independent learning. Based on
the result, a set of proposed classical counseling topic is compiled in order to improve
and develop the level of independent learning level among year 2013 students of
Guidance and Counseling Study Program Sanata Dharma University Yogyakarta. The
topics chosen are more developmental in nature.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang
melimpah yang telah diberikan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik sebagai tugas akhir syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana. Disadari
bahwa penelitian ini tidak dapat selesai tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
2. Ibu Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan begitu sabar selama proses penulisan skripsi ini.
Terimakasih atas motivasi, dukungan dan banyak pelajaran berharga yang
telah diberikan selama proses penulisan skripsi.
3. Bapak Al. Purwoko Sunu, A.Ma., selaku kepala bagian perpustakaan Sanata
Dharma unit kampus III paingan yang telah memberikan ijin untuk melakukan
uji coba penelitian di lingkungan perpustakaan.
4. Mahasiswa pengunjung perpustakaan Universitas Sanata Dharma unit kampus
III Paingan yang telang bersedia mengisi kuesioner uji coba penelitian.
5. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2013 yang telah meluangkan waktu dan bersedia mengisi
kuesioner dengan baik.
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Kedua orangtua, Bapak Dwi Prijanto dan Ibu M. Mundi Lestari yang selalu
memberikan cinta, kasih sayang, semangat, motivasi, dan tidak pernah tanpa
henti menberikan doa kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi
dengan baik.
7. Kedua saudaraku, Ayu Lestiyani dan Wahyu Kurniawan Aji yang telah
memberikan dukungan dalam penulisan skripsi.
8. Sahabat – sahabatku, Vita, Siska, Sinta, Nasa, Prima, Tika, Lilyn, Nayla,
Tyas, dan Edyta yang telah mendukung dan memberikan motivasi selama
proses penulisan skripsi.
9. Tika dan Nasa, yang dengan sabar membantu untuk saling belajar menginput
dan mengolah data penelitian, serta meminjamkan referensi buku yang
mendukung dalam penulisan skripsi.
10. Edyta Widi, yang menemani dan membantu mencari referensi buku yang
mendukung proses penulisan skripsi.
11. Teman-teman mitra perpustakaan Universitas Sanata Dharma: Ester Yanti,
Agung, Hani, Odil, Rea, Keket, Fandra, Yoha, Lana, Remma, Nia, Nisa, dan
Iwan yang telah mendukung dan membatu dalam proses penulisan skripsi.
12. Keluarga besar Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2009.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walau demikian peneliti
berharap skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca.

Penulis

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...............................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.......................................................

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.....................................

vi

ABSTRAK....................................................................................................

vii

ABSTRAC.....................................................................................................

viii

KATA PENGANTAR..................................................................................

ix

DAFTAR ISI................................................................................................

xii

DAFTAR TABEL........................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR....................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................

1

B. Rumusan Masalah............................................................................

5

C. Tujuan Penelitian.............................................................................

5

D. Manfaat Penelitian...........................................................................

5

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

E. Definisi Operasional.......................................................................

6

BAB II LANDASAN TEORI
A. Kemandirian Belajar
1. Pengertian kemandirian belajar............................................

8

2. Karakteristik pembelajar mandiri……………….................

12

3. Karakteristik kemandirian belajar........................................

13

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar…..

14

5. Aspek-aspek kemandirian belajar.........................................

15

B. Masa Dewasa Dini
1. Pengertian masa dewasa dini…………………...................

19

2. Ciri-ciri masa dewasa dini…………....................................

20

3. Masa dewasa dini berhubungan dengan kemandirian
belajar……………………………………………………...

22

C. Bimbingan Klasikal
Pengertian Bimbingan Klasikal………………………………

22

D. Bimbingan yang Meningkatkan Kemandirian Belajar…………….

25

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...............................................................................

26

B. Subjek…………………….............................................................

26

C. Instrumen Penelitian………………………………………………

27

1. Kisi-kisi item…....................................................................

27

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Penentuan skor.....................................................................

29

D. Uji Coba alat
1. Validitas kuesioner...............................................................

29

2. Reliabilitas kuesioner..........................................................

33

E. Prosedur Pengumpulan Data
1. Persiapan dan pelaksanaan..................................................

36

2. Pengumpulan data...............................................................

37

F. Teknik Analisis Data.......................................................................

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi tingkat kemandirian belajar…………..................

44

2. Hasil skor tiap item tingkat kemandirian belajar..................

46

B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa………..

50

2. Item-item deskripsi tingkat kemandirian belajar
mahasiswa………………………………………………….
C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Belajar............................

53
59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................

62

B. Saran.................................................................................................

62

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

64

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1

Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba Deskripsi Tingkat Kemandirian

28

Belajar……………………………………………………………..
Tabel 2

Rincian Daftar Subyek Uji Coba Penelitian Mahasiswa

30

Pengunjung Perpustakaan…………………………………….........
Tabel 3

Rincian daftar Subyek Penelitian Mahasiswa Bimbingan dan

31

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta..........................
Tabel 4

Item-Item yang Valid dan Tidak Valid..........................................

32

Tabel 5

Kriteria Guilford..............................................................................

34

Tabel 6

Kuesioner Penelitian tentang Deskripsi Tingkat Kemandirian

35

Belajar…………...............................................................................
Tabel 7

Norma Kategorisasi Karakter Subyek Penelitian...........................

39

Tabel 8

Kategorisasi Tingkat Kemandirian Belajar…………......................

40

Tabel 9

Kategorisasi Skor Item Tingkat Kemandirian Belajar…………...... 41

Tabel 10 KategorisasiItem Tingkat Kemandirian Belajar..............................

43

Tabel 11 KategorisasiDeskripsi Tingkat Kemandirian Belajar…………......

44

Tabel 12 Kategorisasi Skor Item Tingkat Kemandirian Belajar...................... 46
Tabel 13 Item Sedang dan Rendah Deskripsi Tingkat Kemandirian Belajar..

49

Tabel 14 Usulan Topik-Topik Bimbingan belajar……...................................

59

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1

Histogram Tingkat Kemandirian Belajar...................................

Gambar 2

Histogram Skor Item Tingkat Kemandirian Belajar................... 47

xvi

45

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1

Surat Izin Permohonan Penelitian..........................................

65

Lampiran 2

Kuesioner Uji coba Tingkat Kemandirian Belajar…………. 66

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian Tingkat Kemandirian Belajar..............

72

Lampiran 4

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Kemandirian

77

Belajar....................................................................................
Lampiran 5

Tabulasi Data Uji Coba Tingkat Kemandirian Belajar…….

Lampiran 6

Tabulasi Data Penelitian Tingkat Kemandirian Belajar……. 87

xvii

83

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah,
dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Kemandirian mencakup seluruh aspek kehidupan, kemandirian
merupakan aspek yang perlu dikembangkan. Beberapa macam kemandirian
yaitu kemandirian dalam berperilaku, kemandirian dalam belajar, dan
kemandirian lain yang diperlukan oleh individu. Contoh kemandirian dalam
melaksanakan tugas adalah anak mampu mandi sendiri bila waktunya mandi
tanpa disuruh, anak mampu membersihkan kamar sendiri setelah bangun
tidur, dan contoh kemandirian dalam belajar anak mampu mengerjakan
tugasnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.
Penelitian ini hanya dibatasi pada kemandirian belajar mahasiswa.
Penelitian ini diberikan kepada mahasiswa semester II (dua) atau angkatan
2013 karena mahasiswa semester II adalah mahasiswa paling muda dalam
tahun akademik 2013/2014. Mahasiswa angkatan 2013 adalah mahasiswa
yang baru saja berpindah dari dunia sekolah ke dunia perkuliahan. Manusia
dapat belajar secara mandiri maupun bersama orang lain. Proses belajar pada
manusia terjadi seumur hidup. Sejak kecil orangtua sudah menuntun anak

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

untuk belajar. Pada usia 4 atau 5 tahun orangtua sudah mulai menitipkan
anak-anaknya di sekolah-sekolah yang di percayainya, untuk

mengikuti

proses belajar mengajar di sekolah bersama guru dan teman-teman mereka.
Pada jaman sekarang sering terlihat orangtua yang memaksakan anak-anaknya
untuk les supaya anak terus belajar bersama guru.
Pada waktu individu berada pada jenjang sekolah banyak orangtua
yang jarang memberi kesempatan untuk anak belajar sendiri, sehingga anak
yang sudah menginjak usia remaja sebaiknya mulai dibiarkan untuk belajar
secara mandiri. Mahasiswa harus mulai dapat mandiri dalam belajar karena
pada saat memasuki dunia perkuliahan seorang mahasiswa tidak selalu
didampingi pada saat menjalani kegiatan perkuliahan, tidak seperti pada saat
seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah.
Mahasiswa memiliki kewajiban untuk belajar baik belajar di saat jam
perkuliahan ataupun diluar jam perkuliahan, bersama dengan dosen ataupun
belajar dirumah secara mandiri. Di universitas, mahasiswa dapat belajar
didampingi oleh dosen, tetapi ada saatnya mahasiswa harus belajar secara
mandiri yang dapat dilakukan dirumah atau di asrama mahasiswa dituntut
untuk belajar sendiri, belajar secara mandiri karena dirumah atau di asrama
tidak ada dosen yang dapat membantu belajar seperti saat mahasiswa
melakukan kegiatan perkuliahan. Dalam kegiatan perkuliahan seorang
mahasiswa dituntut untuk menerapkan kemandirian belajar. Kemandirian
belajar perlu dilakukan oleh mahasiswa dikarenakan terkadang dosen hanya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

menjelaskan materi secara ringkas sehingga mahasiswa harus memiliki
strategi dalam setiap mengikuti kegiatan perkuliahan. Apabila mahasiswa
memiliki kemandirian belajar maka dapat mengikuti materi yang diberikan
oleh dosen dengan baik.
Nilai yang didapat dalam dunia perkuliahan dinamakan Indeks Prestasi
(IP), indeks prestasi atau IP adalah perolehan hasil akhir mahasiswa selama
menempuh pendidikan. Seorang agar mahasiswa mendapatkan indeks prestasi
yang memuaskan, harus tekun belajar. Proses belajar dapat dilakukan dengan
cara bersama saat di kelas dengan dosen maupun belajar dirumah atau di
asrama dengan jadwal yang telah mereka buat sendiri. Dengan ketekunan
mahasiswa dalam belajar maka akan diperoleh hasil yang memuaskan baik
pada saat mahasiswa mengerjakan tugas maupun mengerjakan tes-tes ujian
yang diberikan oleh dosen.
Kemandirian seharusnya dibina sejak kecil, karena jika kemandirian
baru dibiasakan sesudah anak besar maka kemandirian itu tidak utuh. Begitu
juga dengan kemandirian belajar, jika orangtua sudah membiasakan anak
untuk belajar mandiri sejak kecil maka anak akan terbiasa belajar mandiri
tanpa bergantung dengan orang lain, tetapi jika kemandirian belajar itu baru
diberikan oleh orangtua saat anak menginjak remaja maka kemandirian
belajar itu tidak akan utuh, tidak utuh disini dalam arti seseorang tidak
percaya diri jika belajar sendiri ataupun mengerjakan tugasnya sendiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Melihat kejadian-kejadian dalam perkuliahan, banyak di temukan
fenomena mahasiswa masih belum dapat belajar secara mandiri. Hal ini
dikarenakan terkadang mahasiswa hanya mengandalkan pengetahuan yang
mereka peroleh dari dosen saat kegiatan perkuliahan. Beberapa contoh
perilaku yang terlihat seperti mahasiswa yang belajar karena ada tugas atau
belajar karena akan ada ujian, dan ada juga mahasiswa terkadang masih
menggunakan “sistem kebut semalam” untuk belajar. Sistem kebut semalam
adalah di mana pada esok hari akan berlangsung ujian atau harus
mengumpulkan suatu tugas, maka mahasiswa tersebut sedang melakukan
belajar atau sedang mengerjakan tugas pada malam hari sebelum esok hari
dilaksanakan ujian atau mengumpulkan tugas.
Fenomena lain yaitu ketika mahasiswa terkadang terlihat mencontek
jawaban teman pada saat ujian dan mengerjakan tugas. Hal tersebut dapat
terjadi

karena

mahasiswa

tersebut

merasa

tidak

percaya

dengan

kemampuannya dan mahasiswa tersebut saat di rumah atau di asrama tidak
belajar lagi, mahasiswa hanya belajar saat kegiatan perkuliahan bersama
dengan dosen. Mahasiswa tidak percaya terhadap kemampuannya karena
mahasiswa tersebut kurang memiliki kemauan untuk belajar sendiri ataupun
mengulagi materi yang diberikan dosen di kelas untuk dipelajari kembali
dirumah atau asrama.
Berdasarkan fenomena yang digambarkan di atas menarik untuk
melakukan penelitian lebih mendalam tentang “Deskripsi tingkat kemandirian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan implikasinya terhadap topiktopik bimbingan klasikal”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah tingkat kemandirian belajar mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Angkatan 2013?
2. Topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai bagi mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Angkatan 2013?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan tingkat kemandirian belajar mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Angkatan 2013.
2. Merumuskan

topik-topik

bimbingan

klasikal

kemandirian

belajar

mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Angkatan 2013.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan kiranya bermanfaat untuk:
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
mahasiswa tentang seberapa tinggi tinggi tingkat kemandirian belajarnya,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

sehingga mahasiswa dapat lebih mengatur belajarnya, dan mahasiswa
dapat meningkatkan prestasinya.
2. Bagi Dosen dan Program Studi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dosen pembimbing
sebagai masukan dalam mendidik mahasiswa, agar mahasiswa dapat
menerapkan dan lebih memahami tentang kemandirian dalam belajar dan
dapat lebih menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Program Studi
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan

kemandirian

belajar

mahasiswa

dengan

dapat

dilakukannya atau diadakannya kegiatan yang dapat menarik mahasiswa
untuk mempertahankan dan meningkatkan kemandiriannya dalam belajar.
4. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti dalam bidang kemandirian belajar mahasiswa, dan
peneliti dapat melihat keadaan sebenarnya yang berhubungan dengan
kemandirian belajar.
E. Definisi Operasional
1.

Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang dalam mengatur
kegiatan belajarnya, bertanggung jawab terhadap proses maupun kegiatan
belajarnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.

7

Topik-topik bimbingan kemandirian belajar adalah topik-topik yang akan
menbantu meningkatkan dan mempertahankan kemandirian belajar
seorang mahasiswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang kemandirian belajar yang membahas tentang pengertian
kemandirian belajar; aspek-aspek kemandirian belajar; dan faktor-faktor kemandirian
belajar, masa dewasa dini yang membahas tentang pengertian masa dewasa dini; ciri
masa dewasa dini; dan masa dewasa dini yang berhubungan dengan kemandirian
belajar, bimbingan klasikal, dan bimbingan klasikal yang berpengaruh kepada
kemandirian belajar.
A. Kemandirian Belajar
1. Pengertian Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar seseorang akan semakin meningkat seiring
dengan pertambahan usianya. Pada saat seseorang masih duduk di bangku
TK, SD, SMP, dan SMA seseorang masih di dampingi dalam belajarnya,
siswa masih di dampingi oleh guru. Saat seseorang duduk di bangku TK
dan SD siswa masih selalu di dampingi oleh guru kelas, saat SMP dan
SMA siswa sudah tidak mulai lagi selalu didampingi oleh guru kelas,
tetapi mulai didampingi oleh guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran
tidak masuk ke kelas setiap hari, dari guru mata pelajaran siswa mulai
belajar mandiri karena sudah sering dilaksanakan kegiatan presentasi yang
siswa harus mencari bahan sendiri.

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Pada saat memasuki dunia perkuliahan seorang mahasiswa harus
mulai mandiri dalam belajar. Mereka mulai harus belajar mencari bahan
pelajaran sendiri, karena terkadang dosen hanya menjelaskan sepintas,
maka mahasiswa harus mencari tambahan bahan sendiri atau mempelajari
kembali jika dia belum memahami tentang apa yang di jelaskan oleh
dosen pada saat kegiatan perkuliahan.
Good (Slameto, 2002: 6) menyatakan bahwa “kemandirian belajar
dapat diartikan sebagai belajar yang dilakukan dengan sedikit atau tanpa
bantuan dari pihak luar sama sekali.
Kemandirian belajar tidak sama dengan otodidak. Kemandirian
belajar bukan berarti belajar seorang diri, tetapi belajar dengan inisiatif
sendiri, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain yang relevan untuk
membuat keputusan penting dalam menemukan kebutuhan belajarnya.
(Nurhayati 2011: 60)
Mujiman berpendapat tentang kemandirian belajar adalah:
Kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang
didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna
mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan atau
kompetensi yang dimiliki, baik dalam menetapkan waktu belajar,
tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar maupun
evaluasi belajar yang dilakukan oleh pembelajar sendiri”. Dalam
pengertian ini, kemandirian belajar sebagai usaha pembelajar untuk
melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niat untuk menguasai
suatu kompetensi tertentu. (dalam Nurhayati, 2011: 61)
Menurut Kozma, Belle dan William (dalam Nurhayati, 2011: 61),
“kemandirian belajar merupakan bentuk belajar yang memberikan
kesempatan kepada pembelajar untuk menentukan tujuan, sumber dan
kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan sendiri. Dalam proses belajar,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

pembelajar dapat berpartisipasi secara aktif menentukan apa yang akan
dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya”.
Miarso berpendapat bahwa:
Kemandirian belajar adalah pengaturan program belajar yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga setiap pembelajar dapat
memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajar sendiri.
Kemandirian belajar diartikan sebagai aktivitas yang berlangsung lebih
didorong oleh kemauan, pilihan, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajar. Konsep kemandirian belajar bertumpu pada prinsip bahwa
induvidu yang belajar akan sampai kepada perolehan hasil belajar.
(Nurhayati, 2011: 61)
Wedmeyer menjelaskan kemandirian belajar adalah:
Kemandirian belajar adalah cara belajar yang memberikan
kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar kepada
pembelajar dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan belajarnya. (dalam Nurhayati, 2011: 61)
Knowles (dalam Nurhayati, 2011: 57) berpendapat bahwa adapun
makna kemandirian belajar dapat mengacu kepada beberapa istilah, antara
lain: “independent learning, self directed learning, autonomus learning,
self instruction, self accsess, self study, self education, out-of-class
learning, self-planned learning”.
Beberapa pendapat yang populer menjelaskan bahwa kemandirian
belajar sebagai kemampuan diri mengambil tanggung jawab belajarnya.
Kemandirian belajar juga diartikan sebagai relasi psikologis pembelajaran
dengan proses dan materi pembelajaran. Kemandirian belajar juga
didefinisikan sebagai suatu situasi di mana pembelajar bertanggung jawab
penuh mengambil keputusan dan menerapkannya (Nurhayati, 2011: 58).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

Pengertian kemandirian belajar menurut Hoshi adalah:
“Dalam kemandirian belajar siswa bertanggung jawab atas
pembuatan keputusan yang berkaitan dengan proses belajarnya, dan
memiliki kemampuan untuk melaksanakan keputusan-keputusan
tersebut. Kemandirian memerlukan kemauan untuk bertindak secara
mandiri, tidak tergantung, digabung dengan kemampuan untuk
melaksanakan keputusan-keputusan sendiri.
Kemampuan ini
tergantung pada pengembangan berbagai strategi komunikasi, belajar,
kreativitas, kerja mandiri, penciptaan konteks belajar pribadi, dan
ekspresi berbagai makna pribadi”. (Slameto, 2002:7)
Dari berbagai pengertian kemandirian belajar diatas dapat disimpulkan
bahwa, kemandirian belajar adalah kemampuan mahasiswa dalam belajar
yang didasarkan pada rasa tanggung jawab, percaya diri, inisiatif, dan
motivasi sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain yang relevan untuk
menguasai

kompetensi

tertentu, baik

dalam

aspek pengetahuan,

keetrampilan, maupun sikap yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah belajar.
Dalam dunia perkuliahan terdapat istilah SKS, SKS adalah Sistem
Kredit Semester. Setiap 1 SKS mengandung: (1) 50 menit kegiatan
perkuliahan yaitu tatap muka antara dosen dan mahasiswa secara
terjadwal, (2) 60 kegiatan yang direncanakan oleh dosen tetapi tidak
terjadwal, seperti tugas kelompok dan tugas individu, (3) 60 tugas mandiri
yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sendiri. Dilihat dari SKS
tersebut maka mahasiswa seharusnya dapat mandiri dalam belajar karena
terdapat 60 menit tugas terstruktur dan 60 tugas mandiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

Dengan Sistem Kredit Semester (SKS) diharapkan mahasiswa telah
dapat mandiri dalam belajar karena proses belajar mahasiswa harus
dilaksanakan secara aktif, aktif dalam hal ini adalah mahasiswa tidak
hanya mengikuti kegiatan tatap muka dengan dosen pada saat perkuliahan
tetapi juga harus melaksanakan kegiatan tersruktur dan kegiatan mandiri
agar dapat menyelesaikan perkuliahan dengan hasil yang memuaskan.
2. Karakteristik Pembelajar Mandiri
Menurut Himestra (dalam Nurhayati, 2011: 70) karakteristik pembelajar
yang mandiri, yaitu:
a. Hubungan antara guru atau dosen dengan pembelajar tetap ada, bukan
hubungan ketergantungan,
b. Mengetahui kapan harus minta tolong dan membutuhkan hantuan,
c. Mengetahui kepada siapa dan dari mana memperoleh bantuan,
d. Mengetahui kapan perlu mempergunakan media belajar,
e. Mengetahui cara menggunakan media,
f. Mengetahui berbagai strategi belajar yang efektif.
Karakteristik pembelajar madiri, pembelajar mandiri adalah individu
yang memiliki kemandirian dalam belajar. Dari karakteristik pembelajar
mandiri dapat disimpulkan individu yang mandiri dalam belajar adalah
individu yang mengetahui tentang berbagai strategi belajar dan dapat
memilih stategi belajar yang tepat untuk individu tersebut. Individu yang
mandiri dalam belajar tidak semata-mata belajar sendiri tanpa meminta

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

bantuan kepada orang lain, tetapi ada waktunya individu bertanya kepada
orang lain jika tidak mengerti tentang suatu hal dan invividu tersebut
mengetahui ia harus bertanya kepada siapa pada saat ia tidak mengerti
suatu hal. Individu yang mandiri dalam belajar dapat mencari informasi
ataupun tanbahan informasi sendiri tentang suatu materi yang belum dia
pahami, dan dapat menggunakan media belajar dengan efisien.
3. Karakteristik Kemandirian Belajar
Menurut Hiemstra (dalam Nurhayati, 2011:

69), ada beberapa

karakteristik kemandirian belajar, yaitu:
a. Setiap pembelajar berusaha meningkatkan tanggung jawab untuk
mengambil berbagai keputusan dalam usaha belajarnya,
b. Kemandirian belajar dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada
pada setiap orang dan situasi pembelajaran,
c. Kemandirian belajar bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain
dalam pembelajaran,
d. Dengan kemandirian belajar, pembelajar dapat dapat mentransfer hasil
belajarnya yang berupa pengetahuan dan ketrampilan ke dalam situasi
yang lain,
e. Pembelajar dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas,
seperti: membaca sendiri, belajar kelompok, latihan-latihan, dialog
elektronik, dan kegiatan korespondensi,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

f. Peran aktif guru/dosen masih dimungkinkan, seperti dialog dengan
pembelajar, pencarian sumber, pengevaluasi hasil, dan memberi
gagasan-gagasan kreatif.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Menurut Hasan Basri (1994: 54) “kemandirian belajar siswa dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat didalam dirinya sendiri
(faktor endogen) dan faktor-faktor yang terdapat diluar dirinya (faktor
eksogen)”.
a.

Faktor endogen (internal)
Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari
dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi
tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat
padanya. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan
bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya.
Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan
didapatkan di dalam diri seseorang, seperti bakat, dan potensi
intelektual yang akan berpengaruh pada kemandirian belajarnya..

b.

Faktor eksogen (eksternal)
Faktor eksogen atau eksternal adalah semua keadaan atau pengaruh
yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor
lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang
baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan
membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandirian
belajarnya.
Dari kedua faktor yang mempengaruhi kemandiran belajar dapat
disimpulkan bahwa individu yang memiliki kemandirian dalam belajar
memiliki dorongan dan semangat yang berasal dari dirinya sendiri untuk
mandiri dalam belajar dan keluarga maupun lingkungan disekitar
mendukung induvidu untuk mandiri dalam belajar.
Individu yang memiliki kemandirian belajar yang berasal dari dalam
dirinya adalah individu yang memiliki hasrat untuk bersaing yang timbul
dari dalam dirinya, memiliki sikap yang bertanggung jawab dengan
kegiatan belajarnya, memiliki kepercayaan diri akan belajarnya baik
dalam kepercayaan diri saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh
dosen, dan mampu mengambil keputusan dalam belajarnya.
Individu yang memiliki kemandirian belajar yang berasal dari luar dirinya
adalah individu yang mendapatkan dukungan dari orang-orang yang
berada di sekitar mereka seperti: orangtua, sodara, tema-temannya,
ataupun orang-orang yang berada di sekitarnya.
5. Aspek-Aspek Kemandirian Belajar
Menurut Davis (dalam Nurhayati, 2011, hal 74), kemandirian belajar
mencakup tiga aspek yaitu : kemandirian belajar dalam aspek

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

pengetahuan, kemandirian dalam aspek sikap, kemandirian dalam aspek
ketrampilan.
a. Indikator mahasiswa yang memiliki kemandirian dalam aspek
pengetahuan antara lain bila mereka mengetahui dan memahami
disiplin akademik, termasuk sanksinya, baik sanksi administratif dan
sanksi moral yang dipahami dapat merugikan dirinya. Mahasiswa
yang kurang cerdas kognisinya, cenderung kurang mengindahkan
kedisiplinanya.

Mahasiswa

pengetahuan

akan

ketrampilan

tertentu

dengan

mengetahui
yang

kemandirian

dan

penting

memahami
bagi

dalam

aspek

dasar-dasar

kehidupan

dan

pembelajarannya, misalnya mereka tahu dan paham strategi mengikuti
pelajaran kelas secara efektif, teknik membaca, atau presentasi.
Disamping itu mahasiswa dengan kemandirian dalam pengetahuan
akan tahu dan paham pentingnya menjalin hubungan antar sesama
yang berguna untuk mengembangkan kemampuannya, mereka juga
tahu dan paham hubungan seperti apa yang perlu dijalin sesama atau
dengan orang lain yang relevan.
Dengan demikian, mahasiswa yang mandiri tidak berarti mereka
mengisolisir diri dari pergaulan sosial, tetapi mereka dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, dapat bersosial, dan
dapat memetik manfaat dari hubungan sosial untuk pengembangan
dirinya, dan yang tidak kalah pentingnya bahwa mahasiswa dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

kemandirian yang memadai tahu nilai kemandirian, seperti prinsipprinsipnya, urgensinya, dan implikasi dari kemandirian terhadap
kemajuan belajarnya atau kehidupannya secara luas.
b. Kemandirian mahasiswa juga dapat dilihat dari aspek sikap, untuk
mengembangkan kemandirian dalam sikap, mahasiswa dapat dilatih
oleh dosen atau pembimbing dengan latihan motivasi dan latihan
meluaskan kemampuan mereka dalam mencapai suatu tujuan yang
diharapkan. Kemandirian mahasiswa juga dapat terlihat dalam aspek
sikap dengan indikator seperti ini: mereka mampu bersikap mandiri
dan profesional dalam memahami sifat kemandirian, mereka juga
bersikap mandiri dan profesional dalam berkomitmen terhadap
kemandirian yang ditunjukan dengan motivasi yang tinggi untuk
mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain, pantang menyerah
sebelum berusaha, percaya diri terhadap kemampuan sendiri, dan
memiliki keyakinan bahwa usahanya yang maksimal akan dapat
mencapai tujuan dan cita-citanya.
Indikator lainnya adalah mereka juga mampu bersikap mandiri dan
profesional dalam melakukan sesuatu secara mandiri di mana pun dan
kapan pun, termasuk mereka tahu kapan saatnya memerlukan bantuan
orang lain, dan kapan saatnya dapat membantu orang lain.
c. Kemandirian mahasiswa juga dapat dilihat dari aspek ketrampilan,
mahasiswa dapat dilatih oleh dosen atau pembimbing dengan latihan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

menyelesaikan suatu tugas dalam waktu yang telah ditentukan,
kemudian dilihat bagaimana mereka melakukan prosedurnya, dan
bagaimana

hasilnya.

Mahasiswa

yang mandiri

dapat

dilihat

indikatornya dalam aspek ketrampilan seperti: mereka terampil
melakukan prosedur-prosedur akademik yang harus dilalui untuk
menyelesaikan suatu tugas belajar, dan mereka juga dapat mengikuti
prosedur-prosedur itu tanpa hambatan berarti. Indikator lainnya yang
dapat terlihat adalah mereka terampil bergaul dengan orang lain
secara sukses, dapat diterima oleh orang lain, tidak merugikan orang
lain dan dapat memetik manfaat dari pergaulan tersebut.
Tiga aspek dalam kemandirian belajar memiliki batasan masingmasing pada setiap aspek. Aspek kemandirian belajar dalam aspek
pengetahuan memiliki batasan pada kemandirian yang berasal dari
pikirannya, dalam aspek pengetahuan merupakan kemandirian yang
berkaitan dengan pengelolaan dan pemahaman diri., dan aspek
kemandirian dalam aspek sikap memiliki batasan pada kemandirian
dalam aspek keterampilan pelaksanaannya kemandirian belajarnya.
Contohnya, waktu belajar, tempat belajar, sumber belajar. Aspek
kemandirian

dalam

aspek

ketrampilan

memiliki

batasan

pada

kemandirian dalam aspek sikap merupakan kemandirian yang menuntut
siswa untuk mempunyai sikap-sikap yang mendukung sebagai siswa yang
mandiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

Aspek-aspek kemandirian belajar tersebut yang akan digunakan
sebagai aspek dalam pembuatan indicator dan pembuatan kuesioner
tentang tingkat kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2013.
Setiap aspek akan dijabarkan dalam indikator dan item-item berupa
pernyataan.
B. Tahap Masa Dewasa Dini
1.

Pengertian Tahap Masa Dewasa Dini
Karena subyek penelitian adalah mahasiswa, mahasiswa masih tergolong

dalam masa dewasa dini. Masa dewasa, yaitu periode yang paling panjang
dalam kehidupan, umumnya dibagi atas tiga periode taitu:
a. Masa dewasa dini, dari umur 18 tahun hingga kurang lebih 40 tahun,
saat peruban-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan produktif.
b. Masa dewasa pertengahan atau “setengah umur”, dari kira-kira usia
40 tahun hingga kurang lebih usia 60 tahun.
c. Masa dewasa akhir atau “usia lanjut”, dari usia 60 tahun hingga
meninggal dunia. (Hurlock, 1991: 246)
Menurut Hurlock (1991: 272) “masa dewasa dini adalah masa
pencarian kemantapan dan masa produktif yaitu suatu masa yang penuh
dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan
penyesuaian diri diri pada pola hidup yang baru”.
Masa dewasa dini adalah masa perubahan dari remaja ke dewasa,
masa dewasa dini adalah masa dimana individu harus banyak merubah
sikap-sikapnya pada masa remaja yang tidak sesuai lagi jika dibawa ke
masa dewasa dini.
2. Ciri-Ciri Masa Dewasa Dini
Menurut Hurlock (Jahja, 2011: 246) masa dewasa awal atau masa
dewasa dini adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif
yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketergantungan
emosional,

periode isolasi

sosial, periode komitmen

dan masa

ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri
pada pola hidup yang baru. Kisaran usia antara 21 sampai 40 tahun.
Hurlock (1991 : 246) juga menjelaskan masa dewasa dini merupakan
periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapanharapan sosial baru. Periode ini sangat sulit sebab sejauh ini sebagian
besar anak mempunyai orangtua, guru, teman atau orang-orang lain yang
bersedia menolong mereka mengadakan penyesuaian diri. Sekarang,
sebagai orang dewasa, mereka diharapkan mengadakan penyesuaian diri
secara mandiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

a. Masa dewasa dini sebagai masa perubahan nilai
Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena
pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-orang
yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata
orang dewasa. Orang dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu
suatu kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan
sebagai batu loncatan untuk meraih keberhasilan sosial, karier dan
kepuasan pribadi.
Akibat dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang
dewasa yang semula putus sekolah atau Universitas memutuskan
untuk belajar kembali menyelesaikan pendidikan mereka. Banyak
yang merasakan kegiatan belajar sebagai perangsang semangat
mereka, sehingga mereka terus mengikuti berbagai kursus setelah
mereka tamat sekolah lanjutan atas maupun perguruan tinggi.
b. Masa dewasa dini sebagai masa kreatif
Orang muda banyak yang bangga karena lain dari yang umum
dan tidak menganggap hal ini sebagai suatu tanda kekurangan, tidak
seperti anak atau remaja yang selalu ingin sama dengan teman
sebayanya baik dalam berpakaian, gaya bahasa dan tingkah laku
karena mereka takut dianggap inferior. Hal ini disebabkan karena
sebagai orang yang telah dewasa ia tidak terikat lagi oleh ketentuan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

dan aturan orangtua maupun guru-gurunya. Lepas dari belenggu ikatan
ini mereka bebas untuk berbuat apa yang mereka inginkan.
Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan
tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk
mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan
kepuasan sebesar-sebesarnya. Ada yang menyalurkan kreatifitasnya ini
melalui hobi, ada yang menyalurkan melalui pekerjaan yang
memungkinkan ekspresi kreativitas.
3. Masa Dewasa Dini Berhubungan Dengan Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar, dalam proses belajar individu terkadang harus
dituntut untuk belajar secara mandiri, mengulangi apa yang telah diajarkan
pada saat kegiatan perkuliahan agar apa yang telah diajarkan oleh dosen
yang di jelaskan secara cepat karena keterbatasan waktu untuk bertatap
muka dengan dosen tidak dilupakan oleh individu. Mahasiswa dikatakan
telah mampu mandiri dalam belajar apabila mahasiswa telah melakukan
tugas belajarnya tanpa bergantung dengan orang lain, dapat mengatur
waktu belajarnya sendiri, serta mahasiswa dapat menggunakan atau
memilih stategi belajar apa yang cocok untuk mereka gunakan karena
setiap individu memiliki cara belajarnya masing-masing.
C. Bimbingan Klasikal
Menurut (Winkel, 1997: 519) “bimbingan klasikal merupakan sarana
untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi
dirinya sendiri. Pelayanan bimbingan klasikal diaksanakan dengan
mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan dilaksanakan
sejalan dengan program yang telah direncankan dan disepakati bersama oleh
pihak-pihak terkait”.
Winkel dan Hastuti (2004: 565-566) mengatakan bahwa bimbingan
klasikal bermanfaat bagi tenaga bimbingan dan juga bagi individu. Manfaat
bimbingan klasikal bagi tenaga bimbingan adalah:
1.

Mendapat kesempatan dapat berkontak langsung dengan para individu
sekaligus mengenal banyak siswa.

2.

Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok sangat menghemat waktu dan
tenaga dalam meberikan informasi yang diperlukan.

3.

Memperluas ruang geraknya, lebih-lebih jika tenaga pembimbingnya
hanya satu atau dua orang.

Sedangkan manfaat bimbingan klasikal bagi individu antara lain:
a. Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi sehingga mereka
memutuskan untuk berwawancara dengan konselor. Dalam hal ini
individu berani diajak untuk tebuka kepada konselor, karena ia sadar ia
membutuhkan informasi lebih lanjut dalam upaya agar dirinya mampu
menghadapi masalah yang sedang ia hadapi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

b. Mampu menerima diri sendiri. Dari kegiatan klasikal ini individu
menyadari bahwa dia bangga memiliki dirinya karena ketika dia
memandang teman-teman yang ada di kelas semua berbeda mulai dari
bentuk tubuh, rambut, warna kulit, sifat semuanya berbeda sehingga ia
sadar bahwa dirinya memiliki keunikan dan kelebihan sendiri yang tidak
dimiliki oleh teman-temannya.
c. individu mendapat kesempatan belajar untuk menerima dan mengkritik
orang lain, serta menghargai pendapat dan saran dari pihak lain dengan
rendah hati.
d.

individu menjadi lebih menerima jika temannya yang memberi
pandangan atau pendapat dari pada jika pandangan hanya diberikan oleh
seorang konselor. Dalam kegiatan ini individu diberi kesempatan untuk
memberi nasehat kepada temannya, karena terkadang individu lebih
nyaman berbicara dengan teman seusianya dibandingkan dengan konselor
yang usianya jauh lebih dewasa

Dokumen yang terkait

Tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya terhadap usulan topik-topik kegiatan pengembangan diri.

0 0 92

Persefsi mahasiswa terhadap perilaku asertifnya : studi deskriftif pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial.

0 2 99

Konsep diri mahasiswa : studi deskriptif pada mahasiawa angkatan 2015/2016 program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

0 3 120

Motivasi belajar pada mahasiswa : studi deskriptif tingkat motivasi belajar pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan akademik.

0 1 79

Deskripsi tingkat kesiapan mahasiswa menghadapi pernikahan (studi deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga).

0 0 84

Gaya belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/2014 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan belajar.

0 2 87

Tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya terhadap usulan topik topik kegiatan pengembangan diri

0 0 90

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4 18 97

Deskripsi tingkat prokrastinasi akademik dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar : studi deskriptif pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2013, semester 2 - USD Reposito

0 0 109

Deskripsi tingkat resiliensi terhadap stres dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan kelompok : studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013, semester 2 kelas A program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahu

0 0 150